PENGARUH BIAYA DIFERENSIAL TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN (MEMPRODUKSI SENDIRI ATAU MEMBELI PRODUK) (Studi pada PT. Fintex)
SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : MOHAMMAD IQBAL 064020121
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN 2013 1
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan
diantara perusahaan - perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam semua sektor perekonomian baik industri, perdagangan maupun jasa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat perubahan ke arah kompetisi yang semakin ketat. Persaingan bisnis dalam perebutan pasar telah menuntut unit usaha untuk memiliki kelebihan dalam unit usahanya baik dari segi efisiensi, kualitas produk, teknologi dan tentu saja kualitas sumber daya manusianya. Arus globalisasi yang melanda dunia membuat perekonomian semakin terbuka melewati jarak dan batas antar negara. Tidak ada satu negarapun yang tidak terpengaruh oleh perkembangan perekonomian global. Di tengah situasi perekonomian yang tidak menetu seperti sekarang ini, setiap perusahaan dituntut untuk lebih efisien agar dapat bertahan. Inefisiensi yang membawa dampak negatif bagi daya saing perusahaan harus dihilangkan. Salah satu untuk meningkatkan efisiensi perusahaan adalah dengan memproduksi barang yang berkualitas. Perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor waktu sebagai salah satu hal yang juga menentukan kemampuan bersaing perusahaan. Terutama pada industri yang sangat bergantung pada mode yang perubahannya sangat cepat, seperti industri garmen.
3
Industri garmen sebagai salah satu industri utama pemuas kebutuhan masyarakat akan sandang terus berkembang. Bergesernya alasan kebutuhan dan perhatian masyarakat baik kaum wanita maupun pria pada pakaian sekarang ini, tidak hanya sebagai alat penutup tubuh, tetapi juga sebagai alat pemberi prestise dan pemuas akan rasa seni, sehingga menuntut industri garmen untuk bisa menghasilkanproduk yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan dunia mode yang berlaku. Persaingan produk garmen di Indonesia selain datang dari dalam negeri, juga datang dari luar negeri. Hal ini dikarenakan produk garmen di Indonesia sudah bisa bersaing dengan produk garmen dari luar negeri, baik dalam hal harga maupun kualitas.Agardapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam situasi dewasa ini, maka perusahaan harus berusaha mencari cara bagaimana untuk bisa memenuhi pesanan dengan biaya serendah mungkin dan tentu dengan kualitas yang sebaik mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak manajemen harus mengambil keputusan yang tepat dari berbagai alternatif – alternatif yang ada. Pembuatan keputusan ini harus dilakukan oleh manajemen dengan dukungan berbagai informasi yang memadai agar dapat menghasilkan keputusan yang baik untuk memenuhi suatu pesanan. Perusahaan garmen merupakan perusahaan yang menghasilkan produk – produk berupa kaos, baju, jaket, celana, dan berbagai jenis pakaian lainnya. Dalam memenuhi pesanan tersebut, pada beberapa perusahaan garmen, keputusan jangka pendek yang akan mereka hadapi pada saat perusahaan mereka berkembang pesat antara lain ialah memutuskan apakah mereka akan membuat
4
sendiri atau membeli barang jadi. Kadangkala perusahaan yang biasa memproduksi sendiri produknya akan menerima penawaran dari pihak ketiga untuk memenuhi pesanan dengan harga per unit yang lebih rendah dari biaya produksi per unit yang harus dikeluarkan oleh perusahaan jika memproduksi sendiri.Sebaliknya, ada juga perusahaan yang sebelumnya selalu membeli produk tertentu dari pihak ketiga, kemudian mereka mempertimbangkan untuk memproduksi sendiri produk tersebut.Pengambilan keputusan ini tentu saja sangat mempengaruhi kesehatan keuangan perusahaan dan menjadi penentu utama profitabilitas perusahaan. Tujuan dari keputusan membuat atau membeli sebaiknya adalah penggunaan optimal atas sumber daya produktif dan keuangan perusahaan. Pihak manajemen dalam pengambilan keputusan ini harus mempertimbangkan kemungkinan peralatan perusahaan yang menganggur, ruangan yang menganggur, bahkan tenaga kerja yang menganggur. Jika fasilitas perusahaan untuk memproduksi sendiri telah mencapai kapasitas penuh, maka untuk memenuhi kebutuhan proses produksi karena meningkatnya volume penjualan perusahaan, barangkali dapat dibenarkan jika perusahaan memutuskan untuk membeli kekurangan yang diperlukan dari perusahaan lain. Pada dasarnya pengambilan keputusan yang menyangkut beberapa alternatif harus mempertimbangkan aspek kualitatif dan aspek kuantitatif dari pemilihan alternatif – alternatif tersebut. Aspek kualitatif adalah segi yang tidak dapat diukur dengan satuan uang dalam pengambilan keputusan. Misalnya dalam hal perusahaan memutuskan
5
untuk membeli bahan baku sementara kapasitas perusahaan menganggur. Masalah yang perlu dipikirkan adalah pekerja yang menganggur, yang tidak akan memperoleh penghasilan jika upahnya dihitung berdasarkan satuan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Demikian pula jika pihak manajemen memutuskan untuk meniadakan departemen tertentu dalam perusahaan. Bagaimana cara menangani masalah karyawan dari departemen yang ditiadakan tersebut, merupakan permasalahan yang harus dipertimbangkan oleh manajemen. Jika karyawan tersebut dapat dipekerjakan pada departemen yang baru dibuka, maka tentunya diperlukan lagi latihan bagi karyawan yang akan dipekerjakan pada departemen yang baru tersebut. Sedangkan aspek kuantitatif adalah aspek yang melihat dari segi manfaat dan biaya pemilihan alternatif – alternatif yang dapat diukur dengan menggunakan satuan uang.Salah satu informasi kuantitatif yang dapat membantu manajemen dalam memutuskan apakah akan memproduksi sendiri atau membeli produk sejenis dari pihak ketiga untuk memenuhi pesanan adalah biaya diferensial. Biaya diferensial merupakan biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi – kondisi yang lain. Biaya diferensial disebut juga biaya relevan (relevan cost).
6
TABEL 1.1 Fenomena – Fenomena No
Fenomena
1
Pada dua minimarket yang sama – sama menjual air minum kemasan, Indomaret dan Yomart. Pada minimarket Yomart mereka menjual produk air minum kemasan dari pihak ketiga atau pemasok sedangkan pada Indomaret, mereka memproduksi sendiri
air
minum
kemasan
dan
mereka
menjualnya
menggunakan merk atau brand mereka sendiri. 2
Pada suatu perusahaan suku cadang mobil, ada beberapa suku cadang yang mereka beli dari pihak ketiga kemudian perusahaan mempertimbangkan untuk memproduksi sendiri suku cadang tersebut sehingga nantinya akan terdapat perbedaan biayanya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari fenomena – fenomena di atas yaitu dengan banyaknya jumlah permintaan dari pasar dan juga banyaknya pesaing baik dari dalam maupun luar negeri, maka perusahaan garmen harus
dapat
menentukan pengambilan keputusan yang tepat, salah satunya adalah apakah perusahaan akan membuat sendiri produknya atau membeli dari pihak ketiga dengan memperhatikan biaya diferensial dari tiap masing – masing alternatif tersebut.
7
Berdasarkan latar belakang dan fenomena - fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH PENGAMBILAN
BIAYA
DIFERENSIAL
KEPUTUSAN
TERHADAP
PROSES
MANAJEMEN(MEMPRODUKSI
SENDIRI ATAU MEMBELI PRODUK)”.
1.2.
Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang di
atas,
penulis mengidentifikasikan
permasalahan yang akan dibahas ialah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan biaya diferensial pada PT.Fintex. 2. Bagaimana proses pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri pada PT.Fintex. 3. Seberapa besar pengaruh biaya diferensial terhadap proses pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri produk pada PT. Fintex.
1.3.
Batasan masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
dalam, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Oleh sebab itu, penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut : a. Perusahaan yang diteliti hanya satu perusahaan saja yaitu PT. Fintexyang bergerak pada bidang garmen. b. Periode penelitian hanya satu tahun.
8
1.4.
Tujuanpenelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian tersebuat
adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui penerapan biaya dierensial pada PT. Fintex. 2. Mengetahui
penerapan
pengambilan
keputusan
membeli
atau
memproduksi sendiri pada PT. Fintex. 3. Mengetahui pengaruh biaya diferensial terhadap pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri produk pada PT. Fintex.
1.5.
Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut : a. Bagi Penulis Penelitian ini akan dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasan teori mengenai hal yang diteliti dan sekaligus memberikan pengetahuan praktis dari objek yang diteliti. b. Bagi Perusahaan Penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran mengenai masalah pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli dari pihak ketiga untuk memenuhi suatu pesanan. c. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan literatur dalam melakukan penelitian yang sejenis.
9
1.6.
Metode Pelaksanaan Skripsi Metode pelaksanaan skripsi yang digunakan oleh penulis untuk menyusun
laporan skripsi adalah Hours Release, dalam hal ini penyelenggaraan penelitian skripsi dilakukan pada hari – hari dan jam tertentu. Adapun dalam penulisan laporan skripsi penulis menggunakan metode deskriptif naratif dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan pada saat sekarang berdasarkan pengamatan serta pelaksanaan praktek yang dilaksanakan. Metode serta teknik yang digunakan dalam penulisan laporan skripsi : 1. Metode Kepustakaan Metode kepustakaan yaitu penyusunan laporan skripsi dengan cara kepustakaan (Library Research), penulis mencari informasi dengan cara mengumpulkan data – data yang didapat dari buku – buku, catatan – catatan dan literatur yang berhubungan dengan topik yang dibahas. 2. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan meninjau secara langsung pada PT. Fintex. Dimaksudkan untuk mendapat keyakinan bahwa data yang diperoleh sebelumnya adalah benar dan untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kegiatan operasi instansi pemerintahan. 3. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan karyawan, staf atau pihak yang berhubungan langsung dengan PT. Fintex. Teknik ini digunakan penulis untuk memperoleh data dan
10
informasi secara langsung yang berhubungan dengan biaya diferensial serta pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk pada PT.Fintex. 4. Studi Dokumenter Yaitu teknik pengumpulan data dalam bentuk informasi – informasi yang diperoleh dari dokumen yang didapat dari dalam perusahaan. 5. Kuisioner Pengumpulan data dengan kuesioner ini dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan yang disusun sedemikian rupa kepada responden untuk memberikan jawaban yang dapat digunakan sebagai data untuk menganalisis dan memecahkan masalah penelitian.
1.7.
Lokasi Penelitian Tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah PT. Fintexyang
berlokasi di Jl. Kalijaga No.168 Cirebon.Perusahaan tersebut bergerak di bidang garmen.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1
Konsep Dasar Akuntansi Diferensial Informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan adalah informasi
akuntansi
diferensial,
baik
yang
bersifat
kuantitatif
maupun
non
kuantitatif.Informasi akuntansi sebagai informasi yang bersifat kuantitatif sangat membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Pengambilan keputusan selalu menyangkut kegiatan untuk masa yang akan datang dan selalu menyangkut pilihan berbagai alternatif, oleh karena itu informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan juga informasi yang mempunyai karakteristik demikian. Informasi akuntansi yang mengandung unsur masa yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang tersedia disebut informasi akuntansi diferensial. Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk membantu menganalisis tiap - tiap alternatif yang dihadapi dalam pengambilan keputusan, sehingga akan diperoleh pengambilan keputusan dengan alternatif yang baik. Menurut Bambang Supomo (2012 : 11) pengertian akuntansi diferensial adalah sebagai berikut : "Akuntansi diferensial merupakan informasi akuntansi yang menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif tindakan lain".
12
2.1.2
Konsep Informasi Akuntansi Diferensial Pengertian informasi akuntansi diferensial menurut Bambang Supomo
(2012 : 11) adalah sebagai berikut : “Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain”. Berdasarkan teori di atas, informasi akuntansi diferensial berkaitan dengan masa yang akan datang. Pada tipe informasi ini tidak ada informasi masa lalu, karena penggunaan tipe informasi ini adalah untuk pemilihan alternatif tindakan. Pemilihan suatu tindakan berhubungan dengan pengambilan keputusan yang menyangkut masa yang akan datang.
2.1.3
Pengertian Biaya Diferensial Pengertian biaya diferensial menurut Bambang Supomo (2012 : 103)
adalah sebagai berikut : "Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi – kondisi yang lain". Menurut Darsono Prawironegoro (2009 : 259) pengertian biaya diferensial adalah sebagai berikut : “Biaya diferensial yaitu biaya yang berbeda – beda akibat adanya tingkat produksi yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaya tetap”. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2005 : 339) yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari mengatakan pengertian biaya diferensial adalah sebagai berikut :
13
"Biaya diferensial merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing – masing alternatif".
2.1.3.1 Penggolongan Biaya dan Jenis Biaya Menurut Mulyadi (2007 : 17) terdapat berbagai macam cara penggolongan biaya, yaitu : 1. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. 2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan a. Biaya Produksi, biaya produksi merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b. Biaya Pemasaran, biaya pemasaran merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. c. Biaya Administrasi dan Umum, biaya ini merupakan biaya – biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan
14
menjadi dua golongan : a. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu – satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. 4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan a. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel. b. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi perubahannya tidak sebanding/proporsional.
15
c. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan. 5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu, pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi, sedangkan pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
2.1.3.2 Biaya Diferensial versus Biaya Relevan Menurut Darsono (2009 : 259) tentang biaya relevan adalah sebagai berikut : “Biaya relevan sering disebut biaya diferensial yaitu biaya yang berbeda – beda akibat adanya tingkat produksi yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaya tetap”. Menurut Darsono kedua jenis biaya ini pada hakikatnya sama, yakni berbagai alternatif biaya yang disebabkan oleh tingkat produksi. Biaya relevan merupakan biaya masa mendatang yang digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba, dan pengendalian kegiatan yang bertumpu pada program kerja jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan pengertian biaya relevan menurut Hansen dan Mowen yang
16
diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari (2005 : 339) adalah sebagai berikut : “Biaya relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing – masing alternatif”. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa istilah biaya diferensial berbeda pengertiannya dengan biaya relevan, karena istilah biaya relevan adalah istilah yang umum, yang tidak selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan.Sedangkan biaya diferensial selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan. Sebagai ilustrasi, diketahui bahwa biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi suku cadang pada sebuah perusahaan suku cadang adalah Rp.150 juta per tahun. Biaya tersebut tentu saja merupakan biaya masa depan karena untuk memproduksi suku cadang selama tahun berikutnya membutuhkan jasa tenaga kerja langsung yang harus dibayar. Namun, jika suku cadang tersebut dibeli dari pihak luar, maka tidak diperlukan biaya tenaga kerja langsung sehingga biayanya menjadi nol. Jadi, biaya tenaga kerja langsung berbeda diantara kedua alternatif (Rp.150 juta untuk alternatif memproduksi dan Rp. O untuk alternatif membeli). Oleh karena itu, biaya ini termasuk biaya relevan.
2.1.3.3 Biaya Diferensial Sebagai Biaya Masa yang Akan Datang (Future Cost) Menurut Bambang Supomo (2012 : 105) tentang kriteria biaya diferensial adalah sebagai berikut :
17
“Suatu biaya dapat disebut sebagai biaya diferensial jika memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Merupakan biaya masa yang akan datang b. Berbeda di antara alternatif”. Dari kutipan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa biaya yang dapat dikategorikan sebagai biaya diferensial adalah biaya yang akan timbul di masa yang akan datang. Sedangkan biaya yang terjadi di masa lalu tidak dapat dikategorikan sebagai biaya diferensial. Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan suku cadang akan membuka daerah pemasaran baru dan untuk membuka daerah pemasaran yang baru tersebut tentu akan ada biaya yang akan dikeluarkan. Biaya yang akan dikeluarkan tersebut termasuk biaya diferensial sebab biaya tersebut baru akan dikeluarkan pada masa yang akan datang jika keputusan membuka daerah pemasaran baru itu jadi dilaksanakan.
2.1.3.4 Biaya Diferensial adalah Biaya yang Berbeda Menurut Hansen dan Mowen (2005 : 339) yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari tentang gambaran biaya diferensial adalah sebagai berikut : “Biaya yang termasuk biaya diferensial tidak hanya biaya harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif lainnya”. Dari kutipan teori di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa suatu biaya dapat disebut biaya diferensial apabila biaya tersebut merupakan biaya yang akan terjadi di masa yang akan datang serta biaya tersebut harus dapat diterapkan pada berbagai alternatif yang berbeda yang nantinya alternatif – alternatif tersebut digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Apabila hanya
18
terdapat satu alternatif, maka biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan dan biaya tersebut tidak dapat disebut biaya diferensial. Sebagai ilustrasi, pada sebuah perusahaan suku cadang mobil akan menentukan keputusan mana yang akan dipilih, apakah perusahaan akan memproduksi sendiri suku cadang tertentu atau membeli suku cadang yang sejenis dari pihak ketiga untuk memenuhi suatu pesanan. Biaya yang digunakan pada dua alternatif pilihan tersebut disebut biaya diferensial karena terdapat pada dua alternatif tindakan yang berbeda yang berpengaruh pada pengambilan keputusan.
2.1.3.5 Perbedaan Biaya Penuh dengan Biaya Diferensial Bentuk pengungkapan biaya diferensial menurut Bambang Supomo (2012 : 105) adalah sebagai berikut : “Perbedaan antara biaya penuh dengan biaya diferensial dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu : sifat biaya, sumber data, dan perspektif waktu”. Masih menurut Bambang Supomo (2012 : 106) berikut perbedaan – perbedaan antara biaya penuh dan biaya diferensial yang dibuat dalam bentuk tabel : Tabel 2.1 Perbedaan antara Biaya Penuh dengan Biaya Diferensial Biaya Penuh Sifat Biaya
Biaya
keseluruhan
Biaya Diferensial yang Unsur biaya
penuh
yang
dibebankan pada produk atau berbeda dalam suatu kondisi objek
biaya,
baik
langsung tertentu.
19
maupun tidak langsung. Sumber Data
Berasal dari sistem akuntansi
Tidak ada sistem akuntansi
biaya, yang pada umumnya
biaya yang khusus untuk
disusun untuk pengukuran dan
pengumpulan
pelaporan biaya penuh secara
diferensial.
rutin.
diperlukan untuk pemilihan alternatif,
biaya Hanya
informasi
jika
biaya
diferensial dikumpulkan dari informasi biaya penuh dan informasi lain. Perspektif
Pada umumnya berkaitan dengan Selalu berkaitan dengan masa
Waktu
informasi biaya masa yang lalu yang akan datang. (biaya historis). Untuk beberapa kebutuhan, misalkan penentuan harga jual normal, data biaya historis
disesuaikan
dengan
taksiran masa yang akan datang.
2.1.3.6 Biaya Diferensial versus Biaya Variabel Pengertian biaya variabel menurut Darsono (2009 : 28) adalah sebagai berikut : “Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan volume kegiatan, besar kecilnya dipengaruhi oleh volume kegiatan”.
20
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara proporsional dengan tingkat kegiatan, sedang biaya diferensial selalu terkait dengan alternatif tertentu yang sedang dipertimbangkan untuk dipilih.
2.1.3.7 Biaya Diferensial Versus Biaya Tetap Pengertian biaya tetap menurut Darsono (2009 : 26) adalah sebagai berikut : “Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya totalnya tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan dalam kisar (range) perubahan volume kegiatan tertentu”. Menurut Darsono jika suatu biaya tetap seluruhnya dapat diusut jejaknya ke dalam suatu keputusan khusus dan hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan, biaya tersebut merupakan biaya diferensial. Sedangkan jika suatu biaya tetap dikeluarkan dengan jumlah yang sama tanpa mempertimbangkan keputusan khusus mana yang akan diambil, maka biaya tersebut bukan merupakan biaya diferensial. Dari teori di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa biaya tetap bisa dikatakan sebagai biaya diferensial bisa juga tidak, tergantung dari biaya tetap tersebut dapat dipengaruhi oleh suatu keputusan khusus atau tidak. Sebagai ilustrasi, pembukaan daerah pemasaran yang baru akan memerlukan gaji manajer pemasaran yang baru untuk daerah tersebut. Biaya gaji tersebut merupakan biaya tetap jika nanti dikeluarkan, tetapi biaya tersebut hanya akan terjadi jika keputusan untuk membuka daerah pemasaran baru tersebut diambil. Oleh karena itu, biaya gaji manajer tersebut merupakan biaya diferensial
21
dalam pengambilan keputusan membuka atau tidak membuka daerah pemasaran baru.
2.1.4
Pengambilan Keputusan Khusus Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan berdasarkan
informasi akuntansi yang relevan. Keputusan itu terdiri dari keputusan rutin dan keputusan khusus. Yang dimaksud keputusan rutin adalah keputusan operasi sehari – hari sesuai dengan fungsi – fungsi manajemen (pemasaran, pruduksi, dan keuangan). Menurut Darsono (2009 : 259) keputusan khusus yang diambil oleh manajer antara lain tentang : 1. 2. 3. 4. 5.
“Menolak atau menerima order khusus Menutup divisi atau mengembangkan Membuat sendiri atau membeli produk Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan”. Berikut adalah penjelasan dari setiap keputusan – keputusan khusus di atas
yang dijelaskan oleh Darsono : 1. Menolak atau Menerima Order Khusus Order khusus adalah penjualan yang harganya di bawah harga pasar karena perusahaan ingin menggunakan kapasitas yang menganggur. Misalnya kapasitas penuh dalah 1000 unit output, sekarang bekerja 800 unit output, sisa 200 unit output diproduksi kemudian dijual dengan harga di bawah harga pasar. Order khusus diterima jika menambah laba operasi, dan sebaliknya ditolak
22
jika mengurangi laba operasi. Untuk menentukan order khusus diterima atau ditolak harus menggunakan pendekatan Direct Costing dan Variable Costing, dimana seluruh biaya tetap dinyatakan sebagai beban. Dengan demikian yang dimaksud biaya produksi adalah hanya terdiri dari biaya variabel yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 2. Mengembangkan atau Menutup Suatu Divisi atau Departemen Suatu divisi pusat laba yang menderita kerugian pada umumnya akan ditutup. Namun untuk menutupnya harus diperhitungkan laba rugi secara keseluruhan. Jika secara keseluruhan organisasi mengakibatkan penurunan laba, maka divisi yang menderita kerugian itu diperkenankan terus beroperasi dengan jalan harus menguragi biaya agar dapat memperkecil kerugian. Kerugian suatu divisi pada umumnya disebabkan oleh perilaku biaya tetap. 3. Membuat Sendiri atau Membeli Keputusan manajemen untuk membuat sendiri atau membeli dari pihak ketiga sesuatu produk, hakikatnya adalah masalah penggunaan peralatan untuk memproduksi produk yang paling besar memberikan sumbangan laba. Pertimbangan utama untuk memutuskan membuat sendiri atau membeli adalah biaya relevan, dimana kategori biaya yang diperhitungkan adalah biaya material langsung, upah langsung, overhead pabrik variabel. 4. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan
23
utama mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Permasalahan yang dijumpai terutama jika produk perusahaan diolah melalui beberapa departemen produksi. Hasil produksi dari suatu departemen produksi mungkin dapat langsung dijual ke pasar atau diolah lebih lanjut dalam departemen lanjutan. Dalam hal ini manajemen akan dihadapkan pada pilihan produk yang bersangkutan sebaiknya langsung dijual atau diproses lebih lanjut. 5. Menyewakan atau Menjual Fasilitas Perusahaan Pengambilan keputusan manajemen dapat pula berkaitan dengan pemilihan alternatif menyewakan atau menjual fasilitas yang sudah tidak dipergunakan lagi dalam operasi perusahaan. Dalam pemilihan alternatif tersebut,
manajemen
harus
pula
mempertimbangkan
pendapatan
diferensial dan biaya diferensial. Menurut Hansen dan Mowen (2005 :335) yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dalam pengambilan keputusan taktis atau khusus, manajemen harus melewati beberapa proses pengambilan keputusan, yaitu : 1. “Kenali dan definisikan masalah. 2. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atau masalah tersebut, eliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak. 3. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif solusi yang layak. Klasifikasikan biaya dan manfaat sebagai relevan dan tidak relevan, dan eliminasilah biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan. 4. Hitunglah total biaya dan manfaat relevan untuk masing – masing alternatif. 5. Nilailahfaktor– faktorkualitatif. 6. Pilihlah alternatif yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan”.
24
Selanjutnya Hansen dan Mowen menjelaskan secara lebih rinci langkah – langkah di atas : a. Identifikasi masalah Langkah pertama ialah mengenali dan mendefinisikan masalah yang spesifik.
Misalnya,
manajemen
perusahaan
menyadari
kebutuhan
tambahan ruangan untuk gudang dan kantor. Luas ruangan yang dibutuhkan, alasan kebutuhan, dan bagaimana tambahan ruangan itu akan dimanfaatkan merupakan dimensi penting dari masalah tersebut. Namun masalah utamanya adalah bagaimana memperoleh tambahan ruangan tersebut. b. Identifikasi beberapa alternatif Langkah kedua adalah membuat daftar dan mempertimbangkan berbagai alternatif solusi yang layak. Alteratif – alternatif tersebut misalnya : a) Membangun fasilitas sendiri dengan kapasitas yang cukup untuk mengatasi kebutuhan saat ini dan yang dapat diperkirakan. b) Menyewa fasilitas yang lebih besar dan mengalihkan sewa fasilitasnya saat ini kepada pihak ketiga. c) Menyewa fasilitas tambahan yang mirip dengan yang ada saat ini. d) Menyewa gedung tambahan yang akan dimanfaatkan sebagai gudang, sehingga ada ruangan untuk memperluas produksi. c. Identifikasi biaya dan manfaat setiap alternatif Langkah ketiga perusahaan mengidentifikasi biaya dan manfaat yang terkait dengan setiap alternatif yang layak. Pada tahap ini, berbagai biaya
25
yang benar – benar tidak relevan dapat dieliminasi dari pertimbangan. Akuntan manajemen bertanggung jawab atas pengumpulan data yang diperlukan. d. Menghitung total biaya dan manfaat Langkah keempat yaitu perusahaan menjumlahkan total biaya dan manfaat dari setiap alternatif yang telah diidentifikasi sebelumnya. e. Menilai faktor – faktor kualitatif Meskipun biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan alternatif adalah penting, keduanya belum mampu menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Faktor – faktor kualitatif dapat secara nyata mempengaruhi keputusan manajer. Faktor – faktor kualitatif merupakan faktor yang sulit dinyatakan dalam angka. Sebagai contoh faktor – faktor kualitatif antara lain mutu barang yang dibeli dari pemasok luar, keandalan sumber pasokan, perkiraan kestabilan harga selama beberapa tahun berikutnya, hubungan ketenagakerjaan, citra masyarakat, dan lain – lain. Untuk mengilustrasikan dampak faktor – faktor kualitatif yang mungkin terjadi dalam keputusan memproduksi atau membeli, pertimbangkan dua faktor yang pertama tersebut, yaitu mutu dan keandalan pasokan. Seperti telah dikemukakan, biaya relevan atau biaya diferensial dipergunakan untuk pengambilan keputusan menyangkut pemilihan berbagai alternatif tindakan bagi manajemen.Keputusan yang diambil oleh manajemen meliputi berbagai macam masalah dan jangka waktu, misalnya keputusan – keputusan yang diambil dalam kegiatan operasi rutin atau keputusan – keputusan
26
yang diambil dalam masalah – masalah khusus.Dengan demikian, pengambilan keputusan dapat dikelompokan menjadi pengambilan keputusan yang bersifat rutin dan pengambilan keputusan khusus. Pengambilan keputusan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan
operasi
perusahaan
yang
bersifat
teratur
dan
rutin.Sedangkan pengambilan keputusan khusus pada umumnya bersifat tidak rutin dan tidak teratur waktu terjadinya dibandingkan dengan keputusan operasi perusahaan secara periodik, bersifat khusus dan bahkan luar biasa. Pengambilan keputusan khusus dapat juga disebut sebagai pengambilan keputusan taktis, yang bersifat segera atau terbatas ruang lingkupnya dan biasanya bersifat jangka pendek.Meskipun berjangka pendek, keputusan taktis seringkali memberikan pengaruh dalam jangka panjang pada perusahaan.Keputusan taktis dapat juga merupakan bagian – bagian kecil dari keputusan strategik.Artinya, pengambilan keputusan strategik perusahaan harus dijabarkan dalam bentuk keputusan taktis.Misalnya, apabila perusahaan memiliki strategi kepemimpinan biaya dalam pasar di masa mendatang, maka strategi jangka panjang tersebut harus didukung dengan keputusan taktis, seperti keputusan untuk mengurangi biaya produksi produk utama perusahaan.Tentu saja, pengambilan keputusan taktis tersebut harus juga memperhatikan biaya relevannya.
2.1.5
Keputusan Membeli atau Membuat Sendiri Manajemen sering dihadapkan pada persoalan yang berkaitan erat dengan
penggunaan bahan produksi. Di satu pihak perusahaan mempunyai fasilitas untuk
27
memproduksi suku cadang tertentu, di pihak lain perusahaan dapat membeli suku cadang tersebut dari perusahaan lain. Jika fasilitas perusahaan untuk memproduksi suku cadang tersebut telah mencapai kapasitas penuh, maka untuk memenuhi kebutuhan proses produksi karena meningkatnya volume penjualan perusahaan, barangkali dapat dibenarkan jika perusahaan memutuskan untuk membeli kekurangan suku cadang yang diperlukan dari perusahaan lain. Akan tetapi dalam hal kapasitas perusahaan perusahaan untuk memproduksi suku cadang masih cukup tersedia, maka keputusan untuk membeli suku cadang dari luar harus mempertimbangkan biaya diferensial dan kemungkinan fasilitas perusahaan yang menganggur. Pada dasarnya pengambilan keputusan yang menyangkut beberapa alternatif harus mempertimbangkan aspek kualitatif dan aspek kuantitatif dari pemilihan alternatif tersebut. Aspek kualitatif adalah segi yang tidak dapat diukur dari satuan uang dalam pengambilan keputusan.Misalnya dalam hal perusahaan memutuskan untuk membeli suku cadang dari luar sementara kapasitas perusahaan menganggur. Masalah yang perlu dipikirkan adalah pekerja yang menganggur, yang tidak akan memperoleh penghasilan jika upahnya dihitung berdasarkan satuan produk yang dihasilkan. Demikian pula jika manajemen memutuskan untuk meniadakan departemen tertentu dalam perusahaan.Bagaimana menangani karyawan dari departemen yang ditiadakan tersebut, merupakan permasalahan yang harus dipertimbangkan oleh manajemen. Jika karyawan tersebut dapat dipekerjakan pada departemen yang baru dibuka, tentunya diperlukan pelatihan bagi karyawan
28
yang akan dipekerjakan pada departemen baru tersebut. Menurut Mulyadi (2001 : 127) keputusan membeli atau memproduksi sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : a. “Penawaran harga dari pemasok luar b. Taksiran penghematan biaya c. Penggunaan fasilitas perusahaan”. Menurut Mulyadi (2001 : 127) tentang keputusan membeli atau membuat sendiri adalah sebagai berikut : “Keputusan membeli atau membuat sendiri dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: a. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian mempertimbangkan akan membeli produk tersebut dari pemasok luar. b. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudian mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut”. Keputusan membeli atau membuat sendiri tipe pertama umumnya merupakan keputusan manajemen jangka pendek, yang tidak menyangkut investasi jangka panjang. Dua kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan ini adalah : a. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi tidak hanya dimanfaatkan jika produk dihentikan produksinya karena manajemen memilih alternatif membeli dari luar. Untuk pengambilan keputusan, manajemen perlu memperhitungkan pengorbanan dan manfaat dari pemilihan alternatif membeli atau membuat sendiri. Jika perusahaan sebelumnya membuat sendiri kemudian mempertimbangkan akan membeli dari luar, manfaat dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah besarnya biaya
29
diferensial yang berupa biaya yang terhindarkan jika kegiatan membuat sendiri dihentikan. Pengorbanan dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah sebesar biaya diferensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk dari pemasok luar. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar lebih menguntungkan jika dipilih. Sebaliknya, jika manfaat lebih kecil dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar sebaiknya tidak dipilih. b. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi dapat dimanfaatkan untuk usaha lain yang mendatangkan laba, jika produk dihentikan produksinya, karena manajemen memilih alternatif membeli dari luar. Dalam pengambilan keputusan ini, disamping manajemen mempertimbangkan biaya dierensial, perlu pula mempertimbangkan pendapatan diferensial sebagai hasil pemanfaatan fasilitas yang dihentikan pemakaiannya dalam bisnis lain. Jika perusahaan sebelumnya membuat sendiri kemudian akan mempertimbangkan akan membeli dari luar, manfaat dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah besarnya biaya diferensial yang berupa biaya yang terhindarkan jika kegiatan membuat sendiri dihentikan dan pendapatan diferensial dari pemanaatan fasilitas dalam usaha bisnis lain. Pengorbanan dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah sebesar biaya dierensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk membeli dari pemasok luar. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar lebih menguntungkan jika dipilih. Sebaliknya jika manfaat lebih kecil dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar
30
sebaiknya tidak dipilih. Keputusan membeli atau membuat sendiri tipe kedua merupakan keputusan manajemen jangka panjang karena kemungkinan menyangkut investasi dana dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin dan perlengkapan produksi. Dua kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan ini adalah : a. Keputusan membuat sendiri tidak akan memerlukan tambahan fasilitas produksi, karena manajemen dapat memanaatkan kapasitas yang masih menganggur dari mesin dan equipment yang telah dimiliki sebelumnya. Jika
perusahaan
sebelumnya
membeli
dari
luar
dan
kemudian
mempertimbangkan akan membuat sendiri, manfaat dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah besarnya biaya dierensial yang berupa biaya terhindarkan sebagai akibat membeli produk dari pemasok luar. Pengorbanan dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah besarnya biaya diferensial yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sendiri produk tersebut. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternati membuat sendiri lebih menguntungkan jika dipilih. Sebaliknya jika manfaat lebih kecil dari pengorbanan, alternatif membuat sendiri sebaiknya tidak dipilih. b. Keputusan membuat sendiri akan mengakibatkan manajemen memerlukan tambahan investasi dalam mesin dan equipment. Jika perusahaan sebelumnya membeli dari luar dan kemudian mempertimbangkan akan membuat sendiri, serta memerlukan mesin dan equipment untuk
31
memproduksi sendiri, manfaat dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah besarnya biaya diferensial yang merupakan biaya terhindarkan sebagai akibat membeli produk dari pemasok luar. Pengorbanan dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah sebesar biaya diferensial yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sendiri produk tersebut. Manfaat bersih yang diperoleh dibandingkan dengan besarnya investasi dalam mesin dan equipment untuk memutuskan apakah manfaat bersih yang diperoleh sebanding dengan investasi yang akan dilakukan. Karena keputusan ini menyangkut jangka waktu panjang maka dalam mengukur manfaat dan pengorbanan harus diperhitungkan nilai waktu uang.
2.1.6
Hubungan Biaya Diferensial dengan Keputusan Pemilihan Alternatif
Memproduksi Sendiri atau Membeli. Menurut Bambang Supomo (2012 : 108) bentuk pengungkapan biaya diferensial adalah sebagai berikut : “Biaya diferensial bermanfaat dalam pengambilan keputusan khusus, terutama yang berkaitan dengan pemilihan alternatif antara lain : a. Menerima atau menolak pesanan khusus b. Pengurangan atau penambahan jenis produk c. Membuat sendiri atau membeli d. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan e. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk f. Penggantian aktiva tetap”. Berdasarkan teori di atas,biaya diferensial merupakan informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternatif. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan alternatif yang tersedia maka informasi akuntansi
32
yang bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda diantara tiap - tiap alternatif yang akan dipilih. Salah satu manfaat penggunaan biaya diferensial adalah pemilihan alternatif kegiatan apakah perusahaan akan membeli atau memproduksi
sendiri.
Dengan
menggunakan
biaya
diferensial
maka
memungkinkan perusahaan untuk dapat membuat keputusan yang baik, tepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Dengan pengambilan keputusan yang tepat maka perusahaan akan dapat mengoptimalkan laba yang akan didapatkan oleh perusahaan.
2.1.7
Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Perbandigan dengan Penelitian Terdahulu
Judul Analisis
biaya
terhadap keputusan
Peneliti diferensial Irfan
Tahun
Perbedaan
2010
Perbedaannya terdapat pada skala
pengambilan Nurdiansyah membeli
pengukuran menggunakan rasio,
atau
sedangkan dalam penelitian ini,
membuat sendiri.
peneliti
menggunakan
skala
pengukuran ordinal. Pengaruh
biaya
diferensial Mochamad Adi
2011
Perbedaannya variabel
menutup
terdahulu ini yang menjadi variabel
suatu usaha
melanjutkan
Pada
pada
terhadap keputusan manajemen Graditia atau
Y.
terdapat
penelitian
Y adalah keputusan untuk menutup atau
melanjutkan
suatu
33
usahasedangkan
penelitian
yang
akan dilaksanakan, variabel Y nya adalah keputusan membeli atau meproduksi sendiri produk. Pengaruh
biaya
diferensial Dini
Andraini
2010
Sama seperti poin kedua di atas
terhadap efektifitas keputusan Satamardi
perbedaan judul ini juga terdapat
manajer untuk produk pesanan
pada variabel Y. Pada penelitian
khusus
terdahulu ini yang menjadi variabel Y adalah keputusan untuk produk pesanan
khusus
sedangkan
penelitian yang akan dilaksanakan, variabel Y nya adalah keputusan membeli atau meproduksi sendiri produk.
2.2
Kerangka Pemikiran Di tengah situasi perekonomian seperti sekarang ini, setiap perusahaan
dituntut untuk lebih efisien dalam berbagai macam kegiatannya agar dapat bertahan dan dan bersaing dengan perusahaan – perusahaan lainnya.Dalam hal ini faktor waktu adalah salah satu hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan, terutama perusahaan yang sangat bergantung pada mode yang perubahannya sangat cepat.
34
Supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan harus mencari cara untuk bisa menekan biaya serendah mungkin dan tentu dengan kualitas yang sebaik mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak manajemen harus dapat menentukan pengambilan keputusan yang tepat dari berbagai alternatif yang ada.Penentuan keputusan itu harus dilakukan oleh manajemen dengan dukungan dari berbagai informasi yang memadai agar dapat menghasilkan keputusan yang baik dan tentunya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Salah satu keputusan jangka pendek yang dapat diambil oleh perusahaan ialah memustuskan apakah mereka akan memproduksi sendiri atau membeli produk jadi dari pihak ketiga untuk memenuhi suatu pesanan. Dalam pengambilan keputusan ini, perusahaan harus mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif dari pemilihan alternatif tersebut. Aspek kualitatif dari pemilihan alternatif ini antara lain ialah kemungkinan peralatan perusahaan yang menganggur, ruangan yang menganggur, bahkan tenaga kerja yang menganggur. Sedangkan yang termasuk aspek kuantitatif dari pemilihan alternatif ini ialah biaya diferensial. Adapun pengertian biaya diferensial menurut Bambang Supomo (2012 : 103) adalah sebagai berikut : "Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi – kondisi yang lain". Selanjutnya masih menurut Bambang Supomo (2012 : 105) menerangkan tentang karakteristik biaya diferensial : “Dengan demikian karakteristik biaya diferensial adalah sebagai berikut : a. Merupakan biaya masa yang akan datang dan
35
b. Berbeda di antara alternatif”. Informasi biaya diferensial berguna untuk pemilihan alternatif – alternatif tindakan. Dari rangkaian alternatif yang ada, manajemen harus mengambil keputusan alternatif tindakan yang mana yang akan dipilih. Salah satu pengambilan keputusan yang diambil oleh perusahaan adalah pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk dari pihak ketiga. Adapun menurut Mulyadi (2001 : 127) keputusan membeli atau memproduksi sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : a. “Penawaran harga dari pemasok luar b. Taksiran penghematan biaya c. Penggunaan fasilitas perusahaan”. Selanjutnya menurut Hansen dan Mowen (2005 :335) yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dalam pengambilan keputusan taktis atau khusus, manajemen harus melewati beberapa proses pengambilan keputusan, yaitu : 1. “Kenali dan definisikan masalah. 2. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atau masalah tersebut, eliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak. 3. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif solusi yang layak. Klasifikasikan biaya dan manfaat sebagai relevan dan tidak relevan, dan eliminasilah biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan. 4. Nilailahfaktor– faktorkualitatif”.
2.3
Hipotesis Berdasarkan pejelasan teori dalam kerangka pemikiran, maka penulis
menyimpulkan hipotesis sebagai berikut : “Terdapat Pengaruh dari Biaya Diferensial Terhadap Pengambilan Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk”.
36
Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran di atas dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
Pengambilan Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli
Biaya Diferensial
Karakteristik Biaya Diferensial :
Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli :
a. Biaya masa yang akan datang b. Biaya yang berbeda di antara alternatif.
a. Penawaran harga dari pemasok luar b. Taksiran penghematan biaya c. Penggunaan fasilitas perusahaan.
Proses pengambilan keputusan : a. Identifikasi masalah b. Identifikasi alternatif solusi c. Identifikasi biaya dan manfaat dari tiap alternatif d. Identifikasi faktor kualitatif.
Hipotesis : “Terdapat Pengaruh dari Biaya Diferensial Terhadap Pengambilan Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk”.
37
BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah peranan biaya diferensial
terhadap pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri produk dalam memenuhi suatu pesanan. Disamping itu peneliti juga ingin mengetahui lebih dalam apakah terdapat pertimbangan – pertimbangan lain yang mungkin dapat dijadikan acuan untuk membeli atau memproduksi sendiri produk tersebut. Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Fintex yang berlokasi di Jl. Kalijaga No. 168 Cirebon. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang garmen.PT.Fintex seringkali dihadapkan dengan berbagai masalah, masalah tersebut sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan pihak manajemen, yang tentunya tidak lepas dari penentuan harga pokok produksi.Hal ini disebabkan karena banyaknya pertimbangan yang harus diambil, apakah pesanan barang tersebut diterima atau bahkan barang pesanan tersebut ditolak.
3.2
Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2011 : 2) metode penelitian adalah : “Cara ilmiah untuk mendapatkan data dan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metode
penelitian
survey,
metode
penelitian
survey digunakan
untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan
38
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner dan mengadakan wawancara. Sedangkan metode analisis datanya dilakukan melalui pendekatan deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis tentang fakta – fakta, sifat – sifat hubungan antar fenomena yang terjadi. Dalam menguji hipotesis, penulis melakukan penelitian atas dasar kuesioner dengan menggunakan perhitungan persentase, data yang berupa jawaban – jawaban atas kuesioner itulah dijadikan dasar bagi penulis menarik kesimpulan.
3.3
Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel
3.3.1
Definisi Variabel Sesuai dengan judul penelitian yang akan dilaksanakan yaitu “Pengaruh
biaya diferensial terhadap pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk”, maka terdapat dua variabel yang digunakan yaitu : 1. Variabel Bebas(Independent Variable) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab
perubahannya
atau
timbulnya
variabel
dependen
(terikat).Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel independennya adalah biaya diferensial. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Dengan kaitannya dengan masalah
39
yang diteliti, maka yang menjadi variabel dependennya adalah keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk.
3.3.2
Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator
dari variabel – variabel yang terkait dalam penelitian ini. Selain itu, operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk menentukan skala pengukuran dari masing – masing variabel, sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar. Operasionalisasi variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini akan disajikan dalam tabel. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Dimensi
Biaya Diferensial Karakteristik (X)
Indikator biaya
diferensial
Skala
Biaya masa yang akan datang.
Biaya
yang
berbeda di antara alternatif.
Ordinal
40
Keputusan
Faktor yang
memproduksi
mempengaruhi
sendiri atau
pengambilan
membeli produk
keputusan
(Y)
memproduksi
Penawaran harga dari pemasok luar
Taksiran penghematan biaya
Penggunaan
sendiri atau
fasilitas perusahaan
membeli
Proses pengambilan
keputusan
Identifikasi masalah
Identifikasi alternatif solusi
Identifikasi biaya dan manfaat dari masing – masing alternatif
Identifikasi faktor kualitatif
Ordinal
41
3.4
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui kriteria
dan dapat dikategorikan ke dalam objek tersebut berupa manusia, dokumen – dokumen, dan alat – alat organisasi lainnya. Menurut Sugiyono (2011 :80) mendefinisikan pengertian populasi adalah sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Sugiyono (2011 : 81) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono (2011 : 84) mendefinisikan bahwa : “Nonprobability Samplingadalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Menurut Sugiyono (2011 : 85) yang dimaksud dengan sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel meggunakan metode Nonprobability Sampling dengan jenis sampling jenuh. Dengan demikian berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini yang
42
menjadi populasi dan sampelnya adalah seluruh karyawan bagian akuntansi yang berjumlah 16 orang.
3.5
Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini data yang digunakan terdiri dari : 1. Data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui medis perantara). Data primer dapat berupa subjek (orang) secara individual/kelompok, kejadian/kegiatan dan hasil – hasil pengujian. 2. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan yang telah tersimpan dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
3.6
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan cara : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka diperlukan data dan informasi yang akan mendukung penelitian ini. Maka sarana untuk memperoleh data dan informasi tersebut adalah :
43
1. Wawancara (Interview) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan karyawan, staf atau pihak yang berhubungan langsung dengan PT. Fintex. 2. Pengamatan Langsung (Observation) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan meninjau secara langsung pada PT. Fintex. Dimaksudkan untuk mendapat keyakinan bahwa data yang diperoleh sebelumnya adalah benar dan untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kegiatan operasi instansi pemerintahan. 3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk jawabannya. 2. Metode Kepustakaan Metode kepustakaan yaitu penyusunan laporan skripsi dengan cara kepustakaan (Library Research), penulis mencari informasi dengan cara mengumpulkan data – data yang didapat dari buku – buku, catatan – catatan dan literatur yang berhubungan dengan topik yang dibahas.
44
3.7
Uji Validitas dan Realibilitas
3.7.1
Uji Validitas Validitas menunjukan ukuran yang benar – benar mengukur apa yang akan
diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukan apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya alat ukur tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka item – item yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan alat ukur yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Rumus untuk menguji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus koefisien korelasi product moment (Sugiyono, 2011 : 228) :
=
√(
)(
)
Keterangan : =
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dua variabel yang dikorelasikan (x = X-M) dan (y = Y-M). =
Jumlah perkalian x dengan y =
Kuadrat dari x (deviasi x)
=
Kuadrat dari y (deviasi y)
45
3.7.2
Uji Reliabilitas Pengujian realibilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test – retest (stability), equivalent, gabungan keduanya. Secara internal realibilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir – butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Untuk menguji realibilitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Internal Consistency dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) berikut rumusnya (Sugiyono, 2011 : 131) :
= Keterangan : =
Realiabilitas internal seluruh instrumen =
Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
3.8
Metode Analisis
3.8.1
Analisis Data Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dipahami. Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini berkaitan dengan hubungan antara variabel – variabel penelitian yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah yaitu terdiri dari rumusan deskriptif dan rumusan asosiatif. Menurut Sugiyono (2011 : 147) menyatakan pengertian analisis data sebagai berikut :
46
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasaraan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”. Data yang terhimpun dari hasil penelitian akan penulis bandingkan antara data yang ada di lapangan dengan data kepustakaan, kemudian dilakukan analisis untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji statistik. Untuk menguji variabel X dan variabel Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata – rata (Mean) dari masing – masing variabel. Nilai rata – rata ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Menurut Sugiyono (2011 : 49) untuk menghitung rata – rata masing – masing variabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Untuk Variabel X
Untuk Variabel Y
=
=
Keterangan : :
Mean (rata – rata)
∑
:
Sigma (jumlah)
n
:
Jumlah responden
:
Nilai X ke i sampai ke n
:
Nilai Y ke i sampai ke n
47
Setelah didapat rata – rata dari masing – masing variabel, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai terendah dan tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai terendah dan tertinggi itu masing – masing diambil dari banyaknya pernyataan dalam kuesioner dikalikan dengan skor terendah yaitu 1 (satu) dan nilai tertinggi yaitu 5 (lima) dengan menggunakan Skala Likert. Teknik Skala Likert dipergunakan dalam melakukan pengukuran atas jawaban dari pernyataan yang diajukan kepada responden penelitian dengan cara memberikan skor pada setiap item jawaban. Dalam penelitian ini skor untuk setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada responden, penelitian ini akan mengacu pada pernyataan Sugiyono (2008 : 133) yaitu : “Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya : 1. Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor
5
2. Setuju/sering/positif diberi skor
4
3. Ragu – ragu/kadang - kadang/netral diberi skor
3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor
2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor
1
Berdasarkan pernyataan Sugiyono tersebut, maka pernyataan positif akan dinilai dengan mekanisme sebagai berikut :
48
-
Selalu
5
-
Sering
4
-
Kadang – kadang
3
-
Hampir tidak pernah
2
-
Tidak pernah
1
Setelah didapat rata – rata dari masing – masing variabel kemudian dibandingkan dengan kriteria yang peneliti tentukan berdasarkan nilai terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner.
3.9
Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis Rancangan analisis dan uji hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi
dari kedua variabel yang diteliti dalam hal ini adalah korelasi antara biaya diferensial terhadap pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri dengan menggunakan perhitungan statistik. Rancangan analisis dan uji hipotesis ini akan dimulai dengan penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), pemilihan tes statistik dan perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikan, penetapan kriteria pengujian dan penarikan kesimpulan. 3.9.1
Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha) Hipotesis nol (Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa variabel
independen
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
variabel
dependen.Sedangkan Hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
49
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan berpengaruh secara signifikan atau tidaknya variabel independen yaitu biaya diferensial terhadap variabel dependen yaitu pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri. Hipotesis yang dibentuk dari variabel tersebut adalah : Ho
:
Tidak terdapat pengaruh biaya diferensial terhadap pengambilan
keputusan membeli atau memproduksi sendiri. Ha
:
Terdapat pengaruh biaya diferensial terhadap pengambilan
keputusan membeli atau memproduksi sendiri.
3.9.2
Pemilihan Tes Statistik dan Perhitungan Tes Statistik Dalam menguji hipotesis tersebut akan digunakan alat statistik yaitu
parametric. Data yang diperoleh dikumpulkan melalui kuisioner dalam bentuk pernyataan dan masing – masing memiliki skor tersendiri. Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan analisis regresi. a. Analisis Regresi Menurut Sugiyono (2011 : 260) mendefinisikan sebagai berikut : “Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi/diubah – ubah atau dinaik-turunkan”. Untuk menganalisanya digunakan korelasi regresi menurut Sugiyono (2011 : 261) rumusnya sebagai berikut :
Y = a + bX
50
Dimana : Y
:
Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
X
:
Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
a
:
Harga Y ketika X = 0 (harga konstan)
b
:
Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Untuk mengetahui nilai konstanta a dan b maka digunakan rumus sebagai berikut :
a = b =
(
)
(
)
b. Analisis Korelasi Dalam analisis korelasi yang dicari adalah koefisien korelasi yaitu angka yang menyatakan derajat koefisien yaitu angka yang menyatakan derajat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
r
=
√
(
)
(
)
51
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi maka selanjutnya hasil tersebut dapat diinterpretasikan berdasarkan tabel di bawah ini untuk melihat seberapa kuat tingkat hubungan yang dimiliki antar variabel. Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sumber Sugiyono (2011 :231)
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Kemudian untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut :
Kd = r² x 100%
Dimana : Kd
=
Koefisien Determinasi
r
=
Koefisien Rank Spearman
3.9.3
Pemilihan Tingkat Signifikan Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seberapa
besar α = 0,05 karena merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam penelitian dan cukup ketat untuk mewakili perbedaan variabel – variabel yang
52
akan diuji. Angka α = 0,05 memiliki makna jika terjadi kesalahan maka kesalahan tersebut tidak melebihi 5 %.
3.9.4
Penetapan Kriteria Pengujian Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai hitung dan
nilai pada tabel, dengan menggunakan tabel harga – harga kritis koefisien korelasi Rank Spearman dengan tingkatan signifikasi untuk mengetahui apakah kedua variabel berkorelasi atau tidak maka diperlukan uji signifikasi dari ranking tersebut. Ho ditolak jika nilai : Ho diterima jika nilai :
3.9.5
≤
Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis – hipotesis yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan
jika
maka berada pada penolakan Ho. Dengan kata lain hipotesis
yang diajukan penulis dapat diterima, artinya terdapat pengaruh biaya diferensial terhadap pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri. Sebaliknya jika
≤
maka berada pada penerimaan Ho. Dengan kata lain hipotesis
yang diajukan penulis ditolak, artinya biaya diferensial tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri.
53
3.10
Rancangan Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan secara langsung kepada responden atau dikirim melalui pos atau internet. Rancangan kuesioner yang dibuat oleh penulis adalah kuesioner tertutup dimana jawaban dibatasi atau sudah ditentukan oleh penulis dan jumlah kuesioner ditentukan berdasarkan indikator variabel penelitian.
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Sejarah Singkat PT. Fintex Pada tahun 1960 pemerintah mencanangkan pelaksanaan program
peningkatan produksi tekstil. Demi suksesnya program pemerintah ini, maka kebutuhan akan pakaian mutlak harus dipenuhi mengingat produksi pakaian per tahun waktu itu belum mencukupi. PT. Fintex merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dan garmen, didirikan pada tanggal 30 September 1975 oleh Bapak Umar Sugandi.PT.Fintex merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang didirikan oleh Akta Notaris No.230 tanggal 30 Juni 1975, ditetapkan melalui Menteri Kehakiman No. 3A5/118/22 tanggal 28 Desember 1975. Kemudian diberitakan dalam Berita Negara No. 27 tahun 1976 yang berkali – kali dirubah, ditambah, dan terakhir dengan Akta Notaris No. 16 tanggal 11 Januari 1989. Bulan Juli 1978, pengembangan pabrik mulai dilakukan.Pembangunan berjalan lancar sehingga pada tanggal 7 November 1978 pabrik sudah mulai berproduksi dengan kapasitas 570.000 ton kain per tahun.Pembangunan pabrik dapat diselesaikan 3 bulan lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan.Pada tanggal 31 Maret 1979 diresmikan lah pembukaan pabrik dan pada tanggal 1 April 1979 PT. Fintex memulai operasi komersial.
55
4.1.2
Visi, Misi dan Budaya Perusahaan PT. Fintex Visi
:
Menjadi industri pendukung tekstil yang efisien dan kompetitif di pasar global.
Misi :
1. Mendukung Program Peningkatan Tekstil 2. Mengembangkan Industri Garmen skala global yang berbasis Sumber Daya Alam yang ramah lingkungan 3. Memberdayakan Masyarakat Sekitar Perusahaan Melalui Program Kemitraan & Bina Lingkungan
Budaya Perusahaan :
1. Profesionalisme individu/tenaga kerja, kebersamaan dan kerjasama di dalam setiap pelaksanaan tugas, kerja keras dan cerdas dengan disiplin tinggi untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas. 2. Responsif dan adaptif untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermutu. 3. Selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Tetap mempedulikan lingkungan. 5. Berorientasi pada kepuasan pelanggan dan stakeholder lainnya
4.1.3
Struktur Organisasi PT. Fintex Pada dasarnya setiap perusahaan menghendaki tujuan dari perusahaan
yang telah ditetapkan bisa tercapai.Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai, maka perusahaan memerlukan struktur organisasi. Tujuan disusunnya suatu
56
struktur organisasi yang jelas pada suatu perusahaan akan dapat memudahkan para karyawan dalam perusahaan tersebut untuk menjalankan pekerjaannya sesuai dengan job description yang telah ditetapkan pada struktur organisasi yang telah disusun oleh perusahaan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam menjalankan pekerjaan masing-masing. Struktur Organisasi perusahaaan sangat berguna untuk menentukan pembagian tiap-tiap departemen atau bagian, sehingga masing-masing karyawan dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenang secara jelas. Berikut struktur organisasi yang terdapat pada PT. Fintex serta tugas – tugasnya : 1. Direktur
Merupakan brand owner dari perusahaan.
Mengatur keseluruhan perusahaan.
Mengambil keputusan yang dinilai penting demi kelangsungan citra kesejahteraan perusahaan.
Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dengan pihak luar.
2. Sekretaris perusahaan
Mengatur semua kepentingan administrasi perusahaan.
Bertanggung jawab atas surat-surat yang masuk dan keluar untuk perusahaan.
3. Head Internal Division
Membuat laporan hasil kerja pada direktur
Melakukan evaluasi rutin yang berhubungan dengan kinerja internal perusahaan
57
a) Finance
Mengatur anggaran belanja, neraca perusahaan dengan melakukan pengecekan ulang agar semuanya layak.
b) Accounting
Membuat laporan ulang untuk laporan pencatatan penjualan sehari – hari dan keuangan perusahaan, kemudian memberikan laporan tersebut kepada direktur.
Mengatur persediaan dan semua keuangan, pengeluaran sehari – hari termasuk kasir dan lain – lain.
c) Human Resources & General Affair
Melaksanakan aktivitas penyiapan ruang kerja dan peralatan kantor untuk seluruh pegawai, untuk memastikan ketersediaan ruangan kerja dan peralatan kantor bagi setiap pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan jabatan.
Menjaga kesejahteraan karyawan. Dengan mengatur jamsostek dan mengatur interview
Menyediakan
kebutuhan
dan
pengadaan
ATK,
peralatan
kebersihan, keamanan, serta layanan fotokopi, dan penjilidan. d) Logistik
Bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku.
Bertanggung atas kondisi bahan baku, produksi, kadaluarsa, dan semua harus tahu mana yang masih dapat digunakan dan tidak.
58
Menyusun anggaran biaya logistik dan menjaga agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan efisien dan efektif sesuai dengan anggaran yang dialokasikan.
e) Purchasing
Berhubungan langsung dengan pemasok.
Bertanggung jawab atas pembelian barang.
Bekerja sama dengan logistik untuk pengadaan bahan baku dan melakukan persiapan ulang sebelum bahan baku diantarkan ke outlet – outlet.
Melakukan pembelian alat – alat, barang, seperti office supplies, agar tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan oleh setiap departemen.
4. Head Eksternal Division
Membuat laporan hasil kerja pada direktur.
Melakukan evaluasi rutin yang berhubungan dengan kinerja eksternal perusahaan.
a) Operating
Mengecek ulang semua outlet dalam keadaan sesuai standar. Semua
produk
makanan
dan
minumannya
adalah
sesuai
kualitasnya.
Melakukan penjualan dengan mengupayakan strategi – strategi penjualan untuk meningkatkan angka penjualan.
Memberi laporan atas penjualan kepada Accounting Manager.
59
Bekerja sama dengan Marketing Communication untuk melakukan promosi produk melalui beberapa media.
b) Marketing Communication
Melakukan perencanaan untuk strategi pemasaran yang jitu bagi perusahaan.
Bekerja
sama
dengan Operasional
dalam
mempromosikan
penjualan produknya melalui beberapa media. c) Outlet Development
Menganalisa suatu daerah apakah perusahaan mempunyai peluang yang sangat besar untuk membuka outlet baru.
Menganalisa pasar atau menganalisis market apakah produk dari perusahaan akan dapat diterima oleh suatu pasar tersebut.
d) Tim Kreatif
Bertanggung jawab untuk semua cetakan, material promotion yang ada di outlet seperti membuat desain kemasan, desain poster, promotion table, sampai brosur.
Semua
tugasnya
menunggu
persetujuan
dari
Manager
Marketing and Communication, Head External Division dan Direktur, kemudian Creative Manager menghubungi staff untuk menyediakan semua kebutuhan untuk melakukan percetakan dan sebagainya.
60
Bertanggung jawab dalam membagikan macam – macam bentuk promosi dan harus mengetahui berapa jumlahnya yang masuk ke outlet – outlet.
4.2
Uji Validitas Dan Reliabilitas
4.2.1
Uji Validitas Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan
dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan item yang ditujukan ke pada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment.Apabila nilai koefisien korelasi butir item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut merupakan konstruksi (construct) yang valid. Adapun hasil uji validitas kuesioner kedua variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Biaya Diferensial (X) Butir Pernyataan Item Pernyataan 1 Item Pernyataan 2 Item Pernyataan 3 Item Pernyataan 4 Item Pernyataan 5 Item Pernyataan 6
Koefisien Nilai Kritis Keterangan Validitas 0,633 0,506 0,227 0,535 0,656 0,816
0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
61
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk (Y) Butir Pernyataan Item Pernyataan 1 Item Pernyataan 2 Item Pernyataan 3 Item Pernyataan 4 Item Pernyataan 5 Item Pernyataan 6 Item Pernyataan 7 Item Pernyataan 8 Item Pernyataan 9 Item Pernyataan 10 Item Pernyataan 11 Item Pernyataan 12 Item Pernyataan 13 Item Pernyataan 14 Item Pernyataan 15 Item Pernyataan 16 Item Pernyataan 17 Item Pernyataan 18 Item Pernyataan 19 Item Pernyataan 20 Item Pernyataan 21 Item Pernyataan 22 Item Pernyataan 23 Item Pernyataan 24
Koefisien Nilai Kritis Keterangan Validitas 0,294 0,633 0,665 0,704 0,174 0,401 0,106 0,255 0,569 0,579 0,708 0,526 0,504 0,607 0,333 0,599 -0,261 0,515 0,632 0,719 0,603 0,603 -0,066 0,400
0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Pada kedua tabel di atas terlihat bahwa terdapat 7 item pernyataan yang memiliki koefisien validitas yang lebih kecil dari 0,30, sehingga pernyataan pernyataan tersebut tidak layak digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
62
Dengan kata lain, item-item pernyataan tersebut tidak diikutsertakan dalam analisis regresi linier sederhana.
4.2.2
Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba instrument
sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Alpha Cronbac’h . Kuesioner dikatakan andal apabila koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih besar dari pada 0,60. Adapun hasil dari uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbac’h adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel
Koefisien Nilai Kritis Keterangan Reliabilitas
Biaya Diferensial (X)
0,876
0,60
Reliabel
Keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk (Y)
0,874
0,60
Reliabel
Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner masing-masing variabel yang sedang diteliti lebih besar dari 0,60 hasil ini menunjukkan bahwa butir kuesioner pada masing-masing variabel andal untuk mengukur variabelnya masing-masing.
63
4.3
Analisis Data Penelitian Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden dalam mengisi
angket penelitian yang disebarkan. Pada analisa penelitian, penulis uraikan berdasar kepada operasionalisasi variabel penelitian untuk menjawab identifikasi masalah yang ingin diketahui oleh penulis. Data yang telah dikumpulkan akan diklasifikasikan dan dianalisa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur angket yang telah dicoba uji reliabilitasnya. Deskripsi dan operasionalisasi konsep-konsep dalam angket ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap gejala-gejala di lapangan. Teknik analisis statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan mengenai keseluruhan data yang dikumpulkan dengan memaparkan, mengelompokkan dan mengklasifikasikan ke dalam tabel distribusi frekuensi yang kemudian diberikan penjelasan.
4.3.1
Variabel Biaya Diferensial Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang Biaya
Diferensial, maka dilakukan pengkategorian dengan cara menjumlahkan skor 6 pernyataan, kemudian dicari panjang interval setiap kelas dengan rumus sebagai berikut (Sudjana : 91) : c
Berarti : c
= Panjang interval kelas
X n X1 , k
64
Xn
= Nilai terbesar
X1
= Nilai terkecil
k
= Banyaknya kelas, dalam hal ini adalah 5 kelas Variabel Biaya Diferensial terdiri atas 6 pernyataan.Setiap pernyataan
terdiri atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 30, sedangkan skor terendah adalah 21. Untuk menentukan interval setiap kategori (5 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
30 21 1,80 5
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori Biaya Diferensialadalah sebagai berikut: Jumlah skor 21 – 22,79
: Tidak Baik
Jumlah skor 22,80 – 24,59
: Kurang Baik
Jumlah skor 24,60 – 26,39
: Cukup Baik
Jumlah skor 26,40 – 28,19
: Baik
Jumlah skor 28,20 – 30
: Sangat Baik
Tabel 4.4 Persepsi Responden Tentang Biaya Diferensial Variabel
Biaya Diferensial (X)
Total
Kategori
Frekuensi
Persentase
Sangat Baik
1
6,25%
Baik
9
56,25%
Cukup Baik
3
18,75%
Kurang Baik
2
12,50%
Tidak Baik
1
6,25%
16
100%
65
Dari tabel diatas, dapat diketahui tanggapan responden tentang Biaya Diferensial. Mayoritas responden sebanyak 9 orang atau 56,25% adalah responden yang memiliki persepsi tentang Biaya Diferensial yang termasuk dalam kategori “Baik” dan paling sedikit masing-masing sebanyak 1 orang atau 6,25% adalah responden yang memiliki persepsi tentang Biaya Diferensial yang termasuk dalam kategori “Sangat Baik dan Tidak Baik”. 9 9 8 7 6 5 4 3
3 2 2 1
1
1 0
Gambar 4.1
Diagram Persepsi Responden Tentang Biaya Diferensial
Secara detail, sebaran jawaban responden tentang item-item pernyataan variabel Biaya Diferensial dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.
66
Tabel 4.5 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan memberikan informasi data yang menyangkut biaya – biaya kegiatan perusahaan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
7
43,75%
Sering
7
43,75%
Kadang-kadang
2
12,50%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan memberikan informasi data yang menyangkut biaya – biaya kegiatan perusahaan”. Mayoritas responden masing-masing sebanyak 7 orang atau 43,75% adalah responden yang menjawab “Selalu dan Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
Tabel 4.6 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan membuat rencana anggaran yang akan dikeluarkan pada masa yang akan datang” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
4
25,00%
Sering
10
62,50%
Kadang-kadang
2
12,50%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
67
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan membuat rencana anggaran yang akan dikeluarkan pada masa yang akan datang”. Mayoritas responden sebanyak 10 orang atau 62,50% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Kadangkadang”.
Tabel 4.7 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Biaya atau anggaran yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang dibuat berdasarkan alternatif – alternatif yang akan dipilih oleh perusahaan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
10
62,50%
Sering
5
31,25%
Kadang-kadang
1
6,25%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Biaya atau anggaran yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang dibuat berdasarkan alternatif – alternatif yang akan dipilih oleh perusahaan”. Mayoritas responden sebanyak 10 orang atau 62,50% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit sebanyak 1 orang atau 6,25% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
68
Tabel 4.8 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan memberikan informasi biaya dari setiap alternatif yang akan dipilih sebagai pertimbangan manajer dalam pengambilan keputusan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
8
50,00%
Sering
7
43,75%
Kadang-kadang
1
6,25%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan memberikan informasi biaya dari setiap alternatif yang akan dipilih sebagai pertimbangan manajer dalam pengambilan keputusan”. Mayoritas responden sebanyak 8 orang atau 50,00% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit sebanyak 1 orang atau 6,25% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
Tabel 4.9 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan mencantumkan biaya diferensial (biaya pada masing – masing alternatif) di dalam laporan keuangan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
10
62,50%
Sering
3
18,75%
Kadang-kadang
3
18,75%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
69
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan mencantumkan biaya diferensial (biaya pada masing – masing alternatif) di dalam laporan keuangan”. Mayoritas responden sebanyak 10 orang atau 62,50% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit masing-masing sebanyak 3 orang atau 18,75% adalah responden yang menjawab “Sering dan Kadang-kadang”.
Tabel 4.10 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Biaya diferensial dihitung berdasarkan dengan peraturan yang telah ditetapkan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
11
68,75%
Sering
3
18,75%
Kadang-kadang
2
12,50%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Biaya diferensial dihitung berdasarkan dengan peraturan yang telah ditetapkan”. Mayoritas responden sebanyak 11 orang atau 68,75% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
70
4.3.2
Variabel Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang Keputusan
Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk, maka dilakukan pengkategorian dengan cara menjumlahkan skor 24 pernyataan, kemudian dicari panjang interval setiap kelas dengan rumus sebagai berikut (Sudjana : 91) : c
X n X1 k
,
Berarti : c
= Panjang interval kelas
Xn
= Nilai terbesar
X1
= Nilai terkecil
k
= Banyaknya kelas, dalam hal ini adalah 5 kelas Variabel Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk terdiri
atas 24 pernyataan.Setiap pernyataan terdiri atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 107, sedangkan skor terendah adalah 81. Untuk menentukan interval setiap kategori (5 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
107 81 5, 20 5
Dengan demikian,interval skor untuk menentukan masing-masing kategori Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produkadalah sebagai berikut: Jumlah skor 81 – 86,19
: Tidak Baik
Jumlah skor 86,20 – 91,39
: Kurang Baik
Jumlah skor 91,40 – 96,59
: Cukup Baik
71
Jumlah skor 96,60 – 101,79 : Baik Jumlah skor 101,80 – 107
: Sangat Baik
Tabel 4.11 Persepsi Responden Tentang Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk Variabel
Keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk (Y)
Kategori
Frekuensi
Persentase
Sangat Baik
4
25,00%
Baik
6
37,50%
Cukup Baik
3
18,75%
Kurang Baik
1
6,25%
Tidak Baik
2
12,50%
16
100%
Total
Dari tabel diatas, dapat diketahui tanggapan responden tentang Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk. Mayoritas responden sebanyak 6 orang atau 37,50% adalah responden yang memiliki persepsi tentang Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk yang termasuk dalam kategori “Baik” dan paling sedikit sebanyak 1 orang atau 6,25% adalah responden yang memiliki persepsi tentang Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk yang termasuk dalam kategori “Kurang Baik”.
72
37,50% 6 5
25,00%
4
18,75%
3
12,50%
2
6,25%
1 0
Gambar 4.2
Diagram Persepsi Responden Tentang
Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk
Secara detail, sebaran jawaban responden tentang item-item pernyataan variabel Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.
Tabel 4.12 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan menerima penawaran produk dari pemasok luar” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
2
12,50%
Sering
11
68,75%
Kadang-kadang
3
18,75%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
73
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan menerima penawaran produk dari pemasok luar”. Mayoritas responden sebanyak 11 orang atau 68,75% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Selalu”.
Tabel 4.13 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Penawaran – penawaran dari pemasok luar dikaji dan diidentifikasi kelebihan dan kekurangannya sebelum diambil keputusan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
11
68,75%
Sering
3
18,75%
Kadang-kadang
2
12,50%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Penawaran – penawaran dari pemasok luar dikaji dan diidentifikasi kelebihan dan kekurangannya sebelum diambil keputusan”. Mayoritas responden sebanyak 11 orang atau 68,75% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
74
Tabel 4.14 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan menyediakan informasi taksiran biaya yang akan dikeluarkan akibat keputusan memproduksi sendiri atau membeli” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
0
0,00%
Sering
10
62,50%
Kadang-kadang
4
25,00%
Hampir tidak pernah
2
12,50%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan menyediakan informasi taksiran biaya yang akan dikeluarkan akibat keputusan memproduksi sendiri atau membeli”. Mayoritas responden sebanyak 10 orang atau 62,50% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Hampir tidak pernah”.
Tabel 4.15 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Informasi taksiran penghematan biaya tersebut dibuat berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
10
62,50%
Sering
3
18,75%
Kadang-kadang
3
18,75%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
75
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Informasi taksiran penghematan biaya tersebut dibuat berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan”. Mayoritas responden sebanyak 10 orang atau 62,50% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit masing-maisng sebanyak 3 orang atau 18,75% adalah responden yang menjawab “Sering dan Kadang-kadang”.
Tabel 4.16 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Informasi taksiran penghematan biaya tersebut berguna bagi manajer untuk pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
3
18,75%
Sering
6
37,50%
Kadang-kadang
7
43,75%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Informasi taksiran penghematan biaya tersebut berguna bagi manajer untuk pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli”. Mayoritas responden sebanyak 7 orang atau 43,75% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang” dan paling sedikit sebanyak 3 orang atau 18,75% adalah responden yang menjawab “Selalu”.
76
Tabel 4.17 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Fasilitas yang menganggur akibat pengambilan keputusan untuk membeli dari pemasok luar, digunakan untuk usaha lain yang menghasilkan laba” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
2
12,50%
Sering
9
56,25%
Kadang-kadang
5
31,25%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Fasilitas yang menganggur akibat pengambilan keputusan untuk membeli dari pemasok luar, digunakan untuk usaha lain yang menghasilkan laba”. Mayoritas responden sebanyak 9 orang atau 56,25% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Selalu”.
Tabel 4.18 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan membeli fasilitas produksi baru apabila keputusan yang dipilih adalah memproduksi sendiri” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
0
0,00%
Sering
8
50,00%
Kadang-kadang
6
37,50%
Hampir tidak pernah
2
12,50%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
77
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan membeli fasilitas produksi baru apabila keputusan yang dipilih adalah memproduksi sendiri”. Mayoritas responden sebanyak 8 orang atau 50,00% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Hampir tidak pernah”.
Tabel 4.19 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Fasilitas perusahaan yang tidak terpakai akibat keputusan memproduksi sendiri atau membeli, disewakan atau dijual” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
0
0,00%
Sering
3
18,75%
Kadang-kadang
11
68,75%
Hampir tidak pernah
2
12,50%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Fasilitas perusahaan yang tidak terpakai akibat keputusan memproduksi sendiri atau membeli, disewakan atau dijual”. Mayoritas responden sebanyak 11 orang atau 68,75% adalah responden yang menjawab “Kadangkadang” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Hampir tidak pernah”.
78
Tabel 4.20 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan mencantumkan biaya – biaya yang menyangkut fasilitas perusahaan (pembelian, perawatan, atau penjualan) dalam laporan keuangan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
8
50,00%
Sering
5
31,25%
Kadang-kadang
3
18,75%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan mencantumkan biaya – biaya yang menyangkut fasilitas perusahaan (pembelian, perawatan, atau penjualan) dalam laporan keuangan”. Mayoritas responden sebanyak 8 orang atau 50,00% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit sebanyak 3 orang atau 18,75% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”. Tabel 4.21 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan memberikan informasi data historis (data – data perusahaan terdahulu) yang menyangkut kegiatan perusahaan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
4
25,00%
Sering
8
50,00%
Kadang-kadang
4
25,00%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
79
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan memberikan informasi data historis (data – data perusahaan terdahulu) yang menyangkut kegiatan perusahaan”. Mayoritas responden sebanyak 8 orang atau 50,00% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit masing-masing sebanyak 4 orang atau 25,00% adalah responden yang menjawab “Selalu dan Sering”.
Tabel 4.22 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Setiap masalah yang timbul langsung diinformasikan kepada manajer untuk segera dicari penyelesaiannya” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
6
37,50%
Sering
6
37,50%
Kadang-kadang
4
25,00%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Setiap masalah yang timbul langsung diinformasikan kepada manajer untuk segera dicari penyelesaiannya”. Mayoritas responden masingmasing sebanyak 6 orang atau 37,50% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 4 orang atau 25,00% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
80
Tabel 4.23 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Manajer perusahaan peka terhadap peristiwa – peristiwa yang mengandung masalah serta ancaman yang dirasakan ada maupun peluang yang diperkirakan akan terjadi” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
6
37,50%
Sering
8
50,00%
Kadang-kadang
2
12,50%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Manajer perusahaan peka terhadap peristiwa – peristiwa yang mengandung masalah serta ancaman yang dirasakan ada maupun peluang yang diperkirakan akan terjadi”. Mayoritas responden sebanyak 8 orang atau 50,00% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
Tabel 4.24 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Manajer mencari alternatif baru untuk memecahkan masalah atau menghadapi peluang” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
5
31,25%
Sering
9
56,25%
Kadang-kadang
2
12,50%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
81
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Manajer mencari alternatif baru untuk memecahkan masalah atau menghadapi peluang”. Mayoritas responden sebanyak 9 orang atau 56,25% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
Tabel 4.25 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Manajer menggunakan informasi akuntansi di dalam menganalisis profitabilitas atau perlunya alternatif tindakan yang satu dibandingkan dengan yang lainnya” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
2
12,50%
Sering
11
68,75%
Kadang-kadang
3
18,75%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Manajer menggunakan informasi akuntansi di dalam menganalisis profitabilitas atau perlunya
alternatif tindakan yang satu
dibandingkan dengan yang lainnya”. Mayoritas responden sebanyak 11 orang atau 68,75% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Selalu”.
82
Tabel 4.26 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Manajer menggunakan pendekatan ekonomis rasional di dalam melakukan pemilihan alternatif yang dilakukan didasarkan atas pertimbangan ekonomis rasional” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
2
12,50%
Sering
9
56,25%
Kadang-kadang
5
31,25%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Manajer menggunakan pendekatan ekonomis rasional di dalam melakukan pemilihan alternatif yang dilakukan didasarkan atas pertimbangan ekonomis rasional”. Mayoritas responden sebanyak 9 orang atau 56,25% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Selalu”. Tabel 4.27 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan menggunakan informasi akuntansi penuh dalam mengidentifikasi konsekuensi setiap alternatif yang dipertimbangkan sebagai pemecah masalah atau sebagai cara untuk menghadapi peluang” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
1
6,25%
Sering
11
68,75%
Kadang-kadang
4
25,00%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
83
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan menggunakan informasi akuntansi penuh dalam mengidentifikasi konsekuensi setiap alternatif yang dipertimbangkan sebagai pemecah masalah atau sebagai cara untuk menghadapi peluang”. Mayoritas responden sebanyak 11 orang atau 68,75% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 1 orang atau 6,25% adalah responden yang menjawab “Selalu”. Tabel 4.28 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Manajer memegang kuasa penuh dalam menentukan solusi yang akan diambil dari suatu masalah” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
10
62,50%
Sering
6
37,50%
Kadang-kadang
0
0,00%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Manajer memegang kuasa penuh dalam menentukan solusi yang akan diambil dari suatu masalah”. Mayoritas responden sebanyak 10 orang atau 62,50% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit sebanyak 6 orang atau 37,50% adalah responden yang menjawab “Sering”.
84
Tabel 4.29 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan memberikan informasi tentang manfaat dari tiap alternatif yang akan diambil untuk mempermudah manajer dalam mengambil keputusan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
7
43,75%
Sering
8
50,00%
Kadang-kadang
1
6,25%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan memberikan informasi tentang manfaat dari tiap alternatif yang akan diambil untuk mempermudah manajer dalam mengambil keputusan”. Mayoritas responden sebanyak 8 orang atau 50,00% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 1 orang atau 6,25% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
Tabel 4.30 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan menyajikan laporan biaya kesempatan sebagai pertimbangan manajer untuk alternatif tertentu” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
1
6,25%
Sering
4
25,00%
Kadang-kadang
11
68,75%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
85
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan menyajikan laporan biaya kesempatan sebagai pertimbangan manajer untuk alternatif tertentu”. Mayoritas responden sebanyak 11 orang atau 68,75% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang” dan paling sedikit sebanyak 1 orang atau 6,25% adalah responden yang menjawab “Selalu”.
Tabel 4.31 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Pemilihan biaya (yang relevan dan tidak relevan) dilakukan dengan tata cara yang telah ditetapkan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
12
75,00%
Sering
2
12,50%
Kadang-kadang
2
12,50%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Pemilihan biaya (yang relevan dan tidak relevan) dilakukan dengan tata cara yang telah ditetapkan”. Mayoritas responden sebanyak 12 orang atau 75,00% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit masing-masing sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Sering dan Kadang-kadang”.
86
Tabel 4.32 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal baik yang bersifat ekonomi (pangsa pasar,total penjualan) maupun non ekonomi (tindakan para pesaing,perkembangan teknologi)” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu 4 25,00% Sering
10
62,50%
Kadang-kadang
2
12,50%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah Total
0 16
0,00% 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal baik yang bersifat ekonomi (pangsa pasar,total penjualan) maupun non ekonomi (tindakan para pesaing,perkembangan teknologi)”. Mayoritas responden sebanyak 10 orang atau 62,50% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”. Tabel 4.33 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Perusahaan memberikan estimasi tentang kemungkinan peristiwa dalam hal tindakan para pesaing serta perkembangan teknologi di masa yang akan datang” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu Sering Kadang-kadang
4 10 2
25,00% 62,50% 12,50%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
87
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Perusahaan memberikan estimasi tentang kemungkinan peristiwa dalam hal tindakan para pesaing serta perkembangan teknologi di masa yang akan datang”. Mayoritas responden sebanyak 10 orang atau 62,50% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 2 orang atau 12,50% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
Tabel 4.34 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Kualitas atau mutu produk yang dibeli dari pemasok luar diseleksi dengan ketat” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
9
56,25%
Sering
7
43,75%
Kadang-kadang
0
0,00%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Kualitas atau mutu produk yang dibeli dari pemasok luar diseleksi dengan ketat”. Mayoritas responden sebanyak 9 orang atau 56,25% adalah responden yang menjawab “Selalu” dan paling sedikit sebanyak 7 orang atau 43,75% adalah responden yang menjawab “Sering”.
88
Tabel 4.35 Sebaran Jawaban Responden Tentang Pernyataan “Selain produk, keandalan (ketepatan waktu pesanan) dari pemasok juga diseleksi dengan ketat oleh perusahaan” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Selalu
4
25,00%
Sering
9
56,25%
Kadang-kadang
3
18,75%
Hampir tidak pernah
0
0,00%
Tidak pernah
0
0,00%
Total
16
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebaran jawaban responden tentang pernyataan “Selain produk, keandalan (ketepatan waktu pesanan) dari pemasok juga diseleksi dengan ketat oleh perusahaan”. Mayoritas responden sebanyak 9 orang atau 56,25% adalah responden yang menjawab “Sering” dan paling sedikit sebanyak 3 orang atau 18,75% adalah responden yang menjawab “Kadang-kadang”.
4.4
Pengaruh Biaya Diferensial (X) terhadap Keputusan Memproduksi
Sendiri atau Membeli Produk (Y) 4.4.1
Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment Analisis ini digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan
antara variabel X (Biaya Diferensial) dengan variabel Y (Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk) secara bersamaan. Dengan menggunakan SPSS versi 17,0didapat output sebagai berikut:
89
Model Summary Model 1
R ,676a
R Square ,456
Adjusted R Square ,418
Std. Error of the Estimate 6,97033
a. Predictors: (Constant), Biaya Diferensial (X)
Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,676. Nilai tersebut termasuk kedalam korelasi yang kuat, yaitu berada diantara 0,600 – 0,799.
4.4.2
Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh antara
variabel X (Biaya Diferensial) terhadap variabel Y (Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk). Tujuannya untuk meramalkan atau memperkirakan nilai variabel dependen dalam hubungannya dengan nilai variabel lain. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 17,0, maka diperoleh output dan persamaan hubungan regresi sederhana sebagai berikut: Coefficientsa
Model 1
(Constant) Biaya Diferensial (X)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 15,184 8,536 2,147 ,626
Standardized Coefficients Beta ,676
t 1,779 3,428
Sig. ,097 ,004
a. Dependent Variable: Keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk (Y)
Y = a + bX Berarti :
Y
= Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk
a
= Nilai intersep (konstanta)
90
X
= Biaya Diferensial
b
= Koefisien regresi
Dari hasil pengolahan SPSS di atas didapat nilai a = 15,184 dan nilai b = 2,147. Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Y = 15,184 + 2,147 X Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut: a = 15,184
: artinya jika Biaya Diferensial (X) bernilai nol (0), maka Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk (Y) akan bernilai 15,184.
b = 2,147
: artinya jika Biaya Diferensial (X) meningkat sebesar satu satuan, maka Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk (Y) akan meningkat sebesar 2,147 satuan.
4.4.3
Analisis Koefisien Determinasi Setelah didapat nilai koefisien korelasi, kemudian dilakukan perhitungan
persentase pengaruh Biaya Diferensial (X) terhadap Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk (Y) digunakan rumus Koefisien Determinasi (KD) sebagai berikut: KD = (rxy)2 x 100% Berarti : KD
= koefisien determinasi
(rxy)2
= koefisien korelasi pearsonproduct moment
91
Model Summary Model 1
R ,676a
R Square ,456
Adjusted R Square ,418
Std. Error of the Estimate 6,97033
a. Predictors: (Constant), Biaya Diferensial (X)
KD
= ryx 2 x 100% = (0,676)2 x 100% = 45,6%
Dari analisis diatas dapat dilihat bahwa Biaya Diferensial (X) memiliki pengaruh terhadap Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk (Y) sebesar 45,6%, sedangkan sisanya sebesar 54,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.
4.4.4
Pengujian Hipotesis (Uji-t) Setelah dilakukan analisis koefisien determinasi maka kemudian dilakukan
pengujian hipotesis untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak antara kedua variabel dengan menggunakan uji-t sebagai berikut: Ho : b= 0,
artinyaBiaya Diferensial tidak berpengaruh terhadap Keputusan
Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk. Ha: b≠0,
artinyaBiaya
Diferensialberpengaruh
Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk.
terhadap
Keputusan
92
Dengan menggunakan program SPSS versi 17,0 didapat output sebagai berikut: Coefficientsa
Model 1
(Constant) Biaya Diferensial (X)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 15,184 8,536 2,147 ,626
Standardized Coefficients Beta ,676
t 1,779 3,428
Sig. ,097 ,004
a. Dependent Variable: Keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk (Y)
Dari hasil pengolahan SPSS di atas didapat nilai t hitung sebesar 3,428. Dengan alpha (α) = 5% dan derajat kebebasan (dk) = n-2 = 14, maka berdasarkan tabel distribusi-t dua pihak didapat nilai ttabel sebesar 2,145. Nilai thitung dan ttabel tersebut kemudian diuji menggunakan kriteria pengujian sebagai berikut: Tolak H0 jika t hit> t tabel , terima dalam hal lainnya.
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,145
0
t tabel= 2,145 t hitung = 3,428
Gambar 4.3
Kurva Uji-t Dua Pihak
93
Dikarenakan nilai thitung lebih besar daripada ttabel (3,428 > 2,145) maka Ho ditolak dan Ha diterima.Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara Biaya Diferensial terhadap Keputusan Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk.