Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKn (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas X SMA PGRI 3 Bogor) Lilis Anis Hendrayani SMA PGRI 3 Bogor Jl. KH. Sholeh Iskandar Gg. H. Ciong No. 19 Kd. Badak, Bogor (
[email protected]) ABSTRAK: Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang diaar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery (A1), dengan Inkuiri (A2). (2) Perbedaan hasil belajar PKn untuk siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi (B1),
mendapatkan model
pembelajaran discovery dan siswa yang mendapatkan model pembelajaran inkuiri (3) Perbedaan hasil tinggi PKn antara siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah (B2) mendapatkan model pembelajaran Discovery dengan Inkuiri, (4) Pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar PKn Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA PGRI 3 Bogor tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 203 orang, sedangkan sampel penelitian sebanyak 48 siswa yang diambil dengan teknik acak sederhana, data hasil penelitian meliputi: 1) data hasil belajar PKn diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar obyektif dengan 5 option jawaban, dan 2) data kecerdasan interpersonal siswa, diperoleh menggunakan tes kecerdasan interpersonal dengan 4 option jawaban. Data dalam penelitian ini dia nalisis dengan statistic dan ANAVA 2 Jalur, statistic deskriptip meliputi perhitungan rerata, median, modus, simpangan baku, rentangan, pembuatan distribusi frekuensi dan histogram dari setiap variabel. Sedangkan ANAVA 2 jalur meliputi uji validitas dan reliebilitas, kemudian untuk uji prasyaratnya dengan menggunakan uji Normalitas dan Homogenitas, dan jika terdapat interaksi antara variabel-variabelnya diuji lagi dengan menggunakan uji-t. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22 dan program Excell.
22
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:1) terdapat pengaruh positif dan sangat kuat antara model pembelajaran dengan hasil belajar PKn, 2) terdapat pengaruh model pembelajaran dan kecerdasan interpersonal secara bersama–sama memiliki interaksi positif dengan hasil belajar PKn, 3) pada siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah hasil belajar PKn lebih baik jika belajar menggunakan model pembelajaran inkuiri dibandingkan menggunakan model pembelajaran discovery. 4) terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar PKn Kata Kunci: Model Pembelajaran Discovery, Kecerdasan Interpersonal, Hasil Belajar PKn ABSTRACT: The problem in this research is : (1) The difference of student’s result in PKn lesson, by using Discovery Learning Model (A1) and Inquiry Model (A2), (2). The difference of student’s result in PKn lesson. between student’s who have high interpersonal intelegence (B1) if the learning process used the discovery learning and inqury Model, (3) The defference between student’s who have lower in interpersonal intelegence (B2) if the learning process used the discovery learning and inquiry Model.(4)The interaction effect between Interpersonal Intelegence Learning Model and Student’s result in PKn lesson The population of the research were the student’s of ten th grade of SMA PGRI 3 Bogor in 2014/2015, all of them are 203 student’s and the research sample was 48 student’s with random system. The data are: (1) the PKn result of the student's by using test, with 5 options. (2) The data of student’s interpersonal intelegence by using interpersonal intelegence test with 4 option. The data in this research was analyzed by statistic and Anava 2 ways, descriptive statistic are average, median, modus, deviation, range, making of frequency distribution and histogram from each variable. Anava 2 is about validity and reliability test, and for the pretest, the writer used Normality and Homogenity Test, and if there is interaction between the variables, they should be tested again by using t-test- the data counting was done by using SPSS 22 and excel l program.
23
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Based on the result of the research, it can be concluded that : (1) There is a positive effect and strong between learning model and student’s result of PKn lesson. (2).There is an effect of learning model and interpersonal intelligence and also has a positive interaction with the PKn lesson result. (3) The student’s who have low interpersonal intelegance, the result of PKn lesson is better if they use inquiry model than discovery model. (4) There is an interaction between learning model and interpersonal intelligence of PKn lesson
Keywords : Model Discovery Learning, Interpersonal intelegence, Learning outcomes.
yang
1. Pendahuluan Kemampuan pemahaman konsep suatu materi dibutuhkan
rendah
antara
lain:
1)
pemahaman konsep, 2) sarana dan
dalam
prasarana pendidikan, 3) guru, 4)
pengembangan intelektual. Dalam
peserta didik, 5) metode atau model
pembelajaran
PKn,
kemampuan
pembelajaran
pemahaman
konsep
merupakan
syarat
mutlak
diterapkan,6)
interpersonal
peserta
mencapai
didik, dan 7) motivasi belajar.Faktor-
keberhasilan belajar PKn. Sehingga,
faktor tersebut seharusnya diadakan
seorang peserta didik memahami
perbaikan,
konsep
terjadiperubahan dalam hasil belajar.
PKn
dalam
kecerdasan
yang
maka
seluruh
permasalahan PKn yang ada dalam kehidupan
sehari-hari
sehingga
Keberhasilan
dapat
belajar
peserta
maupun
didik dipengaruhi oleh faktor internal
permasalahan dalam bentuk soal-soal
dan eksternal.Faktor internal, yaitu
dapat dipecahkan.
kondisi dalam proses belajar yang
Salah satu langkah yang dapat
berasal
dari
dalam
dirisendiri,
dilakukan adalah mencari faktor-
sehingga terjadi perubahan tingkah
faktor penyebab rendahnya hasil
laku.
belajar
termasukfaktor
PKn,
dilakukan perbaikan.
kemudian
segera
langkah-langkah Faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar PKn
24
Ada
kecerdasan, keterampilan
beberapa
hal
internal, bakat
yang yaitu:
(aptitude), (kecakapan),
minat,motivasi, kondisi fisik, dan
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
mental.
Adapun yang termasuk
didik
sekaligus
menumbuhkan
faktoreksternal adalah: lingkungan
kemampuan hubungan sosial, dan
(lingkungan alam, lingkungan sosial,
mengembangkan
lingkungansekolah),
dan
kekurangan diri dan orang lain, serta
sosio
2) dapat merealisasikan kebutuhan
ekonomis, sosio kultural, dankeadaan
peserta didik dalam belajar berpikir,
masyarakat).
memecahkan
masyarakat
Hasil
keluarga
(keadaan
belajar
siswa
pada
pembelajaran PKn di SMA PGRI 3 Bogor masih belum mencapai nilai yang diharapkan.
Hal ini dapat
sikap
menerima
masalah
mengintegrasikan
dan
pengetahuan
dengan keterampilan. Rendahnya hasil belajar siswa antara lain dipengaruhi oleh factor
dilihat dari rata-rata Ulangan Harian
ketidaktepatan
(UH) PKn kelas X (sepuluh) masih
pembelajaran pada peserta didik,
di
Ketuntasan
pencapaian
Minimal (KKM) yang ditetapkan
dipengaruhi
yaitu 75.
interpersonal siswa apakah memiliki
bawah
Kriteria
Kemampuan mencapai
hasil
siswa belajar
dalam yang
penerapan
hasil
belajar
oleh
model
juga
kecerdasan
kecerdasan interpersonal tinggi atau rendah.
Kecerdasan
interpersonal
diharapkan dapat dipengaruhi oleh
adalah kecerdasan yang dimiliki oleh
beberapa faktor, antara lain faktor
peserta
siswa, guru, materi pelajaran, model
dengan kemampuan bersosialisasi
pembelajaran dan faktor lingkungan
dalam kelompok.
Dari
didik
faktor
siswa
dapat
didik yang berhubungan
Setiap peserta
memiliki
kecerdasan
mempengaruhi hasil belajar karena
interpersonal tinggi atau rendah,
keberhasilan tidaklah datang dari
tugas
dengan
mengembangkan
sendirinya,
untuk
guru
lah
untuk
karakteristik
memperoleh hasil yang tinggi siswa
kecerdasan interpersonal siswa untuk
pun harus berusaha keras untuk
meningkatkan
merubah kebiasaan belajarnya.
belajar peserta didik.
Pembelajaran yang melibatkan
pencapaian
hasil
Model pembelajaran adalah suatu
peserta didik secara aktif dapat : 1)
rencana
atau
pola
yang
dapat
Meningkatkan hasil belajar peserta
digunakan guru dengan merancang
25
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
bahan-bahan
pembelajaran
&
Model
pembelajaran
membimbing pembelajaran di kelas,
merupakan
setiap guru harus memilih model
pembelajaran inovatif yaitu suatu
pembelajaran
cara yang digunakan dalam proses
yang
sesuai
serta
bentuk
inkuiri
lain
efesien
berdasarkan
karakteristik
pembelajaran
siswa,
kebutuhan
siswa
aktifitas siswa dalam belajar dengan
dan
lingkungan yang dihadapi siswa.
melibatkan
Pendekatan model
siswa
pembelajaran
yang
dari
seluruh
untuk
menuntut
kemampuan
mencari,
dan
yang berpusat pada siswa antara lain
menyelidiki secara sistematis, kritis,
adalah
logis, analitis, sehingga siswa dapat
model
pembelajaran
Discoveri dan Inkuiri Learning.
merumuskan sendiri permasalahan
Model pembelajaran discovery learning merubah kegiatan belajar mengajar
yang
semula
teacher
yang dihadapi dari suatu topik pelajaran. Model
pembelajaran
Inkuiri
oriented menjadi student oriented,
learning merupakan perluasan model
siswa
discovery
dituntut
berbagai
untuk
melakukan
kegiatan
informasi,
learning,
menghimpun
lebih tinggi yang melibatkan seluruh
membandingkan,
kemampuan siswa untuk mencari dan
mengkategorikan,
menganalisis,
mengintegrasikan,
menyelidiki,
dimulai
dari
merumuskan problema, merancang
mengorganisasikan
serta
eksperimen,
membuat kesimpulan. Model ini
eksperimen,
dapat diterapkan oleh guru untuk
menganalisis
memotivasi
kesimpulan
bahan
siswa
mengembangkan penemuan
tingkatannya
dalam
pembelajaran
sehingga
mengumpulkan dan
data,
membuat
dengan atau tanpa
bantuan guru. Model
penemuan
pembelajaran lebih bermakna lagi
mengarahkan
siswa
karena
yang
menemukan sesuatu melalui proses
menemukan konsep-konsep materi
pembelajaran yang dialaminya, siswa
pembelajaran tanpa bantuan atau
tidak hanya disodori oleh sejumlah
dengan bantuan guru.
teori
siswa
sendiri
membuat
melaksanakan
dengan
26
tetapi
mereka
sejumlah
ini untuk
berhadapan fakta
yang
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
diharapkan
dapat
merumuskan
1. Stimulation (simulasi/pemberian
sejumlah penemuan, penemuan yang
Rangsangan)
dimaksud
dengan
Pada tahap ini siswa dihadapkan
seorang ilmuwan, penemuan ini amat
pada sesuatu yang menimbulkan
sederhana
tanda Tanya, kemudian dilanjutkan
tidak
identik
tetapi
bermakna
bagi
siswa.
untuk tidak memberi generalisasi, agar
2.
keinginan
untuk
menyelidiki sendiri, disamping itu
Kajian Literatur
2.1 Model
timbul
Pembelajaran
guru keinginan untuk menyelidiki
Discovery
sendiri, di samping itu guru dapat
Model pembelajaran penemuan
memulai
(discovery nama
Learning)
lain
dari
merupakan pembelajaran
kegiatan
mengajukan
PBM
dengan
pertanyaan,
anjuran
membaca buku, dan aktifitas belajar
penemuan, sesuai dengan namanya
lainnya
model ini mengarahkan siswa untuk
persiapan pemecahan masalah.
dapat menemukan sesuatu melalui
2. Problem
proses
pembelajaran
dilakoninya. terbiasa
Siswa
menajdi
(ilmuwan).
diraih
yang untuk
seorang saintis
Mereka
tidak
hanya
yang
mengarah
pada
Statement
(Pernyataan/Identifikasi Masalah) Setelah
dilakukan
stimulus
langkah selanjutnya guru memberi
sebagai konsumen, tetapi diharapkan
kesempatan kepada
pula biasa berperan aktif, bahkan
mengidentifikasi sebanyak mungkin
sebagai pelaku dari pencipta ilmu
agenda-agenda masalah yang relevan
pengetahuan.sendiri.
dengan bahan pelajaran, kemudian
Prosedur
siswa
untuk
Pembelajaran
salah satunya dipilih dan dirumuskan
(Discovery Learning) menurut Syah
dalam bentuk hipotesis (jawaban
(2004;244) dalam mengaplikasikan
sementara atas pertanyaan masalah.
Discovery di kelas secara umum
Permasalahan
antara lain.
selanjutnya harus dirumuskan dalam
yang
dipilih
bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara
atas
pertanyaan
yang
27
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
diajukan. Memberikan kesempatan
pengetahuan baru tentang alternative
siswa untuk mengidentifikasi dan
jawaban/penyelesaian
menganalisis
mendapat pembuktian secara logis.
permasalahan
yang
mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun
yang
perlu
5. Verification (Pembuktian) Verification
menurut
Bruner,
siswa agar mereka terbiasa untuk
bertujuan agar proses belajar akan
menemukan suatu masalah.
berjalan dengan baik dan kreatif jika
3. Data Collection (Pengumpulan
guru
memberikan
kesempatan
Data)
kepada siswa untuk menemukan
Pada tahap ini berfungsi untuk
suatu konsep, teori, aturan atau
menjawab
pertanyaan
atau
pemahaman melalui contoh-contoh
tidaknya
yang ia jumpai dalam kehidupannya,
hipotesis. Dengan demikian siswa
sehingga pernyataan atau hipotesis
dapat
berbagai
yang telah dirumuskan dicek apakah
informasi yang relevan, membaca
terjawab atau tidak, apakah terbukti
literature,
atau tidak.
membuktikan
benar
mengumpulkan
mengamati
objek,
wawancara dengan nara sumber,
6. Generalization
(Menarik
melakukan uji coba sendiri dan
Kesimpulan/Generalisasi)
sebagainya.
Dengan
4. Data
Processing
(Pengolahan
verifikasi
memperhatikan maka
dapat
hasil ditarik
Data)
kesimpulan yang dapat dijadikan
Semua informasi hasil bacaan,
prinsip umum dan berlaku untuk
wawancara,
observasi
dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak,
semua kejadian atau masalah yang sama.
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu (Djamarah, 2002;22). Data processing
disebut
juga
pengkodean/kategorisasi berfungsi
sebagai
2.2. Model Pembelajaran Inkuiri Model inkuiri merupakan suatu
dengan
teknik yang digunakan guru untuk
yang
dapat merangsang siswa lebih aktif
pembentukan
mencari
serta
meneliti
konsep dan generalisasi sehingga
pemecahan
siswa
pengetahuan yang sedang dipelajari.
28
akan
mendapatkan
masalah
sendiri tentang
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Inkuiri merupakan bagian inti dari
mencari
kegiatan
Artinya
pembelajaran
kontekstual.
berbasis
Pengetahuan
dan
keterampilan yang diperoleh siswa
dan
menemukan.
strategi
menempatkan
inkuiri
siswa
sebagai
subyek belajar.
diharapkan bukan hasil mengingat
2. Seluruh aktifitas yang dilakukan
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil
siswa diarahkan untuk mencari
dari menemukan sendiri. Guru harus
dan menemukan jawaban sendiri
selalu merancang kegiatan
dari sesuatu yang dipertanyakan,
yang
merujuk pada kegiatan menemukan,
sehingga
apa pun materi yang diajarkannya.
menumbuhkan sikap percaya diri
Inkuiri
dibentuk
dari
pengembangan
discovery
dengan
diharapkan
dapat
(self belief). 3. Mengembangkan
kemampuan
kata lain perluasan proses-proses
berpikir secara sistematis, logis,
discovery
tinggi
dan kritis, atau mengembangkan
tingkatannya, mengikuti siklus yang
kemampuan intelektual sebagai
terdiri
bagian dari proses mental.
yang
lebih
dari
merumuskan
permasalahan,
merancang
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan
dan
2.3. Kecerdasan Interpersonal
menganalisis
Howard Gardner, Jasmine dalam
data, menarik kesimpulan dilakukan
buku
baik secara mandiri maupun bersama
menjelaskan bahwa “teori tentang
kelompok. Peserta didik dilatih untuk
kecerdasan majemuk adalah salah
mengembangkan dan menggunakan
satu
keterampilan berpikir kritis, mulai
penting
dari
membuat
menyimpulkan,
inferensi,
psikologi
perkembangan dan
yang
paling
paling
menjanjikan
dalam pendidikan dewasa ini.
menghitung,
Frame Of Mind menjelaskan
hubungan,
tentang kecerdasan manuasia anatara
mengidentifikasikan
menerapkan konsep, dan membuat
lain meliputi:
perbandingan.
1. Kecerdasan
Ciri-ciri
strategi
pembelajara inkuiri: 1. Menekankan
majemuk
kepada
bahasa
(linguistic
Musik
(Musikal
Intelligence) aktifitas
siswa secara maksimal untuk
2. Kecerdasan Intelligence)
29
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
3. Kecerdasan Logika-Matematika
menjaga hubungan, serta mengetahui
(Logical-Mathematical
berbagai
Intelligence)
dalam suatu kelompok, baik sebagai
4. Kecerdasan
Visual-Spasial
peranan
yang
terdapat
anggota maupun pemimpin.
(Visual-Spatial Intelligence) 5. Kecerdasan
Kinestetik-Tubuh
(Bodily-Kinesthetic Intelligence) 6. Kecerdasan
Intrapersonal
(intrapersonal Intelligence) 7. Kecerdasan
Pengertian hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
Interpersonal
(Interpersonal Intelligence)
menerima
belajarnya,
pengalaman
sedangkan
menurut
Gagne hasil belajar harus didasarkan
8. Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
pada
pengamatan
tingkah
laku
melalui stimulus respon
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
2.4. Hasil Belajar
memahami
pikiran,
Menurut
Hamalik
mengemukakan.,’
hasil
belajar
sikap, dan perilaku orang lain. Dapat
tampak sebagai terjadinya perubahan
pula dikatakan bahwa kecerdasan
tingkah laku pada diri siswa yang
interpersonal merupakan kemampuan
dapat diamati dan diukur dalam
untuk
dan
bentuk perubahan pengetahuan, sikap
membedakan suasana hati, maksud,
dan keterampilan. Perubahan tersebut
motivasi, dan keinginan orang lain,
dapat
serta
peningkatan
mempersepsi
kemampuan
memberikan
diartikan dan
terjadinya pengembangan
respons secara tepat terhadap suasana
yang lebih baik dibandingkan dengan
hati,
sebelumnya.
temperamen,
motivasi
dan
keinginan orang lain. Kecerdasan
Nana Sudjana dari Kingsley, interpersonal
menyatakan bahwa
hasil
belajar
memungkinkan peserta didik untuk
dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
dapat memahami dan berkomunikasi
(1) keterampilan dan kebiasaan, (2)
dengan temannya yang lain, melihat
pengetahuan dan ketrampilan, dan
perbedaan
temperamen,
(3) sikap dan cita-cita, yang masing-
motivasi dan kemampuan. Termasuk
masing jenis hasil belajar dapat diisi
mood,
kemampuan untuk membentuk dan
30
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
dengan
bahan
yang
ada
pada
kurikulum sekolah. Sistem
kemampuan
perceptual,
keharmonisan atau ketepatan, (e)
pendidikan
Nasional
gerakan keterampilan kompleks, dan
rumusan tujuan pendidikan, baik
(f)
tujuan
interpretative.
kurikuler
maupun
instruksional, klasifikasi
(d)
tujuan
menggunakan hasil
belajar
dari
gerakan
objek penilaian hasil belajar. Di antara
besar
kognitiflah
menjadi
tiga
dan
Ketiga ranah tersebut menjadi
Benyamin Bloom yang secara garis membaginya
ekspresif
ketiga
ranah
yang
itu,
ranah
paling
banyak
ranah, yaitu ranah kognitif, ranah
dinilai oleh para guru di sekolah
afektif, dan ranah psikomotorik.
karena berkaitan dengan kemampuan
Ranah
kognitif
berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari
enam
aspek,
para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
yakni
pengetahuan
atau
ingatan,
3. Metode Penelitian
pemahaman,
aplikasi,
analisis,
3.1. Rancangan .Penelitian
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama
disebut
rendah
dan
kognitif tingkat keempat
aspek
Pada penelitian ini, penulis menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi eksperimental design)
berikutnya termasuk kognitif tingkat
dengan
tinggi.
Randomized Pretest-Postest control
Ranah afektif berkenaan dengan
desain
penelitian
group design. Penelitian ini akan
sikap yang terdiri dari lima aspek,
menguji
yakni penerimaan, jawaban atau
pembelajaran
reaksi, penilaian, organisasi, dan
interpersonal terhadap hasil belajar
internalisasi.
PKn.
Ranah psikomotorik berkenaan
efektifitas dan
Variabel
penelitian
ini
model kecerdasan
bebas
dalam
adalah
model
dengan hasil belajar keterampilan
pembelajaran (X1) dan kecerdasan
dan
Ada
interpersonal
enam aspek ranah psikomotoris,
pembelajaran
yakni:
kemampuan bertindak.
(a)
keterampilan
gerakan gerakan
(X2). sebagai dan
Model variabel
reflex,
(b)
perlakuan
kecerdasan
dasar,
(e)
interpersonal sebagai variabel atribut.
31
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Sedangkan variabel terikatnya adalah
pembelajaran discovery dan inkuiri.
hasil belajar PKn (Y).
Dimana kelas model pembelajaran
Adapun desain eksperimen yang
Discovery ditetapkan sebagai kelas
digunakan
eksperimen
adalah
dalam factorial
penelitian
ini
design/desain
factorial 2 x 2, seperti tabel berikut
dan
pembelajaran
kelas
inkuiri
model
ditetapkan
sebagai kelas control.
ini
Pengambilan kelas perlakuan
Tabel 1. Disain Factorial 2 X 2
dengan cara mengundi delapan kali
Model
untuk ke 5 kelas dengan mencari
Pembelajaran
peluang yang paling banyak keluar
(A) Model
Model
Pembelajaran
Pembelajaran
Discovery
Inkuiry
(A1)
(A2)
untuk penentuan kelas Discovery dan ∑
Inkuiri. Uji coba tes hasil belajar PKn dilakukan
Kecerdasan Interpersonal
kepada
siswa
kelas
sepuluh (X) SMA PGRI 3 Bogor,
(B) Tinggi (B1)
A 1B 1
A 2B 1
yaitu
Rendah (B2)
A 1B 2
A 2B 2
Eksperimen yang mendapat model
Jumlah
Kelas
X-3
sebagai
kelas
pembelajaran Discovery dan kelas X2 sebagai kelas control mendapat
3.2. Subjek Penelitian 1) Populasi Penelitian Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA PGRI 3 Bogor, Tahun Pelajaran 2014/2015, dari 5 kelas dengan jumlah rata-rata peserta didik 40 orang.
model pembelajaran inkuiri untuk menentukan validitas dan reliabilitas soal
yang
diberikan.
Sampel diambil 2.kelas dengan teknik acak, untuk mendapatkan perlakuan yang menggunakan model
32
dari
perhitungan soal-soal yang valid dan reliable kemudian digunakan sebagai post tes hasil PKn kepada kelas control dan kelas eksperimen dan juga kepada kedua kelas tersebut diberikan
2) Teknik Pengambilan Sampel
Dan
tes
kecerdasan
interpersonal. Pengisian
instrument
kecerdasan interpersonal digunakan untuk mencari peserta didik yang
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
mempunyai kecerdasan interpersonal
belajar PKn peserta didik yang
tinggi dan yang rendah dengan cara
memilikikecerdasan
menghitung
yang
rendahyang belajar dengan model
didapatkan sesuai dengan ketentuan
pembelajaran discovery, dan (6) skor
penilaian yang telah ditetapkan.
hasil belajar PKn pesertadidik yang
perolehan
interpersonal
memiliki kecerdasan interpersonal 3.3.
Teknik Pengumpulan Data
rendah yang belajar dengan model
Pengumpulan data dilakukan
pembelajaran inkuiri.
dengan
menggunakan
tes
hasil
Rangkuman
data
skor
hasil
belajar PKn dan pengisian instrument
belajar PKn untuk masing-masing
kecerdasan interpersonal,
kelompok dapat dilihat pada tabel
sehingga
diperoleh data primer yaitu hasil
berikut:
belajar peserta didik setelah proses pembelajaran PKn.
Tabel 2. Deskripsi Data Kelompok
Model Pembelajaran Penemuan
KI
Discovery
Inkuiri
91
86
82
77
91
82
82
73
86
82
82
73
dengan
91
86
82
82
pembelajaran
82
86
82
73
discovery(2) data hasil belajar PKn
86
82
77
73
TINGGI
4. Hasil Penelitian 4.1. Deskripsi Data Pada
bagian
deskripsi
data
didasarkan pada urutan yaitu, (1) data
hasil
belajar
mendapatkanmodel
dengan
PKn
mendapatkanmodel
pembelajaran inkuiry, (3) skor hasil
938
∑Х2
88719
73518
85.92
78.17
RENDAH
memiliki kecerdasan interpersonal
1031
Ẋ
belajar PKn peserta didik yang
∑Х
68
68
73
68
68
60
68
68
hasil belajar PKn peserta didik yang
73
73
73
73
memiliki kecerdasan interpersonal
68
68
73
68
68
64
73
68
tinggi yang belajar dengan model pembelajaran discovery, (4) skor
tinggi yang belajar dengan model pembelajaran inkuiry, (5) skor hasil
33
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Kelompok
Model Pembelajaran Penemuan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai
KI
Discovery
Inkuiri
Hasil
68
68
64
73
Belajar
Belajar
PKn
siswa
mendapatkan
yang Model
Pembelajaran Discovery (A1)
∑Х
810
846
∑Х2
54818
59718
Valid Cumulati
Ẋ
Frequen Perce 67.50
70.50
mendapatkan
model
pembelajaranDiscovery (A1) Hasil belajar PKn peserta didik
yang
belajar
dengan
nt
59
1
64
Percent
2.5
2.5
2.5
2
5.0
5.0
7.5
68
7
17.5
17.5
25.0
73
7
17.5
17.5
42.5
Vali 77
11
27.5
27.5
70.0
d
82
4
10.0
10.0
80.0
86
5
12.5
12.5
92.5
91
3
7.5
7.5
100.0
40
100.0 100.0
Tot
menggunakan model pembelajaran
Perce ve nt
Skor Hasil belajar PKn siswa yang belajar
cy
al
discovery tanpa membedakan tingkat kecerdasan interpersonal dijabarkan
Berdasarkan
tabel
diatas
sebagai berikut. Rentang skor yang
dapat dijelaskan bahwa banyaknya
diperoleh adalah 91 – 59 = 32
peserta didik yang memperoleh skor
dengan skor terendah 59 dan skor
diatas rata – rata sebanyak 23 orang (
tertinggi 91. Skor rata – rata adalah
57.5 % ), dan yang memperoleh skor
76,3 ; modus 77 dan standar deviasi
dibawah rata – rata sebanyak 17
7.868.
orang (42.5 %). Disimpulkan bahwa Secara lebih jelas, sebaran
nilai hasil belajar PKn peserta didik
skor yang diperoleh untuk hasil
yang belajar menggunakan model
belajar PKn siswa yang belajar
pembelajaran discovery berada pada
mendapatkan model pembelajaran
nilai diatas rata-rata 76.30.
discovery dapat dilihat melalui daftar distribusi berikut :
frekuensi
pada
tabel
Skor
hasil
belajar
PKn
peserta didik yang menggunakan model pembelajaran inquiry tanpa membedakan
tingkat
kecerdasan
interpersonal adalah sebagai berikut.
34
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Rentang skor yang diperoleh peserta
nilai hasil belajar PKn siswa yang
didik adalah 82 – 68 = 14 dengan
belajar
skor terendah 68 dan skor tertinggi
Skor hasil belajar PKn siswa
82. Skor rata – rata peserta didik
yang
adalah 73.8, modus 73, dan standar
interpersonal
tinggi
deviasi4.059.
medapatkan
model
memiliki
kecerdasan dan
belajar
pembelajaran
Secara lebih jelas, skor hasil
discovery dijelaskan sebagai berikut.
belajar PKn peserta didik yang
Rentang skor yang diperoleh peserta
belajar
model
didik adalah 91 – 82 = 9 dengan skor
pembelajaran inquiry dapat dilihat
terendah 82 dan skor tertinggi 91.
pada tabel distribusi frekuensi pada
Skor rata – rata siswa adalah 85.92,
tabel berikut :
modus 86, dan standar deviasi 3,554.
menggunakan
Secara jelas skor hasil belajar Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai
PKnsiswa dapat dilihat melalui daftar
Hasil
distribusi skor hasil belajar PKn pada
Belajar
Belajar
PKn
siswa
mendapatkan
yang Model
Pembelajaran Inquiry (A2) Vali Freque
Perc
d
ncy
ent
Perc ent
Tabel 5. Cumula
Percent
Pembelajaran Kecerdasan
15.0
15.0
15.0
73
26
65.0
65.0
80.0
Val
77
2
5.0
5.0
85.0
id
82
6
15.0
15.0
100.0
100.
100.
al
0
Berdasarkan
Mendapatkan
Model
Discovery
dengan
Interpersonal
Tinggi
(A1B1) Model
Discovery_Kecerdasan
Interpersonal
Tinggi
0
tabel
Frekuensi
Nilai Hasil Belajar PKn siswa yang Belajar
6
40
Distribusi
tive
68
Tot
tabel berikut ini:
Frequenc
Percen
y
t
diatas
dapat dijelaskan bahwa banyaknya peserta didik yang memperoleh skor diatas rata – rata sebanyak 8 orang (
Vali d
Valid Percen t
Cumulativ e Percent
82
4
33.3
33.3
33.3
86
5
41.7
41.7
75.0
91
3
25.0
25.0
100.0
Tota l
12
100.0
100.0
20 %), dan yang memperoleh skor dibawah rata – rata sebanyak 32 orang ( 80 % ). Disimpulkan bahwa
35
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Berdasarkan
tabel
diatas
Tabel 6.
Distribusi
Frekuensi
dapat dijelaskan bahwa banyaknya
Nilai Hasil Belajar PKn siswa yang
siswa yang memperoleh skor diatas
Belajar
rata – rata sebanyak 8 orang ( 66.7 %
pembelajaran
),
Kelompok
dan
yang
memperoleh
skor
mendapatkan discovery
peserta
dibawah rata – rata sebanyak 4 orang
Kecerdasan
( 33.3 % ). Disimpulkan bahwa nilai
(A1B2)
Model untuk
didik
dengan
Interpersonal
Rendah
hasil belajar PKnsiswa yang belajar mendapatkankan
model
Frequen Perce
pembelajaran Discovery berada pada
cy
nilai diatas rata – rata 86.
nt
Valid Cumulati Perce ve nt
Percent
60
1
8.3
8.3
8.3
PKn
64
2
16.7
16.7
25.0
peserta didik yang menggunakan
Vali 68
7
58.3
58.3
83.3
d
2
16.7
16.7
100.0
Skor
hasil
belajar
model
pembelajaran
discovery
dengan
tingkat
kecerdasan
73 Tot al
12
100.0 100.0
interpersonal rendah adalah sebagai Berdasarkan
berikut. Rentang skor yang diperoleh
tabel
diatas
peserta didik adalah 75 – 55 = 20
dapat dijelaskan bahwa banyaknya
dengan skor terendah 55 dan skor
siswa yang memperoleh skor diatas
tertinggi 75. Skor rata – rata siswa
rata – rata sebanyak 9 orang (75% ),
adalah 65.42, modus 65, dan standar
dan yang memperoleh skor dibawah
deviasi 5.42.
rata – rata sebanyak 3 orang ( 25% ).
Secara lebih jelas, skor hasil belajar
PKnsiswa
yang
belajar
Disimpulkan belajar
bahwa
PKnsiswa
nilai yang
hasil belajar
mendapatkan model pembelajaran
mendapatkan model pembelajaran
discovery dapat dilihat pada table
discovery berada pada nilai diatas
distribusi
rata – rata 67.5.
frekuensi
skor
siswa
Skor hasil belajar PKnsiswa
disajikan ke dalam 5 kelas dengan interval 7 seperti pada tabel berikut :
yang
memiliki
interpersonal
tinggi
mendapatkanmodel
kecerdasan dan
belajar
pembelajaran
inquiry di jelaskan sebagai berikut.
36
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Rentang skor yang adalah 85 – 70 =
dan peserta didik yang memperoleh
15 dengan skor terendah 70 dan skor
skor dibawah rata – rata sebanyak 6
tertinggi 85. Skor rata – rata adalah
orang ( 50 % ). Disimpulkan bahwa
79.17, modus 80, dan standar deviasi
nilai hasil belajar PKn peserta didik
4.174
yang belajar menggunakan model Secara lebih jelas, skor hasil
pembelajaran
inquiry
untuk
belajar PKn siswa dapat dilihat
kelompok siswa dengan kecerdasan
melalui daftar distribusi skor hasil
interpersonal tinggi berada pada nilai
belajar PKn kelompok ini yang di
diatas rata – rata 78.17.
bagi dalam 4 kelas dengan panjang kelas interval 4.
Skor
kemampuan
peserta
didik yang belajar menggunakan model pembelajaran inquiry dengan
Tabel 7.
Distribusi
Frekuensi
kecerdasan interpersonal rendah di
Nilai Hasil Belajar PKn Siswa yang
jelaskan sebagai berikut. Rentang
Belajar
Model
skor hasil belajar PKnsiswa adalah
untuk
73 – 68 = 5 dengan skor terendah 68
Kelompok Peserta Didik dengan
dan skor tertinggi 73 . Skor rata –
Kecerdasan
rata adalah 70.50, modus 68, dan
Mendapatkan
Pembelajaran
Inquiry
Interpersonal
Tinggi
(A2B1)
standar deviasi 6.818 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
4
33.3
33.3
33.3
77
2
16.7
16.7
50.0
82
6
50.0
50.0
100.0
belajar PKnsiswa kelompok ini dapat
Valid Total
12
N
100.0
dilihat
100.0
Valid
12
Missing
0
Mean
78.17
Median
79.50
Mode
82
Std. Deviation
4.239
Variance
17.970
Range
9
Minimum
73
Maximum
82
Sum
938
Berdasarkan
Secara lebih jelas, skor hasil
Percent
73
tabel
pada
daftar
distribusi
frekuensi skor siswa yang disajikan pada tabel berikut.
diatas
dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang memperoleh skor diatas rata – rata sebanyak 6 orang ( 50 % ),
37
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Tabel 8.
Distribusi
Frekuensi
pemenuhan persyaratan bahwa data
Nilai Hasil Belajar PKn siswa yang
sampel
Belajar
Model
berdistribusi normal yang dilakukan
untuk
melalui pengujian normalitas data
Mendapatkan
Pembelajaran
Inquiry
berasal
Kelompok Peserta Didik dengan
menggunakan
Kecerdasan
pemenuhan
Interpersonal
Rendah
(A2B2)
sampel
Liliefors,
(2)
persyaratan
kehomogenan varians sampel untuk Valid Cumulati
Frequen Perce cy
Perce ve
nt
nt
Percent
6
50.0
50.0
50.0
Vali 73
6
50.0
50.0
100.0
Tot al
12
seluruh kelompok perlakuan dengan menggunakan Uji Barlett. Di bawah ini akan dijelaskan
68
d
Uji
dari
hasil pengujian normalitas distribusi sampel dan homogenitas varians
100.0 100.0
sampel data hasil penelitian. Berdasarkan
tabel
diatas
dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh skor diatas rata – rata sebanyak 6 orang ( 50 % ), dan siswa yang memperoleh skor dibawah rata – rata sebanyak 6 orang ( 50 % ). Disimpulkan belajar
bahwa
PKnsiswa
nilai yang
hasil belajar
mendapatkan model pembelajaran inquiryuntuk kelompok siswa dengan kecerdasan
interpersonal
rendahseimbang
baik
di
bawah
1.
Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data dalam
penelitian ini dilakukan terhadap empat kelompok data, yaitu A1B1 (skor hasil belajar PKnsiswa yang belajar
mendapatkan
pembelajaran kelompok
discovery peserta
didik
untuk yang
memiliki kecerdasan interpersonal tinggi), A1B2 (skor hasil belajar PKnsiswayang mendapatkanmodel
maupun di atas rata-rata 70.50.
model
belajar pembelajaran
discovery untuk kelompok peserta 4.2.
Pengujian
Persyaratan
Pengujian
persyaratan
analisis untuk uji hipotesis dalam
38
kecerdasan
interpersonal rendah), A2B1 (skor
Analisis
penelitian
didik yang memiliki
ini
mencakup
:
(1)
hasil belajar PKnsiswayang belajar mendapatkanmodel
pembelajaran
inquiry untuk kelompok peserta didik
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
yang
memiliki
kecerdasan
dengan nilai Lt ( nilai kritis L pda
interpersonal tinggi), A2B2 (skor
tabel untuk Uji Liliefors pada taraf
hasil belajar PKnsiswayang belajar
nyata 𝛼 = 0,05 dan 𝛼 =0,01). Dengan
mendapatkanmodel
demikian, dapat disimpulkan bahwa,
pembelajaran
inquiry untuk kelompok siswa yang
semua
memiliki kecerdasan interpersonal
penelitian ini berasal dari sampel
rendah).
distribusi normal. Oleh karena itu
Dalam
pengujian
digunakan
taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan n = 10 untuk
kelompok
data
dalam
persyaratan kenormalan data dapat dipenuhi.
nilai Lt = 0,258 sedangkan pada taraf nyata 𝛼 = 0,01 dan n = 10 untuk nilai
2.
Uji Homogenitas
hasil
Pengujian homogenitas varians
perhitungan ditunjukan dalam tabel
dilakukan terhadap empat kelompok
4.8 berikut ini.
data.
Lt
=
0,294.
Rangkuman
Keempat
kelompok
data
tersebut harus memenuhi asumsi Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji
bahwa variansnya homogen agar
Normalitas Data Penelitian
dapat dilakukan pengujian terhadap
Hasil Kelompok
Belajar PKn
skor rata – rata antar kelompok
Nilai Ltabel Nilai Lhit
𝜶
=
𝜶
0,01
0,05
=
Kesimpulan
1
A1B1
0,241
0,275
0,242
Normal
2
A1B2
0,195
0,275
0,242
Normal
3
A2B1
0,183
0,275
0,242
Normal
4
A2B2
0,195
0,275
0,242
Normal
5
A1
0,140
0,163
0,140
Normal
6
A2
0,128
0,163
0,140
Normal
perlakuan. Hasil pengujian dengan Uji Barlett pada 𝛼 = 0,05 dengan derajat kebebasan = 3 ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 10. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas 2tabel Kelompo
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas,
k Data
2hitun g
Uji Liliefors menunjukan nilai Lhit
A1B2 A2B1
yang
A2B2
kecil
dibandingkan
𝜶 = 0,0
Kesimpula n
5
A1B1
(nilai Liliefors untuk hasil observasi ) lebih
=
0.01
diketahui bahwa semua kelompok data yang diuji normalitasnya dengan
𝜶
2.50
11.3
7.8
4
1
Homogen
39
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Hasil
pengujian
interpersonal
mengindikasikan bahwa 2hitung lebih
belajar PKn.
kecil dari nilai2tabel sehingga dapat
terhadap
hasil
3) Perbedaanhasil belajar PKn untuk
keempat
siswa yang memiliki kecerdasan
kelompok data yang diuji berasal
interpersonal tinggi mendapatkan
dari
model
disimpulkan
bahwa
sampel
yang
variansinya
pembelajaran
discovery
dan siswa yang mendapatkan
homogen. Berdasarkan
kedua
hasil
pengujian persyaratan analisis diatas dapat
disimpulkan
bahwa
model pembelajaran inquiry. 4) Perbedaan hasil belajar PKnuntuk siswayang memiliki kecerdasan
persyaratan yang diperlukan untuk
interpersonal
analisis
varians
telah
terpenuhi,
rendahmendapatkanmodel
sehingga
layak
untuk
dilakukan
pembelajaran discovery dan siswa
analisis lebih lanjut untuk melihat
yang
perbedaan
pengaruh
model
pembelajaran inkuiri.
pembelajaran
berdasarkan
tingkat
kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar PKn peserta didik pada kelompok dalam
perlakuan.
analisis
Untuk
dilakukan
antara
hasil
belajar
kelompok
belajar
menguji
hipotesis,
Varians Dua Jalur (ANAVA 2 x 2). Tujuan analisis ini untuk melihat
PKn
dan
perbedaan pengaruh perlakuan yakni model
pembelajaran
(model
pembelajaran discovery dan model pembelajaraninquiry)
serta
yang belajar
kecerdasan interpersonal terhadap
mendapatkanmodel pembelajaran
hasil belajar PKn peserta didik. Hasil
inquiry.
perhitungan yang telah dilakukan,
kelompok siswa
2) Pengaruh interaksi antara antara model
pembelajaran
pembelajaran Inkuiri)
40
Untuk
uji
siswayang
discovery
4.3. Pengujian Hipotesis
terlebih dahulu dilakukan Analisis
mendapatkanmodel
pembelajaran
model
itu
perbedaan yang mencakup : 1) Perbedaan
mendapatkan
Discovery
dengan
dirangkum dalam tabel 4.10 berikut
(model
taraf signifikansi 𝛼 = 0,01 dan 0,05,
dan
perhitungan lengkap dapat dilihat
kecerdasan
tabel berikut.
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Tabel 11. untuk
ANAVA Dua Jalur
Melihat
Pembelajaran
Pengaruh dan
1. Hipotesis Pertama
Model
Perbedaan nilai hasil belajar
Kecerdasan
PKn siswa antara siswa yang
Interpersonal terhadap Hasil Belajar
belajar
PKn
pembelajaran
Sumber Varians
Antar
dk
Jumlah
Mean
Kuadrat
Kuadrat
Ftabel
siswa
(0.05,1,44)
mendapatkan
Fhitung
1
65.3
65.3
5.04
4.062
1
2054.08
2054.08
158.42
4.062
1
352.08
352.08
27.15
4.062
Dalam (D)
44
570.50
12.97
Total
47
kolom (K) Antar Baris (B)
Interaksi (I)
mendapatkan
model
discovery
yang
dan
belajar model
pembelajaran inquiry Berdasarkan
tabel
ANAVA
diperoleh Fhitung sebesar 5,04 lebih besar dari Ftabel sampai pada taraf nyata 𝛼 = 0,05 (Fhitung > Ftabel = 4,06), artinya hipotesis nol (H0) ditolak dan (H1) diterima kebenarannya. Hal ini
Keterangan: **
=
signifikan
(Fhitung = 158,42> Ftabel = 4,06 untuk baris dan Fhitung = 27,15> Ftabel = 4,06 untuk interaksi ) Berdasarkan Analisis
hasil
Varians
Jalur
(ANAVA) maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
bahwa
terdapat
perbedaan hasil belajar PKn peserta didik antara peserta didik yang belajar
menggunakan
pembelajaran
model
discovery
dan
kelompok peserta didik yang belajar
perhitungan Dua
membuktikan
menggunakan
model
pembelajaraninquiry. Hasil
uji
perbandingan
menggambarkan bahwa hasil belajar PKn
yang belajar menggunakan
model pembelajaran discovery lebih tinggi daripada hasil belajar PKn peserta
didik
mengunakan
yang
model
belajar
pembelajaran
inquiry. Hal ini terbukti dari hasil analisis
empirik
pada
pengujian
41
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Qhitung = 3,17> Qtabel = 2,92 pada
Dengan
adanya
perbedaan
hasil
taraf nyata 𝛼 = 0,05.
belajar ini maka dilakukan uji lanjut
Berdasarkan hasil analisis varians
sehingga dihasilkan Qhitung = 13,17>
dan uji pembanding, uji Tuckey,
Qtabel = 3,08 pada taraf nyata 𝛼 =
terhadap kedua kelompok tersebut
0,05.
dapat
disimpulkan
bahwa
hasil
Disimpulkan
bahwa
terdapat
belajar PKn peserta didik lebih tinggi
pengaruh yang sangat signifikan
untuk
antara
kelompok
yang
belajar
model
pembelajaran
dan
menggunakan model pembelajaran
kecerdasan interpersonal (tinggi dan
discovery.
rendah) terhadap hasil belajar PKn siswa,
model
terdapat
perbedaan hasil belajar PKn antara
2. Hipotesis Kedua Pengaruh
penjelasannya
interaksi
antara
siswa yang belajar mendapatkan
dan
model pembelajaran discovery pada
pembelajaran
kecerdasan
interpersonal
kelompok
siswa
yang
memiliki
terhadap hasil belajar PKn .
kecerdasan
Berdasarkan
perhitungan
dengan hasil belajar PKn siswa yang
ANAVA dapat dilihat bahwa Fhitung
menggunakan model pembelajaran
untuk faktor interaksi adalah 27,15
inquirypada kelompok siswa
lebih besar daripada Ftabel = 4,06
memiliki kecerdasan interpersonal
untuk 𝛼 = 0,05. Hal ini berarti,
rendah pada taraf nyata 0,05.
bahwa
terdapat
perbedaan
hasil
interpersonal
tinggi
yang
Pembelajaran PKn siswa pada
belajar antara model pembelajaran
sekolah
dan kecerdasan interpersonal (tinggi
menggunakan model pembelajaran
dan rendah) terhadap hasil belajar
discovery untuk peserta didik yang
PKn siswa yang menjadi kelompok
memiliki kecerdasan interpersonal
perlakuan
tinggi,
dalam
penelitian
ini.
tersebut
lebih
sedangkan
baik
yang
Dengan demikian H0 ditolak dan
menggunakan model pembelajaran
terdapat perbedaan antara model
inquiry lebih baik bagi siswa yang
pembelajaran
memiliki kecerdasan interpersonal
dan
kecerdasan
interpersonal (tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar PKn siswa.
42
rendah.
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
3. Hipotesis Ketiga
4. Hipotesis Keempat
Hasil belajar PKnsiswa yang
Hasil belajar PKn siswa yang
mendapatkan
mendapatkan
model
model
pembelajaran discovery lebih
pembelajaran discovery lebih
tinggi
dengan
rendah dibandingkan dengan
siswa yang mendapatkanmodel
siswa yang mendapatkan model
pembelajaran
pembelajaran
dibandingkan
inkuiri
untuk
inkuiri
untuk
peserta didik yang mempunyai
siswa yang memiliki kecerdasan
kecerdasan interpersonal tinggi
interpersonal rendah
Skor rata – rata hasil belajar PKn
Skor rata – rata hasil belajar PKn
peserta didik untuk kelompok yang
peserta didik untuk kelompok siswa
memiliki kecerdasan interpersonal
yang
tinggi yang belajar menggunakan
interpersonal rendah yang belajar
model
discovery
menggunakan model pembelajaran
adalah 85.92 sementara itu, skor rata
discovery adalah 67.42 sementara
– rata kelompok siswa yang memiliki
itu, skor rata – rata kelompok siswa
kecerdasan interpersonal tinggi yang
yang
belajar
interpersonal rendah yang belajar
pembelajaran
mendapatkan
model
pembelajaran inkuiri adalah 78.17. Pengujian hipotesis ketiga teruji kebenarannya,
dengan
demikian
memiliki
kecerdasan
memiliki
kecerdasan
menggunakan model pembelajaran inkuiri adalah 70.50. Hasil
uji
perbandingan
dapat dikemukakan bahwa siswa
membuktikan bahwa rata – rata skor
yang
kelompok
memiliki
kecerdasan
siswa
yang
memiliki
interpersonal tinggi yang belajar
kecerdasan interpersonal rendah dan
mendapatkan model pembelajaran
belajar
discovery hasil belajar PKn nya lebih
pembelajaran discovery lebih rendah
tinggi dari pada siswa yang belajar
dari pada rata – rata kelompok siswa
mendapatkan model pembelajaran
yang belajar mendapatkan
inkuiri.
pembelajaran inquiry. Hal ini karena
mendapatkan
model
model
Qhitung = 7,46> Qtabel = 3,08 pada taraf nyata 𝛼 = 0,05.
43
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Berdasarkan hasil analisis varians
di atas dapat dijadikan acuan untuk
dan uji pembanding, Uji Tuckey
melakukan kajian lebih lanjut tentang
terhadap dua
model pembelajaran yang lebih baik
dapat
kelompok tersebut
disimpulkan
hasil
diterapkan dalam pembelajaran PKn.
belajar PKn siswa untuk kelompok
Secara keseluruhan dari hasil uji
yang
bahwa
memiliki
interpersonal belajar
kecerdasan
rendah,
labih
mendapatkan
hipotesis, menggambarkan bahwa
baik
hasil belajar PKn yang mengikuti
model
pembelajaran discovery lebih tinggi
pembelajaran inkuiri daripada siswa
dari
yang belajar mendapatkan model
pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran inquiry.
pengujian
discovery.
yang
Hasil
dilakukan
dapat
dilihat pada tabel 4.11
pada
yang
mendapatkanmodel
Keunggulan pembelajaran
mengikuti
dari
model
discovery
adalah
peserta didik mampu mengeksplorasi Tabel 12.
Uji
ide pribadinya secara utuh dan
Membandingkan
berpikir mandiri, peserta didik dilatih
Pengaruh ModelPembelajaran dan
bagaimana mengutarakan pendapat
Kecerdasan Interpersonal terhadap
dan
Hasil Belajar PKn
pendapat
Tuckey
Rangkuman untuk
Qtabel No
Perbandingan
Qhitung
∝
=
juga
belajar orang
menghargai
lain
sehingga
memungkinkan peserta didik mudah N
bersosialisasi dalam kelompok dan
0,05
mampu menangani kesulitan dalam 1
A1 dan A2
3.17
2.92
24
berkolaborasi dengan orang lain.
2
A1B1 dan A2B2
14.83
3.08
12
Sifat yang tumbuh dalam diri peserta
3
A2B1 dan A1B2
10.34
3.08
12
4
A1B1 dan A2B1
7.46
3.08
12
5
A1B2 dan A2B2
2.97
3.08
12
didik seperti ini
memungkinkan
akan terus berkembang manakala suatu hari nanti dia akan hidup dengan masyarakat yang lebih luas dan 5. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dideskripsikan
44
akan
mudah
menghargai
bagaimana orang berpendapat dan menengahi bagaimana jika terjadi pertikaian diantara mereka.
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Penerapan model discovery
dalam
pembelajaran
interpersonal
pembelajaran
dengan hasil belajar PKn .
peserta didik dituntut untuk berfikir terlebih dahulu sebelum
mereka
Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai tinggi yang
berkelompok dan mengembangkan
diperoleh
gagasan pribadinya
model
karena
yang timbul
kemampuan
pengetahuan
dengan
penemuan
model discovery maupun inkuiri, menunujukan
model
pembelajaran
discovery
menggunakan
pembelajaran
yang dimilikinya. Sehingga dalam pembelajaran
secara bersama-sama
bahwa yang
model
secara
tidak
peserta didik akan merasa tertantang
langsung melibatkan aspek afektif
dalam mengemukakan ide – ide yang
peserta
ada
sumbangan
pada
dirinya,
senang
didik dapat
memberikan
peningkatan
terhadap
memberikan saran – saran, dan
hasil belajar PKn di SMA PGRI 3
mampu mengungkapkan gagasan –
Bogor, dan pada saat yang sama akan
gagasan cemerlang, hal ini akan
memberi
menumbuhkan
pembinaan
aktivitas
dan
sumbangan karakter
pada
siswa
agar
kreativitas, sehingga memungkinkan
menjadi calon anggota masyarakat
peserta didik dapat menghindari
yang
kejenuhan
moral, dapat bekerja sama dengan,
dalam
proses
pembelajarannya.
memiliki
tanggung
jawab
mengahargai orang lain serta sadar akan perbedaan yang dimiliki oleh orang lain.
6. Kesimpulan Berdasarkan analisis data, maka disimpulkan sebagai berikut: (1)
7. DAFTAR PUSTAKA
terdapat pengaruh positif dan sangat kuat
antara
model
pembelajaran
dengan hasil belajar PKn , (2) terdapat pengaruh positif dan kuat antara
kecerdasan
dengan
hasil
belajar
interpersonal PKn,
terdapat pengaruh interaksi
(3)
antara
model pembelajaran dan kecerdasan
Abdullah Sani Ridwan,
Inovasi
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Abdulhak Deni,
Iskak
dan
Teknologi
Darmawan Pendidikan,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
45
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
A.M.Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar
Mengajar
:
Jakarta,Raja Grafindo Persada,
Hamalik,
Oemar,
Kurikulum
,
Cetakan keldan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013
2014 Kadir,Abdul, Fauzi Ahmad, , DasarArikunto,
Suharsimi,
Prosedur
dasar
Penelitian suatu Pendekatan Praktik,
Pertama,
Jakarta : Rineka Cipta, 2013.
2012.
Cahyo,Agus N, Panduan Teori-Teori Belajar-Mengajar,
Jogjakarta:
DIVA Press, 2013
Pendidikan, Jakarta:
Kementrien
Edisi Kencana,
Pendidikan
dan
Kebudayaan, Model Pembelajaran Penemuan
(Discovery Learning)
Jakarta;2013 Campbell,
Linda,Bruce,Dee,
Multiple Intelligences, Metode Terbaru
Kunandar,
Penilaian
(Penilaian Peserta
Melestarikan
Kecerdasan,
Depok:Inisiasi Press, 2002 Chatib,Munif,
Sekolahnya
Manusia,Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, Bandung : Mizan Pustaka, 2009 Gardner,
Multiple Kecerdasan
Majemuk Teori dalam Praktek,
Batam
Centre;
Gredler,Margaret E , LEARNING AND INSTRUCTION, Jakarta:
46
Didik
Belajar
Berdasarkan
Kurikulum 2013) edisi Revis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. M, Zubaedi,, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana ,
Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Interaksara 2003
Kencana , 2013.
Hasil
2011
Howard,
Intelligences
Autentik
2011. Musfiroh,Tadkiroatun, Pengembangan
Kecerdasan
Majemuk, Tangerang: Universitas Terbuka, 2012
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Mulyasa E, H, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 Rusmono , “Strategi Pembelajaran dengan
Problem
Based
Learning”
itu
untuk
Meningkatkan
perlu
Profesionalitas
Guru, Bogor, Ghalia Indonesia, Pendidikan
Pancasila
Kewarganegaraan, Kelas
X,
Pendidikan
dan
dan
2012.
SMA/MA Kementerian
Sanjaya Wina, , Media Komunikasi
Kebudayaan
Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Republik Indonesia 2014 (Buku
, 2012..
Pegangan Guru). Safaria, Prawiradilaga, Dewi S, Wawasan
T,
Interpersonal
Intelligence,
Metode
Teknologi Pendidikan, Jakarta:
Pengembangan
Kencana Prenada Media Group,
Interpersonal
2012.
Yogyakarta,
Kecerdasan Anak,
Amara
Books,
2005. Purwati Loeloek Endah dan Amri Sofan,
Panduan
Kurikulum
Memahami
2013,
Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2013
Methods, America,
Strategies. United
States
Copyright
Pembelajaran,
And Of
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya,
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
2006
Person Education, Inc.
Sudjana
Nana,
Proses Rusman, Seri Manajemen Sekolah Bermutu
Bandung,
Alfabeta, 2013.
R.Lang Hellmut, Evans David N, Models,
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna
MODEL-MODEL
Penilaian
Belajar
Hasil
Mengajar,
Bandung: Remaja Rosdakarya, cetakan ke delapan belas, 2014
PEMBELAJARAN,Edisi Kedua
47
Jurnal Educate | Vol. 1 No. 1 Tahun 2016
Suteng, Bambang dkk, Pendidikan
Undang-undang No. 20 tahun 2003
Kewarganegaraan untuk SMA
tentang
Kelas X KTSP 2006 Jakarta:
Nasional
Sistem
Pendidikan
Erlangga 2007 Undang-undang No. 20 tahun 2003 Standar Isi, Permendiknas No. 22 tahun 2006 Trianto,
Model Inovatif-
Prpgresif : Konsep, Landasan, dan
Sistem
Pendidikan
Nasional
Mendesain
Pembelajaran
tentang
Implementasinya
Yaumi Muhammad, Prinsip-Prinsip Desain
Pembelajaran
:
Kencana, 2013
pada
KTSP, Jakarta: Kencana , 2009.
http//www.nisaabaru.blogspot.com/f eeds/strategi belajar mengajar Inquiri
dan
Nopember 2014.
48
discovery,