Emmi B., Muh. Rusmin, Syahrul Basri
Efektivitas Pembubuhan Kaporit dalam Menurunkan...
PENGARUH KETEBALAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP TINGKAT KESADAHAN AIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUDU KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2013 Emmi Bujawati*, Muhammad Rusmin**, Syahrul Basri*** *, **,*** Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Abstrak Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Menurut WHO dampak penggunaan yang timbul akibat penggunaan air sadah terhadap kesehatan adalah penyumbatan pembuluh darah jantung dan batu ginjal. Salah satu cara untuk menurunkan kesadahan adalah filtrasi dengan karbon aktif. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketebalan arang tempurung kelapa terhadap tingkat kesadahan air. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan Nonrandomized pretes-postes control group design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ketebalan tempurung kelapa yaitu 60 cm, 70 cm, dan 80 cm., variabel terikat adalah tingkat kesadahan air sumur artetis, dan variabel pengganggu adalah volume air, lama kontak dan kecepatan aliran. Hasil penelitian menujukan bahwa ada pengaruh ketebalan arang tempurung kelapa terhadap tingkat kesadahan air. Persentase penurunan kesadahan pada ketebalan 60 cm (72.71 %), 70 cm (16.03%), dan 80 cm (20.05%). Hal ini menunjukka bahwa penurunan kesadahan yang paling efektif dari variasi ketebalan 60 cm, 70 cm, dan 80 cm yaitu pada ketebalan 60 cm. Penelitian ini menyarankan agar masyarakat yang menggunakan mata air sebagai air bersih yang memiliki tingkat kesadahan tinggi disarankan sebaiknya melakukan pengolahan terlebih dahulu. Salah satu alternatifnya yaitu dengan menggunakan filtrasi dengan karbon aktif dengan ketebalan filter 60 cm. Kata kunci : Ketebalan karbon aktif, Tingkat kesadahan desease (penyumbatan pembuluh darah
PENDAHULUAN
S
tandar kesadahan air berdasarkan Permenkes
jantung) dan urolithiasis (batu ginjal).
No.492/MENKES/
Dalam pemakaian yang cukup lama,
PER/IV/2010 tentang Kualitas Air
kesadahan dapat menimbulkan gangguan
Minum yaitu maksimum 500 mg/l. Air
ginjal akibat terakumulasinya endapan
yang melebihi nilai ambang batas tersebut
CaCO3 dan MgCO3 (Satrawijaya, 2002).
dapat menyebabkan beberapa masalah
Hasil penelitian Arywibowo (2006) dan
kesehatan. Dampak yang ditimbulkan aki-
Haryanti (2006) menyatakan bahwa ada
bat air sadah bagi kesehatan antara lain
hubungan
adalah dapat menyebabkan cardiovascular
kesadahan total air bersih dengan kejadian
332
bermakna
antara
kualitas
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
penyakit batu ginjal dan saluran kemih.
Dalam pelaksanaan penelitian ini media
Hasil perhitungan OR menunjukkan bahwa
yang digunakan adalah arang aktif/ karbon
responden yang kadar kesadahan air ber-
aktif. Arang aktif dipilih karena memiliki
sihnya tidak memenuhi syarat mempunyai
sejumlah sifat kimia maupun fisika yang
risiko terkena penyakit batu ginjal dan
menarik, di antaranya mampu menyerap
saluran kemih sebesar 5,916 kali lebih be-
zat organik maupun anorganik, dapat ber-
sar dari pada responden yang kadar
laku sebagai penukar kation, dan sebagai
kesadahan air bersihnya memenuhi syarat.
katalis untuk berbagai reaksi.
Demikian pula hasil penelitian Patria
Berdasarkan latar belakang tersebut
(2011) menyimpulkan bahwa variabel
di atas, maka rumusan masalah pada
yang berhubungan dengan penyakit batu
penelitian ini adalah “adakah pengaruh
ginjal di Wilayah kerja Puskesmas Mar-
ketebalan karbon aktif
gasari Kabupaten Tegal adalah tingkat
kesadahan air di wilayah kerja Puskesmas
kesadahan air sumur gali , riwayat keluar-
Sudu Kabupaten Enrekang tahun 2013?”.
ga, serta kebiasaan makan sumber kalsium
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
dan phosphor. Sementara itu, berdasarkan
mengetahui pengaruh ketebalan arang tem-
data yang diperoleh dari Puskesmas Sudu
purung kelapa terhadap tingkat kesadahan
tahun 2012 diketahui bahwa terdapat 150
air.
terhadap tingkat
orang penderita penyakit batu ginjal. Untuk mengurangi kesadahan pada
METODE PENELITIAN
air tanah dapat digunakan suatu cara/
Jenis Penelitian
metode pengolahannya yaitu dengan filtra-
Jenis penelitian yang digunakan ada-
si (penyaringan). Filtrasi adalah suatu cara
lah eksperimen Kuasi dengan rancangan
memisahkan padatan dari air, adapun me-
eksperimental non random atau disebut
dia yang digunakan dalam filtrasi antara
juga Non-randomized pretest-posttest con-
lain pasir kuarsa, zeolit, dan arang aktif.
trol group design, yaitu subjek dibagi da-
Air baku
Pretest
Gambar 1. Rancangan Metode Penelitian 333
X60
O60 (1-3)
X70
O70 (1-3)
X80
O80 (1-3)
X0
O0 (1-3)
Emmi B., Muh. Rusmin, Syahrul Basri
Efektivitas Pembubuhan Kaporit dalam Menurunkan...
lam dua kelompok. Kelompok pertama
Sampel
merupakan unit percobaan untuk perlakuan
Sampel dalam penelitian ini diambil
dan kelompok kedua merupakan kelompok
dari
control. Kemudian dicari perbedaan antara
menggunakan gayung. Volume sampel
pengukuran dari keduanya, dan perbedaan
yang dibutuhkan sebanyak
ini dianggap sebagai akibat perlakuan.
Jenis Data
Keterangan Gambar 1:
Data primer
Pretest
: Pengukuran kesadahan air
penampungan
secara
O60 (1-3) : Pengukuran kesadahan air
langsung
di
7.800 ml.
lapangan
pemeriksaan laboratorium.
purung
Data sekunder
dengan
ketebalan 60 cm.
Data sekunder diperoleh dari instansi
O70 (1-3) : Pengukuran kesadahan air
atau lembaga terkait yaitu Puskesmas Sudu
setelah melewati arang tem-
serta laporan-laporan penelitian.
purung
Pelaksanaan penelitian
kelapa
seperti
keadaan lokasi, pengambilan sampel dan
setelah melewati arang temkelapa
dengan
Sumber data primer melalui survey
sebelum perlakuan
dengan
ketebalan 70 cm.
Survey pendahuluan
O80 (1-3) : Pengukuran kesadahan air
O0 (1-3)
bak
Untuk
kelancaran
dari
seluruh
setelah melewati arang tem-
rangkaian penelitian ini sebelumnya dil-
purung
akukan survey pendahuluan yang dimak-
kelapa
dengan
ketebalan 80 cm.
sud untuk mengetahui tingkat kesadahan
: Pengukuran kesadahan air
air dari mata air . Diperoleh gambaran
tanpa perlakuan.
bahwa mata air dilokasi penelitian mem-
Lokasi Penelitian
iliki kesadahan yang tinggi karena setelah
Sampel diambil di Wilayah Kerja
air dimasak dan didinginkan pada air ter-
Puskesmas Sudu Kabupaten Enrekang dan
dapat endapan berwarna putih, dan sabun
pemeriksaan sampel dilakukan di Labora-
kurang berbusa apabila airnya digunakan
torium Balai Teknik Kesehatan Ling-
untuk mencuci.
kungan
dan
Pengendalian
Penyakit
Setelah melakukan survey penda-
(BTKLPP) Kelas I Makassar.
huluan, selanjutnya dilakukan pengambi-
Populasi
lan sampel untuk meneliti kandungan
Populasi dalam penelitian ini adalah
kesadahan pada air tersebut.
volume air di bak penampungan sebanyak
Prosedur pengambilan sampel pretest
30 liter (30.000 ml).
Sampel air diambil dari bak penam334
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
pungan di salah satu rumah warga yang
yang belum menjadi abu, berwarna hitam,
menggunakan mata air kemudian dimasuk-
tidak
kan ke dalam botol air mineral 600 ml.
dipatahkan akan kelihatan mengkilat.
berbau,
tidak
terasa
dan
bila
Teknik pengambilan sampel dengan cara
Setelah dingin, drum dibuka dan se-
membilas botol tersebut sebanyak 3 kali
lanjutnya dilakukan pemisahan arang ter-
dengan air yang akan diambil sebagai sam-
sebut dari abu lalu di ayak menggunakan
pel sambil dikocok kemudian dibuang.
kawat jaring-jaring.
Botol sampel diisi air sampai penuh
Prosedur Eksperimen
kemudian ditutup dan diberi label.
Alat
Proses pembuatan arang tempurung ke-
Pipa pralon diameter 2,5 inci
lapa
Keran air
Alat
Bak Air
Drum
Tempat menampung air hasil olahan
Korek api
Bahan
Bahan
Air Sampel
Tempurung kelapa
Arang tempurung Kelapa diameter 1,5 - 2
Daun-daun kering
cm
Kertas bekas
Pasir yang telah diayak dengan ayakan 1
Proses Pembuatan:
mm
Tempurung kelapa dicuci bersih un-
Cara Kerja
tuk menghilangkan kotoran-kotoran yang
Potong pipa dengan panjang 1 meter.
menempel. Tempurung kelapa dijemur di
Tutup bagian bawah pipa dengan tripkles
bawah terik matahari untuk mengurangi
yang ukurannya disesuiakan dengan diam-
kandungan airnya. Tempurung kelapa di-
eter pipa, lalu bungkus dengan plastik.
masukkan ke dalam drum pembakaran.
Pasang keran di bagian bawah pipa.
Untuk membakar digunakan bahan yang
Alasi bagian dalam keran dengan
mudah terbakar seperti daun-daun kering.
kain yang halus agar butiran pasir tidak
Pada saat pembakaran drum ditutup
ikut terbawa dengan air hasil pengolahan.
sehingga hanya ventilasi yang terbuka un-
Masukkan pasir yang telah dicuci
tuk jalan keluarnya asap. Setelah tem-
bersih ke dalam masing-masing pipa
purung kelapa tersebut telah menjadi
dengan ketebalan yang sama yaitu 10 cm.
arang, ventilasi di tutup dan dibiarkan sam-
Masukkan arang tempurung kelapa
pai drum dingin. Arang tempurung kelapa
kedalam pipa dengan ketebalan masing-
adalah sisa pembakaran tempurung kelapa
masing 60 cm, 70 cm, dan 80 cm. 335
Emmi B., Muh. Rusmin, Syahrul Basri
Efektivitas Pembubuhan Kaporit dalam Menurunkan...
Air sampel dialirkan secara manual
pel air tersebut kedalam botol air mineral
pada masing-masing pipa dengan volume 3
yang telah dicuci bersih dan diberi label.
liter.
Pengambilan sampel di keran sebanyak 3 Buka keran pada masing-masing pipa
kali (3 sampel air).
secara bersamaan. Biarkan sampai airnya
Sampel air untuk kontrol diambil di
jernih (tidak berwarna hitam). Setelah
bak
penampungan
sebanyak
3
semua air telah tersaring, masukkan sam-
kemudian didiamkan selama 24 jam
kali
60 cm 70 cm 80 cm Gambar 2. Rancangan Penelitian Keterangan: = Arang Tempurung Kelapa = Pasir = Arah Aliran Air Pengiriman sampel
Corong
Sampel yang telah diambil kemudian dibawa
langsung
ke
Labu ukur
Laboratorium
Statif dan klem
BTKLPP Kelas I Makassar untuk diperiksa
Bahan
kadar kesadahan total.
Sampel air
Pemeriksaan Kesadahan
Titran EDTA
Alat
Buffer solusion K.10
Buret 50 mL
Bubuk Erichrome campuran
Erlenmeyer 250 mL
Cara kerja
Pipet tetes
Masukkan 25 ml sampel (air dari 336
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
lab) kedalam erlenmeyer ukuran 250 ml
HASIL PENELITIAN
Kemudian tambahkan 0,5 ml larutan buffer
Penelitian ini dilaksanakan di wila-
kesadahan
yah kerja Puskesmas Sudu Kecamatan Al-
Tambahkan ½ sdt indikator EBT (merah)
la’ Kabupaten Enrekang pada bulan Juni
Kemudian titrasi dengan EDTA 10,01 M
2013. Yang menjadi sampel penelitian
hingga warna berubah menjadi biru
adalah air yang diambil dari bak penam-
Perhitungan Kesadahan Total
pungan sebelum dan sesudah melewati fil-
Kesadahan Total =
trasi arang tempurung kelapa sebanyak 11.400
ml.
Banyaknya
sampel
pada
penelitian ini adalah 13 sampel. 1 sampel
Pengolahan data
air pretest, 3 sampel air kontrol, dan 9
Pengolahan data dilakukan secara
sampel air sesudah melewati filter karbon
elektronik dengan menggunakan komputer
aktif berdasarkan ketebalan yang berbeda.
kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan
Pengambilan sampel dilakukan sebe-
narasi.
lum dan sesudah melewati filtrasi arang
Analisis data
tempurung kelapa. Pengambilan sampel air
Analisis data yang digunakan adalah
dilakukan 1 hari sebelum akhirnya sampel
analisis deskriptif yaitu membuat inter-
tersebut dikirim ke Laboratorium dan di-
pretasi dan deskriptif dari data yang di-
periksa.
peroleh.
Pengumpulan
data
diperoleh
dengan cara pemeriksaan laboratorium.
Penyajian Data
Adapun hasilnya sebagai berikut:
Data yang diperoleh dari uji laboratorium disajikan dalam bentuk tabel dan diuraikan dalam bentuk narasi.
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kadar Kesadahan sebelum dan sesudah melewati Arang Tempurung Kelapa pada Ketebalan 60 cm Pengulangan 1 2 3 Rata-Rata
Kadar Kesadahan (mg/l) Sebelum perlakuan Setelah perlakuan 43.56 177.01 55.44 45.94 177.01 48.31
% Penurunan 75.39% 68.68% 74.05% 72.71%
Sumber : Data primer 2013 Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi penurunan
kadar
kesadahan
melewati arang tempurung kelapa dengan
setelah
ketebalan 60 cm. Penurunan yang paling
337
Emmi B., Muh. Rusmin, Syahrul Basri
Efektivitas Pembubuhan Kaporit dalam Menurunkan...
tinggi pada pengulangan 1 dengan persen
Tabel 3 menunjukkan bahwa terjadi
penurunan sebesar 75.39 %. Penurunan
penurunan
yang paling rendah pada pengulangan 2
melewati arang tempurung kelapa dengan
sebesar 68.68 %.
ketebalan 80 cm. Penurunan yang paling
Tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi penurunan
kadar
kesadahan
kadar
kesadahan
setelah
tinggi pada pengulangan 3 dengan persen
setelah
penurunan sebesar 20.80 %. Penurunan
melewati arang tempurung kelapa dengan
yang paling rendah pada pengulangan 2
ketebalan 70 cm. Penurunan yang paling
sebesar 19.46 %.
tinggi pada pengulangan 1 dengan persen
Tabel 4 menunjukkan bahwa terjadi
penurunan sebesar 16.78 %. Penurunan
penurunan kadar kesadahan pada kontrol
yang paling rendah pada pengulangan 3
setelah perlakuan. Perlakuan yang dimak-
sebesar 14.99 %.
sudkan dalam penelitian ini adalah sampel
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kadar Kesadahan sebelum dan sesudah melewati Arang Tempurung Kelapa pada Ketebalan 70 cm Pengulangan 1 2 3 Rata-Rata
Kadar Kesadahan (mg/l) Sebelum perlakuan Setelah perlakuan 147.31 177.01 148.1 150.48 177.01 148.63
% Penurunan 16.78% 16.33% 14.99% 16.03%
Sumber : Data primer 2013 Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Kesadahan sebelum dan sesudah melewati Arang Tempurung Kelapa pada Ketebalan 80 cm Pengulangan 1 2 3 Rata-Rata
Kadar Kesadahan (mg/l) Sebelum perlakuan Setelah perlakuan 141.77 177.01 142.56 140.18 177.01 141.50
% Penurunan 19.90% 19.46% 20.80% 20.05%
Sumber : Data primer 2013 Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Kadar Kesadahan pada kontrol Pengulangan 1 2 3 Rata-Rata
Kadar Kesadahan (mg/l) Sebelum perlakuan Setelah perlakuan 175.03 177.01 175.82 175.03 177.01 175.29
Sumber : Data primer 2013 338
% Penurunan 1.12% 0.67% 1.12% 0.97%
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
Tabel 5. Kesadahan air setelah perlakuan Ketebalan % penurunan 60 cm 72.71% 70 cm 16.03% 80 cm 20.05% Sumber : Data primer 2013
Keterangan Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
didiamkan selama 24 jam sebelum dikirim
lain
ke Laboratorium. Penurunan yang paling
(logam bervalensi
tinggi pada pengulangan 1 dan 3 dengan
Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk
persen
garam sulfat, klorida dan bikarbonat da-
penurunan
sebesar
1.12
%.
Penurunan yang paling rendah pada pengu5
polyvalent banyak)
metal seperti
lam jumlah kecil.
langan 2 sebesar 0.67 %. Tabel
dari
Tingkatan kesadahan di berbagai
menunjukkan
bahwa
tempat berbeda-beda, pada umumnya air
kesadahan air penurunan air yang paling
tanah mempunyai tingkat kesadahan yang
tinggi setelah melewati arang tempurung
tinggi, hal ini terjadi karena air tanah
kelapa dengan ketebalan 60 cm sebesar
memiliki kontak dengan batuan kapur
72.71 %. Penurunan yang paling rendah
yang ada pada lapisan tanah yang dilalui
pada ketebalan 70 cm sebesar 16.03 %.
air.
Pada semua variasi
ketebalan, kadar
Dalam penelitian Satrawijaya tahun
kesadahan air sudah memenuhi syarat.
2002 diketahui bahwa dalam pemakaian yang cukup lama, kesadahan dapat menimbulkan gangguan ginjal akibat tera-
PEMBAHASAN Pengukuran kadar kesadahan dil-
kumulasinya endapan CaCO3 dan MgCO3.
akukan di Laboratorium BTKLPP Kelas I
Demikian pula dalam penelitian Patria ta-
pada 17 s/d 19 Juni 2013 dengan
hun 2011 diketahui bahwa zat atau bahan
menggunakan metode EDTA. EDTA ada-
kimia yang terkandung dalam air misalnya
lah kependekan dari ethylene diamin tetra
adanya Ca2+, Mg2+ dan CaCO3 yang
acetic merupakan suatu senyawa asam
melebihi standar kualitas, tidak baik pada
amino yang secara luas dipergunakan un-
orang yang mempunyai fungsi ginjal ku-
tuk mengikat ion logam logam bervalensi
rang baik, karena akan menyebabkan batu
dua dan tiga. Kesadahan atau hardness ada-
ginjal.
lah salah satu sifat kimia yang dimiliki
Kadar kesadahan dari mata air
oleh air. Penyebab air menjadi sadah ada-
Kakobi sebelum melewati karbon aktif
2+
2+
lah karena adanya ion-ion Ca , Mg dapat
adalah 177,01 mg/l. Hal ini menunjukkan
juga disebabkan karena adanya ion-ion
bahwa kesadahan air berada pada kategori 339
Emmi B., Muh. Rusmin, Syahrul Basri
Efektivitas Pembubuhan Kaporit dalam Menurunkan...
keras menurut International Standard of
Sifat
fisik
karbon
aktif
yang
Drinking Water tahun 1971 dari WHO
dihasilkan tergantung pada kekuatan daya
meskipun menurut Permenkes No.492/
tarik molekul penjerap maka terjadi proses
MENKES/PER/IV/2010 tentang kualitas
adsorpsi dari bahan yang digunakan,
air minum, kadar kesadahan ini masih be-
misalnya, tempurung kelapa menghasilkan
rada dibawah standar yang dibolehkan. Ka-
arang yang lunak dan cocok untuk men-
dar kesadahan air Kakobi yang digunakan
jernihkan air, yaitu proses penyerapan zat -
masyarakat dipengaruhi oleh kondisi alam
zat yang akan dihilangkan oleh permukaan
yaitu berada di sekitar pegunungan yang
arang aktif, termasuk CaCO3 yang me-
memiliki kandungan zat kapur.
nyebabkan kesadahan.
Untuk mengurangi kesadahan pada
Adsorbsi adalah proses dimana sub-
air tanah dapat digunakan suatu cara/
stansi molekul meninggalkan larutan dan
metode pengolahannya yaitu dengan filtra-
bergabung pada permukaan zat padat oleh
si (penyaringan). Filtrasi adalah suatu cara
ikatan fisika dan kimia. Proses adsorbsi
memisahkan padatan dari air. Dalam
biasanya dengan menggunakan karbon ak-
pelaksanaan penelitian ini media yang
tif yang digunakan guna menyisihkan sen-
digunakan adalah karbon aktif. Karbon ak-
yawa-senyawa aromatik dan senyawa ter-
tif dipilih karena memiliki sejumlah sifat
larut. Proses adsorsi dapat digambarkan
kimia maupun fisika yang menarik, di an-
sebagai proses dimana molekul mening-
taranya mampu menyerap zat organik mau-
galkan larutan dan menempel pada per-
pun anorganik, dapat berlaku sebagai pe-
mukaan zat akibat ikatan kimia dan fisika.
nukar kation, dan sebagai katalis untuk
Adsorbsi fisika terjadi terutama karena
berbagai reaksi. Variasi ketebalan karbon
adanya gaya Van Der Walls. Apabila gaya
aktif yang digunakan yaitu 60 cm, 70 cm,
tarik antar molekul zat terlarut dengan ad-
dan 80 cm dengan pengulangan sebanyak 3
sorben lebih besar dari pada gaya tarik an-
kali.
tara molekul dengan pelarut maka zat terKarbon aktif adalah karbon yang di-
larut tersebut akan di adsorbsi. Ikatan ter-
proses sedemikian rupa sehingga pori -
sebut sangat lemah, sehingga mudah untuk
porinya terbuka, dan dengan demikian
diputuskan apabila konsentrasi zat terlarut
akan mempunyai daya serap yang dapat
yang teradsorbsi diubah. Jadi proses ini
menghilangkan partikel – partikel dalam
berlangsung bolak balik sedangkan dalam
air dan menurunkan tingkat kesadahan.
proses adsorbsi kimia ikatan antara zat
Karbon aktif yang digunakan disini adalah
telarut yang teradsorbsi dan adsorben san-
tempurung kelapa.
gat kuat, sehingga sulit untuk dilepaskan 340
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
dan proses hampir tidak mungkin untuk
sedangkan dalam penelitian Sularso pa-
bolak-balik.
rameter yang digunakan adalah angka ku-
Kemampuan karbon aktif menyerap secara
kimia
adalah
man. Variasi ketebalan yang digunakan
tersuspensinya
juga berbeda. Dalam penelitian ini, variasi
kedalam air sampel sehingga karbon aktif
ketebalan yang digunakan adalah 60 cm,
yang tersuspensi berpengaruh terhadap
70 cm, 80 cm dan efektif pada ketebalan
pengikat ion Mg dan Ca.
60 cm sedangkan dalam penelitian Sularso
Proses pertukaran ion Ca2+ dan Mg2+
menggunakan variasi ketebalan 50 cm, 75
sangat cepat antara ( 20 – 30 menit ),
cm, 100 cm dan efektif pada ketebalan 100
dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau
cm .
MgCO3 berarti air tersebut telah bebas dari
Pada saat semua sisi aktif karbon
ion Ca2+ dan Mg2+ atau dengan kata lain air
terisi oleh kontaminan, media menjadi
tersebut telah terbebas dari kesadahan
jenuh dan telah mencapai kapasitasnya.
(Ristiana, 2009).
Pada saat seperti itu kontaminan tidak
Setelah air sampel disaring melalui
dapat lagi dijerap atau mungkin beberapa
media filter arang aktif dengan ketebalan
kontaminan terlepas kembali ke dalam air.
60 cm, 70 cm, dan 80 cm, didapatkan hasil
Apabila ini terjadi, kemungkinan kontami-
yang paling efektif pada ketebalan 60 cm
nan dalam air setelah treatment lebih ting-
yaitu sebesar 72,71%. Efektivitas pen-
gi dibandingkan dengan sebelum treat-
golahan yang paling rendah pada ketebalan
ment.
media filter 70 cm yaitu sebesar 16,03%. Sedangkan
tingkat
efektivitas
Menurut Wijayanti (2009), bila per-
pada
mukaan sudah jenuh atau mendekati jenuh
ketebalan 80 cm sebesar 20,05%. Penelitian
ini
berbeda
terhadap adsorbat, dapat terjadi dua hal, dengan
yaitu pertama terbentuk lapisan adsorpsi
penelitian Sularso tahun 2000 yang menya-
kedua dan seterusnya di atas adsorbat yang
takan bahwa semakin tebal media maka
telah terikat di permukaan, gejala ini dise-
akan semakin baik kualitas air yang
but adsorpsi multilayer, sedangkan yang
dihasilkan.
Hal ini disebabkan media
kedua tidak terbentuk lapisan kedua dan
yang digunakan tidak sama dimana dalam
seterusnya sehingga adsorbat yang belum
penelitian ini media yang digunakan adalah
teradsorpsi berdifusi keluar pori dan kem-
arang tempurung kelapa sedangkan dalam
bali ke arus fluida.
penelitian Sularso media yang digunakan
Penurunan Kesadahan yang terjadi
adalah pasir. Dalam penelitian ini parame-
pada kelompok kontrol selama rentan wak-
ter yang diteliti adalah tingkat kesadahan
tu 24 jam disebabkan karena terjadi proses 341
Emmi B., Muh. Rusmin, Syahrul Basri
Efektivitas Pembubuhan Kaporit dalam Menurunkan...
pengendapan, tetapi penurunannya belum
yang
bisa dikatakan efektif karena kesadahannya
sebagai penukar ion yang baik. Selain itu
masih
baik
zeolit mempunyai luas permukaan besar
menggunakan metode dengan filtrasi kar-
dengan distribusi ukuran pori yang kecil.
bon aktif.
Oleh
tinggi,
sehingga
Efektivitas
lebih
penurunan
kadar
membuatnya
karena
kemampuan
itu
mampu
bertindak
zeolit
mempunyai
mengurangi
kandungan
kesadahan dalam penelitian ini sebesar
mangan dari dalam air yang besar melalui
72,71 %. Hal ini berbeda dengan penelitian
kemampuan adsorbsinya yang didukung
Ristiana tahun 2009
dengan kemampuannya sebagai penukar
yaitu efektifitas
penurunan kesadahan sebesar 94,36%. Ini
ion (Rahmawati, 2009).
disebabkan karena pada penelitian Ristiana
Efektifitas
penurunan
kesadahan
menggunakan kombinasi filter zeolit dan
antara penelitian ini dengan penelitian
arang tempurung kelapa sedangkan pada
Ristiana juga disebabkan oleh ukuran
penelitian ini hanya menggunakan filter
media yang digunakan, dimana dalam
tunggal yaitu dengan arang tempurung ke-
penelitian ini menggunakan media yang
lapa. Kombinasi arang tempurung kelapa
ukurannya lebih besar
dengan zeolit lebih efektif dibanding media
media yang digunakan dalam penelitian
tunggal tempurung kelapa. Berdasarkan
Ristiana. Menurut Sularso (2000) semakin
penelitian Ridwan (2004) dalam Rah-
halus butiran yang digunakan sebagai me-
mawati
membandingkan
dia penyaring, maka semakin baik air yang
berbagai media filter terhadap penurunan
dihasilkan. Dengan kata lain jika diameter
kandungan Mn didapatkan penurunan yang
butiran zeolit kecil maka akan meningkat-
tertinggi terdapat pada filtrasi zeolit yaitu
kan penyaringan. Hal ini disebabkan kare-
sebesar 48,13%.
na jika diameter media yang digunakan
(2009)
Sifat
dasar
yang
karbon
pada
dibandingkan
arang
kecil, maka luas permukaannya akan luas
tempurung kelapa memiliki berat jenis
sehingga kesadahan yang akan diserap
yang lebih besar dan distribusi ukuran pori
oleh media akan semakin banyak, se-
yang lebih besar. Hal ini membuatnya
dangkan diameter media yang besar akan
berguna untuk adsorbsi molekul-molekul
membuat ruang berongga, jadi kesadahan
yang sangat kecil, sehingga lebih cocok
yang akan diserap oleh media akan se-
untuk adsorbsi gas dari pada untuk
makin sedikit karena air akan mudah untuk
pengolahan air (Montgomery, 1985 dalam
melewati media tersebut.
Rahmawati, 2009).
Keterbatasan penelitian
Zeolit mempunyai sifat kimia dasar
Dalam 342
penelitian
ini
variasi
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
ketebalan media yang digunakan masih
kesadahan 141,50 mg/l.
kurang yaitu hanya 3 variasi ketebalan se-
Ketebalan media filter arang aktif
hingga tidak diketahui apakah ketebalan
yang paling efektif dalam menurunkan ka-
dibawah 60 cm penurunan kesadahannya
dar kesadahan mata air adalah 60 cm,
lebih tinggi atau lebih rendah dibanding
efektivitas penurunan kadar kesadahan
ketebalan 60 cm.
sebesar 72.71%.
Pada proses mengalirkan air ke mas-
Saran
ing-masing pipa dilakukan secara manual
Bagi masyarakat yang menggunakan
sehingga kecepatan laju aliran kemung-
mata air sebagai sumber air minum
kinan berbeda antara pipa yang satu
sebaiknya melakukan pengolahan terlebih
dengan pipa yang lain.
dahulu untuk menurunkan kesadahan air.
Diameter tempurung kelapa yang
Salah satu alternatifnya adalah membuat
digunakan dalam penelitian ini tidak sera-
filter secara komunal dengan media karbon
gam sehingga berpengaruh terhadap daya
aktif.
serap
karbon
aktif
terhadap
CaCO3
Untuk pengembangan penelitian se-
(kesadahan).
lanjutnya, disarankan untuk meneliti tingkat kejenuhan filter, sehingga diketahui
PENUTUP
kapan karbon aktif harus diganti atau diak-
Kesimpulan
tifkan kembali. Selain itu, untuk meneliti
Berdasarkan hasil penelitian tentang
media filtrasi tunggal yang lain seperti ze-
pengaruh ketebalan arang tempurung ke-
olit ataupun kombinasi beberapa media.
lapa terhadap tingkat kesadahan air di DAFTAR PUSTAKA Ahmad Mulia Rambe. 2009. Pemanfaatan Biji Kelor (Moriga Oliefera) sebagai Koagulan Alternatif dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri Tekstil. Medan : Universitas Sumatera Utara. Arif, Muhammad.2010. Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Makasar: Andira Publisher. Aris Munandar. 2011. Studi Kualitas Air Sumur Gali di Lingkungan Kasuarrang Kelurahan Aleopolea Kecamatan Lau Kabupaten Maros. Makassar: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin.
wilayah kerja puskesmas sudu tahun 2013, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kadar kesadahan mata air di wilayah kerja Puskesmas Sudu sebelum dilakukan pengolahan adalah 177,01 mg/l Kadar kesadahan mata air setelah dilakukan perlakuan dengan media filter arang tempurung kelapa dengan ketebalan 60 cm rata-rata 48,31mg/l ketebalan 70 cm rata-rata
penurunannya
148,63
mg/l,
ketebalan 80 cm rata-rata penurunan kadar 343
Emmi B., Muh. Rusmin, Syahrul Basri
Efektivitas Pembubuhan Kaporit dalam Menurunkan...
Arywibowo. 2006. Faktor Risiko Penyakit Batu Ginjal, dan Saluan Kemih di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. . Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Daud, Anwar. 2003. Pencemaran Air Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Makassar: Jurusan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Daud, Anwar. 2005. Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Makassar: Hasanuddin University Press (LEPHAS). Daud, Anwar. 2007. Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih. Makassar: CV Healthy And Sanitation. Departemen Agama RI. 2010. Al-Quran dan Terjemahan. Bandung: Diponegoro. Depkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta. Dinata, Arda. Upaya Menghilangkan Kesadahan Air. http://arda-dinatapamblogspot.com (8 Desember 2012). Dwi Endah Lestari. 2012. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Domestik dengan Metode Rawa Buatan (Constructed Welland). Makassar: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin. Haryanti. 2006. Hubungan Kesadahan Air Sumur dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kencing di Kabupaten Brebes Tahun 2006. Semarang:
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Hastono, Sutanto. 2011. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers. Hendra. 1999. Pembuatan Arang Aktif dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jakarta: Buletin Penelitian Hasil Hutan. Idhe. Pemeriksaan kesadahan dan klor di kawasan sekitar KL FKM Unhas http://idhe-blok.blogspot.com (25 April 2013). Kordi, Ghufran. 2007. Pengelolaan kualitas air dalam budidaya perairan. Jakarta: Rineka Cipta. Mukono. 2008. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga. Surabaya: University Press. Mulia, Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010. Nurhasni. 2012. Penyerapan Ion Aluminium dan Besi dalam Larutan Sodium Silikat Menggunakan Karbon Aktif. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Panji, 2010 . Teknologi pengolahan air. http://www.hydro.co.id (25 Juni 2013). Pararaja, Arifin. 2010. Adsopsi Karbon Aktif. http://smk3ae.wordpress.com (25 Juni 2013). Patria, Dwi. 2011. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Batu Ginjal di Wilayah Kerja Puskesmas Margasari Tegal. Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Puskesmas Sudu. Profil Puskesmas Sudu tahun 2012. Enrekang: Puskesmas Sudu. Rahmawati, Anis. 2009. Penurunan 344
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
Kandungan Mangan (Mn) dari dalam Air menggunakan Metode Filtrasi. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. Ristiana, Nana. 2009. Keefektifan Ketebalan Kombinasi Zeolit dengan Arang Aktif dalam Menurunkan Kadar Kesadahan Air Sumur di Karangtengah Weru Kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sastrawijaya. 2002..Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Siagian, Heok. 2011. Studi Pembuatan Adsorben dari Zeolit Alam Campuran Arang Aktif Tongkol Jagung. Medan: FMIPA Universitas Negeri Medan. Slamet, Juli. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Slamet, Juli. 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Sugiyono. 2008.Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabet. Sularso. 2000. Pengaruh Berbagai Ketebalan Lapisan Pasir sebagai Media Penyaring terhadap Penurunan Angka Kuman pada Saringan Pasir Sederhana. Yogyakarta: STTI YLH.
Sumantri, Arif. 2010. Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta: Kencana. Sutrisno. 2006. Teknologi penyediaan air bersih. . Jakarta: PT Rineka Cipta. Triana. 2012. Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Dusun Rumbia Desa Lunjen Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Makassar: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin. Watik, Ahmad. 2010. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Grafindo. Wijayanti, Ria. 2009. Arang Aktif dari Ampas Tebu Sebagai Adsorben Pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas. Bogor: Institut Pertanian Bogor Yogi. 2012. Hubungan Antara Konsumsi Air Berkapur terhadap Angka Kejadian Batu Ginjal di Kecamatan Pathuk Wonosari Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2012 DIY. http://duniaperawatduniakami.blogsp ot.com (29 April 2013)
345