ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN ANTARA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA BANK SYARIAH
1. Pendahuluan Persaingan usaha antar bank yang semakin tajam dewasa ini terlihat semakin kompleks telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai
Oleh : Arman Syifa, M.Acc*)
keunggulan kompetitif. Dalam situasi seperti ini Bank Umum
ABSTRAK Pendapatan merupakan tujuan utama dari setiap kegiatan usaha baik usaha dagang, industri maupun jasa, termasuk perbankan.. Pendapatannya diperoleh dari bagi hasil pembiayaan, keuntungan jual beli, sewa biaya administrasi dan biaya penggunaan fasilitas. Pendapatan bagi hasil usaha bank syariah diperoleh dari pembiayaan investasi Mudharabah dan Musyarakah. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan Antara Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah”, penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Cimahi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengakuan pendapatan antara pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah. Metode yang digunakan dekriptif komparatif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka dan informasi dari dokumendokumen perusahaan. Data yang penulis gunakan adalah Laporan Laba Rugi dan Neraca Bank Syariah Mandiri periode bulan Januari sampai dengan bulan Oktober tahun 2005. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pendapatan Bank Syariah Mandiri diperoleh dari pendapatan operasional bank dan Fee Base. Adapun pendapatan bagi hasil dari pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah, dilihat dari Laporan Laba Rugi dan Neraca periode Januari sampai dengan Oktober tahun 2005 menunjukkan perbedaan, dimana pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari pembiayaan Musyarakah jauh lebih besar jika dibanding pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari pembiayaan Musyarakat. Kata Kunci :
Pengakuan Pendapatan, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah.
*) Dosen tetap STIESA Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
61
(Konvensional)
akan
menghadapi
persaingan
baru
dengan
Lembaga Keuangan ataupun Bank non Konvensional. Fenomena ini ditandai dengan pertumbuhan lembaga keuangan dengan sistem syariah. Beberapa
tahun
yang
lalu,
pertumbuhan
lembaga
keuangan dengan sistem syariah mulai bermunculan. Lembaga keuangan ini sudah sejak lama berkembang di negara Arab Saudi, Kuwait, Turki, Iran dan beberapa negara Timur Tengah lainnya. Perkembangan selanjutnya merebak ke wilayah negara Eropa, seperti Swiss dan London, serta wilayah Asia, seperti Malaysia dan Indonesia. Dunia perbankan ternyata bukan berasal hanya dari dunia Barat sebagaimana selama ini kita kenal dan pelajari, akan tetapi dunia perbankan juga berasal dari dunia Timur. Suatu perkembangan yang boleh dikatakan sangat menggembirakan, khususnya bagi umat Islam yang selama ini menginginkan investasi dan pendanaan tanpa unsur riba. Ketika krisis melanda Indonesia dan melumpuhkan berbagai sektor perekonomian termasuk dunia perbankan, pemerintah
62
mengambil
langkah
restrukturisasi
perbankan
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
dengan melikuidasi dan merestrukturisasi bank-bank yang tidak
perbankan, bagi mereka yang tidak menginginkan adanya unsur
sehat. Setelah disyahkannya UU No. 7 Tahun 1992 yang kemudian
riba pada bunga, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an : “Hai
dirubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998, bank yang beroperasi
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan sistem syariah mulai berdiri di Indonesia. Sistem bagi hasil
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
yang ditetapkan oleh bank syariah terbukti ampuh menopang
supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Imran : 130)
operasional bank syariah. Sistem tersebut mampu menyelamatkan bank syariah, sehingga terhindar dari negatif spread (selisih antara
Penjelasan dalam Al-Qur’an mengenai riba juga dijelaskan sebagai berikut Dan sesuatu yang riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya). (Ar-Ruum : 39)
harga dasar/pokok dengan harga jual yang bernilai negatif) dan tetap tegar di masa krisis ekonomi tanpa meminta uluran tangan pemerintah. Untuk menghindari adanya keraguan terhadap praktek riba, maka alternatifnya adalah pengembangan perbankan syariah. Kehadiran perbankan syariah terutama di dorong oleh kebutuhan
Pada dasarnya Lembaga Keuangan Syariah merupakan badan
terhadap perbankan yang bebas bunga, tidak bersifat spekulatif dan pembiayaan kegiatan usaha riil. Bank syariah didirikan untuk mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsipprinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Semua itu dilaksanakan dengan prinsip utama penghindaran riba, perolehan keuntungan yang syah menurut syariah dan menyuburkan zakat. Jika dilihat pada bank umum, pembiayaan disebut Loan, sementara di bank syariah disebut Financing dengan hanya memberi dan menerima balas jasa berdasarkan perjanjian (akad)
usaha yang bergerak dalam bidang keuangan, untuk memobilisasi dana masyarakat dan memberikan pelayanan jasa perbankan lainnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Bank syariah mempunyai beberapa produk diantaranya produk penyaluran dana (financing). Menurut Adiwarman Karim (2004:87), dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :
bagi hasil. Sistem ini merupakan terobosan terbaru dalam dunia
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
63
64
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
1.
Pembiayaan dengan prinsip jual beli.
baik usaha dagang, industri maupun jasa. Sehingga perusahaan,
2.
Pembiayaan dengan prinsip sewa.
termasuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan
3.
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
berlomba-lomba untuk meningkatkan pendapatan karena dengan
4.
Pembiayaan dengan prinsip akad pelengkap.
peningkatan pendapatan maka perusahaan akan meningkatkan
Bank syariah menyediakan berbagai jenis pembiayaan,
laba, yang mana laba digunakan untuk keperluan perusahaan.
bentuk investasi dan jasa kepada peminjam, investor dan para
Saat pelaporan pendapatan sangat tergantung oleh kondisi dan
nasabahnya. Bank syariah bisa menyediakan pembiayaan dan
jenis usaha yang dilakukan. Pada prinsipnya pendapatan dapat
investasi untuk kegiatan pengeluaran ekonomi yang tidak
diakui apabila direalisasi.
bertentangan dengan syariah. Faktor-faktor lain yang menentukan
Dalam
memperoleh
pendapatannya,
Bank
Syariah
pembiayaan dan investasi yang disediakan bank syariah adalah :
melakukannya dengan menyalurkan dana kepada masyarakat
1.
Kedudukan keuntungan (Viabiliti) suatu proyek.
yang
2.
Kedudukan simpanan dan kemampuan bank.
Pendapatannya diperoleh dari bagi hasil pembiayaan, keuntungan
3.
Posisi bank dalam pembiayaan dan investasinya.
jual beli, sewa biaya administrasi, dan biaya penggunaan fasilitas.
Dalam hal ini Bank Syariah Mandiri mempunyai produk
membutuhkan
Bank
Islam
dalam
akan
bentuk
fasilitas
memperoleh
pembiayaan.
pendapatan
dari
pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah yang
pembiayaan investasi al-mudharabah dan al-musyarakah berupa
mempunyai tujuan sebagai pemberian kemudahan bagi orang-
bagi hasil usaha, dari pembiayaan pengadaan barang al-
orang yang ingin menjadi usahawan yang handal melalui sistem
murabahah, al-bai bitsaman ajil dan al-ijarah berupa mark-up dan
ekonomi Islam yang menjanjikan keadilan dan kebersamaan
sewa, dari pemberian pinjaman berupa biaya administrasi dan dari
dalam berusaha. Islam tidak mengenal peminjam uang, yang
penggunaan fasilitas berupa fee. Semua pendapatan ini di pool
dikenal adalah kemitraan atau kerjasama (Mudharabah dan
dalam pendapatan bagi hasil bank untuk dibagikan.
Musyarakah) dengan prinsip bagi hasil. Peminjaman uang hanya dimungkinkan untuk tujuan sosial tanpa imbalan apapun.
Pendapatan bagi hasil merupakan pendapatan yang diperoleh bank sehubungan dengan pembiayaan yang diberikan
Berkaitan dengan kelangsungan hidup suatu perusahaan,
kepada nasabah. Pendapatan yang dibagi hasilkan dari debitur
pendapatan merupakan tujuan utama dari setiap kegiatan usaha
adalah pendapatan yang diperoleh debitur sebelum dikurangi
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
65
66
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
biaya operasional. Untuk menghitung pendapatan bagi hasil yang berasal
dari
pembiayaan
yang
diberikan
kepada
debitur
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengakuan pendapatan pembiayaan Mudharabah; (2) Pengakuan
sebelumnya dihitung dulu nisbah bagi hasilnya. Setelah diperoleh
pendapatan
pembiayaan
Musyarakah;
serta
(3)
Perbedaan
nisbah bagi hasil untuk bank dan debitur, dapat dihitung bagian
pengakuan pendapatan antara pembiayaan Mudharabah dan
besar masing-masing pihak.
pembiayaan Musyarakah.
Dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah oleh Ikatan Akuntan
manfaat : (1) Bagi Kalangan Perbankan, Penulis berharap
Indonesia (IAI) merupakan angin segar bagi praktik akuntansi di
penelitian ini dapat menjadi masukan yang berguna bagi kalangan
bank syariah. Sebab pernyataan ini bertujuan untuk mengatur
perbankan, terutama perbankan syariah; (2) Bagi Masyarakat dan
perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian dan
Pemerintah, Penelitian ini kiranya dapat memberikan gambaran
pengungkapan) transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas
tentang perbedaan antara jenis pembiayaan Mudharabah dan
bank syariah.
pembiayaan Musyarakah. Selain itu penulis berharap penelitian ini
Melalui analisis perbedaan fungsi dari pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah,
memberikan masukan kepada pemerintah dan pihak pengambil
penulis merasa
keputusan terkait sebagai alternatif arah pengembangan industri
tertarik melakukan perbandingan kedua pembiayaan tersebut
perbankan untuk masa yang akan datang; (3) Bagi Peneliti
yang dilihat dari pengakuan pendapatannya.
Selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah
tambahan dan perbandingan dalam melakukan penelitian lebih
dikemukakan, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang
lanjut sebagai bahan didalam pengembangan ilmu
ada sebagai berikut : (1) Bagaimanakah pengakuan pendapatan
dalam bidang Teori Akuntansi dan Perbankan Syariah.
pembiayaan
Mudharabah;
(2)
Bagaimanakah
pengakuan
pendapatan pembiayaan Musyarakah.; serta (3) Apakah terdapat
2. Telaah Litelatur dan Hipotesis
perbedaan
2.1. Perbankan Syariah
pengakuan
pendapatan
antara
terutama
pembiayaan
Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah.
Fungsi dasar bank adalah menyediakan tempat untuk menitipkan
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
67
68
uang
dengan
aman,
serta
menyediakan
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
alat
pembayaran untuk membeli barang dan jasa. Konsep fungsi
2.
Diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga,
kegiatan ekonomi dalam Al-Qur’an tidak pernah disebutkan
sehingga akan berdampak positif dalam menekan cost push
secara eksplisit, namun jika yang dimaksud adalah sesuatu yang
inflation dan persaingan antar bank.
memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi serta
3.
hak dan kewajiban, semua itu disebut secara jelas seperti zakat, shadaqah, ghonimah (rampasan perang), bai (jual beli), dain
Tersedianya fasilitas kredit kebaikan (Al-Qardhul Hasan) yang diberikan secara cuma-cuma.
4.
(hutang dagang) dan maal (harta).
Konsep
(Build
in
Concept)
dengan
berorientasi
pada
kebersamaan :
Bagi masyarakat Muslim, perbankan yang ada dapat
a.
Mendorong
kegiatan
investasi
dipandang sebagai salah satu sarana melaksanakan ajaran
simpanan yang tidak produktif
ta’awun (gotong royong) dan menghindari iktinaz. Bank tertarik
Profit and Loss Sharing.
pada bisnis berdasarkan syariah antara lain karena peran bank
b.
dan
menghambat
melalui sistem operasi
Memerangi kemiskinan dengan membina golongan
sebagai lembaga intermediasi. Bank syariah sebagai lembaga
ekonomi lemah dan tertindas, melalui bantuan hibah
intermediasi ternyata tidak menghadapi negatif spread karena
yang dilakukan bank secara produktif.
adanya prinsip bagi hasil dalam hal titipan atau investasi dan bagi
c.
hasil atau keuntungan dalam hal investasi atau jaul beli.
Mengembangkan produksi, menggalakkan perdagangan dan
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha
memperluas
pemilikan
pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lalu lintas pembayaran
barang
kesempatan atau
kerja
peralatan
melalui modal
kredit dengan
pembayaran tangguh dan pembayaran cicilan.
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan
d.
Meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil dan
prinsip-prinsip syariah Islam. Bank syariah sebagai lembaga
kerugian, baik yang diberikan kepada bank itu sendiri
keuangan Islam dan alternatif pengganti bank-bank konvensional
maupun kepada peminjam.
memiliki ciri-ciri keistimewaan sebagai berikut : 1.
5.
Penerapan sistem bagi hasil yang tidak membebani biaya di
Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara
luar
pemegang saham, pengelola bank dan nasabahnya.
“keterbukaan”.
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
69
70
kemampuan
nasabah
dan
akan
terjamin
adanya
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
6.
Menciptakan alternatif kehidupan ekonomi yang berkeadilan dalam kehidupan modern. Persoalan
tentang
Bank syariah dikatakan sebagai bank bagi hasil. Hal ini dilakukan untuk membedakan bank syariah dengan bank
riba
yang
dilarang
bukan
saja
konvensional yang beroperasi dengan sistem bunga. Hal ini betul,
dibicarakan dalam agama Islam tetapi juga dalam agama samawi
tetapi tidak sepenuhnya benar. Karena sesungguhnya bagi hasil
lainnya. Bahkan sejak jaman Athene, Solon telah membuat
itu hanya merupakan bagian saja dari sistem operasi bank syariah.
undang-undang yang melarang riba. Mereka menganggap bunga
Bagi hasil adalah bentuk return dari kontrak investasi yang
uang bukan keuntungan yang wajar karena pemilik uang tersebut
didasarkan pada hasil yang tidak pasti (Natural Uncertainty
tidak turut serta dalam menanggung risiko.
Contracts). Selain itu dalam fiqih Islam juga dikenal adanya bisnis
Klarifikasi mengenai hakikat riba akan sangat menentukan
yang memberikan hasil pasti (Natural Certainty Contracts). Kontrak
pandangan dan sikap kita terhadap bunga uang yang selama ini
memberikan hasil pasti terkemas dalam kontrak jual beli atau
dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan dan perbankan
sewa menyewa.
konvensional. Apakah bunga (Interest Rate) pada akhirnya dapat
Selain sistem bagi hasil pada bank syariah terdapat juga
diterima atau tidak diterima begitu pula konsekuensinya apakah
sistem jual beli dan sewa menyewa. Hal ini menunjukkan bahwa
lembaga-lembaga
dapat
bank syariah memiliki ruang gerak produk yang lebih luas. Produk
diterima atau tidak, sangat tergantung pada klarifikasi mengenai
bank syariah dengan sistem bagi hasil antara lain Mudharabah dan
hakikat riba.
Musyarakah, produk bank syariah dengan sistem jual beli antara
perbankan
konvensional
sekarang
Untuk menjawab persoalan apakah bunga bank termasuk
lain Murabahah, Ijarah, Salam, Istishna dan produk bank syariah
riba atau tidak, terdapat dua aliran yang menyatakan tentang hal
dengan sistem sewa menyewa dalam bentuk Ijarah atau Ijarah
itu. Pertama, aliran yang menyatakan bahwa bunga bagi pinjaman
muntahia bittamlik (sewa beli).
konsumtif maupun pinjaman produktif merupakan hal yang riba
Didalam pasal 1 butir 13 UU No. 10 Tahun 1998 tertulis :
sifatnya. Pendapat ini antara lain diwakili oleh Abu Sura’i. Kedua,
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam diantara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
bunga bagi pinjaman produktif tidak termasuk riba. Pendapat ini antara lain diwakili oleh Muhammad Hatta.
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
71
72
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
penyertaan modal (Musyarakah), prinsip jual beli barang dengan keuntungan (Murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip swa murni tanpa pilihan (Ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (Ijarah wa iqtina).
memberikan
dukungan
pembiayaan
pada
orang
atau
perseorangan melalui sistem ekonomi Islam. Pengertian
pembiayaan
Mudharabah
Bank
Syariah
Mandiri adalah “Pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang
2.2. Pembiayan Mudharabah dan Musyarakah
diperoleh
Dari segi bentuk pembiayaan dan investasi, pembiayaan dan
investasi
bank
syariah
meliputi
tiga
1.
Membiayai atau investasi dalam suatu proyek atau bagian dari proyek itu, misalnya proyek-proyek pertanian, konstruksi, pertambangan minyak, perniagaan dan jasa.
2.
dengan
nisbah
yang
disepakati”.
Berdasarkan
kewenangan
yang
diberikan
kepada
mudharib maka Mudharabah dibedakan menjadi Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Muqayyaddah. Mudharabah Mutlaqah terjadi saat mudharib diberikan kewenangan sepenuhnya untuk menentukan pilihan investasi yang dikehendaki, sedangkan
Membiayai nasabah untuk memperoleh harta tetap, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, seperti tanah, tambang dan pabrik, bangunan termasuk rumah serta alat
Mudharabah Muqayyaddah terjadi pada saat arahan investasi ditentukan oleh pemilik dana sedangkan
mudharib bertindak
hanya sebagai pelaksana dan atau pengelola.
transportasi dan pengangkutan. 3.
sesuai
(www.syariahmandiri.org, di download, 18 Februari 2006).
bidang
(www.ekonomisyariah.org, di download, 18 Februari 2006), yaitu:
dibagi
Sedangkan pengertian pembiayaan Musyarakah Bank
Membiayai nasabah untuk memperoleh modal kerja, misalnya memperoleh inventori, seperti alat ganti, bahan-bahan mentah dan barang setengah jadi.
Syariah Mandiri adalah “Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati”. (www.syariahmandiri.org, di download, 18 Februari
Dalam upayanya untuk menyalurkan dana dalam bentuk
2006).
pembiayaan kepada nasabah, dalam hal ini Bank Syariah Mandiri mempunyai produk antara lain pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah. Pembiayaan tersebut bertujuan untuk
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
73
Pada dasarnya pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah merupakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dimana
74
kedua
produk
pembiayaan
ini
berbasis
Natural
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
Uncertainty Contracts (NUC), yakni akad bisnis yang tidak
a.
Musyarakah adalah perjanjian perkongsian antara dua atau
memberikan kepastian pendapat (return) baik dari segi jumlah
lebih pemilik
(amount)
perniagaan,
maupun
karakteristik karakteristik
waktu
diantara
(timing).
kedua
Mudaharabah
Tetapi
pembiayaan
ada
perbedaan
tersebut,
dimana
(www.ekonomisyariah.org,
di
modal untuk menjalankan suatu proyek dimana
mereka
semua
setuju
untuk
menyumbangkan modal dan berkongsi bagi hasil. b. Modal yang disumbangkan hendaklah berupa uang atau
download, 18 Februari 2006) , diantaranya :
harta benda lainnya yang bisa dinilai dengan uang. Semua
a.
Mudharabah adalah perjanjian antara pemilik modal dengan
modal yang disumbangkan hendaklah dicampur, supaya
pengusaha, dimana pemilik modal setuju untuk membiayai
semua modal itu akan menjadi hak proyek tersebut dan sudah
sepenuhnya suatu proyek perniagaan dan pengusaha setuju
bukan hak milik perseorangan para pemilik modal.
untuk mengusahakannya secara berkongsi untung dengan
c. Pengurusan proyek boleh dilakukan oleh semua pemilik
nisbah bagi hasil yang disetujui bersama terlebih dahulu.
modal atau beberapa orang dari mereka. Jika hanya dilakukan
b.
Modal hendaklah terdiri dari sejumlah uang tunai.
oleh beberapa pemilik modal, maka perlu mendapat izin dari
c.
Pemilik
modal
tidak
pengurusan proyek,
d.
boleh
mengambil
bagian
dalam
tapi boleh mengawasi dan memberi
d. Pembagian keuntungan antara para pemilik modal dilakukan
usul.
menurut nisbah yang telah mereka setujui. Nisbah pembagian
Bagi hasil antara pemilik modal dengan pengusaha adalah
keuntungan antar para pemilik modal tidak harus sejumlah
secara nisbah, seperti 50 : 50, 40 : 60, atau 30 : 70 menurut
dengan sumbangan modal mereka masing-masing dalam
perundingan dan persetujuan antara kedua belah pihak.
proyek tersebut.
Penentuan nisbah ini hendaklah dipastikan dalam perjanjian. e.
pemilik modal yang lain.
e. Jika ada kerugian, hendaklah ditanggung bersama oleh para
Jika ada kerugian, semuanya ditanggung oleh pemilik modal,
pemilik modal menurut nisbah sumbangan modal masing-
kecuali jika kerugian itu disebabkan oleh kecurangan,
masing.
penyelewengan atau penyalahgunaan pengusaha. Sedangkan
karakteristik
Musyarakah
2.3. Pengakuan Pendapatan diantaranya:
(www.ekonomisyariah.org, di download, 18 Februari 2006)
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bank syariah menyalurkan dananya kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas
75
76
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
pembiayaan sebagai upaya untuk memperoleh pendapatan.
Pengertian pendapatan yang lain menurut Zaki Baridwan (
Kemampuan suatu perusahaan termasuk bank untuk memperoleh
1992 : 10 ) :
keuntungan adalah hal yang penting untuk dapat melanjutkan
“Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul
operasi perusahaan. Keuntungan yang dihasilkan oleh suatu
dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit
badan usaha adalah suatu ukuran keberhasilan manajer, investor
usaha selama satu periode tertentu”. Dasar yang digunakan untuk
dan kreditor yang menggunakannya untuk mengevaluasi prospek
mengukur
perusahaan dimasa yang akan datang.
ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak
Oleh karena itu, salah satu bagian terpenting dalam
besarnya
pendapatan
adalah
jumlah
kas
atau
yang bebas.
proses akuntansi adalah penentuan, pengukuran dan pengakuan
Konsep mengenai pendapatan yang dikemukakan oleh
pendapatan perusahaan. Dalam PSAK No. 23 Ikatan Akuntansi
Spouse and Meritz yang diterjemahkan oleh Marianus Sinaga
Indonesia (www.shinta0.tripod.com/id6.html, di download,7 Maret
(www.shinta0.tripod.com/id6.html, di download,7 Maret 2006)
2006) menyatakan bahwa :
adalah sebagai berikut : Pendapatan seharusnya diidentifikasi dengan periode selama mana kegiatan ekonomi yang diperlukan untuk menciptakan dan membagikan barang dan jasa telah selesai, asal saja pengukuran objektif atas hasil kegiatan telah tersedia. Dari pernyataan diatas ada dua syarat dalam pengakuan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
pendapatan, yaitu aktifitas ekonomi yang utama menciptakan dan
Pendapatan merupakan pos yang penting dari laporan keuangan
dan
mempunyai
penggunaan
informasi
yang
bermacam-macam untuk berbagai tujuan. Penggunaan informasi yang paling utama adalah untuk tujuan pengambilan keputusan, baik itu keputusan untuk pembayaran deviden, keputusan investasi dan keputusan penting lainnya.
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
menjadikan produk tersebut dapat dijual atau jasa telah dilaksanakan pada periode tersebut dan adanya bukti yang objektif untuk menetapkan hasil kegiatan tersebut. Artinya pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada saat penjualan maupun sebelum dan sesudah terjadinya penjualan. Yang penting disini adalah kriteria mengenai objektifitas dan pengukurannya.
77
78
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
Konsep dasar akuntansi adalah penetapan pendapatan berdasarkan akrual (Accrual basis). Dengan demikian pendapatan
pendapatan yang akan ditagih menjadi pendapatan riil di dalam laporan neraca dan laba ruginya.
telah direalisir bukan berarti jumlah uang yang diterima dengan
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat diketahui
tunai. Konsep ini melaporkan pendapatan waktu penyelesaian
bahwa terdapat perbedaan karakteristik antara pembiayaan
kegiatan usaha ekonomik. Pendekatan transaksi memunculkan
Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah, sehingga hipotesis
definisi yang jelas mengenai bilamana elemen laba harus diakui,
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan
atau dicatat didalam laporan keuangan. Sesuai prinsip akuntansi
pengakuan pendapatan antara pembiayaan Mudharabah dan
akrual yang sudah diterima umum, pengakuan tidak harus terjadi
pembiayaan Musyarakah.”
pada saat uang kas diterima. Menurut Smith dan Skousen pendapatan dan keuntungan
2.3.
Perbandingan
Pengakuan
Pembiayaan
Maret 2006)
Musyarakah
1.
Pendapatan keuntungan telah direalisasikan.
Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama usaha
2.
Pendapatan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena
antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola
sebagian besar dari proses untuk menghasilkan laba telah
dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dimuka. Jika
direalisasikan.
usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung
kesalahan
pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur
kecurangan dan penyalahgunaan dana.
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat perusahaan,
seperti
penyelewengan,
Pengembalian pembiayaan mudharabah dapat dilakukan
mudharabah. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah
bagi hasil. Di dalam Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
tidak ada jaminan, namun pengelola dana tidak melakukan
Indonesia
penyimpangan. Pemilik dana dapat meminta jaminan dari
Syariah
wajib
syariah
dana,
memperoleh pendapatan dari produk pembiayaan dengan sistem
Bank
bank
pengelola
bersama dengan distribusi bagi hasil atau pada saat diakhirinya
2003,
halnya
oleh
yang
(PAPSI)
seperti
Pembiayaan
oleh pemilik dana, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau
biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan
diterima
dan
Antara
diakui apabila : (www.shinta0.tripod.com/id6.html, di download, 7
Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi
Mudharabah
Pendapatan
menyatakan
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
79
80
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat
berwujud, seperti lisensi dan hak paten. Karena setiap mitra tidak
dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran
dapat menjamin modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat
terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian
Pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran
atau kesalahan yang disengaja.
kas atau penyerahan aktiva nonkas kepada pengelola dana dan
Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran
pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui
tunai atau penyerahan aktiva nonkas kepada mitra musyarakah.
pada setiap tahap pembayaran atau penyerahan.
Pengukuran pembiayaan musyarakah dalam bentuk kas dinilai
Pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur
sebesar jumlah yang dibayarkan, jika aktiva nonkas dinilai sebesar
sejumlah uang yang diberikan bank pada saat pembayaran, jika
nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku
dalam bentuk aktiva nonkas diukur sebesar nilai wajar aktiva
aktiva nonkas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan
nonkas pada saat penyerahan dan selisih antara nilai wajar dan
atau kerugian bank pada saat penyerahan. Biaya yang terjadi
nilai buku aktiva nonkas diakui sebagai keuntungan atau kerugian
akibat akad musyarakah tidak dapat diakui sebagai bagian
bank, serta beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah
musyarakah kecuali ada persetujuan dari mitra musyarakah.
tidak dapat diakui sebagai bagian pembayaran mudharabah kecuali telah disepakati bersama.
3. Metodologi Penelitian
Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama di antara
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah
pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan
ini
mencari keuntungan. Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-
merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan
sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu,
keadaan
baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra
mengumpulkan data, mengolah data kemudian menganalisa
dapat mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang
permasalahan. Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk
telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank.
mengetahui perbandingan hipotesis antara variabel X1 dan
Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva nonkas, termasuk aktiva tidak
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
81
adalah
metode
suatu
deskriptif
perusahaan
verifikatif.
yang
Metode
didapat
deskriptif
dengan
cara
variabel X2, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang digunakan untuk menjelaskan tentang perbandingan
82
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
Dalam penyusunan skripsi ini terdapat 2 variabel bebas
1.
atau independen yaitu Pengakuan pendapatan pembiayaan Mudharabah
dan
Pengakuan
pendapatan
pembiayaan
objek penelitian. 2.
Musyarakah.
Pengakuan Pendapatan Pembiayaan Mudharabah (X1)
Pengakuan Pendapatan Pembiayaan Musyarakah (X2)
Data yang diperoleh dari buku acuan yang disadur dari sumber lainnya di perpustakaan.
TABEL 1 OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel
Data yang diperoleh dari pihak yang berkepentingan dengan
Konsep Variabel Pembiayaan Mudharabah adalah jenis pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh Bank (100 %) Pembiayaan Musyarakah adalah jenis pembiayaan dimana dana dari Bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah (tidak sepenuhnya ditanggung oleh Bank)
Dimensi
Penelitian ini menggunakan studi komparatif untuk
Indikator
Skala
a. Sifat pendapatan b. Yang termasuk dalam pendapatan c. Pengukuran pendapatan d. Kapan pendapatan diakui. a. Sifat pendapatan b. Yang termasuk dalam pendapatan c. Pengukuran pendapatan d. Kapan pendapatan diakui.
Nomi -nal
membandingkan variabel satu dengan variabel lain yang terkait agar diketahui perbedaan yang signifikan diantara keduanya.
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan Pendapatan
Adapun cara yang ditempuh oleh penulis dalam mengumpulkan data untuk menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Studi lapangan (Field Research) Dalam teknik pengumpulan data ini peneliti mengadakan penelitian langsung di perusahaan dan melakukan pengkajian pada objek yang sedang diteliti, teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah :
Nomi -nal
a.
Wawancara (Interview) Yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para pejabat atau staf terkait pada Bank Syariah Mandiri.
b. Pengamatan langsung (Observation) Yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti di lapangan.
Sumber : Eldon S. Hendrikson dan Michael F. Van Breda, Teori Akunting (Interaksara, 2000), hal. 376.
2.
Studi kepustakaan (Library Research)
Sumber data yang penulis peroleh adalah berupa :
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
83
84
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
Yaitu data yang diperoleh dengan cara membaca dan menelaah literatur buku-buku karangan ilmiah dan sumbersumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
Tabel 2 PEMBIAYAAN MUDHARABAH BSM PER BULAN PERIODE JANUARI – OKTOBER TAHUN 2005 ( Dalam Ribuan Rupiah) Bulan
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pembiayaan Mudharabah Bank Syariah Mandiri Pembiayaan merupakan
Mudharabah
Bank
Syariah
Mandiri
pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang
dibutuhkan nasabah ditanggung oleh Bank (Penyertaan Bank 100%). Penentuan nisbah bagi hasil didasarkan atas pendekatan revenue sharing. Berikut ini disajikan tabel pembiayaan Mudharabah Bank
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Jumlah
Pembiayaan Mudharabah 326.040.614 406.627.125 457.668.380 498.728.290 527.308.636 528.317.297 486.479.137 481.984.769 480.362.843 484.028.932 4.677.546.023
Perubahan
Rasio (%)
80.586.511 51.041.255 41.059.910 28.580.346 1.008.661 -41.838.160 -4.494.661 -1.621.926 -3.666.089
24.77 % 12.55 % 8.97 % 5.73 % 0.19 % -7.91 % -0.92 % -0.34 % -0.76 %
Sumber : Financial Statement BSM
Syariah Mandiri per bulan, yang diperoleh dari neraca Bank
Dari tabel pembiayaan mudharabah Bank Syariah Mandiri
Syariah Mandiri perode bulan Januari sampai dengan Oktober
di atas jumlah yang diberikan setiap bulannya cukup bervariasi
tahun 2005.
dan selalu berubah. Pembiayaan mudharabah merupakan produk pembiayaan yang sangat ketat dalam hal kebijakan serta tingkat kepercayaan antara bank dan nasabahnya. Besarnya pembiayaan yang diberikan tergantung pada proses pembiayaan yang diterapkan. Pada tabel diatas, pembiayaan mudharabah Bank Syariah Mandiri pada bulan Februari mengalami peningkatan sebesar 24,77% menjadi Rp.406.627.125 jika dibandingakan pada bulan Januari yang berjumlah Rp.
326.040.614. Besarnya
jumlah pembiayaan tersebut disebabkan oleh tingkat kepercayaan bank kepada nasabah semakin meningkat, sehingga pada bulan
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
85
86
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
Februari Bank Syariah Mandiri memberikan kebijakan dengan
mudharabah ialah karena pembiayaan mudharabah merupakan
menaikkan proses pembiayaan mudharabah.
salah satu bentuk pembiayaan penuh (full financimg), sehingga
Demikian pula yang terjadi pada bulan-bulan berikutnya
proses pembiayaan harus dijalankan dengan benar, pihak bank
yaitu bulan Maret, April, Mei, dan Juni, Bank Syariah Mandiri
perrlu menyeleksi calon nasabah pembiayaan mudharabah
melonggarkan
pembiayaan
dengan ketat. Hanya nasabah yang amanah atau jujur serta
mudharabah. Dengan semakin meningkatnya kepercayaan bank
mampu menjalankan usaha dengan benarlah yang akan dipilih
kepada nasabah, pada bulan-bulan tersebut Bank Syariah Mandiri
oleh bank.
kebijakan
terhadap
proses
meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah. Pada bulan Juli pembiayaan mudharabah mengalami
4.1.1. Pendapatan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Bank
penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu
Syariah Mandiri
sebesar –7,91% menjadi Rp. 486.479.137. Menurunnya jumlah
Pendapatan bagi hasil mudharabah Bank Syariah Mandiri
pembiayaan tersebut disebabkan karena tingkat kepercayaan
merupakan
bank kepada nasabah menurun yang ditandai dengan kurang
sehubungan
lancarnya pembayaran pembiayaan dari pihak nasabah kepada
diberikan kepada nasabah. Pendapatan yang dibagi hasilkan dari
bank. Sehingga pada bulan tersebut bank menurunkan jumlah
nasabah (debitur) adalah pendapatan yang diperoleh debitur
pembiayaan mudharabah.
sebelum dikurangi biaya operasional.
Demikian
pula
yang
terjadi
pada
bulan
Agustus,
pendapatan dengan
Berikut
ini
bagi
hasil
pembiayaan
disajikan
tabel
yang
diperoleh
mudharabah
pendapatan
yang
bagi
bank telah
hasil
September dan Oktober, pembiayaan mudharabah mengalami
pembiayaan Mudharabah Bank Syariah Mandiri per bulan, yang
penurunan.
diperoleh dari laporan laba rugi Bank Syariah Mandiri perode
Tidak
lancarnya
pembayaran
pembiayaan
dari
nasabah merupakan faktor yang menyebabkan pihak bank menurunkan
proses
pembiayaan
mudharabah,
pihak
bulan Januari sampai dengan Oktober tahun 2005.
bank
meningkatkan kebijakan dengan menyeleksi calon nasabah pembiayaan
mudharabah
dengan
ketat.
Faktor
lain
yang
menyebabkan pihak bank menurunkan proses pembiayaan
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
87
88
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
Tabel 3 PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH BSM PER BULAN PERIODE JANUARI – OKTOBER TAHUN 2005 ( Dalam Ribuan Rupiah) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Pendapatan Bagi Hasil 4.295.220 4.523.823 4.961.131 6.580.798 6.557.656 6.837.842 7.054.778 6.687.422 6.344.934 6.343.313
Perubahan
April, Juni dan Juli. Hal tersebut disebabkan karena selain meningkatnya jumlah pembiayaan mudharabah yang diberikan pada bulan yang bersangkutan juga disebabkan oleh lancarnya pembayaran pembiayaan mudharabah dari pihak nasabah kepada
Rasio (%)
228.603 437.308 1.619.667 -23.142 280.186 216.936 -367.356 -342.488 -1.621
5.32 % 9.67 % 32.65 % -0.35 % 4.28 % 3.17 % -5.20 % -5.21 % -0.03 %
Sumber : Financial Statement BSM
bank. Dari tabel diatas, pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah yang diperoleh Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar -0,35% menjadi Rp. 6.557.656, jika dibandingkan pada bulan April yaitu sebesar Rp. 6.580.798. Penurunan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah juga terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober. Penurunan pendapatan bagi hasil tersebut disebabkan oleh tidak lancarnya pembayaran pembiayaan mudharabah dari
Dari tabel pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah Bank
pihak nasabah kepada bank, sehingga pada bulan tersebut bank
Syariah Mandiri di atas jumlah yang diterima oleh bank setiap
menurunkan jumlah pembiayaan mudharabah. Tidak lancarnya
bulannya cukup bervariasi dan selalu berubah. Pendapatan bagi
pembayaran pembiayaan mudharabah dari nasabah kepada bank
hasil yang diperoleh dari pembiayaan mudharabah tergantung
lebih disebabkan karena kinerja usaha nasabah yang semakin
dari besar kecilnya pembiayaan yang diberikan pada bulan yang
menurun dan usaha nasabah yang bermasalah, sehingga nasabah
bersangkutan.
hasil
tidak mampu melunasi cicilan pembiayaan kepada bank. Dalam
pembiayaan mudharabah Bank Syariah Mandiri pada bulan
hal ini bank dianggap mengalami kerugian, namun nasabah tetap
Februari
memiliki hutang pokok yang harus dibayar kepada bank.
Pada
mengalami
tabel
diatas,
peningkatan
pendapatan
sebesar
bagi
5,32%
menjadi
Rp.4.523.823 jika dibandingkan pada bulan Januari yang berjumlah Rp. 4.295.220. Peningkatan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah tersebut juga terjadi pada bulan Maret,
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
89
90
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
4.1.2.
Analisis
Pengakuan
Pendapatan
Pembiayaan
Mudharabah
1.
Pendapatan pembiayaan mudharabah diukur sejumlah
Selama kontrak berjalan, unit keuangan akan melakukan pencatatan dengan jurnal :
uang yang diberikan oleh mudharib pada saat pembayaran.
Dr. Kas
xxx
Pendapatan pembiayaan mudharabah dalam bentuk nonkas
Cr. Pokok Pembiayaan Mudharabah
diukur sebesar nilai wajar aktiva nonkas, dan selisih antara nilai
xxx
wajar dan nilai buku aktiva nonkas diakui sebagai keuntungan
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah
atau kerugian bank. Adapun beban yang terjadi tidak dapat diakui
2.
Pada saat akhir masa kontrak dilakukan pencatatan dengan
sebagai bagian pembayaran mudharabah kecuali telah disepakati
jurnal :
bersama.
Dr. Kas
Pendapatan yang diperoleh dari pembiayaan Mudharabah
xxx
xxx
Cr. Piutang Pembiayaan Mudharabah
besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian atau kontrak (akad)
xxx
Dr. Kas
yang telah dibuat sebelumnya antara bank dan nasabah.
Cr. Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah
Pendapatan bagi hasil Mudharabah diakui pada periode dimana
Setiap dilakukan pembayaran kembali atas pembayaran
penghasilan-penghasilan
kapan
mudharabah oleh mudharib, maka mengurangi saldo pembayaran
pembayaran-pembayaran itu diterima (Accrual Basis). Sehingga
mudharabah. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang
dengan dasar akrual ini laba atau rugi dari suatu periode
sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab
akuntansi adalah selisih antara penghasilan-penghasilan yang
lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak mudharib,
diperoleh dengan biaya-biaya yang terjadi.
maka rugi tersebut mengurangi saldo mudharabah dan diakui
Pencatatan
diperoleh,
pendapatan
terlepas
bagi
hasil
dari
xxx
pembiayaan
sebagai kerugian bank. Tetapi apabila sebagian pembiayaan
Mudharabah yang dilakukan Bank Syariah Mandiri secara akrual
mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya
adalah sebagai berikut :
kelalaian
atau
kesalahan
mudharib,
maka
rugi
tersebut
diperhitungkan pada saat bagi hasil.
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
91
92
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
Pengakuan laba atau rugi mudharabah dapat diketahui
b
Bulan ke-5 s/d ke-8 nisbah bank : nasabah
= 65 : 35
berdasarkan laporan bagi hasil dari mudharib yang diterima oleh
c
Bulan ke-9 s/d ke-12 nisbah bank : nasabah
= 70 : 30
bank. Laba diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai
2)
Nasabah dapat diberikan Bonus / Insentif
apabila dapat
kesepakatan, sedangkan jika rugi diakui dalam periode terjadinya
mencapai pendapatan (revenue) yang melebihi proyeksi hasil
rugi tersebut dan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah.
yang direncanakan.
Apabila
mudharabah
berakhir
sebelum
jatuh
tempo
dan
Berikut ini disajikan tabel pembiayaan Musyarakah Bank
pembiayaan mudharabah belum dibayar oleh mudharib, maka
Syariah Mandiri per bulan, yang diperoleh dari neraca Bank
pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo.
Syariah Mandiri perode bulan Januari sampai dengan Oktober tahun 2005. Tabel 4 PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BSM PER BULAN PERIODE JANUARI – OKTOBER TAHUN 2005 ( Dalam Ribuan Rupiah)
4.2. Pembiayaan Musyarakah Bank Syariah Mandiri Pembiayaan
Musyarakah
Bank
Syariah
Mandiri
merupakan pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha (maksimal
Bulan
penyertaan/syirkah bank adalah 70%). Penentuan bagi hasil didasarkan atas pendekatan revenue sharing. Pembiayaan dapat diberikan apabila berdasarkan perhitungan secara konservatif memiliki ROI yang minimal sama dengan expected return bank. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan amanah pemilik dana terutama berkenaan dengan realisasi pendapatan yang diperoleh nasabah maka Bank Syariah Mandiri dapat melakukan dengan dua cara pilihan : 1)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Jumlah
Pembiayaan Musyarakah 784.052.077 926.409.000 1.026.845.708 1.055.431.490 1.084.091.649 1.108.174.070 1.096.527.281 1.119.680.840 1.128.109.179 1.128.109.179 10.510.341.356
Perubahan
Rasio (%)
142.356.923 100.436.708 28.585.782 28.660.159 24.082.421 -11.646.789 23.153.559 8.428.339 52.910.883
18.16 % 10.84 % 2.78 % 2.71 % 2.22 % -1.05 % 2.11 % 0.75 % 4.70 %
Sumber : Financial Statement BSM
Porsi nisbah untuk nasabah dapat diturunkan dalam bulanDari tabel pembiayaan musyarakah Bank Syariah Mandiri
bulan berikutnya. Misal : a
Bulan ke-1 s/d ke-4 nisbah bank : nasabah
= 60 : 40
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
93
di atas jumlah yang diberikan setiap bulannya cukup bervariasi
94
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
dan selalu berubah. Seperti halnya pembiayaan mudharabah
lancarnya pembayaran pembiayaan musyarakah dari pihak
pembiayaan musyarakah merupakan produk pembiayaan yang
nasabah kepada bank. Sehingga pada bulan tersebut bank
sangat ketat dalam hal kebijakan serta tingkat kepercayaan antara
menurunkan jumlah pembiayaan musyarakah.
bank dan nasabahnya. Besarnya pembiayaan yang diberikan
Namun pada bulan Agustus, September dan Oktober,
tergantung pada proses pembiayaan yang diterapkan. Pada tabel
pembiayaan musyarakah kembali mengalami peningkatan. Bank
diatas, pembiayaan musyarakah Bank Syariah Mandiri pada bulan
Syariah Mandiri meningkatkan proses pembiayaan musyarakah
Februari
menjadi
mengingat jenis pembiayaan ini lebih memiliki resiko yang lebih
Rp.926.409.000 jika dibandingakan pada bulan Januari yang
kecil jika dibandingkan dengan pembiayaan mudharabah, dimana
berjumlah Rp.784.052.077. Besarnya jumlah pembiayaan tersebut
pihak bank dan nasabah masing-masing memberikan kontribusi
disebabkan oleh tingkat kepercayaan bank kepada nasabah
dalam penyediaan modal usaha yang akan dijalankan oleh
semakin meningkat, sehingga pada bulan Februari Bank Syariah
nasabah.
Mandiri
mengalami
memberikan
peningkatan
kebijakan
sebesar
dengan
18,16%
menaikkan
proses
pembiayaan musyarakah.
4.2.1. Pendapatan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah Bank
Demikian pula yang terjadi pada bulan-bulan berikutnya
Syariah Mandiri
yaitu bulan Maret, April, Mei, dan Juni, Bank Syariah Mandiri
Pendapatan bagi hasil musyarakah Bank Syariah Mandiri
kembali melonggarkan kebijakan terhadap proses pembiayaan
merupakan
musyarakah. Dengan semakin meningkatnya kepercayaan bank
sehubungan dengan pembiayaan musyarakah
kepada nasabah, pada bulan-bulan tersebut Bank Syariah Mandiri
diberikan kepada nasabah. Pendapatan yang dibagi hasilkan dari
meningkatkan jumlah pembiayaan musyarakah.
nasabah (debitur) adalah pendapatan yang diperoleh debitur
Pada bulan Juli pembiayaan musyarakah mengalami
pendapatan
bagi
hasil
yang
diperoleh
bank
yang telah
sebelum dikurangi biaya operasional.
penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu
Berikut
ini
disajikan
tabel
pendapatan
bagi
hasil
sebesar –1,05% menjadi Rp.1.096.527.281. Menurunnya jumlah
pembiayaan Musyarakah Bank Sayriah Mandiri per bulan, yang
pembiayaan tersebut disebabkan karena tingkat kepercayaan
diperoleh dari laporan laba rugi Bank Syariah Mandiri perode
bank kepada nasabah menurun yang ditandai dengan kurang
bulan Januari sampai dengan Oktober tahun 2005.
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
95
96
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
Tabel 5 PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BSM PER BULAN PERIODE JANUARI – OKTOBER TAHUN 2005 ( Dalam Ribuan Rupiah) Bulan
Pendapatan Bagi Hasil 7.244.374 Januari 8.161.698 Februari 12.205.213 Maret 11.429.462 April 10.771.214 Mei 11.463.817 Juni 11.717.150 Juli Agustus 12.147.025 13.785.395 September Oktober 11.862.039 Sumber : Financial Statement BSM
Perubahan 917.324 4.043.515 -775.751 -658.248 692.603 253.333 429.875 1.638.270 -1.923.356
Agustus
diperoleh
dari
tersebut disebabkan
karena
Dari tabel diatas, pendapatan bagi hasil pembiayaan
Rasio (%) 12.66 % 49.54 % -6.36 % -5.76 % 6.43 % 2.20 % 3.67 % 13.49 % -13.95 %
musyarakah yang diperoleh Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan terjadi pada bulan April yaitu sebesar –6,36% menjadi Rp. 11.429.462, jika dibandingkan pada bulan Maret yaitu sebesar
Rp.12.205.213.
Penurunan
pendapatan
bagi
hasil
pembiayaan musyarakah juga terjadi pada bulan Mei dan Oktober. Penurunan pendapatan bagi hasil tersebut disebabkan karena tidak lancarnya pengembalian pembiayaan musyarakah dari pihak nasabah kepada bank, sehingga pada bulan tersebut bank menurunkan jumlah pembiayaan musyarakah.
setiap bulannya cenderung mengalami peningkatan. Pendapatan yang
Hal
yang tersebut dari pihak nasabah kepada bank.
Bank Syariah Mandiri di atas jumlah yang diterima oleh bank
hasil
September.
lancarnya pengembalian pembiayaan musyarakah pada bulan
Tidak lancarnya pembayaran pembiayaan musyarakah
Dari tabel pendapatan bagi hasil pembiayaan musyarakah
bagi
dan
pembiayaan
musyarakah
tergantung dari besar kecilnya pembiayaan yang diberikan pada bulan yang bersangkutan. Pada tabel diatas, pendapatan bagi
dari nasabah kepada bank disebabkan karena kegagalan usaha yang dialami nasabah, kegagalan terebut bisa diakibatkan oleh mismanajemen dimana nasabah melakukan perluasan usaha diluar konsolidasi bank sehingga telah terjadi wanprestasi yang tidak diketahui oleh pihak bank.
hasil pembiayaan musyarakah Bank Syariah Mandiri pada bulan Februari mengalami peningkatan sebesar 12,66% menjadi Rp. 8.161.698 jika dibandingkan pada bulan Januari yang berjumlah
4.2.2.
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
97
Pengakuan
Pendapatan
Pembiayaan
Musyarakah Pendapatan pembiayaan musyarakah dalam bentuk kas
Rp.7.244.374. Peningkatan pendapatan bagi hasil pembiayaan musyarakah tersebut juga terjadi pada bulan Maret, Juni, Juli,
Analisis
dinilai sebesar jumlah uang yang dibayarkan oleh musyarik
98
AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
(mitra), sedangkan aktiva nonkas dinilai sebesar nilai wajar dan jika
2.
Pada saat akhir masa kontrak dilakukan pencatatan dengan
terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva nonkas,
jurnal :
maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian
Dr. Kas
bank pada saat penyerahan. Adapun biaya yang terjadi tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.
xxx
Cr. Piutang Pembiayaan Musyarakah
xxx
Dr. Kas Cr. Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah xxx
Pendapatan yang diperoleh dari pembiayaan Musyarakah besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian atau kontrak (akad)
Laba pembiayaan musyarakah
diakui sebesar bagian
yang telah dibuat sebelumnya antara bank dan nasabah.
bank sesuai dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha
Pendapatan bagi hasil Musyarakah diakui pada periode dimana
musyarakah. Sedangkan rugi pembiayaan musyarakah diakui
penghasilan-penghasilan
kapan
secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal. Apabila
pembayaran-pembayaran itu diterima (Accrual Basis). Sehingga
terjadi rugi akibat kelalaian atau kesalahan mitra pengelola usaha
dengan dasar akrual ini laba atau rugi dari suatu periode
musyarakah, maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra pengelola
akuntansi adalah selisih antara penghasilan-penghasilan yang
usaha musyarakah. Rugi karena kelalaian mitra musyarakah
diperoleh dengan biaya-biaya yang terjadi.
tersebut
Pencatatan
diperoleh,
pendapatan
terlepas
bagi
hasil
dari
pembiayaan
Musyarakah yang dilakukan Bank Syariah Mandiri secara akrual adalah sebagai berikut :
diperhitungkan
sebagai
pengurang
modal
mitra
pengelola usaha, kecuali jika mitra mengganti kerugian dengan dana baru. Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan pengembalian, maka diakui sebagai laba atau rugi bank
1.
Pendapatan tunai selama kontrak berjalan, unit keuangan
pada periode berjalan. Sedangkan jika pada saat akad diakhiri,
melakukan pencatatan dengan jurnal :
pembiayaan musyarakah belum dikembalikan oleh mitra, maka
Dr. Kas
diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mitra.
xxx
Cr. Pokok pembiayaan Musyarakah
xxx
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah
xxx
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
99
100 AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
4.3. Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan antara Pembiayaan
Mudharabah
dan
Pembiayaan
Bank Syariah Mandiri periode bulan Januari sampai dengan Oktober 2005 diperoleh pendapatan bagi hasil dari pembiayaan
Musyarakah
mudharabah sebesar Rp. 60.186.917. Sementara itu pendapatan
Berdasarkan laporan laba rugi per bulan Bank Syariah
bagi hasil pembiayaan musyarakah yang diperoleh pada periode
Mandiri untuk periode bulan Januari – Oktober tahun 2005, dapat
bulan Januari sampai dengan Oktober jauh lebih besar jika
diketahui perbandingan pendapatan bagi hasil yang diperoleh
dibandingkan dengan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari
bank dari pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah.
pembiayaan mudharabah yaitu sebesar Rp. 110.787.387.
Tabel 6 PERBANDINGAN PENDAPATAN BAGI HASIL ANTARA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BSM PER BULAN PERIODE JANUARI – OKTOBER TAHUN 2005 ( Dalam Ribuan Rupiah) Bulan Pendapatan Bagi Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Hasil Musyarakah Januari 4.295.220 7.244.374 Februari 4.523.823 8.161.698 Maret 4.961.131 12.205.213 April 6.580.798 11.429.462 Mei 6.557.656 10.771.214 Juni 6.837.842 11.463.817 Juli 7.054.778 11.717.150 Agustus 6.687.422 12.147.025 September 6.344.934 13.785.395 Oktober 6.343.313 11.862.039 Jumlah 60.186.917 110.787.387 Sumber : Financial Statement BSM Pendapatan bagi hasil yang diakui pada pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah selalu mengalami
Dari analisis perbandingan pendapatan bagi hasil yang diakui
dari
pendapatan
kedua bagi
pembiayaan hasil
yang
tersebut diperoleh
diketahui dari
bahwa
pembiayaan
musyarakah lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari pembiayaan mudharabah. Hal tersebut diakibatkan karena besarnya pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri kepada para nasabah (debitur) lebih besar
ditempatkan
untuk
pembiayaan
musyarakah
dibandingkan pembiayaan mudharabah. Karena pembiayaan mudharabah bersifat full financing (pembiayaan penuh) Bank Syariah Mandiri memberikan kebijakan yang ketat dalam setiap memilih nasabah dalam proses pembiayaan. Besar kecilnya pendapatan bagi hasil yang diperoleh bank selain tergantung pada besar kecilnya jumlah proses pembiayaan tetapi juga tergantung pada tingkat kepercayaan serta tingkat kelancaran pengembalian pembiayaan dari nasabah kepada bank.
perubahan di setiap bulannya. Dari Laporan Laba Rugi Per Bulan
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
101
jika
102 AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
5. Kesimpulan dan Saran 5.1.
2.
Kesimpulan
Pendapatan bagi hasil Musyarakah diakui pada periode dimana penghasilan-penghasilan diperoleh, terlepas dari
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada
kapan pembayaran-pembayaran itu diterima (Accrual Basis).
bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Sehingga dengan dasar akrual ini, laba atau rugi dari suatu
1.
Pendapatan bagi hasil Mudharabah diakui pada periode
periode
dimana penghasilan-penghasilan diperoleh, terlepas dari
penghasilan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang terjadi.
kapan pembayaran-pembayaran itu diterima (Accrual Basis).
Laba pembiayaan Musyarakah
Sehingga dengan dasar akrual ini, laba atau rugi dari suatu
sesuai dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha
periode
penghasilan-
Musyarakah. Sedangkan rugi pembiayaan Musyarakah diakui
penghasilan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang terjadi.
secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal. Jika akad
Laba
Musyarakah
akuntansi
pembiayaan
adalah
selisih
Mudharabah
antara
diakui
dalam
periode
akuntansi
adalah
selisih
antara
penghasilan-
diakui sebesar bagian bank
yang belum jatuh tempo diakhiri dengan
terjadinya hak bagi hasil sesuai kesepakatan, sedangkan jika
pengembalian, maka diakui sebagai laba atau rugi bank pada
rugi diakui dalam periode terjadinya rugi tersebut dan
periode berjalan. Sedangkan jika pada saat akad diakhiri,
mengurangi
Apabila
pembiayaan Musyarakah belum dikembalikan oleh mitra,
Mudharabah berakhir sebelum jatuh tempo dan pembiayaan
maka diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mitra. Dari
Mudharabah belum dibayar oleh mudharib (nasabah), maka
Laporan Laba Rugi dan Neraca Bulanan Bank Syariah Mandiri
pembiayaan Mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo.
periode bulan Januari sampai dengan Oktober tahun 2005,
Dari Laporan Laba Rugi dan Neraca
diketahui
saldo
pembiayaan
Mudharabah.
Bulanan Bank Syariah
total
pembiayaan
Musyarakah
sebesar
Rp.
Mandiri periode bulan Januari sampai dengan Oktober tahun
10.510.341.356. Bank Syariah Mandiri memperoleh total
2005, diketahui total pembiayaan Mudharabah sebesar Rp.
pendapatan bagi hasil pembiayaan Musyarakah untuk periode
4.677.546.023. Bank Syariah Mandiri memperoleh total
bulan Januari sampai dengan Oktober tahun 2005 sebesar Rp.
pendapatan bagi hasil pembiayaan Mudharabah
110.787.387.
untuk
periode bulan Januari sampai dengan Oktober tahun 2005 sebesar Rp. 60.186.917.
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
3.
Dari
hasil
penelitian,
dapat
diketahui
perbandingan
pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari pembiayaan
103
104 AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
Mudharabah
dan
pembiayaan
Musyarakah.
Analisis
1.
Pendanaan dalam bentuk pemberian pembiayaan khususnya
perbandingan pendapatan bagi hasil yang diakui dari kedua
pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah perlu mendapat
pembiayaan tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan bagi
perhatian yang serius dari berbagai pihak terutama pihak Bank
hasil yang diperoleh dari pembiayaan Musyarakah yaitu
Syariah Mandiri, karena pembiayaan yang tidak lancar atau
sebesar Rp. 110.787.387 jauh lebih besar jika dibandingkan
macet
dengan
pendapatan
pendapatan
bagi
hasil
yang
diperoleh
dari
pembiayaan Mudharabah yaitu sebesar Rp. 60.186.917. Perbedaan perolehan pendapatan dari kedua pembiayaan
dapat
2.
Bank
bahkan
dapat
karena
pembiayaan
mudharabah
mampu
besar
membantu para pengusaha yang memiliki prinsip high risk
Musyarakah
jika
high return dengan mengkombinasikan berbagi resiko. Selain
dibandingkan pembiayaan Mudharabah. Karena pembiayaan
itu pembiayaan mudharabah dapat memberikan keuntungan
mudharabah bersifat full financing (pembiayaan penuh), maka
bagi kedua belah pihak nasabah dan bank, dengan prinsip
Bank Syariah Mandiri memberikan kebijakan yang ketat dalam
usaha high risk high return tersebut pendapatan yang
setiap memilih nasabah dalam proses pembiayaan. Besar
diperoleh semakin tinggi, sementara resiko usaha ditanggung
kecilnya pendapatan bagi hasil yang diperoleh bank selain
bersama.
untuk
nasabah
rendah
dan
lebih
ditempatkan
kepada
menjadi
keamanan
Pihak bank perlu juga melakukan optimalisasi pembiayaan mudharabah,
Mandiri
bank
likuiditas,
mendatangkan kerugian.
tersebut dipengaruhi karena pembiayaan yang diberikan oleh Syariah
menyebabkan
pembiayaan
tergantung pada besar kecilnya jumlah proses pembiayaan
3.
Selain menanamkan sikap kepercayaan antara bank dan
tetapi juga tergantung pada tingkat kepercayaan serta tingkat
nasabah, bank perlu lebih selektif dalam memilih nasabah dan
kelancaran pembayaran pembiayaan dari nasabah kepada
lebih berhati-hati mencari usaha yang halal, aman dan
bank.
menguntungkan. Karena keuntungan yang konkrit dan benarbenar terjadi itulah yang akan dibagikan. Hal ini pun dapat
5.2.
Saran
dilakukan guna menghindari resiko yang tidak diinginkan bagi
Adapun saran yang dapat diberikan kepada semua pihak berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
suatu bank yang dikelola berdasarkan prinsip Islam, yaitu menghindari terjadinya moral hazard seperti penyalahgunaan
105
106 AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007
dana oleh nasabah serta penyembunyian keuntungan oleh nasabah yang tidak jujur. Untuk menghindari moral hazard yang dilakukan oleh nasabah, bank perlu juga untuk lebih mengawasi usaha yang dijalankan nasabahnya.
Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan (Arman)
107
DAFTAR PUSTAKA Azib, Kasim Muh. Yunus. (2001). Paradigma Uang dan Bank Islam dalam Sistem Ekonomi : Suatu Telaah Islami. Jurnal Kinerja Vol.3 No. 1 Oktober 2001. FE-UNISBA. Antonio, Muhammad Syafi’i. (2000). Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta : Tazkia Institute. Baridwan, Zaki. (1996). Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE. Hendriksen, Eldon S. dan Michael,F. Van Breda. (2000). Teori Akunting. Diterjemahkan oleh Herman Wibowo. Edisi Kelima Buku Satu. Jakarta : Interaksara. Ikatan Akuntansi Indonesia. (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : Salemba Empat. Karim, Adiwarman. (2004). Bank Islam Analisis Fiqih Dalam Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kioeso, Donald E. dan Weygant, Jerry J. .(1992). Akuntansi Intermediate. Diterjemahkan oleh Herman Wibowo. Jakarta : Binarupa Aksara. Muhammad. (2005). Pengantar Akuntansi Syariah. Edisi Dua. Yogyakarta : Salemba Empat. Muhammad. (2005). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Mukhamad Yasid. (2006). Produk Pembiayaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Seminar Pelatihan Pendamping KUKM Se-Jawa Barat. TIM TAZKIA. Siamat, Dahlan. (2001). Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : LP-FEUI. Suhardjono. (2003). Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. www.ekonomisyariah.org. www.fiskal.depkeu.go.id. www.syariahmandiri.org. www.shinta0.tripod.com/id6.html.
108 AnalisisDimensia, Perbandingan Pengakuan Pendapatan Volume 4 Nomor 1 Januari(Arman) 2007