Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi, dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Welli Gusmaini1, Popi Fauziati1, Resti Yulistia M2, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] [email protected] ABSTRACT The purpose of this reserch is to the influence of the internal control systems, compensation systems, and information asymetry to the tendency of accounting fraud at the University in Padang. This research is using survey method. Data collected through a questionnaires subsection of financial at the University in Padang. For the selection of samples was done by purposive sampling methode. Analysis using testing through test the validity and reability, the classical assumption test (test for normality, multicollinearity), and use multiple liniear regression for hypothesis test. The result showthat the internal control systems and information asymmetry doesn’t have effect on the tendency of the accounting fraud, but compensation systems have effect on the tendency of the accounting fraud. Keywords : Internal Control Systems, Compensation Systems, Information Asymmetry, Tendency of Accounting Fraud
terdapat
Latar Belakang Kecenderungan Akuntansi
(KKA)
telah
perbedaan
hasil
rekonsiliasi
Kecurangan
pendapatan menurut Kemendikbud dengan
diindikasikan
Direktorat APK Ditjen Perbendaharaan
sebagai bentuk dari tindakan dan kebijakan
sebesar
yang disengaja dengan tujuan penipuan
bersumber dari hibah senilai Rp210 miliar
atau
pada beberapa universitas dan Dirjen
memanipulasi sehingga merugikan
Rp86
miliar,
PAUD
akuntansi ini sangat erat kaitannya dengan
pengesahannya pada DJPU dan belum
korupsi. Korupsi merupakan tindakan yang
dilaporkan dalam laporan keuangan, dan
merugikan
piutang pada Perguruan Tinggi Negeri
negara
atau
perekonomian negara (Thoyibatun, 2008).
sebesar
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pertengahan tahun 2012,
Rp
seluruhnya
338
belum
yang
pihak lain. Di Indonesia kecurangan
keuangan
yang
belanja
miliar
disajikan
diajukan
yang
dalam
tidak laporan
menemukan
keuangan, dan juga terdapat temuan yang
sebesar Rp1,6 triliun tidak wajar dalam
berulang dari laporan keuangan tahun
laporan keuangan Kementerian Pendidikan
sebelumnya berupa dana bantuan sosial
dan
yang
Kebudayaan
tahun
2011.
BPK
merincikan 12 temuan tersebut diantaranya 1
belum
disalurkan
dan
masih
mengendap di rekening perguruan tinggi
merupakan temuan ketidakpatuhan yang
sebesar Rp 43 miliar (www.tempo.com).
mengakibatkan kerugian, potensi kerugian
Masyarakat indonesia digemparkan
dan
kekurangan
penerimaan.
oleh kasus korupsi yang melanda beberapa
sebanyak
perguruan tinggi negeri di Indonesia.
kelemahan Sistem Pengendalian Intern
Berdasarkan Akuntabilitas
Keuangan
(SPI) dan 2.854 kasus penyimpangan
Negara DPR RI terhadap hasil audit BPK
administrasi serta sebanyak 779 kasus
RI. Negara mengalami kerugian hingga
senilai
Rp. 309,7 miliar pada akhir tahun 2012.
ketidakhematan,
Penyimpangan
berbentuk
ketidakefektifan. Selama tahun 2009 s.d.
beberapa tindakan seperti pengadaan yang
Semester I tahun 2013, rekomendasi BPK
tidak sesuai kontrak, mark up anggaran,
RI telah ditindaklanjuti oleh entitas dengan
pembangunan fisik yang tak terselesaikan,
cara menyerahkan asset atau menyetorkan
serta persaingan dalam tender yang tidak
sejumlah
sehat.
Negara/daerah/perusahaan
tersebut
Sektor
pemerintahan
dianggap
5.747
uang
(www.bpk.go.id).
hasil
pemeriksaan BPK RI pada semester 1 yang
memuat
pemeriksaan
ke
dan
kas sebesar
Rp15,17 triliun dan khusus semester I
praktik
dari
merupakan
ketidakefisienan
tahun
Laporan
merupakan
Rp46,24
sebagai lahan paling signifikan dalam korupsi.
kasus
Sisanya
2013
sebesar
Menurut
Rp1,20
Tuanakotta
triliun
(2007)
laporan
pencegahan fraud dapat dilakukan dengan
keuangan pemerintah, pemeriksaan kinerja
mengaktifkan pengendalian internal. Jika
dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
pengendalian internal suatu perusahaan
terhadap
lemah
entitas
pemerintah
pusat,
maka
kemungkinan
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, serta
kesalahan
lembaga lainnya yang mengelola keuangan
(Hermiyetti, 2011 dalam Aryanto dkk,
negara. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
2013).
dengan 13.969 temuan bernilai Rp56,98
pengendalian
internalnya
kuat
maka
triliun. 597 LHP terdiri atas 519 objek
kemungkinan
terjadinya
fraud
dapat
pemeriksaan pemeriksaan
keuangan, kinerja
dan
dan
fraud
terjadinya
Begitupun
sangat
sebaliknya
besar
apabila
9
objek
diperkecil. Dengan adanya pengendalian
69
objek
internal maka pengecekan akan terjadi
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
secara
(PDTT). Wakil Ketua BPK Hasan Bisri
seseorang oleh orang lain, oleh karena itu
menjelaskan 13.969 kasus tersebut terdiri
keefektifan
dari 4.589 kasus senilai Rp10,74 triliun
mempunyai dampak yang besar dalam 2
otomatis
terhadap
pengendalian
pekerjaan
internal
upaya
pencegahan
Kecenderungan
yang
Kecurangan Akuntansi (KKA).
informasi
Dalam mendapatkan hasil yang monitoring
yang
pengendalian
baik,
pihak
yang
informasi.
Asimetri
informasi adalah suatu keadaan dimana agent mempunyai informasi yang lebih
Manajemen cenderung melakukan perilaku
banyak tentang perusahaan dan prospek
menyimpang
dimasa yang akan datang dibandingkan
dalam
memaksimalkan
pribadi,
kecenderungan akuntansi.
yang
menyediakan
dengan
membutuhkan
diperlukan
atau
efektif.
keuntungan
internal
memiliki
yaitu
dengan principal. Kondisi ini memberikan
melakukan kecurangan
kesempatan kepada agent menggunakan
Sistem
contohnya
pengendalian
ini
informasi
yang
diketahuinya
untuk
diharapkan mampu mengurangi adanya
memanipulasi pelaporan keuangan sebagai
perilaku penyimpangan oleh manajemen
usaha
tersebut.
kemakmurannya.
Selain faktor-faktor yang telah
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
sangat berpengaruh terhadap kecurangan Kompensasi
adalah
memaksimalkan
Teori dan Pengembangan Hipotesis
dijelaskan diatas, sistem kompensasi juga
akuntansi.
untuk
IAI
faktor
(2001)
menggambarkan
penting yang mempengaruhi bagaimana
tentang kecurangan akuntansi sebagai
dan mengapa orang-orang bekerja pada
pelaporan keuangan dan aset yang tidak
suatu organisasi dan bukan pada organisasi
akurat. Dalam kaitannya dengan pelaporan
yang lainnya. Kompensasi ini bertujuan
keuangan, bentuk KKA adalah :
supaya
manajemen
peraturan
bertindak
perusahaan
yang
a. Salah
sesuai
saji
yang
kecurangan
telah
timbul
dalam
dari
pelaporan
dirumuskan oleh pemilik perusahaan dan
keuangan, yaitu salah saji atau
tidak melakukan tindakan menyimpang.
penghilangan
Tindakan menyimpang seperti kecurangan
jumlah atau pengungkapan dalam
akuntansi diharapkan berkurang dengan
laporan
adanya sistem kompensasi ini.
mengelabui pelaporan keuangan, misalnya
Faktor lain yang dapat memicu
secara
keuangan
:
a)
sengaja
untuk
Manipulasi,
terjadinya kecurangan akuntansi adalah
pemalsuan, atau perubahan catatan
adanya asimetri informasi. Wilopo (2006)
akuntansi
menyatakan bahwa asimetri informasi
pendukungnya
adalah
terjadi
sumber data bagi penyajian laporan
ketidakselarasan informasi antara pihak
keuangan. b) Representasi yang
situasi
di
mana
3
atau yang
dokumen menjadi
salah dalam atau penghilangan dari
pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap
laporan
hukum dan peraturan yang berlaku serta
keuangan
peristiwa
transaksi atau informasi signifikan,
keefektifitas dan efisiensi operasi.
dan c) salah penerapan secara
Manajemen cenderung melakukan
sengaja prinsip akuntansi yang
perilaku
berkaitan
memaksimalkan
dengan
jumlah,
menyimpang keuntungan
klasifikasi, cara penyajian atau
contohnya
yaitu
pengungkapan.
melakukan
kecurangan
b. Salah
saji
perlakuan
yang
timbul
tidak
dari
Keefektifan
dalam
sistem
pribadi,
kecenderungan akuntansi.
pengendalian
ini
semestinya
diharapkan mampu mengurangi adanya
terhadap aktiva yang berkaitan
perilaku penyimpangan oleh manajemen
dengan pencurian aktiva entitas
tersebut.
yang berakibat laporan keuangan tidak
disajikan
prinsip
sesuai
dengan
yang
berlaku
akuntasi
Sistem Kompensasi Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan
umum di Indonesia.
kerja
para
karyawaan adalah melalui kompensasi. Di sini kompensasi di defenisikan sebagai
Sistem Pengendalian Internal Pengendalian
kepuasan
internal
adalah
sesuatu yang
diterima oleh karyawan
semua rencana organisasional, metode dan
sebagai balas jasa untuk kerja mereka
pengukuran
(Sunyoto, 2012).
yang
dipilih
oleh
suatu
kegiatan usaha untuk mengamankan harta
Kompensasi adalah faktor penting
kekayaannya, mengecek keakuratan dan
yang
keandalan data akuntansi usaha tersebut,
mengapa orang-orang bekerja pada suatu
meningkatkan efisiensi operasional dan
organisasi dan bukan pada organisasi yang
mendukung
lainnya.
dipatuhinya
kebijakan
mempengaruhi
bagaimana
dan
Pengusaha
harus
cukup
beberapa
jenis
manajerialyang telah ditetapkan (Diana,
kompetetif
dengan
2011).
kompensasi
untuk
memperkerjakan,
Mulyadi (2011) mendefenisikan
mempertahankan dan memberi imbalan
pengendalian internal sebagai suatu proses
terhadap kinerja setiap individu di dalam
yang dijalankan oleh dewan komisaris,
organisasi (Mathis and Jackson, 2002).
manajemen dan personil lain yang di desain
untuk
memberikan
Asimetri Informasi
keyakinan
Dunk (1993) dalam Aryanto dkk
memadai tentang pencapaian keandalan
(2013) mendefinisikan Asimetri Informasi 4
sebagai suatu keadaan apabila informasi
Padang.
yang dimiliki bawahan melebihi informasi
penelitian
ini
yang dimiliki oleh atasannya. Anggaran
purposive
sampling
yang
sebagai berikut :
disusun
menyebabkan
secara
Bottom-up
informasi
mengenai
Penentuan
sampel
dalam
menggunakan
metode
dengan
kriteria
a. Perguruan Tinggi Negeri yang
komponen dalam anggaran lebih diketahui
berada di kota Padang.
oleh manajemen tingkat bawah (lower
b. Kepala sub bagian anggaran non
level managers).
penerimaan bukan pajak, kepala
Wilopo (2006) menyatakan bahwa
bagian anggaran, kepala bagian
asimetri informasi adalah situasi di mana
akuntansi, kepala bagian evaluasi
terjadi ketidakselarasan informasi antara
dan
pihak yang memiliki atau menyediakan
bendahara dan staf administrasi
informasi
universitas.
dengan
pihak
yang
membutuhkan informasi.
variabel. Variabel pertama adalah sistem
merupakan
pengendalian internal. Instrumen yang
jawaban
digunakan
sementara ataupun kesimpulan sementara untuk
menjawab
permasalahan
berpengaruh
pengendalian
terhadap
(2013) yaitu aplikasi SPI dalam bentuk pengendalian khusus sesuai bidangnya (2
internal
pertanyaan), pemantauan dan evaluasi (2
kecenderungan
pertanyaan),
kecurangan akuntansi
kecenderungan
pejabat dalam memotivasi karyawan agar mematuhi
kecurangan
SPI
karena
ada
pihak
independen yang ikut mengawasi (2
akuntansi.
pertanyaan). Secara keseluruhan variabel
Metode Penelitian Populasi
(2
pertanyaan), dan peran pemimpin dan
H3 : Asimetri informasi berpengaruh kecenderungan
fisik
dalam mendukung budaya organisasi(2
kecurangan
akuntansi
terhadap
pengendalian
pertanyaan), peran pemimpin dan pejabat
H2 : Sistem kompensasi berpengaruh terhadap
sistem
Thoyibatun (2008) dalam Aryanto dkk
awal sebagai berikut : Sistem
mengukur
indikator pertanyaan yang didapat dari
Dalam penelitian ini, hipotesis
:
untuk
pengendalian internal terdiri dari lima
yang
terdapat dalam penelitian.
H1
keuangan,
Penelitian ini menggunakan empat
Hipotesis Penelitian Hipotesis
pelaporan
dalam
sistem pengendalian internal terdiri atas 10 penelitian
ini
item pertanyaan.
adalah Perguruan Tinggi Negeri di kota 5
Variabel
kedua
yaitu
sistem
Terakhir
yaitu
variabel
kompensasi. Instrumen yang digunakan
kecenderungan
untuk
kompensasi
Instrumen
dikembangkan dari Dallas (2002) dalam
mengukur
Aryanto dkk (2013) yang terdiri dari
akuntansi
empat indikator pertanyaan yaitu dasar
pertanyaan yang didapat dari Wilopo
alokasi kompensasi (2 pertanyaan), dasar
(2006) dalam Aryanto dkk (2013) yaitu
promosi jabatan (2 pertanyaan), sosialisasi
salah saji (4 pertanyaan), manipulasi, salah
sistem kompensasi yang berlaku dalam
penerapan (4 pertanyaan), penggelapan
alokasi honorarium dan promosi jabatan (2
aktiva (4 pertanyaan), dan penyalahgunaan
pertanyaan), bobot yang seimbang antara
tanda
standar
keseluruhan
mengukur
etika
sistem
dan
kerja
fisik
(2
kecurangan
yang
digunakan
kecenderungan terdiri
terima
akuntansi.
dari
(4
untuk
kecurangan
lima
indikator
pertanyaan).
variabek
Secara
kecenderungan
pertanyaan). Secara keseluruhan variabel
kecurangan akuntansi terdiri dari 16 item
sistem kompensasi terdiri dari 8 item
pertanyaan.
pertanyaan.
Semua variabel ini diukur dengan
Variabel ketiga adalah asimetri informasi. untuk
Instrumen
mengukur
yang
digunakan
asimetri
informasi
menggunakan skala likert 1-5 (sangat setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju) di gunakan untuk mengukur
dikembangkan dari Dunk (1993 dan 1991)
respon dari responden.
dalam Aryanto dkk (2013) yang terdiri
Hasil dan Pembahasan
dari enam indikator pertanyaan yaitu penyaji memiliki informasi yang lebih
Statistik Deskriptif
banyak (2 pertanyaan), penyaji lebih mengenal
hubungan
inputoutput
Tabel 1
(2
Deskripsi Statistik
pertanyaan), penyaji lebih mengetahui apa yang
sebenarnya
dapat
dicapai
2
Variabel
pertanyaan), penyaji lebih mngenal teknis pekerjaan (2 pertanyaan), penyaji lebih mengetahui pengaruh faktor eksternal (2 pertanyaan), dan penyaji lebih mengetahui potensi kinerja (2 pertanyaan). Secara keseluruhan variabel asimetri informasi
N
Kisaran Teoritis
Kisaran Aktual
Mean
Standar Deviasi
Y (Kecenderungan Kecurangan Akuntansi) X1 (Sistem Pengendalian Internal) X2 ( Sistem kompensasi)
4 3
16-80
52-80
67,40
6,82
4 3
8-40
18-40
29,44
3,82
4 3
7-35
17-35
23,88
3,89
X3 (Asimetri Informasi)
4 3
11-55
24-47
36,51
5,51
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
terdiri dari 12 item pertanyaan.
6
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa
Hasil Uji Kualitas Data
jumlah sampel yang diteliti adalah 43 responden.
Variabel
Uji Validitas
Kecenderungan
Table 2
Kecurangan Akuntansi menunjukan bahwa
Hasil Uji Validitas
semakin tinggi nilai jawaban responden Konstruk
KMO
Factor Loading
Keterangan
Y (Kecendrungan Kecurangan Akuntansi)
0,766
0,577-0,854
Valid
rendah niali jawaban responden makan
X1 (Sistem Pengendalian Internal)
0,643
0,504-0,754
Valid
semakin
X2 (Sistem Kompensasi) X3 (Asimetri Informasi)
0,546-0,945
Valid
0,405- -0,918
Valid
maka
semakin
rendah
kecurangan
akuntansi yang terjadi dan jika semakin
tinggi
terjadinya
kecurangan
akuntansi. Variabel
Sistem
0,507 0,620
Sumber : hasil uji spss
Pengendalian
Internal menunjukkan bahwa semakin
Dari tabel dapat terlihat hasil pengujian
tinggi nilai jawaban responden maka
data menunjukkan nilai Meyer Olkin-
semakin penting peranan SPI dalam suatu
Measure of Sampling Adequacy (KMO-
organisasi
MSA)
dan semakin
rendah nilai
dari
variabel
kecenderungan
jawaban responden maka SPI tidak begitu
kecurangan
penting dalam suatu organisasi.
pengendalian internal, sistem kompensasi
Variabel
Sistem
Kompensasi
dan
asimetri
akuntansi,
informasi
>0,5
sistem
dengan
menunjukkan bahwa responden setuju
loading factor di atas 0,4. Hasil ini
bahwa sistem kompensasi berpengaruh
menunjukan bahwa setiap item pertanyaan
terhadap terjadinya kecurangan akuntansi.
pada kuesioner yang di ajukan pada
Variabel Asimetri Informasi. Hal
penelitian ini valid dan memenuhi uji
ini menunjukkan bahwa responden setuju
validitas karena dari keempat variabel
bahwa asimetri informasi mempengaruhi
menunjukkan nilai KMO (Kaiser-Meyer-
terjadinya kecurangan akuntansi.
Olkin) >0,5.
7
Berdasarkan tabel terlihat bahwa
Uji Reliabilitas
masing masing variabel yang terdiri dari
Tabel 3
kecenderungan
Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s
Konstruk
Alpha
sistem
dan
akuntasi,
internal,
asimetri
sistem
informasi
memiliki nilai Asymp sig (2-tailed) > alpha
Y (Kecenderungan
0,826
Kecurangan Akuntansi)
Reliabel
0,05. Dapat disimpulkan bahwa seluruh
X1 (Sistem Pengendalian Internal) X2 (Sistem Kompensasi)
0,613
Reliabel
0,606
Reliabel
0,604
Reliabel
item pertanyaan yang digunakan telah berdistribusi
normal,
oleh
sebab
itu
tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat
X3 (Asimetri Informasi)
segera dilakukan.
Sumber : hasil uji spss
Dari tabel dapat terlihat hasil pengujian
data
menunjukkan
Uji Multikolinieritas
bahwa
Tabel 5
koefisien Cronbach’s Alpha dari variabel kecenderungan sistem
pengendalian
kompensasi
Keterangan
kecurangan
kecurangan
pengendalian
kompensasi,
dan
Hasil Uji Multikolinieritas
akuntansi,
internal, variabel
sistem asimetri
variabel
memiliki
nilai
Cronbach’s Alpha > 0,6.
Keterangan
Tolerance 0,652
VIF 1,535
Sistem Kompensasi
0,739
1,353
Bebas dari multikolinieritas
Asimetri Informasi
0,831
1,204
Bebas dari multikolinieritas
Sistem Pengendalian Internal
informasi cukup handal (reliabel) karena keenam
Collinearity Statistic
Variabel
Bebas dari multikolinieritas
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Uji Asumsi Klasik
Dari hasil analisis tabel 5 didapat Uji Normalitas
empat variabel bebas (independen) dalam Tabel 4
penelitian ini nilai VIF-nya di bawah 10
Hasil Uji Normalitas Konstruk Y (Kecenderungan Kecurangan Akuntansi) X1 (Sistem Pengendalian
dan tolerance nya mendekati 1.Ini berarti
Asymp sig
Keterangan
0,590
Normal
bahwa
tidak
terjadi
multikolinearitas
antara variabel bebas tersebut. Dengan demikian,
dapat
disimpulkan
bahwa
0,660
Normal
variabel-variabel
X2 (Sistem Kompensasi)
0,638
Normal
berupa sistem pengenendalian internal,
X3 (Asimetri Informasi)
0,189
Normal
sistem kompensasi dan asimetri informasi
Internal)
Sumber : hasil uji spss
8
bebas
(independen)
tersebut memenuhi persyaratan asumsi
sebesar
0,016
<
alpha
0,05.
Maka
klasik tentang multikololinieritas.
keputusannya adalah model layak untuk di lanjutkan.
Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi (R2)
Uji t- test
Tabel 6
Tabel 8
Hasil Uji R2
Hasil Uji t-tes
Model
R
Adjusted R Square
1
0,471
0,164
Coefficients
a
Kesimpulan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
Dari tabel diatas diketahui nilai
Model
Adjusted R Square adalah 0,164 atau 16,40
B
1 (Constant)
Error
41.533
9.116
Beta
t
Sig.
4.556
.000 .695
% artinya variabel sistem pengendalian
x1
.121
.305
.068
.396
internal, sistem kompensasi dan asimetri
x2
.738
.281
.422
2.631
informasi memberikan pengaruh terhadap
x3
.128
.187
.104
.685
H1 ditolak
.012 H2 diterima .497
H3 ditolak
Sumber : Hasil
variabel
kecenderungan
kecurangan
Pengolahan Data
akuntansi sebesar 16,40% dan sisanya
SPSS
diterangkan oleh variabel lain yang tidak Analisa
diangkat dalam penelitian ini.
regresi
berganda
serta
perhitungan dngan menggunakan program Uji F
SPSS diperoleh model regresinya sebagai Tabel 7
berikut ini :
Hasil Uji F Model Regresion
Y = 41,533 + 0,121X1 + 0,738X2 +0,128X3
F
Sig.
3,886
0,016
Pembahasan Hasil Penelitian
Residual
Pengaruh Sistem Pengendalian Internal
Total
Terhadap Kecenderungan Kecurangan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Akuntansi
Dari tabel di atas terlihat nilai F
Berdasarkan hasil analisis regresi
hitung yang diperoleh adalah sebesar 3,886
dengan nilai signifikan sebesar
0,016,
didalam
pengujian
menunjukan
0,05.
Hasil
yang
variabel
sistem
pengendalian internal tidak berpengaruh
hipotesis
terhadap
digunakan tingkat kesalahan atau alpha sebesar
bahwa
kecenderungan
kecurangan
akuntansi (H1 ditolak). Ini ditunjukkan
diperoleh
dengan koefisien regresi 0,121 dengan
memperlihatkan bahwa nilai signifikan 9
nilai t-tes nya 0,396 dan tingkat signifikan
Perguruan Tinggi dikota Padang berasal
0,695 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa
dari jurusan akuntansi sehingga responden
sistem
kurang memahami mengenai tugas dan
pengendalian
berpengaruh
internal
terhadap
tidak
kecenderungan
fungsi SPI dalam suatu organisasi.
kecurangan akuntansi. Temuan penelitian ini
berbeda
dilakukan
dengan
oleh
menemukan signifikan
penelitian
dan
kecenderungan artinya
semakin
internal
maka
sejalan
(2006)
yang
menyimpulkan bahwa sistem pengendalian
pengaruh
yang
internal
antara
sistem
internal
terhadap
kecurangan
akuntansi
efektif
tidak
(2012)
berpengaruh
kecenderungan
yang
terhadap kecurangan
akuntansi.penelitian yang dilakukan oleh Aryanto
pengendalian
dkk
(2013)
dimana
hasil
penelitiannya menemukan tidak terdapat
rendah
pengaruh sistem pengendalian internal
kecenderungan kecurangan akuntansi oleh
terrhadap terjadinya kecurangan akuntansi
manajemen perusahaan yang dilakukan
dikarenakan SPI pada Universitas Negeri
pada perusahaan publik dan BUMN di
Jakarta belu di bentuk pada saat pengujian
Indonesia. Hal ini diduga karena selain
berlangsung sehingga responden tidak
perbedaan
mengetahui pernyatan-pernyatan tersebut.
objek
semakin
Kusumastuti
dengan
penelitian
negatif
pengendalian
ini
yang
Wilopo
terdapat
Penelitian
penelitian,
sistem
pengendalian internal pada Perguruan
Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap
Tinggi Negeri tidak berfungsi secara optimal
seperti
yang
terdapat
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
pada
Hasil analisis regresi menunjukan
perusahaan publik. Perusahaan publik
bahwa
yang bertujuan mendapatkan profit yang
berpengaruh
maksimal sehingga sistem pengendalian internal
didalam
perusahaan
signifikan
berpengaruh
bahwa hanya terdapat 16,28% karyawan
kompensasi
0,05.
Dapat
terhadap
kecenderungan
yang
sesuai
akan
meningkatkan terjadinya kecenderungan
keahliannya. Dapat disimpulkan tidak bagian
<
kecurangan akuntansi. Artinya pemberian
mempunyai
sertiikat/gelar dalam menjunjang bidang
karyawan
0,012
disimpulkan bahwa sistem kompensasi
tentang demografi responden dijelaskan
semua
kecenderungan
dengan nilai t-tes nya 2,631 dan tingkat
profit. Hal ini dapat dilihat pada tabel
yang
terhadap
kompensasi
ditunjukkan dengan koefisien regresi 0,738
Tinggi yang bertujuan tidak mendapatkan
keuangan
sistem
kecurangan akuntansi (H2 diterima). Ini
sangat
diperhatikan. Berbeda dengan Perguruan
bagian
variabel
kecurangan
keuangan 10
akuntansi.
Temuan
ini
menunjukkan
bahwa
kompensasi kenaikan
berupa jabatan
kecenderungan berupa
honorium tidak
akuntansi
pendukungnya.
kecurangan akuntansi artinya pemberian
dan
kompensasi yang sesuai pada perusahaan
menurunkan
terbuka dan BUMN di Indonesia tidak
kecurangan
manipulasi,
perubahan
pemberian
akuntansi
pemalsuan dan
Berbeda
secara
signifikan
menurunkan
atau
kecenderungan kecurangan akuntansi dari
dokumen
manajemen perusahaan. Fauwzi (2011)
dengan
juga
menemukan
bahwa
sistem
perusahaan swasta yang berfokus pada
kompensasi tidak berpengaruh terhadap
tujuan mencari laba, sistem kompensasi
kecenderungan
yang berlaku pada perusahaan swasta
Penelitian
mengindikasikan
menunjukkan
signifikan
terdapat
negatif
kompensasi
terhadap
pengaruh
antara
sistem
kecenderungan
kecurangan
lain
Aryanto tidak
akuntansi. dkk
ada
signifikan
antara
sistem
terhadap
kecenderungan
(2013) pengaruh
kompensasi kecurangan
kecurangan akuntansi. Ketika karyawan
akuntansi artinya semakin tinggi sistem
mencapai kinerja yang semakin baik
kompensasi tidak mempengaruhi para
semakin baik pula kesejahteraan yang
pegawai keuangan Universitas Negeri
diperoleh dan semakin rendah tindakan
Jakarta
kecenderungan kecurangan akuntansi yang
kecenderungan kecurangan akuntansi.
terjadi.
Hasil analisis regresi menunjukan
(2008) yang meneliti tentang faktor-faktor
bahwa variabel asimetri informasi tidak
yang berpengaruh terhadap perilaku tidak kecenderungan
berpengaruh
kecurangan
dengan nilai t-tes nya 0,685 dan tingkat
menjelaskan bahwa sitem kompensasi
signifikan
kecenderungan
terhadap
Dapat
dengan penelitian Mulyani 2008 dalam
bahwa
Aryanto dkk (2013) yang menyatakan
kompensasi memberikan pengaruh tidak signifikan
0,05.
kecurangan akuntansi. Hasil ini sejalan
temuan yang dilakukan oleh Wilopo menyatakan
>
tidak berpengaruh terhadap kecenderungan
Temuan ini tidak konsisten dengan
yang
0,497
disimpulkan bahwa asimetri informasi
kecurangan akuntansi.
(2006)
kecenderungan
ditunjukkan dengan koefisien regresi 0,128
organisasi. Hasil penelitian tersebut juga
terhadap
terhadap
kecurangan akuntansi (H3 ditolak). Ini
akuntansi serta akibatnya terhadap kinerja
berpengaruh
tindak
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun
dan
melakukan
Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap
Hasil penelitian ini sama dengan
etis
dalam
bahwa walaupun informasi yang diterima
kecendrungan 11
antara atasan dan yang dimiliki bawahan mengenai
unit
yang
Kesimpulan
menjadi
tanggungjawabnya sama namun
Berdasarkan
analisis
dan
tidak
pembahasan hasil pengujian hipotesis yang
mengurangi organisasi untuk melakukan
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
kecenderungan
hasil
kecurangan
akuntansi
penelitian
bahwa
terdapat
dua
dengan cara-cara tertentu dikarenakan
hipotesis ditolak yaitu sistem pengendalian
atasan pada organisasi tersebut kurang
internal dan asimetri informasi dan hanya
peduli merespon kondisi organisasi dengan
terdapat satu hipotesis yang diterima yaitu
alasan bahwa organisasi pemerintah telah
sitem kompensasi.
terkoordinir dan terorganisasi oleh orangorang
pilihan
pemerintah.
Daftar Pustaka
Namun
penelitian ini bertentangan dengan Wilopo
Aryanto, M. Suharyadi dkk. 2013. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado.
(2006) dan Jensen dan Meckling (1976) karena temuan ini bertentangan dengan teori keagenan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Aryanto dkk (2013) yang menemukan
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Andi Offset. Yogyakarta
tidak adanya pengaruh asimetri informasi terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi. Berbeda dengan penelitian yang
menunjukkan bahwa asimetri informasi
http://www.tempo.co/read/news/2012/07/2 3/079418820/BPK-Dana-Janggal Rp16-Triliun-di-Kemendikbud
memberikan pengaruh yang signifikan dan
http://www.bpk.go.id/web/?p=13612
dilakukan
positif
oleh
Wilopo
terhadap
(2006)
yang
kecenderungan
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Pemeriksaan Akuntan Publik. SA Seksi 316 paragraf 4 dan 5. Pertimbangan Atas Kecurangan Dalam Audit Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
kecurangan akuntansi perusahaan, artinya semakin tinggi asimetri informasi pada perusahaan
terbuka
dan
BUMN
di
Indonesia, semakin tinggi kecenderungan
Mathis, and Jackson. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: SalembaEmpat
kecurangan akuntansi perusahaan.
Mulyadi. 2011. Auditing. Buku Satu. Edisi Ke Enam. Salemba Empat. Jakarta
12
Sunyoto, Danang. 2012.Teori, Kuesioner, dan Anaisi Data Sumberdaya Manusia. Jakarta. CAPS ( Center for Academic Publishing Sevice) Thoyibatun, S. 2008. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi. Ekuitas. Volume 16 No. 2 – 2008 Tuanakotta, T.M.2007.Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif.Jakarta. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPFE UI) Wilopo. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi : Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23 – 26 Agustus 2006.
13