J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
Ilmu dan Teknologi Pangan
PENGARUH PERBANDINGAN SARI BIJI NANGKA DENGAN SARI BUAH NAGA MERAH DAN PERBANDINGAN ZAT PENSTABIL TERHADAP MUTU YOGHURT BUAH NAGA (The Effect Ratio of Jackfruit Seed Extract With Red Dragon Fruit Extract and Stabilizer Ratio on the Quality of Dragon Fruit Yoghurt) Dewi Fahrunisa Manurung1*, Herla Rusmarilin1, Ridwansyah1 1) Program Studi Ilmu danTeknologi Pangan Fakultas Pertanian USU Medan
Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan Kampus USU Medan 2) e-mail :
[email protected] Diterima : 13 Desember 2014/ Disetujui 13 Januari 2015
ABSTRACT This study was conducted to determine the effect of jackfruit seed extract comparison with the red dragon fruit juice and types of stabilizers suitable to produce the quality and organoleptic yoghurt mixture of jackfruit seed extract and red dragon fruit juice. This research was conducted at the Laboratory of Food Technology, Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara, Medan, using completely randomized design with two factors, i.e ratio of jackfruit seed extract and red dragon fruit juice (D): (75%: 25%, 50%: 50%, 25% : 75%) and ratio of carboxyl methyl cellulose (CMC) and Arabic gum (F) ( 0.2%): (3: 0, 2: 1, 1: 2; 0: 3). The parameters analyzed were total solids content, protein content, fat content, vitamin C content, total lactic acid, total dissolved solids, total microbes, score of color, taste, texture, and organoleptic tests of color, aroma, flavor , and texture. The results showed that the ratio of jackfruit seed extract and red dragon fruit juice had highly significant effect on total solids, protein content, fat content, vitamin C content, total lactic acid, total dissolved solids, total microbe, score of color, flavor, and hedonic value of the color, aroma, flavor, and texture. Ratio of carboxy methyl cellulose (CMC) and Arabic gum had highly significant effect on levels of protein, fat, vitamin C, total lactic acid, total microbes, score of color, taste, texture. The interaction between the two factors had highly significant effect on fat content, protein content, and total microbial and did not differ significantly to the total solids, vitamin C, total lactic acid, total dissolved solids, score of color, taste, and texture, the hedonic value of the color, aroma, flavor, and texture. Ratio of jackfruit seed extract juice of the red dragon juice (25%: 75%) and carboxyl methyl cellulose ratio (CMC) and arabic gum of (0 : 3) produce the best quality fruit yogurt and more acceptable. Keywords : Arabic Gum, Carboxy methyl cellulose, Jackfruit seeds, Red dragon fruit, Yoghurt.
. pertumbuhan L. delbrueckii BCC13296 dan B. Bifidum (Wichienchot dkk., 2010). Biji nangka merupakan limbah dari buah nangka yang kurang di manfaatkan. Menurut Astawan (2008) biji nangka merupakan sumber karbohidrat (36,7 g) dan protein (4,2 g). Berdasarkan penelitian Wichienchot, dkk. (2011) biji nangka mengandung oligosakarida yang tinggi sehingga dikonfirmasi sebagai prebiotik yang selektif dalam fermentasi mikroflora dalam suatu system usus dan dapat menekan pertumbuhan mikroba patogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi perlakuan terbaik antara perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab, sehingga dihasilkan yoghurt dengan sifat fisik, kimia, dan organoleptik yang terbaik dan disukai konsumen.
PENDAHULUAN Yoghurt adalah salah satu pangan fungsional yang diperoleh dari fermentasi susu dengan bantuan bakteri asam laktat (BAL). Menurut Astawan (2008) yoghurt mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, yaitu mengatur saluran pencernaan, antidiare, antikanker, membantu penderita lactose intolerance dan mengatur kadar kolesterol dalam darah. Yoghurt merupakan produk susu yang mudah dicerna dalam saluran pencernaan dibandingkan dengan susu murni atau whole milk (Prayitno, 2006). Buah naga merah mengandung antioksidan yaitu betanin dan likopen sebesar 13,8±0,85 mg betanin didalam daging buah (Dembitsky, dkk., 2010). Buah naga merah mengandung oligosakarida sebesar 89,6 g/kg sehingga bersifat prebiotik karena oligosakarida membantu
9
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
75% sebanyak 100 g pada masing-masing perlakuan. Kemudian didinginkan sampai suhunya 45oC. Lalu ditambahkan starter sebanyak 5%. Diinkubasi pada suhu 40oC selama 4 jam. Variabel mutu yang diamati penentuan total padatan (Fox, 1981), kadar protein (AOAC, 1995), kadar lemak (Sudarmadji, dkk., 1984), kadar vitamin C (Sudarmadji, dkk., 1984), total asam laktat (Fox, 1981), total padatan terlarut (Muchtadi, 1990), total mikroba (Fardiaz, 1992), dan organoleptik warna (nilai skor dan nilai hedonik), aroma, rasa (nilai skor dan nilai hedonik), dan tekstur (nilai skor dan tekstur) (Soekarto, 1985).
BAHAN DAN METODA Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah naga merah yang diperoleh dari petani Kuala Tanjung-Batu Bara, biji nangka yang diperoleh dari UKM keripik nangka di Binjai, yoghurt komersil Biokul Plain, gula pasir, susu bubuk full cream, gum arab, dan carboxy methyl cellulose (CMC). Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah K2SO4 : CuSO4, H2SO4 pekat, NaOH 40%, H2SO4 0,02N, indikator mengsel, NaOH 0,1N, indikator phenolpthalein 1%, indikator pati 1%, PCA, dan NaOH 0,02N. Pembuatan starter Susu bubuk full cream ditimbang sebanyak 80 g dan ditambahkan gula pasir sebanyak 3%, kemudian dilarutkan dengan air sebanyak 500 ml. Dipanaskan pada suhu 80°C selama 10 menit dan kemudian suhunya diturunkan sampai 45°C. Ditambahkan yoghurt komersial Biokul plain yang mengandung bakteri Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus acidhophillus, dan Bifidobacterium sebanyak 5% dari volume campuran dan diaduk. Kemudian ditutup dengan plastik polietilen dan dilubangi dengan menggunakan jarum. Diinkubasi pada suhu 40-45°C selama 4-6 jam. Dilakukan pasasi sebanyak 3 kali. Disimpan didalam lemari pendingin.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati seperti yang terlihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Total Padatan Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan yoghurt buah naga (Tabel 1). Sari buah naga merah memiliki total padatan yang lebih besar dibandingkan sari biji nangka. Hal ini disebabkan karena komponen padatan sari buah naga merah yaitu selulosa dan pati, lemak, protein, vitamin, dan asam lemak rantai pendek yang diduga larut dalam air dan ikut lolos dari saringan. Hal ini sejalan dengan Ketaren (2012) yang menyatakan bahwa total padatan adalah bagian padat yang terdiri dari bahan yang dicampurkan dan nutrisi yang terkandung didalamnya yaitu lemak, protein, karbohidrat, mineral, vitamin, dan serat yang larut.
Pembuatan sari biji nangka Biji nangka diblanching selama 10 menit dan kemudian dikupas kulit biji nangka. Diblender biji nangka dengan air matang dengan perbandingan biji nangka dan air matang 1 : 1, kemudian disaring bubur biji nangka. Dipanaskan sari biji nangka pada suhu 90oC selama 15 menit. Pembuatan sari buah naga merah Buah naga merah dipilih yang segar dan dicuci bersih. Diblanching buah naga merah selama 10 menit. Kemudian dikupas dan dihancurkan dengan menggunakan blender dengan perbandingan buah naga merah dan air matang 1 : 1. Kemudian disaring hingga diperoleh sari buah naga.
Kadar Lemak Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada nilai kadar lemak yoghurt buah naga. Hubungan pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dan perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab dengan kadar lemak dapat dilihat pada Gambar 2. Kadar lemak tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan D3F1 yaitu sebesar 3,544% dan terendah diperoleh pada kombinasi perlakuan D1F4 yaitu sebesar 2,968%. Semakin tinggi penambahan sari buah naga merah dan penambahan carboxy methyl cellulose (CMC)
Pembuatan yoghurt buah naga merah Ditimbang susu bubuk sebanyak 20 g dan ditambahkan zat penstabil carboxy metyl cellulose (CMC) dan gum arab sebanyak 0,2% dengan perbandingan 3 : 0, 2 : 1, 1 : 2, dan 0 : 3, lalu ditambahkan gula sebanyak 3%. Ditambahkan air panas 80°C sampai 100 g dan diaduk sampai homogen. Ditambahkan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan perbandingan 75% : 25%, 50% : 50%, dan 25% :
10
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
maka kadar lemak yoghurt buah naga semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh kadar lemak dari bahan baku yang digunakan yaitu kadar lemak buah naga sebesar 0,240% yang relatif lebih tinggi dibandingkan kandungan lemak biji nangka yaitu 0,194%. Kadar lemak juga dipengaruhi oleh kadar total padatan karena didalam total padatan terdapat lemak dan asam lemak pada sari buah naga merah (Ketaren, 2011). Carboxy methyl cellulose (CMC)
merupakan turunan selulosa yang cenderung mengikat bahan yang mempunyai gugus hidroksida seperti karbohidrat, sedangkan kelompok metil dari CMC akan mengikat komponen non polar dari yoghurt buah seperti lemak. Menurut Winarno (2008) bahan pengental pada umumnya dapat meningkatkan sifat lipofilik dari lemak sehingga menyebabkan lemak terdispersi secara merata kedalam bahan pangan sehingga tekstur lebih seragam.
Tabel 1. Pengaruh Perbandingan Sari Biji Nangka dan Sari Buah Naga Merah terhadap mutu yoghurt buah naga merah Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah (D) Parameter D1 = 75% : 25% D2 = 50% : 50% D3 = 25% : 75% Total padatan (%) 18,258bB 18,988aA 19,216aA bB aA Kadar lemak (%) 3,007 3,196 3,217aA Kadar protein (%) 6,777aA 5,967bB 4,967cC 14,836bB 17,283aA 11,996cC Kadar vitamin C (mg/100g bahan) 0,750bB 0,901aA 0,634cC Total asam laktat (%) Total padatan terlarut (°Brix) 10,472cC 10,733bB 11,133aA Total mikroba (CFU/g) 7,1 x 108bB 5,5 x 108cC 7,9 x 108aA Nilai skor warna (numerik) 1,496cC 2,400bB 3,721aA Nilai skor rasa (numerik) 1,654cC 2,579bB 3,554aA Nilai skor tekstur (numerik) 3,054aA 3,075aA 3,204aA bB aAB Nilai hedonik warna (numerik) 3,233 3,500 3,571aA Nilai hedonik aroma (numerik) 3,167aA 3,108aA 2,838bB Nilai hedonik rasa (numerik) 3,308aA 3,113abAB 2,954bB cC bB Nilai hedonik tekstur (numerik) 2,992 3,192 3,371Aa Keterangan : Angka di dalam tabel merupakan rataan dari 2 ulangan. Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 1% dan 5%
Tabel 2. Pengaruh perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab terhadap parameter yang diamati Perbandingan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dan Gum Arab (F) Parameter F1= 3:0 F2= 2:1 F3= 1:2 F4= 0:3 Total padatan (%) 18,552aA 18,388aA 19,145aA 19,197aA Kadar lemak (%) 3,303aA 3,154bB 3,062bB 3,040Cc bB dC cB 5,849 5,340 5,716 6,650aA Kadar protein (%) 14,374cB 14,483bcB 14,794bAB 15,169aA Kadar vitamin C (mg/100g bahan) 0,575bAB 0,570bB 0,545cC 0,595aA Total asam laktat (%) Total padatan terlarut (°Brix) 10,714aA 10,734aA 10,819aA 11,851aA Total mikroba (CFU/g) 9,7 x 108aA 7,2 x 108bB 5,8 x 108cC 5,2 x 108Dc Nilai skor warna (numerik) 2,522aA 2,539aA 2,544aA 2,550aA cB bA abA Nilai skor rasa (numerik) 2,444 2,611 2,650 2,678aA Nilai skor tekstur (numerik) 2,889bB 3,133aA 3,144aA 3,278aA Nilai hedonik warna (numerik) 3,300aA 3,411aA 3,511aA 3,517aA aA aA aA Nilai hedonik aroma (numerik) 2,967 3,006 3,011 3,167aA Nilai hedonik rasa (numerik) 3,067aA 3,100aA 3,117aA 3,217aA Nilai hedonik tekstur (numerik) 3,133aA 3,144aA 3,189aA 3,270aA Keterangan : Angka di dalam tabel merupakan rataan dari 2 ulangan. Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 1% dan 5%.
11
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
Gambar 1. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan kadar total padatan
Gambar 2. Pengaruh interaksi antara perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab terhadap kadar lemak yoghurt buah. berperan sebagai pengemulsi dan pengental. Gum arab juga mengandung protein sekitar 2,24 ± 0,15% (Glicksman, 1992) yang menyebabkan kadar protein yoghurt meningkat.
Kadar Protein Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada nilai kadar protein yoghurt buah naga. Hubungan pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dan perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab dengan kadar protein dapat dilihat pada Gambar 3. Kadar protein tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan D1F4 yaitu sebesar 7,570% dan terendah diperoleh pada kombinasi perlakuan D3F1 yaitu sebesar 4,548%. Pada setiap penambahan sari biji nangka dan gum arab maka kandungan protein semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh kandungan protein biji nangka yaitu 4,9438% yang relatif lebih tinggi dibandingkan kandunga protein buah naga merah yaitu 1,8790%. Hal ini sesuai dengan pendapat Herastuti dkk., (1994) dalam Yusmarini dan Efendi (2004) yang menyatakan bahwa protein yang terdapat pada yoghurt adalah jumlah total dari protein bahan baku yang digunakan dan protein bakteri asam laktat yang terkandung didalamnya. Menurut Safitri (2012) gum arab mempunyai gugus arabino galactan protein (AGP) dan gliko protein (GP) yang
Kadar Vitamin C Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar vitamin C yoghurt buah naga (Tabel 1). Semakin tinggi sari buah naga merah yang ditambahkan maka kandungan vitamin C yoghurt buah akan meningkat. Hal ini disebabkan kandungan vitamin C pada buah naga merah didalam yoghurt buah tidak terlalu banyak mengalami penurunan karena sifat vitamin C yang stabil dalam keadaan asam. Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi gum arab yang ditambahkan, semakin meningkat kadar vitamin C yoghurt buah naga. Gum arab dapat mempertahankan kandungan vitamin C didalam bahan karena sifat vitamin C yang larut air dan kemudian diikat oleh gum arab. Hal ini sesuai dengan Sulastri (2008) dan Fardiaz (1986) yang menyatakan bahwa gum arab memiliki sifat yang mampu mengikat air dan komponen larut air didalam bahan pangan.
12
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
Gambar 3. Pengaruh interaksi antara perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab terhadap kadar protein yoghurt buah .
Gambar 4. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah nagar merah dengan kadar vitamin C yoghurt buah naga
Gambar 5. Pengaruh perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab dengan kadar vitamin C yoghurt buah. delbrueckii BCC13296 dan B. Bifidum (Wichienchot dkk., 2010). Selama proses fermentasi, laktosa akan dihidrolisis oleh enzim β-galaktosidase menjadi glukosa dan galaktosa, kemudian diubah menjadi asam laktat. Buah naga merah mengandung glukosa yang dapat diubah menjadi asam laktat selama proses fermentasi (Hidayat, dkk., 2006). Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggai carboxy methyl cellulose (CMC) yang ditambahkan maka akan meningkatkan total asam laktat. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah bakteri asam laktat akibat proses fermentasi pada penambahan carboxy merhyl cellulose (CMC) sehingga akan meningkatkan
Total asam laktat Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam laktat yoghurt buah naga (Tabel 1). Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah terhadap total asam laktat yoghur dapat lihat pada Gambar 6. Total asam laktat yoghurt buah naga yang dihasilkan telah memenuhi standar persen total asam laktat untuk yoghurt sesuai SNI 01-2981-2009 yaitu 0,5% sampai 2%. Asam laktat yang terkandung pada yoghurt buah diperoleh dari kandungan oligosakarida yang terdapat pada sari buah naga merah yang dapat membantu pertumbuhan L.
13
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
keasaman pada bahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goff (2003) yaitu pada pembuatan yoghurt dilakukan proses fermentasi dengan memanfaatkan bakteri asam laktat misalnya dari
golongan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Streptococcus thermophilus berkembang biak lebih cepat dan menghasilkan asam dan CO2.
Gambar 6. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan total asam laktat yoghurt buah
Gambar 7. Pengaruh perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab dengan total asam laktat yoghurt buah meningkat karena buah naga merah mengandung gula-gula pereduksi seperti fruktosa dan glukosa yang dapat memutar bidang polarisasi (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006). Berdasarkan penelitian Wichienchot, dkk (2010) buah naga merah mengandung 401g/kg glukosa dan fruktosa sebesar 158g/kg.
Total padatan terlarut (TSS) Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan terlarut yoghurt buah naga (Tabel 1). Semakin banyak sari buah naga merah yang ditambahkan maka total padatan terlarutnya akan
Gambar 8. Diagram Hubungan pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan total asam laktat yoghurt buah
14
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
mikroba yoghurt buah yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian Wichienchot dkk. (2010) bahwa kandungan oligosakarida buah naga merah yaitu 89,6 g/kg yang dapat membantu pertumbuhan L. delbrueckii BCC13296 dan B. Bifidum sehingga jumlah mikroba semakin meningkat. Carboxy methyl cellulose (CMC) cenderung mengikat pati yang mengandung karbon yang dapat digunakan sebagai sumber energi atau cadangan makanan untuk pertumbuhan mikroba. Selama proses fermentasi bakteri akan menggunakan oligosakarida sebagai sumber energi dan karbon untuk memproduksi asam laktat (Purba, 2012).
Total Mikroba Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada total mikroba yoghurt buah naga. Hubungan pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dan perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab dengan total mikroba dapat dilihat pada Gambar 9. Total mikroba tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan D3F1 yaitu sebesar 1 x 109 CFU/gram dan terendah diperoleh pada kombinasi perlakuan D2F4 yaitu sebesar 3,9 x 108. Semakin banyak penambahan sari buah naga merah dan semakin banyak penamabahan carboxy methyl cellulose (CMC) maka akan semakin tinggi total
Gambar 9. Pengaruh interaksi antara perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab terhadap total mikroba yoghurt buah. Penambahan sari buah naga merah meningkatkan nilai warna yoghurt (ungu-merah muda). Warna merah keunguan disebabkan adanya kandungan antosianin pada buah naga merah. Antosianin adalah kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru yang tersebar pada buah dan sayuran (Abbas, 2003).
Nilai Skor Warna Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai skor warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan nilai skor warna yoghurt buah dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan nilai skor warna yoghurt buah
15
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
yang lebih asam dibandingkan dengan penambahan sari biji nangka. Hal tersebut karena kandungan asam laktat pada penambahan sari buah naga merah lebih tinggi sehingga memiliki rasa yang lebih asam. Asam laktat yang dihasilkan dari proses fermentasi laktosa oleh bakteri asam laktat yang memberikan rasa asam yang khas pada yoghurt (Triyono, 2010).
Nilai Skor Rasa Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai skor warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan skor rasa yoghurt buah dapat dilihat pada Gambar 11. Pada penambahan sari buah naga merah memiliki rasa
Gambar 11. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan skor rasa yoghurt buah
menyatakan bahwa gum arab memiliki sifat dapat mempertahankan flavor dari bahan, hal ini karena gum arab mampu melapisi partikel flavor sehingga bahan terlindung dari oksidasi, evaporasi dan absorpsi air dari udara.
Gambar 12 menunjukkan bahwa semakin tinggai gum arab) yang ditambahkan maka akan meningkatkan rasa yoghurt buah naga. Hal ini disebabkan gum arab dapat mempertahankan rasa/flavor dari yoghurt buah yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan Koswara (1995) yang
Gambar 12. Pengaruh perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab dengan nilai skor rasa yoghurt buah penstabil hidrokolid yang dapat meningkatkan viskositas sehingga partikel-partikel tersuspensi akan tertangkap dalam sistem tersebut sehingga viskositas meningkat.
Nilai Skor Tekstur (Numerik) Gambar 13 menunjukkan bahwa semakin tinggai gum arab yang ditambahkan maka akan meningkatkan kesukaan terhadap tekstur yoghurt buah naga. Penambahan gum arab menghasilkan tekstur yoghurt yang lebih padat, hal ini karena gum arab bersifat stabil pada kondisi asam dan dapat meningkatkan viskositas yoghurt buah yang dihasilkan. Menurut DeMan (1997) menyatakan bahwa gum arab merupakan
Nilai Hedonik Warna Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik warna yoghurt buah naga (Tabel 1).
16
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
Peningkatan jumlah sari buah naga merah akan meningkatkan nilai kesukaan terhaap warna, seperti dapat dilihat pada Gambar 14. Warna merah keunguan berasal dari antosianin yang menyebabkan yoghurt dengan penambahan sari
buah naga merah menjadi lebih disukai. Antosianin adalah pigmen yang berwarna merah sampai biru yang tersebar pada buah dan sayuran (Abbas, 2003).
Gambar 13. Pengaruh perbandingan carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab dengan nilai skor tekstur yoghurt buah
Gambar 14. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan hedonik warna yoghurt buah yoghurt buah yang dihasilkan juga semakin tinggi (Gambar 15). Menurut Kusumawati (2008) selama proses fermentasi yoghurt buah aroma yoghurt juga dipengaruhi oleh komponen hasil metabolit seperti asam laktat, asetaldehid, aseton, diaseton, dan diasetil.
Nilai Hedonik Aroma Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Semakin tinggi sari biji nangka yang ditambahkan maka penerimaan panelis terhadap aroma
Gambar 15. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan nilai hedonik aroma yoghurt buah
17
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
khas yoghurt sehingga lebih disukai panelis (Gambar 16) . Menurut Wahyudi dan Samsundari (2008) pada proses fermentasi yoghurt terjadi pembentukan flavor asam yang khas akibat terbentuknya senyawa-senyawa asam laktat, asam asetat, asetaldehid, dan senyawa volatil lainnya.
Nilai Hedonik Rasa Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Penambahan sari biji nangka memiliki nilai hedonik rasa yang tidak terlalu asam yaitu rasa
Gambar 16. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan nilai hedonik rasa yoghurt buah disukai oleh panelis (Gambar 17). Pembentukan tekstur pada yoghurt dipengaruhi oleh total bakteri asam laktat. Semakin meningkatnya mikroba asam laktat pada penambahan sari buah naga merah maka akan meningkatkan kekentalan yoghurt buah (Wahyudi dan Samsundari, 2008).
Nilai Hedonik Tekstur Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai hedonik warna yoghurt buah naga (Tabel 1). Penambahan sari buah naga merah memiliki tekstur yang padat dan kental, dan semakin
Gambar 17. Pengaruh perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah dengan nilai hedonik tekstur yoghurt buah yang terbaik yaitu perlakuan D3F4 (D3 = 25%:75% dan F4 = 0:3).
KESIMPULAN 1. Perbandingan sari biji nangka dan sari buah naga merah yang menghasilkan yoghurt buah naga dengan mutu yang terbaik adalah D3 (25%:75%). 2. Perbandingan zat penstabil carboxy methyl cellulose (CMC) dan gum arab sebanyak 0,2% yang menghasilkan yoghurt buah naga dengan mutu yang terbaik adalah F4 (0:3). 3. Untuk menghasilkan yoghurt buah naga dengan mutu yang terbaik maka perlakuan
DAFTAR PUSTAKA Abbas, A., (2003), Identifikasi dan Pengujian Stabilitas Pigmen Antosianin Bunga Kana (Canna coccinea Mill) Serta Aplikasinya pada Produk Pangan. Skripsi. Jurusan THP. Universitas Muhammadiyah, Malang. Badan Standardisasi Nasional, 2009. SNI Yoghurt 2981:2009.
18
Ilmu dan Teknologi Pangan
J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.4 Th. 2014
http://www.websisisni.bsn.go.id. [09 Maret 2012]
Purba, R. A. 2012. Studi Pembuatan Yoghurt Bengkoang Instan Dengan Berbagai Konsentrasi Susu Bubuk dan Starter. Skripsi. Fakultas Pertanian. USU, Medan.
DeMan, J. M., 1997. Kimia Makanan. Penerbit ITB, Bandung.
Safitri, A. A. 2012. Studi Pembuatan Fruit Leather Mangga – Rosella. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Fardiaz, S. 1986. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Goff, D. 2003. Yoghurt, Diary Science, and Technology. University ofguelph, Canada.
Triyono, A. 2010. Mempeljari Pengaruh Maltodekstrin dan Susu Skim terhadap Karakteristik Yoghurt Kacang Hijau Phaseolus radiates (I). Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro, Semarang.
Glicksman, M. 1992. Gum Arabic. In Whistler, R. L. and J. N. D. E. Miller. Industrial Gums: Polysaccaharides and Their Derivates. Academic Press, New York. Hidayat, N., M. C. Padaga, dan S. Suhartini, 2006. Mikrobiologi Industri. Andi, Yogyakarta.
Wahyudi, A. dan S. Samsundari, 2008. Bugar dengan Susu Fermentasi. UMM-Press, Malang.
Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Wichienchot, S., Jatupornpipat, M. dan Rastall, R. A. 2010. Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties. Food Chemistry Vol. 120: 850– 857.
Kusumawati, E. 2008. Kajian Formulasi Sari Mentimun Sebagai Minuman Probiotik Menggunakan Campuran Kultur. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB, Bogor.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Prabandari, W. 2011. Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Bahan Penstabil Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Yoghurt Jagung. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sebeleas Maret, Surakarta.
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Edisi Terbaru. M-Brio-Press, Bogor. Yusmarini dan R. Efendi. 2004. Evaluasi Mutu Soygurt yang Dibuat dengan Penambahan Jenias Gula. Jurnal Nature Indonesia. 6 (2) :104-110.
19