PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU DAN KINERJA GURU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Maria Tri Isnawati NIM: 111324031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku persembahkan hasil karyaku ini untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, aku percaya Engkau selalu menuntun setiap langkahku dimanapun aku berada. Thank’s God. Bapak dan ibu terkasih Yohanes Pujo Waryanto dan Christina Wartini. Terimakasih atas bimbingan, dukungan dan doanya selama ini. Kakakku Yustinus Krisdiyanto dan Antonius Krisna Widhiyanto. Terima kasih atas dukungannya dan telah mewarnai hidupku. Suami ku tercinta Albertus David Arief Ryanto dan anakku tersayang Elisabhet Chelsi. Terimakasih atas semangatnya memotivasiku, mendoakan, mendengarkan keluh kesahku. Sahabat dan saudara-saudara ku Mas Dedi, April, Anggi, Sisil, Pak dhe mbokdhe adi, lek Jinik, Tanti , Narsih, cipluk,hesti dan teman-teman angkatan 2011. Terimakasih atas semangat, dukungan dan doanya. Terimakasih pula untuk dosen pembimbing yang telah sabar membimbing saya selama menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih pula untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Seberat apapun tatangan hidupmu lakukanlah dengan iklhas hati dan kesabaran” Kata Yesus kepadanya: “ Akulah Jalan dan Kebenaran Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU DAN KINERJA GURU
Maria Tri Isnawati Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: (1) pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap profesionalisme guru; (2) pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru; (3) pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru; (4) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru; (5) pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru; dan (6) pengaruh mediasi profesionalisme guru hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016. Populasi penelitian sebanyak 145 orang yaitu guru-guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten. Sampel penelitian sebanyak 106 orang. Sampel diambil dengan teknik sampelaksidental. Teknik pengumpulan data mengunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kepemimpian transformasional kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru; (2) motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru; (3) kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru; (4) motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru; (5) profesionalisme guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru; dan (6) profesionalisme guru tidak memediasi hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Uji F menunjukkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja dan profesionalisme guru mampu menjadi prediktor kinerja guru. Kata kunci: kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru, kinerja guru
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECTS OF HEADMASTER’S TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TEACHER’S WORK MOTIVATION AND PROFESSIONALISM TOWARD TEACHER’S PERFORMANCE
Maria Tri Isnawati Universitas Sanata Dharma 2016 This research wasessentially correlational. It was intended to examine and analyze: (1) the effects of headmaster’s transformational leadership toward teacher professionalism, (2) the effectsof teachers’ work motivation toward their professionalisms; (3) the effects of headmaster’s transformational leadership toward teacher performance; (4) the effectsof teachers’ work motivation toward their performance; (5) the effects of teacher profesionalism toward their performance; and (6) the effects of teacher profesionalism as a mediating variable toward the relationship between the transformational leadership of headmaster and teachers’ work motivation and their perfomance. This research was conducted in May 2016. The population were 145 teachers of Public Senior High School in Klaten District. The samples were 106 High School teachers of Klaten District who were selected by accidental samplingtechnique. The data gathering technique was that of questionnaire and the data analysis was done by using multiple regression and path analysis. The results showed that: (1) the headmaster’s transformational leadership had significant effects toward teacher professionalism; (2) the motivation work had significant effect toward teacher professionalism; (3) the headmaster’s transformational leadership had significant effects toward teacher performance; (4) the teachers’ work motivation had significant effects toward their performance; (5) the teacher professionalism had significant effects toward their perfomance; and (6) there was no effect of teacher profesionalism as a mediating variable toward the relationship between the transformational leadership of headmaster and teachers’ work motivation and their performance. The F test showed that transformational leadership of headmaster, the teachers’ work motivation and their professionalism can bepredictorsof their perfomance.
Keyword: transformational leadership of headmaster, work motivation, teacher profesionalism, teacher perfomance
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur ku haturkan kepada Tuhas Yesus atas berkat dan rahmatNya yang telah membantu penulis dalam menyelasikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru. Skipsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Univeritas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan, saran, dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. sebgai Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti M.Si., M.Ed selaku Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4.
Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti M.Si., M.Ed selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
5.
Seluruh Bapak Ibu Dosen program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah membagi ilmunya selama proses perkuliahan.
6.
Seluruh bapak ibu guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten yang telah meluangkan waktu untuk partisipasinya. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Bapak Yohanes Pujo Wayanto dan Ibu Christina Wartini yang telah sabar membimbing, memberikan dorongan dan selalu mendoakan,dan selalu mendukung apa yang saya lakukan sampai saya berhasil menyelesaikan skripsi.
8.
Kakakku Yustinus Krisdianto dan Antonius Krisna Widhiyanto yang telah membantu, mendukung dan memberikan masukan-masukan untuk saya.
9.
Albertus David Arif Ryanto dan Elisabhet Chelsi yang selalu sabar dan menyemangati saya dalam memngerjakan skripsi.
10. Sahabat dan saudara-saudara Pakdhe Mbokdhe Adi, Lek Jinik, Mbak Kutik, Mbak Narsih, Mas Dedi, Anggi, Sisil, April, Cipluk, Hesti dan semuanya. 11. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2011. Terimakasih atas dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi. 12. Bapak Ibu guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten. Terimaksih atas partisipasinya dalam mengisi kuesioner.
Penulis, Agustus 2016
Maria Tri Isnawati
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ..i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv HALAMAN MOTTO .............................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xix DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xx BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... B. Batasan Masalah
1
.......................................................................................8
C. Rumusan Masalah ...................................................................................
8
D. Tujuan Penelitian .....................................................................................
9
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................9 F. Definisi Operasional ...................................................................................10
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepemimpinan ......................................................................................... 12 1. Pengertian Kepemimpinan ................................................................... 12 2. Fungsi Kepemimpinan ........................................................................ 14 3. Bentuk/Gaya Kepemimpinan ............................................................... 14 B. Kepemimpinan Transformasional .............................................................18 1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional .......................................18 2. Dimensi Kepemimpinan Transformasional .......................................... 19 3. Prinsip Kepemimpinan Transformasional ............................................. 20 4. Dampak Kepemimpinan Transformasional .......................................... 24 C. Motivasi Kerja ........................................................................................... 25 1. Pengertian Motivasi Kerja ..................................................................... 25 2. Faktor Motivasi ..................................................................................... 27 3. Jenis Motivasi ........................................................................................ 28 4. Dimensi Kepemimpinan Transformasional ...........................................29 D. Profesionalisme Guru .................................................................................30 1. Pengertian Profesionalisme Guru ...........................................................31 2. Ciri Profesionalisme Guru ......................................................................31 3. Karakteristik Profesionalisme Guru .......................................................34 4. Dampak Profesionalisme Guru ............................................................. 35 E. Kinerja Guru ............................................................................................ 36 1. Pengertian Kinerja Guru........................................................................ 36 2. Faktor Kinerja Guru .............................................................................. 37 3. Penilaian Kinerja Guru .......................................................................... 39 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Arti Penting Kinerja .............................................................................. 42 F. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 42 G. Kerangka Berfikir dan Hipotesis............................................................... 44 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 54 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 54 C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................... 54 D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ..................................... 55 E. Operasionalisasi Variabel .......................................................................... 56 F. Data yang Diperlukan ............................................................................... 62 1. Data Primer ........................................................................................... 62 2. Data Sekunder ....................................................................................... 63 G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 63 H. Pengujian Instrumen Penelitian ............................................................... 63 1. Validitas ............................................................................................... 63 2. Reliabilitas ..............................................................................................69 I. Teknik Analisis Data ..................................................................................70 1. Analisis Deskriptif..................................................................................70 2. Teknik Pengujian Hipotesis ...................................................................75 a. Uji Prasyarat ...........................................................................................75 b. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................77 3. Uji Hipotesis ...........................................................................................78 a. Hipotesis pertama dan kedua ..................................................................78 b. Hipotesis ketiga dan keempat .................................................................80 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Hipotesis kelima .....................................................................................81 d. Uji Path Analysis .................................................................................. 82 e. Uji F ...................................................................................................... 85 BAB IV. GAMBARAN UMUM A. SMA N 1 KLATEN ................................................................................. 87 B. SMA N 2 KLATEN ..................................................................................91 BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 95 1. Demografi Responden .......................................................................... 95 a. Tingkat Pendidikan ............................................................................... 96 b. Status Pekerjaan ................................................................................... 96 c. Masa Kerja............................................................................................ 97 d. Hasil deskripsi per variabel .................................................................. 98 2. Analisis Data ........................................................................................ 99 a. Uji Prasyarat .......................................................................................... 99 b. Uji Asumsi Klasik ................................................................................101 c. UjiHipotesis ......................................................................................... 103 3. Uji F ....................................................................................................111 B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 112 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 118 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 119 C. Saran ...................................................................................................... 119 Daftar Pustaka ................................................................................................... 121 Lampiran xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
III.1
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kepemimpinan Transformasional ............. 58
III.2
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Kerja ............................................ 59
III.3
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Profesionalisme Guru ................................. 61
III.4
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kinerja Guru............................................... 62
III.5
Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ............ 64
III.6
Uji Validitas Motivasi Kerja .................................................................... 66
III.7
Uji Validitas Profesionalisme Guru ...........................................................77
III.8
Uji Validitas Kinerja Guru .........................................................................68
III.9
Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................70
III.10 Kategori Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ................... 72 III.11 Kategori Motivasi Kerja ........................................................................... 73 III.12 Kategori Profesionalisme Guru ................................................................ 74 III.13 Kategori Kinerja Guru ............................................................................. 75 V.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................... 92
V.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan .......................... 93
V.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .................................. 93
V.4
Hasil Kategori Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ........ 94
V.5
Hasil Kategori Motivasi Kerja ................................................................. 94
V.6
Hasil Kategori Profesionalisme Guru ...................................................... 94
V.7
Hasil Kategori Kinerja Guru .................................................................... 95
V.8
Hasil Uji Normalitas................................................................................. 95 xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
V.9
Hasil Uji Linearitas ................................................................................ 96
V.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas .....................................................................97 V.11 Uji Multikolinearitas ..................................................................................98 V.12 Uji Regresi Linear Berganda ......................................................................99 V.13 Uji Regresi Linear Berganda ......................................................................99 V.14 Uji Regresi Linear Sederhana ..................................................................100 V.15 Uji Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................................102 V.16 Uji F........................................................................................................ 107
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SKEMA
Skema
Halaman
II.14 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru ..........................................................................................
xviii
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Lampiran 1 Kuesioner ..........................................................................................120 Lampiran 2 Data Mentah .....................................................................................130 Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ...........................................................139 Lampiran 4 Uji Normalitas dan Linearitas ..........................................................144 Lampiran 5 Uji Heterokedasitas dan Uji Multikolenieritas .................................148 Lampiran 6 Uji Hipotesis Pertama dan Kedua .....................................................152 Lampiran 6 Uji Hipotesis Ketiga, Keempat dan Kelima .....................................153 Lampiran 6 Uji F .................................................................................................154 Lampiran 7 Daftar Guru .......................................................................................155 Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ..........................................................................156
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah pendidikan telah menjadi topik pembicaraan yang cukup mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun masyarakat. Data yang dirilis oleh UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat 64 dari 120 negara berdasarkan penilaian Education Devolopment Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Data lain yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2013 melaporkan bahwa rata-rata nasional angka putus sekolah usia 7–12 tahun 182.773 anak (0,67%); usia 13–15 tahun sebanyak 209.976 anak ( 2,21%); dan usia 16–18 tahun semakin tinggi hingga 223.676 anak (3,4%). Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih cukup rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas sumber dayamanusia yang pada akhirnya menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas, baik pada jalur pendidikan formal, informal maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa 2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa, bahwa pengembangan sistem pendidikan yang berkualita perlu lebih ditentukan karena berbagai indikator menunjukan bahawa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya yang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Guru 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
merupakan sumber daya yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah karena guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan siswa. Guru merupakan unsur penting di sekolah karena kinerja guru menentukan keberhasilan belajar siswa dan pada akhirnya menentukan kualitas sekolah. Akhir-akhir ini masalah kinerja guru sangat dirasakan oleh siswa dan orang tua siswa. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk kinerja guru. Saat ini kinerja guru menjadi perhatian semua pihak, karena anggaran pendidikan sudah lebih dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 20%. Kinerja guru di sekolah merujuk kepada perilaku guru dalam melaksanakan pekerjaan keguruan yaitu mengajar. Kinerja guru berkaitan erat dengan apa yang guru lakukan di dalam kelas dan bagaimana hal itu berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa. Kinerja guru merupakan seluruh usaha guru untuk mengantarkan proses pembelajaran mencapai tujuan pendidikan. Adapun kinerja guru meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut tugas profesionalnya sebagai guru dan tugas pengembangan pribadi guru. Tugas profesional guru mencakup kegiatan berantai dimulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan, mengevaluasi sampai dengan tindak lanjut evaluasi. Seorang guru yang memiliki profesionalitas yang tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara dan strategi. Guru akan selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU RI No 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen). Guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas seharihari. Glickman (Darmansiah, 2008) menegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara professional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability) dan kinerja. Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara professional bila memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Seorang guru dapat dikatakan profesional bila memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of commitment)(Sumarno, 2009: 2). Kemampuan profesional guru adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas, yang dibekali dengan kompetensi (kemampuan dasar). Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas (2003) kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru ialah kemampuan penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, pengembangan profesi, pemahaman wawasan pendidikan, dan penguasaan bahan kajian akademik. Kemampuan profesi adalah salah satu unsur penunjang bagi guru dalam mewujudkan prestasi kerja (kinerja).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Tanggung jawab guru dalam proses belajar mengajar di sekolah ditandai dengan upaya tidak segera puas atas hasil yang dicapainya, selalu mencoba mencari cara-cara baru guna mengatasi setiap hambatan yang ada dan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan cara melaksanakan tugas sehingga menjadi lebih baik, dan merasa malu apabila ternyata kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu gagal tidak dapat dilakukan. Kondisi ini menunjukkan bahwa guru tersebut mempunyai tingkat profesionalitas yang tinggi dalam proses belajar mengajar tersebut. Profesionalitas yang tinggi ini akan menyebabkan ia mempunyai kinerja yang tinggi pula dalam proses belajar mengajar tersebut. Faktor lain yang mepengaruhi kinerja seorang guru adalah motivasi kerja seorang guru. Seorang guru dapat bekerja secara professional jika pada dirinya terdapat motivasi yang tinggi. Guru yang memiliki motivasi yang tinggi biasanya akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan energikkarena ada motif-motif atau tujuan tertentu yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif itulah sebagai faktor pendorong yang memberi kekuatan kepada guru, sehingga ia mau dan rela bekerja keras. Pemberian motivasi yang tepat akan mendorong guru merubah perilakunya untuk tumbuh dan berkembang mencapai keberhasilannya dalam bekerja. Untuk mengoptimalkan pencapaian prestasi yang dimiliki pegawai perlu dukungan pemimpin dalam pelaksanaannya, salah satunya dengan pemberian motivasi kepada guru, agar guru dapat meningkatkan kemampuan sesuai dengan yang dikehendaki pemimpin, sehingga kinerjanya pun akan meningkat, sesuai dengan tujuan dari organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Berbicara mengenai motivasi kerja, penelitian yang dilakukan oleh Zunaidah, dkk (2014) menyimpulkan bahwa motivasi kerja seperti memberi semangat kerja, inisiatif, kreatifitas dan rasa tanggungjawab berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Dengan motivasi yang tepat guru akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena menyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi sekolah mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingannya pribadi para guru tersebut akan terpelihara juga. Meskipun pada dasarnya motivasi kerja sudah dimiliki oleh setiap pegawai, bukan berarti pemimpin “bebas tugas”. Artinya, pemimpin juga berperan secara profesional dalam merangsang motivasi kerja mereka agar grafiknya tidak menurun. Upaya pemimpin ini menjadi penting, terutama bagi guru dengan motivasikerja rendah. Dengan demikian motivasi kerja adalah dorongan atau penggerak agar bawahannya agar dapat bekerja keras untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pendidikan di sekolah di pengaruhi oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga pendidik yang ada disekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berhubungan dalam meningkatkan profesionalitas guru dan kinerja guru. Kepala sekolah
bertanggung
jawab
atas
penyelenggaraan
kegiatan
pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa, 2004). Peran kepala sekolah ini menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
kepala sekolah, yang menghendaki dukungan motivasi kerja dan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Kartono (Anwar, 2003: 67) bahwa fungsi kepemimpinan kepala sekolah adalah memandu, menuntun, membimbing, memberi atau membangun motivasimotivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga akan mampu membawa para pengikutnya kepada tujuan yang telah direncanakan. Oleh karena itu, keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya dapat dilihat melalui kemampuannya dalam menciptakan iklim belajar mengajar, mempengaruhi dan mengajak serta mendorong guru, pegawai, dan peserta didik untuk menjalankan tugas masing-masing dengan sebaik-baiknya. Jadi seorang kepala sekolah harus memberi dorongan kepada guru-guru, supaya mereka senantiasa berusaha untuk mengembangkan dirinya secara terus menerus. Namun perkembangan ke arah yang lebih baik, diharapkan tidak hanya pada para guru saja tetapi juga kepala sekolah itu sendiri. Kepemimpinan seorang kepala sekolah sedikit banyak dapat mempengaruhi pendidikan di lingkungan sekolah. Sekolah juga membutuhkan figur seorang pemimpin yang siap bekerja keras untuk dapat memajukan sekolah dan untuk meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Salah satu bentuk kepemimpinan yang diyakini dapat mengimbangi pola pikir dan refleksi pandangan baru dalam arus globalisasi dirumuskan sebagai kepemimpinan
transformasional.
Kepemimpinan
transformasional
yang
digambarkan sebagai kepemimpinan yang membangkitkan atau memotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
bawahannya untuk dapat berkembang dan mencapai kinerja atau tingkat yang lebih tinggi lagi sehingga mampu mencapai lebih dari yang mereka perkirakan sebelumnya (beyond expectation). Kepemimpinan penting karena secara teoritis kepemimpinan diposisikan sebagai faktor sentral yang mendinamisasi, menggerakkan, mengarahkan, dan mengkoordinasikan berbagai faktor lain dalam organisasi (Gana, 2004). Pemimpin transformasional juga berarti seseorang (pemimpin) yang sadar akan prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia sehingga ia berupaya mengembangkan segi kepemimpinannya secara utuh melalui pemotivasian terhadap pegawai dan membuat mereka melihat bahwa tujuan yang akan dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Di Indonesia tipe kepemimpinan transformasional mulai mengemuka seiring dengan perubahan arah kebijakan dari sentralisasi ke desentralisasi, di mana sekolah memiliki peranan yang signifikan dalam menentukan kebijakannya sendiri berbasis sekolah adalah agar kepala sekolah dapat mengimplementesikan Pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah model manajemen upaya-upaya pembaharuan dalam kependidikan. Tanpa disertai kepemimpinan kepala sekolah yang aspiratif terhadap perubahan, upaya pembaharuan pendidikan seideal apa pun yang dirancang nampaknya tidak akan membawa hasil optimal. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bermaksud mengungkap Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Terhadap Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru di SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten.
B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini memofokuskan pada Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Motivasi Guru terhadap Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten. Dimana penulis membatasi tempat untuk melakukan penelitian karena diharapkan penelitian ini dapat lebih fokus dan memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan penulis dan menjadi sebuah karya ilmiah yang baik.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap profesionalisme guru? 2. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru? 3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru? 4. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru? 5. Bagaimana pengaruh profesionalisme guru berpengaruh terhadap kinerja guru? 6. Bagaimana pengaruh mediasi profesionalisme guru hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengujidan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap profesionalisme guru. 2. Untuk
menguji
dan
menganalisis
pengaruhmotivasi
kerja
terhadap
profesionalisme guru. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru. 4. Untuk menguji dan menganalisis motivasi kerja terhadap kinerja guru. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru. 6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh mediasi profesionalisme guru hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru?
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori, khususnya dalam bidang manajemen pendidikan yang berkaitan dengan kepemimpinan transformasional kepala sekolah motivasi kerja terhadap profesionalisme guru dan kinerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
2. Manfaat Praktis 1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi sekolah akan pentingnya kepemimpian transformasional kepala sekolah yang sesuai dengan keinginan para guru sehingga dapat mengkaitkan motivasi kerja, tingkat profesionalisme guru serta dapat meningkatkan kinerja guru. 2. Bagi Kepala sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah untuk lebih meningkatkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah karena motivasi kerja guru dan profesionalisme guru sangat berpengaruh terhadap kinerja guru sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapan. 3. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan guru lebih semangat dan mempunyai motivasi tiggi dalam menjalanan tugasnya sebagai guru yang profesional sehingga guru dapat meningkatkan kinerjanya.
F. Definisi Operasional 1. Kepemimpinan transformasional kepaala sekolah dalah kepemimpinan yang memperhatian bawahan, dapat mengubah bawahan akan visi dan tujuan organisasi (menekankan pentingnya rasa memiliki misi bersama) dan memberikan inspirasi untuk bawahan untuk melampaui kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok serta mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa pada para pengikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
2. Motivasi kerja adalah dorongan, upaya, dan keinginan yang di dalam dirri untuk meningkatkan prestasi, mencintai pekerjaanya, yang didukung tempat kerja dan suasana kerja yang nyaman, dan gaji yang besar sehingga bawahan menjadi aktif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam lingkup pekerjaan. 3. Profesionalisme guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan (guru). 4. Kinerja guru adalah persepsi guru atas tanggungjawab, kepercayaan diri, kompetensi,
kemampuan
berkomunikasi
dan
kondisi
sekolah
yang
memungkinkan prestasi seorang guru melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kewenangan dan kemamuan yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kepemimpinan a. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan sangat diperlukan dalam sebuah organisasi, seperti halnya organisasi sekolah. Sekolah disebut sebagai suatu organisasi karena didalam sekolah terdapat unsur kelompok manusia yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yakni tujuan pendidikan. Unsur kelompok manusia yang bekerja sama dalam organisasi sekolah itu meliputi kepala sekolah, kelompok guru, kelompok karyawan, dan kelompok siswa. Wahjosumidjo (2001: 134) mengatakan seorang atau mereka yang bertanggungjawab atau diberi tugas untuk memimpin, dalam hal ini adalah kepala sekolah. Dengan demikian kepemimpinan disekolah terjadi karena adanya hubungan, yakni “antara kepala sekolah sebagai orang yang bertanggungjawab untuk memimpin dengan kelompok-kelompok guru, tenaga administratif, orang tua siswa dan para siswa, kelompok yang dipimpin” (Wahjosumidjo, 2001: 135). Untuk memperjelas makna kepemimpinan kepala sekolah, akan diuraikan mengenai pengertian, teori, proses, dan tipe kepemimpinan. Menurut Stogdill (Wahjosumidjo, 2001: 17) menyimpulkan bahwa “kepemimpinan diterjemahkan kedalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antar 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
peran, dari suatu jabatan administratif, proses, dan persepsi dari lainnya tentang legitimasi pengaruh”. Kepemimpinan adalah “suatu usaha yang menggunakan gaya kepemimpinan untuk mempengaruhi dan tidak memaksa dalam memotivasi individu untuk mencapai tujuan” Gibson, 1996 (Syahroni, 2007). Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian kepemimpinan adalah: 1) seni dalam mempengaruhi orang lain sehingga mau bekerja secara sukarela dan penuh antusias kearah mencapai tujuan kelompok, dan oleh karenanya itu dibutuhkan adanya kualitas pemimpin yang ditandai oleh sifat-sifat kepribadian yang kuat, memiliki kewibawaan, dan mampu menggunakan perilaku dan gaya kepemimpinan dengan tepat dalam mempengaruhi orang lain; 2) kepemimpinan merupakan hubungan interaksi antara dua orang atau lebih yang melibatkan adanya seorang pemimpin dengan orang-orang yang dipimpin, oleh karena itu seorang
pemimpin hendaknya mempunyai jiwa dan kemampuan
kepemimpinan sehingga mampu menjelaskan fungsi dan tugasnya untuk menggerakan, meyakinkan, dan memotivasi bawahan dalam mencapai tujuan; dan 3) kepemimpinan merupakan proses pengorganisasian dalam arti keseluruhan untuk mencapai tujuan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa “proses kepemimpinan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pemimpin, pengikut, dan faktor situasi” Indriyo. Dalam penelitian ini pengertian kepemimpinan ditekankan pada fungsi dan tugas sorang pemimpin (dalam hal ini kepala sekolah) berdasarkan kemampuan kepemimpinannya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
mempengaruhi dan menggerakan orang-orang yang dipimpin (guru) dalam mencapai tujuan sekolah. b. Fungsi Kepemimpinan Menurut Rivai (2001) fungsi kepemimpinan yang cocok dengan visi kepemimpinan dengan berbagai rasa yaitu menciptakan visi dan rasa komunitas, membantu mengembangkan komitmen daripada sekedar memenuhinya, menginspirasi kepercayaan, mengintregasikan pandangan yang berlainan, mendukung pembicaraan yang cakap melalui dialog, membantu menggunakan pengaruh mereka, kepemimpinan melalui berbagai rasa, memfasilitasi, memberi semangat pada yang lain, menopang tim, dan bertindak sebagai model. c. Bentuk/Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan memiliki banyak gaya kepemimpinan dan jenisnya semua tergantung dari seorang pemimpin itu sendiri, menurut beberapa ahligaya kepemimpinan adalah sebagai berikut: a) Kepemimpinan Otokratis Dalam gaya otokratis, pengambilan keputusan adalah hak prerogatif dari pemimpin. Semuanya langsung dilakukan dan ditentukan oleh pemimpin itu sendiri, tanpa masukan dari siapapun. b) Kepemimpinan Birokrasi Ini adalah gaya kepemimpinan dalam organisasi yang dilakukan perusahaan, tepatnya mengikuti kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini adalah tugas pemimpin untuk memastikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
bahwa semua aturan dipatuhi oleh karyawan. Gaya kepemimpinan dalam organisasi ini efektif jika karyawan melakukan tugas-tugas rutin seharihari. Namun, tidak ada ruang untuk kreatifitas atau pemecahan masalah yang inovatif dalam gaya kepemimpinan birokrasi. c) Kepemimpinan Partisipasif Gaya partisipatif mengarah kepengembangan kepercayaan dan loyalitas para bawahan kepada pemimpin, karena pemimpin membawa mereka ke dalam pertimbangan penuh, menggunakan ketrampilan dan pengetahuan mereka dan mengambil masukan mereka, sebelum tiba pada suatu keputusan. Gaya partisipastif bekerja dengan sangat baik dimana pemimpin baru saja bergabung dalm organisasi. d) Kepemimpinan Laissez-faire Dalam hal ini, para bawahan diberikan kebebasan mutlak oleh pemimpin untuk menentukan tujuan mereka sendiri dan cara-cara untuk mencapainya. Gaya ini sedikit didasarkan pada prinsip interferensi. Hal ini dapat menjadi sukses besar jika bawahannya berpengalaman dan terampil, namun bisa menjadi bumerang jika mereka tidak dapat dipercaya. e) Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan ini bekerja pada prinsip bahwa mereka mendatangani kontrak untuk berpartisipasi dalam proyek tertentu, mereka mengikuti semua kepetusan pemimpin mereka sebagai otoritas tertinggi. Jika kinerja bawahan baik, mereka akan dihargai dan jika kinerja mereka di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
bawah standar yang diharapkan, mereka akan terkena sanksi sesuai kontrak tertulis. f) Kepemimpinan Transformasional Pemimpin menjual visinya kepada bawahannya, dengan cara yang paling menarik
dalam
kepemimpinan
dalam
organisasi
yang
bersifat
transformasional memotivasi bawahannyan dalam bekerja untuk tugas yang diberikan dengan antusiasme yang besar. Pemimpin benar-benar peduli untuk kesejahteraan anak buahnya dan ingin mereka untuk mempelajari hal-hal yang baru dan sesuai visinya. g) Kepemimpinan Melayani Pemimpin bertindak sebagai seseorang yang membantu orang lain untuk tumbuh. Dengan bertindak sebagai pemimpin yang melayani, pemimpin memberikan
bawahannya
kebebasan
untuk
tumbuh,
memelihara
semangat mereka dan juga komitmen secara keseluruhan. h) Kepemimpinan Karismatik Seorang pemimpin karismatik, dengan menggunakan pesona dan kemampuannya
untuk
membuat
orang
lain
merasa
penting,
menggunakan kata-kata cerdas untuk mengatasi masalah, dan mampu mengumpulkan banyak pengagum. Orang-orang tertarik kearahnya dan dengan demikian ingin bekerja untuknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
i) Kepemimpinan Situasional Hal ini diadopsi oleh seorang pemimpin sesuai dengan situasi yang berlaku. Beberapa faktor penentu seperti jenis kerjasama yang ada antara anggota tim dan bebagai sumber daya yang tersedia dan lain-lain. j) Kepemimpinan Tenang Ini adalah kebalikan dari gaya kepemimpinan kharismatik. Dalam hal ini, pemimpin memotivasi timnya melalui tindakannya, bukan kata-kata. Dari berbagai bentuk atau gaya kepemimpinan dalam organisasi, maka dalam penelitian yang digunakan peneliti adalah kepemimpinan transformasional. Kepemimpian transformasional menurut Avolio (1990) mengatakan temuan-temuan penelitian mendukung sejumlah generalisasi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang membentuk kepemimpinan transformasional. Dalam penelitian Kusumah (2014) menyimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Kepemimpinan transformasional berarti kepemimpinan yang menumbuhkan ekspektasi akan performa yang tinggi, bukan semata-mata hanya mengahabiskan waktu dalam beraktivitas namun
menggerakkan
pengikutnya.
Demikian
pula,
Bass
(1998)
menyimpulkan bahwa bukti penelitian lebih jelas memperlihatkan bahwa kepemimpinan transformasional bisa menggerakkkan para pengikutnya agar melampui performa yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional memunculkan upaya, komitmen, dan kepuasan bawahannya yang lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
2. Kepemimpinan Transformasional a. Pengertian Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional menurut para ahli didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan yang mendorong semua unsur atau elemen sekolah (guru, siswa, pegawai/staf, orangtua siswa, masyarakat sekitar dan lainnya) untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values system) yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah tersebut bersedia untuk berpartisipatif secara optimal dalam mencapai visi sekolah (Firman:2008). Kepemimpinan transformasional merupakan upaya memotivasi pegawai untuk bekerja demi tercapai sasaran organisasi dan memuaskan kebutuhan mereka pada tingkat yanglebih tinggi. Adalah suatu hal yang manusiawi, jika seseorang yang telah bekerja pada bidang dan periode waktu kerja tertentu mendapatkan keuntungan dan/ atau pendapatan yang layak. Menurut Danim (2005:56) dengan melalui model kepemimpinan transformasional,
segala
potensi
organisasi
pembelajaran
dapat
ditransformasikan menjadi aktual dalam rangka mencapai tujuan lembaga. Di sisi lain hal ini akan menjadi berbahaya, jika ia bekerja semata-mata karena keinginan untuk memperoleh keuntungan atau setiappekerjaan yang akan maupun yang sedang dilakukan dilihat dari aspek untung ruginya saja. Pemimpin transformasional cenderung memanusiakan manusia melalui berbagai cara seperti memotivasi dan memberdayakan fungsi dan peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
karyawan untuk mengembangkan organisasi dan pengembangan diri menuju aktualisasi diri yang nyata (Wutun,2001: 351). Jadi dari berbagai pengertian kepemimipinan transformasional di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimipinan transformasional adalah membangun
kesadaran
bawahannya
akan
pentingnya
nilai
kerja,
memperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bermasa termasuk kepentingan pribadi. Pemimipin transformasional berupaya melakukan transforming of visionary menjadi isi bersama sehingga mereka (bawahan dan pemimpin) bekerja agar isi menjadi kenyataan. Kepemimpinan transformasional dapat digunakan bila pemimpin perlu meningkatkan kinerja seseorang secara drastis. Kepemimpinan transformasional dapat menjadi gaya kepemimpinan yang melelahkan. Pemimpin bertanggung jawab untuk visi dan cara-cara mencapai visi tersebut. Pemimpin transformasional hingga tingkat tertentu bagaikan seorang penjudi yang mempertaruhkan visinya sebagai visi yang benar. b. Dimensi-Dimensi Kepemimpinan Transformasional Bass (Murnianita, 2012) mengatakan ada 4 dimensi kepemimpinan transformasional sebagai berikut: 1) Pengaruh
Idealis
kepemimpinan
(Iidealized
Kharismatik,
influence) seorang
atau
pemimpin
dikenal
dengan
transformasional
berperilaku sebagai seorang panutan, dihormati, dikagumi dan dipercaya. Pemimpin tersebut mau mengambil resiko, dapat di andalkan, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
bermoral dan beretika baik. Pengaruh idealis juga dapat diartikan pemimpinan yang dapat memberikan visi dan misi, menanamkan kebanggaan, saling menghormati dan saling percaya (Robbin & Judge, 2007). Pada dimensi ini terbagi menjadi dua, yaitu: a) Idealized influence attributed (Antonakis, et al., 2003 dalam McCann, 2008),
merupakan
karisma
sosial
seorang
pemimpin
yang
dipersepsikan sebagai seorang pemimpin yang berkuasa dan percaya diri, serta fokus pada tujuan. Pemimpin ini seperti menunjukan kebanggaan, rasa hormat dan kepercayaan bagi bawahannya (Mehmoood &Arif, 2011). b) Idealized influence behavior (Antonakis, et al., 2003 dalam McCann, 2008) merupakan tindakan karismatik dari seorang pemimpin yang mengacu pada misi, nilai-nilai dan keyakinan. Pemimpin memiliki prinsip-prinsip
etika
dan
moral,
mendorong
dan
menuntut
keterikatakan yang tinggi, serta mengkomunikasikan nilai dan tujuan organisasi secara menyakinkan (Mehmoood &Arif, 2011). 2) Inspirasi motivasi (inspirational motivation), pemimpin seperti ini menunjukkan antusiasme dan optimisme, serta menciptakan suasana kerja yang berkomitmen mencapai tujuan dan visi organisasi. Selain itu pemimpin yang memiliki karakteristik inspirasi motivasi adalah pemimpin yang mampu mengkomunikasikan harapan-harapan tinggi, fokus terhadap usaha/upaya dan mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang sederhana (Robbin & Judge, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
3) Stimulasi
intelektual
(intellectual
stimulation),
pemimpin
transformasional mendorong kreativitas pengikutnya dan mendorong adanya terobosan terbaru dalam penyelesaian masalah. 4) Pertimbangan individual (individualized consideration) maksudnya adalah pemimpin transformasional berperan sebagai pelatih sekaligus mentor, serta menghargai kebutuhan dan keinginan individu. Pemimpin seperti ini adalah pendengar dan memiliki interaksi yang baik dengan individu lain. Umumnya para pengikutnya berkembang menjadi invidu berpotensi tinggi. b. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Transformasional Ress
(2001)
transformasional
menyatakan
mengangkat
paradigma
tujuh
baru
pronsip
kepemimpinan
untuk
menciptakan
kepemimpinan transformasional yang sinergis yang terdiri dari simplifikasi, motivasi, fasilitasi, inovasi, mobilitas, siap siaga dan tekad. Penjelasan
tujuh
prinsip
untuk
menciptakan
kepemimpinan
transformasional yang sinergis adalah sebagai berikut: 1) Simplifikasi Keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta ketrampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas dan praktis dan tentu saja transformasional
yang
dapat
menjawab,
“Ke
mana
kita
melangkah?” menjadi hal pertama yang penting untuk implementasi.
akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
2) Motivasi Kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita lakukan. Pada saat pemimpin transformasional dapat menciptakan suatu sinergisitas di dalam organisasi, berarti seharusnya dia dapat mengoptimalkan, memotivasi, dan memberi energi kepada setiap pengikutnya. Praktisnya, dapat saja berupa tugas atau pekerjaan yang betul-betul menatang serta memberikan peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses kreatif, baik dalam hal yang memberikan usulan ataupun mengambil keputusan dalam pemecahan masalah sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah bagi mereka. 3) Fasilitasi Dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif memfasilitasi pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok, ataupun individual. Hal ini akan berdampak pada semakin bertambahnya modal intelektual dari setiap orang yang terlibat di dalam. 4) Inovasi Kemampuan untuk secara berani dan bertanggungjawab melakukan suatu perubahan bilamana diperlakukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan efisien, setiap orang yang terlibat perlu mengantasipasi perubahan dan seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus tertentu, pemimpin transformasional harus siap untuk merespon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
perubahan tanpa mengorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun. 5) Mobilitas Pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperkuat setiap orang yang terlibat di dalamnya dalam mencapai visi dan tujaun. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan pengikut yang penuh dengan tanggungjawab. 6) Siap siaga Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif. 7) Tekad Tekad yang bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk itu tentu perlu pula didukung oleh pengembangan displin spiritualitas, emosi dan fisik serta komitmen. Pemimpin dalam mendorong bawahannya untuk dapat melakukan perubahan memerlukan berbagai model yang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. Implementasi model kepemimpinan transformasional dalam instansi pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a) Mengacu pada nilai-nilai agama yang terkandung dalam sistem organisasi atau instansi sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
b) Disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem organisasi atau instansi sekolah c) Menggali budaya yang ada dalam organisasi d) Karena sistem pendidikan merupakan suatu sistem maka harus memperhatikan sistem yang lebih besar yang ada di atasnya seperti sistem negara. c. Dampak dari Kepemimpinan Transformasional Menurut Martani (2011) gaya kepemimpinan transformasional dapat berdampak pada OCB (Organizational citizenship behavior). Martani secara khusus membahas Hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang bersifat spontan, sukarela, dan berada diluar deskripsi peran dan tugasnya serta tidak mendapat kompensasi secara formal dalam sistem reward yang memiliki kontribusi dalam efektivitas organisasi. Peneliti menemukan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB, dalam
hal
ini
semakin
baik
persepsi
terhadap
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, maka karyawan (guru) itu akan mempunyai tingkat OCB yang tinggi, sehingga akan memberikan manfaat bagi para guru untuk lebih dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Penelitian yang dilakukan oleh Nguni, Sleegers, dan Denessen (Given, 2008) mendapatkan hasil bahwa pemimpinan transformasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
memberikan dampak pada organisasi seperti Organizational Citizenship Behavior, komitmen kerja, kepuasan kerja dan kinerja. Yukl (1999) menambahkan bahwa kepemimpinn transformasional dapat menghasilkan efek atau dampak yang negatif bagi pengikut dan organisasi. Jika anggota organisasi dipengaruhi oleh pemimpin-pemimpin dengan visi yang berbeda, hasilnya akan meningkatkan ambiguitas peran dan konflik peran. Selain itu adanya persaingan diantara subunit dapat mengakibatkan penurunan efektivitas organisasi. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dapat memberikan dampak positif pada perilaku seseorang, organisasi, kepuasan kerja, kepercayaan pimpinan, dan motivasi kerja. Selain berdampak positif, gaya kepemimpinan juga membawa dampak negatif pada bawahannya dan organisasi yaitu guru dapat mengalami stres dan efektivitas organisasi menurun.
3. Motivasi Kerja a. Pengertian Motivasi Ada banyak ahli yang merumuskan mengenai motivasi. Menurut Mitchell (Winardi 2001: 1), motivasi mewakili proses-proses psikologika, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadi pesistensi kegiatankegiatan suka rela (volunte) yang diarahkan ketujuan tertentu. Sudarmo dan Sudito (Gusti, 2012) mengatakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang ada pada diri sesorang yang menggerakan perilakunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
untuk memenuhi berbagai tujuan tertentu. Mc Donald (Gusti, 2012) menyatakan bahwa motivasi adalalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseoang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan unsur psikologis bagi seorang guru dalam rangka mencapai keberhasilan dalam mengajar. Guru tidak punya motivasi mengajar maka ia tidak akan berhasil dalam mengajar. Guru mempunyai motivasi karena kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi oleh akibat timbulnya hubungan dengan organisasi. Senada dengan pendapat Buchari Zainun menjelaskan bahwa beraneka ragam kebutuhan timbul akibat adanya beberapa macam hubungan dengan organisasi. Dari beberapa pengertian motivasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan atau penggerak agar karyawan dapat bekerja keras untuk mencapai tujuan dari organisasi pendidikan. Guru
yang
mempunyai
motivasi
mengajar
yang
baik
dan
bertanggungjawab yang tinggi untuk bekerja dengan antusias dan sebaiknya mengerahkan segenap kemampuan dan ketrampilan guna untuk mencapai prestasi yang optimal. Kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti keinginan terpenuhi, tingkah laku baik, tujuan dan umpan balik. Selain itu dengan adanya motivasi juga mempunyai fungsi penting bagi kepemimpinan, organisasi dan para individu anggota organisasi. Fungsi tersebut antara lain adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
1) Mendorong para anggota organisasi untuk bekerja dan bertindak. 2) Meningkatkan level efisiensi para anggota dan organisasi. 3) Stabilitas tenaga kerja. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Motivasi merupakan proses psikologi dalam diri seseorang dan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum, faktor ini dapat muncul dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). Menurut Wahjosumidjo (2001: 42), faktor yang mempengaruhi motivasi meliputi faktor internal yang bersumber dari dalam individu dan faktor eksternal yang bersumber dari luar individu. Faktor internal seperti sikap terhadap pekerjaan, bakat, minat, kepuasan, pengalaman, dan lain-lain serta faktor dari luar individu yang bersangkutan seperti pengawasan, gaji, lingkungan kerja, kepemimpinan.Sedangkan menurut Siagian (2006: 294) motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Yang termasuk faktor internal yang mempengaruhi motivasi anatara lain persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri , harapan pribadi, kebutuhan, keinginan kepuasan kerja prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan fakor eksternal yang mempengaruhi motivasi seseorang antara lain jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung , organisasi tempat orang bekerja, situasi lingkungan kerja, gaji. c. Jenis-jenis Motivasi Menurut
Hasibuan
(2006:
150)
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
jenis-jenis
motivasi
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
a) Motivasi positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja. b) Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat, karena takut dihukum. Pengunaan kedua motivasi tersebut haruslah diterapkan kepada siapa dan kapan agar dapat berjalan efektif merangsang gairah bawahan dalam bekerja. d. Tujuan Pemberian Motivasi Menurut Hasibuan (2001: 221) tujuan dilakukan pemberian motivasi adalah sebagai berikut mendorong gairah dan semangat kerja karyawan, meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan, meningkatkan produktivitas kerja karyawan, mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan, meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan, mengefektifkan pengadaan karyawan, menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan, meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan, mempertinggi rasa tanggungjawab karyawan terhadap tugas-tugasnya, meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
e. Dampak Motivasi Kerja Salah satu tanda keberhasilan suatu organisasi adalah meningkatnya produktivitas. Produktivitas kerja yang tinggi merupakan salah satu keunggulan kompetitif suatu organisasi. Produktivitas sangat tergantung pada motivasi dan akan tercapai bila terdapat motivasi yang tinggi dan moral yang baik dari sumber daya manusianya. Motivasi ini akan tercemin dalam etos kerja yang akan mempengaruhi produktivitas suatu organisasi secara keseluruhan. Hamali (2013) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif motivasi kerja terhadap produktivitas kerja. Dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa motivasi karyawan digolongkan menjadi dua motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, secara keseluruhan motivasi kerja karyawan sudah baik namun pada dimensi motivasi ekstrinsik masih dibawah rata-rata variabel motivasi sehingga produktivitas kerja karyawan rendah.
Rendahnya
motivasi
disebabkan
karena
pimpinan
kurang
memotivasi bawahan sehingga tugas-tugas kurang sesuai dengan harapan. Sedangkan produktivitas kerja karyawan rendah disebabkan oleh sikap mental yang rendah dan kurangnya pengalaman karyawan. Sedangkan Merlianti (2006) menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh positif motivasi kerja terhadap kepuasan kerja. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerja karyawan sudah baik karena pimpinan yang memberikan dorongan atau motivasi yang kuat terhadap bawahannya dan besarnya gaji karyawan yang sudah baik sehingga karyawan tidak ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
pindah ke pekerjaan yang lain. Selain itu kepuasan kerja yang sudah baik yang mana karyawan mmpu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan mempunyai pengalaman kerja yang baik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja dapat memberikan dampak yang positif terhadap produktivitas kerja karyawan dan kepuasan kerja dalam suatu organisasi. Selain berdampak positif, motivasi juga akan memberikan dampak negatif bagi bawahannya yaitu semangat kerja dan hasil kerja yang menurun.
4. Profesionalisme Guru a. Pengertian Profesionalisme guru Profesionalisme guru terdiri dari dua suku kata yang masing-masing mempunyai pengertian tersendiri, yaitu profesionalisme dan guru. Profesi juga diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang insentif. Pengertian profesionalisme adalah pandangan bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui keahlian khusus. Jadi profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Menurut Sudjana (1989: 13) pekerjaan yang profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
dipersiapkan untuk itu, bukan untuk pekerjaan lain. Profesionalisme menunjukan kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuan
profesionalnya
dan
terus
menerus
mengembangkan strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan, sesuai dengan profesinya. Guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Guru profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, atau dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya bidangnya (Samana,1994: 32). Atau dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. b. Ciri Guru Profesional Untuk menjadi seorang guru atau tenaga pendidik yang profesional seorang guru perlu ada proses ke arah kesadaran profesi. Tanpa adanya kesadaran terhadap profesi sebagai seorang guru atau tenaga pendidik hanya akan menjadi mesin pendidikan dan hanya sebagai tenaga pengajar bidang studi, tanpa memiliki intregritas kepribadian yang dapat mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
terhadap pembangunan proses pembelajaran. Untuk membina kesadaran profesi terhdap guru atau pendidik perlu diketahui ciri-ciri guru seperti apa yang dapat disebut professional. Menurut Jurnal Manajemen Pendidikan Educational Leadership Edisi Maret 1993 (Supriadi 1998) untuk menjadi guru yang profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut: 1) Guru memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa. 2) Guru
menguasai
secara
mendalam
bahan/mata
pelajaran
yang
diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagai guru, hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 3) Guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar. 4) Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannnya, dan belajar dari pengalamanya. Artinya ia harus belajar menyediakan waktu untuk mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. 5) Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan organisasi profesinya. Selain lima kemampuan yang harus dimiliki seorang guru, guru juga mempunyai tugas dan tanggungjawab yang besar dalam perkembangan dunia pendidikan. Tugas dan tanggungjawab guru menurut Peters seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
yang dikutip oleh Sudjana (1989: 15) yaitu: a) guru sebagai pengajar, yaitu dimana guru dituntut memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknik mengajar, b) guru sebagai pendamping, yaitu guru memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah, c) guru sebagai administrasi kelas, tugas guru sebagai administrator kelas pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan umum. Berdasarkan ciri-ciri yang telah diuraikan di atas dapat dikaitan dengan kompetensi profesional, menurut Samana (1994) seorang guru atau dosen dalam meniti dan mengembangkan kariernya hendaknya memiliki sepuluh kompetensi atau kemampuan dasar guru yang meliputi menguasai bahan ajar, mampu mengelola program belajar mengajar, mampu mengelola kelas, mampu menggunakan
media dan sumber pengajaran, menguasai
landasan kependidikan, mampu mengelola interaksi belajar mengajar, mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah, memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran. Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan profesionalisme guru dalam penelitian ini adalah sikap seorang guru profesional yang meliputi:(1) menguasai kurikulum; (2) mengusai materi setiap mata plajaran;(3) menguasai metode dan evaluasi belajar; (4) setia terhadap tugas;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
dan (5) displin dalam arti luas, kompetensi kepribadian, kompetensi social serta kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. c. Karakteristik Profesionalisme Guru Guru adalah salah satu pekerjaan profesional. Pekerjaan profesional pada
dasarnya
merupakan
panggilan
jiwa,
tanggungjawab
moral,
tanggungjawab sosial dan tanggungjawab keilmuan. Oleh karena itu, terkadang guru lebih mengutamakan panggilan dan tanggungjawab dari pada gaji/upah yang diterima. Maka dari itu, guru berhak mendapat penghargaan yang layak sesuai dengan keprofesionalan yang ditujukkan dalam bekerja mendermakan pengabdiannya terhadap lingkungan atau pengguna pendidikan. Mukthar (Darmansiah, 2008) memperinci lima karakteristik profesi, yaitu: a) mempunyai basis sistematik teori, b) terwujud dan dapat menjadi jaminan untuk praktik dan bekerja dilapangan, di mana dilengkapi dengan fakta-fakta lapangan yang dapat dilihat dan ditujukan kepada publik sebagai suatu jaminan pengaturan serta dapat digambarkan sebagai profesi; c) karakteristik diidentifikasikan sebagai adanya suatu sanksi komunitas dan institusi atas pelanggaran profesi yang dilakukan; d) kode etik; dan e) budaya dari berbagai profesi. Menurut Mukthar (Darmansiah, 2008) ada beberapa karakteristik guru yang profesional, yaitu: a) komitmen yang kuat terhadap profesi/karier; b) bertanggungjawab; c) terbuka menerima ide-ide baru; d) komitmen terbaru pekerjaan; e) konsisten terhadap setiap orang; f) berperilaku pamong; g) reward; dan i) memilki kode etik. Disamping itu mereka adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
pribadi yang memiliki sejumlah kemampuan dan kreativitas untuk: a) mengembangkan norma kolaborasi; b) mampu bekerja sama dalam masyarakat; c) mampu berdiskusi tentang strategi baru; d) mampu menyelesaikan masalah; e) mampu mengajar; f) mampu mengumpulkan masalah; g) mampu mencari dan melihat masalah sekaligus meningkatkan kemampuan pribadi untuk menanganinya; h) mampu menghadapi setiap manusia yang berbedda; i) mampu meningkatkan strategi pengendalian resiko diantara seprofesi; j) mampu melihat problem; k) mampu saling mendorong dan sekaligus memberikan bantuan pada setiap penyelesaian masalah; l) memiliki tanggungjawab moral; m) memiliki tanggungjawab keilmuan. Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
karakteristik/dimensi keprofesionalan guru meliputi: komitmen/konsistensi, tanggungjawab,
keterbukaan,
orientasi,
reward/pushiment,
dan
kemampuan/kreativitas. d. Dampak Profesionalisme Guru Seorang guru yang dikatakan sebagai guru professional adalah guru yang mampu menumbuh mentalsiswa dalam belajar.
Menurut ahli
psikologi bahwa kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar disebut sebagai motivasi belajar, sehingga guru harus mampu menunjukkan kebutuhan dasar (tujuan) dari belajar yang pada akhirnya dapat menumbuhkan dan mendorong siswa dalam mencapai keinginan dan citacita, yakni meningkatkan kualitas pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012) menemukan bahwa ada pengaruh secara positif antara profesionalisme guru dalam hal strata akademik dan kompetensi profesionalisme terhadap prestasi belajar matematik peserta didik dan variabel yang paling dominan yang mempengaruhi prestasi belajar matematika adalah strata akademik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yanuari (2011) menemukan bahwa guru-guru ini sudah cukup professional terutama dalam neningkatkan motivasi belajar siswa, baik motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru dampat memberikan dampak yang positif terhadap mental siswa dalam arti prestasi belajar siswa dan motivasi belajar siswa. Selain berdampak positif, profesionalisme juga akan berdampak negatif yaitu siswa menjadi beban siswa karena didorong untuk memahami materi yang kurang dikuasai sehingga prestasi belajar dan semangat belajar menjadi menurun. 5. Kinerja guru a. Pengertian Kinerja Guru Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru. Kinerja seseorang perlu dinilai secara berkesinambungan. Dalam penilaian kinerja tidak hanya semata-mata menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai bidang tugasnya semuanya layak untuk dinilai. Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian (Kusmianto,1997: 49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa: “Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru”. Menurut Mulyasa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja dalam hal ini prestasi guru adalah merupakan perilaku guru yang mempunyai: (1) kecakapan dan menguasai segala seluk beluk bidang tugasmu dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya,(2) ketrampilan yang sangat baik dalam melaksanakan tugasnya,(3) Pengalaman yang luas dibidang tugasnya dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya, (4) selalu bersungguhsungguh dan tidak mengenal waktu dalam melaksanakan tugasnya, (5) kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani yang baik, (6) selalu melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasil guna. (7) hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
kerjanya jauh melebihi hasil kerja rata-rata yang ditentukan, baik dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang membahas tentang kinerja guru dapat ditunjukan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi kompetensi
tersebut
yang adalah:
dipasyaratkan
dipenuhi.
Kompetensi-
”kompetensi
pendagogik,
kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional”. Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru.Georgia Departemen of Education telah mengembangkan
teacher
performance
assessmen
instrument
yang
kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans andmaterials) atau disebut dengan RPP (Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran);
(2)
prosedur
pembelajaran
(classroom procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembembelajaran yaitu pelaksaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswa. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan, kepribadian dan minat kerja. Kemampuan merupakan kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan ketrampilan. Kemampuan pekerja dapat mempengaruhi kinerja dalam berbagai cara. Misalnya dalam cara pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, cara menginterprestasikan tugas dan cara penyelesaian tugas. Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif mantap yang dipengaruhi oleh keturunan dan faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Sedangkan minat merupakan suatu valensi atau sikap. 2) Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peran seseorang pekerja, yang merupakantaraf pengertian dan penerimaan seseorang individu atas tugas yang dibebankan kepadanya. Makin jelas pengertianpekerja mengenai persyaratan dan sasaran pekerjaannya, maka makin banyak energi yang dapat dikerahkan untuk kegiatan kearah tujuan. 3) Tingkat motivasi pekerja, motivasi adalah daya energi yang mendorong, mengarahkan dan mempertahankan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Penjelasan lain mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dijelaskan oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa (2007:227) sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, bukan faktor internal atau eksternal. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, perhargaan terhadap tugas, peluang untuk berkembang, perhatian kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan semua guru, MGMP dan KKG, kelompok diskusi bimbangan, kayananan perpustakaan. Berdasarkan penjelasan yang dikemukan di atas, faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan yaitu: (1) tingkat penghargaan (reward system), (2) lingkungan kerja, (3) jabatan guru, (4) motivasi atau semangat kerja, (5) hubungan interpersonal dengan semua guru, (6) keterampila, (7) karakter pribadi, (8) struktur kepemimpinanan
c. Penilaian Kinerja Guru Penilaian kinerja guru sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 35 tahun 2010 tentan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.Pengukuran terhadap kinerja penting dilakukan untuk mengukur tingkat produktivitas dan prestasi kerjanya sesuai dengan tugas sebagai guru. Menurut Silberman (2001), kinerja atau performance merupakankegiatan seseorang dalam melaksanakan tugas pokoknya yang dibagi menjadi empat bagian utama yaitu commitment, confidence,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
competence dan contingencies. Pendapat ini dikenal dengan teori The Four “C”s To Achieving Peak Performance. Berkaitan dengan pengukuran kinerja Silberman, (2001) menyatakan bahwa add up the score you gave yourself for the items partaining to each of the four performance factors: commitment, confidence, competence dan contingencies. Contingencies are subdivied into Working Conditions and Communication.Sejalan dengan teori The Four “C”s To Achieving Peak Performance, unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam penilaian kinerja guru menurut Silberman (2001), meliputi: 1) commitment atau tanggungjawab guru dalam mencapai tujuan bersama, 2) confidence yaitu rasa percaya diri yang menyangkut tumbuh dan berkembangnya motivasi internal dalam melaksanakan pekerjaan, 3) competence, yaitu kompetensi dalam melaksanakan tugasnya, 4) contingencies yang menyangkut situasi dan kondisi sekolah yang memungkinkan guru dapat meningkatkan prestasi kerja, dan 5) comunication, yaitu adanya hubungan yang harmonis antara sesama warga sekolah. d. Arti Penting Kinerja Arti penting dari kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Sedarmayanti 2007: 260).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Unit sumber daya manusia dalam suatu organisasi seharusnya berperan untuk menganalisis dan membantu memperbaiki masalah-masalah dalam pencapaian kinerja.Sumber daya manusia menjadi peranan dalam suatu organisasi ini seharusnya tergantung pada apa yang diharapkan manajemen tingkat atas,seperti fungsi manajemen manapun, kegiatan manajemen sumber daya manusia harus dievaluasi dan direkayasa sedemikian sehingga mereka dapat memberikan kontribusi untuk kinerja yang kompetitif dari organisasi dan individu pada pekerjaan (Robbins 2003: 82). Hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan juga haruslah dapat memberikan kontribusi yang penting bagi perusahaan yang dilihat dari segi kualitas yang dirasakan oleh perusahaan dan sangat besar manfaatnya dimasa yang akandatang.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian terdahulu mengenai kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya organisasi, dan ketrampilan guru terhadap kinerja guru SD di UPT Dinas Pendidikan Kecammatan Sukorejo yang dilakukan oleh Widhiastuti (2013) menemukan bahwa besarnya kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki kontribusi terhadap kinerja guru sebesar 96.5%. Ada kontribusi secara simultan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya organisasi, dan keterampilan guru terhadap kinerja guru di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sukorejo. Adapun besarnya kontribusi ketiga variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
independen terhadap kinerja guru sebesar 98.9%.Adapun implikasinya adalah: (a) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah yang tidak membangun komunikasi harmonis menyebabkan rendahnya dukungan guru pada visi dan misi menujunu ke arah perubahan yang lebih baik pada layanan pendidikan di sekolah, (b) Guru yang tidak kreatif dan inovatif serta tidak mandiri sulit mengikuti perkembangan kemajuan bidang pendidikan sehingga kualitas kinerja rendah, (c) Guru yang kurang terampil dalam melaksanakan tugas utamanya pada proses pembelajaran dapat mengakibatkan pencapaian tujuan kurang efektif dan efisien, dan (d) Guru yang malas membangun kesadaran dan kemauan untuk selalu melakukan peningkatan kompetensi dan profesionalisme, sehingga akan memberi dampak negatif pada peningkatan proses dan hasil pendidikan. Selain itu, penelitian Uswanti (2010) menemukan bahwa selain itu, kompetensi profesional guru dapat dipengaruhi berbagai faktor, yang meliputi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Tujuan dari
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
pengaruh
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kompetensi profesional guru SMK YPE Kroya baik secara simultan maupun parsial. Variabel yang diteliti yaitu kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1), motivasi kerja guru (X2),dan kompetensi profesional guru (Y). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan analisis regresi ganda. Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
terhadap kompetensi profesional guru SMK YPE Kroya baik secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian terdahulu yang selanjutnya dari Beta Kumalasari (2009) menemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan kuat terhadap motivasi kerja guru dengan kategori kepemimpinan transformasional baik dan motivasi kerja yang tinggi. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah mempunyai hubungan yang positif signifikan dan kuat terhadap motivasi kerja dengan kontribusi sebesar 41,8%, sedangkan sisanya 58,23% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian. Prensentase untuk setiap indicator kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut: 1) idealized influencesebesar 72,00%, 2) inspiration motivation sebesar 70,69%, 3) intellectual stimulation sebesar 69,07%, 4) individualized consideration sebesar 80,33%.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis Penelitian Penelitian
ini
menganalisis
tentang
pengaruh
kepemimipinan
transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, terhadap profesionalisme guru dan kinerja guru di SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten. 1. Pengaruh
Kepemimipinan
Transformasional
Kepala
Sekolah
terhadap
Profesionalisme Guru Kepemimpinan transformasional kepala sekolah merupakan kemampuan kepala sekolah dalam mempengaruhi bawahan guna tercapainya tujuan sekolah. Sedangkan profesionalisme guru adalah suatu sifat yang harus ada pada seorang guru dalam menjalankan pekerjaanya sehingga guru dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
menjalankan pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab serta mampu untuk mengembangkan keahliannya tanpa menggangu tugas pokok guru. Kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberdayakan komponen-komponen yang ada disekolah. Guru merupakan salah satu komponen sekolah yang memegang peranan penting dalam menentukan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena itu guru dituntut secara profesional sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, bertanggungjawab atas tercapainya tujuandan menjamin mutu pendidikan di sekolah. Dengan demikian tujuan sekolah dapat tercapai, apabila kepala sekolah memiliki kapasitas yang memadai sebagai seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas serta fungsinya dengan baik. Dalam hal ini kepemimpinan transformasional mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru. Kepemimpinan transformasional yang baik, mampu mempengaruhi, menggerakkan dan membawa perubahan pada bawahan guna meningkatkan profesionalismenya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformaional kepala sekolah terhadap profesionalisme guru Ha: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap profesionalisme guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
2. Pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Seorang guru yang memiliki motivasi kerja yang diduga memiliki pengaruh terhadap pembelajaran. Apabila seorang guru telah menunjukkan motivasi dalam dirinya baik maka guru akan mempunyai arah yang positif pula dalam hal ini artinya guru mempunyai motivasi yang kuat dalam dirinya. Guru yang mempunyai motivasi yang kuat maka akanmenjadi guru profesional dan akan menghasilkan pendidikan yang baik, baik dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya
sebagai
seorang
pendidik.
Sedangkan
guru
yang
mempunyai motivasi yang rendah maka guru akan sulit dalam mengendalikan keadaan di kelas sehingga peserta didik kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan tingkat keberhasilan siswa akan menurun. Dengan demikian semakin tinggi motivasi kerja seorang guru maka akan semakin baik pula proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas akan tercapai sesuai tujuan. Dengan demikian tujuan sekolah dapat mencapai tujuan khususnya pembelajaran di sekolah. Dalam proses belajar mengajar seseorang dipengaruhi oleh motivasi kerja guru dan profesional guru. Seorang guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi cenderung berusaha mengembangkan dan menyalurkan kemampuan tugasnya lebih bersemangat dan menekuni pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab. Demikian juga profesional guru yang baik akan membuat proses pembelajaran berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Ha: Ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru 3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Kepemimpinan menurut Siagian (Wahyuddin dan Djumino, 2006) menyatakan keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dikatakan pula bahwa mutu kepemimpinan dalam suatu organisasi memainkan peranan yang dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut terutama dalam kinerja. Menurut Mulyasa (2004: 227) sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik internal maupun eksternal. Salah satu diantara kesepuluh faktor tersebut adalah perhatian dari kepala sekolah (pemimpin). Kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebagai salah satu gaya kepemimpinan yang mempunyai paradigma baru dalam kepemimpinan
transformasional.
Kepemimpinan
transformasional
diharapkan dapat mengubah dan mempengaruhi bawahan untuk dapat meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, kepemimpin transformasional kepala sekolah akan mampu meningkatkan kinerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru 4. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Motivasi merupakan dorongan yang timbul dari dalam diriseseorang, baik secara sadar atau tidak untuk melakukan sesuatu tindakandengan suatu tujuan tertentu. Jadi seseorang dapat terdorong untuk melakukan kerja secara lebih baik, karena ada dorongan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun karena dorongan dari luar (ekstrinsik). Dorongan inilah yang menjadi sinergi sehingga seseorang mau bekerja keras untuk melakukan tugas yang diberikan kepadanya. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi olehberbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain kearah efektifitas kerja. Guru yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan senantiasa bekerja keras untuk mengatasi segala jenis permasalahan yang dihadapi dengan harapan mencapai hasil yang lebih baik lagi. Pencapaian suatu tujuan tidak terlepas dari motivasi guru dalam bekerja, karena motivasi merupakan pendorong semangat dan kemauan untuk bekerja dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
mencapai keberhasilan kerja guru. Dengan adanya motivasi kerja yang dimiliki guru diduga akan meningkatkan kinerjanya. Kinerja guru akan baik jika guru tersebut mempunyai motivasi dalam kerjanya. Tinggi rendahnya motivasi seorang guru akan mempengaruhi keberhasilan dalam proses pendidikan dan akan berpengaruh pada kinerja guru tersebut. Motivasi yang tinggi tentunya akan menciptakan prestasi kerjadan kinerja guru yang tinggi. Prestasi kerja adalah hasil-hasil kerja yang dilakukan seseorang dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab seperti meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja, sikap dan inisiatif. Dalam meningkatkan prestasi kerja dan kineja guru dapat dilakukan dengan melakukan inovasi pembelajaran, strategi-strategi pembelajaran yang baru dan isu-isu pembelajaran yang baru sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja guru dalam pembelajaran. Sebaliknya jika motivasi rendah maka akan menciptakan prestasi kerja atau kinerja guru yang rendah sehingga kualitas dan kuantitas kerja seseorang akan rendah dan kinerja orang menjadi lebih buruk sehingga akan menghasil pendidikan yang rendah. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
5. Hubungan profesionalisme guru terhadap kinerja guru Guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehngga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal baik sebagai pengajar, pembimbing maupun administrator yang dilaksanakan secara bertanggungjawab dan layak. Kinerja yaitu suatu kegiatan atau aktivitas yang berhubungan erat dengan tiga aspek yaitu perilaku, hasil dan efektivitas organisasi. Perilaku menunjukkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan, efektivitas merupakan langkah-langkah
dalam
pertimbangan
hasil
kerja,
organisasional
menekankan pada aspek proses kerja. Agarkinerja dan profesionalisme guru dalam pembelajaran semakin efektif dan efesien serta tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal juga maka hal ini tidak dapat lepas dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin. Kualitas pendidikan akan terwujud bila guru dapat melaksanakan tugas secara profesional, cara kerja yang profesional dapat menghasilkan prestasi kerja yang optimal. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin profesional seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, maka akan semakin baik kinerjanya, sedangkan seorang guru tidak memiliki sikap profesional maka kinerja guru tidak akan bisa tercapai dengan baik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Ho : Tidak Ada pengaruh positif signifikan profesionalisme guru terhadap kinerja guru Ha : Ada pengaruh positif signifikan profesionalisme guru terhadap kinerja guru 6. Pengaruh mediasi profesionalisme guru terhadap hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru Dari uraian di atas telah dipaparkan baik secara terpisah dapat diduga bahwa
profesionalisme
guru
memediasi
hubungan
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi bawahan agar dapat mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka pemimpin perlu dukungan dan kepercayaan dari bawahannya. Sebagai seorang pemimpin mampu mengubah bawahannya untuk berubah menjadi lebih baik. Kepemimpinan adalah suatu usaha yang menggunakan gaya kepemimpinan untuk mempengaruhi dan tidak memaksa dalam memotivasi individu untuk mencapai tujuan (Gibson,1986:5). Pemimpin yang mempunyai kinerja yang baik adalah pemimpin yang memiliki motivasi kerja yang tinggi. Motivasi merupakan dorongan emosi seseorang untuk bertindak dan berperilaku tertentu untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Motivasi merupakan suatu cara yang dapat mendorong gairah kerja guru, agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, motivasi dipandang sebagai motor yang menimbulkan energi dalam diri seseorang dan dengan energi tersebut seseorang dapat berbuat sesuatu. Jika seorang pemimpin memiliki motivasi kerja yang tinggi maka guru akan mengikuti cara kerja pemimpinnya sehingga guru yang bekerja dengan baik akan menjadi guru yang profesional. Seorang guru yang dikatakan profesional yaitu guru yang mempunyai keahlian khusus atau ketrampilan dalam menjalankan tugasnya secara maksimal. Oleh karena itu profesionalisme guru merupakan seorang yang memiliki
keahlian
khusus
dan
kemampuan
dalam
suatu
bidang
pembelajaran yang sudah memiliki pengalaman kerja serta memiliki kompetensi guru. Guru yang profesional dipengaruhi oleh pimpinan yang akan memberikan dorongan untuk bawahan agar dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Oleh karena itu pemimpin harus dapat mengubah guru agar menjadi guru yang profesional. Apabila seorang guru menjadi guru yang profesional maka kualitas pendidikan akan meningkat dan akan meningkatkan kinerja guru yang lebih baik. Guru yang professional akan memiliki kinerja guru yang baik dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran sehingga mengahasilkan pendidik yang lebih tinggi dan berkualitas. Namun, jika guru yang kurang profesionalitas maka kinerjanya akan menjadi lebih buruk dan kualitas pendidikan menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha: Tidak ada pengaruh mediasi positif signifikan profesionalisme guru hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Ha: Ada pengaruh mediasi positif signifikan profesionalisme guru hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Dari penjabaran di atas, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat diilustrasikan seperti yang tertera pada gambar di bawah ini:
Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah
Motivasi Kerja
Profesionalisme
Kinerja
Guru
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional, yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengarhi variabel tersebut tidak terdapat manipuasi variabel (Faenkel dan wallen, 2008). Ketepatan penentuan metode didasarkan pada pendapat Surachmad (1982: 139) bahwa aplikasi metode ini dimaksudkan untuk penyelidikan yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada sekarang. Hasil pengujian tersebut melalui jalur analisis. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh yang ditujukan pada koefisien antara variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru dan kinerja guru. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian dilakukan SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten 2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah orang yang akan menjadi responden dan memberikan informasi bagi penulis. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah guru-guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah data yang diperoleh dari responden, yaitu data kepemimipinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru dan kinerja guru. D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2007: 297) populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berada di dua sekolah yaitu SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klatenyang berjumalah 145 guru. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalampenelitian ini adalah 106 guru dari kedua sekolah yaitu SMA Negeri 1 Klaten dan SMA Negeri 2 Klaten. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel aksidental. Sampel aksidental merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sampel, bila dipandang orang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001). Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin: n=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
keterangan: n = Jumlah Populasi N = Jumlah Populasi d2= Presisi ( dietapka 0,05) Dari data di atas jumlah populasi diketahui sejumlah 145 orang, dan presisi yang ditetapkan sebesar 5%. Berdasarkan rumus Slovin di atas, maka diperoleh jumlah sampel (n) sebagai berikut: n=
n= n = 106 E. Operasional Variabel Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru dan kinerja guru. Guna memperoleh data dan agar variabel dapat diukur, maka variabel tersebut perlu diturunkan ke dalam beberapa indikator empirik. Pengukuran dimaksudkan agar variabel dapat ditelaah. Untuk memudahkan dalam penyusunan indikator empirik maka variabel diberikan definisi konsep. Dalam penelitian ini terdapat empat konsep yaitu kepemimpinan transformasional, motivasi kerja, profesionalisme guru dan kinerja guru. Kepemimpinan
transformasional
kepala
sekolah,
motivasi
kerja,
profesionalisme guru dan kinerja guru merupakan konsep yang berada pada pengukuran abstrak. Konsep ini diukur berdasarkan jawaban atas pernyataan indikator empirik dengan menggunakan metode skala Likert dengan pilihan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
skor yang terdiri : (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju, (5) sangat setuju. Definisi operasional dan indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah Kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah kepemimpinan yang memperhatian bawahan, dapat mengubah bawahan akan visi dan tujuan organisasi (menekankan pentingnya rasa memiliki misi bersama) dan memberikan inspirasi untuk bawahan untuk melampaui kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok serta mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa pada para pengikutnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan 4 dimensi kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang dikembangkan oleh Bass (Murnianita, 2012) yang meliputi: (1) Pengaruh yang diidealkan (idealized influence) yaitu sejauh mana pemimpin dipersepsikan sebagai role model
yang
menginspirasi
oleh
bawahan.(2)
motivasi
inspirasional
(inspirational motivation) yaitu sejauh mana pemimpin menjelaskan visinya yang menarik dan memotivasi para bawahannya. (3) stimulasi intelektual (intellectual stimulation) yaitu sejauh mana pemimpin menstimulasi para bawahannya untuk menjadi inovatif dan kreatif; dan (4) pertimbangan individual (individual consideration) yaitu sejauh mana pemimpin memberikan dukungan, peneguhan dan bimbingan kepada bawahan dengan memperhatikan kebutuhan individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Variabel ini diukur dengan 32 item skala Likert lima pilihan, dengan rentang dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju, (5) sangat setuju. Rician mengenai variabel penelitian, indikator dan butir pertanyaan disampaikan dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kepemimpinan Transformasional Indikator a. Pengaruh Idealis (idealized influence)
Deskriptor
Pemimpin dipersepsikan sebagai rok model yang menginspirasi oleh bawahan b. Inspirasi motivasi Pemimpin menjelaskan visinya (inspirational yang menarik dan memotivasi motivation) para bawahannya c. Stimulasi intelektual Pemimpin menstimulasi para (intellectual bawahannya untuk menjadi stimulation) inovatif dan kreatif d. Pertimbangan d. Pemimpin memberikan individual dukungan, peneguhan dan (individualized bimbingan kepada bawahan consideration dengan memperhatikan kebutuhan individu. Dikutip dari: Bass (Murnianita, 2012)
No Item (+) (-) 1, 2, 4, 6, 9 3, 5, 7,8,10 12,13 11, 17 14,15 16,18 19, 20 21, 22 24, 25 23 26, 27 28, 29 30
31,32
2. Motivasi Kerja Motivasi Kerja adalah dorongan, upaya, dan keinginan yang di dalam diri untuk meningkatkan prestasi, mencintai pekerjaanya, yang didukung tempat kerja dan suasana kerja yang nyaman, dan gaji yang besar sehingga bawahan menjadi aktif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam lingkup pekerjaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 indikator motivasi kerja yang dikembangkan oleh Siagian (Making, 2014) yang meliputi: (1) keinginan untuk berprestasi yaitu keinginan untuk meningkatkan prestasi, (2) pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
itu sendiri yaitu mempunyai perasaan mencintai pekerjaan itu sendiri, (3) tempat kerja yaitu fasilitas yang mendukung dalam melakukan pekerjaan, (4) suasana kerja yaitu adanya hubungan harmonis dan nyaman antara sesama rekan kerja, dan (5) gaji yaitu upah yang diberikan untuk bawahan atas pekerjaannya. Variabel ini diukur dengan 22 item skala Likert lima pilihan, dengan rentang dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju, (5) sangat setuju. Rincian mengenai variabel penelitian, indikator dan butir pertanyaan disampaikan dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Kerja Indikator a. Keinginan untuk berprestasi b. Pekerjaan itu sendiri c. Tempat kerja d. Suasana kerja e. Gaji
Deskriptor Keinginan untuk meningkatkan prestasi Mempunyai perasaan mencintai pekerjaan itu sendiri Fasilitas yang mendukung dalam melakukan pekerjaan Adanya hubungan harmonis dan nyaman antara sesama rekan kerja
Upah yang diberikan untuk bawahan atas pekerjaannya Dikutip dari:Siagian (Making,2014)
No Item (+) (-) 1,2,4 3 5,6,10
7, 8, 9
11,12
13
14,151 7,18,19
16
20,21 22
3. Profesionalisme Guru Profesionalisme guru keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan (guru). Variabel ini diukur dengan menggunakan 6 indikator profesionalisme guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
yang dikembangkan oleh Samana (1994) yang meliputi: (1) Penguasaan bahan ajar yaitu guru hendaknya menguasai bahan ajar wajib (pokok), pengayaan, dan bahan ajar penunjang untuk keperluan mengajarnya, (2) Pengelolaan kelas dan interaksi belajar mengajar yaitu guru berusaha menciptakan situasi sosial kelas yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin, (3) Pengelolaan program belajar mengajar yaitu guru mampu menguasai fungsional tentang pendekatan system pengajaran, asas pengajaran, prosedur, metode strategi, (4) Pelayanan bimbingan dan konseling yaitu guru mampu memecahkan masalah dan membantu siswa yang bermasalah, (5) Penggunaan media dan sumber pelajaran yaitu Guru mampu menguasai media pembelajaran dan sumber pelajaran yang sesuai dengan ketentuan (kurikulum), dan (6) Penilaian prestasi belajar siswa yaitu guru memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswanya. Variabel ini diukur dengan 30 item skala Likert lima pilihan, dengan rentang dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju, (5) sangat setuju. Rician mengenai variabel penelitian, indikator dan butir pertanyaan disampaikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Profesionalisme Guru Indikator
Deskriptor
a. Penguasaan bahan ajar
Guru mampu menguasai bahan ajar wajib, bahan ajar pengayaan, dan bahan ajar penunjang dengan baik. b. Pengelolaan kelas Guru berusaha menciptakan situasi dan interaksi sosial kelas yang kondusif untuk belajar mengajar belajar sebaik mungkin c. Pengelolaan Guru mampu menguasai fungsional program belajar tentang pendekatan sistem mengajar pengajaran, asas pengajaran, prosedur, metode strategi dalam belajar d. Pelayaan Guru mampu memecahkan masalah bimbingan dan dan membantu siswa yang konseling bermasalah e. Penggunaan media Guru mampu menguasai media dan sumber pembelajaran dan sumber pelajaran pelajaran yang sesuai dengan ketentuan (kurikulum) f. Penilaian prestasi Guru memberikan penilaian sesuai belajar siswa dengan kemampuan yang dimiliki siswanya Dikutip dari: Samana, 1994
No. item (+) (-) 1,2,5 3,4
6,7,9
8,10
11, 12 14,15
13
16, 18, 19
17,20
21, 23 25
22,24
27, 28 29,30
26
4. Kinerja guru Kinerja guru adalah persepsi guru atas tanggungjawab, kepercayaan diri, kompetensi,
kemampuan
berkomunikasi
dan
kondisi
sekolah
yang
memungkinkan prestasi seorang guru melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kewenangan dan kemamuan yang dimiliki. Variabel ini diukur dengan menggunakan 6 indikator kinerja guru yang dikembangkan oleh Silberman, 2001 yang meliputi: (1) Tanggungjawab guru yaitu tanggungjawab guru dalam mencapai tujuan bersama, (2) Percaya diri yaitu tumbuh dan berkembangnya
motivasi
internal
dalam
melaksanakan
pekerjaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
(3) Kompetensi yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya, (4) Kondisi yaitu situasi sekolah yang memungkinkan prestasi kerjanya, dan (5) Komunikasi yaitu adanya hubungan harmonis antar sesama warga sekolah. Variabel ini diukur dengan 30 item skala Likert lima pilihan, dengan rentang dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju, (5) sangat setuju. Rician mengenai variabel penelitian, indikator dan butir pertanyaan disampaikan dalam tabel berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kinerja Guru Indikator
Deskriptor
a. Tanggungjawab Tanggung jawab guru dalam mencapai guru tujuan bersama
No. item (+) (-) 1,4,6 2,3 7
b. Percaya diri
Tumbuh dan berkembangnya motivasi internal dalam melaksanakan pekerjaan
9,10 11,13
8,12
c. Kompetensi
Kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya
14,15 16,18 19 21,23 24, 25 26,27 ,28
17
d. Kondisi
Situasi sekolah yang memungkinkan prestasi kerjanya e. Komunikasi Adanya hubungan harmonis antar sesama warga sekolah Dikutip: Silberman, 2001
20,22 29,30
F. Data yang diperlukan a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek responden. Dalam penelitian iniyang menjadi responden adalah guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten. Data tersebut diperoleh dengan membagikan kuesioner yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
mencangkup pertanyaan mengenai kepemimpinan transformasional kepala sekolah, profesionalisme guru, motivasi kerja dan kinerja guru. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari subjek penelitian tetapi diperoleh dari instansi sekolah. Data tersebut diperoleh dari SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten yaitu sejarah, visi misi, tujuan, namanama guru. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini untuk mengukur variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja,profesionalisme guru dan kinerja guru. H. Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen yang dilakukan adalah uji validitas dan realibilitas untuk instrumen yang mengukur kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru, dan kinerja guru. 1. Uji Validitas Instrumen Pengujian validitas instrumen penelitian, dalam hal ini daftar pernyataan menggunakan kriteria internal, yaitu mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total atau teknik korelasi Product Moment. Menurut Winarso Surahkmad, perhitungannya menggunakan rumus: ∑ √ keterangan: n : total responden
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
y : skor total dari butir pernyataan x : skor dari masing-masing butir rxy: koefisien korelasi dari masing-masing butir pernyataan Setelah
koefisien
membandingkan dengan r
korelasi tabel
(rxy)
ditemukan,perlu
diuji
dengan
pada taraf signifikan 5% dengan derajat
kebebasan (n-2). Jika r xy > r tabel berarti instrumen tersebut valid, tapi jika hasil r xy < r tabel berarti berarti instrumen tersebut tidak valid. Butir pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan dalam pengumpulan data. Pelaksanaan perhitungan uji validitas pada penelitian ini penulis menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows versi 21. Karena jumlah sampel 106, dengan df= N-2 (df= 1062=104) dengan taraf signifikansi atau derajat keyakinan (α)=5% atau 0,05, maka nilai r
tabel
sebesar 0,191 oleh karena itu, suatu item . Dikatakan valid
apabila rhitung ≥ 0,191. Hasil uji validitas instrumen yang mengukur keempat variabel adalah sebagai berikut: a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah. Hasil uji validitas terhadap 32 item pertanyaan yang mengukur Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Butir No KTKS_1 KTKS_2 KTKS_3 KTKS_4
Tabel r hitung 0,354 0,415 0,419 0,226
Tabel r tabel 0,191 0,191 0,191 0,191
Keterangan Valid Valid Valid Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
KTKS_5 0,226 KTKS_6 0,404 KTKS_7 0,391 KTKS_8 0,477 KTKS_9 0,445 KTKS_10 0,370 KTKS_11 0,348 KTKS_12 0,441 KTKS_13 0,346 KTKS_14 0,531 KTKS_15 0,457 KTKS_16 0,382 KTKS_17 0,350 KTKS_18 0,478 KTKS_19 0,370 KTKS_20 0,355 KTKS_21 0,378 KTKS_22 0,438 KTKS_23 0,405 KTKS_24 0,342 KTKS_25 0,351 KTKS_26 0,361 KTKS_27 0,341 KTKS_28 0,369 KTKS_29 0,295 0,317 KTKS_30 KTKS_31 0,209 KTKS_32 0,225 Sumber: data primer, diolah 2016
0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item kepemimpinan transformasional kepala sekolah (32 item) adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r Semua nilai r
hitung
> r
tabel
hitung
dengan r
tabel.
sebesar 0,191 (Sugiyono, 2007) dengan tingkat
signifikan 0,05. b. Motivasi Kerja Hasil uji validitas terhadap 22 item pertanyaan yang mengukur Motivasi Kerja adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel 3.6 Uji Validitas Motivasi Kerja Butir No Tabel r hitung MK_1 0,220 MK_2 0,193 MK_3 0,500 MK_4 0,343 MK_5 0,400 MK_6 0,219 MK_7 0,432 MK_8 0,511 MK_9 0,494 MK_10 0,477 MK_11 0,528 MK_12 0,457 MK_13 0,637 MK_14 0,440 MK_15 0,498 MK_16 0,550 MK_17 0,511 MK_18 0,546 MK_19 0,563 MK_20 0,595 MK_21 0,633 0,549 MK_22 Sumber: Data Primer, diolah 2016
Tabel t tabel 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item motivasi kerja (22 item) adalah
valid.
Pengambilan
kesimpulan
ini
dilakukan
dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Semua nilai r hitung > r tabel sebesar 0,191 (Sugiyono, 2007) dengan tingkat signifikan 0,05. c. Profesionalisme Guru Hasil uji validitas terhadap 30 item pertanyaan yang mengukur Profesionalisme Guru adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Tabel 3.7 Uji Validitas Profesionalisme Guru Butir No Tabel r hitung PG_1 0,508 PG_2 0,207 PG_3 0,242 PG_4 0,332 PG_5 0,255 PG_6 0,204 PG_7 0,246 PG_8 0,407 PG_9 0,383 PG_10 0,259 PG_11 0,209 PG_12 0,400 PG_13 0,513 PG_14 0,392 PG_15 0,332 PG_16 0,332 PG_17 0,427 PG_18 0,263 PG_19 0,305 PG_20 0,204 PG_21 0,199 0,408 PG_22 PG_23 0,440 PG_24 0,250 PG_25 0,281 PG_26 0,390 PG_27 0,361 PG_28 0,226 PG_29 0,208 PG_30 0,197 Sumber: Data Primer, diolah 2016
Tabel r tabel 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item motivasi kerja (30 item) adalah
valid.
Pengambilan
kesimpulan
ini
dilakukan
dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Semua nilai r hitung > r tabel sebesar 0,191 (Sugiyono, 2007) dengan tingkat signifikan 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
d. Hasil Uji Validitas Kinerja Guru Hasil uji validitas terhadap 30 item pertanyaan yang mengukur Kinerja Guru adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Uji Validitas Kinerja Guru Butir No Tabel r hitung KG_1 0,293** KG_2 0,413** KG_3 0,411** KG_4 0,276** KG_5 0,310** KG_6 0,382** KG_7 0,387** KG_8 0,423** KG_9 0,394** KG_10 0,507** KG_11 0,518** KG_12 0,556** KG_13 0,472** KG_14 0,483** KG_15 0,453** KG_16 0,338** KG_17 0,378** KG_18 0,365** KG_19 0,393** KG_20 0,513** KG_21 0,554** KG_22 0,491** KG_23 0,590** KG_24 0,633** KG_25 0,464** KG_26 0,377** KG_27 0,475** KG_28 0,502** KG_29 0,361** KG_30 0,522** Sumber: Data Primer, diolah 2016
Tabel r tabel 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item kinerja guru (30 item) adalah
valid.
Pengambilan
kesimpulan
ini
dilakukan
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Semua nilai r hitung > r tabel sebesar 0,191 (Sugiyono, 2007) dengan tingkat signifikan 0,05. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui taraf kepercayaan dari suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan reliabel bila instrumen digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2004: 267). Untuk mengukur koefisien dalam penelitian ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikan 5 % (Arikunto, 1990: 236). Rumus :
rn = [
][
]
keterangan: rn = reabilitas instrumen k = Jumlah butir pertanyaan Σαb2 = jumalah varian butir αb2 = varian total Jika koefisien alpha lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikan 5% maka kuesioner tersebut dinyatakan handal atau reliabel. Pengujian reliabilitas dikerjakan dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows versi 21. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Tabel 3.9 Hasil Uji Reabilitas Dimensi Nilai Alpha Cronbach KTKS 0,800 MK 0,829 PG 0,655 KG 0,859 Sumber:Data primer, diolah 2016 Pengujian
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
reliabilitas instrumen kepemimpinan transformasional
kepala sekolah diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,800, untuk motivasi kerja diperoleh nilaiAlpha Cronbach sebesar 0,829, untuk profesionalisme guru diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,665 sedangkan kinerja guru diperoleh Alpha Cronbach sebesar 0,859. Nilai Alpha Cronbach untuk instrumen kepemimpinan transformasional kepala sekolah,
motivasi
kerja,
profesionalisme
guru
dan
kinerja
guru
menunjukkan > 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa keempatvariabel dinyatakan reliabel. I. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2015). Termasuk dalam statistic deskriptif antara lain penyajian data melalui table, grafik, diagram lingkaran, psktogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi dan perhitungan persentase (Sugiyono, 2015). Untuk pengkategorian variabel pada penelitian ini menggunakan rumus: Range = Data hasil penelitian kemudian diaktegorikan ke dalam lima kelompok. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dinilai sangat transformatif, transformastif, cukup transformatif, tidak transformatif, dan sangat tidak transformatif. Untuk motivasi kerja dinilai dengan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Untuk profesionalisme guru dinilai dengan sangat profesional, professional, cukup professional, tidak professional, dan sangat tidak professional. Sedangkan kinerja guru dinilai dengan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil kategorisasi adalah sebagai berikut. 1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Hasil deskriptif dari variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan mencari nilai tertinggi dan nilai terendah. a) Mencari nilai tertinggi dan terendah Karena terdapat 32 item pertanyaan denganskala Likert 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut: Nilai tertinggi = 32 item x 5 = 160 Nilai terendah = 32 x 1= 32 b) Mencari nilai interval kelas Range =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Range = Range = Range = 25,6 = dibulatkan menjadi 26 Maka diperoleh nilai interval kelas dengan variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah 26. Tabel 3.10 Kategori Kepemimimpinan Transformasional Kepala Sekolah Kategori Sangat Transformatif Transformatif Cukup Transformatif Tidak Transformatif Sangat tidak transformatif
Interval kelas 139 – 160 113 – 138 86 – 112 59 – 85 32 – 58
2. Motivasi Kerja Hasil deskriptif dari variablemotivasi kerja dengan mencari nilai tertinggi dan nilai terendah. a) Mencari nilai tertinggi dan terendah Karena terdapat 22 item pertanyaan dengan skala Likert 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut: Nilai tertinggi = 22 item x 5 = 110 Nilai terendah = 22 x 1= 22 b) Mencari nilai interval kelas Range = Range =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Range = Range = 17,6 = dibulatkan menjadi 18 Maka diperoleh nilai interval kelas dengan variabel motivasi kerjaadalah 18. Tabel 3.11 Kategori Motivasi Kerja Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Interval kelas 95 – 110 77 – 94 59 – 76 41 – 58 22 – 40
3. Profesionalisme Guru Hasil deskriptif dari variabel profesionalisme guru dengan mencari nilai tertinggi dan nilai terendah. a) Mencari nilai tertinggi dan terendah Karena terdapat 30 item pertanyaan dengan skala Likert 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut: Nilai tertinggi = 30 item x 5 = 150 Nilai terendah = 30 x 1= 30 b) Mencari nilai interval kelas Range = Range = Range = Range = 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Maka diperoleh nilai interval kelas dengan variabel profesionalisme guru adalah 26. Tabel 3.12 Kategori Profesionalisme Guru Kategori Sangat Profesional Profesional Cukup Profesional Tidak Profesional Sangat tidak Profesional
Interval kelas 135 – 150 109 – 134 83 – 108 57 – 82 30 – 56
4. Kinerja Guru Hasil deskriptif dari variabel kinerja guru dengan mencari nilai tertinggi dan nilai terendah. a) Mencari nilai tertinggi dan terendah Karena terdapat 30 item pertanyaan dengan skala Likert 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut: Nilai tertinggi = 30 item x 5 = 150 Nilai terendah = 30 x 1= 30 b) Mencari nilai interval kelas Range = Range = Range = Range = 24 Maka diperoleh nilai interval kelas dengan variable kinerja guru adalah 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 3.13 Kategori Kinerja Guru Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Interval kelas 128 – 150 104 – 127 80 – 104 55 – 79 30-54
J. Teknik Pengujian Hipotesis 1. Uji Prasyarat Dalam menganalisis data peneliti menggunakan persamaan regresi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan regresi antara lain: a. Uji Normalitas Menurut Singarimbun dan Efendy (2005:18), uji normalitas data sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, normalitas data dilihat dengan kolmogorovsmirnov test dengan menetapkan derajat keyakinan (α) sebesar 5%. Uji ini dilakukan pada setiap variabel dengan ketentuan bahwa jika secara individual masing-masing variabel memenuhi asumsi normalitas, maka secara simultan variabel-variabel tersebut juga bisa dinyatakan memenuhi asumsi normalitas. Kriteria pengujian dengan melihat besaran kolmogorovsmirnov test adalah sebagai berikut : (1) Jika signifikansi >0.05 maka data tersebut berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
(2)Jika signifikansi <0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. b) Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yangdigunakan sudah benar atau tidak. Model dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalahlinear. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat, atau kubik (Ghozali, 2006). Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996: 310): F reg = Keterangan: F reg : nilai bilangan F untuk garis regresi RK reg : rerata kuadrat garis regresi RK res: rerata kuadrat garis residu Kriteria pengujian linearitas yaitu jika nilai F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Sebaiknya jika nilai F
hitung
lebih besar dar F
tabel
pada taraf signifikan 5%
dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
2. Uji asumsi Klasik Mengingat pengujian hipotesis dilakukan dengan Analisis Regresi Berganda maka sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi Uji Multikolineritas dan Uji Heteroskedastisitas. a) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk menguji multikolinearitas menggunakan rumus VIF hitung (Variance Inflation Factor). Adapun rumus yang digunakan (Santosa, 2000: 281). VIF = 1/Tolerence Kriteria pengujian multikolinearitas yaitu jika VIF hitung lebih besar dari 5% maka ada multikolinearitas, sedangkan VIF hitung lebih kecil dari 5% tidak ada multikolinearitas. b) Uji Heteroskedasititas Menurut Imam Ghozali (2005:105),Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertent seper titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (berge lombang,melebar,kemudian menyempit) maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2005:108). 3. Uji Hipotesis a. Hipotesis pertama : Ho: Tidak ada pengaruh positif kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Ha: Ada pengaruh positif kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru b. Hipotesis Kedua : Ho: Tidak ada pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Ha: Ada pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan rumus Analisis Regresi Berganda sebagai berikut (Sugiyono, 2004): Y’ = a+ bX1+X2 Keterangan: Y’ : Profesionalisme guru X1 : Kepemimpinan transformasional X2: Motivasi Kerja Untuk mencari nilai a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut: ΣY
= an + b1ΣX1 + b2ΣX2
ΣX1Y = aΣX1 + b1ΣX1 + b2ΣX1X2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
ΣX2Y = aΣX2 + b1ΣX2 + b2ΣX22 Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua diterima atau ditolak, maka dilakukan uji signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan dk = (n-2). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996)
t=r
√
√
Keterangan: t : nilai yang dicari n : jumlah sampel r : koefisien korelasi Profesionalisme Guru dengan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja Untuk menguji hipotesis pertama didasarkan pada uji t. Jika nilai t
hitung
untuk variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah lebih besar dari t
tabel,
maka hipotesis pertama diterima, artinya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap profesionalisme guru. Sebaliknya, jika t
hitung
lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis pertama ditolak,
berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap profesionalisme guru. Untuk menguji hipotesis kedua didasarkan pada uji t. Jika nilai t untuk variabel motivasi kerja lebih besar dari t
tabel,
hitung
maka hipotesis kedua
diterima, berarti motivasi kerja berpengaruh terhadap profesionalisme guru. Sebaliknya, jika t
hitung
lebih kecil dari t
tabel,
maka hipotesis kedua ditolak,
berarti motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap profesionalisme guru. 3. Hipotesis ketiga Ho: Tidak ada pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Ha: Ada pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru 4. Hipotesi Keempat: Ho: Tidak ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru 5. Hipotesis kelima Ho: Tidak ada pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh profesionalisme terhadap kinerja guru Untuk menguji hipotesis ketiga dan keempat digunakan rumus Analisis Regresi Linear Berganda sebagai berikut (Sugiyono, 2004): Y’ = a+ bX1+X2 Keterangan: Y’ : Kinerja Guru X1 : Kepemimpinan Transformasional X2 : Motivasi Kerja Untuk mencari nilai a dan b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut: ΣY
= an + b1ΣX1 + b2ΣX2
ΣX1Y
= aΣX1 + b1ΣX1 + b2ΣX1X2
ΣX2Y
= aΣX2 + b1ΣX2 + b2ΣX22
Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan uji signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan dk= (n-2). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996) t=r
√ √
Keterangan: t : nilai yang dicari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
n : jumlah sampel r : koefisien korelasi Kinerja Guru Transformasional dan motivasi kerja
dengan
Kepemimpinan
Untuk menguji hipotesis ketiga didasarkan pada uji t. Jika nilai t
hitung
untuk variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah lebih besar dari t
tabel,
maka hipotesis ketiga diterima, berarti kepemimpinan
transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Sebaliknya, jika t
hitung
lebih kecil dari t
tabel,
maka hipotesis ketiga ditolak,
berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru. Untuk menguji hipotesis keempat didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitunguntuk
variabel motivasi kerja lebih besar dari t
tabel,
maka hipotesis
keempat diterima, berarti motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Jika t
hitung
lebih kecil dari t
tabel,
maka hipotesis keempat ditolak, berarti
motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru. Untuk menguji hipotesis kelima didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitunguntuk
variabel profesionalisme guru lebih besar dari t tabel, maka hipotesis
kelima diterima, berarti profesionalisme guru berpengaruh terhadap kinerja guru. Jika t
hitung
lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis kelima ditolak, berarti
profesionalisme guru tidak berpengaruh terhadap kinerja guru. 6. Uji Path Analysis (Analisis Jalur) Analisis jalur ini digunakan unuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung variabel eksogen (variabel bebas) terhadap variabel endogenus (variabel terikat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Bagan Analisis Jalur
Kepemimpinan Transmasional Kepala Sekolah
P41
P31
R1
Profesionalisme Guru
R2
Kinerja
Guru
P32 Motivasi P42 Kerja
Dalam gambar di atas pengubah X1 adalah eksogenus, pengubah-pengubah ini ditulis dalam angka baku Z. Untuk pengubah eksogenus ini adalah Z1, dinyatakan oleh suku residual e1, yakni Z1= e1. Pengubah X2 yang tergantung pada pengubah pada pengubah X1, juga tergantung pada residual e2 dengan koefisien jalur P21. Persamaannya adalah Z2 = P21 Z1+e2, dan seterusnya. Maka diperoleh persamaan sebagai berikut Sudjana, 1983. Z1= e1 Z2 = P21Z1+e2 Z3 = P31Z1+ P32Z2+e3 Z4 = P41Z1 + P42Z2+ P43Z3+e3 Dalam persamaan diatas, tiap residu tidaklah berkolerasi dengan pengubah-pengubah yang terdapat dalam persamaan dan juga antara residual sendiri tidak terdapat korelasi. Oleh karena itu harga-harga pengubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
dinyatakan dalam angka bangku, maka untuk n buah pengamatan akan berlaku rumus: rij = keterangan : rij : koefisiensi korelasi n : jumlah pengamatan Z1: angka baku pengubah endogenus (variabel terikat) Z2 : angka baku pengubah eksogenus (variabel bebas) Koefisien-koefisien jalur dapat dicari dengan mensubsitusikan z ij kedalam rumus r ij maka dihasilkan sistem persamaan sebagai berikut: r1 3 = P31 + P32 r 1 2 r 2 3 = P31 r 1 2 + P32 r 1 3 = P41 + P42 r 1 2 + P43 r 1 3 r 2 4 = P41 r 1 2 + P42 = P43 r 2 3 r 3 4 = P43 r 1 3 + P42 r 2 3 + P43 Keterangan: P31 : koefisien jalur X1 ke X3
r1 3 : Koefisien jalur X1 3
P32 : Koefisien jalur X2 ke X3
r2 3 : Koefisien jalur X2 3
P41 : Koefisien jalur X1 ke X4
r1 4 : Koefisien jalur X1 4
P42 : Koefisien jalur X2 ke X4
r2 4 : Koefisien jalur X2 4
P43 : Koefisien jalur X3 ke X 4 r3 4 : Koefisien jalur X3 4 Untuk menguji hipotesis ke enam ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
a) Menguji korelasi antara variabel yang diuji pada hipotesis 1 sampai 5. Hipotesis keenam dapat dilakukan apabila 1 sampai 5 menunjukkan pengaruh yang signifikan. b) Untuk menguji hipotesis keenam diterima atau ditolak dilakukan dengan cara: 1) Membandingkan antara koefisien korelasi antara kepemimpinan trasformasional kepala sekolah dengan kinerja guru (hubungan langsung) dengan hasil perkalian antara koefisien korelasi antara kepemimpian transformasional kepala sekolah dengan koefisien korelasi profesionalisme guru dengan kinerja guru. 2) Membandingkan antara koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja guru (hubungan langsung) dengan hasil perkalian antara koefisien motivasi kerja dengan profesionalisme guru dengan kinerja. Bila koefisien korelasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru lebih besar dari hasil perkalian antara koefisien korelasi motivasi kerja dengan profesionalisme guru dengan kinerja guru dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru tidak memediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja dengan kinerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
5. Uji F Uji statistik F digunakan untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat, langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Membuat formula hipotesis 1. Ho : βi = 0 (hipotesis nihil) berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat. 2. Ho : βi ≠ 0 (hipotesis alternatif) berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat. b. Menentukan nilai Ftabel yang menggunakan level of significant sebesar 5%. Uji signifikansi secara simultan menggunakan uji F dapat dirumuskan dengan : F= Keterangan: R2= koefisien determintasi K = jumlah variabel N = banyaknya data a) Pengambilan keputusan 1. Jika p -value < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini bearti variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan dengan variabel terikat. 2. Jika p-value > α 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Lokasi Penelitian 1 1. Sejarah Singkat Pada tanggal 5 November 1957 pada pahlawan yang sudah meninggal dan relawan pendidikan berkumpul untuk membentuk sebuah panitia yang diketuai oleh Bapak Mochtar yang menjabat sebagai Bupati Klaten pada waktu itu. Mereka sepakat untuk mendirikan sebuah Sekolah Menengah Atas dengan nama SMA Persiapan. Pada waktu berdiri jumlah siswa 235 orang. Selanjutnya dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 5620/B/57 nama SMA Persiapan diubah menjadi SMA Negeri 1 Klaten. Dalam perjalanannya menapaki tangga-tangga untuk meraih kesuksesan, SMA Negeri 1 Klaten terus berusaha berbenah diri terutama di bidang akademis sesuai dengan petunjuk Depdikbud. 2. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Terwujudnya lulusan unggul, berdaya saing global dan beretika lingkungan berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa. b. Misi 1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sesuai karakteristik keilmuan tiap mata pelajaran yang berorientasi pada ketuntasan pencapaian hasil pembelajaran melalui pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
2) Mendorong dan membantu siswa dalam memahami dan mengenali potensinya agar dapat dikembangkan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan secara optimal. 3) Menumbuhkan semangat keunggulan, kebersamaan dalam keberagaman, kepekaan sodial dan mengembangkan budaya mutu secara intensif kepada warga sekolah. 4) Mendorong dalam membantu terbentuknya manusia berbudi luhur, kepribadian kuat dan beretika lingkungan serta berdaya saing global yang didasari oleh penghayatan terhadap agama yang dianut secara benar. 5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan pihak sekolah (stakeholder). 6) Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan pemanfaatan literasi berbahasa Inggris yang berguna dalam komunikasi internasional. 7) Meningkatkan kualitas layanan terhadap publik pengguna informasi pendidikkan melalui peningkatkan dan pengembangan kemampuan manajemen informatika. 8) Membudayakan perilaku hidup sehat, bersih, indah dan ramah lingkungan menuju terbentuknya kualitas lingkungan sekolah yang clean, green dan blue.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
B. Lokasi Penelitian 2 1. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Klaten Awalya SMA Negeri 2 Klaten hanyalah pecahan dari SMA Negeri 1 Klaten. Namun sejak tanggal 17 Juli 1965 dengan izin pendirian sekolah dari Kanwil Depdiknas No.95/SKB/III/1965 dan mempunyai Nomor Statistik Sekolah 30 1 03 32.01.002 dengan NIS 300020, sekolah ini secara resmi berdiri sendiri dengan nama SMA Negeri 2 Klaten dengan Jurusan Budaya, Sosial, Pasti dan Alam (Paspal). Adapun Lokasi di Jl. Angsana, Desa Trunuh, Kecamatan Klaten Selatan. 2. Visi, Misi, Tujuan SMA Negeri 2 Klaten a) Visi Mengantarkan tamatan/alaumi SMA Negeri 2 Klaten yang menguasai dasardasar ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pada iman dan taqwa yang tinggi. b) Misi 1) Melaksanakan atau menyempurnakan kurikulum sekolah. 2) Meningkatkan sumber daya manusia yang ada. 3) Menambah dan megoptimalkan sarana dan prasarana. 4) Meningkatkan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan insentif. c) Tujuan 1) Rata-rata NEM menduduki peringkat dua Kabupaten Klaten dan tiga puluh lima Tingkat Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
2) Jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi mencapai lima puluh persen. 3) Memiliki guru/karyawan teladan tingkat provinsi. 4) Memilki siswa teladan tingkat provinsi. 5) Memiliki tim olah raga yang menjuarai tingkat karisidenan. 6) Memiliki KIR yang menjuarai tingkat provinsi. 7) Menghasilkan lulusan yang memiliki ketrampilan hidup tingkat terampil. 8) Memiliki kelompok seni yang mampu tampil tingkat tinggi. 9) Memiliki kelompok ekstrakurikuler yang mampu berprestasi tingkat provinsi. 10) Jumlah pelanggaran siswa terhadap tata tertib maksimal lima persen tiap bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Dalam Penelitin ini dipenelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner sebanyak 106 responden(respon rate 100%) yang tersebar di dua sekolah SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten. Data dari penelitian ini merupakan data primer karena diperoleh langsung dari nara sumber. Data dalam penelitian ini dibedakan menjadi 4, yaitu kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru dan kinerja guru. berikut ini akan disajikan mengenai identitas dan deskripsi responden berdasarkan data penelitiannya. Deskripsi data terdiri dari karakteristik responden dan deskripsi empat variabel yang meliputi kepemimpinan transformasiona kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru, dan kinerja guru. 1. Demografi Responden Demografi responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik responden dan analisis statistik deskriptif empat variabel yang meliputi kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru dan kinerja guru. Adapun pembahasan mengenai masing-masing analisis deskriptif adalah sebagai berikut: a. Demografi responden mencangkup tingkat pendidikan, status pekerjaan dan masa kerja.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
a) Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan dalam penelitian ini dibedakan menjadi lima kelompok tingkat pendidikan terakhir yaitu S2 dan S1. Hasil analisis data berdasarkan tingkat pendidikan dapat ditunjukan pada tabel berikut : Tabel 5.1 Pendidikan Terakhir
Valid
S1 S2 Total
Frequency 93 13 106
Percent 87,7 12,3 100,0
Valid Percent 87,7 12,3 100,0
Cumulative Percent 87,7 100,0
Sumber : Data Primer, diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa sebagian besar responden (%) mempunyai tingkat pendidikan S1 sebanyak 93guru (87,7%) dan S2 sebanyak 13 guru (12,3%). b) Status Pekerjaan Dalam penelitian ini, status pekerjaan responden dikelompokan menjadi tiga kelompok: PNS, honorer dan tidak diketahui. Hasil analisis data berdasarkan status pekerjaan dapat ditunjukan pada tabel berikut : Tabel 5.2 Status Pekerjaan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
PNS
68
63,0
64,2
64,2
Honorer
25
23,1
23,6
87,7
Tidak diketahui
13
12,0
12,3
100,0
106
98,1
100,0
Valid Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 68 guru (64,9) berstatus pekerjaan PNS, honorer sebanyak 25 guru (23,1) dan tidak diketahui sebanyak 13 guru (12%) c) Masa Kerja Dalam penelitian ini masa kerja responden dikelompokan menjadi empat kelompok masa kerja, seperti tercantum pada tabel berikut : Tabel 5.3 Masa Kerja
Valid
1 - 10 Tahun 11 - 20 Tahun 21 - 30 Tahun 31 - 40 Tahun Total
Frequency
Percent
Valid Percent
17 36 47 6 106
16,0 34,0 44,3 5,7 100,0
16,0 34,0 44,3 5,7 100,0
Cumulative Percent 16,0 50,0 94,3 100,0
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa sebagian besar masa kerja responden (%) di atas lebih dari 21 tahun sebanyak 53 guru. Hal ini dikarenakan guru-guru di sekolah tersebut lebih berpengalaman. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari kedua sekolah yang di teliti kebanyakan guru-guru memiliki masa kerja di sekolah lebih dari 21 tahun sebanyak 53 guru (50%). 2. Deskripsi Variabel Deskripsi variabel bertujuan untuk menggambarkan karakteristik responden dalam hal masing-masing variabel, yaitu kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru, dan kinerja guru. Berikut hasil deskripsi variabel:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Tabel 5.4 Kategori Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Kategori
Nilai Interval
Frekuensi
Sangat Transformatif 137 - 160 Transformatif 111 -136 Cukup Transformatif 85 - 110 Tidak Transformatif 58 - 84 Sangat tidak Transformatif 32 - 57 Sumber: Data Primer, diolah 2016
0 26 80 7 1
Persentase (%) 0 24,5 75,5 0 0
b. Motivasi Kerja Tabel 5.5 Kategori Motivasi Kerja Kategori
Nilai Interval
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber: Data Primer, diolah 2016
Frekuensi
94 - 110 76 – 93 58 – 75 40 – 57 22 - 39
0 72 34 0 0
Persentase (%) 0 67,9 32,1 0 0
c. Profesionalisme Guru Tabel 5.6 Kategori Profesionalisme Guru Kategori
Nilai Interval
Sangat Profesional 126 – 150 Profesional 102 - 125 Cukup Profesional 78 - 101 Tidak Profesional 54 - 77 Sangat Tidak Profesional 30 - 53 Sumber: Data Primer, diolah 2016
Frekuensi 0 69 37 0 0
Persentase (%) 0 65,1 34,9 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
d. Kinerja Guru Tabel 5.7 Kategori Kinerja Guru Kategori
Nilai Interval
Frekuensi
Sangat Tinggi 126 – 150 Tinggi 102 - 125 Sedang 78 - 101 Rendah 54 - 77 Sangat Rendah 30 - 53 Sumber: Data Primer, diolah 2016
0 37 69 0 0
Persentase (%) 0 34,9 65,1 0 0
3. Analisis Data a. Uji Prasyarat Uji prasyarat dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji lineritas. 1) Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pengamatan berdistribusi secara normal atau tidak, uji ini mengunakan Kolmogorov Smirnov. Hasil uji Normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.8 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
KTKS 106 108,96 6,597
MK 106 78,95 6,342
PG 106 102.,97 5,202
KG 106 99,65 6,463
0,121 0,066 -0,121 1,249 0,088
0,076 0,076 -0,057 0,782 0,574
0,110 0,110 -0,086 1,136 0,151
0,073 0,073 -0,069 0,750 0,628
Sumber :data primer, di olah 2016 Berdasarkan hasil output dapat dilihat nilai probabilitas variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0,088 motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
kerja sebesar 0,574, profesionalisme guru sebesar 0,151 dan kinerja guru sebesar 0,628. Apabila dibandingkan dengan asymp.sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 2) Uji Linearitas Uji
linearitas
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
variabel
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, dan profesionalisme guru memiliki hubungan yang linear atau tidak dengan kinerja guru. Tabel 5.9 Uji Linearitas Antar Variabel Nilai Sig X1 * Y 0,577 X2 * Y 0,154 X3 * Y 0,082 Sumber : data primer, di olah 2016.
Batas 0,05 0,05 0,05
Keterangan Linearitas Linearitas Linearitas
Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji linearitas menunjukan bahwa antara variabel KTKS dan variabel KG adalah 0,577. Karena nilai 0,557 > 0,05 maka dapat hubungan kedua variable tersebut dikatakan linear. Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji linearitas menunjukan bahwa antara variable MK dan variable KG adalah 0,154. Karena nilai 0,154 > 0,05 maka dapat hubungan kedua variable tersebut dikatakan linear. Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji linearitas menunjukan bahwa antara variable PG dan variable KG adalah 0,082. Karena nilai 0,082 > 0,05 maka dapat hubungan kedua variable tersebut dikatakan linear. b. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Heterokedasitas dan Uji Multikolinearitas. 1) Uji Heteroskedasitas Suatu asumsi penting dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan
(disturbance)
yang
muncul
dalam
regresi
adalah
homoskedastisitas, yaitu semua gangguan tadi mempunyai varian yang sama. Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.10 Uji Heteroskedastisitas Coefficients Unstandardized Coefficients B Std. Error -4,952 7,757 0,061 0,051
Model
(Constant) Kepemimpinan 1Transformasional Motivasi Kerja 0,028 Profesionalisme Guru 0,004 a. Dependent Variable: ABS_RES
0,053 0,065
a
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
0,123
-0,638 1,207
0,525 0,230
0,055 0,006
0,537 0,059
0,592 0,953
Sumber : Data Primer ,diolah 2016 Berdasarkan hasil output dapat dilihat nilai signifikansi variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0,230. Untuk variabel motivasi kerja nilai signifikansinya sebesar 0,592. Sedangkan variabel profesionalisme guru nilai signifikansi sebesar 0,953. Karena nilai signifikansi dari ketiga variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat sisimpulkan bahwa tidak terjadi hetoroskedasitas. 2) Uji Multikolinearitas Hasil Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Tabel 5.11 Uji Multikolinearitas Model (Constant) Kepemimpinan Transformasional Motivasi Kerja Profesionalisme Guru
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,925 0,923 0,909
1,081 1,084 1,100
Sumber : Data Primer,diolah 2016 Berdasarkan hasil output maka dapat dinilai tolerance pada variabel kepemimpinan transformasional memiliki nilai sebesar 0,925, untuk variabel motivasi kerja memiliki nilai sebesar 0,923 dan untuk profesionalisme guru memiliki nilai sebesar 0,909. Karena nilai ketiga variabel tersebut memiliki nilai lebih dari 0,1. Sedangkan nilai VIF variabel kepemimpinan tranformasional memiliki nilai sebesar 1,081, untuk motivasi kerja memiliki nilai sebesar 1,084, dan untuk profesionalisme guru memiliki niali sebesar 1,110. Oleh karena VIF < 10 maka disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas. 4. Pengujian Hipotesis Pengujian penelitian ini analisis regresi sederhana berganda dan Analysis Path. Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua penulis menggunakan analisis Regresi Linier Berganda. 1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformaional kepala sekolah terhadap profesionalisme guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Ha: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap profesionalisme guru 2. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Profesionalisme Guru Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Ha:
Ada
pengaruh
positif
signifikan
motivasi
kerja
terhadap
profesionalisme guru Hasil output dari SPSS dengan Regresi Linear Berganda sebagai berikut :
Tabel 5.12 Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
14,166
0,000
2,475
0,015
7,931
0,000
B
Std. Error
Beta
(Constant)
87,699
6,191
Motivasi Kerja
0,193
,078
(Constant)
73,672
9,290
Kepemiminan
0,151
0,076
0,192
2,003
0,048
0,162
0,079
,198
2,064
0,042
1
2
0,236
Transformasional Moivasi
a. Dependent Variable: Profesionalisme Guru
Sumber : Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 5.12 diatas dapat diketahui bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap profesionalisme guru (B = 0,192; signifikansi 0,048 < 0,05) dengan F hitung 5,157. Dengan demikian ha diterima, yang berarti bahwa “Ada pengaruh yang positif signifikan variabel kepemimpinan tranformasional terhadap Profesionalisme Guru”. Berdasarkan tabel 5.12 di atas dapat diketahui bahwa motivasi kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
berpengaruh terhadap profesionalisme guru (B = 0,198; signifikansi 0,042 < 0,05) dengan F hitung 5,157. Dengan demikian hiopotesis diterima, yang berarti bahwa “Ada pengaruh yang positif signifikan variabel Motivasi Kerja terhadap Profesionalisme Guru “. Untuk menguji hipotesis ketiga, keempat dan kelima penulis menggunakan analisis Regresi Linier Sederhana. 3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru 4. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Ho: Tidak ada pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja guru 5. Pengaruh Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru Ha: Ada pengaruh positif signifikan Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru Hasil output dari SPSS dengan Regresi Linear Berganda sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Tabel 5.13 Analisis Regresi Berganda Coefficients
Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
4,352
,000
4,247
,000
2,044
,043
B
Std. Error
50,467
11,597
,478
,112
26,469
12,949
Profesionalisme Guru
,388
,110
,313
3,538
,001
Kepemimpinan
,305
,087
,311
3,520
,001
17,922
13,059
1,372
,173
,333
,109
,268
3,052
,003
,272
,085
,277
3,184
,002
,226
,089
,222
2,541
,013
(Constant)
Beta
1 Profesionalisme Guru (Constant) 2
,384
Transformasional (Constant) Profesionalisme Guru 3 Kepemimpinan Transformasional Motivasi Kerja a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 5.13 di atas dapat diketahui bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru (B = 0,277; sig 0,002 < 0,05) dengan F
hitung17,900.
Dengan demikian hiopotesis
diterima, yang berarti bahwa “Ada pengaruh yang positif signifikan variabel kepemimpinan tranformasional terhadap kinerja guru”. Berdasarkan tabel 5.13 di atas dapat diketahui bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru (B = 0,222; sig 0,013 < 0,05) dengan F hitung
17,900. Dengan demikian hiopotesis diterima, yang berarti bahwa “Ada
pengaruh yang positif signifikan variabel Motivasi Kerja terhadap Profesionalisme Guru “.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Berdasarkan tabel 5.13 di atas dapat diketahui bahwa profesionalisme guru berpengaruh terhadap kinerja guru (B = 0,268; sig 0,003 < 0,05) dengan F hitung
17,900. Dengan demikian hiopotesis diterima, yang berarti bahwa “Ada
pengaruh yang positif signifikan variabel Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru “. 6. Hipotesis keenam Pengaruh mediasi profesionalisme guru terhadap hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Ha: Tidak ada pengaruh mediasi positif signifikan profesionalisme guru hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Ha: Ada pengaruh mediasi positif signifikan profesionalisme guru hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
0,192
7,931 2,003
0,000 0,048
0,198
2,064
0,042
B
Std. Error
Beta
1Kepemimpinan
73,672 0,151
9,290 0,076
transformasional Motivasi kerja
0,162
0,079
(Constant)
a. Dependent Variable: Profesionalisme Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Coefficientsa Model (Constant) Kepemimpinan 1Transformasional Motivasi Kerja Profesionalisme Guru
Unstandardized Coefficients B Std. Error 17,922 13,059 0,272 0,085 0,226 0,333
0,089 0,109
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
0,277
1,372 3,184
0,173 0,002
0,222 0,268
2,541 3,052
0,013 0,003
a. Dependent Variable: Kinerja Guru Sumber : Data primer yang diolah, 2016 Hasil output pada persamaan (1) memberikan nilai Standardized Beta kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0,192 dan signifikan pada 0,048 sedangkan untuk variabel motivasi kerja sebesar 0,189 dan signifikan 0,042 yang berarti keduanya berpengaruh positif dan signifikan terhadap profesionalisme guru. Nilai koefisien standardized Beta 0,198 merupakan jalur p31. Nilai koefisien standardized Beta 0,192 merupakan jalur p32. Hasil output persamaan (2) nilai Standardized untuk kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0,277 dan signifikansi pada 0,002, motivasi kerja sebesar 0,222 dan signifikan pada 0,013 dan profesionalisme guru sebesar 0,268 dan signifikan pada 0,003. Ketiganya berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Nilai koefisiensi Standardized Beta 0,277 merupakan niali jalur p41, nilai koefisiensi Standardized Beta 0,222 merupakan nilai jalur p42 dan koefisiensi Standardized Beta 0,268 merupakan nilai jalur p43.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
0,277
0,192
R1
R2
Profesionalisme Guru
Kinerja 0,268
Guru
0,198 0,222 Motivasi Kerja
Dari data diatas maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Maka untuk menguji hipotesis ke enam ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Untuk menguji pengaruh mediasi Profesionalisme Guru terhadap hubungan
Kepemimpinan Transformasional
Kepala
Sekolahdengan
Kinerja Guru dilakukan dengan membandingkan koefisien korelasi antara Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru (hubungan langsung) dengan hasil kali antara koefisien korelasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru. Pengaruh mediasi dapat ditemukan apabila hasil kali koefisien korelasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru dengan Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru lebih
kecil
dibandingkan
dengan
koefisien
hubungan
langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Guru. Hasil analisis menemukan bahwa: (1) β KTKS – PG = 0,192 (2) β PG – KG = 0,268 (3) β KTKS – KG = 0,277 Berdasarkan temuan di atas dapat dihitung β
KTKS – PG
x β
PG – KG
yaitu
0,192 x 0,268 = 0,051. Apabila
koefisien
tersebut
dibandingkan
dengan
koefisen
β
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru maka dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme Guru tidak memediasi hubungan antara Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah dengan Kinerja
Guru
transformasional
karena kepala
hasil
perkalian
sekolah
antara
dengan
β
kinerja
kepemimpinan guru
dikali
Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru lebih kecil dari koefisien β Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah dan Kinerja Guru sebesar 0,051 < 0,277. b. Untuk menguji pengaruh mediasi Profesionalisme Guru terhadap hubungan Motivasi Kerjadengan Kinerja Guru dilakukan dengan membandingkan koefisien korelasi antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru dengan hasil kali antara koefisien korelasi Motivasi Kerja dengan Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru. Pengaruh mediasi dapat ditemukan apabila hasil kali koefisien korelasi Motivasi Kerja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Profesionalisme Guru dengan Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru lebih kecil dibandingkan dengan koefisien hubungan langsung Motivasi Kerja dan Kinerja Guru. Hasil analisis menemukan bahwa: (1) β MK – PG = 0,198 (2) β PG – KG= 0,268 (3) β MK – KG = 0,222 Berdasarkan temuan di atas dapat dihitung β MK – PG x β PG – KG yaitu 0,198 x 0,268 = 0,053. Maka dapat dilihat bahwa 0,053 < 0,222. Apabila koefisien tersebut dibandingkan dengan koefisen β Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru maka dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme Guru tidak memediasi hubungan antara Motivasi Kerja dan Kinerja Guru karena hasil perkalian antara β motivasi kerja dan kinerja guru dikali profesionalisme guru lebih kecil dari koefisien β motivasi kerja dan Kinerja Guru sebesar 0,053 < 0,222. 3. Uji F Uji statistik F digunakan untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Tabel 5.16 ANOVAa
1
Model Regression Residual Total
Sum of Squares 1248,265 3137,820 4386,085
Df 3 102 105
Mean Square 416,088 30,763
F 13,526
Sig. b ,000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. Predictors: (Constant), Profesionalisme Guru, Kepemimpinan Transformasional , Motivasi Kerja
Dari hasil output di atas maka dapat diambil keputusan sebagai berikut: 1. Jika p -value < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan dengan variabel terikat. 2. Jika p-value > α 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel bebas. Maka di lihat dari tabel di atas maka nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara stimultan memiliki pengaruh signifikan dengan variabel terikat. B. Pembahasan 1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme Guru Hasil pengujian seperti
yang tercantum
pada tabel 5.12 bahwa
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap Profesioanlisme Guru (B = 0,192; sig 0,048< 0,05) yang berarti kepemimpinan ransformasional kepala sekolah diikiuti oleh naiknya kopetensi profesional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
guru yang makin tinggi kepemimpinan transformasiona kepala sekolah, akin tinggi juga tingkat kepemimpinan transformasional kepala sekolah, makin tinggi juga tingkat profesionalisme guru. ha ini mnguatkan argumentasi bahwa profesionalisme guru ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah kepemimpinan transformasinal kepala sekolah. Hal ini karena kepala sekolah ikut mewarnai sikap mental atau cara diri kepala sekolah sebagai role model bai bawahannya, memiliki visi yang menarik dan memotivasi, menstimulasi bawahan untuk inovatif dan kreatif, memberikan dukungan, peneguhan dan bimbingan bagi bawahan. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah mampu membawa perubahan bagi bawahan daam kemampuan mengajar guru sebagai penghargaan terhadap kerja dan upaya peingkatan produktivitas. Hal ini terwujud suatu sikap mental guru yang positif terhadap visi yang dimiiki oleh kepala sekolah sehingga guru akan melaksanakan tugas secara profesional sehingga dapat mencapai tujuan sekolah. 2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Profesionalisme Guru Hasil pengujian seperti yang tercantum pada tabel 5.12 bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap Profesioanlisme Guru (B = 0,198; sig 0,042< 0,05) yang berarti “Ada pengaruh yang positif signifikan variabel motivasi kerja terhadap profesionalsme guru” berarti motivasi kerja yang tinggi dimiliki oleh guru maka guru akan semakin profesional. Hal ini menguatkan argumentasi bahwa profesionaisme guru ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah motivasi kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Pada dasarnya seorang guru sudah mempunyai motivasi kerja dalam diri mereka. Seorang guru mempunyai motivasi yang tinggi dalam menjalankan proses pembelajaran maka proses pembelajaran itu akan berhasil. Oleh karena itu, guru yang berhasil dalam membawa proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan maka guu mempunyai kemampuan profesional dalam menjaankan tugasnya. Hal ini dikarenakan motivasi kerja yang tinggi seorang guru dapat dilihat dari kemampuan keprofesionalan guru yang diihat dari keinginan guru untuk berprestasi, mencintai pekerjaan itu sendiri, tempat kerja yang nyaman, suasana kerja yang mendukung dan gaji yang besar. Maka dari itu, guru yang memiliki motivasi kerja dilihat dari berbagai aspek maka guru lebih profesional dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan yang telah ditetapkan. 3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala SekolahTerhadap Kinerja Guru Hasil pengujian seperti
yang tercantum pada tabel 5.13
bahwa
kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru (B = 0,277; sig 0,002 < 0,05) yang berarti bahwa “Ada pegaruh yang positif signifikan variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru yang berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah diikuti naiknya kinerja guru. Hal ini menguatkan argumentasi bahwa kinerja guru ditentukan oleh banyak faktor diantaranya kepemimpinan transformasional kepala sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan segala aspek yang telah direncanakannya perlu didukung oleh kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang hakekatnya terletak pada efisiensi dan efektivtas penampilan kepala sekolah. Hal ini didukung dengan pemipin yang dapat menginspirasi, pemimpin yang memotivasi, pemimpin yang menstimulasi bawahan untuk menjadi inovatif dan kretif, pemimpin yang memberikan dukungan dan memperhatikan
bawahannya.
Dengan
demikian,
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah memberikan pengaruh terhadap kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab, percaya diri, memiliki kompetensi, kondisi sekolah yang mendukung, serta, komunikasi antar pemimpin dan bawahan. Oleh karena tu, jika penerapan kepemimpinan transformasional kepala sekolah ditingkatkan maka akan berimplikasi terhadap meningkatnya kinerja guru. 4. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Hasil pengujian seperti yang tercantum pada tabel 5.13 bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru (B = 0,222; sig 0,013 < 0,05). Dengan demikian ada pengaruh yang positif signifikan variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru yang berarti motivasi kerja yang tinggi maka makin tinggi pula hasil kerja yang tinggi. Apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, maka guru akan memberikan yang terbaik demi kemajuan organisasinya. Motivasi dalam hal ini berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi, pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
itu sendiri, tempat kerja yang nyaman, suasana kerja yang mendukung dan gaji yang besar. Guru yang merasa mampu menerapkan pembelajaran yang disenangi siswa serta memiliki hubungan yang harmonis baik dengan siswa maupun orang tua siswa, akan berdampak pada kinerja guru yang optimal. Dengan demikian, aspek motivasi kerja sesorang akan berpengaruh terhadap kinerjanya. 5.
Pengaruh Profesionalisme Guru Berpengaruh Terhadap Kinerja Guru Hasil pengujian seperti yang tercantum pada tabel 5.13 bahwa profesionalisme guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru (B = 0,268; sig 0,003< 0,05) dengan demikian hipotesis diterima yang berarti ada pengaruh yang positif signifikan variabel profesionalisme guru terhadap kinerja guru yang berarti profesionalisme guru diikuti oleh naiknya kinerja guru, makin tinggi kinerja guru makin tinggi juga tingkat profesionalisme guru. Guru yang profesional ditandai dengan adanya penguasaan guru yang mampu menguasi bahan ajar, mengelola kelas dan interaksi belajar, pengelolaan program belajar mengaajar, pelayanan bimbingan dan konseling, penggunaan media dan sumber pembelajaran dan penilaian prestasi siswa. Seorang guru dapat menguasai materi serta konsep-konsep mata pelajaran dengan efektif. Oleh karena itu, guru harus senantiasa berusaha meningkatkan kinerjanya. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin profesional guru dalam melakukan pekerjaannya maka kinerjanya akan semakin meningkat pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
6.
Pengaruh
mediasi
Profesionalisme
Guru
Hubungan
Antara
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh mediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perkalian nilai koefisien kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan profesionalisme guru dengan kinerja guru sebesar 0,051 lebih kecil dibandingkan dengan hubungan langsung kepemimpinaan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 0,277. Selanjutnya ditunjukkan dengan hasil perkalian nilai koefisien motivasi kerja dan profesionalisme guru dengan kinerja guru sebesar 0,053 lebih kecil dari motivasi kerja dengan kinerja guru sebesar 0,222. Kinerja guru yang ingin dicapai tidak di pengaruhi oleh faktor-faktor kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja dan profesionalisme guru. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang mampu mendorong dan merubah pemahaman guru maka akan meningkat juga motvasi kerja guru ssehingga akan mencapai kierja yang tinggi pula. Selain itu guru yang kurang profesional dalam mengelola pembelajaran maka tidak akan mencapai kinerja yang baik pula. Faktor dalam diri yang dapat mendorong seorang untuk mencapai kinerja misalnya semangat kerja yang tinggi dan dorongan dari atasan yang tinggi maka kinerja guru akan semakin tinggi dan bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dibahas dalam BAB V dapat diambil kesimpulan bahwa: 1.
Ada pengaruh positif Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap Profesioanlisme Guru (B = 0,192; sig < 0,05).
2.
Ada pengaruh positif Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Profesionalisme Guru (B = 0,198; sig < 0,05)
3.
Ada pengaruh positif Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah berpengaruh terhadap Kinerja Guru (B = 0,277; sig < 0,05).
4.
Ada pengaruh positif Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah berpengaruh terhadap Kinerja Guru (B = 0,222; sig< 0,05)
5.
Ada pengaruh positif dan signifikan Profesionalisme Guru berpengaruh terhadap kinerja guru (B = 0,268; sig< 0,05)
6.
Tidak ada pengaruh mediasi Profesionalime Guru terhadap hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah, Motivasi Kerja, dan Kinerja Guru. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perkalian nilai koefisen Kepemimpinan Transformaional Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dengan Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru sebesar 0,073 lebih kecil dari Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Guru sebesar 0,329. Selanjutnya ditunjukkan hasil perkalian nilai koefisien Motivasi Kerja dan Profesionalisme Guru dengan Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
sebanyak 0,077 lebih kecil dari Motivasi Kerja dan Kinerja Guru sebesar 0,275. B. Keterbatasan penelitian Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kesulitan yang dialami, antara lain: 1. Dalam penelitian ini terdapat responden yang mengisi atau mengerjakan kuesioner secara bersama-sama sehingga jawaban responden satu dengan yang lain sama. 2. Dalam penelitian ini ada kemungkinan responden dalam menjawab butir pertanyaan kuesioner yang baik-baik, hal ini bisa dikarenakan karena responden merasa segan atau tidak enak terhadap kepala sekolah maupun sesama rekan guru. 3. Dalam
penelitian
ini
pengukuraan
variabel
yaitu
motivasi
kerja,
profesionalisme guru, dan kinerja guru diambil dari sumber yang berbeda sehingga terkesan tumpang tindih misalnya indikator kompetensi dalam kinerja guru tumpang tindih dengan indikator profesionalisme guru, indiktor tempat kerja dan suasana kerja pada variabel motivasi kerja dengan kondisi dan kompetensi pada variabel kinerja guru. C. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, ada beberapa saran yang dikemukakan penulis bagi kepala sekolah, guru dan juga bagi peneliti selanjutnya. Saran yang dikemukakan penulis adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
1. Bagi kepala sekolah Bagi Kepala Sekolah karena dilihat dari penelitian di atas profesionalisme guru dan motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja guru maka alangkah baiknya Kepala Sekolah lebih meningkatkan kepemimpinan transformasional sehingga para guru dapat lebih meningkat kinerjanya. Kepala sekolah diharapkan juga dapat menciptakan lingkungan sekolah dan budaya sekolah yang mendorong motivasi kerja para guru. 2. Bagi Guru Para Guru diharapkan lebih meningkatkan semangat dan motivasi dalam menjalankan tugas sebagai guru yang profesional maka alangkah baiknya guru lebih meningkatkan kinerjanya dan menjalin hubungan yang harmonis dengan kepala sekolah dan rekan kerjanya. 3. Bagi Peneliti Lain a. Bagi peneliti selanjutnya alangkah baiknya melakukan observasi terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian dan pada saat penelitian peneliti dapat mengunakan teknik wawancara dan membagikan kuesioner secara tertutup. b. Penulis menyarankan untuk penelitian berikutnya perlu pengembangan instrumen yang tegas membedakan antar 3 variabel mengingat dalam penelitian ini terkesan ada tumpang tindih antar variabel misalnya profesionalisme guru dan kinerja guru, misalnya indikator kompetensi dalam kinerja guru dengan indikator-indikator dalam profesi dan untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan uji SEM (Structural Equation Modeling)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1990). Manajemen Penelitian. Reneka Cipta: Jakarta Damin, S. (2005). Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Darmasiah. (2008). Kontribusi Profesionalisme Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Tesis: Universitas Negeri Semarang. Erik, R. (2001). Leadership Articles. Gana,F. (2004). Kepemimpinan dan Struktur Organisasi sebagai Determinan Inovasi Organisasi. Usahawan No. 05. Ghozali, I. (2005). Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro: Semarang. Given, R.(2008). Transformasional Leadership: The Impact on Organisasi ans Personal Outcomes. Energeging Leadership Journeys, Vol. 1, Iss. I,4-24 Gusti, M.M. (2012). Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S.P. (2006). “Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah”, Edisi Revisi, Bumi Aksara: Jakarta. Hamali, A.Y. (2013). Pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja. Politeknik PIKSI. Ganesha: Bandung. Kartini Kartono. (2003). “Pemimpin dan Kepemimpinan”. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Kurniawan, A. (2014). Kontribusi Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Kusmianto.(1997). “Panduan Penilaian Kinerja Guru oleh Pengawas”. Jakarta. Kusumah, Fitria. (2014). “Pengaruh kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Komitmen Organisasi”.Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Mangkuprawira, Tb.S. (2001). “Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik”. Jakarta: Ghalia Indonesia. 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Martani,Galuh R. (2011). “Hubungan antara Perspsi terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru”. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Snanata Dharma. Masidjo, Ig. (1995). Penilaian pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Kanisius: Yogyakarta. Mulyasa,(2004).“Menjadi Kepala Sekolah Profesion dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK (cet.4)”. Bandung: Remaja Rosdakarya. Merlianti.(2006). Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Skripsi. Universitas Widyatama. Murnianita.(2012). Pengaruh Kepemimpinan terhadap Employee Engagement Pada PT PLN (Persero) Pusdiklat. Tesis.Universitas Indonesia: Jakarta. Othiel, Dian P. (2015). “Kepemimpinan Transformasional Pada Pemimpin Organisasi Kemahasiswaan Universitas Sanata Dharma: Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma. Purnamasari, D. (2012). Pengaruh Strata Akademik Guru dan Kompetensi Profesionalisme terhadap Prestasi Belajar Matematika. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Rivai, V. (2004). Kiat Memimpin dalam Abad 21. Jakarta: Murai Kencana. Samana.(1994). “Profesionalisme Keguruan”. Yogyakarta: Kanisius. Santosa, S. (2000). Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Gramedia: Yogyakarta. Siagan, Sondang P.(2006).”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Edisi I, Cetakan Ketiga Belas. Jakarta : Bumi Aksara. Silberman. (2001).The 2001 Training and Perfomance Sourcebook. New York: McGraw-Hill,Inc. Sudjana.(1996). Metode Statistika. Tarsito: Bandung Sudjana. (1983). Teknik Analisi Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Tarsito: Bandung Sudjana, N.(1989). “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”.Sinar Baru: Bandung Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung Sugiyono.(2015). Metode Penelitian dan Pengembangan. Alfabeta: Bandung Sumarno. (2009). “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paguyangan Kabupaten Brebes”. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Supriadi, D. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru.Yogyakarta : Adicita Karya Nusa. Syahroni. (2007).” Pengaruh Kinerja Kepemimpinan dan Manajemen Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru”.Universitas Negeri Semarang. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Uswanti.E. (2010). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kompetensi Profesionali Guru SMK YPE Kroya.Skripsi. Universitas Negeri Semarang Wahjosumidjo.(2001). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Winardi, J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Widhiastuti, R. (2013). Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan Ketrampilan Guru terhadap Kinerja Guru. Skripsi.Universitas Muhamadyah Surakarta. Wutun, R.P.(2001). “Persepsi Karyawan tentang Perilaku Kepemimpinan Atasan. Suatu Kajian Teori Transformasional-Transaksional”, dalam Sjabadhyni, B., Graito, B.K, & Wutun, R.P. Pengembangan Kualitas SDM dari Prespektif PIO. Jakarta: Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Yanuari, I.P. (2011). Profesionalitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Yulk,
G. (1999). An Evalution of Conceptional Weaknesesses in Transformasional and Charismatik Leadership Theories. Leadearship Quartely, Vol. 10, No. 2, 285-304.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
LAMPIRAN I
( KUESIONER )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
KUISIONER PENELITIAN Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Profesionalisme Guru Dan Kinerja Guru
Nama
:
Usia
:
Pendidikan Terakhir
: SLTA/D.I/D.II/D.III/S1/S2*
Status Pekerjaan
:
Masa Kerja
:
tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
INSTRUMEN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Petunjuk: Berilah tanda ceklist (√) yang paling sesuai dengan reaksi anda terhadap pernyataan yang ada,pada kolom jawaban yang tersedia dengan ketentuan sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. No 1
2
3 4 5 6
7
8 9 10 11 12
13
14
PERTANYAAN Kepala sekolah menyampaikan kepada guru-guru nilai-nilai luhur yang menjadi pegangan hidup Kepala sekolah menekankan pentingnya memiliki komitmen terhadap apa yang kami yakini Kepala sekolah mengikutsertakan gurugurunya dalam perencanaan suatu kegiatan Kepala sekolah tidak membangkitkan rasa saling menghargai pendapat sesuai kolega Kepala sekolah memberlakukan guru-guru dan orang lain dengan hormat Kepala sekolah tidak membuat gurugurusiap mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan kelompok Kepala sekolah mempertimbangkan konsekuensi etika dan moral dari setiap tindakannya Kepala sekolah menekankan pentingnya rasa memiliki misi bersama Kepala sekolah tidak mampu menangani isu-isu yang sulit Kepala sekolah secara konsisten bertindak sesuai dengan niali-nilai yang ia anut Kepala sekolah tidak memberikan dorongan yang terus menerus Kepala sekolah mengarahkan perhatian guru-guru terfokus pada apa yang perlu dilakukan untuk berhasil Kepala sekolah membuat guru-guru bekerja dengan penuh semangat dan optimistik Kepala sekolah mengungkapkan keyakinannya pada guru-gurunya akan meraih atau mencapai tujuan organisasi
STS 1
JAWABAN TS R S 2 3 4
SS 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
15 16
17 18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Kepala sekolah berbicara dengan penuh optimis untuk masa depan Kepala sekolah tidak menunjukkan tekad untuk menyelesaikan apa yang ia mau lakukan Kepala sekolah memberikan dorongan apa yangharus dilakukan Kepala sekolah mendorong guru-guru untuk mengungkapkan gagasan dan pendapat mereka Kepala sekolah membantu menyelasaikan persoalan dengan dukungan bukti dan alasan yang kuat dari pada menggunakan pendapat yang tidak mendasar Kepala sekolah tidak memecahkan persoalan-pesoalan lama dengan cara-cara yang baru Kepala sekolah tidak mendorong guruguru untuk mencoba cara-cara baru dalam berbagai kegiatan Kepala sekolah tidak menyarankan caracara baru dalam bagaimana mengerjakan pekerjaan kami Kepala sekolah membuat guru-guru melihat setiap persoalan dari sudut pandang yang berbeda Kepala sekolah mendorong guru-gurunya menggunakan pemikiran yang rasional dan modern dalam menangani masalahmasalah yang mentradisi kepala sekolah cukup mengenal gurugurunya secara individual dalam rangka mengetahui ketrampilan,minat dan memahami persoalan yang dihadapi Kepala sekolah memberikan perhatian yang besar atas pengembangan kekuatan/potensi Kepala selokah memberlakukan gurunya secara pribadi, sebagai individu dari pada sebagai anggota kelompok Kepala sekolah memberlakukan setiap guru-guru sebagai sebagai individu dengan kebutuhan,kemampuan dan keinginan guru-gurunya yang berbeda-beda Kepala sekolah meningkatkan upaya pengembangan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
30
31
32
Kepala sekolah tidak mendengarkan penuh perhatian segala perhatian segala keprihatian guru-gurunya Kepala sekolah tidak memberikan nasehatnasehat berharga bagi perkembangan gurugurunya Kepala sekolah menyisihkan waktu untuk mengajar, melatih dan membimbing guruguru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
INSTRUMEN MOTIVASI KERJA Berilah tanda ceklist (√) yang paling sesuai dengan reaksi anda terhadap pernyataan yang ada,pada kolom jawaban yang tersedia dengan ketentuan sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. No 1 2
3
4
5
6 7
8 9
10
11 12
13
PERTANYAAN Saya selalu mencari waktu luang untuk meningkatkan kinerja diri saya Saya berusaha untuk mengembangkan metode pengajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan Saya menghindari mengikuti pelatihanpelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi saya Saya ingin menguasai ketrampilan mengajar lebih berbasis teknologi informatika yang berguna untuk tugastugas saya Dorongan untuk berkompetensi dengan teman-teman seprofesi sangat kuat dalam diri saya Saya mencintai pekerjaan saya sehingga saya selalu bersemangat dalam bekerja Saya tidak terampil dalam menyelesaikan pekerjaan saya karena saya belum bisa menguasai IPTEK Saya melaksanakan tugas apabila ada perintah dari kepala sekolah Saya bekerja dengan baik untuk mendapatkan pengakuan dari kepala sekolah Saya melakukan pekerjaan bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri saya tetapi juga untuk kepentingan sekolah Saya bekerja sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan Fasilitas kerja yang disediakan oleh sekolah sangat mendorong semagat kerja saya Saya tidak semangat dalam bekerja karena kurangnya fasilitas yang disediakan oleh sekolah
STS 1
JAWABAN TS R S 2 3 4
SS 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
14
15
16
17 18
19
20 21 22
Saya dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi karena dukungan fasilitas yang memadai Saya selalu berusaha sebaik mungkin untuk menjalin hubungan baik dengan sesama guru Hubungan yang tidak harmonis antara para guru dan kepala sekolah membuat suasana kerja yang nyaman Saya mau membantu guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas Saya selalu menerima kritikan dari kepala sekolah maupun sesama guru yang bersifat membangun Hubungan kerja yang baik antara seluruh warga sekolah akan menciptakan suasana kerja yang baik dan nyaman Pemberian pengahargaan akan mendorong semagat kerja guru Pemberian tunjangan akan menurunkan semangat kerja guru Saya selalu bersemangat dalam melaksanakan tugas saya ketika akan diberikan gaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
INSTRUMEN PROFESIONALISME GURU Berilah tanda ceklist (√) yang paling sesuai dengan reaksi anda terhadap pernyataan yang ada,pada kolom jawaban yang tersedia dengan ketentuan sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. No 1 2
3 4 5 6 7
8 9
10 11
12
13 14 15
16
PERTANYAAN Saya menerangkan materi pembelajaran secara jelas dan terperinci Dalam menjelaskan materi pembelajaran,saya memberikan contoh yang konkrit Saya kesulitan menjawab pertanyaan dari siswa Saya tidak memberikan ringkasan materi Saya selalu menjawab pertanyaan dari siswa derngan baik Saya membuat peraturan bersama dengan siswa pada awal pelajaran Saya memberikan sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan bersama ketika mengikuti pelajaran Saya sering terlambat untuk memulai pelajaran Saya memberikan semangat kepada siswa yang kurang bersamangat dalam mengikuti pelajaran Saya hanya akrab pada siswa tertentu saja Sebelum memulai materi baru, saya selalu menjelaskan tujuan yang akan dicapai dari materi tersebut Saya menjelaskan buku wajib dan buku pendukung yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar Pada saat mata pelajaran saya hanya menggunakan satu metode mengajar Saya selalu memberikan tugas untuk dikerjaan di rumah oleh siswa Saya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila menemui kesulitan Saya membantu siswa memecahkan masalah yang sedang dihadapi
STS 1
JAWABAN TS R S 2 3 4
SS 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
17 18 19 20 21 22
23
24 25 26
27
28 29 30
Saya tidak peduli dengan kesulitan yang dialami para siswanya Saya menyediakan waktu khusus untuk bimbingan siswa Saya memanggil dan menengur para siswa yang mendapatkan nilai jelek Saya tidak memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi para siswanya Saya menggunakan media pembelajaran yang tersedia dengan tepat Saya tidak sudah menggunakan sumber pelajaran yang terbaru dan bermutu (sesuai dengan kurikulum) Untuk memperdalam pemahaman materi ajar yang ada dikurikulum sekolah saya melakukan kajian materi Saya mewajibkan setiap siswanya untuk memilih buku pelajaran Saya dapat menggunakan media pembelajaran yang ada dengan baik Dalam memberikan nilai, saya selalu pilih kasih (siswa tertentu mendapatkan nilai baik) Dalam pemberian nilai saya tidak hanya dari ulangan harian/ulangan umum, tetapi juga penilaian keseharian di dalam kelas (tanya jawab, keaktifan dikelas) Dalam menilai prestasi belajar siswa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya Dalam penilaian saya sangat adil, tanpa melihat siapa yang diberi nilai Dalam pemberian nilai saya sudah sesuai dengan kesepakatan bersama atau sesuai dengan peraturan sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
INSTRUMEN KINERJA GURU Petunjuk: Berilah tanda ceklist (√) yang paling sesuai dengan reaksi anda terhadap pernyataan yang ada,pada kolom jawaban yang tersedia dengan ketentuan sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
PERTANYAAN Saya memberikan usaha terbaik Saya tidak setuju dengan cara mencapai tujuan organisasi Saya tidak sependapat dengan rekan kerja tentang prioritas kerja Saya membayangkan pekerjaan dengan tipe pekerjaan yang lain Banyak pekerjaan saya yang berhasil Saya bekerja sesuai uraian tugas Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat Saya merasa diintimidasi oleh orang lain Saya merasa prestasi saya memuaskan Saya mencapai kemajuan dalam bekerja Saya merasa prestasi bekerja saya memuaskan Saya berfikir bahwa saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan Saya berjuang terus untuk mewujudkan perubahan Ketrampilan atau kecakapan saya dibutuhkan Saya memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan Beberapa tugas saya cukup sulit diselesaikan Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan jika ada gangguan Prestasi puncak saya berkenan bagi atasan Saya melaksanakan tugas sampai menit terakhir Orang-orang disekitar saya tidak dapat dipercaya Pemimpin banyak mengubah kinerja
STS 1
JAWABAN TS R S 2 3 4
SS 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
22 23 24 25 26 27 28 29 30
menjadi lebih baik Saya merasa ruangan kerja kurang dalam ventilasi dan penerangan Saya merasa memerlukan otoritas dalam bekerja Pemimpinan menuntut tinggi hasil kerja Saya merasa sarana prasarana sudah baik Saya merasa tidak memiliki masalah dengan rekan kerja Saya merasa memperoleh supervisi yang sesuai Saya merasa keluhan rekan kerja tidak mengganggu Kerjasama diantara teman dirasa kurang Saya menaruh curiga terhadap rekan kerja yang bekerja dengan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
LAMPIRAN II
( DATA INDUK )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
LAMPIRAN III ( Uji Validitas dan Uji Reliabilitas )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
UJI RELIABILITAS
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,800
32
Motivasi Kerja Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,829
22
Profesionalisme Guru Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,655
30
Kinerja Guru Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,859
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
LAMPIRAN IV ( UJI NORMALITAS dan UJI LINEARITAS )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
UJI NORMALITAS
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kepemimpinan Motivasi Kerja Transformasional 106 106 Mean 108,96 78,95 Std. 6,597 6,342 Deviation Absolute ,121 ,076 Positive ,066 ,076 Negative -,121 -,057 1,249 ,782 ,088 ,574
Profesionalisme Guru 106 102,97 5,202 ,110 ,110 -,086 1,136 ,151
Kinerja Guru 106 99,65 6,463 ,073 ,073 -,069 ,750 ,628
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
UJI LINEARITAS ANOVA Table Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1452,830
25
58,113
1,585
Linearity
644,069
1
644,069
17,566
,064 ,000
Kinerja Guru * Kepemimpinan
Deviation from
808,762
24
33,698
,919
,577
Transformasional
Linearity Within Groups
2933,255
80
36,666
Total
4386,085
105
(Combined) Between Groups
ANOVA Table Sum of Squares (Combined)
df
Mean Square
F
Sig.
1631,767
25
65,271
1,896
,017
506,348
1
506,348
14,707
,000
1125,419
24
46,892
1,362
,154
Within Groups
2754,317
80
34,429
Total
4386,085
105
Between Groups
Linearity Deviation from
Kinerja Guru * Motivasi Kerja
Linearity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
ANOVA Table Sum of Squares (Combin
df
Mean Square
F
Sig.
1702,979
22
77,408
2,395
,002
Linearity
648,144
1
648,144
20,050
,000
Kinerja Guru * Profesionalisme
Deviation
1054,836
21
50,230
1,554
,082
Guru
from
Within Groups
2683,106
83
32,327
Total
4386,085
105
ed) Between Groups
Linearity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
LAMPIRAN V UJI HETEROSKESDASTISITAS dan UJI MULTIKOLINIERITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Uji Heteroskedastisitas Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
-4,952
7,757
,061
,051
Motivasi Kerja
,028
Profesionalisme Guru
,004
Kepemimpinan 1
Std. Error
Beta -,638
,525
,123
1,207
,230
,053
,055
,537
,592
,065
,006
,059
,953
Transformasional
a. Dependent Variable: ABS_RES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficients B (Constant)
17,922
13,059
,272
,085
Motivasi Kerja
,226
Profesionalisme Guru
,333
Kepemimpinan 1
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1,372
,173
,277
3,184
,002
,925
1,081
,089
,222
2,541
,013
,923
1,084
,109
,268
3,052
,003
,909
1,100
Transformasional
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
LAMPIRAN VI ( PENGUJIAN HIPOTESIS )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
UJI HIPOTESIS PERTAMA dan KEDUA Coefficients Unstandardized Coefficients
a
Standardized Coefficients
Model
t B
(Constant)
Std. Error
Sig.
Beta
87,699
6,191
,193
,078
73,672
9,290
Kepemimpinan Transformasional
,151
0,76
Motivasi Kerja
,162
0,79
14,166
,000
2,475
,015
7,931
,000
,192
2,003
,048
,198
2,064
,042
1 Motivasi Kerja (Constant) 2
a. Dependent Variable: Profesionalisme Guru
,236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
UJI HIPOTESIS KETIGA, KEEMPAT, dan KELIMA Coefficients Unstandardized Coefficients
a
Standardized Coefficients
Model
t
Sig.
4,352
,000
4,247
,000
2,044
,043
,313
3,538
,001
,311
3,520
,001
1,372
,173
,268
3,052
,003
,085
,277
3,184
,002
,089
,222
2,541
,013
B
Std. Error
50,467
11,597
,478
,112
26,469
12,949
Profesionalisme Guru
,388
,110
Kepemimpinan
,305
,087
17,922
13,059
Profesionalisme Guru
,333
,109
Kepemimpinan
,272
,226
(Constant)
Beta
1 Profesionalisme Guru (Constant) 2
,384
Transformasional (Constant)
3
Transformasional Motivasi Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
ANOVA Model
1
Regression Residual Total
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1248,265 3137,820 4386,085
3 102 105
416,088 30,763
13,526
,000
b
a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. Predictors: (Constant), Profesionalisme Guru, Kepemimpinan Transformasional , Motivasi Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
LAMPIRAN VII ( DAFTAR GURU )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Daftar Nama Guru Tahun Pelajaran 2015/2016 SMA Negeri 1 Klaten
No
Nama Lengkap
Mengajar Mapel
1
Drs. Kawit Sugiyono, M. Pd
Biologi
2
Drs. Sumanto
Agama Islam
3
Dra. Widi Astuti, M.Pd.
Kimia
4
Drs. Samina Paulus
Bahasa Indonesia
5
Drs. Retno Adiyanti
Matematika
6
Drs. H. Ridwan
Agama Islam
7
Drs. Hari Subagya, M.Pd.
Fisika
8
Drs. Sutarno
Matematika
9
Drs. Joko Tristiyanto
Fisika
10
Drs. Hj. Sri Pinilih
BK
11
Drs. Widjaya Santosa
Ekonomi
12
Dra. Widi Astuti
Bahasa Inggris
13
Drs. Kusmarjono
PPKn
14
Dra. Turweni Kusuma tanti
Biologi
15
Dra. Hj. Tri Ratna Ainum
BK
16
Drs. Surantiyana
Sejarah
17
Drs. Maryatun
PPKn
18
Drs. Agus Mulyono
Kimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
19
Drs. Endang Dwi Handayani
Geografi
20
Drs. Miyadi
Biologi
21
Dra. Dyah Eko Yuliani, M.Pd.
PPKn
22
Dra. Warsiti
BK
23
Drs. Joko Siswanto
Matematika
24
Drs. Suprapti
Bahasa Indonesia
25
Drs. Sukardi
Biologi
26
Drs. Sri Neni Widyastuti
Bahasa Indonesia
27
Dra. Indarwati
Kimia
28
Darmini,S.Pd.
Sosiologi
29
Drs. Triyono
Bahasa Inggris
30
Drs. Agus Cahyana Budi S.
Bahasa Inggris
31
Drs. Kanti Santosa
Penjasorkes
32
Drs. Setyo Dwi Raharjo
Penjasorkes
33
Dra. Ekasari Yulianingsih
Bahasa Inggris
34
Lasmini, S.Pd.
Bahasa Inggris
35
Drs. Sukirno
Matematika
36
Dra. Ety Suryandarwati
Bahasa Inggris
37
Drs. Mochamad Subhan, M.Pd.
Fisika
38
Drs. Nicolaus Subiakto
Sosiologi
39
Drs. Agus Widodo HS, M.Pd.
Kimia
40
Waluyo, S.Pd., M.Hum., Sn.
Seni dan Budaya
41
Sri Ningrum, S.Ag.
Agama Katholik
42
Aris Sutaka, S.Pd.
Kimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
43
Tantri Ambarsari, S.Pd., M.St.
Kimia
44
Daru Prapti, S.Pd., M.Pd.
Fisika
45
Mulyani, S.Pd.
Bahasa Indonesia
46
Umi Rubikah, S.Psi.
BK
47
Winoyo, S.Pd
Matematika
48
Drs. Sugiharto
BK
49
Drs. Addien Prabudi W.
Bahasa Inggris
50
Drs. Kunta Ismana, M.Pd.
Seni dan Budaya
51
Sri Jaka, S.pd., M.Pd.
Seni dan Budaya
52
Dra. Sumarni
Sejarah
53
Tri Suwarni W, S.Pd., M.Pd.
Matematika
54
Drs. Kartono, M.Pd.
Fisika
55
Drs. Sudarni
Fisika
56
Drs. Umbar Kusnadi
Penjasorkes
57
M. Sri Lestariningsih, S.Ag.
Agama Katolik
58
Resmiyati, S.Pd.
Kimia
59
Resmiyati, S.Pd., M.Pd.
Bahasa Indonesia
60
Dra. Sri Listyorini, M.Pd.
Biologi
61
Dwi Arini, S.Pd.
Matematika
62
Dra. Sri Rahayu
PPKn
63
Suripto, S.Pd.
Biologi
64
Dina Faizah, S.Pd.
Ekonomi
65
Kafiyah Amri, S.Pd.
Bahasa Jawa
66
Dian Triningsih, S.T.
Prakarya/TIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
Daftar Nama Guru Tahun Pelajaran 2015/2016 SMA N 2 Klaten
No
Nama Lengkap
Mengajar Mapel
1
Drs. Kawit Sugiyono, M. Pd
Biologi
2
Drs. Tukimin, M.A
Agama Islam
3
Slamet, S. Ag., M.A.
Agama Islam
4
Sri Suryani
Agama Katholik
5
Isworo S, S.Th.
Agama Kristen
6
Gunadi
Agama Hindu
7
Drs. Sugino
Agama Islam
8
Drs. M. Sulaiman, M.Mis.
PKn
9
Drs. Kristyano
PKn
10
Drs. Winarni
PKn
11
Kustinah, S.Pd.
Bahasa Indonesia
12
Dra. Indaryani
Bahasa Indonesia
13
Endang Kristanti, S.Pd
Bahasa Indonesia
14
Sri Murniati, S.Pd
Bahasa Indonesia
15
Drs. Topo Trikoyo Darmanto
Sejarah
16
Dra. C. Ambar Krismoyo
Sejarah
17
Dra. Triasrini W.D.
Bahasa Inggris
18
Drs. Sugeng Wahyudi
Bahasa Inggris
19
Hermin Pitoyowati, S.Pd.
Bahasa Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
20
Sudirman, S.Pd.
Bahasa Inggris
21
Arief Damayanti
Bahasa Inggris
22
Agus Suranto
Penjaskes
23
Drs. Nur Cahyo B.J.
Penjaskes
24
Sugimo, S.Pd.
Penjaskes
25
Drs. Wahdjo
Matematika
26
Dra. Pudyastuti
Matematika
27
Drs. Didit Handoyo T.H.
Matematika
28
Dra. Tatik Sugiarti
Matematika
29
Drs. Riyanto
Matematika
30
Agus Purnama, S.Pd.
Matematika
31
Drs. Rohmadi
Fisika
32
Drs. Agus Suwarno Endro
Fisika
33
Supoyo, S.Pd
Fisika
34
Netty Sukatmi, S.Pd
Fisika
35
Dra. Ratna Darmayanti
Biologi
36
Sudartati, S.Pd
Biologi
37
Harjanti, S.Pd
Biologi
38
Dianita Hastiningrum
Biologi Lingkungan
39
Dra. Tri Suwarni
Kimia
40
Dra. Sri Wuryani
Kimia
41
Sukarno, S.Pd
Kimia
42
Parmono, S.Pd
Kimia
43
Drs. Basuki Djoko S.
Ekonomi/Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
44
Rahayu, S.Pd
Ekonomi
45
R. Nunuk Indrastuti
Ekonomi
46
Dra. Yarti S.
Ekonomi/Akuntasi
47
Nurul Faizah, S.Pd
Ekonomi
48
Sri Atut Mawarni, S.Pd.
Geografi
49
Sri Wahyuni, S.Pd
Geografi/Sosiologi
50
Dra. Rini Sulistyawati
Sosiologi
51
Drs. Jaka Hadi S.
Geografi/Sosiologi
52
Dra. Wahyuni
Seni Tari
53
Drs. Suwardhi
Seni Lukis
54
Drs. Sumardi
Bahasa Jerman
55
Dra. Siti Sundari
Bahasa Perancis
56
Drs. Sutar
Bahasa Jawa/BK
57
Niken Rudatin S.T., S.Pd.
Bahasa Jawa
58
Rabin
TIK
59
Hapsari Widya Kirana, S.Pd.
TIK
60
Drs. Sihono
BK
61
Drs. Djurnal
BK
62
Dra. Sadar I.
BK
63
Supardi, S.Pd.
BK
64
Sri Supadmiyanti, S.Pd.
BK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
LAMPIRAN VII ( SURAT IJIN PENELITIAN )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165