PENGARUH TINDAKAN PERATAAN LABA TERHADAP REAKSI PASAR DENGAN KUALITAS AUDITOR DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Oleh : Mudjiono Dosen Tetap STIE AKA Semarang ABSTRACT Financial statement is to represent result of from operational activity done by reported company to external and also internal side of company. One of the most parameter is often used for measure or improvement degradation of performance at company is profit. Profit which mounting from previous period is indication that company performance is nicely and this matter can influence the make-up of share price. Management action do policy of income smoothing is to represent action to create stable profit and lessen covariance from market return, also expected can give influence which to the advantage of price of stocks and also assessment of manager performance defending it self in management of company utilize importance of prosperity of company employees and also to facilitate all investor for the predicted of return for future period. This research is to test reaction of market to action income smoothing to the manufacturing business audit financial statement by independent public accountant which with quality and less with quality which listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX). Besides also examine reaction of market to income smoothing to the ownership of managerial. Population in this research is manufacturing business which listed in Indonesia Stock Exchange from year 2004 until year 2006, while its determination of use sampling purposive method and pursuant to criterion obtained by sample counted 84 manufacturing business. this Research data represent obtained secondary data from Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Analysis data use multivariate regression analysis. Result of from this research is showed that according to together all free variable in this research have an effect on positive and significant to reaction of market. Results also showed that the variable of the Auditor quality was not to influence relation between action income smoothing with reaction of market at period announcement of company profit, and also to the ownership of managerial can not influence relation between react of market with action income smoothing at period announcement of company profit. Key Words: Market reaction, income smoothing, Auditors quality
PENDAHULUAN Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal, salah satu sumber informasi tersebut adalah laporan keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk menunjukkan kegiatan operasional manajemen perusahaan yang diperlukan investor dalam menilai maupun memprediksi kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada (IAI, 2000), walaupun semua isi dari laporan keuangan yang ada bermanfaat bagi para pemakai, namun biasanya perhatian lebih banyak ditujukan pada informasi laba. Laba yang meningkat dari periode sebelumnya mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan adalah bagus dan hal ini dapat mempengaruhi peningkatan harga saham perusahaan. Parawiyati dan Baridwan (1998) menyebutkan bahwa pentingnya informasi laba telah disebutkan dalam Statement Financial of Accounting Concept (SFAC) no. 1 bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, juga untuk membantu Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
1
mengistimasi kemampuan laba yang representative serta untuk mengukur risiko dalam investasi atau kredit. Berdasarkan kenyataan yang ada, sering kali perhatian pengguna laporan keuangan terutama investor yang hanya terpusat pada laba ini membuatnya tidak memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Beattie, et al 1994). Hal ini mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba (earning management) atau manipulasi atas laba (Assih dan Gudono, 2000). Healy (1993) dalam Scott (2000) menyatakan bahwa para manajer memiliki dorongan yang cukup besar untuk melakukan perataan laba. Perataan laba (Income smoothing) merupakan suatu bentuk manipulasi atas laba (earning manipulation) yang dilakukan manajer untuk mengurangi covariance dan market return perusahaan (Jin dan Machfoedz, 1998), sehingga diharapkan kinerja perusahaan akan terlihat lebih bagus dan investor akan lebih mudah mempridiksi laba masa depan. Untuk mengatasi terjadinya konflik kepentingan antara agen dan principal yang terjadi dalam perusahaan termasuk mengurangi perilaku manipulasi laba oleh manajemen, maka diperlukan beberapa mekanisme pengawasan dan kontrak. Pengawasan bisa dilakukan didalam perusahaan yang mempekerjakan tenaga ahli akuntansi dalam pemeriksaan yang disebut auditor intern, namun hal ini dirasa kurang memberikan kepercayaan yang efektif bagi principal. Agar tingkat kepercayaan pihak eksternal perusahaan (salah satunya principal) terhadap pertanggungjawaban semakin tinggi, maka diperlukan audit terhadap laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak eksternal guna meyakinkan dirinya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Tingkat kepercayaan pihak pemakai informasi laporan keuangan auditan, terutama pihak eksternal perusahaan dipengaruhi oleh kualitas audit dari auditor. Berdasarkan penelitian yang ada disimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan lebih percaya pada hasil audit dari auditor yang berkualitas (Piot, 2001; Teoh dan Wong, 1993, Jang dan Lin, 1993). Selain audit atas laporan keuangan, mekanisme lain yang dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya konflik kepentingan agent-principal adalah dengan memperbesar jumlah kepemilikan manajerial (Jensen dan Meckling, 1976). Besarkecilnya jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajerial perusahaan akan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manajer, karena keputusan tersebut nantinya akan mempengaruhi posisinya sebagai manajer perusahaan juga sebagai pemegang saham. Dengan demikian akan terjadi pensejajaran kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Dan mekanisme diatas akan menambah keyakinan investor bahwa perilaku manajer untuk melakukan tindakan untuk memanipulasi laba dapat diminimalisasi. Di Indonesia telah dilakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh tindakan perataan laba terhadap reaksi pasar, namun masih terdapat pertentangan hasil penelitan. Hasil penelitian Assih dan Gudono (2000) serta Nasir, et al (2002) menunjukkan bahwa reaksi pasar atas pengumuman laba berbeda bagi perusahaan yang melakukan perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Sementara penelitian Latrini (2003) dan Salno dan Baridwan (2003) menemukan bahwa tidak ada perbedaan reaksi pasar terhadap tindakan perataan laba. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan replikasi penelitian dari Dessy dan Indra (2004). Alasan dilakukan replikasi penelitian mengenai hubungan reaksi pasar dengan perataan laba dengan kualitas auditor dan kepemilikan manajemen sebagai variabel pemoderasi adalah karena ada beberapa perbedaan yang menunjukkan hasil penelitian. Alasan lain yang mendasari penelitian ini adalah yaitu bahwa di Indonesia sejauh ini belum banyak yang melakukan penelitan yang Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
2
menghubungkan antara reaksi pasar dengan perataan laba dengan kualitas laba dan kepemilikan manajerial sebagai pemoderasi. TINJUAN PUSTAKA Teori Sinyal (Signaling Theory) Signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (dikutip oleh Suluh 2007). Signaling theory mendasari dugaan bahwa pengumuman perubahan pembagian laba (dividend) mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya reaksi harga saham. Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang pembagian laba yang dibayarkan (dividen) dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan demikian signaling theory bisa dianggap sebagai suatu tata cara pemberian isyarat (sygnal) dari manager kepada investor tentang mutu perusahaan melalui informasi yang disampaikannya terutama dalam bentuk laporan keuangan, lebih tepatnya adalah menginformasikan pengumuman pembagian laba melalui media yang tersedia. Teori Keagenan (Agency theory) Teori Agensi dikemukakan oleh Michael C Jensen dan Milliam H Meckling pada tahun 1976. Teori agensi adalah mengenai struktur kepemilikan (ownership structure) perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik. Dalam teori agensi diuraikan tentang adanya hubungan antara pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Teori keagenan lebih difokuskan kepada hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) dalam pengelolaan perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) mendifinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak antara satu orang atau lebih, pemilik (principal) yang menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Tujuan agency theory adalah Pertama, untuk meningkatkan kemampuan individu (baik principal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan dimana suatu keputusan harus diambil (the Belief Revision Role). Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil untuk memudahkan pengalokasian hasil antara principal dan agen sesuai dengan persetujuan dalam kontrak kerja (The Performance Evaluation Role). Pemilik dapat mengurangi konflik kepentingan dengan memberikan insentif kepada agen dan melakukan pengawasan. Jumlah insentif yang diberikan diukur berdasarkan kinerjanya dan bntuk pengawasan dapat berupa (1). Penyusunan laporan keuangan periodik dan (2) Adanya fungsi auditing yang bersifat independen (Francis dan Wilson, 1998) Pengertian dan Tujuan Perataan Laba Perataan laba merupakan salah satu bentuk dari manajemen laba (earnings management) yang dilakukan pihak manajemen sebagai agen dalam perusahaan. Sebelum menjelaskan perataan laba, terlebih dahulu akan diuraikan tentang difinisi manajemen laba. Schipper (1989) mendifinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Fisher dan Rosent Waig (1995) mendifinisikan manajemen laba sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan keuangan yang menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari unit usaha yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikkan (penurunan) profitabilitas ekonomi unit tersebut dalam jangka panjang. Sedang menurut Helay dan Wahlen (1999) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
3
transaksi untuk merubah laporan keuangan, dengan tujuan untuk memanipulasi besaran (magnetude) laba kepada beberapa stakeholder tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.. Beidelman (1973) mendidifinisikan perataan laba sebagai usaha yang disengaja untuk meratakan atau memfluktuasikan tingkat laba sehingga pada saat sekarang dipandang normal bagi suatu perusahaan. Dalam hal ini, perataan laba menunjukkan suatu usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi abnormal laba dalam batas-batas yang diijinkan dalam praktek akuntansi dan prinsip manajemen yang wajar”. Sedangkan Koch (1981) memberikan difinisi perataa laba sebagai berikut: “Income smoothing a means used by management to diminish the variability of stream reported income number relative to some perceive target stream by manipulation of artificial (accounting) or real (transactional) variables”. Perataan laba sebagai suatu alat yang digunakan manajemen untuk mengurangi variabilitas aliran angka laba yang dilaporkan relative terhadap aliran yang merupakan target manajemen dengan memanipulasi variabel artificial (akuntansi) atau variabel riil (transaksional) Manajemen termotivasi untuk melakukan praktek perataan laba ini dengan pelbagai alasan yaitu untuk tujuan pajak, kompensasi atau bonus dan meningkatkan persepsi pihak eksteral mengenai kinerja manajemen (Bitner dan Dolan, 1996; Moses, 1987; Barnea et al., 1976, Brayshaw dan Eldin, 1989). Dari beberapa studi terdahulu telah ditemukan bukti adanya berbagai macam tujuan yang melatarbelakangi perusahaan-perusahaan melakukan perataan laba. Moses (1987) telah menemukan bukti bahwa perencanaan bonus digunakan sebagai tujuan perataan laba. Menurut Dye (1988) pemilik mendukung perataan laba, karena adanya motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal menunjukkan maksud pemilik untuk meminimalisasi biaya kontrak manajer dengan membujuk manajer agar melakukan praktek manajemen laba. Motivasi eksternal ditunjukkan oleh usaha pemilik saat ini untuk mengubah persepsi invesator prospektif potensial terhadap nilai perusahaan. Jenis Perataan Laba Menurut Eckel (1981) terdapat dua jenis perataan laba yaitu naturally smooth dan intentionally smooth. Intentionally smooth terbagi atas artificial smoothing dan real smoothing. Aliran perataan laba yang alami (naturally smooth) secara sederhana menyatakan bahwa sifat dari proses menghasilkan laba itu sendiri yang menimbulkan aliran laba yang rata sedangkan artificial smoothing dan real smoothing merupakan aliran perataan yang dibuat oleh manajemen. Real smoothing adalah perataan laba yang dilakukan melalui transaksi keuangan sesungguhnya dengan mempengaruhi laba melalui perubahan dengan sengaja atas kebijakan operasi dan waktunya. Beberapa perusahaan terbukti melakukan perataan laba dengan menggunakan cara diatas (Kock, 1981 dan Holhaunsen et al. 1995) misalnya seorang manajer memutuskan mengeluarkan sejumlah uang atau dana untuk biaya riset dan pengembangan untuk suatu tahun tertentu. Sedangkan artificial smoothing atau sering juga disebut sebagai accounting smoothing adalah perataan laba melalui prosedur akuntansi yang ditetapkan untuk memindahkan biaya (cost) dan atau pendapatan (revenue) dari suatu periode ke periode yang lain. Motivasi dari tindakan perataan laba Salno dan Baridwan (2000) menguji tentang factor-faktor yang mempengaruhi perataan laba serta keterkaitannya dengan kinerja saham, menyatakan Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
4
bahwa perataan penghasilan (income smoothing) terkait erat dengan konsep manajemen laba (earnings management). Konsep manajemen laba menggunakan teori agency yang menyatakan bahwa praktek manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehedaki. Menurut Hepwort (1953) yang disadur Jatiningrum (2000) menyatakan bahwa tindakan perataan laba yang dilakukan oleh manajemen merupakan suatu tindakan yang logis dan rasional bagi manajer. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan yaitu: (a) Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi hutang pajak (b) Tindakan perataan laba dapat meningkatkan kepercayaan investor, karena mendukung kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan. (c) Tindakan perataan laba dapat mempererat hubungan antar manajer dan karyawan karena dapat menghindari permintaan kenaikan upah/gaji oleh karyawan. (d) Tindakan perataan laba memiliki dampak psikologis pada perekonomian, dimana kemajuan dan kemunduran dapat dibandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat ditekan. Brayshaw dan Eldin (1989) menyatakan bahwa terdapat dua hal yang memotivasi manajer melakukan perataan laba yaitu: (a) Rencana kompensasi manajemen yang biasanya dihubungkan dengan kinerja perusahaan yang ditunjukkan dalam laba yang dilaporkan, sehingga setiap fluktuasi dalam laba akan mempengaruhi langsung terhadap kompensasinya. (b) Fluktuasi dalam kinerja manajemen mungkin mengakibatkan intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan cara pengambilalihan atau penggantian manajemen secara langsung, dan ancaman penggantian manajemen ini mendorong manajemen untuk membuat laporan kinerja yang sesuai dengan keinginan pemilik. Kualitas Auditor dan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating Variabel moderating adalah merupakan variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen (Ghozali 2007). Laporan keuangan auditan yang berkualitas yang dilakukan oleh auditor yang berkualitas akan lebih disukai oleh investor, sehingga pasar akan bereaksi positif jika laporan keuangan diaudit oleh auditor yang berkualitas. Dan demikian juga dengan tingkat kepemilikan manajerial, sesuai dengan pendapat Calson dan Bathala (1997) manajer yang merupakan pemilik perusahaan tidak membutuhkan manipulasi laba sebagai strategi pertahanannya, karena manajer adalah pemilik yang juga pengendali perusahaan, maka laporan keuangan yang dihasilkan dari manajer yang juga sebagai pemilik akan dapat meningkatkan reaksi pasar atau pasar bereaksi secara positif. Dengan demikian pengaruh kualitas auditor terhadap laporan keuangan dan kepemilikan manajerial dapat lebih memperkuat hubungan perataan laba terhadap reaksi pasar pada sekitar pengumuman laba perusahaan. Kerangka Pemikiran Teoritis Dari telaah teoritis diatas dapat digambarkan kerangka pemikiran teoritis penelitian ini seperti tersebut dalam gambar 1.
Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
5
KEPEMILIKAN MANAJERIAL REAKSI PASAR (COMULATIF ABNORMAL RETURN)
PERATAAN LABA
KUALITAS AUDITOR Besaran Perusahaan Exspected Earning
----------------------------------------------------
Gambar 1 Kerangka pemikiran teoritis
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Uji Hipotesis. Hipotesis adalah suatu proposisi (pernyataan) teoritis atau penjelasan dari beberapa peristiwa yang dapat dibenarkan atau disanggah secara empiris (Sumodiningrat 2007). Uji hipotesis dalam penelitan ini adalah menguji pengaruh tindakan perataan laba terhadap reaksi pasar dengan kualitas auditor dan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan, kualitas auditor, kepemilikan manajerial dan besaran perusahaan yang menjadi subyek penelitian. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah suatu pengertian abstrak yang menunjukkan totalitas dari seluruh obyek penelitian (Sumodiningrat 2007). Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sampel adalah merupakan himpunan obyek pengamatan yang dipilih dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Pertimbangan pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel adalah homogenitas dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama (revenue-producing activities) (Parawiyati dan Baridwan, 1998) serta sebagian besar perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Metode pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling (purposive random sampling method),. Sampel yang dipilih dengan kreteria sebagai berikut: 1. Perusahaan masuk dalam sektor industri manufaktur. Kreteria ini bertujuan untuk menghindari bias karena perbedaan industri dan karena sektor manufaktur mempunyai akun relatif banyak yang memungkinkan untuk dilakukan perataan laba 2. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 1 Januari 2004 sampai 2006 secara terus menerus, dan pada periode penelitian tidak terjadi delisting (tidak melakukan pencatatan di Bursa )
Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
6
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode 2004 sampai 2006, laporan keuangan berakhir 31 Desember dan perusahaan tidak dalam menderita kerugian pada periode penelitian, karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik perataan laba, laporan keuangan tersebut sudah diaudit dan mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember 4. Data tanggal pengumuman laba periode 31 Desember tersedia di bursa atau di media masa. 5. Selama metode pengamatan tidak terjadi pengumuman corporate action yang dapat mengganggu pengamatan misalnya penerbitan stock splits, option, warrant, right dan instrumen surat berharga lainnya.. Hal ini bertujuan untuk menghindari bias reaksi pasar karena peristiwa tersebut (confounding effect) 6. Dalam periode pengamatan, perusahaan tidak melakukan company restructuring seperti akuisisi dan merger serta perusahaan tidak mengalami perubahan kelompok industri. . Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah data jenis dan sumber data laporan keuangan tahunan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mulai tahun berakhir pada 31 Desember 2004 sampai dengan 31 Desember 2006 yang diperoleh dari database annual report POJOK BEI-UNDIP dan tanggal publikasi laporan keuangan diperoleh dari situs PT. Bursa Efek Indonseia (BEI) www.idx.co.id. HASIL DAN PEMBAHASAN Hipotesis pertama (H1) menguji apakah reaksi pasar yang diproksikan dengan comulaitve abnormal return berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. Tabel t menunjukkan hasil uji terhadap variabel perataan laba, diperoleh bahwa angka probabilitas (signifikansi) pada uji t sebesar 0,340 > taraf signifikansi 5% (0,05); sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Perataan Laba terhadap CAR secara parsial. Sementara dari hasill persamaan regresi linier berganda untuk perataan laba diperoleh nilai koefisien regresi 0,464 bertanda negatif sedangkan probabilitas signifikansi 0, 340 jauh diatas 0,05 maka dikatakan tidak signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa reaksi pasar tidak ada bedanya antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. Berdasarkan sampel penelitian, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa reaksi pasar yang diproksikan comulative abnormal return berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba tidak dapat diterima. Hipotesis 2 (H2) menguji apakah variabel kulitas auditor berpengaruh terhadap hubungan antara peratan laba dengan reaksi pasar yang diproksikan Comulative Abnormal Return (CAR). Tabel t menunjukkan angka koefisien interaksi antara variabel status perataan laba dengan kualitas auditor (pl*audr) sebesar 0,111 > taraf signifikansi 5% (0,05); sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas auditor terhadap CAR secara parsial. Sementara dari hasill persamaan regresi linier berganda untuk Smooth*AudR (pl audr) diperoleh nilai koefisien regresi 0,355 bertanda positif sedangkan probabilitas signifikansi 0,616 jauh diatas 0,05 maka dikatakan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa berdasarkan sampel penelitian, variabel kualitas auditor bukan merupakan variabel pemoderasi hubungan antara reaksi pasar dengan perilaku perataan laba. Berdasarkan sampel penelitian, hipotesis dua yang menyatakan bahwa kualitas auditor berpengaruh terhadap hubungan antara tindakan perataan laba dengan reaksi pasar yang diproksikan comulative abnormal return (CAR) pada periode sekitar pengumuman laba perusahaan tidak dapat diterima. Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
7
Hipotesis 3 menguji apakah variabel kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap hubungan aantara tindakan perataan laba dengan rekasi pasar yang diproksikan comulative abnormal return (CAR). Hasil pada uji t menunjukkan angka koefisien interaksi antara variabel status perataan laba dengan kepemilikan manajerial sebesar 0,618 > taraf signifikansi 5% (0,05); sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Interaksi Perataan Laba dan Kepemilikan Manajerial (pl*mown) terhadap CAR secara parsial. Sementara dari hasill persamaan regresi linier berganda untuk Smooth*mown (pl mown) diperoleh nilai koefisien regresi 0,110 bertanda negatif sedangkan probabilitas signifikansi 0,460 jauh diatas 0,05 maka dikatakan tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa berdasarkan sampel penelitian. Interaksi antara status perataan laba dengan kepemilikan manajerial secara statistik tidak siknifikan mempengaruhi reaksi pasar. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kepemikian manajerial bukan merupakan variabel pemoderasi hubungan antara tindakan perataan laba dengan reaksi pasar. Berdasarkan sampel penelitian hipotesis tiga yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap hubungan antara tindakan perataan laba dengan reaksi pasar yang diproksikan comulative abnormal return (CAR) pada periode sekitar pengumuman laba perusahaan tidak dapat diterima. Selanjutnya dapat dilihat koefisien variabel kontrol besaran perusahaan (ln_size) nilai koefisien sebesar 0.053 dan angka probabilitas (signifikansi) pada 0,638 > taraf signifikansi 5% (0,05) hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara Size (Ukuran Perusahaan) terhadap CAR secara parsial. Variabel unexpected earnings secara statistik signifikan pada 0.03 < taraf signifikansi 0,05 dengan koefisien sebesar 0,306. hal ini membuktikan bahwa terdapat reaksi pasar pada saat pengumuman laba perusahaan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Perataan Laba terhadap CAR secara parsial, sehingga dapat dikatakan tidak ada bedanya antara perilaku perataan laba dengan non perataan laba terhadap pasar. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Salno dan Baridwan (2000) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan return dan resiko antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba, penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Latrini yang menyatakan tidak ditemukan adanya perbedaan reaksi pasar yang signifikan antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Auditor terhadap CAR secara parsial, hal ini dapat disimpulkan bahwa pasar tidak memandang kualitas auditor. Hasil penelitian ini kemungkinan juga diakibatkan oleh kurangnya kesadaran investor akan pentingnya kualitas auditor dalam proses audit atau mungkin sesungguhnya mereka belum percaya akan independensi auditor dalam menjalankan proses audit, atau bahkan para investor memandang bahwa auditor hanya sebagai pengesahan stempel (persyaratan) semata, dugaan ini perlu penelitian lebih lanjut. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Kepemilikan Manajerial terhadap CAR secara parsial. Hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa pasar tidak terpengaruh oleh persentasi kepemilikan manajemen melainkan return yang diharapkan oleh investor, dugaan ini perlu penelitian lebih lanjut. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Size (Ukuran Perusahaan) terhadap CAR secara parsial. Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara Unexpected Earning terhadap CAR secara parsial. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Interaksi Perataan Laba dan Kuaitas Auditor (pl*audr) terhadap CAR secara parsial, sehingga dapat dikatakan Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
8
bahwa variabel kualitas auditor bukanlah merupakan variabel pemoderasi hubungan antara reaksi pasar dengan perilaku perataan laba. Audit laporan keuangan bukanlah untuk mendeteksi perataan laba, tetapi audit dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan menerapkan prosedur dan standar akuntansi secara benar dan kelayakan dari laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dessy dan Indra (2004) yang mengatakan bahwa kualitas auditor bukan merupakan variabel pemoderasi hubungan antara reaksi pasar dengan perilaku perataan laba. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Interaksi Perataan Laba dan Kepemilikan manajerial (pl*mown) terhadap CAR secara parsial, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel pemoderasi hubungan antara reaksi pasar dengan perilaku perataan laba. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Dessy dan Sandra (2004), bahwa variabel kepemilikan manajerial merupakan variabel pemoderasi hubungan antara reaksi pasar dengan tindakan perataan laba. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak memandang apa yang dilakukan oleh manajemen, apakah tindakan manajemen melakukan perataan laba atau tidak melakukan perataan laba. Kemungkinan bahwa pasar hanya memandang pada laba untuk periode ini meningkat lebih tinggi dibanding dengan laba periode sebelumnya bukan memandang siapa pemilik perusahaa. Pada penelitian ini tidak tertutup kemungkinan terjadinya kesalahan yang menyebabkan hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: (1) periode penelitian hanya mencakup tiga tahun yang menguji reaksi pasar terhadap tindakan perataan laba pada periode pengumuman laba tahun 2004 – 2006 (2) jumlah sampel yang digunakan hanya terbatas pada perusahaan manufaktur, tambang, dan agro bisnis saja, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan jenis industri lain yang melakukan tindakan perataan laba di Indonesia.(3) peneliti tidak memperhatikan confounding effect lain yang terjadi bersamaan dengan publikasi laporan keuangan yang dapat mempengaruhi abnormal return. Dalam penelitian ini masih terdapat banyak keterbatasan dan kekurangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide untuk pengembangan penelitan selanjutnya. Berdasarkan keterbatasan yang ada, penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan: (1) Menambah sampel penelitian jenis industri lain dan memperpanjang periode penelitian (2) Pengukuran kualitas auditor menggunakan cara lain, untuk menambah referensi bagi penelitian lain (3) Menggunakan model lain untuk untuk mengelompokkan perusahaan sebagai perusahaan perata laba dan bukan perata laba (4) Mempertimbangkan confounding effect yang mengikuti pengumuman laba perusahaan (5) Menemukan aspek lain yang juga mempengaruhi investor dalam merespon tindakan perataan laba yang dilakukan perusahaan, seperti mekanisme corporate governance DAFTAR PUSTAKA Abdullah S, 1999, “Manajemen Laba Dalam Perspektif Teori Akuntansi Positif, Analisis Laporan Keuangan dan Etika”, Media Akuntansi No. 3/TH.1/September, pp: 11-17 Agung Suaryana, 2006, “Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Laba” Google HTML, http://www.geocities.com,, pp 1 – 21. Diakses tanggal 18 September 2008 Anis Chariri, Imam Ghozali, 2005, “Teori Akuntansi” Edisi Revisi, cetakan II, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
9
Assih, prihat dan M. Gudono, 2000, Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi pasar Atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta , Jurnal Riset Akuntansi, Vol.3 No.1, Januari, pp: 35-53. Barnea, Amir, Joshua Ronen, dan Sincha Sadan, 1976, Classificatory Smoothing of Income with Extraordinary Items, The Accounting Review, January. Beattie, V, S. Brown, D. Ewers, B John, S. Manson, D. Thomas dan M. Turner, 1994, “Extraordinary Items & Income Smoothing, A Positive Accounting Approach”, Journal of Business Finance and Accounting 21, September, pp:791-811. Becker, C.L, M.L. Defond, J. Jiambalvo dan K.R. Subramanyam, 1998. “The Effect of Audit Quality on Earnings Management”, Contemporary Accounting Research, spring, pp: 1 -24 Beidelman, CR., 1973, “Income smoothing: The role of Management” The Accounting Review, Oktober. Booth, G.G., J.P Kallunki dan T. Martikainen, 1996. “Post-Announcement Drift and Income Smoothing: Finnish Evidence”. Journal of Business Finance and Accouting, 23 (8), October, pp: 1197-1211 Brayshaw, RE dan AEK Eldin, 1989, “The Smoothing Hyphotesis and The Role of Exchange Differences”, Journal of Business Finance & Accouting, Winter, pp: 621-633 Carlson, SJ dan C.T.Bathala, 1997 “Ownership Differencies and Firms’ Income Smoothing Behavior”, Journal of Business Finance & Accounting, March, pp:179-196. Dessy Sandra and Indra Wijaya Kusuma, 2004, “Market Reaction of the Income Smoothing with Auditor Quality and Managerial Ownership as Moderating Variables”, SNA VII, December, p: 948 – 962. Eckel, N, 1981, “The Income Smoothing Hyphothesis Revisited”, Abacus, Vol. 17, No. 1, pp: 28-40. Eldon S. Hendriksen dan Michael F. Van Breda, 2000, “Accounting Theory” Alih Bahasa Herman Wibowo, Teori Akunting, Buku Satu, Edisi kelima, Penerbit Interaksara, Batam. Francis J. R dan ER Wilson, 1998, “Auditor Changes: A Joint Test of Theories Relating to Agency Cost and Auditor Differentiation”. The Accounting Review, October, pp: 663-682 Gordon. MJ, 1964 “Postulates, Principles, and Research in Accounting”, The Accounting Riview, April. Jensen, MC Dan WH Meckling, 1976, “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics, October, pp: 305-360. Jatiningrum , 2000, Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEJ, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 2 No. 2 , Agustus, pp: 145-155. Jin, She Liauw dan Mas.ud Machfoedz, 1998, Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pafda Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1 No. 2, Juli, pp:174-191. Imam Ghozali, 2005, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Cetakan IV, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Latrini, MY, 2003, “Reaksi Pasar Terhadap Tindakan Perataan Laba” Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
10
Lisia Apriyani, 2005, “Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan/Penurunan Dividen (studi Empiris pada Perusahaan Utilitas Publik dan Perusahaan dalam Industri Tidak Diregulasi)”. SNA VIII, September, pp: 75 – 86 Michelson, S.E., JJ. Wagner dan C.W. Wootton, 1995, “A Market Based Analysis of Income Smoothing”, Journal of Business Finance and Accounting, 22, December, pp: 1179-1193 Murtanto, 2004, “Analisis Perataan Laba (income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia” SNA VII Desember, pp: 1177 – 1201. Morck, R., A. Shlefer dan R. Vishny, 1988 “Management Ownership and Market Valuation: An Emperical Analysis”. Journal of Financial Economics, (januari/March), pp: 293-315. Moses, DO, 1987. “Income Smoothing and Incentives: Emperical Test Using Accounting Changes ”. The Accounting Review, April, pp: 358-377. Nasir, M, Arifin dan A. Suzanti, 2002, “Analisa Pengaruh Perataan Laba terhadap Resiko Pasar Saham dan Return Saham Perusahaan-Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”. Kompak, Mei, pp: 139-157. Parawiyati dan Zaki Baridwan, 1998, Kemampuan Laba Dan Arus Kas Dalam Memprediksi Laba Dan Arus Kas Perusahaan Go Publik Di Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 1 No. 1, Januari, pp:1-11. Piot C, 2001. “Agency Cost and Audit Quality, Evidence from France”. European Accounting Review, Vol 10, No. 3, Ecole des Hautes Etudes Commerciales de Montreal (HEC). Sartono, Agus, 1996, “Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi”, edisi ketiga, BPFE-Yogyakarta Santoso S, 2000, “Buku Latihan SPSS statistic Parametrik” PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Sutrisno, 2001, “Studi Analitikal Pengaruh Bentuk Manajemen Laba (Earnings Management) terhadap hubungan Antara Return-Laba”. Lintasan Ekonomi, Vol. XVII No. 2, juli. Suluh Pramastuti, 2007, “Analisis Kebijakan Dividen: Pengujian Dividend Signaling Theory dan Rent Extraction hypothesis”, Google HTML, http://www.geocities.com, naskah publikasi, diakses tanggal 16 Oktober 2008 Sofyan Syafri Harahap, 2001, “Teori Akuntansi”, Edisi Revisi, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Rahmawati, Tri Suryani, 2005, “Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”, SNA VIII, September, pp: 64 – 74 Watts R. L dan J. L Zimmerman, 1986 “positive Accounting theory” Prentice Hall International Inc, New Jersey. Wooten, C.T, 2003, “Research About Audit Quality” The CPA Journal, January, pp: 48-51.
Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010
11