PENGARUH KOMBINASI LAMA PERENDAMAN DAN JENIS ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI TERHADAP VIABILITAS BENIH KOPI ARABIKA (Coffeea arabica L.) Imam Fathul Hakim 1) Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] Darul Zumani 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] Memet Hikmat 3)
[email protected] Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi lama perendaman dan jenis zat pengatur tumbuh alami terhadap viabilitas benih kopi arabika (Coffea arabica L.) Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah Kombinasi lama perendaman dan jenis ZPT alami yang teridiri dari;(A) Perendaman dalam air selama 12 jam, (B) Perendaman dalam air selama 24 jam, (C) Ekstrak bawang merah dengan lama perendaman 12 jam, (D) Ekstrak bawang merah dengan lama perendaman 24 jam, (E) Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 12 jam, (F) Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 24 jam, (G) Ekstrak bonggol pisang dengan Lama Perendaman 12 jam dan (H) Ekstrak bonggol pisang dengan lama perendaman 24 jam. Hasil penelitian menujukkan bahwa Perlakuan perendaman dan jenis Zat Pengatur Tumbuh Alami (ZPT) berpengaruh terhadap viabilitas benih kopi arabika (Coffea arabica L). Perlakuan lama perendaman 24 dan jenis ZPT ekstrak bawang merah berpengaruh paling baik terhadap viabilitas benih kopi arabika (Coffea arabica L) yang ditunjukkan oleh presentase perkecambahan, kecepatan berkecambah, dan uji kekuatan tumbuh. Perlakuan ekstrak bawang merah dengan lama perendaman 24 jam memberikan vigor benih terbaik. Kata Kunci : Lama perendaman, ZPT, Viabilitas, Kopi Arabika.
1
ABSTRACT This study aims to know the effect of combination of soaking and a natural plant growth regulators on seed viability of arabica coffee seed (Coffea arabica L.) This research method used Randomized Block Design with four replicates, consist of: (A) Soaking in water (D) Red onion extract with 24 hours of soaking period, (E) Extract of bamboo shoot with 12 hours of soaking time, (D) Extract of skillot for 12 hours, (F) Extract of bamboo shoot with 24 hours of soaking period (G) Banana extract with 12 hours immersion period and (H) Banana bunch extract with 24 hours of soaking time. The results showed that immersion treatment and type of Natural Growth Control (ZPT) effect on viability of arabica coffee seed (Coffea arabica L). The long treatment of soaking 24 and type PGR onion extract had the best effect on the viability of arabica coffee seed (Coffea arabica L) shown by germination percentage, germination rate, and strength strength test. Treatment of onion extract with 24 hours of soaking gives the best seed vigor. Keywords: Soaking duration, PGR, Viability, Arabica Coffee.
2
berkualitas. Pembibitan yang baik diharapkan dapat menghasilkan tanaman yang mempunyai tingkat produktivitas dan kualitas yang tinggi (Pudji Rahardjo, 2012). Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan pemilihan benih yang berkualitas (mempunyai viabilitas tinggi), yang dijadikan bahan tanam. Kekeliruan dalam pemilihan, penyediaan dan penanganan terhadap benih akan berdampak buruk dan akan mengakibatkan kerugian yang terus menerus bagi petani atau pengusaha perkebunan, serta untuk memperbaikinya memerlukan waktu yang cukup lama. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) untuk kelangsungan hidupnya. Karena tanpa zat pengatur tumbuh berarti tidak ada pertumbuhan. (Zainal Abidin, 1990) Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. ZPT dalam tanaman terdiri dari 5 kelompok yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen dan asam absisat dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis (Trisna, Umar, dan Irmasari, 2013). Peranan zat pengatur tumbuh dalam pertumbuhan tanaman tidak mungkin dapat diabaikan, karena walaupun unsur hara tercukupi, akan tetapi tanpa ZPT tidak akan terjadi pertumbuhan.
PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea Sp.) termasuk familia Rubiaceae yang dikenal mempunyai sekitar 500 jenis dengan tidak kurang dari 600 species. Genus Coffea merupakan salah satu genus penting dengan beberapa species yang mempunyai nilai ekonomi dan komersial. (P.S. Siswopuutranto, 1993). Kopi juga merupakan salah satu komoditas eksport yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa negara. Bagi sebagian besar negaranegara berkembang, komoditi kopi memegang peranan penting dalam menunjang perekonomiannya, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai mata pencaharian rakyat. Saat ini Indonesia tergolong negara produsen kopi Arabika terbesar ketiga setelah Brasil dan Colombia dan negara produsen kopi jenis Robusta terbesar di dunia. Kondisi ini merupakan peluang baik bagi negara Indonesia karena Indonesia berpotensi besar menjadi produsen utama kopi dunia. Dari data statistik Perkebunan Indonesian, pada Tahun 2015 petani Indonesia memiliki lahan tanaman kopi arabika dengan luas 222.256 ha dengan produksi mencapai 172.684 Ton. (Kementan, 2015) Telah banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan viabilitas benih kopi arabika, salah satu upaya yang telah dilakukan untuk meninggkatkan viabilitas benih kopi arabika, dengan menggunakan perlakuan perendaman zat pengatur tumbuh (ZPT) pada benih. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman kopi adalah penggunaan benih unggul dan
Hipotesis yang adalah sebagai berikut:
3
diajukan
a.
Lama perendaman dan jenis ZPT alami akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit kopi arabika.
b.
Akan diperoleh salah satu jenis dan lama perendaman ZPT alami tertentu yang berpengaruh paling baik terhadap viabilitas benih kopi arabika.
METODE PERCOBAAN Metode yang digunakan dalam G. = Ekstrak bonggol pisang dengan percobaan ini adalah menggunakan Lama Perendaman 12 jam Rancangan percobaan yang digunakan H. = Ekstrak bonggol pisang dengan adalah Rancangan Acak Kelompok lama perendaman 24 jam (RAK) dengan empat ulangan. Berdasarkan rancangan yang Perlakuannya terdiri atas 8 kombinasi digunakan, maka dapat dikemukakan perlakuan, diantaranya bijji kopi model linear sebagaiberikut : direndam dalam: Xij = µ + ti + ij A. = Perendaman dalam air selama 12 Keterangan : jam B. = Perendaman dalam air selama 24 Xij : Hasil pengamatan pada jam ulangan ke-i perlakuan ke-j C. = Ekstrak bawang merah dengan µ : Rata-rata umum lama perendaman 12 jam D. = Ekstrak bawang merah dengan ti : Pengaruhperlakuan ke-i lama perendaman 24 jam rj : Pengaruh ulanganke-j E. = Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 12 jam : Galat perlakuan ij F. = Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 24 jam Dari model linier di atas, maka dapat disusun daftar sidik ragam pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Sidik Ragam Sumber Ragam Db JK Ulangan (U) 3 ∑ xr2 - Fk t Perlakuan 7 Jkt-Jkp Galat Total
21 31
KT JKU/DBU
Fhit Ftab 5% KTU/KTG 3,07
JKP/DBP
KTP/KTG
2,49
JKG/DBG 2
∑ xij - Fk
Sumber : Vincent Gaspersz, 1991
Tabel 2.Kaidah Pengambilan Keputusan Hasil Analisis Analisis Keterangan F hit ≤ F0,05 Tidak Berbeda Nyata (non Tidak ada perbedaan pengaruh significant) antar perlakuan Fhit ˃ F0,05 Berbeda Nyata (significant) Terdapat perbedaan pengaruh antar perlakuan
4
Apabila terjadi perbedaan, maka di uji lanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5 persen dengan rumus :
SSR = Significant Ranges
Studentized
LSR = SSR x Sx
Sx
= Galatbaku Rata-rata
KTGalat r
KT
= Kuadrat Tengah
r
= Ulangan
Sx Keterangan : LSR Ranges
=
Least
Significant ekstrak bonggol pisang, dan ekstrak bawang merah.
Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan dilaksanakan pada 15 Nopember 2016 sampai 02 Januari 2017 bertempat di Laboratorium Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi pada ketinggian tempat 360 meter di atas permukaan laut. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Benih kopi jenis arabika, media tanam (tanah dan pupuk organik), ekstrak rebung bambu, 1. Pengamatan Penunjang a. Temperatur dan Kelembaban Berdasarkan hasil pengamatan terhadap temperatur udara harian selama percobaan berlangsung, temperatur udara harian di tempat percobaan temperatur antara 28o C sampai dengan 30o C, temperatur udara tersebut merupakan temperatur yang sesuai untuk perkembangan benih kopi yang berada pada A B C D E F G H
: : : : : : : :
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Baki perkecambahan, Cawan porselin, Timbangan, Bejana gelas, Hand sprayer ukuran 2 liter, Oven, Germinator,mistar, gelas ukur dan alat tulis. . HASIL DAN PEMBAHASAN temperatur 25o C - 35o C dengan kelembaban udara antara 83% sampai dengan 91%. b. Kadar Air Benih Pada percobaan ini setelah benih diberi perlakuan diuji kadar airnya. Hasil pengujian kadar air ini seperti pada Tabel.3 di bawah ini. Tabel 3. Hasil pengukuran kadar air benih setelah perendaman.
Perlakuan Perendaman dalam air selama 12 jam Perendaman dalam air selama 24 jam Ekstrak bawang merah dengan lama perendaman 12 jam Ekstrak bawang merah dengan lama perendaman 24 jam Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 12 jam Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 24 jam Ekstrak bonggol pisang dengan Lama Perendaman 12 jam Ekstrak bonggol pisang dengan lama perendaman 24 jam
5
Kadar Air (%) 29,0 32,0 29,4 31,0 27,7 28,9 30,0 31,0
Pada Tabel 3 terlihat bahwa perlakuan lama perendaman dengan air selama 24 jam memiliki nilai kadar air benih kopi paling tinggi yaitu 32,0 persen dan perendaman dalam Ekstrak rebung bambu selama 24 jam memiliki kadar air benih kopi paling rendah yaitu 27,7 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan perendaman benih dapat menambah kadar air benih, makin lama benih direndam semakin tinggi kadar air benih. Kadar air yang tinggi dapat memicu terjadinya respirasi,pengaruh fisiologi, kadar air
terhadap perkecambahan yang lebih cepat. Hal ini disebabkan karena kecepatan respirasi akan segera meningkat setelah dimulainya penyerapan air oleh biji. 2. Pengamatan Utama a. Persentase perkecambahan Data hasil pengamatan terhadap perkecambahan benih pada minggu ke tiga, ke empat dan ke lima setelah biji kopi disemaikan dapat dilihat pada Tabel.4 dibawah ini:
Tabel. 4. Pengaruh Kombinasi Lama Perendaman dan Jenis ZPT Alami terhadap Persentase Perkecambahan Perlakuan Persentase Perkecambahan (%) 3 MSA 4 SMA 5 SMA A 2,30 a 12,74 a 30,21 a B 5,16 a 16,04 a 34,60 a C 16,64 ab 29,86 ab 52,35 ab D 19,05 b 30,90 b 62,98 b E 8,64 ab 17,79 ab 41,40 ab F 8,63 ab 22,83 ab 41,75 ab G 8,93 ab 21,80 ab 38,64 ab H 9,50 ab 25,39 ab 44,35 ab Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak Duncan 5%.
Pada Tabel. 4 dapat dilihat b. Percepatan Berkecambah bahwa perlakuan perendaman benih Berdasarkan hasil analisis dengan ekstrak bawang merah 24 statistik menunjukkan bahwa jam menunjukkan hasil yang baik perlakuan perendaman benih kopi yaitu 62,98 persen pada 5 MST. dengan jenis ZPT alami tidak Tetapi, tidak berbeda nyata dengan berpengaruh terhadap persentase perlakuan perendaman dengan ZPT perkecambahan. Data hasil alami lainnya (C,E,F,G,H) dan pengamatan dapat dilihat pada berbeda nyata dengan perendaman Tabel.5 dibawah ini: dalam air (A,B). Tabel 5. Pengaruh Kombinasi lama Perendaman dan jenis ZPT Alami terhadap Kecepatan Berkecambah Kecepatan Berkecambah 2,55 a
Perlakuan A
:
Perlakuan dengan air 12 jam
6
B C D E F G H
: : : : : : :
Perlakuan dengan air 24 jam Ekstrak bawang merah dengan lama perendaman 12 jam Ekstrak bawang merah dengan lama perendaman 24 jam Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 12 jam Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 24 jam Ekstrak bonggol pisang dengan Lama Perendaman 12 jam Ekstrak bonggol pisang dengan lama perendaman 24 jam
4,85 a 2,81 a 2,88 a 2,59 a 2,93 a 2,72 a 3,20 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak Duncan 5%.
Pada Tabel 5. dapat dilihat pula cepat lambatnya proses bahwa setiap biji tanaman perkecambahan biji atau mampu mempunyai kisaran waktu yang tidaknya biji berkecambah tertentu untuk bisa berkecambah. dipengaruhi juga oleh faktor genetik ZPT walaupun tidak banyak, dari biji tersebut. dilaporkan dapat meningkatkan c. Bobot Kecambah viabilitas benih untuk berkecambah Berdasarkan analisis statistik akan tetapi adakalanya ZPT hanya menunjukkan bahwa perlakuan membantu mempercepat proses perendaman dengan ZPT alami tidak perkecambahan (pada tahapan berpengaruh terhadap bobot basah imbibisi dan pengaktifan enzim) dan bobot kering kecambah benih akan tetapi tidak mengubah viabilitas kopi arabika, dapat dilihat pada biji yang ditentukan oleh sifat Tabel 6. sebagai berikut: fisiologis, selanjutnya dijelaskan Tabel 6. Pengaruh Kombinasi lama perendaman dan jenis ZPT alami terhadap bobot basah dan bobot kering kecambah Perlakuan A B C D E F G H
: : : : : : : :
Perkecambahan dengan air 12 jam Perkecambahan dengan air 24 jam Ekstrak bawang merah dengan lama perendaman 12 jam Ekstrak bawang merah dengan lama perendaman 24 jam Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 12 jam Ekstrak rebung bambu dengan lama perendaman 24 jam Ekstrak bonggol pisang dengan Lama Perendaman 12 jam Ekstrak bonggol pisang dengan lama perendaman 24 jam
Bobot Basah Kecambah (g)
Bobot Kering Kecambah (g)
0,265 a 0,332 a 0,310 a 0,577 a 0,775 a 0,321 a 0,306 a 0,361 a
0,098 a 0,119 a 0,120 a 0,318 a 0,321 a 0,123 a 0,131 a 0,250 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak Duncan 5%.
Pada Tabel 6. dapat dilihat bahwa perlakuan perlakuan perendaman benih dengan ZPT alami tidak mempengaruhi bobot basah benih. Bobot kecambah normal merupakan tolak ukur viabilitas potensial yang menggambarkan
banyaknya cadangan makanan yang tersedia sehingga bila dikondisikan pada lingkungan yang sesuai, mampu tumbuh dan berkembang dengan baik (Sjamso’oed Sadjad, 1994). Karena benih yang diteliti pada percobaan ini adalah hasil seleksi,
7
baik tingkat kematangan maupun perlakuan perendaman benih dengan ukuran benih rata ditumbuhkan pada ZPT alami berpengaruh terhadap lingkungan yang sama, maka kekuatan tumbuh benih kopi arabika. hasilnya pun tidak berbeda nyata. Sebagaimana hasil pengamatan pada d. Uji Kekuatan Tumbuh Tabel.7 dibawah ini: Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa Tabel 7. Pengaruh kombinasi lama perendaman dan jenis ZPT alami terhadap kecambah vigor, less vigor, non vigor, dan death benih kopi. Kecambah Kecambah Kecambah Perlakuan Death (%) Vigor (%) Less Vigor (%) Non Vigor (%) A 5,8 a 39,5 d 4,5 d 0,3 a B 8,3 a 30,3 cd 3,5 cd 8,0 abc C 29,3 d 9,8 a 0,3 a 3,3 ab D 32,3 e 8,8 a 0,0 a 9,0 bc E 12,3 ab 22,0 b 2,5 bc 13,3 c F 19,0 bc 24,3 bc 1,8 ab 5,0 ab G 18,3 bc 23,8 b 1,3 ab 6,8 abc H 21,8 cd 20,0 b 0,8 ab 7,5 abc Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak Duncan 5%.
Pada Tabel 7. dapat dilihat bahwa perlakuan perlakuan perendaman selama 24 jam dengan ZPT alami ekstrak bawang merah menunjukkan presentase vigor (pertumbuhan kuat) yang tinggi dengan persentase 32,3 persen. Sedangkan kecambah less vigor (pertumbuhan kurang kuat) dengan persentasi tertinggi terdapat pada perlakuan perendaman dnegan air yaitu 39,5, juga untuk kecambah non vigor yang tinggi terdapat pada perlakuan dengan perendaman dalam air. Kemudian benih yang tidak tumbuh (death) tertinggi juga terdapat pada perendaman dengan air. Nilai rendah pada kecambah vigor dan nilai tinggi pada kecambah less vigor, kecambah non vigor, dan death. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa perendaman benih dnegan air dapat menentukan vigor, less vigor,
non vigor benih arabika. Kesimpulan
kopi benih kopi
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dari percobaan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Perlakuan lama perendaman benih kopi arabika dengan Zat pengatur Tumbuh Alami (ZPT) mempengaruhi viabilitas benih kopi arabika (Coffea arabica L). 2) Perlakuan lama perendaman 24 jam dengan ekstrak bawang merah berpengaruh baik terhadap viabilitas benih kopi arabika (Coffea arabica L) yang ditunjukkan oleh tingginya nilai presentase perkecambahan, dan persentase kecambah vigor, serta rendahnya kecambah non vigor. 5.2. Saran
8
1) Untuk menghasilkan bibit kopi yang baik disarankan memberikan perlakuan benih dengan cara merendam benih kopi arabika dengan ekstrak bawang merah selama 24 jam. 2) Untuk lamanya perendaman, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
oad/449/662. Diakses Desember 2016 [08.30].
3
Amirudin Akhmad. 2011. Struktur Biji. http://code.worpress.com. Diakses pada 19 September 2016[19.43]
Barwarsiati, L. Rosmahani, F.Kasijadi.1999.Review Pengkajian Sistem Usahatani bawang Merah di Lahan Sawah. Eds.Soetjipto P.H.Prosid.Seminar Hasil Penelitian/Pengkajian Teknologi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan Berwawasan Agribisnis. Badan Litbang Pertanian.Pusat penelitan dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.Bogor.392-402
Ardisela, D. 2010. Pengaruh konsentrasi giberelin terhadap nilai nutrisi calopogoniumcaerulem.ejou rnal.unpatti.ac.id/ppr_itemin fo_lnk.php?id=876.diakses 30 November 2016 [13.43]
Bioma. 2008. Peranan zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. http://mybioma.wordpress.c om/. diakses 15 Juli 2016 [12.13]
Asra,
Campbell, 2000. Biologi Jilid I. PT Erlangga; Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
R. dan Ubaidillah 2012. Pengaruh Dosis Rotoone-F terhadap Crown Tanaman Nanas. Pengembangan Wilayah Vol. 1. No. 2. Hal. 53. Tersedia di www.agrotan.ojsstiperyapi m.com/index.php/ja/article/ view/6. Diakses 19 November 2016 [19.13]
Cut Nur Ichsan, Ihsan Gamal, Erida Nurahmi, Gina Erida, dan Irfan. 2013. Kajian Warna Buah dan Ukuran Benih Terhadap Viabilitas Benih Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Varietas Gayo. Desmawan P, Rohmanti R, Nasrullah. 2011. Pengaruh Suhu dan Lama Perendaman BenihTerhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal Bibit Kopi Arabika (Coffeaarabica (LENN)). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Perbaikan mutu benih aneka tanaman perkebunan melalui cara panen dan penanganan benih. Jurnal agronomi. tersedia di ournal.unila.ac.id/index.php /agrotropika/disertasi/downl
9
Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian. 2013. Pedoman Teknis Pengembangan Perkebunan. Bogor.
Penerbit Yogyakarta.
Kanisius.
Husain, I. dan R. Tuiyo 2012. Pematahan dormansi benih kemiri (Aleurites moluccanus) yang direndam dengan zat pengatur tumbuh organik basmingro dan pengaruh terhadap viabilitas benih. 1(2); 95-100. www.agrotan.ojsstiperyapi m.com/index.php/ja/article/ view/6. diakses 19 November 2017 [14.00]
Djumarti. 1999. Teknologi Pengolahan Kopi Gatot. 2011. Petunjuk Teknis Pemeriksaan Lapangan dan Pengujian Laboratorium Benih Tanaman Perkebunan. BBPPTP Surabaya. Dwijoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Benih Pengolahan dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara: Jakarta.
Efriyana. 2013. Karakteristik Kopi. http://mizuc.blogspot.com.P enyuluh Pertanian. Tersedia di: http://efriyana58.blogspot.c om. [Diakses pada 19 September 2016.14.25]
Lindung, 2014. Teknologi Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh. http:// www.bppjambi.info/?v=ne ws&id=603. Diakses pada 15 Agustus 2016.[13.45]
Gardner, F.P, Pearce, R, and Mitchell, R, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (diterjemahkan oleh Herawati). Jakarta; Universitas IndonesiaPress.
Lita Sutopo.2004.Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada, Jakarta Mardaleni dan S.Sutriana, 2014. Pemberian Ekstrak Rebung dan Pupuk Hormon Tanaman Unggul terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang hijau (Vignaradiata L.) Jurnal Dinamika Pertanian. Volume XXIX. Nomor 1, April 2014.
Hedty, Mukarlina, dan Masnur T. 2014. Pemberian H2SO4 dan air Kelapa Pada Uji Viabilitas Biji Kopi. http://jurnal.untan.ac.id. Diakses 19 September 2016.[14.15] Hendrayono, D.P.S dan A. Wijayani. 1994. Kultur Jaringan (Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Media.
Maretza, D.T. 2009. Pengaruh dosis ektrak rebung bamboo betung (Dendrocolamusasperbacke ex heyne) terhadap
10
pertumbuhan semai sengon (Paraserientesfalcataria (L) Nielsen). Skripsi. Departemensi lvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya; Jakarta. Purwitasari, W. 2004. Pengaruh perasan bawang merah (AliumAscallonicum L.) terhadap pertumbuhan akar stek pucuk krisan. (Charysantenumsp).Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Penegetahuan Alam. Universitas Diponegoro, Semarang.
Marfiani,Malisa,dkk.2014.Pengaruh Pemberian berbagai Konsentrasi Filtrat Umbi Bawang Merah dan Rootene F.terhadap Pertumbuhan Stek Melati “Ratu Ebo”Lentera Bio 3 (1) : 73-76
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006, Panduan Lengkap Budidaya Kakao (Kiat mengatasi permasalahan praktis), PT. Agromedia Pustaka.
Mas Khoirud Darojat, Ruri Siti Resmisari, Ach. Nasichuddin. 2012. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.) etheses.uinmalang.ac.id/437/12/10620 012%20. Diakses 25 Oktober 2016
Rahardjo. 2002. Beberapa Cara yang Perlu dalam Perkecambahan Kopi. Sub Penelitian Budidaya Perkebunan Kopi. Bogor. Rismunandar. 1999. Perkembangbiakan Vegetatif. Penebar Swadaya. Jakarta.
P.S.Siswoputranto.1993.Kopi Internasional dan Indonesia.Kanisius.Yogyak arta.
Sajriyah. 2010. Pentingnya Penggunaan Benih Bermutu untuk Peningkatan Produksi Pertanian. Disertasi Jurusan Agroteknologi Universitas Muhammadiyah
Pranowo, D. dan Saefudin. 2007. Penentuan Saat Panen Benih Jarak Pagar (Jatropa curcas L.) Berdasarkan Tingkat Kemasakan Buah. Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri. Sukabumi, Bandung. Pudji
Salahudin. 2004. Kajian Fermentasi Cangkuk dari Daging Sapidan Rebung Bambu Betung (Dendrocalamusasper) [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Raharjo. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan
11
Sjamso'oed Sadjad.1994.Kualifikasi Metabolisme Benih.Grasindo.Jakarta.
ooks?isbn=9211204267 Diakses pada tanggal 18 Maret 2016.[14.52].
Sari, Surti dan Teti.2012.Pengaruh Pemberian Mikroorganisme lokal (MOL) Bongol Pisang Nangka Terhadap Produksi Rosela (Hibiscus Sabdariffa).tersedia di:http://ejournal.unpak.ac.id.P rogram Studi Biologi FKIP.Universitas Pakuan.Bogor.
Siahaan, H., N. Herdiana, T.S. Rahman dan N. Sagala. 2006. Peningkatan pertumbuhan bibit kayu bawang (Protium javanicum Burm. F) dengan aplikasi arang kompos dan naungan. Eskpose HasilHasil Penelitian. Padang.
Scmidth
Siregar, A.P. 2015. Pertumbuhan bibit gaharu (Aquilariamalaccencis) dengan pemberian zat pengatur tumbuh asal bawang merah. Jom Faperta (2):1.
L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis. Jakarta: Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan social Departemen Kehutanan.
Sudayono dan 1994.InduksiAkar Perbanyakan salak vegetatif.Panel.Hort.6 18
Septari, Y., Nelvia, dan A. Al-Ikhsan 2013. Pengaruh pemberian beberapa jenis ekstrak tanaman (bonggol pisang, rebung, dan campuran) sebagai zat pengatur tumbuh dan rasio amelioran terhadap pertumbuhan dan produksi padi varietas Inparu 12 di lahan gambut. JOMFAPERTA. Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau.
Soleh. pada secara (2):13-
Suprapto, A. 2004. Zat pengatur tumbuh penting meningkat mutu stek tanaman. 21(1); 81-90. Syamsul Bahri.1996.Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan.Yogyakarta.UGM Press. Teuku Kaharjo. 2013. Kopi Arabika (Coffea arabica L). http://teukukaharjo.blogspot.com. diakses 17 Desember 2016 [16.34]
Setyowati, T. 2004. Pengaruh ekstrak bawang merah (AliumcepaL.) dan ekstrak bawang putih(Allium sativumL.) tehadap pertumbuhan stek bunga mawar (Rosa sinensisL).Tersedia di https://books.google.co.id/b
Trisna, N., H. Umar, dan Irmasari 2013. Pengaruh berbagai jenis zat pengatur tumbuhan
12
terhadap pertumbuhan stump jati (tectonagrandisi L.F). 1(1); 1-9.
Zainal Abidin. 1990. Dasar-dasar pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.Angkasa.Bandung.
13