eJournal Administrative Reform, 2016, 4 (2): 145 - 156 ISSN 2338-7637 , ar.mian.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI SMA NEGERI 2 SENDAWAR Sandi J1, Djumadi2, Anwar Alaydrus3 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik dan motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada SMA Negeri 2 Sendawar. Teknik pengumpulan data dengan melakukan, studi lapangan yaitu melakukan pengumpulan data melalui kegiatan observasi dan pengamatan secara langsung pada objek penelitian, serta menyebarkan kuisioner untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Hasil perhitungan uji t antara variabel lingkungan kerja fisik dan kepuasan kerja diperoleh nilai t hitung > t tabel atau 2,480 > 2,023 dan Sig. 0,018 < 0,05. Artinya variabel lingkungan kerja fisik secara parsial atau sendiri-sendiri berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Dan hasil perhitungan uji t antara variabel motivasi dan kepuasan kerja diperoleh nilai t hitung > t tabel atau 3,144 > 2,023 dan Sig. 0,018 < 0,05. Artinya variabel motivasi secara parsial atau sendiri-sendiri berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Berdasarkan perhitungan uji F maka nilai F hitung adalah 15,769 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 . Hal ini berarti F hitung > F tabel atau 15,769 > 3,238 dan Sig. 0,000 < 0,05. Artinya variabel lingkungan kerja fisik dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar. Kata Kunci : Lingkungan kerja fisik, Motivasi, Kepuasan Kerja
1
Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.
eJournal Administrative Reform, Volume 4 , Nomor 2 , 2016: 145-156
Abstract The purpose of this research are to know how much the influence of physical work environment and motivation toward job satisfaction employees in SMA Negeri 2 Sendawar. Technique of data collection by conducting field study which is collecting data through observation and direct observations on the object of research, and distributing questionnaires to obtain more detailed information as needed for the research. The analysis of data used is the analysis of quantitative data. The calculation result t-test between the variables of physical work environment and job satisfaction is obtained the t value > t table or 2.480 > 2.023 and Sig. 0.018 <0.05. That means the physical work environment variables partially or individually affect the job satisfaction variables. And the t test calculation results between motivation and job satisfaction variables is obtained the t value > t table or 3.144 > 2.023 and Sig. 0.018 <0.05. That means the motivation variable partially or individually affect the job satisfaction variables. Based on test calculations F then the F value is 15.769 with a significance level equal to 0.000 < 0.05. This means that the F value > F table or 15.769 > 3.238 and Sig. 0.000 < 0.05. This means the physical work environment variables and the motivation simultaneously influence the job satisfaction variables of employees in SMA Negeri 2 Sendawar. Key Words: Physical work environment, Motivation, Job satisfaction, Pendahuluan Faktor-faktor kepuasan kerja dapat mempengaruhi komitmen pegawai pada organisasi. Komitmen merupakan suatu kondisi dimana anggota organisasi memberikan kemampuan dan kesetiaannya pada organisasi dalam mencapai tujuannya sebagai imbalan atas kepuasan yang diperolehnya. Kepuasan kerja nampak dalam sikap positif pegawai terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Sebaliknya pegawai yang tidak terpuaskan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan nampak memiliki sikap negatif yang mencerminkan kurangnya komitmen mereka terhadap organisai seperti sering mangkir, produktivitasnya rendah, perpindahan pegawai tinggi, timbulnya kegelisahan serta terjadinya tuntutan-tuntutan yang berakhir dengan mogok kerja. Setiap pegawai yang bekerja berharap memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku 146
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik & Motivasi terhadap Kepuasan Kerja (Sandi J)
dalam setiap individu, semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Kepuasan merupakan sikap positif tenaga kerja terhadap pekerjannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Penilaian kepuasan dapat dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam suatu pekerjaan. Pegawai yang puas akan termotivasi untuk lebih giat bekerja dan pegawai yang puas lebih menyukai situasi kerjanya. Dari penjelasan di atas maka, dapat diketahui bahwa lingkungan kerja dan motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kepuasan kerja pegawai, karena lingkungan kerja pada organisasi merupakan suatu faktor pendukung kepuasan kerja pegawai dalam melakukan perubahan-perubahan ketika menjalankan pekerjaan. Selain itu, penilaian kepuasan kerja pegawai digunakan untuk menilai hasil yang telah dicapai oleh seorang pegawai. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar? 2. Apakah motivasi guru mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar 3. Apakah lingkungan kerja dan motivasi guru mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar Lingkungan Kerja Fisik Menurut Alex dalam Hery (2013:8) Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain. Motivasi Gitosudarmo dalam Sutrisno, (2009:109) motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki suatu faktor yang mendorong aktivitas tersebut, oleh karena itu, faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut.
147
eJournal Administrative Reform, Volume 4 , Nomor 2 , 2016: 145-156
Kepuasan Kerja Greenberg dan Baron dalam Donni (2014:298) menjelaskan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaannya atau hasil secara langsung dari pekerjaannya (peluang promosi, pengakuan, tanggung jawab, prestasi) disebut sebagai motivators, karena merupakan level tertinggi dari kepuasan kerja. Selanjutnya Herzberg (2014:304) menyatakan bahwa faktor intrinsik yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu terdiri dari pengakuan, tanggung jawab, prestasi, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan untuk berkembang, dan kemajuan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa kepuasan kerja seorang pegawai dapat tumbuh dari motivator yang diberikan kepada pegawai tersebut, seperti halnya diberikan peluang promosi, adanya pengakuan dari rekan kerja, serta diberikan tanggung jawab. As`ad dalam Donni (2014:301) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, salah satunya adalah faktor fisik. Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan fisik pegawai. Kondisi fisik lingkungan kerja meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu udara, penerangan, serta pertukaran udara. Fisik pegawai meliputi kondisi kesehatan pegawai, dan umur. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat hubungan kausal jenis penelitian yang bertujuan mengetahui pola hubungan kausal antara variabel lingkungan kerja fisik, motivasi dan kepuasan kerja. Penelitian jenis survei merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Metode penelitian ini juga bertujuan utnuk memberikan suatu gambaran/deskripsi dalam uraiannya untuk menghasikan construck atas suatu fenomena yang didasarkan atas model-model hubungan yang diturunkan dari model teoritik. Untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis. Dalam penelitian kuantitatif, penulis menggunakan instrument untuk mengumpulkan data. Karena instrument akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka penulis menggunakan skala likert. Dalam penelitian ini penulis membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada pegawai SMA Negeri 2 Sendawar. Hal ini sesuai dengan teori Sugiyono (2012:93) dimana setiap pertanyaan diberikan 5 (lima) jenjang jawaban, dimana setiap jawaban yang dipilih oleh responden, diberi nilai skor sebagai 148
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik & Motivasi terhadap Kepuasan Kerja (Sandi J)
berikut: 1) Jika responden memilih a, diberi nilai 5 2) Jika responden memilih b, diberi nilai 4 3) Jika responden memilih c, diberi nilai 3 4) Jika responden memilih d, diberi nilai 2 5) Jika responden memilih e, diberi nilai 1 Rancangan Uji Hipotesis Dalam rangka menganalisis data penelitian maka alat analisis statistik yang digunakan adalah model regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 (Sugiyono, 2014:275) Model tersebut diaplikasikan sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut. Dimana : Y = Kepuasan Kerja A = Konstanta, yaitu nilai Y (Kepuasan Kerja) yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel X ( Lingkungan Kerja Fisik dan Motivasi) b1 b2 = Koefisien regresi partial X1 = Lingkungan Kerja Fisik X2 = Motivasi Uji validitas digunakan untuk mengetahui ada kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Syarat pengukurannya adalah: a) Apabila r < 0,3 maka butir instrumen dinyatakan tidak valid b) Apabila r ≥ 0,3 maka butir instrumen dinyatakan valid (Sugiyono, 2012:134 )
Rumus yang digunakan untuk mencari validitas instrumen yaitu menggunakan korelasi produk momen ( Idrus, 2009:129).
Keterangan: = skor responden ke-j pada butir pertanyaan i = rata-rata skor butir pertanyaan i = total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j = rata-rata total skor = korelasi antara butir pertanyaan ke-i dengan total skor
149
eJournal Administrative Reform, Volume 4 , Nomor 2 , 2016: 145-156
Uji reliabilitas yaitu untuk melihat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Perhitungan reliabilitas hanya dilakukan pada item-item yang telah terbukti valid secara sah, yakni setelah dilakukan uji validitas. Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach (Sugiyono, 2014:365):
Dimana : K = mean kuadrat antara subyek = mean kuadrat kesalahan = varians total Rumus untuk varians total dan varians item :
Dimana : = jumlah kuadrat seluruh skor item = jumlah kuadrat subyek Pengujian Hipotesis pertama dan kedua Pengujian hipotesis dengan pendekatan uji signifikan adalah suatu prosedur statistik untuk menguji suatu perhitungan dari data berdasarkan sampel apakah benar mendekati kenyataan populasinya atau tidak. Ide pokok yang mendasari uji signifikansi ini adalah suatu besaran koefisien ramalan (estimator) dan distribusi sampling dari indikator yang demikian itu berada pada hipotesis nol atau tidak. Untuk mengetahui pengaruh antara veriabel independen secara parsial / sendirisendiri terhadap variabel dependen maka alat analisis yang digunakan adalah dengan uji-t. Tujuan uji-t yaitu untuk menguji sejauh mana variabel-variabel bebas secara partial atau masing-masing mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas, dan membuktikan kebenarannya hipotesis pertama dan kedua. Pengujian terhadap hipotesis pertama dan kedua akan dibandingkan antara t hitung dengan t tabel dimana nilai t tabel ditetapkan tingkat kesalahan 5%. Untuk menguji persamaan regresi linier berganda secara partial digunakan uji-t, dengan asumsi sebagai berikut: Jika t hitung ≥ t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh antara variabel independen secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen. Adapun rumus yang digunakan adalah : 150
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik & Motivasi terhadap Kepuasan Kerja (Sandi J)
, (Sugiyono, 2014:230)
Pengujian hipotesis ketiga Pengujian hipotesis ketiga terlebih dahulu dirumuskan hipotesis, seperti berikut : Ho : b = 0 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : b ≠ 0 : Terdapat pengaruh secara signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Fh = , ( Sugiyono, 2014:235) Dimana : Fh = Nilai F hitung R = Koefisien variabel ganda = Jumlah variabel independent = Jumlah anggota sample Hasil Penelitian Tahap awal sebelum melakukan analisa data adalah melakukan uji validitas. Uji validitas dimaksudkan untuk memberikan gambaran apakah alat ukur mampu dalam mengukur apa yang hendak diukur, yang pada akhirnya akan didapatkan hasil yang valid. Menurut Priyanto (2011:42) Suatu soal valid atau tidak valid ditentukan oleh perbandingan antara rhitung dengan rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) yaitu n = 42 responden, maka nilai rtabel = 0.304. Hasil t hitung butir soal yang lebih besar atau sama dengan 0.304 maka dinyatakan valid. setiap item pertanyaan yang diajukan diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel = 0,304, maka item pertanyaan dalam penelitian ini adalah valid. Dengan demikian data yang diperoleh layak digunakan untuk analisis regresi dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsisten alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Metode yang digunakan dalam analisis reliabilitas ini adalah metode cronbach’s alpha (ɑ) dimana menurut Nugroho (2005:72) “reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alphs > dari 0.60”. Maka variabel yang diteliti adalah reliabel
151
eJournal Administrative Reform, Volume 4 , Nomor 2 , 2016: 145-156
Dari hasil uji reliabilitas, dapat dinyatakan bahwa semua variabel mempunyai koefisiensi cronbach’s alpha (ɑ) lebih besar yaitu di atas 0.60. Maka dengan nilai reliabilitas (cronbach’s alpha) sebesar 0.850 ≥ 0.60 dapat disimpulkan kuisioner dalam penelitian ini merupakan kuisioner yang reliabel dan handal sehingga layak digunakan dalam penelitiaan selanjutnya. Berdasarkan hasil regresi berganda yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Y = 2,769 + 0,371 X1 + 0,411 X2 Karena dalam persamaan regresi tersebut semua bertanda positif, maka dapat dijelaskan bahwa variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y). Jadi apabila pada variabel terikat (Y) nilai konstanta yang dihasilkan sebesar 2,769 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel lingkungan kerja fisik dan motivasi maka kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar sebesar 2,769. Berdasarkan analisis data masing-masing item pertanyaan pada variabel lingkungan kerja fisik diperoleh nilai tertinggi yaitu pada item 1, disusul item 2, item 4, dan item 3. Nilai dari masing-masing item yaitu sebesar 4,07, 3,81, 3,45, 3,14. Hasil dari angka memberikan arti bahwa kepuasan seorang pegawai juga bergantung pada lingkungan kerja fisik, dan pada variabel lingkungan kerja fisik item yang paling dominan yaitu item 1 ( penerangan ). Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin mendukungnya lingkungan kerja fisik maka akan semakin puas pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dan jika lingkungan kerja fisik yang kurang mendukung maka akan semakin tidak puas pegawai dalam bekerja. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja pegawai.Selanjutnya didukung oleh nilai koefisien regresi variabel lingkungan kerja fisik yang dihasilkan bertanda positif yaitu sebesar 0,371 artinya setiap penambahan variabel lingkungan kerja fisik sebesar satu satuan akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,371. Serta hasil perhitungan uji t antara variabel lingkungan kerja fisik dan kepuasan kerja diperoleh nilai t hitung > t tabel atau 2,480 > 2,023 dan Sig. 0,018 < 0,05. Artinya variabel lingkungan kerja fisik secara parsial atau sendiri-sendiri berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Dari analisis data masing-masing item pertanyaan pada variabel motivasi diperoleh nilai tertinggi yaitu pada item 2, disusul item 1, item 3, dan item 4. Nilai dari masing-masing item yaitu sebesar 3,78, 3,67, 3,62, 3,52. Hasil dari angka memberikan arti bahwa kepuasan seorang pegawai juga bergantung pada motivasi, dan pada variabel motivasi item yang paling dominan yaitu item 2 ( tanggung jawab yang diberikan ).
152
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik & Motivasi terhadap Kepuasan Kerja (Sandi J)
Selanjutnya berdasarkan nilai koefisien regresi variabel motivasi yang dihasilkan bertanda positif yaitu sebesar 0,411 artinya setiap penambahan variabel motivasi sebesar satu satuan akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,411. Dan didukung oleh hasil perhitungan uji t antara variabel motivasi dan kepuasan kerja diperoleh nilai t hitung > t tabel atau 3,144 > 2,023 dan Sig. 0,018 < 0,05. Artinya variabel motivasi secara parsial atau sendirisendiri berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Dengan hasil perhitungan berdasarkan uji F, dimana nilai F hitung adalah sebesar 15,769 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan niai F tabel dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 ( jumlah variabel -1) atau 3-1=2 dan df 2 (n-k-1) atau 42-2-1=39 (n adalah julah data dan k adalah jumlah variabel indevenden) hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 3,238. Berdasarkan perhitungan uji F maka nilai F hitung adalah 15,769 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 . Hal ini berarti F hitung > F tabel atau 15,769 > 3,238 dan Sig. 0,000 < 0,05. Artinya variabel lingkungan kerja fisik dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar. Selanjutnya, berdasarkan pengamatan dilapangan dan data yang diperoleh, yaitu dari profil Sekolah SMA Negeri 2 Sendawar menerangkan bahwa ruangan yang berukuran 8x9 m2/27 m berjumlah sepuluh (10) ruangan, dan ukuran kurang dari 73 m2 berjumlah empat (4) ruangan masing-masing menunjukkan kondisi baik. Begitu pula dengan ruangan LAB IPA yang berjumlah dua (2) ruangan, serta ruang pendukung lainnya seperti ruang perpustakaan, ruang Kepala Sekolah, ruang Wakil Kepala Sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, dapur, WC guru,WC siswa, ruang BK, UKS, kantin, serta rumah pompa air juga menunjukkan kondisi yang baik. Dan didukung hasil perhitungan dari jawaban responden yang telah dianalisis diperoleh nilai tertinggi yaitu pada variabel lingkungan kerja fisik sebesar 14,48, disusul variabel motivasi sebesar 14, 06. Berdasarkan data tersebut dan hasil dari angka memberikan arti bahwa variabel lingkungan kerja fisik merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar. Kesimpulan Berdasarkan teori dan hasil analisis yang dilakukan maka penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar. Ini berarti jika ingin meningkatkan kepuasan kerja pegawai, maka kondisi lingkungan kerja fisik harus ditingkatkan kualitasnya dalam hal penerangan, sistem
153
eJournal Administrative Reform, Volume 4 , Nomor 2 , 2016: 145-156
2.
3.
4.
5.
6.
154
ventilasi atau pertukaran udara (suhu udara), kebersihan, dan perlengkapan kerja. Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Oleh sebab itu maka faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi seorang pegawai untuk lebih semangat dalam bekerja harus diperhatikan, seperti, tanggung jawab yang diberikan, pengakuan, kesempatan untuk mengembangkan diri, dan prestasi. Lingkungan kerja fisik dan motivasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar. Hal ini berarti lingkungan kerja fisik dan pemberian motivasi harus diperhatikan. Seperti halnya yang berkaitan dengan variabel lingkungan kerja fisik harus ditingkatkan kualitasnya dalam hal penerangan, sistem ventilasi atau pertukaran udara (suhu udara), kebersihan, dan perlengkapan kerja. Dan pada variabel motivasi yang harus diperhatikan, seperti, tanggung jawab yang diberikan, pengakuan, kesempatan untuk mengembangkan diri, dan prestasi. Hasil perhitungan uji t antara variabel lingkungan kerja fisik dan kepuasan kerja diperoleh nilai t hitung > t tabel atau 2,480 > 2,023 dan Sig. 0,018 < 0,05. Hasil dari angka memberikan arti bahwa kepuasan seorang pegawai juga bergantung pada lingkungan kerja fisik. Artinya variabel lingkungan kerja fisik secara parsial atau sendiri-sendiri berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Selanjutnya hasil perhitungan uji t antara variabel motivasi dan kepuasan kerja diperoleh nilai t hitung > t tabel atau 3,144 > 2,023 dan Sig. 0,018 < 0,05. Hasil dari angka memberikan arti bahwa kepuasan seorang pegawai juga bergantung pada motivasi. Artinya variabel motivasi secara parsial atau sendiri-sendiri berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Dari hasil analisis regresi linier berganda antara variabel lingkungan kerja fisik (X1) dan variabel motivasi (X2) terhadap variabel kepuasan kerja (Y). Berdasarkan perhitungan uji F maka nilai F hitung adalah 15,769 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 . Hal ini berarti F hitung > F tabel atau 15,769 > 3,238 dan Sig. 0,000 < 0,05. Hasil dari angka memberikan arti bahwa kepuasan seorang pegawai juga bergantung pada lingkungan kerja fisik, dan motivasi.Artinya variabel lingkungan kerja fisik dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar. Berdasarkan hasil perhitungan excel diperoleh nilai tertinggi yaitu pada variabel lingkungan kerja fisik sebesar 14,48, disusul variabel motivasi sebesar 14, 06. Hasil dari angka memberikan arti bahwa variabel lingkungan kerja fisik merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai SMA Negeri 2 Sendawar.
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik & Motivasi terhadap Kepuasan Kerja (Sandi J)
Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran yang dapat penulis berikan kepada SMA Negeri 2 Sendawar untuk menjadi pertimbangan dalam peningkatan kepuasan kerja pegawai, yaitu sebagai berikut: Lingkungan kerja fisik dan Motivasi merupakan faktor dominan bagi peningkatan kepuasan kerja pegawai, serta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Maka disarankan bagi pimpinan untuk lebih memperhatikan dan memahami apa yang menjadi kebutuhan pegawainya. Dengan mengenali apa saja motif dan motivasi pegawai dalam bekerja. Berkaitan dengan hal tersebut berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut : 1. Hendaknya motivasi kepada pegawai diberikan terus-menerus. Terhadap kesempatan untuk mengembangkan diri hendaknya diberikan secara adil dan merata tanpa adanya pembedaan, baik bagi pegawai yang berprestasi ataupun yang belum berprestasi, agar setiap pegawai memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri. Karena melalui kesempatan untuk mengembangkan diri yang diberikan secara adil, maka setiap pegawai akan memiliki kemampuan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang dibebankan kepadanya, selain itu kesempatan untuk mengembangkan diri juga dapat meningkatkan kemampuan pegawai dalam bekerja sehingga hasil kerjanya sesuai dengan prosedur, standar dan target yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Perlengkapan kerja hendaknya diperhatikan karena merupakan faktor yang mendukung pegawai dalam bekerja. Diantaranya seperti hal-hal yang berkaitan dengan alat peraga, infokus, dan pengatur suhu ruangan. 3. Sebaiknya faktor-faktor yang berkaitan dengan kepuasan kerja harus diperhatikan antara lain seperti pangkat, dan penghargaan. Hal ini dimaksudkan agar seorang pegawai merasa bahwa apa yang sudah disumbangkannya terhadap organisasi sungguh mempunyai makna yang baik terhadap organisasi tersebut. Daftar Pustaka Crissida Hery. 2013. Pengaruh Budaya Organisasi, Lingkungan Kerja Fisik, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Summit Oto Finance Cabang Jember. Fathoni Abdurrahmat. 2006. Organisai Dan Manajemen Sumber Daya Manusia. T. Rineka Cipta. Jakarta. Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Askara. Bandung. Idrus Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial.Erlangga. Jakarta. 155
eJournal Administrative Reform, Volume 4 , Nomor 2 , 2016: 145-156
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakaraya. Bandung. Manullang Marihot.2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFEYogyakarta Anggota IKAPI No.008 : Yogyakarta. Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi jitu memilih metode statistic penelitian dengan SPSS. Andi. Yogyakarta. Pasolong , Harbani. 2011. Teori Administrasi Publik. Alfabeta. Bandung. Priansa Donni J, Garnida Agus. 2015. Manajemen Perkantoran ( Efektif, Efisien, Dan Profesional. Alfabeta. Bandung. Priansa Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Alfabeta. Bandung. Priyatno, Duwi. 2011. Buku Saku SPSS Analisis Statistik Data lebih cepat efisien dan akurat. MediaKom. Yogyakarta. Rivai, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sunarto. 2007. Manajemen 2. Amus. Yogyakarta Sunyoto Danang. 2015. Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. CAPS. Yokyakarta. Sedarmayanti. 2011. Membangun Dan Mengembangkan Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. PT. Refika Aditama. Bandung Siagian Sondang P. 2004. Teori Motivasi Dan Aplikasinya. PT. Rineka Cipta. Jakarta Suwatno, Priansa Donni Juni. 2014. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis.Alpabeta. Bandung. Sutrisno Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Perdana Media Group. Jakarta. Sulistiyani Ambar Teguh.2004. Memahami Good Governance, dalam Perspektif Sumber Daya Manusia. Gava Media. Yogyakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2014. Satistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Umar Husein.2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi, sebuah pendektan kunatitatif, dilengkapi dengan contoh proposaldan hasil riset komunikasi organisasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Dokumen-dokumen Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 31 Tahun 1945 Tentang Pendidikan dan Kebudayaan.
156