i
PENGARUH KEGIATAN MENTORING TERHADAP AKHLAK SISWA SMA NEGERI 1 PARUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: RULY HENDIYANA NIM. 108011000154
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015
ii
PENGARUH KEGIATAN MENTORING TERHADAP AKHLAK SISWA SMA NEGERI 1 PARUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: RULY HENDIYANA NIM. 108011000154
Dosen Pembimbing
Dr. Dimyati, MA NIP. ……….
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015
iii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung yang disusun oleh Ruly Hendiyana, Nomor Induk Mahasiswa 108011000154, Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan Lulus dalam Sidang Munaqasah pada tanggal ….. dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam Bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, …… 2015 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Tanggal
Tanda Tangan
Dr. Abdul Madjid Khon NIP.
………..
………………
………..
……………..
………..
………………
………..
……………
Sekretaris Jurusan Dr…….. NIP. Penguji I Dr. …… NIP. Penguji II
Dr …… NIP.
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr ….. NIP……..
iv
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Ruly Hendiyana
Tempat, Tgl Lahir
: Bogor, 5 Agustus 1988
NIM
: 108011000154
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi
: Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung
Dosen Pembimbing : Dr. Dimyati, MA
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 7 Mei 2015 Mahasiswa Ybs,
Ruly Hendiyana NIM. 108011000154
v
ABSTRAK
Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung. Kata Kunci: Mentoring, Akhlak, Siswa, SMAN 1 Parung Tawuran antar pelajar, pergaulan bebas remaja, dan perilaku menyimpang lainnya baik karena lingkungan sekitar maupun karena semakin masifnya media menyiarkan tayangan-tayangan kekerasan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku remaja masa kini. Minat terhadap kegiatankegiatan religious yang rendah dan lebih banyak memilih perilaku hedonisme. Itulah kenapa penelitian ini dilakukan. Secara langsung, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kegiatan-kegiatan mentoring yang dilaksanakan di SMAN 1 Parung, dan melalui analisis statistic peneliti berusaha menguji adanya hubungan atau pengaruh antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa di sekolah tersebut. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 1 Parung pada bulan Maret hingga April 2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Analysis yang digunakan adalah analisis statistik inferensial dengan uji korelasional. Uji korelasional ditujukan untuk mengungkap fakta bahwa apakah kegiatan mentoring memiliki pengaruh terhadap akhlak siswa. Pengambilan sampel digunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 35 siswa. Instrument yang digunakan adalah questionnaire dengan menggunakan skala likert yang dimodifikasi menjadi empat pilihan jawaban. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,556 dengan taraf signifikasi 1% sebesar 0,418 dan 5% sebesar 0,325. Maka dapat dikatakan rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut adalah signifikan, yang menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa, pengaruh tersebut sangat kuat/erat (rentang skala 0,40 – 0,70) dan menunjukan arah korelasi yang positif, yang bergerak linear searah, semakin sering dilakukan kegiatan mentoring maka akan semakin kuat meningkatkan akhlak siswa yang bersangkutan.
Ruly Hendiyana
i
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, yang telah memberikan kesehatan, membuka pikiran, mencurahkan rezeki, menguatkan tenaga, dan memberikan kehidupan serta nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya, sampai pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan perjalanan panjang dalam menulis skripsi ini. Shalawat beriringan salam, tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, tabiin, tabi’ at-tabiin dan seluruh umat Islam sampai akhir zaman, semoga penulis mendapat syafaat Beliau di hari akhir nanti. Amin. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan akhir untuk menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hiday atullah Jakarta, dengan judul “Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung”. Penulis sadari, penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak, sehingga penulis merasa sangat berterima kasih, kepada: 1.
Rektor Universitas Negeri Jakarta bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.
3.
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Dr. H. Abdul Madjid Khon, MA.
4.
Sekretaris Jurusan ibu Marhamah Saleh, Lc, MA.
5.
Kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung bapak Ikhwan Setiawan, S.Pd
6.
Dosen pembimbing skripsi bapak Dr. Dimyati, MA.
7.
Kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Isyam Maulana, ibunda Maryamah, S.Pd.I dan Ustadz Munawwir As-Syauqi, S.Pd.I. Juga segenap Alumnus Gontor. Terimakasih atas dorongan semangat dan motivasinya, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
ii
vii
8.
Sahabat-sahabat jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008, khususnya kelas E: Ipunk, Fawzul, Awe, Farhan, Subhan, Nafi, Baha, Wawan, Ley, Hikmah dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terimakasih banyak atas motivasi, dukungan, bantuan, dorongan, dan waktunya.
9.
Spesial untuk seorang gadis cantik tercinta yang telah mengisi hari-hari penulis menjadi hari yang indah, penuh semangat, penuh motivasi, penuh warna yaitu Si Cantik Qurotul Ainy.
Penulis sadari sebagai manusia biasa pasti tidak pernah lepas dari kekurangan, oleh karena itu, penulis membuka kritik dan saran yang membangun kepada semua pembaca, guna untuk mencapai tulisan yang mendekati sempurna. Semoga ini menjadi informasi yang berharga, ilmu yang bermanfaat dan pengalaman yang luar biasa, dan mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk orang lain. Jakarta, 7 Mei 2015 Penulis
Ruly Hendiyana
iii
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ................................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................. iv DAFTAR TABEL .................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7 D. Rumusan Masalah ....................................................................... 7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Konsep Kegiatan Mentoring ....................................................... 9 1. Pengertian Mentoring ........................................................... 9 2. Sejarah Mentoring ................................................................ 11 3. Tujuan Mentoring ................................................................. 11 4. Manajemen Mentoring ......................................................... 14 5. Metode Mentoring ................................................................ 16 6. Materi Mentoring .................................................................. 18 B. Konsep Akhlak ............................................................................ 20 1. Pengertian Akhlak ................................................................ 20 2. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak ................................................... 21 3. Macam-Macam Akhlak ........................................................ 22 4. Faktor yang Mempengaruhi Akhlak ..................................... 30 C. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 35
iv
ix
D. Kerangka Berpikir ...................................................................... 35 E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37 B. Metode Penelitian ....................................................................... 37 C. Populasi dan Sampel ................................................................... 38 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 39 E. Instrumen Penelitian .................................................................... 40 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 46 G. Hipotesis Statistik ....................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Parung ......................................... 50 B. Fakta Hubungan Kegiatan Mentoring dengan kondisi objektif Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung ........................................... 63 1. Deskripsi Data Variabel X .................................................... 64 2. Deskripsi Data Variabel Y .................................................... 78 C. Analisis Data Penelitian tentang Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Mentoring terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung ........................................................................................... 91
BAB V PENUTUPAN A. Kesimpulan ................................................................................. 97 B. Saran ........................................................................................... 99 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 101 LAMPIRAN
v
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penentuan Sampel Siswa ......................................................... 39 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Variabel Penelitian ................................................... 41 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kegiatan Mentoring ................. 43 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Akhlak Siswa ........................... 43 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kegiatan Mentoring ............. 45 Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Akhlak Siswa ....................... 46 Tabel 3.7 Angka Indeks Korelasi Product Moment Secara Kasar ........... 48 Tabel 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Mentoring di Sekolah Apakah Berjalan Berjalan Baik ........................................................................... 50 Tabel 4.2 Siswa Selalu Mengikuti Kegiatan Mentoring .......................... 51 Tabel 4.3 Mentoring Dilaksanakan Sesuai Jadwal/Durasi yang Tersedia (1-2 Jam) ................................................................... 52 Tabel 4.4 Menghadiri Kegiatan Mentoring Selalu Datang dengan Tepat Waktu ............................................................................ 53 Tabel 4.5 Mentor Selalu Memberikan Tugas atau Menegur Ketika Ada yang tidak Hadir .............................................................. 54 Tabel 4.6 Apakah Mentoring Merupakan Kegiatan yang Disukai .......... 54 Tabel 4.7 Motivasi Mengikuti Kegiatan Mentoring ................................ 55 Tabel 4.8 Siswa Mengikuti Kegiatan Mentoring dari Awal sampai Akhir ....................................................................................... 56 Tabel 4.9 Bertanya Ketika Ada Materi yang Kurang Dipahami .............. 57 Tabel 4.10 Ketika Mentor Meminta Untuk Menjawab Pertanyaan atau Memberikan Pendapat Kemudian Siswa Langsung Melaksanakannya .................................................................. 58 Tabel 4.11 Mentor Selalu Memberikan Motivasi, Baik Melalui Ucapan atau Melalui Games/Permainan Sebelum Kegiatan Inti Dilaksanakan ......................................................................... 59
vi
xi
Tabel 4.12 Sebelum Memulai Diskusi atau Penyampaian Materi Selalu Diawali dengan Tilawah Qur’an (Membaca Al-Qur’an) ................... 60 Tabel 4.13 Mentor Pernah Memberikan Tugas ........................................ 61 Tabel 4.14 Di Setiap Pembelajaran dalam Mentoring, Mentor Selalu Memberikan Kesimpulan yang Telah Dibahasnya ............... 61 Tabel 4.15 Metode yang Digunakan Mentor Sudah Tepat Sehingga Mudah Dipahami ............................................................................... 62 Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Angket Variabel X .................................... 63 Tabel 4.17 Hasil Jawaban Siswa/i tentang Kegiatan Mentoring .............. 64 Tabel 4.18 Kegiatan Bertemu dengan Guru-Guru di Sekolah Mengucapkan Salam .................................................................................... 66 Tabel 4.19 Ketika Guru Menjelaskan Materi Pelajaran, Siswa Menghormatinya Dengan Cara Memperhatikan dengan Sopan dan Tidak Membuat Keributan .............................................................................. 66 Tabel 4.20 Ketika Guru Sedang Mengajak Berbicara Siswa Memperhatikan Dan Mendengarkan dengan Baik .......................................... 67 Tabel 4.21 Bertegursapa Ketika Bertemu Guru Diluar Lingkungan Sekolah .................................................................................. 68 Tabel 4.22 Ketika Berbicara dengan Guru di Sekolah Selalu Bertutur Kata dengan Baik .................................................................. 69 Tabel 4.23 Bertutur Kata dengan Sopan Kepada Teman ......................... 69 Tabel 4.24 Berbicara dengan Sopan dan Taat akan Perintah Orang Tua.. 70 Tabel 4.25 Datang ke Sekolah Tepat pada Waktunya .............................. 71 Tabel 4.26 Pernah Datang Terlambat Datang ke Sekolah ....................... 72 Tabel 4.27 Bolos Sekolah ........................................................................ 72 Tabel 4.28 Mentaati Peraturan Sekolah dengan Berpakaian Rapi ........... 73 Tabel 4.29 Tidak Melanggar Aturan yang Dibuat oleh Sekolah ............. 74 Tabel 4.30 Berlaku Jujur Ketika Ujian .................................................... 75 Tabel 4.31 Mengerjakan Tugas yang Diberikan oleh Guru ..................... 75 Tabel 4.32 Tidak Membantah Perintah Guru ........................................... 76 Tabel 4.33 Rekapitulasi Data Angket Variabel Y .................................... 77
vii
Tabel 4.34 Hasil Jawaban Siswa/i tentang Akhlak .................................. 78 Tabel 4.35 Hasil Korelasi Person Variabel Kegiatan Mentoring dengan Akhlak Siswa ........................................................................ 80 Tabel 4.36 Nilai Korelasi ......................................................................... 81
viii
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejak beberapa abad yang lalu masyarakat Indonesia telah mengalami perubahan baik dalam bentuk kebangkitan agama, perubahan ekonomi, maupun pencerahan. Banyak alasan yang dapat menjelaskan perubahan ini, salah satunya adalah dorongan untuk melawan penjajahan. Masyarakat Indonesia harus dididik agar supaya tidak selalu tertindas dan tertinggal oleh bangsa lain di dunia, oleh karena itu pendidikan merupakan syarat mutlak yang harus terus dilaksanakan oleh setiap orang yang meghendaki perubahan generasi yang lebih baik. Merupakan kewajiban kita untuk mengajarkan setiap individu umat Islam, jika kita menginginkan umat Islam mempunyai kedudukan yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, sebab ilmu pengetahuan adalah sarana untuk menjadikan kita lebih maju di segala bidang. 1 Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya. Hal ini telah termaktub dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:
$yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& t⎦⎪Ï%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# ª!$# Æìsùötƒ …… ∩⊇⊇∪ ×Î7yz tβθè=yϑ÷ès?
1
Ridjaluddin F.N, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI UHAMKA, 2009), h. 50.
2
“…… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS. Al-Mujadalah: 11).
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupannya sehingga dengan ilmu yang diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari dapat meningkatkan
kualitas
kehidupannya
menjadi
lebih
baik
dan
menuju
kesempurnaan. Allah
telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam sebuah
keseimbangan. Hal ini menjadi isyarat bagi manusia untuk hidup dalam keseimbangan pula. Keseimbangan hidup akan dicapai jika manusia hidup sejajar dengan fitrahnya, hal tersebut sebagaimana yang diajarkan oleh agama Islam dan juga merupakan agama Allah yang sesuai dengan fitroh. Mustahil Allah menciptakan agama untuk manusia yang tidak sesuai dengan fitrahnya. 2 Sebagaimana dalam QS Ar-Rum:30
È,ù=y⇐Ï9 Ÿ≅ƒÏ‰ö7s? Ÿω 4 $pκön=tæ }¨$¨Ζ9$# tsÜsù ©ÉL©9$# «!$# |NtôÜÏù 4 $Z‹ÏΖym È⎦⎪Ïe$#Ï9 y7yγô_uρ óΟÏ%r'sù ∩⊂⊃∪ tβθßϑn=ôètƒ Ÿω Ĩ$¨Ζ9$# usYò2r& ∅Å3≈s9uρ ÞΟÍhŠs)ø9$# Ú⎥⎪Ïe$!$# šÏ9≡sŒ 4 «!$# “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. 3
2 Novi Hadian, Super Mentoring Senior, Cet-3, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2003),
h. 10. h.. 407
3
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006,
3
Keseimbangan hidup adalah pola hidup yang dikehendaki oleh Allah, namun dari waktu kewaktu terjadi pergeseran nilai, sehingga ajaran Islam mulai dikesampingkan dan kemudian semakin samar antara yang hak dan yang batil, Selain itu arus kehidupan jahiliyah terasa mulai mengikis nilai-nilai Islam, gaya hidup jahiliyah berhasil membuat masyarakat yang berakhlak mulia menjadi sebaliknya yakni berakhlak buruk. Hal ini terjadi diberbagai lapisan masyarakat, termasuk didalamnya siswa/i serta para remaja dan pemuda sebagai generasi bangsa. Berdasarkan penelitian ulama Islam terhadap Al-quran dan Al-hadits menunjukan bahwa hakikat agama Islam adalah akhlak. Pernyataan yang antara lain diungkapkan oleh Al-Mawardi dalam kitabnya Adab Al-Dunya wa Al-Din ini dibuktikan dengan mengatakan bahwa agama tanpa akhlak tidak akan hidup. Bahkan akan kering dan layu. Ia juga mengatakan bahwa seluruh ajaran Al-qur’an dan Al-hadits pada ujungnya menghendaki perbaikan akhlak dan mental spiritual. 4 Perhatian terhadap pentingnya akhlak kini semakin kuat, yaitu disaat manusia di zaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang serius, yang kalau dibiarkan akan menghancurkan masa depan bangsa yang bersangkutan, seperti pola hidup yang hedonisme kini kian merasuki para remaja, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar dan lain-lain yang dapat merugikan orang lain, dan merugikan dirinya sendiri yang dapat menghancurkan masa depan. Oleh karena itu perlu adanya tindakan terhadap arus kehidupan jahiliyah tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS An-Nahl: 125 dan Ali-Imran: 104 dan
ß⎯|¡ômr& }‘Ïδ ©ÉL©9$$Î/ Οßγø9ω≈y_uρ ( ÏπuΖ|¡ptø:$# ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ Ïπyϑõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È≅‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$# ∩⊇⊄∈∪ t⎦⎪ωtGôγßϑø9$$Î/ ÞΟn=ôãr& uθèδuρ ( ⎯Ï&Î#‹Î6y™ ⎯tã ¨≅|Ê ⎯yϑÎ/ ÞΟn=ôãr& uθèδ y7−/u‘ ¨βÎ) 4
4 Aminuddin, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), h. 157.
4
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” 5
Dalam surat Ali-Imran ayat 104 juga ditegaskan:
4 Ìs3Ψßϑø9$# Ç⎯tã tβöθyγ÷Ζtƒuρ Å∃ρã÷èpRùQ$$Î/ tβρããΒù'tƒuρ Îösƒø:$# ’n<Î) tβθããô‰tƒ ×π¨Βé& öΝä3ΨÏiΒ ⎯ä3tFø9uρ ∩⊇⊃⊆∪ šχθßsÎ=øßϑø9$# ãΝèδ y7Íׯ≈s9'ρé&uρ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” 6 Dari penjelasan ayat di atas, Allah SWT memberikan petunjuk dan tuntunan untuk mengajak manusia ke jalan Allah dengan bijaksana dan berusaha menyusun dan mengatur cara-cara menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang baik sehingga seruan Islam dapat disampaikan dan dapat diterima. Melihat kondisi akhlak remaja khususnya pelajar saat ini sangat memprihatinkan, hal ini dapat terlihat dari maraknya aksi tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain yang dapat merusak moral dan menyuramkan masa depannya, masalahnya kembali lagi kepada akhlak remaja itu sendiri, remaja yang nakal biasanya remaja yang tidak mengenal akhlak, akan tetapi sebaliknya tidak sedikit juga remaja yang menyejukan pandangan, mereka begitu taat beribadah dan 5 6
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h. 281. Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h. 63.
5
tingkahlakunya baik, 7 maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi ummat Islam itu sendiri. Pendidikan agama juga merupakan salah satu komponen kurikulum di setiap sekolah, dengan demikian keberadaan pendidikan agama di tengah-tengah masyarakat sekarang ini sangat didambakan, bahkan perlu dilestarikan baik dalam pendidikan formal, nonformal maupun informal. Keberadaan pendidikan agama tidak akan tumbuh dengan subur dan berkembang dengan baik serta tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan apabila tidak dilaksanakan
dengan
sebaik-baiknya,
sesuai
dengan
pengertian
pendidikan/tarbiyah itu sendiri yakni: Raba-Yarbu = Tumbuh berkembang, Rabiya-Yarba = Tumbuh secara alami, Rabba-Yarubbu = memperbaiki, meningkatkan. 8 Melihat betapa pentingnya pendidikan Islam yang harus diberikan kepada peserta didik, maka lembaga pendidikan formal harus mampu menyelenggarakan dan mewadahi pendidikan Islam tersebut guna menciptakan suasana keagamaan dan pembentukan akhlak yang mulia, dan salah satunya yaitu melalui kegiatan Mentoring untuk menanamkan nilai-nilai Islam yakni bagaimana agar siswa tersebut mempunyai iman dan ketakwaan yang berkualitas sehingga dapat membentuk akhlak yang mulia. Bahkan Rasulullah SAW sendiripun selaku pembawa agama Islam pernah mendeklarasikan diri, bahwa beliau diutus untuk menjadi Rosul semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. Agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah konsep penyempurnaan akhlak dan tidak diutus untuk memberikan konsep yang lain selain konsep penyempurnaan akhlak semata. 9 Mentoring
merupakan
salah
satu
sarana
Tarbiyah
Islamiyah
(pembinaan/pendidikan Islami) yang didalamnya ada proses belajar dalam rangka pembentukan kepribadian muslim dan penanaman nilai-nilai akhlakul karimah.
7
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 160. Hadian, Super, h. 235. 9 M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), h. 7. 8
6
Mentoring secara umum merupakan kegiatan pendidikan dalam perspektif yang luas dengan pendekatan saling menasihati. 10 Idealnya kegiatan mentoring tidak hanya fokus pada bagaimana orang memberi nasehat, tetapi bagaimana orang mau mendengarkan nasehat. Dengan begitu akan tercipta suasana saling belajar yang menyenangkan sehingga dapat memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Di sisi lain, kegiatan mentoring juga merupakan salah satu kegiatan yang di dalamnya berisi pembinaan mental, dan bagi sekolah dapat dijadikan momentum untuk mencapai tujuan pendidikan, khususnya untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa bagi siswa yang beragama Islam, serta yang paling penting yaitu menjadi wadah pembinaan pelajar guna mengatasi krisis akhlak remaja yang semakin hari banyak yang mengadopsi budaya dari barat, selain itu juga dapat meminimalisir tawuran antar pelajar, meningkatkan akhlak atau sopan santun siswa terhadap guru serta meningkatkan kesadaran akan kedisiplinan di sekolah. Dari sini dapat terlihat, bahwa kegiatan mentoring merupakan integrasi dari rangkaian pembinaan keimanan dan ketakwaan dalam upaya pembentukan akhlakul karimah siswa sehingga pendidik dapat memberdayakan potensi generasi muda yang Islami agar menjadi manusia yang tangguh dan mandiri secara fisik maupun mental serta menjadi generasi penerus bangsa yang mempunyai masa depan. Dalam hal ini yang menjadi pokok permasalahan adalah apakah kegiatan mentoring tersebut dapat membantu membentuk dan memperbaiki akhlak siswa dalam hal kedisiplinan dan sikap sopan santun terhadap guru dan terhadap siswa/i di sekolah. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang pentingnya sebuah kegiatan mentoring dalam upaya memperbaiki akhlak siswa. Kemudian pembahasan tersebut penulis jadikan sebagai judul skripsi: “Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung”. 10
Muhammad Ruswandi, Manajemen Mentoring, (Bandung: Syaamil, 2007), h. 1.
7
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalahmasalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Adanya tawuran antara siswa 2. Rendahnya motivasi siswa terhadap kegiatan-kegiatan yang religius 3. Pergaulan bebas antar siswa 4. Kurang menyenangkannya cara penyampaian materi pada kegiatan mentoring 5. Masuknya budaya barat yang berdampak mengurangi nilai-nilai akhlak siswa 6. Rendahnya motivasi dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran PAI dibanding dengan pelajaran yang lain 7. Kurangnya tata krama dan sopan santun antar siswa dan guru
C. Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi perluasan permasalahan dan untuk mempertajam serta mempermudah dalam menganalisa, maka dalam skripsi ini akan dibatasi permasalahan yang akan diteliti. Adapun fokus dari skripsi ini adalah seberapa besar pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa terutama pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring kelas XI di SMA Negeri 1 Parung? 2. Bagaimana kondisi akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung? 3. Apakah ada pengaruhnya antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung?
8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring siswa di kelas XI SMA Negeri 1 Parung b. Untuk mengetahui bagaimana kondisi akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung yang mengikuti kegiatan mentoring c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung
2.
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut: a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan berfikir dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan kependidikan b. Dapat memberikan gambaran dan informasi kepada pihak-pihak yang berkaitan
tentang
pentingnya
kegiatan
mentoring
sebagai
upaya
membentuk dan memperbaiki akhlak siswa c. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama.
9
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Konsep Mentoring 1.
Pengertian Mentoring Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata mentoring berasal dari kata
“Mentor” yang artinya adalah “pembimbing atau pengasuh”. 11 Secara istilah ada beberapa pengertian mentoring menurut para pakar pendidikan. Pengertian mentoring menurut Muhammad Ruswandi dan Rama Adeyasa dalam bukunya Manajemen Mentoring, bahwa “Mentoring adalah salah satu sarana tarbiyah islamiyah (pembinaan islami) yang didalamnya terdapat proses belajar, secara umum mentoring merupakan kegiatan pendidikan dalam perspektif luas dengan pendekatan saling menasihati.” 12 Jadi, melalui metode saling nasehat menasihati ini juga diterapkan dalam kegiatan mentoring, hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana saling belajar dan mempunyai kesan belajar yang menyenangkan, dengan harapan dapat memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam Quran Surah Al-Ashr: 1-3
∩⊄∪ Aô£äz ’Å∀s9 z⎯≈|¡ΣM}$# ¨βÎ) ∩⊇∪ ÎóÇyèø9$#uρ ∩⊂∪ Îö9¢Á9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ Èd,s y ø9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#θè=Ïϑtãuρ (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# ωÎ) “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
11
Kementerian P dan K. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustakan, 2002), h. 734. 12 Ruswandi, Manajemen, h.. 1
10
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” 13 Definisi mentoring yang selanjutnya adalah sebagaimana telah penulis sebutkan dalam sejarah mentoring, bahwa mentoring mempunyai kesamaan arti dengan halaqoh, jadi pengertian mentoring atau halaqoh dalam buku Sejarah Pendidikan Islam adalah lingkaran. Artinya proses proses belajar mengajar disini dilaksanakan
dimana
murid-murid
melingkari
guru/pembimbingnya
atau
mentornya. 14 Berdasarkan pengertian diatas Untuk teknis pelaksanaan mentoring dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah, mentoring dapat dilaksanakan dimesjid dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil maupun dikelas secara bersama-sama dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik. Pengertian mentoring yang mempunyai kesamaan arti dengan Halaqoh juga dijelaskan oleh Satria Hadi Lubis dalam bukunya Rahasia kesuksesan halaqoh, bahwa mentoring atau Halaqoh atau usroh adalah sebuah istilah yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan atau pengajaran islam (Tarbiyah islamiyah). Istilah halaqoh biasanya digunakan untuk menggambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin mengkaji ajaran islam. Dibeberapa kalangan, halaqoh/usroh disebut juga dengan Mentoring, ta’lim, pengajian kelompok, tarbiyah atau sebutan lainnya. 15 Dari beberapa penjelasan mengenai pengertian Mentoring, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa mentoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang baik dilaksanakannya dirumah-rumah, masjid, sekolah, kampus atau dimanapun tempatnya dalam rangka mengkaji berbagai ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama islam dengan sungguh-sungguh dengan landasan saling nasehat-menasehati. Pendekatan saling menasehati dalam kegiatan mentoring bertujuan untuk menciptakan suasana saling belajar, saling mempercayai, serta saling memberi pengalaman dan kebaikan yang
nantinya akan memberikan
13
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h. 601. Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 34. 15 Satria hadi Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqoh (Usroh), (Tangerang: Fatahillah Bina Alfikri Press, 2006), h. 1-2. 14
11
perubahan ketitik yang lebih baik yakni membentuk sebuah kepribadian Islam atau akhlakul karimah yang menyatu dalam kehidupan sehari- hari para remaja.
2.
Sejarah Mentoring Sebenarnya kegiatan mentoring itu sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad
SAW, pada zaman beliau istilah-istilah yang digunakan adalah Halaqoh yang artinya kumpulan-kumpulan orang yang duduk melingkari gurunya, dalam rangka menimba ilmu. Halaqoh atau mentoring merupakan pendidikan informal yang awalnya dilakukan oleh Rosulullah SAW dirumah-rumah para sahabat, terutama rumah Al-Arqam bin Abil Arqam, pendidikan ini berkaitan dengan upaya-upaya dakwah dalam menanamkan aqidah Islam, serta pembebasan manusia dari segala macam bentuk penindasan. Setelah masyarakat Islam terbentuk maka halaqah dilaksanakan di masjid. Dengan perkembangannya, halaqoh ini menjadi pendidikan formal dengan istilah madrasah atau sekolah. Sebelum terbentuknya madrasah pada zaman Rosulullah dan para sahabat dikenal dengan istilah Shuffah dan kuttab atau maktab. 16 Pelajaran yang disampaikan saat itu dikenal dengan tarbiyah, dan pertemuanpertemuan agama islam seperti itu yang sekarang dikenal dengan istilah Mentoring. Sudah menjadi suatu keniscayaan bangsa ini, khususnya lembaga pendidikan melakukan mentoring karena sangat jelas sejarahnya yang dulu pernah dilakukan oleh Rosulullah SAW dalam rangka mendakwahkan Islam, karena cara tersebut sangat efektif untuk diterapkan meskipun pada zaman sekarang. Yang unik dari kegiatan ini adalah pendekatan saling menasihati, duduk bersama dengan suasana yang tidak formal, selain itu mentornya juga biasanya dari alumni sekolah itu sendiri yang masih energik dan mempunyai semangat muda, sehingga muncul suasana yang menyenangkan dalam pembelajarannya. Inilah yang membedakan kegiatan mentoring dari kegiatan ekskul lainnya.
16
6-7.
Muhammad Sajirun, Manajemen Halaqah Efektif, (Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011), h.
12
3.
Tujuan Mentoring Pada intinya tujuan adalah segala sesuatu yang diharapkan dari suatu kegiatan
yang dilaksanakan yakni tujuan mentoring secara garis besar adalah untuk membentuk insan muslim yang mempunyai kepribadian dan gaya hidup yang islami. Tujuan tersebut diatas dijabarkan dalam empat sasaran mentoring atau halaqoh yaitu: a.
Tercapainya 10 sifat-sifat tarbiyah 1)
Aqidah yang bersih (salimul aqidah)
2)
Ibadah yang benar (shihul ibadah)
3)
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq)
4)
Penghasilan yang baik dan cukup (qodirul ‘alal kasbi)
5)
Pikiran yang berwawasan (mutsafaqul fikr)
6)
Tubuh yang kuat (qowiyul jism)
7)
Mampu memerangi hawa nafsu (mujahidu linafsihi)
8)
Mampu mengatur segala urusan (munazhom fi syu’unihi)
9)
Mampu memelihara waktu (haritsun ‘ala waqtihi)
10)
Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi)
b. Tercapainya ukhuwah islmiyah c. Tercapainya produktifitas dakwah (berupa tumbuhnya dai dan murobbi baru) d. Tercapainya pengembangan potensi mad’u atau mentee 17 Sedangkan menurut Ali Abdul Halim Mahmud, tujuan mentoring terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus mentoring 18, untuk rincian penjelasan tujuan mentoring tersebut dibawah ini : a. Tujuan Umum Mentoring 17
12.
18
Satria Hadi Lubis, Menjadi Murobbi Sukses, (Jakarta: Kreasi Cerdas Utama, 2003), h. 11-
Ali Abdul Halim Mahmud, Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin, (Solo: Era Intermedia, 2011), h. 138-151.
13
1) Membentuk kepribadian muslim seutuhnya yang sanggup merespon semua tuntutan agama dan kehidupan, yang meliputi: penanaman aqidah, ibadah, akhlak, ilmu, pengamalan dan lain-lain. 2) Mengukuhkan ikatan antar sesama anggota mentoring baik secara social maupun secara keorganisasian. 3) Upaya meningkatkan kesadaran akan derasnya arus nilai, baik yang mendukung gerakan islam maupun yang memusuhinya. 4) Memberi kontribusi dalam memunculkan potensi kebaikan dan kebenaran yang tersembunyi pada diri seorang muslim dan mendayagunakannya dan berhidmat kepada agama dan tujuantujuannya. 5) Menanggulangi unsur-unsur destruktif dan negatif pada diri anggota. 6) Mewujudkan hakekat kebanggaan terhadap islam dengan membangun komitmen
kepada
etika
dan
akhlak
dalam
semua
aktifitas
kehidupannya, baik dikala senang maupun susah. 7) Memperdalam pemahaman dakwah dan harakah dalam diri seorang muslim. 8) Memperdalam keterampilan manajerial dan keorganisasian dalam medan aktifitas islam. b. Tujuan Khusus Mentoring 1) Membentuk kepribadian islami, yakni dengan mewujudkan berbagai aspek yang dapat membangun kepribadian yang islami seutuhnya, meliputi:
Aspek
ideologi,
ibadah,
wawasan/pengetahuan,
moralitas/akhlakul karimah, aktualisasi diri dan lain-lain. 2) Mengukuhkan makna ukhuwah dalam diri anggota, karena ia adalah ukhuwah karena Allah, karena islam dan karena semangat saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran. 3) Melatih diri untuk mengemukakan pendapat secara bebas sehingga dengan sadar mau mendengar pendapat orang lain dengan lapang dada dan pikiran yang terbuka.
14
4) Memberdayakan setiap anggota agar mampu mentarbiyah dirinya sendiri 5) Agar
mampu
bekerjasama
antar
anggota
mentoring
dalam
mengembangkan potensi dirinya dengan berbagai pelatihan. 6) Bekerjasama antar sesama anggota mentoring untuk memecahkan berbagai problematika dan kendala yang menghadang aktifitas islam.
4.
Manajemen Mentoring Suatu kegiatan dapat berjalan dengan efrektif dan sesuai harapan jika diatur
dengan sebuah sistem atau manajemen yang baik dan rapi, begitupun dengan kegiatan mentoring di sekolah memerlukan sebuah manajemen yang baik guna membantu dalam upaya mewujudkan tujuan yang diharapkan dari kegiatan mentoring tersebut. Mengenai manajemen mentoring atau halaqoh ada beberapa manajemen yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan mentoring yaitu: a.
Manajemen program Kegiatan mentoring tidak hanya dilakukan dalam bentuk ceramah dan penyampain materi saja, akan tetapi boleh dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang bermanfaat dan efektif dalam rangka meningkatkan kualitas ilmu dan wawasan keilmuan siswa/I juga, kegiatannya bisa juga dilakukan di kelas, ataupun di luar sekolah. Dalam menyusun program mentoring, mentor perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Melibatkan seluruh anggota mentoring untuk membuat program Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peserta mentoring merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan program yang telah dibuat bersama. 2) Memilih program sesuai kebutuhan dan kekinian Dalam memilih program hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan bersifat seremonial. Maksudnya harus sesuai dengan kemajuan teknologi sehingga mentoring atau halaqoh tidak terkesan kuno.
15
3) Program mentoring tersebut memiliki nilai kreatifitas Program mentoring tidak mesti dengan yang biasanya dilakukan sehingga terkesan monoton dan membosankan. Selain kegiatan mentoring yang dilakukan. Buatlah program yang kreatif dan inovatif berdasarkan hobi, minat atau kecenderungan dan bakat yang ingin dikembangkan. 19 b.
Manajemen Bentuk kegiatan Mentoring Kegiatan mentoring terbagi dalam dua bagian, yaitu kegiatan utama dan kegiatan pelengkap, penjelasan lebih terperinci tertulis dibawah ini:
Kegiatan Utama Pada umumnya pertemuan didalam dan luar ruangan terdiri dari 34 pertemuan pertahun, dilakukan 1 kali pertemuan perpekan. Metode yang dapat digunakan antara lain: 1) Ceramah, penjelasan materi oleh mentor 2) Diskusi, membahas fenomena aktual yang terjadi dimasyarakat 3) Tanya jawab, membahas masalah-masalah yang dialami mentee 4) Game, permainan yang islami dan penuh hikmah. Dalam kegiatan utama ini, materi yang diutamakan adalah: 1) Pemahaman islam: aqidah islam, konsep iman, konsep islam, syahadah, pembinaan rohani dan lain-lain. 2) Pengenalan ukhuwah islamiyah, makna dan hakikat ukhuwah islamiyah 3) Problematika ummat: ghozwul fikri 4) Urgensi pendidikan islam
Kegiatan pelengkap
19 Sajirun, Manajemen, h. 161‐162.
16
Kegiatan pelengkap dapat berupa tabligh, tafakur alam, dauroh atau training, sanlat dan lain-lain. 20
c.
Manajemen waktu pelaksanaan mentoring Pada dasarnya hasil tidak ditentukan oleh waktu berapa lamanya kegiatan tersebut dijalankan, akan tetapi ditentukan berdasarkan kadar kemampuannya. Hendaknya mentor atau murobbi harus pandai memanajemen waktu dalam kegiatannya. Mentoring dilakukan secara intensif seminggu/sepekan sekali dengan hari dan jam sesuai kesepakatan antara mentor dan peserta mentoring, berdurasi 1,5 sampai 2 jam satu kali pertemuan. Plot waktu setiap pertemuan (bersifat fleksibel) yaitu: 1. Pembukaan (5 menit) 2. Mengenal Al-Quran meliputi Pengetahuan Al-Quran (15 menit) dan Tilawah (15 menit) 3. Materi (45 menit) 4. Diskusi dan curhat (35 menit) 5. Penutup (5 menit) 21
5.
Metode Mentoring Menyampaikan
pesan
dakwah
dalam
sebuah
kegiatan
mentoring
membutuhkan sebuah metode yang baik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas dan baik, karena kebaikan yang disampaikan dengan cara atau metode yang tidak baik maka akan memberikan yang tidak baik pula, bahkan hal yang luar biasa sekalipun jika disampaikan dengan metode yang biasa-biasa maka akan menghasilkan hal biasa saja, sementara hal yang biasa namun disampaikan dengan luar biasa maka akan memberikan hasil yang luar biasa. 20 21
Ruswandi, Manajemen, h. 6 Ruswandi, Manajemen, h.. 84
17
Seperti halnya kalimat diatas, mentoring juga membutuhkan suatu metode yang baik dalam menyampaikan pesan dakwahnya, sehingga peserta mentoring dapat menerima materi yang disampaikan oleh mentor, hal ini sebagimana termaktub dalam QS An-Nahl ayat 125.
ß⎯|¡ômr& }‘Ïδ ©ÉL©9$$Î/ Οßγø9ω≈y_uρ ( ÏπuΖ|¡ptø:$# ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ Ïπyϑõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È≅‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$# ∩⊇⊄∈∪ t⎦⎪ωtGôγßϑø9$$Î/ ÞΟn=ôãr& uθèδuρ ( ⎯Ï&Î#‹Î6y™ ⎯tã ¨≅|Ê ⎯yϑÎ/ ÞΟn=ôãr& uθèδ y7−/u‘ ¨βÎ) 4 “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. 22 Metode menyampaikan materi sangat banyak, akan tetapi pada dasarnya tidak ada metode yang dianggap paling baik, karena semua metode itu adalah baik, tergantung kita sebagai mentor dalam menyampaikannya harus disesuikan dengan situasi dan kondisinya sehingga dalam siatuasi dan kondisi bagaimanapun kita dapat sukses dalam menyampaikan materi. Dibawah ini beberapa metode yang dapat dipilih dan digunakan dalam menyampaikan materi mentoring, diantaranya: metode ceramah, diskusi kelompok, panel, panel forum, role play, kelompok studi kecil, case-study, simposium, simposium forum dan lain-lain. a.
Metode ceramah Ceramah ialah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara didepan sekelompok peserta mentoring.
22 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 281
18
b.
Metode diskusi kelompok Diskusi
kelompok
adalah
percakapan
yang
direncanakan
atau
dipersiapkan antara tiga orang atau lebih tentang topic tertentu dengan seorang pemimpin. c.
Metode panel Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan peserta tentang sebuah topic, dalam metode ini dibutuhkan tiga panelis atau lebih dan seorang pemimpin.
d.
Metode kelompok studi kecil Kelompok studi kecil (buzz group) adalah pemecahan kelompok yang lebih besar. Kelompok kecil ini membahas tugas yang diberikan dan biasanya melaporkan hasilnya pada kelompok besar.
e.
Metode role-play Role-play adalah pemeranan sebuah situasi dalam hidup manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan analisa kelompok.
f.
Metode simposium Symposium ialah serangkaian pidato pendek didepan peserta dengan seorang pemimpin, pidato-pidato itu mengemukakan aspek-aspek yang beda dari topic tertentu.
g.
Metode simposium forum Simposium forum ialah symposium yang diikuti dengan partisipasi peserta. 23
23
Ruswandi, Manajemen, h.. 51-59
19
6.
Materi Mentoring Berikut beberapa materi atau pokok bahasan yang dapat dijadikan panduan
dalam kegiatan mentoring antara lain: 1) Simbol sukses 2) Tawazun 3) Eksistensi Allah 4) Ulil Albab 5) Al-Iman 6) Tadabur Surat Al-mu’minun ayat 1-11 7) Syukur Nikmat 8) Hal-hal yang melemahkan Iman 9) Hal-hal yang menguatkan Iman 10) Ilmu Allah 11) Al-quran 12) Aqidah Islamiyah 13) Ma’rifatullah 14) Ma’rifaturrasul 15) Ma’rifatul Islam 16) Bangunan islam 17) Makna Asyhadu 18) Makna Syahadatain 19) Cinta 20) Pentingnya Akhlak Mulia 21) Ikhlassunniyah 22) Rukun Islam 23) Makna Basmallah 24) Makna Hamdalah 25) Problematika Umat 26) Ghazwul Fikri 27) Birrul Walidain 28) Akhlak Rosulullah
20
29) Ihsan 30) Pentingnya Pendidikan Islam 31) Takwa 32) Ukhuwah Islamiyah 33) Tadabur Surat Al-Hujurat ayat 10-13 24
B. Konsep Akhlak Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak.
1.
Pengertian Akhlak Pengertian akhlak akan menjadi lebih jelas bagi kita, apabila kita lihat secara
etimologis dan sekaligus secara terminologis serta hal-hal yang berkaitan dengannya. Secara Etimologis, kata akhlak berasal dari kata “khalaqo” (( )ﺧﻠﻖbahasa arab) yang berarti perangai, tabiat dan adat istiadat. Menurut pendekatan etimologi, akhlak berasal dari bahasa arab merupakan bentuk jamak dari bentuk mufradnya “Khuluqun” ()ﺧﻠﻖ
yang menurut logat diartikan budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat ini mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan “khalqun” ( )ﺧﻠﻖyang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “khalik” ( )ﺧﺎ ﻝﻖyang berarti pencipta, dan “makhluk” ( ) ﻣﺨﻠﻮقyang berarti yang diciptakan. Pola bentukan definisi “akhlak” diatas muncul sebagai mediator yang menjembatani komunikasi antara Khalik (Pencipta) dan makhluk (yang diciptakan) secara timbal balik, yang kemudian disebut sebagai hablum minallah. Dari produk hablum minallah yang verbal, biasanya lahirlah pola hubungan antar
24
Hadian, Super, h..vii
21
sesama manusia yang disebut dengan hablum minannas (pola hubungan antarsesama manusia). 25 Secara terminologis, pengertian akhlak telah banyak dikemukakan oleh para ulama yang penulis kutip dari buku Pendidikan Agama Islam yang ditulis oleh Deden Makbullah. 26 yaitu sebagai berikut: a.
Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
b.
Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
c.
Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak adalah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dan mudah dilakukan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih lama.
Dari beberapa pengertian akhlak diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa akhlak adalah sifat, tabiat dan perbuatan-perbuatan seseorang yang telah tertanam dan melembaga yang dilakukan secara berulang-ulang atas dasar kesadaran jiwanya sehingga menjadi sebuah prilaku kebiasaan.
2.
Ciri-ciri Perbuatan Akhlak Beberapa pengertian akhlak diatas mempunyai kemiripan arti, beberapa
definisi tersebut saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat beberapa ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu: a.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita mengatakan bahwa si A misalnya sebagai orang yang berakhlak dermawan, maka
25
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.
65-66
26
Deden Makbullah, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2011), h. 141-142
22
sikap tersebut telah mendarah daging, kapan dan dimanapun sikapnya itu dibawanya sehingga menjadi identitas yang membedakan dirinya dengan orang lain. Jika si A tersebut kadang-kadang dermawan dan kadangkadang bakhil, maka si A tersebut belum dikatakan dermawan. b.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan suatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Pada saat yang bersangkutan melakukan suatu perbuatan ia tetap sehat akal pikirannya dan sadar. Oleh karena itu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan tidur, hilang ingatan, mabuk atau refleks seperti berkedip, tertawa dan sebagainya bukanlah perbuatan akhlak. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang sehat akal pikirannya.
c.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d.
Perbuatan
akhlak
adalah
perbuatan
yang
dilakukan
dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Jika kita menyaksikan orang berbuat kejam, sadis, jahat dan seterusnya, tapi perbuatan tersebut kita lihat dalam pertunjukan film, maka perbuatan tersebut tidak dapat disebut perbuatan akhlak, karena perbuatan tersebut bukan perbuatan yang sebenarnya. e.
Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian. Seseorang yang melakukan perbuatan bukan atas dasar karena Allah tidak dapat dikatakan perbuatan akhlak. 27
3.
Macam-macam Akhlak
Diantara perbuatan yang termasuk al-akhlaq al-karimah adalah: 27
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2011), h. 4-7.
23
1.
Menyelamatkan muslim lain
2.
Menunaikan janji,
3.
Membersihkan kotoran dari jalan.
Adapun sebagian perbuatan yang termasuk akhlak tercela adalah sebagai berikut: 1.
Sombong
2.
Riya
3.
Munafik ” 28
Pembahasan pembagian akhlak disini penulis mengutip dari buku pendidikan Agama Islam yang disusun oleh tim penyusun materi Pendidikan agama islam bagi perguruan tinggi. Secara garis besar akhlak dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut: a.
Akhlak yang terpuji, (al-Akhlak al-Karimah/al-Mahmudah), yaitu akhlak yang senantiasa dalam control ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan ummat, seperti sikap sabar, jujur, ikhlas, bersyukur, tawadlu (rendah hati), husnudzon (berprasangka baik), suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan lain-lain.
b.
Akhlak yang tercela (al-Akhlak al-Madzmumah), akhlak yang tidak dalam kontrol Ilahiyah atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaran syaitoniyah dan dapat membawa suasana negative serta destruktif
bagi
kepentingan
ummat
manusia,
seperti:
takabbur
(sombong), su’udzon (berprasangka buruk), tamak atau rakus, pesimis, dusta, kufur, berkhianat, malas dan lain-lain. 29
Dalam buku Pendidikan Agma Islam pembagian macam-macam akhlak berdasarkan sasarannya dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu akhlak 28
Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h..
200 29
Aminuddin, Pendidikan, h.. 153
24
kepada Al-Khalik (Allah) dan akhlak kepada Makhluk meliputi:akhlak kepada manusia dan akhlak kepada alam semesta, dan penjelasannya secara lebih rinci dibawah ini: 1.
Akhlak kepada Al-Khaliq (ALLAH SWT) Allah telah mengatur hidup manusia dengan berbagai aturan berupa perintah dan larangan, berikut ini beberapa contoh akhlak terhadap Allah SWT: a.
Senantiasa taat beribadah kepada Allah karena kita diciptakan semata-mata untuk beribadah, sebagaimana yang termaktub dalam QS Az-Zariat ayat 56.
∩∈∉∪ Èβρ߉ç7÷èu‹Ï9 ωÎ) }§ΡM}$#uρ £⎯Ågø:$# àMø)n=yz $tΒuρ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” 30 b.
Ikhlas, yaitu melaksanakan hukum Allah semata-mata hanya mengharap ridho-Nya.
c.
Khusyu’ yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin dalam perbuatan yang sedang dikerjakannya.
d.
Husnudzon kepada Allah dan tawakkal menerima segala ketentuan yang Allah berikan
e.
Senantiasa berdzikir atau mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi baik dengan ucapan maupun dengan hati.
2.
Akhlak kepada makhluk dibagi menjadi dua, yaitu: a.
Akhlak kepada manusia, yang dapat dirinci sebagai berikut: 1) Akhlak kepada Rosulullah yaitu mencintai Rosulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
30 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 523
25
2) Akhlak kepada kedua orang tua, yaitu berbuat baik kepada keduanya (Birrul walidain) dengan ucapan dan perbuatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain: menyayangi dan mencintai mereka sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintahnya, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Perintah berbuat baik kepada orang tua terdapat dalam Al-quran Surat alAhqaf ayat 15
( $\δöä. çμ÷Gyè|Êuρuρ $\δöä. …çμ•Βé& çμ÷Fn=uΗxq ( $·Ζ≈|¡ômÎ) Ïμ÷ƒy‰Ï9≡uθÎ/ z⎯≈|¡ΣM}$# $uΖøŠ¢¹uρuρ ZπuΖy™ z⎯ŠÏèt/ö‘r& xn=t/uρ …çν£‰ä©r& xn=t/ #sŒÎ) #©¨Lym 4 #·öκy− tβθèW≈n=rO …çμè=≈|ÁÏùuρ …çμè=÷Ηxquρ ÷βr&uρ £“t$Î!≡uρ 4’n?tãρu ¥’n?tã |Môϑyè÷Ρr& û©ÉL©9$# y7tFyϑ÷èÏΡ tä3ô©r& ÷βr& û©Í_ôãΗ÷ρr& Éb>u‘ tΑ$s% z⎯ÏΒ ’ÎoΤÎ)uρ y7ø‹s9Î) àMö6è? ’ÎoΤÎ) ( û©ÉL−ƒÍh‘èŒ ’Îû ’Í< ôxÎ=ô¹r&uρ çμ9|Êös? $[sÎ=≈|¹ Ÿ≅uΗùår& ∩⊇∈∪ t⎦⎫ÏΗÍ>ó¡ßϑø9$# “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah,
dan
melahirkannya
dengan
susah
payah
(pula).
mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku
26
bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orangorang yang berserah diri". 31 Berbakti kepada orang tua sama pentingnya dengan berbakti kepada guru baik guru disekolah, guru mengaji. Kita sebagai murid harus bisa menghormatinya dan taat akan aturan guru selama tidak melenceng dari aturan, penghormatan kepada guru dapat diwujudkan dengan mematuhi peraturan dengan disiplin, dan bersikap sopan serta bertutur kata yang baik. Hal ini sebagimana akhlak para sahabat terhadap Rosulullah saw sebagai seorang murobbi, pemimpin atau guru, dalam Qs An-nur ayat 62.
…çμyètΒ (#θçΡ$Ÿ2 #sŒÎ)uρ ⎯Ï&Î!θß™u‘uρ «!$$Î/ (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# šχθãΖÏΒ÷σßϑø9$# $yϑ¯ΡÎ) y7tΡθçΡÉ‹ø↔tFó¡o„ t⎦⎪Ï%©!$# ¨βÎ) 4 çνθçΡÉ‹ø↔tGó¡o„ 4©®Lym (#θç7yδõ‹tƒ óΟ©9 8ìÏΒ%y` 9öΔr& #’n?tã ÇÙ÷èt7Ï9 x8θçΡx‹ø↔tGó™$# #sŒÎ*sù 4 ⎯Ï&Î!θß™u‘uρ «!$$Î/ šχθãΖÏΒ÷σムt⎦⎪Ï%©!$# šÍׯ≈s9'ρé& Ö‘θàxî ©!$# χÎ) 4 ©!$# ãΝçλm; öÏøótGó™$#uρ öΝßγ÷ΨÏΒ |Mø⁄Ï© ⎯yϑÏj9 βsŒù'sù öΝÎγÏΡù'x© ∩∉⊄∪ ÒΟ‹Ïm§‘ “Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orangorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang
memerlukan
pertemuan,
mereka
tidak
meninggalkan
(Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orangorang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka meminta izin kepadamu Karena sesuatu keperluan,
31 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 504
27
berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan
mohonkanlah
ampunan
untuk
mereka
kepada
Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 32 b.
Akhlak kepada diri sendiri Yang harus diperhatikan dalam akhlak terhadap diri sendiri yaitu menjaga kehormatan dirinya baik laki-laki atau perempuan, sebagaimana yang termaktub dalam QS An-Nur ayat 30-31
4’s1ø—&r y7Ï9≡sŒ 4 óΟßγy_ρãèù (#θÝàxøts†uρ ôΜÏδÌ≈|Áö/r& ô⎯ÏΒ (#θ‘Òäótƒ š⎥⎫ÏΖÏΒ÷σßϑù=Ïj9 ≅è% ô⎯ÏΒ z⎯ôÒàÒøótƒ ÏM≈uΖÏΒ÷σßϑù=Ïj9 ≅è%uρ ∩⊂⊃∪ tβθãèoΨóÁtƒ $yϑÎ/ 7Î7yz ©!$# ¨βÎ) 3 öΝçλm; ( $yγ÷ΨÏΒ tyγsß $tΒ ωÎ) £⎯ßγtFt⊥ƒÎ— š⎥⎪ωö7ムŸωuρ £⎯ßγy_ρãèù z⎯ôàxøts†uρ £⎯ÏδÌ≈|Áö/r& ωÎ) £⎯ßγtFt⊥ƒÎ— š⎥⎪ωö7ムŸωuρ ( £⎯ÍκÍ5θãŠã_ 4’n?tã £⎯ÏδÌßϑ胿2 t⎦ø⌠ÎôØu‹ø9uρ ÷ρr& ∅ÎγÍ←!$oΨö/r& ÷ρr& ∅ÎγÏGs9θãèç/ Ï™!$t/#u™ ÷ρr& ∅ÎγÍ←!$t/#u™ ÷ρr& ∅ÎγÏFs9θãèç7Ï9 ÷ρr& £⎯ÎγÏ?≡uθyzr& û©Í_t/ ÷ρr& ∅ÎγÏΡ≡uθ÷zÎ) û©Í_/t ÷ρr& £⎯ÎγÏΡ≡uθ÷zÎ) ÷ρr& ∅ÎγÏGs9θãèç/ Ï™!$oΨö/r& z⎯ÏΒ Ïπt/ö‘M}$# ’Í<'ρé& Îöxî š⎥⎫ÏèÎ7≈−F9$# Íρr& £⎯ßγãΖ≈yϑ÷ƒr& ôMs3n=tΒ $tΒ ÷ρr& £⎯ÎγÍ←!$|¡ÎΣ Ÿωuρ ( Ï™!$|¡ÏiΨ9$# ÏN≡u‘öθtã 4’n?tã (#ρãyγôàtƒ óΟs9 š⎥⎪Ï%©!$# È≅øÏeÜ9$# Íρr& ÉΑ%y`Ìh9$# t앃r& $·èŠÏΗsd «!$# ’n<Î) (#þθç/θè?uρ 4 £⎯ÎγÏFt⊥ƒÎ— ⎯ÏΒ t⎦⎫Ïøƒä† $tΒ zΝn=÷èã‹Ï9 £⎯ÎγÎ=ã_ö‘r'Î/ t⎦ø⌠ÎôØo„ ∩⊂⊇∪ šχθßsÎ=øè? ÷/ä3ª=yès9 šχθãΖÏΒ÷σßϑø9$# 30.”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
32
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 359
28
demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". 31. “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki
yang
tidak
mempunyai
keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” 33 c.
Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat Dibuktikan dengan saling membina rasa cinta dan kasih saying dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik anak dengan kasih saying, dan memelihara hubungan shilaturrahmi.
d.
Akhlak kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling membantu diwaktu senggang, lebih-lebih diwaktu susah, saling memberi, saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
33
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 353
29
e.
Akhlak kepada masyarakat Yang diwujudkan dengan sikap memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri kita untuk berbuat baik dan mencegah diri dari melakukan perbuatan dosa.
b) Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup) Akhlak terhadap lingkungan ini yaitu lingkungan alam dan lingkungan makhluk hidup lainnya termasuk udara, air, tanah, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Kita harus sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang kepada sesama makhluk dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusia dan alam sekitarnya. Hal ini sebagaimana dalam QS Al-Baqarah ayat 11-12.
šχθßsÎ=óÁãΒ ß⎯øtwΥ $yϑ¯ΡÎ) (#þθä9$s% ÇÚö‘F{$# ’Îû (#ρ߉šøè? Ÿω öΝßγs9 Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ)uρ ∩⊇⊄∪ tβρáãèô±o„ ω ⎯Å3≈s9uρ tβρ߉šøßϑø9$# ãΝèδ öΝßγ¯ΡÎ) Iωr& ∩⊇⊇∪
“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”. 34
34
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 3
30
4. Faktor yang Mempengaruhi Akhlak Setiap tindakan dan perbuatan manusia mempunyai banyak macam karakter yang berbeda satu sama lainnya, Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak manusia yakni faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu pengaruh dari dalam diri manuisa itu sendiri atau yang dikenal dengan istilah insting, sedangkan faktor eksternal adalah yaitu motivasi yang disuplai dari luar dirinya seperti lingkungan atau milieu, pendidikan dan warotsah. Untuk itu berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak dalam buku Pengantar Studi Akhlak. a.
Faktor Internal 1) Insting (Naluri) Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah: a) Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain. b) Naluri Berjodoh (seksual instinct). Dalam alquran diterangkan
ÍοtsÜΖs)ßϑø9$# ÎÏÜ≈oΨs)ø9$#uρ t⎦⎫ÏΖt6ø9$#uρ Ï™!$|¡ÏiΨ9$# š∅ÏΒ ÏN≡uθy㤱9$# =ãm Ĩ$¨Ζ=Ï9 z⎯Îiƒã— šÏ9≡sŒ 3 Ï^öysø9$#uρ ÉΟ≈yè÷ΡF{$#uρ ÏπtΒ§θ|¡ßϑø9$# È≅ø‹y‚ø9$#uρ ÏπÒÏø9$#uρ É=yδ©%!$# š∅ÏΒ ∩⊇⊆∪ É>$t↔yϑø9$# Ú∅ó¡ãm …çνy‰ΨÏã ª!$#uρ ( $u‹÷Ρ‘‰9$# Íο4θu‹ysø9$# ßì≈tFtΒ “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
31
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS Ali Imran:14) a) Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya. b) Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan. c) Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya. Selain beberapa macam insting diatas sebenarnya masih banyak lagi macam insting yang sering dibahas oleh para ahli psikologi, seperti insting takut, mempertahankan diri dan lain-lain.
b.
Faktor Eksternal 1) Adat/Kebiasaan Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.
2) Wirotsah (keturunan) Maksudnya adalah Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Sifat-sifat yang biasa diturunkan itu pada garis besarnya ada dua macam, pertama sifat-sifat jasmaniah, yakni sifat kekuatan dan kelemahan otot dan urat syaraf orang tua dapat diwariskan kepada anak-anaknya. Orang tua yang kekar ototnya kemungkinan
32
mewariskan kekekaran itu kepada anak cucunya, misalnya pada orang Negro yang kuat fisiknya. Kedua, sifat-sifat rohaniah, yakni lemah atau kuatnya naluri atau insting dapat diturunkan pula oleh orang tua yang kelak mempengaruhi tingkah laku anak cucunya.
3) Milieu Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor milieu (lingkungan) dimana sesorang berada. Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam: a) Lingkungan Alam Alam
yang
melingkupi
manusia
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku. Orang-orang yang menempati daerah poertanian yang subur terbentuk pula kelakuannya oleh suasana pertanian. Daerah kutub yang dingin membuat orang-orang berpakaian dan tata cara kehidupan yang khas, selalu memakai baju tebal dan memakan binatang-binatang yang tersedia di kutub. b) Lingkungan Pergaulan Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya
33
Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah. Setiap perilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti bersumber dari kejiwaan. 35
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya ada tiga teori dibawah ini:
1) Teori Nativisme Teori ini menyatakan bahwa “perkembangan manusia atau individu itu akan ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus artinya lahir)”, 36 Jika seorang telah memiliki bawaan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi lebih baik. Aliran ini begitu yakin terhadap potensi batin dan tampak kurang menghargai peranan pembinaan dan pendidikan.
2) Teori Empirisme Teori ini menyatakan bahwa “perkembangan seseorang akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu”. 37 Faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkugan sosial; termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika penddidikan dan pembinaan yang diberikan
35 Zahruddin dan Sinaga Hasanuddin, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 93-99. 36 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 177. 37 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 196.
34
kepada anak itu baik, maka baiklah anak. Demikian jika sebaliknya. Teori ini begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. Teori ini lebih dikenal dengan teori Tabularasa artinya tiap individu yang dilahirkan adalah seperti kertas putih bersih yang belum ada tulisantulisannya. Akan menjadi apakah individu itu kemudian tergantung kepada apa yang akan dituliskan diatasnya.
3) Teori Konvergensi Teori ini merupakan “teori gabungan (konvergen) dari kedua teori diatas, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern bahwa baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan indivudu”. 38 Dapat disimpulkan bahwa Faktor yang paling mempengaruhi pembentukan akhlak yakni faktor internal (pembawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial). Fitrah dan kecendrungan ke arah yang lebih baik yang dibina secara intensif. Teori ini sesuai dengan ajaran Islam, hal ini dapat dipahami dari al-Quran Surat An-Nahl ayat 78.
yìôϑ¡¡9$# ãΝä3s9 Ÿ≅yèy_uρ $\↔ø‹x© šχθßϑn=÷ès? Ÿω öΝä3ÏF≈yγ¨Βé& ÈβθäÜç/ .⎯ÏiΒ Νä3y_t÷zr& ª!$#uρ ∩∠∇∪ šχρãä3ô±s? öΝä3ª=yès9 nοy‰Ï↔øùF{$#uρ t≈|Áö/F{$#uρ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” 39
38 39
Ahmadi, Psikologi, h.. 197 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 275
35
C. Hasil Penelitian yang Relevan Sebelum menentukan judul skripsi ini, penulis melakukan tinjauan pustaka dan menemukan beberapa judul skripsi yang berkaitan dengan skripsi yang penulis teliti, yaitu: 1.
“Mentoring Agama Islam pada Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fikri dalam pembinaan Akhlakul Karimah Mahasiswa di Politeknik Negeri Jakarta” yang ditulis oleh Muhammad Iqbal jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahum 2007. Dalam skripsi ini mengupas tentang pembinaan akhlakul karimah mahasiswa politeknik Negeri Jakarta melalui program mentoring Agama Islam yang ada di lembaga dakwah kampus (LDK) fikri.
2.
“Analisis Pelaksanaan Mentoring dalam Pengembangan Konsep Diri Remaja pada Lembaga ILNA (Ilmu Nafi’an) Youth Cetre Bogor.” Yang ditulis oleh Eko Endah Sulistiyowati Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta 2009. Dalam penelitian ini meneliti tentang pelaksanaan mentoring dalam bentuk konsep diri pelajar SMA.
D. Kerangka Berpikir Mentoring merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang baik dilaksanakannya dirumah-rumah, masjid, sekolah, kampus atau dimanapun tempatnya dalam rangka mengkaji berbagai ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama Islam dengan sungguh-sungguh dengan landasan saling nasehatmenasehati. Pendekatan saling menasehati dalam kegiatan mentoring bertujuan untuk menciptakan suasana saling belajar, saling mempercayai, serta saling memberi pengalaman dan kebaikan yang nantinya akan memberikan perubahan ketitik yang lebih baik yakni membentuk sebuah kepribadian Islam atau akhlakul karimah yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari para remaja.
36
Sementara itu, akhlak merupakan sifat, tabiat dan perbuatan-perbuatan seseorang yang telah tertanam dan melembaga yang dilakukan secara berulangulang atas dasar kesadaran jiwanya sehingga menjadi sebuah prilaku kebiasaan. Dari kajian teoritis di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kegiatan mentoring yang dilakukan secara tepat, baik penggunaan metode, pemilihan materi, manajemen yang baik akan mempengaruhi akhlak siswa, baik akhlak terhadap kedua orang tua, akhlak kepada guru, akhlak kepada teman-teman maupun akhlak terhadap dirinya sendiri.
E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat penulis tarik kesimpulan dan sekaligus diputuskan untuk dijadikan hipotesis penelitian. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan pengertian bahwa uji statistik selanjutnya yang akan membenarkan dan menolaknya. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa di SMA Negeri 1 Parung. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa di SMA Negeri 1 Parung.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Parung yang beralamat di Kampung Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
2.
Waktu penelitian Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 20142015, yaitu terbagi ke dalam tiga tahap: pertama, observasi awal. Kedua, penelitian lanjutan dan uji instrumen penelitian. Ketiga, pengujian variabel yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2015.
B. Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian korelasi yaitu dalam rangka mencari hubungan antara dua faktor. Menurut Suharsimi Arikunto, Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa erat serta berartinya atau tidaknya hubungan itu. 40 Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui korelasi antara
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.. 270
38
Pengaruh Kegiatan Mentoring (sebagai variable X), dengan akhlak siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Parung (sebagai variable Y). Dalam penyusunan skripsi ini jenis penelitiannya adalah Penelitian Lapangan (Field Research) hal ini merupakan langkah terpenting karena dari sini akan diperoleh suatu jawaban dan kesimpulan. Dan melalui penelitian lapangan ini penulis terjun langsung mengadakan penelitian ke sekolah, untuk mencari data dan informasi mengenai Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung.
C. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.41 Populasi yang
menjadikan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Parung tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 318 orang siswa. 2.
Sampel Sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam
penelitian, sampel terdiri dari sekelompok individu yang dipilih dari kelompok yang lebih besar di mana pemahaman dari hasil penelitian akan diberlakukan. Dikarenakan dalam penelitian ini populasi penelitian jumlahnya lebih dari 100 orang, maka diberikan ketentuan dalam penentuan jumlah sampel, yakni berkisar antara 20% – 25% dari populasi yang ada.
Sedangkan untuk teknik pengambilan sampel penelitian, penulis menggunakan teknik Random Sampling (sampel acak), dimana penulis dalam pengambilan sampelnya yaitu dengan cara mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama 42, adapun dalam penelitian ini subjeknya lebih dari 100 orang, maka penulis mengambil sampel 10% dari 318 siswa yaitu 32 orang siswa akan tetapi penulis
41
Arikunto, Prosedur, h.. 115 Arikunto, Prosedur, h.. 134
42
39
membulatkan sehingga penulis mengambil 35 orang siswa yang akan dijadikan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Penentuan sampel siswa Kelas
Jumlah siswa
Sampel (10%)
XI A XI B XI C XI D XI E XI F XI G XI H XI I
37 35 34 36 35 35 36 35 35
4 4 3 4 4 4 4 4 4
Jumlah
318
35 Siswa
D. Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Angket (Questionnaire). Angket adalah suatu daftar pernyataan atau pertanyaan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti minat, keyakinan dan perilaku. Angket yang dibuat merupakan angket tertutup yang disertai dengan sejumlah jawaban yang sudah disediakan, yang berupa pernyataan dalam dua variabel yakni kegiatan mentoring dan akhlak siswa. Menggunakan skala Likert dengan empat alternatif pilihan jawaban. Pemilihan
empat
alternatif
jawaban
pada
angket
didasarkan
pada
penanggulangan kecenderungan responden dalam memilih jawaban aman/tengah (tidak memilih selalu atau tidak pernah) dan semua butir pernyataan angket bersifat positif.
40
Dalam pelaksanaannya, angket diberikan kepada sampel penelitian dan kemudian hasilnya dianalisa. Pada angket ini, penulis menyebarkan 15 item pernyataan tiap variabel.
E. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yang akan dicari korelasinya yakni kegiatan mentoring dan akhlak siswa. Kegiatan mentoring disebut sebagai variabel bebas/independent variable (variabel X), yaitu variabel yang dapat memberikan pengaruh terhadap variabel yang lain. Sedangkan akhlak siswa disebut sebagai variabel terikat/dependent variabel (variabel Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel X). Pengukuran kedua variabel ini menggunakan instrumen angket dalam bentuk skala likert dengan empat pilihan jawaban. Adapun skala pengukuran angket adalah sebagai berikut:
1.
1.
Alternatif jawaban selalu (SL) mempunyai bobot nilai 4
2.
Alternatif jawaban sering (SR) mempunyai bobot nilai 3
3.
Alternatif jawaban kadang-kadang (KD) mempunyai bobot nilai 2
4.
Alternatif jawaban tidak pernah (TP) mempunyai bobot nilai 1
Kegiatan Mentoring a.
Definisi Konseptual
Mentoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang baik dilaksanakannya dirumah-rumah, masjid, sekolah, kampus atau dimanapun tempatnya dalam rangka mengkaji berbagai ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama islam dengan sungguh-sungguh dengan landasan saling nasehat-menasehati. Dilaksanakan sesuai dengan metode dan manajemen yang tepat serta meningkatkan minat dan motivasi pesertanya.
41
b. Definisi Operasional Mentoring yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meliputi pelaksanaan mentoring, manajemen mentoring, metode yang digunakan pada mentoring dan minat peserta terhadap kegiatan mentoring. 2.
Akhlak a.
Definisi Konseptual
Akhlak adalah sifat, tabiat dan perbuatan-perbuatan seseorang yang telah tertanam dan melembaga yang dilakukan secara berulang-ulang atas dasar kesadaran jiwanya sehingga menjadi sebuah prilaku kebiasaan, baik kebiasaan terhadap diri pribadi, orang tua, guru dan teman. b. Definisi Operasional Akhlak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akhlakul karimah terhadap diri sendiri, akhlakul karimah terhadap guru, akhlakul karimah terhadap orang tua dan akhlakul karimah terhadap teman.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel Penelitian
Variabel Kegiatan
Dimensi
Pelaksanaan mentoring
Item
Pelaksanaan berjalan dengan
1
baik
Mentoring
Alokasi waktu
(Variabel X) Menejemen mentoring
Minat terhadap mentoring Metode mentoring
Indikator variabel
Variabel
2, 3
Tepat waktu
4
Sesuai aturan
12
Kegiatan yang disukai
6,
Motivasi pribadi peserta
7, 8, 10
Perhatian terhadap peserta
5, 9, 13
Memberikan motivasi
11, 15
42
Akhlak
Akhlak kepada guru
Memberikan kesimpulan
14
Mengucapkan salam
1
Memperhatikan pelajar
(Variabel Y)
2, 3
Tegur sapa
4
Berbicara dengan baik
5
Akhlak kepada teman
Berbicara dengan baik
6
Akhlak terhadap diri
Disiplin
8, 9, 10
Taat peraturan
11, 12
sendiri
Jujur Tanggung jawab Akhlak kepada orang
Berbicara dengan baik
13 14, 15 7
tua
3.
Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas Uji validitas instrumen dilakukan dalam rangka untuk mengetahui kebenaran dan keabsahan instrumen yang digunakan dalam penelitian, sehingga instrumen tersebut dapat mengukur yang seharusnya diukur. Responden dalam uji validitas instrumen ini berjumlah sebanyak 35 siswa di luar dari pada sampel penelitian. Uji validtias yang dilakukan dengan cara menggunakan pilihan fungsi rumus yang ada pada perangkat microsoft excel, hasil perhitungan menggunakan microsoft excel sama dengan hasil perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun langkahlangkah dalam pengujian validitas instrumen sebagai berikut: Langkah I: Menyiapkan tabel skoring pada tiap nomor item instrumen dan jawaban responden, serta semua jumlah dari pada semua jawaban responden. Langkah II: Memasukan rumus pada baris (row) item 1 dengan mengetik =correl( pilih responden 1 sampai 35 pada baris item nomor 1,
43
kemudian tambahkan tanda koma (,) lalu pilih jumlah hasil jawaban responden 1 sampai terakhir, kemudian tambahkan tanda tutup kurung “)” lalu enter, maka akan keluar hasil perhitungan korelasi secara otomatis, lakukan langka tersebut pada tiap nomor item instrumen sampai dengan nomor ke 15. Langkah III: Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan derajat kebebasan (db) sebesar N – nr, yakni 35 – 2 = 33. Dengan melihat tabel “r” product moment akan ditemukan angka 0,361 pada taraf signifikasi 5%. Apabila nilai “r-hitung” lebih besar dari “r-tabel” maka dinyatakan valid, begitupun sebaliknya, apabila “r-hitung” lebih kecil dari pada “r-tabel” maka dinyatakan invalid (tidak valid) 1)
Hasil Uji Validitas Kegiatan Mentoring Hasil uji validitas instrumen Kegiatan Mentoring (X) yang diikuti oleh
35 responden di luar sampel penelitian menunjukan hasil bahwa semua item angket mempunyai validitas dan ini membuktikan bahwa instrumen tersebut telah dianggap mempunyai keabsahan yang teruji. Adapun ringkasan hasil uji validitas variabel X sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kegiatan Mentoring (Variabel X)
No
Dimensi Variabel
1 2 3
Pelaksanaan Mentoring Manajemen Mentroing Minat terhadap Mentoring
4
Metode Mentoring Jumlah
Nomor Item Valid 1,2,3 4,12 6,7,8,10 5,9,11,13,14, 15 15
Nomor Item Tidak Valid -
Jumlah 3 2 4
-
6
0
15
44
2)
Hasil Uji Validitas Akhlak Siswa Hasil uji validitas instrumen Akhlak Siswa (Y) yang diikuti oleh 35
responden di luar sampel penelitian menunjukan hasil bahwa semua item angket mempunyai validitas dan ini membuktikan bahwa instrumen tersebut telah dianggap mempunyai keabsahan yang teruji. Adapun ringkasan hasil uji validitas variabel Y sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Akhlak Siswa
No 1 2 3 4
Dimensi Variabel Akhlak kepada Guru Akhlak kepada Teman Akhlak kepada Diri Sendiri Akhlak kepada Orang Tua Jumlah
b.
Nomor Item Valid 1,2,3,4,5 6 8,9,10,11,12,1 3,14,14,15
Nomor Item Tidak Valid -
10
7
-
1
15
0
15
Jumlah 5 1
Uji Reliabilitas Uji reliabitas bertujuan untuk mengukur tingkat keajegang atau
kesetabilan instrumen penelitian, sehingga akan menunjukan hasil yang sama apabila dilakukan pengulangan ujian kepada subjek yang sama. Responden pada uji reliabilitas adalah responden yang sama pada uji validitas yang berjumlah 35 siswa. Untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen penelitian digunakan rumus alpha sebagai berikut:
45
Keterangan: r11
= Koefisien reliabilitas tes
n
= Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1
= Bilangan konstan = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item = Varian total
1)
Hasil Uji Reliabilitas Kegiatan Mentoring Hasil uji reliabilitas terhadap varianbel X diperoleh nilai alpha sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kegiatan Mentoring Nilai Alpha
Jumlah n
0, 75
15
Nilai alpha dari uji reliabilitas instrumen kegiatan mentoring (variabel X) menunjukan nilai yang cukup tinggi yakni 0,75, dimana skor tersebut lebih besar dari pada 0,70. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen kegiatan mentoring adalah reliable dan memiliki kesetabilan instrumennya.
2)
Hasil Uji Reliabilitas Akhlak Siswa Hasil uji reliabilitas instrumen afektif siswa diperoleh nilai alpha sebagai berikut:
46
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Akhlak Siswa Nilai Alpha
Jumlah n
0, 81
15
Nilai alpha dari hasil uji reliabilitas instrumen akhlak siswa menunjukan nilai yang cukup tinggi yakni 0,81, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 0,70. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen akhlak siswa adalah reliabel.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu sebagai berikut: a.
Editing, yaitu penelitian kembali catatan-catatan yang terkandung didalam angket, angket itu diolah dan harus diedit terlebih dahulu agar meningkatkan mutu data yang akan diolah dan dianalisis.
b.
Koding, yaitu menterjemahkan data ke dalam kode-kode dalam bentuk angka, untuk dipindahkan ke dalam sarana penyimpanan.
c.
Skoring, yaitu untuk dapat menentukan skor dari hasil angket yang telah diisi oleh responden, dengan ketentuan skor sebagai berikut:
d.
1)
Alternatif jawaban selalu (SL) mempunyai bobot nilai 4
2)
Alternatif jawaban sering (SR) mempunyai bobot nilai 3
3)
Alternatif jawaban kadang-kadang (K) mempunyai bobot nilai 2
4)
Alternatif jawaban tidak pernah (TP) mempunyai bobot nilai 1
Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel yang disediakan.
47
2. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif hal ini bertujuan untuk mengungkapkan keadaan atau karakteristik data pada setiap variabel yang meliputi pemusatan data dan ukuran penyebaran data pada setiap variabel. Kemudian, untuk menguji hipotesis penelitian digunakan statistik inferensial dengan teknik korelasi yakni analisis yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan diantara variabel, yakni kegiatan mentoring dengan akhlak siswa. Teknik korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment. Korelasi product moment digunakan untuk mengungkapkan adanya hubungan kedua variabel yakni kegiatan mentoring (variabel X) dengan akhlak siswa (variabel Y). adapun langkah- langkah dalam melakukan perhitungannya sebagai berikut. a. Menghitung angka koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment 43sebagai berikut:
Keterangan: rxy
= Angka indeks korelasi "r" product moment
N
= Number of case (Jumlah responden)
X
= Skor X "Kegiatan Mentoring"
Y
= Skor Y "Akhlak Siswa"
∑XY
= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑Y
= Jumlah seluruh skor Y
2
∑X
= Jumlah pengkuadratan seluruh skor X
43
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan.., h. 206
48
∑Y2 b.
= Jumlah pengkuadratan seluruh skor Y Memberikan interpretasi terhadap nilai rxy, dengan menggunakan dua
cara. Pertama dilakukan dengan cara kasar/sederhana (lihat tabel 3.7). kedua,
membandingkan
nilai
rxy
dengan
nilai
r-tabel
dengan
menggunakan derajat kebebasan (db) dengan rumus N - nr. Apabila nilai r-hitung lebih kecil daripada nilai r-tabel maka hipotesis nihil (Ho) diterima dan begitupula sebaliknya, apabila nilai r-hitung lebih besar daripada nilai r-tabel maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Tabel 3.7 Angka Indeks Korelasi Product Moment Secara Kasar (Sederhana) Besarnya "r" Product Moment
0,00 - 0,20
0,20 - 0,40
0,40 - 0,70 0,70 - 0,90 0,90 - 1,00
Interpretasi Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
49
G. Hipotesis Statistik Adapun hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut: Ho : rhit < rtabel Ha : rhit > rtabel Keterangan: rhit : Angka nilai/skor korelasi yang dihitung/diobservasi. rtabel : Angka nilai/skor korelasi yang ada pada tabel nilai "r" product moment. Dengan kriteria penerimaan untuk uji dua pihak sebagai berikut: terima Ho jika rhitung < rtabel tolak Ho jika rhitung > rtabel
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Parung 1. Identitas Sekolah a. Nama Sekolah
: SMA NEGERI 1 PARUNG
NSS/NPSN
: 301020210051 / 20200602
Status Sekolah
: Sekolah Negeri
b. Alamat Sekolah Provinsi
: JAWA BARAT
Kabupaten
: BOGOR
Kecamatan
: PARUNG
Desa
: WARU JAYA
Jalan
: WARU JAYA NO.17
Kode Pos
: Bogor, 16330
Nomor Fax/Telepon
: (0251) 0251-8541063
Web Site
: http://www.sman1parung.sch.id
Email
:
[email protected]
c. Rekening Sekolah
Nomor Rekening
: 0812-01-03014-53-2
Atas Nama
: SMA NEGERI 1 PARUNG
51
Nama Bank
: BRI Unit Parung
Alamat Bank
: Jl. Raya Parung – Bogor
2. Kepala Sekolah : Nama
: Ikhwan Setiawan, S.Pd
NIP
: 196408241988111001
Pangkat/Gol
: IV/a
Tempat/T Lahir
: Bogor, 24 Agustus 64
Alamat Rumah
: Kel. Pasir Jambu Kec. Sukaraja Kab. Bogor
3. Nama Guru dan Staff No
Nama Guru
Staff
1
Helga Dwi Maryanti, S.Pd
Harun, S.Pd
2
Agus Sukarmawan, S.Pd
Hj. Marcia Riantini, S.Pd
3
Andi Rochman, S.Pd
Matsani, S.Pd
4
Ani Widhiorini, S.Pd
Sadar, S.Pd
5
Atih Sri Niswati, S.Pd
Sopian Hadi, S.Pd
6
Badruddin, S.Pd
Sri Wiyanti, S.Pd
7
Beni Sanigraha, S.Pd
Sriyanti, S.Pd
8
Dendi Suhendar, S.Pd
Suhandi, S.Pd
9
Dewi Sartika, S.Pd
Sumitra, S.Pd
10
Dodi Pujiono, S.Pd
11
Fatmayeni, S.Pd
12
Hedi Heryana, S.Pd
13
Heni Rismawati, S.Pd
14
Hernyai Fatmah, S.Pd
15
Hj. Iyah Khomsiyah, S.Pd
16
Hj. Marsuah, S.Pd
17
Hj. Tuti Afrida, S.Pd
52
4. Data siswa dan tamatan JUMLAH SISWA
TAHUN PELAJARAN
JUMLAH TAMATAN
L
P
JML
L
P
JML
(%)
2003/2004
351
371
723
110
129
239
0%
2004/2005
214
244
460
121
117
238
0%
2005/2006
210
256
466
96
110
206
0%
2006/2007
228
265
493
111
122
233
0%
2007/2008
342
396
738
92
131
213
0%
2008/2009
347
421
768
130
120
250
2009/2010
345
431
776
132
125
257
2010/2011
97
158
255
96
158
254
2011/2012
382
485
867
116
142
258
2012/2013 2013/2014
401 401
500 533
901 934
138
146
284
5. Keadaan siswa tahun 2014/2015 (i) Kondisi Siswa Kelas 10 KELAS
JUMLAH
X MIPA 1 X MIPA 2 X MIPA 3 X MIPA 4 X IPS 1 X IPS 2 X IPS 3 X IPS 4 Jumlah
L 19 16 16 18 23 21 15 18 147
P 24 27 27 24 17 19 23 21 182
X Terbuka 1 X Terbuka 2 Jumlah
23 22 45
13 14 27
JUMLAH 43 43 43 42 40 40 38 39 328 36 36 72
Kelas 11 KELAS 11 IPA 1 11 IPA 2
ANGKA DO
JUMLAH L 15 15
P 23 24
JUMLAH 38 39
0%
53
11 IPA 3 11 IPA 4 11 IPS 1 11 IPS 2 11 IPS 3 11 IPS 4 Jumlah
19 18 22 18 18 13 138
18 18 17 18 18 21 157
37 36 39 37 37 35 295
Kelas 12 JUMLAH
KELAS 12 IPA 1 12 IPA 2 12 IPA 3 12 IPA 4 12 IPS 1 12 IPS 2 12 IPS 3 12 IPS 4 Jumlah
L 12 14 8 8 19 19 17 16 113
JUMLAH
P 26 28 30 31 23 18 22 16 194
38 43 38 39 42 37 38 33 308
(ii) Keadaan Siswa menurut umur/usia KELAS X XI XII Jumlah
KELAS X Terbuka
14 22
15 242 23
22
266
UMUR/JUMLAH 16 17 18 63 1 224 47 1 30 239 34 318 289 35
15 20
UMUR/JUMLAH 16 17 18 40 8
14 4
19
JUMLAH
20
328 295 308 931
5 5
19
JUMLAH
20
72
(iii) Keadaan siswa menurut agama Agama/jumlah Kelas 1 2 3 Jumlah
Islam
Katolik
312 3 276 10 298 3 886 16 Agama/jumlah 6. K
Protestan 12 7 7 26
Hindu
Budha
5
1
1
1
Khonghuc u 1 1
Jumlah 328 295 308 931
54
e l a s
Islam
1 Terbuka
Katolik
Protestan
Hindu
Budha
Khonghuc u
Jumlah
72
72
(iv) Keadaan siswa menurut pekerjaan orang tua Kelas
PNS
TNI/ POLRI
Kary. Swasta
Wiraswas ta
Pensiuna n
Petani
1
52
20
116
107
4
2
42
14
96
100
6
3
47
12
95
114
9
Jumlah
141
46
307
321
19
3
Kelas
PNS
TNI/ POLRI
Kary. Swasta
Wiraswas ta
Pensiuna n
Petani
20
30
1
Dagang
Buruh
1
5
23
328
2
7
28
295
11
20
308
23
71
931
Dagang
Buruh
5
7
10
Terbuka
6. Daya Tampung
TAHUN PELAJARAN
JUMLAH DITERIMA
RATIO PENDAFTAR
L
P
JML
L
P
JML
(%)
2004/2005
284
221
505
130
117
247
48,91 %
2005/2006
281
236
517
119
121
240
46,42%
2006/2007
209
241
450
108
132
240
53,33%
2007/2008
197
232
429
128
132
260
60,6%
2008/2009
214
213
417
126
260
260
62,4%
2009/2010
249
186
436
116
176
292
67%
2010/2011
302
349
651
123
143
266
40%
2011/2012
281
230
511
140
160
300
59%
2012/2013
JUMLAH PENDAFTAR
Jumlah
Jumlah
72
55
2013/2014
7. Tenaga Pendidik Dan Kependidikan a. Tenaga Pendidik TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH GURU (ORG) GT
GBS -
KET
GTT
TOTAL
-
5
S2 / S3
5
S1 / D4
29
1
10
40
D2 / D3
-
-
1
1
Jumlah
34
1
11
46
b. Tenaga Kependidikan TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH GURU (ORG) GT
S2 / S3
-
S1 / D4
1
GBS -
D2 / D3 SMA
1
SMP Jumlah
2
1
KET
GTT
TOTAL
-
-
1
2
1
1
6
7
3
3
10
13
8. Sarana Dan Prasarana RUANG
LUAS
JENIS RUANG
R. TEORI/Kelas
KONDISI RUANG *) (JML RUANG)
(RUANG)
(M2)
B
RR
RB
24
1728
21
3
-
KET
56
LABORATORIUM IPA
2
660
1
1
-
PERPUSTAKAAN
1
135
1
Lab.KOMPUTER
1
120
1
-
-
R. BAHASA
1
120
-
1
-
R PIMPINAN
1
3072
1
Ruang Guru
1
120
1
Ruang TU
1
72
1
Ruang OSIS
1
36
1
Ruang UKS
1
12
1
Ruang BP
1
72
1
Ruang Serba Guna
1
-
6147
9. Data Fisik & Rombel Data Fisik Sekolah
a. Luas Tanah
:
9.180 m2
b. Luas Bangunan
:
6.500
c. Status Tanah
: Negara / Pemda Kab Bogor
d. No Akta / sertifikat tanah
: 10.10.20.11.1.00001
e. Daya Listrik Total
: 23500 VA
Jumlah Rombongan Belajar
: 24 Kelas
a. Jumlah siswa Kelas I
:
329 Orang
b. Jumlah Siswa Kelas II
:
318 Orang
m2
57
c. Jumlah Siswa Kelas III
:
307 Orang
Jumlah Seluruhnya
:
934 Orang
10. Data Prestasi Peringkat No.
Nama Kejuaraan
Thn. 1
1
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Volley Putra Lomba Long March Pemuda II Piala Menpera Volley Ball Putra Volley Ball Putri Vocal Group Lomba Pidato P4 Persami Pramuka (radio Lesmana Bogor) Wall Climbing Competition Lomba Cerdas Cermat Sepak Bola Lomba Baca Puisi Festival Penyanyi Remaja Lomba Baca Tulis Al-Quran Lomba Gerak Jalan Putri Lomba Baca Puisi Lomba Baca Puisi Gerak Jalan Sehat Gerak Jalan HUT RI Siswa Teladan Putra MC Terbaik Lomba LKBB Festival Band Komandan Terbaik Lomba Qasidah
24
Lomba Nasyid
25 26 27 28 29 30 31
Pengibar Bendera Debat Terbuka MTQ Science Festival Olympiade Kimia Pencak Silat Festival Qasidah Turnamen Bola Volley Putra tingkat SLTA
2 3 4 5 6 7
32
2
3
V
Tempat Kegiatan
Tingkat
1983
Cibinong
KAB
1987
Jakarta
NASIONAL
1990 1990 1990 1990
Cibinong Cibinong Cibinong Kandepdikbud
KAB KAB KAB KAB
1991
Bogor
KAB
v
1991 1992 1992 1993 1993 1993 1993 1993 1993 1993 1994 1996 1999 1999 2001 2001
STIE YPKP Bogor Parung Bogor Bogor Bogor Parung Parung Parung Parung Parung Cibinong Cibinong Depok Cibinong Parung
KAB KAB KEC KAB KAB KAB KEC KEC KEC KEC KEC KAB KAB KAB KAB KEC
v
2002
Bogor
KAB
v v v
2002 2002 2002 2002 2003 2003 2003
Cibinong Depok Dwi Warna Madania Cibinong Depok Parung
KAB KAB KAB KAB KAB KAB KEC
V
2003
Ciputat
KAB
V V V V V V V V V V V V V V v v v V V V V
V v V V
58
Peringkat No.
Nama Kejuaraan
Thn. 1
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Peserta EGP TVRI Qasidah Putri Volley Ball Putri Olympiade Matematik Lomba UKS Turnamen Bola Volley Putra tingkat SLTA seKabupaten Bogor Lomba Kultum Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar SMU Kelas D Puteri Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar SMU Kelas C Putera Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar SMU Kelas E Putera Lomba Gerak Jalan Sehat Lomba UKS Kejuaraan Bola Volley Antar Pelajar SMA/SML sewilayah Bogor, Puteri Lomba Design Grafis, Pekan Pendidikan Kab Bogor Kejuaraan Pencak Silat Katagori TGR Nomor Tunggal Putri, POPSMA 1 Kejuaraan Karate Kelas B Putri, POPSMA 1 Kejuaraan Karate Kelas Kata Putra, POPSMA 1 Hifzail Al Quran Putri Perlombaan Pelajar Berprestasi Tingkat SMA sekabupaten Bogor Perlombaan Mekatronika Antar Pelajar SMA Turnamen Bulu Tangkis Beregu Putra Lomba Pustaka Kejuaraan Bola Volley Antar Pelajar SMA/SML sewilayah Bogor, Puteri Perlombaan Variasi Baris Berbaris Paskibra, STIE Thamrin Perlombaan Paskibra, Danton Terbaik,STIE Thamrin Kejuaraan Bolla Basket Pekan Lomba Al Hasra Kejuaraan Bolla Volley Pekan Lomba Al Hasra Lomba Pertolongan Pertama (PP) Tingkat Wira PMRM26 Competition Lomba Mading PMR PMRM26
2
3
Tempat Kegiatan
Tingkat
v v
2003 2004 2005 2005 2005
Jakarta Depok Cibinong Cibinong Parung
NASIONAL KAB KAB KAB KAB
V
2005
SMA N Bj Gede
KAB
v
2006
Bogor
KAB
V
2006
Cibinong
KAB
V
2006
Cibinong
KAB
V
2006
Cibinong
KAB
v
2006 2006
Parung Parung SMA Tajur Halang
KEC KAB
v V
V V
2006 V
KAB
2006
Cibinong
KAB
2007
Cibinong
KAB
V
2007
Cibinong
KAB
V
2007
Cibinong
KAB
v
2007
KAB
V
2007
V
2007
Depok Disdik Kab Bogor MAN Insan Cendekia
V
KAB KAB
V
2007
Parung
KEC
v
2007
Parung SMA Tajur Halang
KAB
V
2007
KAB
V
2007
TMII Jakarta
NASIONAL
V
2007
TMII Jakarta
NASIONAL
V
2007
Sawangan,Depok
KAB
V
2007
Sawangan,Depok
KAB
V
2008
Pamulang
KAB
2008
Pamulang
KAB
V
59
Peringkat No.
Thn.
Tempat Kegiatan
2008
School of Universe,Parung
KAB
2008
SMA An Nur
KAB
2008
Serpong
KAB
2008
Depok
KAB
V
2008
Cibinong
KAB
V
2008
Cibinong
KAB
2008
Cibinong
KAB
2008 2008 2008 2008
Cibinong Cibinong Rumpin Rumpin
KAB KAB KAB KAB
V V V
2009 2009 2009
Ciputat Ciputat Ciputat
KAB KAB KAB
V
2009
Bogor
KAB
2009
Cibinong
KAB
2009
Cibinong
KAB
2009 2010
Cibinong Leuwiliang
KAB KAB
V
2010
Leuwiliang
KAB
V
2010
Tangerang Selatan
Kab/Kota
V
2010
V
2010
Nama Kejuaraan 1
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
74 75 76 77 78 79 79 80 81 82 83 84 85
Competition Perlombaan Kreasi Iptek Siswa antar Pelajar SMA Kejuaraan Bola Volley Antar Pelajar SMA/SML sewilayah Bogor, Puteri Turnamen Bola Basket Putri “Moonzher Sport Competition ’08” Serpong Toward the clean & Health School di Perguruan Muhammadiyah Sawangan Tingkat Wira Olympiade Sains Mata Pelajaran Matematika Olympiade Sains Mata Pelajaran Kimia Olympiade Sains Mata Pelajaran Kebumian Lomba Mengetik Cepat Lomba Dance Pelajar Se Bogor Lomba Band Pelajar Se Kab. Bogor Lomba Band Pelajar Se Kab. Bogor Lomba LPBB Tingkat SMA Sejabodetabek : a. Variasi Baris Berbaris b. Komandan Peleton c. Juara Umum Lomba LKBB Tingkat SMA di Leuwiliang Lomba Olympiade Sains bidang TIK Lomba Olympiade Sains Bidang Kebumian Lomba Poster Kesehatan LKBB Se Bogor Raya Kostum Terbaik dalam LKBB se Bogor Raya LPBB Tingkat SMA Kota Tangsel dan Jabodetabek “Variasi & Formasi Terbaik” LPBB Tingkat SMA Kota Tangsel dan Jabodetabek “PBB Murni” LPBB Tingkat SMA Kota Tangsel dan Jabodetabek “Juara Umum” Poltekes Storytelling Competition Smart Expo 2010 Lomba Pildamu Sejabodetabek Lomba Cepat Tepat Sejabodetabek Madania Cup 2010 Basket Putra
2
3
V V V V
5 V V V V
V
1 V
Kab/Kota Kab/Kota
V
2010
Parung
Kab
V
2010 2010
Tajurhalang Tajurhalang
Kab Kab
2010
Kemang
Kab
V V
Tangerang Selatan Tangerang Selatan
Tingkat
60
Peringkat No.
Nama Kejuaraan
Thn. 1
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
Madania Cup 2010 Basket Putri Basket Muharam Cup 2010 Tingkat SMA/K Lomba Proposal Penelitian Ketahanan Pangan Nasional IPB Kejuaraan karete walikota cup iii Kejuaraan daerah karate forki jabar siliwangi cup Kreatifitas ilmiah remaja Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang bulutangkis putra Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang bulutangkis putrid Pekan olah raga pelajar wilayah daerah i jawabarat cabang bulutangkis Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang lompat jauh putrid Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang atletik putra Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang atletik putrid Turnamen volly ball putri Turnamen pon cabang basket putra Pelatihan remaja sebaya (pmr) kota depok Lomba riset ketahanan pangan nasional ipb Lomba tapak kemah nasional ipb (kemrinas) Lomba ketangkasan baris berbaris Lomba ketangkasan baris berbaris se bogor raya Lomba debat hukum uika bogor Olympiade sains mata pelajaran biologi Lomba peraturan baris berbaris sma Lomba penegak pandega kab bogor Lomba pilar 4 sejabodetabek Turnamen pon basket Turnamen pon futsal Lomba kir - open lab universitas negeri Jakarta Lomba pentas seni nasional ipb Lomba lkalida iv Lomba pionering lokalida iv
2
3
V
Tempat Kegiatan
Tingkat
2010
Kemang
Kab
2010
Rumpin
Kab.
2011
IPB-Dramaga
Nasional
2011
Depok
kab/kota
V
2011
Depok
Propinsi
V
2011
V V V
V
kab/kota
2011
Cibinong
kab/kota
2011
Cibinong
kab/kota
2011
Bandung
Propinsi
2011
Cibinong
kab/kota
2011
Cibinong
kab/kota
2011
Cibinong
kab/kota
2011 2011
Cibinong Cibinong
kab/kota kab/kota
2011
Depok
kab/kota
2011
IPB-Dramaga
Nasional
2011
IPB-Dramaga
Nasional
V
2011
Cibinong
kab/kota
V
2011
Bogor
kab/kota
V
2011
UIKA
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V V V V
2012 2012 2012 2012 2012
Cibinong Cibinong Depok Cibinong Cibinong
kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota
V
2012
UNJ JAKARTA
kab/kota
2012 2012 2012
IPB-Dramaga IPB-Dramaga IPB-Dramaga
Nasional kab/kota kab/kota
V
V V V V V V V V
V
V V V
61
Peringkat No.
Nama Kejuaraan
Thn. 1
116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142
Lomba tari tradisional - ui depok Olympiade bahasa jerman Liga pendidikan indonesia (lpi) Lomba cerdas cermat.arkieologi ui depok Olympiade sains mata pelajaran biologi Lomba ketangkasan baris berbaris Lomba ketangkasan baris berbaris se kabupaten bogor Lomba ppgd penegak-pandega Lomba survival penegak-pandega kwarcab bogor Lomba menara pandang penegakpandega kwarcab bogor Lomba bivak penegak-pandega kwarcab bogor Lomba masak rimba penegakpandega kwarcab bogor Lomba pbb penegak-pandega kwarcab bogor Lomba senam pramuka penegakpandega kwarcab bogor Lomba blogger nasional Olympiade sains kebumian ONS tingkat SMA Kejuaraan bulu tangkis beregu jabodetabek Kejuaraan Volley Ball Putri tingkat SMA se Jabodetabek Kejuaraan Volley Ball Putra tingkat SMA se Jabodetabek Kejuaran pencak silat putra ( Dani setia putra ) POPKAB Kejuaraan pencak silat putri ( Saraswati) POPKAB Liga Pendidikan Indonesia (Sepak Bola ) Kejuaraan Karate putri POPKAB (Diffaf Andriana) Duta Muda Pertanian (Prayoga Rahmat) Perlombaan renang gaya kupu-kupu 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira ) Perlombaan renang gaya dada 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira ) Perlombaan renang gaya bebas 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira )
2
3
V V
Tempat Kegiatan
Tingkat
2012 2012 2012
UI DEPOK Cibinong
kab/kota kab/kota kab/kota
V
2012
UI DEPOK
kab/kota
V
2012
Cibinong
Propinsi
2012
Cibinong
kab/kota
2012
Cibinong
kab/kota
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2012
Cibinong
kab/kota
V
2013
JAKARTA
Nasional
2013
Cibinong
Kabupaten
2013
SMA 2 Tangsel
2013
SMA 2 Tangsel
2013
SMA 2 Tangsel
V
V V V
V V V V
Gor Cimandala Ciluer Gor Cimandala Ciluer
Tangerang Selatan Tangerang Selatan Tangerang Selatan
V
2013
Kabupaten
V
2013
V
2013
Cibinong
Kabupaten
V
2013
Cibinong
Kabupaten
V
2013
IPB
Kabupaten
V
2013
Cibinong
Kabupaten
V
2013
Cibinong
Kabupaten
V
2013
Cibinong
Kabupaten
Kabupaten
62
Peringkat No.
Nama Kejuaraan 1
143 144 145 146 147 148 149
Perlombaan renang gaya punggung 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira ) Perlombaan renang gaya dada 50 Meter (Alya Shafira ) Perlombaan renang gaya punggung 50 Meter ( Alya Shafira ) Perlombaan renang gaya kupu-kupu 50 Meter ( Alya Shafira ) Perlombaan renang gaya bebas 50 Meter ( Alya Shafira ) Perlombaan renang gaya dada 100 Meter ( Alya Shafira ) Perlombaan renang gaya bebas 100 Meter ( Alya Shafira )
Tempat Kegiatan
Thn. 2
3
V
2013
V
2013 V
2013
V
2013
Cibinong
Tingkat
Kabupaten
Puri Nirwana Cibinong Puri Nirwana Cibinong Puri Nirwana Cibinong
Kabupaten Kabupaten Kabupaten
v
2013
Puri Nirwana Cibinong
Kabupaten
V
2013
Puri Nirwana Cibinong
Kabupaten
v
2013
Puri Nirwana Cibinong
Kabupaten
11. Data Siswa Yang Diterima Di Perguruan Tinggi 3 tahun terakhir JUMLAH (TAHUN) NO
NAMA PERGURUAN TINGGI
1
Institut Pertanian Bogor (IPB)
20
25
23
2013 (sementara) 11
2
Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
12
8
10
7
3
Universitas Diponogoro (UNDIP)
4
3
5
3
4
Universitas Indonesia (UI)
13
3
4
1
5
Universitas Islam Negeri (UIN)
30
25
29
4
6
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ)
2
7
1
7
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN)
1
4
8
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
6
4
6
9
Politeknik Kesehatan Negeri Jakarta
5
2
1
10
Universitas Gajah Mada (UGM)
1
11
Universitas Brawijaya
12
Universitas Padjajaran Bandung
6
13
ITB Bandung
1
14
Universitas Sultan Ageng T Banten
1
15
STTE Telkom Bandung
16
Akademi Pimpinan Perusahaan
3
2
17
UHAMKA
10
8
18
Universitas Veteran
3
4
2010
2011
2012
1
1
7
2
1
63
JUMLAH (TAHUN) NO
NAMA PERGURUAN TINGGI
2010
2011
5
2012 12
2013 (sementara) 6
19
Universitas Gunadarma
20
Universitas Pancasila
21
Bina Sarana Informatika (BSI)
22
Universitas Pamulang
23
Akademi Kebidanan Swasta
24
Akademi Perawat Swasta
25
LP3I
26
Universitas Pakuan
6
1
27
UIKA
8
4
28
2
3
1
29
Institut Teknologi Indonesia (ITI) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan
30
STAIM
5
31
Universitas syah LKuala
3 2
2 8 4
10
8
10
8
12
6
5
6
4
2
2
4
4 5
8 1
B. Fakta Hubungan Kegiatan Mentoring dengan Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung Untuk mengetahui objektifitas data tentang kegiatan mentoring SMA Negeri 1 kelas XI maka penulis juga menyebarkan angket kepada 35 responden yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan empat alternatif jawaban (a, b, c dan d). Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa data hasil penelitian ini maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data (angket) menjadi tabel-tabel angka persentase, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
64
1. Deskripsi Data Variabel X Tentang Kegiatan Mentoring Siswa Tabel 4.1 Pelaksanaan kegiatan mentoring di sekolah apakah berjalan dengan baik No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
23
65,72
2
Sering
7
20
3
Kadang-kadang
4
11,42
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring di sekolah kamu, apakah selalu berjalan dengan baik ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (65,72%), Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan mentoring disekolah selalu berjalan dengan baik dijalankan secara rutin tiap pekan yakni hari jumat baik kelompok ikhwan (laki-laki) maupun kelompok akhwat (perempuan) mereka mayoritas mengadakan kegiatannya dimasjid sekolah, berjalan dengan baik berkat kerjasama diantara pihak yang terkait yakni dengan adanya mentor-mentor yang berkomitmen dalam dakwah islam di sekolah dan juga yang terpenting semangat
dan
antusiasme
mentee/peserta
mentoring
yang
dapat
mempertahankan program mentoring sehingga tetap berkesinambungan, dan inilah yang menjadi harapan sekolah.
65
Tabel 4.2 Siswa selalu mengikuti kegiatan mentoring No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
3
8,57
2
Sering
29
82,85
3
Kadang-kadang
2
5,72
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan mentoring setiap pekan? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (82,85%). Hal ini menunjukan bahwa siswa/i sering mengikuti kegiatan mentoring yang diadakan sekolah secara rutin tiap pekan yakni hari jumat, karena siswa/i sebagian telah menyadari akan pentingnya pendidika agama islam yang dapat menuntun mereka menjadi siswa yang baik sehingga mereka memilih program mentoring sebagai wahana untuk menuntut ilmu dan bershilaturahmi. Tabel 4.3 Mentoring dilaksanakan sesuai jadwal/durasi yang tersedia (1-2 jam) No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
1
2,86
2
Sering
12
34,28
3
Kadang-kadang
16
45,72
4
Tidak Pernah
6
17,14
66
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah mentoring dilaksanakan sesuai jadwal ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab kadang-kadang dengan angka prosentase (45,72), Hal ini menunjukan bahwa mentoring dilaksanakan tidak selalu dan tidak mesti sesuai jadwal karena mentoring bisa juga berubah jadwalnya bisa berganti hari atau jam berdasarkan kesepakatan antara mentor dan mentee, selama
tidak
mengganggu waktu pelajaran siswa hal ini dibolehkan.
Tabel 4.4 Menghadiri kegiatan mentoring selalu datang dengan tepat waktu No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
14
40
2
Sering
13
37,14
3
Kadang-kadang
7
20
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Ketika menghadiri mentoring disekolah, apakah kamu selalu datang tepat waktu ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (40%). Hal ini menunjukan bahwa siswa selalu datang tepat waktu ketika menghadiri kegiatan mentoring yaitu ba’da sholat jumat pukul 13.00, karena diantara mentor dan mentee telah
67
mempunyai kesepakatan untuk selalu berusaha datang tepat pada waktunya, dan jika terjadi halangan diantara mereka saling berkomunikasi. Sehingga peserta mentor telah mempunyai rasa tanggung jawab terhadap apa yang yang menjadi tugasnya dan ini merupakan hasil bentukan dari manfaat kegiatan ini.
Tabel 4.5 Mentor selalu memberikan tugas atau menegur ketika ada yang tidak hadir No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
8
22,86
2
Sering
3
8,57
3
Kadang-kadang
5
14,28
4
Tidak Pernah
19
54,29
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Jika kamu tidak mengikuti kegiatan mentoring, apakah mentor kamu selalu memberikan tugas atau menegur? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab tidak pernah dengan angka prosentase (54,29%). Hal ini menunjukan bahwa ketika ada peserta mentoring yang tidak hadir, mentornya jarang memberikan tugas atau bahkan tidak pernah, dan hal inilah yang menjadi kekurangan dari para mentor.
68
Tabel 4.6 Apakah mentoring merupakan kegiatan yang disukai No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
14
40
2
Sering
20
57,14
3
Kadang-kadang
-
-
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah kegiatan mentoring merupakan program yang kamu sukai ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab Sering dengan angka prosentase (57,14%). Hal ini menunjukan mayoritas responden menyukai kegiatan mentoring di SMA Negeri 1 Parung, hal ini dapat terlihat dari antusiasme siswa/i dalam mengikuti kegiatan mentoring. Yang menjadikan mereka menyukai kegiatan ini adalah mereka melihat manfaat yang didapatkan dari setiap pertemuan mentoring, karena dalam mentoring di sini tidak bersifat formal, jadi peserta mentoring bisa dengan senang belajar tentang islam secara bersama yang dipandu dengan mentor, selain itu peserta bisa sharing dan mencurahkan rasa hatinya secara nyaman ketika mereka mempunyai persoalan baik persoalan pribadi maupun temantemannya di sekolah, dan juga model pembelajaran yang tidak membosankan seperti dengan adanya games-games yang mendidik sehingga mereka merasa tertarik dan menyukai kegiatan mentoring.
69
Tabel 4.7 Motivasi mengikuti kegiatan mentoring No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
26
74,28
2
Sering
4
11,43
3
Kadang-kadang
4
11,43
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah motivasi kamu mengikuti kegiatan mentoring benarbenar kesadaran sendiri akan pentingnya pendidikan islam? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (74,28%). Hal ini membuktikan bahwa siswa mengikuti kegiatan mentoring memang benar-benar atas dasar kesadaran sendiri akan pentingnya pendidikan islam, bukan atas dasar paksaan dari manapun, mereka menyadari bahwa ditengah semakin meningkatnya kenakalan remaja seperti tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, penggunaan Narkoba dan lain-lain, sehingga mereka merasa terketuk hatinya untuk mencari tempat yang dapat membentengi imannya sehingga tidak terjerumus dalam berbagai macam kenakalan remaja tersebut.
70
Tabel 4.8 Siswa mengikuti kegiatan mentoring dari awal sampai akhir No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
15
42,86
2
Sering
14
40
3
Kadang-kadang
5
14,28
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah dalam kegiatan mentoring berlangsung kamu mengikutinya dari awal sampai akhir ? Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (42,86%). Hal ini menunjukan siswa mengikuti kegiatan mentoring dari awal sampai akhir kegiatan, ini menunjukan sikap kedisiplinan mereka dan kesadaran akan pentingnya pendidikan islam, mereka sangat disiplin ketika kegiatan belum selesai mereka tidak meninggalkan tanpa alasan.
Tabel 4.9 Bertanya ketika ada materi yang kurang difahami No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
6
17,14
2
Sering
8
22,86
3
Kadang-kadang
20
57,14
4
Tidak Pernah
1
2,86
71
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah kamu bertanya ketika ada materi yang kurang difahami? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (57,14%). Hal ini menunjukan bahwa siswa/i yang mengikuti kegiatan sudah aktif dan berpartisipasi yang ditandai dengan seringnya mereka bertanya ketika ada materi yang kurang difahami atau ketika mereka ragu terhadap permasalahan yang dihadapi mereka bisa bertanya dan berbagi dalam kegiatan ini. Dengan rasa kedekatan secara emosional antara mentor dan mentee sehingga mereka merasa nyaman untuk bertanya dan berpendapat. Tabel 4.10 Ketika mentor meminta untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat kemudian siswa langsung melaksanakannya No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
11
31,43
2
Sering
14
40
3
Kadang-kadang
9
25,71
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah ketika mentormu meminta kamu untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat kemudian kamu langsung melaksanakannya ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (40%). Hal ini memunjukan bahwa siswa
72
selalu menjawab pertanyaan/memberikan pendapatnya ketika diminta oleh mentor karena mentoring sifatnya tidak formal dan bisa lebih terbuka, sehingga siswa/i lebih nyaman ketika menyampaikan pendapat atau ide-ide atau bahka ilmu-ilmu yang dimiliki siswa bisa disampaikan, dan dapat bertanya mengenai materi yang kurang difahami maupun permasalahan lainnya dalam lingkungan kehidupannya, dan hal ini lah yang diharapkan para mentor.
Tabel 4.11 Mentor selalu memberikan motivasi, baik melalui ucapan atau melalui games/permainan sebelum kegiatan inti dilaksanakan No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
19
54,28
2
Sering
11
31,43
3
Kadang-kadang
3
8,57
4
Tidak Pernah
2
5,72
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah mentor kamu selalu memberikan motivasi baik melalui ucapan atau melalui games/permainan sebelum kegiatan dilaksanakan ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (54,28%). Hal ini menunjukan bahwa mentor selalu memberikan motivasi sebelum kegiatan dilaksanakan dengan berbagai cara seperti dengan games atau permainan islami yang mendidik, dengan simulasi atau kalimat-kalimat motivasi yang dapat membangkitkan motivasi
73
dan minat siswa/i untuk mengikuti kegiatan belajar dalam mentoring ini, dan motivasi-motivasi yang diberikan mentor telah berhasil membawa peserta mentoring untuk antusias dan aktif dalam pembelajaran pada kegiatan mentoring.
Tabel 4.12 Sebelum memulai diskusi atau penyampaian materi selalu diawali dengan tilawah Quran (membaca Al-quran) No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
33
94,28
2
Sering
1
2,86
3
Kadang-kadang
-
-
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Sebelum memulai diskusi atau penyampaian materi apakah selalu diawali dengan tilawah Quran (membaca Al-Quran) ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (94,28%). Hal ini menunjukan bahwa sebelum materi disampaikan selalu diawali dengan pembacaan Al-Quran beberapa ayat oleh 1 orang, atau dengan metode tadarus tiap peserta membaca beberapa ayat dan kemudian dilanjutkan oleh siswa lain ini mendidik siswa untuk membiasakan membaca Al-Quran baik dirumah maupun dilsekolah, juga untuk mengetahui sejauhmana bacaan Al-quran siswa sehingga ketika ada yang bacaan al-qurannya masih belum lancar maka mentor dapat mengajarinya agar semakin baik bacaannya.
74
Tabel 4.13 Mentor pernah memberikan tugas No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
1
2,86
2
Sering
-
-
3
Kadang-kadang
12
34,28
4
Tidak Pernah
22
62,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah mentor kamu pernah memberikan tugas ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab tidak pernah dengan angka prosentase (62,86%). Hal ini menunjukan bahwa mentor tidak pernah memberikan tugas kepada mentee dan ini merupakan suatu kelemahan yang harus diperbaiki.
Tabel 4.14 Disetiap akhir pembelajaran dalam mentoring, mentor selalu memberikan kesimpulan yang telah dibahasnya No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
20
57,15
2
Sering
10
28,57
3
Kadang-kadang
4
11,42
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
75
Pertanyaan: Disetiap akhir pembelajaran dalam kegiatan mentoring, apakah mentor kamu selalu memberikan kesimpulan materi yang telah dibahasnya Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (57,15%). Hal ini menunjukan bahwa mentor sudah siap dalam menyampaikan materi dan membimbing siswa/i dalam kegiatan mentoring. Mentor selalu memberikan kesimpulan materi yang telah dibahasnya baik materi yang disampaikan maupun dari berbagai pertanyaanpertanyaan siswa dan pendapat siswa diakhir kegiatan mentor menyimpulkan, hal ini untuk mengingatkan kembali materi yang baru saja disampaikan, dan juga untuk mengerucutkan arah tujuan materi yang dibahas bersama.
Tabel 4.15 Metode yang digunakan mentor sudah tepat sehingga mudah difahami No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
18
51,43
2
Sering
13
37,14
3
Kadang-kadang
3
8,57
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Menurutmu apakah metode yang digunakan mentor sudah tepat sehingga mudah difahami ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (51,43%). Hal ini menunjukan bahwa dalam kegiatan mentoring mentor menggunakan metode yang tepat sehingga mudah difahami yakni sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab karena
76
kedua metode ini sangat efektif, mentor menyampaikan materi kemudian ada sesi tanya jawab, materi disampaikan oleh mentor secara jelas kemudian diskusi dan tanya jawab sehingga siswa bisa berperan aktif. Tabel presentasi diatas dapat dibuat rekapitulasi data sebagai berikut:
Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Angket Variabel X (Kegiatan Mentoring)
No Soal
% 65,72 8,57 2,86 40 22,86 40 74,28 42,86 17,14 31,43 54,28 94,28 2,86 57,14 51,43 605,7 1
Kategori Jawaban B C F % F % 7 20 4 11,42 29 82,85 2 5,72 12 34,28 16 45,72 13 37,14 7 20 3 8,57 5 14,28 20 57,14 4 11,43 4 11,43 14 40 5 14,28 8 22,86 20 57,14 14 40 9 25,71 11 31,43 3 8,57 1 2,86 12 34,28 10 28,57 4 11,42 13 37,14 3 8,57 454,2 268,5 159 94 7 4
F 1 1 6 1 19 1 1 1 1 1 2 1 22 1 1
40,38
10,6
4
A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
F 23 3 1 14 8 14 26 15 6 11 19 33 1 20 18
Jumlah
212
Ratarata
14,1 3
30,28
6,27
17,90
D
60
Jumlah
% 2,86 2,86 17,14 2,86 54,29 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 5,72 2,86 62,86 2,86 2,86 171,4 7
F 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
11,43
35
100
Dari tabel diatas penulis dapat simpulkan bahwa rekapitulasi data variabel X tentang Kegiatan Mentoring Siswa Di SMA Negeri 1 Parung yaitu “Sangat Baik” hal ini dapat dilihat dari hasil presentase yaitu: “A” dengan rata-rata presentase 40,38%, “B” dengan rata-rata presentase 30,28%, “C”
77
dengan rata-rata presentase 17,90%, “D” dengan rata-rata presentase 11,43%, dengan demikian jumlah jawaban terbanyak adalah jawaban “A” sejumlah 40,38% artinya hasil presentase variabel X yaitu Sangat Baik karena mayoritas siswa telah mengikuti kegiatan mentoring dengan baik yang ditandai dengan motivasi siswa benar-benar atas kesadaran sendiri akan pentingnya pendidikan islam bagi remaja, dan siswa senantiasa datang tepat waktu dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, dan hal lain yang mendukung juga adalah komitmen dan semangat para mentor untuk menyampaikan dakwah islam di sekolah, serta menggunakan metode yang tepat sehingga dapat menarik minat dan motivasi siswa seperti dengan games atau permainan yang mendidik sehingga siswa tetap komitmen dalam mengikuti kegiatan mentoring. Dari rekapitulasi data angket variabel X hasil jawaban tersebut diatas dapat dijelaskan dengan tabel perskoran dibawah ini:
Tabel 4.17 Hasil Jawaban Siswa/i Tentang Kegiatan Mentoring (Variabel X) No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 3 3 4 4 4 1 4 4 4 2 3
2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3
3 3 3 4 3 2 1 3 2 1 2 1
4 2 4 4 3 2 1 4 2 4 3 4
5 1 1 4 4 1 1 4 3 2 1 1
6 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 3
7 4 4 4 4 4 1 4 4 2 3 2
Nomor Soal 8 9 10 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 2 2 1 1 1 4 2 3 4 2 4 2 2 2 3 2 3 3 2 3
11 3 4 4 4 4 1 4 4 2 2 3
12 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4
13 1 1 4 1 1 1 1 2 2 1 1
14 3 3 4 3 4 1 2 4 4 4 3
15 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3
Jumlah 41 50 56 52 43 15 48 49 42 39 39
78
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3
3 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 1 3 2
4 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4
1 3 2 1 4 4 1 3 4 1 3 4 2 3 4 1 4 4 4 4 4 1 4 3 1 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 1 3 4 1 3 2 1 4 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 1 3 4 1 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 Jumlah
4 4 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3
2 2 3 2 4 4 2 2 4 3 2 4 2 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2
4 4 4 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 2 4 3 3
3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 1 4 2 4 4 4 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2
4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4
2. Deskripsi Data Variabel Y (Akhlak Siswa) Tabel 4.18 Ketika bertemu dengan guru-guru di sekolah mengucapkan salam No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
5
14,28
2
Sering
19
54,28
3
Kadang-kadang
10
28,58
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
46 52 48 45 42 46 51 41 44 47 44 53 49 42 30 48 42 49 48 49 42 48 52 47 1579
79
Pertanyaan: Apakah ketika bertemu dengan guru-guru disekolah kamu mengucapkan salam, menyapa dan bersalaman ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (54,28%). Hal ini menunjukan mayoritas yang mengikuti mentoring ketika bertemu dengan guru-guru disekolah mengucapkan salam, menyapa dan bersalaman hal ini merupakan cermin akhlak yang mulia dan inilah yang diharapkan dari sebuah pendidikan islam yakni kegiatan mentoring.
Tabel 4.19 Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, siswa menghormatinya dengan cara memperhatikan dengan sopan dan tidak membuat keributan No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
9
25,72
2
Sering
18
51,43
3
Kadang-kadang
5
14,28
4
Tidak Pernah
3
8,57
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, apakah sikap kamu menghormatinya dengan cara memperhatikan dengan sopan dan tidak membuat keributan ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (51,43%). Hal ini menunjukan mayoritas bahwa siswa sudah mempunyai akhlak yang baik yang terlihat dengan cara mereka menghormati guru ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran
80
dengan cara memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru ketika belajar dikelas dan tidak membuat keributan. Tabel 4.20 Ketika guru sedang mengajak berbicara siswa memperhatikan dan mendengarkannya dengan baik No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
13
37,14
2
Sering
19
54,28
3
Kadang-kadang
2
5,72
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Ketika guru sedang mengajak berbicara apakah kamu memperhatikan dan memperhatikannya dengan baik ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (54,28%). Hal ini menunjukan mayoritas yang mengikuti kegiatan mentoring mempunyai akhlak yang baik yang ditandai dengan memperhatikan ketika guru sedang mengajaknya berbicara, menyampaikan jawaban dengan sopan, dan tidak bersikap acuh karena mereka menyadari akan pentingnya akhlak terhadap guru itu sangatlah penting. Tabel 4.21 Bertegursapa ketika bertemu guru diluar lingkungan sekolah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
3
8,57
2
Sering
17
48,57
81
3
Kadang-kadang
14
40
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Ketika bertemu guru di luar lingkungan sekolah, apakah selalu bertegur sapa dengannya? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (48,57%). Hal ini menunjukan mentoring telah membentuk akhlakul karimah siswa sehingga siswa/i sering bertegur sapa dan bersalaman ketika bertemu dengan guru baik didalam lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah, karena akhlak dan budi pekerti yang luhur telah tertanam didalam diri siswa/i tersebut. Tabel 4.22 Ketika berbicara dengan guru di sekolah selalu bertutur kata dengan baik No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
18
51,43
2
Sering
15
42,85
3
Kadang-kadang
1
2,86
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Ketika berbicara dengan guru disekolah, apakah kamu selalu bertutur kata dengan baik ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (51,43%). Hal ini menunjukan bahwa dengan
82
kegiatan mentoring maka siswa mempunyai akhlak yang baik dan sopan dengan selalu bertutur kata dengan baik ketika berbicara dengan guru maupun kepada petugas sekolah lainnya. Tabel 4.23 Bertutur kata dengan sopan kepada teman No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
1
2,86
2
Sering
17
48,57
3
Kadang-kadang
16
45,71
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah kamu selalu bertutur kata dengan sopan kepada teman ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (48,47%). Hal ini menunjukan mentoring telah berhasil membentuk akhlak siswa/i peserta mentoring sehingga mereka bisa bersikap baik ramah dan berbicara dengan sopan meskipun kepada siswa atau temannya sendiri, karena biasanya ketika berbicara kepada teman dengan kata-kata yang kasar, tetapi siswa/i disini sudah menunjukan sikapnya yang baik yang mencerminkan kepribadian pelajar muslim. Tabel 4.24 Berbicara dengan sopan dan taat akan perintah orang tua No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
14
40
2
Sering
17
48,57
3
Kadang-kadang
3
8,57
83
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Ketika dirumah, apakah kamu selalu berbicara sopan kepada orang tua dan selalu taat akan perintah orang tua ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (48,57%). Hal ini menunjukan mayoritas siswa yang mengikuti kegiatan mentoring berkahlak baik berdasarkan hasil jawaban mereka bahwa mereka berbicara sopan dan ramah kepada orang tua dan kepada anggota keluarga lainnya dirumah dan taat akan perintah orang tua, tidak membantah selama perintah orang tua tersebut baik dan tidak melenceng.
Tabel 4.25 Datang ke sekolah tepat pada waktunya No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
21
60
2
Sering
9
25,71
3
Kadang-kadang
5
14,28
4
Tidak Pernah
-
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah kamu datang ke sekolah tepat pada waktunya ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu dengan angka prosentase (60%). Hal ini menunjukan mayoritas siswa/i yang mengikuti kegiatan mentoring selalu datang kesekolah tepat pada
84
waktunya karena telah tumbuh sikap disiplin mereka akan pentingnya menghargai waktu sehingga mereka selalu datang ke sekolah tepat waktu sehingga tidak terlambat ini merupakan cerminan siswa yang berakhlakul karimah. Tabel 4.26 Pernah datang terlambat datang ke sekolah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
23
65,71
2
Sering
11
31,43
3
Kadang-kadang
1
2,86
4
Tidak Pernah
-
-
35
100
Jumlah
Pertanyaan: Apakah kamu pernah datang terlambat kesekolah ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab tidak pernah terlambat datang ke sekolah dengan angka prosentase (65,71%). Hal
ini
menunjukan
bahwa
dengan
mentoring
dapat
membantu
mendisiplinkan siswa akan peraturan sekolah sehingga siswa datang ke sekolah tidak pernah terlambat dan menghargai peraturan yang dibuat oleh sekolah. Tabel 4.27 Bolos sekolah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
21
60
2
Sering
14
40
3
Kadang-kadang
-
4
Tidak Pernah
-
85
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah kamu pernah bolos sekolah ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab tidak pernah bolos sekolah dengan angka prosentase (60%). Hal ini menunjukan dengan aktifnya siswa/i dalam kegiatan mentoring tentunya dapat menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar yang tugasnya adalah menuntut ilmu sehingga dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran terhadap aturan sekolah sehingga sebagian besar siswa kelas XI tidak pernah bolos sekolah, karena dikhawatirkan biasanya siswa yang bolos sekolah melakukan kenakala-kenakalan seperti tawuran.
Tabel 4.28 Mentaati peraturan sekolah dengan berpakaian rapi No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
23
65,72
2
Sering
9
25,71
3
Kadang-kadang
3
8,57
4
Tidak Pernah
-
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah kamu selalu mentaati peratutran sekolah dengan selalu berpakaian rapi dan mengenakan atribut sekolah ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab selalu mentaati peraturan sekolah dengan angka prosentase (65,72%). Hal ini menunjukan bahwa siswa selalu mentaati peraturan sekolah dengan selalu berpakaian rapi dan mengenakan atribut sekolah sikap ini timbul dari
86
kesadarannya akan pentingnya taat terhadap aturan karena setiap aturan yang dibuat itu pada dasarnya adalah dalam rangka bagian dari pendidikan dan siswapun sadar akan pentingnya tampil rapi sehingga dapat memunculkan citra yang baik. Tabel 4.29 Tidak melanggar aturan yang dibuat oleh sekolah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
15
42,86
2
Sering
20
57,14
3
Kadang-kadang
-
4
Tidak Pernah
-
-
35
100
Jumlah
Pertanyaan: Apakah kamu pernah melanggar aturan yang dibuat oleh sekolah ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab kadang-kadang dengan angka prosentase (57,14%). Hal ini menunjukan mayoritas responden menjawab bahwa kadang-kadang pernah melanggar aturan yang dibuat oleh sekolah, mungkin mereka melanggar bukan tanpa alasan, pasti karena alasan yang jelas. Tabel 4.30 Berlaku jujur ketika ujian (tidak menyontek) No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
15
42,86
2
Sering
18
51,42
87
3
Kadang-kadang
1
2,86
4
Tidak Pernah
1
2,86
Jumlah
35
100
Pertanyaan: Apakah kamu selalu berlaku jujur ketika ujian (tidak nyontek)? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering berlaku jujur dengan angka prosentase (51,42%). Hal ini menunjukan pendidikan akhlak tentang pentingnya berlaku jujur menjadikan siswa senantisa sering berlaku jujur ketika ujian, artinya siswa tidak menyontek ketika sedang ujian, dan merekapun telah mentaati peraturan sekolah. Karena merekapun menyadari bahwa mencontek adalah perbuatan yang tidak baik, hal ini mendidik siswa/i agar selalu giat belajar sehingga ketika ujian sudah menguasai pelajaran sebelumnya.
Tabel 4.31 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
10
28,57
2
Sering
18
51,43
3
Kadang-kadang
7
20
4
Tidak Pernah
-
-
35
100
Jumlah
Pertanyaan: Apakah kamu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
88
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering dengan angka prosentase (51,43%). Hal ini menunjukan bahwa siswa sering mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru karena mereka sadar akan pentingnya pendidikan dan bahwa apapun tugas yang diberikan oleh guru itu semata-mata adalah untuk mendidik agar menjadi pelajar yang cerdas dalam berbagai bidang dan merupakan bentuk akhlak mereka terhadap guru
Tabel 4.32 Tidak membantah perintah guru No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
1
Selalu
21
60
2
Sering
12
34,28
3
Kadang-kadang
2
5,72
4
Tidak Pernah
-
-
35
100
Jumlah
Pertanyaan: Apakah kamu pernah membantah perintah guru ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab tidak pernah membantah perintah guru dengan angka prosentase (60%). Hal ini menunjukan bahwa mentoring mampu membentuk siswa menjadi manusia yang beradab dan berakhlak baik terhadap guru sehingga siswa/i tidak pernah membantah perintah guru, ketika guru memberikan tugas lalu mereka mengerjakan dan merekapun taat akan perintah dan larangan guru yang
89
berkaitan dengan sekolah, ini merupakan cerminan pelajar yang berakhlak mulia dan cerdas secara intelektual. Tabel presentasi diatas dapat dibuat rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 4.33 Rekapitulasi Data Angket Variabel Y (Akhlak Siswa) No Soal
A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
F 5 9 13 3 18 1 14 21 23 21 23 15 15 10 21
Jumlah
212
Ratarata
14,1 3
% 14.28 25,72 37,14 8,57 51,43 2,86 40 60 65,71 60 65,72 42,86 42,86 28,57 60 591,4 4 39,43
Kategori Jawaban B C F % F % 19 54,28 10 28,58 18 51,43 5 14,28 19 54,28 2 5,72 17 48,57 14 40 15 42,85 1 2,86 17 48,57 16 45,71 17 48,57 3 8,57 9 25,71 5 14,29 11 31,43 1 2,86 14 40 9 25,71 3 8,57 20 57,14 18 51,42 1 2,86 18 51,43 7 20 12 34,28 2 5,72 665,6 200,0 233 70 7 2 15,5 44,38 4,67 13,34 3
Jumlah
D F 1 3 1 1 1 1 1 1 10 0,67
% 2,86 8,57 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 28,5 9
F 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1,91
35
100
Dari tabel diatas penulis dapat simpulkan bahwa rekapitulasi data variabel Y tentang Akhlak Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung yaitu “Baik” hal ini dapat dilihat dari hasil presentase yaitu: “A” dengan rata-rata presentase 39,43%, “B” dengan rata-rata presentase 44,38%, “C” dengan rata-
90
rata presentase 13,34%, “D” dengan rata-rata presentase 1,91%, dengan demikian jumlah jawaban terbanyak adalah jawaban “B” sejumlah 44,38% artinya hasil presentase variabel Y yaitu Baik, siswa SMA Negeri 1 Parung berakhlak baik kepada guru disekolah kepada orang tua dan kepada teman, serta telah tumbuhnya sikap disiplin akan aturan yang dibuat oleh sekolah. Dari rekapitulasi data angket variabel Y hasil jawaban tersebut diatas dapat dijelaskan dengan tabel penskoran dibawah ini:
Tabel 4.34 Hasil jawaban siswa/i Tentang Akhlak (Variabel Y) No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 2 3 4 3 4 1 2 2 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3
2 3 3 4 1 3 1 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3
3 3 4 4 3 3 1 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3
4 2 3 4 3 2 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 4 3 3 4 2
5 4 4 4 4 4 1 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4
6 3 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3
Nomor Soal 7 8 9 10 3 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4
12 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3
13 4 3 3 4 3 4 3 1 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4
14 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 2 4 3 2 4 3 4 2 3 3 4 2
15 4 4 4 4 4 2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3
Jumlah 49 50 52 50 48 37 48 43 35 51 47 46 48 50 46 46 52 49 47 47 55 53 59 50
91
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2
1 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3
3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3
3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2
3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 Jumlah
2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4
3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4
3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3
4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4
3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3
3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3
4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3
45 48 50 48 53 49 51 42 52 49 47 1692
C. Analisis Data Penelitian Tentang Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung Data yang penulis kumpulkan terdiri dari dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y, untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variabel tersebut, maka dari data yang penulis kumpulkan akan dianalisa dengan statistik. Analisa ini dilakukan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka penulis menggunakan uji korelasi dengan rumus SPSS. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung, maka teknik analisis yang menguji hipotesis adalah analisis statistic product moment karl person yang menghasilkan koefisien determinasi dan analisis regresi sederhana dengan bantuan komputer program SPSS 16.0 for windows. Adapun hasil analisis adalah sebagai berikut: Tabel 4.35
92
Hasil korelasi person variabel kegiatan mentoring dengan akhlak siswa Correlations Akhlak Pearson Correlation
Akhlak
1.000
.556
.556
1.000
.
.000
.000
.
Akhlak
35
35
Mentoring
35
35
Mentoring Sig. (1-tailed)
Akhlak Mentoring
N
Mentoring
Tabel 4.36 Nilai Korelasi Nilai Korelasi Korelasi 0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-0,90 0,91-0,99 1
Korelasi keeratan sangat Lemah Korelasi keeratan lemah Korelasi keeratan kuat Korelasi keeratan sangat kuat Korelasi keeratan sangat kuat sekali Berarti korelasi sempurna
Hipotesis penelitian Ha : Adanya pengaruh antara kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung Ho: Tidak adanya pengaruh antara kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung
93
Keputusan: Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,556, berdasarkan tabel korelasi, angka 0,556 berada diantara 0,400,70, maka hal ini menunjukan korelasi keeratan kuat. Arah hubungan antar variabel bersifat positif karena tidak ada tanda negatif pada r hitung, dengan demikian hubungan ini menunjukan bahwa semakin besar atau semakin baik kegiatan mentoring akan membentuk akhlak siswa, demikian pula sebaliknya. Dengan membandingkan r hitung dengan r tabel maka dapat diketahui r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 1% dan 5% dengan N berjumlah 35. Berdasarkan koefisien korelasi yang diperoleh dapat dituliskan r tabel (5% 0,325)< r hitung (0,556)> r tabel (1% 0,418). Dengan demikian dapat difahami bahwa r hitung lebih besar dari r tabel baik pada taraf signifikansi (5% 0,325) maupun (1% 0,418). Sehingga dapat dibuat interpretasi bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan kuat antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Model Summaryb
Model 1
R .556a
R Square .309
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .288
3.77802
Durbin-Watson 1.684
a. Predictors: (Constant), mentoring b. Dependent Variable: akhlak
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa angkla R Square adalah 0,309 (R Square disebut dengan koefisien determinasi, yaitu pengkuadratan
94
dari koefisien korelasi). Dalam hal ini dapat diartikan bahwa 30,9% akhlak siswa dapat dijelaskan oleh variabel kegiatan mentoring, sedangkan sisanya 69,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Perhitungan diatas menunjukan bahwa kegiatan mentoring memiliki sumbangan yang berarti sebesar 30,9% walaupun tidak mencapai 100%. Hal ini disebabkan karena yang membentuk akhlak siswa bukan hanya dengan kegiatan mentoring, akan tetapi harus adanya dukungan dari pihak lain seperti dari orang tua dan lingkungan tempat tinggal yang baik.
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
210.862
1
210.862
Residual
471.024
33
14.273
Total
681.886
34
F 14.773
Sig. .001a
a. Predictors: (Constant), mentoring b. Dependent Variable: akhlak
Berdasarkan uji ANOVA (analisis varian) atau F test pada tabel diatas dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 14.773 dengan tingkat signifikan 0,001. Oleh karena probabilitas (0,001) jauh lebih kecil dari 0,05 (dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau a = 5%), maka model regresi bisa dipakai untuk menguji hipotesis berdasarkan bab 1 yang dikemukakan adalah : Ha : adanya pengaruh antara kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung.
95
Ho : tidak adanya pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung.
Berdasarkan hasil nilai regresi diatas didapatkan bahwa nilai p value (0,001) lebih kecil dari nilai a (0,05) sehingga tolak Ho, artinya terdapat pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung. Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
32.865
4.077
Mentoring
.343
.089
Coefficients Beta
T
.556
Sig.
8.061
.000
3.844
.001
a. Dependent Variable: akhlak
Tabel diatas menggambarkan persamaan regresi, yaitu: Y=32,865+0,343 X Dimana: Y= akhlak siswa X= kegiatan mentoring
Konstanta sebesar 32,865 menyatakan bahwa jika tidak ada kegiatan mentoring, maka akhlak siswa adalah 32,865. Koefisien regresi sebesar 0,343 menyatakan bahwa setiap penambahan kegiatan mentoring akan dapat membentuk akhlak siswa sebesar 0,343. Sedangkan angka korelasi (0,556)
96
untuk regresi sederhana juga merupakan angka standardized coefficients (beta). Nilai t pada statistik pada tabel koefisien diatas digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (akhlak siswa). Dengan demikian selain menggunakan nilai r hitung, nilai t statistik dapat digunakan pula untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Dasar pengambilan keputusan: a. Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Berdasarkan tabel diatas diketahui t hitung sebesar 3.844. sedangkan t tabel dengan taraf 5% dan df (derajat kebebasan) 33 adalah 2,033. karena t hitung (3,844) > t tabel (2,033), maka Ho ditolak dan Ha diterima. b. Berdasarkan probabilitas Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak Keputusan: berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa ada kolom sig adalah 0,001, atau probabilitas jauh dibawah 0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kegiatan mentoring benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap variabel akhlak siswa.
97
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dilapangan tentang Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan rekapitulasi variabel X mengenai Kegiatan Mentoring di SMA Negeri 1 Parung yaitu Sangat Baik, hal ini dapat dilihat dari ratarata presentase jawaban responden yaitu “A” dengan rata-rata presentase 40,38%, “B” dengan rata-rata presentase 30,28%, “C” dengan rata-rata presentase 17,90%, dan jawaban “D” dengan rata-rata presentase 11,43%. Dengan demikian jumlah jawaban terbanyak adalah jawaban “A” yaitu dengan rata-rata presentase 40,38%. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa kegiatan Mentoring siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Parung sudah berjalan dengan sangat baik, karena kegiatan ini merupakan program unggulan yang diterapkan di SMA Negeri 1 Parung, dan hal ini juga dapat terlihat dengan berjalannya secara rutin tiap pekan baik kelompok laki-laki maupun kelompok perempuan, serta
98
dengan bagusnya antusiasme dan semangat siswa/i yang mengikuti karena dengan didukung metode yang digunakan para mentor sangat menarik yakni metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa merasa nyaman mengikuti kegiatan ini. 2.
Berdasarkan rekapitulasi variabel Y mengenai Akhlak Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Parung yaitu “Baik”, hal ini dapat dilihat dari rata-rata presentase jawaban responden yaitu “A” dengan rata-rata presentase 39,43%, “B” dengan rata-rata presentase 44,38%, “C” dengan rata-rata presentase 13,34%, dan jawaban “D” dengan rata-rata presentase 1,90%. Dengan demikian jumlah jawaban terbanyak adalah jawaban “B” yaitu dengan rata-rata presentase 44,38%. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa Akhlak Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Parung kondisinya baik sudah berakhlakul karimah seperti bersopan santun, berkata dengan ramah kepada siapapun, baik kepada guru dengan cara bersalaman dan menyapa, kepada orang tua di rumah sopan dan taat maupun kepada temannya sendiri, dan disiplin waktu sekolah dan taat akan peraturan di SMA Negeri 1 Parung.
3.
Kegiatan mentoring terbukti berpengaruh terhadap akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung. Hal ini dibuktikan dengan hasil r hitung dan t hitung yang lebih besar dari pada r tabel dan t tabel. Berdasarkan tabel interpretasi nilai “r” 0,556 berada diantara 0,40-0,70 yang berarti nilai korelasi antara variabel X (Kegiatan mentoring ) dan variabel Y (akhlak siswa) keeratannya kuat. Adapun besar sumbangan efektif variabel
99
kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa sebesar 30,9% dengan persamaan regresi 32.865+0,343 X. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa korelasi antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa memiliki pengaruh yang kuat, maka hipotesis nol (Ho) ditolak, hal ini berarti Hipotesis Alternatif (Ha) diterima, dengan kata lain Mentoring Mempunyai Pengaruh yang kuat Terhadap Akhlak Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Parung, karena kegiatan mentoring sudah berjalan dengan baik, siswa disiplin dalam mengikuti kegiatannya sehingga dapat membentuk akhlakul karimah.
B. Saran 1.
Untuk para pementor hendaknya terus melakukan pengembangan ideide kreatif untuk menciptakan berbagai program kegiatan, metode, media dan games-games yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa/i yang telah aktif dalam mentoring bisa tetap istiqomah berkontribusi dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, dan bagi siswa/i yang belum ikut bisa terketuk hatinya untuk terlibat dalam kegiatan mentoring guna menginternalisasikan nilai-nilai islam khususnya akhlakul karimah pelajar.
2.
Hendaknya para siswa/i peserta mentoring SMA Negeri 1 Parung tetap istiqomah
dalam
kegiatan
mentoring
tersebut
sehingga
dapat
meningkatkan akhlakul karimah dan wawasan keislaman yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menjadi teladan
100
bagi siswa/i yang lainnya sehingga tercermin pelajar yang beriman, berilmu, beramal dan berkepribadian muslim. Hendaknya juga siswa/i yang aktif dalam mentoring mengajak teman-teman pelajar SMA Negeri 1 Parung yang belum mengikuti kegiatan mentoring agar mau mengenal dan aktif sehingga dapat membantu pembentukan akhlak pelajar yang islami. 3.
Untuk sekolah hendaknya mewajibkan kepada seluruh siswa/i muslim khususnya kelas X dan kelas XI untuk mengikuti kegiatan mentoring dan memasukan nilai mentoring kedalam raport, sehingga dapat membantu mewujudkan pelajar yang mempunyai pemahaman islam secara benar dan berpengetahuan, khususnya pengetahuan islam, membentuk pelajar yang berakhlak baik serta meminimalisir terjadi kenakalan remaja dan tawuran antar pelajar.
101
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 1998. Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2006. Aminuddin. Pendidikan Agama Islam. Bogor: Ghalia Indonesia. 2002. Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2006. Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Maghfiroh Pustaka. 2006. Hadian, Novi. Super Mentoring Senior, Cet-3. Bandung: Syaamil Cipta Media. 2003. Hakim, Atang Abdul. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1999. Halim, M. Nipan Abdul. Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2000. Kementerian P dan K. Kamus Besar Bahasa Indonesia. edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustakan. 2002. Lubis, Satria Hadi. Menjadi Murobbi Sukses. Jakarta: Kreasi Cerdas Utama. 2003. ___________, Rahasia Kesuksesan Halaqoh (Usroh). Tangerang: Fatahillah Bina Alfikri Press. 2006. Mahmud, Ali Abdul Halim. Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin. Solo: Era Intermedia. 2011. Makbullah, Deden. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. 2011. Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Rajawali Pers. 2011. ___________, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2004. Ridjaluddin F. N. Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI UHAMKA. 2009.
102
Ruswandi, Muhammad. Manajemen Mentoring. Bandung: Syaamil. 2007. Sajirun, Muhammad. Manajemen Halaqah Efektif. Solo: Era Adicitra Intermedia. 2011. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2004. Zahruddin dan Sinaga Hasanuddin. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2004. Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.
103
104
105
106
107
ANGKET PENELITIAN
“PENGARUH KEGIATAN MENTORING TERHADAP AKHLAK SISWA SMA NEGERI 1 PARUNG” I.
Identitas siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan II. Petunjuk pengisian a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan! b. Angket ini merupakan tes untuk mengetahui keterangan atau pendapat anda secara pribadi, bantuan atau kerjasama dari teman! c. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai menurut pendapat anda di bawah ini! d. Setelah selesai mengerjakan, soal angket mohon dikembalikan kembali! III. Butir-butir soal Variabel X (kegiatan Mentoring) 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring /rohis di sekolah kamu, apakah selalu berjalan denga baik? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Berapa kali dalam seminggu biasanya kamu mengikuti kegiatan mentoring /rohis? a. Tidak pernah c. 1 kali b. 2-3 kali d. Tidak menentu 3. Berapa jam biasanya kamu mengikuti kegiatan mentoring /rohis? a. 2-3 jam c. 0,5 - 1 jam b. 1,5 - 2 jam d. Tidak menentu 4. Ketika menghadiri kegiatan mentoring /rohis di sekolah, apakah kamu selalu datang tepat waktu? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Jika kamu tidak mengikuti kegiatan mentoring /rohis, apakah mentor kamu selalu memberikan tugas atau menegur? a. Selalu c. Kadangkadang
108
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
b. Sering d. Tidak pernah Apakah kegiatan mentoring /rohis merupakan program yang kamu sukai? a. Sangat suka c. Kurang suka b. Suka d. Tidak suka Apakah motivasi kamu mengikuti kegiatan mentoring /rohis itu benarbenar kesadaran sendiri akan pentingnya pendidikan Islam? a. Ya, selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah Apakah dalam kegitan mentoring /rohis berlangsung, kamu mengikutinya dari awal sampai akhir? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah Apakah kamu bertanya ketika ada materi yang kurangi dipahami? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah Apakah ketika mentormu meminta kamu untuk jawab pertanyaan atau memberikan pendapat kemudian kamu langsung melaksanakannya? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah Apakah mentor kamu selalu memberikan motivasi baik melalui ucapan atau melalui games/permainan sebelum kegiatan dilaksanakan? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah Sebelum memulai diskusi atau penyampaian materi apakah selalu diawali dengan Tilawatil Qur’an? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah Apakah mentor kamu pernah memberikan tugas? a. Selalu c. Kadangkadang
109
b. Sering d. Tidak pernah 14. Disetiap akhir pembelajaran kegiatan mentoring /rohis, apakah mentor kamu selalu memberikan kesimpulan materi yang telah dibahasnya? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 15. Menurutmu apakah metode yang digunakan mentor sudah tepat hingga mudah dipahami? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah
Variabel Y (Akhlak Siswa) 1. Apakah ketika bertemu dengan guru-guru di sekolah kamu mengucapkan salam, menyapa, atau bersalaman? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Ketika gurumu menjelaskan materi pelajaran, apakah sikap kamu menghormatinya dengan cara memperhatikan dengan sopan dan tidak membuat keributan? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Ketika guru sedang mengajak berbicara apakah kamu memperhatikan dan mendengarkannya dengan baik? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Ketika bertemu guru di luar lingkungan sekolah, apakah kamu selalu bertegur sapa dengannya? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Ketika berbicara dengan guru di sekolah apakah kamu selalu bertutur kata dengan baik?
110
a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 6. Apakah kamu selalu bertutur kata dengan sopan kepada teman? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 7. Ketika di rumah apakah kamu selalu berbicara dengan sopan kepada orang tua, dan selalu taat akan perintah orang tua? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 8. Apakah kamu datang ke sekolah tepat waktu? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 9. Apakah kamu pernah datang terlambat ke sekolah? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 10. Ketika datang terlambat apakah siswa mendapatkan hukuman dari sekolah? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 11. Apakah kamu selalu mentaati peraturan sekolah dengan selalu berpakaian rapi dan mengenakan atribut sekolah? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 12. Apakah kamu pernah melanggar aturan yang dibuat oleh sekolah? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 13. Apakah ketika ujian kamu pernah mencontek?
111
a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 14. Apakah kamu selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah 15. Pernahkah kamu mendapatkan hukuman ketika kamu tidak mengerjakan PR? a. Selalu c. Kadangkadang b. Sering d. Tidak pernah