perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PERAN PEMBIMBING, METODE BIMBINGAN DAN MOTIVASI TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTIK LABORATORIUM KEPERAWATAN STIKES ABI SURABAYA
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh : SUMI HERNAWATI S541208088
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2014
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan Judul “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Peran Pembimbing, Metode Bimbingan dan
Motivasi
Terhadap
Pencapaian
Kompetensi
Praktik
Laboratorium
Keperawatan”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan baik selama proses pendidikan maupun dalam menyelesaikan tesis ini. 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, Drs., MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir., MS, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini. 3. Dr. Hari Wujoso, dr., MM., SpF, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Prof. Bhisma murti, dr., MPH, MSc, Ph D selaku Pembimbing I, terima kasih Bapak atas bantuan dan bimbingannya dengan kesabaran dan mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian ini. 5. Dr. Nunuk Suryani, MPd selaku Pembimbing II, terima kasih atas segala waktu yang diberikan serta kesabarannya selama membimbing penulis pada penelitian ini. 6. Seluruh dosen pascasarjana yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya untuk kemajuan penulis. 7. Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES ABI Surabaya yang telah bersedia menjadi subyek penelitian. commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan selama pendidikan. 9. Teman-teman seperjuangan dipasca sarjana.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Penyusunan tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tesis ini. Akhirnya penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surakarta, Agustus 2014
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
LEMBAR ORISINALITAS ............................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vii
ABSTRAK .......................................................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
6
A. Kajian Teori .............................................................................
6
1. Persepsi Mahasiswa Terhadap Peran Pembimbing ...........
6
2. Peran Pembimbing ..............................................................
9
3. Metode Bimbingan Laboratorium ......................................
14
4. Motivasi ..............................................................................
17
5. Pencapaian Kompensi Praktik Laboratorium Keperawatan
18
a. Pengertian Kompetensi ...................................................
18
b. Praktik Laboratorium Keperawatan ................................
18
B. Penelitian .................................................................................
20
C. Kerangka Pikir .........................................................................
22
D. Hipotesis ..................................................................................
22
BAB II
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
BAB IV
BAB V
digilib.uns.ac.id
METODELOGI ............................................................................
24
A. Jenis Penelitian ........................................................................
24
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................
24
C. Populasi dan Sampel ................................................................
24
D. Variabel Penelitian ..................................................................
25
E. Definisi Operasional Variabel .................................................
25
F. Instrumen Penelitian ................................................................
26
G. Prosedur Pengolahan Data .......................................................
30
H. Tehnik Analisa Data ................................................................
31
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................
34
A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................
34
B. Hasil Uji Pra Analisis ...............................................................
36
C. Analisis Data ...........................................................................
38
D. Pembahasan .............................................................................
40
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................
52
A. Kesimpulan ..............................................................................
52
B. Implikasi ..................................................................................
52
C. Saran ........................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Sumi Hernawati, S541208088, 2014 ; “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Peran Pembimbing Laboratorium, Metode Bimbingan, Dan Motivasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Pada Mahasiswa Keperawatan Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya”. Tesis Program Studi magister Kedokteran Keluarga, Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang : Pencapaian kompetensi praktik laboratorium membutuhkan peran pembimbing laboratorium yang mampu membimbing peserta didik, pakar dalam bidangnya dan juga mempunyai kemampuan sebagai pembimbing laboratorium yang mampu memberi stimulasi, dorongan, bimbingan dan fasilitas. Pencapaian kompetensi praktik laboratorium dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya peran pembimbing, metode bimbingan, dan terutama adalah motivasi dari mahasiswa didikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi mahasiswa tentang peran pembimbing laboratorium, metode bimbingan, dan motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan. Metode dan Subyek : Penelitian ini adalah penelitian analitik eksperimental dengan pendekatan Randomize Control Trial (RCT). Populasi sasaran penelitian ini adalah mahasiswa semester VI Prodi S1 Keperawatan yang berjumlah 51 mahasiswa. Variabel Independen persepsi mahasiswa tentang peran pembimbing laboratorium, metode bimbingan, motivasi. Variabel dependen, pencapaian kompetensi praktik laboratorium keperawatan. Pengolahan data menggunakan regresi linier ganda. Hasil : Ada pengaruh antara peran pembimbing (b=0.15;CI=95%=-.09 hinga 0.40; p = 0.224) metode bimbingan (b=3.51;CI=95%=1.33 hingga 5.68; p =0.002), motivasi (b=0.37;CI=95%=0.01 hingga 0.72; p =0.039), terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium Kesimpulan : Ada pengaruh yang positif dan secara statistik signifikan antara motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium. Kata Kunci : Peran Pembimbing, Metode Bimbingan, Motivasi, Kompetensi Praktik Laboratorium.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Peran Pembimbing Laboratorium, Metode Bimbingan Dan Motivasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya
Background: Achieving competence laboratory practice requires the laboratory supervisor who is able to guide learners, experts in their fields and also have the ability as a laboratory supervisor who is able to provide stimulation, encouragement, guidance and facilities. Achievement of competence laboratory practices can be influenced by several factors, including the role of counselor, counseling methods, and especially the motivation of student education. This study aims to analyze the influence of students' perceptions of the role of the laboratory supervisor, guidance method, and motivation toward achieving competence in the laboratory practice nursing students. Subjects and Methods: This study is an experimental analytical approach Randomize Control Trial (RCT). Target population of this study is the Sixth semester students of Nursing Prodi S1 totaling 51 students. Independent Variables students' perceptions of the role of the laboratory supervisor, method guidance, motivation. Dependent variable, achievement of the competence of nursing laboratory practice. Processing data using multiple linear regression. Results : There is influence between the role of the supervisor (b = 0:15; CI = 95% = -. 0:40 hinga 09, p = 0.224) guidance method (b = 3:51; = 95% CI = 1.33 to 5.68, p = 0.002), motivation (b = 0:37; = 95% CI = 0.01 to 0.72, p = 0.039), to the achievement of the competence of laboratory practice Conclusion: There is a positive influence and a statistically significant correlation between motivation toward achieving competence laboratory practice . Keywords: Role of Supervisor, Method Guidance, Motivation, Competence of Laboratory Practice
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik laboratorium keperawatan dapat memfasilitasi proses belajar dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan asuhan keperawatan di bawah pengawasan pembimbing laboratorium dan secara bertahap menumbuhkan kepercayaan diri mahasiswa melalui proses belajar (Sitorus, 1997: 210) Pendidikan keperawatan dalam upaya mempersiapkan para calon profesional dalam bidang keperawatan menyadari kondisi tersebut, sehingga proses pendidikan dalam keperawatan juga mengandung proses pendidikan akademik dan proses pendidikan profesional yang salah satunya dilakukan melalui pembelajaran laboratorium keperawatan. Pembelajaran
laboratorium
keperawatan
merupakan
perwujudan
dari
penjabaran pelaksanaan kurikulum pendidikan keperawatan guna membekali peserta didik agar dapat mengaplikasikan ilmunya di masyarakat berdasarkan kompetensi yang dimiliki. Melalui proses pembelajaran laboratorium akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama pembelajaran akademik secara terintegrasi ke dalam tatanan pelayanan keperawatan yang nyata, mengembangkan sikap-sikap dan ketrampilan sesuai dengan lingkup praktik keperawatan. Kondisi tersebut harus disadari oleh pendidik/pembimbing laboratorium agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam upaya mencapai kompetenssi belajarnya. Pembelajaran laboratorium membutuhkan peran pembimbing laboratorium commit to user yang mampu membimbing peserta didik, pembimbing laboratorium harus pakar
1
digilib.uns.ac.id2
perpustakaan.uns.ac.id
dalam bidangnya dan juga mempunyai kemampuan sebagai pembimbing laboratorium yang mampu memberi stimulasi, dorongan, bimbingan dan fasilitas. Pembimbing laboratorium memfasilitasi proses belajar dengan memberi kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan suatu tindakan di bawah pengawasan pembimbing laboratorium secara bertahap menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik melalui proses belajar. Hal ini harus dipahami dan disadari oleh institusi penyelenggara pendidikan serta rumah sakit sebagai institusi lahan praktik tempat menempa calon profesional bidang keperawatan. Keberadaan pembimbing dalam pembelajaran laboratorium sangat diperlukan oleh mahasiswa untuk mengadakan konsultasi dan bimbingan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas laporan Praktik laboratorium Keperawatan. Pada pelaksanaan pembelajaran laboratorium, pembimbing melakukan bimbingan dan observasi tentang kemampuan interpersonal dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada klien. Penggunaan metode bimbingan laboratorium yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
praktik
laboratorium
penting
diperhatikan
oleh
pembimbing
laboratorium agar dapat tercapai kompetensi praktik. Metode
pembelajaran
laboratorium
yang
dapat
diterapkan
dalam
pembelajaran laboratorium diklasifikasikan sesuai dengan kegunaan utama setiap strategi. Metode pembelajaran laboratorium tersebut meliputi bedside teaching, laboratorium mandiri, multimedia, dan metode konseptual. Dari dua hal tersebut diatas ada faktor lain yang berhubungan dengan pencapaian kompetensi praktik laboratorium yaitu motivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran laboratorium. Dalam belajar mottivasi sangat penting peranannya. commit to user Motivasi sangat menentukan kualitas perilaku seseorang, apakah motivasi seseorang
digilib.uns.ac.id3
perpustakaan.uns.ac.id
dalam melaksanakan suatu kegiatan tinggi atau rendah dapat dilihat dari kualitas perilakunya yaitu yang ditunjukan oleh kesungguhan, ketekunan, perhatian dan ketabahan. Seperti dikutip juga oleh Anderson dan Faust (1963), bahwa motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut ketabahan, perhatian, konsentrasi dan ketekunan siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar menampakan minat besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan banyak energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan tanpa mengenal rasa bosan apalagi menyerah. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah menampakan keengganannya, cepat bosan dan berusaha menghindari dari proses kegiatan belajar mengajar (Sukmadinata, 2005). Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik meneliti tentang “Pengaruh Persepsi Mahasiswa tentang Peran Pembimbing Laboratorium, Metode Bimbingan dan Motivasi
Terhadap
Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Pada
Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan STIKes ABI Surabaya”. B. Perumusan Masalah Adakah
pengaruh persepsi mahasiswa tentang peran
pembimbing
laboratorium, metode bimbingan, dan motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan? C . Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis pengaruh persepsi mahasiswa tentang peran pembimbing laboratorium, metode bimbingan, dan motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan.
commit to user
digilib.uns.ac.id4
perpustakaan.uns.ac.id 2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing laboratorium pada mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan STIKes ABI Surabaya. b. Mengetahui metode bimbingan laboratorium pada praktik laboratorium keperawatan pada mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan STIKes ABI Surabaya c. Mengetahui motivasi pada mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan STIKes ABI Surabaya. d. Mengetahui pencapaian kompetensi praktik laboratorium keperawatan pada mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan STIKes ABI Surabaya. D. Manfaat Penelitian. 1 . Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan bacaan di perpustakaan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan penelitian karya ilmiah tentang hubungan persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing, metode bimbingan dan motivasi dengan pencapaian kompetensi praktik Laboratorium mahasiswa semester Keperawatan STIKes ABI Surabaya.
commit to user
IV Prodi S1
digilib.uns.ac.id5
perpustakaan.uns.ac.id b. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat dipakai untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pengaruh persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing laboratorium, metode bimbingan, dan motivasi dengan pencapaian kompetensi praktik laboratorium mahasiswa semester Keperawatan STIKes ABI Surabaya.
commit to user
IV Prodi S1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka 1.
Persepsi Mahasiswa Terhadap Peran Pembimbing laboratorium. a. Pengertian Persepsi Persepsi adalah pemberian arti (kognitif) terhadap lingkungan oleh seseorang. Karena setiap orang memberi arti pada stimulus, maka individu yang berbeda akan melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda. Dunham, (1994: 3) Menurut Saifudin,(2007: 13), Persepsi adalah proses kognitif yang berperan untuk memberikan pengetahuan khususnya tentang obyek atau kejadian. Menurut Devito ( 1997:25 ) Persepsi adalah proses yang mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Berdasarkan beberapa definisi tersebut pengertian persepsi adalah proses kognitif yang digunakan untuk mengartikan atau memberikan pengetahuan tentang obyek yang merupakan faktor internal dan eksternal individu berdasarkan pengalaman, sikap, harapan dan nilai yang ada pada diri individu yang mempengaruhi indera. b. Tahapan Proses Persepsi. Pembentukan
persepsi
sangat
dipengaruhi
oleh
pengamatan,
pengindraan terhadap proses berpikir yang dapat mewujudkan suatu kenyataan yang diinginkan oleh seseorang terhadap suatu obyek yang diamati.
commit to user
6
digilib.uns.ac.id7
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Arisandy (2004:31), proses terjadinya persepsi terjadi melalui tahapan : a) Penerimaan rangsang Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber. Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya. b) Proses menyeleksi rangsang Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut. c) Proses
pengorganisasian,
rangsangan
yang
diterima
selanjutnya
diorganisir dalam suatu bentuk proses penafsiran dan proses pengecekan. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, diantaranya faktor ciri khas dari objek stimulus, pribadi, kelompok, dan faktor perbedaan latar belakang sosial budaya (Gibson 1996: 137). a) Faktor ciri khas dari objek stimulus, yang terdiri dari nilai, arti emosional, familiaris dan integritaris. b) Faktor pribadi, termasuk dalam ciri khas individu seperti
taraf
kecerdasan, minat, emosi dan sebagainya. c) Pengaruh kelompok: respon yang lain dapat mempengaruhi individu. d) Faktor perbedaan latar belakang atau sosial budaya. Adanya latar belakang maupun sosial budaya yang berbeda sangat mempengaruhi persepsi seseorang yang satu dengan lainnya. commit to user
digilib.uns.ac.id8
perpustakaan.uns.ac.id
Faktor lainnya yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu faktor eksternal dan internal : a)
Faktor Eksternal meliputi : 1) Concreteness. 2) Novelty atau hal yang baru. 3) Velocity
atau
percepatan
misalnya
gerak
yang
cepat
untuk
menstimulasi munculnya persepsi. 4) Conditioned stimuli. b)
Faktor Internal : 1) Motivation. 2) Interest. 3) Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian 4) Assumptions.
2.
Peran pembimbing a. Pengertian Peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan dari individu dalam kaitannya dengan statusnya dalam masyarakat (Purwodarminto, 1998). Peran adalah menunjuk kepada beberapa sel perilaku yang kurang lebih bersifat homogen yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari individu okupan dalam situasi sosial tertentu. Okupan dari peran adalah individu yang memegang suatu posisi dalam struktur sosial (Efendi, 1998). b. Hal-hal penting yang Terkait dengan Peran Menurut Alimul (2002), hal-hal penting yang terkait dengan peran adalah: commit to user 1) Peran dibutuhkan individu sebagai aktualisasi diri.
digilib.uns.ac.id9
perpustakaan.uns.ac.id
2) Peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan ideal diri menghasilkan harga diri yang tinggi dan sebaliknya. 3) Posisi individu di masyarakat dapat menjadi stressor terhadap peran 4) Stres peran tmbul karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan individu. 5) Stres peran terdiri dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran yang tidak sesuai dan peran yang terlalu banyak. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran. Menurut Keliat dalam Nursalam dan Pariani (2001) individu dalam melakukan peran akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran. 2) Respon yang berarti terhadap peran yang dilakukan 3) Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan 4) Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap peran. 5) Situasi yang dapat menciptakan ketidaksesuaian peran. Pembimbing laboratorium adalah Orang yang bertanggungjawab dan berkewajiban melaksanakan pengajaran laboratorium. ( Pusdiknakes, 1996: 16). Pembimbing laboratorium merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran laboratorium mahasiswa. Pembimbing laboratorium dalam hal ini bisa dari staf pengajar di institusi pendidikan dan juga dari staf keperawatan yang bekerja di lahan praktik yang diberi surat tugas untuk membimbing mahasiswa dari institusi pendidikan keperawatan. Proses bimbingan dalam praktik laboratorium merupakan bagian terpenting
dalam
praktik
laboratorium.
Bimbingan
diperlukan
untuk
commit userdan diterapkan untuk praktik yang mengidentifikasi pengetahuan yangtoada
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
berbasis pada kejadian-kejadian umum di tatanan laboratorium. (Bain, 2000 :17). Pembimbing laboratorium mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu peserta didik dalam mewujudkan pengetahuannya pada psikomotor di lahan praktik dan dalam mengembangkan kemampuan interpersonalnya. Oleh karena itu, seorang pembimbing harus mempunyai kemampuan tentang pengetahuan akademik, ketrampilan Laboratorium, serta
kemampuan
komunikasi dalam hubungan interpersonal. Menurut Oerman Reilly et.all (1995: 96), Peran pembimbing laboratorium antara lain : sebagai kolega, fasilitator, manajer dan koordinator, pemberi tantangan, penolong dan penilai. a) Kolega Pembimbing laboratorium sebagai kolega memberikan perhatian, umpan balik secara jujur namun tidak memberikan perlindungan secara berlebihan, menerima setiap peserta didik dan memberikan dorongan agar memahami penilaian terhadap penampilan bukan hanya berdasar satu penampilan saja, tetapi penilaian dari serangkaian kemampuan sikap dan ketrampilan secara utuh . b) Fasilitator Seorang pembimbing harus mengetahui kapan peserta didik dibiarkan menggunakan sumber-sumber yang ada tetapi tidak dibiarkan selamanya sendiri. Selalu siap dihubungi tetapi tidak selalu menuntut peserta didik, peka bila peserta didik memerlukan dukungan atau bantuan. Menurut Drennan. J (2002: 13), peran pembimbing laboratorium commit to user memfasilitasi pembelajaran mahasiswa dengan cara mengidentifikasi
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran yang menguntungkan mahasiswa di lahan praktik dan menanamkan
pengetahuan mereka di tatanan praktik. Peran sebagai
fasilitator akan dicapai oleh pembimbing dengan memberi support kepada mereka dalam pelaksanaan praktik laboratorium. c) Manajer dan Koordinator Pembimbing harus memiliki kemampuan membuat rancanganrancangan pembelajaran praktik yang menarik, memilih dan menyiapkan sumber-sumber yang tersedia, dapat menyakinkan peserta didik bahwa waktu yang tersedia tidak akan disia-siakan dan dirancang sesuai pembelajaran laboratorium. d) Pemberi tantangan Peran pembimbing laboratorium sebagai pemberi tantangan dalam bentuk mengenalkan situasi baru untuk menguji kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan intelektual dan praktikal untuk mencapai standardstandard penampilan yang tinggi. e) Penolong Seorang pembimbing harus mempunyai
kemampuan
mengurangi
stress/tekanan yang dialami oleh peserta didik, memberikan keleluasaan yang realistik bagi peserta didik yang kelelahan, cemas dan kesulitan dalam penguasaan atau keterampilan yang dituntut. f) Penilai Peran pengajar/pembimbing sebagai penilai dalam hal kemampuan melakukan observasi langsung terhadap penampilan peserta didik dan membuat hasil pengamatan yang eksplisit sesuai standard dan kriteria to usersecara baik kemajuan setiap peserta penampilan yang dituntut,commit mengetahui
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didik, menciptakan rasa percaya diri, terbuka dan keajegan dalam penilaian peserta didik (Watkins, 2000:11) Peran pembimbing sebagai penilai dalam pembelajaran
Laboratorium
antara lain: (a) Menyiapkan keperluan yang diperlukan untuk penilaian praktik sumatif dan formatif (b) Mengadakan
supervisi
dan
melatih
mahasiswa
dalam
praktik
laboratorium (c) Berperan sebagai penghubung komunikasi antara pemberi pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan (d) Menyiapkan mahasiswa tentang apa yang mereka harapkan sehubungan dengan pembuatan dokumentasi praktik laboratorium. (e) Mengorganisasi
kelompok-kelompok
tutorial
untuk
memfasilitasi
mahasiswa dalam belajar selama praktik laboratorium. Pembimbing laboratorium memiliki kriteria sebagai berikut : 1) Berpengalaman dan atau ahli di bidangnya 2) Menyediakan waktu untuk melakukan bimbingan 3) Antusias dalam membimbing 4) Empati. 5) Memiliki kredibilitas yang baik dalam pengetahuan , ketrampilan dan sikap. 3.
Metode Bimbingan Laboratorium. Metode bimbingan laboratorium pembelajaran setiap strategi.
yang dapat
diterapkan dalam
laboratorium diklasifikasikan sesuai dengan kegunaan utama Metode bimbingan laboratorium tersebut meliputi, bedside commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
teaching, demonstrasi, laboratorium mandiri, multi media, dan metode konseptual. Metode Bedside teaching laboratorium secara langsung
pembimbing
pada
memberikan ketrampilan
pasien. Peserta didik memperhatikan
ketrampilan yang dilakukan pembimbing. Media yang digunakan adalah klien (Pantom, alat yang disesuaikan dengan ketrampilan lab. yang dilakukan). Metode demonstrasi adalah pembimbing melakukan demonstrasi prosedur tindakan keperawatan dihadapan peserta didik. Peserta didik memperhatikan dan diberi kesempatan untuk mencoba secara mandiri. Media yang digunakan klien (pantom, alat yang disesuaikan dengan ketrampilan lab. yang dilakukan). Metode ketrampilan
multimedia
dengan
adalah
menayangkan
pembimbing
melalui
video
memberikan dsb.
Peserta
contoh didik
memperhatikan ketrampilan lab yang ditayangkan. Media yang digunakan video/DVD, DVD Player, televise. Metode laboratorium mandiri adalah peserta didik melakukan kegiatan belajar di laboratorium saat pembimbing tidak di tempat. Media yang digunakan pantom, SOP dan alat lab yang digunakan. Dalam proses bimbingan laboratorium keperawatan kita tidak dapat hanya memilih salah satu metode saja. Metode konseptual bimbingan laboratorium keperawatan menggunakan kombinasi dari berbagai metode yang ada. Uraian dari metode, strategi dan media pembelajaran yang digunakan dalam metode konseptual bimbingan laboratorium keperawatan dalam dilihat dalam tabel. commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1. Metode, Streategi dan media dalam bimbingan praktik Laboratorium keperawatan. METODE
STRATEGI
MEDIA
1.Bed Side Teaching
· Pembimbing memberikan ketrampilan · laboratorium secara langsung pada klien Peserta didik memperhatikan ketrampilan laboratorium yang dilakukan pembimbing
Klien, alat yang disesuaikan dengan ketrampilan laboratorium yang dilakukan
2. Demontrasi
· Pembimbing melakukan demontrasi · prosedur tindakan keperawatan dihadapan peserta didik Peserta didik memperhatikan dan diberi kesempatan untuk mencoba secara mandiri
Klien, alat yang disesuaikan dengan ketrampilan laboratorium yang dilakukan
3.Belajar mandiri
· Peserta didik melakukan kegiatan belajar di LABORATORIUM saat pembimbing tidak di tempat
Klien, status medis dan keperawatan
4.Multimedia
Pembimbing memberikan contoh ketrampilan dengan menayangkan melalui video dsb. Peserta didik memperhatikan ketrampilan lab yang ditayangkan
VCD/DVD Player, televisi
Sumber: FIK-UI 2001 Walaupun ada berbagai macam metode pembimbingan laboratorium ada 3 unsur penting yang berperan dalam pembelajaran laboratorium. PSIK – UGM, ( 2002 ) menyebutkan 3 unsur penting tersebut adalah : a. Kompetensi yang harus dicapai. Pembelajaran laboratorium keperawatan meliputi lingkup mata ajar keperawatan laboratorium seperti : Keperawatan Dasar, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Komunitas, Keperawatan Gerontik dan Keperawatan Keluarga. Masing – masing mata ajar tersebut memiliki terget kompetensi yang spesifik dan dijabarkan berdasarkan tujuan dari masing – masing mata ajar tersebut.
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Ketersediaan tempat pengembangan ketrampilan keperawatan laboratorium. Tempat pengembangan keperawatan laboratorium yang dipergunakan adalah yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1) Sesuai dengan tujuan 2) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk kontak dengan klien 3) Mempunyai pembimbing laboratorium yang kompeten dibidangnya 4) Memberi kesempatan praktikan untuk mempelajari beberapa ketrampilan 5) Memacu kemampuan berfikir kritis bagi peserta didik 6) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk menerapkan Pengetahuan. 7) Menggunakan konsep / metode penugasan yang sesuai dengan konsep keperawatan dan teori yang didapat. 8) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengintegrasikan pengetahuannya. 4.
Motivasi a. Pengertian Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Dalam pengertian ini menurut
Gleitman (Syah, 1995:136) bahwa motivasi berarti pemasok daya (Energizer) untuk bertingkah laku secara terarah”
Menurut Mc Donald
(Syah, 1995:136) bahwa “motivation is an energy change within the person charact by affective arrousal and anticipatory goal reaction, “ yg diartikan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Para ahli mendefinisikan pengertian motivasi dengan cara dan gaya yang commit to user berbeda namun essensinya menuju pada maksud yang sama, seperti yang
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
telah dikemukakan oleh Abin Syamsudin (2004) bahwa motivasi merupakan : 1) Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy) atau 2) Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. 3) Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan mahasiswa yang bersangkutan. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi mahasiswa adalah motivasi instrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.
Dorongan
mencapai hasil dan dorongan memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk masa depan, umpanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua atau guru. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan keadaan seseorang yang berasal dari dalam, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dorongan mencapai hasil dan dorongan memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk masa depan. b. Indikator Motivasi Belajar Berikut adalah cara pengukuran dan usaha peningkatan kekuatan motivasi kerja dan belajar (Syamsudin, 2004) yang diidentifikasi dalam indikator sebagai berikut: 1) Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktu untuk melakukan kegiatan). 2) Frekwensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode tertentu). 3) Persistensinya (ketetapan dan kelekatan) pada tujuan kegiatan. 4) Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan dalam mencapai tujuan. 5) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwa atau nyawa) untuk mencapai tujuan. 6) Tingkatkan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. 7) Tingkatkan kualifikasi hasil atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak).
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan indikator-indikator motivasi yaitu durasi kegiatan, persistensi, ketabahan dan keuletan, devosi dan pengorbanan, tingkatan aspirasi, dan tingkatan kualifikasi hasil. c. Prinsip-Prinsip Motivasi dalam Belajar. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip dalam motivasi penting untuk diketahui dan diterangkan dalam aktivitas belajarmengajar. Berikut prinsip-prinsip motivasi belajar menurut Bahri (2002) : 1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. 2) Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar. 3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. 4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. 5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. 6) Motivasi melahirkan hasil dalam belajar. Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Keperawatan a. Pengertian Kompetensi
(competency) adalah
kemampuan atau kecakapan.
Disamping berarti kemampuan, kompetensi juga berarti; ........’the state of being legally competent or qualified’ Mc. Leod (Syah, 2004), yakni keadaan berwenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, kompetensi diartikan sebagai perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dngan pekerjaan tertentu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pencapaian target kompetensi adalah sasaran/jumlah /hasil yang direncanakan harus dicapai berdasarkan kemampuan dan kecakapan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa dalam praktik laboratorium keperawatan. b.
Praktik Laboratorium Keperawatan Pembelajaran laboratorium adalah serangkaian pembelajaran yang
dilaksanakan di laboratorium dengan menggunakan alat-alat laboratorium, SOP dan klien (pantom) Dari pengertian tersebut terkandung pemahaman bahwa pembelajaran laboratorium dimaksudkan agar peserta didik memperoleh kemampuan dalam membuat pertimbangan dan pengambilan keputusan laboratorium secara mandiri didasari oleh teori, hukum dan etika profesi, menggunakan berbagai ketrampilan profesional meliputi ketrampilan teknikal dan interpersonal, memahami klien sebagai manusia yang mempunyai otonomi dan hak asasi. (FIK–UI, 2000) Kemampuan yang akan diperoleh peserta didik dalam pembelajaran laboratorium diantaranya adalah pendalaman pemahaman ilmu dan masalah keperawatan, penumbuhan sikap profesional, cara pandang, berfikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di bidang profesinya yaitu peningkatan ketrampilan profesional dalam melakukan asuhan keperawatan, peningkatan kemampuan dalam pemecahan masalah ilmiah keperawatan. (Reilly dan Obermann, 1999) . Menurut Akemat, (2003) bahwa proses pembelajaran laboratorium disetting melalui proses pentahapan yaitu tahap persiapan rancangan commit to user pembelajaran dalam memenuhi pembelajaran yang meliputi perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
kebutuhan belajar peserta didik dan ketersediaan kemudahan memperoleh sumber belajar, tahap pelaksanaan dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran Dari proses trasformasi di atas terlihat jelas perilaku apa saja yang diharapkan sebagai keluaran hasil dari pembelajaran Laboratorium. Perubahan tersebut meliputi tiga domain yaitu perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Alur transformasi disusun berdasarkan tujuan dari pengalaman belajar laboratorium. Berikut proses transformasi perilaku dalam pengalaman belajar laboratorium (Husin, 2001). Perilaku masuk Pengalaman belajar Laboratorium Perilaku keluar
-
Melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar dan baik
-
Menerapkan proses keperawatan
-
Menampilkan sikap / tingkah laku profesional
-
Menerapkan ketrampilan profesional Gambar 1. Proses tranformasi perilaku dalam pembelajaran laboratorium Dari proses trasformasi di atas terlihat jelas perilaku apa saja yang
diharapkan sebagai keluaran hasil dari pembelajaran laboratorium. Perubahan tersebut meliputi tiga domain yaitu perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Alur transformasi disusun berdasarkan tujuan dari pengalaman belajar laboratorium. B.
Penelitian Yang Relevan Andri Puspitarini (2010) yang berjudul “Korelasi antara Kinerja Instruktur Laboratorium dan Perannya Dalam Penerapan Metode Konferensi Dengan Prestasi commit to Keperawatan user Belajar Laboratorium Mahasiswa D III di RSUD dr. SOEDONO
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Madiun”. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien determinasinya (R2) adalah 0,652 artinya secara bersama-sama variabel kinerja dan peran instruktur Laboratorium berpengaruh terhadap prestasi belajar Laboratorium sebesar 65,2 %. Hasil pengujian hipotesis (Uji F) untuk menguji signifikasi pengaruh kedua variabel bebas yaitu kinerja dan peran instruktur Laboratorium simultan terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar Laboratorium. Tingkat signifikansi (alpha) yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah (0,05), sedangkan pengaruh kedua variabel bebas secara simultan terhadap variabel prestasi belajar Laboratorium 0,000
“Hubungan Persepsi Mahasiswa
Terhadap Bimbingan Praktik Laboratorium Keperawatan Dengan Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Semester V Akper Muhammadiyah Surakarta Dalam Praktik Laboratorium Keperawatan Maternitas II”. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1)
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi
mahasiswa tentang bimbingan praktik dengan pengetahuan mahasiswa tentang praktik keperawatan Maternitas II dibuktikan dengan besarnya koefisien korelasi adalah 0,331 dan nilai p = 0,013.. 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang bimbingan praktik dengan sikap mahasiswa dalam praktik keperawatan Maternitas II dibuktikan dengan besarnya koefisien korelasi adalah 0,418 dan nilai p = 0,002, nilai p hitung<0,05. Sri Enawati (2008) dengan judul penelitian Pengaruh Penggunaan Metode Konseptual Dalam Bimbingan Praktik Laboratorium Keperawatan Terhadap to user yang signifikan antara metode Pencapaian Kompetensi. Hasilcommit ada perbedaan
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bimbingan konvensional dan metode bimbingan konseptual dibuktikan dengan menggunakan uji t (adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan) t hitung (5,390) < t tabel (-2,093) maka Ho ditolak. C.
Kerangka Fikir
Persepsi MahasiswaTerhadap Peran Pembimbing Lab X1 -
Penugasan Lab
Kolega Fasilitator Manajer & Koordinator Pemberi tantangan Penolong Penilai
Motivasi X3
Metode Bimbingan X2
- Bed side Teaching - PraktikMandiri - Multymedia - Demonstrasi - Konseptual
-
Durasi Kegiatan Frekwensi Kegiatan Persistensi kegiatan Ketabahan Devosi TingkatanAspirasi TingkatanKualifikasi Hasil
Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Keperawatan Gambar 2.1 Kerangka Fikir
D.
Hipotesis.
Penelitian ini menguji empat hipotesis: 1. Terdapat pengaruh persepsi mahasiswa tentang peran pembimbing laboratorium terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium keperawatan. Makin baik persepsi mahasiswa tentang peran pembimbing laboratorium, makin baik pencapaian kompetensi praktik laboratorium keperawatan. 2. Terdapat pengaruh metode bimbingan terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium
keperawatan.
Pencapaian
kompetensi
praktik
laboratorium
commit to user keperawatan pada mahasiswa yang mendapatkan bimbingan metode konseptual
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lebih baik dari pada mahasiswa yang mendapatkan bimbingan dengan metode demonstrasi. 3. Terdapat
pengaruh
motivasi
terhadap
pencapaian
kompetensi
praktik
laboratorium keperawatan. Makin tinggi motivasi belajar mahasiswa, makin baik pula pencapaian kompetensi praktik laboratorium keperawatan. 4. Terdapat pengaruh persepsi mahasiswa tentang peran pembimbing laboratorium, metode bimbingan dan motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktek laboratorium keperawatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI
A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen analitik dengan
pendekatan Randomize Control Trial (RCT). B.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Prodi S1 Keperawatan STIKES ABI Surabaya pada bulan Pebruari 2014. C.
Populasi dan Sampel
1. Populasi a. Populasi sasaran penelitian ini adalah mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan. b. Populasi sumber dalam penelitian ini adalah mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan STIKES ABI Surabaya yang berjumlah 51 mahasiswa. 2. Sampel dan Teknik pengambilan sampel Sampel dipilih dari seluruh populasi sumber menurut ukuran sampel untuk analisis multivariat (Murti, 2013 : 118). Dibutuhkan 15-20 subjek penelitian pervariabel independen.
Karena terdapat tiga Variabel independen, maka
dibutuhkan sampel sebesar 3 x (15-20 subjek) yang berarti 45-60 subjek. Teknik memilih sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan Simple Random Sampling. Criteria inklusi: a.
Mahasiswa semester V prodi S1 Keperawatan STIKES ABI Surabaya.
b.
commit to user Masih aktif dalam perkuliahan.
24
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id c. D.
Bersedia jadi subjek penelitian. Variabel Penelitian.
1.
Variabel Dependen Pencapaian kompetensi praktik laboratorium keperawatan.
2.
Variabel Independen -
Persepsi mahasiswa tentang peran pembimbing laboratorium
-
Metode bimbingan
-
Motivasi.
E.
Definisi Operasional Variabel 1.
Pencapaian kompetensi praktik laboratorium keperawatan. Definisi
: Kemampuan mahasiswa melakukan suatu tindakan laboratorium keperawatan sesuai dengan SOP, dengan tahapan yang benar, diukur melalui pencapaian nilai kelulusan dalam praktik laboratorium keperawatan.
Alat ukur
: Rekapan pencapaian nilai kelulusan dalam praktik laboratorium keperawatan
Skala pengukuran : Kontinu 2.
Persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing. Definisi
: Pandangan dan kesan mahasiswa dalam mengorganisir, memilih,
mengintepretasikan
dan
menginfromasikan
tentang peran pembimbing laboratorium dalam praktik laboratorium keperawatan. Alat ukur
:
Skala pengukuran :
kuesioner. kontinu. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 3.
Metode bimbingan Definisi
: Pemberian bimbingan pada mahasiswa praktik laboratorium keperawatan yang merupakan kegiatan belajar yang sengaja diorganisir untuk mencapai kemampuan
tertentu
yang
spesifik
dengan
menggunakan metode dan strategi pembelajaran laboratorium yang ada.
4.
Alat ukur
:
diteliti (check list / SOP)
Skala pengukuran
:
dikotomi,
Motivasi Definisi
: Keadaan seseorang yang berasal dari dalam, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Dorongan
mencapai hasil dan dorongan memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk masa depan.
Indikator-
indikator motivasi adalah durasi kegiatan, frekwensi kegiatan, persistensi, ketabahan dan keuletan, devosi dan pengorbanan, tingkatan aspirasi, dan tingkatan kualifikasi hasil.
F.
Alat ukur
:
kuesioner.
Skala pengukuran
:
kontinu.
Instrumen Penelitian 1.
Uji Validitas a. Validitas Isi Validitas isi dari kuesioner dinilai dengan cara memeriksa apakah commit to user memang, sudah sesuai dengan isi item-item pertanyaan didalam kuesioner
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(Konten) dari masing–masing variabel yang diteliti, khususnya variabelvariabel peran pembimbingan laboratorium, metode bimbingan dan motivasi. Isi masing-masing variabel tersebut dinilai kesesuaiannya dengan definisi variabel sebagai hasil sintesis dari teori-teori yang relevan, yang umumnya digunakan oleh peneliti dalam penelitian serupa sebelumnya dan pakar di bidang penelitian tersebut. Berdasarkan dari sintesis teori, penggunaan definisi variabel menurut peneliti sebelumnya dan pakar, selanjutnya isi dari masing-masing variabel dijabarkan dalam sejumlah kisi-kisi (tabel 3.1, 3.2). Selanjutnya kisi-kisi tersebut dituangkan dalam pertanyaan-pertanyaan kuesioner.
Sebuah
kuesioner memiliki validitas isi yang tinggi jika semua item pertanyaan kuesioner relevan dan meliputi semua aspek isi variabel yang diukur Tabel 3.1 Instrumen untuk mengukur variabel peran pembimbing laboratorium Aspek / Elemen
No. Item
Total Item
Favorable
Unfavorable
1, 2
3
3
2. Fasilitator
4, 5, 6
7
4
3. Manager & Koordinator
8, 10
9
3
11, 12, 13
-
3
14, 15,
16
3
17, 18, 20
19
4
1. Kolega
4. Pemberi tantangan 5. Penolong 6. Penilai Subtotal
20
Tabel 3.2 Instrumen untuk mengukur variabel motivasi Aspek / Elemen 1. Durasi 2. Frekwensi kegiatan 3. Persistensi
No. Item Favorable Unfavorable 1, 3 2 4, 5 to user commit 6, 7
Total Item 3 2 2
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 4. Ketabahan, keuletan 5. Devosi dan pengorbanan 6. Tingkatan aspirasinya 7. Tingkatan Kualifikasi hasil Subtotal
8
9
2
10, 12 13 15, 16
11 14 17
3 2 3 17
b. Validitas Muka Penelitian
ini
menggunakan
alat
ukur
kuesioner,
dengan
memperhatikan tata bahasa, susunan item-item pertanyaan, sehingga masingmasing item pertanyaan dapat dipahami oleh subjek penelitian dengan benar. Pada prinsipnya untuk memastikan validitas muka, peneliti mengkaji sejauh mana item-item pertanyaan dalam kuesioner telah disusun dengan kalimat yang baik, jelas, tidak terlalu panjang, dan setiap item pertanyaan hanya menanyakan sebuah pertanyaan. Dengan demikian masing-masing item pertanyaan tidak menimbulkan multi tafsir, dan jawaban yang diperoleh adalah jawaban yang sesungguhnya. c.
Validitas konstruk. Berdasarkan dari tinjauan sejumlah teori, penelitian ini memastikan
bahwa Variabel-variabel yang diteliti, diukur dengan benar sesuai dengan teori yang relevan (concurrent validity), dan tidak sesuai dengan teori-teori yang tidak relevan (discriminant validity). d. Validitas Kriteria Validitas criteria suatu pengukuran sebuah alat ukur dengan membandingkannya secara kuantitatif dengan alat ukur standard emas. Karena dalam penelitian ini tidak ada standard emasnya, maka dibuatkan instrument baru dengan cara menjadikan sintesis-sintesis dari kajian teori commit to user sebagai patokan dalam penuangan dalam pembuatan kuesioner.
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karena instrument ini belum bersifat baku, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas di populasi sumber dan berada di dalam sampel. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan sebelum pengambilan data dan menggunakan ukuran sampel sebanyak 10 mahasiswa. 2.
Uji Reliabilitas. Pengukuran Variabel yang konsisten harus menunjukan 2 aspek reliabilitas: (a) Konsistensi internal; dan (b) Stabilitas.
Aspek konsistensi
internal merujukkepada korelasi antar item-item pertanyaan yang masingmasing bertujuan untuk mengukur suatu Variabel komposit yang sama. Konsistensi internal yang akan diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini dari masing-masing Variabel komposit meliputi: (a) Item–Total Correlation; Split-Half Reliability. a.
Konsistensi Internal 1)
Korelasi Item-Total. Dalam penelitian ini akan dinilai korelasi item total (item-total correlation),
yaitu
suatu
indicator
yang
menunjukan
kekuatan
korelasiantara masing-masing item dan total pengukuran dikurangi dengan item yang bersangkutan. Karena dikurangi dengan item yang bersangkutan , maka korelasi item-total disebut juga korelasi item sisa (item-rest Correlation). Suatu item dapat digunakan dalam alat ukur jika memiliki korelasi item total>/0,20. Item yang berkorelasi lebih rendah tidak akan digunakan, jika perlu diganti dengan membuat item baru. 2)
Reliabilitas Belah-Paroh. Dalam penelitian ini akan dinilai reliabilitas belah-paroh (split-half commit to user internal (homogenitas) alat ukur reliability) yaitu penilaian konsistensi
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan cara membagi item-item secara random ke dalam dua bagian alat ukur, lalu mengorelasikan kedua bagian tersebut. Jika alat ukur memiliki konsistensi internal, maka kedua bagian akan berkorelasi tinggi. Reliabilitas Belah-Paroh yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah α Cronbach. Alat ukur menunjukan konsistensi internal jika memiliki α Cronbach > 0.60. makin tinggi α Cronbach, makin baik (konsisten) alat ukur. Tetapi ada beberapa keadaan dimana α Cronbach tinggi tidak menunjukan alat ukur yang baik. Pertama nilai α Cronbach tergantung dari besarnya korelasi antar item dan jumlah item di dalam alat ukur. Jika jumlah item pertanyaan alat ukur banyak, α Cronbach akan meningkat, meskipun tidak berarti alat ukur tersebut baik. b.
Stabilitas Alat ukur yang reliable menunjukan konsistensi internal dan stabilitas ketika digunakan untuk mengukur Variabel subjek penelitian pada kondisi yang identik. Stabilitas (disebut juga reprodusibilitas) alat ukur yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah stabilitas pengukuran pada dua kesempatan yang dipisahkan oleh interval waktu yang berbeda (test-retest reliability). Stabilitas pengukuran dikatakan cukup jika hasil pengukuran dari dua waktu menghasilkan korelasi Pearson (r)> 0,50. Dengan program statistika seperti SPSS dapat dihitung korelasi itemtotal, α Cronbach dan korelasi Pearson untuk test-retest reliability.
G.
Prosedur Pengolahan Data Setelah data terkumpul melalui angket, selanjutnya dilakukan pengolahan commit to user data dengan cara sebagai berikut:
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 1.
Edit Setelah data terkumpul dan sebelum diolah, data tersebut diedit terlebih dahulu oleh peneliti untuk menghindari kesalahan atau hal-hal yang meragukan agar mendapatkan data yang berkualitas.
2.
Kode Memberikan kode pada semua Variabel untuk membedakan karakter sehingga mempermudah analisa dan pengolahan data.
3.
Skor Pemberian skor untuk pernyataan-pernyataan mengenai persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing, metode bimbingan konseptual dan motivasi adalah 1 dan nilai tertinggi 4 setiap pertanyaan dengan kategori sebagai berikut: Tabel 3.3 Kategori Pemberian Skor Bentuk pernyataan
Nilai SS
S
ST
STS
Favorable
4
3
2
1
Unfavorable
1
2
3
4
Sumber : Azwar, 2010 4.
Tabulasi Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain adalah memasukan data kedalam table dan mengaatur angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.
H.
Teknik Analisis Data Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Dalam penelitian ini terdapat empat Variabel, yaitu tiga Variabel bebas yang terdiri dari persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing (X1), metode commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bimbingan konseptual (X2) dan motivasi (X3), serta satu Variabel terikat yaitu kompetensi praktik Laboratorium keperawatan (Y). Setelah data terkumpul selanjutnya akan dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi tiga predictor. Analisis regresi dalam penelitian ini akan digunakan dalam mengukur hubungan persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing, metode bimbingan konseptual dan motivasi dengan kompetensi praktik Laboratorium mahasiswa. Persamaan garis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3X3 Ket : Y
: kompetensi praktik Laboratorium keperawatan.
X1 : persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing. X2 : metode bimbingan (0 = demonstrasi ; 1 = konseptual) X3 : motivasi b1 : koefisien regresi persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing b2 : koefisien regresi metode bimbingan konseptual b3 : koefisien regresi motivasi a
: konstanta Hubungan variabel yang diteliti ditunjukan oleh koefisien regresi b.
Kemaknaan statistic b diuji dengan uji t. Kemaknaan statistik uji t ditunjukan oleh nilai p. Interpretasi koefisien regresi b1 sebagai berikut: b1 = 0
:Tidak ada pengaruh antara persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing dengan kompetensi praktik Laboratorium keperawatan. commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan STIKES ABI Surabaya b1> 0
:Terdapat pengaruh positif antara persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing dengan kompetensi praktik Laboratorium keperawatan pada mahasiswa semester V Prodi S1 Keperawatan STIKES ABI Surabaya
b1<0
:Terdapat hubungan negative antara persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing dengan kompetensi
praktik Laboratorium
keperawatan pada mahasiswa semester V STIKES ABI Surabaya. JADWAL PENELITIAN No
Kegiatan
1
Penyusunan proposal
2 3 4 5 6 7 8 9
Konsultasi dan penyusunan Seminar proposal Revisi proposal Uji validitas dan reliabilitas Pengumpulan data Analisis data Penyusunan laporan dan konsultasi Ujian tesis
10
Revisi tesis
Bulan Tahun 2013/ 2014 Okt Nov Des
commit to user
Jan
Feb Mar
Apr
Mei
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni-Juli di STIKes ABI Surabaya diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. Deskripsi Data Variabel Penelitian Hasil pengkuran variabel penelitian yang terdiri dari peran pembimbing (X1), metode bimbingan (X2), motivasi (X3) dan pencapaian kompetensi praktik laboratorium (Y) disajikan dengan analisis minimum, maksimum, mean dan dan standar deviasi. Penyajian data ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata skor maksimum penilaian dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Data Variabel Penelitian Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Peran Pembimbing Laboratorium, Metode Bimbingan, Dan Motivasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Pada Mahasiswa Keperawatan N Min Max Mean Sd Peran pembimbing
51
54.00
72.00
63.39
4.53
Metode bimbingan
51
1.00
2.00
1.51
.50
Motivasi
51
43.00
56.00
48.45
3.32
Pencapaian kompetensi
51
77.00
94.00
86.80
4.48
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2014
a. Metode Pembelajaran Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Peran Pembimbing Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya No. Peran N % 1
Rendah
30
58,8%
2
Tinggi
21
41,2%
51
100,0%
Jumlah
commit to user
Sumbe r : Data Primer Penelitian Tahun 2014
34
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (58,8%) mempersepsikan peran pembimbing laboratorium dalam kategori rendah. b. Metode Bimbingan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Metode Bimbingan Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya No. Metode Bimbingan N % 1
Demonstrasi
26
51,0%
2
Konseptual
25
49,0%
51
100,0%
Jumlah Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (51,0%) mendapatkan bimbingan belajar laboratorium metode demonstrasi. c. Motivasi Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya No. Motivasi N % 1
Rendah
29
56,9%
2
Tinggi
22
43,1%
51
100,0%
Jumlah Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (56,9%) memiliki motivasi dalam kategori rendah. d. Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya to user No. Pencapaiancommit Kompetensi N %
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 1
Kurang
0
0%
2
Cukup
0
0%
3
Baik
15
29,4%
4
Baik sekali
36
70,6%
51
100,0%
Jumlah Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (70,6%) memiliki pencapaian kompetensi praktik laboratorium dalam kategori baik sekali. B. Hasil Uji Pra Analisis Uji pra analisis pada penelitian ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetaui apakah data yang dianalisis berbentuk normal atau tidak. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan penarikan kesimpulan apabila nilai signifikan p > α (0,05) maka data berdistribusi normal: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Peran Motivasi
Nilai P 0,053 0,054
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov smirnov diketahui bahwa nilai p1 = 0,053, dan p2 = 0,054 data > α (0,05) yang berarti data yang diteliti terdistribusi secara normal. 2. Uji Linearitas Uji linearitas merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk commit to user mengetahui status linear tidaknya suatu distribusi data penelitian. Jika nilai
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
signifikan > α maka data adalah linear, pada penelitian ini taraf kesalahan dalam penelitian ini adalah 5% (α = 0,05). Hasil uji linearitas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Rangkuman Uji Linearitas Kinerja Dengan Variabel Independen Sig. Deviation Taraf Variabel Kesimpulan from Linierity Signifikan Pencapaian kompetensi*Peran
0,130
0,05
Linear
Pencapaian kompetensi*Motivasi
0,058
0,05
Linear
Berdasarkan hasil uji linearitas diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh data berdistribusi linear. 3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF). Apabila VIF < 5, dapat diduga bahwa variabel independen tidak memiliki permasalahan kolinearitas. Hasil uji multikolinearitas adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas Terhadap Variabel Independen Collinearity Statistics Model Tolerance
VIF
Peran
.877
1.140
Metode Bimbingan
.913
1.095
Motivasi
.812
1.232
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan Tabel 12. diketahui bahwa seluruh nilai VIF dalam uji tersebut adalah <5, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel variabel independen dalam penelitian ini tidak memiliki permasalahan kolinearitas. C. Analisis Data Hasil pengujian dengan menggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui
pengaruh
persepsi
mahasiswa
tentang
peran
pembimbing
laboratorium, metode bimbingan, dan motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Regresi Linera Berganda. ANOVAb Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
364.546
3
121.515
8.903
.000a
Residual
641.493
47
13.649
Hasil analisis tersebut menunjukkan nilai probabilitas (p-value) = 0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh persepsi
mahasiswa tentang peran
pembimbing laboratorium, metode
bimbingan, dan motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya. Sedangkan arah pengaruh masing-masing variabel disajikan pada analisis berikut:
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.8 Hasil Analisis Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Peran Pembimbing Laboratorium, Metode Bimbingan, Dan Motivasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Pada Mahasiswa Keperawatan Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya. CI 95% Variabel Independen Koefisien Batas bawah Batas atas Sig. (p) regresi (b) (Constant) 64.53 35.62 72.38 0.000 Peran 0.15 -.09 0.40 0.224 Metode bimbingan 3.51 1.33 5.68 0.002 Motivasi 0.37 0.01 0.72 0.039 R = 602 2 R = 36,2% 2 Adjusted R = 32,2% Tabel 4.8 menyajikan analisis regresi ganda. Hasil analisis terdapat hubungan yang secara statistik tidak signifikan antara peran pembimbing dengan pencapaian kompetensi
praktik
laboratorium
pada mahasiswa
keperawatan. Pembimbing yang memiliki peran pembimbingan yang tinggi rata-rata memiliki skor pencapaian kompetensi 0.15 poin lebih tinggi daripada peran pembimbingan yang rendah (b=0.15;CI=95%=-.09 hinga 0.40; p = 0.224). Terdapat hubungan antara metode bimbingan terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan. Metode bimbingan konseptual rata-rata memiliki skor pencapaian kompetensi 3.51 poin lebih tinggi daripada metode bimbingan demonstrasi (b=3.51;CI=95%=1.33 hingga 5.68; p =0.002). Terdapat hubungan antara motivasi dengan pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan. Motivasi yang tinggi ratarata memiliki skor pencapaian kompetensi 0.37 poin lebih tinggi daripada motivasi yang rendah (b=0.37;CI=95%=0.01 hingga 0.72; p =0.039). commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adjusted R2 = 32.2% mengandung arti bahwa ketiga variable independen yaitu : peran pembimbing, metode bimbingan dan motivasi secara bersamasama mampu menjelaskan variasi skor pencapaian kompetensi praktik laboratorium sebesar 32.2%. Berdasarkan persamaan regresi linear berganda dapat disajikan sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3X3 Pencapaian Kompetensi Praktik Lab = 64.00 + 0.15 peran pembimbing + 3.51 metode bimbingan + 0.37 motivasi. Interpretasi hasil analisis regresi berganda sebagai berikut : setiap peningkatan 1 skor peran pembimbing akan meningkat sebesar 0.15 skor pencapaian kompetensi praktik laboratorium (b=0.15;CI=95%=-.09 hinga 0.40; p=0.224). Setiap sebesar
3.51
peningkatan 1 skor metode bimbingan akan menurunkan skor
pencapaian
kompetensi
praktik
laboratorium
(b=3.51;CI=95%=1.33 hingga 5.68; p =0.002). Setiap peningkatan 1 skor motivasi akan meningkat sebesar 0.37 skor pencapaian kompetensi praktik laboratorium (b=0.37;CI=95%=0.01 hingga 0.72; p =0.039). D. Pembahasan 1. Persepsi Mahasiswa Terhadap Peran Pembimbing Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya Peran Pembimbing Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya dikatehui bahwa sebagian besar responden (58,8%) mempersepsikan peran pembimbing dalam kategori rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Purwani 2010. Hasil penelitian dari 50 responden didapatkan hasil 35 responden (70%) dari responden memiliki persepsi yang tinggi terhadap pembimbingan klinik, sedangkan 15 responden (15%) memiliki persepsi yang sedang terhadap pembimbingan klinik.
Persepsi adalah pemberian arti (kognitif) terhadap lingkungan oleh seseorang. Karena setiap orang memberi arti pada stimulus, maka individu yang berbeda akan melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda. Persepsi adalah proses kognitif yang digunakan untuk mengartikan atau memberikan pengetahuan tentang obyek yang merupakan faktor internal dan eksternal individu berdasarkan pengalaman, sikap, harapan dan nilai yang ada pada diri individu yang mempengaruhi indera Dunham (1994).
Pembentukan persepsi sangat dipengaruhi oleh pengamatan, pengindraan terhadap proses berpikir yang dapat mewujudkan suatu kenyataan yang diinginkan oleh seseorang terhadap suatu obyek yang diamati. Dimana beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, diantaranya faktor ciri khas dari objek stimulus, pribadi, kelompok, dan faktor perbedaan latar belakang sosial budaya (Gibson 1996).
Jadi, persepsi peserta didik dalam tentang peran pembimbing dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal pembimbing maupun eksternal. Diamna dijelaskan dari hasil penelitian bahwasanya peran pembimbing praktik laboratorium masih rendah menurut persepsi mahasiswa. Rendahnya peran pembimbing praktik laboratorium ini akan mempengaruhi keterampilan commit to user mahasiswa, dimana laboratorium merupakan satu-satunya sarana yang terdapat
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di kampus sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan dan menguji kebenaran teori yang telah dipelajari selama mendapatkan materi di ruang kuliah. Sehingga keberadaan pembimbing yang ahli dan professional, sangatlah berdampak positif terhadap peningkatan persepsi mahasiswa terhadap peran pembimbing praktik laboratorium.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwasanya sebagian besar responden memiliki persepsi rendah terhadap peran pembimbing praktik laboratorium. Rendahnya penilaian mahasiswa terhadap peran pembimbing tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari segi mahasiswa maupun pembimbing. Dari segi mahasiswa terdapat faktor pendukung persepsi yaitu diantaranya adalah minat terhadap praktik laboratorium yang sedang berjalan, keadaan kesehatan, maupun faktor stress. Sedangkan dari faktor pembimbing praktik laboratorium, dapat disebabkan oleh karena pembimbing praktik yang tidak kompeten, tidak mampu melakukan komunikasi dua arah, tidak mengerti keadaan psikis mahasiswa, dan terlalu memaksakan diri untuk menyelesaikan praktikum walau mahasiswa sudah merasa lelah dan praktik dilakukan dengan waktu yang relative memakan waktu yang lama.
2. Metode
Bimbingan
Laboratorium
Pada
Praktik
Laboratorium
Keperawatan Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya Metode Bimbingan Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya diketahui bahwa sebagian besar responden (51,0%) mendapatkan bimbingan belajar laboratorium metode demonstrasi. Hasil penelitian yang dilakukan commit to oleh user Sri Enawati (2008) bahwa rata-rata nilai ujian praktek responden kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan nilai ujian praktek kelompok kontrol. Hal tersebut membuktikan bahwa pemberian metode bimbingan konseptual lebih memberikan pengaruh terhadap pencapaian kompetensi praktek klinik keperawatan. Hasil tersebut dikuatkan dengan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji t. Uji t tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara metode bimbingan konseptual dan metode bimbingan konvensional. Dari perhitungan komputer program SPSS diperoleh hasil bahwa -thitung (-5,390) < -ttabel (-2,093), maka H0 ditolak berarti ada perbedaan yang signifikan antara metode bimbingan konvensional dan metode bimbingan konseptual.
Metode lain yang digunakan adalah ronde keperawatan, demonstrasi, dan bed side teaching yang dilakukan pada tengah praktek untuk memberikan ketrampilan dan pengetahuan baru kepada mahasiswa. Ronde keperawatan adalah metode observasi secara langsung dengan mengkaji asuhan keperawatan dan informasi dari pasien, pembimbing memperkenalkan pasien dan berdiskusi dengan pasien (Alimul, 2002).
Penentu keberhasilan suatu pembelajaran adalah metode pembelajaran yang digunakan. Pada prinsipnya tidak ada satupun metode mengajar yang dapat dipandang paling sempurna. Setiap metode mempunyai keunggulan dan kelemahan yang khas. Ada banyak metode yang digunakan dalam pembelajaran klinik keperawatan, misalnya metode konvensional, metode eksperiential, metode pemecahan masalah, metode konferensi dan lain-lain. Metode konvensional atau yang biasanya disebut sebagai metode ceramah adalah metode paling klasik yang sering digunakan. commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Metode
pembelajaran
yang
baik
adalah
metode
dimana
mengkombinasikan berbagai metode yang ada, atau biasa disebut dengan metode konseptual. Pada prinsipnya ada 3 unsur yang berperan dalam pembelajaran klinik, yaitu kompetensi yang harus dicapai, ketersediaan tempat pengembangan
ketrampilan
keperawatan
klinik,
dan
ketersediaan
fasilitator/pembimbing klinik yang handal. Apabila salah satu dari unsur-unsur tersebut kurang atau tidak ada, maka metode pembelajaran yang dipakai kurang optimal
Jadi, metode yang digunakan saat dilakukan praktik laboratorium akan berpengaruh terhadap kemampuan klinik peserta didik. Oleh karena metode merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi praktik laboratorium. Metode yang digunakan pada praktik laboratorium mahasiswa Semester VI adalah metode konseptual, yaitu kombinasi antara 3 unsur kompetensi yang harus dicapai, yaitu ketersediaan tempat pengembangan ketrampilan keperawatan klinik, dan ketersediaan fasilitator/pembimbing klinik yang handal. Sehingga dengan metode yang tepat, maka pencapaian kompetensi mahasiswa lebih mudah dicapai dibandingkan dengan hanya menggunakan metode demonstrasi. Metode konseptual merupakan metode yang lazim digunakan untuk praktik laboratorium di program studi keperawatn STIKES ABI Surabaya. Kemudian hal tersebut didukung dengan adanya penelitian ini yang menjelaskan bahwasanya sebagian besar mahasiswa yang dibimbing dengan menggunakan metode konseptual, memiliki pencapaian nilai praktik yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang dibimbing dengan menggunakan metode commit to user demonstrasi saja. Hal tersebut semakin menguatkan pernyataan bahwasanya
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
walaupun tidak ada metode yang sempurna dalam pembelajaran dan praktikum, namun metode konseptual berhasil mengungguli metode lain yang ada dengan bukti pencapaian kompetensi mahasiswa keperwatan semester VI STIKES ABI Surabaya. 3. Motivasi Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya Motivasi Belajar Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya diketahui bahwa sebagian besar responden (56,9%) memiliki motivasi dalam kategori rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Purwani (2010) Setelah dilakukan penelitian kepada 50 responden didapatkan
hasil 35 responden (70 %) mempunyai motivasi belajar yang tinggi, sementara 15 responden (30 %) mempunyai motivasi belajar yang sedang. Motivasi dapat diukur, dikembangkan, dan diperkuat oleh faktor-faktor tertentu. Pengukuran motivasi dapat dilakukan dengan cara mengamati obyek yang menjadi pusat perhatiannya, yang selalu dikejar, bahkan dicari. Ada atau tidaknya motivasi dapat dilihat dari kekuatan tenaga yang dikeluarkan dan harapan-harapan yang selalu diangan-angankan. Menimbulkan motivasi pada diri seseorang berarti mengusahakan ada motivasi tertentu yang menguasai seseorang sehingga motivasi tersebut dapat menguraikan tingkah lakunya. Apabila pembimbing menginginkan mahasiswa dapat bertindak secara profesional, maka pembimbing menanamkan motivasi yang mendorong untuk menggerakkan tingkah laku mahasiswa (Winkel, 2005) Menurut Syah (2005) yang menyatakan bahwa motivasi instrinsik dapat mendorong melakukan tindakan belajar, seperti : perasaan menyenangi dan commit to user kebutuhannya terhadap materi Motivasi dapat berubah dan dikembangkan
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
tergantung dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar praktik dapat ditimbulkan, dikembangkan, dan diperkuat dari bimbingan klinik ditinjau dari pelaksanaan dan metode bimbingan yang diterapkan dengan baik (Siti, 2008) Motivasi belajar memang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik ekstrinsik maupun instrinsik. Faktor instrinsik yang paling berpengaruh adalah diri sendiri, hal ini dikarenakan sugesti dari dalam dirinya mengenai tempat praktik klinik, teman-teman praktik, fasilitas, dan juga pembimbing klinik. Sedangkn faktor ekstrinsik lebih dipengaruhi oleh lingkungan praktik. Motivasi belajar yang tinggi akan membuat seseorang terus menggali ilmu pengetahuan dan selalu merasa tidak puas dengan apa yang didapatkannya saat ini, dan akan terus mencari wawasan lain dari berbagai sumber baik dari buku, internet, ataupun bertanya pada seseorang yang dinilai lebih menguasai bidang tersebut. Dan seseorang dengan motivasi belajar tinggi harusnya tetap menjaga agar motivasi belajarnya tetap atau bahkan meningkat, dan diharapkan dapat memotivasi orang lain agar mempunyai motivasi belajar yang tinggi.
Berdasarkan fakta yang dijelaskan oleh hasil penelitian, bahwasanya sebagian besar mahasiswa memiliki motivasi dengan kategori yang rendah. Hal tersebut sangat mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah latar belakang pemilihan jalur pendidikan, ketidakmampuan mengatur jam belajar, banyak menghabiskan waktu diluar perkuliahan, faktor teman sejawat, dan lain-lain. Motivasi juga dapat dipengaruhi oleh kepercayaan diri terhadap kemampuan penguasaan terhadap materi praktikum. Dimana mahasiswa dengan kepercayaan diri yang kuat akan lebih bersemangat dan memaksimalkan usaha commit to user dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 4. Pencapaian Kompetensi
Praktik
Laboratorium Keperawatan Pada
Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Pada Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya diketahui bahwa sebagian besar responden (70,6%) memiliki pencapaian kompetensi praktik laboratorium dalam kategori baik sekali. Penelitian ini mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Ramdhany Ismahmudi (2007) yang berjudul ”Hubungan Antara Minat dan Motivasi Mahasiswa Mengikuti Pembelajaran Klinik Keperawatan dengan Pencapaian Target Keterampilan Klinik di Akper Muhammadiyah Samarinda, Kalimantan Timur”. Secara bersama-sama minat dan motivasi mempengaruhi pencapaian target ketrampilan klinik, dimana minat dan motivasi yang tinggi yang ada dalam diri individu maka akan saling menguatkan dan hasil yang ingin dicapai akan maksimal. Mahasiswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin (minat) mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuh. Ada juga mahasiswayang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru, dalam hal ini jika mahasiswa dapat mencapai target kompetensi praktik klinik kebidanan maka akan memperoleh nilai yang bagus dimana akan mempengaruhi prestasi belajarnya.
Pencapaian kompetensi praktik klinik pada mahasiswa keperawatan berdasarkan oleh hasil penelitian diatas dijelaskan bahwasanya sebagian besar commit tomemiliki user mahasiswa semester VI Keperawatan kompetensi klinik laboratorium
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang tinggi. Pencapaian kompetensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah konsep diri, suasana belajar, penguasaan materi, dan media pembelajaran yang disediakan oleh institusi pendidikan. Kompetensi klinik laboratorium menunjukkan nilai kumulatif segala aspek pendukung proses praktikum, baik mahasiswa, pembimbing, SOP, maupun sarana dan prasarana yang ada. Tentunya, semakin baik faktor pendukung proses praktikum, maka diharapkan semakin baik pula pencapaian kompetensi praktik klinik laboratorium yang dilakukan.
5. Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Peran Pembimbing Laboratorium, Metode Bimbingan, Dan Motivasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium Pada Mahasiswa Keperawatan Hasil analisis tersebut menunjukkan nilai probabilitas (p-value) = 0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh persepsi
mahasiswa
tentang peran
pembimbing laboratorium, metode
bimbingan, dan motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Halimatus Sakdiyah (2013) yang berjudul “Perbedaan Penerapan Metode Problem Based Learning (PBL) Dan metode Demonstrasi Terhadap Pencapaian Kompetensi
Skill
Laboratorium
Pada
Mahasiswa
Psik
Unej”.
Hasil
redemonstrasi kegiatan belajar mahasiswa saat mengikuti pembelajaran praktik di laboratorium pada departemen anak tanggal 12 April 2012 dengan dosen Ns. Ratna, materi praktikum pemberian O2dan Nebulizerdidapatkan hasil 14 (20%) mahasiswa kompetensi skillnya sangat baik, 20 (29%) mahasiswa kompetensi commit to user skillnya baik, 21 (31%) mahasiswa kompetensi skillnya cukup dan sisanya 14
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(20%) mahasiswa kompetensi skillnya kurang dari jumlah 68 mahasiswa angkatan 2009. Padahal keberhasilan mahasiswa saat perkuliahan akan mempengaruhi tahap praktik klinik keprofesian, karena pada tahap profesi mahasiswa harus memahami materi–materi perkuliahandan menerapkannya pada lahan klinik maupun di masyarakat. Praktik klinik diharapkan bukan hanya sekedar kesempatan untuk menerapkan teori yang dipelajari di kelas maupun di laboratorium ke dalam praktik profesional baik di RS dan di masyarakat. Melalui praktik klinik mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam setiap tindakan sehingga menjadi orang yang cekatan dalam menggunakanteori tindakan. Kegiatan di lahan praktik memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk terampil dalam menerapkan teori pada praktik klinik dengan sikap dan keterampilan profesional yang ditumbuhkan dan dibina melalui pengalaman dalam pengambilan keputusan klinik Praktik keperawatan profesional di bidang pelayanan keperawatan mencakup banyak hal termasuk diantaranya pengambilan keputusan klinis yang mengintegrasikan
teori,
hukum,
pengetahuan,
prinsip
dan
pemakaian
keterampilan khusus. Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana perawat menerima klien sebagai mahluk hidup yang utuh, unik dan mandiri dengan hakhaknya yang tidak dapat dipisahkan. Selama praktik klinis, mahasiswa dapat bereksperimen dengan menggunakan konsep dan teori untuk praktik, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan bentuk perawatan baru. Praktik klinik
keperawatan
diharapkan
dapat
menyiapkan
mahasiswa
untuk
memperoleh pengalaman masa mendatang dan perspektif tentang asuhan to user memperoleh gambaran mengenai keperawatandan diharapkancommit mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
konsep yang diperoleh di bangku perkuliahan terhadap fenomena nyata yang ada di lahan praktik baik di Rumah Sakit (RS) ataupun di masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwasanya terdapat 2 faktor yang memiliki nilai rendah pada penelitian ini yaitu peran pembimbing dan motivasi mahasiswa. Rendahnya peran pembimbing praktik laboratorium dapat disebabkan oleh karena pembimbing yang tidak ahli dalam bidangnya, pembimbing yang membimbing secara monoton, tidak panda menggunakan tekhnik pembelajaran. Dari segi mahasiswa juga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi, diantaranya adalah komunikasi dengan pembimbing yang kurang intensif, peran teman sejawat yang tidak baik, sosial ekonomi, dan sarana prasarana laboratorium yang kurang mendukung terbentuknya motivasi mahasiswa. Terdapat hal menarik dalam hasil penelitian ini. Dimana sebagian besar motivasi mahasiswa adalah rendah dan peran pembimbing yang juga rendah. Namun demikian, ternyata perolehan nilai kompetensi praktik laboratorium mahasiswa keperawatan semester VI berada pada nilai pencapaian yang baik dan memuaskan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwasanya, rendahnya motivasi mahasiswa memperoleh dukungan dari faktor lain yang turun memberikan kontribusi bagi tercapaian kompetensi praktik laboratorium tersebut. Faktor lain yang mungkin memperbaiki rendahnya nilai motivasi, diantaranya adalah Intelegence Quotion (IQ) mahasiswa yang berada pada ratarata atau diatas rata-rata, ketekunan dalam melatih diri secara independen atau mandiri, pernah mendapatkan pembelajaran selama praktik di lahan baik rumah sakit, puskesmas, maupun klinik. Sehingga dengan beberapa faktor pendukung commit toyang userrendah akan tertutup oleh beberapa tersebut, maka motivasi mahasiswa
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
faktor lain yang mendukung pencapaian kompetensi praktik laboratorium mahasiswa keperwatan semester VI STIKES ABI Surabaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1
Terdapat pengaruh peran pembimbing yang secara statistik tidak signifikan terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan.
2
Terdapat pengaruh metode bimbingan yang secara statistik signifikan terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan.
3
Terdapat pengaruh motivasi yang secara statistik signifikan terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium.
4
Ada pengaruh persepsi mahasiswa tentang peran pembimbing laboratorium, metode bimbingan, dan motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium
pada
mahasiswa
keperawatan
Semester
VI
Prodi
S1
Keperawatan Stikes ABI Surabaya (p-value = 0,000 < α = 0,05). B. Implikasi Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh persepsi mahasiswa tentang peran pembimbing laboratorium, metode bimbingan, dan motivasi terhadap pencapaian kompetensi praktik laboratorium pada mahasiswa keperawatan Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya. Dengan adanya temuan ini, maka perlu adanya peningkatan peran pembimbing dan metode bimbingan untuk lebih meningkatkan motivasi mahasiswa dalam pencapaian kompetensi praktik laboratorium.
commit to user
52
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id C. Saran 1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dengan motivasi belajar yang rendah diharapkan dapat meningkatkan motivasinya dengan belajar yang optimal dan terjadwal dengan teratur. 2. Bagi Institusi Pendidikan Memperbaiki tata tertib, SOP, dan kebijakan yang berkaitan dengan praktik laboratorium mahasiswa keperawatan, sehingga seluruh mahasiswa mampu mencapai kompetensi praktik laboratorium sesuai dengan yang diharapkan oleh pembimbing dan institusi.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id DAFTAR PUSTAKA
Andriani, H. 2011. Hubungan Motivasi Belajar Dan Prestasi Akademik Mahasiswa S1 – Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto. Jurnal Keperawatan – Volume 01 / Nomor 01 / Januari 2011 – Desember 2011. Azwar S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi Ke-2 Yogyakarta : Pustaka Pelajar Enawati, Sri (2013) Pengaruh penggunaan metode konseptual dalam bimbingan praktek klinik keperawatan terhadap pencapaian kompetensi. Masters thesis, Universitas Sebelas Maret. Ghozali, I., (2006) Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ismahmudi,R, I, 2007. Hubungan Antara Minat dan Motivasi Mahasiswa Mengikuti Pembelajaran Klinik Keperawatan dengan Pencapaian Target Keterampilan Klinik di Akper Muhammadiyah Samarinda, Kalimantan Timur. Tesis. 2007 Murti B. (2011). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di bidang Kesehatan. Yogyakarta : GMU Press. Musriniawati Hasan, S, 2012. Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Lingkungan Belajar Klinik Dengan Pencapaian Kompetensi Praktik Klinik Keperawatan Di Akademi Keperawatan Luwuk. Universitas Gadjah Mada, 2012. Nursalam (2009). Modul Pelatihan Pembelajaran Klinik Keperawatan (clinical educato). Surabaya Purwani, F. 2010. Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembimbingan Klinik Dan Motivasi Belajar Praktik Klinik Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. 2010. Purwodarminto, H.(2008) Pengantar Perilaku Manusia Jakarta : EGC Pusdiknakes, (1996) Pedoman Pengajaran Bagi Pembimbing Klinik PPB. Jakarta Puspitarini, A, 2010. Korelasi Antara Kinerja Instruktur Klinik Dan Perannya Dalam Penerapan Metode Konferensi Dengan Prestasi Belajar Klinik commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mahasiswa Diii Keperawatan Di Rsud Dr. Soedono Madiun. Masters thesis, Universitas Sebelas Maret. Riduwan, Drs (2009) Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta Rizani, A. 2006. Pengaruh Faktor Persepsi Mahasiswa Dalam Pengelolaan Ruang Rawat Inap Terhadap Kepuasan Mahasiswa Dalam Praktek Klinik Keperawatan Di Rsud Ulin Banjarmasin. Tesis. 2006. Sitorus R, (1997). Modal Bimbingan Praktek Mahasiswa Pada Mata Ajaran Klinik Medikal Bedah. Disampaikan pada Semiloka Bimbingan Klinik pada MA Medikal Bedah di Jakarta. Makalah di Publikasikan Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Sondang, P.S. (2006) Teori Motivasi dan Aplikasinya (cetakan ke 3). Jakarta : Rineka Cipta. Sugiono, (2010). Statiska untuk Penelitian. Bandung Alfabeta Sukmadinata. 2005. Motivasi dan Kepemimpinan. Bandung : Rosdakarya Syah M. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Rosdakarya Widayatun. TR, (1996), Ilmu Perilaku, Jakarta, penerbit Sagung Seto. Jakarta
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : NIM
:
Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dengan judul :
“Pengaruh
Persepsi Mahasiswa Tentang Peran Pembimbing Laboratorium, Metode Bimbingan,
Dan
Motivasi
Terhadap
Pencapaian
Kompetensi
Praktik
Laboratorium Pada Mahasiswa Keperawatan Mahasiswa Semester VI Prodi S1 Keperawatan Stikes ABI Surabaya”.
Surat persetujuan ini dibuat dengan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun.
Surabaya,
2014 Responden
(
commit to user
)
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KUESIONER PERAN PEMBIMBING LABORATORIUM Nama NIM Semester
: : :
……………………………………………………. ……………………………………………………. …………………………………………………….
PETUNJUK PENGISIAN : 1. Bacalah baik-baik setiap item dan seluruh alternatif jawabannya 2. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai menurut dan atau sesuai dengan pribadi anda kemudian berilah tanda silang (X) pada tempat yang disediakan di sebelah kanan, yaitu : SS :Sangat Setuju, apabila pernyataan sangat sesuai dengan kondisi / keadaan anda S :Setuju, apabila pernyataan sesuai dengan kondisi / keadaan anda TS :Tidak Setuju, apabila pernyataan tidak sesuai dengan kondisi / keadaan anda STS ;Sangat Tidak Setuju, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi / keadaan anda 3. Kami mohon semua item pernyataan dapat diisi 4. Jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai anda 5. Atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih No Pernyataan 1. Dalam melakukan bimbingan apakah pembimbingan laboratorium memberikan perhatian, umpan balik secara jujur kepada mahasiswa 2. Sebelum menjelaskan praktik laboratorium apakah pembimbing memberitahu terlebih dahulu mengenai tujuan praktik laboratorium 3. Pembimbing laboratorium dalam menjelaskan materi praktik laboratorium tidak melihat SOP yang ada? 4. Pembimbing laboratorium memberikan support dalam pelaksanaan praktik laboratorium? 5. Pembimbing laboratorium mampu menjelaskan materi praktik dengan jelas sehingga difahami mahasiswa 6. Dalam membimbing praktik, apakah dosen pembimbing bisa memberikan contoh / mendemonstrasikan sehingga yang disampaikan mudah dimengerti 7. Pembimbing laboratorium tidak menjawab dengan jelas pertanyaan yang diberikan mahasiswa dalam kegiatan bimbingan praktik laboratorium 8. Pembimbing laboratorium dalam melakukan bimbingan-bimbingan praktik menggunakan metode secara bervariasi commit to user 9. Kegiatan laboratorium dilaksanakan tanpa ada perencanaan
SS
S
TS
STS
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 10. Pembimbing laboratorium memberikan rancangan pembelajaran praktik laboratorium yang menarik, serta menyiapkan sumber-sumber yang tersedia 11. Pembimbing laboratorium dalam proses bimbingan Menanyakan kepada mahasiswa tentang hal-hal yang terkait dengan praktik 12. Pembimbing laboratorium memberikan teguran kepada mahasiswi yang tidak memperhatikan 13. Pembimbing laboratorium memberikan pujian kepada mahasiswa yang menjawab dengan tepat serta mengarahkan bagi mahasiswa yang menjawab pertanyaan kurang tepat 14. Dalam memberikan bimbingan laboratorium pembimbing membantu / memberikan perlakuan yang berbeda kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaan ketrampilan yang dituntut 15. Pembimbing laboratorium memberikan motivasi, nasihat dan ide cemerlang kepada mahasiswa Ketika membimbing. 16. Setelah selesai praktik pembimbing tidak menyimpulkan materi praktik dengan baik 17. Pembimbing laboratorium menyiapkan keperluan untuk penilaian praktik laboratorium? 18. Pembimbing laboratorium mengorganisasi kelompok-kelompok tutorial untuk memfasilitasi mahasiswa dalam belajar selama praktik laboratorium? 19. Pembimbing laboratorium tidak mengadakan supervise dan melatih mahasiswa dalam praktik laboratorium? 20. Hasil ujian praktik mahasiswa rendah, apakah mahasiswa diberi kesempatan untuk memperbaiki?
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id KUESIONER MOTIVASI No Pernyataan 1. Penjelasan teori / konsep dari pembimbing selama 50 menit praktik laboratorium sangat efektif 2. Penjelasan teori / konsep dari pembimbing selama 50 menit sebelum dilaksanakan praktek laboratorium tidak perlu lebih baik langsung demonstrasi 3. Mendiskusikan SOP yang ada sebelum dan selama demonstrasi membantu pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan 4. Setelah membaca dan mendiskusikan SOP saya yakin bisa melaksanakan praktek laboratorium dengan baik 5. Semakin sering melatih praktik dengan laboratorium mandiri semakin meningkat ketrampilan saya 6. Konsultasi dengan pembimbing tentang prosedur yang belum jelas 7. Prosedur yang dilakukan sesuai dengan SOP 8. Walaupun target praktek laboratorium di Semester VI banyak saya harus mampu mencapainya 9. Saya takut bertanya lagi tentang konsep dan prosedur tindakan karena pembimbing laboratorium marah 10. Dalam pencapaian target praktek laboratorium keperawatan harus 11. Saya malas mengikuti praktik laboratorium 12. Meningkatkan ketrampilan yang masih kurang dengan cara meningkatkan latihan mandiri di laboratorium 13. Saya hanya melakukan latihan ketrampilan bila ada pembimbing saja 14. Target pencapaian praktik laboratorium keperawatan harus 100% 15. Pencapaian yang baik apabila dicapai dengan memuaskan 16. Pencapaian cukup dengan ketentuan kampus yaitu B
commit to user
SS
S
TS
STS
60 TABULASI DATA Peran Pembimbing x-
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4
1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4
3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4
2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 4
3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 4
3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3
4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3
4 2 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 1 2 4 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 1 3 2 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4
2 2 3 4 2 4 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3
3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 1 4 3 3 3 3
3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4
3 1 2 3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 4 3 4
2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3
62 63 70 71 60 72 60 57 59 65 70 65 60 71 59 56 70 66 66 57 68
63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39
-1,39 -0,39 6,61 7,61 -3,39 8,61 -3,39 -6,39 -4,39 1,61 6,61 1,61 -3,39 7,61 -4,39 -7,39 6,61 2,61 2,61 -6,39 4,61
S
t
4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53
46,93 49,13 64,59 66,79 42,51 69,00 42,51 35,89 40,30 53,55 64,59 53,55 42,51 66,79 40,30 33,68 64,59 55,76 55,76 35,89 60,17
Mean T 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00
Kategori Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
61 Peran Pembimbing x-
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4
3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4
3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3
3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3
2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3
3 4 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 2 2 2 2
3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
3 4 3 2 4 4 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3
2 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2
2 1 2 3 4 2 4 2 2 3 2 4 4 1 1 4 3 4 2 1 3 2
3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4 2 4 4 4
3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3
3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2
3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3
58 70 61 62 68 67 63 63 65 60 56 63 69 67 59 69 62 68 54 58 61 61
63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39
-5,39 6,61 -2,39 -1,39 4,61 3,61 -0,39 -0,39 1,61 -3,39 -7,39 -0,39 5,61 3,61 -4,39 5,61 -1,39 4,61 -9,39 -5,39 -2,39 -2,39
S
t
4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53
38,10 64,59 44,72 46,93 60,17 57,96 49,13 49,13 53,55 42,51 33,68 49,13 62,38 57,96 40,30 62,38 46,93 60,17 29,27 38,10 44,72 44,72
Mean T 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00
Kategori Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah
62 Peran Pembimbing x-
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 44 45 46 47 48 49 50 51
3 3 3 3 3 3 4 4
4 3 4 4 3 4 4 4
1 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4
3 4 3 4 2 4 4 4
4 4 3 3 3 4 4 4
2 2 3 2 3 4 4 3
4 4 3 3 4 3 3 4
2 3 3 3 4 3 3 3
4 3 3 4 3 3 4 3
4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 1 1
4 4 3 4 4 3 2 3
2 3 3 3 2 3 3 3
3 3 4 2 4 2 3 3
4 2 2 2 4 3 3 4
2 2 3 3 3 3 3 4
3 4 3 3 4 3 4 3
61 61 62 62 63 63 64 66
63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39 63,39
-2,39 -2,39 -1,39 -1,39 -0,39 -0,39 0,61 2,61
S
t
4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53 4,53
44,72 44,72 46,93 46,93 49,13 49,13 51,34 55,76
Mean T 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00
Kategori Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi
63
N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Metode Bimbingan Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4
3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4
4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3
3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4
3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4
4 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4
3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3
4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4
3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3
1 0 4 4 3 3 4 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4
1 1 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
1 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3
1 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3
Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 2 3 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 2 4 2 4 3 4 2 3 2 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3
3 1 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4
3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
Jum lah 111 116 103 116 115 104 101 110 115 112 115 116 109 112 114 122 117 102 105 111 114 108 114
% 84,1 87,9 78,0 87,9 87,1 78,8 76,5 83,3 87,1 84,8 87,1 87,9 82,6 84,8 86,4 92,4 88,6 77,3 79,5 84,1 86,4 81,8 86,4
Kategori Baik Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik Baik sekali Baik Baik sekali
64
N o 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Metode Bimbingan Demonstrasi Demonstrasi Demonstrasi Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual
1 2 3 4 5 6 7 8 9 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4
4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3
4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3
4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3
3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3
3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4
3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3
4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3
1 0 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3
1 1 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3
1 2 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3
1 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4
Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 1 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3
3 1 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4
3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Jum lah 114 104 112 120 121 119 118 119 108 118 119 117 116 119 121 116 118 124 121 122 111 103 117
% 86,4 78,8 84,8 90,9 91,7 90,2 89,4 90,2 81,8 89,4 90,2 88,6 87,9 90,2 91,7 87,9 89,4 93,9 91,7 92,4 84,1 78,0 88,6
Kategori Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik sekali
65
N o 47 48 49 50 51
Metode Bimbingan Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual
1 2 3 4 5 6 7 8 9 4 4 3 4 4
3 4 4 3 3
4 3 4 3 4
3 4 4 4 3
3 4 3 4 3
3 4 3 4 4
4 4 3 3 4
3 4 4 3 4
4 4 4 3 3
1 0 4 4 3 4 3
1 1 4 3 4 4 3
1 2 3 4 4 3 3
1 3 4 3 4 4 3
Pencapaian Kompetensi Praktik Laboratorium 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
3 1 3 4 4 4 4
3 2 4 4 4 4 3
3 3 4 4 4 4 3
Jum lah 114 124 120 118 116
% 86,4 93,9 90,9 89,4 87,9
Kategori Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali
66
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 3 4 4 3 4 3 2 4 2 3 4 3 2 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2
2 2 3 3 1 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 1 3 3 3
3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4
5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
6 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3
7 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4
8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 1 1 4 4 3 3 4 4 1 1 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 1 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 2 3 3 4 2 1 4 4 3 3 3 3 1 1 3 4 2 4 4 3 3 1 3 3 1 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 4 4 2 1 4 4 4 3 4 3 1 1 3 4 3 3 4 4 2 1 4 4 4 3 4 3 1 1 3 3 1 3 4 3 1 1 4 3 2 1 4 4 1 2 4 4 4 3 4 4 1 2 3 4 1 3 3 4 2 1 3 4 4 4 4 4 1 1 4 3 3 4 4 4 2 1 4 4 3 4 4 4 2 1 4
Motivasi 16 Jumlah 4 47 4 54 4 53 3 46 3 51 2 54 4 50 3 48 4 52 2 46 3 48 1 49 2 52 2 48 2 50 2 48 4 45 3 48 3 52 4 45 1 51 4 49 4 54
x48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45
-1,45 5,55 4,55 -2,45 2,55 5,55 1,55 -0,45 3,55 -2,45 -0,45 0,55 3,55 -0,45 1,55 -0,45 -3,45 -0,45 3,55 -3,45 2,55 0,55 5,55
S 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32
t Mean T 45,64 50,00 66,69 50,00 63,68 50,00 42,63 50,00 57,67 50,00 66,69 50,00 54,66 50,00 48,64 50,00 60,68 50,00 42,63 50,00 48,64 50,00 51,65 50,00 60,68 50,00 48,64 50,00 54,66 50,00 48,64 50,00 39,62 50,00 48,64 50,00 60,68 50,00 39,62 50,00 57,67 50,00 51,65 50,00 66,69 50,00
Kategori Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi
67 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 4 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2
3 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 2 2 1 2 2 3
3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3
4 4 4 3 3 3 3 4
4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4
3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4
3 3 3 4 1 1 1 3 2 2 3 3 3 4 3 2 1 2 1 3 3 1 1 1 4
2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3
1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1
2 1 1 2 3 3 3 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 3 3 1
3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3
2 2 1 3 4 4 4 2 2 2 1 4 3 1 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2
43 53 48 49 46 46 46 48 45 45 48 56 44 51 44 55 45 50 46 43 43 45 47 47 48
48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45 48,45
-5,45 4,55 -0,45 0,55 -2,45 -2,45 -2,45 -0,45 -3,45 -3,45 -0,45 7,55 -4,45 2,55 -4,45 6,55 -3,45 1,55 -2,45 -5,45 -5,45 -3,45 -1,45 -1,45 -0,45
3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32 3,32
33,60 63,68 48,64 51,65 42,63 42,63 42,63 48,64 39,62 39,62 48,64 72,71 36,61 57,67 36,61 69,70 39,62 54,66 42,63 33,60 33,60 39,62 45,64 45,64 48,64
50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00
Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
68 49 50 51
3 2 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 1
3 4 4
4 2 4
3 3 4
2 3 2
2 1 1
4 3 4
1 4 3
49 50 51
48,45 48,45 48,45
0,55 1,55 2,55
3,32 3,32 3,32
51,65 54,66 57,67
50,00 50,00 50,00
Tinggi Tinggi Tinggi