Pengaruh Penganggaran dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada RSUD Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2014
Oleh Ketua: Ni Wayan Supriliyani, S.Sos, M.AP Anggota : I Ketut Winaya,S.Sos, M.AP
Abstract: The influence of Participation budget and Employee Compensation to Employee Performance. In any decent government hospital has been providing maximum public services to the community in General. So the performance of the employees should be on the increase. The Organization should consider a quality resource and as valuable asset in the face of pressure to use more effectively HRM. The arrangement of management and service in the hospital must be developed in order to serve better service which depends on the satisfaction of the employee by giving bonus, incentive, and remuneration. This study was conducted by using quantitative method as follows: double linear regression, using the computer application program SPSS 15.0 version. The sample were used were 50 people and it conduct by simple random sampling. In addition, a quantitative and qualitatif description was completed to show that this study was accurate. The influence of Participation budget and Employee Compensation to Employee Performance significan 35.076.
Key words: MSDM, Development Planning, Employee Performance Abstrak: Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Kompensasi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan. Di setiap rumah sakit pemerintah layak telah memberikan pelayanan publik yang maksimal terhadap masyarakat secara umum, sehingga kinerja pegawai harus ditingkatkan. Organisasi harus mempertimbangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan sebagai aset yang berharga dalam menghadapi tekanan untuk menggunakan MSDM secara lebih efektif. Penataan manajemen dan pelayanan pada rumah sakit harus terus berkembang demi tercapainya pelayanan rumah sakit yang baik, disesuaikan dengan kepuasan karyawan dengan memberikan tunjangan, insentive, dan remunerasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitaif yaitu : regresi linier berganda, menggunakan program aplikasi komputer SPSS versi 15.0. menggunakan sample sebanyak 50 orang, yang ditarik secara acak sederhana (Simple Random Sampling) ditambah dengan deskriptif untuk menunjukkan penelitian ini lebih akurat. dimana Partisipasi Anggaran dan kompensasi Karyawan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 35.076 signifikan Kata Kunci: MSDM, Perencanaan Pembangunan, Kinerja Pegawai
1
BAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Reformasi Administrasi sangat berhubungan dengan perubahan pada Era Globalisasi ini. Dalam berbagai dimensi administrasi dan permasalahan yang timbul dalam rangka penyelenggaraan berbagai tugas pemerintahan di Negara berkembang, secara sistemik satu dan yang lainnya dapat disederhanakan meliputi : kelembagaan, organisasi, sumber daya manusia, manajemen, sarana dan prasarana administrasi. Sehingga pembangunan dalam Administrasi Publik terarah dalam upaya mengatasi berbagai masalah nyata yang dihadapi dalam sistem administrasi tersebut. Dalam Sedarmayanti (2009, hal.14) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung (RSUD Kabupaten Badung) sebelumnya merupakan Klinik Dharma Asih yang dikelola oleh Yayasan Hindu Markandya. Pada Bulan September 1998 klinik tersebut menjadi milik Pemerintah Daerah Kabupaten Badung dan namanya diganti menjadi Poliklinik Rumah Bersalin “Cura Dharma Asih”, pada tahun yang bersamaan dilakukan pula perluasan area dan pembangunan unit pelayanan gedung rumah sakit. Setiap Birokrasi yang ada dalam Suatu Bangsa, pasti menginginkan untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia yang berkompetensi di dalam bidang yang diperolehnya sehingga disini Sumber Daya Manusia Diperlukan Pelatihan sesuai dengan pendidikan yang di miliki. Supaya tidak ketinggalan zaman
semakin meningkat teknologi yang canggih, disini
diupayakan agar diadakan pelatihan-pelatihan atau workshop untuk memantapkan sumber daya manusia. Dengan demikian sumber daya manusia dapat memadai dan diukur dari segi Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja Karyawan. Diantaranya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 mengalami Perubahan Menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah ini dapat membantu pihak-pihak yang berkompeten dalam pemerintahan di daerah dan masyarakat luas. Melalui reformasi anggaran, diharapkan terjadi perubahan struktur anggaran dan perubahan proses penyusunan APBD. Perubahan struktur anggaran dilakukan untuk mengubah struktur anggaran traditional yang bersifat line item dan incrementalism sehingga menciptakan transparansi dan meningkatkan akuntabilitas publik. Dengan struktur anggaran yang baru, akan tampak secara jelas besarnya surplus dan defisit anggaran serta strategi pembiayaan apabila terjadi defisit fiskal sehingga publik lebih mudah melakukan analisis, evaluasi, dan 2
pengawasan atas pelaksanaan pengelolaan APBD. Hal ini banyak di bahas oleh Anggarini & Puranto (2010, h.22) Proses partisipasi anggaran memberikan nilai keterbukaan di dalam setiap divisi yang ada pada organisasi, dapat memberikan motivasi pada setiap karyawan terhadap proses pelaksanaan anggaran dengan konsep, aturan yang dilakukan sesuai dengan pola kerja dari pemerintah pusat yang didesentralisasikan terhadap pemerintah daerah. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran disebut juga sebagai partisipasi penganggaran adalah suatu proses yang melibatkan individu-individu di dalam penyusunan anggaran dan berpengaruh terhadap penyusunan target anggaran tersebut (Brownell, 1982). Dalam partisipasi penganggaran adalah sebagai tingkat keikut sertaan manajer dalam upaya menyusun anggaran, Menurut Kenis (1979). Pencapaian Good Governance yang berasal dari suatu implementasi rencana untuk mencapai suatu tujuan. untuk merubah tatanan pemerintahan maka langkah awal membentuk suatu implementasi rencana partisipasi penyusunan anggaran dan kompetensi karyawan terhadap kinerja karyawan, dimana seorang Pemimpin Negara membuat Visi dan Misi yang dijadikan acuan untuk pencapaian Civil Good Goverment. sehingga terbentuklah Pemerintahan yang demokratis pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Dengan penelitian ini peneliti akan membahas partisipasi penganggaran variabel bebas (X1) dan kompensasi karyawan sebagai variabel bebas (X2) terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Y) dengan menggunakan metode kuantitatif analisis data dengan sistem regresi linier berganda. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penganggaran dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada RSUD Kabupaten Badung”. 1.2
Rumusan Permasalahan Dari Uraian tersebut di atas, permasalahan yang akan diteliti pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Badung Provinsi Bali, menjadi Rumusan Masalah sebagai berikut : 1)
Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh terhadap kinerja karyawan ?
2)
Apakah kompensasi karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan ?
3)
Apakah partisipasi penganggaran dan kompensasi karyawan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan ? 3
1.3
Tujuan Penelitian Sejalan dengan masalah yang akan diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah mengenai :
1) Menguji dan memperoleh bukti empiris partisipasi penganggaran
terhadap kinerja
karyawan; 2) Menguji dan memperoleh bukti empiris kompensasi karyawan terhadap kinerja karyawan; 3) Menguji dan memperoleh bukti empiris partisipasi penganggaran dan kompensasi karyawan secara simultan terhadap kinerja karyawan. 1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang di harapkan dari peneliti ini adalah :
1)’ Penelitian ini dapat memberikan pelajaran yang baik, transparan, akuntability, pada pemerintah dalam Partisipasi penganggaran dan kompensasii karyawan terhadap kinerja karyawan. 2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan Ilmu Administrasi Publik di bidang MSDM Partisipasi Penganggaran dan Kompensasi Karyawan terhadap Kinerja Karyawan.
4
BAB II. 2.1.
Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu Penelitian yang mengangkat mengenai masalah “Partisipasi Anggaran dan Kompensasi
Karyawan terhadap Kinerja Karyawan” mempunyai beberapa kajian pustaka sebagai perbandingan, ialah sebagai berikut : Asmoko (2006) dalam Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol.2, No.2, November 2006, hal 53-64. Penelitian yang berjudul tentang Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) terhadap Efektivitas Pengandalian dengan Obyek Penelitian Pemerintah Kabupaten Sragen dan klaten menyatakan bahwa hasil penelitiannya mendukung adanya hubungan kausalitas antara PBK dengan efektivitas pengendalian keuangan dan efektivias pengendalian kinerja. PBK dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai efektivitas dalam pengendalian keuangan. Disamping itu adanya kejelasan target dan indikator kinerja yang menjadi acuan dalam menyusun anggaran dalam PBK, maka PBK juga dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai efektivitas dalam pengendalian kinerja. Sehingga dapat dinyatakan perlunya peningkatan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja pada pemerintah daerah. Peningkatan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja dapat digunakan sebagai alat bagi pemerintah daerah untuk mencapai efektivitas pengendalian baik efektivitas pengendalian keuangan maupun efektivitas pengendalian kinerja. 2.2.
Partisipasi Penyusunan Anggaran Istilah Participatory Planning and Budgeting pada dasarnya bisa dibagi dua pengertian
perencanaan
partisipatif
(participatory
planning),
dan
penganggaran
partisipatif
(participatory budgeting). Dalam literatur seringkali hanya disebut Participatory Budgeting saja atau disingkat PB. Kalau dilihat hasil penelitian di Kota Porto Alegre Brazil, dimana istilah itu pertama kalinya diperkenalkan, bukan hanya penyusunan anggaran, tetapi termasuk perencanaan (planning). Artinya, kedua istilah ini mempunyai pengertian yang sama. Sukardi (2009, h.68-69) Participatory Budgeting mendapat perhatian yang sangat luas dari kalangan praktisi pemerintahan, akademisi/ilmuwan, Organisasi Non-pemerintah (LSM) dan lembaga-lembaga international. Dinamika dan Interaksi setiap tahapan proses Paticipatory budgeting Wampler (2000) dikutip oleh Sukardi (2009, h.71-72). 5
Jadwal waktu, dari tahap persiapan hingga tahap evaluasi dan pengawasan, yaitu: (1) Kelembagaan, instuisi atau forum yang terlibat dalam proses, baik dari pihak warga sipil maupun pihak pemerintah; (2) Hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak (stakeholders), siapa melakukan apa, siapa bertanggung jawab kepada siapa; (3) Kegiatan atau agenda yang dirumuskan, ditetapkan, dilaksanakan dan diawasi; (4) Intensitas interaksi antar pihak (stakeholders) dalam proses participatory budgeting; Performance Budgeting pada dasarnya adalah dimana sistem penyusunan dan pengelolaan anggaran daerah yang pada dasarnya fokus pada pencapaian hasil kinerja. Sehingga Kinerja tersebut dapat mencerminkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik yang berorientasi pada pencapaian hasil kinerja. Kinerja tersebut harus mencerminkan suatu pelayanan publik yang berarti harus berorientasi mencerminkan pada kepentingan publik sebagai anggaran harus dilaksanakan secara luas, nyata, dan bertanggung jawab Sony Yuwono dkk (2008, dikutip dari Erwati, 2009) 2.3.
Kompensasi karyawan Kompensasi Merupakan hal yang kompleks dan sulit, karena di dalamnya melibatkan
dasar kelayakan, logika, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta menyangkut faktor emosional dari aspek tenaga kerja. Kompensasi diberikan dengan tujuan memberikan rangsangan dan motivasi kepada tenaga kerja untuk meningkatkan prestasi kerja, serta efisien dan efektivitas produksi. Kepuasan kerja karyawan terletak pada salah satu faktor, yaitu kompensasi yang merupakan segala sesuatu yang diterima tenaga kerja sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan. Kompensasi bisa dirancang secara benar untuk mencapai keberhasilan bersama sehingga karyawan merasa puas dengan jerih payah mereka dan termotivasi untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama manajemen. Tingkat kompensasi akan menentukan skala kehidupan ekonomi karyawan, sedangkan kompensasi relatif menunjukkan status dan harga karyawan. Dengan demikian, apabila karyawan memandang bahwa bila kompensasi tidak memadai maka produktivitas, prestasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan akan turun. Rachmawati (2008, hal.145). 2.4.
Kinerja Kinerja adalah suatu tingkatan yang dicapai oleh pegawai sesuai dengan persyaratan –
persyaratan pekerjaan (Simamora, 1997, h. 327). Secara traditional, penaksiran kinerja atau penilaian (assesment) telah menjadi tanggung jawab seorang pengawas yang terdekat dengan 6
pekerjaan yang sedang dinilai. Meskipun demikian, seperti misalnya tenaga kerja yang terdesentralisasi dan lokasi tempat tinggal bekerja yang terpencil, telah menjadikannya lebih sulit untuk para pengawasan dalam menjadi manajer yang efektif dari kinerja para bawahanya. dalam Rowley C, Jackson K (2012, h.344) Brooke dan Russel (1988, h. 383), mengajukan enam kriteria primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja : a.
Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.
b.
Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya, jumlah unit atau jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan.
c.
Timelineess, merupakan sejauh mana suatu kegiatan deselesaikan pada waktu yang dikehendaki, dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan yang lain.
d.
Cost affectiveness, sejauh mana penggunaan sumber daya organisasi (manusia, keuangan, teknologi dan material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.
e.
Need for supervision, merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
f.
Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik, dan kerja sama antara rekan kerja dan bawahan. Berpijak pada pendapat para ahli diatas, pengukuran kinerja yang paling sederhana dan
bersifat umum adalah kecakapan dalam melaksanakan tugas dan pengetahuan tentang pekerjaan.
7
BAB. III METODE PENELITIAN 3.1
Hipotesis Penelitian
Pengaruh partisipasi penganggaran (x1)
A
Kinerja karyawan (y)
Kompensasi karyawan (x2)
B C
Gambar 3.1 Hipotesis Penelitian Keterangan : A = Anggarini & Puranto (2010 h.103), Abidin (2005) B = Rachmawati (2008) C = Heneman, Schab dan Fossum (1980), Brooke dan Russel (1980) Berdasarkan kerangka konseptual di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) H1 : Pengaruh penganggaran terhadap kinerja karyawan. 2) H2 : Pengaruh kompensasi karyawan terhadap kinerja karyawan. 3) H3 : Pengaruh penganggaran dan kompensasi karyawan terhadap kinerja karyawan. Secara garis besar hipotesis-hipotesis penelitian di atas dapat dinyatakan dalam model yang digambarkan dalam gambar 3.2 berikut.
8
3.2 Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia (Sugiyono, 2011, h.243). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari : 3.2.1
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan penggambaran atau penjelasan atas hasil analisis kuantitatif.
Analisis ini digunakan untuk menganalisa data-data yang ada dari jawaban
kuesioner yang telah diperoleh secara argumentatif (Sugiyono, 2009, h.169). Dalam analisis ini, terlebih dahulu ditentukan dasar intepretasi terhadap hasil perolehan skor kuesioner. Setelah itu menghitung nilai rata-rata (mean) dari tiap-tiap item pertanyaan dengan rumus: Mean item pertanyaan = ∑ (frekuensi jawaban responden x nilai skor )/ total responden
Setelah nilai rata-rata dari tiap-tiap pertanyaan diketahui, maka dihitung nilai ratarata dari tiap variabel dengan rumus: Mean item variabel = jumlah mean item pertanyaan / total item pertanyaan per variabel
Setelah mean diketahui, mean tersebut diinterpretasikan berdasarkan dasar intepretasi telah dibuat. yang
3.2.2 Analisis Statistik Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat atau untuk menguji hipotesa yang telah dikemukakan pada bab 3 digunakan beberapa analisis di bawah ini: 1). Analisis Regresi Linier Berganda 9
Untuk memperkirakan seberapa besar perubahan variabel terikat apabila variabel bebas secara bersama-sama mengalami perubahan, maka akan digunakan analisis menggunakan uji F menurut Gujarati, (1992 dikutip dari uswatun, h.73). Keterangan: F = F hitung yang kemudian dibandingkan dengan F tabel R2 = Koefisien yang telah ditentukan k
= Jumlah variabel independent
n
= Jumlah sampel
Sedangkan untuk mengetahui besarnya koefisien regresinya akan digunakan persamaan regresi (Sugiyono, 1997h.169) sebagai berikut:
Yˆ = a + b1X 1 + b2 X 2 + b3X 3
Keterangan :
Yˆ
= subyek variabel terikat yang diprediksikan
a
= konstanta (harga Y bila X=0)
b1 = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan hubungan nilai variabel bebas (X1) X1 = subyek variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu. 2). Analisis Uji t Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial akan dilakukan uji t (Imam Ghozali, 2011 h.17) dengan rumus: H0: β1 = 0 dan HA: β1 ≠ 0 Uji t
t=
β1 se(β1) 10
Harga t hitung tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t. Apabila t hitung ≥ t tabel, maka dapat dikatakan pengaruh tersebut sangat signifikan, begitu juga sebaliknya. Untuk mendapatkan perhitungan dalam analisis statistik seperti yang telah disebutkan di atas, peneliti menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS ver 15.0 for windows.
11
BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan pada hasil pembahasan pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan variabel (x1) Partisipasi Anggaran dan (x2) Kompensasi terhadap Kinerja (Y) pada RSUD Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2014, dari hasil analisis SPSS versi 15,0. Dari hasil analisis data didapat nilai konstanta dan koefisien regresi variabel penelitian adalah : Y =
35.076 + 0.240 X1 + 0.544 X2
Arti dari masing-masing koefisien adalah: •
Konstanta sebesar 35.076 menyatakan bahwa jika part.anggaran (X1) dan kompensasi (X2) dianggap konstan atau nol, maka kinerja (Y) sebesar 35.076 satuan
•
Koefisien regresi partisipasi anggaran (X1) sebesar 0.240 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 satuan akan meningkatkan kinerja (Y) sebesar 0.240 satuan dengan asumsi kompensasi (X2) dianggap konstan.
•
Koefisien regresi kompensasi (X2) sebesar 0.544 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 satuan akan meningkatkan kinerja (Y) sebesar 0.544 satuan dengan asumsi part.anggaran (X1) dianggap konstan.
4.1
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Karyawan Variabel partisipasi anggaran (x1) memiliki koefisien regresi 0.240 tidak memberikan
pengaruh yang signifikan karena dalam partisipasi anggaran Partisipasi penyusunan anggaran dalam penelitian ini merupakan variabel independen. Sehingga sesuai dengan pendapat Paticipatory budgeting Wampler (2000) dikutip oleh Sukardi (2009, h.71-72 Yang secara umum terdiri dari sub variabel : a)
Keterlibatan (involvement)
Partisipasi berarti keterlibatan mental dan emosional dengan keterlibatan dalam aktivitas fisik. Seseorang yang berpartisipasi terlibat egonya ketimbang hanya terlibat tugas. Secara operasional keterlibatan para kepala unit kerja dalam penyusunan anggaran dapat diukur melalui hal-hal antara lain : keikut sertaan dalam menyusun anggaran, pengaruh dalam mengambil keputusan, frekuensi diminta pendapat/usulan, jumlah usulan/pendapat yang 12
disetujui, kewenangan dalam mengusulkan, kesesuaian anggaran dengan tupoksi unit kerja, dan pengaruh merubah/memutuskan anggaran. b) Tanggung jawab (responsibility) Partisipasi merupakan proses sosial yang mendorong orang-orang melibatkan diri dalam organisasi demi mewujudkan tujuan bersama secara penuh tanggung jawab. Secara operasional kontribusi para kepala unit kerja dalam penyusunan anggaran dapat diukur melalui hal-hal antara lain : tuntutan untuk menyusun anggaran yang berkualitas, akurasi anggaran disesuaikan dengan standar yang berlaku, penetapan anggaran harus objektif, revisi anggaran harus sesuai dengan kondisi riil yang terjadi, anggaran harus punya tujuan dan sasaran yang jelas, anggaran agar memperhatikan skala prioritas, koreksi anggaran agar tidak menyimpang dari sasaran semula. c) Kegiatan atau agenda yang di rumuskan Bahwa kegiatan partisipasi anggaran dapat melibatkan orang yang profesional biasanya dilakukan oleh kepala bidang dan kepala seksi dari tiap bagian. Sehingga anggaran kegiatan / program yang diusulkan senantiasa disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi yang bersangkutan. d) Intensitas Interaksi pihak (Stakeholder) Pendapat dan usulan tentang anggaran saling tukar informasi dengan instansiinstansi terkait. Dalam menyusun anggaran, argumentasi yang rasional dalam menjelaskan anggaran yang diusulkan diperlukan untuk meyakinkan pihak-pihak berwenang. Maka stakeholder yang bertugas hanya orang -orang tertentu saja yang dapat berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran tersebut. 4.2
Kompensasi Karyawan Berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Koefisien regresi kompensasi (X2) sebesar 0.544 menyatakan bahwa setiap
peningkatan 1 satuan akan meningkatkan kinerja (Y) sebesar 0.544 satuan dengan asumsi part.anggaran (X1) dianggap konstan. Kompensasi bisa dirancang secara benar untuk mencapai keberhasilan bersama sehingga karyawan merasa puas dengan jerih payah mereka dan termotivasi untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama manajemen. Tingkat kompensasi akan menentukan skala kehidupan ekonomi karyawan, sedangkan kompensasi relatif menunjukkan status dan harga karyawan. Dengan demikian, apabila karyawan memandang 13
bahwa bila kompensasi tidak memadai maka produktivitas, prestasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan akan turun. Rachmawati (2008, hal.145). a)
Produktivitas (Kemampuan menghasilkan sesuatu) Karyawan dapat melakukan pekerjaan dilaksanakan dengan rutin dan cukup konpleks bervariasi, dilakukan dalam pengawasan umum dan inisiatif sendiri.
b)
Prestasi Kerja Melakukan pekerjaan yang sangat sulit dan sangat rutin, dilakukan dalam pengawasan yang sangat ketat, tidak membutuhkan penglaman dan pelatihan untuk melakukannya karena sesuai dengan jasa yang diterima
c)
Kepuasan kerja Jasa dapat diterma maka karyawan RSUD dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Kompensasi sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam pengukuran regresi linier berganda bahwa adalah sebesar 0.544 signifikan karena jasa dapat dibayar maka kinerja karyawan semakin meningkat. 4.3
Partisipasi Anggaran dan Kompensasi Simultan Terhadap Kinerja karyawan Y =
35.076 + 0.240 X1 + 0.544 X2 Uji pada Regresi Linier Berganda
Jadi Partisipasi Anggaran dan kompensasi Karyawan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan Konstanta sebesar 35.076 menyatakan bahwa jika part.anggaran (X1) dan kompensasi (X2) dianggap konstan atau nol, maka kinerja (Y) sebesar 35.076 satuan.
14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Peneliti mengamati sejauh mana pengaruh partisipasi anggaran dan kompensasi karyawan terhadap kinerja karyawan pada RSUD Kabupaten Badung Tahun 2014 berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka di tarik kesimpulan sbb : Uji-t (t-test) dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai signifikansi partisipasi (X1) 0,118 lebih besar dari 5% (α = 0.05) artinya bahwa partisipasi (X1) tidak berpengaruh secara parsial dan nyata (significant) terhadap kinerja (Y). dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai signifikansi kompensasi (X2) 0,041 lebih kecil dari 5% (α = 0.05) artinya benar bahwa kompensasi (X2) berpengaruh secara parsial dan nyata (significant) terhadap kinerja (Y). Uji-F (F-test) bahwa Ho ditolak jika nilai Sig. ≤ 0,05 dan Ho diterima jika nilai Sig. > 0,05 Hasil perhitungan Signifikansi 0,001. Dari hasil perhitungan di atas maka secara bersama-sama partisipasi (X1) dan kompensasi (X2) berpengaruh positif dan significant (nyata) secara simultan (bersama-sama) terhadap kinerja (y) karena nilai sig. lebih kecil dari 5% (α = 0.05) Y =
35.076 + 0.240 X1 + 0.544 X2 Uji pada Regresi Linier Berganda
Jadi Partisipasi Anggaran dan kompensasi Karyawan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan Konstanta sebesar 35.076 menyatakan bahwa jika part.anggaran (X1) dan kompensasi (X2) dianggap konstan atau nol, maka kinerja (Y) sebesar 35.076 satuan. 5.2 SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Hasil pengujian pengaruh partisipasi anggaran dan kompensasi
terhadap kinerja
karyawan perlu dilakuka penelitian lebih lanjut karena variabel partisipasi anggaran belum sempurna dalam memenuhi aspek kinerja karyawan 15
2
Perlu adanya Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dilingkungan RSUD
Kabupaten Badung untuk mengetahui pengembangan SDM atau pegawai dapat dilakukan untuk mengetahui jalur karier dan sistem imbalan yang sesuai dengan sistem promosi dan penentuan jabatan yang transparan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aznam Norvina Silvi, 2010. Pengaruh Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin Pegawai: Studi pada Pegawai Universitas Brawijaya malang. Tesis. Pascasarjana Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis, Malang : Brawijaya Anggarini Y dan Puranto H, (2012) Anggaran Berbasis Kinerja Penyusunan APBD Secara Komprehensif. Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Asmoko, H (2006). Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja terhdap Efektivitas Pengendalian (Studi pada Pemerintah Kabupaten Sragen dan Klaten). Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol.2, No.2, November 2006. Brownell, P. 1982. A field Study Examination of Budgetary Participation and Locus of Control The Accounting Review. Vol LVII (4). October : 766-777 Erwati, Misni. 2009. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) Terhadap Kinerja Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Dengan Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Sebagai Variabel Moderating (Survey Pada Aparatur Pemerintah Kota Jambi)”. Majalah Ilmiah Percikan Vol : 102, ISSN : 0854-8986, hal 4. Edisi Juli 2009, Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. Goleman, D. (1995), Emotional Intelligence, Bantam, New York, NY. Goleman, D. (1998), Working with Emotional Intellegence,Bantam, New York,NY. Goleman, D (2000), “Leadership that gets results” Harvard Business Review, Vol. 78 No.2, pp. 80-90. Goleman, D. Boyatzis, R. and McKee, A. (2002), Primal Leadership: Realizing the power of Emotional Intelligence, Harvard Businees School, Boston, MA. Kenis, I. 1979. Effects on Budgetary Goal Characteristic on Managerial Attitudes and Performance. The Accounting Review. Vol.4.707-721. Lukum, A. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi Sebagai Pemoderasi.(Studi Pada Pemerintahan Gorontalo) tesis Ekonomi Akuntansi PPUB Malang : Universitas Brawijaya. Natasha, A. 2011 Pengaruh Kompetensi Sosial Karyawan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah ( Studi pada PT. Bank OCBC NISP di Malang ). Tesis Pasca sarjana Fakultas Magister Manajemen, Malang : Universitas Brawijaya. 17
Prashanthi, K. (2013) Human Resource Planning – An Analitical Study (B.tech Student, Department of EEE, Bhoj Reddy Engineering College for women, JNTUH, INDIA) International Journal of Business and Management Invention Volume 2 Issue 1/ Januari. 2013. Rachmawati, Ike Kusdyah (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta. Rumawas, Wehelmina, (2011) Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Komitmen Organisasional, Kompensasi dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Bersertifikasi ISO-9000 di provinsi Sulawesi Utara) Desertasi Pascasarjana Fakultas Ilmu Administrasi, Malang:Universitas Brawijaya. Rowley C, Jackson K, 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia The Key Concepts” Jakarta : Rajawali Pers. Sumekto, (2011) Dampak Desentralisasi Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur). Desertasi Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Malang Universitas Brawijaya. Sukardi, Akhmad (2009) Participatory Governance (Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah), Yogyakarta. Laksbang Pressindo. Sugiyono, (2003) Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1995. Metode Penelitian Survai, Cetakan kedua, Jakarta: LP3ES Simamora, Henry, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta : STIE YKPN. Tapatfeto Dessy, 2010 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Relevant Information dan Budget Goal Commitment sebagai Variabel Intervening dan Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating. Tesis. Pascasarjana Fakultas Ilmu Ekonomi Manajemen, Malang : Universitas Brawijaya. Wibawa Samodra, (2009) Administrasi Negara Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta : Graha Ilmu.
18