PENGARUH METODE LATIHAN BERVARIASI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG SISWA KELAS II MIN CIPUTAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh Elis Robiatul Adawiyyah 1111018300042
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2016 M
ABSTRAK Elis Robiatul Adawiyyah, “Pengaruh Metode Latihan Bervariasi terhadap Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II di MIN Ciputat, pada tahun pelajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain one group pretest posttest design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes berupa penugasan dan angket respon siswa. Analisis data kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung 12,294 dan t-tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,571, maka dapat disimpulkan t-hitung>t-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II di MIN Ciputat. Hasil perhitungan N-Gain yang menunjukkan bahwa pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat sebesar 0,6 yang berada pada kriteria sedang. Respon siswa terhadap penggunaan metode latihan bervariasi terhadap pembelajaran menulis huruf tegak bersambung diperoleh hasil persentase sebanyak 88,46% yang artinya bahwa sebagian besar siswa menyatakan “Ya” bahwa metode latihan bervariasi dapat digunakan dalam pembelajaran menulis huruf tegak bersambung. Kata Kunci: Metode latihan bervariasi, kemampuan menulis huruf tegak bersambung
i
ABSTRACT Elis Robiatul Adawiyyah, "Effect of Exercise Methods Varies for The Ability to Writing Upright be Continued Grade II MIN Ciputat ". Thesis, Department of Islamic Elementary Teacher Education, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, in 2015. This study aims to determine the effect of training methods vary with the ability to writing upright be continued grade II in MIN Ciputat, in the academic year 2015/2016. The research used is quasi-experiment design with one group pretest posttest design. Sampling was done by using purposive sampling technique. Data collection techniques used are in the form of test assignments and student questionnaire responses. Analysis of the data groups using t-test result 12.294 t-test and t-table at the 5% significance level of 2.571, it can be concluded t count> t-table. This shows that there are significant training method varies with the ability to beautiful writing grade II in MIN Ciputat. N-Gain calculation results which demonstrate that the effect of exercise methods vary ith the ability to rite letters upright concatenated in MIN Ciputat grade II of 0,6 which is the criteria for being. The response of students to use various training methods towards learning to write letters upright concatenated result as percentage of 88.46%, which means that most of the students stated "Yes" that varied training methods can be used in learning to beautiful writing. Keywords: Methods of training vary, the ability to writing upright be continued
ii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw yang telah memberi tuntunan dan pedoman serta suri tauladan kepada umat-Nya. Alhamdulillaahirrabbil’aalamiin, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Metode Latihan Bervariasi Terhadap
Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat”. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. fauzan, M. A., selaku wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Khalimi, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islma Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Asep Ediana Latip, M. Pd., selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Rosida Erowati, M. Hum., selaku Dosen Pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk senantiasa memberikan arahan, semangat, dukungan, dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan ketulusan. 6. Nafia Wafiqni, M. Pd., selaku Dosen Penasehat Akademik Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan selama proses perkuliahan. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan.
iii
8. Dra. Hj. Ratu Rohimah, selaku Kepala Madrasah MIN Ciputat, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian di sekolah tersebut. 9. Galuh Ratnanggung, S. H., yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan observasi pra penelitian sampai pada penelitian dikelas tersebut. 10. Seluruh siswa-siswi kelas IIA, yang telah kooperatif selama penulis melakukan penelitian. 11. Keluargaku tercinta, nenek, mamah, bapak, dan adik-adikku yang tidak hentihentinya memberikan doa yang sangat tulus, dukungan moril dan materil, serta motivasi kepada penulis sampai saat ini. 12. Sahabat-sahabatku terkasih, Nayu Patmonowati, Mona Sylviana Dewi, Nur Muti’ah, Yuliana Sari Haluk, Fizia Aulia Rahma, dan Hana Fadillah. Terima kasih banyak telah menjadi sahabat dan keluarga baru, yang telah menemani, membantu, memberikan motivasi, inspirasi, doa, serta memberikan cerita dan pengalaman yang sangat luar biasa kepada penulis selama ini. Semoga persahabatan kita tidak berhenti sampai di kampus ini. 13. Sahabat-sahabat sepembimbinganku, Mona Sylviana Dewi, Fitri Ratnasari, Ana Pratiwi, Sarah Respati, dan Muhammad Arif yang telah membantu dan memotivasi penulis. 14. Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2011, yang telah membantu selama perkuliahan dan sudah memberikan cerita dan pengalaman yang luar biasa bagi penulis. Semoga kebersamaan dan silaturahmi kita akan terus berjalan dan tidak akan pernah putus. 15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan, motivasi, dan informasi yang bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga seluruh pihak yang telah ikhlas dan tulus membantu dapat balasan dari Allah SWT sebagai amal kebaikan.
iv
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Jakarta, 04 Januari 2016 Penulis
v
DAFTAR ISI ABSTRAK …………………………………………………………………
i
ABSTRACT ………………………………………………………………
ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….
vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….....
ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
x
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………
xi
PENDAHULUAN ……………………………………………...
1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………….
3
B. Identifikasi Masalah ………………………………………
3
C. Batasan Masalah …………………………………………….
4
D. Rumusan Masalah …………………………………………..
4
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………
4
F. Manfaat Penelitian …………………………………………..
5
KAJIAN TEORI
......................................................................
6
A. Deskripsi Teoritis .................................................................
6
1. Metode Latihan Bervariasi .............................................
6
BAB I
BAB II
a. Pengertian Metode Latihan Bervariasi
....................
6
b. Tujuan Penggunaan Metode Latihan Bervariasi ......
9
c. Prinsip Penggunaan Metode Latihan Bervariasi ........
11
d. Komponen-Komponen dalam Mengadakan Latihan ……………………………………………..
11
e. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Metode Latihan Bervariasi .......................................
13
f. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan Bervariasi .................................................................. g. Prosedur Pelaksanaan Metode Latihan
vi
13
BAB III
Bervariasi ..................................................................
14
2. Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung ...........
16
a. Pengertian Menulis ...................................................
16
b. Menulsi Tegak Bersambung .....................................
17
c. Tujuan Menulis Tegak Bersambung ........................
20
d. Pembelajaran Menulis Permulaan ............................
21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................
22
C. Kerangka Berpikir ................................................................
25
D. Hipotesis Penelitian ..............................................................
26
METODE PENELITIAN ........................................................
27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
27
B. Metode dan Desain Penelitian ..............................................
28
1. Metode Penelitian ...........................................................
28
2. Desain Penelitian ............................................................
28
C. Populasi dan Sampel ............................................................
29
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
30
1. Tes ..................................................................................
30
2. Angket ............................................................................
31
E. Instrument Penelitian ............................................................
31
1. Tes ..................................................................................
31
2. Angket ............................................................................
34
F. Validitas ................................................................................
35
G. Teknik Analisis Data ............................................................
35
1. Uji Normalitas ................................................................
36
2. Uji Homogenitas .............................................................
37
3. N-Gain ............................................................................
38
4. Uji Hipotesis Penelitian ..................................................
39
H. Hipotesis Statistik .................................................................
39
vii
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................
41
A. Deskripsi Sekolah .................................................................
41
B. Deskripsi Data ......................................................................
44
1. Deskripsi Proses Pembelajaran .......................................
44
2. Deskripsi Hasil Penelitian ..............................................
46
a. Deskripsi Data Pretest ..............................................
48
b. Deskripsi Data Posttest .............................................
51
c. N-Gain ......................................................................
53
C. Pengujian Persyararan Analisis dan Pengujian Hipotesis ....
54
1. Uji Normalitas ................................................................
54
2. Uji Homogenitas .............................................................
55
3. Pengujian Hipotesis ........................................................
56
4. Analisis Data Angket ......................................................
57
D. Pembahasan ..........................................................................
58
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................
60
PENUTUP .................................................................................
62
A. Kesimpulan ...........................................................................
62
B. Saran .....................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
63
BAB IV
BAB V
viii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
: Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................
27
Tabel 3.2
: Desain Penelitian ...................................................................
29
Tabel 3.3
: Kisi-kisi Instrumen Menulis Tegak Bersambung ..................
31
Tabel 3.4
: Rubrik Menulis Huruf Tegak Bersambung ............................ 32
Tabel 3.5
: Kriteria Penilaian Menulis Tegak Bersambung .....................
32
Tabel 3.6
: Angket Respon Siswa ............................................................
34
Tabel 4.1
: Data Hasil Pretest dan Posttest .............................................. 46
Tabel 4.2
: Data Hasil Pretest ..................................................................
Tabel 4.3
: Tabel Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest ............... 49
Tabel 4.4
: Data Hasil Posttest ................................................................. 51
Tabel 4.5
: Tabel Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest .............
52
Tabel 4.6
: Data Nilai N-Gain Pretest dan Posttest .................................
53
Tabel 4.7
: Tabel Frekuensi Kriteria N-Gain ...........................................
54
Tabel 4.8
: Hasil Perhitungan Uji Normalitas dengan Chi Kuadrat ......... 54
Tabel 4.9
: Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Fisher ......... 55
Tabel 4.10
: Analisis Hasil Data Angket Pernyataan Siswa merasa senang menulis tegak bersambung ....................................................
Tabel 4.11
48
57
: Analisis Hasil Data Angket Pernyataan Dengan latihan yang dibimbing guru, saya bisa lebih mudah menulis tegak bersambung ...........................................................................
ix
58
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1
: Diagram Batang Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest .....
Gambar 4.2
: Diagram Batang Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest ........................................................................
Gambar 4.3
48
50
: Diagram Batang Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest .......................................................................
x
52
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Instrumen Penelitian Pretest dan Posttest
Lampiran 2
: Instrumen Angket Responden Siswa
Lampiran 3
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 4
: Data Hasil Pretest
Lampiran 5
: Data Hasil Posttest
Lampiran 6
: Deskripsi Statistik Pretest
Lampiran 7
: deskripsi Statistik Posttes
Lampiran 8
: Deskripsi N-Gain
Lampiran 9
: Perhitungan Uji Normalitas
Lampiran 10
: Perhitungan Uji Homogenitas
Lampiran 11
: Perhitungan Uji Hipotesis
Lampiran 12
: Hasil Pretest Siswa
Lampiran 13
: HAsil Posttest Siswa
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang dilalui setelah pendidikan usia dini atau taman kanak-kanak. Sejak di sekolah dasar (SD), siswa sudah semestinya dibekali dengan ilmu pengetahuan dan keterampilanketerampilan dasar. Banyak keterampilan yang diharapkan dimiliki siswa dari sekolah dasar, Salah satunya adalah keterampilan berbahasa yang baik. Keterampilan berbahasa pada siswa didapatkan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang sangat
penting,
sebab
menulis
merupakan
kegiatan
yang
sifatnya
berkelanjutan. Artinya, menulis di SD merupakan kegiatan dasar sebagai bekal belajar menulis di jenjang berikutnya. Selain itu, kemampuan menulis bagi para siswa sangat bermanfaat dalam menyalin, mencatat, dan mengerjakan tugas sekolah. Salah satu materi bahasa yang diajarkan di sekolah pada kelas rendah adalah menulis tegak bersambung. Menulis tegak bersambung adalah suatu aktivitas yang menyambungkan huruf demi huruf. Menulis tegak bersambung merupakan salah satu aspek perkembangan motorik halus, karena dalam menulis huruf tegak bersambung dibutuhkan sekali ketelatenan, kesabaran, dan kerapihan. Menulis tegak bersambung di sekolah dasar sangat penting diajarkan terutama pada zaman sekarang. Mengingat perkembangan teknologi yang semakin maju dan sudah dirasakan betul oleh anak didik kita. Kemajuan teknologi, seperti gadget memang tidak dipungkiri manfaatnya yang sangat besar sebagai alat yang memudahkan siswa untuk mencari pengetahuan, hiburan ataupun permainan, tetapi yang harus diingat bahwa gadget juga dapat menurunkan prestasi sekolah anak. Gadget menjadikan anak malas menulis. 1
2
Dengan gadget, aktivitas menulis anak menjadi lebih mudah. Hal inilah yang akhirnya mempengaruhi koordinasi motorik halus anak menjadi kurang bagus dan tulisan tangan anak pun menjadi jelek.1 Belajar menulis bersambung di sekolah mampu membuat siswa melatih gerak tangan menjadi luwes dan membuat tulisan rapi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas II MIN Ciputat, permasalahan yang ditemukan dalam kemampuan menulis adalah kemampuan menulis siswa dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Kemudian peneliti melakukan observasi di kelas dan melihat permasalahan-permasalahan yang terdapat di kelas adalah bahwa masih banyak kesalahan siswa dalam menulis tegak bersambung yang mencakup kerapihan tulisan, ukuran dan bentuk huruf kecil maupun kapital, dan kelengkapan huruf. Hal itu terlihat dengan adanya siswa yang menulis tidak di garis kedua dalam buku garis tiga, penulisan huruf p dan r kecil sambung yang masih seperti huruf lepas, penulisan huruf kapital dalam tegak bersambung, kerapihan tulisan, dan penulisan tegak bersambung yang belum sesuai dengan aturan yang berlaku. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat dikemukakan bahwa proses pembelajaran menulis tegak bersambung di kelas II MIN Ciputat masih kurang efektif. Dengan penggunaan metode latihan bervariasi dapat dijadikan solusi dalam mengajarkan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung. Melalui metode latihan, diharapkan siswa mampu menulis tegak bersambung dengan baik dan mampu membedakan bentuk-bentuk huruf. Walaupun memang awal mempelajari keterampilan menulis huruf tegak bersambung ini memang masih sulit, namun dengan latihan lebih sering keterampilan itu akan membaik. Untuk menghindari rasa kebosanan selama latihan berlangsung, dapat dilakukan variasi dalam latihan. Variasi latihan ini dapat ditujukan dengan adanya perubahan gaya mengajar, media dan sumber belajar, pola interaksi antara guru dan siswa, maupun dalam hal variasi dalam kegiatan 1
Kompas, 4 Dampak Negatif Gadget Pada Prestasi Anak, 2015 diakses pada tanggal 12 November 2015 (http://female.kompas.com)
3
latihan. Tujuan dari pemberian latihan yang bervariasi adalah selain untuk menghilangkan kebosanan, juga akan mendorong siswa untuk belajar, karena kehadiran latihan yang bervariasi yang dilakukan guru dapat memberikan motivasi terhadap siswa
yang kurang memberikan perhatiannya terhadap
materi pelajaran yang diberikan guru sehingga siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, dan penuh partisipasi dalam proses latihan yang sedang berlangsung. Dalam mengajarkan menulis huruf tegak bersambung bukanlah pelajaran yang diajarkan melalui penjelasan guru saja, melainkan dibutuhkan latihan secara langsung dengan bimbingan guru. Tanpa adanya proses berlatih, tidak mungkin keterampilan menulis huruf tegak bersambung pada diri siswa akan muncul dan dapat dikuasai dengan baik. Berdasarkan masalah di atas, peneliti mengambil judul penelitian yang
berjudul
“Pengaruh
Metode
Latihan
Bervariasi
Terhadap
Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat”.
B. Identfikasi Masalah Dari uraian di atas penulis mengidentifikasi masalah dari pembahasan tersebut yaitu: 1. Siswa kelas II MIN Ciputat kesulitan menulis huruf tegak bersambung. 2. Penulisan bentuk dan ukuran huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat yang belum sesuai dengan aturan menulis tegak bersambung. 3. Siswa kelas II MIN Ciputat masih kesulitan menulis huruf kapital dalam tegak bersambung.
C. Pembatasan Masalah Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini agar persoalan penelitian dapat dikaji dengan mendalam. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
4
1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas II A MIN Ciputat. 2. Kegiatan menulis bersambung yang dilakukan peneliti adalah menulis huruf, kata, dan kalimat dengan tegak bersambung. 3. Yang dimaksud aturan menulis tegak bersambung adalah bentuk setiap huruf dan ukuran setiap huruf (ke atas dan ke bawah garis). 4. Metode yang digunakan adalah metode latihan bervariasi. 5. Pengaruh yang dimaksud adalah perbedaan kemampuan menulis tegak bersambung siswa sebelum dan setelah menggunakan metode latihan bervariasi.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Seberapa besar pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat?
E. Tujuan Penelitian Dengan melihat rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Bagi guru Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai penggunaan metode latihan
bervariasi
dalam mengajarkan menulis
tegak
bersambung dalam proses pembelajaran. b. Bagi siswa Dapat meningkatkan kemampuan menulis tegak bersambung siswa.
5
c. Bagi peneliti Bermanfaat untuk memberikan gambaran pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung. 2. Manfaat Teoretis a. Meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. c. Dapat memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf tegak bersambung.
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretis 1. Metode Latihan Bervariasi a. Pengertian Metode Latihan Bervariasi Kata metode dalam bahasa Yunani “methodos” yang artinya jalan atau cara.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.2 Menurut M. Sobry Sutikno, metode adalah suat cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.3 Menurut Abu Ahmadi, metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.4 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam menyajikan bahan pelajaran yang sudah direncanakan pada saat berlangsungnya pengajaran. Untuk mengajarkan suatu materi pembelajaran, guru dapat memilih metode pembelajaran yang efektif sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Metode berfungsi mengarahkan materi pembelajaran agar dapat dipahami oleh siswa. Menurut Syaiful B. Djamarah dalam Pupuh Fathurrohman dan Sobry, metode memiliki kedudukan, yaitu sebagai alat 1
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik, dan Media Pengajaran, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), h. 20. 2 Depdiknas, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 952. 3 M. Sobry Sutikno, Metode dan Model-Model Pembelajaran Menjadikan Proses Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan, (Lombok: Holistica, 2014), cet ke I, h. 33. 4 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (SBM), (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 52.
6
7
motivasi ekstrinsik siswa, untuk menyiasati perbedaan individual siswa, dan untuk mencapai pendidikan.5 1) Sebagai alat motivasi ekstrinsik siswa Motivasi belajar dapat berasal dari luar diri siswa. Salah satunya adalah metode pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang baik akan meningkatkan motivasi belajar siswa. 2) Untuk menyiasati perbedaan individual siswa Dalam satu kelas terdiri dari berbagai macam karakteristik, minat dan gaya belajar siswa. Untuk menyiasati keragaman siswa tersebut, guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran. 3) Untuk mencapai tujuan pembelajaran Sebelum seorang guru memilih dan menentukan metode pembelajaran, sebaiknya terlebih dahulu guru tersebut harus mengetahui tujuan dari setiap kegiatan belajar yang akan dilakukan. Sebab metode tunduk pada tujuan, bukan sebaliknya.6 Kata latihan berasal dari kata latih yang berarti belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu.7 Latihan adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan.8 Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan keterampilan
atau yang
keterampilan dimiliki
yang oleh
diharapkan.
siswa
dapat
Dengan
berlatih,
ditingkatkan
dan
disempurnakan.9
5
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), cet ke III, h. 55. 6 Ibid, h. 60. 7 Depdiknas, Op., cit, h. 823. 8 Ibid. 9 Drs. Madyo Ekosusilo & Drs. R.B. Kasihadi, Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang: Effahar, 1990, h. 47-48.
8
Berikut ini pengertian metode latihan menurut para ahli: (1) Menurut Roestiyah metode latihan dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki keterampilan yang lebih tinggi.10 (2) Menurut Nana Sudjana, metode latihan adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk
memperkuat
suatu
asosiasi
atau
keterampilan agar menjadi bersifat permanen.
menyempurnakan
suatu
11
(3) Menurut Syaiful B. Djamarah dan Aswan juga menambahkan bahwa metode latihan merupakan cara mengajar yang baik untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.12 (4) Menurut Syaiful Sagala, metode latihan adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dan sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatam, kesempatan dan keterampilan.13 (5) Menurut Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, metode latihan adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada siswa.14 Variasi berarti bentuk yang lain atau yang berbeda bentuk.15 Bervariasi adalah mempunyai variasi, mempunyai berbagai bentuk (rupa, jenis, dll), ada selingannya.16 Bila situasi belajar itu diubah-ubah atau bervariasi, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
10
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), cet. ke VII, h. 125. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1991), h.86. 12 Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet. ke IV, h. 95. 13 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 21. 14 Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Strategi Belajar Mengajar di Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2014), h. 54. 15 Depdiknas, Op., cit, h. 1605 16 Ibid. 11
9
Jadi, metode latihan bervariasi merupakan cara mengajar yang dilakukan guru dengan memberikan latihan yang bermacam-macam dengan tujuan untuk menghilangkan rasa kejenuhan dan kebosanan selama kegiatan latihan, sehingga siswa memperoleh kemampuan atau keterampilan tertentu.
b. Tujuan Penggunaan Metode Latihan Bervariasi Metode latihan bervariasi digunakan agar siswa memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan sebagai berikut:17 (1) Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda, dan melaksanakan gerak dalam olah raga. (2) Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, dan menarik akar dalam hitung mencongkak. (3) Memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu kejadian dengan hal lain, seperti hubungan antara tanda huruf dan bunyi - ng – ny, penggunaan lambing/simbol di dalam peta, dan sebagainya. Tujuan penggunaan variasi dalam metode latihan ditujukan terhadap perhatian peserta didik, motivasi dan belajar siswa. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut:18 (1) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa. Perhatian siswa selama latihan sangat penting karena mempengaruhi keberhasilan tujuan yang akan dicapai. Dalam kelas dengan jumlah siswa yang besar, sangat sulit sekali mempertahankan perhatian siswa agar tetap fokus terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, guru sangatlah perlu memperhatikan penggunaan variasi dalam latihan agar dapat memlihara perhatian siswa.
17 18
Roestiyah, Op., cit, h. 125 Taufik, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Inti Prima, 2010), h. 132-133 dan 155-157.
10
(2) Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi. Berdasarkan timbulnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri. Maksudnya adalah siswa belajar bukan karena dorongan dari orang tua, guru, bahan pelajaran, ataupun media dan metode pembelajaran yang menarik, melainkan atas kesadaran sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat dorongan dari luar dirinya. Maksudnya adalah saat dalam diri siswa tidak ada motivasi untuk belajar, maka disinilah motivasi ekstrinsik diperlukan. Peranan guru dituntut untuk berperan sebagai fungsi motivasi, yaitu sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat. Disinilah perlunya variasi latihan yang diberikan guru selama latihan. (3) Membentuk sikap positif terhadap guru. Seorang guru merupakan salah satu kunci dari keberhasilan belajar siswa di kelas. Apabila guru mengajar dengan cara monoton, maka siswa menjadi malas belajar, menjadi benci dengan pelajaran bahkan menjadi tidak menyukai guru tersebut. Tetapi apabila guru yang mengajar dengan variasi, maka akan timbul gairah belajar dalam diri siswa. Siswa menjadi senang dengan pelajaran yang diajarkan dan guru pun menjadi disenangi bahkan difavoritkan siswa. (4) Mendorong anak didik untuk belajar Seorang guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong siswa untuk mau belajar. Cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan mengembangkan variasi belajar, baik dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran.
11
c. Prinsip Penggunaan Metode Latihan Bervariasi Penggunaan variasi dalam metode latihan harus memperhatikan prinsipprinsip dalam penggunaannya, yaitu:19 (1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. (2) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran. (3) Variasi harus direncanakan dengan baik dan secara eksplisit dicatumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
d. Komponen-Komponen dalam Mengadakan Variasi Menurut
Taufik,
komponen-komponen
variasi
mengajar
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan, serta variasi interaksi.20 (1) Variasi Gaya Mengajar Variasi dalam gaya mengajar dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
Variasi suara dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan.
Penekanan berfungsi memfokuskan perhatian siswa. Penekanan biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan.
Pemberian waktu dengan membuat kesenyapan sejenak.
Kontak pandang. Dalam berbicara dan berinteraksi dengan siswa, sebaiknya guru mengarahkan pandangan ke seluruh kelas dan menatap mata siswa untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.
19
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke XXIII, h. 85. 20 Taufik, Op., cit, h. 157-160.
12
Gerakan anggota badan. Variasi dalam mikmik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi.
Pindah posisi. Perpindahan posisi guru dalam kelas dapat membantu menarik perhatian siswa dapat meningkatkan kepribadian guru.
(2) Variasi Media dan Bahan Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu:
Variasi media visual Penggunaan media visual dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajar khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta, film, slide, TV, radio, grafik, model, demonstrasi dan lain-lain.
Variasi media audio, berupa suara guru.
Variasi media interaksi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.
(3) Variasi Interaksi Variasi dalam pola interaksi dapat dilakukan sebagai berikut:
Variasi dalam pengelompokkan siswa, yaitu klasikal, kelompok besar, kelompok kecil, dan perorangan.
Variasi tempat kegiatan pembelajaran, yaitu di kelas dan di luar kelas.
Variasi dalam pola pengaturan guru, yaitu sorang guru dan tim.
Variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan siswa langsung (tatap muka) dan melalui media.
Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran, yaitu terbuka dan tertutup.
Variasi dalam pengorganisasian pesan, yaitu deduktif dan induktif.
Variasi dalam pengelolaan pesan, yaitu expositorik dan heuristik atau hipotetik.21
21
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke IV, h. 79.
13
E. Mulyasa menambahkan komponen dalam variasi mengajar, yaitu variasi dalam kegiatan pembelajaran. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam penggunaan metode pembelajaran, media dan sumber belajar, pemberian contoh dan ilustrasi, serta variasi dalam interaksi dan kegiatan siswa.22
e. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Metode Latihan Bervariasi Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan metode latihan bervariasi menurut Nana Sudjana yaitu:23 1. Peserta didik harus diberi pengertian yang mandalam sebelum diadakan latihan tertentu. 2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, meskipun latihan pertama kurang berhasil, sebaiknya diadakan perbaikan agar hasilnya lebih sempurna. 3. Latihan tidak perlu lama, yang terpenting rutin dilaksanakan. 4. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan peserta didik. 5. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna. 6. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan peserta didik untuk perbaikan secara klasikal sedangkan kesalahan perorangan, diperbaiki secara perorangan pula.
f. Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan Bervariasi Metode
pembelajaran
bermacam-macam.
Setiap
metode
pemebelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Begitu
22 23
E. Mulyasa, Op., cit, h. 80. Nana Sudjana, Op., cit, h. 87.
14
pula dengan metode latihan bervariasi. Berikut beberapa keuntungan penggunaan metode latihan bervariasi dalam pembelajaran, yaitu:24 a. Membentuk kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan, serta kecepatan. b. Pembentukan
kebiasaan-kebiasaan
membuat
gerakan-gerakan
yang
kompleks dan rumit menjadi lebih otomatis. c. Menghindari rasa kebosanan dalam latihan, sehingga meningkatkan gairah belajar. Adapun kelemahan dari metode latihan bervariasi sebagai berikut: 25 a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa. b. Siswa tidak mampu mengembangkan bakat. c. Keterampilan siswa menetap/kaku. d. Terjadi verbalisme.
g. Prosedur Pelaksanaan Metode Latihan Bervariasi Adapun langkah-langkah/prosedur yang harus diperhatikan guru dalam pelaksanaan metode latihan bervariasi, sebagai berikut:26 a. Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa. b. Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan benar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu. Pada bentuk belajar verbal yang dipertunjukkan adalah pengucapan atau penulisan kata atau kalimat. c. Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul respon siswa yang berbeda-beda untuk peningkatan keterampilan dan penyempurnaan kecakapan siswa. 24
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op., cit, h. 96. M. Subana & Sunarti, Op,. cit, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 203 26 Langkah-langkah metode latihan bervariasi ini peneliti adopsi dari langkah-langkah milik Roestiyah, Sumiati dan Asra, serta langkah-langkah yang dilakukan peneliti sesuai dengan RPP. Roestiyah, Op,. cit, h. 127 – 128. Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), cet ke II, h. 105. 25
15
d. Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan dan guru perlu memperhatikan respon siswa apakah telah melakukan latihan dengan tepat dan cepat. e. Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara bertanya kepada siswa. f. Mengubah situasi latihan dengan menggunakan variasi dalam latihan sehingga menimbulkan optimisme dan rasa gembira pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang baik. Variasi dalam latihan yang dapat dilakukan guru adalah variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar, variasi dalam interaksi dan variasi dalam kegiatan pembelajaran. g. Variasi dalam latihan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan menulis tegak bersambung adalah:
Variasi dalam penggunaan media belajar, sumber belajar, dan kegiatan pembelajaran, seperti: 1. Peneliti menggunakan lagu hasil ciptaan peneliti sendiri yang berisikan tentang ukuran huruf kapitan dan huruf kecil dalam tegak bersambung. 2. Peneliti menggunakan media berupa kertas berbentuk awan untuk menulis huruf yang hilang dalam tegak bersambung. 3. Peneliti menggunakan media gambar untuk menulis kalimat sederhana. 4. Bermain kartu kata. Maksudnya adalah guru membagikan kartu bernomer kepada seluruh siswa. Guru menyiapkan kartu kata yang nanti akan ditulis siswa dalam bentuk tegak bersambung di papan tulis. Siswa yang nomornya keluar dalam kocokan maju ke depan kelas, lalu mengambil kartu kata secara acak. Kemudian menuliskannya di papan tulis.
16
2. Kemampuan Menulis Tegak Bersambung a. Pengertian Menulis Menulis merupakan kegiatan yang hampir dilakukan oleh semua orang. Kemampuan menulis itu tidak timbul secar alamiah, melainkan sesuatu yang harus dipelajari dan dilatih. Seperti yang dikatakan Ahmad Susanto, menulis bukanlah bakat karena tidak semua orang mampu untuk menulis.27 Artinya, menulis bukanlah sebuah bakat bawaan atau bakat yang diturunkan, melainkan suatu bakat yang dimiliki karena adanya proses belajar dan latihan. Masih dalam buku yang sama, terdapat dua pengertian menulis, di antaranya: 28 a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis artinya: (1) membuat huruf dengan pena; (2) melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan; (3) menggambar, melukis; (4) membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat, dan berkirim surat. b. Menurut Rusyana, menulis adalah kemampuan menggunakan polapola bahasa dalam penyampaiannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Tarigan menyebutkan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut.29 Dari beberapa pengertian di atas, jelas sekali kalau menulis merupakan jenis komunikasi secara tidak langsung. Karena menulis adalah bentuk penyampaian penulis yang berupa pesan atau gagasan kepada pembacanya. Artinya, komunikasi ini terjadi antara penulis dan pembaca dengan perantara sebuah tulisan. Menurut Syafi’ie, pesan yang ditransaksikan
27
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), Edisi I, h. 247. 28 Ibid. 29 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), Edisi Revisi, h. 22.
17
itu dapat berwujud ide (gagasan), kemauan, keinginan, perasaan, ataupun informasi.30 Dalam proses pelaksanaannya, menulis merupakan kegiatan yang dapat dipandang sebagai sebuah proses, keterampilan, proses berpikir, kegiatan informasi, dan kegiatan berkomunikasi.31 1. Sebagai sebuah proses artinya untuk mencapai sebuah tulisan itu perlu melalui beberapa tahap. Mulai dari perencanaan, menulis draf, perbaikan draf, penyuntingan, sampai pemublikasian hasil tulisan. 2. Sebagai sebuah keterampilan, menulis merupakan suatu kemampuan yang didapat dari hasil belajar dan latihan. Dengan latihan yang sungguhsungguh maka akan dapat mencapai kemampuan menulis yang diharapkan. 3. Sebagai sebuah proses berpikir, menulis merupakan kegiatan yang membutuhkan penalaran. 4. Sebagai kegiatan informasi, menulis mampu menyampaikan informasi yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. 5. Sebagai kegitan berkomunikasi, menulis itu diajukan untuk pembaca. Seorang penulis harus mempertimbangkan hal-hal yang akan ditulis agar tulisan yang dihasilkan komunikatif.
b. Menulis Tegak Bersambung Menulis tegak bersambung adalah menulis dengan menyambungkan huruf-huruf sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Menulis tegak bersambung merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa sejak
30 31
tingkat
dasar.
Dalam
Ahmad Susanto, Op., cit, h. 247. Ibid, h. 249-251.
menulis
sambung,
siswa
tidak
hanya
18
menyambungkan huruf demi huruf melainkan juga harus memperhatikan halhal sebagai berikut, yaitu:32 1. Bentuk setiap huruf harus benar. 2. Ukuran setiap huruf (ke atas dan ke bawah garis) harus tepat. 3. Huruf harus tegak lurus. Pada awalnya memang tidak mudah bagi siswa untuk menulis huruf tegak bersambung dengan baik, namun jika dilatih terus menerus, siswa pasti akan semakin terampil. Menulis tegak bersambung membutuhkan sebuah kesabaran dan ketekunan pada saat melakukannya. Latihan menulis tegak bersambung dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris atau buku kotak.33 Selama latihan menulis huruf tegak bersambung, siswa menggunakan buku tulis halus garis tiga.34 Penggunaan buku tulis halus garis tiga sangat bermanfaat sekali bagi kelas rendah atau permulaan, karena berfungsi sebagai media yang memudahkan siswa untuk membedakan ukuran setiap huruf sehingga tulisan menjadi rapi, indah dan mudah dibaca. Sebelum latihan menulis huruf tegak bersambung dilakukan, peneliti menjelaskan langkah-langkah menulis sambung di buku tulis garis tiga sebagai berikut: 1. Mengenalkan jika menulis di buku garis tiga dimulai dari tepi bawah baris ke-2.
32
Depdiknas, Panduan untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan untuk Sekolah Dasar Kelas 1, 2, 3, (Jakarta: Kegiatan Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan Sekolah Dasar Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 37. 33 Solchan, dkk, Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, (Jakarta: UT, 2011), cet ke XI, h. 6. 35. 34 Penggunaan buku tulis halus garis tiga selama latihan digunakan karena peneliti menyesuaikan dengan ketetapan sekolah yang menggunakan buku tulis halus garis tiga.
19
2. Sebelum menulis, siswa harus bisa membedakan huruf mana yang memiliki jambul atau ekor atau memiliki keduanya atau tidak memiliki keduanya. a. Huruf Kapital 1) Huruf yang panjangnya 2 baris, yaitu huruf A, B, C, D, E, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, dan Z. 2) Huruf yang panjangnya 3 baris, yaitu huruf F,G, J, dan Y. b. Huruf Kecil 1) Huruf berjambul ada dua, yaitu huruf yang berjambul penuh, seperti huruf b, h, k, l dan huruf yang berjambul setengah baris, seperti huruf d, t. 2) Huruf berekor ada dua, yaitu huruf yang bereekor penuh, seperti huruf g, j, y dan huruf yang berrkor setengan baris, seperti p, q. 3) Huruf yang berekor dan berjambul adalah huruf f. 4) Huruf yang tidak berjambul dan berekor adalah huruf a, c, e, i, o, m, n, o, r, s, u, v, w, x, dan z
20
Berikut aturan menulis tegak bersambung dengan buku garis tiga:
Berikut contoh instrumen latihan menulis kalimat:
c. Tujuan Menulis Tegak Bersambung Alasan siswa diberi pelajaran menulis huruf tegak bersambung adalah sebagai berikut:35 1. Tulisan sambung dapat memudahkan anak dalam mengenal kata-kata sebagai satu kesatuan. 35
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar Teori, Diagnosis, dan Remediasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), cet ke I, h. 183.
21
2. Tidak memungkinkan anak menulis terbalik-balik. 3. Menulis dengan huruf sambung lebih cepat karena tidak ada gerakan pensil yang terhenti untuk tiap huruf. 4. Mengembangkan motorik halus siswa, karena dalam menulis tegak bersambung dibutuhkan koordinasi gerakan jari-jari tangan.36
d. Pembelajaran Menulis Permulaan Pembelajaran menulis di sekolah dasar dikelompokkan ke dalam dua bagian. Yaitu pembelajaran menulis permulaan dan pembelajaran menulis lanjutan. Pembelajaran menulis permulaan didapatkan di kelas 1, 2, dan 3. Sedangkan pembelajaran menulis lanjutan didapatkan di kelas 4, 5, dan 6. Salah satu pembelajaran menulis permulaan yang diajarkan adalah menulis tegak bersambung. Adapun beberapa indikator dari menulis tegak bersambung adalah sebagai berikut:37 1. Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak bersambung. 2. Menyalin puisis anak dengan huruf tegak bersambung. 3. Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. 4. Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung.
36
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, (Ciputat: UIN Press, 2015), h. 97. 37 Isah Cahyani, Pembelajaran Menulis Berbasis Karakter dengan Pendekatan Experiental Learning, (Bandung: Pendidikan Dasar SPS UPI, 2012), h. 106-108.
22
B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan ini digunakan sebagai bahan perbandingan atas karya ilmiah yang sudah ada sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh para peneliti dengan penelitian terdahulu, yaitu: 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santi Pilomonu, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo pada tahun 2012 dengan judul skripsi “Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas II SD Cokroaminoto Motongkad Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur”. Adapun hasil penelitian yang didapat adalah bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan huruf tegak bersambung dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode latihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I mencapai 56,2%. Pada siklus II mencapai kriteria ketuntasan belajar sebesar 74,9%. Adapun perbedaan penelitian Santi Pilomonu dengan peneliti adalah dari segi metode penelitian. Santi Pilomonu menggunakan metode PTK dalam penelitiannya,
sedangkan
peneliti
menggunakan
metode
eksperimen.
Penelitian yang dilakukan oleh Santi Pilomonu adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi dalam tegak bersambung dengan penggunaan metode latihan. Sedangkan penelitian yang akan dikaji peneliti bertujuan untuk melihat adanya pengaruh atau tidak penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung siswa. Materi pembelajaran menulis tegak bersambung yang dilakukan Santi Pilomonu adalah menulis puisi dengan tegak bersambung, sementara peneliti dimulai dari menulis huruf, kata, sampai kalimat sederhana dengan tegak bersambung. Sedangkan persamaan dari penelitian yang dilakukan Santi Pilomonu dengan peneliti adalah penggunaan sampel. Sampel yang digunakan oleh Santi Pilomonu dalam penelitiannya dengan sampel yang digunakan peneliti memiliki persamaan, yaitu mengambil sampel kelas II MI/SD tetapi dengan sekolah yang berbeda. Metode pembelajaran yang
23
digunakan Santi Pilomonu dengan peneliti sama-sama menggunakan metode latihan. Hanya saja peneliti menggunakan metode latihan yang bervariasi dalam latihan menulis tegak bersambung. 2. Hasil penelitian yang dilakukan Pipih Nurlatifah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Penggunaan Metode Poster Comment Dalam Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung Siswa Kelas I MI Pasirangin 1 Sukabumi”. Berdasarkan hasil keterampilan menulis siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Terlihat pada siklus I didapatkan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 72,54. Pada siklus II didapat nilai rata-rata yang diperoleh adalah 78,83. Hal ini membuktikan bahwa melalui metode poster comment dapat meningkatkan kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas I MI Pasirangin 1 Sukabumi. Adapun perbedaan penelitian Pipih Nurlatifah dengan skripsi ini adalah dari segi metode penelitian. Pipih Nurlatifah menggunakan metode PTK dalam penelitiannya,
sedangkan
peneliti
menggunakan
metode
eksperimen.
Penelitian yang dilakukan oleh Pipih Nurlatifah adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis tegak bersambung dengan menggunakan metode poster comment.
Sedangkan penelitian yang akan
dikaji peneliti bertujuan untuk melihat adanya pengaruh atau tidak dari penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung siswa. Perbedaan juga terlihat dari segi metode pembelajaran yang digunakan. Pipih Nurlatifah menggunakan metode poster comment dalam penelitiannya, sedangkan peneliti menggunakan metode latihan bervariasi. Pengambilan sampel yang dilakukan antara Pipih Nurlatifah dan peneliti pun berbeda. Pipih Nurlatifah mengambil sampel kelas I di MI Pasirangin 1 Sukabumi, sementara penulis mengambil sampel kelas II di MIN Ciputat.
24
3. Hasil penelitian yang dilakukan Walim dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Huruf dan Kata Tegak Bersambung Melalui LKS dengan Huruf Putus-Putus pada Kelas I Semester I di SDN Kebandingan 02 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal”. Adapun hasil penelitian yang didapat adalah bahwa LKS dengan huruf putus-putus dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis huruf dan kata tegak bersambung. Hal ini dapat dilihat dari hasil prasiklus hanya 4 siswa atau 30,76% siswa yang mengalami ketuntasan belajar, kemudian meningkat pada siklus I sebanyak 8 siswa atau 61,53% dan pada siklus II meningkat menjadi 12 siswa atau 92,30% siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan Walim dengan yang dilakukan peneliti adalah dari segi metode peneilitian yang digunakan, perlakuannya, dan pengambilannya sampelnya. Metode penelitian yang digunakan oleh Walim menggunakan metode PTK yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis huruf dan kata tegak bersambung siswa di SDN Kebandingan 02 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal dengan menggunakan
LKS
dengan
huruf
putus-putus.
Sedangkan
peneliti
menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk melihat adanya pengaruh atau tidak penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung siswa di MIN Ciputat. Perlakuan yang digunakan
Walim
dalam
meningkatkan
kemampuan
menulis
tegak
bersambung siswa adalah dengan menggunakan LKS dengan huruf putusputus, sedangkan peneliti menggunakan metode latihan bervariasi. Sampel yang digunakan juga berbeda. Walim mengambil sampel kelas I di SDN Kebandingan 02 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal, sedangkan peneliti mengambil sampel kelas II MIN Ciputat. 4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadijah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako dengan judul “Penggunaan Metode Latihan Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas I SDN
25
Sibaluton”. Berdasarkan hasil penelitiannya, didapatkan hasil bahwa metode latihan mampu meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SDN Sibaluton. Hal ini terlihat dari peningkatan perolehan nilai pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I baru mencapai 60% siswa yang tuntas dan meningkat pada siklus II menjadi 90% siswa yang tuntas. Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan Hadijah dengan yang dilakukan peneliti adalah dari segi metode peneilitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan oleh Hadijah menggunakan metode PTK yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas I di SDN Sibaluton dengan menggunakan metode latihan. Sedangkan peneliti menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk melihat adanya pengaruh atau tidak penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung siswa di MIN Ciputat. Metode pembelajaran yang digunakan Santi Pilomonu dengan peneliti sama-sama menggunakan metode latihan. Hanya saja peneliti menggunakan metode latihan yang bervariasi dalam latihan menulis tegak bersambung. Kemampuan yang diukur oleh Hadijah adalah kemampuan menulis permulaan siswa kelas I, sedangkan kemampuan yang peneliti ingin ukut adalah kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II. Menulis permulaan yang dimaksud Hadijah adalah menulis huruf lepas, angka, dan kata. Sampel yang digunakan juga berbeda. Hadijah mengambil sampel kelas I di SDN Sibaluton, sedangkan peneliti mengambil smapel kelas II di MIN Ciputat.
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan kerangka teoretis di atas dapat dirumuskan kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang timbul. Kesulitan siswa dalam menulis tegak bersambung membuat penurunan hasil belajar tidak tercapai. Keterampilan menulis tegak bersambung adalah keterampilan menuliskan kalimat dengan menggunakan huruf
26
tegak bersambung. Dalam mengajarkan menulis huruf tegak bersambung bukanlah pelajaran yang diajarkan melalui penjelasan guru saja, melainkan dibutuhkan latihan secara langsung dengan bimbingan guru. Metode latihan bervariasi adalah cara mengajar siswa dengan memberikan latihan yang bermacam-macam sehingga siswa memperoleh kemampuan atau keterampilan tertentu. Maka dari itu, peneliti membuat penelitian dengan cara menerapkan metode latihan bervariasi dalam pembelajaran menulis tegak bersambung. Dengan menggunakan metode latihan bervariasi, siswa dapat menirukan tulisan tegak bersambung yang baik dan benar.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan dan sekaligus keputusan untuk dijadikan hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut: Ho : Metode latihan bervariasi tidak berpengaruh terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat. Ha : Metode latihan bervariasi berpengaruh terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat penelitian akan dilaksanakan di MIN Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini akan dilakukan selama sepuluh bulan, mulai dari bulan Februari sampai November tahun ajaran 2014/2015. Adapun jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian
Feb Mar Apr Mei Juni
Pengajuan Proposal Persiapan Perencanaan Observasi Kegiatan Penelitian Analisis Data Laporan Penelitian
27
Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
28
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Eksperimen merupakan cara praktis untuk mempelajari sesuatu dengan mengubah-ubah kondisi dan mengamati pengaruhnya terhadap hal lainnya. 1 Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui kemurnian pengaruh X terhadap Y.2 Model desain penelitian eksperimen yang digunakan peneliti adalah quasi experiment. Eksperimen ini disebut quasi experiment, karena eksperimen ini dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya.3
2. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan one group pretest and posttest design. Desain penelitian ini adalah model eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Pada desain ini, peneliti melakukan pretest terlebih dahulu sebelum memberikan perlakuan. Setelah diberikan perlakuan dengan melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan, barulah diberikan posttest.4 Jadi, pada desain ini peneliti hanya melihat perubahan yang terjadi pada kelompok setelah perlakuan diberikan.5
1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 68. 2 Kasiram, Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), cet ke I, h. 210. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), cet ke XV, h. 123. 4 Posttest ini bisa sama persis dengan pretest atau yang seperti/setaraf pretest. Kasiram, Op., cit, h. 215. 5 Kasiram, Op., cit, h. 213.
29
Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Desain Penelitian6 Pretest
Treatment
Posttest
T1
X
T2
Keterangan: T1 : Pretest (tes awal) sebelum perlakuan diberikan X : Perlakuan berupa metode latihan T2 : Posttest (tes akhir) setelah perlakuan diberikan Adapun langkah-langkah dari desain ini adalah:7 1. Berikakan pretest (T1) sebagi tes awal pada subjek sebelum diberikan perlakuan. Kemudian hitung rata-rata untuk menentukan prestasi awal siswa. 2. Kenakan perlakuan (X), yaitu pengajaran berprogram pada subjek yang diberikan pretest selama jangka waktu tertentu. 3. Berikan posttest (T2) sebagai tes akhir dan hitung rata-ratanya untuk menentukan prestasi siswa setelah mendapatkan perlakuan. 4. Bandingkan rata-rata hitung siswa antara pretest dan posttest untuk melihat perbedaan prestasi atau pengaruh yang ditimbulkannya. 5. Gunakan tes statistik untuk melihat apakah perbedaan itu signifikan atau tidak pada tingkat signifikansi tertentu.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 214. 7 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 103.
30
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.8 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MIN Ciputat yang terdiri dari tiga kelas. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.9 Sampel dari penelitian ini adalah satu kelas (IIA) dari keseluruhan populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Untuk menentukan sampelnya yaitu berdasarkan rekomendasi dari guru.
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes. Tes terdiri dari pretest dan posttest, sedangkan non tes terdiri dari angket. Tes yang digunakan adalah dengan menggunakan lembar penugasan. 1. Tes Tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegansi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.10 Tes diberikan pada saat pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir). Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis tegak bersambung siswa sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis tegak bersambung siswa setelah diberikan perlakuan, yaitu penggunaan metode latihan. Soal yang digunakan pada pretest (tes awal) sama dengan soal yang digunakan pada posttest (tes akhir). Tes ini digunakan untuk melihat perbedaan kemampuan menulis tegak bersambung siswa sebelum dan sesudah diberikan metode latihan.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013), cet ke-XVI, h. 117. 9 Ibid., h. 118 10 Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 28.
31
2. Angket Angket adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis.11 Angket yang peneliti gunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis tegak bersambung dengan menggunakan metode latihan bervariasi.
E. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan data yang dikumpulkan dalam penelitian untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.12 Karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen tes dan non tes yang berupa angket. 1. Tes Instrumen tes yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah menyalin kalimat ke dalam huruf tegak bersambung. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam menulis huruf tegak bersambung. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian yang digunakan. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Menulis Huruf Tegak Bersambung13 Variabel Keterampilan menulis huruf tegak bersambung
Indikator 1. Bentuk
setiap
BentukSoal huruf
Penugasan
harus benar 2. Ukuran setiap huruf
11
Ibid, h. 30. Ibid, h. 28. 13 Depdiknas, Panduan Untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan Untuk Sekolah Dasar Kelas 1, 2, 3, (Jakarta: Kegiatan Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan Sekolah Dasar Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 37. 12
32
(ke atas dan ke bawah garis) harus tepat 3. Huruf harus tegak lurus
Penilaian kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung meliputi beberapa indikator, diantaranya penulisan huruf kapital, penulisan huruf kecil, kesesuaian ukuran tulisan, dan kerapiahan. Berikut tabel skor penilaian menulis huruf tegak bersambung: Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Menulis Huruf Tegak Bersambung14 No
Aspek yang Dinilai
SkorMaksimal
1
Penulisan huruf kapital
15
2
Penulisan huruf kecil
15
3
Kesesuaian ukuran tulisan
30
4
Kerapihan
25
5
Kelengkapan huruf
15 100
Jumlah Skor
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Menulis Tegak Bersambung15 1. Kerapihan Skor
Kriteria Penilaian
22-25
Sangat baik : Tulisan rapi, bersih, dan mudah dibaca.
18-21
Baik : Sebagian tulisan rapi, bersih, mudah dibaca.
11-17
Cukup : Beberapa kalimat ditulis kurang rapi, kotor, dan kurang jelas dibaca.
14
Rubrik penilaian menulis huruf tegak bersambung di atas berdasarkan pada buku panduan untuk guru membaca dan menulis permulaan untuk sekolah dasar kelas 1, 2, dan 3. Namun, ada sedikit modifikasi terhadap aspek yang dinilai dalam rubrik tersebut. Peneliti menghilangkan aspek penilaian penggunaan tanda baca dan menggantinya dengan penulisan huruf kecil. Ibid, h. 127. 15 Kriteria penilaian di atas dibuat oleh peneliti sendiri guna memudahkan penilaian.
33
5-10
Kurang : Beberapa kalimat ditulis tidak rapi, kotor, dan tidak jelas dibaca.
2. Kesesuaian ukuran tulisan Skor
Kriteria Penilaian
27-30
Sangat baik : Semua ukuran huruf tepat.
22-26
Baik : Terdapat sedikit kesalahan ukuran huruf.
17-21
Cukup : Terdapat beberapa kesalahan ukuran huruf.
13-16
Kurang : Terdapat banyak kesalahan ukuran huruf.
3. Penggunaan huruf kapital Skor 13-15
Kriteria Penilaian Sangat baik : Penggunaan dan bentuk huruf kapital semua benar
10-12
Baik : Terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan bentuk huruf kapital
7-9
Cukup : Terdapat sejumlah kesalahan dalam penulisan bentuk huruf kapital
5-6
Kurang : Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan bentuk huruf kapital
4. Penggunaan huruf kecil Skor 13-15
Kriteria Penilaian Sangat baik : Penggunaan dan bentuk huruf kecil semua benar
10-12
Baik : Terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan bentuk huruf kecil
7-9
Cukup : Terdapat sejumlah kesalahan dalam penulisan bentuk huruf kecil
5-6
Kurang : Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan bentuk
34
huruf kecil
5. Kelengkapan huruf Skor
Kriteria Penilaian
13-15
Sangat baik : Sempurna (huruf lengkap)
10-12
Baik : Terdapat sedikit huruf yang tidak lengkap
7-9
Cukup : Terdapat sejumlah huruf yang tidak lengkap
5-6
Kurang : Terdapat banyak huruf yang tidak lengkap
Skor Akhir =
2. Angket Angket digunakan peneliti untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung. Berikut instrument angket yang digunakan peneliti. Tabel 3.6 Angket Respon Siswa No 1.
Pernyataan Saya
merasa
senang
menulis
Ya
Tidak
tegak
bersambung. 2.
Dengan latihan yang dibimbing guru, saya bisa lebih mudah menulis tegak bersambung.
Untuk mengolah angket, penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:16 P=
16
x 100%
Asih Rahayu Melati, Pengaruh Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Narasi Pada Siswa Kelas X Semester II di SMA Negeri 86 Jakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi pada Strata Satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h. 71, tidak dipublikasikan.
35
Keterangan: P : Persentase frekuensi dari tiap jawaban responden F : Frekuensi jawaban tiap responden n : Jumlah responden Dengan tafsiran penilaian sebagai berikut: 0%
: tidak ada
1% - 5%
: hampir tidak ada
6& - 25%
: sebagian kecil
26% - 49%
: hampir setengahnya
50%
: setengahnya
51% - 75%
: lebih dari setengahnya
76% - 95%
: sebagian besar
96% - 99%
: hampir seluruhnya
100%
: seluruhnya
F. Validitas Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes menulis tegak bersambung. Validitas yang digunakan adalah pengujian validitas konstruk. Validitas konstruk dilakukan dengan pendapat para ahli (judgment experts).17 Setelah instrument yang dibuat peneliti dikonstruksi tentang aspekaspek yang akan diukur dengan dengan landasan teori tertentu, selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Tidak ada hitungan matematis yang digunakan untuk menghitung bagaimana suatu tes dikatakan valid secara pasti pada validitas ini. Dalam hal ini, ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing Ibu Rosida Erowati, M.Hum.
G. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, kemudian data dianalisis untuk meneliti apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir. Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: 17
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), cet ke XXI, h. 352.
36
1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk penelitian yang menguji satu perlakuan pada satu kelompok sampel menggunakan uji normalitas dengan uji Chi Square.18 Tes uji normalitas menggunakan uji kai kuadrat (chi Square) dengan rumus χ2 = ∑
Adapun langkah-langkah yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menentukan Rata-rata (̅) b. Menentukan Standar Deviasi (Sd) c. Membuat Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi
Rumus banyak kelas interval K = 1 + 3,3 log (n) dengan n banyak subjek.
Rentang = skor terbesar – skor terkecil
Panjang kelas interval (P) =
Batas kelas = skor terendah – 0,5 Batas kelas kedua = batas kelas pertama + panjang kelas Dan seterusnya. ̅
Menentukan z batas kelas dengan rumus z =
Menentukan luas Z tabel masing-masing kelas dengan rumus: a. Kelas pertama = luas Z tabel batas kelas atas – luas Z tabel batas kelas bawah b. Kelas kedua = luas Z tabel batas kelas atas – luas Z tabel batas kelas bawah Dan seterusnya.
Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) = n x luas Z tabel
Menentukan frekuensi observasi, yaitu banyaknya data yang termasuk pada suatu kelas interval.
18
M. Subana & Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV PustakaSetia, 2009), h. 148, cet ke III.
37
Menghitung nilai kai kuadrat tiap kelas dengan rumus
Menentukan nilai x2 tabel Nilai x2 tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k – 3 dan pada taraf signifikansi (α) 0,05.
Menguji hipotesis normalitas Kriteria pengujian
Jika x2hitung<x2tabel, maka dinyatakan data berdistribusi normal.
Jika x2hitung>x2tabel, maka dinyatakan data berdistribusi tidak normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya varian sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang digunakan yaitu uji fisher, dengan rumus sebagai berikut:19
=
F= Ket:
F = Homogenitas S12 = Varians terbesar S22 = Varians terkecil Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menentukan varians dari pretest dan posttest dengan rumus: Varians (S2) =
̅
b. Menentukan varians terbesar dan terkecil c. Menentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil) dk1 = n – 1 dk2 = n – 1 19
Sugiyono, Op., cit, h. 175.
38
d. Menentukan nilai Fhitung e. Menentukan Ftabel Kriteria uji homogenitas:
Jika Fhitung
Jika Fhitung>Ftabel, maka dinyatakan kedua hasil belajar tidak homogen.
3. N-Gain Rumus N-gain digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai pretest dan posttest serta peningkatan yang diraihnya. menghitung N-Gain yaitu:
Adapun cara
20
a. Rumus N-Gain adalah
Keterangan: Gain (d)
: Skor posttest – pretest
Ideal Pretest : Skor maksimal ideal – skor pretest b. Menentukan kriteria interpretasi, yaitu: Tinggi, jika G > 0,7 Sedang, jika 0,3 < G ≤ 0,7 Rendah, jika G ≤ 0,3 c. Menghitung sigma (jumlah) dari skor pretest, posttest, gain (d), dan NGain. d. Menghitung mean (rata-rata) dari skor pretes, posttest, gain (d), dan NGain. Adapun rumus dari masing-masingnya adalah sebagai berikut:
20
Rata-rata Pretest =
Rata-rata Posttest =
Rata-rata gain (d) =
Khaerunisa, Pengaruh Penggunaan Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Siswa Kelas VII MTs Islamiyah Ciputat Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi pada Strata Satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h. 41, tidak dipublikasikan.
39
Rata-rata N-Gain =
e. Menghitung persentase kriteria tinggi, sedang, dan rendah.
4. Uji hipotesis penelitian. Uji hipotesis menggunakan uji t-test dengan rumus:21
t= √
Keterangan: Md
= Rata-rata dari gain antara posttest dan pretest
d
= Gain (selisih) skor posttest terhadap pretest setiap responden
n
= Jumlah responden Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika thitung
Jika thitung>ttabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh penggunaan metode latihan terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung.
H. HipotesisStatistik Ho, A = B Ha, A > B
21
M. Subana dan Sudrajat, Op., cit, h. 156-157.
40
Keterangan : Ho = Tidak terdapat pengaruh terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II setelah diterapkannya metode latihan bervariasi. Ha = Terdapat pengaruh terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II setelah diterapkannya metode latihan bervariasi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ciputat adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dengan nama Al-Maghfiroh. Berdiri pada tahun 1983. Kemudian pada tahun 1991 sebagian tanah yayasan dihibahkan kepada negara untuk dibangun sebuah Madrasah yang berdiri sampai saat ini. Dengan Pimpinan pada saat itu Drs. Muhady. Kemudian pada tahun 2007 digantikan oleh Dra. Hj. Rohmah Sarmala. Kemudian pada tahun 2009 digantikan oleh Dra. Inti Farhati, MA. Dengan berakhirnya masa kerja pimpinan pada saat itu, maka pada tahun 2014 digantikan oleh Dra. Hj. Ratu Rohimah hingga saat ini. Berikut profil Kepala Madrasah MIN Ciputat dari tahun 1991 hingga sekarang: No.
Nama
Masa Jabatan
1.
Drs. Muhady
1991 s/d 2007
2.
Dra. Hj. Rohmah Sarmala
2007 s/d 2009
3.
Dra. Inti Farhati, MA
2009 s/d 2014
4.
Dra. Hj. Ratu Rohimah
2014 s/d sekarang
Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ciputat Nama Madrasah
: MI Negeri Ciputat
No. Statistik Madrasah (NSM) : 111 1 28 03 0001 Alamat Lengkap
: Jl. Dewi Sartika No. 02 Gg. Masjid ArRiyadh
Ciputat, Kota Tanggerang
Selatan, Banten No. Telp
: 021-74708358
E-mail
:
[email protected]
Blog
: http://min1ciputat.wordpress.com
41
42
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Ciputat yang berlokasi di Jl. Dewi Sartika No. 2 Gg. Masjid Ar-Riyadh Ciputat Tangerang, sebagai lembaga pendidikan dasar yang berbasis dan berciri khas Islam berupaya untuk mentransformasi dan menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam di satu sisi dan pengetahuan umum di sisi lain dan harapan out come yang dihasilkan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Salah satu program kelas yang dibuka di MIN Ciputat adalah program kelas Bilingual yaitu sebuah program pembelajaran yang menggunakan bahasa internasional. Dalam hal ini, dua bahasa internasional yang dipilih/dipakai adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang menjadi bahasa instruksi (Classroom Language) dan digunakan dalam Daily Language. Pada Program Bilingual, kelas didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak dapat belajar dengan sentuhan personal dan bimbingan dari tenaga pengajar yang profesional sehingga perkembangan spiritual, intelektual, emosional, sosial, dan fisik mereka terpantau secara memadai. Kelas Bilingual juga memiliki atmosfir pembelajaran yang menyenangkan, di mana setiap murid diberi kesempatan luas untuk mengembangkan karakter dan rasa percaya diri dalam suasana yang penuh persahabatan. Metode yang digunakan pada Kelas Bilingual antara lain: Bahasa Arab menggunakan Metode Amsilati, Bahasa Inggris menggunakan Cambridge, Program Tahfiz Juz „Amma dan surat-surat pilihan, Qiroati, Science dan Math. Adapun visi, misi, dan tujuan dari MIN Ciputat, yaitu: Visi : Terwujudnya manusia yang cerdas, berwawasan luas, memiliki keterampilan, mandiri, dan berakhlak mulia. Misi : 1. Meningkatkan daya saing lulusan serta kualitas pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan nasional serta meningkatkan kualifikasi
43
dan profesionalisme bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya melalui pelatihan-pelatihan. 2. Mengembangkan proses pembelajaran yang tidak sekedar mentransfer pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga motivasi dan pengembangan kualitas kepribadian siswa dengan mengacu kepada prinsip dan teori psikologis dengan penerapan strategi pembelajaran PAIKEM. 3. Memberdayakan
peran
serta
masyarakat
dalam
penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dan manajemen berbasis madrasah serta penguatan terhadap fungsi dan peran komite sekolah. 4. Mengembangkan kurikulum yang berorientasi pada Standar Nasional dan Standar Internasional dengan penguasaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris serta penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi. 5. Menanamkan nilai-nilai aqidah, syariah dan akhlakul karimah sebagai basis bagi segenap aspek kehidupan dengan mengembangkan program tahfidz, tartil dan tahsinul qur‟an serta praktik ibadah. Tujuan : 1. Untuk meningkatkan daya saing lulusan serta kualitas pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan nasional serta meningkatkan kualifikasi dan profesionalisme bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya melalui pelatihan-pelatihan. 2. Untuk mengembangkan proses pembelajaran yang tidak sekedar mentransfer pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga motivasi dan pengembangan kualitas kepribadian siswa dengan mengacu kepada prinsip dan teori psikologis dengan penerapan strategi pembelajaran PAIKEM. 3. Untuk memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dan manajemen berbasis madrasah serta penguatan terhadap fungsi dan peran komite sekolah. 4. Untuk mengembangkan kurikulum yang berorientasi pada Standar Nasional dan Standar Internasional dengan penguasaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris serta penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi.
44
5. Untuk menanamkan nilai-nilai aqidah, syariah dan akhlakul karimah sebagai basis bagi segenap aspek kehidupan dengan mengembangkan program tahfidz, tartil dan tahsinul qur‟an serta praktek ibadah.
B. Deskripsi Data 1. Deskripsi Proses Pembelajaran Proses pembelajaran menulis huruf tegak bersambung dilakukan dengan
menggunakan
pembelajaran
siswa
metode
latihan
ditugaskan
untuk
yang menulis
bervariasi.
Dalam
kalimat
dengan
menggunakan huruf tegak bersambung. Perlakuan diberikan selama lima kali. Pada pertemuan pertama, peneliti menjelaskan kepada peserta didik bahwa peneliti akan melakukan pembelajaran menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan metode latihan bervariasi. Peneliti menjelaskan proses belajar dengan menggunakan metode latihan bervariasi dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan latihan. Peneliti menjelaskan ukuran baris setiap huruf kapital dan kecil bersambung di buku garis tiga dengan lagu. Setelah siswa memahami penjelasan peneliti, kemudian peneliti melanjutkan menuliskan huruf abjad kapital dan kecil dari a sampai z bersambung di papan tulis dan siswa mengikuti yang dicontohkan peneliti di papan tulis di buku tulis garis tiga. Kemudian dilanjutkan dengan menyalin kalimat dalam tegak bersambung yang dicontohkan guru di papan tulis dibuku tulis garis tiga. Pada pertemuan kedua, siswa mengulang untuk menulis kembali huruf kecil dan besar dalam tegak bersambung yang kemarin sudah dipelajari tanpa dicntohkan terlebih dahulu oleh guru. Dalam kegiatan ini guru membimbing siswa apabila ada yang lupa penulisan huruf. Selain itu juga tidak lupa guru mengamati kegiatan siswa untuk mengetahui hurufhuruf apa saja yang dirasa sulit oleh siswa. Kemudian dilanjutkan dengan
45
menyalin kalimat dalam tegak bersambung yang dicontohkan guru di papan tulis dibuku tulis garis tiga. Pada pertemuan ketiga, siswa masih mengulang menulis kembali huruf kecil dan besar bersambung, bedanya kalau pada pertemuaan ini hanyalah menulis beberapa huruf yang hilang pada kertas awan yang dibagikan guru. Pemilihan huruf yang hilang ini berdasarkan rata-rata huruf yang masih dirasa sulit oleh siswa. Peneliti membagikan lembar kerja yang menugaskan siswa untuk menulis kalimat sederhana berdasarkan gambar yang sudah tersedia. Pada pertemuan keempat, untuk mengingatkan kembali penulisan huruf kecil dan besar bersambung, peneliti mengajak siswa bermain dengan menyiapkan beberapa kata dan nomor yang dibagikan secara acak ke siswa. Siswa yang nomornya keluar pada kocokan diminta maju untuk menuliskan kata yang tersedia dengan huruf tegak bersambung di papan tulis. Kemudian peneliti meminta siswa lain untuk mengoreksi bersama apakah tulisannya benar atau tidak. Jika salah atau tidak sesuai, peneliti menunjuk siswa yang mau untuk memperbaiki, begitu seterusnya sampai kata yang disiapkan guru habis. Peneliti menugaskan siswa untuk menyalin kalimat kedalam huruf tegak bersambung. Pada pertemuan kelima, untuk mengingatkan kembali penulisan huruf kecil dan besar bersambung, peneliti mengajak siswa bermain dengan menyiapkan beberapa kata dan nomor yang dibagikan secara acak ke siswa. Siswa yang nomornya keluar pada kocokan diminta maju untuk menuliskan kata yang tersedia dengan huruf tegak bersambung di papan tulis. Kemudian peneliti meminta siswa lain untuk mengoreksi bersama apakah tulisannya benar atau tidak. Jika salah atau tidak sesuai, peneliti menunjuk siswa yang mau untuk memperbaiki, begitu seterusnya sampai kata yang disiapkan guru habis. Peneliti menugaskan siswa untuk menyalin kalimat kedalam huruf tegak bersambung. Setelah diberikan perlakuan, kemudian kelas diberikan posttest yaitu menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Tes
46
akhir ini diberikan untuk mengetahui kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa setelah diberi perlakuan. Hasilnya mengalami peningkatan nilai rata-rata. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai di MIN Ciputat untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 68. Pada pretest, siswa yang mencapai nilai di atas KKM sebanyak 12 siswa, berarti sebanyak 27 siswa belum mencapai KKM. Sedangkan pada posttest, siswa yang mencapai nilai di atas KKM sebanyak 31 siswa, berarti sebanyak 8 siswa belum mencapai KKM.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Data penelitian ini berupa lembar kerja siswa menulis kalimat sederhana dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan skor rata-rata posttest dengan skor rata-rata pretest. Berikut hasil penilaian keterampilan menulis tegak bersambung setelah dan sesudah diberikan perlakuan, yaitu metode latihan bervariasi. Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest Responden
Pretest
Posttest
1
65
94
2
84
98
3
60
63
4
60
64
5
80
91
6
74
97
7
64
93
8
75
86
9
44
60
10
52
79
47
11
60
81
12
69
96
13
62
89
14
53
63
15
43
60
16
53
75
17
55
80
18
76
91
19
55
63
20
53
70
21
75
93
22
49
60
23
60
81
24
61
88
25
46
91
26
80
95
27
50
88
28
58
72
29
69
89
30
49
79
31
49
97
32
73
92
33
77
99
34
58
72
35
49
63
36
78
85
37
58
86
38
49
84
39
52
84
Jumlah
2377
3191
48
Rata-rata
60,95
81,82
S
11,6
12,4
Varians (S2)
133,6
154,6
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai terendah pada pretest adalah 43 sebanyak 1 siswa dan nilai tertinggi 84 sebanyak 1 siswa dengan nilai rata-rata pretest sebesar 60,95. Sedangkan pada posttest diketahui nilai terendah yaitu 60 sebanyak 3 siswa dan nilai tertinggi 99 sebanyak 1 siswa dengan nilai rata-rata posttest sebesar 81,82. Berikut disajikan diagram batang hasil pretest dan posttest berdasarkan nilai rata-rata (mean): 90 80 70 60 50 Series1
40 30 20 10 0 Pretest
Posttest
Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest
a. Deskripsi Data Pretest Berdasarkan hasil pretes sebelum diberikan perlakuan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Hasil Pretest Data
Pretest
N
39
49
Mean (Rata-rata nilai)
60,95
Median
59,2
Modus
57,7
Nilai Tertinggi
84
Nilai Terendah
43
Simpangan Baku
11,6
Varians
133,6
Tabel di atas menunjukkan bahwa N adalah jumlah sampel ada 39, mean (rata-rata hasil pretest) adalah 60,95, median adalah 59,2, modus adalah 57,7, hasil nilai pretest tertinggi adalah 84 dan nilai pretest terendah adalah 43, simpangan bakunya adalah 11,6, dan variansnya adalah 133,6. Berdasarkan data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kemampuan menulis huruf tegak bersambung dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Interval 43-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 Jumlah
Batas Nyata 42,5 - 49,5 49,5 - 56,5 56,5 - 63,5 63,5 - 70,5 70,5 - 77,5 77,5 - 84,5
Frekuensi 8 8 9 4 6 4 39
Frekuensi (%) 20,5 20,5 23,1 10,3 15,4 10,3 100
50
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Frekuensi
43-49
50-56
57-63
64-70
71-77
78-84
Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, diketahui hasil nilai pretest yang berada dalam interval 43-49 dan 50-56 terdapat masingmasing 8 siswa, interval 57-63 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh siswa, yaitu ada 9 siswa, interval 64-70 terdapat 4 siswa, interval 71-77 terdapat 6 siswa, dan interval 78-84 terdapat 4 siswa. Dari data di atas, dapat diketahui nilai-nilai yang berada pada kelas interval 1, yaitu nilai 43, 44, dan 46 masing masing ada 1 siswa, dan nilai 49 ada empat orang. Nilai-nilai yang berada pada kelas interval 2, yaitu nilai 50 ada 1 orang, nilai 52 dan 53 masing-masing ada 3 siswa, dan nilai 55 ada 2 siswa. Nilai-nilai yang berada pada kelas interval 3, yaitu nilai 58 ada 3 siswa, nilai 60 ada 4 siswa, dan nilai 61, 62 masing-masing ada 1 siswa. Nilai-nilai yang terdapat pada kelas interval 4, yaitu nilai 64, 65 masing-masing ada 1 siswa dan nilai 69 ada dua orang. Nilai-nilai yang terdapat pada kelas interval 5, yaitu nilai 73 dan 74 masing-masing ada 1 siswa, nilai 75 ada 2 siswa, dan nilai 76, 77 masing-masing ada 2 siswa. Nilai-nilai yang berada pada
51
kelas interval 6, yaitu nilai 78 1 siswa, nilai 80 ada 2 siswa, dan nilai 84 ada 1 siswa. Dari data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai pretest di bawah KKM (< 68) sebanyak 27 orang. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai pretest di atas KKM (> 65) hanya 12 orang.
b. Deskripsi Data Posttest Berdasarkan hasil posttest setelah diberikan perlakuan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.4 Data Hasil Posttest Data
Posttest
N
39
Mean (Rata-rata nilai)
81,82
Median
86,6
Modus
90,5
Nilai Tertinggi
99
Nilai Terendah
60
Simpangan Baku
12,4
Varians
154,6
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa N adalah jumlah sampel ada 39, mean (rata-rata hasil posttest) adalah 81,82, median adalah 86,6, modus adalah 90,5, hasil nilai pretest tertinggi adalah 99 dan nilai pretest terendah adalah 60, simpangan bakunya adalah 12,4, dan variansnya adalah 154,6. Berdasarkan data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kemampuan menulis huruf tegak bersambung dapat disajikan dalam tabel berikut:
52
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Perolehan Nilai Posttest Interval 60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 95-101 Jumlah
Batas Nyata 59,5 - 66,5 66,5 - 73,5 73,5 - 80,5 80,5 - 87,5 87,5 - 94,5 94,5 - 101,5
Frekuensi 8 3 4 7 11 6 39
Frekuensi (%) 20,5 7,7 10,3 17,9 28,2 15,4 100
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: 12 10 8 6
Frekuensi
4 2 0 60-66
67-73
74-80
81-87
88-94
95-101
Gambar 4.3 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, diketahui hasil nilai posttest yang berada dalam interval 60-66 ada 8 siswa, interval 67-73 ada 3 siswa, interval 74-80 ada 4 siswa, interval 81-87 ada 7 siswa, interval 88-94 ada 11 siswa, dan interval 95-101 ada 6 siswa. Dari data di atas, dapat diketahui nilai-nilai yang berada pada kelas interval 1, yaitu nilai 60 ada 3 siswa, nilai 63 ada 4 siswa, dan nilai 64 ada 1 siswa. Nilai-nilai yang berada pada kelas interval 2,
53
yaitu nilai 70 ada 1 siswa dan nilai 72 ada 2 siswa. Nilai-nilai yang berada pada kelas interval 3, yaitu nilai 75 ada 1 siswa, nilai 79 ada 2 siswa, dan nilai 80 ada 1 siswa. Nilai-nilai yang berada pada kelas interval 4, yaitu nilai 81 dan 84 masing-masing 2 siswa, nilai 85 ada 1 siswa, dan nilai 86 ada 2 siswa. Nilai-nilai yang berada pada kelas interval 5, yaitu nilai 88 dan 89 masing-masing ada 2 siswa, nilai 91 ada 3 siswa, nilai 92 ada 1 siswa, nilai 93 ada 2 siswa, dan nilai 94 ada 1 siswa. Nilai-nilai yang berada pada kelas interval 6, yaitu nilai 95 dan 96 masing-masing ada 1 siswa, nilai 97 ada 2 siswa, dan nilai 98 dan 99 masing-masing ada 1 siswa. Dari data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai posttest di bawah KKM (< 68) hanya ada 8 orang, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai posttest di atas KKM (> 68) ada 31 orang.
c. N-Gain Berdasarkan data hasil perhitungan N-Gain pretest dan posttest, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Data Nilai N-Gain Pretest dan Posttest ∑n
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
Pretest
Posttest
N-Gain
60,95
81,82
0,6
39
Kriteria
Sedang
Berdasarkan tabel di atas, perolehan rata-rata nilai N-Gain pretest dan posttest adalah 0,6 yang menunjukkan berada pada kriteria sedang. Berdasarkan perhitungan rata-rata N-Gain di atas, dapat disajikan tabel frekuensi siswa yang mendapatkan kriteria tinggi, sedang, dan rendah sebagai berikut:
54
Tabel 4.7 Tabel Frekuensi Kriteria N-Gain Kriteria N-Gain
Frekuensi (%)
Tinggi
25,6
Sedang
46,2
Rendah
28,2
Berdasarkan tabel frekuensi di atas, diketahui bahwa siswa yang mencapai kriteria tinggi sebanyak 25,6%, siswa yang mencapai kriteria sedang sebanyak 46,2%, dan siswa yang mencapai kriteria rendah sebanyak 28,2%.
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis Sebelum dilaksanakannya pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilaksanakan pengujian persyaratan analisis berupa uji normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan chi kuadrat. Uji normalitas dilakukan terhadap dua hasil belajar, yaitu pretest dan posttest. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan ( ) adalah 0,05 dengan derajar kebebasan (dk) adalah 3. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas, yaitu:
Jika x2hitung<x2tabel, maka dinyatakan data berdistribusi normal.
Jika x2hitung>x2tabel, maka dinyatakan data berdistribusi tidak normal. Berikut adalah tabel hasil uji normalitas data pretest dan posttest. Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas dengan Chi Kuadrat Data
N
xhitung
xtabel
Kesimpulan
Pretest
39
-2672,37
7,81
Data berdistribusi normal
55
Posttest
39
-3209,73
7,81
Data berdistribusi normal
Berdasarkan tabel di atas, diketahui x2hitung
pretest adalah -
2672,37dan xhitung posttest adalah -3209,73 dengan nilai x2tabel untuk α = 0,05 dan derajata kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 = 3 pada tabel chi-kuadrat didapat 7,81. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada pretest didapat x2hitung<x2tabel (-2672,37<7,81), maka dinyatakan data hasil pretest berdistribusi normal. Pada posttest didapat x2hitung<x2tabel (-3209,73<7,81), maka dinyatakan data hasil posttest berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Pengujian
homogenitas
terhadap
kedua
hasil
belajar
menggunakan uji fisher. Dasar pengambilan keputusan uji homogenitas, yaitu:
Jika Fhitung
Jika Fhitung>Ftabel, maka dinyatakan kedua hasil belajar tidak homogen. Berikut tabel hasil perhitungan uji homogenitas dengan
menggunakan uji fisher. Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Fisher Data
Dk = n-1
Varians
Pretest
38
133,6
Posttest
38
154,6
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan Data memiliki
1,16
1,76
varians homogen
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Fhitung sebesar 1,16 dan Ftabel dengan dk pembilang = n2 – 1 dan dk penyebut = n1 – 1 sebesar 1,76.
56
Dapat disimpulkan, bahwa Fhitung
3. Pengujian Hipotesis Berdasarkan analisis data berupa uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh kesimpulan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Pengujian dilanjutkan pada analisis data berikutnya, yaitu uji-t. Dasar pengambilan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika thitung
Jika thitung>ttabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung. Berikut perhitungan uji t, yaitu: t= √
= √
= √
= √
= √
=
√
=
= 12,294
57
Nilai ttabel pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 adalah 2,571. Jadi, jika thitung>ttabel (12,294>2,571) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II di MIN Ciputat.
4. Data Hasil Angket Berikut ini adalah hasil angket respon siswa terhadap penggunaan metode latihan bervariasi dalam pembelajaran menulis huruf tegak bersambung. Angket respon siswa ini terdiri dari dua pernyataan dan disebar kepada 39 siswa. Adapun hasil dari analisis data angket adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Siswa merasa senang menulis tegak bersambung Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Ya
33
84,62%
Tidak
6
15,38%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil pada pernyataan pertama
menghasilkan
persentase
sebanyak
84,62%
siswa
yang
menyatakan ya dengan pernyataan siswa merasa senang menulis tegak bersambung dan sebanyak 15, 38% siswa yang menyatakan tidak dengan pernyataan siswa siswa merasa senang menulis tegak bersambung. Dari keterangan di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa senang menulis huruf tegak bersambung. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang menyatakan “Ya” sebanyak 84,62%.
58
Tabel 4.11 Dengan latihan yang dibimbing guru, saya bisa lebih mudah menulis tegak bersambung. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Ya
36
92,31%
Tidak
3
7,69%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil pada pernyataan pertama
menghasilkan
persentase
sebanyak
92,31%
siswa
yang
menyatakan ya dengan pernyataan dengan latihan yang dibimbing guru, saya bisa lebih mudah menulis tegak bersambung dan sebanyak 7,69% siswa yang menyatakan tidak dengan pernyataan dengan latihan yang dibimbing guru, saya bisa lebih mudah menulis tegak bersambung. Dari keterangan di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa dengan latihan yang dibimbing guru, dapat lebih mudah menulis tegak bersambung. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang menyatakan “Ya” sebanyak 92,31%. Berdasarkan hasil perhitungan angket di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan “Ya” bahwa metode latihan bervariasi dapat digunakan dalam pembelajaran menulis huruf tegak bersambung. Hal ini terlihat dari perolehan rata-rata rekapitulasi perhitungan angket bahwa sebanyak 88,46% siswa yang menyatakan “Ya”.
D. Pembahasan Data yang digunakan dalam analisis pengujian hipotesis adalah data hasil pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir). Sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pretest. Dari data hasil pretest diperoleh nilai tertinggi sebesar 84, nilai terendah sebesar 43, dan rata-rata pretest sebesar 60,95. Setelah dilakukan pretest, kemudian kelas diberi perlakuan sebanyak lima kali pertemuan. Setelah perlakuan selesai, kelas
59
diberi posttest. Dari data hasil posttest diperoleh nilai tertinggi sebesar 99, nilai terendah sebesar 60, dan rata-rata posttest sebesar 81,82. Berdasarkan hasil posttest yang didapat menunjukkan bahwa rata-rata nilai posttest lebih tinggi dari nilai rata-rata pretest. Berdasarkan hasil perhitungan NGain, didapatkan rata-rata nilai N-Gain pretest dan posttest adalah 0,6 yang menunjukkan perbedaan antara nilai pretest dan posttest berada pada kriteria sedang. Setelah itu dilakukan uji-t. Uji-t ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh metode latihan terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung. Uji-t dilakukan karena data telah diketahui berdistribusi normal dan homogen. Dari hasil uji-t disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji diperoleh nilai thitung>ttabel (12,294>2,571) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yang artinya terdapat pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II di MIN Ciputat. Penerapan metode latihan bervariasi dapat membuat siswa semakin hari semakin mudah menulis huruf tegak bersambung. Terlihat sekali perubahan kemampuan menulis bersambung siswa mulai dari pretest sampai pada latihan demi latihan yang dilakukan. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa penerapan metode latihan bervariasi berpengaruh terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa. Temuan-temuan yang didapat dalam penelitian penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa menjadi meningkat dengan adanya metode latihan bervariasi, terlihat terjadi perubahan mulai dari hasil pretest sampai pada setiap latihan yang telah dilakukan.
60
2. Kesesuaian ukuran huruf dalam tegak bersambung sampai pada kerapihan dan kecepatan mulai terlihat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dikuatkan oleh beberapa penelitian yang ada. Walaupun peneliti belum menemukan penelitian yang memfokuskan pada penggunaan metode latihan bervariasi, namun peneliti menemukan penelitian yang menggunakan metode latihan untuk keterampilan menulis tegak bersambung, yaitu: Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Santi Pilomonu dengan judul penelitian “Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas II SD Cokroaminoto Motongkad Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur”. Hasil dari penelitian yang didapatkan oleh Santi Pilomonu adalah bahwa metode latihan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan perolehan nilai dari siklus I sebesar 56,2% smapai pada siklus II sebesar 74,9%. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Hadijah dengan judul “Penggunaan Metode Latihan Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas I SDN Sibaluton”. Hasil yang didapatkan oleh Hadijah adalah bahwa metode latihan dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas I di SDN Sibaluton. Hal ini terlihat dari peningkatan perolehan nilai pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I baru mencapai 60% siswa yang tuntas dan meningkat pada siklus II menjadi 90% siswa yang tuntas.
E. Keterbatasan Penelitian Selama penelitian berlangsung, peneliti memiliki keterbatasan dalam penggunaan metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung yaitu: 1. Sulitnya
mengkondisikan
siswa
yang
begitu
banyak
membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang maksimal.
sehingga
61
2. Terdapat beberapa siswa yang merasa jenuh pada setiap pertemuan harus menulis huruf tegak bersambung karena masih merasa kesulitan untuk menulis huruf tegak bersambung. Namun, peneliti selalu memberikan motivasi dan bimbingan kepada mereka.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada perolehan data di lapangan dan pengolahan data tersebut, maka diperoleh kesimpulan bahwa metode latihan bervariasi berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menulis bersambung. Hal ini dapat dilihat dari: 1. Hasil perolehan nilai rata-rata posttest siswa lebih tinggi dari pada nilai rata-rata pretest. Nilai rata-rata pretest adalah 60,95 dan nilai rata-rata posttest adalah 81,82. Pada hasil pretest hanya 33,3% siswa memperoleh nilai di atas KKM, sedangkan pada hasil posttest meningkat menjadi 94,9% siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. 2. Hasil perhitungan uji hipotesis yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara nilai posttest dan nilai pretest. Dari uji hipotesis diperoleh thitung>ttabel (12,294>2,571) dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. 3. Hasil perhitungan N-Gain yang menunjukkan bahwa pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II MIN Ciputat sebesar 0,6 yang berada pada kriteria sedang.
B. Saran Bagi semua guru SD/MI kelas II jangan pernah merasa bosan untuk memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan contoh menulis tegak bersambung untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa melalui penggunaan metode latihan yang bervariasi.
62
Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN PRETEST DAN POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Tulislah kembali kalimat di bawah ini dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Gunakan huruf kapital yang tepat.
1. hidup rukun di sekolah
2. rukun dan tertib di kelas
3. menghormati bapak dan ibu guru
4. tidak membedakan teman
5. gotong royong meringankan pekerjaan
Jakarta, 25 Agustus 2015 Judgement Ahli Terhadap Validitas Intrumen
Rosida Erowati, M.Hum NIP. 19771030 200801 2009
Lampiran 2 INSTRUMEN ANGKET RESPONDEN SISWA
Petunujuk Pengisian Angket : 1. Tulislah identitas terlebih dahulu pada kolom yang disediakan. 2. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan.
Identitas Responden Nama : Kelas :
No
Pernyataan
Ya
1.
Saya merasa senang menulis tegak bersambung.
2.
Dengan latihan yang dibimbing guru, saya bisa lebih
Tidak
mudah menulis tegak bersambung.
Jakarta, 25 Agustus 2015 Judgement Ahli Terhadap Validitas Intrumen
Rosida Erowati, M.Hum NIP. 19771030 200801 2009
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: MIN Ciputat
Mata Pemalajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester
: II/2
Alokasi Waktu
: 2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte.
B. Kompetensi Dasar Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
C. Indikator Pencapaian 1. Menulis huruf
kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak
bersambung. 2. Menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menulis huruf kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak bersambung. 2. Siswa mampu menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
E. Karakter Siswa yang Diharapkan 1. Percaya diri 2. Teliti 3. Santun
F. Materi Pembelajaran Menulis Huruf Tegak Bersambung Huruf tegak bersambung disebut juga huruf latin. Penulisan huruf kapital harus memperhatikan ukuran huruf, kerapihan, dan penggunaan huruf kapital. Penggunaan huruf kapital digunakan untuk penulisan di awal kalimat, serta untuk penulisan nama orang dan kota. Aturan ukuran huruf tegak bersambung di buku tulis garis tiga sebagai berikut: 1. Mengenalkan jika menulis di buku garis tiga dimulai dari tepi bawah baris ke-2. 2. Sebelum menulis, siswa harus bisa membedakan huruf mana yang memiliki jambul atau ekor atau memiliki keduanya atau tidak memiliki keduanya. a. Huruf Kapital 1) Huruf yang panjangnya 2 baris, yaitu huruf A, B, C, D, E, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, dan Z. 2) Huruf yang panjangnya 3 baris, yaitu huruf F,G, J, dan Y. b. Huruf Kecil 1) Huruf berjambul ada dua, yaitu huruf yang berjambul penuh, seperti huruf b, h, k, l dan huruf yang berjambul setengah baris, seperti huruf d, t. 2) Huruf berekor ada dua, yaitu huruf yang bereekor penuh, seperti huruf g, j, y dan huruf yang berrkor setengan baris, seperti p, q. 3) Huruf yang berekor dan berjambul adalah huruf f. 4) Huruf yang tidak berjambul dan berekor adalah huruf a, c, e, i, o, m, n, o, r, s, u, v, w, x, dan z.
G. Metode Pembelajaran 1. Metode latihan 2. Contoh 3. Penugasan
H. Media dan Sumber Belajar 1. Buku tulis garis tiga 2. Bupena Tematik Terpadu untuk SD/MI Jilid 2
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
Kegiatan Kegiatan Awal
Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan berdoa Siswa menyimak penjelasan
doa bersama Menyampaikan
tujuan
pembelajaran Memberikan
guru
tentang
pembelajaran penjelasan Siswa menyimak penjelasan
tentang cara pembelajaran
guru
tentang
pembelajaran Kegiatan
Eksplorasi
tujuan
cara
Inti
Menuliskan
huruf Siswa
menyalin
huruf
sambung kapital dan kecil
sambung kapital dan kecil
dari a-z di papan tulis
dari a-z di kertas yang disediakan guru
Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan
membantu
yang
Siswa dapat bertanya hal-hal yang dirasa sulit
siswa
memerlukan
bantuan
Elaborasi Menuliskan
sebuah
kalimat bersambung di Siswa
menyalin
kalimat
sambung yang di tulis guru
papan tulis Guru berkeliling untuk
sebanyak lima kali
mengamati, memotivasi, Siswa bertanya hal-hal yang dan
membantu
yang
siswa
dirasa sulit
memerlukan
bantuan Konfirmasi
Menanyakan
kepada
siswa tentang penulian huruf apa yang belum bisa dilakukan
Mengarahkan penulisan dengan
yang
kembali benar
memberikan
Siswa
berkomentar
dan
bertanya tentang huruf yang dirasa sulit
contoh penulisan huruf kapital dan huruf kecil untuk huruf yang sama.
Siswa dapat bertanya tentang hal-hal yang dirasa sulit
Guru dan siswa membuat Siswa
Kegiatan Penutup
kesimpulan akhir tentang
bersama
guru
membuat kesimpulan
pembelajaran hari ini Guru
memberikan
Hasil kerja siswa dinilai
penilaian
J. Penilaian
Indikator Menulis
kalimat
menggunakan
huruf
Teknik dengan Penugasan
Bentuk
Bentuk Instrumen
Tertulis
Tulislah kembali kalimat yang
tegak
dicontohkan guru sebanyak lima
bersambung dan penggunaan
kali di buku tulis garis tiga.
huruf kapital
“Susi dan Ani saling bermaafan”
Kriteria Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
Skor Maksimal
1.
Penulisan huruf kapital
15
2.
Penulisan huruf kecil
15
3.
Kesesuaian ukuran tulisan
30
4.
Kerapihan
25
5.
Kelengkapan huruf
25
Jumlah
Skor Siswa
100
Skor Akhir =
Jakarta,
September 2015
Guru Kelas II A
Peneliti
Galuh Ratnanggung, SH
Elis Robiatul Adawiyyah
Aa
Hh
Oo
Vv
Bb
Ii
Pp
Ww
Cc
Jj
Qq
Xx
Dd
Kk
Rr
Yy
Ee
Ll
Ss
Zz
Ff
Mm
Gg
Nn
Tt
Uu
Selamat Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Nama
:
Tanggal :
Tulislah kembali kalimat yang dicontohkan guru sebanyak lima kali. “Susi dan Ani saling bermaafan”
Selamat Mengerjakan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: MIN Ciputat
Mata Pemalajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester
: II/2
Alokasi Waktu
: 2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte.
B. Kompetensi Dasar Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
C. Indikator Pencapaian 1. Menulis huruf
kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak
bersambung. 2. Menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menulis huruf kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak bersambung. 2. Siswa mampu menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
E. Karakter Siswa yang Diharapkan 1. Percaya diri 2. Teliti 3. Santun
F. Materi Pembelajaran Menulis Huruf Tegak Bersambung Huruf tegak bersambung disebut juga huruf latin. Penulisan huruf kapital harus memperhatikan ukuran huruf, kerapihan, dan penggunaan huruf kapital. Penggunaan huruf kapital digunakan untuk penulisan di awal kalimat, serta untuk penulisan nama orang dan kota. Aturan ukuran huruf tegak bersambung di buku tulis garis tiga sebagai berikut: 1. Mengenalkan jika menulis di buku garis tiga dimulai dari tepi bawah baris ke-2. 2. Sebelum menulis, siswa harus bisa membedakan huruf mana yang memiliki jambul atau ekor atau memiliki keduanya atau tidak memiliki keduanya. a. Huruf Kapital 1) Huruf yang panjangnya 2 baris, yaitu huruf A, B, C, D, E, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, dan Z. 2) Huruf yang panjangnya 3 baris, yaitu huruf F,G, J, dan Y. b.
Huruf Kecil 1) Huruf berjambul ada dua, yaitu huruf yang berjambul penuh, seperti huruf b, h, k, l dan huruf yang berjambul setengah baris, seperti huruf d, t. 2) Huruf berekor ada dua, yaitu huruf yang bereekor penuh, seperti huruf g, j, y dan huruf yang berrkor setengan baris, seperti p, q. 3) Huruf yang berekor dan berjambul adalah huruf f.
4) Huruf yang tidak berjambul dan berekor adalah huruf a, c, e, i, o, m, n, o, r, s, u, v, w, x, dan z.
G. Metode Pembelajaran 1. Metode latihan 2. Contoh 3. Penugasan
H. Media dan Sumber Belajar 1. Buku tulis garis tiga 2. Bupena Tematik Terpadu untuk SD/MI Jilid 2
I. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
Kegiatan Kegiatan Awal
Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan berdoa Siswa menyimak penjelasan
doa bersama Menyampaikan
tujuan
pembelajaran Memberikan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran penjelasan Siswa menyimak penjelasan
tentang cara pembelajaran
guru
tentang
cara
pembelajaran Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru
meminta
siswa Siswa
menyalin
huruf
menulis kembali huruf
sambung kapital dan kecil
kapital
dari a-z di kertas yang
dan
bersambung
di
kecil kertas
disediakan guru
yang disediakan guru Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan
membantu
yang
siswa
Siswa dapat bertanya hal-hal yang dirasa sulit
memerlukan
bantuan Elaborasi Menuliskan
sebuah
kalimat bersambung di Siswa
papan tulis Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan
membantu
yang
menyalin
kalimat
sambung yang di tulis guru sebanyak lima kali
siswa Siswa bertanya hal-hal yang
memerlukan
dirasa sulit
bantuan Konfirmasi
Menanyakan
kepada
siswa tentang penulian huruf apa yang belum bisa dilakukan
Mengarahkan penulisan dengan
yang
kembali benar
memberikan
contoh penulisan huruf kapital dan huruf kecil
Siswa
berkomentar
dan
bertanya tentang huruf yang dirasa sulit
untuk huruf yang sama.
Siswa dapat bertanya tentang hal-hal yang dirasa sulit
Guru dan siswa membuat Siswa
Kegiatan Penutup
kesimpulan akhir tentang
bersama
guru
membuat kesimpulan
pembelajaran hari ini Guru
memberikan
penilaian
Hasil kerja siswa dinilai
J. Penilaian
Indikator Menulis
kalimat
menggunakan
huruf
Teknik dengan Penugasan
Bentuk
Bentuk Instrumen
Tertulis
Tulislah kembali kalimat yang
tegak
dicontohkan guru sebanyak lima
bersambung dan penggunaan
kali di buku tulis garis tiga.
huruf kapital
“Pemungutan suara dilakukan dengan tertib”
Kriteria Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
Skor Maksimal
1.
Penulisan huruf kapital
15
2.
Penulisan huruf kecil
15
3.
Kesesuaian ukuran tulisan
30
4.
Kerapihan
25
5.
Kelengkapan huruf
25
Jumlah
100
Skor Siswa
Skor Akhir =
Jakarta, Guru Kelas II A
September 2015 Peneliti
Galuh Ratnanggung, SH
Elis Robiatul Adawiyyah
Aa
Hh
Oo
Vv
Bb
Ii
Pp
Ww
Cc
Jj
Qq
Xx
Dd
Kk
Rr
Yy
Ee
Ll
Ff
Ss
Mm
Gg
Nn
Tt
Uu
Selamat Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Nama
:
Tanggal :
Tulislah kembali kalimat yang dicontohkan guru sebanyak lima kali. “Pemungutan suara dilakukan dengan tertib”
Zz
Selamat Mengerjakan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: MIN Ciputat
Mata Pemalajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester
: II/2
Alokasi Waktu
: 2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte.
B. Kompetensi Dasar Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
C. Indikator Pencapaian 1. Menulis huruf bersambung.
kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak
2. Menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menulis huruf kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak bersambung. 2. Siswa mampu menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
E. Karakter Siswa yang Diharapkan 1. Percaya diri 2. Teliti 3. Santun
F. Materi Pembelajaran Menulis Huruf Tegak Bersambung Huruf tegak bersambung disebut juga huruf latin. Penulisan huruf kapital harus memperhatikan ukuran huruf, kerapihan, dan penggunaan huruf kapital. Penggunaan huruf kapital digunakan untuk penulisan di awal kalimat, serta untuk penulisan nama orang dan kota. Aturan ukuran huruf tegak bersambung di buku tulis garis tiga sebagai berikut: 1. Mengenalkan jika menulis di buku garis tiga dimulai dari tepi bawah baris ke-2. 2. Sebelum menulis, siswa harus bisa membedakan huruf mana yang memiliki jambul atau ekor atau memiliki keduanya atau tidak memiliki keduanya. a. Huruf Kapital 1)
Huruf yang panjangnya 2 baris, yaitu huruf A, B, C, D, E, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, dan Z.
2) b.
Huruf yang panjangnya 3 baris, yaitu huruf F,G, J, dan Y. Huruf Kecil
1) Huruf berjambul ada dua, yaitu huruf yang berjambul penuh, seperti huruf b, h, k, l dan huruf yang berjambul setengah baris, seperti huruf d, t. 2) Huruf berekor ada dua, yaitu huruf yang bereekor penuh, seperti huruf g, j, y dan huruf yang berrkor setengan baris, seperti p, q. 3) Huruf yang berekor dan berjambul adalah huruf f. 4) Huruf yang tidak berjambul dan berekor adalah huruf a, c, e, i, o, m, n, o, r, s, u, v, w, x, dan z.
G. Metode Pembelajaran 1. Metode latihan 2. Contoh 3. Penugasan
H. Media dan Sumber Belajar 1. Buku tulis garis tiga 2. Bupena Tematik Terpadu untuk SD/MI Jilid 2 3. Kertas awan
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Kegiatan Kegiatan
Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan berdoa
Waktu
Awal
Siswa menyimak penjelasan
doa bersama Menyampaikan
tujuan
pembelajaran Memberikan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran penjelasan Siswa menyimak penjelasan
tentang cara pembelajaran
guru
tentang
cara
pembelajaran Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru membagikan kertas Siswa mengerjakan menulis berbentuk
awan
yang
menugaskan siswa untuk menulis hilang
huruf
yang
dengan
tegak
huruf yang hilang dengan tegak bersambung
bersambung Guru berkeliling untuk Siswa dapat bertanya hal-hal mengamati, memotivasi, dan
membantu
yang
yang dirasa sulit
siswa
memerlukan
bantuan Elaborasi Memberikan lembar kerja siswa berupa penugasan membuat sebuah kalimat dengan
huruf
bersambung
tegak Siswa menyelesaikan soal sesuai
yang diberikan
gambar Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan
membantu
yang
siswa
memerlukan
bantuan Konfirmasi
Siswa bertanya hal-hal yang dirasa sulit
Menanyakan
kepada
siswa tentang penulian huruf apa yang belum bisa dilakukan Mengarahkan penulisan dengan
yang
kembali benar
memberikan
contoh penulisan huruf kapital dan huruf kecil untuk huruf yang sama.
Siswa
berkomentar
dan
bertanya tentang huruf yang dirasa sulit
Siswa dapat bertanya tentang hal-hal yang dirasa sulit
Kegiatan
Guru dan siswa membuat Siswa
Penutup
kesimpulan akhir tentang
bersama
guru
membuat kesimpulan
pembelajaran hari ini Guru
memberikan
penilaian
Hasil kerja siswa dinilai
J. Penilaian
Indikator
Teknik
Menulis kalimat yang Penugasan
Bentuk
Bentuk Instrumen
Tertulis
Buatlah kalimat yang sesuai dengan
sesuai dengan gambar
gambar
dengan
menggunakan
huruf
bersambung rapi
tegak dengan
di
bersambung.
bawah
ini
huruf
dengan tegak
1.
2. 2.
3.
Kriteria Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
Skor Maksimal
1.
Penulisan huruf kapital
15
2.
Penulisan huruf kecil
15
3.
Kesesuaian ukuran tulisan
30
4.
Kerapihan
25
5.
Kelengkapan huruf
25
Jumlah
100
Skor Siswa
Skor Akhir =
Jakarta, Guru Kelas II A
Galuh Ratnanggung, SH
Peneliti
Elis Robiatul Adawiyyah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: MIN Ciputat
Mata Pemalajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester
: II/2
Alokasi Waktu
: 2 × 35 menit
September 2015
A. Standar Kompetensi Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte.
B. Kompetensi Dasar Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
C. Indikator Pencapaian 1. Menulis huruf
kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak
bersambung. 2. Menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. 3. Menyalin cerita dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menulis huruf kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak bersambung. 2. Siswa mampu menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. 3. Siswa mampu menyalin cerita dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
E. Karakter Siswa yang Diharapkan 1. Percaya diri 2. Teliti 3. Santun F. Materi Pembelajaran Menulis Huruf Tegak Bersambung Huruf tegak bersambung disebut juga huruf latin. Penulisan huruf kapital harus memperhatikan ukuran huruf, kerapihan, dan penggunaan huruf kapital. Penggunaan huruf kapital digunakan untuk penulisan di awal kalimat, serta untuk penulisan nama orang dan kota. Aturan ukuran huruf tegak bersambung di buku tulis garis tiga sebagai berikut: 1. Mengenalkan jika menulis di buku garis tiga dimulai dari tepi bawah baris ke-2. 2. Sebelum menulis, siswa harus bisa membedakan huruf mana yang memiliki jambul atau ekor atau memiliki keduanya atau tidak memiliki keduanya.
a. Huruf Kapital 1) Huruf yang panjangnya 2 baris, yaitu huruf A, B, C, D, E, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, dan Z. 2) Huruf yang panjangnya 3 baris, yaitu huruf F,G, J, dan Y. b. Huruf Kecil 1) Huruf berjambul ada dua, yaitu huruf yang berjambul penuh, seperti huruf b, h, k, l dan huruf yang berjambul setengah baris, seperti huruf d, t. 2) Huruf berekor ada dua, yaitu huruf yang bereekor penuh, seperti huruf g, j, y dan huruf yang berrkor setengan baris, seperti p, q. 3) Huruf yang berekor dan berjambul adalah huruf f. 4) Huruf yang tidak berjambul dan berekor adalah huruf a, c, e, i, o, m, n, o, r, s, u, v, w, x, dan z.
G. Metode Pembelajaran 1. Metode latihan 2. Contoh 3. Penugasan
H. Media dan Sumber Belajar 1. Buku tulis garis tiga 2. Bupena Tematik Terpadu untuk SD/MI Jilid 2 3. Kartu bernomor 4. Kartu kata
I. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
Kegiatan Kegiatan Awal
Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan berdoa Siswa menyimak penjelasan
doa bersama Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
guru
tentang
tujuan
pembelajaran
Memberikan
penjelasan Siswa menyimak penjelasan
tentang cara pembelajaran
guru
tentang
cara
pembelajaran Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru membagikan kartu Siswa
yang
nomernya
bernomer kepada seluruh
keluar dalam kocokan maju
siswa. Guru menyiapkan
kedepan
kartu kata yang nanti
mengambil kartu kata secara
akan ditulis siswa dalam
acak.
kelas,
lalu
bentuk tegak bersambung di papan tulis. Elaborasi Memberikan lembar kerja siswa berupa penugasan Siswa menulis
cerita
dalam
menyelesaikan
lembar kerja yang diberikan guru
tegak bersambung. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan
membantu
yang bantuan Konfirmasi
siswa
memerlukan
Siswa bertanya hal-hal yang dirasa sulit
Menanyakan
kepada
siswa tentang penulian huruf apa yang belum bisa dilakukan Mengarahkan penulisan
kembali
yang
dengan
benar Siswa
memberikan
contoh penulisan huruf
berkomentar
dan
bertanya tentang huruf yang dirasa sulit
kapital dan huruf kecil untuk huruf yang sama.
Siswa dapat bertanya tentang hal-hal yang dirasa sulit
Guru dan siswa membuat Siswa
Kegiatan Penutup
kesimpulan akhir tentang
bersama
guru
membuat kesimpulan
pembelajaran hari ini Guru
memberikan
penilaian
Hasil kerja siswa dinilai
J.Penilaian Indikator Menyalin
cerita
menggunakan bersambung
huruf
Teknik dengan Penugasan tegak dan
menggunakan huruf kapital
Bentuk
Bentuk Instrumen
Tertulis
Salinlah cerita dibawah ini dengan
huruf
tegak
bersambung. Edo menjadi ketua kelas. Ia
sedang
membagikan
kelompok. Membagikan kelompok dengan adil. Teman-teman merasa senang. Bu Halimah pun senang.
Kriteria Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
Skor Maksimal
1.
Penulisan huruf kapital
15
2.
Penulisan huruf kecil
15
3.
Kesesuaian ukuran tulisan
30
4.
Kerapihan
25
5.
Kelengkapan huruf
25
Jumlah
Skor Siswa
100
Skor Akhir =
Jakarta, Guru Kelas II A
Peneliti
Galuh Ratnanggung, SH
Elis Robiatul Adawiyyah
Lembar Kerja Siswa (LKS) Nama
September 2015
:
Tanggal :
Salinlah cerita dibawah ini dengan huruf tegak bersambung.
Edo menjadi ketua kelas. Ia sedang membagikan kelompok. Membagikan kelompok dengan adil. Teman-teman merasa senang. Bu Halimah pun senang.
Selamat Mengerjakan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: MIN Ciputat
Mata Pemalajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester
: II/2
Alokasi Waktu
: 2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte.
B. Kompetensi Dasar Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
C. Indikator Pencapaian 1. Menulis huruf
kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak
bersambung. 2. Menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menulis huruf kecil dan kapital dari a-z dengan menggunakan huruf tegak bersambung. 2. Siswa mampu menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
E. Karakter Siswa yang Diharapkan 1. Percaya diri 2. Teliti 3. Santun
F. Materi Pembelajaran Menulis Huruf Tegak Bersambung
Huruf tegak bersambung disebut juga huruf latin. Penulisan huruf kapital harus memperhatikan ukuran huruf, kerapihan, dan penggunaan huruf kapital. Penggunaan huruf kapital digunakan untuk penulisan di awal kalimat, serta untuk penulisan nama orang dan kota. Aturan ukuran huruf tegak bersambung di buku tulis garis tiga sebagai berikut: 1. Mengenalkan jika menulis di buku garis tiga dimulai dari tepi bawah baris ke-2. 2. Sebelum menulis, siswa harus bisa membedakan huruf mana yang memiliki jambul atau ekor atau memiliki keduanya atau tidak memiliki keduanya. a. Huruf Kapital 1) Huruf yang panjangnya 2 baris, yaitu huruf A, B, C, D, E, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, dan Z. 2) Huruf yang panjangnya 3 baris, yaitu huruf F,G, J, dan Y. b.
Huruf Kecil 1) Huruf berjambul ada dua, yaitu huruf yang berjambul penuh, seperti huruf b, h, k, l dan huruf yang berjambul setengah baris, seperti huruf d, t. 2) Huruf berekor ada dua, yaitu huruf yang bereekor penuh, seperti huruf g, j, y dan huruf yang berrkor setengan baris, seperti p, q. 3) Huruf yang berekor dan berjambul adalah huruf f. 4) Huruf yang tidak berjambul dan berekor adalah huruf a, c, e, i, o, m, n, o, r, s, u, v, w, x, dan z.
G. Metode Pembelajaran 4. Metode latihan
5. Contoh 6. Penugasan
H. Media dan Sumber Belajar 3. Buku tulis garis tiga 4. Bupena Tematik Terpadu untuk SD/MI Jilid 2 I. Kartu bernomor J. Kartu kata
K. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
Kegiatan Kegiatan Awal
Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan berdoa Siswa menyimak penjelasan
doa bersama Menyampaikan
tujuan
pembelajaran Memberikan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran penjelasan Siswa menyimak penjelasan
tentang cara pembelajaran
guru
tentang
cara
pembelajaran Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru membagikan kartu Siswa
yang
nomernya
bernomer kepada seluruh
keluar dalam kocokan maju
siswa. Guru menyiapkan
kedepan
kartu kata yang nanti
mengambil kartu kata secara
akan ditulis siswa dalam
acak.
kelas,
lalu
bentuk tegak bersambung di papan tulis. Elaborasi Memberikan lembar kerja siswa berupa penugasan Siswa
menyelesaikan
menulis kalimat dalam
lembar kerja yang diberikan
tegak bersambung.
guru
Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan
membantu
yang
siswa
memerlukan
Siswa bertanya hal-hal yang dirasa sulit
bantuan Konfirmasi Menanyakan
kepada
siswa tentang penulian huruf apa yang belum bisa dilakukan Mengarahkan penulisan dengan
kembali
yang
benar
memberikan
Siswa
berkomentar
dan
bertanya tentang huruf yang dirasa sulit
contoh penulisan huruf kapital dan huruf kecil untuk huruf yang sama.
Siswa dapat bertanya tentang hal-hal yang dirasa sulit
Kegiatan Penutup
Guru dan siswa membuat Siswa kesimpulan akhir tentang
bersama
guru
membuat kesimpulan
pembelajaran hari ini Guru
memberikan
penilaian
Hasil kerja siswa dinilai
J. Penilaian Indikator
Teknik
Menulis kalimat sederhana Penugasan
Bentuk Tertulis
Bentuk Instrumen Tulislah
kalimat
yang
yang didiktekan guru dengan
didiktekan guru dengan huruf
menggunakan
tegak bersambung.
huruf
tegak
bersambung
1. Hidup rukun di masyarakat. 2. Tidak merasa iri kepada tetangga. 3. Membantu
tetangga
yang
tetangga
saat
kesulitan. 4. Menyapa berpapasan. 5. Kerja bakti membersihkan lingkungan.
Kriteria Penilaian No.
Aspek yang Dinilai
Skor Maksimal
1.
Penulisan huruf kapital
15
2.
Penulisan huruf kecil
15
3.
Kesesuaian ukuran tulisan
30
4.
Kerapihan
25
5.
Kelengkapan huruf
25
Jumlah
Skor Siswa
100
Skor Akhir =
Jakarta, Guru Kelas II A
Galuh Ratnanggung, SH
September 2015 Peneliti
Elis Robiatul Adawiyyah
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Nama : Tanggal : Tulislah kalimat di bawah ini dengan menggunakan huruf tegak bersambung. 1. Hidup rukun di masyarakat.
2. Tidak merasa iri kepada tetangga.
3. Membantu tetangga yang kesulitan.
4. Menyapa tetangga saat berpapasan
5. Kerja bakti membersihkan lingkungan.
Selamat Mengerjakan Lampiran 4
Data Hasil Pretest Aspek yang dinilai Responden
Penulisan
Penulisan
Kesesuaian
huruf
huruf kecil
ukuran
kapital
Kerapihan
Kelengkapan
Skor
huruf
tulisan
1
5
10
15
20
15
65
2
12
12
24
21
15
84
3
11
6
13
11
12
60
4
10
7
12
12
12
60
5
13
10
21
21
15
80
6
12
12
18
18
14
74
7
13
10
15
15
10
64
8
12
11
20
18
14
75
9
6
6
13
8
11
44
10
7
6
14
14
11
52
11
6
10
16
13
15
60
12
10
9
20
15
15
69
13
6
10
15
18
13
62
14
6
9
13
10
15
53
15
7
6
13
9
9
43
16
8
8
15
9
13
53
17
9
8
13
15
10
55
18
12
12
20
17
15
76
19
8
8
14
11
14
55
20
8
9
13
11
12
53
21
6
12
21
21
15
75
22
7
7
13
10
12
49
23
7
9
19
15
10
60
24
11
9
16
13
12
61
25
6
6
10
10
14
46
26
12
12
23
18
15
80
27
6
8
13
8
15
50
28
12
6
15
10
15
58
29
9
10
19
19
12
69
30
6
7
17
11
11
52
31
8
8
13
5
15
49
32
10
11
20
19
13
73
33
6
12
25
20
14
77
34
7
8
13
15
15
58
35
6
7
13
11
12
49
36
13
10
23
17
15
78
37
9
9
18
10
12
58
38
6
8
14
11
10
49
39
8
6
13
12
15
52
Lampiran 5 Data Hasil Posttest Aspek yang dinilai Responden
Penulisan
Penulisan
Kesesuaian
huruf
huruf kecil
ukuran
kapital
Kerapihan
Kelengkapan
Skor
huruf
tulisan
1
14
14
27
24
15
94
2
15
15
29
24
15
98
3
12
9
16
11
15
63
4
11
11
17
11
14
64
5
15
14
26
22
14
91
6
15
15
30
23
14
97
7
14
14
25
25
15
93
8
15
13
23
22
13
86
9
12
9
15
9
15
60
10
12
12
20
20
9
79
11
14
11
22
19
15
81
12
15
15
28
24
14
96
13
14
14
25
23
13
89
14
13
10
16
10
14
63
15
13
9
16
10
12
60
16
14
12
22
12
15
75
17
14
12
24
20
10
80
18
15
13
26
22
15
91
19
12
12
17
11
12
63
20
10
12
19
14
15
70
21
15
14
26
23
15
93
22
12
11
15
10
12
60
23
14
12
24
20
11
81
24
14
14
25
20
15
88
25
15
13
28
20
15
91
26
15
14
26
21
14
95
27
15
13
25
20
15
88
28
14
12
20
11
15
72
29
15
13
25
22
14
89
30
12
12
22
21
12
79
31
15
15
30
24
13
97
32
13
13
27
23
13
92
33
14
15
30
24
15
99
34
12
11
22
15
12
72
35
9
10
17
15
12
63
36
14
12
28
19
12
85
37
15
13
22
19
12
86
38
14
12
25
19
14
84
39
13
12
26
23
10
84
Lampiran 6 Deskripsi Statistik Pretest 1. Perolehan Data 43
44
46
49
49
49
49
49
50
52
52
53
53
53
55
55
58
58
58
60
60
60
60
61
62
64
65
69
69
73
74
75
75
76
77
78
80
80
84
2. Distribusi Frekuensi a. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar
= 84
Skor terkecil
= 43
b. Menentukan rentang kelas J = Xmax – Xmin = 84 – 43 = 41 c. Menetukan banyak kelas k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 39 = 1 + 3,3 (1,59) = 1 + 5,247 = 6,247 ≈6 d. Menentukan panjang kelas P= = = 6,83 ≈7 e. Menentukan Tabel Distribusi Frekuensi No
Interval
BB
BA
xi
fi
fi.xi
xi-
(xi- )2
f(xi- )2
1
43-49
42,5 49,5
46
8
368
-14,7
216,6
1732,9
2
50-56
49,5 56,5
53
8
424
-7,7
59,6
476,5
3
57-63
56,5 63,5
60
9
540
-0,7
0,5
4,6
4
64-70
63,5 70,5
67
4
268
6,3
39,5
157,9
5
71-77
70,5 77,5
74
6
444
13,3
176,4
1058,5
6
78-84
77,5 84,5
81
4
324
20,3
411,4
1645,4
39
2368
Jumlah
f. Menentukan modus (Mo) = b + p ( = 56,5 + 7 (
5075,9
)
)
= 56,5 + 7 (0,17) = 56,5 + 1,17 = 57,5 g. Menentukan median (Md) = b + p (
)
= 56,5 + 7
= 56,5 + 7 ( = 56,5 + 7 ( = 56,5 + 7 (0,4) = 56,5 + 2,8 = 59,3 h. Menentukan mean (Me) =
= = 60,72
) )
i. Menentukan varians (S2) = = = 133,6 j. Menentukan simpangan baku (S) =
=
=
= 11,6
Lampiran 7 Deskripsi Statistik Posttest 1. Perolehan Data 60
60
60
63
63
63
63
64
70
72
72
75
79
79
80
81
81
84
84
85
86
86
88
88
89
89
91
91
91
92
93
93
94
95
96
97
97
98
99
2. Distribusi Frekuensi a. Menentukan skor terbesar dan trekecil Skor terbesar = 99 Skor terkecil = 60 b. Menentukan rentang kelas J = Xmax – Xmin = 99 - 60 = 39 c. Menentukan banyak kelas k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 39 = 1 + 3,3 (1,59) = 1 + 5,247 = 6,247 ≈6 d. Menentukan panjang kelas P= = = 6,5 ≈7 e. Menentukan tabel distribusi frekuensi No
Interval
BB
BA
xi
fi
fi.xi
xi-
(xi- )2
f(xi- )2
1
60-66
59,5
66,5
63
8
504
-19,03
361,98
2895,8
2
67-73
66,5
73,5
70
3
210
-12,03
144,62
433,8
3
74-80
73,5
80,5
77
4
308
-5,03
25,3
101,02
4
81-87
80,5
87,5
84
7
588
1,97
3,89
27,28
5
88-94
87,5
94,5
91
11
1001
8,97
80,5
885,9
6
95-101
94,5 101,5
98
6
588
15,97
255,2
1531,08
39
3199
Jumlah
f. Menetukan modus (Mo) = b + p ( = 87,5 + 7 (
5875
) )
= 87,5 + 7 (0,44) = 87,5 + 3,1 = 90,6 g. Menentukan median (Md) = b + p (
)
= 73,5 + 7
)
= 73,5 + 7 (
)
= 73,5 + 7 ( = 73,5 + 7 (2,125) = 73,5 + 14,875 = 88,375 h. Menentukan mean (Me) =
= = 82,02
i. Menentukan varians (S2) = = = 154,6 j. Menentukan simpangan baku (S) =
=
=
= 12,4
Lampiran 8 Perhitungan N-Gain
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Pretest Posttest 65 94 84 98 60 63 60 64 80 91 74 97 64 93 75 86 44 60 52 79 60 81 69 96 62 89 53 63 43 60 53 75 55 80 76 91 55 63 53 70 75 93 49 60 60 81 61 88 46 91 80 95 50 88 58 72 69 89 49 79 49 97 73 92 77 99
Posttest-Pretest 29 14 3 4 11 23 29 11 16 27 21 27 27 10 17 22 25 15 8 17 18 11 21 27 45 15 38 14 20 30 48 19 22
Ideal Pretest 35 16 40 40 20 26 36 25 56 48 40 31 38 47 57 47 45 24 45 47 25 51 40 39 54 20 50 42 31 51 51 27 23
NGain 0,8 0,9 0,1 0,1 0,6 0,9 0,8 0,4 0,3 0,6 0,5 0,9 0,7 0,2 0,3 0,5 0,6 0,6 0,2 0,4 0,7 0,2 0,5 0,7 0,8 0,8 0,8 0,3 0,6 0,6 0,9 0,7 1
Ket Tinggi Tinggi Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi
34 35 36 37 38 39 Jumlah Nilai rata-rata % N-Gain Tinggi % N-Gain Sedang % N-Gain Rendah
58 49 78 58 49 52 2377 25,6 46,2 28,2
72 63 85 86 84 84 3191
14 14 7 28 35 32
42 51 22 42 51 48
0,3 0,3 0,3 0,7 0,7 0,7 22 0,6
Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang
Lampiran 9
Perhitungan Uji Normalitas 1. Uji Normalitas Pretest Batas Kelas 42,5 49,5 56,5 63,5 70,5 77,5 Jumlah
Z Batas Kelas
Luas Z tabel
Ei
Oi
X2
-0,007178218 -0,004420085 -0,001661952 0,001096181 0,003854314 0,006612447
-0,002758133 -0,002758133 -0,002758133 -0,002758133 -0,002758133 -0,002758133
-0,1075672 -0,1075672 -0,1075672 -0,1075672 -0,1075672 -0,1075672
7 9 9 4 6 4 39
-469,6368243 -771,1253187 -771,1253187 -156,8518144 -346,7821234 -156,8518144 -2672,373214
Berdasarkan tabel di atas, diketahui x2hitung pretest adalah -2672,37 dengan nilai x2tabel untuk α = 0,05 dan derajata kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 = 3 pada tabel chikuadrat didapat 7,81. Pada pretest didapat x2hitung<x2tabel (-2672,37<7,81), maka dinyatakan data hasil pretest berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Posttest Batas Kelas 59,5 66,5 73,5 80,5 87,5 94,5 101,5 Jumlah
Z Batas Kelas -0,0076683 -0,0052853 -0,0029024 -0,0005194 0,00186362 0,00424661 0,0066296
Luas Z tabel -0,00238299 -0,00238299 -0,00238299 -0,00238299 -0,00238299 -0,00238299
Ei -0,0929 -0,0929 -0,0929 -0,0929 -0,0929 -0,0929
Oi 9 3 4 7 10 6
X2 -889,66 -102,93 -180,25 -541,33 -1096,1 -399,45
39
-3209,7
Berdasarkan tabel di atas, diketahui x2hitung posttest adalah -3209,73 dengan nilai x2tabel untuk α = 0,05 dan derajata kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 = 3 pada tabel chikuadrat didapat 7,81. Pada posttest didapat x2hitung<x2tabel (-3209,73<7,81), maka dinyatakan data hasil posttest berdistribusi normal. Lampiran 10 Pengujian Uji Homogenitas Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menentukan varians dari pretest dan posttest dengan rumus: Varians (S2) pretest = = = 133,6 Varians (S2) Posttest = = = 154,6 b. Menentukan varians terbesar dan terkecil Varian terbesar (pembilang) adalah varians posttest yaitu 154,6 Varians terkecil (penyebut) adalah varians pretest yaitu 133,6 c. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil) db1 = n – 1 = 39 – 1 = 38 db2 = n – 1 = 39 – 1 = 38 d. Menentukan nilai Fhitung Fhitung = = = 1,16 e. Menentukan Ftabel Untuk Ftabel dengan db penyebut dan db pembilang 38 pada taraf signifikansi 0,05 adalah 1,76.
f. Keputusan Karena Fhitung
Lampiran 11 Pengujian Uji Hipotesis Sebelum masuk ke rumus uji-t terlebih dahulu menentukan Md, yaitu rata-rata dari gain antara posttest dan pretest. Berikut skor pretest dan posttest: Skor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pretest (x) 43 44 46 49 49 49 49 50 52 49 52 53 53 53 55 55 58 58 58 60 60 60 60 61 62 64
Posttest (y) 60 60 91 97 84 63 60 88 79 79 84 63 75 70 80 63 72 86 72 63 64 81 81 88 89 93
Gain (d) = y - x 17 16 45 48 35 14 11 38 27 30 32 10 22 17 25 8 14 28 14 3 4 21 21 27 27 29
d2 289 256 2025 2304 1225 196 121 1444 729 900 1024 100 484 289 625 64 196 784 196 9 16 441 441 729 729 841
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Jumlah
65 69 69 73 74 75 75 76 77 78 80 80 84 2377
94 96 89 92 97 86 93 91 99 85 91 95 98 3191
29 27 20 19 23 11 18 15 22 7 11 15 14 814
Md = = = 20,9 Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan uji hipotesis, yaitu:
t=
=
=
=
=
841 729 400 361 529 121 324 225 484 49 121 225 196 21062
= = = 12,294 Nilai ttabel pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 adalah 2,571. Jadi, jika thitung>ttabel (12,294>2,571) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat pengaruh metode latihan bervariasi terhadap kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II di MIN Ciputat.
BIODATA PENULIS
Elis Robiatul Adawiyyah. Penulis lahir di Jakarta, pada tanggal 9 September 1993. Penulis merupakan sulung dari tiga bersaudara dari pasangan bapak M. Ali Minan dan Entin Wartini. Penulis mengenyam pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1999-2005 di SDN Gandaria Selatan 04 Pagi Gandaria Selatan, kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di MTs Manaratul Islam pada tahun 20052008, selanjutnya melanjutkan di MA Manaratul Islam pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan S1 dengan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.