PENGARUH PERILAKU IBADAH SISWA TERHADAP HASIL PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK PAI DI SMP H. ISRIATI BAITURRAHMAN SEMARANG
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh : AINANI ROHMAH NIM : 3103207
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
Dr. Hj. Sukasih M. Pd. Jl. Majapahit 282 A Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp
:
4 (empat) eks.
Hal
:
Naskah Skripsi a.n. Sdri. Ainani Rohmah
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudari : Nama
: Ainani Rohmah
NIM
: 3103207
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul
: PENGARUH PERILAKU IBADAH SISWA TERHADAP HASIL PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK PAI DI SMP H. ISRIATI BAITURRAHMAN SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian harap maklum. Wassalamu'alaikum Wr. Wb Semarang, 21 Desember 2008 Pembimbing
Dr. Hj. Sukasih, M. Pd. NIP: 150 256 819
ii
DEPARTEMEN AGAMA INSTTUT AGAMA ISLAM NEGREI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 1 Telp. / Fax: 024-7601295 Semarang 50185
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Tanda Tangan
Drs. H. Djoko Widagdo, M. Pd. Ketua
17 Januari 2008
_____________
Drs. Wahyudi, M. Pd Sekretaris
17 Januari 2008
_____________
Drs. Karnadi Hasan, M. Pd. Anggota
17 Januari 2008
_____________
Abdul Kholiq, M. Ag. Anggota
17 Januari 2008
_____________
iii
DEKLARASI Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan, Semarang, 08 Januari 2008 Deklarator,
Ainani Rohmah NIM : 3103207
iv
ABSTRAK Ainani Rohmah (NIM. 3103207). Pengaruh Perilaku Ibadah Siswa terhadap Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2003. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari Perilaku Ibadah Siswa terhadap Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Penelitian ini menggunakan metode survai. Subyek penelitian sebanyak 40 responden menggunakan teknik cluster sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes perbuatan (tindakan) dan instrumen angket. Instrumen tes perbuatan digunakan untuk menjaring data X. Sedangkan, instrumen angket digunakan untuk menjaring data Y. Data yang terkumpul digunakan dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) Perilaku ibadah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang termasuk dalam kategori sedang yang menunjukkan nilai tertingginya 152 sedangkan nilai terendahnya adalah 101 (2)Hasil penilaian ranah psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang termasuk kategori cukup yang menunjukkan nilai tertingginya adalah 145 dan nilai terendahnya 111 (3) Adanya pengaruh yang positif dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotrik PAI, ditunjukkan oleh koefisien korelasi rxy = 0,579 ada taraf signifikan
α = 0,000 dan koefisien determinasi rxy2 = 0,576 . Hal ini menunjukkan bahwa 58% variasi skor hasil penilaian ranah psikomotorik PAI ditentukan oleh perilaku ibadah. Adanya pengaruh yang positif selain ditunjukkan dengan koefisisen antara kriterium dan prediktor juga menguji dengan signifikansi F regresi yang. Sehingga diperoleh Freg = 51,717 , dimana Freg lebih besar daripada nilai F yang ada pada tabel baik taraf signifikan 1% (7,31) maupun taraf signifikan 5% (4,08) yang berada pada garis persamaan regresi y = 59,532 + 0,536 x . Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para sivitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan motivasi berprestasi secara lebih memadai.
v
MOTTO
ﻦ ْ ن َﻓ َﻤ َ ﻞ َر ﱢﺑ ِﻪ ِﻟﻘَﺎ َء َﻳ ْﺮﺟُﻮا آَﺎ ْ ﻋ َﻤﻠًﺎ َﻓ ْﻠ َﻴ ْﻌ َﻤ َ ك َوﻟَﺎ ﺻَﺎِﻟﺤًﺎ ْ ﺸ ِﺮ ْ ﺣﺪًا َر ﱢﺑ ِﻪ ِﺑ ِﻌﺒَﺎ َد ِة ُﻳ َ َأ ( اﻟﻜﻬﻒ: ١١٠ ) Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya
vi
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan tulisan sederhana ini kepada: Allah Azza wa Jalla yang tiada henti- hentinya menganugerahkan nikmat yang tiada terkira Rasulullah saw sebaik- baik qudwah bagi umat beliau Ibunda & Almarhum Ayahanda tercinta yang telah mengajarkan arti kehidupan dan tiada letih mengiringi do'a dalam setiap helaan nafas penulis Kakak- kakakku tersayang yang telah mengantarkan penulis menuju pintu masa depan Adik & Keponakanku yang sholih dan sholihah, tawa dan senyum kalian akan senantiasa menghiasi dunia Murabbiyah yang senantiasa membimbing selama di kota Atlas Sahabat seperjuangan di FSMI & PESMA IAIN Walisongo yang senatiasa memberi motivasi. Semoga ikatan ukhuwah kita kan senatiasa terjalin erat. Tetaplah kobarkan semangat dakwah di kampus nan hijau Rekan- rekan Kopma-WS yang telah mengajarkan keberanian dalam menghadapi tantangan
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan, rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas akhir dan syarat wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat salam kepada khotamul Anbiya' Nabi Akhiruz zaman yang telah membawa risalah, dan ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia dan di akhirat kelak. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2. Ibu Dr. Hj. Sukasih, M. Pd., sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi 3. Bapak Ismail SM, M.Ag, selaku Dosen Wali yang memotivasi dan memberi arahan selama kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 4. Ibunda Suratmi dan ayahanda Anan Rasyid, Alm. serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik materiil maupun non materiil terhadap keberhasilan studi. 5. Abah Subkhi Abadi selaku penmgasuh P.P. Miftahus Sa'adah beserta keluarga 6. Ustadz dan santri putra- putri P.P. Miftahus Sa'adah 7. Murabbiyah di Semarang 8. Teman- teman seperjuangan di FSMI, Pesma QS (al- Qudwah, al- Maffaaza, alIzzah, al- Kautsar, al- Firdaus, Mujjadid United, dan Taqwinul Mubalighin), HMI Dipo, KAMMI, HMI Mpo, IMM dan PMII. 9. Senior, rekan dan karyawan Kopma-Ws. 10. Bapak Rohmat beserta keluarga dan Teman- teman Afanin_Cost.
viii
11. Ustadz dan ustadzah serta santri TPQ Baitur Rochmah, Jatisari. 12. Ibu Kepala Sekolah, staf pengajar dan karyawan di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang 13. Seluruh shahabat yang turut serta membantu dalam menyelesaikan skripsi dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu Akhir kata, penulis berdo'a Semoga tulisan yang amat sederhana ini bermanfaat bagi semua. Amien Ya Robbal A'lamin. Semarang, 08 Januari 2008 Penulis
Ainani Rohmah NIM. 3103207
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................
i
Persetujuan Pembimbing ................................................................................
ii
Pengesahan .....................................................................................................
iii
Deklarasi ........................................................................................................
iv
Abstraksi ........................................................................................................
v
Motto ..............................................................................................................
vi
Persembahan ..................................................................................................
vii
Kata Pengantar ...............................................................................................
viii
Daftar Isi .........................................................................................................
x
Daftar Tabel…………………………………………………………………..
xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah….......................................................
1
B. Identifikasi Masalah… .............................................................
3
C. Penegasan Istilah… ..................................................................
3
D. Perumusan Masalah…..............................................................
5
E. Pembatasan Masalah................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................
6
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Perilaku Ibadah 1. Pengertian Perilaku Ibadah… ...........................................
7
2. Bentuk- Bentuk Perilaku Ibadah… ...................................
9
B. Penilaian Ranah Psikomotorik PAI 1. Pengertian Penilaian Ranah Psikomotorik PAI….............
14
2. Tipe Hasil Belajar Penilaian Ranah Psikomotorik PAI….
16
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI… .............................
18
4. Teknik Penilaian Ranah Psikomotorik PAI… ..................
19
5. Penyusunan Penilaian Ranah Psikomotorik PAI… ..........
23
6. Penskoran dan Interpretasi Penilaian Ranah Psikomotorik PAI… ................................................................................
x
26
7. Laporan Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI… .......
26
C. Pengaruh Perilaku Ibadah terhadap Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI……………..………………………………
27
D. Kajian Relevan………………………………………………...
29
E. Pengajuan Hipotesis……………………………………………
30
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian……………………………………………….
31
B. Waktu dan Tempat penelitian…………………………………..
31
C. Variabel dan Indikator Penelitian……………………………….
31
D. Metode Penelitian……………………………………………...
32
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel…………….
32
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………...
33
G. Teknik Analisis Data……………………………………………
34
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian…………………………………
37
B. Pengujian Hipotesis…………………………………………….
46
C. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………
54
D. Keterbatasan Penelitian...............................................................
55
BAB V : SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan……………………………………………………….
57
B. Saran-saran…………………………………………………….
58
C. Penutup………………………………………………………...
59
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN- LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI………………………………....
18
Tabel 2 : Pedoman Penilaian Praktek Membaca……………………………….
21
Tabel 3 : Format Kisi- Kisi Soal……………………………………………….
22
Tabel 4 : Contoh Lembar Penilaian…………………………………………….
23
Tabel 5 : Contoh Lembar Observasi…………………………………………… 24 Tabel 6 : Data Hasil Angket Perilaku Ibadah Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang……………………………………………… 25 Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Skor Mean Perilaku Ibadah Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang……………………………………………… 39 Tabel 8 : Nilai Distribusi Perilaku Ibadah Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang……………………………………………………………. 41 Tabel 9 : Data Hasil Penilaian ranah Psikomotorik PAI Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang…………………………………………….... 42 Tabel 10 : Distribusi Frekuensi Skor Mean Hasil Penilaian ranah Psikomotorik PAI Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang…………………..
45
Tabel 11 : Nilai Distribusi Hasil Penilaian ranah Psikomotorik PAI Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang……………………………………. 46 Tabel 12 : Data Analisis Regresi………………………………………………… 47
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seorang anak mendapatkan pendidikan agama untuk pertama kalinya di lingkungan keluarga yang selanjutnya akan diperoleh juga di lingkungan sekolah. Pendidikan Agama Islam (PAI) yang menjadi salah satu rumpun mata pelajaran di sekolah diharapkan mampu mengantarkan siswa menjadi hamba Allah yang mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, menjalankan ibadah dan berakhlak mulia. Sehingga, kelak menjadi generasi penerus yang akan mampu melanjutkan pembangunan bangsa dan berbudi pekerti luhur. Akan tetapi, melihat realita yang ada saat ini PAI belum mampu menanamkan nilai- nilai Islam pada diri setiap siswa. Sistem pendidikan Indonesia dari masa ke masa senantiasa mengalami perubahan, baik kurikulumnya, proses pembelajarannnya maupun sistem penilaiannya. Ketiganya merupakan dimensi yang sangat penting dalam pendidikan
1
yang saling berkaitan satu sama lainnya. Proses pembelajaran
akan berjalan dengan lancar apabila telah tersedia kurikulum yang tepat. Dari hasil proses pembelajaran (PBM) akan diketahui apabila dilaksanakan penilaian yang terencana. Makanya, guru yang profesional harus menguasai ketiga dimensi tersebut. Penilaian memiliki peranan yang sangat penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang merupakan kegiatan mengevaluasi dari kemajuan pembelajaran siswa. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dari siswa. Penilaian yang dilaksanakan tidak hanya menekankan pada ranah kognitif. Sesuai dengan Penilaian Berbasis Kompetensi (PBK) yang diterapkan dalam dunia pendidikan saat ini, menurut Taksonomi Bloom hasil belajar harus mencakup tiga ranah yaitu ranah 1
Sumarna Supranata dan Muhammad Hatta, Penilaian Berbasis Kompetensi: Penilaian Portofolio dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, hlm. 1.
1
2
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.2 Dengan demikian, keberhasilan pendidikan akan terlihat dengan jelas. Dalam mengadakan penilaian pada siswa, seorang guru harus memberi porsi yang sama dalam setiap ranah. Karena pembelajaran tidak sekedar memberi pemahaman materi kepada siswa tetapi harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. Ranah psikomotorik sebagai kelanjutan dari ranah kognitif dan ranah afektif.3 Maka, apabila ranah kognitif dan ranah afektif telah dilaksanakan selanjutnya penilaian ranah psikomotorik sebagai aplikasi dalam wujud tingkah lakunya. Ibadah dalam Islam menempati kedudukan yang tinggi, bahkan seseorang dikatakan muslim bila telah melaksanakan ibadah. Oleh karenanya, agama disebut sebagai tiang agama. Ibadah siswa tidak hanya dapat dilihat dari hasil tes tertulis semata, tetapi dari perilakunya dalam kehidupan seharihari. Karena hasil belajar psikomotorik dapat diketahui dengan melihat pertumbuhan dan perkembangan siswa.4 Semisal, siswa belum mengetahui secara sempurna dalam hal beribadah, maka melalui penilaian ranah psikomotorik akan dijelaskan dan diarahkan. Oleh karena itu, dalam menilai pembelajaran PAI tidak hanya cukup ditekankan pada ranah kognitif dan ranah afektif tetapi perlu adanya ranah psikomotorik. Hal ini, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran
yang
telah
berlangsung.
Sehingga
dapat
mengetahui
kemampuan siswa dalam mempraktekkan teori- teori yang telah dipelajari. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud mengkaji secara komprehensif tentang penilaian ranah psikomotorik yang dikorelasikan dengan perilaku ibadah dalam skripsi yang berjudul “PENGARUH PERILAKU IBADAH SISWA TERHADAP HASIL PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK
PAI
DI
SMP
2
H.
ISRIATI
BAITURRAHMAN
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 6, hlm. 22. 3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta Utara: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 ), hlm. 58. 4 Karnadi Hasan, Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Psikomotorik, dalam Buku Pegangan Mata Kuliah Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam, hlm. 2.
2
3
SEMARANG”. Alasan dari penulis yang menjadikan SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang sebagai tempat penelitian karena di sekolah tersebut telah menitikberatkan proses penilaian pada tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Salah satu kewajiban manusia sebagai hamba Allah adalah beribadah kepada-Nya. Dilaksanakan atau tidaknya sangat dipengaruhi oleh pembinaan sejak kecil dari lingkungan sekitar, baik lengkungan internal maupun eksternal. Perilaku ibadah pada penelitian ini lebih dititikberatkan pada bentuk ibadahnya, seperti wudlu, tayyammum, shalat dan sebagainya. 2. Penilaian ranah psikomotorik merupakan salah satu unsur dalam Penilaian Berbasis Kompetensi (PBK) yang harus dilaksanakan. Maka, pihak guru (pendidik) harus memiliki strategi yang tepat, khususnya pada mata pelajaran PAI . 3. Adanya keinginan peneliti untuk mengetahui adakah pengaruh dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang, yang pada akhirnya akan diketahui ada tidaknya pengaruh diantara keduanya.
C. Penegasan Istilah 1. Pengaruh Pengaruh berarti adanya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.5 5
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 849.
3
4
2. Perilaku Ibadah Istilah perilaku ibadah terdiri dari dua kata yaitu perilaku dan ibadah. Di sini, penulis akan menjelaskan satu persatu sebelum disimpulkan menjadi pengertian yang utuh. a. Perilaku Dalam buku psikologi kepribadian dijelaskan mengenai pengertian perilaku, yaitu perbuatan yang ditunjukkan melalui perubahan dalam hidupnya.6 b. Ibadah Menurut M. Shodiq, ibadah ialah memperhambakan diri pada Allah dengan jalan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya yang semata- mata karena Allah.7 Jadi, perilaku ibadah merupakan bentuk perbuatan seseorang yang ditujukan untuk mengabdi pada Allah selama hidupnya.
3. Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI Kalimat Hasil penilaian ranah psikomotorik PAI merupakan rangkaian lima kata yaitu Hasil, penilaian, ranah, psikomotorik dan PAI. Namun, di sini akan dijabarkan satu persatu sebelum menuju ke definisi secara tematis. Tujuannya untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini. a. Hasil Hasil adalah sesuatu yang diperoleh dari sebuah usaha.8 b. Penilaian Menurut pendapat Prof. Dr. Anas Sudijono, penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan, menilai itu berarti mengambil keputusan terhadap
6
Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 81. M. Shodiq, Kamus Istilah Agama: Menurut Berbagai Istilah Agama Bersumber AlQur’an dan Al- Hadis dan lain- lain, (Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1991), hlm. 125. 8 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Op. Cit, hlm.391. 7
4
5
sesuatu yang berdasarkan pada ukuran yang telah menjadi ketentuannya.9 c. Ranah Yaitu bidang terbatas atau disiplin ilmu.10 Dengan kata lain, ranah adalah suatu unsur atau elemen yang memiliki batasan. d. Psikomotorik Yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas fisik yang berkaitan dengan proses mental dan psikologis.11 e. Pendidikan Agama Islam (PAI) PAI merupakan salah satu rumpun mata pelajaran di sekolah umum. PAI adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang dengan terencana yang bertujuan agar siswa mampu meyakini, memahami, meghayati dan mempraktekkan ajaran Islam.12 Dari penjabaran pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian ranah psikomotorik adalah pengambilan keputusan (dalam hal menilai siswa) yang berdasarkan atas unsur- unsur dari aktifitas fisiknya atau penampilannya atau tindakannya. 4. Siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang Obyek dalam penelitian ini adalah siswa yang belajar di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Akan tetapi, tidak semua siswa akan menjadi obyek penelitian tapi hanya sebagian saja sebagai sampel.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini ialah ada tidaknya korelasi positif antara penilaian ranah psikomotorik dengan perilaku ibadah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. 9
Anas Sudijono, Op. Cit, hlm. Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al- Barry, Kamus Ilmiah Populer,(Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 651 11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Op. Cit, hlm. 901 12 Departemen Agama Republik Indonesia, Pedoman Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Umum, (2004), hlm. 2. 10
5
6
E. Pembatasan Masalah Mengacu pada latar belakang di atas maka masalah dalam dalam skripsi akan penulis batasi pada. perilaku ibadah dalam bentuk thaharah (wudlu dan tayyammum), shalat, membaca al- Qur’an dan menghafal surat- surat pendek. Sedangkan, hasil penilaian ranah psikomotorik mata pelajaran PAI pada materi thaharah (wudlu dan tayyammum), shalat, membaca al- Qur’an dan menghafal surat- surat pendek. Dan siswa yang dijadikan populasi dalam penelitian adalah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk perkembangan selanjutnya, diantaranya: 1. Bagi SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang yang menjadi fokus penelitian hasil studi ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan guna meningkatkan mutu pendidikan dan ibadah siswa 2. Bagi pendidik dan calon pendidik dapat memberi informasi tentang pentingnya penilaian ranah psikomotorik, sehingga pendidik dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. 3. Bagi mahasiswa fakultas Tarbiyah pada khususnya dan mahasiswa IAIN Walisongo Semarang pada umumnya dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam melaksanakan amanah studinya.
6
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Perilaku Ibadah 1. Pengertian Perilaku Ibadah Sebelum mendefinisikan perilaku ibadah akan dijelaskan satu persatu terlebih dahulu. Perilaku adalah reaksi seseorang terhadap rangsangan.1 Sedangkan menurut Agus Sujanto, perilaku adalah perubahan yang ditunjukkan melalui perubahan pada dirinya.2 Maka, perilaku adalah respon seseorang yang menimbulkan perubahan pada dirinya muncul karena adanya rangsangan yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan sekitar. Manusia diciptakan di dunia dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah. Seperti yang dijelaskan dalam Kalammullah surat adzDzariyat ayat 56:
( ٥٦ :ن ) اﻟﺬارﻳﺎت ِ ﺲ ِإﻟﱠﺎ ِﻟ َﻴ ْﻌ ُﺒﺪُو َ ﻦ وَا ْﻟِﺈ ْﻧ ﺠﱠ ِ ﺖ ا ْﻟ ُ ﺧَﻠ ْﻘ َ َوﻣَﺎ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.3 Kata menyembah-Ku dalam ayat tersebut dimaknai beribadah kepada Allah. Jadi secara etimologi, ibadah ialah merendahkan diri dan tunduk. Sedangkan, pengertian ibadah secara terminologi adalah merendahkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya baik berupa lisan maupun perbuatan dengan penuh ketundukan yang disertai dengan kecintaan pada Allah.4 Dengan kata lain, ibadah tidak hanya dengan perbuatan tapi juga dengan lisan yang senantiasa didasari keikhlasan.
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 859. 2 Agus Sujanto, dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1980), hlm. 81. 3 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Jumanatul ‘AliArt, 2005), hlm. 524. 4 Shalih bin Fauzan bin Abdullah al- Fauzan, Kitab Tauhid I, (Jakarta: Akafa Press, 1998), hlm. 76.
7
Pengertian ibadah menurut beberapa ahli berbeda- beda. Dalam buku Kuliah Ibadah dijelaskan mengenai pengertian ibadah menurut beberapa ahli, seperti: ahli lughat, ulama tauhid, ulama tafsir, ulama hadis, ulama akhlak, ulama tasawuf dan para fuqaha.5 a) Ahli lughat mendefinisikan ibadah adalah taat, menurut, mengikuti dan tunduk yang setinggi- tingginya dengan do’a. b) Ulama tauhid, ulama tafsir, dan ulama hadis mengartikan ibadah dilakukan dengan mentauhidkan Allah, tunduk dengan sepenuhnya dan merendahkan diri pada Allah. c) Menurut ulama akhlak, ibadah adalah melaksanakan segala perintah yang bersifat fisik dan mentaati segala syari’at yang diperintahkan. d) Menurut ulama tasawuf, ibadah adalah menetapi dan mematuhi segala perintah yang telah diperintahkan oleh-Nya dan ridlo atas apa yang menjadi ketetapan serta bersabar musibah atau permasalahan yang terjadi. e) Menurut para fuqaha, ibadah adalah mengerjakan segala perintah untuk menggapai ridlo Illahi dan pahala di akherat kelak. Maka, ibadah adalah ketundukan pada Allah dalam melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya untuk menggapai ridlo Illahi sebagai modal menuju surga. Dalam nash al- Qur’an dijelaskan mengenai perintah untuk beribadah pada Allah, yaitu dalam surat an- Nisa’ ayat 36:
( ٣٦ : ﺷ ْﻴﺌًﺎ )اﻟﻨﺴﺎء َ ﺸ ِﺮآُﻮا ِﺑ ِﻪ ْ ﻋ ُﺒﺪُوا اﻟﱠﻠ َﻪ َوﻟَﺎ ُﺗ ْ وَا Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun6 Dengan demikian, perilaku ibadah adalah tingkah laku seseorang untuk merendahkan diri kepada Allah dalam rangka melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
5
T. M. Hasbi Ash- Shiddieqy, Kuliah Ibadah: Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikmah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), Cet. 7, hlm. 1- 4. 6 Departemen Agama RI, Op. Cit, hlm. 85.
8
2. Bentuk- Bentuk Perilaku Ibadah Ibadah yang dilaksanakan harus dengan niat yang ikhlas sematamata karena Allah. Ibadah terbagi ke dalam bentuk ibadah dengan hatim lisan dan anggota tubuh. Untuk lebih spesifik ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. a. Ibadah Mahdhah Ibadah mahdhah merupakan ibadah yang sifatnya khusus. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang disyariatkan dalam al- Qur’an dan hadis. Contohnya; shalat, puasa, zakat dan naik haji. b. Ibadah Ghairu Mahdhah Ibadah ghairu mahdhah merupakan ibadah yang bersifat umum, yaitu segala aktivitas yang didasari dengan niat yang ikhlas yang dapat mendatangkan kebaikan atau yang dapat menolong diri sendiri atau orang lain. Seperti; menuntut ilmu, mencari nafkah, membantu korban bencana dan sebagainya.7 Ibadah selain dilaksanakan dengan niat yang ikhlas, ibadah juga harus dilaksanakan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. Dan tanpa kedua syarat tersebut ibadah yang dilaksanakan akan sia- sia ibarat debu yang berterbangan. Niat yang ikhlas semata karena Allah SWT merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaha illallaah (tiada Tuhan selain Allah). Maka semua ibadah yang dilaksanakan hanya tertuju pada Allah dan tidak diperbolehkan mempersekutukan Allah dengan yang lainnya. Ibadah yang dilaksanakan harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, hal ini sesuai dengan kalimat syahadat Muhammadan Rasulullah (Muhammad adalah utusan Allah). Apabila ibadah yang dilaksanakan tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah maka termasuk bid’ah.8 Cakupan ibadah sangat luas yang tidak hanya terbatas pada ranah anggota badan (perbuatan) tetapi juga lisan. Akan tetapi, dalam tulisan ini 7
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 5, Hlm. 247. 8 Shalih bin Fauzan bin abdullah al- Fauzan, Op. Cit, hlm. 85.
9
penulis hanya membatasi pada perilaku ibadah dalam bentuk fisik. Adapun bentuk perilaku ibadahnya, diantaranya: thaharah (wudlu dan tayammum), shalat, membaca al- Qur’an dan menghafal. a) Thaharah (Wudlu dan Tayammum) Thaharah
merupakan
modal
awal
sebelum
melaksanakan
sembahyang. Thaharah terbagi menjadi tiga macam yaitu wudlu, tayammum dan mandi. Wudlu artinya membersihkan diri untuk menghilangkan hadas kecil.9 Dan tidak sah shalat seseorang tanpa melakukan wudlu terlebih dahulu. Adapun perintah Allah mengenai perintah berwudlu dalam kalamullah surat al- Maidah ayat 6:
ﺴﻠُﻮا ُوﺟُﻮ َه ُﻜ ْﻢ َوَأ ْﻳ ِﺪ َﻳ ُﻜ ْﻢ ِﻏ ْ ﺼﻠَﺎ ِة ﻓَﺎ ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا ِإذَا ُﻗ ْﻤ ُﺘ ْﻢ ِإﻟَﻰ اﻟ ﱠ َ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ ﻦ ِ ﺟَﻠ ُﻜ ْﻢ ِإﻟَﻰ ا ْﻟ َﻜ ْﻌ َﺒ ْﻴ ُ ﺳ ُﻜ ْﻢ َوَأ ْر ِ ﺴﺤُﻮا ِﺑ ُﺮءُو َ ﻖ وَا ْﻣ ِ ِإﻟَﻰ ا ْﻟ َﻤﺮَا ِﻓ (٦: )اﻟﻤﺎﺋﺪة Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki10 Islam adalah agama yang menyukai sesuatu yang apabila dilaksanakan dengan tertib. Seperti dalam buku Tuntunan Thaharah dan Shalat dijelaskan tata cara berwudlu, dengan urutan berikut ini: a) niat; b) membaca Basmallah; c) membasuh kedua telapak tangan; d) berkumur sambil menghirup air ke dalam hidung sebanyak tiga kali; e) Membasuh seluruh muka sebanyak tiga kali; f) membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali; g) mengusap kepala sebanyak satu kali; h) mengusap kedua telinga sebanyak satu kali; i) Membasuh kedua kaki.11 Tata cara berwudlu tersebut harus dilaksanakan secara tertib. Ketika seseorang hendak berwudlu namun tidak memperoleh air maka diperkenankan untuk tayyammum. Maksudnya, tayyammum sebagai rukhsah untuk orang yang tidak mendapatkan air karena ada 9
Moh. Rifai, “Risalah Tuntunan Shalat lengkap”, (Semarang: Toha Putra, t.th), hlm. 14. Departemen Agama RI, Op. Cit, hlm. 109. 11 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz dan Syaikh Muhammad bin Shaleh alUtsaimin, Tuntunan Thaharah dan Shalat, terj. Ali Makhtum Assalamy, (Jakarta: PT. Megatama Shofwa Pressindo, 2003), Cet. 1, hlm. 31- 32. 10
10
halangan.12 Islam adalah agama yang mudah karena senantiasa memberikan rukhsah pada orang- orang yang berhalangan. Tata cara tayyammum berbeda dengan wudlu. Dalam kitab Bulughul Maram:
ﻗﺎ ل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ: وﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻗﺎل (وﺿﺮﺑﺔ ﻟﻠﻴﺪ ي, ﺿﺮﺑﺔ ﻟﻠﻮﺟﻪ: ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ) اﻟﺘﻴﻤﻢ ﺿﺮﺑﺘﺎن 13 وﺻﺤﺢ اﻻ ﺋﻤﺔ وﻗﻔﻪ. رواﻩ اﻟﺪارﻗﻄﻨﻲ Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata: Bersabda Rasulullah SAW: Tayyammum itu terdiri dari dua pukulan, pukulan pertama (diusapkan) ke muka dan pukulan kedua (diusapkan) ke tangannya. (Hadist diriwayatkan oleh Daru Quthni dan semua Imam ahli hadis menyatakan mauqufnya) Tayyammum dilakukan dengan tidak menggunakan air tetapi menggunakan debu yang menempel di tembok atau di tanah. b) Shalat Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadatain. Dengan melaksanakan shalat akan menjadikan seseorang menjadi lapang dada, hati tenang dan dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.14 Meskipun seseorang sudah mengetahui hikmah shalat masih saja merasa berat untuk menjalankan shalat. Shalat merupakan bagian dari ritual keagamaan. Dalam kitab Khifayatul Akhyar dijelaskan mengenai pengertian shalat:
)وﺻﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ( اي: اﻟﺼﻼ ة ﻓﻰ ا ﻟﻐﺔ اﻟﺪﻋﺎء ﻗﺎل اﷲ ﺗﻌﺎل وﻓﻰ ﺳﺮع ﻋﺒﺎرة ﻋﻦ اﻗﻮاﻟﻮاﻋﺎل ﻣﻔﺘﺘﺤﺔ. ادع ﻟﻬﻢ
12
Moh. Saifullah al- Aziz S, Fiqh Islam Lengkap: Pedoman Hukum Ibadah Umat Islam dengan Berbagai Permasalahannya, (Surabaya: Terbit Terang, t.th.), hlm. 141. 13 Al Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani, Bulughul Maram, (Semarang: Toha Putra, t.th), hlm.37. 14 Syaikh Muhammad bin Shaleh al- Utsmaimin, Prinsip- Prinsip Dasar Keimanan, (Jakarta: PT. Megatama Sofwa Presindo, 2003), terj. Ali Makhtum Assalamy, Cet. 1, hlm. 10.
11
وﻻﺻﻞ ﻓﻰ وﺟﻮوﺑﻬﺎ ﻗﻮﻟﻪ. ﺑﺎﻟﺘﻜﺒﻴﺮﻣﺨﺘﺘﻤﺔ ﺑﺎ ﻟﺘﺴﻠﻴﻢ ﺑﺸﺮروط 15 (ﺗﻌﺎﻟﻰ)واﻗﻴﻤﻮا اﻟﺼﻼ ة Shalat menurut pengertian bahasa ialah do’a. Allah berfirman (Dan berdo’alah kepada mereka). Adapun menurut pengertian secara syari’at ialah ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan dengan salam dengan mengikuti beberapa syari’at. Dalil yang menunjukkan wajibnya shalat firman Allah: (Dan dirikanlah shalat) Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang hukumnya fardhu ‘ain yang meliputi shalat wajib dan shalat sunnah. Shalat wajib terdiri dari: shalat Subuh, shalat Dzuhur, shalat Ashar, shalat Maghrib dan shalat Isya’. Sedangkan shalat sunnah meliputi: shalat Jama’ah, shalat ‘Idain, shalat Istisqo’, shalat Gerhana, shalat Tarawih, shalat Witir, shalat Rawatib, shalat Dhuha, shalat Tahajjud dan shalat Takhiyat Masjid.16 Shalat dilaksanakan dengan jumlah rakaat yang beda- beda. Tata cara pelaksanaan shalat diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Adapun gerakan dalam shalat diantanranya adalah: a) menghadap kiblat; b) niat; c) takbiratul ihram; d) membaca do’a Iftitah; e) membaca surat al- Fatihah; f) membaca satu atau beberapa ayat al- Qur’an, g) ruku’, h) I’tidal; i) Sujud; j) duduk di antara dua sujud, k) sujud; l) duduk tasyahud; m) salam.17 Semua gerakan-gerakan dalam shalat harus dilaksanakan dengan tertib dan memiliki bacaan yang berbeda- beda. c) Membaca al- Qur’an Al- Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diwahyukan pada nabi Muhammad SAW. Setiap umat Islam diharuskan untuk membaca al- Qur’an, mempelajari al- Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya. Seperti dalam Kitabullah surat al- Muzzammil ayat 20:
15
Syaikh Kamal Muhammad Muhammad ‘Aulidloh, Khifayatul Akhyar, (Libanon: Darul Kitab ‘Ilmiah, t.th ), hlm. 167. 16 Supiana dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 46- 50. 17 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz dan Syaikh Muhammad bin Shaleh alUtsaimin,, Op. Cit, hlm. 33-40.
12
( ٢٠ : ن )اﻟﻤ ّﺰﻣﱢﻞ ِ ﻦ ا ْﻟ ُﻘ ْﺮَﺁ َ ﺴ َﺮ ِﻣ ﻓَﺎ ْﻗ َﺮءُوا ﻣَﺎ َﺗ َﻴ ﱠ
Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al- Qur’an. 18 Hendaknya
dalam
membaca
al-
Qur’an
senantiasa
memperhatikan tajwidnya dan mempelajari tajwid hukumnya fardhu kifayah. Membaca
al- Qur’an juga harus dengan
tartil, yaitu
membaguskan bacaan al- Qur’an dengan jelas teratur dan tidak terburuburu serta mengetahui ilmu tajwidnya.19 Apabila dalam membaca alQur’an tidak memperhatikan kaidah- kaidahnya bisa jadi maknanya akan berlainan. Selain tajwid yang perlu diperhatikan dalam membaca alQur’an adalah etika- etikanya atau adab- adabnya. Adapun adab dalam membaca al- Qur’an yang meliputi: dalam keadaan suci; menghadap kiblat; duduk dengan sopan, tenang dan tenteram; membaca dengan khusyu’; memperindah suara; memelankan suara ketika ada yang shalat; membaca di tempat bersih lagi suci dan disarankan juga untuk menghafalnya.20 Ketika seseorang dapat menerapkan adab- adab dalam membaca al- Qur’an maka pahala dalam membaca al- Qur’an akan semakin bertambah karena hal itu telah menunjukkan kesungguhannya dalam membaca al- Qur’an. d) Menghafal Menghafal tidaklah hanya menghafal al- Qur’an saja tetapi bisa juga hadis, doa’- do’a dan sebagainya. Menghafal memiliki definisi, yaitu mengungkapkan satu persatu tanpa menggunakan teks dengan tepat serta memelihara dan menjaga yang dijadikan hafalan. Hukum dari menghafal
18
Departemen Agama RI, Op. Cit, hlm. 576. As’as Humam, Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis, (Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Team Taddarus “AAM”, 2002), hlm. 4. 20 Hamid Ahmad ath- Thahir, Nasehat Rasulullah SAW untuk Anak Agar Berakhlak Mulia, terj. Ahmad Hotib, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006), hlm. 125- 127. 19
13
al- Qur’an adalah fardhu Kifayah.21 Adanya anjuran menghafal dengan tujuan agar al- Qur’an senantiasa terjaga. Allah menurunkan kitab al- Qur’an tidak hanya dibaca atau diamalkan tetapi juga dianjurkan untuk menghafalnya. Karena orang yang menghafal al- Qur’an memiliki keutamaan. Adapun keutamaan orang yang menghafal al- Qur’an diantaranya: memperoleh kedudukan yang istimewa dan penghormatan dari Allah SWT dibanding manusia lainnya; memudahkan orang dalam berdalih; menguatkan kemampuan ingatan dan nalar; menjadikan seseorang lebih pintar; menambah keimanan; memperoleh syafa’at dan masuk surga; dan do’anya akan dikabulkan.22 Kemampuan seseorang dalam menghafal memang berbeda- beda tetapi hal ini tidak menjadi alasan untuk tidak menghafal. B. Penilaian Ranah Psikomotorik PAI 1. Pengertian Penilaian Ranah Psikomotorik Penilaian merupakan bagian terpenting dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang telah berlangsung. Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam dijelaskan
bahwa
penilaian
adalah
proses
dalam
menentukan
pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.23 Jadi, dengan adanya proses penilaian akan membantu guru dalam menentukan langkah selanjutnya. Segala sesuatu akan berjalan dengan lancar ketika semuanya sudah dipersiapkan dan direncanakan, begitu juga dengan penilaian. Menurut opini Drs. M. Chabib Thoha, M. A. penilaian adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui kegiatan yang telah terlaksana dengan menggunakan instrumen dan hasilnya akan dibandingkan dengan tolok 21
Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal al- Qur’an, (Bandung: Sinar Baru Alfesindo, 2005), Cet. 5, hlm. 16. 22 M. Taqiyul Islam, Cara Mudah Menghafal al- Qur’an, terj. Uril Bahrudin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hlm. 39- 42. 23 Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, (Surabaya: ElKaf, 2006), hlm. 144.
14
ukur untuk memperoleh kesimpulan.24 Maka, proses penilaian akan berjalan lancar ketika sudah ada persiapan dan perencanaan yang matang. Dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching and Learning dikemukakan bahwa: Evaluation is implied in the very process of planning for it is the act of placing a value on something, of determining its merits. 25 Penilaian adalah penyiratan dari proses perencanaan , penentuan nilai dari proses yang telah berlangsung Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian adalah proses yang telah direncanakan untuk mengetahui berhasil tidaknya sesuatu yang telah dilaksanakan. Menurut Suharsimi Arikunto, penilaian merupakan langkah kedua setelah pengukuran.26 Penilaian yang dilakukan tidak hanya mencakup ranah kognitif dan ranah afektif tetapi juga ranah psikomotorik. Menurut Prof. Dr. Anas Sudijono, ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan atau kemampuan fisik setelah seseorang menerima materi tertentu.27 Dengan kata lain, ranah psikomotorik lebih dominan menggunakan gerak fisik. Menurut David R. Krathwohl dkk menjelaskan tentang ranah psikomotorik sebagai berikut: Psycomotoric : which emphasize some muscular or motor skill, some manipulation of material and objects, or some act which requires a neuromuscular co- ordination.28
24 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. 5, hlm. 1. 25 John Galen Saylor, Curriculum Planning for Better Teaching and Learning, (Canada: Published Simultaneously, tth), hlm. 316. 26 Pengukuran bersifat kuantitatif yakni langkah untuk membandingkan sesuatu dengan menggunakan alat ukur. (Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), Cet. 3, hlm. 2- 3 27 Anas Sudijono, Op. Cit, hlm. 57. 28 David R. Krathwohl, et. al, Taxonomy of Education Objectives, The of Educational Goals, (London: Longman Group LTD, tth), hlm. 7
15
Sasaran yang menekankan pada beberapa otot ataupun syaraf yang memanipulasi beberapa obyek maupun tindakan yang dikoordinasikan otak neuromuscular Dengan demikian penilaian ranah psikomotorik adalah kegiatan yang sudah direncanakan untuk mengetahui kemampuan ketrampilan siswa dengan menggunakan instrumen. 2. Tipe Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Hasil belajar ranah psikomotorik berbeda dengan kognitif dan afektif, serta hasil belajar ranah kognitif lebih dominan dibandingkan dengan kedua ranah yang lain. Ada tujuh tipe hasil belajar ranah psikomotorik, yang meliputi: a) persepsi; b) kesiapan; c) gerakan terbimbing; d) gerakan terbiasa; e) gerakan komplek; f) penyesuaian pola gerakan; g) kreatifitas.29 Untuk memperoleh hasil belajar yang baik harus dilakukan latihan semaksimal mungkin yang disesuaikan dengan kemampuan masing- masing. a) Persepsi Tipe hasil belajar persepsi memiliki ciri- ciri diantaranya: mengenali obyek dengan pengamatan secara langsung; mengolah hasil pengamatan dengan berfikir; dan menyeleksi sasaran yang diamati.30 Contohnya adalah mengetahui kesalahan dalam membaca al- Qur’ an. b) Kesiapan Dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar seseorang siswa harus memiliki kesiapan terlebih dahulu. Menurut Drs. M. Chabib Thoha, M. A, ciri- ciri dari kemampuan kesiapan adalah kesiapan mental untuk bereaksi, kesiapan fisik untuk bereaksi dan kesiapan emosi untuk bereaksi.31 Tanpa ketiga kesiapan tersebut siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap penjelasan dari guru. Contohnya kesiapan untuk melaksanakan shalat. 29
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 106- 107 M. Chabib Thoha, Op. Cit, hlm. 31. 31 Ibid, hlm. 31. 30
16
c) Gerakan Terbimbing Gerakan terbimbing merupakan gerakan pada tahap awal. Adapun ciri- cirinya adalah gerakannya masih dalam taraf peniruan, gerakannya trial and error, dan mampu mengembangkan respon baru.32 Jadi, dalam gerakan ini masih membutuhkan konsentrasi siswa dalam mengamati gerakan- gerakan yang diperagakan guru. Contohnya guru memberi contoh gerakan shalat kemudian siswa menirunya. d) Gerakan Terbiasa Setelah seseorang dapat menirukan gerakan- gerakan yang diperagakan
oleh
guru
maka
diharapkan
siswa
dapat
mempraktekkannya. Gerakan terbiasa memiliki ciri- ciri diantaranya adalah mampu menampilkan atau mempraktekkan beberapa bentuk gerakan dan munculnya respon- respon baru dengan sendirinya.33 Contohnya adalah siswa mempraktekkan ibadah shalat.
e) Gerakan Komplek Siswa yang sudah terbiasa melakukan gerakan- gerakan, maka kemampuan siswa semakin berkembang dan meningkat. Adapun ciriciri dari gerakan komplek yaitu kemampuan siswa semakin terampil dalam melakukan gerakan.34 Contohnya adalah siswa semakin baik dalam melaksanakan shalat. f) Penyesuaian Pola Gerakan Untuk menyelaraskan gerakan yang satu dengan yang lain diperlukan adanya penyesuaian. Penyesuaian pola gerakan memiliki ciri, yaitu; adanya pengembangan ketrampilan siswa dan kemampuan untuk menghadapi problem solving.35 32
Ibid, hlm. 31. Ibid, hlm. 31. 34 Ibid, hlm. 31. 35 Ibid, hlm. 31. 33
17
g) Kreatifitas Seseorang
diberi
kesempatan
dalam
mengembangkan
kreatifitas yang dimiliki. Ciri- ciri dari hasil belajar kreatifitas adalah mampu mengembangkan gerakan- gerakan baru untuk menghadapi bermacam- macam kondisi.36 3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI Materi mata pelajaran PAI
di tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) berbeda dengan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Materi di SMP merupakan kelanjutan dari materi di SD yang kemudian akan dilanjutkan di SMA. Materi PAI dikembangkan dari tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak. Akan tetapi, dalam pembahasan skripsi ini penulias akan membatasi ruang lingkup PAI dari segi ibadah mahdhah. Diantaranya; thaharah (wudlu dan tayyammum), shalat, membaca al- Qur’an dan hafalan ayat al- Qur’an. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel 1 : Tabel 1 Ruang Lingkup Materi PAI
No 1
Materi Thaharah
2
Shalat
3
Kelas VII
VIII
IX
- Wudlu
- Wudlu
- Wudlu
- Tayyammum
- Tayyammum
- Tayyammum
Shalat Wajib
Shalat Dhuha
Shalat Tahhajud
Membaca
Selain surat al-
Selain surat al-
Selain surat al-
al- Qur’an
Fatihah dan juz 30
Fatihah dan juz 30
Fatihah dan juz 30
36
Ibid, hlm. 31.
18
4
Hafalan Ayat al- Qur’an
Salah satu dari
Salah satu dari
Salah satu dari
surat al- Ma’un
surat al- Lail
surat al- Insyiqoq
sampai at-Takatsur sampai al- Fajr
sampai at- Takwir
4. Teknik Penilaian Ranah Psikomotorik Penilaian
terhadap proses
belajar
mengajar
yang
telah
diselenggarakan dapat dilaksanakan dalam bentuk tes maupun non tes. Penggunannya tergantung dari materinya karena setiap materi yang diajarkan tidak sama, maka teknik penilaiannya pun berbeda- beda. Teknik Penilaian proses kegiatan belajar mengajar akan digambarkan dalam bentuk bagan berikut ini:37
Teknik Penilaian
Tes
Lisan
Non Tes
Tindakan
Tulisan
37
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Observasi Interview Angket Rating Scale Ceck List Skala Sikap
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. 3, hlm. 102- 103.
19
a. Tes Teknik penilaian tes adalah cara penilaian yang dilakukan oleh guru yang berupa serangkaian pertanyaan atau perintah yang telah ditentukan terlebih dahulu. 38 1) Tes Tertulis Tes tertulis dilaksanakan pada waktu, tempat dan soal tertentu yang bersifat formal dan nonformal.39 Tes yang bersifat formal diselenggarakan pada waktu ujian semester, ujian nasional oleh pemerintah. Sedangkan, tes yang bersifat non formal biasanya berupa ulangan harian oleh pihak sekolah tanpa campur tangan pemerintah. 2) Tes Lisan Tes lisan adalah bentuk tes yang dilakukan oleh guru pada siswa secara face to face yang menuntut jawaban dari siswa secara lisan.40 3) Tes Tindakan Tes
tindakan
merupakan
bentuk
jawabannya berupa tingkah laku atau perbuatan.
penilaian
yang
41
b. Non Tes Penilaian non tes sangat tepat apabila untuk menilai hasil belajar siswa dari ranah afektif dan ranah psikomotorik. Bentuk penilaiannya antara lain: 1) Observasi Observasi ialah penilaian dengan cara mengamati terhadap tingkah laku siswa. Proses pengamatan bisa dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. 38
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Islam , (Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2002), Cet. 1, hlm. 62. 39 Zaenal Arifin, Op. Cit, hlm. 28. 40 Ibid, hlm. 43. 41 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1900), Cet. 4, hlm. 26.
20
2) Interview Teknik penilaian wawancara dengan cara mengadakan komunikasi
secara
langsung
dan
perlu
adanya
pedoman
42
wawancara agar berjalan lancar. 3) Angket
Penilaian melalui angket berbeda dengan wawancara yang sifatnya face to face. Angket dilakukan dengan memberikan serentetan pertanyaan yang harus dijawab siswa atau orang tua siswa guna perkembangan sekolah.43 Teknik ini lebih tepat bila diterapkan dalam penilaian ranah afektif. 4) Rating Scale Dalam check list penilaiannya terdiri dari dua tingkat tapi dalam rating scale kriterianya lebih dari dua.44 Berikut contoh format penilaian rating scale: Tabel 2 Pedoman Penilaian Praktek Membaca No
Skor
Aspek yang Dinilai
5
4
3 V
Skor 2
1
Butir
1
Tajwid
2
Makhraj
V
4
3
Fasih
V
4
4
Adab
V
4
Jumlah
3
15
42
Nana Sudjana, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar , (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), Cet. 3, hlm. 114. 43 Anas Sudijono, Op. Cit, hlm. 84. 44 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 2001), Cet. 3, hlm. 169.
21
Keterangan nilai: -
Nilai 5 : Sangat Baik
-
Nilai 4 : Baik
-
Nilai 3 : Cukup Baik
-
Nilai 2 : Tidak Baik
-
Nilai 1 : Sangat Tidak Baik
5) Ceck List (Daftar Cek) Daftar cek merupakan salah satu teknik penilaian unjuk kerja. Check list ialah daftar penilaian terhadap kemampuan siswa yang didalamnya hanya memuat dua kriteria, misalnya baik atau tidak baik, benar atau salah. Adapun contohnya sebagai berikut: 45 Tabel 3 Pedoman Penilaian Praktek Membaca No
Aspek yang Dinilai
Baik
Tidak Baik
V
Skor Butir
1
Tajwid
5
2
Makhraj
3
Fasih
V
5
4
Adab
V
5
V
Jumlah
0
15
K Keterangan nilai: - Nilai 5
: Baik
- Nilai 0
: Tidak Baik
6) Skala Sikap Skala sikap dimanfaatkan untuk menilai sikap siswa.46 Dalam skala ini siswa tidak diharuskan untuk menjawab pertanyaan, tetapi untuk memilih pertanyaan yang bersifat positif maupun negatif. 45
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Model Penilaian Kelas Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah Tahun 2006, www. puskur.net 46 Zaenal Arifin, Op. Cit, hlm. 56.
22
Teknik penilaian proses kegiatan belajar mengajar siswa yang telah dijabarkan tidak semuanya tepat digunakan dalam penilaian ranah psikomotorik. Maka teknik penilaian yang akan digunakan adalah tes tindakan dengan bentuk instrumennya adalah rating scale dan ceck list, karena dalam penilaian ranah psikomotorik
yang
dinilai
adalah
kemampuan
dalam
mempraktekkan shalat. 5. Penyusunan Instrumen Penilaian Ranah Psikomotorik Langkah- langkah yang diperlukan dalam menyusun instrumen penilaian ranah psikomotorik , menurut pendapat Drs. Karnadi Hasan, M.Pd. ada dua tahap, yaitu; penyusunan soal dan penyusunan lembar observasi dan lembar penilaian. 47 a. Penyusunan Soal Langkah awal sebelum membuat soal yang diperlukan adalah menyusun kisi- kisi instrumen penilaian ranah psikomotorik dan menentukan bentuk instrumennya. Kisi- kisi dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan soal sehingga hasil dan tingkat kesulitannya relatif
sama.48 Adapun contoh format kisi- kisi soal ranah
psikomotorik sebagai berikut: Tabel 4 Format Kisi- Kisi Soal Ranah
No 1
Kompetensi Materi Dasar
Pokok
Penilaian Indikator
Jenis
Bentuk
Tugas Instrumen
Contoh Instrumen
Melakukan
Wudlu Mempraktekkan Ujian
Uraian/
Demonstrasikan
Wudlu
Wudlu
Perintah
Wudlu
Blok
Kerja
47
Karnadi Hasan, Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Psikomotorik, dalam Buku Pegangan Mata Kuliah Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam, hlm. 11. 48 http://www.pdkjateng.go.id,
23
Tahap selanjutnya adalah menentukan bentuk instrumen penilaiannya. Dalam penilaian ranah psikomotorik sangat tepat apabila dilakukan dalam bentuk tes tindakan (perbuatan). b. Penyusunan Lembar Observasi dan Lembar Penilaian Lembar observasi dan penilaian disusun dengan mengacu pada soal terlebih dahulu. Adapun contoh dari penyusunan lembar observasi dan lembar penilaian: 49 1) Mencermati soal 2) Mengidentifikasi aspek- aspek ketrampilan: membasuh kedua tangan,
berkumur,
memasukkan
air
ke
hidung
dan
mengeluarkannya, membasuh muka, membasuh kedua tangan, menyapu kepala, menyapu kedua telinga dan membasuh kedua kaki. 3) Mengidentifikasi ranah- ranah ketrampilan yang ada pada tiaptiap ranah ketrampilan kunci: memposisikan tangan, mulut, hidung, muka, kepala, telinga dan kaki. 4) Menentukan jenis lembar sebagai pengamatan kemampuan siswa, apakah menggunakan lembar observasi atau lembar penilaian. 5) Mencatat ranah- ranah ketrampilan dalam ketrampilan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan ke dalam hati. Tabel. 5 Contoh Lembar Penilaian No
Ranah yang Dinilai
Skor yang Dinilai
Skor
5
Butir
4
3
2
1
1
Membasuh kedua tangan
V
5
2
Berkumur
V
5
3
Memasukkan
air
ke
dalam
V
3
hidung dan mengeluarkannya
49
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Pengembangan Siste4m Penilaian Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP): Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 2003), hlm. 19.
24
4
Membasuh muka
V
5
5
Membasuh kedua tangan
V
4
6
Menyapu kepala
V
4
7
Menyapu kedua telinga
V
4
8
Membasuh kaki
V
4
Jumlah
34
Keterangan nilai: - Nilai 5 : Sangat Baik - Nilai 4 : Baik - Nilai 3 : Cukup Baik - Nilai 2 : Tidak Baik - Nilai 1 : Sangat Tidak Baik Tabel. 6 Contoh Lembar Observasi No
Ranah yang Dinilai
1
Membasuh kedua tangan
2
Berkumur
3
Memasukkan
Skor yang Dinilai
Skor
Tidak
Butir
V
0
Ya V
air
ke
dalam
1 V
0
hidung dan mengeluarkannya 4
Membasuh muka
V
1
5
Membasuh kedua tangan
V
1
6
Menyapu kepala
V
1
7
Menyapu kedua telinga
V
1
8
Membasuh kaki
V
1
Jumlah
6
25
6) Membaca berulang- ulang lembar observasi dan lembar penilaian. 7) Meminta orang lain untuk meneliti atau menelaah instrumen yang telah disusun. 6. Penskoran dan Interpretasi Penilaian Ranah Psikomotorik Penskoran untuk penilaian ranah psikomotorik berbeda dengan kognitif dan afektif. Penskoran yang diberikan pada penilaian ranah psikomotorik dilakukan secara langsung dengan menggunakan pedoman penilaian untuk memudahkan pemberian skor. Adapun pedoman penilaiannya dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Sedangkan untuk menginterpretasikan hasil penilaian ranah psikomotorik menggunakan acuan kriteria.50 Sebagai contoh perhatikan tabel 1, pada tabel 1 terdapat pernyataan yang berjumlah 4 butir. Jawaban tertinggi diberi skor 5 dan terendah diberi skor 1. Maka, kemungkinan skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 20 yang diperoleh dari 4 x 5. Dan skor terendah adalah 4 yang diperoleh dari 4 x 1. Jadi, jika ditafsirkan ke dalam lima kategori maka dibuat interval terlebih dahulu, yaitu: a) skor antara 17 - 20 berarti sangat baik; b) skor antara 13 - 16 berarti baik; c) skor antara 9 - 12 berarti cukup baik; d) skor antara 5 - 8 berarti tidak baik; e) skor antara 0 - 4 berarti sangat tidak baik. 7. Laporan Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik Adanya
penilaian diharapkan mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa sehingga memperoleh hasil yang bagus. Hasil penilaian yang telah diadakan oleh pihak sekolah juga perlu adanya laporan kepada pihak siswa dan orang tua, pihak sekolah dan pihak masyarakat.51 a) Laporan untuk Siswa dan Orang Tua Laporan yang dibuat guru untuk siswa dan orang tua disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak harsus lengkap. Laporan itu 50
Karnadi Hasan, Op. Cit, hlm. 16- 17 Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Mata Pelajarn Sosiologi, www. Jip. Pdk jateng. go. id 51
26
berisi tentang hasil belajar siswa yang berupa pernyataan lulus atau belum lulus dan nilai siswa. b) Laporan untuk Sekolah Untuk meningkatkan kualitas, guru perlu membuat laporan untuk pihak sekolah. Laporan yang diserahkan harus lebih lengkap, tidak hanya berupa nilai angka tetapi juga mengenai deskripsi perkembangan siswa. c) Laporan untuk Masyarakat Laporan yang diberikan untuk masyarakat dapat berupa jumlah siswa yang lulus maupun yang tidak lulus. C. Hubungan Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI dengan Perilaku Ibadah Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan mencetak generasi yang berakhlak mulia, beriman dan bertakwa
pada
Allah
serta
senantiasa
menjalankan
ibadah
dalam
kesehariannya. Oleh karenanya PAI merupakan rumpun mata pelajaran pokok yang tidak boleh dianggap remeh. Ketika generasi penerus bangsa sudah tidak memiliki keimanan, ketaqwaan pada Allah dan tidak lagi menjalankan ibadah maka tunggulah kehancuran suatu bangsa. Meskipun PAI terkesan termasuk mata pelajaran yang penting, namun realitanya masih belum mampu mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari- hari. Karena PAI hanya mendapat waktu dua jam pelajaran dalam satu minggu, maka perlu adanya pengamalan keagamaan secara terus menerus dan berkelanjutan di luar jam PAI, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.52 Kegiatan keagamaan bisa berupa perilaku ibadah, semisal: wudlu, shalat, dzikir dan sebagainya. Ibadah merupakan salah satu kewajiban manusia sebagai hamba Allah SWT. Karena manusia diciptakan untuk mengabdi pada Allah. Pengabdian 52
Marasuddin Siregar, Metodologi Pengajaran Agama (MPA), Buku Pegangan dalam Perkuliahan Matodologi Pengajar PAI, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, hlm. 1.
27
pada Allah terbagi menjadi dua jalur, yaitu jalur umum dan jalur khusus. Pengabdian jalur umum dalam bentuk hubungan manusia dengan manusia (hablum minannas). Sedangkan jalur khusus dalam bentuk wudlu, shalat, zakat, puasa dan sebagainya yang biasa disebut dengan hablum minallah.53 Setiap ibadah yang dilaksanakan hendaknya disertai dengan keikhlasan. Ibadah merupakan bentuk hubungan antara manusia dengan Allah (Habblumminallah). Hendaklah manusia senantiasa menjaga ibadahnya karena merupakan kunci dan jalan utama menuju Allah.
54
Allah Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang akan senantiasa mengasihi dan menyayangi hamba-Nya yang senantiasa melaksanakan ibadah. Manusia memiliki kondisi yang sifatnya labil. Ada kalanya manusia bersemangat dalam melakukan aktivitas ibadah namun ada kalanya manusia juga mengalami kefuturan. Hal ini, disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Akan tetapi, kualitas seseorang dalam menjalankan ibadah juga bisa dipengaruhi oleh tingkat keimanannya. Semakin tinggi tingkat keimanannya pada Allah maka semakin baik pula ibadahnya. Materi- materi PAI yang diajarkan pada siswa diharapkan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. Apabila seorang siswa telah menguasai materi PAI maka hendaknya ada follow upnya. Jadi, siswa bukan sekedar paham secara teori tapi mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Maka, agar tujuan dari pendidikan tercapai semua pihak yang bersangkutan harus ikut andil. Penilaian merupakan bagian terpenting dalam kegiatan belajar mengajar karena adanya penilaian akan diketahui berhasil tidaknya proses belajar mengajar yang telah berlangsung. Penilaian juga mampu mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Sehingga guru dapat mengambil langkah untuk mengadakan perbaikan atau pembenahan demi kemajuan pendidikan. 53
Mohammad Daud Ali, Op. Cit, hlm. 16. ‘Aidh bin ‘Abdullah al- Qarni, Hidupkan Hatimu, (Bandung: Irsyad Baitus Salam), terj. Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi, hlm. 70. 54
28
Penilaian pendidikan harus mencakup tiga ranah, yaitu: ranah kognitif; ranah afektif dan ranah psikomotorik. Perilaku ibadah sangat tepat apabila dalam proses penilaiannya menggunakan ranah psikomotorik, karena ibadah berhubungan dengan ketrampilan dan banyak menggunakan gerakan fisik. Hasil dari penilaian ranah psikomotorik pada mata pelajaran PAI memiliki hubungan yang positif dengan perilaku ibadah. Maka, semakin tinggi hasil belajar ranah psikomotorik akan semakin baik pula ibadahnya. Akan tetapi ketika memiliki pengaruh yang positif pasti ada faktor yang mempengaruhi. Faktor- faktor tersebut bisa dari pihak guru atau sekolah, pihak keluarga, pihak teman- temannya, pihak masyarakat sekitar atau karena dirinya sendiri. Dalam hal ini, sebetulnya keluarga memegang peranan penting dalam pengawasan ibadah anak karena anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di sekolah. D. Kajian Penelitian yang Relevan Pada hakekatnya penelitian dan penulisan skripsi penilaian ranah psikomotorik dan perilaku ibadah sudah ada yang membahas. Akan tetapi, fokus penelitian ini adalah korelasi antara keduanya. Menurut Suharsimi Arikunto dalam buku Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, bahwa penilaian ranah psikomotorik berhubungna erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan gerakan tubuh atau bagian- bagiannya. Penilaian dilakukan setelah adanya pengukuran.55 Sedangkan menurut Prof. Dr. Anas Sudijono dalam buku Pengantar Evaluasi Pendidikan, dijelaskan bahwa penilaian ranah psikomotorik merupakan proses penilaian terakhir setelah penilaian ranah kognitif dan ranah afektif.56 Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Shofhal Jamil (3199012) mengenai proses penerapan atau kebijakan dalam memberikan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD al55 56
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm.182. Anas Sudjiono, Op. Cit, hlm. 57.
29
Azhar 25 Semarang dengan tinjauan terhadap kemampuan siswa dalam mempraktekkan dasar- dasar atau nilai- nilai agama Islam dalam perbuatan yang membutuhkan kerja otot. 57 Penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Mukhlisun (3505077) mengenai adanya korelasi yang positif antara hasil belajar mata pelajaran Fikih dengan perilaku ibadah mahdloh siswa.58 E. Pengajuan Hipotesis Hipotesis diperlukan dalam suatu penelitian karena untuk menghindari penelitian yang tidak terarah dan untuk memberikan tujuan yang tegas. Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih diuji secara empiris. Jadi hipotesa yang diajukan bisa juga salah bisa juga benar. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipetesis yang diajukan dalam skripsi adalah adanya pengaruh yang positif dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Maksudnya, bagi siswa yang perilaku ibadahnya baik maka akan memperoleh nilai yang tinggi, dan begitu pula sebaliknya.
57
Shofhal Jamil, Implementasi Penilaian Aspek Psikomotorik PAI di SD Islam AlAzhar 25 Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2006) 58 Mukhlisun, Korelasi antara Hasil Belajar Fikih dengan Perilaku Ibadah Mahdloh Siswa Kelas III di MI Pringlangu 01, Kec. Pekalongan Barat, Kodia Pekalongan, (Semarang: GPAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006)
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap meningkatkan mutu pendidikan Islam. Sedangkan, signifikansi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui bagaimana hasil penilaian ranah psikomotorik PAI pada siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. 2. Mengetahui bagaimana perilaku ibadah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. 3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan mulai tanggal 24 September 2007 sampai tanggal 6 November 2007 di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang.
C. Variabel dan Indikator Penelitian Menurut Suryabrata, variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian dan menjadi faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.1 Dalam penelitian ini menggunakan variabel kuantitatif, maka yang menjadi variabelnya ada dua yaitu : 1. Variabel independen (mempengaruhi) adalah perilaku ibadah, dengan indikatornya adalah: thaharah (Wudhu dan Tayyammum), shalat, membaca al- Qur’an dan menghafal ayat- ayat al- Qur’an.
1
Ahmd Tanzeh dan Suyitno, Dasar- Daasr Penelitian, (Surabaya: El- Kaf, 2006), Cet. 1, hlm. 16
31
2. Variabel dependen (dipengaruhi) adalah hasil penilaian ranah psikomotorik PAI dengan indikatornya, yaitu : pengertian hasil penilaian
ranah
psikomotorik
PAI,
tipe
hasil
belajar
ranah
psikomotorik, ruang lingkup mata pelajaran PAI, teknik penilaian ranah psikomotorik PAI, penyusunan instrumen penilaian ranah psikomotorik, penskoran dan interpretasi penilaian ranah psikomotorik PAI, dan laporan hasil penilaian ranah psikomotorik PAI.
D. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental yang mengarah pada korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih dan menentukan tingkat hubungannya.2 Dan penelitian korelasi ini sifatnya searah.
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian diperlukan adanya obyek yang akan menjadi sasaran penelitian yang biasa disebut dengan populasi. Dengan kata lain, populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang menjadi sasaran penelitian. Sedangkan, sampel adalah bagian dari populasi.3 Siswa yang belajar di SMP H. Isriati Baiturrahman merupakan populasi dari penelitian ini dengan jumlah siswa 264 siswa yang terdiri; 111 siswa kelas VII, 78 siswa kelas VIII dan 75 siswa kelas IX. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik cluster sampling. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto, apabila obyeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Akan tetapi, jika jumlah obyeknya besar
2
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), Cet. 1, hlm. 166 3 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia, 2004), Cet. 3, hlm. 77
32
dapat diambil antara 10%- 15% atau 20%- 25% atau lebih.4 Karena jumlah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang 264 siswa, maka jumlah siswa yang dijadikan sampel adalah 40 siswa dengan rincian: 17 siswa kelas VII, 12 siswa kelas VIII, dan 12 siswa kelas IX. Jumlah sampel tersebut diperoleh dengan mengambil 15% dari jumlah siswa keseluruhan.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan metode diantaranya sebagai berikut: 1. Metode Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat tidak langsung. Angket sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. 5 Adapun skor yang diberikan pada lembar jawaban angket sesuai dengan perangkat pilihan yaitu : alternatif jawaban A nilainya 5, alternatif jawaban B nilainya 4, alternatif jawaban C nilainya 3, alternatif jawaban D nilainya 2, dan alternatif jawaban E nilainya 1.
6
Melalui metode angket penulis akan memperoleh data mengenai perilaku ibadah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. 2. Metode Test Test adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu.
7
Metode Test dimanfaatkan
untuk memperoleh data mengenai hasil penilaian ranah psikomotorik yang ditujukan pada siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang.
4 Suharsimi Arikunto, Prosuder Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, , 1998), Cet. 11, hlm. 120. 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, , 2005), Cet. 1, hlm. 219. 6 Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Op. Cit, hlm. 34. 7 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Data Statistik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), Cet. 1, hlm. 16.
33
G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Pendahuluan Pada analisis pendahuluan terdapat dua data, yakni: a. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket pada responden. Data tersebut akan dimasukkan dalam tabel persiapan yang diberi skor atau bobot nilai pada tiap alternatif jawaban yang menjadi acuan dalam penelitian. b. Data yang diperoleh dari test praktek yang dilakukan langsung oleh peneliti pada responden.
2. Analisis Uji Hipotesis Apabila data- data yang diperlukan dalam penelitian telah diproses sebagaimana pada tahap pendahuluan, tahap selanjutnya adalah data tersebut dianalisis. Tujuan dilakukannya analisis adalah untuk mengetahui korelasi antara variabel X dan variabel Y. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi satu predaktor. Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut: a. Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan kriterium (Y) yang melalui teknik korelasi Momen Tangkar dari Pearson dengan rumus:
rxy =
∑ xy (∑ x ) (∑ y 2
8 2
)
b. Menguji signifikansi korelasi melalui uji “t” , dengan rumus: t= r
8 9
34
n−2 1− r2
Dengan db = n – 2. 9
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 4 Iqbal Hasan, Op. Cit, hlm. 96
c. Mencari persamaan garis regresi (Y = aX + K). Sebelum mencari nilai a dan K terlebih dahulu mencari skor deviasi, dengan cara berikut ini :
( X )( Y ) ∑ xy = ∑ XY − ∑ N ∑
∑x
2
(∑ X ) 2
= ∑X − 2
∑ y 2 = ∑Y 2 −
N (∑ Y ) 2 N
Sedangkan untuk mencari persamaan regresinya dengan _
_
menggunakan rumus y = a + b x dan untuk mencari nilai a dan b dengan rumus:
a = y − bx
b=
∑ xy ∑ x2
10
d. Menentukan varian regresi dengan menggunakan rumus regresi sederhana, berikut : 11
Sumber Variasi
db
JK
1
(∑ xy ) 2
K Regresi (reg) e
∑x
2
RK
Freg
JK res dbres
RK reg
t
10 11
35
e Residu (res) r
N-2
a (T) Total
N- 1
Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm. 4- 5 Ibid, hlm. 16
∑ y2 −
(∑ xy ) 2
∑x
2
JK res dbres
RK res
ngan: A
: bilangan Koefisien Prediktor
K
: Bilangan Konstan
X
: Nilai dari Penilaian Ranah Psikomotorik
Y
: Nilai dari Perilaku Ibadah
x2
: nilai Kuadrat dari Penilaian Ranah Psikomotorik
y2
: Nilai Kuadrat dari Perilaku Ibadah
N
: Jumlah sample
JKreg : Jumlah Kuadrat Regresi JKres
: Jumlah Kuadrat Residu
RKreg
: Rata-
rata Kuadrat Regresi
RKres : Rata- rata Kuadrat Residu
3. Analisis Lanjut Analisis lanjut digunakan untuk membandingkan nilai frekuensi regresi (Freg) dengan nilai F tabel (Ft) pada tabel baik signifkansi 5 % atau 1 % dengan kemungkinan: a. Jika Freg > Ft berarti penelitian signifikan artinya ada pengaruh dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI dengan di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. b. Jika Freg < Ft berarti penelitian signifikan artinya tidak ada pengaruh dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI dengan di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang.
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Tujuannya ialah untuk mencetak
generasi yang menguasai IPTEL dan
berwawasan al- Qur'an, maka SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang memadukan antara kurikulum pendidikan nasional dengan muatan keagamaan Islam yang telah terprogram, diantaranya; intensif pendidikan agama, materi pelajaran, shalat dhuha, shalat dzuhur berjamaah, taddarus al- Qur'an, intensif pelajaran al- Qur'an dan ekstra kurikuler. Kebijakan yang diambil untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang telah disampaikan adalah dengan diadakannya penilaian yang mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Penilaian mata pelajaran PAI selain dengan tes tertulis juga dengan tes tulis juga tes perbuatan (tindakan). Tes tertulis biasanya pada ,materi yang bersifat pengetahuan, sedangkan tes perbuatan biasanya yang berkenaan dengan aktifitas ibadah, seperti; wudlu, tayyammum, shalat dan sebagaianya. Tes perbuatan yang dilakukan di SMP H. Isriati Baiturrahaman Semarang yang berkenaan wudlu dan shalat biasanya dilaksanakan di masjid. Sedangkan membaca al- Qur'an dan hafalan dilaksanakan di dalam kelas masing- masing pada waktu jam pelajaran al- Qur'an yang dilaksanakan setiap hari dengan bimbingan guru yang telah berwewenang. Hasil penilaiannya kemudian dicatat dalam Buku Kendali Akademik sebagaimana terlampir. Target hafalan selama satu tahun untuk kelas VII mulai dari surat al- Fatihah sampai surat adalah ad- Dhuha, untuk kelas VIII dari surat al- Lail sampai alBuruj dan untuk kelas IX mulai surat al- Insyiqoq sampai surat an- Naba'. Jadi harapannya semua siswa di SMP H. Isriati Baiturrahaman Semarang setelah lulus telah hafal al- Qur'an juz 30.
37
Penelitian yang dilakukan di SMP H. Isriati Baiturrahaman Semarang dengan jumlah responden 40 siswa dari kelas VII, VIII dan IX. Data mengenai hasil penilaian ranah psikomotorik mata pelajaran PAI diperoleh dengan mengadakan tes perbuatan (tes praktek) pada responden secara langsung yang diselenggarakan oleh peneliti. Tes praktek yang diselenggarakan dengan menggunakan pedoman penilaian berupa check list. Pedoman penilaian yang digunakan untuk menilai praktek ibadah diantaranya; praktek wudhu, praktek tayyammum, praktek shalat, praktek membaca al- Qur’an dan menghafal surat- surat dalam al- Qur’an. Setiap responden diperintahkan untuk melaksanakan semua praktek ibadah yang di dalamnya terdapat beberapa ranah yang berbeda- beda. Skor yang diberikan masing- masing untuk masing- masing beragam dan berbedabeda, yaitu skor lima untuk responden yang melaksanakan perintah dengan sangat tepat. skor empat yang diperagakan dengan tepat. Skor tiga untuk responden yang memperagakan dengan cukup tepat/ baik. Angka dua untuk responden yang memperagakan dengan tidak tepat. Dan skor 1 untuk responden yang memperagakan sangat kurang baik. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai perilaku ibadah menggunakan item pertanyaan sebanyak 35 soal. Soalnya terdiri dari; 5 soal tentang thaharah, 17 soal tentang shalat, 7 soal tentang membaca alQur’an dan 5 soal tentang menghafal surat- surat dalam al-Qur’an. Untuk soal nomor 1,2,4- 12,15- 20, 23-29, 31-34 terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu jawaban sangat sering diberi skor 5, sering diberi 4, agak sering diberi skor 3, tidak sering diberikan skor 2. Sedangkan, untuk soal nomor 3, 13- 14, 21, 22, 30, dan 35 terdiri dari dua alternatif jawaban, yaitu jawaban ya diberi skor 5 dan jawaban tidak diberi skor 1. 1. Data Mengenai Perilaku Ibadah (X) Nilai kuantitatif perilaku ibadah dapat diketahui dengan cara menjumlahkan skor jawaban angket dari siswa sesuai dengan frekuensi jawaban, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.
38
Tabel 7 Data Hasil Angket tentang Perilaku Ibadah Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang RESP. R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 R_13 R_14 R_15 R_16 R_17 R_18 R_19 R_20 R_21 R_22 R_23 R_24 R_25 R_26 R_27 R_28 R_29
JAWABAN A B C D E
5
SKOR 4 3 2
1
TOTAL SKOR
6
3
20
4
2 30 12 60 8
2
112
12
8
7
7
1 60 32 21 14
1
128
18
3
4
1
9 90 12 12 2
9
125
8
15
6
6
0 40 60 18 12
0
130
2
16
4
12 1 10 64 12 24
1
111
10 11
0
8
6 50 44 0 16
6
116
16
5
0
14 0 80 20 0 28
0
128
14 11
8
0
2 70 44 24 0
2
140
15
3
6
7
4 75 12 18 14
4
123
23
7
1
2
2 115 28 3
4
2
152
14
5
4
9
3 70 20 12 18
3
123
9
9
1
14 2 45 36 3 28
2
114
7
6
5
10 7 35 24 15 20
7
101
16 6 6 12 4 13 7 8 12 19 15 5 14 7 8 5
5 9 10 10 12 9 9 10 4 2 1 9 3 14 8 7
2 11 14 3 4 7 6 0 6 0 10 14 10 8 6 16
9 8 5 9 13 4 12 15 10 12 8 6 7 6 9 4
3 1 0 1 2 2 1 2 3 2 1 1 1 0 4 3
127 116 122 128 108 132 114 112 117 129 126 116 127 127 112 112
3 1 0 1 2 2 1 2 3 2 1 1 1 0 4 3
39
80 30 30 60 20 65 35 40 60 95 75 25 70 35 40 25
20 36 40 40 48 36 36 40 16 8 4 36 12 56 32 28
6 33 42 9 12 21 18 0 18 0 30 42 30 24 18 48
18 16 10 18 26 8 24 30 20 24 16 12 14 12 18 8
R_30 R_31 R_32 R_33 R_34 R_35 R_36 R_37 R_38 R_39 R_40
4 16 7 7 1 9 7 8 6 5 3 4 23 5 0 11 4 8 9 3 15 6 13 1 0 14 7 4 9 1 15 5 1 5 9 16 8 4 6 1 5 18 4 9 0 4 9 8 8 5 7 10 8 5 6 Jumlah
20 45 15 55 75 70 75 80 25 20 35
64 28 16 16 24 28 20 32 72 36 40
21 24 69 24 39 12 3 12 12 24 24
14 12 10 18 2 18 10 12 18 16 10
1 5 0 3 0 1 9 1 0 5 6
120 114 110 116 140 129 117 137 127 101 115 4854
Berdasarkan tabel diatas, tentang perilaku ibadah siswa di SMP H. Isriati Semarang dapat dianalisis sebagai berikut: a. Mencari nilai tertinggi (H) dan nilai terendah (L) dari data tersebut. Maka akan diperoleh nilai tertinggi (H) adalah 152 dan nilai terendah (L)nya adalah 101. b. Menetapkan interval kelas dengan rumus i =
r K
Untuk menetapkan interval kelas harus melalui beberapa tahap sebagai berikut: 1) Mencari banyaknya kelas interval dengan rumus K= 1+3.3 log N maka akan diperoleh:
K = 1+ 3,3 log N = 1 + 3,3 log 40 = 1+ 3,3 (1,6) = 1+ 5,28 = 6,28 dibulatkan menjadi 6 2) Mencari range (R) dengan menggunakan rumus R=H-L Maka diperoleh:
R= 152 - 101 = 51
40
3) Menentukan interval kelas (i)dengan rumus i =
R K
Sehingga diperoleh:
i=
51 6
= 8,5 dibulatkan menjadi 9 Maka, diperoleh panjang kelas interval adalah 9 dan banyaknya kelas interval adalah 6.
c. Menentukan Mean / nilai rata- rata (M) perilaku ibadah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Tabel 8 Distribusi Frekuensi Skor Mean Perilaku Ibadah Siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang Interval 144 – 152 135 – 143 126 – 134 117 – 125 108 – 116 99 - 107 Jumlah
f 1 3 12 7 15 2 40
x 148 139 130 121 112 103
fx 148 417 1560 847 1680 206 4858
∑ fx N 4858 M = 40 M =
= 121,45
d. Menentukan kualifikasi perilaku ibadah dengan menentukan interval kelas yang dikategorikan menjadi 5, yaitu: baik sekali, baik, sedang, cukup dan kurang.
41
Tabel 9 Nilai Distribusi Perilaku Ibadah Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang Interval
f
Prosentase
Keterangan
142 – 152
1
2,5 %
Baik Sekali
131 – 141
4
10 %
Baik
120 - 130
15
37,5 %
Sedang
109 – 119
17
42,5 %
Cukup
98 - 108
3
7,5 %
Kurang
Dari tabel di atas dihasilkan nilai distribusi frekuensi perilaku ibadah yang telah dihitung meannya sebesar 121,45 yang dapat dibulatkan menjadi 122, maka nilai itu terletak pada interval 120 - 130 yang dikategorikan sedang dan memperoleh prosentase sebesar 37,5% dari jumlah responden.
2. Data Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI (X) Untuk
mengetahui
nilai
kuantitatif
hasil
penilaian
ranah
psikomotorik PAI dengan menyajikan skor masing- masing aspek yang dinilai. Agar lebih jelas maka dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 10 Data Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang Resp.
R_1 R_2 R_3 R_4 R_5
Skor Praktek Ibadah A
b
32
17
35
17
32
19
35
19
38
19
Jumlah
c
d
e
Skor
49
10
11
119
48
16
11
127
41
13
16
121
52
11
4
121
39
11
8
115
42
R_6
34
18
34
18
39
20
37
18
36
19
36
18
40
19
31
17
38
19
R_15
36
18
R_16
41
24
R_17
38
19
R_18
36
21
R_19
36
19
R_20
33
16
R_21
34
17
R_22
34
18
R_23
37
20
R_24
37
18
R_25
32
15
R_26
38
19
R_27
38
21
R_28
29
15
R_29
34
17
R_30
33
18
R_31
32
17
R_32
34
20
R_33
36
20
R_34
34
18
R_35
34
17
R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 R_13 R_14
43
12
14
121
51
14
12
129
51
11
13
134
49
13
12
129
53
18
19
145
50
14
15
133
40
8
16
120
49
13
11
121
36
16
4
113
50
12
8
124
46
9
9
129
51
10
12
130
46
10
14
125
54
12
15
136
49
12
8
118
48
12
12
123
41
9
14
116
47
12
14
130
49
14
13
131
49
11
12
119
51
10
14
132
47
12
13
131
49
12
11
116s
49
10
12
122
51
12
9
123
48
12
12
121
40
12
8
114
50
9
12
127
52
15
13
132
51
15
14
131
43
R_36
33
17
R_37
34
18
R_38
40
19
R_39
35
17
R_40
33
16
41
12
9
112
51
13
13
129
52
13
9
133
38
13
8
111
49
10
12
120
Jumlah
4983
Keterangan: a : Wudlu b : Tayyammum c : Shalat d : Membaca al- Qur’an e : Menghafal surat- surat dalam al- Qur’an Berdasarkan tabel diatas, tentang hasil penilaian ranah psikomotorik PAI siswa di SMP H. Isriati Semarang. Kemudian data disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Adapun langkah- langkah untuk membuat distribusi frekuensi ialah sebagai berikut: a. Mencari nilai tertinggi (H) dan nilai terendah (L) dari data tersebut. Maka akan diperoleh nilai tertinggi (H) adalah 145 dan nilai terendah (L)nya adalah 111. b. Menetapkan interval kelas dengan rumus i =
r K
Untuk menetapkan interval kelas harus melalui beberapa tahap sebagai berikut: 1) Mencari banyaknya kelas interval dengan rumus K= 1+3.3 log N maka akan diperoleh: K = 1+ 3,3 log N = 1 + 3,3 log 40 = 1+ 3,3 (1,6) = 1+ 5,28 = 6,28 dibulatkan menjadi 6
44
2) Mencari range (R) dengan menggunakan rumus R=H-L Maka diperoleh: R= 145-111 = 34 3) Menentukan interval kelas (i)dengan rumus i =
R K
Sehingga diperoleh: i=
34 6
= 5,67 dibulatkan menjadi 6 Maka, diperoleh panjang kelas interval adalah 6 dan banyaknya kelas interval adalah 6. 4) Menentukan Mean / nilai rata- rata (M) hasil penilaian ranah psikomotorik PAI siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Tabel 11 Distribusi Frekuensi Skor Mean Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI Siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang Interval 140 - 145 134 - 139 128 - 133 122 - 127 116 - 121 110 - 115 Jumlah
∑ fx N 4968 M= 40 M=
45
f 1 2 13 7 12 5 40
x 142,5 136,5 130,5 124,5 118,5 112,5
fx 142,5 273 1696,5 871,5 1422 562,5 4968
= 124,2 5) Menentukan kualifikasi hasil penilaian ranah psikomotorik PAI maka dengan menentukan interval kelas yang dikategorikan menjadi 5, yaitu: baik sekali, baik, sedang, cukup dan kurang. Tabel 12 Nilai Distribusi Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI Siswa SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang Interval
f
Prosentase
Keterangan
139 – 145
1
2,5 %
Baik Sekali
132 – 138
6
15 %
Baik
125 – 131
12
30 %
Sedang
118 – 124
4
35 %
Cukup
111 - 117
7
17,5 %
Kurang
Dari tabel di atas dihasilkan nilai distribusi frekuensi hasil penilaian ranah psikomotorik PAI yang telah dihitung Meannya sebesar 124,2 yang dapat dibulatkan menjadi 124, maka nilai itu terletak pada interval 118 – 124 yang dikategorikan cukup dan memperoleh prosentase sebesar 35% dari jumlah responden.
B. Pengujian Hipotesis
Adanya analis uji hipotesis dimaksudkan untuk mengolah data yang terkumpul, baik dari data hasil penilaian ranah psikomotorik PAI (X) maupun perilaku ibadah (Y) dengan tujuan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah diajukan penulis dan dalam membuktikannya menggunakan regresi dengan skor mentah. Langkah- langkah yang ditempuh dalam menganalisis uji hipotesis adalah: 1) mencari persamaan garis regresi, 2) mencari korelasi antara kriterium dan predictor, 3) menguji korelasi melalui uji t dan 4) mengadakan interpretasi terhadap korelasi dalam hal ini menguji signifikansi F regresi.
46
Sebelum sampai pada pengumpulan data terlebih dahulu akan dikemukakan data tentang hasil penilaian ranah
psikomotorik PAI dan
perilaku ibadah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarangyang disajikan dalam tabel 7. Tabel 13 Data Analisis Regresi X terhadap Y Resp
X
Y
X2
Y2
XY
R_1
112
119
12.544
14.161
13.328
R_2
128
127
16.384
16.129
16.256
R_3
125
121
15.625
14.641
15.125
R_4
130
121
16.900
14.641
15.730
R_5
111
115
12.321
13.225
12.765
R_6
116
121
13.456
14.641
14.036
R_7
128
129
16.384
16.641
16.512
R_8
140
134
19.600
17.956
18.760
R_9
123
129
15.129
16.641
15.867
R_10
152
145
23.104
21.025
22.040
R_11
123
133
15.129
17.689
16.359
R_12
114
120
12.996
14.400
13.680
R_13
101
121
10.201
14.641
12.221
R_14
127
113
16.129
12.769
14.351
R_15
116
124
13.456
15.376
14.384
R_16
122
129
14.884
16.641
15.738
R_17
128
130
16.384
16.900
16.640
R_18
108
125
11.664
15.625
13.500
R_19
132
136
17.424
18.496
17.952
R_20
114
118
12.996
13.924
13.452
R_21
112
123
12.544
15.129
13.776
R_22
117
116
13.689
13.456
13.572
R_23
129
130
16.641
16.900
16.770
47
R_24
126
131
15.876
17.161
16.506
R_25
116
119
13.456
14.161
13.804
R_26
127
132
16.129
17.424
16.764
R_27
127
131
16.129
17.161
16.637
R_28
112
116
12.544
13.456
12.992
R_29
112
122
12.544
14.884
13.664
R_30
120
123
14.400
15.129
14.760
R_31
114
121
12.996
14.641
13.794
R_32
110
114
12.100
12.996
12.540
R_33
116
127
13.456
16.129
14.732
R_34
140
132
19.600
17.424
18.480
R_35
129
131
16.641
17.161
16.899
R_36
117
112
13.689
12.544
13.104
R_37
137
129
18.769
16.641
17.673
R_38
127
133
16.129
17.689
16.891
R_39
101
111
10.201
12.321
11.211
R_40 Jumlah
115
120
13.225
14.400
13.800
4.854
4.983
593.468
622.969
607.065
Dari table 7 dapat diketahui: N = 40 ∑ X = 4.854 ∑ Y = 4.983 ∑ X 2 = 593.468 ∑ Y 2 = 622.969 ∑ XY = 607.065
Selanjutnya dari data- data yang telah ada dianalisis uji hipotesisnya. _
_
1. Mencari persamaan garis regresi y = a + b x Persamaan garis regresi dicari melalui beberapa tahap, yaitu;mencari skor deviasi, mencari koefisien regresi (b) dan bilangan konstanta (a)
48
a. Mencari skor deviasi ∑ x2 = ∑ X 2 −
(∑ X ) 2 N
= 593.468 -
(4854) 2 40
= 593.468 -
23.561.316 40
= 593.468 – 589.032,9 = 4.435,1
∑ y2 = ∑Y 2 −
(∑ Y ) 2 N
= 622.969 -
(4.983) 2 40
= 622.969 -
24.830.289 40
= 622.969 – 620.757,225 = 2.211,775
∑ xy = ∑ XY −
(∑ X )(∑ Y ) N
= 607.065 -
(4854)(4.983) 40
= 607.065 -
24.187.482 40
= 607.065 – 604.687,05 = 2.377,95
b. Mencari koefisien regresi (b) dan bilangan konstanta (a) b=
∑ xy ∑ x2
49
=
2.377,95 4.435,1
= 0,536
a = y − bx x=
∑X N
=
4.854 40
= 121,35 y=
=
∑Y N
4983 40
= 124,575
a = y − bx = 124,575 – (0,536) (121,35) = 124,575 – 133,918 = 59,532 Jadi persamaan garis regresinya adalah
y = a + bx = 59,32 + 0,536
2. Mencari korelasi antara kriterium dan predictor rxy =
=
=
=
∑ xy (∑ x 2 )(∑ y 2 )
2.377,95 (4.435,1)(2.211,775) 2.377,775 9.809.443,303
2.377,775 3.132,003
50
= 0,759
3. Menguji korelasi melalui uji t dengan rumus t h =
r n−2
1− r2
Maka diperoleh;
th =
0,759 40 − 2 1 − (0,759) 2
=
0,759 38 1 − 0,576
=
4,679 0,424
= 11,035 Setelah diadakan uji hipotesis melalui t hitung sebagaimana di atas, maka hasil yang diperoleh yang kemudian dikonsultasikan pada t table. Diketahui bahwa t hitung ( t h ) = 11,035 > tt ( 0,05) = 3,106 dan tt ( 0, 01) = 2,718. Sehingga pengaruh perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Biturrahman Semarang adalah signifikan.
4. Mencari signifikansi persamaan regresi dengan menggunakan F regresi dengan rumus Freg =
RK reg RK res
, dengan keterangan Freg adalah harga F
regresi, RK reg adalah rerata kuadrat garis regresi dan RK res adalah rerata kuadrat garis residu. Sedangkan untuk menghitungnya dengan langkahlangkah di bawah ini, yang telah diketahui; ∑ xy = 2.377,95 ∑ x 2 = 4.435,1 ∑ y 2 = 2.211,78
RK reg =
JK reg dbreg
51
JK reg =
(∑ xy) 2 ∑ x2
=
(2.377,95) 2 4.435,1
=
5.654.646,203 4.435,1
= 1.274,976
dbreg = jumlah variabel prediktor =1
RK reg = =
JK reg dbreg 1.274,976 1
= 1.274,976
RK res =
JK res dbres JK res = ∑ y 2 −
(∑ xy) 2 ∑ x2
= 2.211,78 -
(2.377,95) 2 4.435,1
= 2.211,78 -
5.654.646,203 4.435,1
= 2.211,78 – 1.274,976 = 936,804
dbres = N − 2 = 40 – 2 = 38
RK res =
JK res dbres
52
=
936,804 38
= 24,653
Freg = =
RK reg RK res 1.274,976 24,653
= 51, 717
Tabel 14 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sumber Variasi
db
JK
RK
Regresi
1
1.274,976
1.274,976
Residu
38
936,804
24,653
Jumlah
49
2.211,78
Ft
F
51, 717
5%
1%
4,08
7,31
1.299,629
Setelah diadakan analisis hipotesis, maka hasil yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan tabel Ft ( 0,05) dan Ft ( 0,01) , maka dapat disimpulkan jika Freg > Ft ( 0,05) dan Ft ( 0,01) berarti signifikan, tetapi jika Freg <
Ft ( 0, 05) dan Ft ( 0,01) berarti tidak signifikan. Dari hasil uji dperoleh Freg = 51,717, kemudian dikonsultssiksan dengan tabel Ft ( 0,05)
dan
Ft ( 0,01) , sehingga diperoleh
Freg = 51,717 >
Ft ( 0, 05) =7,31 dan Ft ( 0,01) = 4,08. Dengan demikian, menunjukkan adanya pengaruh positif dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Dengan kata lain, semakin baik perilaku ibadah siswa maka semakin tinggi hasil penilaian ranah psikomotorik PAI, begitu pula dengan sebaliknya.
53
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian, data mengenai perilaku ibadah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang tergolong sedang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat keimanan dan ketakwaannya pada Allah dan kesadaran pada diri siswa akan penting dan wajibnya ibadah. Data tentang perilaku ibadah dapat dibuktikan dengan data hasil angket yang menunjukkan bahwa nilai rata- rata (mean) siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang adalah 121, 45 yang terletak pada interval 120 – 130 di mana menunjukkan kategori sedang. Selanjutnya data mengenai hasil penilaian ranah psikomotorik PAI siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang tergolong cukup. Hal ini dapat dibuktikan dengan data yang bersifat kualitatif dari hasil wawancara dengan pihak- pihak yang bersangkutan dan data kuantitatif dari hasil tes praktek ibadah siswa. Hasil wawancara dengan guru PAI yaitu Drs. Abidin Ibnu Rusn mengatakan bahwa penilaian ranah psikomotorik mata pelajaran PAI yang dilaksanakan tidak selalu menghasilkan nilai yang sama. Ada siswa yang memperoleh nilai baik dan ada pula yang memperoleh nilai kurang baik. Hal ini dikarenakan oleh kemampuan siswa yang berbeda – beda; ada yang tingkat kecerdasannya tinggi dan ada pula yang tingkat kecerdasannya rendah. Akan tetapi, ketika siswa belum mencapai standar nilai yang telah menjadi standarisasi nilai yang telah menjadi patokan maka akan diadakan remidi. Hasil penilaian yang tidak sama dapat dibuktikan dengan data hasil tes praktek (tindakan) dilakukan langsung oleh peneliti terhadap siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang dengan menunjukkan nilai siswa dari yang terendah adalah 111 dan nilai tertinggi adalah 145 yang terletak pada interval 122 – 127 dan dikategorikan cukup. Materi- materi PAI yang dinilai melalui ranah psikomotorik di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang seperti praktek wudlu, praktek tayyammum, praktek shalat wajib, praktek shalat sunnah, shalat berjamaah, praktek
54
membaca al- Qur’an praktek menghafal surat- surat pendek do’a dalam kehidupan sehari- hari. Untuk praktek wudlu, tayyammum dan shalat biasanya dilaksanakan di masjid Islamic Center yang dekat dengan sekolah. Sedangkan untuk praktek membaca dan menghafal dan menghafal dilaksanakan di ruang kelas masing- masing pada saat jam mata pelajaran al- Qur’an. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Semakin baik perilaku ibadah siswa maka semakin baik pula hasil penilaian ranah psikomotorik PAI.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti secara optimal sangat disadari adanya keterbatasan- keterbatasan yang mungkin tidak terlalu menghambat proses penelitian ini. Adapun keterbatasan- keterbatasannya adalah keterbatasan dalam pelaksanaan tes tindakan, penggunaan angket, biaya dan waktu. 1. Pelaksanaan tes tindakan (perbuatan) Tes tindakan yang dilaksanakan masih jauh dari kesempurnaan, yang pastinya tetap ada kelebihan dan kelemahannya. Kelebihannya dapat mengetahui kemampuan setiap siswa dalam melaksanakan perintah dan melakukan gerakan. Sedangkan, kelemahannya siswa yang menjadi responden kurang serius dalam mempraktekkan ibadah. 2. Penggunaan angket Angket yang diisi oleh responden dirasa kurang terbuka dalam memberi jawaban dan kemungkinan jawabannya dipengaruhi oleh faktor internal. 3. Keterbatasan biaya Biaya juga merupakan faktor yang penting dalam penelitian tetapi bukan berarti menjadi penghambat dalam melaksanakan penelitian. Maka,
55
peneliti menyadari bahwa dengan biaya yang minim penelitian akan mengalami kendala. 4. Keterbatasan Waktu Waktu yang tersedia untuk mengadakan penelitian masih kurang. Karena untuk mengadakan penelitian membutuhkan waktu untuk mengajak siswa keluar kelas sehingga siswa harus meninggalkan jam pelajaran. Makanya, peneliti harus pandai dalam memanfaatkan waktu yang telah disediakan.
56
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan kajian teoritis dan penelitian yang telah penulis laksanakan dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Ibadah Siswa terhadap Hasil Penilaian Ranah Psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang”, maka penulis perlu menekankan pada kesimpulan skripsi ini. Perilaku ibadah siswa di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang menunjukkan bahwa perilaku ibadah siswanya dalam taraf sedang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata- rata yang diperoleh sebesar 121,45 yang terdapat pada interval 120 – 130. Sedangkan Penilaian ranah psikomotorik adalah salah satu bagian penting dalam proses penilaian hasil belajar. Penilaian psikomotorik yang dilakukan di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang pada 40 responden, khusunya pada mata pelajaran PAI menunjukkan kategori cukup. Hal ini dapat dilihat pada data kuantitatif yang menunjukkan rata- rata yang diperoleh sebesar 124,2 pada interval 122 – 127. Hasil hipetesis dengan uji koefisien variabel menunjukkan adanya pengaruh positif dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Penelitian ini ditunjukkan oleh harga Freg = 51,717 yang telah dikonsultasikan dengan tabel pada signifikan 5% dan 1% yang hasilnya adalah signifkan, yaitu Freg = 51,717 > Ft ( 0,05) =7,31 dan Ft ( 0,01) = 4,08. Sedangkan hasil hipotesis dengan uji konstanta menunjukkan adanya pengaruh yang positif dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh persamaan garis regresinya yang negatif yaitu y = 59,532 + 0,536 x
57
Dengan demikian, setelah diadakan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi diketahui adanya pengaruh positf dari perilaku ibadah siswa terhadap hasil penilaian ranah psikomotorik PAI di SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang B. SARAN- SARAN Setelah
penulis
mengadakan
penelitian
di
SMP
H.
Isriati
Baiturrahman Semarang, maka tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat, penulis bermaksud menyumbangkan buah pikiran uang berupa saran- saran. Demi kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar. Saran- saran ini diperuntukkan kepada pemerintah, sekolah, orang tua siswa dan siswa. 1. Bagi Pemerintah Adanya kebijakan dari pemerintah mengenai standar kelulusan siswa yang ditentukan dalam hitungan hari tanpa memperhatikan prestasi yang diperoleh selama beberapa tahun dirasa kurang bijak. Kelulusan yang hanya menekankan pada ranah kognitif tanpa mempertimbangkan ranah afektif dan ranah psikomotorik. Di sisi lain, adanya kebijakan yang menekankan penilaian harus mencakup tiga ranah, yaitu; ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Hal ini menunjukkan ketidak konsistennya pemerintah dalam mengambil kebijakan. 2. Bagi Sekolah Penilaian yang dilaksanakan hendaknya tidak hanya di lingkungan sekolah, meskipun di luar jam sekolah bukan menjadi tanggungjawab dari pihak sekolah. Akan tetapi, adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam melakukan penilaian. Misalnya, guru memberi tugas pada siswa tentang pelaksanaan ibadah shalat, maka selama di rumah orang tua juga ikut berpartisipasi dalam bentuk pengawasan. Adanya koordinasi dan diskusi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa tentang perkembangan siswa selama di sekolah dan di rumah. Hal ini tidak hanya dilaksanakan pada saat penerimaan raport saja. 3. Bagi Orang Tua Siswa
58
Rumah adalah tempat melepaskan lelah setelah siswa seharian menuntut ilmu di sekolah. Seorang anak juga lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dan perilaku anak selama di sekolah tidak selamanya sama dengan di rumah. Oleh karenanya, orang tua memegang peranan penting dalam mengawasi anak. Orang tua diharapkan lebih pro aktif terhadap anaknya. 4. Bagi Siswa Sebagai seorang yang menjadi harapan bangsa dan negara yang akan meneruskan perjuangan pahlawan- pahlawan sebelumnya, maka hendaknya seorang anak senantiasa bersungguh- sungguh dalam menuntut ilmu. Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori- teori yang telah dipelajari selama di sekolah. Dan siswa hendaknya menyadari selain sebagai anak yang wajib menuntut ilmu, dia juga sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk senantiasa melaksanakan ibadah dengan tertib.
C. PENUTUP Sujud syukur penulis sembahkan pada Allah Yang Maha Esa yang tiada henti- hentinya memberi hidayah, rahmat dan pertolongan pada hambaNya yang dhoif. Atas izin dan ridlo Allah penulis mampu menyelesaikan tulisan skrpisi. Sebagai hamba Allah yang senantiasa ada cacatnya, penulis menyadari tulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, saran dan kritik yang konstruktif penulis harapkan. Perkataan adalah bagian dari do’a, semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua.
59
DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz, Syaikh, dan Syaikh Muhammad bin Shaleh alUtsaimin, Tuntunan Thaharah dan Shalat, terj. Ali Makhtum Assalamy, Jakarta: PT. Megatama Shofwa Pressindo, 2003. Ahmad ath- Thahir, Hamid, Nasehat Rasulullah SAW untuk Anak Agar Berakhlak Mulia, terj. Ahmad Hotib, Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006. Arikunto, Suharsimi Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), Cet. 3, hlm. 2- 3) _______, Suharsimi, Prosuder Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998 Armai, Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Islam , Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2002. Aziz, Abd., Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, Surabaya: ElKaf, 2006. A. Partanto, Pius dan M. Dahlan Al- Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994. Bin Fauzan bin Abdullah al- Fauzan, Shalih, Kitab Tauhid I, Jakarta: Akafa Press, 1998. Bin ‘Abdullah al- Qarni, ‘Aidh Hidupkan Hatimu, Bandung: Irsyad Baitus Salam, terj. Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi. Daud Ali, Mohammad, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Jumanatul ‘Ali- Art, 2005. ___________________________________, Pedoman Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Umum, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Pengembangan Siste4m Penilaian Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP): Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: 2003. Galen Saylor, John, Curriculum Planning for Better Teaching and Learning, Canada: Published Simultaneously, 1981. Hadi,Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi, 2004. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi aksara, 2001. Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Data Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004. _____, Karnadi, Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Psikomotorik, dalam Buku Pegangan Mata Kuliah Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam. Humam, As’as, Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis, Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Team Taddarus “AAM”, 2002. Ibn Hajar al-‘Asqalani, Al Hafizh, Bulughul Maram, Semarang: Toha Putra, t.th. Islam, M. Taqiyul, Cara Mudah Menghafal al- Qur’an, terj. Uril Bahrudin, Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Kamal Muhammad Muhammad ‘Aulidloh, Syaikh, Khifayatul Akhyar, Libanon: Darul Kitab ‘Ilmiah, t.th. Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Muhammad bin Shaleh al- Utsmaimin, Syaikh, Prinsip- Prinsip Dasar Keimanan, Jakarta: PT. Megatama Sofwa Presindo, 2003. M. Shodiq, Kamus Istilah Agama: Menurut Berbagai Istilah Agama Bersumber AlQur’an dan Al- Hadis dan lain- lain, Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1991. Nawabuddin, Abdurrab, Teknik Menghafal al- Qur’an, Bandung: Sinar Baru Alfesindo, 2005.
Nurkancana, Wayan, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1990. Pedoman
Khusus Pengembangan Sistem Penilaian http://www.pdkjateng.go.id.
Mata
Pelajaran
Sosiologi,
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Model Penilaian Kelas Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah Tahun 2006, www. puskur.net R. Krathwohl, David, et. al, Taxonomy of Education Objectives, The of Educational Goals, London: Longman Group LTD, tth. Moh. Rifai, “Risalah Tuntunan Shalat lengkap”, Semarang: Toha Putra, t.th. Moh. Saifullah al- Aziz S, Fiqh Islam Lengkap: Pedoman Hukum Ibadah Umat Islam dengan Berbagai Permasalahannya, Surabaya: Terbit Terang, t.th. Siregar, Marasuddin, Metodologi Pengajaran Agama (MPA), Buku Pegangan dalam Perkuliahan Matodologi Pengajar PAI, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta Utara: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Sudjana, Nana, Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995. ____________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Sujanto, Agus, dkk, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003. Supiana dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. Supranata dan Muhammad Hatta, Sumarna, Penilaian Berbasis Kompetensi: Penilaian Portofolio dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, hlm. 1.
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Ahmd Tanzeh dan Suyitno, Dasar- Daasr Penelitian, Surabaya: El- Kaf, 2006. Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. T. M. Hasbi Ash- Shiddieqy, Kuliah Ibadah: Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikmah, Jakarta: Bulan Bintang, 1991. W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia, 2004.
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN Nama
: Ainani Rohmah
Tempat/ Tanggal Lahir
: Ngawi, 23 Mei 1985
Alamat
: Tempursari Rt. 01/ Rw. V, Tambakboyo, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur 63257
Riwayat Pendidikan
:
1. TK Perwanida Gondang Sragen Lulus Tahun 2. SD Negeri V Gondang Sragen Lulus Tahun 3. SMP Negeri I Gondang Sragen Lulus Tahun 4. SMA Negeri I Gondang Sragen Lulus Tahun 5. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Walisongo Semarang Lulus Tahun 2008.
Semarang, 8 Januari 2008 Penulis
Ainani Rohmah NIM. 3103207