P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Pemeriksaan Kandungan Betakaroten Pada Buah Naga Merah Dan Buah Naga Putih Dengan Metode Spektrofotometri Visibel (Examination of Contents Beta Carotene from Red Dragon Fruit and White Dragon Fruit With Spectrophotometry Visible Method) Dwi Dinni Aulia B.*, Zulharmita, Wulan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang Corresponding email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian telah dilakukan tentang pemeriksaan kandungan betakaroten pada buah naga merah dan buah naga putih dengan metode spektrofotometri visibel. Pemeriksaan kualitatif ditentukan dengan metoda kromatografi lapis tipis, fase diam silika gel 60 F254 dan fase gerak petroleum eter : benzen (9:1). Pemeriksaan kuantitatif dilakukan dengan spektrofotometri visibel pada panjang gelombang serapan maksimum 451 nm. Hasil uji kualitatif dengan kromatografi lapis tipis diperoleh nilai Rf betakaroten pembanding 0,29, nilai Rf ekstrak buah naga merah 0,29 dan buah naga putih 0,28. Hasil uji kuantitatif diperoleh kadar betakaroten untuk buah naga merah 0,9995 mg/100 g dan untuk buah naga putih adalah 0,3628 mg/100 g. Hasil dihitung secara statistik dengan analisis uji t yang menunjukkan bahwa sig. 0,000 (P < 0,05), dan ini menunjukkan adanya perbedaan kandungan betakaroten pada buah naga merah dan buah naga putih. Kata Kunci: buah naga, betakaroten, spektrofotometri PENDAHULUAN
memiliki sistem pertahanan terhadap oksidan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat
yang berasal dari dalam tubuh ataupun dari
terbebas dari senyawa radikal bebas. Ada
luar, tetapi
beberapa sumber pembentuk senyawa radikal
pengaruh lingkungan. Pada kondisi ini manusia
bebas seperti asap rokok, makanan yang
membutuhkan
digoreng, paparan sinar matahari yang berlebih,
diperoleh dari makanan (Winarsi, 2007).
asap kendaraan bermotor, beberapa jenis obat-
Buah naga merah bewarna menarik, semakin
obatan, racun dan polusi udara. Radikal bebas
merah warnanya, maka semakin banyak unsur
merupakan molekul yang memiliki satu atau
betakarotennya
lebih elektron yang tidak berpasangan (Winarsi,
Kandungan betakaroten pada buah naga merah
2007).
tidak
adalah 0,005-0,012 mg/100 g (Peter, 2008).
berpasangan ini menyebabkan radikal bebas
Buah naga putih juga mengandung senyawa
menjadi senyawa yang sangat reaktif terhadap
antioksidan, yaitu senyawa betakaroten dalam
sel-sel tubuh dengan cara mengikat elektron
jumlah tertentu (Choo & Yong, 2011; Halimoon
molekul sel (Farikha, et al., 2013). Manusia telah
& Hasan, 2010; Jamilah, et al., 2011; Jayasinghe,
Elektron-elektron
yang
seringkali masih kurang akibat senyawa
(Farikha,
antioksidan
et
al.,
yang
2013).
144
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
et al., 2015; Umayah & Amrun, 2007; Zainoldin
Novalindo), Benzen (E.Merck), Petroleum Eter
& Baba, 2009). Dengan kandungan betakaroten
(PT. Brataco), Butil Hidroksi Toluen (PT.
yang
Brataco), Natrium Klorida (E.Merck), Natrium
dimilikinya
yang
bersifat
sebagai
antioksidan, maka peneliti tertarik melakukan
Sulfat Anhidrat (PT. Brataco).
penelitian
Prosedur Penelitian
untuk
memeriksa
kandungan
betakaroten pada buah naga merah dan buah
Pengambilan sampel
naga putih dengan metode spektrofotometri
Sampel buah naga merah yang diperoleh
visibel.
dari kebun di daerah Ujung Gading, Kecamatan
Metode spektrofotometri dipilih karena caranya
Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat,
mudah dan kinerjanya cepat dengan instrument
Provinsi Sumatera Barat dan buah naga putih
modern. Penggunaannya luas, dapat digunakan
yang diperoleh dari toko buah di kota Padang.
untuk senyawa organik dan anorganik. Memiliki
Determinasi Tumbuhan
ketelitian yang baik dan dapat menganalisa larutan
dengan
konsentrasi
yang
kecil
Tumbuhan dideterminasi di Herbarium Andalas
Padang
(ANDA)
Jurusan
Biologi
(Dachriyanus, 2004). Tujuan dari penelitian ini
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
adalah untuk mengetahui apakah buah naga
Alam Universitas Andalas Padang.
merah dan buah naga putih mengandung
Ekstraksi Sampel
betakaroten
dan
membandingkan
kadar
Buah naga merah dan buah naga putih
betakaroten yang terdapat di dalam buah naga
dikupas,
dicuci,
merah dan buah naga putih.
kemudian diambil yang mewakili keseluruhan
METODE PENELITIAN
sampel
Alat
Sebelumnya larutkan BHT 0,01% lebih dahulu
dan
dipotong ditimbang
dan
dihaluskan
sebanyak
50g.
Peralatan yang digunakan pada penelitian
ke dalam aseton. Larutkan sampel ke dalam
ini meliputi Spektrofotometer UV-Visibel (mini-
petroleum eter : aseton yang berisi BHT 0,01 %
1240 Shimadzu), plat kromatografi lapis tipis
sebanyak 100 mL dengan perbandingan 1:4,
Silika gel 60 F254 (E.Merck), corong pisah
saring. Cuci ampas dengan pelarut yang sama
(Pyrex), neraca analitik (Ohaus), vortex mixer
dan perbandingan yang sama pula sebanyak 50
(Gammy Industrial Corp VM-300), beaker glass
ml, saring. Yang terakhir cuci ampas lagi dengan
(Pyrex), labu ukur (Pyrex), gelas ukur (Pyrex),
perbandingan yang sama sebanyak 50 mL,
pipet gondok (Pyrex), pipet volume (Pyrex),
campurkan semua filtrat yang tersaring dan
pipet tetes, kertas saring, corong (Pyrex), spatel,
cukupkan volumenya dengan aseton hingga 250
batang pengaduk, kaca arloji.
mL.
Bahan Bahan
Filtrat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
dalam corong pisah, tambahkan aquadest
merah
sebanyak 250 mL secara perlahan melalui
(Hylocereus polyrhizus (F.A.C Weber) Britton &
dinding corong pisah dan 2 mL NaCl, dikocok
Rose) dan buah naga putih (Hylocereus undatus
selama ± 30 menit lalu didiamkan hingga
(Haw) Britton & Rose). Bahan yang digunakan
terbentuk dua fase, yaitu fase petroleum eter
untuk pengujian yaitu padatan Betakaroten
dan fase air. Keluarkan fase air dari corong pisah
(E.Merck),
secara perlahan. Tambahkan aquadest 200 mL
penelitian
utama ini
yang
adalah
digunakan buah
Aquadestilata,
naga
Aseton
(PT.
145
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
untuk menghilangkan sisa aseton, lakukan
Pembuatan Larutan Induk BetaKaroten
sebanyak 3x pengulangan. Keluarkan fase
1. Pembuatan Larutan Induk BetaKaroten 1000
petroleum eter dari dalam corong pisah ke
ppm
dalam labu ukur 25 mL dengan cara disaring
Sebanyak 50 mg betakaroten murni yang
yang di atas kertas saring diletakkan natrium
ditimbang dilarutkan dalam 30 ml petroleum
sulfat anhidrat 15 g. Cuci corong pisah dengan
eter di dalam labu ukur 50 ml lalu dicukupkan
palarut
volumenya hingga 50 ml, sehingga diperoleh
petroleum
menggunakan
eter,
natrium
dan
sulfat
saring anhidrat.
larutan dengan konsentrasi 1000 ppm.
Cukupkan volume ekstrak sebanyak 25 mL.
2. Pembuatan Larutan Induk BetaKaroten 500
Analisis Kualitatif Beta Karoten
ppm
Terlebih dengan
dahulu
larutan
chamber
pengelusi
dijenuhkan
dengan
cara
Pipet 25 mL larutan induk betakaroten 1000 ppm, masukkan ke dalam labu ukur 50 mL.
masukkan kertas saring dengan tinggi dan
Kemudian
lebarnya
petroleum eter hingga 50 mL, kocok hingga
yang
sama
dengan
bejana
cukupkan
volumnya
kromatografi. Tutup kedap dan biarkan hingga
homogen.
kertas
3. Pembuatan Larutan Induk 100 ppm
saring
basah
seluruhnya.
Larutan
dengan
pengelusi yang digunakan adalah Petroleum
Pipet 5 mL larutan induk 500 ppm ke
eter : benzen (9:1). Plat KLT yang digunakan
dalam labu ukur 25 mL lalu tambahkan
plat KLT Silika gel 60 F254 (Parwata, et al.,
petroleum
2010).
dihomogenkan.
Larutan
betakaroten
murni
sebagai
pembanding dan larutan sampel ditotolkan bersama-sama pada lempeng KLT dengan jarak
Penentuan
eter
hingga
Panjang
tanda
Gelombang
batas
lalu
Maksimum
BetaKaroten Pembuatan
larutan
untuk
penentuan
1 cm dari tepi bawah lempeng KLT dan jarak
panjang gelombang maksimum betakaroten
rambat, beri tanda pada jarak rambat. Setelah
dilakukan pada konsentrasi 5 ppm dengan cara
kering lempeng KLT dimasukkan ke dalam
pipet 0,5 mL larutan induk beta karoten 100
chamber yang berisi cairan pengelusi petroleum
ppm, masukkan ke dalam labu ukur 10 mL.
eter : benzen (9:1) (Naid, et al., 2012). Larutan
Tambahkan petroleum eter hingga tanda batas,
fase gerak dalam bejana harus mencapai tepi
homogenkan. Setelah itu diukur absorbansinya
bawah lapisan penyerap, totolan jangan sampai
dengan Spektrofotometer Visibel pada panjang
terendam.
pada
gelombang maksimumnya.
tempatnya dan biarkan sistem hingga fase gerak
Penentuan Kurva Kalibrasi
Tutup
bejana
diletakkan
merambat sampai batas jarak rambat. Lempeng
Penentuan kurva kalibrasi diawali dengan
dikeluarkan dan dikeringkan di udara, dan
pembuatan larutan seri standar betakaroten
bercak diamati dengan lampu UV 254 nm.
dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20
Diukur dan dicatat tiap-tiap bercak dari titik
ppm, dan 25 ppm yang dilakukan dengan cara
penotolan. Tentukan harga Retension factor (Rf)
sebagai berikut: Dari larutan induk beta karoten
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
100 ppm sebanyak 0,5 mL; 1 mL; 1,5 mL; 2 mL
2008).
dan 2,5 mL dipipet dan dimasukkan ke dalam
Analisa Kuantitatif Beta Karoten
labu ukur 10 mL, lalu dicukupkan volumenya 146
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
dengan menggunakan petroleum eter hingga 10
petroleum eter hingga homogen dan encerkan
mL. Setelah itu diukur absorbansinya dengan
hingga tanda batas. Untuk blanko digunakan
Spektrofotometer
petroleum eter, kemudian diukur absorbannya
Visibel
pada
panjang
gelombang maksimumnya.
dengan Spektrofotometer Visibel pada panjang
Penetapan Kadar Betakaroten
gelombang maksimumnya. Kadar betakaroten
Untuk
penetapan
kadar
betakaroten,
pada sampel kemudian ditentukan berdasarkan
ekstrak yang diperoleh dimasukkan ke dalam
persamaan regresi linear y = bx + a, dengan
labu ukur 25 mL, lalu dilarutkan dengan
rumus (Jones, 2002):
r
Evaluasi Data Hasil Penelitian
2.
Data yang diperoleh diolah secara statistik. Analisis yang dilakukan yaitu uji deskriptif
Uji organoleptis buah naga merah dan buah naga putih.
3.
Uji kualitatif dengan KLT,
menggunakan
berupa nilai rata-rata, simpangan baku, batas
pelarut petroleum eter : benzen (9:1), plat
deteksi, batas kuantitasi, dan uji t.
KLT Silika Gel 60 F254, diperoleh Rf 0,285 untuk pembanding, 0,285 untuk sampel
HASIL DAN DISKUSI
buah naga merah dan nilai Rf 0,275 untuk
1.
sampel buah naga putih.
Uji determinasi sampel buah naga merah dan buah naga putih yang telah dilakukan di Herbarium Fakultas Biologi Universitas Andalas.
Tabel V. Hasil analisis kualitatif KLT betakaroten pada buah naga merah dan buah naga putih Nilai Rf Nilai Rf No Sampel Plat Sampel Pembanding (cm) (cm) Buah Naga 1 1 0,285 0,285 Merah 2 0,285 0,285 3 0,285 0,285 ∑ 0,855 0,855 Rata-rata 0,285 0,285 Buah Naga 2 1 0,285 0,285 Putih 2 0,271 0,285 3 0,271 0,285 ∑ 0,287 0,855 Rata-rata 0,275 0,285
147
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
1. Pengukuran seri larutan standar betakaroten
2. Uji kuantitatif sampel dengan spektrofotometri
5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, di
diperoleh kadar betakaroten pada buah naga
peroleh nilai regresi 0,997 dengan persamaan
merah adalah 0,995 mg/100 g dan buah naga
regresinya y = 0,029 + 0,0308x.
putih adalah 0,3628 mg/100 g.
Tabel VII. Kadar Betakaroten Pada Buah Naga Merah dan Buah Naga Putih Kadar BetaKaroten Buah Naga Merah Buah Naga Putih Kadar Abs Abs Kadar (ppm) (ppm) 0,581 8,9562 0,244 3,4902 0,686 10,6605 0,279 4,0503 0,668 10,3732 0,235 3,3440 ∑ 29,9899 ∑ 10,8845 9,9959 3,628 SD 0,9124 SD 0,3728
No 1 2 3
Untuk melakukan pemeriksaan kandungan betakaroten pada buah naga merah dan buah
(Andarwulan & Koswara, 1992; Amaya et al., 2004).
naga putih. Pengambilan sampel dilakukan
Betakaroten adalah pigmen bewarna kuning
dengan cara random sampling, buah naga merah
yang larut dalam lipid, lipid bersifat mudah
diperoleh dari kebun di daerah Ujung Gading
teroksidasi.
Kecamatan
Kabupaten
ditandai dengan bau tengik yang dihasilkannya
Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat dengan
(Ketaren, 2008). Setelah penambahan butil BHT
cara mengambil buah naga dari 3 batang yang
0,01%, dilakukan pengadukan selama ± 10
berbeda yang mewakili dari keseluruhan batang
menit,
tersebut. Sedangkan buah naga putih diperoleh
menurunkan lapisan diam (stagnant layer) yang
dari toko buah
di Kota Padang dengan cara
membuat lapisan diam menjadi tipis, semakin
mengambil 3 buah naga putih yang mewakili
cepat pengadukan maka semakin tipis lapisan
semua buah naga putih pada tempat yang
diam (stagnant layer) semakin tinggi tingkat
disediakan.
kelarutan zat dengan pelarut (Shargel &
Tahap
Lembah
awal
Melintang
dilakukan
pengadukan
ini
lipid
tersebut
dilakukan
untuk
adalah
Andrew, 2005). Pelarut yang digunakan pada
melakukan ekstraksi sampel buah naga merah
pengekstrakkan ini aseton dan petroleum eter,
dan buah naga putih dengan pelarut petroleum
aseton
eter : aseton. Tujuan dilakukannya ekstraksi
senyawa organik yang terkandung dalam buah
adalah
senyawa
naga, sedangkan petroleum eter digunakan
betakaroten yang terkandung di dalam buah
untuk menarik senyawa karotenoidnya. Aseton
naga ke dalam larutan petroleum eter. Pada
bersifat
proses
BHT
petroleum eter bersifat hidrofobik (tidak suka
0,01%, tujuannya adalah sebagai antioksidan
air/ larut lemak). Dengan perbedaan sifat
karena
tersebut dapat meningkatkan pemisahan antar
untuk
yang
Teroksidasinya
memindahkan
pengekstrakkan betakaroten
ditambahkan mudah
teroksidasi
digunakan
hidrofilik
untuk
(suka
menarik
air)
seluruh
sedangkan
148
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
fase minyak dan fase air seingga mudah
Rf adalah perbandingan jarak yang ditempuh
dipisahkan.
solut dengan jarak yang ditempuh dengan fase
Pada proses pengekstrakan, filtrat yang
gerak. Berdasarkan data tersebut menunjukan
telah dimasukkan ke dalam corong pisah,
bahwa sampel buah naga merah dan buah naga
ditambahkan
putih mempunyai nilai Rf yang sama dengan
2
mL
NaCl
jenuh
untuk
menghindari terjadinya emulsi. Emulsi dapat
senyawa pembandingnya.
dipecahkan dengan adanya elektrolit. Tujuan
Pengukuran panjang gelombang serapan
lain dari penambahan larutan NaCl jenuh adalah
maksimum betakaroten murni pada konsentrasi
untuk menambah tingkat ionisasi dari air
5 ppm, dari hasil pengukuran didapatkan
menjadi lebih polar sehingga kemampuan
adanya tiga puncak yang dihasilkan, tetapi
pemisahan air dengan petroleum eter
akan
dipilih absorban yang paling maksimum yaitu
bertambah dan bermanfaat dalam pemisahan
0,205 dengan panjang gelombangnya 451 nm.
fase (Sumarauw, et al., 2013). Dilakukan
Sementara
penggojokan selama ± 30 menit yaitu untuk
gelombang maksimum betakaroten adalah 450
memaksimalkan penarikan betakaroten yang
nm (Amaya, et al., 2004). Panjang gelombang
ada pada filtrat buah naga tersebut, lalu
maksimum adalah panjang gelombang yang
didiamkan hingga terbentuk dua fase, yaitu fase
memberikan serapan yang maksimum.
petroleum eter dan fase air. Setelah dipisahkan,
itu
menurut
Pengukuran
seri
larutan
panjang
standar
fase petroleum eter dari campuran aseton dan
betakaroten
aquadestilata,
fase
maksimum 451 nm, dengan konsentrasi 5 ppm,
petroleum eter dengan kertas saring yang
10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, diperoleh
dilapisi dengan natrium sulfat anhidrat untuk
nilai
menghilangkan sisa air yang ada pada ekstrak
regresinya y = 0,029 + 0,0308x. Setelah mencari
tersebut (Amaya, et al., 2004). Volume ekstrak
nilai regresi, maka dilakukan uji analisa validasi
yang diperoleh dimasukkan ke dalam labu 25
yang
mL. Hasil ekstrak untuk buah naga putih 20 mL,
kuantitasi. Hal ini bertujuan untuk melihat
19 mL, 19 mL dan buah naga merah 20 mL,
rentang kadar betakaroten minimum yang
21mL, 20 mL, cukupkan volume ekstrak
terdapat dalam sampel buah naga.
dilakukan
penyaringan
petroleum eter hingga 25 mL. kromatografi
kromatografi
lapis
tipis
regresi
meliputi
panjang
0,997
batas
gelombang
dengan
deteksi
persamaan
dan
batas
Ekstrak sampel yang diperoleh dari buah
Uji kualitatif ekstrak betakaroten dengan metoda
pada
literatur
naga merah dan buah naga putih diukur
lapis
tipis.
Pada
absorbannya
fase
gerak
yang
spektrofotometri
dengan visibel,
menggunakan pada
panjang
digunakan adalah petroleum eter dan benzen
gelombang maksimum 451 nm dan diperoleh
(9:1).
yang
absorban sampel 0,581; 0,686; 0,668 untuk
digunakan adalah plat silika gel 60 F254, dari
sampel buah naga merah dan 0,244; 0,279;
hasil kromatografi lapis tipis yang dilakukan
0,235 untuk sampel buah naga putih.
Plat
diperoleh
kromatografi
bercak
lapis
bewarna
tipis
kuning,
dan
Kadar betakaroten yang diperoleh dari
diperoleh nilai Rf rata-rata untuk pembanding
ekstrak
buah naga merah adalah 0,9995
0,285 cm. Untuk sampel buah naga merah 0,285
mg/100 g dan ekstrak buah naga putih adalah
cm dan untuk buah naga putih 0,275 cm. Harga
0,3628 mg/100 g.
Kadar betakaroten pada 149
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
sampel buah naga merah diperoleh 0,9995
betakaroten pada buah naga putih 0,3628
mg/100 g sedangkan menurut literatur kadar
mg/100 g. Kadar betakaroten pada buah naga
betakaroten pada buah naga merah 0,005-0,012
merah lebih tinggi dari buah naga putih, karena
mg/100 g (Peter, 2008). Adanya perbedaan
senyawa betakaroten merupakan pigmen yang
kadar disebabkan
bewarna kuning, orange, dan merah. Semakin
faktor
yang
karena berbagai faktor,
pertama
adalah
tahap
merah warnanya, maka semakin banyak unsur
prosedur kerja, pada tahap ini dilakukan sesuai
betakarotennya (Farikha, et al., 2013). Dari data
dengan literatur (Amaya, et al., 2004). Sebelum
analisa statistik pada Tabel XII terlihat kadar
melakukan
yang
rata-rata betakaroten pada buah naga merah
digunakan terlebih dahulu dibilas dengan
lebih tinggi dari buah naga putih. Penetapan
pelarut petroleum eter untuk menghilangkan
kadar betakaroten dengan nilai sig. 0,120 >
pengotor
(0,05) yang berarti bahwa H0 diterima atau
pengekstrakkan
lain
senyawa
yang
pengekstrakkan
alat-alat
dapat
betakaroten. digunakan
pada
mempengaruhi
Selama
proses
aluminium
variansi dari kandungan betakaroten adalah
foil
sama. Berdasarkan kolom sig.(2-tailed) pada uji
dengan tujuan menghindari terjadinya oksidasi
t dengan nilai sig. 0,000< (0,05) yang berarti
dari senyawa betakaroten. Karena apabila
bahwa H0 ditolak atau perbedaan varietas
terdapat oksigen dan cahaya dapat terjadi
mempengaruhi kadar rata-rata betakaroten
kerusakan senyawa betakaroten (Andarwulan &
dalam sampel buah naga.
Koswara, 1992). Faktor yang kedua yaitu adanya perbedaan sifat tanaman diberbagai
KESIMPULAN
geografis daerah, selain itu faktor lain yang
1. Buah naga merah dan buah naga putih
mempengaruhi seperti cuaca, iklim, lahan
mengandung betakaroten. Dilihat dari uji
pertanian, ketersediaan air, dan penyimpanan
kualitatif yang dilakukan, yakni uji KLT
tanaman dapat mempengaruhi senyawa bioaktif
dengan nilai Rf pembanding 0,29 dan untuk
(Nurul & Asmah, 2014). Beberapa literatur
sampel buah naga merah 0,29, buah naga
(Halimoon & Hasan, 2010; Jamilah, et al., 2011;
putih 0,28.
Jayasinghe, et al., 2015; Umayah & Amrun, 2007;
2. Kadar betakaroten yang diperoleh dari buah
Zainoldin & Baba, 2009) menyatakan bahwa
naga merah adalah 0,995 mg/100 g dan buah
pada buah naga putih mengandung betakaroten
naga putih adalah 0,3628 mg/100 g. Kadar
dalam jumlah tertentu. Dari hasil penelitian
betakaroten buah naga merah lebih tinggi
yang
dari pada buah naga putih.
telah
dilakukan
diperoleh
kadar
DAFTAR PUSTAKA Amaya, D., Rodriguez, B., & Kimura, M. (2004). Harvestplus Handbook for Carotenoid Analysis. Washington, DC: Harvest Plus. Andarwulan, N., & Koswara, S. (1992). Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali Pers. Barcelon, E., Carreon, L., Guilerno, J., Jacob, E., Jocson, S., Panopio, J., & Rosalinensis, S. (2015). Consumer Acceptability and Physicochemical Content of Red Flesh Dragon
Fruit Spread. International Journal of Advanced Research. 3(1): 363-383. Choo, W.S., & Yong, W.K. (2011). Antioxidant Properties of Two Spesies of Hylocereus Fruits. Journal Pelagia Research Library. 2(3): 418-425. Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Padang: Andalas University Press.
150
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Farikha, I. N., Choirul, A., & Esti, W. (2013). Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan Penstabil Alami Terhadap Karakteristik Fisikokimia Sari Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Selama Penyimpanan. Jurnal Teknosains Pangan. 2 : 0733-2302. Halimoon, N., & Hasan, M. H. A. (2010). Determination and Evaluation of Antioxidative Activity In Red Dragon Fruit (Hylocereus undatus) and Green Kiwi Friut (Actinidia deliciosa). Journal of Aplied Sciences. 7(11): 1432-1438. Jayasinghe, O., Fernando, S., Jayamanne, V., & Hettiarachchi, D.(2015). Production of a Novel Fruit-Yoghurt using Dragon Fruit (Hylocereus undatus). European Scientific Journal. 11(3): 208-215. Nurul, S. R., & Asmah. R. (2014). Variability in Nutritional Composition and Phytochemical Properties of Red Pitaya (Hylocereus polyrizus) from Malaysia and Australia. International Food Research Journal. 21(4): 1689-1679.
Peter, K.V. (2008). Underutilized & Underexploited Horticultural Crop. (Vol. 4). India: New India Publishing Agency. Sumarauw, W., Fatimawali., & Yudistira, A. (2013). Identifikasi dan Penetapan Kadar Asam Benzoat pada Kecap Asin yang Beredar di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2 (01): 12-17. Umayah, U. E., & Amrun, H. M. (2007). Uji Aktifitas Antioksidan Ekstrak Buah Naga putih (Hylocerreus undatus (Haw.) Britt. & Rose). Jurnal Ilmu Dasar. 8(1):83-90. Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius. Zainoldin, K.H., & Baba, A.S. (2009). The Effect of Hylocereus Polyrhizus and Hylocereus Undatus on Physicochemical, Proteolysis and Antioxidant Activity in Yogurt. Journal World Academy of Science Engineering and Technology. 3(12): 884-889.
151