Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
18 Pages
ISSN 2302-0199 pp. 18- 35
PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI ACEH Muhammad Fuadi1 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: The quality of work life is a concept or management philosophy in order to improve human resources. It is well known since the seventieth. There are four dimensions in the quality of work life to improve the human resources as follow: participatory problem solving, innovative reward system, work environment and working restructure. This research aimed to determine partially the influence of compensation, work environment and work involvement toward the quality of work life at Dinas Pendidikan Provinsi Aceh office employee. Besides, it also aimed to determine the influence of compensation, work environment and work involvement toward the quality of work life simultaneously at Dinas Pendidikan Provinsi Aceh office employee. Furthermore, in this quantitative research, there are three independent variables: compensation (X1), work environment (X2) and work involvement (X3). Meanwhile, the dependent variable is the quality of work life (Y). There 187 questionnaire had been distributed to selected respondents and used for statistic analysis. By using a Slovin Pattern, the sampling technique used random sampling method. Meanwhile, the variable measurement was Likert Scale which is categorized as follow: (1) Strongly Disagree, (2) Disagree, (3) Neutral (4) Agree, and (5) Strongly Agree. Furthermore, multiple linear regression had become the data analysis method for this research. The hypothesis testing used a Ftest and t-test at the α = 0,05 level of significance. From the analysis result, it was found that F count is 51,584 with significant level is 0,000. F table is 2,65. The result shows that all the independent variables (compensation, work environment and work involvement) have a simultaneous influence toward the Quality of Working Life. Meanwhile, the result of t- test was analyzed by comparing the t-count to t-table. It was found that t-table is 1,937 and the t-table for compensation is 3,940, work environment is 1,520 and work involvement is 8,609. Thus, it was concluded that compensation and work involvement significantly and one way influence the quality of work life, furthermore, the work environment has a positive influence but not significant to the quality of work life. The coefficient of determination (R2) as the result of regression is 0,458 or 4,58%. It shows that the establishment of the quality of work life is consequence of compensation fulfilled, safe work environment and work involvement. Besides, there are 54 % remaining is caused by another variable which is not include in this research. Keywords: Compensation, Work Environment, Job Involvement, the Quality of Work Life
Abstrak: Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara parsial pengaruh antara kompensasi, lingkungan kerja dan keterlibatan kerja terhadap kualitas kehidupan kerja pegawai kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara kompensasi, lingkungan kerja dan keterlibatan kerja terhadap kualiatas kehidupan kerja pegawai pada kantor dinas pendidikan Provinsi Aceh. Dengan demikian, penelitian kuantitatif ini, yang menjadi variable bebas adalah Kompensai(X1), Lingkungan Kerja (X2) dan Keterlibatan Kerja (X3). Sementara yang menjadi variable terikat adalah Kualitas Kehidupan Kerja (Y). Sebanyak 187 kuesioner dibagikan kepada responden terpilih dan digunakan sebagai analisis statistik. Dengan menggunakan persamaan yang dirumuskan oleh Slovin, penarikan sample dilakukan dengan metode random sampling. Sementara itu, pengukuran variabel nya menggunakan skala likert dengan 5 (lima) skala. Persamaan regresi linear berganda menjadi metode analisis data untuk penelitian ini. Sementara pengujian hipotesis menggunakan uji F dan uji-t pada taraf nyata α = 0,05. Dari hasil analisis terdapat bahwa Fhitung sebesar 51,584 dengan taraf signifikansi 0,000 dengan Ftabel yaitu sebesar 2,65. Hasil perhitungan ini dapat diambil kesimpulan bahwa semua variable bebas (kompensasi, Lingkungan Kerja dan Keterlibatan Kerja) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Kualitas Kehidupan Kerja. Sementara itu, dari hasil analisis untuk uji-t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai t-hitung dengan t-tabel. T-tabel diketahui sebesar 1,937 sementara
Volume 2, No. 1, November 2013
- 18
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala untuk t-hitung untuk kompensasi adalah 3,940, lingkungan kerja 1,520 dan keterlibatan kerja adalah 8,609. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompensai dan keterlibatan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan dan searah terhadap kualitas kehidupan kerja. Sementara untuk lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap kualitas kehidupan kerja. Koefisien diterminasi (R 2) hasil regresi adalah sebesar 0,458 atau 4,58%. Hal ini menunjukkan bahwa terciptanya kualitas kehidupan kerja disebabkan terpenuhinya kompensasi, terciptanya lingkungan kerja yang baik serta adanya keterlibatan kerja, sedangkan 54% sisanya disebabkan varibel lain yag tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci: Kompensasi, Lingkungan Kerja, Keterlibatan Kerja, Kualitas Kehidupan Kerja.
di tempat kerja, kesesakan dan kepadatan,
PENDAHULUAN Organisasi
dan
manajemen
bukan
kebisingan, luas ruangan kerja, sedangkan non
merupakan fenomena yang baru di berbagai
fisik mencakup hubungan yang terbentuk di
negara. Ketika seseorang sudah terlibat dalam
instansi antara atasan dan bawahan serta antara
sebuah pekerjaan, maka ia akan mengikuti
sesama karyawan”.
aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
Karena sumber daya manusia merupakan
tersebut. Selama ia bekerja di perusahaan atau
faktor yang sangat berharga, maka perusahaan
organisasi tersebut, maka ia akan lebih banyak
atau organisasi bertanggung jawab untuk
meluangkan
dan
memelihara kualitas kehidupan kerja karyawan
mencurahkan tenaga dan pikiran nya demi
nya agar mereka secara meyeluruh bisa
kemajuan perusahaan itu. Oleh karena itu,
mencurahkan pikiran dan tenaga mereka untuk
konsep
pencapaian
waktunya
dasar
untuk
sebuah
organisasi
memenuhi kebutuhan dipekerjakan
dalam
duduk
adalah
orang-orang yang organisasi
tersebut.
(Mashroteh, 2009).
organisasi
tersebut.
Kualitas kehidupan
kerja meliputi
isu-isu
seperti bahaya dan
keselamatan
kerja,
pengembangan sumber daya manusia melalui
Memperhatikan
kebutuhan
karyawan, mempersiapkan cocok
hasil
dasar
langkah-langkah kesejahteraan, pelatihan
yang
profesional, kondisi kerja dan konsultatif kerja
lingkungan
dan menciptakan
inovasi dan
serta mekanisme partisipatif.
dan
bidang pertumbuhan dalam lingkungan kerja
strategi
sangat berguna dan memiliki efek yang
memuaskan kebutuhan karyawan yang lebih
signifikan
rendah ,seperti
dalam
kinerja
(Hosseinzadeh & Saemian,
2002,
organisasi hal. 62).
yang terfokus
Langkah
pada kekhawatiran
misalnya: keamanan,
keselamatan,
dan
kesejahteraan
dalam
Suatu lingkungan di mana orang dianggap
meningkatkan pekerjaan , serta partisipasi dan
anggota penting dalam organisasi, dalam hal ini,
tanggung jawab dalam proses pengambilan
Sihombing (2004) menyatakan : “Lingkungan
keputusan (Pranee,
kerja adalah faktor-faktor di luar manusia baik
permasalahan kualitas
kehidupan
fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi.
terdiri
seperti terlibat motivasi
Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu
tinggi,
19 -
Volume 2, No. 1, November 2013
dari
2010).
elemen
moral,
hubungan
Selain
itu,
kerja juga
yang
sehat,
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala industrial dan kerjasama (Pranee,2010 ). Kualitas
kehidupan
swa-sembada
kerja dapat di
definisikan sebagai tempat kerja strategi, proses dan kombinasi lingkungan,
juga
tergantung
pada
dan organisasi
kondisi
5. Keseluruhan
efisiensi
(Akranaviciutë & Ruževicius,
2007;
dan lingkungan
kerja (Akranaviciutë & Ruževicius, 2007).
Organisasi
secara
efektif
dapat
kerja
memaksimalkan kualitas kehidupan kerja dan
meliputi faktor-faktor berikut: kepuasan kerja,
beberapa faktor kritis yang mempengaruhi
keterlibatan kerja dalam kinerja, motivasi,
seorang tenaga termasuk misalnya: aspek
efisiensi, produktifitas, kesehatan, keselamatan
kualitas kehidupan kerja, seperti kondisi kerja,
dan kesejahteraan karyawan, stres, dan beban
dan manajerial sikap manajemen terhadap
kerja dan lain-lain, semua faktor ini dapat
polusi
didefinisikan sebagai faktor fisik dan psikologis
Aspek ekonomi dalam
yang
kerja, seperti
dapat
kehidupan
(stres,
6. Keselamatan
Considine & Kalus,2002). Konsep kualitas
fisik
kelelahan, beban kerja ).
kerja
yang
tempat
kerja seseorang).
yang
merangsang kepuasan kerja karyawan. Hal ini
di
mempengaruhi karyawan
dan
keamanan,
upah
kualitas dan
dll. kehidupan
gaji administrasi
(Akranaviciutë & Ruževicius, 2007;Arts et al,
dan pertimbangan untuk standar hidup bahwa
2001).
kebutuhan karyawan. Aspek psikologis dalam
Domain kualitas kehidupan kerja adalah : 1. Pertimbangan kerja (material dan nonmaterial)
kualitas kehidupan kerja seperti bagaimana dan metode
apa dalam
pekerjaan
yang
ditugaskan untuk jangan bekerja, dan apa jenis
2. Keseluruhan
emosional
(penghargaan, harga
diri,
motivasi, kepuasan
pekerjaan (Pranee, 2010).
stres, diri kerja,
keselamatan untuk pekerjaan).
Dinas Pendidikan Aceh yang terletak di Jl. Tgk.
H.
Mohd.
Daud
Beureueh
No.22
merupakan perangkat daerah sebagai unsur
3. Pembelajaran
Satuan Kerja Pelaksana Daerah di bidang
dan perbaikan (peluang karir, perolehan pengetahuan
pendidikan yang berada di bawah Gubernur dan
yang tertuang dalam Peraturan Daerah No 26
keterampilan baru), hubungan sosial
tahun 2011. Dengan demikian, fungsi dari
dalam
organisasi (hubungan dengan
Dinas Pendidikan adalah:
kolega
dan pengawas, delegasi,
komunikasi, perintah, pembagian kerja) 4. Realisasi
diri (peluang
karir,
keterlibatan dalam membuat keputusan,
a. menyusun kebijakan teknis di bidang pendidikan; b. pemberian
perizinan
dan
pelaksanaan
pelayanan umum lintas Kabupaten/Kota; Volume 2, No. 1, November 2013
- 20
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala c. pembinaan teknis di bidang pendidikan
i.
Kabupaten/Kota;
melaksanakan pelatihan tertentu bidang pendidikan;
d. pembinaan unit pelaksana teknis Dinas; dan e. pelaksanaan urusan Tata Usaha Dinas.
j.
mengalokasikan
sumber
daya
manusia
potensial; dan
Untuk dapat melaksanakan fungsi seperti yang tersebut di atas, maka Dinas Pendidikan
k. melakukan penelitian bidang pendidikan yang mencakup wilayah Propinsi.
memiliki kewenangan sebagai berikut: a. mengembangkan dan mengatur berbagai
Tujuan Penelitian
jenis, jalur, dan jenjang pendidikan serta
Berdasarkan permasalahan yang timbul,
menambah materi muatan lokal sesuai
tujuan penelitian yang diharapkan untuk dicapai
dengan syariat Islam;
adalah:
b. mengembangkan dan mengatur Lembaga
1. Untuk mengetahui bagaimana secara parsial
Pendidikan Agama Islam bagi pemeluknya
antara kompensasi, lingkungan kerja, dan
di
keterlibatan
berbagai
jenis,
jalur
dan
jenjang
pendidikan;
kerja
terhadap
kualitas
kehidupan kerja pegawai pada kantor dinas
c. menetapkan kebijakan tentang penerimaan siswa dan mahasiswa dari masyarakat
pendidikan Provinsi Aceh. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
minoritas, terbelakang dan atau tidak
secara
simultan
antara
kompensasi,
mampu;
lingkungan kerja, dan keterlibatan kerja
d. menyediakan buku pelajaran pokok/modul
terhadap kualitas kehidupan kerja pegawai
pendidikan untuk Taman Kanak-kanak,
pada kantor dinas pendidikan Provinsi Aceh
pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Luar sekolah; e. mendukung/membantu Pendidikan
Tinggi
Manfaat Penelitian
penyelenggaraan selain
pengaturan
kurikulum, akreditasi dan pengangkatan tenaga akademis; f.
Manfaat dari penelitian yang diharapkan untuk dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberi informasi, masukan bagi masyarakat Kota Banda Aceh serta
mempertimbangkan
pembukaan
dan
penutupan perguruan tinggi;
PEMDA
setempat
seberapa
besar
pengaruh kompensasi, lingkungan kerja,
g. menyelenggarakan sekolah luar biasa dan
dan keterlibatan kerja terhadap kualitas
balai pelatihan dan atau penataran guru;
kehidupan kerja pegawai pada kantor
h. merencanakan
dan
mengendalikan
pembangunan regional secara makro bidang pendidikan;
21 -
Volume 2, No. 1, November 2013
dinas pendidikan Provinsi Aceh. 2. Sebagai bahan informasi tambahan dan pembanding bagi peneliti selanjutnya
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang akan menggunakan topik dan
1.
analisis maupun variabel yang serupa.
financial payment) dalam bentuk gaji, dan
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan penulis
dan
diharapkan
intensif atau bonus/komisi. 2.
dapat
perkuliahan.
Pembayaran
tidak
langsung
(indirect
payment) dalam bentuk tunjangan dan
mengimplementasikan teori-teori yang selama ini telah diperoleh selama masa
Pembayaran uang secara langsung (direct
asuransi. 3.
Ganjaran non finansial (non financial rewards) seperti jam kerja yang luwes dan kantor yang bergengsi.
KAJIAN KEPUSTAKAAN Kompensasi
Lingkungan Kerja
Pada dasarnya manusia bekerja juga ingin
Menurut Mardiana (2005) “Lingkungan
memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan
kerja adalah lingkungan dimana pegawai
hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai
melakukan
menghargai
semakin
Lingkungan kerja yang kondusif memberikan
menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan dan
rasa aman dan memungkinkan para pegawai
karena
memberikan
untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja
penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan
dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika
yaitu dengan jalan memberikan kompensasi.
pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana
Kompensasi mengandung arti yang lebih luas
dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah
daripada upah atau gaji. Upah atau gaji lebih
di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas
menekankan pada balas jasa yang bersifat
sehingga waktu kerja dipergunakan secara
finansial, sedangkan kompensasi mencakup
efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga
balas jasa finansial maupun non-finansial.
tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup
Kompensasi merupakan pemberian balas jasa,
hubungan kerja yang terbentuk antara sesama
baik secara langsung berupa uang (finansial)
pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan
maupun tidak langsung berupa penghargaan
atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai
(non-finansial).
bekerja.
kerja
itulah
keras
perusahaan
dan
pekerjaannya
sehari-hari”.
Menurut Nitisemito (2002) ”Lingkungan Jenis-jenis Kompensasi Menurut Gary Dessler (dikutip oleh
kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
Indriyatni, 2009) kompensasi mempunyai tiga
dalam
menjalankan
komponen sebagai berikut :
diembankan.”
tugas-tugas
Volume 2, No. 1, November 2013
yang
- 22
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Bekerja pada ruangan yang gelap dan
Jenis - Jenis Lingkungan Kerja
samar-samar akan menyebabkan ketegangan
Lingkungan Kerja Fisik Menurut Sarwono (2005) “Lingkungan
pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat
kerja fisik adalah tempat kerja pegawai
membantu
melakukan aktivitasnya”. Lingkungan kerja
aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari
fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja
intensitas cahaya juga tergantung pada usia
para
pegawai.
karyawan.
Faktor-faktor
fisik
ini
mencakup suhu udara di tempat kerja, luas ruang
kerja,
kesesakan.
kebisingan,
Faktor-faktor
kepadatan,
mempelancar
d. Mutu Udara
dan
Merupakan
fakta
yang
tidak
bisa
diabaikan bahwa jika menghirup udara yang
mempengaruhi tingkah laku manusia. Menurut
tercemar membawa efek yang merugikan pada
Robbins (2002) Lingkungan kerja fisik juga
kesehatan pribadi. Udara yang tercemar dapat
merupakan
kerja
menggangu kesehatan pribadi pegawai. Udara
pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja.
yang tercemar di lingkungan kerja dapat
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan
menyebabkan
kerja fisik adalah: a) suhu, b) kebisingan, c)
kelelahan, lekas marah, dan depresi. Faktor lain
penerangan, d) mutu udara.”
yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik
penyebab
ini
dalam
sangat
faktor
fisik
pegawai
stress
a. Suhu
kepala,
mata
perih,
adalah rancangan ruang kerja. Rancangan ruang
Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar. Dengan
sakit
demikian
untuk
kerja
yang
baik
dapat
menimbulkan
kenyamanan bagi pegawai di tempat kerjanya.
memaksimalkan
produktivitas, adalah penting bahwa pegawai bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur
Lingkungan Kerja Non Fisik Menurut
Sedarmayanti
(2007)
sedemikian rupa sehingga berada diantara
menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik
rentang kerja yang dapat diterima setiap
adalah semua keadaan yang terjadi yang
individu.
berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan
b. Kebisingan
atasan maupun dengan sesama rekan kerja
Bukti dari telaah-telaah tentang suara
ataupun hubungan dengan bawahan”.
menunjukkan bahwa suara-suara yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan
penurunan
prestasi
kerja
Keterlibatan Kerja Keterlibatan kerja merupakan ukuran
sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak
sejauh
dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif
psikologis
dan mengganggu konsentrasi pegawai.
menganggap kinerjanya sebagai bagian dari
c. Penerangan 23 -
Volume 2, No. 1, November 2013
mana
seseorang
terhadap
memihak
pekerjaannya
secara dan
dirinya ( Robbins, 2006) . Keterlibatan kerja
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala juga muncul sebagai prediktor positif untuk
suatu organisasi.
rutinitas. Rutinitas dan kreativitas memiliki hubungan buruk dengan keinginan untuk berpindah (Ming-Ji, Chih-Cheng, Chih-Jou, Fu-
Kualitas Kehidupan Kerja Definisi pertama yang muncul selama periode 1959 – 1972 mengenai kualitas
Shan, 2010). Mudrack (2004) menjelaskan bahwa
kehidupan kerja adalah sebagai variabel atau
pelibatan yang sering terhadap karyawan
hasil. Pada periode 1969 – 1975, definisi kedua
memiliki kecendrungan seseorang untuk tidak
muncul yaitu kualitas kehidupan kerja adalah
menyerah
akan
sebagai pendekatan. Pada periode 1972 – 1975,
merasa seperti aturan moral untuk terlibat
kualitas kehidupan kerja didefenisikan sebagai
penuh dalam pekerjaan mereka. Dan cenderung
metode. Defenisi yang kemudian muncul di
akan
dekade terakhir adalah kualitas kehidupan kerja
secara
berfikir
gampang. Mereka
keras
untuk
menyelesaikan
pekerjaan mereka. Dengan perasaan demikian,
sebagai kebutuhan untuk dipenuhi.
mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut meskipun
Kerangka Pemikiran
sulit karena aturan moral tersebut yang mereka
Sumber daya manusia merupakan faktor
emban sehingga komitmennya tinggi untuk
yang sangat penting dalam mencapai tujuan
dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut. De
perusahaan/ organisasi, begitu juga hal nya
Hoogh, Den hartog dan
dengan Dinas Pendidikan Aceh. Oleh karena itu, diperlukan
Sumber
Daya
Manusia
yang
Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan
berkualitas dan berdedikasi tinggi sehingga
Kerja
mampu melakukan tugas dan pekerjaanya
Partisipasi kerja
dengan baik tanpa menimbulkan kejenuhan
a. Mental dan emosional
ataupun stress dalam bekerja. Keberhasilan
b. Motivasi untuk berkontribusi
suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya
c. Menerima Tanggung Jawab
banyak ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam mengatur karyawan nya agar mampu
Kerjasama
loyal terhadap perusahaan/ organisasi tersebut.
Kerjasama dapat diartikan sebagai suatu
Oleh karena itu, maka organisasi harus mampu
kegiatan yang saling membantu satu dengan
menciptakan kualitas kehidupan kerja yang baik
yang lainnya agar dapat mencapai satu tujuan
demi mencapai tujuan tersebut.
perusahaan. Keikutsertaan
Untuk kepentingan penelitian ini, maka peneliti membuat ruang lingkup penelitian
Dapat diartikan sebagai turut andil atau
hubungan kompensasi, lingkungan kerja, dan
ikut dalam suatu kegiatan yang dilakukan oleh
keterlibatan kerja terhadap kualitas kehidupan Volume 2, No. 1, November 2013
- 24
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kerja. Dengan demikian, maka skema yang
METODE PENELITIAN
akan diteliti seperti terlihat pada Gambar
Lokasi dan Objek Penelitian
berikut ini.
Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh yang merupakan salah satu Satuan Kerja Pemerintah Aceh
Kompensasi (X1)
Provinsi Aceh.
Kualitas Kehidupan Kerja (Y)
Lingkungan Kerja (X2)
Populasi dan Penarikan Sampel Populasi penelitian ini adalah pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik
Keterlibatan Kerja (X3)`
dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan persamaan yang dirumuskan oleh Slovin.
Gambar 1. Ruang Lingkup Penelitian
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
Hipotesis H0 :
prosedur random Sampling.
Kompensasi, Lingkungan Kerja dan Keterlibatan Kerja tidak berpengaruh secara
simultan
terhadap
Kualitas
Kehidupan Kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Ha1 :
Kompensasi, Lingkungan Kerja dan Keterlibatan Kerja berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Kehidupan Kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh
Ha2 :
Kompensasi, Lingkungan Kerja, dan keterlibatan hubungan
Kerja secara
mempunyai
parsial
terhadap
Kualitas Kehidupan Kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi
Tabel 1. Jumlah Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Bidang Sekretariat Program dan Pelaporan Dikdas Pendidikan menengah Pendidikan Bidang Luar Sekolah Pengawas Fungsional Perencanaan Fungsional Peneliti Fungsional Arsiparis Tekkomdik Bina Pelatihan Kelompok Belajar Aceh Pusat Pelatihan Mendidik Guru Sekolah Modal Bangsa Sekolah Menengah Kejuruan Penerbangan
Populasi (Orang) 69 36 62 59 50 22 10 1 16 15
20 9 4 1 8 6
35
16
10
4
31
14
14
6
430
Aceh.
Sampel (Orang) 32 15 25 27
187
Teknik Pengumpulan Data Penelitian 25 -
Volume 2, No. 1, November 2013
ini
akan
menggunakan
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala campuran
teknik
pengumpulan
data
dan
rendah. Untuk nilai rerata ≥ 3, dikategorikan
kuantitaif yang terdiri dari: a. Penyebaran
kuesioner
yaitu
teknik
pengumpulan data secara tidak langsung. b. Wawancara,
Nilai rerata < 3 dikategorikan sebagai nilai
yaitu
suatu
sebagai nilai tinggi. Kategorisasi seperti ini juga disarankan oleh Arikunto (2006:253).
percakapan
Sementara untuk mengukur keandalan
langsung dengan tujuan-tujuan tertentu
kuesioner digunakan analisis reabilitas dengan
dengan menggunakan format tanya jawab
Cronbach Alpha. Pengukuran reabilitas ini
yang terencana.
dianggap andal berdasarkan kepada kuesioner
c. Observasi yaitu pengamatan langsung suatu
minimum diatas 0.5.
kegiatan yang sedang dilakukan atau atau lingkungan fisik dari tempat penelitian
Definisi dan Operasional Variabel
sedang berlangsung.
Untuk variable Kualitas Kehidupan Kerja, indikator nya adalah: kondisi kerja, Manajemen partisipatif,
Pengukuran dan Analisis Data Kuesioner
yang
digunakan
didesain
lingkungan
kerja
yang
baik,
prosedur kerja dan pengembangan potensi diri.
berdasarkan model skala likert yang berisi
Selanjutnya untuk varibale kompensasi
sejumlah pernyataan yang menyatakan objek
adalah: upah, insentif, bonus/ komisi, tunjangan
yang
dan asuransi.
hendak
diungkap,
penskoran
atas
kuesioner skala likert yang digunakan dalam
Untuk lingkungan kerja: lingkungan kerja
penelitian ini merujuk pada lima indicator dan
fisik dan non fisik. Keterlibatan kerja yaitu:
jawaban, sebagaimana yang dikemukakan oleh
keterlibatan mental dan emosional, motivasi
Rangkuti (2007:56), berikut ini:
kontribusi,
tanggung
partisipasi,
kesadaran
1. Katogori
1
untuk
menjawab
pernyataan : Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Katogori
2
untuk
3untuk
4
untuk
5
untuk
metode
menganalisis rerata
data dan
Untuk menganalisis permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini, digunakan
menjawab
persamaan
regresi
berganda,
yaitu
Y a b1 X 1 b2 X 2 b3 X 3 e
: (Hanke
menjawab and
pernyataan : Sangat Setuju (SS) Untuk
untuk
mematuhi peraturan.
menjawab
pernyataan : Setuju (S) 5. Katogori
karyawan
Metode Analisis Data
pernyataan : Kurang Setuju (KS) 4. Katogori
kerjasama,
menjawab
pernyataan : Tidak Setuju (TS) 3. Katogori
jawab,
digunakan untuk
menginterpretasikannya digunakan kategorisasi.
Reitsch
1995:261).
Persamaan
ini
digunakan untuk meregresi variabel independen dengan variabel dependen untuk masingmasing secara terpisah, dimana : Volume 2, No. 1, November 2013
- 26
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Y
= Kualitas Kehidupan Kerja
kerja, dengan alat bantu software Satistical
X1
= Kompensasi
Package for Social Science (SPSS) versi 20.
X2
= Lingkungan Kerja
Sebagai berikut:
X3
= Keterlibatan Kerja
a
= Konstanta
b1, b2, b3
= Koefisien Regresi Variabel
Hasil Uji Reliabilitas
Independen e
Untuk mengetahui
hasil
perhitungan
reliabilitas dilakukan metode Cronbach alpha.
= Veriabel Pengganggu
Uji reabilitas ini menggunakan program SPSS 20. Hasil pengujian reliabilitas instrument dan butir butir soal ditunjukkan pada tabel di bawah
Tabel 2. Reliability Statistics Cronbach's
ini.
N of Items
Alpha 0.937
Ringkasan
32
Perhitungan
Reliabilitas
Instrumen Secara Keseluruhan Kesimpulan di atas berdasarkan pendapat HASIL DAN PEMBAHASAN
Nunnaly dan Brenstein (Uyanto, 2009: 274)
Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
yang menyatakan bahwa “skala pengukuran
Kualitas penggunaan
data
yang
instrument
diperoleh penelitian
dari dapat
dievaluasi melalui uji validitas dan uji reabilitas.
reliabel
sebaiknya
memiliki
nilai
alpha
cronbach (α) minimal 0.70”, maka dapat diambil keputusan sebagai berikut:
Kedua pengujian ini dilakukan secara statistic
Jika α cronbach ≥ 0,70, maka instrument
dengan bantuan program Statistical Package for
keseluruhan reliable.
the Social Sciences (SPSS) versi 20.0
Jika α cronbach < 0.70 maka instrument keseluruhan tidak reliable.
Hasil Uji Validitas Hasil uji validitas item-item pertanyaan pada
kuesioner
variabel
kompensasi
Interpretasi
hasil
reliabilitas
Alpha
Cronbach (α) minimal 0.70, untuk reliabilitas
menunjukkan bahwa dari delapan pertanyaan
seluruh
pertanyaan,
maka
yang berhubungan dengan kompensasi, terdapat
keputusan sebagai berikut:
dapat
diambil
dua pertanyaan yang nilainya di bawah angka
Jika cronbach alpha if item deleted > α
0.5 yaitu pada nomor 5 dan 7. Dari hasil uji
cronbach, maka instrument butir soal tidak
validitas tersebut dan konsultasi dengan dosen
reliable.
pembimbing akhirnya memutuskan untuk tidak
Jika cronbach alpha if item deleted ≤ α
menggunakan soal nomor 5 dan 7. Hasil
cronbach,
pengujian validitas untuk variabel lingkungan
dinyatakan reliable.
27 -
Volume 2, No. 1, November 2013
maka
instrument
butir
soal
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala korelasi ( R) adalah sebesar 0.677. nilai ini Analisis Pengaruh Kompensasi, Lingkungan
dapat
Kerja dan Keterlibatan Kerja terhadap
variabel kompensasi, lingkungan kerja dan
Kualitas Kehidupan Kerja Pegawai Dinas
keterlibatan kerja terhadap kualitas kehidupan
Pendidikan Provinsi Aceh
kerja adalah kuat.
Analisis
statistik
hubungan
antara
dalam
Untuk mengetahui pengaruh masing-
penelitian ini pada dasarnya merupakan proses
masing variabel independent terhadap variabel
transformasi data penelitian dalam bentuk
dependent dapat dilihat pada hasil tabel
tabulasi terdiri dari beberapa variabel, sehingga
Pearson Correlation dan, angka perolehan
mudah
seperti table berikut di bawah ini:
dipahami
deskriptif
diinterpretasikan
dan
diinterprestasikan,
variabel menyajikan ringkasan diantaranya yaitu:, Kompensasi (X1), Lingkungan Kerja
Tabel 3. Pearson Corelation Y
(X2), Keterlibatan Kerja (X3) dan Kualitas kehudupan Kerja (Y).
Analisis Regresi Linear Berganda
X1
X2
X3
Y
1.000
0,473
0,196
0,633
X1
0,473
1,000
0,169
0,426
X2
0,196
0,159
1,000
0,143
X3
0,633
0,426
0,143
1,000
Koefisien Korelasi Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
interpretasi koefisien korelasi
besar hubungan antara Y (Kualitas Kehidupan
adalah sebagai berikut:
Kerja) dengan X1 (kompensasi) adalah 0,437.
0,00- 0,199 = sangat rendah, 0,20 - 0,399 =
Hal ini menunjukkan hubungan positif yang
rendah, 0,40- 0,599 = sedang, 0,60- 0,799 =
sedang. Selanjutnya besar hubungan nilai Y
kuat dan 0,80- 1,000 = sangat kuat.
(Kualitas
Hasil analisis regresi dapat dilihat dan
1
0.677a
dengan
X2
ada hubungan positif yang rendah. Besar hubungan nilai Y (Kualitas Kehidupan Kerja)
Tabel 2. Koefisien Antar Variabel
R
Kerja)
(Lingkungan Kerja) adalah 0,196 yang berarti
disajikan pada tabel berikut:
Model
Kehidupan
R
Adjusted R
Square
Square
0.45 8
Std. Error
dengan X3 (Keterlibatan Kerja) adalah 0,633
of the
dan dapat diinterpretasikan yaitu bahwa ada
Estimate
0.449
hubungan positif yang kuat.
0.62961
a. Predictors: (Constant), X3 Keterlibatan Kerja, X2 Lingkungan Kerja, X1 Kompensasi Sumber : Data diolah, 2012
Pengujian Hipotesis Pengujian Secara Simultan Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variable-variable independen yaitu
Berdasarkan output di atas, nilai koefisien
kompensasi, lingkungan kerja dan keterlibatan Volume 2, No. 1, November 2013
- 28
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Koefisien Determinasi (R2)
variabel dependent yaitu kualitas kehidupan kerja.
Analisis determinasi dalam regresi linear
Dengan menggunakan bantuan program SPSS,
berganda
digunakan
untuk
maka dapat dilihat seperti tabel berikut:
prosentase
sumbangan
mengetahui
pengaruh
variable
independen ( Kompensasi, Lingkunga kerja dan Tabel 4. Uji Secara Simultan (Uji – F) Sum of
Model
Mean
Df
Squares
Square
Regression
61.346
3
20.449
Residual
72.543
183
.396
133.889
186
Total
keterlibatan F
Sig.
51.584
0.000b
kerja)
menerangkan
secara
variasi
bersama-sama
variabel
dependent
(Kualitas kehidupan kerja). Hasil koefisiensi determinasi terlihat pada tabel berikut: Tabel 5. Koefisien Antar Variabel
a. Dependent Variable: Y
Model
R
R Square Adjusted R
b. Predictors: (Constant), X3 Keterlibatan kerja, X2
Std. Error of
Square
Lingkungan kerja, X1 Kompensasi
.677a
1
Sumber: Data diolah, 2012
0.458
the Estimate
0.449
0.62961
a. Predictors: (Constant), X3 Keterlibatan Kerja, X2 Lingkungan Kerja, X1 Kompensasi
Berdasarkan
Tabel
di
atas,
yang
Sumber: Data diolah, 2012
merupakan hasil uji F (simultan), variable – variabel independensi kompensasi, lingkungan
Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh
kerja dan keterlibatan kerja secara bersama-
angka R2 (R Square) sebesar 0,458 atau 4,58%
sama (simultan) berpengaruh secara signifikan
Jadi dapat dikatakan bahwa 45,8 % terciptanya
terhadap
kualitas
kualitas
kehidupan
kerja,
yang
kehidupan
kerja
disebabkan
ditunjukkan dengan Fhitung sebesar 51,584
terpenuhinya
dengan taraf signifikansi 0.000 (<0,05) dengan
lingkungan
Ftabel yaitu sebesar 2,65. Hal ini memperlihatkan
keterlibatan dalam kerja sedangkan 54,2%
bahwa Fhitung > Ftabel dengan tingkat
sisanya disebabkan oleh variabel lain yang tidak
signifikansinya 0,000. Hasil perhitungan ini
diteliti dalam penelitian ini.
dapat
diambil
suatu
kesimpulan
kompensasi, kerja
yang
baik
terciptanya serta
ada
bahwa
Sementara Adjusted R Square adalah nilai
menerima hipotesis alternatif dan menolak
R Square yang telah disesuaikan yaitu sebesar
hipotesis nol, artinya bahwa semua variable
0,449. Nilai ini selalu lebih kecil dari R Square.
bebas (Kompensasi, Lingkungan Kerja dan
Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi
Keterlibatan Kerja) mempunyai pengaruh yang
dengan lebih dari dua variable bebas digunakan
signifikan secara simultan terhadap Kualitas
Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi nya.
Kehidupan Kerja.
Sementara itu, standard error of the estimate
adalah
suatu
ukuran
banyaknya
kesalahan model regresi dalam memprediksikan 29 -
Volume 2, No. 1, November 2013
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala nilai Y. dari hasil regresi didapat nilai 0.62961
diterima dan menolak H0. Thitung pada
dengan standar deviasi Y sebesar 0,84843. Ini
Kompensasi (X1), sebesar 3,940 dengan
menandakan bahwa lebih kecil dari standar
Ttabel = 1,973. Jadi Thitung > Ttabel dapat
deviasi Y. oleh karena itu bisa disimpulkan
disimpulkan bahwa variable X1 memiliki
bahwa model regresi baik dalam memprediksi
kontribusi terhadap Y. Nilai T positif
nilai Y.
menunjukkan
bahwa
variable
X1
mempunyai hubungan yang searah dengan Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Y. jadi dapat disimpulkan kompensasi
Uji t
memiliki pengaruh signifikan terhadap Uji hipotesis secara parsial digunakan
Kualitas kehidupan kerja. Implikasi dalam
untuk mengetahui pengaruh dari masing masing
penelitian
variable independen (kompensasi, lingkungan
kompensasi yang diterapkan baik yang
kerja dan keterlibatan kerja) terhadap variable
bersifat financial maupun non finansial
dependen( kualitas kehidupan kerja). Uji ini
ditingkatkan, maka akan meningkat pula
dilakukan dengan membandingkan nilai Thitung
kualitas kehidupan kerja pegawai.
dengan nilai Ttabel. Dari hasil pengolahan SPSS dapat dilihat seperti Tabel di bawah ini:
ini
adalah
jika
sistem
b. Terlihat pada Tabel di atas bahwa nilai signifikansi untuk lingkungan kerja adalah 0,130 yang berarti lebih besar dari probabilitas 0,05. Ini berarti bahwa H0
Hasil Analisis dengan Uji T Tabel
6.
Faktor
yang
Mempengaruhi
Kualitas
Kehidupan Kerja (Y) No 1.
2.
diterima dan Ha ditolak. Variable X2 (Lingkungan
Uraian
T hitung
Sig T
3,940
0,000
X1 Kompensasi X2 Lingkungan Kerja
3.
Kerja
memiliki
Thitung
sebesar 1,520 dengan Ttabel adalah 1,973. Jadi Thitung < Ttabel artinya bahwa variable lingkungan kerja tidak memiliki kontribusi
1,520
0,130
terhadap Y (kualitas kehidupan kerja). Nilai
X3 Keterlibatan
Kerja)
8,609
T
positif
menunjukkan
bahwa
variable X2 mempunyai hubungan yang
0,000
searah dengan Y. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Lingkungan kerja Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa: a. untuk
nilai
kompensasi
signifikan adalah
pada
kolom
0,000.
Nilai
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kualitas kehidupan kerja. Ini mengimplikasikan
bahwa
dengan
signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai
menciptakan lingkungan kerja yang baik
probabilitas 0.05 atau niai 0,000 < dari
dan nyaman, maka akan meningkatkan
0,005.
Maka
dengan
demikian
Ha2 Volume 2, No. 1, November 2013
- 30
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pula
c.
kualitas
kehidupan
kerja
para
a. Konstanta menunjukkan angka 0,486
pegawai.
artinya bahwa Y (Kualitas kehidupan
Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai
kerja) yang di dapat adalah 0,486 jika
signifikansi untuk keterlibatan kerja adalah
koefisien variabel X1= X2= X3= 0
sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil
b. Koefisien
dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,000
menunjukkan
< 0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
bahwa
Variabel
pengaruh
X3
(Keterlibatan
Kerja)
X1
(Kompensasi)
angka
0,277
(Kompensasi) terhadap
artinya memiliki
Y
(Kualitas
mempunyai Thitung sebesar 8,609 dengan
kehidupan kerja). Jika X1 (Kompensasi)
Ttabel adalah 1,973. Jadi Jadi Thitung > Ttabel
naik
yang artinya adalah variabel keterlibatan
kehidupan
kerja memiliki kontribusi terhadap Y
kenaikan/ penambahan sebesar 27.7%
(Kualitas Kehidupan Kerja). Nilai T positif
dengan
menunjukkan
(Lingkungan
bahwa
variable
X3
mempunyai hubungan yang searah dengan
bahwa
Keterlibatan
pengaruh
yang
seratus,
maka
kerja)
Y
akan
asumsi
(Kualitas mengalami
variabel
X2
dan
X3
Kerja)
(Keterlibatan kerja) konstan.
Y. dengan demikian dapat disimpulkan
d.
X1
c. Koefisien
X2
(Lingkungan angka
Kerja)
Kerja
memiliki
menunjukkan
signifikan
terhadap
bahwa X2 (Lingkungan Kerja) memiliki pengaruh
Koefisien Regresi
kehidupan kerja). Jika X2 (Lingkungan Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
kehidupan t
Std. Error 0.297
X1Kompensasi
0.277
0.070
0.238
3.940
0.077
0.050
0.084
1.520
X3Keterlibatan Kerja
0.543
0.063
mengalami
kenaikan/ penambahan sebesar 7,7%
.
1.640
0.520
akan
dengan asumsi X1 (Kompensasi) dan X3
0.486
X2Lingkungan
kerja)
Sig
Beta
(Constant)
Kerja
(Kualitas
Kerja) naik 100 maka Y (Kualitas
Unstandardized
B
Y
artinya
Kualitas Kehidupan Kerja. Tabel 7. Coefficientsa
terhadap
0.077
8.609
0.1 03 0.0
(Keterlibatan kerja) konstan. d. Koefisien
X3
(Keterlibatan
00
menunjukkan
0.1
bahwa X3 (Keterlibatan kerja) memiliki
30
pengaruh
angka
terhadap
0.543
kerja)
Y
artinya
(Kualitas
0.0 00
kehidupan kerja). Jika X3 (Keterlibatan kerja) naik 100 maka Y (Kualitas kehidupan
Dari model tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagi berikut:
kerja)
akan
kenaikan/ penambahan sebesar 54,3% dengan asumsi X1 (Kompensasi) dan X2 (Lingkungan Kerja) konstan.
31 -
Volume 2, No. 1, November 2013
mengalami
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kinerja para pegawai Dinas Pendidikan Provinsi
Implikasi Penelitian Kompensasi,
dan
Aceh. Kedua faktor ini perlu ditingkatkan oleh
keterlibatan kerja mempunyai pengaruh positif
pihak pengambil keputusan yang ada di Dinas
terhadap Kualitas kehidupan kerja. Ketiganya
Pendidikan Provinsi Aceh.
dapat
lingkungan
ditingkatkan
melalui
kerja
kategorisasi:
Faktor keterlibatan kerja adalah faktor
pemberian upah yang wajar, kondisi kerja yang
yang
aman
untuk
penelitian ini. Hal ini berarti partisipasi pegawai
pengembangan karir, hubungan social yang
dalam pengelolaan organisasi sudah memadai.
baik di tempat kerja, mendapatkan hak-hak
Namun
dalam bekerja serta merasa memiliki pekerjaan
peningkatan dalam kaitannya dengan aplikasi
tersebut. Berdasarkan koefisien antar variable,
kualitas kehidupan kerja dimana keterlibatan
maka keterlibatan kerja merupakan indikator
pegawai dalam pengambilan keputusan dan
keterlibatan kerja yang paling berpengaruh
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan posisi,
dalam meningkatkan kualitas kehidupan kerja
kewenangan
dengan nilai koefisien regresi yang didapat
sangatlah diperlukan.
dan
nyaman,
kesempatan
paling
besar
demikian,
dan
pengaruhnya
masih
jabatan
dalam
dibutuhkan
masing-masing
adalah 54,3%. Sementara untuk kompensasi adalah indikator kedua dengan nilai koefisien
KESIMPULAN DAN SARAN
regresi 27.7% yang mempengaruhi kualitas
Kesimpulan
kehidupan kerja. Terakhir adalah indikator
Hasil penelitian dan pembahasan yang
lingkungan kerja dengan nilai koefisien regresi
telah di bahas pada bab-bab sebelumnya tentang
7,7%. Indikator ini adalah yang paling rendah
Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja dan
dalam mempengaruhi kualitas kehidupan kerja
Keterlibatan Kerja pegawai Dinas Pendidikan
dalam penelitian ini.
Provinsi Aceh, maka dapat ditarik beberapa
Apabila pihak pengambil keputusan yang
kesimpulan sebagai berikut:
ada di Dinas Pendidikan Provinsi Aceh ingin
1. Hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh
meingkatkan kinerja melalui kualitas kehidupan
yang signifikan antara variable kompensasi,
kerja
perlu
lingkungan kerja dan keterlibatan kerja
struktur
secara simultan terhadap kualitas kehidupan
pemberian kompensasi langsung maupun tidak
kerja pegawai Dinas Pendidikan Provinsi
langsung
dapat
Aceh
dengan
2. Hasil
pegawai,
diperhatikan
maka
adalah
yang
mensejahterakan menyediakan
hal
sistem
kompetitif karyawan lingkungan
yang dan
dan serta kerja
yang
analisis
koefisien
regresi
(R)
diketahui bahwa dari ketiga variable yaitu
mendukung terciptanya suasana kerja yang
kompensasi,
lingkungan
kerja
harmonis dan dinamis sehingga diharapkan
keterlibatan kerja yang diteliti tersebut,
dapat meningkatkan komitmen organisasi dan
maka variable keterlibatan kerja merupakan Volume 2, No. 1, November 2013
dan
- 32
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala variable
yang
lebih
dominan
dalam
Saran-saran
mempengaruhi Kualitas kehidupan kerja
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat
pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh.
dikemukakan
Ini jelas terlihat berdasarkan nilai koefisien
ditindaklanjuti, baik untuk pengambil kebijakan,
regresinya lebih besar daripada variable-
pengembangan
variable lainnya yang ada dalam penelitian
selanjutnya terutama yang berminat bidang
ini yaitu sebesar 54,3%
manajemen sumber daya manusia, maupun 2
3. Hasil analisi koefisien determinasi (R ) diketahui
bahwa
saran-saran
yang
pengetahuan,
perlu
peneliti
kepentingan praktis.
45,8%perubahan-
perubahan dalam variable terikat, yaitu
Bagi Pengambil Kebijakan
kualitas kehidupan kerja pegawai pada
1.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dapat
melalui kualitas kehidupan kerja pegawai
dijelaskan
yaitu
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, maka
variable kompensasi, lingkungan kerja dan
pihak pemangku jabatan di kantor Dinas
keterlibatan kerja. Sedangkan selebihnya
Pendidikan Provinsi Aceh hendaknya
dijelaskan oleh variable – variable lainnya
lebih memperhatikan aspek pemberian
di luar variable – variable yang telah
upah yang wajar, kondisi kerja yang aman
dijelaskan tersebut.
dan
oleh
variable
bebas
nyaman,
kesempatan
untuk
4. Hasil analisis uji F diketahui bahwa
pengembangan karir, hubungan social
variable kompensasi, lingkungan kerja dan
yang baik di tempat kerja, mendapatkan
keterlibatan
hak-hak dalam bekerja serta merasa
kerja
berpengaruh
secara
simultan terhadap kualitas kehidupan kerja pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh
memiliki pekerjaan tersebut. 2.
Mempertahankan aspek keterlibatan kerja
yang ditunjukkan dengan Fhitung sebesar
yang dalam penelitian ini sudah baik,
51,584 dengan taraf signifikansi 0.000
namun lebih memperhatikan peningkatan
(<0,05) dengan Ftabel yaitu sebesar 2,65.
terahadap kompensasi dan lingkungan
5. Hasil analisis uji t diketahui bahwa variable
kerja pegawai Dinas Pendidikan Provinsi
kompensasi berpengaruh
,
dan
keterlibatan
signifikan
secara
kerja
Aceh.
parsial
terhadap kualitas kehidupan kerja pegawai
Bagi Peneliti Berikutnya
Dinas
1.
Pendidikan
Sedangkan
Provinsi
lingkungan
kerja
Aceh. tidak
Untuk
pengembangan
selanjutnya,
disarankan
penelitian agar
peneliti
berpengaruh secara signifikan terhadap
berikutnya dapat menambah variable-
kualitas kehidupan kerja.
variable kualitas Kehidupan kerja seperti model
33 -
Volume 2, No. 1, November 2013
manajemen
dan
supervisory,
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala otonomi untuk mengambil keputusan, kepuasan lingkungan fisik, kenyamanan bekerja, jam kerja yang memuaskan, serta pekerjaan-pekerjaan yang memuaskan. 2.
Perlu diadakan penelitian ulang terutama yang berhubungan dengan lingkungan kerja, setelah pihak pengambil kebijakan melakukan terutama
perubahan-perubahan di
bidang
kompensasi,
lingkungan kerja dan keterlibatan kerja, sehingga
mendapatkan
konfirmasi
tentang variable yang tidak signifikan serta bertentangan dengan teori. DAFTAR KEPUSTAKAAN Alex S. Nitisemito, 2002. Wawasan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Arep, Ishak dan Tanjung, Hendri, Manajemen Motivasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. As'ad, M., 2005. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Akranaviciutë, D., & Ruževicius, J., 2007. Engineering Economics. Vol. 52(2). Hal: 4449. Belcher, J., 2001. General Guidance of Productivity Management (I. P. Management,Trans. 2 ed.). Tehran: Kar Afarinan. Cascio, W.F., 2003. Managing Human Resources, Productivity, Quality of Work, Life, Profit. 6th Edition. New York: McGraw Hill Higher Education. Considine, G., R. Callus, 2002. The Quality of Work Life of Australian Employees – the development of an index. Sydney: University of Sydney. De Hoogh A H B, Den Hartog D N, Koopman P L, 2005. Linking the Big Five-Factors of personality to charismatic and transactional leader-ship; perceived dynamic work environment as a moderator. J. Organ. Behav. Vol. 26(7). Hal: 839-865. Dessler, G., 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks. Elankumaran, S., 2004. Personality, Organizational, Climate and job Involvement: An Empirical Study. Journal of Human Values. Vol. 10. Hal: 117 -130. Hani, H., 2002. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P., 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hosseinzadeh, D. & Saemian, A., 2002. Job Satisfaction,Attention to Employees and Quality of Work Life. Management.Vol. 66. Hal: 59-62. Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo, 2003. Perilaku Organisasi. Terjemahan: Erly Suandy. Jakarta: Salemba Empat. Lau, T, Wong, Y.H, Chan, K.F, and Law, M., 2001. Information Technology and the Work Environment- does it change the way people interactat work. Journal Human System management. Vol. 20 (3). Hal: 267 – 280. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama. Mardiana, 2005. Pengertian Lingkungan Kerja. Retrieved 10 June 2011 from http//id.shvoong.com/businessmanagement/human-resources/2134350pengertian-lingkungan-kerja. Mashroteh, B., 2009. Relationship Between Traditional Structure and Aggression in Kerman Government Organizations. Kerman: Azad University. M'adanipour, M., 2001. Quality Work Life and the Relationship with Work and Organizations Productivity. Journal Management Development. Vol. 44. Hal: 7-10. Ming-Ji, Chih-Cheng, Chih-Jou, Fu-Shan, 2010. International Journal of Management and Enterprise Development. Vol.8, No.2 Hal: 184 – 197. Mudrack PE, 2004. Job involvement, obsessivecompulsive personality traits, and workaholic behavioral tendencies. Journal of Organization Change Manage. Vol. 17.5, Hal: 490 – 508. Nawawi. H., 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nitisemito, Alex. S., 2002. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Panggabean, Mutiara. S., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia. Pranee, C., 2010. Quality Of Work Life For Sustainable Development. International journal of organizational innovation. Vol. 2(3). Hal: 124-137. Rivai. V., 2010. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P., 2002. Prilaku Organisasi. Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan. Jakarta: Prenhallindo. Santoso, S., 2005. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elexmedia Komputindo. Samsuddin, S., 2006. Manajemen Sumber Daya
Volume 2, No. 1, November 2013
- 34
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Manusia. Bandung: Pustaka Setia. Sarwono, Sarlito Wiraman, 2005. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Grasindo. Sastrohadiwiryo, Bejo Siswanto, 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrative dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama. Serey, T.T., 2006. Choosing a Robust Quality of Work Life. Business Forum. Vol. 27(2). Hal: 7-10. Sihombing, Umberto. 2004. Pengaruh Lingkungan
35 -
Volume 2, No. 1, November 2013
Kerja dan Disiplin Kerja. Depository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20 494/2/Reference.pdf diakses 25 Juni 2012. Sirgy, M. J., Efraty, D., Siegel, P., & Lee, D., 2001. A New Measure of Quality of Work Life (QWL) Based on Need Satisfaction and Spillover Theory. Research, Vol. 55. Hal: 241 – 302. Wayne, W., 2003. Quality of Work Life Gives Recommendations ; some changes already in the works June. Vol. 20, Tahun 2003. Winardi, J., 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.