Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI Fiskha Kostaria Firdayanti
[email protected]
Astri Fitria
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
This research is observing the financial performance to the stock return for Telecommunication Companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in the year of 2009 – 2012. The purpose of this research is to know the financial performance to the stock return. The samples collection method is using purposive sampling method out of nine companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) between 2009 – 2012, only seven companies are used as the research samples. The dependent variable in this research is stock return, while the independent variables are CR, QR, NPM, ROA, ROE, and EVA. The data analysis method is using multiple regressions analysis. The research result shows that CR, QR, NPM, ROA, ROE, EVA are simultaneously have no influence to the stock return. Partially shows that CR, QR, NPM, ROA, ROE, dan EVA do not have significant influences to the stock return. Keywords: CR, QR, NPM, ROA, ROE, EVA, and Stock Return ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dari sembilan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2012, hanya tujuh perusahaan yang digunakan dalam sampel penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu return saham, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu CR, QR, NPM, ROA, ROE, dan EVA. Metode analisis data dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, QR, NPM, ROA, ROE, EVA secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial menunjukkan bahwa CR, QR, NPM, ROA, ROE, dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kata kunci : CR, QR, NPM, ROA, ROE, EVA, dan Return Saham
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, membuat masyarakat semakin membutuhkan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan masingmasing individu. Dengan adanya telekomunikasi yang semakin berkembang pesat dibeberapa negara sekarang ini, banyak perusahaan-perusahaan besar yang mendirikan jaringan telekomunikasi untuk memudahkan masyarakat dalam mengetahui dan mengakses segala macam aktivitas yang mereka butuhkan dengan mudah. Dasar telekomunikasi sudah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
2
tertera dalam Undang-Undang No 36 Tahun 1999 Pasal 3 yaitu “Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintah, serta meningkatkan hubungan antar bangsa.” Dapat disimpulkan bahwa telekomunikasi sangat berperan bagi perusahaan dalam mengembangkan struktur ekonomi dimasa yang akan datang dengan melihat hasil yang diperoleh dari investasi. Perkembangan perekonomian semakin cepat dan kompleks dari waktu ke waktu, dengan semakin banyaknya perusahaan yang hampir ada di semua komoditi. Perkembangan teknologi yang digunakan untuk memperkuat daya saing ekonomi dan informasi yang semakin cepat menjadikan suatu perusahaan untuk dapat terus bersaing mempertahankan eksistensi dan kualitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut agar tetap unggul dalam mengembangkan perekonomian dalam kurun waktu jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk melakukan pembenahan di segala bidang, salah satunya yaitu dibidang manajemen keuangan. Kesuksesan suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya tidak luput dari peran manajer keuangan dan akuntan yang ada di dalamnya. Para manajer keuangan dan akuntan memiliki peran dan tugas utama dalam perencanaan dan penggunaan laporan keuangan. Dalam hal ini laporan keuangan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui data aktivitas keuangan perusahaan yang terjadi selama akhir periode. Laporan keuangan menyediakan informasi keuangan perusahaan, hal ini diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar penggunaan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, investor biasanya melihat berbagai macam rasio keuangan dan EVA (Economic Value Added) yang tercermin dalam kinerja perusahaan. Selain laporan keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan, terdapat juga rasio keuangan dan EVA (Economic Value Added) yang dihasilkan untuk memperoleh keuntungan dari suatu investasi. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan yaitu menggunakan rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang untuk memperoleh laba pada modal saham yang diinvestasikan dalam perusahaan. Menurut Tunggal (2001:1), EVA (Economic Value Added) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan dan EVA (Economic Value Added) menjadi relevan untuk mengukur kinerja keuangan berdasarkan nilai ekonomis yang dihasilkan suatu perusahaan dalam kurun waktu jangka panjang maupun jangka pendek sebagai hasil bukti kepemilikan suatu perusahaan untuk memperoleh laba pada modal saham yang diinvestasikan diperusahaan. Apabila hasil dari pengukuran rasio keuangan dan nilai tambah perusahaan (EVA) positif, disertai dengan meningkatnya harga saham di dalam perusahaan yang semakin pesat dapat juga mempengaruhi tingkat pengembalian saham (return saham) yang akan mengalami peningkatan. Dan sebaliknya jika rasio keuangan dan EVA (Economic Value Added) negatif, dengan adanya penurunan kinerja serta adanya penurunan harga saham perusahaan yang dapat mengalami kerugian, maka tingkat pengembalian saham (return
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
3
saham) juga mengalami penurunan. Dalam hal ini seorang investor melakukan investasi dengan harapan untuk investasinya mampu memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Harapan untuk memperoleh keuntungan dari hasil yang diperoleh investor yang ditanamkan pada suatu investasi. Peran manajemen keuangan dan akuntan sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam mengetahui kreaktivitas keuangan perusahaan dalam memperoleh tingkat pengembalian saham yang positif dalam mempengaruhi laporan keuangan untuk menghasilkan nilai tambah ekonomis dan memperoleh laba di setiap periode. Hal ini juga dapat memberikan motivasi dan kerjasama bidang lain dalam mempertahankan eksitensi perusahaan untuk meningkatkan tingkat pengembalian saham dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan (a) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan secara simultan terhadap return saham pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (b) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan secara parsial terhadap return saham pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti menggunakan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Digunakan dalam laporan ini yaitu laporan laba-rugi dan neraca selama periode 2009 sampai dengan 2012. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak – pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor, dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili. Menurut Myer dalam Munawir (1991:5) mengatakan bahwa yang dimaksud laporan keuangan adalah “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).” Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Laporan keuangan bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu progress report terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip dan kebiasaan – kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate), pendapat pribadi (personal judgment). Menurut Harahap (1998:105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau dalam jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam mengambil keputusan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang penyusunan laporan keuangan (IAI, 2012:1), para pengguna laporan keuangan yaitu (a) Investor, Investor membutuhkan investasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut untuk menilai kemampuan entitas untuk membayar deviden; (b) Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang ada, tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas untuk menilai kemampuan entitas dalam memberikan balas jasa, imabalan pasca kerja, dan kesempatan kerja; (c) Pemberi Pinjaman,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
4
tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo; (d) Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya, tertarik dengan informasi yang memungkinkan untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan kepada entitas dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman, kecuali sebagai pelanggan utama yang bergantung pada kelangsungan hidup entitas; (e) Pelanggan, para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup entitas, terutama terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau bergantung pada entitas; (f) Pemerintah, membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas entitas dalam menetapkan kebijakan pajak, serta sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lainnya; (g) Masyarakat, laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian aktivitasnya. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang penyusunan laporan keuangan tujuan laporan keuangan (IAI, 2012:12-14) adalah (a) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi; (b) Untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai informasi termasuk menyediakan informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan secara umum yang menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu. Menurut Munawir (1991) ada beberapa macam laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak, yaitu (a) Neraca (Balance Sheet) adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aktiva, kewajiban-kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau modal pemilik pada suatu saat tertentu; (b) Laporan laba – rugi (profit and lost statement) merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu; (c) Laporan perubahan modal adalah laporan yang berisi informasi mengenai perubahan jumlah modal pemilik dan sumber-sumber yang mengakibatkan perubahannya; (d) Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu; (e) Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laba-rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Rasio Keuangan Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard. Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau kreditor yang ingin menanamkan modalnya dalam perusahaan melalui pasar modal. Bagi manajer finansial dengan menghitung rasio-rasio keuangan tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
5
perusahaan dalam bidang finansial, sehingga dapat membuat keputusan penting bagi perusahaan untuk masa yang akan datang (Munawir, 1991:5). Menurut Harahap (1998:297) rasio keuangan dibedakan menjadi lima jenis yaitu (a) Rasio likuiditas (liquidity) yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih; (b) Rasio Aktivitas (activity) adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya; (c) Rasio Solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi; (d) Rasio Profitabilitas (profitability) adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu., rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien pengelola perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap penjualan yang dilakukan; (e) Rasio Pasar (Market Value Ratio) adalah rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku, sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar sudut pandang investor (calon investor) meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:240). EVA (Economic Value Added) Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA merupakan salah satu ukuran kinerja operasional yang dikembangkan pertama kali oleh G. Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu seorang analis keuangan dari perusahaan Sten Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). Menurut Tunggal (2001:1) Economic Value Added (EVA) adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. Adanya EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasakan nilai ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan memberikan imbalan aktivitas untuk menambah nilai dan membuang fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen dalam menentukan tujuan internal perusahaan untuk impilikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja. Menurut Young dan Byrne (2001:5) EVA mengukur perbedaan dalam pengertian keuangan antara pengembalian atas modal perusahaan dan biaya modal. Serupa dengan pengukuran keuntungan dalam akuntansi konvensional, tetapi dengan satu perbedaan penting, EVA mengukur biaya seluruh modal. Esensi dari EVA adalah pengemasan ulang dari manajemen keuangan yang dapat dipercaya dan prinsip keuangan yang sudah lama ada. EVA membantu para manajer untuk lebih memahami tujuan keuangan dan dapat membantu manajer untuk mencapai tujuan. Menurut Dwitayanti (2005:62) perhitungan dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) sebagai berikut : a. Net Operating Profit After Tax (NOPAT) NOPAT = Laba Operasi + Biaya Bunga Dimana : NOPAT : Laba operasi bersih setelah pajak b. Invested Capital Invested Capital = Total Utang dan Equitas – Hutang Jangka Pendek
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
6
Dimana : Invested Capital : Modal yang diinvestasikan c. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang dengan pendekatan Weight Average Cost of Capital (WACC). WACC = Dimana : WACC : Biaya modal D : Tingkat modal dari utang rd : Biaya rata-rata re : Biaya modal E : Total modal Tax : Tingkat pajak Dari rumus diatas dapat diporoleh rumus sebagai berikut : 1) Menghitung tingkat modal dari utang (D) D= 2)
Menghitung cost of debt (rd) rd =
3)
Menghitung cost of equity (re) re =
4)
Menghitung total modal dari equitas (E) E=
5)
Menghitung tingkat pajak (Tax) Tax =
d. Perhitungan Capital Charges Capital Charges = Invested capital x WACC e. Perhitungan Economic Value Added (EVA) EVA = NOPAT – Capital Charge Dimana : EVA : Nilai tambah ekonomi Dari perhitungan diatas data diperoleh kesimpulan dengan interpretasi sebagai berikut (a) Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan; (b) Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan; (c) Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan. Menurut Iramani dan Febrian (2005), manfaat EVA adalah sebagai berikut (a) EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend); (b) Hasil perhitungan EVA mendorong mengalokasikan dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. Menurut Anthony dan Govindarajan (2002:261) EVA sebagai penilai kinerja perusahaan mempunyai keunggulan yang dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan EVA yaitu (a) Dengan EVA, seluruh usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk pertandingan investasi; (b) Dengan meningkatnya EVA, maka investasi yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
7
menghasilkan laba diatas biaya modal akan meningkatkan ekonomi, sehingga akan lebih menarik para manajer untuk berinvestasi diperusahaan tersebut; (c) Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis asset yang berbeda pula; (d) EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan nilai pasar perusahaan. Menurut Iramani dan Febrian (2005), EVA mempunyai kelemahan yaitu (a) EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen; (b) EVA terlalu bertumpu pada kenyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual dan membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan. Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto (2000:107) return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula. Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional. Return saham merupakan dokumen sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka setiap pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau deviden sesuai dengan proporsi kepemilikannya. Return saham terdiri dari capital gain (loss) dan dividend yield. Menurut Jogiyanto (2000:108) rumus yang digunakan untuk menghitung total return adalah Total Return = Capital Gain (Loss) + Dividend Yield Capital Gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa : Capital Gain (Loss) = Dimana Pt merupakan closing price per tahun pada tahun penelitian yang dihitung setelah pengumuman laporan keuangan, sedangkan P t-1 merupakan closing price per tahun pada tahun penelitian yang dihitung mulai pengumuman laporan keuangan. Dividend yield merupakan presentasi penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa : Yield = Dimana : D(t) = dividen yang dibayar pada periode t. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham Farkhan dan Ika (2012) menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham, hal ini menunjukkan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan naik
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
8
berarti perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya dan dapat menaikkan probabilitas perusahaan yang akan berpengaruh terhadap return saham. Penelitian Anik dan Indriana (2009) menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham. H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham. Pengaruh Quick Ratio (QR) terhadap Return Saham Parasetya (2011) menunjukkan bahwa Quick Ratio (QR) berpengaruh positif terhadap return saham, hal ini menunjukkan perusahaan mampu memenuhi kewajiban lancar tepat pada saatnya dan dapat mempengaruhi pada tingkat pengembalian saham. H2 : Quick Ratio (QR) berpengaruh positif terhadap return saham. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham Harjito dan Aryayoga (2009) menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap return saham, hal ini menunjukkan semakin besar probabilitas yang dimiliki perusahaan dan memberikan harapan yang besar terhadap kenaikkan return saham. H3 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap return saham. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham Widodo (2007) menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh postif terhadap return saham, hal ini menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan nilai perusahaan yang meningkat dapat memberikan harapan naiknya return saham. Penelitian Arista (2012) menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh postif terhadap return saham, berarti semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. H4 : Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham Adystya (2012) menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh postif terhadap return saham, hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri. H5 : Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham. Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham Pradhono dan Christiawan (2004) menunjukkan bahwa Economic Value Added (EVA) berpengaruh postif terhadap return saham, hal ini menunjukkan nilai tambah ekonomis mengalami dalam meningkatkan harga saham perusahaan, sehingga tingkat pengembalian saham juga mengalami peningkatan. H6 : Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif terhadap return saham. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang digunanakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mengungkapkan besar kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka dengan cara
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
9
mengumpulkan data-data yang merupakan faktor-faktor pendukung terhadap pengaruh antara variabel-variabel yang bersangkutan kemudian mencoba untuk dianalisis. Tujuan dari penelitian deskriptif kuantitatif adalah untuk menguji hipotesis dari subyek yang diteliti (Suharsaputra, 2012). Populasi merupakan sekumpulan obyek penelitian sebagai totalitas semua nilai sebagai hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya. Teknik Pengambilan Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk memperoleh sampel yang representative diperlukan metode yang baik dalam pemilihan anggota sampel (Sugiyono, 2008:116). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau sampel bertujuan. Purposive sampling adalah suatu metode pengambilan sampel yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan memenuhi kriteria sebagai berikut (a) Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama periode 2009 sampai dengan 2012; (b) Perusahaan telekomunikasi yang menyertakan laporan keuangan yang tersedia datanya secara lengkap per 31 Desember selama periode 2009 sampai dengan 2012. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi yaitu dengan merangkum data atau catatan kertas kerja yang dianggap berhubungan dengan penelitian, yaitu laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan telekomunikasi selama periode 2009-2012 yang tersusun dalam arsip dan terpublikasi. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berasal dari Bursa Efek Indonesia dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Dependen Variabel dependen yaitu variabel yang mempunyai ketergantungan terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah return saham. Return Saham (Y) Return saham merupakan dokumen sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka setiap pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau deviden sesuai dengan proporsi kepemilikannya. Menurut Jogiyanto (1998) return saham terdiri dari capital gain dan dividend yield. Capital gain merupakan selisih laba (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dividend yield merupakan presentasi penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Total Return = Capital Gain/Loss + Dividend Yield Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang tidak terkait atau bebas, dalam artian tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
10
a.
Current Ratio (CR) Rasio ini digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan. Current rasio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang. Semakin besar perbandingan aktiva lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi jangka pendeknya. CR =
b.
Quick Ratio (QR) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada saatnya, dimana jika quick ratio rendah menunjukkan adanya hutang yang tinggi. Kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. QR =
c.
Net Profit Margin (NPM) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya yang berasal dari bunga dan pembiayaan lainnya. Semakin besar rasio ini semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. NPM =
d.
Return On Asset (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar rasio ini semakin baik. ROA =
e.
Return On Equity (ROE) Rasio ini untuk menghitung efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba. ROE =
f.
Economic Value Added (EVA) EVA digunakan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. Adanya EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasakan nilai ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. EVA dapat diperoleh dengan cara : 1) Net Operating Profit After Tax (NOPAT) NOPAT = Laba Operasi + Biaya Bunga
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
11
2)
3)
4) 5)
Dimana : NOPAT : Laba operasi bersih setelah pajak Invested Capital Invested Capital = Total Utang dan Equitas – Hutang Jangka Pendek Dimana : Invested Capital : modal yang diinvestasikan Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang dengan Pendekatan Weight Average Cost of Capital (WACC) WACC = [ (Dxrd) (1-Tax) + (Exre) ] Dimana : WACC : Tingkat modal dari utang rd : Biaya rata-rata re : Biaya modal E : Total modal Tax : Tingkat pajak Perhitungan Capital Charges Capital Charges = Invested Capital x WACC Perhitungan Economic Value Added (EVA) EVA = NOPAT – Capital Charges Dimana : EVA : Nilai tambah ekonomi
Teknik Analisa Data Uji kualitas data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini dilakukan agar model regresi pada penelitian ini signifikan dan representatif, maka model regresi tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik. a. Uji Normalitas, digunakan untuk menguji apakah data yang dianalisis menggunakan regresi yang berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah jika datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat diuji dengan menggunakan uji statistik Kolmogrov Smirnov (Ghozali, 2006:30). b. Uji Multikolonieritas, bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikoloonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir (Ghozali, 2006:91-92). c. Uji Autokorelasi, bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regeresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
12
d.
berkaitan dengan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan ada tidak variabel independen (Ghozali, 2006:95-96). Uji Heteroskedastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot (Ghozali, 2006:105).
Uji Hipotesis Hasil Analisis Regresi Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas atau bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003 dalam buku Ghozali, 2006:81). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) terhadap return saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Y = α + β CR + β QR + β NPM + β ROA + β ROE + β EVA + ε Keterangan : Y = Return Saham α = Konstanta β = Koefisien Regresi CR = Current Ratio QR = Quick Ratio NPM = Net Profit Margin ROA = Return On Asset ROE = Return On Equity EVA = Economic Value Added ε = Variabel residual Koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang kecil berarti kemapuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkatkan tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik (Ghozali, 2006:83).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
13
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Menurut Ghozali (2006:84), Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Adapun kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat level of significan α = 5% yaitu sebagai berikut (a) Jika nilai signifikansi Uji F > 0.05, maka H0 tidak berhasil ditolak yang berarti Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) secara simultan tidak berpengaruh terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; (b) Jika nilai signifikansi Uji F < 0.05, maka H0 berhasil ditolak yang berarti Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) secara simultan berpengaruh terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Menurut Ghozali (2006:84), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasan (independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significan α = 5% yaitu apabila nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka H0 tidak berhasil ditolak dan apabila nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka H0 berhasil ditolak. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan apabila nilai signifikan Uji t > 0.05, maka Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh terhadap return saham. Dan sebaliknya apabila nilai signifikan Uji t < 0.05, maka Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap return saham. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan informasi mengenai besar kecilnya pengaruh variabel yang akan digunakan peneliti. Statistik deskriptif disini meliputi nilai maximum, minimum, rata-rata (mean), standart deviasi dari setiap variable yang akan dilakukan penelitian. Tabel 1 Statistik Deskriptif Minimum Maximum
N CR QR NPM ROA ROE EVA RS Valid N (listwise)
28 28 28 28 28
21.52 11.11 -372.32 -30.42 -85.13 28 682567.30 28 -.81 28
Mean
422.25 96.2325 421.92 88.5886 71.60 -22.8961 22.91 5.0107 1141.39 50.3429 1812660.0 265297.166 0 8 8.17 1.7029
Std. Deviation 83.51888 81.80825 96.01276 13.11471 216.40671 482503.6332 5 2.10340
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
14
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah variabel (N) yang akan digunakan sebagai peneliti sebanyak 28 observasi. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang terdapat pada tabel 1 dapat diketahui bahwa : a. Nilai rata-rata CR dari sampel perusahaan selama tahun 2009-2012 adalah 96.2325 dengan standart deviasi sebesar 83.51888. Nilai CR tertinggi sebesar 422.25 dimiliki oleh PT XL Axiata pada tahun 2009, sedangkan nilai CR yang terendah sebesar 21.52 dimiliki oleh PT Smartfren pada tahun 2010. b. Nilai rata-rata QR dari tiap sampel perusahaan selama tahun 2009-2012 adalah 88.5886 dengan standart deviasi sebesar 81.80825. Nilai QR tertinggi sebesar 421.92 dimiliki oleh PT XL Axiata pada tahun 2009, sedangkan nilai terendah sebesar 11.11 dimiliki oleh PT Smartfren pada tahun 2010. c. Nilai rata-rata NPM dari tiap sampel perusahaan selama tahun 2009-2012 adalah -22.8961 dengan standart deviasi sebesar 96.01276. Nilai NPM tertinggi sebesar 71.60 dimiliki oleh PT Inovisi Infracom pada tahun 2011, sedangkan nilai terendah sebesar -372.32 dimiliki oleh PT Smartfren pada tahun 2010. d. Nilai rata-rata ROA dari tiap sampel perusahaan selama tahun 2009-2012 adalah 5.0107 dengan standart deviasi sebesar 13.11471. Nilai ROA tertinggi sebesar 22.91 dimiliki oleh PT Telkomsel pada tahun 2009, sedangkan nilai terendah sebesar -30.42 dimiliki oleh PT Smartfren pada tahun 2010. e. Nilai rata-rata ROE dari tiap sampel perusahaan selama tahun 2009-2012 adalah 50.3429 dengan standart deviasi sebesar 216.40671. Nilai ROE tertinggi sebesar 1141.39 dimiliki oleh PT Smartfren pada tahun 2010, sedangkan nilai terendah sebesar -85.13 dimiliki oleh PT Smartfren pada tahun 2009. f. Nilai rata-rata EVA dari tiap sampel perusahaan selama tahun 2009-2012 adalah 265297.1668 dengan standart deviasi sebesar 482503.63325. Nilai EVA tertinggi sebesar 1812660.00 dimiliki oleh PT Telkomsel pada tahun 2012, sedangkan nilai terendah sebesar -682567.30 dimiliki oleh PT Telkomsel pada tahun 2009. g. Nilai rata-rata Return Saham (RS) dari tiap sampel perusahaan selama tahun 2009-2012 adalah 1.7029 dengan standart deviasi sebesar 2.10340. Nilai RS tertinggi sebesar 8.17 dimiliki oleh PT Inovisi Infracom pada tahun 2010, sedangkan nilai terendah sebesar 0.81 dimiliki oleh PT Bakrie Telcom pada tahun 2012. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas, model regresi yang baik adalah jika datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dapat diuji dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov (KS). Berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov bahwa nilai signifikan dalam variabel CR sebesar 0.290, QR sebesar 0.115, NPM sebesar 0.001, ROA sebesar 0.484, ROE sebesar 0.000, EVA sebesar 0.568, Return Saham (RS) sebesar 0.284. Berdasarkan hasil diatas yang nilainya diatas α = 0.05 terdapat pada CR, QR, ROA, EVA, RS dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi secara normal. Nilai signifikansi NPM dan ROE dibawah α = 0.05 dapat disimpulkan bahwa data tidak distribusi secara normal. Data NPM dan ROE tidak berdistribusi secara normal, hal ini tidak bisa dilakukan analisis regresi selanjutnya karena asumsi regresi tidak dapat terpenuhi. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu mengubah data kedalam bentuk transform Logaritma Natural (LN) untuk dapat melanjutkan analisis regresi. Hasil pengujian Kolmogorov Smirnov setelah data NPM dan ROE dilakukan transform LN, dapat ketahui bahwa nilai signifikan dalam variabel CR sebesar 0.290, QR sebesar 0.115, LNNPM sebesar 0.620, ROA sebesar 0.484, LNROE sebesar 0.415, EVA sebesar 0.568, Return Saham (RS) sebesar 0.284. Jadi setelah data di transformasi dalam bentuk LN dan data nilai signifikan diatas α = 0.05, maka variabel CR, QR, LNNMP,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
15
ROA, LNROE, EVA, RS (Return Saham) dapat distribusi secara normal dan analisis regresi terpenuhi, data dapat dilakukan analisis selanjutnya. b. Uji Multikolonieritas, koefisien korelasi dapat diketahui bahwa nilai besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa hanya variabel LNNPM yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel CR dengan tingkat korelasi sebesar 0.599 atau sekitar 59.9%. Oleh karena itu hasil antar variabel independen sebesar 59.9% dibawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius. Hasil uji multikolonieritas dengan tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dapat diketahui bahwa hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainnya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 yaitu variabel CR dan QR. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. c. Uji autokorelasi dengan uji Durbin Watson (DW) diketahui bahwa DW sebesar 1.633, nilai akan dibandingkan dengan menggunakan nilai signifikansi α = 0.05. Jumlah sampel (n) sebesar 28 dan jumlah variabel independen sebesar 6 (k = 6), maka dari tabel Durbin Watson (DW) didapat nilai du = 1.958 dan dl = 0.951. Oleh karena nilai DW = 1.633 lebih besar dari 4 – du (4 – 1.958) yaitu 2.024 dan lebih kecil dari 4 – dl (4 – 0.951) yaitu 3.049, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak memiliki keputusan (no decision). d. Uji Heteroskedastisitas, hasil uji Heteroskedastisitas dilihat dengan menggunakan grafik scatterplots. Hasil grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Return Saham berdasarkan masukan variabel independen CR, QR, LNNPM, ROA, LNROE, EVA. Uji Hipotesis Hasil Analisis Regresi Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas atau bebas). Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Model
1
(Constant) CR QR LNNPM ROA LNROE EVA
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1.901 1.921 .010 .043 .417 -.017 .044 -.666 .087 .630 .048 .078 .150 .249 .071 1.247 .030 -1.349E-006 .000 -.344
t
.989 .241 -.387 .138 .517 .057 -1.515
Sig.
.338 .813 .704 .892 .612 .955 .151
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas dapat diketahui persamaan regresi yaitu Y = 1.901 + 0.010CR – 0.017QR + 0.087LNNPM + 0.078ROA + 0.071LNROE – 0.000001349EVA
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
16
Hasil persamaan regresi diatas dapat disimpulkan bahwa : a. Konstanta sebesar 1.901 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata return saham sebesar Rp 1.901. b. Koefisien regresi CR sebesar 0.010 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai CR sebesar Rp 1 akan menaikkan nilai return saham sebesar 0.010. c. Koefisien regresi QR sebesar -0.017 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai QR sebesar Rp 1 akan menurunkan nilai return saham sebesar -0.017. d. Koefisien regresi LNNPM sebesar 0.087 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai LNNPM sebesar Rp 1 akan menaikkan nilai return saham sebesar 0.087. e. Koefisien regresi ROA sebesar 0.078 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai ROA sebesar Rp 1 akan menaikkan nilai return saham sebesar 0.078. f. Koefisien regresi LNROE sebesar 0.071 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai LNNPM sebesar Rp 1 akan menaikkan nilai return saham sebesar 0.071. g. Koefisien regresi EVA sebesar -0.000001349 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai EVA sebesar Rp 1 akan menurunkan nilai return saham sebesar -0.000001349. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tabel 3 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model 1
R .569a
R Square .324
Adjusted R Square .054
Berdasarkan tabel 22 hasil koefisien determinasi (R2) nilai R square sebesar 0.324, hal ini berarti 32.4% variasi return saham dapat dijelaskan oleh variasi dari ke enam variabel independen (CR, QR, LNNPM, ROA, LNROE, EVA), sedangkan sisanya (100% - 32.4% = 67.6%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model. Disini hasil R2 sebesar 0.324 atau 32.4% berarti kemapuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat rendah dan amat terbatas. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan (uji statistik F) digunakan untuk menunjukkan sejauh mana variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Model
Tabel 4 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Sum of df Mean Square F Squares
Sig.
Regression 31.130 6 5.188 1.198 .360b 1 Residual 64.966 15 4.331 Total 96.096 21 Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji satistik F) menunjukkan bahwa F hitung sebesar 1.198 dengan probabilitas sebesar 0.360 berarti α > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi CR, QR, LNNPM, ROA, LNROE, EVA secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
17
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tabel 5 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 1.901 1.921 .989 .338 CR .010 .043 .417 .241 .813 QR -.017 .044 -.666 -.387 .704 1 LNNPM .087 .630 .048 .138 .892 ROA .078 .150 .249 .517 .612 LNROE .071 1.247 .030 .057 .955 EVA -1.349E-006 .000 -.344 -1.515 .151 Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) menunjukkan bahwa : a. Variabel CR dengan nilai t sebesar 0.241 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.813 berarti α > 0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa variabel CR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. b. Variabel QR dengan nilai t sebesar -0.387 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.704 berarti α > 0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa variabel QR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. c. Variabel LNNPM dengan nilai t sebesar 0.138 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.892 berarti α > 0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa variabel LNNPM tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. d. Variabel ROA dengan nilai t sebesar 0.517 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.612 berarti α > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. e. Variabel LNROE dengan nilai t sebesar 0.057 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.955 berarti α > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel LNROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. f. Variabel EVA dengan nilai t sebesar -1.515 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.151 berarti α > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pembahasan Pengaruh CR terhadap Return Saham Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil t sebesar 0.241 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.813. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikan α > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, Karena dalam hal ini menunjukkan bahwa current rasio belum dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya sehingga dapat mempengaruhi aktivitas perusahan dan pihak investor dalam menginvestasikan sahamnya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
18
Hasil penelitian ini juga didukung dari penelitian Farkhan dan Ika (September 2012Febuari 2013), penelitian Kusumo (2011), dan penelitian Anik dan Indriana (2009), yang menyatakan bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh QR terhadap Return Saham Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil t sebesar -0.387 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.704. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikan α > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa QR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Karena dalam hal ini quick ratio yang rendah menunjukkan perusahana mengalami kesulitan kas pada saat itu sehingga adanya hutang yang tinggi yang dimiliki perusahaan kepada kreditor dan dapat mempengaruhi tingkat pengembalian saham yang berdampak pada tingkat investasi saham perusahaan. Hasil penelitian ini juga didukung dari penelitian Parasetya (2011), yang menyatakan bahwa QR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini tidak didukung dari penelitian Utari (2012), yang menyatakan bahwa QR berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh NPM terhadap Return Saham Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil t sebesar 0.138 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.892. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikan α > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam hal ini menunjukkan bahwa banyaknya biaya penjualan yang dikeluarkan sebagai aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan kurang mendapatkan pendapatan yang diterima karena tingginya piutang yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan berakibat kurang percayanya investor untuk menginvestasikan modalnya ke perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini juga didukung dari penelitian Harjito dan Aryayoga (2009), yang menyatakan bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh ROA terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil t sebesar 0.517 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.612. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikan α > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam hal ini menunjukkan bahwa aktivitas penjualan yang dilakukan perusahaan sangat rendah sehingga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari segi sosial perusahaan, tingkat pertumbuhan ekonomi yang kurang stabil, biaya aktivitas penjualan yang tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi investor dalam menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Hasil penelitian ini juga didukung dari penelitian Arista (2012), penelitian Nurhikmah (2012), penelitian Kusumo (2011), penelitian Harjito dan Aryayoga (2009), yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini tidak didukung dari penelitian Farkhan dan Ika (September 2012-Febuari 2013), penelitian Widodo (2007), penelitian Anik dan Indriana (2009), yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
19
Pengaruh ROE terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil t sebesar 0.057 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.955. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikan α > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi perusahaan, karena masih adanya biaya-biaya yang belum terealisasi dari hasil aktivitas penjualan sebagai hasil pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam menyakinkan para investor dalam menginvestasikan modalnya. Hasil penelitian ini juga didukung dari penelitian Nurhikmah (2012), penelitian Harjito dan Aryayoga (2009), yang menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini tidak didukung dari penelitian Widodo (2007), penelitian Adystya (2012), dan penelitian Utari (2012), yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh EVA terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil t sebesar -1.515 dan hasil probabilitas signifikan sebesar 0.151. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikan α > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam hal ini berarti adanya penurunan kinerja yang berdampak pada penurunan harga saham sehingga tingkat pengembalian saham juga mengalami penurunan. Hal ini juga menunjukkan banyaknya beban pokok dan beban bunga dalam perhitungan EVA, tidak semua perusahaan menghasilkan beban bunga yang banyak, sehingga laba yang didapat minimum atau mengalami kerugian. Hasil penelitian ini juga didukung penelitian Harjito dan Aryayoga (2009), penelitian Sunardi (2010), penelitian Mardani (2012), penelitian Pradhono dan Christiawan (2004), yang menyatakan bahwa EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut (a) Hasil R square didapat sebesar 0.324atau 32.4% bahwa pengaruh CR, QR, NPM, ROA, ROE, dan EVA terhadap return saham sangat rendah atau amat terbatas dan sisanya 67.6% dijelaskan oleh variabel lain; (b) Pengaruh CR, QR, NPM, ROA, ROE, EVA terhadap return saham berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan CR, QR, NPM, ROA, ROE, EVA secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh rasio dan eva untuk mengukur kinerja perusahaan; (c) Hasil uji secara parsial diperoleh bahwa CR, QR, NPM, ROA, ROE, dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diberikan saran sebagai berikut (a) Bagi investor, tidak semua rasio keuangan dapat digunakan sebagai dasar untuk menginvestasikan modalnya dan sebagai penilaian untuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
20
mengukur kinerja perusahaan dalam menentukan return saham dimasa yang akan datang; (b) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel yang akan diteliti agar hasil yang diperoleh semakin baik. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan peneliti dalam menggunakan obyek penelitian yaitu menggunakan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan tujuh perusahaan sebagai sampel untuk penelitian; (c) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah rasio keuangan yang akan dilakukan penelitian dan memperhatikan nilai EVA sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menambah periode waktu penelitian lebih panjang, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik. DAFTAR PUSTAKA Adystya, W. 2012. Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Industri Automotives and Allied Products di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Kalimantan. Anik, W. dan I. Dian. 2009. Pengaruh ROA, EPS, Current Rasio, DER, dan Inflasi Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. Semarang Anthony, R. N. dan V. Govindarajan. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen. PT Salemba Empat Patria. Jakarta. Arista, D. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEI. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan 3(1): 10-13. Dwitayanti, D. 2005. Analisis Pengaruh Economic Value Added Terhadap Market Value Added pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Malang: Program Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang Farkhan dan Ika. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Value Added 9(1): September 2012 – Pebruari 2013. http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses tanggal 7 Oktober 2013 (20:40). Gozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Harahap, S. S. 1998. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Harjitno, D. A. dan R. Aryayoga. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Thesis. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2012. Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009). DSAK-IAI. Jakarta. Iramani dan E. Febrian. 2005. Financial Value Added : Suatu Paradigma dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 7(1): 1-10. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Munawir, S. 1991. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Empat. Liberty. Yogyakarta. Kodrat, D. S. dan K. Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi. Edisi 1. Graha Ilmu. Yogyakarta. Nurhikmah, S. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin. Makasar. Parasetya, M. T. 2011. Pengaruh Penerimaan Opini Audit Going Concern (GCO), Profitabilitas, dan Risiko Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014)
21
Suharsaputra, U. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Edisi Pertama. PT Refika Aditama. Bandung. Tunggal, A. W. 2001. Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) danVAlue Based Management (VAM). Harvarindo. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 Telekomunikasi. 8 September 1999. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154. Jakarta. Utari, D. P. 2012. Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skipsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Malang. Widodo, S. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Pofitabilitas, dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham Syariah dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Tesis. Program Megister Manajemen Universitas Diponegoro. Young, S. D. dan S. F. O’Byrne. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai : Panduan Praktis untuk Implementasi. Salemba Empat. Jakarta.