PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI TUBUH TERNAK KAMBING KACANG YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF
SKRIPSI
DYAN ANJANNA PUTRI I 11110268
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
i
PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI TUBUH TERNAK KAMBING KACANG YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF
SKRIPSI
Oleh:
DYAN ANJANNA PUTRI I 111 10 268
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Dyan Anjanna Putri
NIM
: I 111 10 268
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa: a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan atau dikenakan sanksi akademik yang berlaku. 2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan sepenuhnya.
Makassar,
Februari 2014
Dyan Anjanna Putri
iii
HALAMAN PENGESAHAN Judul Penelitian
: Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Perubahan Dimensi Tubuh Ternak Kambing kacang yang di Pelihara Secara Intensif.
Nama
: Dyan Anjanna Putri
No. Pokok
: I 111 10 268
Program Studi
: Produksi Ternak
Jurusan
: Produksi Ternak
Fakultas
: Peternakan
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M.Sc NIP. 19641231 198903 1 025
Muhammad Hatta, S.Pt, M.Si NIP. 1969 1231501 1 013
Dekan Fakultas Peternakan
Ketua Jurusan Produksi Ternak
Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc NIP. 19520923 197903 1 002
Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M. Sc NIP. 19641231 198903 1 025
Tanggal Lulus :
Februari 2014
iv
RINGKASAN Dyan Anjanna Putri ( I 111 10 268), Pengaruh Jenis Kelamin Tehadap Perubahan Dimensi Tubuh Ternak Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif. Dibawah bimbingan Bapak Sudirman Baco sebagai pembimbing utama dan Bapak Muhammad Hatta sebagai pembimbing anggota. Kambing adalah binatang memamah biak berukuran sedang, yang pada umumnya merupakan ternak yang tidak terlalu sulit dalam pemeliharaannya. Produktivitas kambing dapat diukur melalui pertambahan bobot badan dan persentase karkas yang dihasilkan. Pada umumnnya pengukuran pertumbuhan dapat diketahui dengan mengukur pertambahan berat badan dan besarnya badan. Dalam hal ini pertumbuhan erat kaitannya dengan perubahan dimensi tubuh ternak. Selain itu jenis kelamin juga salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap performa produksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat laju perubahan berbagai dimensi tubuh antara kambing kacang jantan dan kambing kacang betina yang dipelihara secara intensif. Penelitian ini menggunakan analisis uji banding yaitu t-test independent sample, dengan perlakuan perbedaan jenis kelamin terhadap perubahan dimensi tubuh Kambing kacang yang dipelihara secara intensif, dan sebagai ulangan adalah kambing kacang jantan. Parameter yang diamati meliputi Perubahan dimensi tubuh yang terdiri dari lingkar dada, tinggi pundak, tinggi punggung, panjang badan dan dalam dada. Hasil uji banding memperlihatkan bahwa rataan perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang tidak berbeda nyata (P >0,05). Kecuali antara kambing kacang jantan dan betina pada parameter perubahan ukuran Tinggi Pundak. Kata Kunci : Kambing kacang, Jenis Kelamin, dimensi tubuh, pemeliharaan intensif
v
ABSTRACT Dyan Anjanna Putri ( I 111 10 268 ) , The effect of Sex in Body Dimension Changes of kacang Goat reared intensively. Under the guidance of Sudirman Baco as main supervisor andMuhammadHattaasthesupervisingmember Goats are ruminant animals of medium size , which is generally an animal that is not too difficult to maintain. Goat Productivity can be measured by body weight gain, and the carcass percentage. In the growth measurements can be determined by measuring the magnitude of weight gain. In this case the growth is closely related to changes in body dimensions of cattle. In addition animal sex also one of the factors that greatly affect the performance of livestock production . This study aimed to examine the rate of change in body dimensions between the does and the bugs intensively reared. This study uses comparative test analysis is independent sample t- test , with treatment of sex differences to changes in body dimensions of the kacang Goat reared intensively. Parameters observed dimensional changes of the body which consists of chest circumference, shoulder height, back height , body length and chest . The results showed that the mean change in body dimensions kacang goat was not significant ( P > 0.05 ). Unless between kacang bugs and kacang does in the parameters change the size of High Shoulders.
Keywords : Kacang Goat, Sex, body dimensions, maintenance intensive.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir / Skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul ” Pengaruh Jenis Kelamin Tehadap Perubahan Dimensi Tubuh Ternak Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat kepada: 1. Kedua orang tua,
ayahanda Andik Suwandi dan ibunda Nurjannah
(Almarhumah) tercinta, serta keluarga besarku yang terus mendidik dan mendukung baik materil maupun moril, dan atas segala limpahan doa, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan, dan segala bentuk motivasi yang telah diberikan tanpa henti kepada penulis. 2. Secara khusus penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M.Sc selaku Pembimbing Utama dan Muh. Hatta, S.Pt, M.Si selaku Pembimbing Anggota, atas segala bantuan dan keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan saran sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. 3.
Dr. Muhammad Yusuf S.Pt, selaku Penasehat Akademik penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya selama penulis duduk dibangku perkuliahan dan senantiasa memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis.
vii
4. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M. Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, dan Bapak wakil Dekan I, II, III, yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama menjadi mahasiswa. 5. Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M. Sc selaku Ketua Jurusan Produksi Ternak beserta seluruh dosen dan staf Jurusan Produksi Ternak atas segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa. 6. Semua dosen-dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah memberi ilmunya kepada penulis. 7. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sepenelitian Samsu Alam Rab, Lili Andriani Salman, Linda Rahman, Winda Lestari Kahar. Saripuddin serta Kanda Muh. Ichsan yang telah mencurahkan segenap tenaga dan perhatiannya, sekali lagi terima kasih banyak yang sebesar-besarnya. 8. kepada sahabat-sahabatku yang terbaik saudari Weny, Inna, Uchi, Tenri, Nurmi, Ifa, Iyan, bunda Dhian, Rahmi, lili, kiki, linda, dan saudara Alam, David, Aldes, Yafet, Farid, Ibnu, Ichwan, Ryan, Herman terkhusus Angkatan 2010 L10N, yang telah membantu baik material maupun moril. 9. Serta tak lupa pula menghanturkan banyak terima kasih kepada teman-teman MATADOR dan SITUASI 2010, dan kepada para senior terutama RUMPUT 07, BAKTERI 08, dan MERPATI 09 10. Penulis juga tidak lupa menghanturkan banyak terima kasih kepada Kanda Herlina S.Pt, Kanda Abd.A’bid S.Pt, serta Kanda A.Anjar Wawo, S.Pt yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini serta selama penelitian
viii
masih berlangsung dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih atas bantuannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi penulis membuka diri terhadap
kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini dan demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi diri penulis sendiri. Amin. Makassar,
Penulis
ix
Februari 2014
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............... .................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN............... ....................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................
iv
ABSTRAK............... ..................................................................................
v
KATA PENGANTAR.............. .................................................................
vi
DAFTAR ISI ............... ..............................................................................
ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR............... ..................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN............... ..............................................................
xiii
PENDAHULUAN......................................................................................
1
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Kambing Kacang ............... ........................... B. Dimensi Tubuh ............... .......................................................... C. Pertumbuhan Ternak Kambing ................................................. D. Pakan............... .......................................................................... E. Manajemen Pemeliharaan Secara Intensif............... ..................
3 5 6 7 10
METODE PENELITIAN Waktu & Tempat Penelitian........................................................... Materi Penelitian............... ............................................................. Parameter yang Diukur............... ................................................... Prosedur Penelitian............... ......................................................... Analisis Data............... ...................................................................
12 12 12 15 17
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Dimensi Tubuh Kambing Kacang ................................................................................... Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Perubahan Dimensi Tubuh Kambing Kacang ............................................................................ KESIMPULAN DAN SARAN
x
19 20
Kesimpulan................ .................................................................... Saran................ ..............................................................................
24 24
DAFTAR PUSTAKA................. ...............................................................
25
LAMPIRAN................. ..............................................................................
27
RIWAYAT HIDUP PENULIS................. ................................................
34
xi
DAFTAR TABEL No.
Halaman Teks
1.
Rata-rata ukuran tubuh ternak dewasa beberapa bangsa kambing lokal di Indonesia.............................................................................................
6
2.
Komposisi Bahan Pakan Konsentrat.......................................................
16
3.
Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat.................. ................... ...
16
4.
Rata-rata dimensi tubuh ternak kambing kacang.................. .............. ...
18
xii
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman Teks
1.
Kambing Kacang betina.......................................................................
5
2.
Kambing kacang jantan.................... ...................................................
5
3.
Pengukuran Lingkar Dada...................................................................
12
4.
Pengukaran Dalam Dada.................... .................................................
13
5.
Pengukuran Tinggi Pundak.................... .............................................
13
6.
Pengukuran Tinggi Punggung.................... .........................................
13
7.
Pengukuran Panjang Badan.................... ............................................
14
8.
Perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang, dimana (a)perubahanpadalingkardada,(b)panjangbadan, (c)Tinggipundak,(d)tinggipunggung,(e) dalam dada......................
22
xiii
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman Teks
1.
2.
3.
Analisis Uji banding (T-test) Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Perubahan Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang di Pelihara secara Intensif.................................................................................................
27
Analisis regresi linear penaruh jenis kelamin terhadap dimensi tubuh kambing kacang .........................................................................
29
Dokumentasi Penelitian .....................................................................
32
xiv
PENDAHULUAN Pertumbuhan adalah salah satu faktor penting dalam pemuliabiakan ternak. Pada umumnnya pengukuran pertumbuhan dapat diketahui dengan mengukur pertambahan berat badan dan besarnya badan. Dalam hal ini pertumbuhan erat kaitannya dengan perubahan dimensi tubuh ternak. Perubahan dimensi tubuh ternak pada saat tumbuh cepat mengikuti fungsi eksponensial dengan laju pertumbuhan yang berbeda-beda antara dimensi tubuh yang satu dengan dimensi tubuh yang lainnya. Kambing adalah binatang memamah biak yang berukuran sedang, yang pada umumnya merupakan ternak yang tidak terlalu sulit dalam pemeliharaannya, karena jenis pakan yang diberikan cukup beragam misalnya daun turi, lamtoro, nangka dan lain-lain. Produktivitas kambing dapat diukur melalui pertambahan bobot badan maupun bobot dan persentase karkas yang dihasilkan. Sementara produktivitas tersebut tidak terlepas pada dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan potensi yang dimiliki oleh ternak, sedangkan faktor lingkungan adalah faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas ternak. Faktor lingkungan yang dimaksud, antara lain adalah pakan, manajemen dan iklim (suhu dan kelembaban). Selain dua faktor penting diatas, jenis kelamin juga salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap performa produksi ternak. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh terhadap tenunan
tubuh yang sekaligus mempengaruhi
pertumbuhan maupun persentase karkas ternak. Menurut Turner dan Bagnara (1976) bahwa perbedaan pertambahan bobot badan dan persentase karkas berdasarkan jenis kelamin dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebut adalah 1
somatotropin (STH, GH) yang memiliki aktivitas utama dalam pertumbuhan tulang, pertumbuhan otot, merangsang sintesa protein dan berpengaruh terhadap metabolisme lipida. Pertumbuhan erat kaitannya dengan
perubahan bagian-bagian tubuh
lainnya, dalam hal ini adalah perubahan dimensi tubuh. Umumnya pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah jenis kelamin. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian bagaimana pengaruh jenis kelamin terhadap pertumbuhan dan perubahan dimensi tubuh lainnya pada kambing kacang yang dipelihara secara intensif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat laju perubahan berbagai dimensi tubuh antara kambing kacang jantan dan kambing kacang betina yang dipelihara secara intensif. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan acuan bagi peternak, mengenai laju pertumbuhan dan perubahan dimensi tubuh kambing kacang betina dan jantan yang dipelihara secara intensif.
2
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Kambing Kacang Ternak kambing merupakan salah satu ternak yang dikenal secara luas oleh masyarakat karena sangat potensial untuk berkembang, selain dapat menghasilkan daging dan kulit, kambing juga dapat menghasilkan susu yang nilai bergizi lebih tinggi dibanding dengan susu dari ternak lainnya. Ternak kambing yang banyak terdapat di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing lokal. kambing kacang merupakan kambing asli dengan ukuran badan kecil, sedangkan kambing lokal diduga merupakan percampuran antara kambing kacang dengan berbagai jenis kambing pendatang (Suparman, 2007). Salah satu bangsa kambing yang tersebar di seluruh dunia yaitu kambing kacang. Kambing kacang merupakan bangsa kambing lokal asli Indonesia, tubuh kambing kacang kecil dan relatif lebih pendek, jantan maupun betina bertanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu hitam, cokelat, merah, atau belang yang merupakan kombinasi dari warna yang ada pada kambing tersebut, tinggi kambing jantan dewasa rata-rata 60 cm – 70 cm, betina dewasa 50 cm – 60 cm, berat badannya kambing jantan dewasa antara 25 – 30 kg dan betina dewasa 15 – 25 kg, kepala ringan dan kecil, telinga pendek dan tegak lurus mengarah ke atas depan. Kehidupannya sangat sederhana, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat dan reproduksinya dapat digolongkan sangat tinggi (Suparman, 2007). Kambing kacang merupakan kambing yang mampu beradaptasi baik dengan lingkungan tempat hidupnya. Kambing Kacang biasa digunakan sebagai ternak penghasil daging. Kambing Kacang memiliki kulit yang relatif tipis dengan 3
bulu kasar. Kambing kacang berwarna hitam, terkadang terdapat bercak-bercak putih. Tanduk berbentuk pedang, melengkung ke atas dan ke belakang yang tumbuh dengan baik pada jantan dan betina. Telinga berbentuk pendek dan tegak. Leher pendek dan punggung melengkung sedikit yang berukuran lebih tinggi daripada bahu. Berikut ini klasifikasi kambing secara umum, (Myers dkk, 2012) : Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
sub-filum
: Vertebrata
kelas
: Mammalia
ordo
: Artiodactyla
sub-ordo
: Ruminantia;
familia
: Bovidae;
sub-familia
: Caprinae,
genus
: Capra
spesies
: Capra hircus
Gambar.2. Kambing Kacang Jantan
Gambar.1. Kambing Kacang Betina
4
B. Dimensi Tubuh Dimensi tubuh ternak dapat digunakan saat melakukan seleksi ternak, mengetahui tingkat pertumbuhan dan produktivitas ternak hingga untuk keperluan pendugaan berat badan ternak. Berbagai penelitian tentang pendugaan berat badan ternak menggunakan dimensi tubuh telah dilakukan dan tingkat akurasi yang cukup signifikan. Berikut ini ukuran-ukuran tubuh dengan mengukur anatomi kerangka kambing, (Bataglia, 2007) : 1. Lingkar dada, diukur melingkar tepat di belakang scapula, dengan menggunakan pita ukur dalam cm; 2. Lebar dada, diukur antara tuberitas humeri sinister dan dexter, dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm; 3. Dalam dada, diukur dari bagian tertinggi pundak sampai dasar dada, dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm; 4. Tinggi pundak, diukur dari bagian tertinggi pundak melalui belakang scapula tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm; 5. Tinggi pinggul, diukur dari bagian tertinggi pinggul secara tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm; 6. Panjang badan, diukur dari tuber ischii sampai tuberitas humeri, dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm.
5
Berikut ini ukuran-ukuran tubuh ternak kambing lokal di indonesia, (Batubara, 2007) : Tabel.1. Rata-rata ukuran tubuh ternak dewasa beberapa bangsa kambing lokal di Indonesia Kambing Marica No 1 2 3 4 5 6 7
C.
Uraian Betina Bobot (Kg) 20,26 P. Badan ( Cm) 56,4 T.Pundak (Cm) 55,7 T.Pinggul (Cm) 50,6 L. Dada (Cm) 54,6 Lebar Dada (Cm) 15,9 Dalam Dada (Cm) 27,6 Sumber: Batubara, 2007.
Jantan 22,8 58,6 57,6 59,7 51,7 15,6 21,2
Kambing Kacang Jantan Betina Jantan 60 22 25 81 47 55 84 55,3 55,7 96,8 54,7 58,4 99,5 62,1 67,6 15,7 -
Kambing PE Betina 40,𝟻 81 76 80,1 80,1 12,4 -
Pertumbuhan Ternak Kambing Pertumbuhan adalah perubahan bentuk atau ukuran seekor ternak yang
dapat dinyatakan dengan panjang, volume ataupun massa (Williams, 1982). Pertumbuhan dapat dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar dan bobot yang terjadi pada seekor ternak muda yang sehat serta diberi pakan, minum dan mendapat tempat berlindung yang layak. Peningkatan sedikit saja ukuran tubuh akan menyebabkan peningkatan yang proporsional dari bobot tubuh, karena bobot tubuh merupakan fungsi dari volume. Pertumbuhan mempunyai dua aspek yaitu: menyangkut peningkatan massa persatuan waktu, dan pertumbuhan yang meliputi perubahan bentuk dan komposisi sebagai akibat dari pertumbuhan diferensial komponen-komponen tubuh (Swatland, 1984 dan Aberle dkk, 2001). Menurut para ahli nutrisi, pertumbuhan merupakan perubahan masa tubuh. Ada yang mengemukakan bahwa pertumbuhan tidak
identik dengan pertambahan
masa tubuh dan tidak identik dengan penambahan daging. Tapi memang proses
6
pertumbuhan berkaitan dengan berbagai produk yang dapat dinyatakan dengan masa seperti : masa daging, woll, ataupun perubahan lainnya seperti lingkar dada, panjang badan dan lain-lain.
Secara biologis, pertumbuhan berkaitan dengan
waktu (time independent). Dalam praktek peternakan pertumbuhan berkaitan dengan perubahan masa sebagai hasil suatu management ataupun tata laksana. Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap performa produksi ternak. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh terhadap tenunan tubuh yang sekaligus mempengaruhi pertumbuhan maupun persentase karkas ternak. Menurut Turner dan Bagnara (1976) bahwa perbedaan pertambahan bobot badan dan persentase karkas berdasarkan jenis kelamin dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebut adalah somatotropin (STH, GH) yang memiliki aktivitas utama dalam pertumbuhan tulang, pertumbuhan otot, merangsang sintesa protein dan berpengaruh terhadap metabolisme lipida. Peranan yang penting dari hormon pertumbuhan terletak pada stimulasi peningkatan ukuran tubuh, memacu peningkatan dan percepatan pertumbuhan, selanjutnya,dinyatakan
bahwa
hormon
pertumbuhan
juga
berpengaruh
antagonistik terhadap insulin di dalam otot dan tenunan adiposa (Rauf, 1988). Selanjutnya Short (1980) menambahkan bahwa hormon kelamin memberikan pengaruh yang menonjol terhadap pertambahan bobot badan ternak yang sekaligus memberikan perbedaan bobot dan persentase karkas. Padang (2005) melaporkan
bahwa,
jenis
kelamin
jantan
memiliki
performa
produksi
(pertambahan bobot badan, konsumsi bahan kering dan efisiensi penggunaan pakan) dan status faal (suhu tubuh, respirasi dan pulsus) yang lebih tinggi dibanding ternak betina.
7
Pertumbuhan kambing adalah pertambahan dalam bentuk dan berat jaringan-jaringan pembangun, seperti urat daging, tulang otot, jantung dan semua jaringan tubuh (kecuali jaringan lemak) serta alat-alat tubuh lainnya (Muljana 2001). Dalam pertumbuhan dan perkembangan kambing, pertumbuhan itu sendiri tidak sekadar meningkatnya berat badan, tetapi juga menyebabkan bentuk konformasi yang disebabkan oleh perbedaan tingkat pertumbuhan komponen tubuh, dalam hal ini urat daging dari karkas atau daging yang akan dikonsumsi manusia (Parakkasi 1999). Selanjutnya dikemukakan, untuk mendapatkan pertumbuhan kambing yang optimum perlu diperhatikan zat-zat makanan yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Disamping itu, laju pertumbuhan seekor ternak dipengaruhi oleh umur. Semakin dewasa seekor ternak, maka laju pertumbuhannya semakin lambat. Siregar (1994) menyebutkan pertumbuhan juga dipengaruhi genetik dengan perbandingan 20-30% : 70-80% terhadap lingkungan. Menurut Anggorodi (1990 ) laju pertumbuhan setelah disapih ditentukan oleh beberapa faktor antara lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang tersedia. Potensi pertumbuhan dalam periode ini dipengaruhi oleh faktor bangsa dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang dipakai,tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana berat tubuh awal fase penggemukan berhubungan dengan berat dewasa. Selanjutnya dikemukakan bahwa pertumbuhan murni mencakup dalam bentuk dan berat jaringan-jaringan pembangun seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alat-alat tubuh.
8
D. Pakan Pakan kambing sebagian besar terdiri dari hijauan, yaitu rumput dan daundaunan tertentu (daun nangka, daun waru, daun pisang dan daun leguminosa). Seekor kambig dewasa membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar sehari yang diberikan 2 kali, pagi dan sore, tetapi kambing lebih suka mencari dan memilih pakannya sendiri di alam terbuka. Secara umum pakan kambing, sebenarnya hanya terdiri dari tiga jenis, yaitu pakan kasar,pakanpenguat dan pakan pengganti.Pakan kasar merupakan bahan pakan berkadar serat kasar tinggi. Bahan ini berupa pakan hijauan yang terdiri dari rumput dan dedaunan Pakan penguat merupakan bahan pakan berkadar serat rendah dan mudah dicerna seperti konsentrat, ampas tahu dan bubur singkong (Setiawan dan Arsa, 2003). Sementara pakan pengganti merupakan pakan hijauan yang sudah difermentasi. Mulyono (2000) dan Sarwono (1991) menyatakan bahwa, pada dasarnya kambing tidak selektif dalam memilih pakan, segala macam daundaunan dan rumput disukai, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai daripada rumput. Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu tua dan belum menghasilkan bunga karena hijauan yang masih muda memiliki kandungan PK (protein kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada musim hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pakan kambing.
9
1. Hijauan Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan (Sugeng, 1992). Menurut Murtidjo (1993), hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi sebagai sumber gizi yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan mineral. Pemanfaatan hijauan pakan sebagai makanan ternak kambing harus disuplementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat agar kebutuhan nutrisi terhadap pakan dapat terpenuhi. Tujuan suplementasi makanan penguat dalam makanan ternak kambing adalah untuk meningkatkan daya guna makanan atau menambah nilai gizi makanan, menambah unsur makanan yang defisien serta meningkatkan konsumsi dan kecernaan makanan. Keuntungan yang diperoleh dari pemberian pakan kasar bersama makanan penguat adalah adanya kecenderungan mikroorganisme dalam rumen dapat memanfaatkan
makanan
penguat
terlebih
dahulu sebagai sumber energi
dan selanjutnya memanfaatkan makanan kasar yang ada. Dengan demikian mikroorganisme rumen lebih mudah dan lebih cepat berkembang populasinya, sehingga akan semakin banyak makanan yang harus dikonsumsi ternak kambing. Siregar (1995) menambahkan bahwa pemberian hijauan terbagi menjadi 2 macam yaitu hijauan yang diberikan dalam keadaan masih segar dengan kadar air 70% dan hijauan yang diberikan dalam keadaan kering atau awetan. Hijauan kering dapat berupa hay, sedangkan awetan dapat berupa silase. Hijauan merupakan bahan pakan berserat kasar yang dapat berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan hijauan untuk kambing sekitar 70% dari total pakan. Kambing akan memperoleh semua gizi yang dibutuhkan dari hijauan bila pakan berupa campuran daun–daunan dan rumputan dicampur
10
dengan
perbandingan 1:1,
dengan komposisi demikian zat gizi yang terdapat pada masing-masing jenis hijauan yang diberikan tersebut akan saling melengkapi dan menjamin ketersedian gizi yang lebih baik (Setiawan dan Arsa, 2003). 2. Kosentrat Konsentrat adalah bahan pakan yang digunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan atau dicampur sebagai suplemen atau bahan pelengkap (Hartadi dkk.,1993). Murtidjo (1993) menjelaskan bahwa konsentrat untuk ternak kambing umumnya disebut sebagai pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna. Pakan penguat dapat berupa dedak jagung, ampas tahu, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, atau campuran pakan tersebut. E. Manajemen Pemeliharaan Secara Intensif Salah satu upaya untuk meningkatkan populasi dan mempercepat penyebaran ternak besar oleh peternak adalah dengan cara pemeliharaan ternak tersebut. Pemeliharaan ternak yang baik sangat mempengaruhi perkembangbiakan serta terjaminnya kesehatan ternak (Hernowo, 2006). Peternak dalam memelihara ternaknya harus berdasarkan prinsip-prinsip pemeliharaan dan pembiakan hewan tropis yaitu, pengawasan lingkungan, pengawasan status kesehatan, pengawasan pegawai, pengawasan makan dan air minum, pengawasan sistem pengelolaan dan pengawasan kualitas hewan ternak (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Sistem pemeliharaan ternak pada umumnya dikategorikan dalam tiga cara yaitu
sistem
pemeliharaan
intensif
yaitu
11
ternak
dikandangkan,
sistem
pemeliharaan semi intensif yaitu tenak di kandangkan pada malam hari dan dilepas di ladang penggembalaan pada pagi hari dan sistem pemeliharaan ekstensif yaitu ternak dilepas di padang penggembalaan (Hernowo, 2006). Pemeliharaan secara intensif merupakan salah satu cara penggemukan yang mengutamakan pemberian pakan berupa biji-bijian (konsentrat) yang terdiri dari jagung giling, dedak, bungkil, dan lain-lain. Sasongko dkk, (2009) Pemeliharaan secara intensif adalah kambing yang dipelihara dalam kandang tertentu, tidak dipekerjakan tetapi hanya diberi pakan dengan nilai nutrisi yang optimal untuk meningkatkan berat badan dan kesehatan kambing yang maksimal. Produktivitas kambing yang dipelihara secara intensif dapat ditunjang dengan pemberian pakan hijauan maupun konsentrat yang baik dengan komposisi yang sesuai, penanggulangan penyakit, penanganan pasca panen dan pemasaran serta jenis bangsa kambing dan umurnya (Syafrial dkk, 2003)
12
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2013, bertempat di Laboratorium Ternak Potong Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar. Materi Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu, tempat pakan, tempat minum, parang, timbangan, skop, ember, pita ukur dan tongkat ukur . Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Kambing kacang sebanyak 15 ekor, 8 jantan dan 7 betina dengan kisaran umur < 1 tahun, air, kandang tipe individu, hijauan (daun gamal, daun jawa, dan lamtoro), tepung ikan, jagung giling, bungkil kelapa, dedak, mineral mix, urea, dan obat-obatan. Parameter yang Diukur Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah pengukuran dimensi tubuh yaitu pengukuran tinggi pundak, panjang badan, tinggi punggung, lebar dada, dalam dada, yang diukur menggunakan tongkat ukur, dan untuk pengukuran lingkar dada diukur menggunakan pita ukur. Berikut contoh cara mengukur dimensi tubuh ternak kambing: 1. Lingkar Dada (cm) diukur dengan melingkarkan pita ukur sepanjang rongga dada atau dari tulang dada di belakang tulang bahu dan tulang belikat menggunakan pita ukur.
13
Gambar 3. Pengukuran Lingkar Dada 2.
Dalam Dada (cm) diukur dengan mengukur tegak lurus dari tulang punggung tegak lurus dengan tulang dada menggunakan tongkat ukur.
Gambar 4. Pengukuran Dalam Dada 3. Tinggi pundak, diukur dari bagian tertinggi pundak melalui belakang scapula tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm;
Gambar.5.Pengukuran Tinggi Punda
14
4. Tinggi punggung, diukur dari bagian tertinggi pinggul secara tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm;
Gambar.6. Pengukuran Tinggi Pinggul 5. Panjang Badan (cm) diukur dengan tongkat ukur yang dilakukan membentuk garis miring dari penonjolan bahu (tubersitas humeri) sampai tulang duduk (tuber ischii).
Gambar 7. Pengukuran Panjang Badan Prosedur Penelitian A. Pembiasaan Sebelum dilakukan pengukuran dimensi tubuh pertama terlebih dahulu dilakukan pembiasaan selama 1 bulan berturut –turut, setelah itu baru dilakukan perlakuan. Tujuan dari pembiasaan adalah : 1. Untuk membiasakan ternak dengan keadaan lingkungan yang baru.
15
2. Untuk membiasakan ternak dengan pakan yang baru (pakan yang diberikan pada waktu penelitian). Setelah itu barulah dilakukan penimbangan pertama untuk mengetahui bobot badan awal serta ukuran dimensi tubuh, pengukuran berikutnya dilakukan setiap dua minggu sekali. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada pagi jam 08.00 Wita diberikan pakan konsentrat, pada siang jam 13.00 Wita diberi pakan hijauan dan sore jam 16.00 Wita. Pakan konsentrat yang terdiri dari dedak, bungkil kelapa, jagung giling, dedak padi, tepung ikan, garam dan mineral mix dicampur terlebih dahulu dan diberi sebanyak 3% dari berat badan ternak kambing. Sementara untuk pemberian hijauan terdiri dari campuran hijauan kayu jawa (Lannea coromandelica),
gamal
(Gliricidia
maculata)
dan
lamtoro
(Leucaena
leucochepala) sedangkan air minum diberikan secara ad libitum. Berikut ini komposisi konsentrat yang digunakan dalam penelitian: Tabel 2. Komposisi Bahan Pakan konsentrat No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bahan Pakan
Persentase (%) Dedak 35 Jagung giling 36 Bungkil Kelapa 15 Tepung Ikan 10 Mineral 2,5 Urea 1,0 Sumber: Laboratorium Ternak Potong Unit Pemeliharaan Kambing
16
Tabel 3. Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kandungan Gizi
Persentase (%) Air 14,49 PK 26,72 Lemak Kasar 4,99 Serat Kasar 18,51 BETN 38,76 Abu 11,02 Sumber : Analisis Laboratorium Nutrisi Ternak Dasar,2013
B. Pengendalian penyakit Sebelum perlakuan dilakukan, penanganan kesehatan ternak yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Pemberian obat cacing 2. Pemberian antibiotik 3. Pemberian obat kutu subkutan 4. Pemberian vitamin C. Sistem Perkandangan Penelitian menggunakan ternak kambing kacang yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Ternak kambing kacang yang digunakan sebanyak 15 ekor yang terdiri dari 8 ekor jantan dan 7 ekor betina. Ternak yang diteliti dipelihara secara intensif, dimana ternak dikurung dalam kandang jenis individu yang berukuran 1m X 0,5 m. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji banding, yaitu uji t (t-test Independent sample) (Sudjana,2002) , dengan perlakuan perbedaan jenis kelamin terhadap perubahan dimensi tubuh kambing kacang yang dipelihara secara intensif, dan sebagai ulangan adalah kambing kacang jantan (7 ekor) dan kambing kacang betina (8 ekor) dengan model matematika yang digunakan yaitu: 17
Keterangan : X1
= Rata-rata parameter pada kambing kacang betina
X2
= Rata-rata parameter pada kambing kacang jantan
S2
= Simpangan baku Rataan
S1
= simpangan baku perlakuan pada kambing kacang betina
S2
= Simpangan baku perlakuan pada kambing kacang jantan
n1
= Banyak jumlah kambing kacang betina
n2
= banyaknya jumlah kambing kacang jantan
Selain itu data yang diperoleh dalam penelitian ini juga diolah dengan menggunakan analisis linear regresi, yang bertujuan untuk mengetahui perubahan dimensi tubuh kambing kacang jantan dan betina yang dipelihara secara intensif, dengan model matematika sebagai berikut (Sudjana, 2002): Y= a + bX Keterangan : Y= Perubahan dimensi tubuh X= Waktu a = Konstanta b = Koefisien Regresi
18
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Perubahan Dimensi Tubuh Ternak Kambing Kacang Pengukuran dimensi tubuh merupakan sesuatu yang sangatlah penting dilakukan, tetapi seringkali para peternak kambing tidak mengetahui dengan pasti perkembangan tubuh ternak kambingnya dari awal kelahiran, pemeliharaan hingga saat penjualan sehingga tidak diketahui dengan pasti produktivitas ternak dan keuntungan nominalnya yang akan dan seharusnya diperoleh. Berikut ini hasil penelitian terhadap rata-rata perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang yang dipelihara secara intensif terhadap jenis kelamin yang berbeda dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Rata-rata dimensi tubuh ternak kambing kacang No. Parameter Jantan 1. Lingkar dada (cm) 53,7±2,3 2. Panjang badan (cm) 44,5±1,7 3. Tinggi pundak (cm) 49,9±1,3 a 4. Tinggi pungggung (cm) 51,3±1,5 5. Dalam dada (cm) 20,0±0,9 Keterangan:superskrip yang berbeda pada baris yang sama perbedaan yang nyata (P<0,05).
Betina 52,1±1,8 44,0±2,3 48,0±1,6 b 49,9±1,9 19,5±1,1 menunjukkan
Berdasarkan analisis perbandingan uji T yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dari lima parameter yang diamati terdapat empat parameter yang tidak berbeda nyata (P>0,05) sementara terdapat satu parameter yang berbeda nyata (P<0,05) yaitu pengamatan pada perubahan tinggi pundak. Hasil penelitian ratarata ukuran tubuh diperoleh rata-rata lingkar dada dan panjang badan untuk kambing kacang jantan adalah 53,7±2,3 dan 44,5±1,7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata ukuran tubuh ternak kambing kacang jantan yang di
19
pelihara di daerah Sulawesi Selatan jauh lebih tinggi dibanding kambing kacang yang di pelihara di daerah Bengkulu. Selain itu hasil penelitian menunjukkan ratarata panjang badan dan tinggi pundak pada kambing kacang betina yaitu 44,0±2,3 dan 48,0±1,6 yang jauh lebih rendah dari yang diperoleh Setiadi, dkk (1997) yaitu 50,55±6,72 dan 52,00±7,38. Perbedaan lingkungan dan pakan mungkin menjadi penyebab hal tersebut diatas. Menurut Parakassi (1999) bahwa pertumbuhan hewan muda sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan otot, tulang belulang dan organ-organ vital. Sedangkan pengaruh jenis kelamin terhadap perubahan dimensi tubuh tidak berpengaruh nyata dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik dan lingkungan. Bambang, (2005) menjelaskan bahwa proses pertumbuhan pada semua jenis hewan terkadang berlangsung cepat, lambat dan bahkan terhenti jauh sebelum hewan tersebut mencapai dalam ukuran besar tubuh karena dapat dipengaruhi oleh faktor genetis ataupun lingkungan. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Perubahan Dimensi Tubuh Kambing kacang. Perubahan dimensi tubuh kambing kacang selama penelitian dapat dilihat dari grafik a, b, c, d, dan e. (a)
20
(b)
(c)
(d)
21
(e)
Gambar 8. Perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang, dimana (a) perubahan pada lingkar dada, (b) panjang badan, (c) Tinggi pundak, (d) tinggi punggung, (e) dalam dada. Gambar (8.a) menunjukkan bahwa perubahan dimensi tubuh untuk lingkar dada dalam 1 minggu pengukuran terjadi penambahan sekitar 0,10 cm pada jantan dan 0,18 cm pada betina.
untuk gambar (8.b) menujukkan perubahan dimensi
tubuh pada panjang badan, dimana kambing kacang jantan terjadi penambahan sebesar 0,16 cm sedangkan pada betina 0,12 cm. Sementara untuk tinggi pundak (gambar (8.c)) menujukkan bahwa perubahan yang terjadi tidak berbeda jauh antara jantan dan betina, yaitu 0,18 cm dan 0,17 cm. Gambar (8.d) menunjukkan perubahan dimensi tubuh pada betina lebih tinggi dari pada jantan, yaitu 0,08 cm untuk betina dan 0,05 cm pada jantan. Sebaliknya pada dalam dada perubahan dimensi tubuh jantan lebih tinggi yaitu 0,31 cm sedangkan betina hanya 0,14 cm . Berdasarkan grafik a, b, c, d, dan e dapat dijelaskan bahwa perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang lebih didominasi oleh ternak jantan, dalam penelitian hal ini dikarenakan pertambahan bobot badan jantan lebih besar dibanding betina. tingginya Pertambahan bobot badan pada jantan disebabkan
22
adanya hormon androgen yang merangsang pertumbuhan. Seperti yang dinyatakan oleh Kay dan Haussmen (1975) bahwa hormon androgen pada hewan jantan dapat merangsang dan menstimulan pertumbuhan, pertumbuhan yang cepat pada saat pubertas sebagian disebabkan oleh pengaruh anabolik protein dari androgen sehinga hewan jantan dapat lebih besar dibandingkan dengan hewan betina. Menurut Soeparno (2005) bahwa ternak jantan lebih cepat tumbuh dibandingkan betina pada umur yang sama. Jantan memiliki testosteron salah satu steroid androgen, hormon pengatur pertumbuhan yang dihasilkan sel-sel interstistial dan kelenjar adrenal. Testosteron dihasilkan testis pada jantan, sehingga pertumbuhan ternak jantan dibandingkan betina lebih cepat terutama setelah sifat-sifat kelamin sekunder muncul. Soeroso (2004), menjelaskan bahwa Pada ternak betina, peningkatan sekresi estrogen menyebabkan penurunan konsentrasi kalsium dan lipida dalam darah sehingga dengan meningkatnya sekresi estrogen akan terjadi penurunan laju pertumbuhan tulang. Bambang (2005) menambahkan bahwa Jenis kelamin mempengaruhi pertumbuhan jaringan dan komposisi karkas.
23
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh nyata terhadap perubahaan dimensi tubuh ternak kambing kacang. Kecuali pada parameter perubahan ukuran Tinggi pundak, jantan lebih tinggi dibanding betina. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang jantan dan betina dengan jumlah ternak yang lebih banyak dan waktu penelitian yang lebih panjang.
24
DAFTAR PUSTAKA Aberle, D. E., J.C, Forrest, D.F, Gerrard, and E.W, Mills. 2001. Principles of Meat Science 4th Edition. W.H. Freeman and Company. San Francisco, United States of America Anggorodi, R.1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta. Bambang S.Y. 2005. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta Bataglia R.A. 2007. Hand Book of Livestock Management, 4th edition. Pearson Prentice Hall. Upper Sadde River. New Jersey. Batubara., 2007. Tujuh Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Sari Tani Edisi 25 April-1 Mei. Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hernowo, B. 2006. Prospek pengembangan usaha peternakan sapi potong di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kay M. and R.Hausseman. 1997. The Influence of Sex on Meat Production. In Meat. Edited by Cook DJ, Lawrrie RA. London. Butterworth KementrianPertanianDirektoratJenderalPeternakandanKesehatanHewan,2011. Keunggulan Lamtoro Sebagai Pakan Ternak. Palembang. Mulyono, S. 2000. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba Edisi 2. PT Penebar Swadaya, Jakarta. Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Domba. Kanisius.Jakarta. Muljana. 2001. Cara Beternak Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius, Yogyakarta. Munier, F.F. 2010. Bobot Hidup Kambing Peranakan Etawah (PE) Yang Diberikan Pakan Tambahan Daun Gamal (Gliricidia maculata) dan Kulit Buah Kakao. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2012.The animal diversity web (online). Accessed athttp://animaldiversity.org. Last modified in 2012 [Oktober 19, 2012] Padang, 2005. Pengaruh jenis kelamin terhadap performans produksi kambing kacang. Jurnal Forsimapas 6(3): 2428 – 2432. Parakassi, A. 1999. Ilmu Makanan dan Ternak Ruminansia. UI Press, Jakarta. Hal 371-374.
25
Rauf. Abd Dj., 1988. Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin terhadap Persentase Bobot Karkas Domba Ekor gemuk serta Hasil Ikutannnya di Lembah Palu. Thesis. Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung. Sarwono, B. 1991. Beternak Kambing Unggul Edisi 1. PT Penebar Swadaya, Jakarta. Sasongko W.R., L.G.S. Astiti, T. Panjaitan, A. Muzani dan N. Agustini. 2009. Beternak Kambing Intensif. Juknis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Setiadi, B., D. Priyanto dan M. Martawijaya. 1997. Komparatif Morfologik Kambing. Laporan Hasil Penelitian APBN 1996/1997. Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Setiawan, T dan T, Arsa. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa Edisi 1. Penebar Swadaya, Jakarta. Short, R.V.1980. The Hormonal Control of Growth at Puberty. In T.L.J Lawrence (ed.) Growth in Animal. Butterworth. London. P:25 – 45. Soeroso,2004.Performance Kambing Berdasarkan Kualitatif. Universitas Diponegoro. Semarang
Sifat
Kuantitatif
dan
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. Sugeng, B. 1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta. Siregar, S. B. 1995. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta. Smith, J.B. dan S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta. Suparman. 2007. Beternak Kambing. Azka Press. Jakarta. Sutardi, T. 1981. Pengaruh Kelamin dan Kondisi Tubuh terhadap Hubungan Bobot Badan dan Lingkar Dada pada Sapi Perah. Media Peternakan. Jakarta. Swatland, H.J. 1984. Structure and Development of Meat Animal. Mc. Millan Publ. Company. New York. Syafrial, Z., A. Yusri, dan E. Susilawati. 2003. Sistem usaha tani penggemukan ternak Ruminansia. Laporan Hasil Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Turner, C.D. and J.T. Bagnara, 1976. General Endocrinology. Sixth Editon. W.B. Sauders Company. Philadelphia. P. 28 : 561 – 597.Williams, I.H. 1982. A Course Manual in Nutrion and Growth Australian Vice-ChoncellorsCommittee, Melbourne.
26
Lampiran 1. Analisis Uji Banding (T-test) Pengaruh jenis kelamin terhadap perubahan dimensi tubuh kambing kacang yang dipelihara secara Intensif. T-TEST GROUPS=kacang(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=Ld Pb T.pund T.pung Dd /CRITERIA=CI(.95). T-Test [DataSet1]
Group Statistics
Ld
Pb
T.pund
T.pung
Dd
Kacang
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kcj
8
53.7375
2.33112
.82417
Kcb
7
52.1286
1.78952
.67637
Kcj
8
44.5000
1.74438
.61673
Kcb
7
44.0571
2.33156
.88125
Kcj
8
49.9000
1.30712
.46214
Kcb
7
48.0429
1.59463
.60271
Kcj
8
51.2875
1.53105
.54131
Kcb
7
49.8571
1.93637
.73188
Kcj
8
20.0000
.85857
.30355
Kcb
7
19.5571
1.08452
.40991
27
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
Ld
Equal variances assumed
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
.145
.709
1.481
13
.162
1.60893
1.08612
-.73750
3.95536
1.509
12.820
.156
1.60893
1.06618
-.69771
3.91557
.420
13
.681
.44286
1.05401
-1.83419
2.71990
.412
11.045
.688
.44286
1.07562
-1.92337
2.80909
2.480
13
.028
1.85714
.74886
.23933
3.47496
2.445
11.671
.031
1.85714
.75950
.19715
3.51713
1.598
13
.134
1.43036
.89534
-.50391
3.36462
1.571
11.428
.143
1.43036
.91031
-.56409
3.42480
.883
13
.393
.44286
.50172
-.64105
1.52677
.868
11.437
.403
.44286
.51007
-.67459
1.56030
Equal variances not assumed Pb
Equal variances assumed
1.787
.204
Equal variances not assumed T.pund
Equal variances assumed
.204
.659
Equal variances not assumed T.pung
Equal variances assumed
.293
.598
Equal variances not assumed Dd
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.035
.854
28
Lampiran 2. Hasil analisis regresi linear pengaruh jenis kelamin terhadap dimensi tubuh kambing kacang.
Regression Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
kacang
1.4667
.51640
15
Ld
52.9867
2.18628
15
Pb
44.2933
1.97573
15
T.pund
49.0333
1.69228
15
T.pung
50.6200
1.82334
15
Dd
19.7933
.96174
15
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
kacang
Ld
Pb
T.pund
T.pung
Dd
kacang
1.000
-.380
-.116
-.567
-.405
-.238
Ld
-.380
1.000
.361
.633
.321
.592
Pb
-.116
.361
1.000
.412
.573
.228
T.pund
-.567
.633
.412
1.000
.628
.604
T.pung
-.405
.321
.573
.628
1.000
.470
Dd
-.238
.592
.228
.604
.470
1.000
kacang
.
.081
.341
.014
.067
.197
Ld
.081
.
.093
.006
.122
.010
Pb
.341
.093
.
.063
.013
.207
T.pund
.014
.006
.063
.
.006
.009
T.pung
.067
.122
.013
.006
.
.039
Dd
.197
.010
.207
.009
.039
.
kacang
15
15
15
15
15
15
Ld
15
15
15
15
15
15
Pb
15
15
15
15
15
15
T.pund
15
15
15
15
15
15
T.pung
15
15
15
15
15
15
Dd
15
15
15
15
15
15
Variables Entered/Removed
29
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
Dd, Pb, Ld, T.pung, T.punda
.
Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.637a
.406
.076
.49632
a. Predictors: (Constant), Dd, Pb, Ld, T.pung, T.pund b. Dependent Variable: kacang
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1.516
5
.303
1.231
.370a
Residual
2.217
9
.246
Total
3.733
14
a. Predictors: (Constant), Dd, Pb, Ld, T.pung, T.pund b. Dependent Variable: kacang Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
10.099
4.401
Ld
-.053
.088
Pb
.076
T.pund
Standardized
95,0% Confidence Interval for
Coefficients
B
Beta
t
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
2.295
.047
.143
20.054
-.226
-.604
.561
-.254
.147
.086
.292
.887
.398
-.119
.271
-.162
.127
-.529
-1.273
.235
-.448
.125
T.pung
-.086
.111
-.305
-.779
.456
-.337
.165
Dd
.157
.192
.293
.818
.434
-.277
.592
a. Dependent Variable: kacang
30
Residuals Statisticsa Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
.9885
2.0216
1.4667
.32910
15
Residual
-.80460
.58286
.00000
.39794
15
Std. Predicted Value
-1.453
1.686
.000
1.000
15
Std. Residual
-1.621
1.174
.000
.802
15
a. Dependent Variable: kacang
31
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
Penimbangan
Pengukuran Tinggi Pundak
32
Pengukuran Tinggi Punggung
Pengukuran Panjang Badan
Pengukuran Dalam Dada
Pengukuran Lingkar Dada
33
RIWAYAT HIDUP
DYAN ANJANNA PUTRI, Lahir di Makassar 20 Februari 1993. Anak dari Pasangan Andik Suwandi dan Almh Nurjannah, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Bontosunggu Kota No.48 Binamu pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya pada salah satu SLTP di Jene’ponto yaitu SLTP Negeri 1 Binamu, Kab Jene’ponto . Kemudian pada tahun 2007 Ia melanjutkan sekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas SMAN 1 Binamu Kab Jene’ponto dan lulus pada tahun 2010, Kemudian di tahun yang sama penulis diterima pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri
di Makassar yaitu pada Universitas
Hasanuddin Makassar dan di terima di Fakultas Peternakan pada program studi Produksi Ternak, dan selesai pada tahun 2014.
34