PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP DISMENORE REMAJA PUTRI PONDOK PESANTREN AT-TAUHID SIDORESMO DALEM SURABAYA
Nila Arifani, Hidayatus S., S.Kep., Ns., M.Kep Mahasiswa Prodi S1-Keperawatan Tahun Ajran 2015 ABSTRACT Warm water compresses as highly effective method to reduce pain or muscle spasms. The heat can be routed over conduction (hot water bottle). Heat can dilate blood vessels and increase blood flow. Warm water compresses are the methods used to relieve pain by using a jar filled with hot water which is affixed to the left and right sides of the abdomen. Warm water compresses are used serves to dilate blood vessels, stimulates blood circulation and reduce stiffness (Price & Wilson, 2006). This study design is a pre-experimental techniques one group pre-post test design. Most of the population is adolescent girls at Islamic Boarding School AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya in accordance with the inclusion criteria were selected with probability sampling technique with simple random sampling technique as much as 19 samples. The results showed that of the 19 adolescent girls before the warm water compress therapy suffered dysmenorrhea more than half of mild pain as much as 7 people (36.8%), 10 people (52.6%) suffered moderate pain, and 2 (10.5%) suffered severe pain. And after warm water compresses, research shows 19 respondents, 16 respondents (84.2%) mild pain, 3 respondents (15.8%) with moderate pain. Results showed that there is influence of warm water compresses on dysmenorrhea in adolescent girls. Wilcoxon Signed Rank test showed the influence of warm water compress therapy with dysmenorrhea in adolescent girls p = 0.001. The implications of this study was therapeutic warm water compresses influence on dysmenorrhea, so expect nurses and adolescent girls can improve the ability to cope with dysmenorrhea warm water compress.
Keywords: warm water compress, dysmenorrhea, adolescent girls
Pendahuluan Menstruasi yang terjadi pada saat pertama kali merupakan, pertanda bahwa seorang remaja mengalami pubertas. Menstruasi disebut dengan istilah haid adalah kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Bagi sebagian wanita, harihari menjelang atau saat menstruasi adalah hari-hari yang berat bagi mereka, karena berbagi permasalahan diantaranya mengalami dismenore. Dismenore adalah gangguan nyeri perut bagian bawah pada wanita. Manajemen nyeri mempunyai berbagai tindakan atau prosedur baik secara farmakologis maupun non farmakologis. Wanita di Indonesia yang mengalami dismenore lebih banyak mengatasi dengan mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang beredar di pasaran (Andira, 2010). Sedangkan pada pendekatan awal di Pondok Pesantren ATTAUHID Sidoresmo Dalem, peneliti menemukan ada responden yang mengalami dismenore dan tidak melakukan tindakan yang tepat terhadap dismenore. Walaupun nyeri mengganggu aktifitas, penderita dismenore cenderung membiarkan nyeri tanpa penanganan hingga rasa nyeri hilang dengan sendirinya. Dismenore banyak dialami oleh para wanita. Studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Litt melaporkan prevalensi dismenore 59,7%. Dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, 49% ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenore juga menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah. Studi longitudinal dari Swedia melaporkan dismenore pada 90% wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia 24 tahun (French, 2010). Di Surabaya di dapatkan 1,07%-1,31% dari jumlah penderita dismenore datang kebagian kebidanan (Harunriyanto, 2008). Data awal yang didapatkan sebanyak 20 remaja putri
Pondok Pesantren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya 70% dari 20 remaja putri yang mengalami dismenore pada saat menstruasi berjumlah 14 orang remaja putri. Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya, remaja yang mengalami manarche adalah pada usia 12 sampai dengan 16 tahun. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-23 hari, dengan lamanya menstruasi selam 2-7 hari (Kusmiran, 2011). Berbagai macam gangguan muncul bahkan mulai beberapa hari menjelang menstruasi diantaranya gangguan fisik berupa nyeri/kram perut ini disebut juga dengan istilah dismenore. Dismenore biasanya mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya menstruasi dan dapat terasa 24-36 jam. Kram tersebut terutama dirasakan di derah perut bagian bawah menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha. Pada kasus dismenore berat nyeri kram dapat disertai muntah dan diare (Andira, 2010). Terlebih bagi kalangan remaja putri yang harus tetap mengikuti pembelajaran di Pondok Pesantren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya dalam kondisi kesakitan adalah hal yang sungguh menyiksa. Semuanya tentu sangat mengganggu dan membuat remaja putri tidak nyaman melakukan pembelajaran dan aktivitas yang akan di lakukannya di Pondok Pesantren ATTAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya. Bila nyeri terlalu hebat bisa mengakibatkan remaja putri pingsan. Secara umum penanganan nyeri dismenore terbagi dalam dua kategori yaitu pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis nyeri dapat ditangani dengan terapi analgesik yang merupakan metode paling umum digunakan untuk penghilang nyeri. Secara non farmakologis antara lain dengan pemberian kompres air hangat (Potter & Perry, 2005). Dalam hal ini perawat berperan dalam penanganan secara non
farmakologis. Solusi untuk mengatasi dismenore selain dengan obat-obatan yaitu dengan kompres air hangat. Kompres air hangat adalah alternatif sederhana bagi penderita dismenore, panas yang diberikan selama pengompresan akan memberikan efek bagi rahim yakni, melunakkan ketegangan otot dinding rahim akibat kontraksi disritmik dan melebarkan pembuluh darah yang menyempit atau vasodilatasi pembuluh darah sehingga oksigen akan mudah bersirkulasi (Price & Wilson, 2006). Kompres air hangat dengan menggunakan botol kompres yang telah diisi air hangat dan dikompreskan selama 20 menit merupakan suatu terapi sederhana penghantar hangat yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, spasme, dan iskemia (Arovah, 2010). Berdasarkan data di atas dan karena belum adanya tindakan para remaja putri dalam penanganan dismenore, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan nyeri dismenore pada remaja putri Pondok Pesantren ATTAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya. Bahan dan Metode Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah desain penelitian pra-experimental dengan teknik One group pre—post test design. Pada desain penelitian ini tidak terdapat kelompok kontrol. Sebelum perlakuan dilakukan pre test terlebih dahulu dan setelah di beri perlakuan dilakukan post test. Penelitian ini telah dilaksanakan pada April tahun 2015 di Pondok Pesantren ATTAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah 20 remaja putri Pondok Pesantren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya yang mengalami dismenore. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah 19 remaja putri Pondok Pesantren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem surabaya yang mengalami dismenore dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi memiliki arti dimna subyek peneiti dapat mewakili dalam sample penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Aziz Alimun, 2010). Kriteria Inklusi dari penelitian ini adalah : a. Bersedia diteliti b. Tidak mengkonsumsi terapi lain untuk dimenore c. Siswa aktif di Pondok Pesantren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya 2.
Kriterian Eksklusi Kriteria Eksklusi adalah kiriteria dimana subyek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitia (Aziz Alimun, 2010).
Kriteria Eksklusi dari penelitian ini adalah : Sakit saat penelitian. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan tehnik simple random sampling. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan jenis probabilitas yang paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara acak (Nursalam, 2013). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang
dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependen. Dalam peneliti ini, variabel bebas adalah pemberian kompres air hangat. Variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah dismenore pada remaja putri. Alat Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner berisikan data demografi dari responden yang meliputi : usia responden, pendidikan, siklus menstruasi, dan beberapa pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data. Penelitian dimulai dari mengajukan surat perijinan pengumpulan data penderita dismenore di Pondok Pesantren ATTAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya. Setelah mendapatkan ijin dari kepala Pondok Pesantren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya kemudian penelitian meneruskan penelitan. Langkah awal setelah mendapatkan ijin, peneliti melakukan pendekatan awal pada remaja putri untuk mendapat persetujuan dijadikan obyek penelitian atau responden dengan menggunakan lembar inform consent. Pada pendekatan awal, peneliti melakukan pre test yaitu pengumpulan data awal yang diperoleh dari lembar koesioner yang diberikan kepada semua remaja putri Pondok Pesantren ATTAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya. Ntuk memperoleh data yang akurat dan menghindari kesalahan responden, responden diberi penjelasan sebelum melakukan pengisian kuesioner dan lembar kuesioner. Kemudian peneliti memberikan pelatian kompres air hangat kepada semua remaja putri yang berada di Pondok
Pesantren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya. Langkah selanjutnya, peneliti menjelaskan bahwa kompres air hangat bisa diamplikasikan pada saat responden mengalami dismenore. Setelah responden melakukan kompres air hangat , kemudian responden mengisi lembar kuesioner post test untuk mengidentifikasi perubahan dismenore. Hasil Penelitian Data Umum 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usiadi Pondok Pesantren AtTauhid Sidoresmo Dalem Surabaya,padaTanggal 1 – 30 Mei 2015. Usia (Tahun)
Frekuensi (f) Prosentase (%)
15 tahun
15
78.9
17 tahun
4
21.1
Total
19
100.0
Tabel 5.1 menunjukkan bahwadari 19 responden di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, 15 orang (78.9%) berusia 15 tahun dan 4 orang (21.1%) berusia 17 tahun. 2. Karakteristik Responden Pertama Kali Menstruasi
Usia
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pertama Kali Menstruasi di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem Surabaya,padaTanggal 1 – 30 Mei 2015. Usia ≥10 11-15 Total
Frekuensi (f) Prosentase (%) 1 5.3 18 94.7 19 100.0
Tabel 5.2 menunjukkan bahwadari 19 respondendi Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem Surabaya, 1 orang (5.3%) berusia ≥10 tahun dan 18 orang (94.7%) berusia 11-15 tahun. 3.
Lama Menstruasi <5 hari 5-7 hari
Karakteristik Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi
8-10 hari
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem Surabaya, pada Tanggal 1 – 30 Mei 2015.
>10 hari
Siklus Frekuensi (f) Prosentase (%) >21 hari 21-25 hari 26-30 hari 31-35 hari Total
13
68.4
3
15.8
2
10.5
1
5.3
19
100.0
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 19 responden di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, 13 orang (68.4%) siklus menstruasinya >21 hari, 3 orang (15.8%) siklus menstruasinya 21-25 hari, 2 orang (10.5%) siklus menstruasinya 26-30 hari, dan 1 orang (5.3%) siklus menstruasinya 31-35 hari. 4. Karakteristik Responden BerdasarkanLama Menstruasi Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menstruasidi Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, pada Tanggal 1 – 30 Mei 2015.
Total
Frekuensi (f) Prosentase (%) 1
5.3
11
57.9
4
21.1
3
15.8
19
100.0
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 19 responden di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, 1 orang (5.3%) lama menstruasinya <5 hari, 11orang (57.9%) lama menstruasinya 5-7 hari, 4orang ( 21.1%) lama menstruasinya 8-10 hari dan 3 orang (15.8%) lama menstruasinya >10 hari. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dismenore Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Dismenore di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, pada Tanggal 1 – 30 Mei 2015. Lama Dismenore <24 jam 1 hari 2 hari Total
Frekuensi (f) Prosentase (%) 5 26.3 7 36.8 7 36.8 19 100.0
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 19 respondendi Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, 5 orang (26.3%) lama dismenore <24 jam, 7orang (36.8%) lama dimenore 1 hari, dan 7 orang( 36.8%) lama dismenore 2 hari. Karakteristik Responden Berdasarkan Perlakuan yang Dilakukan Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Perlakuan yang Dilakukan di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, pada Tanggal 1 – 30 Mei 2015.
Perlakuan Minum obat penghilang nyeri Terapi air hangat Relaksasi nafas dalam Tidak melakukan perlakuan Total
1. Dismenore Responden sebelum diberikan Kompres Air Hangat
2
10.5
1
5.3
1
5.3
Dismenore responden sebelum diberikan kompres air hangat di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem Surabaya Pada Tanggal 1 – 30 Mei
15
78.9
2015.
19
100.0
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 19 responden di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, 2 orang (10.5%) melakukan perlakuan minum obat penghilang nyeri, 1 orang (5.3%) melakukan perlakuan terapi air hangat, 1 orang (5.3%) melakukan perlakuan relaksasi nafas dalam, dan 15 orang (78.9%) tidak merlakukan perlakuan. Karakteristik Responden Berdasarkan Efek Dismenore Pada Aktivitas Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Efek Dismenore pada Aktivitas di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, pada Tanggal 1 – 30 Mei 2015. Aktivitas Tidak terganggu Sedikit terganggu Sangat terganggu Total
Data Khusus
Frekuensi (f) Prosentase (%)
Frekuensi (f) Prosentase (%) 1
5.3
5
26.3
13
68.4
19
100.0
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 19 responden di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem, 1 orang (5.3%) aktivitasnya tidak terganggu, 5 orang (26.3%) aktivitasnya sedikit terganggu, dan 13 orang (68.4%) aktivitasnya sangat terganggu.
Tabel 5.5
No 1 2 3
Tingkat nyeri Ringan (1-3) Sedang (4-6) Berat (710) Total
7
Prosentase (%) 36.8
10
52.6
2
10.5
19
100
Frekuensi(f)
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 19 responden di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem Surabaya, sebagian remaja putri mengalami Dismenore adalah lebih dari separuhnya nyeri ringan 7 orang(36.8%), 10 orang(52.6%) mengalami nyeri sedang, dan 2 orang (10.5%) mengalami nyeri berat. Dismenore Responden sesudah diberikan Kompres Air Hangat Tabel 5.6
Dismenore responden sesudah diberikan kompres air hangat di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem Surabaya Pada Tanggal 1 – 30 Mei
2015. No 1 2 3
Tingkat nyeri Ringan (1-3) Sedang (4-6) Berat (7-10) Total
16
Prosentase (%) 84.2
3
15.8
0
0
19
100
Frekuensi(f)
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 19 remaja putridi Pondok Pesantren AtTauhid Sidoresmo Dalem Surabaya, sebagian remaja putri mengalami Dismenore adalah lebih dari separuhnya nyeri ringan 16 orang(84.2%), dan 3 orang(15.8%) mengalami nyeri sedang. . Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Tabel 5.7
Pengaruh Kompres Air Hangat terhadap penurunan Nyeri Dismenore pada remaja putri di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem Surabaya Pada
Tanggal 1 – 30 Mei 2015. Tingkat Nyeri
Kompres Air Hangat Sebelu Sesu (%) m (%) dah
Ringan (1-3)
7
36.8
16
84.2
Sedang (4-6)
10
52.6
3
15.8
Berat (7-10)
2
10.5
0
0
Hasil Uji Statistik Wilcoxon Sign Rank Test = 0.001
Dari tabel 5.7 di temukan bahwa dari 19 responden di Pondok Pesantren AtTauhid Sidoresmo Dalem Surabaya, sebelum melakukan kompres air hangat terdapat 7 orang (36.8%) yang mengalami nyeri ringan dan setelah melakukan kompres air hangat terdapat 16 orang (84.2%) . sebelum melakukan kompres air hangat terdapat 10 orang (52.6%) yang mengalami nyeri sedang dan setelah melakukan kompres air hangat terdapat 3 orang (15.8%). sebelum melakukan kompres air hangat terdapat 2 orang (10.5%) yang mengalami nyeri berat dan setelah melakukan kompres air hangat tidak ada responden yang mengalami nyeri berat.
Pembahasan 5.2.1
Kejadian dismenore sebelum dilakukan kompres air hangat Hasil penelitian berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 19 responden sebelum dilakukan terapi kompres air hangat yang mengalami nyeri ringan 7 orang (36.8%), 10 orang (52.6%) mengalami nyeri sedang, dan 2 orang (10.5%) mengalami nyeri berat. Data diatas menunjukan rata-rata (36.8%) sebanyak 7 orang mengalami nyeri ringan, dan sebanyak 9 orang (50.0%) mengalami nyeri sedang. Hal ini didukung oleh faktor usia pertama kali menstruasi, sesuai dengan hasil crosstabulasi yang mengalami nyeri ringan dan sedang yaitu pada responden berusia 11-15 tahun sebanyak 16 responden. Hal ini diakibatkan karena pada usia 11-15 tahun, rata-rata usia perempuan pertama kali menstruasi kondisi rahim masih dalam tahap adaptasi dan nyeri. Menurut Potter & Perry (2006), usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan memahami nyeri. Nyeri bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang tidak dapat dihindari. Individu yang berusia lanjut memiliki resiko tinggi mengalami situasi-situasi yang membuat mereka merasakan nyeri Selain itu berdasarkan hasil crosstabulasi, responden yang mengalami nyeri ringan dan sedang didukung oleh data bahwa lama dismenore 1-2 hari, dari 17 responden sebanyak 5 orang (26.3%) mengalami nyeri ringan dengan lama dismenore <24 jam, 7 orang (36.8%) mengalami nyeri ringan dengan lama dismenore 1 hari, dan 4 orang (57.1%) mengalami nyeri sedang dengan lama dismenore 1 hari, 6 orang (85.7%) mengalami nyeri sedang dengan lama dismenore 2 hari. Akibat adanya perbedaan lama dismenore pada setiap individu maka semakin bijaksana dan banyak pengalaman yang telah dijumpai dan dikerjakan untuk mengurangi nyeri.
Selain itu intensitas nyeri yang berbedabeda pada responden bisa terjadi karena aktivitas, keletihan, serta rasa cemas. Menurut Andrews (2010), perubahan yang terjadi pada remaja putri adalah kram perut yang menjalar punggung ke kaki, biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejal neurogis, seperti emosi yang labil. Hal inilah yang biasanya dirasakan remaja putri saat merasakan nyeri yang disebut dismenore. Hasil penelitian dari crosstabulasi bahwa masih ada responden yang mengalami nyeri berat sebanyak 2 orang (10.5%), hal ini di dukung dari hasil wawancara bahwa dari awal menstruasi pada saat pertama kali menstruasi, responden mengalami nyeri berat. Toleransi nyeri pada setiap responden berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh pengalaman nyeri masa lalu. Menurut Potter & Perry (2006), makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri di masa lalu. Derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan klien saat ini berhubungan dengan makna nyeri yang pernah dirasakan. 5.2.2 Kejadian dismenore sesudah dilakukan kompres air hangat Tabel 5.6 menunjukan bahwa dari 19 responden, yang mengalami nyeri ringan sebanyak 16 orang (84.2%), nyeri sedang sebanyak 3 orang (15.8%), dan tidak ada responden yang mengalami nyeri berat. Menurut asumsi peneliti, hal tersebut terjadi meningkatnya motivasi dari pengalama sebelumnya untuk mengatasi nyeri. Menurut Potter & Perry (2006), setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat, maka ansietas atau bahkan rasa takut dapat muncul. Sebaliknya, apabila individu mengalami nyeri, dengan jenis yang sama berulang-ulang, tetapi kemudian nyeri tersebut dengan berhasil dihilangkan, akan lebih mudah bagi individu tersebut umtuk menginterpretasikan sesuai nyeri.
Akibatnya, klien akan lebih siap untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri. Apabila seorang klien tidak perna merasakan nyeri, maka persepsi pertama nyeri dapat mengganggu koping terhadap nyeri. 5.2.3 Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Dismenore Hasil sebelum melakukan kompres air hangat menunjukkan bahwa dari 19 responden di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem Surabaya, sebagian remaja putri mengalami Dismenore adalah nyeri ringan 7 orang (36.8%), 10 orang (52.6%) mengalami nyeri sedang, dan 2 orang (10.5%) mengalami nyeri berat. Pada hasil sesudah melakukan kompres air hangat menunjukkan bahwa dari 19 responden di Pondok Pesantren At-Tauhid Sidoresmo Dalem Surabaya, di dapatkan hasil 16 orang (84.2%) nyeri ringan, 3 orang (15.8%) nyeri sedang, dan yang mengalami nyeri berat tidak ada. Hasil uji wilcoxon sign rank test dengan menghubungkan sebelum dan sesudah pada kelompok perlakuan didapatkan hasil ρ= 0,001. Peneliti berpendapat bahwa setelah dan sebelum melakukan kompres air hangat terdapat perubahan pada responden, dampak keberhasilan melakukan kompres air hangat adalah nyeri dismenore berkurang sehingga aktivitas responden tidak terganggu lagi. Kompres air hangat berfungsi untuk mengatasi atau mengurangi nyeri, dimana panas dapat meredahkan iskemia dengan menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredahkan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahterah, meningkatkan aliran menstruasi, dan meredahkan vasokongesti (Bobak, 2005) Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perlakuan. Serabut nyeri termasuk medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan
akhirnya sampai dalam massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan selsel saraf inhibitir, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencpai otak atau transmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Skali stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak akan menginterprestasikan kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi dalam upaya mempersepsikan nyeri (1990, dalam Potter & Perry, 2006). Simpulan Hasil penelitian yang telah dilakukan di Pondok Pesanren ATTAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya pada tanggal 1-10 Mei 2015, dapat ditarik simpulan sebagaiberikut : 1. Hamir sebagian remaja putri Pondok Pesanren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya mengalami nyeri dismenore. 2. Lebih dari sebagian remaja putri Pondok Pesanren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya tidak mengalami nyeri dismenore setelah dilakukan kompres air hangat selama mengalami dismenore. 3. Ada pengaruh antara terapi kompres air hangat dengan nyeri dismenore pada remaja putri Pondok Pesanren AT-TAUHID Sidoresmo alem Surabaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran yang dapat disampaikan kepada pihak yang terkait adalah sebagai berikut : 1. Bagi Responden Diharapkan remaja putri yang mengalami nyeri dismenore dapat melakukan kompres air hangat dirumah agar dapat menurunkan rasa nyeri. 2. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan konseling dismenore dalam pemilihan penggunaan metode kompres air
hangat bagiremaja putri yang mengalami dismenore. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan desain, intrumen, dan variabel yang lebih respresentif. Judul penelitian yang ditawarkan “Pengaruh terapi kompres air hangat terhadap dismenore remaja putrid Pondok Pesantren AT-TAUHID Sidoresmo Dalem Surabaya”.