PENGARUH SUPERVISI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PADA MTS. NEGERI ANYAR KABUPATEN SERANG PROPINSI BANTEN
Uu Badrudin
Abstract. The purpose of this study was to determine the effect of supervision and motivation to work on teacher performance on MTs. Newer Newer Interior District of Serang. The variable that is the focus of this study is supervision (sebagaj variables X1), work motivation (For variable X2). Both of these variables are thought to affect the performance of teachers (as a variable Y), with 81 samples through the measurement. The method used in this study is a survey method to be associative. The technique is based on a sample pengarnbilan Slovin formula, while the techniques of data collection is done through the study of literature, observation and kuasioner. The design of statistical hypothesis test used product moment correlation test. The results showed that the supervision and motivation to work either individually or jointly positive and significant effect on the performance of teachers. Thus the research hypothesis is formulated tested and acceptable. Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pada MTs. Negeri Anyar Kecamatan Anyar Kabupaten Serang. Variabel yang menjadi focus penelitian inj adalah supervjsi (sebagaj variabel X 1), motivasi kerja (Sebagai variabel X2). Kedua variabel ini diduga berpengaruh terhadap kinerja guru (sebagai variabel Y), dengan pengukuran melalui sampel 81 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang bersikap asosiatif. Tehnik pengarnbilan sampel didasarkan pada rumus slovin, sedangkan tehnik pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, observasi dan kuasioner. Rancangan uji hipotesis digunakan uji statistik korelasi produk moment. Hasil penelitian menunjukan bahwa supervisi dan motivasi kerja baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Dengan demikian hipotesis penelitian yang dirumuskan teruji dan dapat diterima.
Pendidikan di Indonesia menjadi salah satu masalah yang sangat subtansial. Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan Negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.Guru atau pendidik memiliki peran yang strategis dalam bidang pendidikan,bahkan sumber daya pendidikan lain yang memadai sering kali kurang berarti apabila tidak disertai dengan kualitas guru yang memadai.
Tinggi rendahnya mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran yang dilakukan olehguru. Untuk itupeningkatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran disekolah menjadi tanggungjawab kepala sekolah sebagai supervisor, Pembina dan atasan langsung. Sebagaimana yang kita pahami bersama bahwa masalah profesi akan selalu ada dan terus berlanjut seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga bimbingan dan pembinaan yang profesional dari kepala sekolah selalu dibutuhkan guru secara berkesinambungan. Pembinaan tersebut disamping untuk meningkatkan kinerja guru, juga diharapkan dapat member dampak positif terhadap munculnya sikap professional guru.
Menurut Mangkunegara (2001 : 67) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:1) motivasi (motivation), dan 2) kemampuan (ability). Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara professional apabila ia memiliki kemampuan kinerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, seseorang tidak akan bekerja secara professional bilamana hanya memiliki salah satu diantara dua persyaratan tersebut. Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upayaupaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional.Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi professional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan ke profesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik. Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah adalah kinerja guru dalam mengajar. Kinerja guru adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2007 : 94). Kinerja mengajar guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila
tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk menjamin kualitas layanan belajar mengajar atau kinerja guru yang baik, Maka supervisi kepala sekolah menjadi hal yang penting dalam memberikan bantuan arahan, bimbingan dan juga pengawasan kepada guru. Supervisi ini penting untuk dilakukan, karena supervisi pendidikan ini pada umumnya mengacu kepada usaha perbaikan situasi belajar mengajar yang akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik. Kemudian di lapangan juga ditemukan indikasi yang menunjukkan bahwa kinerja sebagian guru masih kurang maksimal, hal ini ditunjukan seperti : kedatangan terlambat, tidak memberitahu ketidakhadiran, datang ke sekolah tanpa persiapan mengajar, guru hanya sebatas mengajar sebagai kewajibannya tanpa ada bimbingan moral kepada siswa dan juga antara guru dan kepala sekolah/madrasah berkomunikasi hanya pada waktu menandatanganan Dp3, RPP, Silabus dan administrasi pendidikan lainnya. Banyak guru kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap menurunnya kinerja guru. Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah sebagai supervisor dapat memberi bantuan, bimbingan, ataupun layanan kepada guru dalam menjalankan tugas maupun dalam memecahkan hambatannya dan memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah utama dalam penelitian ini difokuskan pada :Pengaruh Supervisi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru pada MTs. Negeri Anyar Kab. Serang ? Rumusan masalah tersebut dapat dirinci ke dalam sub masalah dengan penjabaran sebagai berikut: (1) Seberapa besar pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Mengajar Guru di MTs. Negeri Anyar Kab. Serang ? (2) Seberapa besar pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru di MTs. Negeri Anyar Kab. Serang ? (3) Seberapa besar pengaruh Supervisi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru di MTs. Negeri Anyar Kab. Serang ? (4) Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memperluas dan mengembangkan kajian disiplin ilmu administrasi pendidikan, terutama
mengenai supervisi, motivasi kerja dan kinerja mengajar guru. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan konsep ilmu pengetahuan serta wawasan mengenai peran guru sebagai tenaga pendidik dalam melakukan pembelajaran di sekolah, sehingga tenaga pendidik dapat melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Menurut N.A. Amatembun dalam Syaeful Sagala (2011:195), Supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Perbaikan ini difokuskan pada kinerja pembelajaran, sehingga guru secara profesional memberikan bantuan dan layanan belajar Menurut Hoy dan Forsyth (1986) dalam Muslim, Sri Banun (2010:38) “supervision is the set of activities designed to improve the teaching-learning process” yaitu supervisi adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Kemudian menurut Purwanto (2002 : 76) Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, terdapat tiga hal pokok yang mencakup dalam pengertian supervisi adalah : (a) Supervisi adalah pemberian layanan dan bantuan kepada seluruh staf sekolah/madrasah untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar. (b) Kegiatan supervisi selalu berkaitan dengan kinerja guru dalam belajar mengajar yang dibuktikan dengan hasil belajar siswa (c) Kegiatan supervisi dilakukan oleh supervisor (Kepala Sekolah/Madrasah, Pengawas Sekolah/Madrasah dan Pembina lainya) Menurut Maslow’s Need Hierarchy Theory (1943) dalam Latunreng, Wahyudin (2010 : 87) Motivasi berasal dari kata Latin Movere yang berarti dorongan atau menggerakan. Kemudian motivasi adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas guna memenuhi kebutuhan/keinginan yang bertingkat dan bervariasi. (Latunreng, 2010 : 88) Mengacu pada uraian di atas, motivasi kerja menurut Hamzah (2011 : 71) ialah: “Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja
seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan”. Perbedaan motivasi kerja bagi seorang guru biasanya tercermin dalam berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang dicapainya”. Sedangkan “motivasi kerja guru adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengerakan guru agar perilaku mereka dapat diarahkan pada upaya-upaya yang nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Sedangkan motivasi kerja guru adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakan guru agar prilaku mereka dapat diarahkan pada upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Hamzah, 2011 : 72) Dari paparan di atas, ada dua tahapan yang disepakati para pakar sebagai faktor penentu perlu atau tidaknya seseorang diberikan motivasi, kedua faktor tersebut adalah kebutuhan dan pengarahan prilaku. Analisis terhadap kebutuhan sebagai dasar pemberian motivasi kepada seseorang. Seorang guru misalnya, akan termotivasi untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan apabila ia mengetahui bahwa ada kebutuhan yang tidak terpenuhi. Dengan bekerja, satu kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat terpuaskan. Faktor pengarahan perilaku, yaitu para guru sepakat bahwa karena dipengaruhi oleh kebutuhan, para guru mengarahkan perilaku mereka ke arah pencapaian tujuan tersebut. Artinya, seorang guru yang merasa kebutuhannya tidak terpuaskan, berusaha untuk memuaskan dengan cara mengarahkan perilakunya sehingga tujuan dapat tercapai. Pengertian kinerja menurut Mangkunegara dalam Suharsaputra, (2010 : 145), “kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” Sementara menurut Suharsaputra (2010 : 147) bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai dan dapat diperlihatkan melalui kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecakapan dan komunikasi yang baik. Sedangkan menurut Suharsaputra (2010 : 176) “Kinerja guru pada dasarnya merupakan kegiatan guru dalam melaksana tugas dan kewajibanya sebagai seorang pengajar dan pendidik di sekolah yang dapat
menggambarkan mengenai prestasi kerjanya dalam melaksanakan semua itu”. Setiap kali kita berada pada masa akhir tahun ajaran sekolah perhatian masyarakat akan tertuju kepada betapa rendahnya kualitas pendidikan sekolah menengah yang ditunjukkan dengan rendahnya hasil kelulusan,rendahnya skor diatas akan senantiasa dikaitkan dengan rendahnya mutu guru dan rendahnya kualitas pendidikan guru. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan sasaran sentral yang dibenahi adalah kualitas guru dan kualitas kinerja dan kualitas pendidikan guru. Hal ini menunjukan bahwa masalah peningkatan kualitas diri seseorang harus menjadi tanggung jawab diri pribadi. Oleh karena nya usaha peningkatan kualitas guru terletak pada diri guru sendiri,untuk itu diperlukan adanya kesadaran pada diri guru yang senantiasa secara terus meningkatkan pengetahuan dankemampuannya guna peningkatan kualitas kinerja sebagai pengajar professional. Menurut Darmadi (2010 : 61) mengemukakan bahwa prinsip profesionalitas guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut : (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. (d) Memiliki kualifikasi akademik atau latar belakan pendidikan sesuai dengan bidang tugas (e) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas (g) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan (h) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja (i) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat (j) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (k) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Adapun kerangka konseptual dan paradigma penelitian yang menunjukkan pengaruh antar variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : (1) Pengaruh supervisi terhadap kinerja guru; Kegiatan pengajaran dan
pendidikan di sekolah akan berhasil, jika semua unsur yang terkait di dalamnya dapat bekerja sama atau menjadi tim kerja yang solid untuk mencapai tujuan sekolah/madrasah. Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas profesional kinerja kepala sekolah dan guru, peningkatan kemampuan profesional ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dengan kemauan dan usaha mereka sendiri. Kemudian N.A. Amatembun dalam Sagala (2011 : 195) mengemukakan bahwa supervisi adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Perbaikan ini difokuskan pada kinerja pembelajaran, sehingga guru profesional memberikan bantuan dan layanan belajar. Dengan demikian, supervisi diduga berpengaruh terhadap kinerja guru. (2) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru; Dari berbagai kajian teori dan penelitian lain dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Motivasi seorang guru akan berbeda dengan motivasi guru lainnya, dan perbedaan motivasi tentunya akan menimbulkan kinerja yang dihasilkan oleh seorang guru. Oleh karena itu Gibson dalam Hamzah (2011 : 65) mengemukakan bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya tersebut untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Kemudian Suharsaputra (2010 : 150) mengemukakan bahwa “motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Pegawai akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi tinggi”. Dengan demikian, motivasi kerja diduga berpengaruh terhadap kinerja guru. (3) Pengaruh supervisi dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru; Kemudian agar pemberian bimbingan dan dorongan dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran, maka perlu diperhatikan dimensi yang berperan menciptakan dan meningkatkan kinerja guru, (Hamzah, 2011 : 93), yaitu : a) Kualitas kerja, b) kecepatan/ketepatan, c) inisiatif, d) kemampuan, dan e) komunikasi.
Gambar 1.
Kelima dimensi ini berhubungan dengan apa yang biasanya diharapkan oleh seorang guru. Ketika guru medapatkan bimbingan, arahan dan dorongan dari kepala sekolah/madrasah dengan baik, maka guru kemudian akan merasa diperhatikankan dan diarahkan kemudian direalisasikan dalam kinerja yang baik dalam proses pembelajaran. Tapi, jika guru tidak atau kurang mendapat bimbingan dan dorongan dari kepala sekolah/madrasah, maka guru pun merasa tidak diperhatikan dan diarahkan yang mengakibatkan kinerjanya kurang baik tidak terarah. Dengan demikian, supervisi dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru. Model konseptual dari penelitian yang dilakukan penulis adalah menganalisis pengaruh variable supervisi terhadap variable kinerja guru, juga pengaruh variable motivasi kerja terhadap variable kinerja guru serta pengaruh variable supervisi secara bersama-sama dengan variable motivasi kerja guru terhadap variable kinerja guru Secara skematis, alur berfikir mengenai pengaruh supervisi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat divisualisasikan seperti dalam bagan berikut : Gambar 1. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan pengukuan reliabilitas secara one shot. Pengujian reliabilitas dimulai setelah dilakukan pengujian validitas terlebih dahulu. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid kemudian secara keseluruhan diukur reliabilitasnya. Untuk mengetahui reliabilitas dilakuan dengan cara membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hasil. Dalam hal ini sebagai nilai r hasil adalah nilai Alpha. Ketentuannya adalah bila r Alpa > r tabel, maka pertanyaan tersebut adalah reliable. Dari hasil uji yang telah dilakukan penulis, maka dapat diketahui bahwa koefisiensi reliabilitas alat ukur sebesar 0,948. Dengan berpatokan kepada harga kritik nilai r product moment taraf signifikan 95% (=0,05 ) dengan db-2 = 81 -2 = 79 atau (0,219), dapat dilihat bahwa nilai korelasi reliabilitas alat ukur lebih besar dari harga signifikan yang diharapkan. Dengan demikian, kuesioner yang menjadi alat ukur dapat dikatakan reliable atau dapat dipercaya atau diandalkan.
Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Guru Berdasarkan pengolahan satistik dengan program SPSS 21.0 for windows yang terdapat pada lampiran diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Tabel di atas menujukan bahwa rata-rata nilai pada variabel supervisi adalah 65,91dan standar deviasi 3,991 dan rata-rata nilai pada variabel kinerja guru adalah 77,83 dan standar deviasi 9,276. Tabel 2 Koefisien Korelasi antara variabel supervisi dengan kinerja guru adalah 0,833. Nilai tersebut dikonsultasikan kedalam nilai tabel r harga kritik produk moment dengan taraf signifikan 5% pada db = N, maka diperoleh bahwa r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,833 > 0,219 ). Hal ini menunjukan hubungan yang erat antara supervisi dengan kinerja guru. Sedangkan nilai koeferensi determinasi (R Square) yang diperoleh adalah 0,694, yang dalam hal ini berarti 69,4% dari keragaman kinerja guru dapat dijelaskan oleh supervisi, sedangkan sisanya 31,6% disebabkan oleh faktor-faktor lain. Tabel 3 Persamaan garis regresi yang diperoleh berdasarkan tabel di atas adalah sebagai berikut: Y = 25,462 + 0,624 X1 Dalam persamaan regresi tersebut dapat dilihat bahwa nilai regresi (b1) sebesar 0,624 merupakan besarnya pengaruh supervisi terhadap kinerja guru. Karena nilai regresi tersebut positif, apabila terjadi peningkatan
pada variabel supervisi, maka akan sebanding dengan peningkatan pada variable kinerja guru. Selanjutnya uji hipotesis pengaruh variabel bebas X1 terhadap variabel terikat Y adalah dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Kriteria pengujiannya adalah apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya, apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan tabel perhitungan regresi di atas, terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh dalam analisa data “pengaruh supervisi terhadap kinerja guru” adalah 13,373, sedangkan t tabel sebesar 1,664 pada tingkat signifikansi (=5%) dan df (derajat kebebasan) = n-2 = 81-2 = 79. Karena thitung > t tabel (13,373>1,664 ) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, H1dapat diterima bahwa terdapat pengaruh antara supervisi terhadap kinerja guru. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Berdasarkan pengolahan statistik dengan program SPSS 21.0 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4 Tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata nilai-nilai pada variabel motivasi kerja adalah 87,57 dan standar deviasi 8,892, sedangkan nilai rata-rata pada variabel kinerja guru adalah 77,83 dan standar deviasi 9,276. Tabel 5 Koefisien korelasi antara variabel motivasi kerja dengan kinerja guru adalah 0,856. Nilai tersebut dikonsultasikan dalam nilai tabel r
harga kritik product moment dengan taraf signifikansi 5% pada db = N, maka diperoleh bahwa r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,856 > 0,219). Hal ini menunjukan hubungan positif motivasi kerja dengan kinerja guru. Sedangkan nilai koefesiensi determinasi (R Square) yang diperoleh adalah 0,732, yang dalam hal ini berarti 73,2% dari keragaman kinerja guru dapat dijelaskan oleh motivasi kerja, sedangkan sisanya 26,8% di sebabkan oleh faktor-faktor lain. Tabel 6 Persamaan garis regresi yang diperoleh berdasarkan tabel di atas adalah sebagai berikut: Y = -3,342 + 0,893 X2 Dalam persamaan regresi tersebut dapat dilihat bahwa koefisiensi regresi (b2) sebesar 0,893 merupakan besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru. Karena nilai regresi tersebut positif, maka apabila terjadi peningkatan pada variabel motivasi kerja, maka akan diimbangi dengan peningkatan pada variabel kinerja guru. Untuk melihat titik-titik pancar dari persamaan garis regresi tersebut dapat dilihat pada grafik persamaan regresi. Selanjutnya uji hipotesis pengaruh variabel bebas X2 terhadap variabel terikat Y adalah dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Kriteria pengujiannya adalah apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan tabel perhitungan regresi di atas, terlihat bahwa nilai t hitung yang diperoleh dalam analisa data pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru adalah 14,701, sedangkan t tabel sebesar 1,664 pada tingkat signifikansi (=5%) dan df (derajat kebebasan) = n-2 = 81 - 2 = 79. Karena t hitung > t tabel (14,701 > 1,664), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat diterima bahwa terdapat pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja guru. Pengaruh Supervisi dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru Berdasarkan pengolahan statistik dengan program SPSS 21.0 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 7 Pada tabel di atas terlihat jelas bahwa ratarata nilai pada variabel supervisi adalah 83,96 dan standar deviasi 12,387; rata-rata nilai pada
variabel motivasi kerja adalah 87,57 dan standar devisiasi 8,892; serta rata-rata nilai variabel kinerja guru adalah 77,83 dan standar deviasi 9,276. Koefisien Korelasi Variable X1, X2, dan Y (Tabel 8) Koefisien korelasi antara variabel supervisi dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru adalah 0,755. Nilai tersebut dikonsultasikan ke dalam nilai r harga kritik produk moment dengan tingkat signifikansi 5% pada db = N, maka diperoleh bahwa r hitung lebih besar dari r tabel (0,755 > 0,219). Hal ini menunjukan hubungan yang erat antara supervisi, motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru. Sedangkan nilai koefisien determinan (R Square) yang diperoleh adalah 0,569, memiliki makna bahwa 56,9% dari keragaman kinerja guru dapat dijelaskan oleh supervisi dan motivasi kerja, sedangkan sisanya sebesar 43,1% disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara supervisi terhadapkinerja guru di MTs Negeri Anyar Kabupaten Serang. Pengaruh positif tersebut berhubungan erat dengan supervisi sebesar 69,4%. Artinya, jika kualitas supervisi meningkat, maka akan mempengaruhi peningkatan kinerja guru di MTs Negeri Anyar Kabupaten Serang. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara motivasi kerja terhadap kinerjaguru di MTs Negeri Anyar Kabupaten Serang sebesar 73,25. Jika motivasi kerja meningkat, maka akan mempengaruhi peningkatan kinerja guru di MTs Negeri Anyar Kabupaten Serang. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif supervisi dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru di MTs Negeri Anyar Kabupaten Serang sebesar 65,9%. Jika kualitas supervisi dan motivasi kerja meningkat, maka akan mempengaruhi peningkatan kinerja guru di MTs Negeri Anyar Kabupaten Serang. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. Akdon, 2009, Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan), Bandung : CV. Alfabeta CeceWijayadkk, 1991,KemampuanDasarGuruDalamProse sBelajarMengajar,Bandung :PT. RemajaRosdakarya Darmadi, Hamid, 2010, Kemampuan dasar Mengajar landasan Konsep dan Implementasi, Bandung : CV Alfabeta Gojali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Latunreng, Wahyudin, 2010, Manajemen Sumberdaya Manusia Edisi 2, Jakarta : IPPSDM-WIN Mukhtar. Dkk, 2009, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta : GP Press Muhibbin Syah, 2001, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy J., 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Muslim, Sri Banun, 2010, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Bandung : CV Alfabeta Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Purwanto, M. Ngalim, 2002, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya Prihatin, Eka, 2011, Teori Administrasi Pendidikan, Bandung : CV. Alfabeta Putra, Nusa , 2012, Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi, Jakarta : PT Indeks
Riduwan, 2011, Skala Pengukuran VariabelVariabel Penelitian, Bandung : CV. Alfabeta Riyanto, Yatim, 2010, Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta : Kencana Prenada Media Group Sudarmanto, R Gunawan, 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS, Yogyakarta : Graha Ilmu Suharsaputra, Umar, 2010, Administrasi Pendidikan, Bandung : PT. Refika Aditama Sukmadinata, Nana Syaodih, 1999, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Suwanto. dkk, 2011, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, Bandung : CV. Alfabeta Sudijono, Anas, 2001, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada Sagala, Syaeful, 2011, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung : CV Alfabeta Sagala, Syaeful, 2010, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: CV Alfabeta Sardiman A.M, 2003 Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Uno, Hamzah B., 2011, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara Yamin, Martinis dkk. 2010, Standarisasi Kinerja Guru , Jakarta : GP Press