1
Pengaruh Zinc Oksida sebagai Fotokatalisator Terhadap Penurunan Nilai Natural Organic Matter (NOM) Pada Air Gambut Palembang David Immanuel Siahaan1*, Firdaus Ali2 1. 2.
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia *E-mail:
[email protected]
Abstrak Natural organic matter (NOM) merupakan penyebab terbentuknya disinfection by products (DBPs) pada sistem pengolahan air besih, terutama penggunaan chlorine. NOM diukur dengan parameter Total Organic Carbon (TOC), yaitu jumlah total karbon organik yang terdapat pada air tersebut. Jumlah TOC ini dapat mempresentasikan kandungan NOM yang ada. Sampel air yang diuji merupakan air gambut yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Air gambut dijadikan sampel dikarenakan kandungan NOM yang tinggi akibat dari banyaknya aktivitas biologis yang terjadi pada lahan gambut. Proses fotokatalis dijadikan sebagai metode penurunan TOC dengan menggunakan katalis Zink Oksida (ZnO). Dengan dosis penambahan ZnO pada waktu kontak jam ke-5, dosis 0,25 g/L mengalami removal 13,4 % dan pada dosis 0,5 g/L mengalami removal 36,45%. Dari dosis 0,25 g/L didapatkan persamaan yaitu y = -0,0007 x, dimana y adalah lnC/Co dan x adalah waktu kontak. Sedangkan pada dosis 0,5 g/L didapatkan persamaan y = -0,0018 x.
Effect of Zinc Oxide as Photocatalyst to Degradation of Natural Organic Matter (NOM) at Wetland Water, Palembang Abstract Natural organic matter (NOM) is the cause of the formation of disinfection by products (DBPs) in clean water treatment systems, especially the use of chlorine. NOM is measured by the Total Organic Carbon parameters (TOC), the total amount of organic carbon contained in the water. This amount can be present TOC content of the existing NOM. Water samples tested were peat water from Palembang, South Sumatra. Peat water sampled due to the high content of NOM as a result of a number of biological activities that occur on peatlands. Used as a photocatalyst process TOC reduction method using a catalyst Zinc Oxide (ZnO). With the addition of ZnO dose at the time of contact hours to-5, 0.25 g/L experienced a 13.4% removal and at a dose of 0.5 g/L experienced a 36.45% removal. At a dose of 0.25 g/L, equation is y = -0.0007 x, where y is the LnC/Co and x is the time of contact. While at a dose of 0.5 g/L, equation y = -0.0018 x. Keywords: TOC, Photolytic, Photocatalyst, ZnO
Pendahuluan Sekarang ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus. Kurang tersedianya sumber air yang bersih, menjadi salah satu masalah pokok yang dihadapi. Seperti belum meratanya pelayanan penyediaan air bersih, sumber air bersih yang belum maksimal, hingga sumber air bersih yang telah dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari oleh limbah industri dan limbah domestik yang mengakibatkan beban dalam unit pengelolaan air bersih semakin meningkat.
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
2
Pengolahan air bersih adalah proses menghasilkan air bersih yang berasal dari sumber air (badan air) di mana air yang dihasilkan tersebut mempunyai batas kualitas sehingga aman di pergunakan oleh masyarakat. Secara umum, proses pengolahan air bersih terdiri dari aerasi, prasedimentasi, koagulasi – flokulasi, sedimentasi, desinfeksi, dan reservoir. Kualitas air minum yang dihasilkan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 tahun 2010, yang di dalamnya terdapat syarat – syarat air layak konsumsi. NOM mempunyai beberapa pengaruh dalam pengolahan air, seperti kemampuan unit pengolahan, kebutuhan dan penggunaan bahan kimia dalam pengolahan air, dan kesetimbangan biologi dalam air. Akibatnya, NOM mempengaruhi kualitas air minum sebagai pengangkut material logam dan bahan kimia organik hidrofobik dan memberikan pengaruh terhadap warna yang tidak diinginkan, rasa, dan bau tidak sedap. Selain itu, NOM membuat kebutuhan koagulan dan desinfektan lebih banyak digunakan dalam unit pengolahan air. Hal ini mempengaruhi kinerja unit pengolahan, seperti terjadi pertumbuhan biofilm pada media, sehingga penyumbatan filter cepat terjadi dan kejenuhan lapisan karbon aktif. NOM merupakan salah satu penyebab terhadap penyumbatan pada membran. NOM berkontribusi terhadap korosi, yang merupakan nutrisi bagi bakteri heterotrofik, dan berfungsi sebagai substrat atau media untuk pertumbuhan bakteri dalam sistem distribusi. (Jacangelo dkk., 1995). Selai itu, NOM ditemukan menjadi penyebab utama dalam pembentukkan disinfection by-product (DBP) (Trang dkk., 2012). NOM juga membentuk ikatan yang stabil dengan ion metal. Tinjauan Teoritis Natural organic matter (NOM) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan ikatan kimia organik yang berasal dari berbagai bahan atau sumber alami yang ditemukan pada badan air. NOM yang berada pada badan air bersumber dari aktivitas biologi, seperti cairan dari aktifitas metabolisme alga, protozoa, mikroorganisme, dan makhluk hidup lainnya. NOM juga bersumber pada pembusukkan material organik oleh bakteri dan ekskresi dari ikan atau makhluk air lainnya. Sisa tubuh dan sel dari tumbuhan air dan hewan yang telah mati, juga memberikan pengaruh terhadap NOM. NOM atau kandungan organik alami dapat dihilangkan dengan melalui sungai, yang mempunyai kegiatan biologis yang sama akan tetapi mempunyai sifat reaksi yang berbeda dikarenakan oleh kandungan tanah dan organisme yang berbeda. NOM merupakan campuran yang komples dari kandungan alami. Penyusun utama dari NOM adalah degradasi tanaman yang berada pada daerah aliran sungai dan tingkat
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
3
pertumbuhan dan dekomposisi organisme air, seperti alga dan gulma yang terdapat pada badan air. NOM pada umumnya dikelompokkan menjadi dua komponen, yaitu humic substances (HSs) dan nonhumic substances (nHSs). HSs atau zat humus merupakan komponen utama dari pembentukkan NOM dalam air dengan asam humus (HAs) dan asam fulvat (FAs). Penyusun utama dari zat nonhumus (nHSs) adalah protein, polisakarida, dan asam karboksilat. Dalam suplai air minum, NOM diukur dengan menggunakan total organic carbon (TOC) sebagai ukuran pengganti. Konsentrasi TOC dari air tanah berada pada rentang nilai 0.1 hingga 2 mg/L dan air permukaan berada pada rentang nilai 1 hingga 20 mg/L. Sebaliknya, konsentrasi TOC dengan air yang sangat berwarna dapat ditemukan pada air rawa, dengan rentang nilai 100 hingga 200 mg/L. Total Organic Carbon (TOC) merupakan jumlah ikatan karbon dalam suatu senyawaan organik dan seringkali digunakan sebagai indikator non-spesifik dari kualitas air atau kebersihan peralatan industri farmasi. Jumlah karbon organik merupakan parameter yang paling relevan untuk menentukan penetapan umum polusi organik dari air dan air limbah. Karbon organik digunakan untuk tujuan atau untuk penyelesaian pengetahuan pencemaran organik, sebagai parameter lama yang mengkuantifikasi efek utamanya, yaitu konsumsi oksigen (Thomas,O dkk., 1999). Analisis TOC digunakan untuk menghitung jumlah total karbon organik yang terkandung dalam sampel dengan mengubah senyawa organik terlarut ke dalam bentuk kimia tunggal, sementara itu tidak termasuk senyawa karbon anorganik dari analisis (Gambar 2.4). Total Organik karbon merupakan teknik pengukuran yang sangat berguna karena memberikan sebuah penilaian dari kontaminasi organik dan dapat dihubungkan dengan jumlah disinfection by-products (DBPs) yang dihasilkan selama proses klorinasi. Dissolved organic carbon atau karbon organik terlarut merupakan sebagian dari TOC yang dapat melewati saringan filter 0.45-µm, dan material TOC yang tertahan difilter didefinisikan sebagai partikulat TOC. Seperti disebutkan sebelumnya, definisi DOC merupakan sejumlah besar bahan non terlarut koloid dapat melewati filter 0,45-mm. Metode Penelitian Sampel air gambut ini diambil dari lahan gambut yang berada di Palembang, Sumatera Selatan. Terdapat beberapa lokasi yang dapat dijadikan pengambilan sampel, akan tetapi peneliti meninjau kondisi lingkungan sekitar sampel. Peneliti mengambil sampel air yang terletak ditengah – tengah lahan gambut. Air sampel akan dibawa menggunakan jerigen yang
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
4
sudah dibersihkan terlebih dahulu agar tidak ada pencemar lain yang mengganggu karakteristik sampel. Kemudian akan langsung dilakukan percobaan sehingga faktor lingkungan dalam perjalanan tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap karakteristik sampel. Persentase penyisihan TOC dinyatakan dalam persamaan berikut: % Penyisihan !"# =
!! − !! ×100% !!
C0 = pada waktu 0 menit Ct = pada waktu tertentu Berikut tahapan penelitian
Persiapan Alat Penelitian (Reaktor Photocatalytic) Persiapan Alat Penelitian (Reaktor Photocatalytic) Pengambilan Sampel (Air Gambut) di Palembang
Percobaan Penelitian
Berdasarkan Jurnal
Penetapan Dosis Katalis
Variasi Waktu
45 Menit
90 Menit
135 Menit
180 Menit
225 Menit
Variasi Waktu
Variasi Waktu
Variasi Waktu
Variasi Waktu
Variasi Waktu
Analisa Data
Grafik Hubungan Waktu terhadap % removal TOC
Kesimpulan
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
5
Hasil Penelitian Hasil pengujian TOC menggunakan dua metode, metode pertama didapat dari nilai Total Carbon (TC) – Inorganic Carbon (IC), dan metode kedua didapat dengan metode Certified Reference Materials (CRM) Tabel 1 Hasil Pengujian Laboratorium Berdasarkan Metode TC – IC Nilai TOC Waktu Kontak
0,25 g/L TC
IC
TOC (TC – IC)
0 menit
17,78
2,282
15,498
45 menit
19,33
3,859
15,471
90 menit
17,49
3,08
14,41
135 menit
19,55
5,418
14,132
180 menit
19,84
6,364
13,476
225 menit
20,09
6,668
13,422
Nilai TOC Waktu Kontak
0,5 g/L TC
IC
TOC (TC – IC)
0 menit
36,78
3,439
33,341
45 menit
37,53
8,02
29,51
90 menit
35,3
6,061
29,239
135 menit
35,55
8,008
27,542
180 menit
33,44
8,8
24,64
225 menit
31,77
10,58
21,19
Persentase penyisihan TOC dinyatakan dalam persamaan berikut: % Penyisihan !"# =
!! − !! ×100% !!
C0 = pada waktu 0 menit Ct = pada waktu tertentu
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
6
Tabel 2 Data Pengamatan dengan Metode TC – IC Waktu Kontak
D = 0,25 g/L TOC0
TOC’
Δ
% Rem
0
15,498
15,498
0
0
45
15,498
15,471
0,027
0,17
90
15,498
14,41
1,088
7
135
15,498
14,132
1,366
8,8
180
15,498
13,5
1,998
12,89
225
15,498
13,422
2,076
13,4
(menit)
Waktu Kontak
D = 0,5 g/L TOC0
TOC’
Δ
% Rem
0
33,341
33,341
0
0
45
33,341
29,51
3,831
11,5
90
33,341
29,239
4,102
12,3
135
33,341
27,542
5,8
17,4
180
33,341
24,64
8,7
26
225
33,341
21,19
12,15
36,45
(menit)
Untuk mengetahui bahwa kondisi sampel baik dimana tidak terdapat zat atau kontaminan yang mampu mempengaruhi hasil, peneliti melakukan quality control sampel dengan metode spike matriks yang dibantu oleh laboran KLH. Metode ini mempunyai mempunyai tujuan untuk melihat apakah hasil pengujian sampel yang dicampur dengan larutan standar, sama nilainya dengan nilai yang didapat dari perhitungan analisis. Perhitungan analisis dapat dilihat sebagai berikut: 49 Larutan!"#$%& + Larutan!"#$%#& − (50 × Larutan!"#$%#& ) %!"# = ×100% Konsentrasi Analisis Besar persen recovery mempunyai batas yaitu ± 10%, jadi nilai harus berada pada rentang 90% hingga 110%. Jika nilai berada diluar rentang tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa air sampel terkontaminasi oleh zat atau senyawa yang mempengaruhi hasil uji TOC.
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
7
Melakukan quality control pada setiap konsentrasi dengan mengambil sampel untuk pengujian secara bebas atau random. Pada konsentrasi 0,25 g/L, mengambil sampel E (180 menit), perhitungan dapat dilihat sebagai berikut: 49 34,00 − (50 × 13,5) %!"# = ×100% 20 ppm %Rec = 104% Sedangkan untuk konsentrasi 0,5 g/L, peneliti mengambil sampel E (waktu 180 menit), perhitungan dapat dilihat sebagai berikut: 49 45,81 − (50 × 24,63) %!"# = ×100% 20 ppm %Rec = 108,4% Nilai dari kedua konsentrasi secara berturut 0.25 g/l dan 0.5 g/L yaitu 104% dan 108.4%, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kontaminan atau zat pengganggu dalam sampel yang mana mempengaruhi hasil uji. Pembahasan
Nilai TOC (ppm)
Penurunan Nilai TOC 40.00 37.50 35.00 32.50 30.00 27.50 25.00 22.50 20.00 17.50 15.00 12.50 10.00 7.50 5.00 2.50 0.00
D = 0,25 g /L D = 0,5 g /L
0
45
90
135
180
225
Waktu Kontak
Dari gambar grafik penurunan TOC, sampel untuk dosis 0,25 g/L memiliki nilai TOC awal sebesar 15,498 ppm, namun setelah dilakukan pengolahan, nilai TOC akhir yang dapat adalah nilai paling rendah yaitu 13,422 ppm. Dari gambar grafik 4.3 juga didapatkan data bahwa sampel untuk dosis 0,5 g/L memiliki nilai TOC awal sebesar 33,341 ppm, namun setelah dilakukan pengolahan, nilai TOC akhir yang dapat adalah nilai paling rendah yaitu 21,19
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
8
ppm. Sehingga removal TOC dan persen removal TOC dengan dosis 0,5 g/L memiliki nilai paling tinggi. Grafik diatas terlihat bahwa pada waktu kontak kelima, dengan dosis 0,25 g/L dapat menurunkan TOC sebesar 2 mg/L atau sebesar 13.4 %, sedangkan dosis 0,5 g/L dapat menurunkan TOC sebesar 12.15 mg/L atau persen penurunan sebesar 36,45%. Dari percobaan tersebut bahwa pada konsentrasi 0,5 g/L mengalami penurunan TOC tersebar dengan persen removal terbesar. Penggunaan proses fotokatalis pada penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mana mempengaruhi hasil. Faktor – faktor tersebut adalah konsentrasi katalis yang bukan merupakan titik optimum dan konsentrasi awal substrat yang ada dalam
% Removal
% Removal TOC 40.00 37.50 35.00 32.50 30.00 27.50 25.00 22.50 20.00 17.50 15.00 12.50 10.00 7.50 5.00 2.50 0.00
D = 0,25 g /L D = 0,5 g /L
0
45
90
135
180
225
Waktu Kontak
sampel.
Kesimpulan Dari hasil penelitian dengan judul “Pengaruh Zinc Oksida sebagai Fotokatalisator Terhadap Penurunan Nilai Natural Organic Matter (NOM) Pada Air Gambut Palembang”, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, besarnya persentase pengurangan nilai TOC adalah sebagai berikut: Tabel 3 Ringkasan Persen Degradasi Dari Kedua Metode 0,25 g/L TC – IC
% Rem
0,5 g/L TC – IC
% Rem
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
9
2.
0
0
0
0
0,17
0,17
11,5
11,5
7
7
12,3
12,3
8,8
8,8
17,4
17,4
12,89
12,89
26
26
13,4
13,4
36,45
36,45
Nilai konsentrasi yang berbeda menunjukkan bahwa dengan konsentrasi sebesar 0,5g/L mempunyai presentase pengurangan nilai TOC lebih besar ketimbang konsentrasi 0,25g/L. Dari kedua hasil penelitian, ini menunjukkan bahwa katalis dengan jumlah yang lebih banyak dapat mengoksidasi senyawa organik. Akan tetapi, masih diperlukan penelitian dengan variabel dosis yang lebih banyak untuk menentukan titik optimum degradasi senyawa.
3.
Berdasarkan hasil dari FT-IR, ditemukan beberapa senyawa yang terjadi dalam proses seperti C-O, C-N, C-C, C=O, C=C, C=N, dan C-H.
Saran 1.
Pengukuran TOC dengan cepat perlu dilakukan mengingat nilai TOC dapat berubah dikarenakan hasil dapat dipengaruhi oleh kandungan mikroorganisme didalam sampel
2.
Perlu mengetahui kondisi air sampel yang akan diuji, seperti pH, kekeruhan, suhu, dan jenis dari polutan. Faktor ini mempengaruhi kemampuan proses photocatalytic dalam mendegradasi NOM.
3.
Perlunya dilakukan penelitian dengan penambahan variabel bebas, seperti pengaruh perbedaan pH, temperatur sampel, kekeruhan, intensitas cahaya UV, besar nilai stirrer yang digunakan, dan luas permukaan penyerapan cahaya.
4.
Dalam pengujian atau aplikasi, diperlukan filter yang berfungsi untuk menyaring bubuk katalis, karena bubuk katalis yang digunakan dapat bersifat toksik terhadap lingkungan bahkan hasil akhir dari proses. Selain menggunakan filter dapat juga menggunakan proses pengendapan, akan tetapi diperlukan waktu untuk proses pengendapan.
Daftar Referensi Agus, F. dan I.G. M. Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia.
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
10 American Water Works Association, Water Quality & Treatment, Sixth Edition, Mc. Graw Hill, Denver, Colorado, 2011. Berwick, L., Greenwood, P., Smernik, R., 2010. The use of MSSV pyrolysis to assist the molecular characterization of aquatic natural organic matter. Water Res. 44, 3039–3054. Bond, T., Goslan, E.H., Parsons, S.A., Jefferson, B., 2011. Treatment of disinfection by-product precursors. Environ. Technol. 32, 1–21. Carina Chun Pei, Wallace Woon-Fong Leung. 2013. Photocatalytic degradation of Rhodamine B by TiO2/ ZnO nanofibers under visible-light irradiation Separation and Purification Technology 114: 108–116 Chamoli, U., 2013. Disinfection and Self-sensitized Degradation of Natural Organic Matter (NOM) by TiO2 Photocatalysis with Visible Light (M.Sc. thesis). University of Calgary, Calgary, Canada, 129 p. Choo, K.-W., Tao, R., Kim, M.-J., 2008. Use of photocatalytic membrane reactor for the removal of natural organic matter in water: effect of photoinduced desorption and ferrihydrite adsorption. J. Membr. Sci. 322, 368– 374. Crittenden, John C., Trussell, R. Rhodes, Hand, David W., Howe, Kerry J. and Tchobanoglous, George. 2012. MWH’s Water Treatment: Principles and Design, Third Edition. John Wiley & Sons. New Jersey. Driessen, P.M., dan H. Suhardjo. 1976. On the defective grain formation of sawah rice on peat. Soil Res. Inst. Bull. 3: 20 – 44. Bogor. Fu, J., Ji, M., Zhao, Y., Wang, L., 2006a. Kinetics of aqueous photocatalytic oxidation of fulvic acids in a photocatalysis-ultrafiltration reactor (PUR). Sep. Purif. Technol. 50, 107–113. Glaze, W., Kang, J., Chapin, D., 1987. The chemistry of water treatment processes involving ozone, hydrogen peroxide and ultraviolet radiation. Ozone Sci. Eng. 9, 335–352. Gorham, E., 1991. Northern peatlands: role in the carbon cycle and probable responses to climatic warming. Ecol. Appl. 1, 182–195. Goslan, E., Gurses, F., Banks, J., Parsons, S., 2006. An investigation into reservoir NOM reduction by UV photolysis and advanced oxidation processes. Chemosphere 65, 1113–1119. Halim, A. 1987. Pengaruh pencampuran tanah mineral dan basa dengan tanah gambut pedalaman Kalimantan Tengah dalam budidaya tanaman kedelai. Disertasi Fakultas Pascasarjana, IPB. Bogor. Hardjowigeno, S. 1986. Sumber daya fisik wilayah dan tata guna lahan: Histosol. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Hal. 86-94. Hartatik, W., K. Idris, S. Sabiham, S. Djuniwati, dan J.S. Adiningsih. 2004. Pengaruh pemberian fosfat alam dan SP-36 pada tanah gambut yang diberi bahan amelioran tanah mineral terhadap serapan P dan efisiensi pemupukan P. Prosiding Kongres Nasional VIII HITI. Universitas Andalas. Padang. Hay, M., Myneni, S., 2007. Structural environments of carboxyl groups in natural organic molecules from terrestrial systems. Part 1: infrared spectroscopy. Geochim. Cosmochim. Acta 71, 3518–3532. Her, N., Amy, G., Chung, J., Yoon, J., Yoon, Y., 2008a. Characterizing dissolved organic matter and evaluating associated nanofiltration membrane fouling. Chemosphere 70, 495–502. Howe, K., Ishida, K., Clark, M., 2002. Use of ATR/FTIR spectrometry to study fouling of microfiltration membranes by natural waters. Desalination 147, 251–255. J. Paul Chen, Lei Yang, Lawrence K. Wang, and Beiping Zhang, Advanced Physicochemical Treatment Processes, Volume 4, Humana Press, Totowa, New Jersey, 2006. Jacangelo, J., DeMarco, J., Owen, D., Randtke, S., 1995. Selected processes for removing NOM: an overview. J. Am. Water Works Assoc. 87 (1), 64–77. John C. Crittenden, R. Rhodes Trussell, David W. Hand, Kerry J. Howe and George Tchobanoglous, MWH's Water Treatment, Principles and Design, Third Edition, John Wiley & Sons, Inc., 2012. Kanokkantapong, V., Marhaba, T., Panyapinyophol, B., Pavasant, P., 2006a. FTIR evaluation of functional groups involved in the formation of haloacetic acids during the chlorination of raw water. J. Hazard. Mater. B136, 188–196. Kolka, J. K., Sebestyen, S. D., Verry, E. S., Brooks, K. N., Peatland Biogeochemistry and Watershed Hydrology at the Marcell Experimental Forest, CRC Press, Boca Raton, 2011. Kim, H.-C., Yu, M.-J., 2007. Characterization of aquatic humic substances to DBPs formation in advanced treatment processes for conventionally treated water. J. Hazard. Mater. 143, 486–493. Le-Clech, P., Lee, E.-K., Chen, V., 2006. Hybrid photocatalysis/membrane treatment for surface waters containing low concentrations of natural organic matters. Water Res. 40, 323–330. Lesko, T., Agustin J Colussi and Michael R. Hoffmann. (2006). Sonochemical decomposition of phenol: evidence for a synergistic effect of ozone and ultrasound for the elimination of total organic carbon from water. Environment Science Technology; 40; 6818-6823. Liu, S., Lim, M., dkk. 2010. Multi-wavelength spectroscopic and chromatography study on the photocatalytic oxidation of natural organic matter. water research 44: 2525 – 2532 Mark W LeChevallier and Kwok-Keung Au, Water Treatment and Pathogen Control, First Edition, IWA Publishing, London, 2004.
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014
11 Murray, C., Parsons, S., 2006. Preliminary laboratory investigation of disinfection by-product precursor removal using an advanced oxidation process. Water Environ. J. 20, 123–129. Nkambule, T., Krause, R., Haarhoff, J., Mamba, B., 2012. A three step approach for removing organic matter from South African water sources and treatment plants. Phys. Chem. Earth 50–52 (2012), 132–139. Nollet, L. M. L., Gelder, L. S. P., Handbook of Water Analysis, CRC Press, Boca Raton, 2014. Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut: Potensi dan Kendala. Penerbit Kanisius. Jakarta. Rodriques, F., Núñez, L., 2009. Characterization of aquatic humic substances. Water Envirotn. J. 23, 1–8. Rydin, H., Jeglum, J. K., The Biology of Peatlands, First Edition, Oxford University Press, 2006. Salampak. 1999. Peningkatan produktivitas tanah gambut yang disawahkan dengan pemberian bahan amelioran tanah mineral berkadar besi tinggi. Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sanly, Lim, M., Chiang, K., Amal, R., Fabris, R., Chow, C., Drikas, M., 2007. A study on the removal of humic acid using advanced oxidation process. Sep. Sci. Technol. 42, 1391–1404. Sarathy, S., Mohseni, M., 2007. The impact of UV/H2O2 advanced oxidation on molecular size distribution of chromophoric natural organic matter. Environ. Sci. Technol. 41, 8315–8320. Sillanpaa, M., Natural Organic Matter in Water: Characterization and Treatment Methods, First Edition, Elsevier, Oxford, 2014. Soil Survey Staff. 2003. Key to Soil taxonomy. 9th Edition. United States Department of Agriculture. Natural Resources Conservation Service. Song, W., Ravindran, V., Pirbazari, M., 2008. Process optimization using a kinetic model for the ultraviolet radiation-hydrogen peroxide decomposition of natural and synthetic organic compounds in groundwater. Chem. Eng. Sci. 63, 3249–3270. Snoeyink, V.L., Jenkins, D., 1980. Water Chemistry. John Wiley & Sons, New York. Suhardjo, H. and I P.G. Widjaja-Adhi. 1976. Chemical characteristics of the upper 30 cm of peat soils from Riau. ATA 106. Bull. 3: 74-92. Soil Res. Inst. Bogor. Tchobanoglous, George. Burton, Franklin L. and HDS, Wastewater Engineering, Treatment and Reuse, Fourth Edition, Mc. Graw Hill, Hong Kong, 2003. Thomas, O, H. El Khorassani, E. Touraud, H. Bitar. (1999). TOC versus UV spectrophotometry for wastewater quality monitoring. Talanta 50; 743- 749. Tim Institut Pertanian Bogor. 1974. Laporan survai produktivitas tanah dan pengembangan pertanian daerah Palangka Raya, Kalimantan Tengah. IPB. Bogor. Toor, R., Mohseni, M., 2007. UV-H2O2 based AOP and its integration with biological activated carbon treatment for DBP reduction in drinking water. Chemosphere 66, 2087–2095. Wang, K. L., Hung, Y.T., and Shammas, N. K. Physicochemical Treatment Processes, Humana Press, Volume 3, Totowa, New Jersey, 2005. Xing, Y., 2010. Characterization of Dissolved Organic Carbon in Prairie Surface Waters Using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (M.Sc. thesis). University of Saskatchewan, Saskatoon, Saskatchewan, Canada.
Pengaruh Zinc oksida sebagai..., David Immanuel Siahaan, FT UI, 2014