PENGARUH KEPERCAYAAN, PERSEPSI KEGUNAAN, DAN PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP NIAT PENGGUNAAN SISTEM E-TICKET
Nurvita Anggraeni Lutfi Harris Universitas Brawijaya, Jalan MT. Haryono 165, Malang E-mail:
[email protected] atau
[email protected]
Abstract This study aims to examine the factors that influence an individual intention to use e-ticket system and its use the Theory Technology Acceptance (TAM) as a development of the model used by Lim and Ting (2012) and Renny et al. (2012). Methods of data collection using the survey method by distributing questionnaires. The sample of 315 individual rail transport service, with research sites in Malang. The data were analyzed by using Partial Least Square (SmartPLS) Software. This results of this study indicate that trust, perceived usefulness, and perceived ease of use has a positive effect on attitude to use eticket system, meanwhile the attitude to use e-ticket system have a positive effect on intention to use e-ticket system. Keywords: Theory Technology Acceptance (TAM), e-ticket, trust, perceived usefulness, perceived ease of use, attitude to use, intention to use.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi niat individu untuk menggunakan sistem e-ticket, dengan menggunakan Theory Technology Acceptance (TAM) sebagai pengembangan model yang digunakan oleh Lim dan Ting (2012) dan Renny et al. (2012). Metode pengumpulan data menggunakan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner. Sampel sebesar 315 individu pengguna jasa transportasi kereta api, dengan lokasi penelitian di Kota Malang. Analisis dilakukan dengan menggunakan software SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan sistem e-ticket, sementara itu sikap penggunaan sistem e-ticket berpengaruh positif terhadap niat penggunaan sistem e-ticket. Kata kunci: Theory Technology Acceptance (TAM), e-ticket, kepercayaan, persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, sikap penggunaan, niat penggunaan.
Pendahuluan Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi saat ini juga semakin berkembang. Kemajuan teknologi informasi dalam bidang bisnis juga membawa perubahan dalam bisnis perdagangan elektronik. Perdagangan elektronik atau e-commerce dapat didefinisikan sebagai suatu proses pembelian, penjualan, pengiriman, atau pemasaran barang, jasa, dan infomasi melalui jaringan internet (Efraim Turban, 2006, dalam Sari, 2013). Salah satu contoh penerapan aplikasi e-commerce adalah reservasi tiket perjalanan secara online (eticket) dengan menggunakan jaringan internet. E-ticketing adalah dokumen elektronik tanpa kertas, terutama di industri penerbangan (Kurniawan, 2010, dalam Byambaa dan Chang, 2012). Penggunaan e-ticket memudahkan penggunanya untuk melakukan reservasi tiket, karena selain mudah digunakan juga dapat menghemat waktu dan tenaga (Byambaa dan Chang, 2012). PT. KAI merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang transportasi, dan mulai melakukan perubahan dengan mengembangkan layanan reservasi tiket secara online (Anonim, 2013). Pada awalnya, reservasi tiket kereta api (KA) hanya dapat dilakukan dengan cara datang langsung dan mengantri di loket stasiun, sehingga antrian panjang seringkali terjadi di depan loket. Ketidaknyamaan lain yang dirasakan oleh pengguna jasa transportasi kereta api ini, yaitu adanya praktek percaloan tiket, serta tidak adanya aturan sehingga pedagang dapat masuk ke dalam gerbong KA. Selain itu, penumpang yang sudah memiliki tiket KA dapat masuk ke gerbong meski tempat duduk yang tersedia sudah penuh, sehingga banyak penumpang yang berdiri. Oleh karena itu, PT. KAI menetapkan aturan untuk membatasi jumlah penumpang, dimana jumlah penumpang yang masuk ke dalam gerbong KA harus sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia, pedagang tidak diperbolehkan masuk ke dalam gerbong KA, serta menetapkan aturan yang dapat mengurangi keberadaan calo tiket. PT. KAI melakukan beberapa cara untuk memberikan pelayanan yang semakin berkualitas kepada para penggunanya. Pada akhir tahun 2010, PT. KAI menjalin kerjasama dengan PT. XL Axiata, sehingga pengguna dapat melakukan pemesanan dan pembelian tiket melalui mobile phone dengan menggunakan Kereta Api Mobile Application (KABILA) (Anonim, 2011). Pada bulan Februari 2011, PT. KAI juga menyediakan layanan pembelian tiket KA melalui online payment yang digunakan pada gerai Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank yang tergabung dalam ATM Bersama dan ATM Bank lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia (Anonim, 2011). Mekanisme awal untuk layanan pembelian tiket KA melalui online payment ini, yaitu pelanggan menghubungi contact center KA di nomor 121 dari telepon rumah atau 021-121 melalui telepon genggam (GSM atau CDMA), selanjutnya operator contact center 121 akan memandu sistem pembayaran online sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan (Anonim, 2011). Pada bulan April 2012 PT. KAI juga menjalin kerjasama dengan Alfamart untuk layanan pemesanan tiket online dengan memanfaatkan gerai dari toko swalayan tersebut (Hapsari, 2012). Sejak bulan September 2012, PT. KAI menerapkan aturan yang mewajibkan penumpang KA mencantumkan identitas resminya pada saat melakukan reservasi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir praktek percaloan yang sangat merugikan
pengguna jasa kereta api (KA). Selain itu, PT. KAI juga menerapkan aturan boarding yang dibuat untuk mengatur kepadatan penumpang di area peron stasiun, sehingga ketertiban dan kenyamanan penumpang di area ini dapat terjaga. Pada saat boarding inilah nantinya akan ada pemeriksaan dari petugas portir di pintu masuk. Hanya penumpang yang telah memiliki tiket yang sah atau menggunakan kartu pass khusus yang diperbolehkan masuk ke area peron stasiun (Azzahra, 2012). Memasuki akhir tahun 2012, PT. KAI menjalin kerja sama dengan situs tiket.com, dimana sistem reservasi tiket sesuai dengan nama dalam kartu identitas tersebut dikembangkan dalam situs tiket.com melalui platform layanan reservasi dan transaksi tiket kereta api. Tiket.com dapat diakses melalui komputer, mobile (m.tiket.com), dan aplikasi khusus seperti yang telah tersedia di smartphone. Metode pembayaran yang diterima termasuk transfer bank (Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI), BCA KlikPay, KlikBCA, dan kartu kredit berlabel Visa ataupun MasterCard (Anonim, 2012). Sementara itu, sebagai langkah untuk mengurangi antrian calon penumpang, pada bulan Februari 2014 PT. KAI meresmikan layanan cetak tiket mandiri. Dengan demikian, para penumpang dapat mencetak sendiri tiketnya dengan memasukkan kode booking atau kode pembayaran tiket yang diperoleh dari pembelian online ataupun agen-agen minimarket. PT. KAI juga sudah meluncurkan aplikasi resmi untuk smartphone BlackBerry. Calon penumpang kereta api dapat memesan tiket melalui aplikasi bernama Kereta Api Indonesia yang dapat diunduh di BlackBerry App World. PT. KAI juga menyediakan alternatif pembelian tiket lainnya, yakni menggunakan BCA KlikPay (Hidayat, 2014). Pada bulan September 2014, PT. KAI kembali membuat inovasi baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap penggunanya. PT. KAI meresmikan Aplikasi Mobile, yaitu KAI Access. Aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah calon penumpang untuk melakukan reservasi tiket secara online dan mendapatkan tiket KA, serta mendapatkan informasi-informasi terbaru dari PT. KAI. Aplikasi ini dapat diunduh di Google Playstore, Appstore, Windows Market, dan Blackberry App World (Roszandi, 2014). Model pemanfaatan dan penggunaan teknologi informasi telah banyak dikembangkan oleh para peneliti. Sari (2013) melakukan penelitian yang dilakukan untuk menguji dan menganalisis niat pelanggan untuk melakukan pembelian e-ticket penerbangan, dengan studi kasus pada PT. Garuda Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, dengan responden mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap penggunaan online, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan mempengaruhi niat pelanggan untuk melakukan pembelian e-ticket pada PT. Garuda Indonesia. Ling dan Ting (2012) melakukan penelitian yang bertujuan untuk memberikan wawasan tentang bagaimana konsumen membentuk sikap dan niat berbelanja online, dengan obyek penelitiannya yaitu konsumen yang sedang berbelanja di suatu mall di Malaysia. Hasil dari penelitian ini yaitu niat pelanggan terhadap penggunaan online shopping dipengaruhi oleh sikap penggunaan online
shopping. Selain itu, persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan situs belanja online berpengaruh terhadap sikap pelanggan online shopping. Sementara itu, Renny et al. (2012) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengukur pengaruh persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan pada sikap terhadap kegunaan. Penelitian ini dilakukan dengan obyek penelitiannya yaitu para konsumen yang memiliki akses ke internet. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kepercayaan, persepsi kegunaan, serta persepsi kemudahan secara positif mempengaruhi sikap terhadap kegunaan tiket penerbangan secara online. Berdasarkan fenomena yang terjadi, peneliti ingin menguji faktor-faktor yang mempengaruhi niat individu untuk menggunakan sistem e-ticket. Peneliti melakukan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lim dan Ting (2012) dan Renny et al. (2012). Peneliti menambahkan kosntruk kepercayaan dari penelitian yang dilakukan Renny et al. (2012) ke dalam penelitian Lim dan Ting (2012). Sehingga konstruk yang digunakan yaitu kepercayaan, persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, sikap penggunaan sistem e-ticket, serta niat penggunaan sistem e-ticket. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada obyek dan lokasi penelitian yang digunakan. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode survey, dengan obyek penelitiannya yaitu pengguna jasa transportasi kereta api. Lokasi penelitian ini, yaitu di Kota Malang. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul: “Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Kegunaan, dan Persepsi Kemudahan Terhadap Niat Penggunaan Sistem E-Ticket.” Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Apakah kepercayaan berpengaruh terhadap sikap penggunaan sistem e-ticket?, 2) Apakah persepsi kegunaan berpengaruh terhadap sikap penggunaan sistem e-ticket?, 3) Apakah persepsi kemudahan berpengaruh terhadap sikap penggunaan sistem e-ticket?, dan 4) Apakah sikap penggunaan sistem e-ticket berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem e-ticket?. Tinjauan Pustaka Sistem E-Ticket E-ticketing adalah dokumen elektronik tanpa kertas, terutama di industri penerbangan (Kurniawan, 2010, dalam Byambaa dan Chang, 2012). Saat ini, semua maskapai besar menggunakan sistem e-ticketing untuk menjual tiket. Ketika membeli, pelanggan dapat melakukannya melalui telepon atau internet, sementara itu detail reservasi disimpan dalam komputer. Penggunaan e-ticket memudahkan penggunanya untuk melakukan reservasi tiket secara online, karena selain mudah digunakan juga dapat menghemat waktu dan tenaga (Byambaa dan Chang, 2012). Dengan banyaknya masyarakat yang mengharapkan kemudahan dalam melakukan reservasi tiket secara online, maka PT. KAI juga mulai menerapkan eticket, dimana pengguna jasa transportasi kereta api tidak perlu lagi mengantri di loket stasiun untuk membeli tiket, dan terbebas dari calo. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa e-ticket merupakan suatu bentuk pelayanan jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan untuk mempermudah dalam melakukan reservasi tiket dengan memanfaatkan media internet.
Technology Acceptance Model (TAM) TAM dikembangkan dari Theory of Reasoned Action atau TRA oleh Ajzen dan Fishbein (1980) (Jan dan Contreras, 2010). Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Davis (1989), yang didasarkan pada paradigma sikap dan perilaku kognitif dari psikologi, dan dikhususkan untuk digunakan di bidang sistem informasi untuk memprediksi penerimaan dan penggunaan sistem informasi di pekerjaan individual pemakai. Davis (1989) berpendapat bahwa orang-orang memakai suatu sistem terutama karena fungsinya, dan kedua karena kemudahan atau kesulitan yang berhubungan dengan fungsi dalam penggunaan sistem tersebut (Hartono dan Abdillah, 2011), (Davis et al., 1989, dalam Alsajjan dan Dennis, 2009). Secara khusus, TAM memperhatikan analisis dampak dari faktor eksternal pada kepercayaan, sikap, dan niat individu (Davis, Bagozzi, dan Warshaw, 1989, dalam Jan dan Contreras, 2010). TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA, yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use). TAM beragumentasi bahwa penerimaan individual terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua konstruk tersebut. Pemakai teknologi akan mempunyai niat menggunakan teknologi jika pada awal penggunaannya merasa bahwa sistem dari teknologi tersebut bermanfaat dan mudah digunakan. (Hartono dan Abdillah, 2011). Kepercayaan Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai perasaan aman dan kemauan untuk tergantung pada seseorang atau sesuatu (Chung dan Kwon, 2009). Kepercayaan adalah jantung dari semua jenis hubungan (Morgan dan Hunt, 1994, dalam Alsajjan dan Dennis, 2009). Kepercayaan didefinisikan oleh Mayer et al. (1995) sebagai kemauan dari suatu pihak terhadap tindakan pihak lain, berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting tertentu untuk trustor, terlepas dari kemampuan untuk memonitor atau mengendalikan pihak lain (Belanche et al., 2011). Belanche et al. (2011) melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa kepercayaan mempengaruhi sikap. Sementara itu, Renny et al. (2012) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa kepercayaan secara positif mempengaruhi sikap terhadap kegunaan tiket penerbangan secara online. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: H1: Kepercayaan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan sistem eticket. Persepsi Kegunaan Persepsi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan pekerjaannya (Hartono, 2008). Persepsi kegunaan (perceived usefulness) adalah salah satu penentu utama dari sikap terhadap penggunaan dalam model TAM (Davis et al., 1989, dalam Lim dan Ting, 2012). Persepsi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana pengguna yakin bahwa teknologi akan meningkatkan kinerja dari suatu kegiatan (Davis, 1989, dalam Lim dan Ting, 2012).
Penelitian Lim dan Ting (2012) menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) situs belanja online berpengaruh terhadap sikap pelanggan online shopping. Renny et al. (2012) menjelaskan bahwa persepsi kegunaan secara positif mempengaruhi sikap terhadap kegunaan tiket penerbangan secara online. Sementara itu, penelitian yang Nasri dan Charfeddine (2012) juga menjelaskan bahwa persepsi kegunaan secara signifikan dan positif mempengaruhi sikap terhadap internet banking. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: H2: Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan sistem e-ticket. Persepsi Kemudahan Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan, maka dia akan menggunakannya (Hartono, 2008). Menurut TAM, persepsi kemudahan penggunaan merupakan penentu utama yang mempengaruhi penerimaan teknologi tertentu (Davis et al., 1989, dalam Lim dan Ting, 2012). Lim dan Ting (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) situs belanja online berpengaruh terhadap sikap pelanggan online shopping. Nasri dan Charfeddine (2012) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap terhadap internet banking (attitude toward internet banking). Penelitian Renny et al. (2012) menyebutkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) secara positif mempengaruhi sikap terhadap kegunaan tiket penerbangan secara online. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: H3: Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan sistem e-ticket. Sikap Niat pembelian secara online merupakan situasi dimana konsumen bersedia dan berniat untuk melakukan transaksi secara online (Yoon, 2002, dalam Sari, 2013). Menurut Lin, Wu dan Hsu (2010), dalam Alam dan Yasin (2010), niat pembelian didefinisikan sebagai kesiapan pelanggan untuk melakukan transaksi online. Ketika pelanggan menganggap penggunaan internet sebagai alat bisnis dengan memperoleh keuntungan tambahan dan merasakan hasil positif, niat pembelian online akan terbentuk (Zarrad dan Debabi, 2012, dalam Alam dan Yasin, 2010). Sikap telah lama diidentifikasi sebagai penyebab niat (Suki dan Ramayah, 2010, dalam Lim dan Ting, 2012). Al-Rafee dan Cronan (2006), dalam Lim dan Ting (2012), menyatakan bahwa sikap ditemukan sebagai konstruk yang paling signifikan dalam mempengaruhi niat perilaku. Semakin positif sikap seorang konsumen terhadap belanja online, maka semakin tinggi juga niat konsumen dalam melakukan belanja online (Ahn et al., 2004, dalam Lim dan Ting, 2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Lim dan Ting (2012), disebutkan bahwa niat konsumen untuk berbelanja online ditentukan oleh sikap mereka terhadap
online shopping. Nasri dan Charfeddine (2012) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sikap (attitude) memiliki pengaruh yang signifikan pada niat penggunaan internet banking. Penelitian Jan dan Contreras (2012) juga menunjukkan bahwa sikap berpengaruh terhadap niat penggunaan teknologi. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: H4: Sikap penggunaan sistem e-ticket berpengaruh positif terhadap niat penggunaan sistem e-ticket. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitiannya yaitu penelitian pengujian hipotesis, dengan sumber data primer. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan nonprobability sampling, dengan teknik judgement sampling (pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengguna jasa transportasi kereta api, dengan kriteria pernah melakukan reservasi tiket secara online, sebesar 1.476 individu berdasarkan pada volume penumpang kereta api per hari pada bulan Juli 2014 di Stasiun Malang. Dipilihnya pengguna jasa transportasi kereta api didasarkan pada alasan utama, yaitu peran masyarakat sebagai pengamat dan pengguna teknologi, serta termasuk konsumen yang berpengaruh terhadap penggunaan reservasi tiket secara online. Pemilihan lokasi penelitian ini, yaitu di Kota Malang, didasarkan pada lokasi yang berdekatan dengan peneliti. Dengan menggunakan rumus dari Yamane, dalam Sarjono (2012), maka ditemukan bahwa sampel dari penelitian ini yaitu sebesar 315. Peneliti membuat kuesioner menggunakan google forms yang disebarkan dalam bentuk link (http://goo.gl/forms/qKcxq22bSs), dimana kuesioner akan disampaikan secara langsung oleh peneliti kepada responden dengan cara personal chat melalui social media (bbm, line, whatsapp, facebook, twitter, path) dan e-mail. Peneliti hanya perlu menghubungi responden dengan cara personal chat melalui social media dan e-mail, sehingga dapat menghemat tenaga dan biaya. Jika responden sudah mengisi kuesioner yang dikirimkan oleh peneliti, maka hasil data kuesioner akan secara otomatis masuk ke dalam akun google milik peneliti. Sehingga hal ini sangat memudahkan peneliti dalam melakukan rekap data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel terikat, variabel bebas, dan variabel intervening. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu konstruk niat penggunaan sistem e-ticket. Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu konstruk kepercayaan, persepsi kegunaan, serta persepsi kemudahan. Variabel intervening merupakan variabel yang terletak diantara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen (Indriantoro dan Supomo, 2012). Variabel intervening yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sikap penggunaan sistem e-ticket.
Berikut ini merupakan hubungan antara variabel independen, variabel dependen, dan variabel intervening dalam penelitian ini, yang ditampilkan pada gambar di bawah ini. Gambar 1 Hubungan antar Variabel dalam Penelitian Kepercayaan Persepsi Kegunaan
Sikap Penggunaan
Niat Penggunaan
Persepsi Kemudahan Pengukuran konstruk yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan skala Likert dengan tujuh angka penilaian. Peneliti mengadopsi item pertanyaan pada penelitian Nasri dan Charfeddine (2012), dan Sari (2013). Peneliti juga mencantumkan kuesioner negatif yang digunakan untuk menguji konsistensi responden atas pertanyaan dan pernyataan yang diberikan dalam pengambilan data. Teknik analisis data merupakan pendeskripsian tentang teknik analisis apa yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya. Pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Partial Least Squares (SmartPLS). Analisis Data dan Hasil Penelitian Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode survey dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna jasa transportasi kereta api, dengan kriteria pernah melakukan reservasi tiket secara online, dan lokasi penelitiannya di Kota Malang. Berikut ini adalah rincian hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. Tabel 1 Tingkat Pengembalian Kuesioner Jumlah sampel 315 Kuesioner yang diterima kembali 315 Kuesioner yang tidak dapat digunakan (103) Kuesioner yang digunakan 212 Tingkat pengembalian yang dapat digunakan 67,3 % Sumber: Data Primer (diolah) Selanjutnya, ringkasan mengenai data responden secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Ringkasan Data Responden Karakteristik Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total Rentang Usia 17 – 20 tahun 21 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun Lebih dari 50 tahun Total Frekuensi Kurang dari 3 kali Penggunaan 3 – 5 kali Lebih dari 5 kali Total Tempat Melalui gerai toko swalayan Reservasi (Alfamart, Indomaret, dll) Melalui situs resmi KAI (www.tiket.kereta-api.co.id) Melalui aplikasi di smartphone (Paditrain, KAI Access, dll) Melalui agen perjalanan (tour and travel) Melalui situs travel online (tiket.com, dll) Lainnya Total Sumber: Data Primer (diolah)
105 107 212 43 152 11 6 0 212 50 56 106 212 94
Persentase (%) 49,5 50,5 100 20 72 5,2 2,8 0 100 24 26 50 100 44
73
35
19
9
7
3
17
8
2 212
1 100
Frekuensi
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa baik responden laki-laki maupun perempuan sama-sama sering dalam melakukan reservasi tiket kereta api secara online. Responden dengan rentang usia 21-30 tahun merupakan ressponden yang paling banyak dalam melakukan reservasi tiket kereta api secara online, dimana responden kebanyakan melakukan reservasi tiket kereta api secara online melalui gerai toko swalayan. Setelah melakukan pengujian statistik deskriptif, selanjutnya pengumpulan data penelitian yang berupa kuesioner harus diuji keandalannya menggunakan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Dalam uji validitas, terdapat satu indikator pada konstruk kepercayaan (trust), yaitu indikator TRS3 yang memiliki nilai faktor loading dibawah nilai uji parameter. Untuk mengatasi permasalahan ini, indikator yang nilai faktor loadingnya dibawah 0,7 harus dihilangkan atau dihapus untuk memenuhi uji parameter yang sudah ditentukan. Uji reliabilitas menunjukkan sebuah konsistensi dari suatu instrumen pengukur terhadap hasil pengujian variabel. Dalam uji reliabilitas, menunjukkan bahwa masing-masing konstruk semuanya telah menunjukkan nilai cronbach’s
alpha di atas 0,6 dan composite reliability di atas 0,7, sehingga dapat dinyatakan bahwa pengukuran tersebut reliabel. Pada model strutural dalam PLS menunjukkan nilai koefisien path atau tvalues tiap path untuk uji signifikansi tiap konstruk terhadap konstruk dependen. Untuk pengujian hipotesis dua ekor, jika nilai koefisien yang ditunjukkan oleh nilai T-statistic ≥ 1,96, maka hipotesis alternatif dinyatakan didukung, dan sebaliknya apabila nilai T-statistic ≤ 1,96, maka hipotesis alternatif dinyatakan tidak didukung. Tabel 3 Kesimpulan Uji Hipotesis Variabel Variabel Hipotesis T-Statistic Hasil Independen Dependen Kepercayaan Sikap penggunaan H1 2,595855 Didukung (TRS) (Trust) (ttitude to use) Persepsi kegunaan Sikap penggunaan H2 (Perceived 4,599853 Didukung (USF) (Attitude to use) usefulness) Persepsi kemudahan Sikap penggunaan H3 5,829484 Didukung (EOU) (Perceived ease of (Attitude to use) use) Sikap penggunaan Niat Penggunaan H4 16,011924 Didukung (ATD) (Attitude to use) (Intention to use) Sumber: Data yang diolah ATD = Attitude (sikap), EOU = Perceived ease of use (persepsi kemudahan), INT = Intention to use (niat penggunaan), TRS = Trust (kepercayaan), USF = Perceived usefulness (persepsi kegunaan)
Tabel 3 merupakan hasil pengujian untuk masing-masing hipotesis. Hasil tersebut dapat dilihat dari tabel path coefficients pada report pengujian, sehingga akan diketahui bahwa tiap konstruk tersebut didukung atau tidak didukung. Dari hasil pada tabel di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut. Hipotesis 1 Hipotesis 1 menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan sistem e-ticket. Dari hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai original sample 0,159318 dan t-statistic 2,595855. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 didukung (t-statistic ≥ 1,96). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan (trust) berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan (attitude to use) sistem e-ticket. Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Belanche et al. (2011) dan Renny et al. (2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Belanche et al. (2011) menunjukkan bahwa kepercayaan mempengaruhi sikap. Sementara itu, hasil penelitian Renny et al. (2012) menjelaskan bahwa kepercayaan secara positif mempengaruhi sikap terhadap kegunaan tiket penerbangan secara online. Dengan semakin tingginya
kepercayaan pengguna, maka akan semakin tinggi pula sikap yang ditentukan pengguna untuk menggunakan layanan yang diberikan oleh penyedia layanan. Hipotesis 2 Hipotesis 2 menyatakan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan sistem e-ticket. Dari hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai original sample 0,273715 dan t-statistic 4,599853. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 didukung (t-statistic ≥ 1,96). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan (attitude to use) sistem e-ticket. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lim dan Ting (2012) dan Renny et al. (2012). Hasil dari penelitian Lim dan Ting (2012) menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) situs belanja online berpengaruh terhadap sikap pelanggan online shopping. Menurut penelitian Renny et al. (2012), persepsi kegunaan secara positif mempengaruhi sikap terhadap kegunaan tiket penerbangan secara online. Nasri dan Charfeddine (2012) melakukan penelitian dengan hasil yang menjelaskan bahwa persepsi kegunaan secara signifikan dan positif mempengaruhi sikap terhadap internet banking. Semakin tinggi manfaat dan keuntungan yang diberikan oleh suatu layanan, maka semakin tinggi pula sikap yang ditentukan pengguna untuk menggunakan layanan tersebut. Hipotesis 3 Hipotesis 3 menyatakan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan sistem e-ticket. Dari hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai original sample 0,393080 dan t-statistic 5,829484. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung (t-statistic ≥ 1,96). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan (attitude to use) sistem e-ticket. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lim dan Ting (2012) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan (perceived ease of use) situs belanja online berpengaruh terhadap sikap pelanggan online shopping. Penelitian yang dilakukan Nasri dan Charfeddine (2012) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap terhadap internet banking (attitude toward internet banking). Hasil dari penelitian Renny et al. (2012) menyebutkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) secara positif mempengaruhi sikap terhadap kegunaan tiket penerbangan secara online. Semakin tinggi kemudahan yang diberikan oleh suatu layanan, maka semakin tinggi pula sikap yang ditentukan pengguna untuk menggunakan layanan tersebut. Hipotesis 4 Hipotesis 4 menyatakan bahwa sikap penggunaan sistem e-ticket berpengaruh positif terhadap niat penggunaan sistem e-ticket. Dari hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai original sample 0,682324 dan t-statistic 16,011924. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4 didukung (t-statistic ≥ 1,96). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap penggunaan (attitude to use)
sistem e-ticket berpengaruh positif terhadap niat penggunaan (intention to use) sistem e-ticket. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lim dan Ting (2012), yang menyebutkan bahwa niat konsumen untuk berbelanja online ditentukan oleh sikap mereka terhadap online shopping. Penelitian Nasri dan Charfeddine (2012) menyebutkan bahwa sikap (attitude) memiliki pengaruh yang signifikan pada niat penggunaan internet banking. Penelitian Jan dan Contreras (2012) juga menunjukkan bahwa sikap berpengaruh terhadap niat penggunaan teknologi. Semakin tinggi sikap positif pengguna terhadap suatu layanan, maka semakin tinggi pula niat yang dimiliki pengguna untuk menggunakan layanan tersebut. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan, kegunaan, dan kemudahan yang diberikan oleh penyedia layanan reservasi tiket kereta api secara online, maka akan membuat pengguna layanan mengambil sikap untuk menggunakan layanan tersebut. Selain itu, semakin tinggi sikap pengguna terhadap layanan reservasi tiket kereta api secara online, maka akan membuat pengguna untuk terus berniat menggunakan layanan tersebut. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian ini yaitu, penyedia layanan reservasi tiket kereta api secara online harus lebih membangun kepercayaan pengguna terhadap layanan yang diberikan. Penyedia layanan reservasi tiket kereta api secara online juga harus mengutamakan faktor kegunaan, serta kemudahan dalam penggunaan layanan, sehingga pengguna akan mengambil sikap untuk terus menggunakan layanan tersebut. Penelitian ini juga dapat digunakan oleh penyedia layanan reservasi tiket kereta api secara online untuk meningkatkan kualitas sistem penyedia layanan yang digunakan, baik saat melakukan transaksi maupun pembayaran, sehingga pengguna merasa percaya bahwa sistem tersebut aman, mudah, dan memberikan manfaat saat digunakan. Keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner tidak dapat secara langsung diberikan kepada responden yang berada di Stasiun Malang, karena kondisi di stasiun tidak memungkinkan peneliti dalam menyebarkan kuesioner. Hal ini disebabkan karena banyaknya orang yang berada di stasiun membuat kondisi tidak kondusif bagi responden untuk mengisi kuesioner. Selain itu, pada saat penyebaran kuesioner kepada responden yang dihubungi peneliti dengan cara personal chat melalui social media dan e-mail, responden tidak segera menjawab chat yang dikirimkan oleh peneliti. Ada beberapa responden yang lupa bahkan tidak memberikan konfirmasi sudah mengisi kuesioner atau belum. Daftar Pustaka Alam, S.S., dan Yasin, Norjaya M. 2010. Journal of Theoretical and Applied Electronic Commerce Research. What Factors Influence Online Brand Trust: Evidence From Online Tickets Buyers in Malaysia
Alsajjan, Bander., and Dennis, Charles. 2009. Journal of Bussiness Research. Internet Banking Acceptance Model: Cross-Market Examination Anonim. 2011. Layanan Online Payment Pembelian Tiket KA. www.bumn.go.id. Diakses 7 Oktober 2014 Anonim. 2012. Tiket.com Perkuat Travel Online Lewat Layanan Kereta Api. http://sindotrijaya.com. Diakses 7 Oktober 2014 Anonim. 2013. Analisis Strategi Bank dan Keuangan. Majalah Infobank. Vol. XXXV. No 414. Edisi September Azzahra, Dina. 2012. PT. KAI Tertibkan Tiket: Harus Sesuai Dengan Identitas. www.kabarindo.com. Diakses 14 Oktober 2014 Belanche, Daniel., Casalo, Luis V., Flavian, Carlos. 2011. Integrating Trust and Personal Values into The Technology Acceptance Model: The Case of EGovernment Services Adoption Byambaa, Baasandulam, and Chang, Kuo-Chung. 2012. The Influence Factors of Online Purchase on Customer Satisfaction in Mongolian Airlines Chen, Hui. 2012. Journal of Computers. The Influence of Perceived Value and Trust on Online Buying Intention Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan Pertama. Bandung: Remaja Rosdakarya Guritno, S., Sudayono, dan Rahardja, Untung. 2011. Theory and Application of IT Research. Yogyakarta: ANDI Handoko, Dian Triyuli. 2014. Pemblokiran Kursi Cegah Ulah Calo Tiket Kereta. m.tempo.co. Diakses 10 Oktober 2014 Hapsari, Endah. 2012. Asyik, Pesan Tiket Kereta Api Bisa di Alfamart. www.republika.co.id. Diakses 7 Oktober 2014 Hartono, Jogiyanto, dan Abdillah, Willy. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE Hartono, Jogiyanto, dan Abdillah, Willy. 2011. Sistem Tatakelola Teknologi Informasi. Yogyakarta: ANDI Hartono, Jogiyanto. 2008. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: ANDI Hartono, Jogiyanto. 2013. Sistem Teknologi Informasi Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Hidayat, M. Risyal. 2014. KAI Resmikan Layanan Cetak Tiket Mandiri. m.tempo.co. Diakses 10 Oktober 2014 Indriantoro, Nur, dan Supomo, Bambang. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Jan, Alberto Un, and Contreras, Vilma. 2010. Journal Computers in Human Behavior. Technology Acceptance Model For The Use of Information Technology in Universities Kim, Myung Ja., Chung, Namho., and Lee, Choong Ki. 2010. Journal of Tourism Management. The Effect of Perceived Trust on Electronic Commerce: Shopping Online For Tourism Products and Services in South Korea Lim, Weng Marc, and Ting, Ding Hooi. 2010. Journal of Modern Applied Science. E-shopping: An Analysis of The Technology Acceptance Model Lin, Long-Yi, and Lu, Ching-Yuh Lu. 2010. Journal of Tourism Review. The Influence of Corporate Image, Relationship Marketing, and Trust on Purchase Intention: The Moderating Effects of Word-of-Mouth
Nasri, Wadie, and Charfeddine, Lanouar. 2012. Journal of High Technology Management Research. Factors Affecting The Adoption of Internet Banking in Tunisia: An Integration Theory of Acceptance Model and Theory of Planned Behavior Renny., Guritno, Suryo., Siringoringo, Hotniar. 2012. Perceived Usefulness, Ease of use, and Attitude Towards Online Shopping Usefulness Towards Online Airlines Ticket Purchase Roszandi, Dasril. 2014. Begini, Cara Beli Tiket Kereta Lewat Ponsel. m.tempo.co. Diakses 10 Oktober 2014. Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Sari, Devi Permata. 2013. Journal. Customers’ Intention on Purchasing Airlines E-Ticket: The Analysis of Online Trust and Technology Acceptance Model in Garuda Indonesia Webcommerce Sarjono, Haryadi. 2012. Aplikasi Riset Operasi. Jakarta: Salemba Empat Schierz, Paul G., Schilke, Oliver, and Wirtz, Bernd W. 2009. Journal Electronic Commerce Research and Applications. Understanding Consumer Acceptance of Mobile Payment Services: An Empirical Analysis
Lampiran Lampiran 1: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
AVE
Tabel 1 Uji Validitas Composite Communality Reliability 0,843535 0,574470 0,881736 0,713432 0,900366 0,751104 0,806615 0,510747 0,833214 0,625875
Redundancy
ATD 0,574470 0,195934 EOU 0,713432 INT 0,751104 0,349140 TRS 0,510747 USF 0,625875 Sumber: Data yang diolah ATD = Attitude (sikap), EOU = Perceived ease of use (persepsi kemudahan), INT = Intention to use (niat penggunaan), TRS = Trust (kepercayaan), USF = Perceived usefulness (persepsi kegunaan)
Tabel 2 Outer Loading EOU INT
ATD TRS USF ATD1 0,711710 ATD2 0,770194 ATD3 0,795869 ATD4 0,751493 EOU1 0,868248 EOU2 0,869560 EOU3 0,793918 INT1 0,906583 INT2 0,873926 INT3 0,817113 TRS1 0,706246 TRS2 0,729430 TRS3 0,679243 TRS4 0,742134 USF1 0,721445 USF2 0,852381 USF3 0,794095 Sumber: Data yang diolah ATD = Attitude (sikap), EOU = Perceived ease of use (persepsi kemudahan), INT = Intention to use (niat penggunaan), TRS = Trust (kepercayaan), USF = Perceived usefulness (persepsi kegunaan) Tabel 3 Nilai Cronbach’s alpha dan Composite Reliability Composite Cronbach’s alpha Reliability ATD 0,752278 0,843535 EOU 0,798316 0,881736 INT 0,833640 0,900366 TRS 0,684448 0,806615 USF 0,697475 0,833214 Sumber: Data yang diolah ATD = Attitude (sikap), EOU = Perceived ease of use (persepsi kemudahan), INT = Intention to use (niat penggunaan), TRS = Trust (kepercayaan), USF = Perceived usefulness (persepsi kegunaan)
Lampiran 2: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah Penghapusan Tabel 4 Uji Validitas Konvergen Composite AVE Communality Redundancy R Square Reliability ATD 0,574480 0,574480 0,843529 0,198828 0,483698 EOU 0,713432 0,713432 0,881736 INT 0,751107 0,751107 0,900368 0,349179 0,465566 TRS 0,575164 0,638806 0,802368 USF 0,625880 0,697475 0,833216 Sumber: Data yang diolah ATD = Attitude (sikap), EOU = Perceived ease of use (persepsi kemudahan), INT = Intention to use (niat penggunaan), TRS = Trust (kepercayaan), USF = Perceived usefulness (persepsi kegunaan) Tabel 5 Cross Loading Setelah Penghapusan ATD EOU INT TRS USF ATD1 0,710138 0,468125 0,480110 0,342590 0,419633 ATD2 0,770722 0,397127 0,565636 0,351045 0,462848 ATD3 0,796381 0,542252 0,530130 0,402470 0,410368 ATD4 0,751922 0,522562 0,491047 0,384299 0,428900 EOU1 0,568231 0,868217 0,491390 0,428756 0,487541 EOU2 0,539437 0,869548 0,515884 0,477902 0,521532 EOU3 0,504569 0,793967 0,515665 0,473463 0,448264 INT1 0,617398 0,479127 0,906580 0,327447 0,458964 INT2 0,615120 0,533863 0,873868 0,347917 0,403339 INT3 0,537355 0,553620 0,817183 0,415179 0,387931 TRS1 0,330074 0,400303 0,305742 0,743842 0,339221 TRS2 0,318875 0,349525 0,263656 0,751534 0,227079 TRS4 0,441281 0,468478 0,362546 0,779352 0,379137 USF1 0,441862 0,351115 0,346644 0,343634 0,721402 USF2 0,448893 0,483066 0,400732 0,312864 0,852458 USF3 0,453637 0,527037 0,392901 0,348406 0,794062 Sumber: Data yang diolah ATD = Attitude (sikap), EOU = Perceived ease of use (persepsi kemudahan), INT = Intention to use (niat penggunaan), TRS = Trust (kepercayaan), USF = Perceived usefulness (persepsi kegunaan)
Tabel 6 Nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability Composite Cronbach’s alpha Reliability ATD 0,752278 0,843529 EOU 0,798316 0,881736 INT 0,833640 0,900368 TRS 0,638806 0,802368 USF 0,697475 0,833216 Sumber: Data yang diolah ATD = Attitude (sikap), EOU = Perceived ease of use (persepsi kemudahan), INT = Intention to use (niat penggunaan), TRS = Trust (kepercayaan), USF = Perceived usefulness (persepsi kegunaan)
Lampiran 3: Pengujian Model Struktural Gambar 1 Model Struktural
Sumber: Data yang diolah ATD = Attitude (sikap), EOU = Perceived ease of use (persepsi kemudahan), INT = Intention to use (niat penggunaan), TRS = Trust (kepercayaan), USF = Perceived usefulness (persepsi kegunaan)
Tabel 7 Koefisien Jalur Pengujian Model Struktural Original Sample Standard Standard T Statistics Sample Mean Deviation Error (|O/STERR|) (O) (M) (STDEV) (STERR) ATD ->INT 4 0,682324 0,685076 0,042614 0,042614 16,011924 EOU ->ATD 3 0,393080 0,394115 0,067430 0,067430 5,829484 TRS ->ATD 1 0,159318 0,160094 0,061374 0,061374 2,595855 USF ->ATD 2 0,273715 0,277404 0,059505 0,059505 4,599853 Sumber: Data yang diolah ATD = Attitude (sikap), EOU = Perceived ease of use (persepsi kemudahan), INT = Intention to use (niat penggunaan), TRS = Trust (kepercayaan), USF = Perceived usefulness (persepsi kegunaan)