PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TUNJANGAN FUNGSIONAL BIDAN TERHADAP KINERJA BIDAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN
RAYMOND R. MASINAMBOW WELSON YAPPI ROMPAS FEMMY M. G. TULUSAN
ABSTRACT: Influence policy implementation midwife functional benefits to employee performance / midwife in South Minahasa district is intended to improve the quality of health services and prosperity the employees in this case the midwife. This research uses quantitative methods to do sampling for three (3) health centers and one (1) Department of Health Amurang South Minahasa District. Samples taken are all employees of the midwife in 3 health centers and 1 Amurang Health Service who are 40 respondents. Collecting data in statistical analysis using simple linear regression and correlation analysis of simple or product moment correlation. Based on data analysis showed: (1) the regression coefficient influence policy implementation midwife functional benefits to employee performance / midwife is 0.826 scale. (2) to determine the influence of the implementation of functional benefits midwife variable (X) on the performance of employees / midwife (Y), then applied to the calculation of determination by way mengkwadratkan correlation coefficient (r²). The calculation result of determination indicates that the effect of the implementation of the functional benefits of midwives to employee performance obtained by r² = (0.789) ² = 0.623 or 62.3%. Based on these results it can be concluded that the functional benefits of policy implementation midwife positive effect on employee performance or midwife in South Minahasa regency.
Keywords: Functional Benefits Policy Implementation Effect on Performance Midwife
meningkatkan kinerja bidan itu sendiri sebagai
PENDAHULUAN Berdasarkan yang tercantum pada
bagain dari pegawai negeri sipil. Dalam hal ini
pada pasal 1, Peraturan Presiden Republik
yang dimaksud dengan kinerja pegawai adalah
Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 Tentang
kinerja dalam hal pelayanan kesehatan kepada
Tunjangan
masyarakat.
Jabatan
Fungsional
Bidan,
Dalam
peraturan
menteri
disebutkan bahwa dalam peraturan presiden ini
Pendayagunaan Aparatur Negara Republik
yang di maksud dengan tunjangan bidan
Indonesia
adalah tunjangan jabatan fungsional bidan
Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan dan
yang diberikan kepada pegawai negeri sipil
Angka Kreditnya, disebutkan bahwa bidan
yang diangkat dan ditugaskan secara penuh
adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
dalam jabatan fungsional bidan sesuai dengan
tanggungjawab, wewenang dan hak secara
ketentuan
perundang-undangan.
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
Dengan demikian pegawai negeri sipil yang
melakukan kegiatan kebidanan pada sarana
ditugaskan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan
peraturan
secara
penuh
dalam
jabatan
01/PER/M.PAN/1/2008
fungsional bidan diberikan tunjangan bidan
adalah
setiap bulannya.
merupakan bagian integral dari pelayanan
Dengan adanya kebijakan tunjangan fungsional
bidan,
tujuannya
untuk
pelayanan
profesioanal
Tentang
yang
kesehatan, yang diberikan kepada ibu dalam
kurun waktu masa reproduksi, bayi baru lahir,
masuk kerja, bahkan ada yang jarang masuk
bayi dan balita.
kerja.
Tujuan
dan
maksud
dari
kedua
Realitas ini diduga ada kaitannya
peraturan tersebut sama-sama menegaska akan
dengan
kinerja
pegawai/bidan yang masih kurang sehingga
bidan
didalam organisasi,
untuk
tingkat
kesejahteraan
meningkatkan kualitas kinerja mereka dalam
mencari
memberikan pelayanan kesehatan. Namun
pekerjaan pokok mereka sebagai bidan untuk
pada kenyataannya, tidak semua harapan dan
memenuhi
tujuan dari kebijakan tersebt berdampak positif
kurangnya penghasilan atau tunjangan yang
atau bisa dicapai keberhasilan secara optimal.
mereka
Artinya bahwa karena salah satu masalah yang
pegawai/bidan yang membuka usaha seperti
tidak
warung, rumah makan, rental game, ada juga
bisa
lepas
dari
manusia
adalah
ketidakpuasan. Ketidakpuasan individu inilah
yang
yang
menjadi
sehingga
akan
masalah
penghasilan
keluarga
tambahan
kebutuhan
dapat
mereka
sehingga
tergabung
dalam
ada
koperasi
diluar
karena
beberapa
simpan
bagi
organisasi
pinjam, itu semua dilakukan untuk memenuhi
memperburuk
organisasi
kebutuhan keluarga mereka. Hal-hal inilah
tersebut.
yang membuat pekerjaan mereka sebagai
Kinerja pegawai yang dalam hal ini
bidan terganggu dan akibatnya memperburuk
adalah kinnerja bidan untuk memberikan
pelayanan disuatu organiasi. Dalam konteks
pelayanan kesehatan, namun terdapat beberapa
inilah yang membuat pemerintah mengambil
keluhan dari masyarakat akan pelayanan yang
kebijakan sehingga di implementasikannya
diberikan, khususnya di beberapa Puskesmas
kebijakan tunjangan fungsional bidan yang
yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan.
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Sesuai pengamatan awal, diketahui
mereka sehingga secara efektif mereka dapat
bahwa kinerja pegawai dalam hal ini bidan
melaksanakan
yang bertugas dibeberapa Puskesmas yang ada
dengan optimal.
tugas
pelayanan
kesehatan
di Kabupaten Minahasa Sealatan sebagai lokasi penelitian ini, terindikasi masih relative
METODE PENELITIAN
rendah atau belum mencapai hasil yang
Jenis penelitian dapat dikelompokkan
optimal. Kondisi ini dapat di amati dari
menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplansi,
beberapa fenomena yang terjadi, diantaranya
dan jenis data (Sugyono, 2009). Dilihat dari
adalah kuantitas dan kualitas kerja yang masih
segi tujuan penelitian ini adalah untuk
relatif rendah, sering terjadi keterlambatan
mengetahui pengaruh kebijakan fungsional
dalam melayani pasien. Hal ini mungkin
bidan terhadap kinerja bidan di Kabupaten
diakibatkan oleh kurangnya disiplin waktu dari
Minahasa Selatan, maka penelitian ini dapat
sebagaian
dikelompokkan
pegawai
(bidan),
seperti
ada
sebagian pegawai/bidan yang sering terlambat
survey
yang
sebagai bersifat
suatu ekploratif
pendekatan kuantitatif research.
penelitian dengan
Survey merupakan metode pengumpulan
2. Variabel Kinerja Organisasi, didefinisikan
data yang bersifat deskriptif, asosiatif, ataupun
sebagai hasil pekerjaan yang mempunyai
logika sebab akibat mengenai peristiwa atau
hubungan kuat dengan tujuan strategis
fenomena melalui sejumlah unit atau individu
organisasi,
(Damin, 2000); dengan kata lain survey
memberikan kontribusi pada ekonomi.
kepuasan
konsumen,
dan
merupakan cara pengumpulan data primer dari
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
sejumlah unit atau individu dalam waktu
ini adalah data tentang pengaruh implementasi
bersamaan (Surakhmat, 1987).
kebijakan tunjangan fungsional bidan terhadap
Variabel adalah merupakan suatu konsep yang mempunyai suatu nilai. Variasi nilai itu
kinerja bidan di beberapa Puskesmas yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan.
akan tampak jika variabel itu didefinisikan
Seperti yang dijelaskan Sugyono (2010)
secara operasional atau ditentukan tingkatan-
dalam buku metode penelitian kuantitatif,
tingkatannya (Damin, 2000). Dalam rangka
kualitatif, dan R&D, populasi adalah wilayah
pengumpulan data maka variabel-variabel
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
penelitian tersebut disusun dengan definisi
yang mempunyai kualitas dan karakteristik
operasionalnya
tertentu yang diterapkan oleh peneliti yang
masing-masing
sebagai
berikut:
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
1. Variabel Tunjangan Fungsional Bidan.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
Kebijakan Tunjangan Fungsional Bidan
seluruh pegawa bidan di 3 Puskesmas yang
merupakan sebuah kebijakan sebagai suatu
ada di Kabupaten Minahasa Selatan yang
arah
berjumlah 40 orang.
tindakan
yang
diusulkan
oleh
seseorang kelompok atau pemerintah dalam suatu
lingkungan
memberikan
tertentu
hambatan-hambatan
yang
dikumpulkan dengan menggunakan instrument
dan
dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
peluang-peluang terhadap kebijakan yang diusulkan
untuk
menggunakan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini
1.
Kuesioner
atau
Daftar
Pertanyaan.
dan
Kuesioner disusun dalam bentuk angket
mengatasi dalam rangka mencapai suatu
berstruktur guna mengumpulkan data
tujuan atau merealisasikan suatu sasaran
primer.
atau suatu maksud tertentu. Implementasi
kuesioner/angket ini dilakukan dengan
kebijakan Tunjangan Fungsional Bidan
teknik
dilakukan sesuai Pasal 2 Peraturan Presiden
(iterviewquide).
Nomor 9 Tahun 2010, tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional
Bidan,
disebutkan
2.
Pengumpulan
data
wawancara
dengan
terpimpin
Studi Dokumentasi. Studi dokumentasi ini digunakan untuk
bahwa kepada pegawai negeri sipil yang
mengumpulkan
diangkat dan ditugaskan secara penuh
sekunder ini diambil dari dokumen-
dalam jabatan fungsional bidan diberikan
dokumen
tunjangan bidan setiap bulannya.
data
sekunder.
tertulis/terekam
Data
yang telah
tersedia
3.
di
beberapa
Puskesmas
(variable X) terhadap variable kinerja
Kabupaten Minahasa Selatan.
pegawai/bidan
Observasi.
pengaruh dinyatakan dengan persamaan
Observasi dilakukan untuk memperoleh
regresi linier sebagai berikut :
ˆ Y
gambaran nyata mengenai fenomena atau peristiwa
yang
berkaitan
dengan
objek/variabel yang diamati. Data yang didapat
dari
observasi
olah
dengan rumus :
statistik
variabel X, yaitu besar perubahan pada
deskriptif dan analisis statistik infrensial, yaitu
nilai variabel Y yang disebabkan atau
sebagai berikut:
diakibatkan oleh perubahan pada variabel
teknik
Analisis
analisis
(Y)(X2) - (X) (XY) n X2 - (X)2
b = Koefisien arah regresi variabel Y atas
1.
di
a =
dengan
menggunakan
dan
a + bX
variable X tidak berubah/tetap; didapat
melalui kuesioner dan wawancara.
di
hubungan
a = Nilai konstan variabel terikat (Y) apabila
pelengkap/pendukung data yang didapat
ini
=
Pola
Dimana :
merupakan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
(Y).
analisis
statistik
deskriptif
yang
digunakan ialah analisis table frekuensi dan
presentase.
Teknik
analisis
X; dihitung dengan rumus : b=
ini
digunakan untuk mendeskripsikan tentang
Tingkat signifikasi dan keberartian regresi
keadaan atau status variabel-variabel
diuji dengan analisa varians atau statistik-F
penelitian hasil pengamatan. Perhitungan
(Sudjana, 1991).
presentase dengan menggunakan rumus
b.
P
=
besar pengaruh/daya determinasi dari
f x 100 % n
implementasi
kebijakan
tunjangan
Di mana :
fungsional bidan (variabel X) terhadap
P = nilai presentase yang dicari;
kinerja
f = frekuensi, yaitu banyaknya data
Analisis korelasi yang digunakan ialah
pada setiap kategori pengukuran.
Analisis
Statistik
korelasi Infrensial
yang
digunakan ialah analisis regresi dan korelasi sederhana: Analisis digunakan
regeresi untuk
pegawai/bidan
(variabel
Y).
analisis korelasi product moment atau
n = total data sampel.
a.
Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui derajat korelasi dan
sebagai berikut:
2.
n XY - (X)-(Y) n X2 - (X)2
r-person,
melalui
langkah-
besarnya
derajad
langkah berikut : 1)
Untuk
mencari
hubungan dan daya penentu digunakan linear
sederhana
mengetahui
rumus :
pola
hubungan pengaruh dari implementasi kebijakan tunjangan fungsional bidan
r=
n XY - (X) (Y) …. {n X2 - (X)2 }{n Y2 - (Y)2}
(Sudjana, 1991)
2)
Untuk menguji signifikansi hubungan
PNS yang tersebar di tiga Puskesmas yang ada
antara kedua variabel (uji hipotesis),
di Kabupaten Minahasa Selatan.
maka
3)
4)
nilai
r-hitung
langsung
Setelah
data
terkumpul,
kemudian
dikonsultasikan dengan nilai r-tabel pada
ditabulasi dengan cara memberi skor dari
taraf uji 1 % dengan dk = n.
jawaban responden dengan menggunakan
Untuk menetukan besarnya daya penentu
skala likert, di mana setiap opsi diberi skor : 5
(koefisien
untuk opsi a, skor 4 untuk opsi b, skor 3 untuk
determinasi),
maka
nilai
koefisien korelasi (r) dikwadratkan (r2).
opsi c, skor 2 untuk opsi d dan skor 1 untuk
Semua analisis dibantu dengan program
opsi e.
SPSS for windows versi 20 melalui
2.
Variabel Kinerja Pegawai/Bidan
perangkat komputer.
Kinerja pegawai, didefinisikan sebagai hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan
PEMBAHASAN
kuat
1.
Variabel Tunjangan Fungsional Bidan
kepuasan
Implementasi
Tunjangan
kontribusi pada ekonomi. Kinerja organisasi
Fungsional Bidan dilakukan sesuai Pasal 2
atau peningkatan kinerja organisasi dapat
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2010,
diamati atau diukur dalam beberapa indikator
tentang tunjangan jabatan fungsional bidan,
:
disebutkan bahwa kepada pegawai negeri sipil
a. Kualitas kerja, dilihat dari mutu kerja yang
yang diangkat dan ditugaskan secara penuh
dihasilkan berdasarkan standar kesesuaian
dalam jabatan fungsional bidan diberikan
yang
tunjangan bidan setiap bulannya. Variabel ini
kerapihan, ketuntasan dan lain sebagainya.
Kebijakan
diamati dalam tiga indkator sebagai berikut :
dengan
tujuan
konsumen,
ditetapkan,
strategis dan
seperti
organisasi, memberikan
ketelitian,
b. Produktivitas, dilihat dari jumlah mutu dan
a. Rasionalitas, ialah apakah proses tunjangan
mutu hasil kerja yang dicapai dibandingkan
fungsional bidan rasional sesuai dengan
dengan target atau sasaran program kerja
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.
yang ditetapkan.
b. Efisiensi, ialah apakah sarana dan prasarana
c. Kepuasan, ialah sejauh mana organisasi
efisien sesuai dengan kemampuan kinerja
dapat
bidan.
pegawainya.
c. Efektifitas, ialah apakah hasil kerja dari
d. Sikap
memenuhi
dan
kebutuhan
perilaku,
para
sejauhmana
bidan efektif sesuai dengan pelaksanaan
kedisiplinan pegawai, khususnya Bidan
tugas dan fungsi dari organisasi.
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan,
Berdasarkan indikator-indikator tersebut diatas, selanjutnya dijabarkan ke dalam daftar pertanyaan atau kuesioner sebanyak 6 butir
seperti kerjasama, tanggung jawab, inisiatif dan disiplin dalam bekerja. Berdasarkan
indikator-indikator
pertanyaan, kemudian didistribusikan kepada
tersebut, kemudian dijabarkan ke dalam daftar
40 responden yang berprofesi sebagai bidan
pertanyaan/kuesioner
sebanyak
10
butir
pertanyaan, dan setiap pertanyaan disediakan 5
bermakna bahwa variasi perubahan Kinerja
alternatif
pegawai
jawaban
(opsi)
untuk
dipilih
responden yang selanjutnya diberi nilai skor 5
turut
dipengaruhi
perubahan faktor
oleh
Impelemntasi
variasi
kebijakan
: 4 : 3 : 2 : 1 untuk opsi a : b : c : d dan e. Atas dasar nilai skor tersebut selanjutnya dilakukan tabulasi data (raw score) seperti yang termuat
oleh faktor-faktor lain, antara lain (1) faktor
dalam lampiran skripsi ini.
individual yang di tentukan oleh pemahaman
Hipotesis
yang
penelitian
ini
kebijakan
tunjangan
diajukan
berbunyi
berpengaruh
positif
pegawai/bidan
di
dalam
pekerjaan bidan, pengalaman kerja bidan, atau
“Implementasi
juga latar belakang keluarga seperti tingkat
fungsional
bidan
sosial ekonomi, (2) faktor psikologis yang
kinerja
ditentukan oleh perilaku atau sikap bidan
Minahasa
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
terhadap Kabupaten
Selatan”.
sebagai profesi bidan, (3) faktor organisasi,
Perhitungan analisis regresi sederhana pada
variabel
Kinerja
pegawai
(Y)
dimana kinerja bidan berpengaruh terhadap sumber
daya
maupun
atasan
di
dalam
menghasilkan koefisien arah regresi “b”
organisasi. Faktor – faktor tersebut sangat
sebesar 0,826 dan konstanta “a” sebesar
berpengaruh
17,270. Dengan demikian, bentuk pengaruh
organisasi.
antara
kedua
variabel
tersebut
dapat
digambarkan oleh persamaan regresi
Begitu
terhadap
kinerja
besarnya
pengaruh
disuatu
atau
kontribusi faktor tunjangan fungsional bidan
Ŷ = 17,270 + 0,826 X
terhadap kinerja pegawai dapat dibenarkan
Sebelum digunakan untuk melakukan
karena keberhasilan sebuah organisasi publik
prediksi, persamaan regresi tersebut harus
turut ditentukan oleh implementasi kebijakan-
memenuhi
kebijakan disektor insentif, terutama dalam
syarat
kelinieran
dan
keberartiannya.
bentuk pemberian motivasi kerja, seperti
Dari hasil analisis regresi sederhana
tunjangan-tunjangan, baik tunjangan struktural
dengan persamaan Ŷ = 17,270 + 0,826X, dan
maupun tunjangan fungsional kepada tenaga-
korelasi product moment dengan koefisien
tenaga fungsional seperti guru, dosen, tenaga
korelasi ( r ) sebesar 0,789 dapat teruji
kesehatan, termasuk Bidan yang berstatus
hipotesis yang menyatakan “ Implementasi
pegawai
kebijakan
diimplementasikannya kebijakan tunjangan
tunjangan
fungsional
bidan
negeri
sipil
fungsional
Kabupaten Minahasa Selatan”, pada taraf
memberikan dorongan dan kegairahan kerja
signifikansi 1%. Sementara itu, kontribusi atau
guna meningkatkan kinerja para bidan dalam
pengaruh
memberikan
Impelemntasi
kebijakan
diharapkan
Dengan
berpngaruh poitif terhadap kinerja pegawai di
faktor
bidan,
(PNS).
pelayanan kesehatan
dapat
kepada
tunjangan fungsional bidan terhadap Kinerja
masyarakat pengguna, terutama kaum ibu
pegawai diperoleh sebesar 62,3%. Hal ini
yang akan melahirkan.
Realitas hasil penelitian ini secara
pimpinan
organisasi
teoritis sejalan dengan beberapa pendapat para
motivasi
atau
ahli, di antaranya, menurut Martoyo (1991)
organisasi
motivasi ialah faktor yang mendorong orang
gilirannya akan dapat meningkatkan kinerja
untuk berperilaku atau bertindak dengan cara
pegawai itu sendiri.
tertentu, atau suatu kondisi mental yang mendorong
dilakukannya
dorong
untuk
memberikan
kepada
berprestasi
anggota
yang
pada
Pada bagian lain, Herzberg (dalam
tindakan.
Hasibuan, 2001 : 121) menyatakan bahwa
Motif itu sendiri mengandung pengertian
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan
sebagai
dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan
daya
suatu
mampu
pendorong
atau
tenaga
pendorong yang mendorong manusia untuk
kebutuhannya,
bertindak, atau sesuatu di dalam dirinya
motivational factors. Maintainance factors
manusia yang menyebabkan ia bertindak.
adalah
Lebih lanjut, Westerman dan Donoghue
berhubungan dengan hakekat manusia yang
(1992), mengatakan bahwa motivasi sebagai
ingin memperoleh
serangkaian proses yang memberi semangat
Disebut juga hygienic factors, yaitu faktor-
bagi perilaku seseorang dan mengarahkannya
faktor yang bersumber dari gaji, tunjangan,
kepada pencapaian beberapa tujuan atau secara
kondisi kerja, jaminan
lebih singkat yang mendorong seseorang untuk
kebijakan
melakukan sesuatu yang harus dikerjakan
hubungan atasan-bawahan dan jaminan sosial.
secara sukarela dan dengan baik.
Apabila faktor-faktor tersebut tidak ada akan
Pendapat
kedua
ahli
di
atas
maintaining
faktor-faktor
pemelihara
ketentraman
organisasi,
menyebabkan
factors
dan
yang
badaniah.
pekerjaan, status, kualitas
supervisi,
ketidakpuasan
diantara
mengisyaratkan bahwa pengendalian perilaku
karyawan/pegawai, namun keberadaan faktor-
pegawai kearah pencapaian tujuan organisasi
faktor ini bukanlah motivator melainkan
(termasuk peningkatan kinerja pegawai) dapat
maintainance
dilakukan oleh pimpinan organisasi melalui
pemelihara agar supaya tidak terjadi ketidak
penguatan motif yang bersember dari dalam
puasan. Sedangkan motivational factors adalah
diri
faktor-faktor motivator yang
pegawai
itu
sendiri
dengan
jalan
factors
faktor-faktor
menyangkut
memenuhi kebutuhan mereka, baik yang
kebutuhan
sifatnya kebutuhan fisik, psikhis, sosial,
perasaan sempurna dari seseorang dalam
maupun aktualisasi diri. Asumsi ini sejalan
melakukan
pekerjaan.
pula dengan pendapat McClelland dalam
bersumber
dari
Reksohadiprodjo & Handoko (1995), bahwa
pengakuan (recognition), tanggung jawab
seseorang
(responsibility), pekerjaan itu sendiri (the
dianggap
mempunyai
motivasi
psikologis
atau
seseorang,
Faktor-faktor
prestasi
ini
(achievement),
prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai
work
keinginan
baik
(advancement),
daripada yang lain dalam banyak situasi.
pengembangan
Situasi yang dimaksud disini ialah ketika
development). Keberadaan faktor-faktor ini
untuk
berprestasi
lebih
itself),
yaitu
kemajuan-kemajuan pertumbuhan
pribadi
(self
grouth
dan and
akan menimbulkan kepuasan kerja bagi para
sehingga mampu memacu kinerja mereka
pegawai dan menjadi motivator. Faktor-faktor
seoptimal mungkin.
tersebut
bersifat
satisfier, yaitu pemberi
kepuasan; oleh karena itu disebut motivating
Kesimpulan
faktors, sehingga ketidak beradaan faktor-
Berdasarkan hasil-hasil analisis data,
faktor ini tidak akan menimbulkan kepuasan.
maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan,
Artinya
antara lain :
bahwa
dengan
terpenuhinya
kebutuhan pegawai, khususnya para bidan
1. Setelah
dilakukan
identifiasi
variabel-
melalui kebijakan tunjangan fungsional yang
variabel penelitian, maka diketahui bahwa
mereka terima dari pimpinan organisasi akan
distribusi jawaban responden terhadap
dapat memberikan kepuasan kerja sekaligus
semua
mendorong para pegawai/bidan untuk bekerja
(Implementasi
secara optimal yang pada gilirannya dapat
fungsional
meningkatkan kinerja mereka sehingga tujuan
terikat/tak bebas (kinerja pegawai) cukup
organisasi akan dapat dicapai.
bervariasi, namun rata-rata berada pada
Walaupun kebijakan
pengaruh
tunjangan
impelemntasi
fungsional
variabel,
baik
variabel
kebijakan
bidan)
bebas
tunjangan
maupun
variabel
kategori “sedang”. Hal ini mengindikasikan
Bidan
bahwa belum optimalnya implementasi
terhadap kinerja pegawai sangat signifikan,
tunjangan fungsional bidan disatu sisi, dan
namun capaian kedua variabel belum optimal
disisi yang lain, berdampak pada belum
dicapai, sehingga hal ini perlu ditingkatkan.
optimalnya kinerja pegawai itu sendiri.
Artinya bahwa belum optimalnya capaian
2. Variabel bebas (Implementasi kebijakan
impelemntasi kebijakan tunjangan fugsional
tunjangan fungsional bidan) bepengaruh
bidan berakibat pada belum optimalnya pula
positif dan signifikan atau nyata terhadap
capaian kinerja pegawai, khususnya pada
kinerja pegawai. Hal ini bermakna bahwa
bidan dalam melaksanakan tugas dan fungsi
ketika tunjangan fungsional bidan dapat
mereka
diimplementasikan secara efektif dalam arti
dalam
memberikan
kesehatan
kepada
khususnya
para
ibu
pelayanan
pengguna
layanan,
hamil/bersalin
atau
melahirkan. Dengan
memenuhi
kebutuhan
para
bidan,maka akan merubah perilaku mereka kearah yang lebih produktif sehingga pada
demikian,
hasil
penelitian
ini
mengisyaratkan bahwa pimpinan organisasi pemerintah
dapat
daerah
Kabupaten
gilirannya
dapat
mningkatkan
kinerja
mereka.
Minahasa
Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan
Selatan, khususnya Dinas Kesehatan perlu
bahwa hipotesis yang diajukan telah teruji
meningkatkan
keberlakuannya secara empiris berdasarkan
motivasi
dengan
lebih
mengefektifkan sistem penggajian melalui
fakta
pemberian insentif kerja bagi yang berprestasi,
menjustifikasi teori-teori yang mendasarinya.
khususnya tunjangan fungsional para bidan
di
lapangan,
sekaligus
telah
Saran-saran Mengacu pada hasil-hasil temuan dalam penelitian ini, maka
perlu dikemukakan
beberapa saran, antara lain :
Sugiyono,
2009,
Metode
Penelitian
Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D, CV. Alfabeta, Bandung.
1. Mengingat belum optimalnya implementasi tunjangan
fungsional
bidan
yang
Sugyono,
2010,
Metode
Penelitian
berdampak pada belum optimal pula
Kuantitatif Kualitatifdan R&D, Alfabeta,
pencapaian
kinerja
Bandung.
disarankan
agar
pegawai, pemerintah
maka daerah
Kabupaten Minahasa Selatan, khususnya
Sumber Lain :
Dinas
Undang – Undang Nomor 43 Tahun 1999,
Kesehatan
perlu
meningkatkan
motivasi dengan lebih mengefektifkan
Tentang Pokok – Pokok Kepegawaian.
sistem
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009,
penggajian
melalui
pemberian
insentif kerja bagi mereka yang berprestasi,
Tentang Rumah Sakit.
khususnya pemberian tunjangan fungsional
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
kepada
9 Tahun 2010, Tentang Tunjangan Jabatan
para
memacu
bidan
kinerja
sehingga mereka
mampu seoptimal
mungkin.
Fungsional bidan. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
2. Untuk lebih meningkatkan kinerja pegawai,
Negara Republik Indonesia Nomor 1/PER/M.
khususnya para bidan dalam memberikan
PAN/1/2008,
pelayanan kebidanan, maka disarankan
Fungsional Bidan dan Angka Kreditnya
kepada Dinas
pemerintah kesehatan
daerah,
Kabupaten
khususnya Minahasa
Selatan agar meningkatkan jumlah dan mutu tenaga kebidanan, terutama tenaga ahli madya melalui pendidikan lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA Martoyo, S., 1991, Manajemen Sumber Daya Manusia, PBFE, Yogyakarta.
Reksohadiprodjo, S. dan H. Handoko., 1995, Teori
dan Perilaku Organisasi, BPFE
Yogyakarta.
Surakhmat, Winarno, 1987, Metode Riset, Gunung Agung, Jakarta.
Tentang Tunjangan Jabatan