PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS (Kasus pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan)
Yeyen Seni Arista
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui (a) pembiayaan mudhrarabah, pembiayaan musyarakah dan profitabilitas, (b) pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas (c) pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas (d) pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas secara simultan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kasus pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif pendekatan kuantitatif.Sampel yang digunakan sebanyak 10 data meliputi 10 Bank Umum Syariah periode 2014. Metode pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) pembiayaan mudharabah hampir disetiap bank ada, pembiayaan musyarakah disetiap bank ada dan profitabilitas pada bank umum syariah sebagian besar mengalami penurunan, (b) pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan, (c) pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan, (d) pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas secara simultan tidak berpengaruh signifikan. Kata Kunci : pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah dan profitabilitas.
ABSTRACT
The purpose of this research is to (a) mudharabah financing, musyarakah financing and profitability, (b) mudharabah financing to profitability, (c) musyarakah financing to profitablity, (d) mudharabah financing and musyarakah financing to profitability simultaneously. This research used of case method at Financial Services Authority. The method of this research is descriptive analytic by using quantitative approach. The sample used 10 data includes 10 Islamic Commercial Bank period 2014. Method of data collection by documentation. The data analysis was used by multiple linier regression analysis. This analysis is used to find out whether mudharabah financing and musyarakah financing can influence on profitability either partially or simultaneous.the result showed that (a) mudharabah financing almost existing in all bank, mudharabah financing is existing in all bank, profitability at islamic commercial bank largely decreased, (b) mudharabah financing to profitability partially not influenced significantly, (c) musyarakah financing to profitability partially not influenced significantly, (d) mudharabah financing and musyarakah financing to profitability simultaneously not influenced significantly. Keywords: mudharabah financing, musyarakah financing, and profitability
PENDAHULUAN Seiring dengan semakin terpuruknya perekonomian di Indonesia yakni ditandai dengan semakin menurunnya nilai tukar rupiah, maka banyak masyarakat mulai mencari penghasilan dengan cara melakukan kegiatan bisnis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun tidak semua orang yang berniat menjadi pebisnis akhirnya bisa berhasil. Statistik menyebutkan 90% bisnis baru, akan mati pada tahun pertama. Dari 10% yang masih hidup hanya separuh yang bisa merayakan ulang tahun kelima. Hal tersebut diakibatkan karena banyak hal, yang salah satunya yaitu karena keterbatasan modal dan kurangnya pembiayaan, sehingga untuk menambah modal tersebut banyak pelaku bisnis meminta bantuan kepada pihak perbankan. Perbankan syariah memiliki sistem bagi hasil, yang mengedepankan prinsip keadilan dan kebersamaan dalam berusaha, baik dalam memperoleh keuntungan maupun dalam menghadapi risiko. Profit sharing (bagi hasil), pada dasarnya merupakan pembiayaan dengan prinsip kepercayaan dan kesepakatan murni antara kedua belah pihak atau lebih yaitu, pemilik modal (investor) dalam hal ini bank syariah dengan pemilik usaha dalam hal ini nasabah adalah pengelola usaha. Sesuai dengan fungsinya sebagai manajer investasi, bank syariah melakukan bagi hasil atas pendapatan atau hasil usaha yang dilakukan oleh bank syariah dalam penyaluran dana. Apabila dari penyaluran dana tersebut diperoleh pendapatan atau hasil usaha yang besar, maka pembagian hasil usaha tersebut juga dilakukan atas dasar pendapatan yang besar. Begitu juga apabila pendapatan yang diperoleh kecil, maka pembagian hasil usaha juga dilakukan dengan jumlah kecil. Jasa pembiayaan atau penyaluran dana yang diberikan bank syariah jauh lebih beragam daripada jasa-jasa pembiayaan yang diberikan oleh bank konvensional. Jasajasa perbankan syariah secara alamiah merujuk pada dua kategori kegiatan ekonomi, yaitu produksi dan distribusi. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah, dilakukan dengan prinsip bagi hasil – pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah, pembiayaan ini diberikan untuk membantu nasabah debitur yang memerlukan modal untuk suatu usaha atau proyek, prinsip jual – beli murabahah, salam dan istishna dan juga prinsip upah-Ijarah dan Ijarah muntahia bittamlik. Secara umum, dapat dikatakan bahwa Syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang halal, baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara penggunaannya. Selain itu, prinsip
investasi syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan (Ridha), adil dan transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam, termasuk bebas dari manipulasi dan spekulasi. Adapun perkembangan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia yang disajkan dalam Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah Pembiayaan Akad Mudharabah Akad Musyarakah Akad Murabahah Akad Salam Akad Istishna Akad Ijarah Akad Qardh Total
2010 39.844 22.799 586.706 1.355 7.682 207.554 865.920
2011 46.510 29.591 797.912 1.491 34.271 489.555 1.399.330
2012 48.725 40.470 1.754.412 1.846 49.092 617.750 2.512.295
2013 46.461 50.267 2.776.068 2.568 69.317 535.298 3.479.979
2014 47.370 72.403 3.231.216 2.971 72.739 343.930 3.770.629
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, OJK 2014
Mudharabah merupakan perjanjian bagi hasil antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam pengelolaan suatu proyek. Dalam pembiayaan ini pemodal tidak diperbolehkan mengelola usaha namun sekedar pengawasan dan jika mengalami kerugian akan sepenuhnya ditanggung pemilik modal kecuali bila ada penyelewengan dari pengusaha. Musyarakah merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih pemilik modal (uang atau barang) untuk membiayaan suatu usaha. Keuntungan dibagi sesuai perjanjian namun kerugian yang terjadi dibagi berdasarkan modal masing-masing. Pembiayaan mudharabah dan musyarakah ini memiliki perbedaan pada pembagian modal dan pengelolaan usaha. Dalam pembiayaan mudharabah pihak bank 100% menyumbangkan modalnya, sedangkan pihak pengusaha hanya mengelola usaha saja. Pembagian keuntungan berdasarkan besar modal yang disumbangkan. Jika pembiayaan musyarakah, pihak bank dan pengusaha sama-sama menyumbangkan modal serta mengelola usaha, biasanya sebesar 60% : 40%. Pembagian keuntungannya juga berdasarkan besar modal yang disertakan dalam usaha tersebut. Dengan
diperolehnya
pendapatan
dari
pembiayaan
mudharabah
dan
musyarakah, diharapkan profitabilitas bank akan membaik, yang tercermin dari perolehan laba yang meningkat. Oleh karena itu, pengelolaan pembiayaan akan sangat
mempengaruhi profitabilitas yang diterima bank syariah. Pembiayaan mudharabah dan musyarakah dalam jumlah besar dapat membawa hasil yang menguntungkan bagi pihak bank, jika penyaluran pembiayaan tersebut dalam pengembaliannya berjalan lancar. Tiap produk bank memberikan keuntungan bagi pihak bank, sama halnya dengan kedua pembiayaan investasi tersebut. Keuntungan itu dapat dilihat dari tingkat profitabilitas yang diukur menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio Return On Asset (ROA) yaitu tingkat pengembalian aset bank tersebut. Alasan menggunakan rasio dikarenakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola aset yang dimilikinya untuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap tingkat ROA pada Bank Umum Syariah secara parsial dan simultan.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah jenis deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Variabel yang digunakan adalah variabel bebas (independen) meliputi pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah, serta variabel terikat (variabel dependen) meliputi tingkat ROA. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website masing-masing bank. Sampel yang digunakan sebanyak 10 data meliputi 10 Bank Umum Syariah pada periode tahun 2014. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi berupa data laporan tahunan Bank Umum Syariah dari internet. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji asumsi klasik (uji normalitas, heterokedastisitas, multikolinieritas, autokorelasi), serta uji signifikansi (uji t, uji f, koefisien determinasi).
PEMBAHASAN Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan hasil penelitian, total pembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama periode 2015 berdasarkan urutan terendah sampai tertinggi dapat dilihat pada Tabel 2:
Tabel 2 Pembiayaan Mudharabah Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2014 (dalam jutaan rupiah) No.
Nama Bank
Pembiayaan Mudharabah
1
PT. Maybank Syariah Indonesia
-
2
Bank Mega Syariah
8.818
3
PT. Bank Victoria Syariah
13.902
4
PT. BCA Syariah
188.352
5
PT. Bank Syariah Bukopin
264.504
6
Bank Panin Syariah
854.378
7
BRI Syariah
876.311
8
BNI Syariah
1.016.696
9
PT. Bank Muamalat Indonesia
1.723.618
10
Bank Syariah Mandiri
3.006.253
Sumber : Laporan keuangan masing-masing bank
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa: a.
Total pembiayaan mudharabah terendah senilai Rp. 0,- dimiliki oleh Bank PT. Maybank Syariah Indonesia. Hal ini dikarenakan Bank PT. Maybank Syariah Indonesia belum menyediakan produk pembiayaan mudharabah. Penyebabnya bisa jadi karena mungkin bank menilai mudharabah beresiko, apalagi karena sebagian besar bank ritel melakukan pembiayaan kepada perorangan. Artinya ada kemungkinan bank salah menyalurkan, nasabah tidak jujur dan laporan keuangan yang tidak benar.
b.
Total pembiayaan tertinggi senilai Rp. 3.006.253 (dalam jutaan rupiah) dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Hal ini dilatarbelakangi dengan fakta bahwa Bank Syariah Mandiri merupakan bank umum syariah terbesar di Indonesia. Namun, meskipun Bank Syariah Mandiri berpotensi untuk lebih meningkatkan pembiayaan mudharabah, Bank Syariah Mandiri tetap membatasi penyaluran pembiayaan mudharabah ke sektor ekonomi dan sektor industry/bidang usaha dengan rating selektif. Pembiayaan ke sektor rating selektif harus mendapatkan persetujuan
komite pembiayaan, minimal kepala devisi dengan memperhatikan segmen dan limit pembiayaan nasabah. Pengajuan pembiayaan tersebut harus disertai dengan mitigasi risiko yang memadai. Bank Syariah Mandiri akan mengevaluasi rating sektor ekonomi dan sektor industry/bidang usaha secara periodic (tahunan) atau lebih cepat apabila diperlukan, sesuai dengan perkembangan perekonomian dan industri. c.
Rata-rata pembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah yakni sebesar Rp. 795.283 (dalam jutaan rupiah).
Pembiayaan Musyarakah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan penelitian, total pembiayaan musyarakah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama periode 2015 berdasarkan urutan terendah sampai tertinggi dapat dilihat pada Tabel 3: Tabel 3 Pembiayaan Musyarakah Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2014 (dalam jutaan rupiah) No. Nama Bank
Pembiayaan Musyarakah
1
Bank Mega Syariah
30.733
2
PT. Maybank Syariah Indonesia
253.528
3
PT. Bank Victoria Syariah
571.502
4
PT. BCA Syariah
810.924
5
PT. Bank Syariah Bukopin
1.169.237
6
BNI Syariah
1.405.003
7
Bank Panin Syariah
3.252.750
8
BRI Syariah
4.005.308
9
Bank Syariah Mandiri
7.330.831
10
PT. Bank Muamalat Indonesia
19.549.525
Sumber : Laporan keuangan masing-masing bank.
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa: a.
Total pembiayaan musyarakah terendah senilai Rp. 30.733 (dalam jutaan rupiah) dimiliki oleh Bank Mega Syariah. Hal ini disebabkan dikarenakan tahun 2014 merupakan tahun yang sangat dinamis dan penuh tantangan. Pelambatan pertumbuhan perekonomian global yang berimbas pada pelambatan perekonomian nasional sepanjang 2014 akhirnya juga berdampak pada perbankan nasional, termasuk perbankan syariah. Salah satu penyebabnya yaitu semakin ketatnya kompetisi pada segmen mikro, baik sesama bank syariah maupun dengan bank konvensional. Banyak bank pesaing yang menawarkan pembiayaan dengan pricing yang lebih kompetitif. Hal tersebut mengakibatkan pencapaian rencana bisnis Bank Mega Syariah pada tahun tersebut tidak sesuai dengan harapan.
b.
Total pembiayaan musyarakah tertinggi senilai Rp. 19.549.525 (dalam jutaan rupiah) dimiliki oleh PT. Bank Muamalat Indonesia. Laju pertumbuhan sektor perbankan domestik pada tahun 2014 terlihat menurun dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti terlihat dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
yang melemah dari
5,58% di tahun 2013 menjadi 5,02% di tahun 2014. Kondisi ini sedikit-banyak berpengaruh pada industri perbankan nasional, terutama pada melemahnya permintaan akan pembiayaan bank. Namun hal itu tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
musyarakah
pada
Bank
Muamalat
Indonesia
karena
jika
diperbandingkan dengan tahun sebelumnya, pembiayaan musyarakah ini pada Bank Muamalat Indonesia ini mengalami peningkatan sebesae Rp. 1,69 triliun, atau sebesar 9,48%, dari Rp. 17,86 triliun di tahun 2013 menjadi Rp. 19,55 triliun di tahun 2014. Hal ini membuktikan bahwa Bank Muamalat Syariah secara keseluruhan
masih
sejalan
dan
mencerminkan
dinamika
pasar
maupun
perkembangan industry perbankan di tahun 2014. c.
Rata-rata pembiayaan musyarakah sebesar Rp. 3.837.934 (dalam jutaan rupiah).
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Berdasarkan penelitian, Return On Assets (ROA) pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama periode 2015 berdasarkan urutan terendah sampai tertinggi dapat dilihat pada Tabel 4: Tabel 4 Profitabilitas (Return On Assets) Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2014 (dalam jutaan rupiah)
No.
Nama Bank
Laba Bersih Setelah Pajak
ROA Total Aktiva
(Return On Assets)
1
PT. Bank Victoria Syariah
-19.366
1.439.983
-1,344%
2
BRI Syariah
6.577
20.343.249
0,032%
3
PT. Bank Muamalat Indonesia
57.173
62.413.310
0,091%
4
Bank Syariah Mandiri
71.778
66.942.422
0,107%
5
PT. Bank Syariah Bukopin
8.661
5.161.300
0,167%
6
Bank Mega Syariah
17.396
7.042.486
0,247%
7
PT. BCA Syariah
12.949
2.994.449
0,432%
8
BNI Syariah
163.251
19.492.112
0,837%
9
Bank Panin Syariah
70.938
6.207.678
1,142%
10
PT. Maybank Syariah Indonesia
55.953
2.449.723
2,284%
Sumber: Laporan keuangan masing-masing bank.
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa: a.
Nilai Return On Assets (ROA) terendah senilai -1,344% dimiliki oleh PT. Bank Victoria Syariah. Ini disebabkan oleh penurunan laba bersih perusahaan, yang mana diketahui bahwa Bank Victoria Syariah mengalami kerugian sebesar Rp. 19.336 (dalam jutaan rupiah) pada tahun 2014.
b.
Nilai Return On Assets (ROA) tertinggi senilai 2,284% dimiliki oleh Bank PT. Maybank Syariah Indonesia. Meskipun tahun 2014 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi dunia perbankan di Indonesia, namun di tengah kondisi tersebut
Bank Maybank Syariah masih dapat membukukan kinerja yang baik. Hal ini tak lain karena tumbuhnya laba bersih Bank Maybank Syariah daripada tahun sebelumya. c.
Nilai rata-rata Return On Assets (ROA) senilai 0,399%.
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah secara Parsial terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah secara parsial terhadap profitabilitas, maka dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah “pembiayaan mudharabah secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas”. Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 (Tabel Coefficients), diperoleh nilai koefisien korelasi secara parsial untuk variabel X1 (pembiayaan mudharabah) terhadap variabel Y (profitabilitas) adalah sebesar 0,06. Ini berarti antara pembiayaan mudharabah dengan profitabilitas mempunyai hubungan yaitu sebesar 0,006 dengan kategori sangat rendah (Sugiyono, 2009 : 250). Nilai positif pada 0,006 artinya bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan resiko pembiayaan mudharabah lebih kecil dibanding pembiayaan musyarakah. Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,000036 (0,0062), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas adalah sebesar 0,0036%. Artinya 0,0036% variabelitas variabel profitabilitas dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas dalam hal ini adalah pembiayaan mudharabah. Dengan kriteria tolak Ho jika thitung > ttabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 1, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,016. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel sebesar 1,859 sehingga thitung < ttabel 0,016 < 1,859 dengan tingkat signifikansi 0,987 > 0,05. Dikarenakan t hitung < ttabel dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah terima Ho 1 atau tolak Ha1, artinya pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Dari data yang didapat terlihat bahwa pembiayaan mudharabah yang disalurkan pihak bank syariah kecenderungan mengalami peningkatan namun tidak terlalu
berpengaruh besar terhadap perubahan profitabilitas, kondisi tersebut disebabkan karena adanya variabel lain yang mempengaruhi profitabilitas. Hasil penelitian ini pun mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012), mengenai Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, dan Murabahah terhadap Profitabilitas. Studi kasus pada PT. PT. Bank Muamalat Indonesia Indonesia. Dengan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan lemah antara pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas.
Pengaruh Pembiayaan Musyarakah secara parsial terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan musyarakah secara parsial terhadap profitabilitas, maka dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah “pembiayaan musyarakah secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas”. Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 (Tabel Coefficients), diperoleh nilai koefisien korelasi secara parsial untuk variabel X2 (pembiayaan musyarakah) terhadap variabel Y (profitabilitas) sebesar -0,118. Ini berarti antara pembiayaan musyarakah dengan profitabilitas mempunyai hubungan yaitu sebesar -0,118 dengan kategori sangat rendah (Sugiyono, 2009 : 250). Nilai negatif pada -0,118 artinya bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dan resiko pembiayaan musyarakah lebih besar dibanding pembiayaan mudharabah. Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,0139 (-0,1182), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas adalah sebesar 1,39%. Artinya 1,39% variabelitas variabel profitabilitas dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas dalam hal ini adalah pembiayaan musyarakah. Dengan kriteria tolak Ho jika thitung > ttabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 1, diperoleh nilai thitung sebesar -0,313. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% atau 0,05 maka t tabel sebesar 1,859 sehingga thitung < ttabel (0,313 < 1,859) dengan tingkat signifikansi 0,763 > 0,05. Dikarenakan t hitung < ttabel dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah terima Ho 2 atau tolak Ha2, artinya pembiayaan musyarakah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Dari data yang didapat terlihat bahwa pembiayaan musyarakah yang disalurkan pihak bank syariah kecenderungan mengalami peningkatan namun tidak terlalu berpengaruh besar terhadap perubahan profitabilitas, kondisi tersebut disebabkan karena adanya variabel lain yang mempengaruhi profitabilitas. Hasil penelitian ini pun mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012), mengenai Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, dan Murabahah terhadap Profitabilitas. Studi kasus pada PT. PT. Bank Muamalat Indonesia Indonesia. Dengan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan lemah antara pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas.
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah Secara Simultan Terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah secara simultan terhadap profitabilitas, maka dilakukan analisis regresi linier berganda dan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah “pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas”. Yang berarti apabila pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah pada perusahaan dilaksanakan dengan optimal maka akan menghasilkan profitabilitas yang optimal juga. Hasil perhitungan regresi linier berganda menggunakan program SPSS versi 16.0, diperoleh hasil sebagai berikut: Y = 0,005 + 7,715.10-11 (X1) – 2,389.10-10 (X2) Dari hasil diatas maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan persamaan regresi didapat nilai konstanta sebesar 0,005 menunjukkan nilai profitabilitas jika tidak ada pembiyaaan Mudharabah dan pembiyaan Musyarakah. Nilai Koefisien Regresi 7,715.10-11 menunjukkan setiap kenaikan 1 satuan pembiayaan mudharabah akan diikuti kenaikan profitabilitas sebesar 7,715.10-11. Nilai koefisien regresi – 2,389.10-10 menunjukkan setiap kenaikan 1 satuan pembiayaan musyarakah akan diikuti penurunan profitabilitas sebesar – 2,389.10-10. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 (Tabel Model Summary), diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R
menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas mempunyai hubungan yaitu sebesar 0,149 dengan kategori sangat rendah (Sugiyono, 2010 : 250). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh antara pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap profitabilitas yaitu sebesar 0,022 atau 2,2%. Artinya 2,2% variabelitas variabel profitabilitas dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas dalam hal ini adalah pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap profitabilitas selain pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah adalah sebesar 97,8%. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya faktor lain (faktor residu) yang mempengaruhi profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dapat diartikan bahwa pembiayaan
mudharabah dan pembiayaan
musyarakah pada perusahaan tersebut merupakan faktor yang sangat lemah mempengaruhi pada peningkatan atau penurunan profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Untuk menguji hipotesis, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dengan kriteria tolak Ho jika Fhitung < Ftabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 1 diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,079. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka Ftabel sebesar 4,74 Fhitung < Ftabel (0,079 < 4,74) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,925 yang berarti lebih besar dari tingkat α = 0,05. Dikarenakan Fhitung < Ftabel dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah terima Ho3 atau tolak Ha3, artinya pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah hampir disemua Bank Umum Syariah mempunyai porsi yang cukup kecil dibanding dengan pembiayaan yang lainnya, hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Meti Hapiyanti (2014) mengenai Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan Mudharabah terhadap Kinerja Keuangan. Studi kasus pada PT. BPR Syariah Al-Wadi’ah Tasikmalaya yang menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah bagi bank mempunyai resiko yang cukup besar, karena bank memberikan modalnya 100% kepada nasabah/mitranya, sehingga pihak bank lebih selektif dalam memberikan pembiayaan
mudharabah, hanya kepada nasabah yang sudah terbukti amanah dan profesional, dan dalam kurun waktu yang lama sudah memberikan kontribusi yang besar bagi bank.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Data penelitian dinyatakan normal apabila nilai asymp.sig (2-tailed) > α. Berdasarkan data penelitian yang telah diolah menggunakan software SPSS versi 16.0 diperoleh bahwa nilai asymp.sig sebesar 0,369 lebih besar dari nilai α (0,05), berarti data penelitian bersifat normal.
Uji Multikolineritas Uji multikolineritas ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri dari dua atau lebih variabel independen untuk menemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel bebas. Berdasarkan data penelitian yang telah diolah menggunakan software SPPS versi 16.0 diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 1,722, artinya terjadi multikolineritas karena koefisien korelasi lebih besar daripada 0,60 (1,722 > 0,60).
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Berdasarkan data penelitian yang telah diolah menggunakan software SPPS versi 16.0 diperoleh nilai hitung Durbin-Watson sebesar 1,583, artinya terjadi autokorelasi karena nilai hitung Durbin-Watson lebih kecil daripada nilai ttabel (1,583 < 1,859).
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi perbedaan variabel dari residual, dari observasi yang satu dengan yang lainnya. Heterokedastisitas terjadi pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar, maupun bergelombang-gelombang. Berdasarkan data penelitian yang telah diolah menggunakan software SPPS versi 16.0 diperoleh sebaran data menyebar, maka penelitian lolos dari terjadinya heterokedastisitas.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dari hasil penelitian pembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan tahun 2014, hampir semua bank umum syariah menyediakan produk pembiayaan
mudharabah, hal
ini
bertujuan untuk
meningkatkan laba perusahaan. Dengan total pembiayaan mudharabah terendah dimiliki oleh PT. Maybank Syariah Indonesia dan total pembiayaan mudharabah tertinggi dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Sedangkan untuk hasil penelitian pembiayaan musyarakah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan tahun 2014, semua bank umum syariah menyediakan produk pembiayaan musyarakah, hal ini bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Dengan total pembiayaan musyarakah terendah dimiliki oleh Bank Mega Syariah dan total pembiayaan musyarakah tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Muamalat Indonesia. Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2014 sebagian besar mengalami penurunan. Hal ini disebabkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan mengendalikan aktibanya masih kecil. 2.
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pembiayaan mudharabah secara parsial terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah secara
parsial mempunyai hubungan dengan kategori sangat rendah dan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 3.
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pembiayaan musyarakah secara parsial terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah secara parsial mempunyai hubungan dengan kategori sangat rendah dan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
4.
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah secara simultan terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah pada Bank Umum Syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun saransaran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut: 1.
Bagi pihak perusahaan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan diharapkan dapat melakukan
sosialisasi
produk-produknya
khususnya
produk
pembiayaan
mudharabah dan pembiayaan musyarakah yang diberikan melalui media dan alat lainnya agar lebih dikenal masyarakat serta pengembangan terhadap produk pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah yang lebih beragam dan inovatif. Hal ini dilakukan untuk menarik calon nasabah yang memerlukan pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian yang dilakukan penulis meliputi pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas, untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti
faktor-faktor lain
yang dapat
mempengaruhi
profitabilitas, selain pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah sehingga penelitian tersebut dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis.
DAFTAR PUSTAKA Adnan, M. Akhyar adnan. 2005. Akuntansi Syariah Arah, Prospek & Tantangannya. Yogyakarta: UII Press. Antonio, Muhammad Syafi’i. 2002. Bank SyariahDari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Firmansyah, Irman. 2013. Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah. Mujahid Press. Hadi, A. Chairul. 2011. Problematika Pembiayaan Mudarabah di Perbankan Syariah Indonesia.Maslahah. Henry. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Buku Seru. Muhamad. 2014. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Muhammad dan Dwi, Suwiknyo. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta: Trust Media. Muhammad. 2011. Manajemen Bank Syariah, edisi revisi kedua Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Muslim, Sarip. 2015. Akuntansi Keuangan Syariah: Teori & Praktik. Bandung: Pustaka Setia. Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2012. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Rifai, Veithzal dan Arifin, Arviyan. 2010. Islamic Banking. Jakarta: Bumi Aksara. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Setiabudi, Hendri Y. Dkk. 2002. Akuntansi Ekuitas Dalam Narasi Kapitalisme, Sosialisme, dan Islami. Jakarta: Salemba Empat. Subramanyam, K.R dan Wild, John J. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Sudarsopno, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi Edisi 3. Yogyakarta: Ekonisia. Sugiono, Arief. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Grasindo. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardjono, Mudrajat Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Suhendi, Hendi. 2011. Fiqh Muamalah, edisi pertama, cetakan ke-7. Jakarta: Prenada Media. Wiroso. 2009. Produk Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE USAKTI. www.iaiglobal.or.id www.ojk.go.id