PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MAKASSAR IBRAHIM H. AHMAD STIE-YPUP Makassar
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi apakah kompetensi dan independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Makassar. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan ini maka digunakan analisis regresi linear berganda, uji instrument penelitian (uji validitas dan reliabilitas), uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kompetensi Auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini terlihat dari hasil uji regresi yang menunjukkan nilai signifikansi 0,049< 0,05. Sedangkan Independensi Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini terlihat dari hasil uji regresi yang menunjukkan nilai signifikansi0,000> 0,05. Kata-Kata Kunci: kualitas audit, kompetensi, independensi
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat,dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yangbebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan olehmanajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja,1998:3). Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkatkeandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperolehinformasi laporan keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan,dimana salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasiyang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapatdipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau belum diaudit,oleh karena itu Para pengguna mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bebas dari salah saji material, dapat dipercaya kebenarannya untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik makaauditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standaraudit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standarumum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standarumum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki olehseorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian danpelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit.Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan
1
2
standar pelaporan mengaturauditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yangdilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untukmenyusun suatu laporan atas laporan keuangan secara keseluruhan. Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengauditperusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalamlingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugasdan tanggung jawab dari manajemen (Agen) untuk mengaudit laporankeuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen inginsupaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak eksternalperusahaan terutama pemilik (prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengansejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Dariuraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antaramanajemen dan pemakai laporan keuangan.Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan danjasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnyamengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yangdihasilkannya. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyakskandal yang melibatkan akuntan publik baik diluar negeri maupun didalamnegeri. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggimaka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan, selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya skandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan publik terhadap laporankeuangan auditan dan profesi akuntan publik. Peer review sebagai mekanisme monitoring yang dipersiapkan olehauditor dapat meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit, selain itu peer review dirasakan memberi manfaat baik bagi klien,kantor akuntan publik maupun akuntan yang terlibat dalam peer review.Manfaat tersebut antara lain mengurangi risiko litigation (tuntutan),memberikan pengalaman positif, mempertinggi moral pekerja, memberikancompetitive edge dan lebih meyakinkan klien atas kualitas jasa yangdiberikan (Harjanti, 2002:59).Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agarmereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas auditdan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : “Apakah kompetensi dan independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.” Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menginvestigasi apakah kompetensi dan independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Makassar.
TINJAUAN PUSTAKA
3
Teori Atribusi Menurut Weiner (Weiner, 1980, 1992) attribution theory is probably the most influential contemporary theory with implications for academic motivation. Artinya Atribusi adalah teori kontemporer yang paling berpengaruh dengan implikasi untuk motivasi akademik. Hal ini dapat diartikan bahwa teori ini mencakup modifikasi perilaku dalam arti bahwa ia menekankan gagasan bahwa peserta didik sangat termotivasi dengan hasil yang menyenangkan untuk dapat merasa baik tentang diri mereka sendiri. Teori atribusi juga dikembangkan oleh Kelley, yang menyatakan bahwa manusia mendapatkan atribusinya (atribusi internal, atribusi eksternal, dan atribusi internal-eksternal) kepada tiga jenis informasi, yaitu (1) kejelasan, adalah bagaimana orang bereaksi terhadap stimulus atau situasi yang berbeda-beda atau apakah ini satu-satunya situasi dimana orang tersebut melakukan hal tersebut. Bila seseorang memberikan reaksi yang sama terhadap stimulus yang berbeda-beda, maka dapat dikatakan orang tersebut mempunyai kejelasan yang rendah, (2) konsensus adalah bagaimana seseorang bereaksi bila dibandingkan dengan orangorang lain, terhadap stimulus tertentu atau apakah orang lain melakukan hal yang sama dalam situasi yang sama. Apabila seseorang berperilaku tertentu, sedangkan orang lain tidak berbuat demikian, maka dapat dikatakan bahwa consensus orang tersebut rendah, (3) konsistensi, adalah bagaimana seseorang berperilaku atau bereaksi terhadap stimulus yang sama dalam situasi yang berbeda atau apakah orang tersebut selalu melakukakannya dalam situasi seperti ini. Jika seseorang memberikan reaksi dengan cara yang sama terhadap stimulus yang sama pada kesempatan yang berbeda, maka orang tersebut mempunyai konsistensi yang tinggi (Sears, dkk, 1988) Kompetensi Standar umum pertama (SA seksi 210, 2001) menyebutkanbahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian danpelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Sedangkan, standar umum ketiga(SA seksi 230, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan auditakan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiranprofesionalnya dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditorwajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakantugasnya sebagai auditor.Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) mendefinisikankeahlian (expertise) sebagai keterampilan dari seorang ahli, dimanaahli (expert)didefinisikan seseorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu ataupengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihandan pengalaman. Trotter (196) dalam Murtanto (1999) mendefinisikan ahli sebagai orangyang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat,intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Hayes Roth et.al(1983) dalam artikel yang mendefiniskan keahlian sebagai keberadaan daripengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalahyang timbul dalam lingkungan tersebut dan keterampilan untuk memecahkanpermasalahan tersebut.
4
Kualitas Audit AAA Financial Accounting Standard Committee (2000) dalam Christiawan (2002) menyatakan bahwa : “kualitas audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi, kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas dan secara potensial saling mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor”. De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian auditor. Sedangkan pelaporan pelanggaran tergantung kepada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan ini akan tergantung pada independensi yang dimiliki oleh auditor tersebut. Kerangka Pemikiran Berbagai penelitian tentang kualitas audit yang pernah dilakukanmenghasilkan temuan yang berbeda mengenai faktor pembentuk kualitasaudit, namun secara umum menyimpulkan bahwa untuk menghasilkanaudit yang berkualitas, seorang akuntan publik yang bekerja dalam suatutim audit dituntut untuk memiliki kompetensi yang cukup dan independensiyang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2011) yang meneliti mengenai pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik dimana ditemukan bahwa faktor yang sangat penting peranannya dalam pemeriksaankualitas audit diantaranya adalah kompentensi dan independensi. Demikian halnya dengan Christian dalam Sitti (2011) yang menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Dari teori tersebut di atas, dapat disajikan kerangka pikir yang dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pikir Kompetensi (X1) Kualitas audit (Y) Independensi (X2) Pengembangan Hipotesis Dengan mengacu pada rumusan masalah, tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran yang diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit.
5
Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan danpengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secaraobjektif, cermat dan seksama. Oleh karena itulah menurut Harhinto dalam penelitian Irawati (2011) yang menyatakan bahwa kompetensi auditor yang diukur dengan pengalaman berkorelasi positif dengan kualitas audit. Hal ini selaras dengan teori atribusi yang digunakan dimana apabila seseorang berperilaku tertentu, sedangkan orang lain tidak berbuat demikian, maka dapat dikatakan bahwa consensus orang tersebut rendah, begitu pula sebaliknya, sehingga orang tersebut mempunyai konsistensi yang tinggi (Sears, dkk, 1988) maka penulis memberikan hipotesis sebagai berikut : H1= Ada pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit. 2. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Independensi merupakan sikap yang diharapkan dari seorangakuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalammelaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas, oleh karena itu cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkanaudit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Christiawan, 2002. Bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan, akuntan publik memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan olehklien, oleh karena itu dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporankeuangan yang diperiksa harus bersikap independen terhadap kepentingan klien,para pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu sendiri, sehingga hipotesis atau jawaban sementara yang diajukan adalah : H2= Ada pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. 3. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap KualitasAudit. Dalam melaksanakan proses audit, auditor membutuhkanpengetahuan dan pengalaman yang baik karena dengan kedua hal ituauditor menjadi lebih mampu memahami kondisi keuangan dan laporankeuangan kliennya. Kemudian dengan sikap independensinya makaauditor dapat melaporkan dalam laporan auditan jika terjadipelanggaran dalam laporan keuangan kliennya, sehingga berdasarkan logika di atas maka kompetensi danindependensi memiliki pengaruh dalam menghasilkan audit yangberkualitas baik itu proses maupun outputnya. H3= Ada pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Ketiga hipotesis diatas didasarkan pada perkiraan sementara penelitiyang menyatakan bahwa apabila tingkat kompetensi dan independensitinggi, maka di duga bahwa tingkat kualitas audit akan meningkat,begitupun sebaliknya jika tingkat kompetensi dan independensi auditormenurun maka kualitas audit akan turun.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel a) Populasi
6
Populasi dalam penelitian ini yaitu Kantor Akuntan Publik di Makassar, yang dapat meliputi staf auditor baik itu (partner, senior, dan yunior auditor) pada Kantor Akuntan Publik di Makassar yaitu sebagai berikut :
No. 1 2 3 4 5 6 7
TABEL I NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MAKASSAR Nama KAP Alamat Jumlah Auditor KAP Rusman Thoeng Jl. Rusa No. 65 A, Makassar 8 KAP Harley Weku Jl. Bontosua Ruko Dewi No. 1 7 KAP Blasius Mangande Jl. Akademis 1 no 15A 7 KAP Daniel Hassa Jl. Nuri No. 30 7 KAP Yakub ratan Jl. Perintis Kemerdekaan 14 5 KAP Mansyur Sain Jl. Mesjid Raya No. 80 A 8 KAP Usman dan rekan- Jl. Maccini Tengah No. 21 8 rekan Jumlah 50
b) Sampel Sampel penelitian ini ditentukan sebanyak kembalinya kuesioner, dan sampel yang kembali dianggap mewakili populasi, sedangkan teknik penarikan sampel yaitu purposive sampeling dengan kriteria yaitu : a. Responden dalam penelitian ini yaitu auditor pada KAP di Makassar. b. Responden yang dijadikan sampel penelitian telah bekerja diatas 2 tahun. Metode Analisis 1. Uji Validitas Analisis data diawali dengan menggunakan uji validitas. Validitas suatu alat ukur adalah menunjukkan kesesuaian dari alat ukur tersebut yaitu item-item pertanyaan dalam kuesioner, dengan apa yang ingin diukur. Dimana dikatakan valid jika nilai korelasi di atas 0,30 (Sugiyono, 2003 : 101), yang dapat dilihat melalui table berikut ini : TABEL II HASIL UJI VALIDITAS DENGAN ALAT ANALISIS CORELATION BIVARIATE Jumlah Item Korelasion No Variabel Jumlah Item yang diambil Bivariate 1 Kompetensi auditor 10 10 0,472 – 0,889 2 Independensi 15 15 0,359 – 0,905 auditor 3. Kualitas audit 6 6 0,610 – 0,942 Total pertanyaan 31 31 Sumber : Lampiran SPSS Berdasarkan tabel II yakni hasil uji validitas dengan menggunakan correlation bivariate maka dari 31 item pertanyaan yang diuji, ternyata semua item pertanyaan sudah valid, alasannya karena memiliki kisaran korelasi di atas dari 0,30. Berarti dapatlah disimpulkan bahwa dalam penelitian ini memiliki item-
7
item tingkat keabsahan yang tinggi yang akan digunakan dalam pengolahan data uji hipotesis. 2.Uji Reliabilitas Suatu data instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila memiliki nilai cronbach’s alpha di atas 0,60. Adapun hasil uji mengenai reliabilitas atas instrumen penelitian yaitu : TABEL III HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN Jumlah Cronbach’s rstandar Variabel Item alpha Pertanyaan Kompetensi auditor 10 0,929 0,60 Independensi auditor 15 0,901 0,60 Kualitas audit 6 0,877 0,60 Sumber : Hasil olahan data SPSS
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan hasil olahan data uji reliabilitas dengan 31 item pernyataan, yang terdiri dari kompetensi auditor, independensi auditor dan kualitas audit, dimana untuk kompetensi auditor dengan nilai cronbach’s alpha 0,909, kemudian untuk variabel independensi auditor dengan nilai cronbach’s alphasebesar 0,901 dan untuk variabel kualitas audit dengan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,877. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan memiliki tingkat keandalan yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini mencakup uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji KolmogorovSmirnov (Uji K-S) dengan ringkasan hasil analisis sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini : TABEL IV HASIL UJI NORMALITAS Kolmogorov-Smirnova Statistic
Df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Unstandardized .086 50 .200* .983 50 .691 Residual a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa karena tingkat signifikan pada keseluruhan variabel tidak sama yaitu lebih besar dari 0,200 maka dapat disimpulkan bahwa data pengujian berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan bahwa data regresi yang digunakan dalam menguji regresi telah memiliki distribusi yang normal.
8
2. Uji Multikolineritas Uji multikolineritas dilakukan untuk mengetahui adanya keterikatan antara variabel independen, maka dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Batas nilai VIF yang lebih dari 10 menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi, apabila terjadi gejala multikolinearitas, salah satu langkah untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel dalam model regresi. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui tabel berikut ini : TABEL V HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Variabel
Colineritas Statistik Tolerance VIF 0,793 1,262
VIF Standar 10
Keputusan
Kompetensi Tidak ada gejala auditor multikolineritas Independensi 0,793 1,262 10 Tidak ada gejala auditor multikolineritas a. Dependent Variable: Kualitas Audit Berdasarkan hasil tabel di atas nampak bahwa kolom collinearity statistic yaitu pada kolom VIF. Nilai VIF untuk kompetensi auditor dan independensi auditor sebesar 1,262, karena lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolineritas pada model regresi. 3.Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Uji Glejser yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu observasi ke observasi yang lain. Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil uji heterokesdastisitas yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini : TABEL VI HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS Variabel Fhitung Ttabel Sig α Keputusan Kompetensi -1,568 1,678 0,124 0,05 Tidak ada gejala auditor heteroskedastistas Independensi -1,251 1,678 0,217 0,05 Tidak ada gejala auditor heteroskedastisitas Sumber : Lampiran Berdasarkan hasil uji heterokesdastisitas dengan metode Glesjer, ternyata dalam model ini tidak ada persoalan multikolineritas. Alasannya karena dilihat dari nilai t-hitung yang menunjukkan bahwa t-hitung < t-tabel, sedangkan dilihat dari nilai probabilitas bahwa nilai sig 0,0124 > 0,05 berarti dalam penelitian ini tidak ada gejala multikolineritas. Analisis regresi berganda Data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan model regresi (Regression Model)yaitu analisis Regresi Berganda (Multi Regression Model). Model Persamaan Regresinya dapat diuraikan sebagai berikut :
9
Y = 0 + 1x1 + 2x2+ e Di mana :
Y Y = Kualitas audit 1= Koefisien arah regresi X1 = Kompetensi X2 = Independensi e = Standar error 1.Uji Simultan (Uji F) Uji F dari Anova model regresi pada tingkat signifikansi 5% untuk melihat pengaruh keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis dilakukan dengan melihat nilai F pada tabel Anova di output SPSS. Nilai signifikansi adalah 0,05. 2. Koefisien determinasi (R2) Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Koefisien determinasi (R²) pada dasarnya digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel dependen (Y) yang disebabkan oleh variabel independen (X). Setiap tambahan satu variabel independen, maka nilai R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 3.Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah : 1. Signifikan bilapvalue < 0,05, maka Hipotesis diterima dan 2. Tidak signifikan bila p value > 0,05, sehingga hipotesis ditolak.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Profil Responden Pembahasan mengenai deskripsi responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada 7 Kantor Akuntan Publik yang ada di kota Makassar dengan jumlah responden sebanyak 50 orang pegawai atau karyawan. Kemudian cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria tertentu yakni responden adalah auditor pada KAP di kota Makassar, serta telah bekerja di atas dari 2 tahun. TABEL VII SAMPEL DAN TINGKAT PENGEMBALIAN KUESIONER Uraian Jumlah Kuesioner Kuesioner yang dikirim 60 eksamplar Kuesioner yang dikembalikan 50 eksamplar Kuesioner yang tidak kembali 10 eksamplar Tingkat pengembalian kuesioner 90% Sumber : Data primer, 2012
10
Berdasarkan hasil penerimaan kuesioner, maka dalam penelitian ini dapat diuraikan mengenai deskripsi responden yang dilihat melalui tabel berikut ini : TABEL VIII DESKRIPSI PROFIL RESPONDEN Deskripsi Profil Responden A. Tempat Bekerja - KAP Rusman Thoeng - KAP Harley Weku - KAP Blasius Mangande - KAP Daniel Hassa - KAP Yakub Ratan - KAP Mansyur Sain - KAP Usman dan rekan-rekan B. Lama kerja - 1 – 3 tahun - 3 – 4 tahun - >5 tahun C. Jabatan - Yunior auditor - Senior auditor
Responden F
%
8 7 7 7 5 8 8 50
16 14 14 14 10 16 16 100
8 15 27 50
16,0 30,0 54,0 100
11 39 50
22 780 100
Sumber : Data primer, 2012 Berdasarkan tabel VIII yakni hasil deskripsi profil responden yang menunjukkan bahwa dilihat dari tempat bekerja responden terlihat bahwa responden yang terbesar dalam penelitian ini rata-rata didominasi oleh auditor yang bekerja pada KAP Rusman Thoeng, KAP Mansyur Sain dan KAP Usman dan rekan-rekan. Kemudian dilihat dari lama kerja auditor rata-rata memiliki masa kerja di atas dari 5 tahun. Sedangkan ditinjau dari jabatanh auditor maka rata-rata didominasi oleh responden yang memiliki jabatan senior auditor. Statistik Deskriptif Sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah sebanyak 50 orang pegawai yang terdiri dari 7 Kantor Akuntan Publik di Makassar yang dapat menjadi staf auditor baik itu (Partner, senior dan Junior). Untuk mendeskripsikan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel. Statistik deskriptif ini akan menghasilkan rata-rata, dan deviasi standar, sehingga secara kontekstual penelitian ini lebih mudah dimengerti oleh peneliti maupun pembaca. Untuk lebih jelasnya akan disajikan tabel Statistik Deskriptif yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini : TABEL IX STATISTIK DESKRIPTIF Variabel Jumlah Kisaran Kisaran Mean Standar
11
Kompetensi auditor Independensi auditor Kualitas audit
Item Pertanyaan 10 15 6 31
Teoritis
Actual
10 – 50 15 - 75 6 - 30
14 – 41 30 – 60 12 - 26
Deviasi 31,22 49,02 21,68
6,92 7,80 2,98
Sumber : Lampiran SPSS Berdasarkan tabel IX yakni statistik deskriptif mengenai variabel penelitian kompetensi auditor yang memiliki kisaran teoritis 10 – 50 sedangkan kisaran actual 14 – 41 dengan rata-rata score 31,22. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah jawaban responden dari setiap pertanyaan lebih banyak responden memberikan jawaban setuju dari setiap item pertanyaan dalam kuesioner, hal ini berarti bahwa sebagian besar responden setuju bahwa untuk meningkatkan kualitas audit maka perlunya kompetensi auditor melalui pengetahuan dan pengalaman. Selanjutnya dilihat dari variabel independensi auditor yang memiliki 15 item pertanyaan, dimana kisaran teori 15 – 75, sedangkan kisaran aktual 30 – 60 dengan rata-rata score 49,02. Hal ini menyatakan bahwa responden memberikan jawaban setuju dari setiap item pertanyaan dalam kuesioner. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden setuju bahwa untuk meningkatkan kualitas audit maka perlunya independensi auditor melalui lama hubungan, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan adanya jasa non audit. Kemudian dilihat dari kualitas audit dengan 6 item pertanyaan yang memiliki kisaran teori 6 – 30 dan kisaran actual 12 – 26 dengan rata-rata score 21,68. Dari skor tersebut di atas yang menunjukkan bahwa responden rata-rata memberikan jawaban setuju dari setiap item pertanyaan dalam kuesioner. Analisis Regresi Dari hasil persamaan regresi, maka untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil regresi atas kompetensi auditor dan independensi auditor) terhadap kualitas audit yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini : TABEL X PERSAMAAN REGRESI LINEAR BERGANDA Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B (Constant) Kompetensi Auditor
Independensi Auditor Sumber : Lampiran SPSS
Std. Error 8.004
2.054
.101
.050
.214
.045
Beta
t
Sig.
3.897
.000
.236
2.017
.049
.561
4.803
.000
Berdasarkan tabel tersebut di atas yakni hasil olahan data SPSS maka dapat disajikan persamaan regresi berganda yaitu sebagai berikut : Y = 8,004 + 0,101X1 + 0,214X2
12
Berikut ini akan disajikan penjelasan dari persamaan regresi berganda yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kompetensi auditor (b1) sebesar 0,101 yang diartikan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit yang artinya semakin tinggi kompetensi auditor maka akan dapat meningkatkan kualitas audit. 2. Independensi auditor (b2) sebesar 0,214 yang artinya setiap kenaikan independensi auditor dapat diikuti oleh kenaikan kualitas audit. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dalam hubungannya dengan persamaan koefisien regresi yang sebagaimana telah diuraikan di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi auditor dengan independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit khususnya bagi setiap auditor independent. Pengujian Koefisien Determinasi Kemudian diperoleh nilai R = 0,701 yang menunjukkan bahwa dengan nilai korelasi (R) sebesar 70,10% menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi auditor mempunyai hubungan yang kuat dan positif terhadap kualitas audit.Sedangkan nilai R2 (Determinan) (Adjusted R square) = 0,469 atau 46,90%, menunjukkan bahwa variasi dari kualitas audit dapat dijelaskan oleh variasidari kompetensi auditor dan independensi auditor, sedangkan sisanya sebesar 53,10% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti, hal ini dapat dilihat melalui tabel berikut ini : TABEL XI KOEFISIEN DETERMINASI
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .701a .491 .469 2.16987 a. Predictors: (Constant), Independensi Auditor, Kompetensi Auditor Nilai F regresi sebesar 22,682 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang dapat dilihat melalui tabel dibawah ini : TABEL XII UJI F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1
Regression
213.588
2
106.794
Residual
221.292
47
4.708
22.682
Total 434.880 49 a. Predictors: (Constant), Independensi Auditor, Kompetensi Auditor
.000a
13
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
213.588
2
106.794
Residual
221.292
47
4.708
F 22.682
Sig. .000a
Total 434.880 49 a. Predictors: (Constant), Independensi Auditor, Kompetensi Auditor Berdasarkan tabel XII diperoleh nilai Fhitung sebesar 22,682 dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat ignifikansi 0,05, df = 28 (50 – 2 – 1) = 47, hasil diperoleh F tabel sebesar 3,198 (lihat tabel pada lampiran). Pada tabel di atas nilai Fhitung > Ftabel (22,682) > 3,198) maka Ho ditolak artinya kompetensi auditor dan independensi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil Uji Hipotesis Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu antara kompetensi auditor dan independensi auditor terhadap kualitas audit. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa koefisien regresi, nilai t dan signifikansi secara parsial adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit Pengaruh antara kompetensi auditor terhadap kualitas audit yang memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,101 dengan nilai sig sebesar 0,049. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara kompetensi auditor terhadap kualitas audit, sedangkan dilihat dari nilai sig 0,049 < 0,05, berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi auditor terhadap kualitas audit, sehingga dalam penelitian ini menerima hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. 2. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pengaruh antara independensi auditor terhadap kualitas audit diperoleh koefisien regresi sebesr 0,214 dengan nilai sig sebesar 0,000. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh antara independensi auditor dengan kualitas audit berpengaruh positif. Sedangkan dilihat dari hasil uji signifikan diperoleh nilai sig 0,000 < 0,05. Berarti independensi auditor dengan kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan antara independensi auditor terhadap kualitas audit. Dengan demikian maka penelitian ini sejalan dengan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan dalam penelitian ini ditekankan pada pengujian pengaruh kompetensi auditor dengan independensi auditor terhadap kualitas audit, dimana sampel penelitian ini ditentukan sebesar 50 sampel. Dari hasil penelitian ini maka akan dapat disajikan hasil pembahasan yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas audit Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit dapat dikatakan berpengaruh positif dan signifikan antara kompetensi auditor dengan kualitas
14
audit. Dimana semakin tinggi kompetensi auditor maka kualitas audit lebih ditingkatkan hasil penelitian yang dilakukan yang menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi auditor dengan kualitas audit. Dengan demikian maka dapatlah dikatakan bahwa dalam penelitian yang dilakukan penelitian yang menunjukkan bahwa dalam penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Teguh dan Efarm, dan tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sitti. Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa dalam melakukan pemberian pelayanan jasa audit kepada kliennya maka setiap audit haru memiliki kompetensi di bidang jasa audit agar kualitas audit yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan bagi kliennya. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara kompetensi auditor dengan kualitas audit didukung oleh faktor pendidikan dan pelatihan. Hal ini dapat dilihat dari setiap akuntan publik telah memahami dan melakukan jasa profesionalnya sesuai dengan SAK dan SPA , dan disamping itu dalam melakukan audit, auditor rata-rata telah memahami kondisi perusahaan klien. Faktor lainnya bahwa auditor membutuhkan pendidikan formal dalam pelaksanaan audit. Pendidikan formal yang dibutuhkan diperoleh dari ,, dan pelatihan ndi bidang audit yang tujuannya untuk mendukung proses audit yang akan dilakukan. Kemudian dilihat dari jawaban responden mengenai pengalaman yang menunjukkan bahwa dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki maka menjadikan audit yang dilakukan akan semakin baik dan selain itu dengan adanya kenaikan jumlah klien yang ditangani maka akan memberikan pengalaman dalam bidang audit. 2. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pengaruh independensi auditor dengan kualitas audit setelah dilakukan uji regresi menemukan ada pengaruh yang positif dan signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan adanya kenaikan independensi auditor maka dapat meningkatkan kualitas audit. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti lama hubungan klien, tekanan dari klien, telaah rekan auditor serta jasa non audit. Dari hasil persepsi responden mengenai pertanyaan dalam kuesioner, dimana dilihat dari lamanya hubungan dengan klien rata-rata auditor memiliki hubungan klien paling lama 3 tahun, selanjutnya auditor tetap bersifat independensi walaupun menjalani hubungan dengan klien. Sehingga dari persepsi responden dilihat dari tekanan dari klien yang menunjukkan bahwa setiap auditor dalam melakukan auditor rata-rata tidak melakukan kesalahan klien sebab akan mendapat peringatan klien. Selanjutnya dilihat dari persepsi responden mengenai telaah dari rekan auditor rata-rata menunjukkan bahwa auditor senantiasa bersifat jujur guna menghindari penilaian kurang dari rekan seprofesi. Sedangkan dilihat dari persepsi responden mengenai jasa non audit maka Kantor akuntan rata-rata memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama, jasa non audit yang diberikan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
15
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan penelitian sebagaiberikut: 1. Kompetensi Auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini terlihat dari hasil uji regresi yang menunjukkan nilai signifikansi 0,049< 0,05. 2. Independensi Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini terlihat dari hasil uji regresi yang menunjukkan nilai signifikansi0,000> 0,05. Saran-saran Saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menjadi masukan bagi akuntan publik dalam meningkatkan kualitas audit bagi setiap auditor yang melayani jasa pemeriksaan laporan keuangan bagi setiap pemakai jasa audit. 2. Menjadi masukan atau referensi bagi pihak yang melakukan penelitian selanjutnya, khususnya yang membahas tentang kompetensi auditor dan independensi auditor terhadap kualitas audit. 3. Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya hendaknya menambah variabel-variabel yang kiranya dapat meningkatkan kualitas audit, diluar dari pada variabel yang peneliti teliti, misalnya melalui : gender, umur, tingkat pendidikan responden dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Abdulmohammadi, Mohammad dan Arnold Wright. (1987). ”An Evamination of the effectof Experince and Task Comlexity on Audit Judgment”. The Accounting Review (January)-Pp 1-3 Amirin, Tatang. 2009. Populasi dan Sampel Penelitian 3: Pengambilan Sampeldari Populasi Tak Terhingga dan Tak Jelas. Didownload darihttp://tatangmanguny.wordpress.com/2009/06/30/sampel-samplingdanpopulasi-penelitian-bagian-ii-teknik-sampling-ii/pada tanggal 5 April 2011. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.Edisi Revisi IV, Jakarta : Rineka Cipta. Ashton, Alison Hubbard. (1991). “Experience and Error Frequency Knowledge as Potential Determinants of audit Expertise.” The Accounting Review (April), pp.218-239 Baron, Robert, A, dan Byrne Donn. (1991). Social Psychology. Understanding Human Interaction, Sixth edition, Boston, Alyn and Bacon inc. Boynton, William C., dan Jhonson Raymond, Walter G. Kell. 2003. ModernAuditing Edisi Ketujuh. Erlangga: Jakarta. Bonner, sarah E. (1990). “Experience Effects in Auditing: The Role Task Spesific knowledge”. The Accounting Review (Januari), pp.72-92 Choo, Freddie, dan Ken T. Trotman. (1991). ”The Relationship Between Knowledge Structure and Judgements for Experienced and Inexperienced Auditors”.The Accounting Review (Juli), pp.464-485.
16
Christiawan, Yulius Jogi. (2003). ”Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik. RefleksiHasil Penelitian Empiris”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4 No. 2(Nov) Hal. 79-92 Deis, Donald L. Dan Gari A. Giroux. (1992). ”Determinants of Audit Quality In ThePublic Sector”. The Accounting Review Vol. 67 No. 3 ( Juli). Pp. 462479. Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi AuditorTerhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah. Skripsi Fakultas Ekonomi Pada Universitas NegeriSemarang Gujarati, D. (1999). ”Ekonometrika (Alih bahasa: Sumarno Zein)”. Jakarta: PT.GeloraAksara Pratama. Ghozali, Imam. (2005). ”Aplikasi analisis multivariat dengan program SPSS”.BP Undip Hernadianto. (2002). ”Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Pengetahuan danPenggunaan Intuisi Mengenai Kekeliruan (Pada KAP di Jateng dan DIY)”.Semarang. Tesis Maksi : Universitas Diponegoro Halim, Abdul. 2001. Auditing I (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan) EdisiKedua (Revisi). Yogyakarta: UPP. AMP YKPN. Harhinto, Teguh. (2004). ”Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas AuditStudi Empiris Pada KAP di Jawa Timur”. Semarang. Tesis Maksi :Universitas Diponegoro. IAI. 2001. ”Standar Profesi Akuntan Publik”. Jakarta. Salemba Empat. Indriantoro, Nur dan Bambang Supeno. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Edisi IYogyakarta : BPFE Indah, Nur Mawar Siti. (2010). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Irawati,Nur (2011). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Makassar. Skripsi Universitas Hasanuddin Khomsiyah dan Nur Indriantoro. (1998). ”Pengaruh Orientasi Etika terhadap Komitmendan sensitivitas etika auditor Pemerintahan di DKI Jakarta”. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia Vol.1 No.1. King, James, Robert Welker dan Gary Keller. (1994). “The Effect of IndependenceAllegation on Peer Review Evaluation of Audit Procedures”. BehavioralResearch in Accounting Vol. 6 Knapp, Michael C. (1985). “Audit Conflict: an Empirical Study of the perceived Ability ofAuditor to Resists Management Pressure”. The accounting Review (April),pp.202-211 Kusharyanti. (2003). ”Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topic penelitian di masa datang”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember).Hal.25-60 Manani, Naim M. (2010). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi (Studi
17
Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah). Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Masran, Jimmy. 2007. Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi terhadapKinerja Karyawan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Mayangsari, Sekar. (2003). Pengaruh keahlian dan independensi terhadappendapat audit: Sebuah kuasieksperimen. Jurnal Riset AkuntansiIndonesia Vol.6 No.1 (Januari) Meutia, Intan. (2004). ”Independensi auditor terhadap Manajemen Laba Untuk Kap Big 5dan non Big 5”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 2 No. 1 (Januari).Pp37-52 Mulyadi.(2002).Auditing, buku satu, edisi keenam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta. Salemba Empat. Nurchasanah, Rizmah dan Wiwin Rahmanti. 2003. Analisis Faktor-FaktorPenentu Kualitas Audit . Akuntansi dan Manajemen (Agustus). Hal.47-60 Purnomo, Adi, 2007. Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Faktor-FaktorKeahlian Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit. Tersedia:http://
[email protected] Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan MicrosoftExcel dan SPSS. Andi: Yogyakarta. Sulaiman, Wahid. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. 2004. Andi: Yogyakarta Saifudin. (2004). Pegaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit GoingConcern (Studi Kuasieksperimen Pada Auditor Dan Mahasiswa). TesisProgram Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro. Sears, D.A., Freedman, J.L. Peplau, L.A,. 1988. Psikologi Sosial I. edisi kelima, Alih bahasa : Adriyanto, Jakarta Erlangga Supriyono, R.A. (1988). Pemeriksaan Akuntan (Auditing) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Penerbit BPFE. Yogyakarta Suyatmini. (2002). Sudi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi IndependensiAkuntan Publik. Tesis Program Pasca Sarjana Magister AkuntansiUniversitas Diponegoro. Simamora, Henry.(2002)Auditing, jilid satu, cetakan pertama, Penerbit : UPP AMP YKPN, Yogyakarta Sunarto.(2003)Auditing, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Pena Persada, Jakarta Tsui, Judi S.L dan Ferdinand A. Gul. (1996). ”Auditors Behavior in an audit. ConflictSituation: A Research Note on the Role of Locus of Control and EthicalReasoning”. Acoounting Organization and Society vol.21, No.1, pp.41-51. Walgito, B, 2001, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta, Andi
18
Watkins, Ann. L, William Hillison and Susan E. morecroft. (2004). “Audit Quality : ASynthesis Of Theory And Empirical Evidence”. Journal of AccoountingLiterature Vol.23. Pp. 153-193 Widiastuti, Harjanti . 2002 . Peer Review : Upaya Meningkatkan Kualitas JasaFirma Akuntan Publik. Akuntansi dan Investasi Vol. 3 ( Januari ) Hal. 51-60. Winarto, Joko (2011). Teori Atribusi Berner Weiner dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teoriatribusi-berner-weiner-dan-implementasinya-dalam-pembelajaran/