Yulita Dewi Purmintasari, Ayu Lestari Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif…
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS YULITA DEWI PURMINTASARI, AYU LESTARI IKIP PGRI Pontianak
[email protected] Abstrak Masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimanakah hasil belajar IPS siswa Kelas VIII SMPN1 Selakau Kabupaten Sambas sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Complex Instruction, (2) Bagaimanakah hasil belajar sesudah menggunakan model tersebut, (3) Adakah pengaruh model tersebut terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi berjumlah 161 siswa kelas VIII SMPN1 Selakau. Sampel dipilih menggunakan teknik cluster sampling yaitu kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-E sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan teknik pengukuran. Pengolahan data menggunakan Uji t. Hasil penelitian: (1) rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen 46,718 dan kelas kontrol 43,437, keduanya tergolong gagal, (2) rata-rata hasil post-test kelas eksperimen 76,406 dan kelas kontrol 72,031, keduanya tergolong baik, (3) hasil uji t diperoleh thitung>ttabel yakni 2,637>2,389 maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan taraf signifikan α=1%, artinya terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Complex Instruction terhadap hasil belajar siswa. Kata Kunci : Complex Instruction, Hasil Belajar, Pembelajaran IPS Abstract The problems in this research are: 1) How the student’s learning outcomes of Social Studies grade VIII of SMPN 1 Selakau Sambas district before using cooperative learning of Complex Instruction model look like, 2) How the student’s learning outcomes of Social Studies after using the cooperative learning of complex instruction model look like, 3) whether or not there is any influence of the model on student’s learning outcomes. This study used an experimental method. The population include 161 students of SMPN 1 Selakau. The sample was taken using cluster sampling techniques consisting of grade VIII-C as the experimental class and VIII-E as the controlled class. Data collection techniques include direct observation and measurement. Data analysis was performed using t-test. The research findings are: 1) the average pre-test results of experiment class is 46,718 and controlled class is 43,437, both results are considered fail; 2) the average post-test results of experiment class is 76,406 and controlled class is 72,031, both results are considered good; and 3) the t–test results show that tcount > ttable in that 2,637 > 2,389. In this case, Ho was rejected and Ha was received at significance of α=1%. This means that there is an influence of cooperative learning of complex instruction model on students learning outcomes Keywords : Complex Instruction, Learning Outcomes, Social Studies Learning
1
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 1-12
PENDAHULUAN
siswa
Latar Belakang
bagaimana memotivasi siswa. Oleh
Kegiatan
belajar
yang
beragam,
serta
sebagai
karena itu, guru dituntut untuk
pokok dari proses pendidikan di
mempunyai kreativitas yang tinggi
sekolah, harus dilaksanakan dalam
dalam
lingkungan
pembelajaran untuk menunjang
dan
suasana
menarik,
sehingga
termotivasi
dan
yang siswa
bersungguh-
tercapainya
Guru
yang
model
proses
belajar
satu
model
mengajar.
sungguh untuk melakukan kegiatan belajar.
menggunakan
Salah
mampu
pembelajaran yang membuat siswa
melaksanakan tanggung jawabnya
lebih aktif adalah pembelajaran
terhadap
kooperatif. Model pembelajaran
proses
pembelajaran,
khususnya yang berkenaan dengan
kooperatif
penciptaan suasana belajar yang
macam model, salah satunya adalah
menyenangkan serta sesuai dengan
model
tingkat kemampuan siswa, berarti
tipe
telah berupaya membantu siswa
Pembelajaran
untuk
Compex
melaksanakan
kegiatan
memiliki
pembelajaran Complex
berbagai kooperatif Instruction.
Kooperatif
Instruction
tipe
merupakan
belajar dengan optimal. Salah satu
model
upaya yang dilakukan oleh adalah
menekankan
menggunakan model pembelajaran
penerapan
yang mampu menarik minat dan
berorientasi penemuan (discovery
keaktifan siswa untuk melakukan
oriented projects). Fokus utama
kegiatan belajar.
Complex Instruction (CI) adalah
Pemilihan
model
pembelajaran
membangun
yang
pentingnya proyek-proyek
kepercayaan
pada
pembelajaran yang tepat, tidak
semua kemampuan yang dimiliki
hanya mempertimbangkan tujuan
siswa. Mereka ditempatkan dalam
pendidikan,
kelompok-kelompok
tetapi
mempertimbangkan
juga
harus
keaktifan,
potensi dan tingkat perkembangan
kooperatif
dengan komposisi yang beragam
Yulita Dewi Purmintasari, Ayu Lestari Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif…
(baik kemampuan, etnik, maupun
aktifitas siswa yang berpengaruh
bahasa).
juga pada hasil belajar siswa
Pembelajaran IPS terutama mata
pelajaran
sangat
sejarah
bergantung
dalam sehingga kurang maksimal.
proses
sehingga
masih
pada
guru
respon
Siswa
siswa,
yang
positif
terhadap
pembelajaran ini yang tentunya
menjadi
berkembang
belajar
sehingga siswa dapat memberikan
pembelajaran
kreativitas
hasil
berefek
secara
dapat
menumbuhkan
minat belajar siswa terhadap mata
menganggap
pelajaran IPS.
bahwa pelajaran IPS merupakan
Rumusan Masalah
mata pelajaran yang cenderung
Berdasarkan latar belakang
berat karena IPS identik dengan
yang telah dipaparkan di atas, maka
hafalan dan cerita masa lampau.
yang menjadi rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas
secara umum dalam penelitian ini
peneliti tertarik untuk melakukan
adalah
penerapan model pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif
kooperatif tipe complex instruction
Tipe Complex Instruction Terhadap
dan memilih Sekolah Menengah
Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pertama Negeri 1 Selakau sebagai
Pelajaran IPS Di Kelas VIII Sekolah
tempat penelitian. Alasan peneliti
Menengah
memilih
Sekolah
Selakau Kabupaten Sambas?”.
Pertama
Negeri
Menengah 1
Selakau
“Bagaimana
Pertama
Pengaruh
Negeri
1
Variabel
Kabupaten Sambas sebagai lokasi
a. Variabel Bebas
penelitian dikarenakan sekolah ini
Variabel
bebas
dalam
belum pernah menerapkan model
penelitian ini adalah model
pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe
complex
kooperatif
instruction.
tipe
Dengan
complex instruction
menerapkan model pembelajaran
b. Variabel Terikat
kooperatif tipe complex instruction ini
diharapkan
Variabel
mempengaruhi
penelitian
3
ini
terikat adalah
dalam hasil
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 1-12
belajar siswa yaitu pemahaman
eksperimen
kognitifnya
perlakuan).
Hipotesis
(yang
diberi
Rancangan penelitian yang
Ho: Tidak terdapat pengaruh model
digunakan adalah rancangan dua
pembelajaran kooperatif tipe
kelompok
complex instruction terhadap
Control Group Design”. Bentuk
hasil belajar siswa pada mata
penelitian seperti ini dilakukan
pelajaran IPS di kelas VIII
untuk
Sekolah Menengah Pertama
sebelum dan sesudah dilakukannya
Negeri 1 Selakau.
perlakuan pada kelas kontrol dan
Ha: Terdapat pengaruh model
yaitu
”Nonequivalent
membandingkan
kelas
eksperimen.
pembelajaran kooperatif tipe
desain
penelitian
complex instruction terhadap
digambarkan seperti berikut:
hasil belajar siswa pada mata
hasil
Rancangan ini
dapat
Tabel 3.1 Bagan Rancangan Penelitian
pelajaran IPS di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Selakau.
O1 X
O2
O3
O4
METODE Keterangan:
Bentuk Penelitian Metode
yang
digunakan
O1
= Pretest kelas eksperimen
dalam penelitian ini adalah metode
(sebelum diberi perlakuan)
penelitian
X
eksperimen.
Dalam
=
Perlakuan
kelas
penelitian eksperimen ini, peneliti
eskperimen (complex instruction)
menggunakan bentuk penelitian
O2
quasy-experimental designs. Arifin
(sesudah diberi perlakuan)
(2012:74)
bahwa
O3
= Pretest kelas kontrol
quasy-experimental
O4
= Posttest kelas kontrol
“dikatakan
menjelaskan
designs, karena desain ini disebut juga
eksperimen
semu,
kelas
= Posttest kelas eksperimen
(Sugiyono, 2013:116)
Yulita Dewi Purmintasari, Ayu Lestari Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif…
Populasi dan Sampel
berdasarkan hasil perhitungannya
Populasi dalam penelitian ini
adalah x2hitung ≤ x2tabel = 1,99 ≤
adalah seluruh siswa kelas VIII
11,070,
Sekolah Menengah Pertama Negeri
adalah homogen.
1 Selakau yang terdiri dari:
menggunakan
Distribusi Populasi Penelitian
sampling.
Laki-
Perempuan
Laki
teknik
Hamid
cluster (2011:49)
menjelaskan bahwa “sampel cluster
Jenis Kelamin Kelas
varians-varians
Penentuan sampel penelitian
Tabel 3.2
No
maka
Jumlah
adalah sampel yang dipilih secara random bukan individual, tetapi
1
VIII A
9
20
30
2
VIII B
14
19
33
3
VIII C
16
17
32
Pengambilan sampel ini didasarkan
4
VIII D
16
18
34
pada jumlah siswa yang sama
5
VIII E
14
20
32
dalam kelas VIII SMP Negeri 1
161
Sekolah, dan terpilihlah 2 kelas
Jumlah
kelompok–kelompok”.
sampel yang memiliki jumlah siswa Dalam menentukan sampel
yang sama yaitu kelas VIII C dan
harus dirancang sedemikian rupa
kelas VIII E. Penentuan kelas yang
dengan memperhatikan beberapa
homogen, peneliti akan melakukan
syarat dan mempergunakan teknik
pengundian untuk memilih 1 kelas
sampling
dapat
yang akan dijadikan sebagai kelas
Setelah
ekperimen untuk sampel penelitian
yang
dipertanggungjawabkan.
dilakukan uji normalitas dengan Uji
dan kelas yang menjadi kelas
Chi Kuadrat yang hasilnya adalah x2hitung
≤
x2tabel
eksperimen adalah kelas VIII C dan
= 3,0802 ≤ 7,18,
maka kelas sampelnya
yang menjadi kelas kontrol adalah
adalah
kelas VIII E.
normal. Setelah melakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hal ini dibuktikan dengan
uji
menggunakan
homogenitas Uji
Bartlett, 5
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 1-12
Teknik dan Alat Pengumpulan
reliabilitas menggunakan rumus
Data
Spearman
a) Panduan Observasi
diperoleh
Melalui panduan observasi
Brown, hasil
maka
uji
coba
berdasarkan kriteria reliabilitas
tiap-tiap
yaitu 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 0,576 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,349.
yang
betapapun
Maka dapat ditetapkan kategori
telah
dipandang
hasil uji coba termasuk kategori
penting dan telah ditetapkan
reliabilitas dengan interpretasi
hendak
cukup.
peneliti
mencatat
kejadian kecilnya
diselidiki.
Dalam
penelitian ini peneliti terjun
Teknik Analisis Data
langsung ke lapangan atau ke
Untuk
mencari
pengaruh
sekolah untuk mengobservasi
penggunaan
metode
Complex
kelas dan para siswanya.
Instruction terhadap Hasil belajar
b) Tes
dianalis Arikunto
menyatakan
(2010:53) bahwa
dengan
menggunakan
rumus uji t. Sebagai syarat untuk
“tes
melakukan uji t, terlebih dahulu
merupakan alat atau prosedur
dilakukan uji normalitas dan uji
yang
homogenitas.
digunakan
mengetahui
atau
untuk mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
cara atau aturan-aturan yang
Hasil Penelitian
sudah ditentukan”. Tes yang bisa
a) Hasil
Belajar
Sebelum
diberikan kepada siswa dalam
Menggunakan
penelitian ini adalah tes objektif.
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Berdasarkan hasil uji coba untuk mencari validitas tes
Model
Complex Instruction Berdasarkan
hasil
diatas yang dilakukan pada kelas
perhitungan
VIII A, maka dari 25 soal yang di
disimpulkan bahwa rata-rata
uji coba yang valid sebanyak 20
hasil belajar siswa di kelas
soal. Sedangkan hasil uji coba
ekperimen yang belum diberi
pre-test
dapat
Yulita Dewi Purmintasari, Ayu Lestari Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif…
perlakuan
adalah
tergolong
gagal
46,718 dan
belum mencapai nilai Kriteria
nilai
Ketuntasan
Minimum
(KKM)
tersebut tidak mencapai nilai
yaitu 75.
Kriteria Ketuntasan Minimum
c) Pengaruh
(KKM) yang telah diterpakan
Terhadap
untuk pelajaran IPS yaitu 75.
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Untuk rata-rata hasil belajar
Complex Instruction
siswa kelas kontrol adalah 43,44 tergolong
gagal
Belajar Model
Perhitungan
untuk
nilai
mengetahui ada atau tidaknya
tersebut juga belum mencapai
pengaruh model pembelajaran
nilai
kooperatif
Kriteria
dan
Hasil
Ketuntasan
Minimum (KKM). b) Hasil
Belajar
complex
instruction di kelas ekperimen Sesudah
Menggunakan
yaitu dengan menggunakan Uji t.
Model
Sebelum
Pembelajaran Kooperatif Tipe
sebaiknya
Complex Instruction
melakukan
Bedasarkan perhitungan
tipe
post-test
hasil
melakukan terlebih
Uji
t
dahulu
perhitungan
normalitas dan homogenitas.
dapat
1) Hasil uji normalitas post-test
disimpulkan bahwa rata-rata
kelas
hasil belajar siswa di kelas
berdistribusi normal karena
ekperimen yang sudah diberi
X2hitung < X2tabel = 8,9679 <
perlakuan
11,34
adalah
76,406
eksperimen
tergolong baik dan nilai tersebut
2) Hasil uji normalitas post-test
telah mencapai nilai Kriteria
kelas control berdiatribusi
Ketuntasan
normal karena
Minimum
(KKM)
yang telah diterapkan untuk
X2hitung < X2tabel = 6,0512 <
pelajaran IPS yaitu 75. Untuk
11,34
rata-rata hasil belajar siswa
3) Hasil uji homogenitas data
kelas kontrol adalah 72,031
post-test kelas kontrol dan
tergolong baik dan nilai tersebut
kelas eksperimen homogen
7
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 1-12
karena Fhitung < Ftabel atau
model
1,095 < 7,50.
menekankan
4) Pengujian Hipotesis
pembelajaran
yang
pentingnya
penerapan
proyek-proyek
Diketahui hasil post-
berorientasi penemuan (discovery
test di kelas kontrol dan
oriented projects). Fokus utama
eksperimen
Complex Instruction (CI) adalah
adalah
berdistribusi normal dan
membangun
homogen, maka dilanjutkan
semua kemampuan yang dimiliki
dengan Uji t untuk pegujian
siswa. Mereka ditempatkan dalam
hipotesis
kelompok-kelompok
dengan
hasil
kepercayaan
pada
kooperatif
perhitungan thitung =2,637
dengan komposisi yang beragam
dan ttabel = 2,389, sehingga
(baik kemampuan, etnik, maupun
thitung > ttabel = 2,637 > 2,389,
bahasa).
dengan
Ho
keleluasaan pada mereka untuk
ditolak dan Ha diterima.
menentukan sendiri proyek yang
Artinya terdapat pengaruh
akan
model
maksimalkan (Huda, 2011:124).
kooperatif
keputusan
pembelajaran tipe
complex
Guru
mereka
memberikan
libatkan
dan
Sedangkan model pembelajaran
instruction terhadap hasil
berbasis
proyek
belajar siswa pada mata
pembelajaran
pelajaran IPS di kelas VIII
siswa
Sekolah Menengah Pertama
merancang tujuan pembelajaran
Negeri 1 Selakau Kabupaten
untuk menghasilkan produk atau
Sambas.
proyek
secara
yang
merupakan
yang
melibatkan
aktif
nyata
dalam
(Sutirman,
2013,43). Pembahasan Model
Sebelum
memberikan
pembelajaran
perlakuan pada kelas ekperimen
kooperatif tipe complex instruction
(VIII C) dan kelas kontrol (VIII E)
adalah Pembelajaran Kooperatif
terlebih dahulu kelas ekperimen
tipe Compex Instruction merupakan
dan kelas kontrol diberi pre-test.
Yulita Dewi Purmintasari, Ayu Lestari Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif…
Pre-test
diberikan
mengetahui
untuk
kemampuan
sebelum masuk ke proses belajar
awal
mengajar.
siswa pada kelas eksperimen dan
Hasil yang diperoleh dari data
kontrol. Setelah pre-test dilakukan
pre-test, dapat dilihat dengan rata-
selanjutnya
rata nilai pre-test kelas eksperimen
memberikan
perlakuan
kepada
kelas
sebesar 46,718 dapat dikatakan
eksperimen dengan menggunakan
gagal, dengan standar deviasi 13,38
model
kooperatif
dan rata-rata hasil pre-test kontrol
tipe complex instruction dan untuk
sebesar 43,437 dapat dikatakan
kelas kontrol tidak menggunakan
gagal,
model
kooperatif
11,82. Hasil ini diperoleh dari
tipe complex instruction tetapi
kedua kelas (kelas ekperimen dan
menggunakan model pembelajaran
kelas kontrol) sebelum mendapat
berbasis proyek.
perlakuan. Hasil yang diperoleh
pembelajaran
pembelajaran
Awalnya
guru
masuk
ke
dengan
standar
deviasi
dari pengolahan data pre-test kelas
dalam kelas eksperimen dan kelas
eksperimen
kontrol sesuai jadwal yang ada.
ternyata rata-rata hasil belajar
Sebelum
siswa dibawah kriteria ketuntasan
guru
perlakuan
melakukan
terhadap
eksperimen
dan
kelas
kelas
dan
kelas
kontrol
minimal (KKM). Setelah pre-test
kontrol
dilakukan,
maka
terlebih dahulu guru melakukan
adalah
kegiatan eksplorasi sesuai dengan
kepada siswa di kedua kelas, yang
kegiatan di RPP. Setelah kegiatan
mana
eksplorasi
eksperimen) menggunakan model
barulah
guru
memberikan
selanjutnya
kelas
yang
memberikan soal pre-test kepada
pembelajaran
kelas
kelas
complex
instruction
dilakukan
kontrol
diberi
kontrol.
eksperimen Pre-test
dan ini
perlakuan satu
kooperatif dan
(kelas tipe kelas
perlakuan
dengan tujuan untuk mengetahui
menggunakan model pembelajaran
tingkat awal kemampuan siswa
berbasis proyek.
9
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 1-12
Dalam perlakuan
memberikan terhadap
pembelajaran,
selama
siswa
kelas
bekerja dalam kelompoknya guru
eksperimen, peneliti memberikan
memantau kegiatan tiap kelompok,
model
kooperatif
setelah selesai berdiskusi setiap
tipe complex instruction kepada
kelompok ditunjuk untuk maju ke
siswa
depan
pembelajaran sesuai
langkah
yang
dalam
teori,
dengan telah
langkahdijelaskan
yaitu:
guru
atau
yang
mewakili
kelompok
untuk
mempresentasikan
hasil
tugas
menyiapkan materi pembelajaran,
kelompoknya, kemudian kelompok
guru membagi kelompok, guru
lain menanggapinya diskusi hasil
menjelaskan materi secara singkat,
kerja kelompoknya, dan menilai
siswa mulai diskusi kelompok,
hasil kerja siswa (Sutirman, 2013:
siswa melakukan presentasi di
46).
depan
kelas,
dan
evaluasi
Kemudian
setelah
(Warsono, 2012: 209). Selain guru
memberikan
menerapkan model pembelajaran
maka langkah selanjutnya adalah
kooperatif tipe complex instruction,
memberikan tes akhir (post-test)
guru pun melakukan observasi
kepada
terhadap siswa saat proses belajar
diberikan
mengajar berlangsung di dalam
kemampuan hasil belajar siswa
kelas.
dikelas
Untuk perlakuan di kelas
perlakuan
siswa.
Post-test
untuk
eksperimen
kontrol
selesai,
ini
mengetahui dan
setelah
mendapat
kontrol guru menerapakn model
perlakuan.
pembelajaran
proyek.
kepada kelas eksperimen dan kelas
model
kontrol. Dari hasil olah data yang
berbasis
Langkah-langkah
dari
pembelajaran berbasis proyek itu
diperoleh
sendiri
eksperimen
adalah
membentuk
Post-test
kelas
nilai
diberikan
rata-rata
post-test
kelas
sebesar
kelompok diskusi, membuat desain
76,406 tergolong baik dengan
rencana proyek, membuat jadwal
standar deviasi 7,868. Hasil yang
pelaksanaan
diperoleh dari pengolahan data
kegiatan
Yulita Dewi Purmintasari, Ayu Lestari Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif…
post-test kelas eksperimen ternyata
Selanjutnya
untuk
rata-rata hasil belajar siswa diatas
menghitung uji t maka terlebih
kriteria
dahulu menghitung data post-test
ketuntasan
minimal
(KKM). Untuk kelas konrol nilai
dengan
rata-rata post-test sebesar 72,031
mrngetahui data post-test kelas
tergolong baik dengan standar
eksperimen dan kelas kontol itu
deviasi 8,24. Secara keseluruhan
termasuk ke data normal. Dari data
kelas kontrol ini nilai rata-ratanya
kelas eksperimen dan kelas kontrol
belum
yang berdistribusi normal dan
mencapai
kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Walaupun
nilai
chi
homogen,
kuadrat
kemudian
untuk
didapatlah
rata-rata
thitung dengan rumus uji t sebesar
siswa pada kelas eksperimen sudah
2,637 dengan ttabel sebesar 2,389,
mencapai
kriteria
diperoleh bahwa thitung> ttabel yakni
ketuntasan minimal (KKM), tetapi
2,637 > 2,389, maka Ho ditolak dan
masih ada siswa yang belum
Ha diterima. Hal ini bearti terdapat
mencapai
pengaruh
angka
nilai
individunya.
KKM
model
pembelajaran
kelas
koopertaif tipe complex instruction
eksperimen atau kelas kontrol dan
terhadap hasil belajar siswa pada
seluruh
nilai
mata pelajaran IPS di kelas VIII
keseluruhannya belum mencapai
Sekolah Menengah Pertama Negeri
KKM, maka bisa dilakukan tindakan
1 Selakau Kabupaten Sambas.
selanjutnya
Untuk
secara
kelas
yaitu
yang
melakukan
remedial atau perbaikan nilai.
SIMPULAN
Remedial ini dilakukan dengan
Berdasarkan
hasil
analisis
memberikan tugas atau tes kepada
data dapat disimpulkan bahwa
siswa untuk memperbaiki nilai
Rata-rata hasil pre-test pada kelas
mereka yang belum mencapai
eksperimen adalah sebesar 46,718
angka kriteria ketuntasan minimal
yang
(KKM).
standar deviasi 13,38. Untuk rata-
tergolong
gagal
dengan
rata pre-test kelas kontrol sebesar
11
SOCIA Volume 15. No.1 Juni 2016, 1-12
43,437 juga tergolong gagal dengan
kasih kepada dewan redaksi Jurnal
standar deviasi 11,82.
Socia
atas
kesempatan
yang
Rata-rata hasil post-test pada
diberikan sehingga paper ini dapat
kelas eksperimen adalah sebesar
diterbitkan pada Jurnal Socia edisi
76,406 tergolong baik dengan
Juni 2016.
standar deviasi 7,868. Untuk ratarata hasil post-test pada kelas
DAFTAR PUSTAKA
kontrol
Arifin,
sebesar
72,031
juga
Z.
2012.
Penelitian
tergolong baik dengan standar
Pendidikan. Bandung: Remaja
deviasi 8,24.
Rosdakarya.
Dari hasil uji hipotesis dengan
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar
menggunakan uji t dengan α=1%
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
diperoleh thitung > ttabel yakni 2,637 >
PT Bumi Aksara.
2,389, Ho ditolak dan Ha diterima
Hamid, D. 2011. Metode Penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan.
terdapat
Alfabeta.
pengaruh
pembelajaran
model
kooperatif
tipe
Huda,
M.
Bandung:
2011.
complex instruction pada mata
Learning.
pelajaran IPS di kelas VIII Sekolah
Pustaka Pelajar.
Menengah
Pertama
Negeri
1
Selakau Kabupaten Sambas.
Yogyakarta:
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif,
UCAPAN TERIMA KASIH
Cooperative
Pendekatan Kuaitatif,
dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Dalam kesempatan ini penulis
Warsono. 2012. Pembelajaran Aktif,
mengucapkan terima kasih kepada
Teori dan Asesmen.Bandung:
berbagai
Remaja Rosdakarya.
membantu penelitian,
pihak dalam
yang
telah
pelaksanaan
khususnya
pihak
SMPN1 Selakau Kabupaten Sambas. Penulis juga mengucapkan terima
Sutirman. 2013. Media dan ModelModel Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.