Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (8), November 2011
73
PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN MENGGUNAKAN KOMPUTER STUDI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI STIE STAN INDONESIA MANDIRI BANDUNG
Ivan A. Setiawan STIE STAN Indonesia Mandiri
Tata Tarwan STIE STAN Indonesia Mandiri
Abstrak Integrasi teknologi dalam proses pendidikan adalah tidak terhindarkan dan diyakini mampu meningkatkan proses pembelajaran serta meningkatkan kesiapan siswa untuk berpartisipasi secara efektif dalam dunia kerja. Studi ini menginvestigasi pengaruh computer anxiety terhadap keahlian menggunakan komputer. Computer anxiety dioperasionalkan melalui dua dimensinya yaitu fear dan anticipation. Subjek adalah 50 mahasiswa akuntansi di STIE STAN Indonesia Mandiri Bandung. Temuan menunjukkan bahwa computer anticipation memiliki pengaruh positif terhadap keahlian. Adapun pengaruh computer fear tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keahlian. Kata kunci: computer anxiety, fear, anticipation, keahlian
1. Pendahuluan Terdapat beragam definisi computer anxiety dalam literatur. Sebagai contoh, menurut Desai dan Richards (1998) computer anxiety menunjuk pada stres yang disebabkan oleh faktor psikologis dan kognitif yang diakibatkan oleh penggunaan komputer. Hakkinen (1994) mendefinisikan computer anxiety sebagai ketakutan dan kecurigaan orang-orang yang tidak familiar dengan komputer. Rohner dan Simonson (1981) memandang computer anxiety sebagai bauran dari perasaan takut dan kekhawatiran orang-orang ketika mereka berinteraksi dengan komputer. Menurut Igbaria dan Pasuraman (1989), computer anxiety menunjuk pada ketidaksukaan seseorang terhadap teknologi komputer dapat disebabkan oleh ketakutan dan kekhawatiran yang bersangkutan terhadap penggunaan teknologi informasi. Sejak tahun 1980an, computer anxiety memperoleh pengakuan dalam literatur penelitian. Peneliti menghubungkan konstruk computer anxiety dengan beragam konstruk keperilakuan pengguna komputer seperti etika (Rawwas et al., 2005), konsep-diri (Agbatogun, 2010), persepsi kemudahan penggunaan maupun kinerja (Buche et al., 2008; Fakun, 2007; Igbaria dan Parasuraman, 1989). Tujuan studi ini adalah menginvestigasi pengaruh computer anxiety terhadap kinerja. Studi ini didasarkan pada pandangan mengenai tidak terhindarkannya integrasi teknologi dalam proses pendidikan. Integrasi ini diyakini mampu meningkatkan proses pembelajaran serta meningkatkan kesiapan siswa untuk berpartisipasi secara efektif dalam dunia kerja (Butzin, 2000; Hopson, et al., 2002; Reiser, 2001).
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (8), November 2011
74
Mahasiswa menggunakan komputer untuk menyelesaikan beragam tugas akademik (Green, 1998; Romiszowski & Mason, 1996). Akan tetapi, tidak semua mahasiswa dapat merespon dengan cepat perkembangan teknologi komputer. Keragaman sikap terhadap teknologi informasi ini sering dianggap sebagai gangguan, yang diwujudkan dalam bentuk kebingungan, frustrasi, dan perasaan panik (Burket et al., 2001). Dalam konteks ini, computer anxiety menjadi istilah relevan untuk memahami sikap mahasiswa terhadap komputer. Computer anxiety merupakan fenomena yang muncul karena kegelisahan seseorang terhadap komputer. Studi-studi pengaruh computer anxiety terhadap mengindikasikan adanya efek negatif computer anxiety terhadap keahlian individu. Igbaria dan Pasuraman (1989) menemukan bahwa computer anxiety memiliki efek negatif terhadap keahlian. Namun penelitian Desai dan Richard (1988) setra Olatoye (2009) menunjukkan tidak adanya efek signifikan dari computer anxiety terhadap keahlian penggunaan komputer. Adanya inkonsistensi temuan mendorong penulis untuk mengkajinya lebih lanjut. Pada studi ini, konsep computer anxiety yang digunakan dipecah ke dalam dua dimensi yaitu fear (takut) dan anticipation (antisipasi) (Orr, 2000). Subjek yang diteliti adalah mahasiswa kelas karyawan jurusan akuntansi di STIE STAN Indonesia Mandiri Bandung. Mereka adalah karyawan berbagai perusahaan yang berinteraksi dengan komputer dalam penyelesaian pekerjaannya.
2. Review Literatur dan Pengembangan Hipotesis Bozionelos (2001) menyatakan bahwa computer anxiety merupakan masalah penting dalam masyarakat karena banyak orang memiliki sikap negatif terhadap komputer dan menghindari penggunaan komputer. Dampaknya, lanjut Bozionelos, secara ilmiah studi-studi tentang computer anxiety mengalami peningkatan. Studi Tood dan Benbasat (1992) menunjukkan bahwa kegelisahan dan ketakutan seseorang terhadap kehadiran teknologi baru umumnya akan mendorong sikap negatif dalam penggunaan teknologi informasi. Menurut Orr (2000) computer anxiety merupakan salah satu technophobia. Computer anxiety diwujudkan dalam dua hal: a.
fear: seseorang merasa takut dengan adanya komputer karena mereka belum banyak menguasai teknologi komputer, sehingga belum bisa mendapatkan manfaat dengan kehadiran computer
b.
Anticipation, seseorang merasa perlu melakukan antisipasi terhadap kegelisahan yang muncul dengan adanya komputer. Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan terhadap komputer.
Compeau dan Higgins (1995) mendefinisikan keahlian sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer/sistem informasi/teknologi informasi. Keahlian pemakai komputer yang dimaksud adalah kemampuan pemakai dalam hal aplikasi komputer, sistem operasi komputer, penanganan files dan perangkat keras, penyimpanan data dan penggunaan tombol keyboard (Indriantoro, 2000). Studi umum mengenai anxiety yang dilakukan oleh Spielberg et al., menunjukkan bahwa anxiety berhubungan negatif dengan kinerja yang rendah (Berger-Gross et al., 1985). Dalam kaitan antara computer anxiety dengan keahlian, Igbaria dan Pasuraman (1989) dari hasil studinya menemukan bahwa computer anxiety berpengaruh secara negatif terhadap keahlian seseorang dalam menggunakan komputer. Oleh karena itu semakin tinggi computer anxiety pemakai mengakibatkan rendahnya tingkat keahlian dalam penggunaan komputer dan sebaliknya semakin rendah computer anxiety pemakai mengakibatkan tingginya tingkat keahlian dalam penggunaan komputer.
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (8), November 2011
75
Penelitian sejenis dilakukan oleh para peneliti lainnya dan menghasilkan kesimpulan yang sama dimana computer anxiety memiliki pengaruh negatif terhadap keahlian dan juga termasuk pada kinerja karyawan (Douglas et al., 2004; Wijaya dan Johan, 2005; Indriantoro, 2000; Fakun 2009, Rifa dan Gudono, 1999; Rustiana, 2005; Sudaryono dan Setiawan, 2005; serta Sudaryono dan Astuti, 2005). Hal dapat dimaknai bahwa semakin tinggi computer anxiety seseorang, maka individu tersebut cenderung akan memiliki keahlian yang rendah. Sebaliknya apabila individu memiliki computer anxiety yang tinggi, maka individu tersebut cenderung memiliki keahlian yang rendah. Spesifik dalam konteks pendidikan, Heinssen et al (1987) menemukan bahwa novice accountant perguruan tinggi yang memiliki computer anxiety yang lebih tinggi mempunyai keahlian menggunakan komputer yang lebih rendah dibandingkan novice accountant yang memiliki computer anxiety yang lebih rendah. Temuan Heinssen et al., tersebut dikonfirmasikasin kembali oleh Stone et al. (1998) atas studinya terhadap mahasiswa akuntansi. Wibowo (2001) membagi computer anxiety ke dalam dimensi fear dan anticipation. Berdasarkan hasil analisisnya, Wibowo (2008) meyimpulkan bahwa fear memiliki efek negatif dan anticipation memiliki efek positif terhadap keahlian. Hasil studi ini mengkonfirmasikan temuan-temuan sebelumnya (Harrison dan Reiner, 1992; Trisnawati dan Permatasari, 2000). H1: Fear berpengaruh negatif terhadap kealian. H2: Anticipation berpengaruh positif terhadap kealian.
1. Metode dan Prosedur Subjek adalah 50 mahasiswa akuntansi program sarjana (S1) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STAN Indonesia Mandiri. Computer Anxiety diukur dengan menggunakan instrument CARS (Computer Anxiety Rating Scale) dari Heinsen et al. (1987). CARS terdiri atas 19 item 5-skala pengukuran dengan komposisi 10 item untuk mengukur dimensi fear dan 9 item digunakan untuk mengukur dimensi anticipation. Keahlian komputer diukur dengan instrument CSE (Computer Self Effifacy) yang dikembangkan oleh Murphy et al. (1989). Instrumen tersebut berisi 32 butir pertanyaan 5-skala pengukuran. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda
2. Temuan-temuan 2.1. Statistik Deskriptif Tabel 1 menyajikan rata-rata, deviasi standar, korelasi bi-variate dan reliabilitas internal masingmasing variabel. Dari pengujian reliabilitas nampak bahwa masing-masing instrumen pengukuran adalah reliabel dengan koefisien konsistensi internal cronbach alpha lebih dari 0.60 (Nunnaly, 1978). Tabel 1 juga menunjukkan bahwa fear berkorelasi negatif dengan anticipation maupun keahlian. Anticipation berkorelasi positif dengan keahlian. Tabel 1. Statistik Deskriptif
Mean
S. D
1. Fear 2,80 4.493 2. Anticipation 4,34 3.952 3. Keahlian 4,03 4.704 Korelasi signifikan pada level 0.01(+)
1
2
3
.759 -.648+ -.471+
.781 .559+
.753
Off-diagonal: reliabilitas internal cronbach alpha
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (8), November 2011
76
2.2. Pengujian Hipotesis Tabel 2 menyajikan uji simultan (uji-F). Karena nilai koefisien adalah sig. pada level 0,000 hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya salah satu variabel bebas fear atau ancipation berpengaruh signifikan terhadap keahlian menggunakan komputer akuntansi. Tabel 2. Uji Simultan
Regression Residual Total
Sum of Squares 3827.502 6767.478 10594.980
df 4 45 49
Mean Square 956.875 150.388
F 6.363
Sig. .000a
Tabel 3 menyajikan uji individual. Tabel 3. Uji Individual
(Constant) Anticipation Fear
Unstandardized Coefficients B Std. Error 56.169 39.575 1.695 .595 -.791 .531
Standardized Coefficients Beta .456 -.242
t 1.419 2.851 -1.489
Sig. .163 .007 .143
Berdasarkan Tabel 3, dalam hubungannya dengan hipotesis yang diajukan dapat dikemukakan sebagai berikut: a.
Koefisien regresi anticipation terhadap keahlian adalah signifikan pada level 0,007. Dengan demikian, hipotesis bahwa anticipation berpengaruh positif terhadap keahlian dapat dikonfirmaikan.
b.
Koefisien regresi fear terhadap keahlian hanya mencapai signifikansi pada level 0,143. Dengan demikian, hipotesis bahwa fear berpengaruh negatif terhadap keahlian tidak dapat dikonfirmaikan.
3. Diskusi dan Keterbatasan Studi ini menguji pengaruh computer anxiety (anticipation dan fear) terhadap keahlian komputer akuntansi mahasiswa akuntansi di STAN Indonesia Mandiri Bandung. Secara individual, hasil studi ini menemukan bahwa computer anticipation memiliki pengaruh positif terhadap keahlian. Hasil ini konsisten dengan temuan Wibowo (2001), Harrison dan Reiner, (1992) serta Trisnawati dan Permatasari (2000). Hasil penelitian ini melihat adanya bukti bahwa kondisi yang sama juga terjadi bagi para mahasiswa akuntansi dalam keahlian dibidang komputer akuntansi. Hal ini dapat menjadi masukan bagi STIE STAN Indonesia Mandiri guna merumuskan suatu konsep bentuk pembelajaran yang menarik dan interaktif dalam proses pembelajaran komputer akuntansi. Namun demikian, studi ini gagal mengkonfirmasikan pengaruh computer fear terhadap keahlian. Hasil studi ini tidak konsisten dengan temuan Wibowo (2001), Harrison dan Reiner, (1992) serta Trisnawati dan Permatasari (2000). Ketidak konsistenan tersebut mungkin disebabkan oleh kondisi pembelajaran
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (8), November 2011
77
di STIE STAN Indonesia Mandiri yang begitu familiar dengan penggunaan teknologi komputer. Komputer bukan lagi merupakan hal yang aneh, dimana responden pada umumnya baik secara individual maupun berkelompok begitu intensif dalam menggunakannya sebagai sarana primer dalam proses pembelajaran. Kondisi demikian diperkuat oleh analisis statistik dimana anticipation memiliki pengaruh positif terhadap keahlian. Responden nampaknya merasa nyaman dengan penggunaan komputer dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas. Namun demikian, studi ini bukan tanpa keterbatasan. Pertama, responden mahasiswa STIE STAN Indonesia Mandiri secara faktual sudah sangat cepat dalam penerimaan perkembangan teknologi dan keadaan ini belum tentu sama dengan mahasiswa yang berada di luar subjek yang diteliti. Penggunaan sampel yang terbatas ini kemungkinan akan mengurangi hasil penelitian ini untuk digeneralisasikan. Kedua, studi ini hanya mengkaji pengaruh computer anxiety (fear dan anticipation) terhadap keahlian dalam menggunakan komputer akuntansi. Masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi keahlian diantaranya dorongan dari pihak lain, pihak lain sebagai pengguna serta dukungan. Aspek-aspek lain seperti jender, attitude, maupun aspek demografis lainnya merupakan faktor penting yang sering dianggap memiliki pengaruh signifikan terhadap keahlian menggunakan komputer (Igbaria dan Parasuraman, 1989; Hong dan Koh, 2002). Terakhir, studi ini berbasis data cross section sehingga tidak diketahui perubahan reaksi pengguna komputer dan efeknya terhadap keahlian. Karenanya, dibutuhkan studi yang bersifat longitudinal (Buche et al., 2008).
4. Referensi [1] Agbatogun, Alaba Olaoluwakotansibe. 2010. Self-concept, computer anxiety, gender and attitude towards interactive computer technologies: A predictive study among Nigerian teachers. International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT), 2010, Vol. 6, Issue 2, pp. 1-14. [2] Berger-Gross, Victoria., Matthew W. Khan., and Constance Regan Ware. 1983. The Role of Anxiety in the Career Decision Making of Liberal Arts Students. Journal of Vocational Behavior, Vol. 22, pp. 312-323. [3] Bozionelos, N. (2001). Computer Anxiety: Relationship with Ccomputer Experience and Prevalence. Computers in Human Behavior, Vol. 17 No.2, pp. 213–224. [4] Buche, Mari W., Larry R. Davis., and Chelley Vician. 2008. A Longitudinal Investigation of the Effects of Computer Anxiety on Performance in a Computing-Intensive Environment. Journal of Information Systems Education, Vol. 18 No. 4 pp. 415-423. [5] Butzin ,S.M . 2000. Using Instructional Technology in Transformed learning environments : An evaluation of project child. Journal of Research in Educational Computing Education ,33 Vol. 4, pp. 367-384. [6] Burket, William H. David M. Compton., and Gail G. Burkett. 2001. An Examination of Computer Attitudes, Anxieties, and Aversions Among Diverse College Populations: Issues Central to Understanding Information Sciences in the New Millennium. Informing Science, Vol. 4 No 3, pp. 77-85. [7] Compeau, Deborah R. and C.A. Higgins. 1995, Computer Self Efficacy: Development of Measure and Initial Test, MIS Quartely, Vol.19, No.12.
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (8), November 2011
78
[8] Desai, Mayur S., and Thomas C. Richards. 1998. Computer Anxiety, Training and Education: A Meta Analysis. Journal of Information Systems Education, Vol. 9 No. ½, pp. 49-54. [9] Fakun, D. How to Mitigate the Significant Negative influence of computer anxiety on ease of use perceptions. Behaviour & Information Technology. Vol. 28, No. 3, May–June 2009, 223–238. [10] Havelka, Douglas ., Fred Beasley., and Travis Broome, A Study of Computer Anxiety Among Business Students. American Journal of Business, Spring 2004: Vol. 19 No. 1 [11] Harrison, A. W., and Rainer K. R. 1992. The Influence of Individual Differences on Skill in EndUser Computing. Journal of Management Information Systems, Vol. 9 No. 1, pp. 93-111. [12] Hakkinen, P. (1994). Changes in computer anxiety in a required computer course. Journal of Research on Computing in Education, 27(2), 141-153. [13] Heissen, R.K., Glass, C.R. & Knight, L.A., 1987. Assesing Computer Anxiety: Development and Validation of Computer Anxiety Rating Scale, Computer in Human Behavior, 3, 49-59. [14] Hopson, M. H., Simms, R. L., & Knezek, G. A. (2002). Using a technologically enriched environment to improve higher-order thinking skills. Journal of Research on Technology in Education, 34 (2), 109-119. [15] Hong, Kian-Sam., and Chee-Kiat Koh. 2002. Computer Anxiety and Attitudes toward Computers Among rural Secondary Scholl Teachers: A Malaysian Perspective. Journal of Research on Technology in Education. Vol. 35 No. 1, pp. 27-48. [16] Igbaria, M and Parasuraman, S., 1989, A Path Analytic Study of Individual Characteristics Computer Anxiety, and Attitudes Toward Microcomputers, Jurnal of Management, Vol. 15 No. 3. [17] Indriantoro, Nur, 2000. “Pengaruh Computer Anxiety terhadap Keahlian Dosen dalam Penggunaan Komputer”, Jurnal akuntansi & Auditing Indonesia, Vol. 4, No. 2, pp. 191- 210. [18] Orr, Linda V. 2000. Computer Anxiety. University of Southern Maine. [19] Olatoye, Rafiu Ademola. 2009. Influence of Computer anxiety and Knowledge on Computer Utilization of Senior Secondary School Students. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, Vol. 7 No. 3, pp. 1269-1288. [20] Rawwas, M. Y. A., Swaidan, Z., & Oyman, M. (2005). Consumer ethics: A cross-cultural study of the ethical beliefs of Turkish and American consumers. Journal of Business Ethics, Vol. 57, 183–195. [21] Reiser, R. A. 2001. A history of instructional design and technology: Part 1: A history of instructional media. Educational Technology Research and Development, 49 Vol. 1, pp. 53-64. [22] Rifa, D dan Gudono, 1999, Pengaruh Faktor Demografi dan Personality Terhadap Keahlian Dalam End- User Computing, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 1, Januari. [23] Romiszowski, A., and Mason, R. 1996. Computer-mediated communication. In D. H. Jonassen (Ed.), Handbook of Research for Educational Communications and Technology. New York: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Publishers [24] Rustiana. 2005. Computer anxiety dan Keahlian end-User Computing dalam Menggunakan Teknologi Informasi. Kinerja, Volume 9, No. 1, Th. 2005: Hal. 42-53 [25] Stone, Dan N., Vairam Arunachalam., and John S. Chandler. 1996. Cross Cultural Comparisons: An Empirical Investigation of Knowledge, Skill, Self-Efficacy, and Computer Anxiety in Accounting Education. Issues in Accounting Education, Vol. 11 No. 2, pp. 345-375.
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (8), November 2011
79
[26] Sudaryono, Eko Arief., dan Istiati Diah Astuti. 2005. Pengaruh Computer anxiety terhadap Keahlian Karyawan Bagian akuntansi Dalam Menggunakan Komputer (Survai pada Perusahaan Tekstil di Surakarta). SNA VIII Solo, 15 – 16 September. [27] Sudaryono, Eko Arief., dan Doddy Setiawan. 2005. Pengaruh Computer anxiety terhadap Keahlian Dosen Akuntansi Menggunakan Komputer. Jurnal Bisnis dan akuntansi, Vol. 7 No. 3, pp. 238-256. [28] Todd, P., and Benbasat, I. 1992. The use of information in decision making: An experimental investigation of the impact of computer-based decision aids. MIS Quarterly, Vol. 16, pp. 373-393. [29] Trisnawati, R., dan Shinta Permatasari. 2000. Pengaruh Faktor Personality terhadap Keahlian dalam Menggunakan Komputer. Empirika, No. 26, pp. 83-93. [30] Vician, Chelley., and Larry R. Davis. 2003. Investigating Computer Anxiety and Communication Apprehension as Performance Antecedents in a Computing-Intensive Learning Environment. Journal of Computer Information Systems, Winter, pp. 51-57. [31] Wibowo, Tri. 2001. Pengaruh Faktor Personality dan Profesional Commitment terhadap Keahlian Computer Audit. Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. [32] Wijaya T. dan Johan. 2005, Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Penggunaan Komputer, Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 1.
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM