Pengaruh Competitiveness Bank Terhadap Risiko Kredit Bank Umum Syariah di Indonesia Fithria Rahmawati, Niken Iwani Surya Putri Program Ekstensi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424, Indonesia
Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh risiko kredit periode sebelumnya diukur dengan Non Performing Finance (NPFt-1), Competitiveness antar bank syariah diukur dengan indeks lerner, makroekonomi diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB), dan karakteristik bank yang diukur dengan Ukuran bank (size), Return On Asset (ROA) dan Loan Ratio terhadap risiko kredit yang diukur dengan Non Performing Finance (NPF). Penelitian ini dilakukan terhadap 11 bank umum syariah di Indonesia selama tahun 2010 – 2013 dengan menggunakan data laporan keuangan triwulan. Metode penelitian menggunakan pengujian regresi data panel dengan variabel dependen NPFt-1 dan Indeks Lerner, variabel independen NPF merupakan proxy dari risiko kredit serta variabel kontrol yaitu PDB, ROA, Size dan Loan ratio. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen serta variabel kontrol. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa risiko kredit periode sebelumnya, Competitiveness, dan karakteristik bank (ROA, Size dan Loan Ratio) memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko kredit. Sedangkan Makro ekonomi (PDB) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko kredit bank. Hasil penelitian ini menyarankan setiap bank syariah perlu melakukan peningkatan pada pendapatannya (Total revenue) sehingga price bank syariah akan meningkat sekaligus meningkatkan kekuatan pasar bank syariah yang bersangkutan, karena untuk kedepannya pasar bank syariah akan menuju ke pasar persaingan sempurna.
The Impact of Foreign Bank’s Ownership towards SME’s Credit Allocation in Indonesia on 2009-2013 Abstract This research aims to determine the impact of previous periods measured credit risk with Non Performing Finance (NPFt-1), Competitiveness between Islamic banks as measured by index of lerner, macroeconomic measured by Gross Domestic Bruto (GDP), and characteristic of bank as measured by Size, Return On Asset (ROA) and Loan Ratio to the credit risk as measured by Non Performing Finance (NPF). This research was conducted on 11 Islamic banks in Indonesia during 2010 – 2013 with quarterly financial reports. Research method use the data panel regression testing with the dependent variable NPF t-1 and lerner index, NPF is the independent variable and control variable are GDP, ROA, Size dan Loan ratio. The purpose of this research is to know the significance of the influence of the dependent variable to independent variable and the control variable. The result of this research concluded that previous periods measured credit risk, Competitiveness, and characteristic of bank (ROA, Size and Loan ratio) has a significant influence on credit risk. While macroeconomic does not have significant influence on credit risk. The result of this research suggest any Islamic Banks need to make improvement on total revenue so the price would increase Islamic banks while enhancing the power of the islamic banking market is concerned, because the future market for Islamic bank will be heading to the market perfect competition. Keywords : Shariah bank , competition , risk taking , macroeconomic and bank characteristics .
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Pendahuluan Competitiveness Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia mengalami peningkatan, sehingga pertumbuhan perbankan syariah sedikit melambat pada tahun 2013 sebagaimana dinyatakan oleh Edy Setiadi, Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini terjadi disebabkan industri perbankan syariah menghadapi ketatnya competitiveness perebutan Dana Pihak Ketiga (DPK) (Ade Mayasanto, 2014). Saat ini jumlah bank umum syariah mencapai 11 bank. Bila dihitung dengan jumlah cabang dan unit kasnya maka perbankan syariah sudah mencapai 1.743 unit (2012), sedangkan pada tahun 2011 terdapat 1401 unit yang tersebar di beberapa daerah. Menurut Cetorelli (2001) peningkatan jumlah bank berpotensi mendorong bisnis sektor perbankan menjadi lebih kompetitif dan meningkatkan efisiensi dan kesehatan perbankan (Weil,2010). Untuk menghitung competitiveness suatu bank, hal yang mesti diketahui adalah market power bank. Menurut Laurent Weil (2010), Market power adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mempengaruhi harga produk dan berkaitan langsung dengan kompetisi atau competitiveness antar perusahaan. Semakin besar kompetisi antar perusahaan yang bersaing, maka akan semakin kecil market power yang dimiliki tiap perusahaan. Coccorese (2009) menyatakan Market power suatu bank dapat dihitung dengan mengetahui indeks Lerner yang dimiliki bank tersebut. Indeks Lerner merupakan pengukur market power untuk mengetahui bank tersebut bersifat monopoli atau persaingan sempurna. Competitiveness antar bank dapat menurun bila dilihat dari aspek franchise value. Menurut Jimenez, Lopez dan Saurina (2013), franchise value adalah paradigma dalam pengambilan keputusan bank yang memiliki peran penting dalam menurunkan tingkat competitiveness perbankan dan risiko kredit. Taufik Andriawan (2012) menyatakan bahwa franchise value juga memainkan peran penting dalam pengambilan risiko untuk melindungi franchise valuenya. Tetapi apabila competitiveness yang ketat terjadi di lingkungan perbankan syariah, maka akan menurunkan franchise valuenya sekaligus menurunkan profit margin banknya, sehingga membuat bank meningkatkan keberanian dalam pengambilan risikonya. Brewer dan Saidenberg (1996) menemukan hubungan negatif antara franchise value dan pengambilan risiko yang diukur sebagai volatilitas dari stock pricenya. Adanya competitiveness, dapat berdampak pada variabilitas, profitabilitas, efisiensi dan aspek non financial, seperti target pasar dan image perusahaan. Variabilitas ini dikenal dengan istilah risiko, dan proxynya yang paling sering digunakan oleh perbankan syariah adalah Non Performing Financing (NPF). Menurut Kamus Bank Indonesia, NPF adalah
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
ukuran kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet untuk bank syariah. Penelitian bagaimana competitiveness dapat berpengaruh pada risiko kredit telah dilakukan sebelumnya oleh Gabriel Jimenez, Jose A. Lopez dan Jesus Saurina (2013), pada Bank Komersial Spanyol. Hasilnya terdapat hubungan yang negatif antara market power dengan risk taking, hasil empiris ini diperoleh setelah pengontrolan dari keadaan makroekonomi dan karakteristik bank. Penelitian lain dilakukan Boyd dan De Nicolo (BDN, 2005) menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kekuatan pasar dengan risiko kredit. Selanjutnya penelitian oleh David Martinez Miera (MMR, 2010), hasilnya memperlihatkan bahwa terdapat hubungan non linear (U-Shaped) antara competitiveness bank dan risiko kredit.
Tinjauan Teori Perkembangan perbankan syariah cukup pesat pada satu tahun terakhir terutama pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang mendominasi aset perbankan syariah (Bank Indonesia, 2013). Aset perbankan syariah per Oktober 2013 meningkat menjadi Rp229,5 triliun. Market sharenya sudah mencapai sekitar 4,8% dari peta perbankan, jumlah rekening perbankan syariah mencapai sekitar 12 juta rekening atau 2,9% dari total rekening perbankan nasional serta jumlah jaringan kantor menacapai 2.925 kantor. Menurut Kepala Keuangan MENA di Ernst & Young, Gordon Bennie, kesuksesan perbankan syariah tergantung dari pertumbuhan asetnya (Al Hamzah, 2013). Competitiveness merupakan faktor penting yang memiliki dampak pada berbagai macam industri termasuk industri perbankan. (Tabak, Fazio dan Cajueiro, 2012). Menurut Prof. Dr. Rina Indiastuti (2011) terminologi competitiveness adalah suatu konsep yang kerap digunakan dalam ilmu ekonomi untuk mengerti bagaimana pembentukan harga pasar dan keputusan penetapan harga oleh suatu perusahaan atau penjual. Dari pengertian tersebut memperlihatkan bahwa tempat untuk melakukan competitiveness adalah pasar. Menurut Pindyck dan Rubinfeld (2008) pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk menetapkan harga produk. Dilihat dari kekuatan pasar (market power) pasar dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : pasar persaingan sempurna, tidak adanya kekuatan pasar (market power) yang mendominasi satu dengan lainnya; pasar monopoli terdapat kekuatan pasar (market power) yang besar pada salah satu pihak sehingga dapat mempengaruhi pihak lain; dan pasar monopolistik (terdapat kekuatan pasar (market power) walaupun tidak besar.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Menurut Ismanthono (2003), dalam kegiatan ekonomi risiko adalah spekulasi yang melibatkan kemungkinan untung atau rugi bergantung pada keberhasilan atau kegagalan usaha keuangan atau niaga yang bersangkutan. Menurut PBI Nomor 13/23/PBI/2011, Risiko adalah potensi kerugian akibat suatu peristiwa (event) tertentu. Dari pengertian risiko diatas dapat disimpulkan bahwa risiko kredit (risk taking) adalah suatu tindakan yang diambil disertai dengan konsekuensi atau risiko didalamnya. Risiko kredit (risk taking) dapat diukur dari non performing loan (Jimenez, Lopez dan Saurina, 2013). Menurut Umam (2013), bahwa penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas. Akibatnya, penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya. Risiko tersebut akan semakin tampak ketika perekonmian dilanda krisis atau resesi. Dalam hal ini, tentunya bank mengambil resiko didasarkan atas kondisi pasar competitiveness perbankan. Dengan memberikan kemudahan pada debitur menyebabkan peningkatan pembiayaan, tetapi risikonya semakin berat ke depan untuk pengembaliannya. Pengembalian oleh debitur kepada bank syariah tentunya semakin berat dengan kondisi perekonomian yang kurang kondusif. Menurut Dendawijaya (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit (NPL) meliputi: Faktor internal yang berkaitan dengan internal bank dan internal perusahaan (nasabah bank), serta faktor eksternal yang berkaitan dengan makroekonomi dengan ditunjukkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, kenaikan nilai tukar, kebijakan pemerintah, dan sebagainya.
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh competitiveness bank terhadap risiko kredit pada bank umum syariah di Indonesia periode 2010 - 2013. Objek dari penelitian ini terbatas hanya pada bank umum syariah di Indonesia. Bank umum syariah yang menjadi sampel adalah seluruh bank syariah yang termasuk dalam bank umum syariah (BUS). a. Model Model penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari competitiveness bank terhadap risiko kredit pada bank umum syariah di Indonesia. Proxy dari risiko kredit adalah Non Performing Finance (NPF). Competitiveness bank dilihat dari indeks lerner bank tersebut. Sebagai variabel kontrol digunakan variabel-variabel spesifik untuk karakteristik bank dan lingkungan ekonomi makro.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
(1) dimana
NPFit merupakan Non Performing finance ratio untuk bank i pada saat t,
STRUCTUREit adalah variabel Struktur pasar perbankan dan tingkat kekuatan pasar perbankan pada bank i saat t, variabel karakteristik bank diwakili oleh ROAit, ukuran bank (SIZEit), dan LOAN RATIOit (Total Comercial Loan terhadap total aset) untuk bank i saat t, dan variabel makroekonomi GDPGt (Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada waktu t). b. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data panel, yang berisikan data karakteristik bank dan makroekonomi Indonesia periode 2010-2013. Sampel penelitian adalah 11 bank umum syariah (BUS) yang telah mempublikasikan laporan keuangan triwulan pada bank indonesia (BI) pada periode 2010 – 2013. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software Ms.Excel dan Eviews 6. Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Simbol
Dependen
(Ln(NPFit/ (100NPFit))
Independen
Ln(NPFit-1/ (100- NPFit-1))
Independen
Independen
Kontrol
GDPDt
Definisi Log Natural rasio kredit bermasalah atau macet pada bank umum syariah di Indonesia pada tahun t Log Natural rasio kredit bermasalah atau macet pada bank umum syariah di Indonesia pada tahun t-1 Competitiveness bank umum syariah diukur dengan indeks lerner Terdapat hubungan non linear Competitiveness bank umum syariah diukur dengan indeks lerner Pertumbuhan Produk Domestik Bruto pada tahun t
Keterangan
(
)
(
(
))
( (
) (
))
(
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
)
Variabel
Simbol
Definisi
Kontrol
GDPDt-1
Kontrol
ROA
Return on assets
Net income dibagi assets
Kontrol
SIZE
Bank size
Natural log dari bank’s asset
Kontrol
LOAN
Loan Ratio
Keterangan
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto pada tahun t1
Penelitian ini menggunakan salah satu metode estimasi regresi data panel, yaitu Fixed Effect Model. Sebelum menentukan metode estimasi tersebut, dilakukan beberapa langkah pengujian terlebih dahulu. Pertama, melakukan estimasi regresi data panel dalam bentuk Pooled Least Square, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model untuk kedua kelompok data. Kemudian, dilakukan pengujian Chow dan Hausman, untuk menentukan metode estimasi yang sesuai. Selanjutnya, dilakukan uji asumsi klasik dan uji signifikansi model. c. Hipotesis Berdasarkan jurnal utama yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Degryse (2012), didapat hipotesis untuk menjawab rumusan masalah, yakni: H1 : Terdapat pengaruh positif antara risiko kredit bank tahun sebelumnya terhadap risiko kredit bank umum syariah. H2 : Terdapat pengaruh dan hubungan non linear antara competitiveness bank umum syariah terhadap risiko kredit bank umum syariah. H3 : Terdapat pengaruh negatif antara pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap risiko kredit bank umum syariah. H4 : Terdapat pengaruh negatif antara ROA bank terhadap risiko kredit bank umum syariah. H5 : Terdapat pengaruh negatif antara ukuran bank (SIZE) terhadap risiko kredit bank umum syariah. H6 : Terdapat pengaruh negatif antara LOAN Ratio bank umum syariah terhadap pengambilan risiko kredit bank umum syariah.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Hasil Penelitian Pada penelitian ini, dilakukan satu kali regresi pada model penelitian, dengan sampel data sesuai dengan penelitian. a. Uji Regresi Data Panel Tabel 2 Hasil Output Regresi Estimasi Variabel Ln(NPFit-1/(100NPFit-1))
PLS
FEM
REM
Coef.
Prob.
Coef.
Prob.
Coef.
Prob.
0.451435
*0.0000
0.445624
*0.0000
0.451435
*0.0000
-4.249750
*0.0324
-6.102762
*0.0000
-4.249750
*0.0269
10.17726
*0.0018
6.930596
*0.0081
10.17726
*0.0013
GDPGt
-19.84197
**0.0588
2.256351
0.4555
-19.84197
**0.0506
GDPGt-1
-12.58076
0.2119
-0.800545
0.7816
-12.58076
0.1964
ROAit
9.613031
0.4959
21.76561
*0.0001
9.613031
0.4810
SIZEit
-0.077071
0.1334
-0.081343
*0.0107
-0.077071
0.1204
-3.432972 *Signifikan pada tingkat 5%
*0.0324
-1.915565
**0.0864
-3.432972
*0.0269
LOAN RATIOit
**Signifikan pada tingkat 10%
Tabel 2 berisi ringkasan hasil estimasi regresi untuk sampel bank umum syariah dalam penelitian. Melalui teknik Pooled Least Square (PLS) dan REM, diperoleh hasil variabel risiko kredit periode sebelumnya, kekuatan pasar, Pertumbuhan GDP pada tahun ini, dan LOAN RATIO signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen. Sementara dengan teknik FEM, variabel risiko kredit periode sebelumnya, kekuatan pasar, ROA, SIZE, dan LOAN RATIO yang signifikan berpengaruh terhadap variabel NPF. b. Uji Pemilihan Model Berdasarkan hasil uji Chow pada tabel 3, dapat disimpulkan bahwa probabilita F regresi bernilai (0.0211), atau lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%, maka H0 ditolak dan model yang digunakan untuk regresi adalah Fixed Effect Model. Selanjutnya, berdasarkan uji Hausman yang dilakukan, hasil output menunjukkan nilai probabilitas cross-section random (0.0089) berada di bawah tingkat signifikansi 5% (0,05) , maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk regresi pertama, digunakan teknik estimasi Fixed Effect Model (FEM).
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Tabel 3 Uji Pemilihan Model Regresi Uji Chow
Statistik
Cross-section F
Hausman
Probabilitas
2.188369
0.0211
Cross-section Chi-square
22.966243
0.0109
Cross-section random
20.421078
0.0089
c. Uji Asumsi Klasik Untuk memperoleh estimasi yang bersifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) yang terbebas dari suatu pelanggaran asumsi klasik (heteroskedastisitas, autokolerasi dan multi kolinearitas) maka diperlukan beberapa pengujian, yaitu : uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas. Tingginya koefisien korelasi antar variabel independen (lebih dari 0,85) menunjukkan terdapat masalah multikolinearitas.Berdasarkan table 4, dalam model penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, karena koefisien korelasi antar variabel tidak ada yang melebihi angka 0,85. Tabel 4 Uji Multikolinearitas NPF NPF LI GDPG ROA SIZE LOAN
1 -0.18572 0.035338 -0.02575 0.308403 0.435437
LI 1 -0.02886 0.600457 0.277481 0.136878
GDPG
1 -0.08752 -0.09645 -0.03706
ROA
1 0.195809 0.239398
SIZE
LOAN
1 0.749862
1
Uji yang dilakukan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah Uji Durbin-Watson sebagai berikut tabel DW terdiri atas dua nilai, yaitu batas bawah (dL) dan batas atas (dU ). Nilai – nilai yang dapat digunakan sebagai pembanding uji DW dengan aturan sebagai berikut: 1. Bila DW < dL ; berarti terdapat autokorelasi yang positif atau kecenderungan, 2. Bila dL ≤ DW ≤ dU ; berarti tidak dapat mengambil kesimpulan apa – apa, 3. Bila dU < DW < 4 – dU ; berarti tidak ada autokorelasi positif maupun negetif , 4. Bila 4 – dU < DW < 4 - dL, berarti tidak mengambil kesimpulan apa – apa, 5. Bila DW > 4 - dL, berarti ada autokorelasi negatif.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Tabel 5 Uji Autokorelasi DW-stat critical values
Uji DW-stat 2.069268
dL
1,67149
dU
1,83662
4-dU
2.163338
4-dL
2.32851
Pada Tabel 5 nilai Durbin-Watson sebesar 2.069268 terdapat diantara nilai batas atas (dU) dan 4 dikurangi nilai batas atas (dU) ( dU < DW < 4 – dU). Hasil diatas membuktikan bahwa model penelitian ini tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif. Apabila nilai Durbin-Watson mendekati angka 2 maka tidak mengindikasikan adanya autokorelasi (Nahrowi,2006). Untuk permasalahan heteroskedastisitas pada data panel khususnya dapat diatasi dengan menggunakan metode GLS (Generalized Least Square) dengan memilih cross-section weights
pada
saat
estimasi,
sehingga
model
penelitian
terbebas
dari
ancaman
heteroskedastisitas (Nachrowi, 2006). Pada Penelitian ini menggunakan Fixed Effects Model (FEM) dengan memilih cross-section weights pada estimasi maka penelitian ini akan terbebas dari ancaman heteroskedastisitas. d. Uji Signifikansi Tabel 3 Uji R2 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared
Regresi
0.789560 0.765433
Bila nilai R2sama dengan nol artinya variasi dari variabel dependen tidak dapat diterangkan oleh variabel independen sama sekali. Sedangkan jika R2sama dengan satu, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi (Nachrowi, 2006). Tabel 6 memperlihatkan nilai Adjusted R2 yang diperoleh berdasarkan hasil regresi pada model menggunakan Fixed Effect Model. Dapat disimpulkan pada regresi, nilai adjusted r2 hanya sebesar 0.765433, yang berarti variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 76,54 persen.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Tabel 4 Uji F
Regresi
Prob. F statistik 0,0000
Tingkat Signifikansi (α) 5% atau 0,05
Hasil
Kesimpulan
p-value <α, tolak H0
Variabel independen secara bersama- sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
Dari Tabel 7 menunjukkan nilai probabilitas F adalah 0,000000, lebih kecil dari 0,05 maka tolak H0. Sehingga secara statistik dapat disimpulkan bahwa variabel independen penelitian ini secara bersama-sama mempengaruhi pengambilan risiko kredit bank dengan tingkat keyakinan sebesar 95%. Tabel 5 Uji T Variabel
Prob. F statistik
Tingkat Signifikansi (α)
Hasil
Kesimpulan
p-value <α, tolak H0
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
Ln(NPFit-1/(100NPFit-1))
0.0000 0.0000
Regresi
0.0081 ROAit
0.0001
SIZEit
0.0107
LOAN RATIOit
0.0864
10% atau 0,10
Kriteria uji parsial adalah dengan membandingkan nilai t-statistik dengan tingkat signifikansi yang berlaku dalam model. Jika t-statistik < α, maka H0 ditolak, dan artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan (Nachrowi, 2006). Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 8 maka dapat disimpulkan bahwa t-statistik beberapa variabel independen, yakni risiko kredit periode sebelumnya, kekuatan pasar, ROA, SIZE, dan LOAN RATIO pada regresi lebih kecil dari tingkat signifikansi 10%, sehingga H0 ditolak, berarti variabel-variabel tersebut mempengaruhi variabel NPF secara signifikan.
Pembahasan a. Pengaruh Risiko Kredit Bank tahun sebelumnya terhadap Risiko Kredit Bank Pengaruh risiko kredit bank tahun sebelumnya terhadap risiko kredit bank memiliki hubungan positif. Penggunaan lagged variabel dependen risiko kredit dengan hasil signifikan, menambah analisis penelitian ini bahwa risiko kredit yang dilakukan bank pada periode saat
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
ini dipengaruhi oleh risiko kredit bank pada periode sebelumnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Jimenez, Lopez dan Saurina (2013), risiko kredit bank sebelumnya terhadap risiko kredit bank syariah pada periode berjalan mempunyai hubungan yang positif. Apabila dilakukan regresi antara risiko kredit yang dilakukan bank pada periode saat ini dengan risiko kredit bank pada periode sebelumnya maka akan diperoleh adjusted R-squared sebesar 0,634840. Hal ini membuktikan bahwa hubungan risiko kredit yang dilakukan bank pada periode saat ini dengan risiko kredit bank pada periode sebelumnya memiliki kekuatan sebesar 63,484%. Risiko kredit yang besar pada tahun sebelumnya akan berpengaruh positif terhadap risiko kredit di tahun ini, hal ini dikarenakan dengan meningkatnya NPF sebelumnya artinya jumlah DPK yang digunakan untuk asset produktif akan meningkat sehingga akan berpengaruh terhadap kebijakan bank dan berimplikasi terhadap risiko kredit tahun selanjutnya b. Terdapat Hubungan Non Linear Competitiveness bank terhadap Risiko Kredit Bank Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa kekuatan pasar memiliki hubungan nonlinear (U-shaped) dengan risiko kredit pada bank umum syariah periode 2010 – 2013. Hal ini sesuai dengan penelitian Gabriel Jimenez, Jose A. Lopez dan Jesus Saurina (2013) yang menyebutkan bahwa kekuatan pasar memiliki pengaruh non linear terhadap risiko kredit bank. Pada saat pasar perbankan mendekati pasar persaingan sempurna maka tingkat competitiveness antar bank akan tinggi dan akan meningkatkan risiko kredit bank, sedangkan kekuatan pasar akan mengalami penurunan. Sedangkan, pada saat pasar perbankan mendekati pasar monopoli artinya kekuatan pasar akan meningkat sehingga akan ada bank yang menguasai pasar dan berani mengambil risiko kredit sehingga meningkatkan NPF bank tetapi terjadi penurunan competitiveness antar bank. Competitiveness bank umum syariah semakin meningkat diikuti dengan menurunnya tren indeks lerner yang menggambarkan kekuatan pasar pada periode 2010 – 2013 sebagaimana digambarkan pada tabel 9. Sehingga pasar perbankan syariah mendekat pada pasar persaingan sempurna, pada tahun 2010 mean kekuatan market bank umum syariah sebesar 0.175977, selanjutnya mean tren market power mengalami kenaikan tahun 2011 menjadi sebesar 0.607019. Tetapi setelah itu mengalami penurunan di tahun 2012 sebesar 0.290729 dan tahun 2013 sebesar 0.277534. Hal ini dapat diindikasikan dengan menurunnya kekuatan pasar bank umum syariah maka competitiveness bank umum syariah mengalami kenaikan pada tahun 2012 - 2013.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Tabel 9 Statistik Deskriptif Indeks Lerner BUS pada tahun 2010 - 2013 2010
2011
2012
2013
Mean
0.175977
0.607019
0.290729
0.277534
Median
0.180271
0.568471
0.267861
0.229572
Maximum
0.567595
0.789657
0.722216
0.737941
Minimum
-0.400088
0.501477
0.073680
0.058883
c. Pengaruh Pertumbuhan Produk Domestik Bruto terhadap Risiko Kredit Bank Hubungan antara PDB dengan risiko kredit bank, menunjukkan bahwa kenaikkan PDB diikuti peningkatan risiko bank, tetapi hubungannya tidak signifikan. Hasil yang sama juga terjadi dengan variabel lagged dari pertumbuhan PDB terhadap risiko kredit bank, walaupun dengan uji arah yang berbeda. Jadi apabila pertumbuhan PDB pada tahun sebelumnya mengalami peningkatan maka risiko kredit bank akan mengalami penurunan, tetapi hubungannya tidak signifikan. Hal ini bertentangan dengan penelitian Gabriel Jimenez, Jose A. Lopez dan Jesus Saurina (2013) dalam penelitian bank konvensional, dimana ketika terjadi penurunan pertumbuhan PDB akan meningkatkan risiko kredit bank. Tidak ada pengaruhnya PDB pada penelitian ini, mungkin pihak bank dalam risiko kredit bank tidak hanya memperhatikan faktor PDB (kondisi perekonomian) saja, melainkan faktor ekstern lainnya antara lain: kegiatan dan kondisi pemerintah, kebijakan pemerintah, peraturan Bank Indonesia, kondisi dan perkembangan pasar uang dan pasar modal (Rivai dkk, 2010). d. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Risiko Kredit Bank Competitiveness bank yang meningkat akan menurunkan probabilitas suatu bank, sehingga di saat ROA mengalami penurunan akan meningkatkan risiko kredit bank (Hannan dan Prager, 1998). Hasil yang berbeda terjadi pada penelitian ini, pengaruh ROA terhadap risiko kredit bank memiliki hubungan positif signifikan. Hal ini dapat diindikasikan bahwa pada saat ROA mengalami peningkatan maka akan terjadi peningkatan risiko kredit bank. Peningkatan competitiveness yang terjadi sekarang ini, akan dapat menurunkan profitabilitas bank syariah. Oleh karena itu untuk dapat menaikkan profitabilitas perusahaan maka bank syariah akan melakukan kerjasama memanfaatkan ATM bersama. Kerjasama seperti ini tetap mengedepankan competitiveness masing – masing bank dalam meraih pangsa pasar dan nasabah (Kusumastuti,2008). Jadi dengan meningkatnya ROA bank syariah akan meningkatkan competitiveness dan akan berpengaruh pada meningkatnya risiko kredit pada
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
bank syariah. Risiko kredit bank yang dilakukan oleh bank umum syariah di Indonesia periode 2010 – 2013 dilihat dari proxy yaitu NPFnya sesuai dengan ketetapan BI yaitu tidak boleh melebihi 5% dan mungkin manajemen lebih mengawasi dalam pemberian kreditnya. e. Pengaruh Ukuran Bank (SIZE) terhadap Risiko Kredit Bank Hubungan ukuran perusahaan (SIZE) dengan risiko kredit bank memiliki hubungan yang negatif dan signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Gabriel Jimenez, Jose A. Lopez dan Jesus Saurina (2013) dimana ukuran bank berpengaruh negatif dan signifikan terhadap risiko kredit bank. Ukuran bank yang semakin besar akan menurunkan risiko kredit bank. Semakin besar suatu bank maka akan semakin lebih berhati – hati dalam mengambil keputusan risiko kredit. Hal ini sesuai dengan franchise value theory (FVT) dimana bank memiliki sikap sangat berhati – hati untuk menjaga tidak terjadinya liquiditas dan profit yang selalu ada agar shareholder tidak dirugikan. Jadi semakin besar suatu bank akan lebih meminimalisir risiko kreditnya agar kepentingan shareholder tidak terganggu. f. Pengaruh Loan Ratio (LOAN) terhadap Pengambilan Risiko Kredit Bank Pengaruh LOAN RATIO dengan risiko bank, sesuai dengan penelitian yang dilakukan Gabriel Jimenez, Jose A. Lopez dan Jesus Saurina (2013) terdapat hubungan negatif dan signifikan antara LOAN RATIO dengan risiko kredit bank. Hal ini dapat diartikan dengan meningkatnya LOAN RATIO suatu bank akan meningkatkan diversifikasi bank tersebut terhadap total asset yang akan meningkatkan probabilitas bank sehingga akan terjadi penurunan risiko kredit bank. Loan ratio merupakan ratio yang diperoleh dari pembagian jumlah pembiayaan komersial pada bank syariah terhadap total asset bank syariah. Jumlah pembiayaan yang terus meningkat tiap tahunnya membuktikan bahwa asset produktif pada bank syariah selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dengan meningkatnya asset produktif bank maka akan meningkatkan profitabilitas bank tersebut sehingga NPF atau kredit macet pada bank syariah akan mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hannan dan Parger (1998) dimana pada saat profitabilitas bank mengalami peningkatan maka terjadi penurunan competitiveness pada perbankan dan terjadi penurunan pada risiko kredit bank.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara risiko kredit periode sebelumnya, competitiveness bank syariah, Produk Domestik Bruto (PDB), ROA, size bank syariah dan loan ratio, terhadap risiko kredit bank syariah di Indonesia. Berdasarkan pembahasan hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hubungan antara risiko kredit bank periode sebelumnya terhadap risiko kredit bank pada periode berjalan menghasilkan hubungan yang signifikan dengan pengaruh positif. Artinya risiko kredit bank sebelumnya menentukan pihak bank dalam mengambil risiko kredit pada saat penetapan pembiayaan bank syariah.
2.
Hubungan antara competitiveness dengan risiko kredit bank pada bank umum syariah di Indonesia periode 2010 – 2013 menunjukkan hasil yang signifikan dengan pengaruh yang nonlinear (U-Shaped). Pada saat pasar perbankan mendekati pasar persaingan sempurna maka tingkat competitiveness antar bank akan tinggi dan akan meningkatkan risiko kredit bank, sedangkan kekuatan pasar akan mengalami penurunan. Sedangkan, pada saat pasar perbankan mendekati pasar monopoli artinya kekuatan pasar akan meningkat sehingga akan ada bank yang menguasai pasar dan berani mengambil risiko kredit bank sehingga meningkatkan NPF bank tetapi terjadi penurunan competitiveness antar bank.
3. Hubungan antara pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan risiko kredit menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan pengaruh positif. Sedangkan hubungan antara pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) periode sebelumnya dengan risiko kredit menunjukkan hasil yang tidak signifikan tetapi berpengaruh negatif. Logikanya pertumbuhan ekonomi makro yang meningkat, diikuti pula oleh keberanian pihak bank untuk meningkatkan risiko kredit. Tetapi penelitian ini memperlihatkan kondisi yang kebalikannya. Hal ini mungkin dikarenakan faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi pengambilan risiko kredit bank tidak hanya datang dari pertumbuhan PDB melainkan ada dari regulasi OJK, Bank Indonesia, kegiatan dan kondisi pemerintahan serta kondisi perkembangan pasar uang dan pasar modal. Artinya pertumbuhan ekonomi bukan satusatunya pengaruh terhadap risiko kredit bank, tetapi pengaruh ekstern lainnya bisa lebih besar seperti kasus BUS di Indonesia pada periode 2010-2013. 4. Hubungan antara ROA pengambilan risiko kredit bank syariah di Indonesia terdapat hubungan positif yang signifikan. Artinya disaat ROA mengalami peningkatan maka risiko kredit macet mengalami peningkatan. Hal ini dapat diindikasikan bahwa pada saat
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
ROA mengalami peningkatan maka akan terjadi peningkatan risiko kredit bank. Oleh karena itu untuk dapat menaikkan profitabilitas perusahaan maka bank syariah akan melakukan kerjasama memanfaatkan ATM bersama. Kerjasama seperti ini tetap mengedepankan competitiveness masing – masing bank dalam meraih pangsa pasar dan nasabah. Jadi dengan meningkatnya ROA bank syariah akan meningkatkan competitiveness dan akan berpengaruh pada meningkatnya risiko kredit pada bank syariah. 5. Hubungan antara ukuran bank (size) bank syariah dengan risiko kredit bank syariah di Indonesia menunjukkan hubungan negatif dengan signifikan. Ukuran bank yang semakin besar akan menurunkan risiko kredit bank. Semakin besar suatu bank maka akan semakin lebih berhati – hati dalam mengambil keputusan risiko kredit. Jadi semakin besar suatu bank akan lebih meminimalisir risiko kreditnya agar kepentingan shareholder tidak terganggu. 6. Hubungan antara loan ratio dengan risiko kredit bank syariah di Indonesia memiliki hubungan yang signifikan dan pengaruhnya negatif. Disaat terjadi peningkatan pada loan ratio maka akan terjadi penurunan risiko kredit bank. Artinya loan ratio yang tinggi memberikan tanda bagi bank syariah untuk memutuskan menurunkan risiko kredit banknya.
Saran Berdasarkan hasil akhir penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada pihak yang dianggap memerlukan, yakni pengambil kebijakan, perbankan syariah, nasabah, dan peneliti selanjutnya. 1.
Bagi pengambil kebijakan Bagi
pengambil
kebijakan
dapat
membuat
regulasi
yang
mengatur
tentang
competitiveness dalam bank umum syariah. Terdapat hubungan nonlinear (U-Shaped) antara Indeks Lerner terhadap risiko kredit bank (NPF). Titik minimum dari risiko kredit bank merupakan kondisi moderate dari competitiveness bank umum syariah yang memiliki implikasi yang baik dalam kestabilan pasar perbankan. Oleh karena itu, disini perlu campur tangan pengambil kebijakan khususnya Bank Indonesia dan OJK dalam menjaga kondisi persaingan perbankan syariah di Indonesia tetap pada kondisi moderate. 2.
Bagi perbankan
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Berdasarkan hasil penelitian ini, Bank Syariah perlu melakukan peningkatan pada pendapatannya (Total revenue) sehingga price bank syariah akan meningkat sekaligus meningkatkan kekuatan pasar bank syariah yang bersangkutan, karena untuk kedepannya pasar bank syariah akan menuju ke pasar persaingan sempurna. Agar kedepannya perbankan syariah harus lebih kompetitif menetapkan serta dapat bertahan dalam pasar perbankan syariah yang makin dinamis. 3.
Bagi nasabah Competitiveness bank syariah kedepannya akan meningkat, maka banyak bank syariah
akan melakukan diversifikasi produknya. Oleh karena itu nasabah harus lebih berhati – hati dalam memilih bank syariah. Nasabah dapat memilih bank syariah berdasarkan NPF, ukuran bank dan pengalokasian asset. Namun lebih mudah dalam pemilihan bank, dengan melihat margin bank syariah yang menggambarkan apakah bank tersebut sehat atau tidak, hal ini dikarenakan margin bank syariah dapat menggambarkan apakah bank syariah tersebut mengalami kerugian atau tidak.
Daftar Referensi A Faiz. 2010. Ketahanan Kredit Perbankan Syariah Terhadap Krisis Keuangan Global, Jurnal Ekonomi Islam La_Riba. Vol.IV. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Agoraki, Delis, dan Pasiouras (2011). Regulations, Competition and Bank Risk-Taking in Transition Countries. Journal of Financial Stability 7(2011), Elsevier, Greece. Al Hamzah. 2014. Pengamat Eropa: Ekonomi Syariah Fenomena Global. Republika online diakses 1 mei 2014. Andriawan. 2012. Analisis Dampak Penerapan Kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) Terhadap Struktur Persaingan dan Stabilitas Bank Umum di Indonesia (Tesis). Depok: Fakultas Ekonomika Universitas Indonesia. Ariss. 2010. Competitive Condition in Islamic and Coneventional Banking: A Global Perspective. Review of Financial Economics. Lebanese American University, Business School. Beirut. Lebanon. Badan Pusat Statistik. Produk Domestik Bruto pertriwulan atas harga dasar konstan. Jakarta. http://www.bps.go.id/menutab.php?tabel=1&kat=2&id_subyek=11 Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23./DPNP tentang Matrik Analisis Perhitungan Komponen Faktor. Jakarta. Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011. Jakarta.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Bank Indonesia. 2013. Outlook Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2013. Jakarta. Bank Indonesia. Laporan Keuangan Bank Umum Syariah. Jakarta. http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-keuangan/bank/umum-syariah/Default.aspx Brewer III, Elijah dan Saedenberg. 1996. Franchise Value, Ownership Structure and Risk at Savings Institutions., Federal Reserve Bank of New York. Liberty street. Boyd dan Nicolo. 2005. The Theory of Bank Risk Taking and Competition Revisited. The Journal of Finance Wiley. Vol LX No.3. American Finance Association. http://www.jstor.org/stable/3694928 Cooper and Schindler S. 2006. Business Research Methods, 9th edition. New York: McGrawHill. Dendawijaya. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gujarati. 2003. Basic Econometrics (4th Ed.). New York: McGraw-Hill. Hannan dan Prager, R.A., 1998. The relaxation of entry barriers in the banking industry: an empirical investigation. Journal of Financial Services Research 14, 171–188. Hartono. 2006. Mekanisme Ekonomi Dalam Konteks Ekonomi Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hasan. 2011. Analisis Industri Perbankan Syariah di Indonesia. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Wahid Hasyim. Iman. 2009. Analisis Tingkat Persaingan Perbankan Syariah Indonesia : Aplikasi Model Panzar-Rosse (Skripsi). Depok: Fakultas Ekonomika Universitas Indonesia. Ismanthono. 2003. Kamus Istilah Ekonomi Populer. Jakarta : Penerbit Buku kompas. Iveta. 2012. Market Power in the Czech Banking Sector. Journal of Competitiverness. Vol.4 March 2012. http://www.cjournal.cz/files/91.pdf Jimenez, Lopez dan Saurina (2013). How does competition Affect Bank risk-taking?. Journal of Financial Stability. Federal Reserve Bank of San Francisco, United States. Juanda dan Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu : Teori dan aplikasi. Bogor: IPB Press. Kholilah. 2012. Pengaruh Persaingan, Kecukupan Modal dan Kepemilikan Bank terhadap Pengambilan Risiko pada Bank Konvensional di Indonesia periode 2006 – 2010 (Skripsi). Fakultas Ekonomika Universitas Indonesia: Depok. Kuncoro. 2013. Mudah Memahami & Menganalisis Indikator Ekonomi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Kusumastuti. 2008. Derajat Persaingan Industri Perbankan Indonesia: Setelah Krisis Ekonomi. Jakarta : Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. M. Tabak, Benjamin, Fazio, dan Daniel O. Cajueiro. 2012. The relationship between banking market competition and risk-taking: Do size and capitalization matter?. Journal of Banking & Finance. Brazil. www.elsevier.com/locate/jbf Martinez-Miera dan Repullo. 2010. Does Competition Reduce the Risk of Bank Failure?. The Review of Financial Studies. Vol. 23. Oxford University Press. Britania Raya. Mayasanto. 2014. Persaingan Bank Syariah Soal Dana Nasabah Kian Ketat. Tribunews.com diakses 4 mei 2014. Mutaminah dan Chasanah. 2012. Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syariah. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Semarang: Unissula. Nachrowi & Usman. 2006. Pendekatan Populer Dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Naylah. 2010. PENGARUH STRUKTUR PASAR TERHADAP KINERJA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA. Semarang: Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan UNDIP. Pindick dan Rubinfeld. 2008. Mikroekonomi (edisi bahasa indonesia). Jakarta : PT Indeks. Prasetyo. 2013. Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Kredit Bermasalah, Likuiditas dan Marjin Bunga Bersih Terhadap Risiko Binis, Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.11. Malang: Universitas Brawijaya. Ramadhan. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia (Skripsi). Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. Rivail dkk. 2010. Islamic Banking anda Finance, Dari Teori ke Praktik Bank dan Keuangan Syariah sebagai Solusi dan Bukan Alternatif (edisi pertama). Yogyakarta: Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Rosadi. 2012. Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews, Aplikasi untuk Bidang Ekonomi, Bisnis dan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Samuelson dan Nordhaus. 2010. Ilmu Makroekonomi, edisi 17 (edisi Bahasa Indonesia), Jakarta : PT Media Global Edukasi.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014
Setiawan. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar dan Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi pada Bank Syariah Periode 20052008) (Tesis). Semarang : Program Studi Magister Manajemen, Program Pasca Sarjana UNDIP. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta. Taswan. 2009. MORAL HAZARD PADA LEMBAGA PERBANKAN. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank. Umam. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Wahyudi, et al. 2013. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta : Salemba Empat. Warganegara. 2011. Determinan Net Interest Margin Industri. Jakarta : Program Magister Manajemen Kekhususan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Weil. 2010. Do Islamic Banks have Greater Market Power?. Bank of Finland, BOFIT. Widyastuti, Sri dan Armanto.2013. KOMPETISI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Jakarta. Yash. 2013. Perbankan Syariah di Indonesia. BankSyariah.net, 28 Februari 2013.
Pengaruh competitiveness..., Fithria Rahmawati, FE, 2014