PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP KEAHLIAN NOVICE ACCOUNTANT: GENDER DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING
THE INFLUENCE OF COMPUTER ANXIETY AND THE LEVEL OF TECHNOLOGY ACCEPTANCE TOWARDS THE NOVICE ACCOUNTANT SKILL: GENDER AND LOCUS OF CONTROL AS THE MODERATING VARIABLES SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh ALDILA MEGANANDA 20060420086
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2010
SKRIPSI PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP KEAHLIAN NOVICE ACCOUNTANT: GENDER DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING
THE INFLUENCE OF COMPUTER ANXIETY AND THE LEVEL OF ACCEPTANCE TECHNOLOGY TOWARD THE NOVICE ACCOUNTANT SKILL: GENDER AND LOCUS OF CONTROL AS VARIABLE MODERATING
Diajukan oleh ALDILA MEGANANDA 20060420086
Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing
Barbara Gunawan, S.E., M.Si. NIK: 143 050
Tanggal 6 April 2010
PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP KEAHLIAN NOVICE ACCOUNTANT: GENDER DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING Diajukan oleh ALDILA MEGANANDA 20060420086
Skripsi ini telah Diuji dan Diberikan nilai “A” serta telah Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal 24 April 2010 Yang terdiri dari
Barbara Gunawan, S.E., M.Si. Ketua Tim Penguji
Harjanti Widyastuti, S.E., M.Si. Akt. Anggota Tim Penguji
Erni Suryandari F., S.E., M.Si. Anggota Tim Penguji
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Misbahul Anwar, S.E., M.Si. NIK: 143 014
PERNYATAAN Dengan ini saya, Nama: ALDILA MEGANANDA Nomor mahasiswa: 20060420086 menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH COMPUTER ANXIETY
DAN
TINGKAT
PENERIMAAN
TEKNOLOGI
TERHADAP
KEAHLIAN NOVICE ACCOUNTANT: GENDER DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERASI” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 24 April 2010
Aldila Megananda
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S. Al-Baqarah: 45-46) Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (Q.S. Al A'raaf: 199) Apapun yang membuat kita menunda yang penting bagi hidup kita, maka ia adalah penjara bagi kebebasan hidup kita. (Ust. Syatori Abdurra’uf) Peliharalah akhlakmu karena ia kehidupanmu... Peliharalah agamamu karena ia adalah nyawamu... Peliharalah budi pekertimu karena ia adalah lukisan hidupmu... Peliharalah amalanmu karena ia adalah pakaian ukhrawimu... Peliharalah lisanmu karena ia adalah hatimu yang menentukan baik buruk dirimu... Sesungguhnya waktu adalah hidup, dan hidup sendiri adalah menjalani waktu, sejauh mana kita menghargai waktu, berarti sejauh itulah kita menghargai hidup… Insan yang sempurna bukanlah yang tak pernah melakukan kesalahan, tapi ialah insan yang mampu bangkit dari kekhilafannya... Tidak ada kehidupan yang sia-sia... Satu2 nya waktu yang kita sia2 kan adalah waktu yang kita habiskan dengan mengira kita hanya sendirian...
Sujud syukur Q panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
nafas kehidupan, karunia, rahmat dan hidayahnya,
sehingga akhirnya aku bisa menyelesaikan studi Q di UMY... Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad saw, yang telah memperjuangkan agama yang haq, untuk kita umatnya dan kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti... Untuk Ibu Q yang telah melahirkan dan merawat Q, mengajari Q, selalu mendukung Q dan memperhatikan Q, terimakasih atas semua yang telah diberikan untuk Q... Untuk Bapak Q terimakasih karena telah membimbing Q, selalu mendukung Q dan memberikan perhatian untuk Q... Untuk adik Q terimakasih karena telah menemani Q selama ini... Untuk
saudara-saudara
Q,
terimakasih
atas
perhatian
dan
dukungannya kepada Q... Untuk guru-guru Q dari aku mulai sekolah TK hingga saat ini, terimakasih atas jasa yang telah diberikan, semoga bermanfaat... Untuk dosen-dosenQ, Ibu Era, Ibu Erni, Ibu Harjanti, Ibu Arum, Ibu Ietje, Ibu Evi, Ibu Peni, Ibu Rita, Ibu Wuryan, Ibu Tri Maryati, Bapak Ahim, Bapak Suryo, Bapak Wahyu, Bapak Andan, Bapak Alek, Bapak Yaya, Bapak Rudy, Bapak Afrizal, Bapak Emile, Bapak Anto, Bapak Sentot, Mr Yendi, Mr Agung, terimakasih atas
ilmu yang telah diberikan, semoga bermanfaat dan menjadi amal kebaikan Ibu dan Bapak sekalian... Untuk semua teman-teman Q dari aku mulai sekolah TK hingga saat ini, terimakasih karena telah memberikan banyak pengalaman yang berharga... Untuk Cindo, terimakasih atas kebaikannya selama ini, semoga persahabatan kita tetap ada walaupun kita udah gk bareng2 di UMY lagi, semoga sukses selalu... Untuk Fitri, Dewi, Analisti, Lita, Dyah, terimakasih atas dukungan dan perhatiannya selama ini, semoga sukses selalu temen2... Untuk Tya, Utie, Lina, Dina, Popy, Desi, Gris, Oci, Lala, Ega, Vega, Ulfa, Noviana, Danti, Arina, Winda, Lesta, Nenenk, Nia, Tika, Dwi, Ervi, Chuwee, Ana Septiani, Eti, Indri, Lefti, Leni, Rebi, Shinta, Desy kecil & Lia yang udah pindah, dan semua temen2 akuntansi 2006 terimakasih untuk persahabatannya selama ini... Untuk
temen2
UMY
semua
angkatan,
terimakasih
atas
persahabatannya, sukses selalu buat temen2... Untuk karyawan UMY, Ibu Widi, Ibu Asri, Ibu Mar TU, semua staf TU dan olah data, staf pengajaran, staf perpustakaan, staf biro akademik, staf LPPI, bapak parkir, terimakasih atas bantuan yang telah diberikan, semoga sukses selalu... Untuk semua pihak yang namanya belum tertulis, yang telah memberikan bantuannya, terimakasih atas bantuan yang diberikan...
INTISARI Penelitian ini adalah studi empiris pada novice accountant di 5 perguruan tinggi Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai: (1) pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy, (2) pengaruh tingkat penerimaan teknologi terhadap computer self-efficacy, (3) gender memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy, dan (4) locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy. Obyek penelitian ini adalah 223 mahasiswa perguruan tinggi di Yogyakarta, yaitu mahasiswa UGM, UNY, UMY, UII, dan STIE YKPN yang diambil berdasarkan metoda purposive sampling. Hipotesis satu dan hipotesis dua diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hipotesis tiga diuji dengan menggunakan uji independent sample t-test dan uji chow test. Hipotesis empat diuji menggunakan uji nilai selisih mutlak. Variabel independen dalam penelitian ini adalah computer anxiety dan tingkat penerimaan teknologi. Computer self-efficacy adalah variabel dependen. Gender dan locus of control adalah variabel moderating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif terhadap computer self-efficacy. Tingkat penerimaan teknologi berpengaruh positif terhadap computer self-efficacy. Gender dan locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy. Kesimpulannya semua hipotesis dalam penelitian ini diterima secara statistik. Kata kunci: Computer Anxiety, Tingkat Penerimaan Teknologi, Computer SelfEfficacy, Gender, Locus of Control.
ABSTRACT This is an empirical study on the novice accountant in 5 universities in Yogyakarta. This research is carried out to test and gather empirical evidences about: (1) the influence of computer anxiety towards the computer self-efficacy, (2) the influence of the level of technology acceptance on the computer self-efficacy, (3) gender moderates the influence of the computer anxiety towards the computer self-efficacy, and (4) locus of control moderates the influence of computer anxiety towards the computer selfefficacy. The objects of this research are 223 college students in Yogyakarta; they are students from UGM, UNY, UMY, UII, and STIE YKPN who were selected using purposive sampling methods. First and second hypotheses were tested using multiple regression analysis. Third hypothesis was tested with independent sample t-test and chow test. Fourth hypothesis was tested using the difference of absolute values. The independent variables in this research were computer anxiety and the level of technology acceptance. The dependent variable was the computer self-efficacy. Gender and locus of control are moderating variables. The result of the research showed that computer anxiety gave negative influence towards the computer self-efficacy. The level of technology acceptance gave positive influence towards the computer self-efficacy. Gender and locus of control moderate the influence of computer anxiety towards the computer self-efficacy. The conclusion is that all hypotheses are statistically accepted. Key words: computer anxiety, level of technology acceptance, computer self-efficacy, gender, locus of control.
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahirabbil’alamin. Sujud syukur dan segala puji senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT pemilik alam semesta, yang telah memberikan kemudahan, kekuatan, karunia, hidayah dan rahmat Nya kepada penulis, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Computer Anxiety dan Tingkat Penerimaan Teknologi Terhadap Keahlian Novice Accountant: Gender dan Locus of Control Sebagai Variabel Moderating” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tetap terhaturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah banyak berjasa mempertahankan agama yang haq, untuk kita umatnya, sehingga waktu demi waktu selalu dalam bimbingan beliau, dan semoga syafa’atnya memberikan cahaya di hari akhir nanti. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi Perguruan Tinggi di Yogyakarta khususnya, serta Perguruan Tinggi di Indonesia pada umumnya untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga nantinya para novice accountant memiliki internal locus of control, computer anxiety yang rendah, dan keahlian komputer yang tinggi. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bpk. Misbahul Anwar, S.E., M.Si., yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi. 2. Ketua Jurusan Akuntansi, Bpk. Ahim Abdurahim, S.E., M.Si., Akt., yang telah memberikan bimbingan selama penulis menyelesaikan studi. 3. Ibu Barbara Gunawan, S.E., M.Si., yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu dan Bapak serta adikku yang senantiasa memberikan dukungan dan perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. 5. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya kepada penulis. 6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan, dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini. Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman penelitian dengan topik ini. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yogyakarta, 24 April 2010
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...............................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................
v
INTISARI ........................................................................................................
viii
ABSTRAK .......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian .................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................................
9
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................
9
D. Manfaat Penelitian .............................................................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ..................................................................................
11
1. Computer Anxiety .........................................................................
11
2. Tingkat Penerimaan Teknologi .....................................................
11
3. Computer Self-Efficacy .................................................................
12
4. Locus of Control ...........................................................................
13
B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis .......................
14
C. Model Penelitian ................................................................................
22
BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian .................................................................
23
B. Jenis Data ...........................................................................................
23
C. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................
24
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................
24
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..........................................
25
1. Variabel Independen .....................................................................
25
2. Variabel Dependen .......................................................................
27
3. Variabel Moderasi ........................................................................
28
F. Uji Kualitas Data ................................................................................
29
1. Uji Reliabilitas ..............................................................................
29
2. Uji Validitas ..................................................................................
29
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................
30
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ........................................................
31
1. Uji Koefisien Determinasi ............................................................
32
2. Uji Signifikansi Simultan .............................................................
32
3. Uji Signifikansi Individual ...........................................................
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian .......................................
34
1. Tingkat Pengembalian Kuesioner ....................................................
34
2. Karakteristik Responden ..................................................................
34
3. Statistik Deskriptif ...........................................................................
37
B. Uji KualitasData ....................................................................................
40
C. Uji Hipotesis .........................................................................................
45
1. Pengujian Hipotesis 1 dan Hipotesis 2 ............................................
45
2. Pengujian Hipotesis 3 ......................................................................
47
3. Pengujian Hipotesis 4 ......................................................................
50
D. Pembahasan ..........................................................................................
52
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN dan SARAN PENELITIAN A. Simpulan ................................................................................................
55
B. Keterbatasan ...........................................................................................
56
C. Saran .......................................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL TABEL 4.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner ..........................................
34
TABEL 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...........
35
TABEL 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..........................
35
TABEL 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Semester Kuliah ......
36
TABEL 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan IPK Terakhir .............
37
TABEL 4.6. Statistik Deskriptif .................................................................
38
TABEL 4.7. Hasil Uji Reliabilitas ..............................................................
41
TABEL 4.8. Hasil Uji Validitas .................................................................
41
TABEL 4.9.a. Nilai R dan Adjusted R Square ...........................................
42
TABEL 4.9.b. Nilai VIF .............................................................................
42
TABEL 4.9.c. Nilai Eigenvalue ..................................................................
43
TABEL 4.10. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...............................................
43
TABEL 4.11. Hasil Uji Normalitas ............................................................
44
TABEL 4.12. Hasil Uji Koefisien Determinasi ..........................................
45
TABEL 4.13. Hasil Uji Signifikansi Simultan ...........................................
46
TABEL 4.14. Hasil Uji Signifikansi Individual .........................................
47
TABEL 4.15. Hasil Uji T-Test ...................................................................
48
TABEL 4.16.a. Regresi Total Observasi ....................................................
49
TABEL 4.16.b. Regresi Pria .......................................................................
49
TABEL 4.16.c. Regresi Wanita ..................................................................
49
TABEL 4.17. Hasil Uji Nilai Selisih Mutlak .............................................
51
DAFTAR GAMBAR GAMBAR 2.1. Model Penelitian ……………………… .....................
22
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Saat ini teknologi informasi (TI) berkembang semakin pesat. Perkembangan ini menjadikan TI tidak bisa dipisahkan dari aktivitas yang dijalankan oleh suatu organisasi. TI menjadi kebutuhan dasar organisasi yang meliputi perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) yang semakin ramah dalam penggunaannya (user friendly) (Turban et al., 2002 dalam Wijaya, 2005). Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang menitikberatkan pada penggunaan komputer dan teknologi yang berhubungan dengan pengaturan sumber informasi (Wilkinson dan Cerullo, 1997 dalam Syam, 1999). Secara khusus Indriantoro (1996) dalam Syam (1999) membagi TI menjadi 6 elemen yang semakin terintegrasi dan berevolusi, yaitu: 1) perangkat keras, 2) perangkat lunak, 3) jaringan, 4) workstation, 5) robotik, dan 6) smart chips. Ada 4 macam teknologi yang perkembangannya relatif pesat saat ini, yaitu: teknologi pemanukfaturan, teknologi transportasi, teknologi komunikasi, dan teknologi komputer (Indriantoro, 2000). Perkembangan teknologi komputer dan teknologi yang lain tersebut mendorong transformasi lingkungan bisnis, sehingga kondisi pasar menjadi semakin kompetitif. Kehadiran dan pesatnya perkembangan TI dewasa ini memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan bisnis dalam suatu organisasi (Indriantoro, 2000). Komponen teknologi akan mempercepat dalam pengolahan data
serta dapat memberikan nilai tambah untuk organisasi. Peran TI yang lain yaitu sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai tingkat manajerial. Perubahan TI mengakibatkan organisasi harus menyiapkan sumber daya manusia yang mengoperasikan teknologi tersebut. Kecanggihan TI akan menjadi sangat tidak berarti jika pengguna TI tidak berkembang sejalan dengan perkembangan TI tersebut (Setyomurni dan Wijaya, 2009). Dengan demikian, sumber daya manusia haruslah siap untuk menanggapi perubahan TI berupa keahlian menggunakan komputer. Era digital saat ini, integrasi teknologi informasi di dalam kurikulum akuntansi merupakan salah satu hal yang paling penting. AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) telah memasukkan adaptasi teknologi sebagai salah satu dari lima kompetensi dasar seperti yang tertulis dalam laporan final CPA Vision Project sejak tahun 1999 (Thibodeau et al., 2001 dalam Rustiana, 2005). Laporan tersebut menyatakan bahwa akuntan harus dapat memanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi ke dalam cara yang dapat memberi nilai tambah ekonomi masa kini. Kompetensi ini mensyaratkan bahwa akuntan harus peduli dengan perkembangan terakhir dalam teknologi dan mampu mengadopsi teknologi tersebut untuk meningkatkan kinerja keseluruhannya. Dewasa ini mahasiswa akuntansi dipersiapkan untuk menjadi akuntan yang mempunyai kompetensi dalam bidang TI yang memadai. Misalnya menggunakan micro-based tools secara umum, software khusus di bidang audit dan penggunaan internet (Rustiana, 2004). IFAC (International Federation of Accountant) menyatakan bahwa auditor eksternal perlu mempunyai pengetahuan secara spesifik mengenai teknologi informasi. Pengetahuan ini digunakan sebagai kemampuan untuk menguji
sistem (validasi sistem), mengevaluasi integritas sistem dan penggunaan laporan yang dihasilkan, data retrieval software, dan menggunakan secara luas teknik audit berbantuan komputer/ computer-assisted audit techniques (CAATs). Pengalaman dengan software aplikasi dan penggunaan teknologi tersebut dipandang sebagai bentuk nilai plus (Stone et al., 1996 dalam Setyomurni dan Wijaya, 2009). Susanto dan Widodo (2006) menyatakan bahwa pengetahuan sistem teknologi informasi sangat luas dan kompleks, sehingga untuk menentukan pengetahuan sistem teknologi informasi apa yang harus dimiliki akuntan juga sangat sulit karena dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor perkembangan penerapan teknologi pembuatan produk dalam perusahaan, konsep-konsep managerial yang diterapkan dalam perusahaan, bidang pekerjaan profesi akuntansi dan perkembangan sistem teknologi informasi yang sudah ada. Sistem informasi modern, yaitu penyatuan teknologi komputer, telekomunikasi dan otomatisasi dalam suatu sistem informasi merupakan lahan yang membutuhkan berbagai disiplin ilmu dan teknologi serta sulit untuk dimonopoli oleh satu profesi. Profesi akuntan yang dibentuk melalui jenjang pendidikan formal menuntut kompetensi yang memadai dalam bidang teknologi informasi. Oleh karena itu mahasiswa akuntansi yang merupakan calon akuntan memerlukan pengetahuan teknologi sistem informasi sebagai salah satu tuntutan yang harus dikuasai akuntan dalam dunia kerja. Gultom (1993) dalam Susanto dan Widodo (2006) menyimpulkan bahwa pengetahuan sistem teknologi informasi yang harus dikuasai oleh akuntan adalah pengetahuan desain dan pengembangan sistem, pengetahuan paket akuntansi, dan pengetahuan EDP auditing. Pengetahuan dalam bidang personal computer dan bahasa
pemrograman juga dibutuhkan dalam persaingan di dunia kerja. Pengetahuan PC meliputi pengetahuan hardware dan software, pengetahuan program aplikasi dan pengetahuan jaringan komputer. Pengetahuan desain dan pengembangan sistem meliputi pengetahuan cost and benefit analysis dalam desain dan pengembangan sistem akuntansi, pengetahuan sistem flowcharting, dokumentasi sistem dan struktur pengendalian, serta pengetahuan data base management system relational. Pengetahuan paket akuntansi meliputi penggunaan program pengolah data, angka, tabel, grafik seperti Microsoft Excel dan SPSS, pengetahuan desain input chart of account dan laporan keuangan, pengetahuan program paket akuntansi seperti MYOB. Pengetahuan EDP auditing meliputi pengetahuan paket program penentuan paket program penentuan sampel dalam auditing, pengetahuan mampu mengidentifikasi, mengendalikan
dan
menghilangkan
jenis-jenis
ancaman,
penipuan
dan
penyalahgunaan komputer serta pengetahuan dalam mengidentifikasi audit trail. Terakhir
pengetahuan
bahasa
pemrograman
meliputi
pengetahuan
bahasa
pemrograman seperti BASIC dan pengetahuan sebagai end user programming. Berbagai hasil penelitian memberikan bukti empiris mengenai semakin meningkatnya peran teknologi komputer untuk berbagai kepentingan bisnis. Misalnya Lovata (1990) dalam Indriantoro (2000) meneliti kemampuan teknologi komputer sebagai alat bantu dalam berbagai teknik audit. Fungsi teknologi komputer sebagai alat bantu pembuatan keputusan juga dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman auditor junior (Eining dan Dorr, 1991 dalam Indriantoro, 2000). Di bidang pemanufakturan, aplikasi komputer digunakan untuk peningkatan produktivitas dan pengendalian mutu produk melalui computer-aided design dan computer-integrated
manufacturing (Bennett et al., 1987 dalam Indriantoro, 2000). Teknologi komputer juga
berpengaruh
pada
dunia
pendidikan
yaitu
bahwa
aplikasi
komputer
memungkinkan penerapan collaborative telelearning (Alvin et al., 1996 dalam Indriantoro, 2000). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa teknologi komputer memiliki beberapa manfaat antara lain: penghematan dan ketepatan waktu, peningkatan produktivitas, dan akurasi informasi yang lebih baik (Sudaryono dan Astuti, 2006). Selanjutnya studi kasus yang dilakukan oleh Myers (1994) dalam Indriantoro (2000) menemukan sejumlah hambatan bahkan kegagalan dalam penerapan TI. Penelitian Sabherwal dan Elam (1995) dalam Indriantoro (2000) menyatakan beberapa problematik yang kemungkinan dapat mengganggu keberhasilan penerapan TI pada suatu organisasi. Beberapa problematik diantaranya adalah kompleksitas dan ketidakjelasan tujuan sistem informasi yang dikembangkan, tidak adanya dukungan manajemen puncak, kelemahan disain sistem, kurangnya pengalaman dan sikap negatif pemakai, serta masalah keterbatasan dana. Dari berbagai faktor yang mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan TI, aspek sikap pemakai merupakan faktor penting yang memberi kontribusi terhadap akseptasi TI (Igbaria, 1995 dalam Indriantoro, 2000). Ketidaksukaan seseorang terhadap komputer dapat disebabkan oleh ketakutan dan kekhawatiran yang bersangkutan terhadap penggunaan TI atau disebut dengan computer anxiety (Indriantoro, 2000). Setiap individu yang mengalami kegelisahan terhadap komputer akan merasakan manfaat komputer yang lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kegelisahan terhadap komputer. Setiap individu akan bersifat positif
(attitude) terhadap kehadiran teknologi komputer jika mereka merasakan manfaat (perceive usefulness) teknologi untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas. Keahlian yang dimiliki pemakai komputer, tidak saja dapat meningkatkan kinerja organisasional secara keseluruhan, melainkan juga dapat meningkatkan kinerja individual (Harrison dan Reiner, 1992 dalam Indriantoro, 2000). Adanya perbedaan karakteristik pemakai secara individual, misalnya faktor sikap, demografi, kecemasan, dan cara berfikir dapat menyebabkan perbedaan perilaku kerja dan pencapaian kinerja individual (Terborg, 1981 dalam Indriantoro, 2000). Keahlian yang dimiliki pemakai komputer (CSE) mempunyai hubungan positif dengan attitude seseorang yang dihubungkan dengan teknologi informasi (Sheng et al., 2003 dalam Rustiana, 2004). CSE mempunyai hubungan positif dengan kinerja dalam pelatihan software dan semua ini akan berdampak secara positif untuk kesuksesan penerapan sistem informasi. Indriantoro (1993) menyebutkan faktor penguasaan dan cara pandang individu sebagai faktor locus of control (LoC). Menurut Setyomurni dan Wijaya (2009) individu yang memiliki locus of control internal berpandangan bahwa peristiwaperistiwa yang akan terjadi diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang dimilikinya. Individu dengan tipe tersebut menyikapi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk membuat perencanaan. Sebaliknya, individu yang memiliki locus of control external merasa tidak mampu menguasai keadaan sehingga timbul kecemasan yang akan menurunkan kinerja serta keahlian individu. Menurut Bralove (1983) dalam Wijaya (2005) apabila internal locus of control berperan dalam diri individu, kecemasan yang dialami individu dapat diminimalisasi sehingga kemampuan individu dalam menggunakan komputer akan
meningkat, namun apabila yang berperan adalah external locus of control maka kecemasan akan meningkat sehingga menyebabkan tidak maksimalnya penggunaan komputer oleh seorang individu. Jadi variabel locus of control dapat dijadikan variabel moderasi dalam menentukan pengaruh sikap individu terhadap keahlian individu. Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh gender terhadap computer anxiety. Rifa dan Gudono (1999), Rustiana (2004) menemukan bahwa gender berhubungan negatif dengan keahlian End User Computing (EUC). Karyawan pria memiliki EUC yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan wanita. Hal ini disebabkan karakteristik personaliti yang berbeda antara pria dan wanita. Namun Indriantoro (2000) menemukan hasil yang berbeda, yaitu tidak terdapat perbedaan sikap (computer anxiety) antara pria dan wanita dalam pemakaian personal komputer. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa wanita mempunyai tingkat computer anxiety yang lebih tinggi daripada tingkat computer anxiety yang dimiliki pria. Di samping itu, terdapat beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa adanya sejumlah gangguan kesehatan sehubungan dengan penggunaan komputer pada wanita. Cukup banyak wanita cenderung lebih berhati-hati menggunakan komputer karena merasa cemas jika penggunaan komputer dapat memberikan pengaruh yang negatif bagi kesehatannya. Sedangkan pria tidak mengalami kecemasan bahwa penggunaan komputer dapat memberikan pengaruh yang negatif terhadap kesehatannya, sehingga pria akan lebih merasa nyaman dalam menggunakan komputer untuk menyelesaikan pekerjaannya. Jadi variabel gender dapat dijadikan variabel moderasi dalam menentukan pengaruh kecemasan individu terhadap keahlian individu dalam menggunakan komputer.
Penelitian yang telah dikemukakan banyak yang menggunakan setting di negara lain di luar Indonesia. Penelitian-penelitian empiris yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi komputer di Indonesia masih relatif sedikit. Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan mengingat pentingnya teknologi komputer untuk mahasiswa akuntansi dalam kaitannya persaingan dunia kerja di masa yang akan datang, maka penulis tertarik untuk melakukan pengembangan penelitian dengan judul “Pengaruh Computer Anxiety dan Tingkat Penerimaan Teknologi Terhadap Keahlian Novice Accountant: Gender dan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating”. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang telah dilakukan oleh Setyomurni dan Wijaya (2009). Perluasan penelitian dilakukan dengan menambah variabel penelitian seperti yang disarankan oleh peneliti terdahulu. Variabel penelitian yang ditambah yaitu tingkat penerimaan teknologi. Variabel ini akan mempengaruhi keberhasilan penggunaan TI serta akan menjelaskan perilaku penerimaan individu terhadap teknologi informasi. Memahami kondisi apakah teknologi digunakan dan diterima di suatu organisasi akan menjadi isu yang penting. Seorang individu akan menerima dan menggunakan teknologi informasi apabila informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut berkualitas, yaitu akurat, tepat waktu dan relevan sehingga berguna sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan (Indarti: 84). Nelson (1990) dalam Indriantoro (2000) juga menyatakan bahwa diterimanya teknologi komputer tergantung pada karakteristik teknologi komputer dan tingkat skill atau expertise dari individu pemakai komputer. Perbedaan yang kedua yaitu mengenai sampel penelitian. Peneliti terdahulu menggunakan sampel novice accountant di STIE YKPN. Sampel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini diperluas menggunakan novice accountant pada 2 PTN
dan 3 PTS di Yogyakarta. Dengan demikian, diharapkan data akan menjadi lebih luas karena mencakup mahasiswa yang berada di Yogyakarta.
B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah computer anxiety berpengaruh secara negatif terhadap computer selfefficacy? 2. Apakah tingkat penerimaan teknologi berpengaruh secara positif terhadap computer self-efficacy? 3. Apakah gender memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer selfefficacy? 4. Apakah locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy?
C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji apakah computer anxiety berpengaruh secara negatif terhadap computer self-efficacy. 2. Untuk menguji apakah tingkat penerimaan teknologi berpengaruh secara positif terhadap computer self-efficacy.
3. Untuk menguji apakah gender memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy. 4. Untuk menguji apakah locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy.
D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1) Bidang Teoritis a) Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris dan pengetahuan mengenai pengaruh computer anxiety dan tingkat penerimaan teknologi terhadap keahlian novice accountant dalam penggunaan komputer. b) Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian di masa yang akan datang terutama pada bidang akuntansi keperilakuan. 2) Bidang Praktik a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh computer anxiety terhadap keahlian novice accountant dalam penggunaan komputer. b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PTN dan PTS yang berada di Yogyakarta khususnya, serta PTN dan PTS di Indonesia pada umumnya untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga nantinya para novice accountant memiliki internal locus of control,
computer anxiety yang rendah, dan keahlian menggunakan komputer yang tinggi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI 1. Computer anxiety. Igbaria dan Parasuraman (1989) mendefinisikan computer anxiety adalah suatu kecenderungan seseorang menjadi susah, khawatir, atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi (komputer) pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang. Peneliti yang lain, yaitu Rifa dan Gudono (1999) mendefinisikan computer anxiety adalah suatu tipe stress tertentu yang berasosiasi dengan kepercayaan
yang
negatif
mengenai
komputer,
masalah-masalah
dalam
menggunakan komputer, dan penolakan terhadap mesin. Linda V. Orr (2000) dalam Sudaryono dan Astuti (2006) mendefinisikan computer anxiety merupakan salah satu technophobia. Technophobia sendiri digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu: a) anxious technophobe, b) cognitive technophobe, dan c) uncomfortable user.
2. Tingkat penerimaan teknologi. Penerimaan pemakai terhadap teknologi informasi ditentukan oleh dua faktor kunci, yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use (Indarti: 84). Perceived usefulness didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang meyakini bahwa
penggunaan teknologi/ sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Perceived ease of use diartikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan sistem informasi adalah mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya untuk bisa menggunakannya. Compeau dan Higgins (1995) menyatakan bahwa keberhasilan penggunaan teknologi informasi sangat tergantung pada manusia dan bukan pada teknologi informasi tersebut. Kondisi teknologi informasi dapat atau tidak dapat diterima oleh seorang individu merupakan tahapan yang kritis bagi implementasi teknologi informasi tersebut. Variabel dalam tingkat penerimaan teknologi ini digolongkan menjadi lima, yaitu: a) perceived ease of use, b) perceived usefulness, c) attitude, d) behavior intention to use, dan e) behavior to use.
3. Computer self-efficacy. CSE oleh Indriantoro (2000) didefinisikan sebagai keahlian pemakai komputer (user) dalam hal aplikasi komputer, sistem operasi komputer, penanganan file dan perangkat keras, penyimpanan data dan penggunaan tombol keyboard. Pemakai komputer yang dimaksud adalah novice accountant assistant, yaitu mahasiswa yang berperan sebagai calon asisten akuntan. Compeau dan Higgins (1995) mendefinisikan keahlian menggunakan komputer sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer/ sistem informasi/ teknologi informasi. Ada tiga dimensi CSE, yaitu: 1) magnitude, 2) strength dan 3) generalibility. Dimensi magnitude mengacu pada tingkat kapabilitas yang diharapkan dalam penggunaan komputer. Individu yang
mempunyai magnitude CSE yang tinggi diharapkan mampu menyelesaikan tugastugas komputasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan individu yang mempunyai level magnitude CSE yang rendah karena kurangnya dukungan maupun bantuan. Dimensi ini juga menjelaskan bahwa tingginya magnitude CSE seseorang dikaitkan dengan level yang dibutuhkan untuk memahami suatu tugas. Pada individu yang memiliki level magnitude CSE tinggi mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan rendahnya dukungan dan bantuan dari orang lain, dibandingkan dengan level magnitude CSE yang rendah. Dimensi kedua yaitu strength mengacu pada level keyakinan mengenai judgement atau kepercayaan individu untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasinya dengan baik. Dimensi terakhir adalah generalibility yang mengacu pada tingkat judgement user yang terbatas pada domain khusus aktivitas yang dalam konteks komputer domain ini mencerminkan perbedaan konfigurasi hardware dan software, sehingga individu yang mempunyai level generalibility CSE yang tinggi diharapkan dapat secara kompeten menggunakan paket-paket software dan sistem komputer yang berbeda. Sebaliknya tingkat generalibility CSE yang rendah menunjukkan kemampuan individu dalam mengakses paket-paket software dan sistem komputer secara terbatas.
4. Locus of control. Locus of control merupakan keyakinan individu bahwa individu bisa mengendalikan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan kehidupannya. Menurut Rotter (1966) locus of control terdiri dari dua bagian, yaitu internal locus of
control dan external locus of control. Individu yang mempunyai internal locus of control akan lebih yakin bahwa apa yang terjadi selalu berada dalam kontrolnya dan selalu mengambil peran serta tanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan. Mereka mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka, kaum internal lebih aktif mencari informasi sebelum mengambil keputusan, lebih termotivasi untuk berprestasi, dan melakukan upaya yang lebih besar untuk mengendalikan lingkungan mereka. Sedangkan external locus of control adalah individu yang meyakini bahwa kejadian dalam hidupnya berada di luar kontrolnya, serta melihat apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti misalnya kemujuran dan peluang.
B. HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN PENURUNAN HIPOTESIS 1. Hubungan computer anxiety dengan computer self-efficacy. Beberapa penelitian mengenai pengaruh computer anxiety terhadap keahlian menggunakan komputer antara lain telah dilakukan oleh Heinssen et al. (1987), Igbaria dan Parasuraman (1989), Rifa dan Gudono (1999), Indriantoro (2000), Sudaryono dan Astuti (2006), Tjandra (2007), serta Setyomurni dan Wijaya (2009). Heinssen et al. (1987) melakukan penelitian terhadap mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa dengan computer anxiety yang lebih tinggi mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan diri dan hasil kinerja yang lebih rendah daripada mahasiswa yang mempunyai computer anxiety lebih rendah. Apabila semua tugas dilaksanakan,
subyek dengan tingkat computer anxiety yang lebih tinggi memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas. Igbaria dan Parasuraman (1989) dalam penelitiannya menemukan bahwa kecenderungan seseorang menjadi susah, khawatir, atau ketakutan terhadap komputer (computer anxiety) di masa sekarang dan di masa yang akan datang mempunyai pengaruh terhadap sikap pemakai mengenai TI. Oleh karena itu sikap negatif pemakai mengakibatkan rendahnya tingkat keahlian dalam penggunaan komputer. Tingginya computer anxiety mempunyai pengaruh negatif terhadap keahlian individu yang bersangkutan dalam menggunakan komputer. Rifa dan Gudono (1999) melakukan penelitian terhadap 164 karyawan perusahaan perbankan mengenai penagruh faktor demografi dan personality terhadap keahlian dalam End User Computing (EUC). Faktor personality dalam penelitian tersebut adalah computer anxiety, math anxiety, dan computer attitudes. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa variabel computer anxiety (fear dan anticipation) mempunyai hubungan yang signifikan dengan keahlian End User Computing. Indriantoro (2000) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh computer anxiety terhadap keahlian dosen dalam menggunakan komputer. Sampel dalam penelitian tersebut adalah 54 dosen PTN dan PTS di Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemakai komputer yang memiliki tingkat computer anxiety yang tinggi akan menunjukkan tingkat keahlian yang lebih rendah daripada pemakai komputer yang memiliki tingkat computer anxiety yang rendah.
Sudaryono dan Astuti (2006) melakukan penelitian terhadap karyawan bagian akuntansi pada perusahaan tekstil di Surakarta. Sampel yang diambil dalam penelitian tersebut adalah 125 karyawan perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif computer anxiety terhadap keahlian dalam menggunakan komputer. Tjandra (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh computer anxiety terhadap keahlian pemakai komputer. Sampel yang diambil adalah 239 mahasiswa AA YKPN. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh secara negatif signifikan terhadap keahlian pemakai komputer. Selanjutnya Setyomurni dan Wijaya (2009) menggunakan sampel 137 mahasiswa STIE YKPN untuk meneliti pengaruh computer anxiety terhadap keahlian pemakai komputer. Hasil penelitiannya senada dengan peneliti-peneliti sebelumnya, yaitu terdapat pengaruh negatif signifikan computer anxiety terhadap keahlian pemakai komputer. Penelitian ini menitikberatkan pada aspek perilaku pemakai secara individual yang diproksikan dengan tingkat computer anxiety dan pengaruhnya terhadap kinerja individual yang diproksikan dengan keahlian pemakai dalam menggunakan komputer. Semakin tinggi computer anxiety mempunyai pengaruh negatif terhadap keahlian individu yang bersangkutan dalam menggunakan komputer. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis satu yang dapat diturunkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Computer anxiety berpengaruh secara negatif terhadap computer selfefficacy.
2. Hubungan computer anxiety dengan tingkat penerimaan teknologi. Penelitian mengenai pengaruh tingkat penerimaan teknologi antara lain dilakukan oleh Rifa dan Gudono (1999), Syam (1999), serta Wijaya (2005). Rifa dan Gudono (1999) dalam penelitiannya mengenai pengaruh faktor demografi dan personality terhadap keahlian dalam End User Computing menyatakan bahwa karyawan yang lebih tua mempunyai lebih sedikit pengetahuan dan pelatihan komputer dibanding dengan karyawan yang lebih muda. Oleh karena itu mereka mempunyai sikap yang kurang baik terhadap mikrokomputer. Syam (1999) dalam penelitiannya menyatakan bahwa aspek perilaku dan kemampuan pengaplikasian TI
menjadi faktor penentu bagi kompleksitas TI
tersebut. Semakin konstruktif perilaku dan semakin tinggi keahlian pengguna TI akan menyebabkan kompleksitas TI berdampak positif bagi strategi dan kelangsungan bisnis perusahaan. Selanjutnya Wijaya (2005) melakukan penelitian mengenai penerimaan teknologi internet pada pegawai negeri di DIY dan penerimaan teknologi internet pada mahasiswa UKDW (Wijaya, 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi dapat diterima dengan baik oleh penggunanya karena dirasakan memberikan kemudahan dan kegunaan dalam membantu penggunanya dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Penerimaan yang baik ini tidak hanya terbatas pada penggunaan sekali atau dua kali saja, namun telah menjadi sebuah kebiasaan (habit) pada para penggunanya untuk selalu menggunakan teknologi ini sebagai salah satu gaya hidupnya. Semakin tinggi tingkat penerimaan teknologi seorang
individu maka kemampuan menggunakan komputernya cenderung lebih tinggi dibandingkan individu yang tingkat penerimaan teknologinya lebih rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dua yang dapat diturunkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H2: Tingkat penerimaan teknologi berpengaruh secara positif terhadap computer self-efficacy. 3. Perbedaan gender. Beberapa penelitian mengenai perbedaan gender yang mempengaruhi keahlian dalam memakai komputer antara lain dilakukan oleh Rifa dan Gudono (1999), Trisnaningsih (2004), Rustiana (2004), Tjandra (2007), serta Setyomurni dan Wijaya (2009). Rifa dan Gudono (1999) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pria cenderung mempunyai keahlian komputer yang lebih baik daripada wanita dalam pekerjaannya. Harrison dan Rainer (1992) dalam Rifa dan Gudono (1999) menemukan bahwa personil EUC pria mempunyai keahlian komputer yang lebih tinggi daripada wanita. Disamping itu juga terdapat hasil penelitian yang mengatakan bahwa wanita menghadapi banyak masalah kesehatan sehubungan dengan penggunaan komputer (Alter, 1996 dalam Rifa dan Gudono, 1999). Lebih jauh Alter mengutip bahwa suatu penelitian yang menggunakan sampel kecil menemukan hasil bahwa wanita hamil yang menghabiskan waktu selama 20 jam atau lebih perminggu untuk bekerja pada Video Display Terminals (VDTs) akan menderita keguguran dua kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja pada VDTs selama tiga bulan pertama masa kehamilan.
Trisnaningsih (2004) dalam penelitiannya mengenai perbedaan gender menyatakan adanya pandangan umum bahwa laki-laki itu lebih berorientasi pada pekerjaan, obyektif, independen, agresif, dan pada umumnya mempunyai kemampuan lebih dibandingkan wanita dalam pertanggungjawaban manajerial. Wanita di lain pihak dipandang lebih pasif, lembut, orientasi pada pertimbangan, lebih sensitif, dan lebih rendah posisinya pada pertanggungjawaban dalam organisasi dibandingkan laki-laki. Rustiana (2004) menyatakan bahwa CSE mahasiswa akuntansi pria lebih baik daripada CSE mahasiswa akuntansi wanita. Secara teoritis, perbedaan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan pendekatan sosialisasi gender. Perbedaan sosialisasi gender menyatakan bahwa pria dan wanita membawa perbedaan nilai dan perlakuan dalam pekerjaannya. Perbedaan ini disebabkan karena pria dan wanita mengembangkan bidang peminatan, keputusan, dan praktis yang berbeda (Betz dan Shepard, 1989 dalam Rustiana, 2004). Pria akan melakukan apa saja untuk mencapai kesuksesan, termasuk untuk bertindak secara kreatif dan inovatif. Sebaliknya wanita, dalam melakukan tugas-tugasnya lebih mementingkan aspek harmonisasi dan kurang menunjukkan aspek kreatif dan inovatif. Tjandra (2007) menyatakan bahwa perbedaan gender telah menyebabkan berbagai ketidakadilan baik bagi pria maupun wanita. Ketidakadilan gender tersebut dapat berwujud dalam berbagai bentuk ketidakadilan, misalnya marginalisasi, proses pemiskinan ekonomi, subordinasi pengambilan keputusan, stereotyping dan diskriminasi, kekerasan, bekerja untuk waktu yang lebih lama dan
wanita memikul peran ganda. Peran ganda tersebut terdiri dari peran publik (berkarir di luar rumah tangga) dan peran domestik (sebagai ibu rumah tangga). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Setyomurni dan Wijaya (2009) menyatakan bahwa wanita cenderung lebih cemas dalam bekerja karena takut akan penilaian orang lain. Kecenderungan wanita untuk menjadi cemas dengan keterbatasan yang dimiliki disebut dengan istilah fear of success (Horner, 1974 dalam Setyomurni dan Wijaya, 2009). Namun ada juga penelitian yang berhasil menemukan bahwa wanita mempunyai attitude yang positif dan menunjukkan level computer anxiety yang rendah dibanding pria (Siann et al., 1990 dalam Rustiana, 2004). Peneliti yang lain menemukan tidak ada perbedaan antra pria dan wanita dalam hal CSE. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut variabel gender bisa memperlemah atau memperkuat pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy, hal ini didasarkan pada pengujian bahwa seorang wanita mempunyai computer anxiety yang lebih tinggi dibandingkan computer anxiety yang dimiliki pria. Dengan demikian, hipotesis tiga yang diturunkan dalam penelitian ini adalah: H3: Gender memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer selfefficacy. 4. Locus of control. Locus of control merupakan keyakinan individu bahwa individu bisa mempengaruhi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan kehidupannya. Menurut Rotter (1966) locus of control terdiri dari dua bagian, yaitu internal locus of control dan external locus of control.
Internal locus of control adalah individu yang meyakini bahwa apa yang terjadi selalu berada dalam kontrolnya dan selalu mengambil peran serta tanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan. Mereka mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka. Kaum internal lebih aktif mencari informasi sebelum mengambil keputusan, serta lebih termotivasi untuk berprestasi dan melakukan upaya yang lebih besar untuk mengendalikan lingkungan mereka. External locus of control adalah individu yang meyakini bahwa kejadian dalam hidupnya berada di luar kontrolnya. Mereka melihat bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti misalnya kemujuran dan peluang. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa internal locus of control mempengaruhi kinerja (Frucot dan Shearon, 1991 dalam Setyomurni dan Wijaya, 2009). Locus of control merupakan bagian dari sikap individu dalam merespon sesuatu. Menurut Bandura (1986) dalam Setyomurni dan Wijaya (2009) kecemasan terbentuk dari respon individu terhadap suatu penugasan individu terhadap masalah yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan variabel locus of control sebagai variabel moderasi dalam memperlemah atau memperkuat pengaruh computer anxiety terhadap CSE novice accountant, hal ini didasarkan pada pengujian apabila internal locus of control berperan dalam diri individu, kecemasan yang dialami individu dapat diminimalisasi sehingga kemampuan individu dalam menggunakan komputer akan meningkat, namun apabila yang berperan adalah external locus of control maka kecemasan akan meningkat sehingga menyebabkan tidak maksimalnya penggunaan komputer oleh seorang individu.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis empat yang dapat diturunkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H4: Locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy.
C. MODEL PENELITIAN
COMPUTER ANXIETY COMPUTER SELF-EFFICACY TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI
GENDER
LOCUS OF CONTROL
GAMBAR 2.1. Pengaruh Computer Anxiety dan Tingkat Penerimaan Teknologi Terhadap Computer Self-Efficacy: Gender dan Locus of Control Sebagai Variabel Moderating
BAB III METODA PENELITIAN
A. Obyek/ Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah PTN dan PTS yang berada di Yogyakarta. Peneliti mengambil obyek penelitian pada 2 PTN dan 3 PTS yang berada di Yogyakarta. Populasi adalah wilayah generalisasi tertentu yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini menggunakan setting novice accountant pada PTN dan PTS yang berada di Yogyakarta dengan dasar bahwa novice accountant perguruan tinggi dituntut memiliki keahlian menggunakan komputer sebagai sarana alat bantu di dunia kerja. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa PTN dan PTS di Yogyakarta yang telah mengambil praktikum akuntansi menggunakan komputer, yaitu mahasiswa UGM (Universitas Gajah Mada), UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), UII (Universitas Islam Indonesia), dan STIE YKPN (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara).
B. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file (Nazaruddin, 2004). Data dicari melalui narasumber atau biasa disebut responden, yaitu orang yang dijadikan sarana mendapatkan informasi ataupun data.
C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metoda non probability dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa akuntansi yang berada pada PTN dan PTS di Yogyakarta. b. Mahasiswa tersebut minimal telah menempuh tiga semester. c. Mahasiswa tersebut telah mengikuti praktikum akuntansi menggunakan komputer.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei melalui kuesioner. Metode survei yaitu metode pengumpulan data primer dengan cara mengambil sejumlah sampel tertentu dari suatu populasi. Kuesioner dalam penelitian ini mengenai computer anxiety, tingkat penerimaan teknologi, computer self-efficacy dan locus of control.
Untuk mendapatkan data yang relevan digunakan kuesioner yang ditujukan kepada para mahasiswa akuntansi PTN dan PTS di Yogyakarta sebagai responden. Masingmasing perguruan tinggi dibagikan sejumlah 50 kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada responden secara langsung dan dikembalikan pada hari yang sama dengan saat pembagian kuesioner. Hal ini ditujukan agar peluang jumlah kuesioner yang kembali lebih tinggi dibandingkan apabila kuesioner dikembalikan pada hari lain.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel independen, yaitu computer anxiety dan tingkat penerimaan teknologi. Variabel dependennya adalah computer self-efficacy. Kemudian penelitian ini menggunakan dua variabel moderasi, yaitu gender dan locus of control. 1. Variabel independen. Variabel independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel lain (Nazaruddin, 2004). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah computer anxiety (CA) dan tingkat penerimaan teknologi (TPT). a. Computer anxiety. Igbaria dan Parasuraman (1989) mendefinisikan computer anxiety adalah suatu kecenderungan seseorang menjadi susah, khawatir, atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi (komputer) pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang. Peneliti yang lain, yaitu Rifa dan Gudono (1999) mendefinisikan computer anxiety adalah suatu tipe stress tertentu yang
berasosiasi dengan kepercayaan yang negatif mengenai komputer, masalahmasalah dalam menggunakan komputer, dan penolakan terhadap mesin. Linda V. Orr (2000) dalam Sudaryono dan Astuti (2006) mendefinisikan computer anxiety merupakan salah satu technophobia, dimana komputer merupakan salah satu teknologi yang berkembang dalam kehidupan manusia. Technophobia sendiri digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu: a) anxious technophobe, b) cognitive technophobe, dan c) uncomfortable user. Anxious Technophobe yaitu seseorang akan menunjukkan tanda-tanda klasik yang merupakan reaksi kekhawatiran ketika menggunakan suatu teknologi, berupa munculnya keringat di telapak tangan, detak jantung yang keras atau sakit kepala. Cognitive Technophobe yaitu seseorang pada mulanya merasa tenang, mereka sebenarnya menerima suatu teknologi baru tetapi muncul beberapa pesan negatif. Sedangkan Uncomfortable User yaitu seseorang merasa yang sedikit khawatir dan masih muncul pernyataan negatif, tetapi kecemasan tersebut masih bisa dikendalikan. Pengukuran computer anxiety menggunakan Computer Anxiety Rating Scale (CARS) yang dikembangkan oleh Heinssen et al. (1987) yang terdiri dari 19 item pernyataan. Responden diminta untuk memilih jawaban dari pernyataan dalam bentuk skala interval lima poin. Tingkat computer anxiety yang rendah dinyatakan dengan skala rendah (1) dan skala tinggi (5) menyatakan tingkat computer anxiety yang tinggi. Penghitungan skor dalam instrumen pengukur variabel ini memerlukan proses pemberian kode ulang (recode) yaitu untuk pernyataan-pernyataan negatif. Model demikian
dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan timbulnya extremity bias pada jawaban responden.
b. Tingkat penerimaan teknologi. Compeau dan Higgins (1995) menyatakan bahwa keberhasilan penggunaan teknologi informasi sangat tergantung pada manusia dan bukan pada teknologi informasi tersebut. Kondisi teknologi informasi dapat atau tidak dapat diterima oleh seorang individu merupakan tahapan yang kritis bagi implementasi teknologi informasi tersebut. Variabel dalam tingkat penerimaan teknologi ini digolongkan menjadi lima, yaitu: a) perceived ease of use, b) perceived usefulness, c) attitude, d) behavior intention to use, dan e) behavior to use. Pengukuran variabel tingkat penerimaan teknologi ini menggunakan pernyataan dalam bentuk skala interval lima poin (sangat tidak setuju sampai sangat setuju). Variabel tingkat penerimaan teknologi yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu kemudahan penggunaan teknologi yang terdiri dari 6 pernyataan, variabel kegunaan teknologi yang terdiri dari 6 pernyataan, dan variabel minat penggunaan teknologi yang terdiri dari 3 pernyataan. Semua pernyataan dalam variabel tingkat penerimaan teknologi diambil dari Davis (1989).
2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang memberikan respon atau reaksi jika dihubungkan dengan variabel bebas (Nazaruddin, 2004). Adapun yang menjadi
variabel dependen dalam penelitian ini adalah computer self-efficacy (CSE). CSE oleh Indriantoro (2000) didefinisikan sebagai keahlian pemakai komputer (user) dalam hal aplikasi komputer, sistem operasi komputer, penanganan file dan perangkat keras, penyimpanan data dan penggunaan tombol keyboard. Pemakai komputer yang dimaksud adalah novice accountant assistant, yaitu mahasiswa yang berperan sebagai calon asisten akuntan. Compeau dan Higgins (1995) mendefinisikan keahlian menggunakan komputer sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer/ sistem informasi/ teknologi informasi. Ada tiga dimensi CSE, yaitu: 1) magnitude, 2) strength, dan 3) generalibility. Variabel CSE ini diukur menggunakan instrumen computer self-efficacy scale yang dikembangkan oleh Murphy et al. (1989) yang berisi 32 pernyataan. Pernyataan meliputi kemampuan pemakai dalam hal: aplikasi komputer, sistem operasi komputer, penanganan files dan perangkat keras penyimpanan data, serta penggunaan tombol keyboard. Responden diminta memilih jawaban dalam bentuk skala interval 5 poin yang menunjukkan tingkat keahlian yang rendah untuk skala rendah (1) dan menunjukkan tingkat keahlian yang tinggi untuk skala tinggi (5).
3. Variabel Moderasi Variabel moderasi adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tergantung (Nazaruddin, 2004). Adapun
yang menjadi variabel moderasi dalam penelitian ini adalah gender dan locus of control. Gender adalah sifat yang melekat pada pria maupun wanita (Tjandra, 2007). Locus of control merupakan keyakinan individu bahwa individu bisa mempengaruhi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan kehidupannya. Menurut Rotter (1966) locus of control terdiri dari dua bagian, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Individu yang mempunyai internal locus of control akan lebih yakin bahwa dirinya bisa mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Variabel gender diukur dengan item tunggal. Variabel locus of control diukur dengan skala Rotter yang dikembangkan oleh Spector (1988). Pernyataan locus of control terdiri dari 16 item yang terbagi menjadi dua, yaitu 8 item untuk mengukur internal locus of control dan 8 item untuk mengukur exsternal locus of control. Responden diminta memilih jawaban dalam bentuk skala interval lima poin yang dibedakan dalam pengkodean datanya yaitu skor (1) sangat tidak setuju hingga skor (5) sangat setuju untuk pernyataan yang berhubungan dengan internal locus of control dan skor (5) sangat tidak setuju hingga skor (1) sangat setuju untuk pernyataan yang berhubungan dengan external locus of control.
F. Uji Kualitas Data Uji kualitas data dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Kemudian
menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. 1. Uji reliabilitas. Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi jawaban responden dari waktu ke waktu yang diperoleh dengan cara menghitung koefisien alpha dengan mengunakan metode uji statistik cronbach alpha (α). Nilai alpha yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan nilai batas reliabilitas minimum, yaitu 0,6 dan jika nilai uji koefisien reliabilitas diatas 0,6 maka item-item tersebut dapat dipercaya keandalannya (Ghozali, 2009).
2. Uji validitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Uji validitas dilakukan dengan menghitung Pearson Correlation antara skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor pernyataan. Hasil yang disyaratkan adalah harus terdapat korelasi yang signifikan antara masing-masing item indikator dengan total nilai indikator sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing pernyataan adalah valid (Ghozali, 2009).
3. Uji asumsi klasik. a. Uji multikolinieritas.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dideteksi dengan melihat apakah nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi tinggi, nilai VIF > 10, dan eigenvalue mendekati nol.
b. Uji heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual 1 pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas atau dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji glejser. Jika nilai probabilitas lebih besar dari alpha 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
kolmogorov smirnov test. Data berdistribusi normal apabila nilai sig lebih besar dari 0,05.
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh computer anxiety dan tingkat penerimaan teknologi terhadap keahlian pemakai komputer dengan variabel gender dan locus of control sebagai variabel moderasi. Analisis data menggunakan metoda statistika. Seluruh perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program statistik SPSS versi 15.00. Hipotesis satu dan hipotesis dua diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hipotesis tiga diuji dengan menggunakan uji beda t-test dan uji chow test. Hipotesis empat diuji dengan menggunakan uji nilai selisih mutlak. Ada 2 persamaan regresi dalam penelitian ini: CSE = α + β1CA + β2TPT + e……………………………. (1) CSE = α + β1ZCA – β2ZLoC + β3Absx1_x2 + e………… (2) Dimana: CSE
= computer self-efficacy
CA
= computer anxiety
TPT
= tingkat penerimaan teknologi
ZCA
= standardize CA
ZLoC
= standardize LoC
Absx1_x2
= |ZCA-ZLoC|
α
= konstanta
β
= koefisien
e
= error Persamaan (1) digunakan untuk menguji pengaruh computer anxiety dan tingkat
penerimaan teknologi terhadap computer self-efficacy. Persamaan (2) digunakan untuk menguji locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy. 1. Uji koefisien determinasi. Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol (0) dan satu (1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).
2. Uji signifikansi simultan. Uji signifikansi simultan (uji F) dilakukan dengan tujuan signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (Ghozali, 2009).
3. Uji signifikansi individual. Uji signifikansi individual (uji T) digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen (Ghozali, 2009). Kriteria yang digunakan untuk melakukan pengujian ini adalah apabila nilai signifikansi t lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tetapi apabila nilai signifikansi t lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yang berarti hipotesis tidak diterima.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian 1. Tingkat pengembalian kuesioner. Kuesioner yang didistribusikan sebanyak 250 buah. Setiap Perguruan Tinggi mendapat 50 buah kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada mahasiswa yang ditemui peneliti. Kuesioner yang kembali sebanyak 250 buah (response rate 100%). Dari semua kuesioner yang kembali, kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 223 buah, karena kuesioner tersebut lengkap dan lolos dari tahap penyeleksian. Adapun tingkat pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1.: TABEL 4.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan
Jumlah
Kuesioner yang dibagikan
250
Kuesioner yang kembali
250 100%
Response rate Kuesioner yang tidak kembali
-
Kuesioner yang tidak lengkap
27
Total kuesioner yang dianalisis Sumber: Data Primer, 2010
223
2. Karakteristik responden. Responden penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa karakteristik responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia responden, semester, dan IPK terakhir. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2.: TABEL 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Pria
74
33,2%
Wanita
149
66,8%
223
100%
Total Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.2. menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan 74 responden pria atau sebesar 33,2% dan 149 responden wanita atau sebesar 66,8%. Total keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 223 responden.
b. Karakteristik responden berdasarkan usia. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.3.: TABEL 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (tahun)
Jumlah
Persentase
≤19
63
28,3%
20
68
30,5%
21
46
20,6%
22
31
13,9%
≥23
15
6,7%
223
100%
Total Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.3. menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia. Usia ≤19 tahun berjumlah 63 responden atau sebesar 28,3%. Usia 20 tahun berjumlah 68 responden atau sebesar 30,5%. Usia 21 tahun berjumlah 46 responden atau sebesar 20,6%. Usia 22 tahun berjumlah 31 responden atau sebesar 13,9%. Usia ≥23 tahun berjumlah 15 responden atau sebesar 6,7%.
c. Karakteristik responden berdasarkan semester kuliah. Karakteristik responden berdasarkan semester kuliah dapat dilihat pada tabel 4.4.: TABEL 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Semester Kuliah Semester Kuliah
Jumlah
Persentase
4
106
47,5%
6
56
25,1%
8
57
25,6%
10
4
1,8%
223
100%
Total Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.4. menunjukkan karakteristik responden berdasarkan semester kuliah. Responden terbesar berada pada semester 4 yaitu berjumlah 106 responden atau sebesar 47,5%. Semester 6 berjumlah 56 responden atau sebesar 25,1%. Semester 8 berjumlah 57 responden atau sebesar 25,6%. Semester 10 berjumlah 4 responden atau sebesar 1,8%.
d. Karakteristik responden berdasarkan IPK terakhir. Karakteristik responden berdasarkan IPK terakhir dapat dilihat pada tabel 4.5.: TABEL 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan IPK Terakhir IPK
Jumlah
Persentase
2,00-2,50
4
1,8%
2,51-3,00
46
20,6%
3,01-3,50
111
49,8%
3,51-4,00
62
27,8%
223
100%
Total Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.5. menunjukkan karakteristik responden berdasarkan IPK terakhir. IPK antara 2,00-2,50 berjumlah 4 responden atau sebesar 1,8%. IPK antara 2,51-3,00
berjumlah 46 responden atau sebesar 20,6%. IPK antara 3,01-3,50 berjumlah 111 responden atau sebesar 49,8%. IPK antara 3,51-4,00 berjumlah 62 responden atau sebesar 27,8%.
3. Statistik deskriptif. Ada 4 variabel pokok yang diukur dan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu computer anxiety (CA), tingkat penerimaan teknologi (TPT), computer selfefficacy (CSE), dan locus of control (LoC). Tabel 4.6. adalah uraian mengenai statistik deskriptif yang menjelaskan secara global skor jawaban responden, meliputi kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya, rata-rata, dan deviasi standar. Statistik deskriptif jawaban responden terhadap semua variabel dapat dilihat pada tabel 4.6.: TABEL 4.6. Statistik Deskriptif
Variabel
Jumlah Data
Kisaran Teoritis
Kisaran Sesungguhnya
Rata-rata
Deviasi Standar
CA
223
19-95
19-59
38,00
7,000
TPT
223
15-75
42-75
64,53
6,252
CSE
223
32-160
96-160
130,19
12,176
LoC
223
16-80
45-69
55,08
5,212
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010 Tabel 4.6. menunjukkan statistik deskriptif jawaban responden terhadap instrumen yang mengukur computer anxiety, tingkat penerimaan teknologi, keahlian pemakai komputer, dan locus of control. Kisaran teoritis menunjukkan kemungkinan responden menjawab instrumen pengukur variabel computer anxiety
yang terdiri atas 19 butir pernyataan. Skor terendah (1) untuk seluruh butir pernyataan sehingga seluruhnya berjumlah 19 (1x19) atau dengan skor tertinggi (5) untuk seluruh butir pernyataan sehingga seluruhnya berjumlah 95 (5x19). Berdasarkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, kisaran sesungguhnya dari skor jawaban responden menunjukkan angka antara 19 sampai dengan 59. Hal ini menunjukkan bahwa ada responden yang menjawab dengan skor terendah (1) dan tidak ada responden yang menjawab dengan skor tertinggi (5) untuk semua butir pernyataan. Rata-rata responden mempunyai computer anxiety rendah yang ditunjukkan dengan skor rata-rata 38,00 dengan deviasi standar 7,000. Berarti ratarata responden menjawab butir-butir pernyataan dalam variabel ini dengan skor rendah (kurang dari 3). Kisaran teoritis pada variabel tingkat penerimaan teknologi menunjukkan kemungkinan
responden
menjawab
instrumen
pengukur
variabel
tingkat
penerimaan teknologi yang terdiri atas 15 butir pernyataan. Skor terendah (1) untuk seluruh butir pernyataan sehingga seluruhnya berjumlah 15 (1x15) atau dengan skor tertinggi (5) untuk seluruh butir pernyataan sehingga seluruhnya berjumlah 75 (5x15). Berdasarkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, kisaran sesungguhnya dari skor jawaban responden menunjukkan angka antara 42 sampai dengan 75. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menjawab dengan skor terendah (1) dan ada responden yang menjawab dengan skor tertinggi (5) untuk semua butir pernyataan. Rata-rata responden mempunyai tingkat penerimaan teknologi tinggi yang ditunjukkan dengan skor rata-rata 64,53 dengan
deviasi standar 6,252. Berarti rata-rata responden menjawab butir-butir pernyataan dalam variabel ini dengan skor tinggi (lebih dari 3). Kisaran
teoritis
pada
variabel
computer
self-efficacy
menunjukkan
kemungkinan responden menjawab instrumen pengukur variabel keahlian pemakai komputer yang terdiri atas 32 butir pernyataan. Skor terendah (1) untuk seluruh butir pernyataan sehingga seluruhnya berjumlah 32 (1x32) atau dengan skor tertinggi (5) untuk seluruh butir pernyataan sehingga seluruhnya berjumlah 160 (5x32). Berdasarkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, kisaran sesungguhnya dari skor jawaban responden menunjukkan angka antara 96 sampai dengan 160. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menjawab dengan skor terendah (1) dan ada responden yang menjawab dengan skor tertinggi (5) untuk semua butir pernyataan. Rata-rata responden mempunyai keahlian pemakai komputer tinggi yang ditunjukkan dengan skor rata-rata 130,19 dengan deviasi standar 12,176. Berarti rata-rata responden menjawab butir-butir pernyataan dalam variabel ini dengan skor tinggi (lebih dari 3). Kisaran teoritis pada variabel locus of control menunjukkan kemungkinan responden menjawab instrumen pengukur variabel locus of control yang terdiri atas 16 butir pernyataan. Skor terendah (1) untuk seluruh butir pernyataan sehingga seluruhnya berjumlah 16 (1x16) atau dengan skor tertinggi (5) untuk seluruh butir pernyataan sehingga seluruhnya berjumlah 80 (5x16). Berdasarkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, kisaran sesungguhnya dari skor jawaban responden menunjukkan angka antara 45 sampai dengan 69. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menjawab dengan skor terendah (1) dan skor
tertinggi (5) untuk semua butir pernyataan. Rata-rata responden mempunyai locus of control internal tinggi yang ditunjukkan dengan skor rata-rata 55,08 dengan deviasi standar 5,212.
B. Uji Kualitas Data Penelitian ini menggunakan data primer sehingga diperlukan uji reliabilitas dan uji validitas sebelum pengujian hipotesis. Uji reliabilitas dan uji validitas ini digunakan untuk mengetahui akurasi dan konsistensi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen.
1. Uji reliabilitas. Hasil ringkasan pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.7.: TABEL 4.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach Alpha
Computer anxiety
0,779
Tingkat penerimaan teknologi
0,910
Computer self-efficacy
0,940
Locus of control Sumber: Hasil Analisis Data, 2010
0,611
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6 (Nunnally, 1960 dalam Ghozali, 2009). Uji kualitas data dari penggunaan instrumen ini menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan
mempunyai konsistensi internal yang cukup memadai, yaitu ditunjukkan dengan cronbach alpha antara 0,611 sampai dengan 0,940 pada 4 variabel dalam penelitian ini, hal ini menunjukkan semua variabel dalam penelitian ini reliabel.
2. Uji validitas. Hasil ringkasan pengujian validitas dapat dilihat pada tabel 4.8.: TABEL 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel
Factor Loading
Computer anxiety
-0,009-0,684
Tingkat penerimaan teknologi
0,489-0,800
Computer self-efficacy
0,319-0,722
Locus of control Sumber: Hasil Analisis Data, 2010
-0,590-0,764
Uji validitas yang menggunakan analisis faktor dikatakan valid apabila memiliki factor loading yang berada pada kisaran > 0,4 (Tjandra, 2007). Berdasarkan hasil pengujian ada beberapa item pernyataan yang memiliki factor loading < 0,4 sehingga pernyataan-pernyataan tersebut tidak digunakan dalam pengujian hipotesis.
3. Uji asumsi klasik. Penelitian ini menggunakan beberapa uji asumsi klasik, yaitu: a. Uji multikolinieritas. Tabel 4.9. adalah ringkasan hasil pengujian multikolinieritas: TABEL 4.9.a. Nilai R dan Adjusted R Square
Model Summaryb Model 1
R R Square .706a .498
Adjusted R Square .494
Std. Error of the Estimate 8.476
a. Predictors: (Constant), TPT, CA b. Dependent Variable: CSE
TABEL 4.9.b. Nilai VIF Coefficientsa
Model 1
Collinearity Statistics Tolerance VIF .785 1.273 .785 1.273
CA TPT
a. Dependent Variable: CSE
TABEL 4.9.c. Nilai Eigenvalue Collinearity Diagnosticsa
Model 1
Dimension 1 2 3
Eigenvalue 2.959 .038 .003
Condition Index 1.000 8.778 33.564
Variance Proportions (Constant) CA TPT .00 .00 .00 .01 .53 .06 .99 .47 .94
a. Dependent Variable: CSE
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010 Hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,706 tidak terlalu tinggi, Adjusted R Square sebesar 0,494 tidak tinggi, VIF sebesar 1,273 tidak lebih dari 10, dan Eigenvalue 2,959 tidak mendekati nol, hal tersebut memberikan kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
b. Uji heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Tabel 4.10. adalah ringkasan hasil pengujian heteroskedastisitas menggunakan uji glejser: TABEL 4.10. Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model 1
(Constant) CA TPT
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.222 2.504 .021 .026 .027 .029
Standardized Coefficients Beta .062 .070
t -.088 .819 .924
Sig. .930 .414 .356
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel independen CA (computer anxiety) sebesar 0,414 lebih besar dari alpha 0,05 serta variabel independen TPT (tingkat penerimaan teknologi) mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,356 lebih besar dari alpha 0,05, hal tersebut memberikan kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
c. Uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS). Tabel 4.11. adalah ringkasan hasil pengujian normalitas data menggunakan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov: TABEL 4.11. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual 223 .0000000 8.43759352 .068 .068 -.044 1.014 .255
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya nilai KolmogorovSmirnov adalah 1,014 dan signifikan pada 0,255. Nilai probabilitas 0,255 lebih besar dari alpha 0,05, hal tersebut memberikan kesimpulan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. C. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis satu dan hipotesis dua dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Pengujian hipotesis tiga dilakukan dengan menggunakan uji beda t-test. Pengujian hipotesis empat dilakukan dengan menggunakan uji nilai selisih mutlak. 1. Pengujian hipotesis 1 dan hipotesis 2. Pengujian hipotesis satu ditujukan untuk menjawab pertanyaan apakah computer anxiety berpengaruh secara negatif terhadap computer self-efficacy. Pengujian hipotesis dua ditujukan untuk menjawab pertanyaan apakah tingkat penerimaan teknologi berpengaruh secara positif terhadap computer self-efficacy. Pengujian hipotesis satu dan hipotesis dua dilakukan dengan cara melakukan
regresi antara variabel computer anxiety (CA) dan variabel tingkat penerimaan teknologi (TPT) sebagai variabel independen dengan variabel computer selfefficacy (CSE) sebagai variabel dependen. a. Uji koefisien determinasi (R2). Tabel 4.12. adalah ringkasan hasil pengujian koefisien determinasi: TABEL 4.12. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model 1
R .706a
R Square .498
Adjusted R Square .494
Std. Error of the Estimate 8.476
a. Predictors: (Constant), TPT, CA b. Dependent Variable: CSE
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010
Tabel 4.12. menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,706. Kemudian nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,494, hal ini berarti kemampuan variabel computer anxiety dan variabel tingkat penerimaan teknologi dalam menjelaskan variasi perubahan variabel computer self-efficacy adalah sebesar 49,4%, sisanya (100% - 49,4% = 50,6%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model. b. Uji signifikansi simultan (uji F). Tabel 4.13. adalah ringkasan hasil pengujian signifikansi simultan: TABEL 4.13. Hasil Uji Signifikansi Simultan
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 15689.561 15804.843 31494.404
df 2 220 222
Mean Square 7844.781 71.840
F 109.198
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), TPT, CA b. Dependent Variable: CSE
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010 Tabel 4.13. menunjukkan bahwa nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05, hipotesis diterima. Artinya computer anxiety dan tingkat penerimaan teknologi secara bersama-sama berpengaruh terhadap computer self-efficacy. c. Uji signifikansi individual (uji T). Tabel 4.14. adalah ringkasan hasil pengujian signifikansi individual:
Tabel 4.14. Hasil Uji Signifikansi Individual Coefficientsa
Model 1
(Constant) CA TPT
Unstandardized Coefficients B Std. Error 86.706 8.687 -.667 .108 .908 .104
Standardized Coefficients Beta -.337 .477
t 9.981 -6.167 8.711
Sig. .000 .000 .000
a. Dependent Variable: CSE
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010 Tabel 4.14. menunjukkan bahwa variabel computer anxiety (CA) mempunyai nilai sig 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 serta nilai β= -0,667.
Hipotesis satu diterima, artinya computer anxiety berpengaruh secara negatif terhadap computer self-efficacy. Variabel tingkat penerimaan teknologi (TPT) mempunyai nilai sig 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 serta nilai β= 0,908. Hipotesis dua juga diterima, artinya tingkat penerimaan teknologi berpengaruh secara positif terhadap computer self-efficacy. Dengan demikian diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: CSE = 86,706 – 0,667CA + 0,908TPT + e
2. Pengujian hipotesis 3. Pengujian hipotesis tiga ditujukan untuk menjawab pertanyaan apakah gender memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji beda t-test, yaitu independent sample t-test serta uji chow test. Tabel 4.15. adalah hasil ringkasan pengujian independent sample t-test: TABEL 4.15. Hasil Uji T-Test
Independent Samples Test CA Equal variances Equal variances assumed not assumed 1.040 .309 -2.169 -2.283 221 167.049 .031 .024
Levene's Test for F Equality of Variances Sig. t-test for Equality of t Means df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval Lower of the Difference Upper
-1.843
-1.843
.850
.808
-3.518 -.168
-3.437 -.249
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010 Tabel 4.15. menunjukkan bahwa nilai sig pada levene’s test adalah sebesar 0,309 lebih besar dari alpha 0,05. Artinya varians diasumsikan sama, maka untuk menjawab hipotesis digunakan kolom equal variances assumed. Nilai sig pada kolom equal variances assumed adalah sebesar 0,031 lebih kecil dari alpha 0,05. Hipotesis tiga diterima, artinya gender memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy.
Hasil analisis data juga
menunjukkan bahwa besarnya rata-rata CA pria adalah 27,36 lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata CA wanita yaitu sebesar 29,21. Hipotesis tiga juga diuji dengan uji chow test, tabel 4.16. adalah ringkasan dari pengujian chow test:
TABEL 4.16.a.
Regresi Total Observasi ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 10237.627 21256.777 31494.404
df 1 221 222
Mean Square 10237.627 96.185
F 106.437
Sig. .000a
F 86.747
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), CA b. Dependent Variable: CSE
TABEL 4.16.b. Regresi Pria ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 7204.829 5980.036 13184.865
df 1 72 73
Mean Square 7204.829 83.056
a. Predictors: (Constant), CA b. Dependent Variable: CSE
TABEL 4.16.c. Regresi Wanita ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 3856.318 13164.648 17020.966
df 1 147 148
Mean Square 3856.318 89.555
F 43.061
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), CA b. Dependent Variable: CSE
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010 Tabel 4.16.a. menunjukkan hasil pengujian regresi total observasi, tabel 4.16.b. menunjukkan hasil pengujian regresi responden pria, dan tabel 4.16.c. menunjukkan hasil pengujian regresi responden wanita. Uji kesamaan koefisien untuk regresi kedua kelompok gender ini dilakukan dengan uji F test: RSSur = 4162,465 + 10351,781 = 14514,246
RSSr = 15804,843 n1
= 74
n2
= 149
k
=2
(RSSr − RSSur ) / k RSSur / (n1 + n 2 − 2k ) (21256,777 − 19144,684) / 2 F= 19144,684 / (74 + 149 − 4) F=
F=
2112,093 / 2 87,419
F = 12,08 Fhitung = 12,08 Ftabel
= 2,99
Hasil perhitungan F test menunjukkan bahwa Fhitung 12,08 > Ftabel 2,99, artinya variabel gender adalah variabel moderating dan variabel gender memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy. 3. Pengujian hipotesis 4. Pengujian hipotesis empat ditujukan untuk menjawab pertanyaan apakah locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji nilai selisih mutlak. Tabel 4.17. adalah ringkasan pengujian hipotesis empat dengan menggunakan uji nilai selisih mutlak:
TABEL 4.17. Hasil Uji Nilai Selisih Mutlak
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Zscore(CA) Zscore(LOC) Absx1_x2
Unstandardized Coefficients B Std. Error 123.530 1.035 -6.885 .637 -1.953 .638 2.473 .748
Standardized Coefficients Beta -.578 -.164 .177
t 119.333 -10.812 -3.062 3.307
Sig. .000 .000 .002 .001
a. Dependent Variable: CSE
Sumber: Hasil Analisis Data, 2010 Tabel 4.17. menunjukkan bahwa dalam persamaan yang menggunakan variabel computer self-efficacy (CSE) sebagai variabel dependen, variabel Zscore (CA) sebagai variabel independen, dan variabel Zscore (LoC) sebagai variabel moderating diperoleh hasil pengujian seperti ditunjukkan dalam persamaan berikut ini: CSE = 123,530 – 6,885ZCA – 1,953ZLoC + 2,473Absx1_x2 + e Hasil pengujian menunjukkan nilai sig pada variabel CA adalah sebesar 0,000 dengan β= -6,885. Nilai sig pada variabel LoC adalah sebesar 0,002 dengan β= -1,953. Nilai sig pada Absx1_x2 adalah sebesar 0,001 dengan β= 2,473. Dengan demikian hipotesis empat diterima menggunakan cara pengujian nilai selisih mutlak, karena semua nilai sig lebih kecil dari alpha 0,05. Artinya locus of control adalah variabel moderating dan locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy.
D. Pembahasan
Hipotesis satu dalam penelitian ini diterima, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pada hasil regresi yaitu 0,000 lebih kecil dari α 0,05 dan koefisien regresi bernilai negatif -0,667. Dengan demikian computer anxiety berpengaruh secara negatif terhadap computer self-efficacy. Semakin tinggi computer anxiety maka computer self-efficacy semakin rendah, sebaliknya semakin rendah computer anxiety maka computer self-efficacy semakin tinggi. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heinssen et al. (1987), Igbaria dan Parasuraman (1989), Rifa dan Gudono (1999), Indriantoro (2000), Sudaryono dan Astuti (2006), Tjandra (2007), serta Setyomurni dan Wijaya (2009) yang menyatakan bahwa tingginya computer anxiety mempunyai pengaruh negatif terhadap keahlian individu yang bersangkutan dalam menggunakan komputer. Hipotesis dua dalam penelitian ini juga diterima, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pada hasil regresi yaitu 0,000 lebih kecil dari α 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif 0,908. Dengan demikian tingkat penerimaan teknologi berpengaruh secara positif terhadap computer self-efficacy. Semakin tinggi tingkat penerimaan teknologi seorang individu maka computer self-efficacy semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah tingkat penerimaan teknologi seorang individu maka computer self-efficacy semakin rendah. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifa dan Gudono (1999), Syam (1999), serta Wijaya (2005) yang menyatakan bahwa teknologi dapat diterima dengan baik oleh penggunanya karena dirasakan memberikan kemudahan dan kegunaan dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Hipotesis tiga dalam penelitian ini diterima, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pada hasil pengujian independent sample t-test yaitu 0,031 lebih kecil dari α 0,05 serta hasil perhitungan F test menunjukkan bahwa Fhitung 12,08 > Ftabel 2,99. Dengan demikian gender adalah variabel moderating dan gender memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy, hal ini antara lain disebabkan karena wanita cenderung lebih cemas dalam bekerja karena takut akan penilaian orang lain serta wanita khawatir jika penggunaan komputer akan memberikan pengaruh negatif bagi kesehatannya. Disisi lain ada pandangan umum bahwa laki-laki itu lebih berorientasi pada pekerjaan, obyektif, independen, agresif, dan pada umumnya mempunyai kemampuan lebih dibandingkan wanita dalam pertanggungjawaban manajerial serta tidak merasa khawatir akan terganggu kesehatannya akibat penggunaan komputer. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifa dan Gudono (1999), Trisnaningsih (2004), Rustiana (2004), Tjandra (2007), serta Setyomurni dan Wijaya (2009). Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siann et al. (1990) dalam Rustiana (2004) yang berhasil menemukan bahwa wanita mempunyai attitude yang positif dan menunjukkan level computer anxiety yang rendah dibanding pria. Hipotesis
empat
dalam
penelitian
ini
diterima.
Pengujian
hipotesis
menggunakan uji nilai selisih mutlak menunjukkan nilai signifikansi pada hasil regresi yaitu 0,001 untuk variabel Absx1_x2 lebih kecil dari α 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif 2,473, hal ini didasarkan pada pengujian apabila internal locus of control berperan dalam diri individu, kecemasan yang dialami individu
dapat diminimalisasi sehingga kemampuan individu dalam menggunakan komputer akan meningkat, namun apabila yang berperan adalah external locus of control maka kecemasan akan meningkat sehingga menyebabkan tidak maksimalnya penggunaan komputer oleh seorang individu. Dengan demikian locus of control adalah variabel moderating dan locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tjandra (2007), serta Setyomurni dan Wijaya (2009) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel locus of control adalah variabel moderating.
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dengan sampel sebanyak 223 responden mahasiswa akuntansi 5 perguruan tinggi yang berada di Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Computer Anxiety memiliki pengaruh secara negatif terhadap computer selfefficacy, hal ini berarti apabila individu memiliki computer anxiety yang rendah, maka individu tersebut cenderung akan memiliki computer self-efficacy yang tinggi. Begitu sebaliknya apabila seorang individu memiliki computer anxiety yang tinggi, maka individu tersebut cenderung memiliki computer selfefficacy yang rendah. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis satu dalam penelitian ini diterima. 2. Tingkat penerimaan teknologi memiliki pengaruh secara positif terhadap computer self-efficacy, hal ini berarti apabila individu memiliki tingkat penerimaan teknologi yang tinggi, maka individu tersebut cenderung akan memiliki computer self-efficacy yang tinggi. Begitu sebaliknya apabila seorang individu memiliki tingkat penerimaan teknologi yang rendah, maka individu tersebut cenderung memiliki computer self-efficacy yang rendah. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis dua dalam penelitian ini diterima.
3. Terdapat perbedaan computer anxiety antara pemakai komputer pria dan wanita. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh karena wanita cenderung lebih cemas dalam bekerja karena takut akan penilaian orang lain. Disisi lain ada pandangan umum bahwa laki-laki itu lebih berorientasi pada pekerjaan, obyektif, independen, dan agresif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis tiga dalam penelitian ini diterima. 4. Locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety terhadap computer self-efficacy. Hasil pengujian ini didasarkan kontrol diri dalam diri individu mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang. Apabila tingkat kontrol dirinya tinggi, maka kecemasannya dapat ditekan sehingga keahlian menggunakan komputer dapat ditingkatkan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis empat dalam penelitian ini diterima.
B. Keterbatasan Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan dan kelemahan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah: 1. Penelitian ini terbatas pada mahasiswa 5 perguruan tinggi di Yogyakarta. Penggunaan sampel yang terbatas ini, kemungkinan akan mengurangi kemampuan hasil penelitian untuk digeneralisasi. 2. Persepsi responden tergantung pada pemahaman butir pernyataan yang tercantum dalam kuesioner, sehingga kemungkinan terjadi perbedaan persepsi responden dengan pengukuran yang bersifat self reported dan memungkinkan terjadinya liniency bias.
3. Penelitian ini hanya dilakukan dengan metoda survei melalui kuesioner tanpa dilengkapi dengan metoda pengumpulan data lainnya untuk keakuratan data yang diteliti, misalnya melalui wawancara dan pengamatan langsung pada saat responden menggunakan komputer.
C. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, mengingat arti pentingnya topik penelitian ini untuk pengembangan TI secara teoritis dan praktis, maka saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Memperluas sampel penelitian dengan memperhatikan heterogenitas profesi dan pekerjaan pemakai komputer. 2. Mengembangkan perspektif yang diteliti, misalnya melihat pengaruh perbedaan profesi. 3. Mengembangkan perspektif pada aspek sikap dan perilaku yang lain, misalnya norma sosial, kebiasaan pemakai komputer, struktur dan kultur organisasi tempat kerja pemakai komputer. 4. Mengembangkan metoda pengajaran yang berkaitan dengan materi yang berhubungan dengan komputer, misalnya program-program akuntansi sehingga novice accountant terbiasa dengan program-program akuntansi dan timbul optimisme dalam diri novice accountant.
DAFTAR PUSTAKA Adnyana, I. G. S. dan Indriantoro, N., 2000, “Dampak Pengetahuan Teknologi yang Dikuasai Akuntan dan Persepsi Manfaat Sistem Informasi Berkaitan dengan Kecocokan Tugas Teknologi Terhadap Kinerja Akuntan”, Kompak, No. 22,Januari, hal. 459-488. Davis, F. D., 1989, “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology”, MIS Quarterly, 13, pp. 319-340. Donnelly, D. P., Quirin, J. J., & Bryan, D. O., 2003, “Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditor’s Personal Characteristics”, Behavioral Research In Accounting, Vol. 15. Ghozali, I., 2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV, April, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Heinssen, Jr., R., Glass, C., and Knight, L., 1987, “Assessing Computer Anxiety: Development and Validation of the Computer Anxiety Rating Scale”, Computer in Human Behavior, Vol. 3, pp. 49-59. Indarti, M. G. K., “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Sistem Informasi”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, hal. 83-96. Indriantoro, N., 2000, “Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Dosen dalam Penggunaan Komputer”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 4, No. 2, Desember, hal. 191-210. Murphy, C., Coover, D. & Owen, S., 1989, “Development and Validation of Computer Self-Efficacy Scale”, Educational and Psycological Measurement, 49, 893899. Nazaruddin, I., Modul Praktikum Statistika, Laboratorium Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Nogroho, M. A., 2008, “Kesuksesan Katalog Elektronik Perpustakaan Akademik: Pengaruh Ketakutan Komputer Pemakai dan Kualitas Pelayanan Pustakawan dengan Kualitas Sistem dan Kualitas Informasi Sebagai Variabel Kendali”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 2, Mei, hal. 186-211. Rifa, D. dan Gudono, M., 1999, “Pengaruh Faktor Demografi dan Personality Terhadap Keahlian dalam End-User Computing”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 1, Januari, hal. 20-36.
Rustiana, 2004, “Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi dalam Penggunaan Teknologi Informasi: Tinjauan Perspektif Gender”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 6, No. 1, Mei, hal. 29-39. Rustiana, 2005, “Studi Computer Self-Efficacy dalam Era Digitalisasi: Komparasi Antara Novice Accountant dan Akuntan Pendidik”, Modus, Vol. 17, No. 1, hal. 11-24. Sudaryono, E. A. dan Astuti, I. D., 2006, Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Karyawan Bagian Akuntansi dalam Menggunakan Komputer (Survei pada Perusahaan Tekstil di Surakarta)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5, No. 1, April, hal. 63-77. Susanto, Y. K. dan Widodo, M. T., 2006, “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pengetahuan Sistem Teknologi Informasi yang Harus Dikuasai oleh Akuntan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5, No. 2, September, hal. 216-228. Syam, BZ. F., 1999, “Dampak Kompleksitas Teknologi Informasi Bagi Strategi dan Kelangsungan Bisnis”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 3, No. 1, Juni, hal. 77-89. Tim Penyusun, 2008, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi, Edisi Revisi, UPFE, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tjandra, R., 2007, “Computer Anxiety dari Perspektif Gender dan Pengaruhnya Terhadap Keahlian Pemakai Komputer dengan Variabel Moderasi Locus of Control: Studi Empiris pada Novice Accountant Assistant di Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta”, Wahana, Vol. 10, No. 2, Agustus, hal. 81-98. Trisnaningsih, S., 2004, “Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat dari Segi Gender”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 1, Januari, hal. 108-123. Wijaya, P. S. M., 2005, “Pengujian Model Penerimaan Teknologi Internet pada Mahasiswa”, Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1, Februari, hal. 51-65. Wijaya, P. S. M., 2006, “Pengaruh Computer Self-Efficacy dan Task-Technology Fit Terhadap Penerimaan Penggunaan Internet”, Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2, No. 1, Februari, hal. 37-52. Wijaya, T. dan Setyomurni, R., 2009, “Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Novice Accountant dalam Menggunakan Komputer: Gender dan Locus of Control Sebagai Faktor Moderasi”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 20, No. 1, April, hal. 1-11.
*** Statistik Deskriptif *** Descriptive Statistics N CA TPT CSE LOC Valid N (listwise)
Minimum 19 42 96 45
223 223 223 223 223
Maximum 59 75 160 69
Mean 38.00 64.53 130.19 55.08
Std. Deviation 7.000 6.252 12.176 5.212
*** Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin *** Statistics jenis_kelamin N Valid Missing
223 0 jenis_kelamin
Valid
PRIA WANITA Total
Frequency 74 149 223
Percent 33.2 66.8 100.0
Valid Percent 33.2 66.8 100.0
Cumulative Percent 33.2 100.0
*** Karakteristik Responden Berdasarkan Usia *** Statistics usia N Valid Missing
223 0 usia
Valid
<=19 20 21 22 >=23 20 21 22 Total
Frequency 63 54 33 24 15 14 13 7 223
Percent 28.3 24.2 14.8 10.8 6.7 6.3 5.8 3.1 100.0
Valid Percent 28.3 24.2 14.8 10.8 6.7 6.3 5.8 3.1 100.0
Cumulative Percent 28.3 52.5 67.3 78.0 84.8 91.0 96.9 100.0
*** Karakteristik Responden Berdasarkan Semester *** Statistics semester N Valid Missing
223 0
semester
Valid
4 6 8 10 6 8 10 Total
Frequency 106 46 52 3 10 5 1 223
Percent 47.5 20.6 23.3 1.3 4.5 2.2 .4 100.0
Valid Percent 47.5 20.6 23.3 1.3 4.5 2.2 .4 100.0
Cumulative Percent 47.5 68.2 91.5 92.8 97.3 99.6 100.0
*** Karakteristik Responden Berdasarkan Ipk Terakhir *** Statistics ipk_terakhir N Valid Missing
223 0 ipk_terakhir
Valid
2,00-2,50 2,51-3,00 3,01-3,50 3,51-4,00 Total
Frequency 4 46 111 62 223
Percent 1.8 20.6 49.8 27.8 100.0
Valid Percent 1.8 20.6 49.8 27.8 100.0
Cumulative Percent 1.8 22.4 72.2 100.0
*** Reliabilitas Variabel Computer Anxiety *** Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 100.0 .0 100.0
223 0 223
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .779
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .802
N of Items 19
Item Statistics CA1 CA2 CA3 CA4 CA5 CA6 CA7 CA8 CA9 CA10 CA11 CA12 CA13 CA14 CA15 CA16 CA17 CA18 CA19
Mean 1.27 2.38 2.51 1.81 1.62 1.45 1.41 2.18 1.87 1.83 2.00 2.09 2.75 2.55 2.40 3.03 1.64 1.74 1.47
Std. Deviation .476 .964 1.044 .742 .586 .627 .536 .892 .784 .707 .844 .760 .948 1.051 .967 1.127 .655 .802 .734
N 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223
Item-Total Statistics
CA1 CA2 CA3 CA4 CA5 CA6 CA7 CA8 CA9 CA10 CA11 CA12 CA13 CA14 CA15 CA16 CA17 CA18 CA19
Scale Mean if Item Deleted 36.73 35.63 35.50 36.19 36.38 36.56 36.60 35.83 36.13 36.17 36.00 35.91 35.25 35.46 35.60 34.98 36.36 36.26 36.54
Scale Variance if Item Deleted 46.116 43.460 45.179 44.517 44.895 45.284 45.683 43.460 46.267 45.367 44.401 42.952 42.946 41.484 41.448 47.148 46.052 42.916 46.187
Corrected Item-Total Correlation .410 .362 .194 .397 .478 .394 .417 .403 .198 .329 .345 .549 .415 .473 .531 .037 .283 .517 .228
Squared Multiple Correlation .335 .194 .134 .374 .530 .504 .507 .274 .194 .350 .238 .511 .535 .617 .586 .146 .287 .343 .275
Cronbach's Alpha if Item Deleted .769 .769 .783 .767 .764 .768 .768 .765 .779 .771 .770 .757 .764 .759 .755 .799 .774 .758 .777
Scale Statistics Mean 38.00
Variance 48.995
Std. Deviation 7.000
N of Items 19
*** Reliabilitas Variabel Tingkat Penerimaan Teknologi *** Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
223 0 223
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
% 100.0 .0 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .910
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .916
N of Items 15
Item Statistics TPT1 TPT2 TPT3 TPT4 TPT5 TPT6 TPT7 TPT8 TPT9 TPT10 TPT11 TPT12 TPT13 TPT14 TPT15
Mean 4.27 4.53 4.35 4.16 4.24 4.14 4.35 4.38 4.45 4.26 4.29 4.38 4.43 4.41 3.89
Std. Deviation .547 .552 .580 .613 .679 .613 .566 .624 .525 .661 .621 .556 .653 .629 .894
N 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted 60.26 60.00 60.18 60.38 60.30 60.39 60.18 60.16 60.08 60.27 60.25 60.15 60.10 60.13 60.64
TPT1 TPT2 TPT3 TPT4 TPT5 TPT6 TPT7 TPT8 TPT9 TPT10 TPT11 TPT12 TPT13 TPT14 TPT15
Scale Variance if Item Deleted 34.734 34.707 34.268 34.560 33.912 34.924 33.959 33.610 34.561 33.299 34.088 34.058 34.985 34.705 33.664
Corrected Item-Total Correlation .629 .627 .660 .576 .596 .523 .730 .704 .688 .702 .636 .728 .476 .538 .446
Squared Multiple Correlation .559 .476 .558 .546 .529 .473 .705 .646 .669 .731 .680 .637 .717 .744 .306
Cronbach's Alpha if Item Deleted .904 .904 .902 .905 .905 .907 .900 .901 .902 .901 .903 .900 .909 .906 .914
Scale Statistics Mean 64.53
Variance 39.088
Std. Deviation 6.252
N of Items 15
*** Reliabilitas Variabel Computer Self-Efficacy *** Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 100.0 .0 100.0
223 0 223
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .940
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .943
N of Items 32
Item Statistics CSE1 CSE2 CSE3 CSE4 CSE5 CSE6 CSE7 CSE8 CSE9 CSE10 CSE11 CSE12 CSE13 CSE14 CSE15 CSE16 CSE17 CSE18 CSE19 CSE20 CSE21 CSE22 CSE23 CSE24 CSE25 CSE26 CSE27 CSE28 CSE29 CSE30 CSE31 CSE32
Mean 4.04 3.88 4.33 4.46 4.03 4.41 4.26 3.87 4.14 3.79 3.67 3.75 3.90 3.87 4.18 3.98 4.33 4.29 4.32 4.38 4.47 3.96 4.45 4.17 4.09 3.96 3.66 3.53 4.07 4.32 4.22 3.40
Std. Deviation .656 .684 .591 .535 .639 .545 .654 .759 .642 .688 .707 .746 .615 .652 .559 .611 .589 .568 .530 .513 .535 .815 .558 .647 .642 .697 .759 .810 .565 .580 .554 .793
N 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223
Item-Total Statistics
CSE1 CSE2 CSE3 CSE4 CSE5 CSE6 CSE7 CSE8 CSE9 CSE10 CSE11 CSE12 CSE13 CSE14 CSE15 CSE16 CSE17 CSE18 CSE19 CSE20 CSE21 CSE22 CSE23 CSE24 CSE25 CSE26 CSE27 CSE28 CSE29 CSE30 CSE31 CSE32
Scale Mean if Item Deleted 126.15 126.31 125.86 125.73 126.16 125.78 125.93 126.33 126.05 126.40 126.52 126.44 126.29 126.32 126.01 126.22 125.87 125.91 125.87 125.82 125.73 126.24 125.74 126.03 126.11 126.23 126.53 126.66 126.12 125.87 125.97 126.79
Scale Variance if Item Deleted 138.397 138.369 140.940 140.954 140.920 140.767 139.613 138.906 140.930 138.125 137.971 138.103 139.081 139.957 139.793 140.305 140.612 139.266 139.741 140.124 140.983 141.867 140.515 137.900 137.934 138.312 137.142 137.586 139.386 139.519 139.026 137.636
Corrected Item-Total Correlation .610 .585 .496 .552 .456 .555 .531 .490 .453 .597 .588 .547 .606 .509 .615 .523 .521 .646 .656 .648 .549 .294 .561 .654 .657 .577 .593 .527 .640 .612 .682 .536
Scale Statistics Mean 130.19
Variance 148.246
Std. Deviation 12.176
N of Items 32
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .937 .938 .938 .938 .939 .938 .938 .939 .939 .937 .938 .938 .937 .938 .937 .938 .938 .937 .937 .937 .938 .941 .938 .937 .937 .938 .938 .938 .937 .937 .937 .938
*** Reliabilitas Variabel Locus of Control *** Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 100.0 .0 100.0
223 0 223
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .611
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .522
N of Items 16
Item Statistics LOC1 LOC2 LOC3 LOC4 LOC5 LOC6 LOC7 LOC8 LOC9 LOC10 LOC11 LOC12 LOC13 LOC14 LOC15 LOC16
Mean 4.19 4.11 4.09 4.07 2.93 2.39 4.34 2.97 3.24 2.30 4.18 2.43 3.00 3.99 3.62 3.22
Std. Deviation .660 .665 .566 .600 1.139 1.029 .554 1.090 1.067 .679 .549 .965 1.145 .661 .736 1.030
N 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223 223
Item-Total Statistics
LOC1 LOC2 LOC3 LOC4 LOC5 LOC6 LOC7 LOC8 LOC9 LOC10 LOC11 LOC12 LOC13 LOC14 LOC15 LOC16
Scale Mean if Item Deleted 50.88 50.96 50.98 51.01 52.14 52.69 50.74 52.10 51.83 52.78 50.90 52.64 52.08 51.09 51.45 51.86
Scale Variance if Item Deleted 27.518 26.764 26.847 26.622 20.583 23.117 26.231 21.345 20.085 26.442 25.796 23.339 20.219 27.253 29.060 20.751
Corrected Item-Total Correlation -.113 -.005 .001 .030 .512 .303 .111 .460 .621 .038 .193 .311 .548 -.075 -.306 .571
Scale Statistics Mean 55.08
Variance 27.170
Std. Deviation 5.212
N of Items 16
Squared Multiple Correlation .219 .310 .369 .183 .502 .344 .258 .353 .515 .209 .293 .332 .552 .279 .345 .499
Cronbach's Alpha if Item Deleted .637 .625 .621 .619 .535 .583 .610 .549 .514 .620 .602 .582 .526 .633 .664 .528
*** Validitas Variabel Computer Anxiety *** KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.825 1256.853 171 .000
Component Matrixa
CA1 CA2 CA3 CA4 CA5 CA6 CA7 CA8 CA9 CA10 CA11 CA12 CA13 CA14 CA15 CA16 CA17 CA18 CA19
Compone nt 1 .560 .417 .252 .570 .684 .608 .623 .432 .351 .516 .364 .539 .407 .471 .512 -.009 .460 .608 .412
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
*** Validitas Variabel Tingkat Penerimaan Teknologi *** KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.875 2052.733 105 .000
Component Matrixa
TPT1 TPT2 TPT3 TPT4 TPT5 TPT6 TPT7 TPT8 TPT9 TPT10 TPT11 TPT12 TPT13 TPT14 TPT15
Compone nt 1 .680 .689 .713 .625 .654 .586 .800 .780 .770 .770 .712 .790 .517 .572 .489
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
*** Validitas Variabel Computer Self-Efficacy *** KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.912 4223.290 496 .000
Component Matrixa
CSE1 CSE2 CSE3 CSE4 CSE5 CSE6 CSE7 CSE8 CSE9 CSE10 CSE11 CSE12 CSE13 CSE14 CSE15 CSE16 CSE17 CSE18 CSE19 CSE20 CSE21 CSE22 CSE23 CSE24 CSE25 CSE26 CSE27 CSE28 CSE29 CSE30 CSE31 CSE32
Compone nt 1 .639 .598 .550 .608 .483 .622 .576 .507 .489 .594 .591 .568 .634 .544 .665 .551 .589 .703 .722 .719 .621 .319 .628 .682 .683 .592 .596 .530 .671 .674 .718 .546
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
*** Validlitas Variabel Locus of Control *** KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
Component Matrixa
LOC1 LOC2 LOC3 LOC4 LOC5 LOC6 LOC7 LOC8 LOC9 LOC10 LOC11 LOC12 LOC13 LOC14 LOC15 LOC16
Compone nt 1 -.436 -.398 -.445 -.230 .709 .637 -.298 .642 .641 .346 -.193 .587 .764 -.398 -.590 .645
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
.837 982.205 120 .000
*** Uji Glejser*** Descriptive Statistics AbsUt CA TPT
Mean 2.3269 38.00 64.53
Std. Deviation 2.40103 7.000 6.252
N 223 223 223
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered TPT, CAa
Variables Removed
Method Enter
.
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AbsUt
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 6.069 1273.753 1279.822
df 2 220 222
Mean Square 3.034 5.790
F .524
Sig. .593a
t -.088 .819 .924
Sig. .930 .414 .356
a. Predictors: (Constant), TPT, CA b. Dependent Variable: AbsUt Coefficientsa
Model 1
(Constant) CA TPT
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.222 2.504 .021 .026 .027 .029
Standardized Coefficients Beta .062 .070
a. Dependent Variable: AbsUt
Coefficient Correlationsa Model 1
Correlations Covariances
TPT CA TPT CA
a. Dependent Variable: AbsUt
TPT 1.000 .463 .001 .000
CA .463 1.000 .000 .001
*** Uji Normalitas*** One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Unstandardized Residual 223 .0000000 8.43759352 .068 .068 -.044 1.014 .255
*** Uji Regresi Linier Berganda dan Uji Multikolinieritas*** Descriptive Statistics CSE CA TPT
Mean 126.24 28.60 64.53
Std. Deviation 11.911 6.025 6.252
N 223 223 223
Correlations Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
CSE 1.000 -.570 .641 . .000 .000 223 223 223
CSE CA TPT CSE CA TPT CSE CA TPT
CA -.570 1.000 -.488 .000 . .000 223 223 223
TPT .641 -.488 1.000 .000 .000 . 223 223 223
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered TPT, CAa
Variables Removed .
Method Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: CSE b Model Summary
Change Statistics Model 1
Adjusted Std. Error ofR Square R R Square R Square the Estimate Change F Change .706a .498 .494 8.476 .498 109.198
a. Predictors: (Constant), TPT, CA b. Dependent Variable: CSE
df1 2
Durbindf2 Sig. F Change Watson 220 .000 1.899
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 15689.561 15804.843 31494.404
df 2 220 222
Mean Square 7844.781 71.840
F 109.198
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), TPT, CA b. Dependent Variable: CSE
Coefficientsa
Model 1
(Constant) CA TPT
Unstandardized Coefficients B Std. Error 86.706 8.687 -.667 .108 .908 .104
Standardized Coefficients Beta -.337 .477
t 9.981 -6.167 8.711
Sig. .000 .000 .000
a. Dependent Variable: CSE
Coefficient Correlationsa Model 1
Correlations Covariances
TPT 1.000 .488 .011 .006
TPT CA TPT CA
CA .488 1.000 .006 .012
a. Dependent Variable: CSE Collinearity Diagnosticsa
Model 1
Dimension 1 2 3
Eigenvalue 2.959 .038 .003
a. Dependent Variable: CSE
Condition Index 1.000 8.778 33.564
Variance Proportions (Constant) CA TPT .00 .00 .00 .01 .53 .06 .99 .47 .94
Residuals Statisticsa Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Minimum 100.22 -3.094
Maximum 144.81 2.210
Mean 126.24 .000
Std. Deviation 8.407 1.000
N
.573
2.481
.939
.293
223
100.60 -21.842 -2.577 -2.589 -22.048 -2.624 .020 .000 .000
144.50 28.108 3.316 3.468 30.741 3.559 18.022 .376 .081
126.22 .000 .000 .001 .014 .002 1.991 .007 .009
8.416 8.438 .995 1.005 8.602 1.011 2.252 .027 .010
223 223 223 223 223 223 223 223 223
223 223
a. Dependent Variable: CSE
Histogram
Dependent Variable: CSE 40
Frequency
30
20
10
Mean =-1.26E-15 Std. Dev. =0.995 N =223
0 -2
0
2
Regression Standardized Residual
4
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: CSE
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Scatterplot
Dependent Variable: CSE
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4
-2
0
Regression Standardized Predicted Value
2
*** Uji Independent Sampel T-Test *** Group Statistics
CA
jenis_kelamin PRIA WANITA
N 74 149
Mean 27.36 29.21
Std. Deviation 5.370 6.253
Std. Error Mean .624 .512
Independent Samples Test
Levene's Test for F Equality of Variances Sig. t-test for Equality of t Means df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval Lower of the Difference Upper
CA Equal variances Equal variances assumed not assumed 1.040 .309 -2.169 -2.283 221 167.049 .031 .024 -1.843
-1.843
.850
.808
-3.518 -.168
-3.437 -.249
*** Uji Nilai Selisih Mutlak *** Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Absx1_x2, Zscore(C A), Zscore(LO a C)
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: CSE
Model Summaryb Model 1
R R Square .615a .378
Adjusted R Square .369
Std. Error of the Estimate 9.458
a. Predictors: (Constant), Absx1_x2, Zscore(CA), Zscore(LOC) b. Dependent Variable: CSE ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 11903.696 19590.708 31494.404
df 3 219 222
Mean Square 3967.899 89.455
F 44.356
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Absx1_x2, Zscore(CA), Zscore(LOC) b. Dependent Variable: CSE Coefficientsa
Model 1
(Constant) Zscore(CA) Zscore(LOC) Absx1_x2
Unstandardized Coefficients B Std. Error 123.530 1.035 -6.885 .637 -1.953 .638 2.473 .748
a. Dependent Variable: CSE
Standardized Coefficients Beta -.578 -.164 .177
t 119.333 -10.812 -3.062 3.307
Sig. .000 .000 .002 .001
*** Uji Chow Test *** Regresi Total Observasi Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered CAa
Variables Removed
Method Enter
.
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: CSE Model Summary Model 1
Adjusted R Square .322
R R Square .570a .325
Std. Error of the Estimate 9.807
a. Predictors: (Constant), CA
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 10237.627 21256.777 31494.404
df 1 221 222
Mean Square 10237.627 96.185
F 106.437
Sig. .000a
t 49.641 -10.317
Sig. .000 .000
a. Predictors: (Constant), CA b. Dependent Variable: CSE
Coefficientsa
Model 1
(Constant) CA
Unstandardized Coefficients B Std. Error 158.467 3.192 -1.127 .109
a. Dependent Variable: CSE
Regresi Pria Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered CAa
Variables Removed .
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: CSE
Method Enter
Standardized Coefficients Beta -.570
Model Summary Model 1
Adjusted R Square .540
R R Square .739a .546
Std. Error of the Estimate 9.114
a. Predictors: (Constant), CA
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 7204.829 5980.036 13184.865
df 1 72 73
Mean Square 7204.829 83.056
F 86.747
Sig. .000a
t 32.554 -9.314
Sig. .000 .000
a. Predictors: (Constant), CA b. Dependent Variable: CSE Coefficientsa
Model 1
(Constant) CA
Unstandardized Coefficients B Std. Error 180.273 5.538 -1.850 .199
Standardized Coefficients Beta -.739
a. Dependent Variable: CSE
Regresi Wanita Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered CAa
Variables Removed
Method Enter
.
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: CSE Model Summary Model 1
R R Square .476a .227
a. Predictors: (Constant), CA
Adjusted R Square .221
Std. Error of the Estimate 9.463
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 3856.318 13164.648 17020.966
df 1 147 148
Mean Square 3856.318 89.555
F 43.061
Sig. .000a
t 39.939 -6.562
Sig. .000 .000
a. Predictors: (Constant), CA b. Dependent Variable: CSE Coefficientsa
Model 1
(Constant) CA
Unstandardized Coefficients B Std. Error 148.388 3.715 -.816 .124
a. Dependent Variable: CSE
Standardized Coefficients Beta -.476