ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPRODUKSI SENDIRI ATAU MEMBELI PRODUK GARMENT DARI PIHAK KETIGA PADA CV. MADIN PRATAMA Ni Ketut Krisnayanti1 I Ketut Puja Wirya Sanjaya2 (Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk membantu manajemen dalam menentukan alternatif yang di pilih untuk memproduksi sendiri atau membeli dari pihak lain. Data yang digunakan adalah data sekunder seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi yang ditunjuk untuk memberikan keterangan jumlah poduksi baju seragam sekolah, kapasitas poduksi, perbandingan jumlah produksi dan kapasitas produksi yang sehubungan dengan penelitian ini, dengan melihat catatan atau laporan rekombinasi biaya harga pokok produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Teknik analisis yang digunakan adalah kualitatif deskriptif yaitu teknik analisis yang memaparkan bagaimana perusahaan dalam menghitung/menentukan analisis biaya diferensial mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan memproduksi sendiri atau membeli dari pihak lain. Kata kunci : produksi sendiri, pengambilan keputusan
I. PENDAHULUAN Pada hakekatnya pengambilan keputusan suatu pendekatan terhadap masalah di dalam pengambilan penentuan keputusan yang matang untuk memilih jalan alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan perhitungan yang tepat. Menurut Samryn (2014:249) Proses pengambilan keputusan pihak manajemen harus dapat mengambil tindakan yang cermat dan tepat dari konsumen dengan menganalisis cara-cara akan dilakukan demi memperoleh alternatif terbaik dalam rangka mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Menurut Supriyono (2014 :398) semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus mempertimbangkan semua faktor-faktor yang dapat mempengruhi keputusan tersebut, salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah faktor biaya yang disebut dengan biaya relevan.
46
Pengambilan suatu keputusan oleh manajemen harus mempertimbangkan penentuan biaya pesanan, penentuan tersebuat akan menentukan seberapa banyak keuntungan yang diperoleh. Menurut Bastian Bustami & Nurlela (2013:48) manfaat penentuan biaya pesanan sangat bermanfaat untuk penetapan harga dan pengendalain biaya, umumnya calon pelanggan selalu meminta estimasi biaya terlebih dahulu sebelum mereka memesan, dan seringkali mereka memesan atau memberi pekerjaan, membandingkannya dengan pesaing. Oleh sebab itu perusahaan harus dapat mengestimasi biaya secara akurat agar dapat bersaing dengan perusahaan lain dan menghasilkan laba yang optimal. Menurut Kautsar Riza Salim (2013 : 97) biaya pesanan merupakan salah satu sistem perhitungan biaya yang dapat digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produknya berdasarkan
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPRODUKSI SENDIRI ATAU MEMBELI PRODUK GARMENT DARI PIHAK KETIGA PADA CV. MADIN PRATAMA
dari pelanggan. Aliran kegiatan produksi dalam perusahaan yang merupakan kalkulasi biaya pesanan terdiri dari pembelian tahap yang meliputi, pembelian bahan baku, penggunaan bahan baku, penggunaan biaya pekerja, pendistribusian biaya pekerja. Menurut Kautsar Riza Salim (2013 : 97) biaya pesanan (job order cost shett) yang dibuat untuk setiap pesanan yang merinci pembebanan semua biaya produksi ke masing-masing pesanan, sehingga dapat diketahui total biaya produksi per pesanan dan biaya produksi per unit produk. Menurut Bastian Bustami & Nurlela (2010:48) dalam perusahaan dagang semua biaya produksi dan beberapa biaya pemesanan dan administrasi merupakan biaya variabel, tetapi pada perusahaan manufaktur tidak semua biaya produksi pabrik adalah variabel, sebagian dari biaya produksi adalah bersifat tetap, sedangkan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, biaya variabel adalah tenaga kerja, bahan yang digunakan untuk melaksanakan jasa dan beberapa bagian overhead. Manufaktur garmen menentukan suatu objek yang digunakan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu aktiva, biaya, dan pendapatan sehingga informasi akuntansi diferensial merupakan informasi yang menyajikan perbedaan-perbedaan baik aktiva, biaya, maupun pendapatan yang dihasilkan oleh alternatif-alternatif yang tersedia, serta di dalam memproduksi sendiri atau membeli dari pihak lain obyek yang digunakan yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Skripsi ini, akan mengkaji bagaimana peranan akutansi biaya diferensial dan keputusan taktis dalam pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk garment pada pihak ketiga didalam CV. Madin Pratama.
Kegiatan produksi adalah dengan memproduksi sendiri terdapat banyak keuntungan yang di peroleh dibandingkan dengan membeli dari pihak ketiga, serta di dalam membeli dari pihak ketiga terjadi karena pesanan yang di produksi sendiri melebihi kapasitas dengan jumlah yang banyak. Alasan di dalam pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli dari perusahaan garmen lain (pihak ketiga) yaitu dalam mengambil keputusan tersebut pihak perusahaan menganalisisnya dengan mempertimbangkan biaya diferensial disertai keputusan taktis yang timbul. Contoh kasus yang terjadi didalam CV. Madin Pratama, manajer dalam pengambilan keputusan membandingkan alternatif yang ada dan menganilisis sehingga menemukan keputusan yang tepat untuk mencapai laba yang ditargetkan. Biaya diferensial disini dihitung dan menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli dari perusahaan garmen lain (pihak ketiga). Pemilihan analisis diferensial serta keputusan taktis sangat cocok digunakan untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang garmen yang dijadikan sebagai objek penelitian, dimana suatu produksi yang dibuat tidak mempunyai sifat kesinambungan antara objek penelitian, sehingga tidak perlu data histroris, melainkan data yang diperlukan adalah data yang akan datang berupa besarnya biaya bahan baku produk yang diproduksi. Bedasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah CV.Madin Pratama lebih baik memproduksi sendiri atau membeli kepada pihak ketiga? 2. Berapa penghematan yang diperoleh CV. Madin Pratama dari keputusan memproduksi sendiri atau membeli kepada pihak ketiga dan berapa keuntungan yang diperoleh?
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
47
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan produksi CV. Madin Pratama lebih baik memproduksi sendiri atau membeli kepada pihak ketiga. 2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penghematan dan keuntungan yang diperoleh dari keputusan memproduksi sendiri atau membeli dari pihak ketiga. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Taktis Menurut Hansen (2009 : 64) pengambilan keputusan taktis terdiri atas pemilihan diantara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas. Menerima pesanan khusus dengan harga yang lebih rendah dari harga jual normal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan laba. Keputusan taktis kerap berupa tindakan beskala kecil yang bermanfaat untuk tujuan jangka panjang.Tujuan keseluruhan dari pengambilan strategis adalah memilih strategi alternatif sehingga keunggulan bersaing jangka panjang dapat tercapai.Pengambilan keputusan taktis harus mendukung tujuan keseluruhan meskipun tujuan langsungnya berjangka pendek (menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen). 2.2 Akuntansi Diferensial Informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi diferensial, pengambilan keputusan selalu menyangkut kegiatan untuk masa yang akan datang dan selalu menyangkut pilihan berbagai alternatif, oleh karena itu informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan juga informasi yang mempunyai karakteristik demikian. Informasi akuntansi
48
yang mengandung unsur masa yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang tersedia disebut informasi akuntansi diferensial. Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk membantu menganalisis tiap - tiap alternatif yang dihadapi dalam pengambilan keputusan, sehingga akan diperoleh pengambilan keputusan dengan alternatif yang baik. 2.3 Keputusan Membuat atau Membeli Menurut Supriyono (2014:457) di dalamkeputusan membuat atau membeli terdapat beberapa hal yaitu: a. Pentingnya Keputusan Membuat atau Membeli Menurut Supriyono (2014: 458-470) dalam berbagai perusahaan manufaktur dan jasa keputusan membuat atau membeli memainkan dan secara kontinyu akan memainkan peranan dalam pembuatan keputusan manajemen. Keputusan manajemen untuk membuat atau membeli akan mempunyai akibat langsung terhadap aliran kas dan oleh karena itu juga mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Keputusan membuat atau membeli dapat berhubungan dengan bahan atau komponen produk, suplies, dan jasa. b. Bahan baku atau komponen produk Perusahaan tertentu dapat membeli atau membuat sendiri bahan atau komponen produk yang diperlukannya. c. Suplies Perusahaan memerlukan suplies atau pabrik, pemasaran, dan administrasi. Timbul masalah apakah suplies yang mereka perlukan akan mereka buat sendiri atau mereka beli dari pihak luar. d. Jasa Perusahaan memerlukan berbagai macam jasa, misalnya listrik, reparasi dan pemeliharaan, dan sebagainya.
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPRODUKSI SENDIRI ATAU MEMBELI PRODUK GARMENT DARI PIHAK KETIGA PADA CV. MADIN PRATAMA
Perusahaan besar harus memutuskan apakah perusahaan tersebut akan menghasilkan sendiri jasa yang diperlukan atau akan membeli dari pihak luar.
penuh lebih lanjut, Menurut Supriyono (2014 : 289) akan diperinci dari segi : a. Penentuan Harga Pokok Produk Di dalam pembahasan di muka telah dikemukakan bahwa pada konsep penentuan harga pokok penuh, 2.4 Manfaat Analisis Biaya semua elemen biaya produksi baik Diferensial Dalam Pengambilan tetap maupun variabel dibebank Keputusan an ke dalam harga pokok produk. Menurut William K. Carter (2010:325) Oleh karena itu elemen harga pokok manfaat analisis biaya diferensial dalam produk meliputi : pengambilan keputusan yaitu: 1) Biaya bahan baku. 1. Menerima atau menolak pesanan 2) Biaya tenaga kerja langsung. pelanggan. 3) Biaya overhead pabrik variabel. 2. Mengurangi harga dari suatu 4) Biaya overhead pabrik tetap. pesanan khusus. b. Penentuan Harga Pokok Persediaan 3. Mengurangi harga di pasar yang Dengan adanya perbedaan pembe kompetitif. banan elemen biaya produksi kepa4. Mengevaluasi alternatif membuat da produk antara konsep penentuan atau membeli. harga pokok penuh dengan konsep 5. Memperluas, menutup, atau penentuan harga pokok variabel, menghilangkan suatu fasilitas. mengakibatkan pula perbedaan har6. Meningkatkan, memotong, atau ga pokok persediaan.Pada konsep menghentikan produksi penentuan harga pokok penuh biaya dari produk tertentu. overhead pabrik tetap dibebankan 7. Menentukan apakah akan men ke dalam harga pokok produk, oleh jual atau memproduksi produk. karena itu apabila sebagian produk 8. Memilih di antara alternatif rute masih ada dalam persediaan atau proses produksi produk. belum terjual maka sebagian biaya 9. Menentukan harga maksimum overhead pabrik tetap masih melekat yang akan dibayarkan untuk pada harga pokok persediaan. Kon bahan baku. sep penentuan harga pokok variabel tidak membebankan biaya overhead 2.5 Penentuan Harga Pokok dengan pabrik tetap dalam harga pokok Metode Full Costing produk, biaya overhead tetap dibe Metode full costing adalah metode bankan langsung ke dalam rugi laba penentuan harga pokok produksi yang sebagai biaya periode, oleh karena membebankan seluruh biaya produksi itu produk yang masih ada dalam baik yang berperilaku tetap maupun persediaan atau belum terjual hanvariabel, kepada produk-produk . Harga ya dibebani biaya produksi variabel pokok produksi yang dihitung dengan atau biaya overhead pabrik tetap pendekatan full costingterdiri dari unsur tidak melekat pada harga pokok biaya bahan baku, biaya tenaga kerja persediaan. langsung, biaya overhead pabrik variabel c. Penyajian laporan rugi – laba dan biaya overhead pabrik tetap Perbedaan di dalam penyajian laporan rugi – laba antara konsep penen2.6 Konsep Penentuan Harga Pokok tuan harga pokok penuh dengan Penuh konsep penentuan harga pokok variKonsep penentuan harga pokok Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
49
abel, dapat ditinjau dari segi : a) Penggolongan biaya di dalam laporan rugi – laba. b) Struktur atau susunan penyajian laporan rugi laba. c) Besarnya laba bersih. III.
METODE PENELITIAN Adapun variabel yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah keputusan memproduksi sendiri atau membeli produk garment pada pihak ketiga serta menggunakan keputusan biaya relevan yaitu empat bagian tersebut terdiri dari biaya produksi, harga beli produk, penghematan dan keuntungan pada CV. Madin Pratama. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jenis data menurut sifatnya antara lain data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan baiay overhead pabrik, data kualitatif, yaitu data yang tidak berupa angka-angka atau data berupa keterangan, seperti sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi dan aktivitas perushaan. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data yang ditunjuk untuk memberikan keterangan jumlah poduksi baju seragam sekolah, kapasitas poduksi, perbandingan jumlah produksi dan kapasitas produksi yang sehubungan dengan penelitian ini, dengan melihat catatan atau laporan rekombinasi biaya harga pokok produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dimana teknik analisis yang memaparkan bagaimana perusahaan dalam menghitung/menentukan analisis biaya diferensial mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan memproduksi sendiri atau membeli
50
dari pihak lain. Adapun langkah-langkah yang diambil yaitu penentuan masalah, identifikasi alternatif yang mungkin diambil, menentukan data biaya dan penghasilan relevan, mengevaluasi data, mempertimbangkan data-data lain yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, pembuatan keputusan dan metode Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. (Supriyono,2014 : 401)
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Kualitatif Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan dengan cara menganalisis dan menguraikan untuk menggambarkan keadaan objek yang diteliti yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Metode analisis deskriptif secarah akekatnya adalah data yang telah terkumpul itu kemudian diseleksi, dikelompokan, dilakukan pengkajian, interpretasi dan disimpulkan untuk menjawab permasalahan yang ada. Dalam penelitian metode yang digunakan untuk mengambil keputusan adalah metode full costing. Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPRODUKSI SENDIRI ATAU MEMBELI PRODUK GARMENT DARI PIHAK KETIGA PADA CV. MADIN PRATAMA
akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual. Berikut ini akan disajiakan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan CV. Madin Pratama per jenis produk : 1. Biaya Bahan Baku Bahan baku yang digunakan perusahaan CV. Madin Pratama adalah kain bahan oxford. Perusahaan menghitung biaya bahan baku dengan cara mengalikan jumlah bahan baku yang digunakan dengan harga perolehan masing-msing bahan baku. Adapun biaya bahan baku untuk tiap jenis produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :
CV. Madin Pratama adalah sebesar 8.427 pcs dengan total biaya bahan baku keseluruhan sebesar 240.595.000. 2. Biaya tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan upah pembuatan produk dikalikan jumlah pesanan dimana tingkat upahnya sudah ditentukan oleh perusahaan. Adapun biaya tenaga kerja langsung untuk setiap jenis produk yang terjadi selama tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 7, sebagai berikut. Tabel 7 Biaya Tenaga Kerja Langsung Perusahaan CV. Madin Pratama Tahun 2015 Jenis Produk
Jumlah Produk (Rp)
Total BTKL (Rp)
SD
3.103
46.545.000
SMP
2.775
54.112.500
SMA
2.549
59.901.500
Jumlah
8.427
160.559.000
Tabel 6 Harga Pokok Produksi Keseluruhan CV. Madin Pratama Tahun 2015 Jenis Produk
Jumlah Produk (pcs)
BBB Per Pcs (Rp)
Jumlah BBB (Rp)
SD
3.103
15.000
46.545.000
SMP
2.775
24.000
66.600.000
SMA
2.549
50.000
127.450.000
Jumlah
8.427
240.595.000
Sumber : CV. Madin Pratama Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui jenis-jenis produk yang diproduksi oleh perusahaan CV. Madin Pratama adalah baju SD, baju SMP dan baju SMA. Adapun total biaya bahan baku dalam pembuatan baju SD adalah sebesar Rp. 46.545.000, baju SMA sebesar Rp. 66.600.000 dan baju SMA sebesar Rp. 127.450.000. Sehingga jumlah pesanan keseluruhan produk perusahaan
Sumber : CV. Madin Pratama Dilihat dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa biaya tenaga kerja langsung baju SD adalah sebesar Rp. 46.5450.000, baju SMP sebesar Rp. 54.112.500, baju SMA sebesar Rp. 59.901.500. Sehingga total biaya tenaga kerja langsung keseluruhan adalah sebesar Rp. 160.559.000. 3. Biaya Overhead Pabrik Dalam menghitung biaya pabrik, perusahaan menghitung dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik ditentukan dimuka dimana tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan membagi budget BOP dengan budget jam kerja langsung. Adapun biaya overhead pabrik yang dianggarkan selama tahun 2015 dapat dilihat Tabel 8 sebagai berikut :
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
51
Tabel 8 Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan Perusahaan CV. Madin Pratama Tahun 2015 Jenis Biaya Bahan Bahan Penolong Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Jumlah Biaya 12.826.600 50.400.000
Biaya Penyusutan Bangunan
1.666.667
Biaya Penyusutan Kendaraan
22.500.000
Biaya Penyusutan Mesin Pabrik
24.600.000
Biaya Listrik
31.181.000
Biaya Air
25.889.645
Biaya Bahan Bakar
3.181.000
Biaya Telepon dan Internet
Jumlah
15.214.789
187.459.701
Sumber : CV. Madin Pratama Dilihat dari Tabel 8 maka dapat diketahui jumlah biaya overhead pabrik yang dianggarkan adalah sebesar Rp. 189.607.990. 4.2 Analisis Data 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Fullcosting pada CV. Madin Pratama CV. Madin Pratama bergerak dalam bidang manufaktur atas dasar pesanan menghitung harga pokok perjamnya dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi oleh setiap produk. Dalam metode fullcosting pembenanan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat ditelusuri ke produk, sedangkan dalam pembebanan BOP menggunakan tarif tunggal dengan dasar pembebanan yaitu jam kerja langsung, maka tarif BOP yang ditentukan dimukan adalah :
Jarim tarif BOP yang ditentukan dimuka sebesar Rp. 10.989,85 per jam. Harga pokok produksi untuk tiap jenis produk dapat dilihat pada Tabel 9, 10 dan 11 di bawah ini. Tabel 9 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Fullcosting Untuk Jenis Produk Baju SD Pada CV. Madin Pratama Tahun 2015 Elemen Biaya
Total Biaya (Rp)
Jumlah Produk (Pcs)
Biaya Per Pcs (Rp)
Bahan Langsung
46.545.000
3.103
15.000
Tenaga Kerja Langsung
46.545.000
3.103
15.000
- Biaya Bahan Penolong
3.396.000
3.103
1.094
- Tenaga Kerja tidak langsung
4.200.000
3.103
1.354
Rp. 10.989,83/jam x 5.585
61.378.201
3.103
19.780
Harga Pokok Produksi
162.064.201
Overhead Pabrik Variabel
Overhead Pabrik Tetap
52.228
Sumber : CV. Madin Pratama
Dari tabel 9 dapat diketahui perhitungan harga pokok produksi dengan metode fullcosting untuk baju SD yaitu sebesar Rp. 162.064.201 yang terdiri dari total biaya bahan langsung sebesar Rp. 46.545.000, biaya tenaga kerja langsung Rp. 46.545.000, biaya bahan penolong Rp. 3.396.000, biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 4.200.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 61.378.201.
52
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPRODUKSI SENDIRI ATAU MEMBELI PRODUK GARMENT DARI PIHAK KETIGA PADA CV. MADIN PRATAMA
Tabel 10 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Fullcosting Untuk Jenis Produk Baju SMP Pada CV. Madin Pratama Tahun 2015 Total Biaya (Rp)
Jumlah Produk (Pcs)
Biaya Per Pcs (Rp)
Bahan Langsung
66.600.000
2.775
24.000
Tenaga Kerja Langsung
54.112.500
2.775
19.500
Elemen Biaya
Overhead Pabrik Variabel
- Biaya Bahan Penolong
4.455.600
2.775
1.606
- Tenaga Kerja tidak langsung
4.200.000
2.775
1.514
60.993.557
2.775
21.980
190.361.657
68.599
Overhead Pabrik Tetap Rp. 10.989,83/jam x 5.550 Harga Pokok Produksi
Dari tabel 11 dapat diketahui perhitungan harga pokok produksi dengan metode fullcosting untuk baju SMP yaitu sebesar Rp. 263.811.975 yang terdiri dari total biaya bahan langsung sebesar Rp. 127.450.000, biaya tenaga kerja langsung Rp. 59.901.500, biaya bahan penolong Rp. 4.695.000, biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 4.200.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 67.565.475. Harga pokok produksi keseluruhan pada CV. Madin Pratama pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 12 berikut. Tabel 12 Harga Pokok Produksi
Sumber : CV. Madin Pratama
CV. Madin Pratama Tahun 2015 Biaya Bahan Langsung
Dari tabel 10 dapat diketahui perhitungan harga pokok produksi dengan metode fullcosting untuk baju SMP yaitu sebesar Rp. 190.361.657 yang terdiri dari total biaya bahan langsung sebesar Rp. 66.6000.000, biaya tenaga kerja langsung Rp. 54.112.500, biaya bahan penolong Rp. 4.455.600, biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 4.200.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 60.993.557. Tabel 11 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Fullcosting Untuk Jenis Produk Baju SMA Pada CV. Madin Pratama
Persediaan awal Kain
Tenaga Kerja Langsung
Total Biaya (Rp)
Jumlah Produk (Pcs)
Biaya Per Pcs (Rp)
127.450.000
2.549
50.000
59.901.500
2.549
23.500
- Biaya Bahan Penolong
4.695.000
2.549
1.842
- Tenaga Kerja tidak langsung
4.200.000
2.549
1.648
Bahan Langsung Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Variabel
Harga Pokok Produksi
+
160.555.900
+
88.012.434
+
16.255.556
Overhead Pabrik Variabel - Biaya Bahan Penolong - Listrik
12.546.000 31.181.000
- Bahan Bakar
25.889.645
- Air - Telepon dan Internet Overhead Pabrik Tetap - Tenaga kerja tidak langsung - Penyusutan Bangunan - Penyusutan Kendaraan - Penyusutan Mesin Pabrik
3.181.000 15.214.789
4.200.000 555.556 7.500.000 8.200.000
Total Biaya Produksi
505.418.890
Sumber : CV. Madin Pratama
Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui biaya produksi seragam sekolah yang dimiliki CV. Madin Pratama selama tahun 2015 Rp. 505.418.890. dimana dari jumlah tersebut CV. Madin Pratama dapat mengetahui biaya produksi yang dikeluarkan selama tahun 2015. 4.3
Overhead Pabrik Tetap Rp. 10.989,83/jam x 6.148
160.555.900
Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2015 Elemen Biaya
240.595.000
240.595.000
Tenaga Kerja
67.565.475
2.549
26.507
263.811.975
103.496
Sumber : CV. Madin Pratama
Pengambilan Keputusan CV. Madin Pratama Pengambilan keputusan pada CV. Madin Pratama didasarkan pada hasil perhitungan metode Full Costing.Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
53
Tabel 13 Harga Jual Seragam Sekolah Bahan Oxford CV. Madin Pratama Tahun 2015
Tabel 14 Alternatif Kedua: Membeli Barang Jadi Dari Pihak Ketiga Daftar Harga yang Diberikan oleh Perusahaan lain untuk setiap unit Seragam Sekolah CV. Madin Pratama Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 13 dapat dijelaskan jumlah laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan perhitungan sebagai berikut. Pendapatan Rp 760.884.500 Biaya produksi Rp 505.418.890Laba Kotor Rp 255.465.610 Biaya Pemasaran Rp 2.500.000 Laba bersih Rp 252.965.610 Berdasarkan perhitungan laba bersih dapat diketahui jumlah laba bersih dari harga jual seragam sekolah bahan oxford yang di miliki CV. Madin Pratama selama tahun 2015 Rp 252.965.610. Dimana dari jumlah tersebut CV. Madin Pratama dapat mengetahui laba bersih memproduksi sendiri yang dikeluarkan selama tahun 2015. Pengambilan keputusan pada CV. Madin Pratama selain dengan metode full costing juga dengan membeli barang jadi dari pihak ketiga.Sehingga pihak perusahaan tidak memilikirkan biaya produksi karena membeli barang jadi. Hasil perhitungan dengan membeli barang jadi dapat dilihat pada Tabel 14
54
Berdasarkan Tabel 14 dapat dijelaskan jumlah laba bersih yang diperoleh perusahaan apabila membeli produk jadi pada pihak ketiga dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui laba bersih darialternatif kedua, dengan membeli barang jadi dari pihak ketigayang di miliki CV. Madin Pratama selama tahun 2015adalah sebesar Rp 33.313.000. Dari kedua alternatif tersebut yaitu perhitungan dengan metode full costing dan membeli pada pihak ketiga perusahaan dapat mengetahui jumlah perbedaan laba bersih yang diproleh, sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan bahwa memilih melakukan kegiatan produksi sendiri, karena jumlah laba yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan membeli kepada pihak ketiga.
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPRODUKSI SENDIRI ATAU MEMBELI PRODUK GARMENT DARI PIHAK KETIGA PADA CV. MADIN PRATAMA
4.4 Penghematan dan Keuntungan CV. Madin Pratama Dalam analisis perhitungan laba diferensial yang akan diterima oleh CV. Madin Pratama dalam pengambilan keputusan memproduksi sendiri atau membeli barang jadi yaitu dilakukan dengan melakukan analisis perhitungan laba diferensial. Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui total laba bersih diperoleh CV. Madin Pratama dengan memproduksi sendiri sebesar Rp 252.965.610 sedangkan membeli barang jadi pada pihak ketiga memperoleh laba bersih Rp 33.313.000 serta selisih dari alternatif 1 dan 2 yang di miliki CV. Madin Pratama sebesar Rp 219.652.610. CV. Madin Pratama memilih keputusan memproduksi sendiri dilihat atas berdasarkan peghematan dan keuntungan yang diperoleh dari tahun 2015. 4.5 Pembahasan Perbedaan yang terjadi dalam pengambilan keputusan apakah perusahaan memproduksi sendiri atau membeli pada pihak ketiga ditentukan dengan metode fullcosting. Penentuan hargapokok dengan metode full costing, adalah metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel, kepada produkproduk . Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costingterdiri dari unsur biaya bahan baku, biaya tenaga ke:rja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Pentingnya Keputusan Membuat atau Membelidalam berbagai perusahaan manufaktur dan jasa keputusan membuat atau membeli memainkan peranan dalam pembuatan keputusan manajemen. Keputusan manajemen untuk membuat atau membeli akan mempunyai akibat langsung terhadap aliran
kas dan oleh karena itu juga mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Keputusan membuat atau membeli dapat berhubungan dengan bahan atau komponen produk, suplies, dan jasa. Manfaat analisis biaya diferensial dalam pengambilan keputusan yaitu, menerima atau menolak pesanan pelanggan, mengurangi harga dari suatu pesanan khusus, mengurangi harga di pasar yang kompetitif, mengevaluasi alternatif buat atau beli, memperluas, menutup, atau menghilangkan suatu fasilitas, meningkatkan, memotong, atau menghentikan produksi dari produk tertentu, menentukan apakah akan menjual atau memproduksi produk, memilih di antara alternatef proses produksi produk, menentukan harga maksimum yang akan dibayarkan untuk bahan baku. V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada CV. Madin Pratama, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Jika perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri pesanan tersebut, maka laba yang akan diperolehperusahaan adalah sebesar Rp 252.965.610, dan jika dibandingkan dengan membeli kepada pihak ketiga maka laba yangakan diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp 33.313.000, selisih dari memproduksi sendiri pesanan dan membeli kepada pihak ketiga maka laba yang diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp219.652.610 CV. Madin Pratama akan mengambil keputusan untuk memproduksi sendiri pesanan tersebut. 2. Penghematan yang diperoleh CV. Madin Pratama dari keputusan untuk memproduksi pesanan atau membeli kepada pihak ketiga adalah sebesar Rp219.652.610 , dan keun-
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
55
tungan yang diperoleh CV. Madin Pratama dari keputusan untuk memproduksi pesanan atau membeli kepada pihak ketiga adalah sebesar Rp 33.313.000. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sertakesimpulan-kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis akan mencobauntuk memberikan saran, yaitu : 1. Kepada pihak manajemen CV. Madin Pratama agar memilih alternatif yang pertama yaitu memproduksi sendiri, walaupun dapat membeli bahan baku dengan harga yang mengalami peningkatan, dengan pendapatan yang sama dari setiap alternatif tetapi biaya yang dikeluarkan lebih kecil daripada membeli bahan setengah jadi ataupun membeli produk jadi sehingga CV. Madin Pratama dapat menghasilkan laba yang optimal. 2. Metode full costing sebaiknya digunakan sebagai alternatif untuk menghitung harga pokok produksi, karena metode tersebut memberikan informasi biaya produksi yang lebih lengkap dan akurat terutama dalam hal pembebanan biaya overhead ke masing-masing produk. Sehingga berdasarkan informasi harga pokok produksi tersebut, CV. Madin Pratama dapat menetapkan harga jual yang tepat. 3. Jika CV. Madin Pratama ingin menerapkan metode full costing dalam penghitungan harga pokok produksinya maka perusahaan perlu melakukan pencatatan aktivitas produksi dan biaya secara rinci dan terstruktur.
56
DAFTAR PUSTAKA Bustami, Bastian dan Nurlela.2013.Akutansi Biaya.Edisi 4. Mitra Wacana Media : Jakarta. Edward J.Blocher, David E.Stout, dan Gary Cokins. 2012. Manajemen Biaya. Buku 2, Edisi 5 . Salemba Empat : Jakarta. Hansen R.Don, M.Mowen Maryanne. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku 2, Edisi 8. Salemba Empat : Jakarta. Indriantoro, Nur., Supomo, Bambang. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis,Untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta. Mulyadi, M.Sc. 2014. Akuntansi Biaya. Buku 12 , Edisi 5 . UPP STIM YKPN : Yogyakarta. Riza Kautsar Salman, S.E., Ak., M.S.A., B.K.P., S.A.S. 2013.Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing. Edisi 1.Kademia : Jakarta. Samryn L.M, S.E.,Ak.,M.M. 2014. Pengantar Akuntansi. Buku 1. Edisi IFRS. Rajagrafindo Persada : Depok. Setiawan Temy, S.E., Ak., M.Ak. & Ahalik , S.E., M.Si., CMA, CPMA, CPSAK, CPA, DipIFR, CA. 2014. Akuntansi Biaya dan Manajemen. Bhuana Ilmu Populer : Jakarta. Supriyono,S.U.,Akt. 2014. Akuntansi Biaya. Buku 2 , Edisi 12 . BPFE : Yogyakarta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-18.Alfabeta : Bandung. William K. Carter. 2010. Akuntansi Biaya. Buku 2,Edisi 14. Salemba Empat : Jakarta.
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPRODUKSI SENDIRI ATAU MEMBELI PRODUK GARMENT DARI PIHAK KETIGA PADA CV. MADIN PRATAMA