PENGARUH BEKERJA DI LUAR NEGERI TERHADAP TINGKAT EKONOMI DAN PERCERAIAN (Studi Kasus di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Eli Karlina NIM: 1112015000036 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA 2016
ABSTRAK Eli Karlina (NIM:1112015000036). Pengaruh Bekerja Di Luar Negeri Terhadap Tingkat Ekonomi Dan Perceraian (Studi Kasus Di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu). Skripsi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Latar belakang kehidupan ekonomi yang kurang menguntungkan, bekerja sebagai petani atau buruh tani yang berpenghasilan pas-pasan, pendapatan yang kecil tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari karena kebanyakan pekerjaannya sebagai petani atau berdagang kecil-kecilan. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan praktek demi peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya dengan memanfaatkan kesempatan kerja internasional yang tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk memperoleh gambaran tingkat ekonomi keluarga setelah bekerja ke luar negeri serta pengaruh bekerja di luar negeri terhadap tingkat perceraian pada masyarakat di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan, teknik analisis data meliputi : reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebelum bekerja ke luar negeri kehidupan ekonomi keluarga tergolong rendah rata-rata di bawah Rp. 1.500.000 tetapi Setelah bekerja di luar negeri menjadi TKI kehidupan ekonomi mereka mengalami peningkatan yang tinggi rata-rata lebih dari Rp.3.500.000. pengaruh bekerja di luar negeri terhadap perceraian yang dialami oleh keluarga yang bekerja di luar negeri di Desa Cikedung tergolong rendah karna jumlahnya kurang dari 20.
Kata kunci: bekerja di luar negeri, tingkat ekonomi dan perceraian
i
ABSTRACT Eli Karlina (NIM:1112015000036). The Influence of Working Abroad towards the Level of Economic and Divorce (Case Study in the Cikedung Village of the Cikedung District Indramayu Regency). Skripsi, Departemen of Social Sciences Education (IPS), Tarbiyah and Teaching Science Faculty, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2016. Background of unfavorable economic life, working as farmers or farm workers who earn mediocre, small income is not sufficient daily needs since most work as farmers or petty trading. Indonesian Workers (TKI) is a government program that aims to improve the quality of human resources through training and practice in order to improve the welfare of migrant workers and their families to take advantage of employment opportunities available internationally. The aim of this research are: to obtain an overview of family economic level after work abroad and the influence of working abroad towards divorce rate in the community at Cikedung village of the Cikedung District Indramayu Regency. The kind of this research are using a qualitative approach with case study method. The techniques used to collect the data are: observation, interviews and documentation. Meanwhile, the data analysis technique includes: data reduction, data display and conclusion. The results of the research show that before work overseas economic life of families classified as low average below Rp. 1,500,000 but after working abroad as migrant workers of their economic life has increased the average height of more than Rp.3.500.000. the effect of working abroad to divorce experienced by relatives working abroad in the village Cikedung relatively low because the amount is less than 20.
Keywords: work abroad, the level of economic and divorce
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Bekerja di Luar Negeri Terhadap Tingkat Ekonomi dan Perceraian (Studi Kasus di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu)”. Shalawat bertangkaian salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat. Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak selalu berjalan mulus, sangat diperlukan niat, do’a yang terus menerus serta usaha keras. Sehubungan dengan selesainya penulisan skripsi dan seiring ucapan Alhamdulillah penulis haturkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Dosen Pembimbing I, Muhammad Arif, M.Pd yang selalu memberikan saran dan ilmu tambahan selama menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Bapak atas bimbingan dari mulai pengerjaan proposal, hingga skripsi ini selesai. 5. Dosen Pembimbing II, Sodikin, M.Si yang selalu memberikan semangat serta dukungan dalam penulisan skripsi. Bapak membuat mahasiswa menjadi semangat dalam penyelesaian skripsi dengan memberikan
iii
nasihat-nasihat dan selalu meluangkan waktunya dikala sibuk untuk mahasiswa bimbingan Bapak. 6. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA sebagai dosen Pembimbing Akademik yang banyak membantu serta membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas ini. 7. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat baik dibidang akademis, sosial, dan keagamaan. 8. Kepada seluruh staf pusat perpustakaan dan perpustakaan fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta penulis mengucapkan banyak terima kasih. 9. Didi Sudjatmadi, selaku kepala Desa Cikedung yang telah mengijinkan untuk melakukan penelitian beserta para staf yang bertugas. 10. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Bapak Durajak dan Ibu Karni yang senantiasa memberikan dukungan baik material maupun spiritual serta kasih sayang yang tiada batas dan do’a sepanjang waktu yang sangat berarti. 11. Dini Putri Sari, adik kandung satu-satunya yang telah banyak membantu secara material maupun non material atas selesainnya proposal, hingga rampungnya skripsi dan tempat bertukar pikiran. 12. Segenap keluarga besar Desa Cikedung, yang turut memberikan do’a dan dukungan. 13. Bapak Jaja, Margana, Cariman, Mudi Ibu Asni, Nina, Fatonah, Kibtiah, Bapak Carsidi dan Ibu Rasimen serta tak lupa seluruh warga sekitar Desa Cikedung yang telah membantu dengan tulus dalam memberikan informasi tentang Desa Cikedung atas segala bantuan dan kebaikan semoga Allah membalasnya. 14. Sahabat teristimewa Sri Setiyowati, Eni Haryati, Maulyda Wulandari, Khoerunnisa, Winda Al fiani, Doni Amalia, Hanni Khairunnisa, dan Nurhayati. Terima kasih untuk waktu bersama, beban bersama yang telah dilewati selama di bangku perkuliahan. Terima kasih juga untuk tidak
iv
pernah bosan dalam memberikan saran nya selama proposal hingga skripsi rampung. 15. Teman-teman seluruh keluarga besar pendidikan IPS angkatan 2012, khususnya teman-teman Geografi 2012. 16. Teman-teman BMC: Reza, Pupu, Wulan, Syifa, Yayah, Eni, Mala yang telah tinggal bersama selama beberapa tahun terakhir, terima kasih sudah mau berbagi suka, duka, canda, tawa dan bahagia. Dan terima kasih karena telah mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi secepatnya. 17. Segenap pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, hanya Do’a dan ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah membnatu menyelesaikan skripsi ini, Amin. Kesempurnaan hanya milik Allah, dan ibarat “tiada gading yang tak retak” demikian pula dengan penyusunan skripsi ini, tentu saja masih bertaburan sejumlah kekuarngan dan kekeliruan, maka sudah sepantasnya skripsi ini butuh masukan, berupa kritik dan saran membangun. Dengan demikian, diharapkan skripsi ini dapat mendekati kesempurnaan itu sendiri. Akhir kata, dalam bentuk sekecil apapun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, Oktober 2016 Penulis
Eli Karlina NIM. 1112015000036
v
DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK ..............................................................................................................i ABSTRACT .............................................................................................................ii KATA PENGANTAR .............................................................................................iii DAFTAR ISI ............................................................................................................vi DAFTAR TABEL ...................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..............................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................5 C. Pembatasan Masalah .....................................................................................5 D. Rumusan Masalah ..........................................................................................5 E. Tujuan Penelitian ...........................................................................................6 F. Manfaat Penelitian .........................................................................................6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Di Luar Negeri .............................................7 1. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia ........................................................7 2. Faktor Pendorong Menjadi TKI ..............................................................8 3. Negara Tujuan Bagi Para TKI ................................................................9 4. Kehidupan TKI Di Luar Negeri .............................................................11 5. Pengaruh Menjadi TKI Terhadap Tingkat Ekonomi...............................12 6. Pengaruh Menjadi TKI Terhadap Perubahan Gaya Hidup (Life Style) ..13 7. Pengaruh Menjadi TKI Terhadap Tingkat Perceraian ...........................14 B. Tingkat Ekonomi ...........................................................................................15 1. Definisi Ekonomi ...................................................................................15
vi
2. Stratifikasi Sosial Dengan Ukuran Ekonomi/ Tingkat Ekonomi ...........16 C. Perceraian ......................................................................................................19 1. Definisi Perceraian .................................................................................19 2. Faktor-Faktor Penyebab Perceraian .......................................................20 3. Dampak Perceraian ................................................................................23 D. Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................................................24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................................28 B. Metode Penelitian ..........................................................................................30 C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................30 D. Pemeriksaan Atau Pengecekan Keabsahan Data ..........................................32 E. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data .........................................................32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ..............................................................................................34 B. Hasil Penelitian ............................................................................................43 C. Pembahasan ...................................................................................................56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................................66 B. Implikasi ........................................................................................................66 C. Saran ..............................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................68 LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
3.1 Jadwal Penelitian ...........................................................................................29 4.1 Jumlah Warga Yang Bekerja di Luar Negeri di Kecamatan Cikedung Tahun 2014-2015 .........................................................................................35 4.2 Jumlah Usaha Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor Di Desa Cikedung Tahun 2015 ...................................................................................37 4.3 Penduduk Desa Cikedung Menuurt Kelompok Umur ..................................38 4.4 Menurut Mobilitas/Mutasi .............................................................................39 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Usia Sekolah .....................................................39 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan ..................................................40 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Agama ...............................................................41 4.8 Data Informan ...............................................................................................42 4.9 Penggolongan Tingkat Ekonomi Sebelum Bekerja Ke Luar Negeri ............47 4.10 Penggolongan Tingkat Ekonomi Setelah Bekerja Ke Luar Negeri ............50 4.11 Jumlah TKI Dan Perceraian Tahun 2014-2015 ..........................................54 4.12 Penggolongan Tingkat Ekonomi Setelah Bekerja Ke Luar Negeri ............59
viii
DAFTAR GAMBAR
3.1 Peta Lokasi Penelitian ...................................................................................28 4.1 Peta Kecamatan Cikedung ............................................................................36 4.2 Grafik Tingkat Ekonomi Keluarga TKI ........................................................60
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ..............................................................................71 Lampiran 2 Rekap Hasil Wawancara ........................................................................76 Lampiran 3 Dokumentasi ..........................................................................................94 Lampiran 4 Lampiran Lain
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 secara tegas menyebutkan bahwa negara Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
rangka
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat,
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 menyatakan bahwa pembangunan dibidang ekonomi ditujukan untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan dengan tujuan akhir adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 1 Seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam firmannya:
Artinya : Dan Katakanlah:”Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. 2 Ayat diatas menjelaskan bahwa masyarakat merupakan faktor yang potensial untuk pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar akan menentukan percepatan pertumbuhan laju ekonomi, baik melalui pengukuran produktivitas maupun melalui pengukuran pendapatan perkapita. Selain itu kesempatan kerja yang tersedia dan kwalitas 1
Rini Sulistiawati, Pengaruh Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Propinsi di Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi. 2 Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 105 Tentang Perintah Bekerja.
1
2
tenaga kerja yang digunakan akan menentukan proses perkembangan ekonomi. Dengan demikian tenaga kerja merupakan sumber daya untuk menjalankan proses produksi dan juga distribusi barang dan jasa. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan praktek demi peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya dengan memanfaatkan kesempatan kerja internasional yang tersedia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri: “Tenaga Kerja Indonesia yang kemudian disebut TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang mempunyai syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja dalam jangka waktu tertentu dengan menerima upah”. 3 Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dengan membuka kesempatan kerja di luar negeri sebagai TKI ini diharapkan dapat mengurangi pengangguran yang cukup tinggi dan juga sebagai solusi alternatif masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Perbedaan upah kerja yang cukup tinggi dan syarat yang cukup mudah dengan tidak perlu berpendidikan tinggi
menyebabkan
masyarakat
pedesaan
khususnya
perempuan
berbondong-bondong pergi bekerja keluar negeri sebagai TKI. Cerita kesuksesan para TKI yang telah berhasil meningkatkan taraf hidupnya dan keluarga didaerah asal, sehingga membuat masyarakat dan calon tenaga kerja Indonesia tertarik untuk mencoba mengikuti jejak mereka. Itu hanya beberapa alasan yang lumrah dan biasa yang digunakan oleh caloncalon TKI untuk bisa bekerja ke luar negeri, agar memperoleh penghasilan yang lebih besar jika dibandingkan bekerja di dalam negeri. Bekerja di luar negeri diharapkan dapat memperbaiki taraf hidup pribadi dan keluarga. Indramayu terletak di wilayah Jawa Barat. Salah satu desa yang mengalami kondisi tersebut adalah desa Cikedung. Informasi kesempatan bekerja di luar negeri dengan upah yang tinggi dan syarat yang mudah apalagi 3
Undang-undang Republik Indonesia nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
3
biaya yang murah bagi TKI perempuan dibandingkan dengan TKI laki-laki. serta melihat bukti nyata kesuksesan hasil kerja orang lain sebagai TKI membuat masyarakat Cikedung baik laki-laki maupun perempuan yang sebagian besar buruh tani dan tidak mempunyai penghasilan tetap memilih untuk bekerja di luar negeri dibandingkan bekerja di dalam negeri untuk bekerja sebagai TKI, dengan harapan mampu mengubah kehidupan dari segi ekonomi dan sosial. Latar belakang kehidupan ekonomi yang kurang menguntungkan, bekerja sebagai petani atau buruh tani yang berpenghasilan pas-pasan, pendapatan yang kecil tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari karena kebanyakan pekerjaannya sebagai petani atau berdagang kecil-kecilan. Ini merupakan
masalah yang harus di pecahkan, kebutuhan ekonomi yang
semakin meningkat membuat mereka mengambil keputusan untuk menjadi buruh migran yang di harapkan akan memulihkan keadaan ekonomi keluarga. Selain dampak positif seperti terpenuhinya kebutuhan ekonomi rumah tangga, adanya TKI juga memberikan dampak negatif terhadap rumah tangga tersebut antara lain: kurangnya kasih sayang ibu terhadap anak, dan dampak ekstrim lainnya adalah perceraian. Keluarga tidak utuh memiliki pengaruh negatif bagi perkembangan anak. Dalam masa perkembangan seorang anak membutuhkan suasana keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang. Perubahan sosial yang dialami TKI adalah perubahan gaya hidup (life style). Sebelum mereka bekerja ke luar negeri kehidupannya sederhana selayaknya orang desa, namun setelah kembali dari luar negeri mereka cenderung mengalami perubahan tersebut. Salah satu faktornya penyebabnya adalah pengaruh lingkungan, perubahan gaya hidup TKI meliputi berubahnya cara berpenampilan, perubahan selera, timbulnya sifat konsumerisme terhadap gadget atau fashion. Banyaknya kaum wanita yang menjadi TKI telah menimbulkan perubahan yang sangat luas dan mendasar khususnya bagi wanita yang telah berkeluarga. Keluarga yang dahulu utuh, telah berubah menjadi keluarga yang tidak utuh lagi, banyak keluarga yang tidak lagi memiliki sosok istri
4
bagi suami dan peran ibu bagi anak-anaknya. Terpisahnya keluarga antara suami dan istri, karena salah satu anggota keluarga tersebut menjadi TKI menimbulkan masalah dalam anggota keluarga, selain terpisah dalam waktu yang lama kondisi tersebut diperparah lagi dengan sebagian besar suami TKI ini cenderung menjadi malas bekerja setelah istrinya menjadi TKI. Berdasarkan data yang ada, disebutkan bahwa 92% penyebab perceraian di Indramayu adalah karena faktor ekonomi. 4 Negara tujuan untuk mencari pekerjaan yang paling banyak bagi para TKI ini adalah Taiwan, Hongkong, Singapure, Korea, Jepang. Tenaga kerja wanita mereka berangkat pada umumnya bekerja di sektor pelayanan dan jasa, terutama sebagai pembantu rumah tangga karena dirasa mereka tidak perlu mempunyai keahlian khusus karena dirumah mereka juga sudah biasa mengurus rumah dan mengerjakan tugas rumah tangga dengan alasan ini mereka yakin bisa berangkat untuk dapat bekerja di luar negeri. Hal ini terjadi karena pendidikan mereka rata-rata hanya lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan hanya lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP), dari latar belakang pendidikan tersebut mereka tidak mempunyai keahlian atau keterampilan yang memungkinkan untuk bekerja dalam bidang lain. Sedangkan laki-laki banyak memilih negara tujuan Jepang, Taiwan dan Korea karena negara-negara tersebut membutuhkan banyak tenaga kerja untuk menunjang kebutuhan disektor industrinya yang sudah maju. Peneliti mengambil Desa Cikedung menjadi tempat penelitian karena belum ada penelitian yang fokus pada masalah tingkat ekonomi dan perceraian di Desa Cikedung dan juga masyarakat Desa Cikedung banyak yang bekerja di luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Maka berdasarkan uraian di atas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bekerja di Luar Negeri Terhadap Tingkat Ekonomi dan Perceraian (Studi Kasus di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu)”. 4
Abdul Jamil. Isu dan Realitas di Balik Tingginya Angka Cerai-Gugat di Indramayu. Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 14 No.2. 2015.
5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Tidak sedikit masyarakat Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu yang kesulitan memenuhi kebutuhan ekonominya, karena ingin mengejar gaya hidup (life style) yang tinggi. 2. Tidak sedikit masyarakat Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu memutuskan bekerja di luar negeri, hal ini mengakibatkan kurangnya pendidikan dalam keluarga. 3. Pada umumnya masyarakat yang bekerja di luar negeri, mengalami perubahan gaya hidup (life style) cenderung ke arah hedonisme. 4. Banyak ditemukan fenomena perceraian pada masyarakat Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu akibat ditinggal bekerja di luar negeri dalam waktu yang lama. 5. Rendahnya kesadaran pendidikan yang dimiliki masyarakat Desa Cikedung
Kecamatan
Cikedung
Kabupaten
Indramayu
sehingga
menyebabkan kurangnya peluang lapangan kerja. 6. Belum ada penelitian yang fokus pada masalah status ekonomi dan perceraian
di
Desa
Cikedung Kecamatan
Cikedung Kabupaten
Indramayu. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, karena keterbatasan waktu, tenaga, biaya pada peneliti, maka penelitian ini akan di fokuskan pada masalah 1. Tidak
sedikit
masyarakat
yang
kesulitan
memenuhi
kebutuhan
ekonominya, karena ingin mengejar gaya hidup (life style) yang tinggi. 2. Banyak ditemukan fenomena perceraian pada masyarakat Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu, akibat di tinggal bekerja ke luar negeri dalam waktu lama. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
6
1. Bagaimanakah pengaruh bekerja di luar negeri terhadap tingkat ekonomi pada masyarakat Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu? 2. Bagaimanakah pengaruh bekerja di luar negeri terhadap perceraian pada masyarakat Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu? E. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan yang akan di capai dari setiap pembahasan yang di susun, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran tingkat ekonomi keluarga setelah bekerja ke luar negeri pada masyarakat Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. 2. Untuk memperoleh gambaran pengaruh bekerja di luar negeri terhadap perceraian pada masyarakat di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Teoritis: Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah khazanah keilmuan bidang ekonomi sehingga dapat di gunakan sebagai bahan untuk menyumbangkan pemikiran lebih lanjut . B. Praktis: 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam menangani Tenaga Kerja Indonesia (TKI). 2. Sebagai masukan bagi kebijakan pemerintah dalam mengurangi dampak negatif dari pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI). 3. Sebagai bahan pertimbangan masyarakat dalam memutuskan bekerja ke luar negeri menjadi TKI. 4. Sebagai bentuk kewaspadaan masyarakat yang akan bekerja ke luar negeri
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri 1. Pengertian TKI Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada beberapa istilah mengenai Tenaga Kerja Indonesia. Menurut Pasal (1) Undang-undang No. 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. a. Tenaga Kerja Indonesia yang kemudian di sebut dengan TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. b. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut calon TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja diluar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. c. Penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja diluar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai kenegara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan. d. Perlindungan TKI adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKI dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja. 1 Dari definisi di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah setiap 1
Pasal 1 Undang-undang No. 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja di luar negeri.
7
8
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI dengan menerima upah. 2. Faktor Pendorong Menjadi TKI Keputusan menjadi TKI di dasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah tersebut. Tujuan utama menjadi TKI adalah meningkatkan taraf hidup dan keluarganya baik dari segi ekonomi maupun sosial, sehingga umumnya mereka mencari pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan dan status sosial yang lebih baik di negara tujuan. Berdasarkan
pengelompokannya,
maka
faktor
yang
mendorong individu menjadi TKI di bedakan dalam dua kategori, yaitu faktor internal dan eksternal: a. Faktor Internal yang menjadi pendorong menjadi TKI adalah kondisi daerah asal TKI yang kurang menguntungkan, baik karena kurangnya lapangan pekerjaan dan juga minimnya upah atau pendapatan yang diperoleh mereka di daerah asal. Sehingga banyak warganya memilih bekerja ke luar negeri untuk mendapatkan upah yang lebih tinggi. b. Faktor Eksternal di sebabkan adanya tarikan atau ajakan dari saudara, teman, dan kerabat TKI yang terlebih dahulu bekerja di luar negeri, dan juga karena kondisi bekerja di luar negeri memang lebih menguntungkan bila di bandingkan dengan kondisi bekerja di daerah asal mereka, yaitu gaji yang tinggi dan peluang kerja yang luas. Hal ini pula yang menyebabkan warga yang belum atau sudah menikah meninggalkan daerah mereka untuk bekerja ke luar negeri. 2 Tidak hanya laki-laki yang dapat bekerja menjadi buruh migran, perempuan juga dapat menjadi pahlawan devisa bahkan sebagai penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Pahlawan devisa adalah sebutan bagi para TKI yang bekerja ke luar negeri, bagi para 2
Khusnatul Zulfa Wafirotin. Dampak Migrasi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga TKI Di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Jurnal Ekuilibrium, Vol 11, Nomor 2, Maret 2013.
9
suami yang bekerja sebagai petani di rumah tak jarang mereka malah mengijinkan istrinya untuk bekerja ke luar negeri sebagai TKI dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Selain para perempuan yang sudah berumah tangga, banyak juga para remaja yang nekat untuk bekerja ke luar negeri karena himpitan ekonomi dan tergoda oleh tetangga mereka yang pernah menjadi TKI dan pulang ke tanah air dapat hidup lebih baik. Para remaja tersebut biasanya akan ikut orang-orang yang sudah pengalaman menjadi TKI. Remaja yang berangkat ke luar negeri sebagai TKI biasanya karna ingin mengikuti perubahan jaman yang semakin modern teknologi yang canggih mengharuskan mereka mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, karna hal demikian banyak remaja yang bekerja ke luar negeri karna ingin memenuhi kebutuhannya sendiri. Bagi sebagian orang yang bekerja ke luar negeri dan belum menikah masa depan yang diharapakan tentunya harus lebih baik dari sekarang karna itu mereka memilih bekerja di luar negeri untuk tabungan masa depan agar lebih baik dari sekarang. 3. Negara-negara Tujuan Bagi Para TKI Salah satu alasan TKI bekerja di luar negeri adalah untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi di bandingkan penghasilan di dalam negeri. Besar kecilnya pendapatan yang dikirim tergantung dengan penghasilan yang di peroleh TKI di negara tujuan. Pendapatan yang mereka peroleh tentunya berbedabeda, tergantung di negara mana TKI bekerja, karena masingmasing negara memiliki standar gaji untuk tenaga kerja Indonesia. Mengenai negara tujuan penempatan TKI ada 15 negara tertinggi dari jumlah 25 negara tujuan: 1) 2) 3) 4)
Malaysia Taiwan Arab Saudi Hong Kong
10
5) Singapore 6) Oman 7) Uni Emirat Arab 8) Brunai Darussalam 9) Korea Selatan 10) United States 11) Qatar 12) Bahrain 13) Jepang 14) Kuwait 15) Turki. 3 Dari beberapa negara tujuan para TKI di atas ada negara yang menjadi tujuan utama untuk berangkat bekerja, negara Taiwan merupakan pilihan utama sebagai tempat bekerja di banding negara tujuan lain. Standar gaji yang di peroleh memang negara Taiwan lebih tinggi di banding Negara Hongkong dan Singapore. 4 Menjadi TKI bukanlah satu-satunya jalan yang dapat di tempuh akan tetapi sedikitnya lapangan kerja yang ada membuat mereka memilih pekerjaan ini. Ketika para suami dihadapkan dengan himpitan kebutuhan rumah tangga dan tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga maka mereka memilih menjadi seorang TKI untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berperan sebagai kuli kasar atau kuli bangunan dengan gaji yang lebih banyak di bandingkan menjadi seorang petani atau buruh tani yang pendapatannya pas-pasan maka mereka rela harus berpisah jauh dari anak dan istrinya dalam kurun waktu yang lama, begitupun sebaliknya bagi perempuan yang sudah menikah mereka harus rela meninggalkan anak dan suaminya untuk berangkat bekerja di luar negeri dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
3
www.bnp2tki.go.id/read/9704/11-bulan-BNP2TKI-mencatat-penempatan-TKI-390.473orang. 19 Desember 2014. Di akses pada hari Sabtu 27 Agustus 2016 Pukul 20.21. 4 Singgih Susilo, Tingkat Pendapatan Dan Sebaran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Berdasarkan Negara Tujuan, Studi Di Desa Aryojeding Kabupaten Tulungagung. Jurnal Pendidikan Geografi , Th.20, No. 1, Jan 2015.
11
4. Kehidupan TKI di Luar Negeri Tenaga kerja Indonesia atau yang lebih di kenal dengan sebutan TKI bukanlah hal baru di kalangan masyarakat Indonesia. banyak hal yang membuat mereka mengambil pekerjaan ini jadi salah satu penopang hidup bagi keluarga. Salah satunya adalah tingginya
gaji
yang
diterima
oleh
seorang
tenaga
kerja
dibandingkan penghasilan di dalam negeri. “Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri memiliki sifat konsumerisme yang tinggi, mereka mengikuti gaya hidup meropolitan di negara-negara tersebut. Mereka sangat suka berganti HP dan warna rambutnya, mereka tidak mau kalah dari temannya. Mereka juga suka nongkrong di cafe-cafe sehingga gaya hidupnya cenderung boros”. 5 Bekerja di daerah orang lain memang tak lepas dari kebudayaannya, apalagi beda negara itu yang membuat para TKI mau tidak mau akan terbawa budaya negara tempat dia bekerja. Dengan penghasilan yang diperoleh setiap bulannya dan berada di lingkungan dimana serba baru, adaptasi baru dan kebudayaan yang baru dan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini yang biasanya menjadi alasan kenapa setelah bekerja di luar negeri terjadi perubahan hal sangat terlihat adalah perubahan pada cara berpakai. “Tenaga Kerja Indonesia (TKI) telah membantu pemerintah dalam hal keuangan, di mana TKI merupakan penghasil devisa bagi keuangan Negara. Namun tidak semua orang mengetahui kerja keras mereka telah memberikan sumbangsih kepada negara berupa devisa negara yang dapat di jadikan sumber dana pembangunan”. 6 Peluang bekerja di luar negeri hasil yang diperoleh juga dirasakan oleh negara yaitu devisa yang diperoleh dari para tenaga kerja yang ada di luar negeri merupakan penghasil devisa yang bisa 5
M. Republika.co.id/berita/nasional/umum/14/11/08/nept3c-gaya-hidup-tki-di-empatnegara-ini-lebih-gaul. Di akses pada hari Senin tanggal 15 Agustus 2016 pukul 17.00. 6 Heny Yuningrum. Polemik Tenaga Kerja Indonesia Sebagai Sumber Devisa Negara (Problematika Tenaga Kerja Indonesia Dari Segi Islami). Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Ekonomi Islam Nomor II/Edisi II/ November 2010.
12
menjadi sumber dana bagi pembangunan yang dilakukan didalam negeri. Seharusnya dengan devisa yang mereka berikan kepada negara setara dengan perlindungan yang mereka dapatkan ketika bekerja di luar negeri. 5. Pengaruh Menjadi TKI Terhadap Kehidupan Ekonomi Salah
satu
dampak
bekerja
di
luar
negeri
adalah
berkembangnya aset yang dimiliki oleh keluarga TKI, pendapatan, penampilan, dan kepemilikan. Penduduk yang menjadi TKI mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan pendapatan yang lebih tinggi. Pada umumnya peran mereka adalah menghimpun dana yang di gunakan untuk berbagai keperluan, seperti menyekolahkan anakanaknya sampai tingkat SMA/SMK bahkan sampai ke perguruan tinggi. Walau demikian pendidikan mereka umumnya tidak terlalu tinggi, kebanyakan hanya sampai tingkat SMP/SMA, serta jarang yang ingin kuliah ke perguruan tinggi. Kemudian dana yang terkumpul juga untuk membangun rumah, serta memperbaiki kehidupan keluaga. Keberadaan TKI di Desa juga menyebabkan munculnya sifat konsumtif, artinya mereka membelanjakan uang yang ada untuk barang-barang yang sebenarnya belum mereka butuhkan. Rumah tempat tinggal para TKI tersebut pada umumnya sangat megah. Sudah jarang di jumpai rumah-rumah gubug/reyot di kantong TKI tersebut. 7 Setelah bekerja ke luar negeri hasil yang diperolah biasanya digunakan untuk membangun rumah, membeli sawah dan membuka usaha. Rumah yang megah dan bagus biasanya yang menjadi ciri khas jika dia telah sukses bekerja di luar negeri sehingga mampu membangun rumah yang bagus. Sedangkan 7
Yuniastuti. Kehidupan Sosial Ekonomi TKI Dan TKW Serta Dampak Sosial Psikologis Pendidikan Anak. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 27, Nomor 1, Februari 2014.
13
kepemilikan barang berharga lainnya yang bisa dilihat adalah perabotan rumah dan kepemilikan kendaraan. 6. Pengaruh Menjadi TKI Terhadap Perubahan Gaya Hidup (life style) “Engel mendefinisikan gaya hidup sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen”. 8 Istilah gaya hidup memilki arti sosiologis yang lebih terbatas dengan merujuk pada gaya hidup khas dari berbagai kelompok status tertentu, dalam budaya konsumen kontemporer istilah ini mengkonotasikan individualitas, ekspresi diri, serta kesadaran diri yang semu. Tubuh, busana, bicara, hiburan saat waktu luang, pilihan makanan dan minuman, rumah, kendaraan dan pilihan hiburan, dan seterusnya di pandang sebagai indikator dari individualitas selera serta rasa gaya dari pemilik atau konsumen. Gaya hidup adalah suatu titik tempat pertemuan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak, yang tertuang dalam norma-norma kepantasan. Gaya hidup dapat diidentikkan dengan suatu ekspresi dengan simbol untuk menampakan identitas diri. Gaya hidup TKI di pengaruhi oleh nilai-nilai tertentu dari agama, budaya, dan kehidupan sosial yang dialami tenaga kerja itu sendiri, hal itu mereka lakukan demi menunjukan identitas diri melalui ekspresi tertentu yang mencerminkan perasaan. Sampai akhirnya gaya hidup yang dijalani oleh TKI saat ini telah menghilangkan batasbatas budaya lokal, daerah, maupun nasional karena terbawa arus gelombang gaya hidup global yang dengan mudahnya berpindah-
8
Dian Ayu Puspita Ardy, Pengaruh Gaya Hidup, Fitur, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Blacberry Curve 9300. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 Nomor 1 Januari 2013.
14
pindah tempat melalui perantara media massa dan dengan cepat mempengaruhi TKI. Gaya hidup yang semulanya sederhana berubah menjadi gaya hidup yang cenderung mengikuti tren di kalangan TKI. Perubahan gaya hidup tersebut mencakup sandang, pangan, dan papan. Sandang adalah segala sesuatu yang di pakai mulai dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki, sedangkan papan yaitu segala sesuatu yang di rasa menjadi kebutuhan TKI seperti rumah, peralatan elektronik maupun gadget. Dan yang terakhir adalah pangan yang mencakup selera sampai pada kebiasaan makan. 7. Pengaruh Menjadi TKI Terhadap Perceraian Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta pemerintah untuk dipisahkan. Selama perceraian, pasangan tersebut harus memutuskan bagaimana membagi harta mereka yang diperoleh selama pernikahan seperti rumah, mobil, perabotan atau kontrak, dan bagaimana mereka menerima biaya dan kewajiban merawat anak-anak mereka. Banyak negara yang memiliki hukum dan aturan tentang perceraian, dan pasangan itu dapat menyelesaikannya ke pengadilan. “Tingginya peceraian ini sebab utamanya adalah masalah komunikasi antara TKI dengan pasangannya tidak dilakukan secara konsisten. Perceraian menjadi masalah serius dalam sebuah rumah tangga, ini tidak boleh diremehkan. Dampak dari perceraian bukan hanya melibatkan kedua belah pihak, suami dan istri, tetapi juga anak dan keluarga”. 9 Para perempuan bekerja ke luar negeri dan meninggalkan anak serta suaminya. Posisi dan peran seorang suami yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga tiba-tiba berubah. Penghasilan yang diperoleh perempuan yang bekerja di luar negeri 9
Sulthon Miladiyanto. Pengaruh Profesi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Terhadap Tingginya Perceraian Di Kabupaten Malang. Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol. 1, No.1, Juni 2016.
15
dibanding dengan suaminya sebagai petani terpaut cukup jauh. Lambat laun, peran suami berganti tidak lagi bekerja di bidang pertanian melainkan hanya menikmati hasil keringat istrinya dan mengasuh anak-anaknya. B. Tingkat Ekonomi 1. Definisi Ekonomi Di dalam struktur sosial kemasyarakatan banyak terdapat ukuran-ukuran di dalam pelapisan-pelapisan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut yang lebih dikenal dengan istilah stratifikasi sosial diantaranya adalah pelapisan yang terjadi karena kekayaan seseorang yang lebih dikenal dengan sebutan tingkat ekonomi. Sebelum beranjak lebih jauh untuk memahami hal tersebut perlu untuk menelaah kembali pengertian dari ekonomi itu sendiri sebagai arti dasar pembentukan tingkatan atau pelapisan yang terjadi di dalam struktur sosial kemasyarakatan tersebut. Ekonomi sendiri adalah sebuah cabang ilmu sosial yang berobjek pada individu dan masyarakat, secara etimologis dapat diartikan ekonomi terdiri dari dua suku kata bahasa yunani yaitu oikos dan nomos yang berarti tata laksana rumah tangga. Ekonomi dalam Islam dapat di defnisikan sebagai perilaku individu muslim dalam setiap aktivitas ekonomi syariahnya;harus sesuai dengan tuntunan syariat Islam dalam rangka mewujudkan dan menjaga magashid syariah (agama, jiwa, akal, nasab dan harta). 10 “Ilmu ekonomi mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya-sumber daya yang langka (dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya”. 11
10
Nur Rianto. Dasar-dasar Ekonomi Islam.( Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2011),
h.12. 11
Prathama Rahardja, Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro ekonomi dan Makro Ekonomi) Edisi Ketiga. ( Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), h. 3.
16
Di dalam struktur sosial masyarakat banyak terdapat ukuranukuran di dalam pelapisan-pelapisan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut yang lebih di kenal dengan sebutan tingkat ekonomi. “Keadaan ekonomi adalah suatu kedudukan yang secara rasional dan menetapkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu di sertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh seorang pembawa status”. 12 Dari uraian tentang ekonomi di atas penulis menyimpulkan bahwa ekonomi adalah studi tentang individu dan masyarakat yang mengkaji tentang pemenuhan kebutuhan individu dan masyarakat yang terdiri dari berbagai hierarkis kebutuhan dan keinginan masyarakat, kemampuan akses tersebut di wujudkan melalui pendapatan seseorang dan kekayaannya yang bertujuan untuk pemenuhan berbagai tingkatan kebutuhan dan keinginanya tersebut. Aspek-aspek yang mendukung ke arah pemenuhan kebutuhan tersebut tergolong dalam unsur indikator penentuan tingkatan ekonomi seseorang di dalam masyarakat. 2. Stratifikasi Sosial Dengan Ukuran Ekonomi/ Tingkat Ekonomi Di dalam melakukan pemisahan atau penentuan tingkatantingkatan atau pelapisan status ekonomi seseorang di dalam masyarakat tidak terlepas dari konsep sosiologis tentang terjadinya stratifikasi sosial di dalam masyarakat. Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat yang berstrata.
12
Basrowi dan Siti Juariyah. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sri Gading, Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, Volume 7 Nomor 1, April 2010.
17
Istilah stratifikasi berasal dari kata strata atau stratum yang berarti lapisan. Karena itu Social Statification sering di terjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya, di katakan berada dalam suatu lapisan atau stratum. Beberapa Teori yang membahas pelapisan masyarakat: 1) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Di sini Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan dimensi ekonomi sehingga ada orang yang kaya, menengah dan melarat. 2) Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. Menyatakan sebagai berikut: selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang di hargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang di hargainya maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. 3) Vilfredo Pareto, sarjana Italia, menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda. 4) Karl Marx di dalam menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk di sumbangkan di dalam proses produksi. 13 Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasa di pakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam pelapisan sosial adalah sebagai berikut: a. Ukuran kekayaan Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut 13
Abu Ahmadi. Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009). h.204-205.
18
misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara menggunakan pakaian serta bahan pakaian yang di gunakannya, kebiasaan berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya. b. Ukuran kekuasaan Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan. c. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan/ atau kekuasaan. Orang yang paling di segani dan di hormati, mendapat tempat teratas. Ukuran semacam ini banyak di jumpai pada masyarakatmasyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa. d. Ukuran ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat yang negatif karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal demikian memacu segala macam usaha untuk mendapat gelar, walau tidak halal. 14 Berdasarkan penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa seseorang itu termasuk ke dalam status ekonomi tinggi, sedang dan rendah dalam lapisan masyarakat adalah berdasarkan banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat kepadanya dilihat dari kekayaan seseorang sebagai kunci akses terhadap pemenuhan kebutuhan dan keinginan seseorang tersebut di dalam masyarakat, dengan mengikuti pendapat para ahli di atas dan berdasarkan uraian sebelumnya, maka ukuran yang di pakai untuk melihat tingkat ekonomi seseorang adalah penghasilan, pengeluaran, pemilikan terhadap benda-benda berharga, jabatan pekerjaan/mata pencaharian, pemenuhan tingkat kebutuhan. 14
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatau Pengantar.(Jakarta: Rajawali Press, 2015)h. 208.
19
Berasarkan
penggolongannya,
Badan
Pusat
Statistik
menggolongkan tingkat ekonomi berdasarkan penghasilan menjadi 4 golongan: 1) Golongan pendapatan sangat tinggi jika pendapatan ratarata lebih dari 3.500.000 per bulan. 2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan ratarata antara 2.500.000 – 3.500.000 per bulan. 3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan ratarata antara Rp. 1.500.000 – 2.500.000 per bulan. 4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan ratarata di bawah Rp.1.500.000 per bulan. 15 Berdasarkan penggolongan tersebut dapat dikatakan bahwa pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ekonominya tinggi juga. Disamping memiliki penghasilan pokok setiap keluarga biasanya memiliki penghasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan. C. Perceraian 1. Definisi Perceraian Perceraian dalam bahasa Arab di kenal dengan sebutan ‘thalaq’. “Talaq secara etimologi adalah melepaskan ikatan, sedangkan secara terminologi berarti melepaskan tali atau ikatan pernikahan baik oleh suami atau permintaan sang istri”. 16 Menurut Subekti perceraian adalah “penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu”. Sedangkan menurut Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 adalah “putusnya perkawinan”. 17 Perceraian (divorce) merupakan suatu peristiwa perpisahan secara resmi antara pasangan suami istri dan mereka berketepatan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.
15
Badan Pusat Statistik. Penggolongan Pendapatan Tahun 2012. Hasbi Indra. Potret Wanita Shalehah. Cet ke 2.(Jakarta:Penamadani,2004), h. 226. 17 Muhammad, Syaifuddin dkk. Hukum Perceraian. (Jakarta: Sinar Grafika, 2014),h. 1816
20.
20
Mereka tidak lagi hidup dan tinggal serumah bersama, karena tidak ada ikatan yang resmi. “Perceraian dapat diartikan sebagai berakhirnya hubungan antara suami dan istri dalam sebuah perkawinan secara hukum, namun perceraian tidak hanya berarti putusnya hubungan suami dan istri”. 18 Mereka yang telah bercerai tetapi belum memiliki anak, maka perpisahan tidak menimbulkan dampak traumatis psikologi bagi anak-anak. Namun mereka yang telah memiliki keturunan, tentu saja perceraian menimbulkan masalah psiko-emosional bagi anakanak. Di sisi lain, mungkin saja anak-anak yang dilahirkan selama mereka hidup sebagai suami-istri, akan diikutsertakan pada salah satu orang tuanya apakah mengikuti ayah atau ibunya. 2. Faktor-faktor Penyebab Perceraian Perceraian merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dalam pernikahan, akan tetapi apa yang tidak di inginkan tersebut sering kali menimpa pasangan yang telah menikah. Seperti halnya perkawinan, perceraian juga merupakan suatu proses yang di dalamnya menyangkut banyak aspek seperti: emosi, ekonomi, sosial dan pengakuan secara resmi oleh masyarakat melalui hukum yang berlaku. Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab perceraian pada keluarga antara lain: a. Kekerasan Verbal Kekerasan verbal (verbal violence) merupakan sebuah penganiayaan yang dilakukan oleh seorang pasangan terhadap pasangan lainnya, dengan menggunakan katakata, ungkapan kalimat yang kasar, tidak menghargai, mengejek, mencaci-maki, menghina, menyakiti perasaan dan merendahkan harkat-martabat. b. Masalah ekonomi-finansial Dalam masyarakat tradisional atau modern, seorang suami tetap memegang peran besar untuk menopang 18
Fachrina dan Rinaldi Eka Putra. Upaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi Lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Jurnal Antropologi Indonesia Vol. 34 No. 2 2013.
21
ekonomi keluarga, sehingga mau tidak mau seorang suami harus bekerja agar dapat memiliki penghasilan. c. Masalah perilaku buruk Perjudian (gambling) merupakan aktivitas seseorang untuk memperoleh keberuntungan yang lebih besar dengan mempertaruhkan sejumlah uang tertentu. d. Perselingkuhan Perselingkuhan merupakan sebuah perzinaan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang bukan menjadi pasangan hidup yang sah, padahal ia telah terikat dalam perkawinan secara resmi dengan pasangan hidupnya. 19 Berdasarkan pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bawa terdapat 4 faktor sebagai penyebab perceraian: a. Kekerasan verbal. Kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga menjadi faktor yang paling berbahaya bagi korbannya, banyak kasus yang mengungkapkan tindakan fisik yang dilakuakn pasangannya yang bisa menyebabkan cacat fisik hingga kematian. Hal ini juga yang membuat pasangan yang teraniaya baik lahir maupun bathinnya memilih berpisah dari pasangannya. b. Masalah ekonomi. Ekonomi merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan, segala cara dilakukan agar dapat memenuhinya jadi tidak dapat dipungkiri bahwa ekonomi dapat menimbulkan banyak masalah salah
satunya
perceraian. Akibat kekurangan ekonomi banyak pasangan memilih bercerai karena suaminya tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. c. Masalah perilaku buruk. Banyak terjadinya perjudian membuat kehidupan keluarga menjadi berantakan, nafkah yang harusnya diberikan kepada keluarga untuk mencukupi kebutuhan malah disalah gunakan untuk berjudi dengan 19
Agoes Dariyo, Memahami Psikologi Perceraian Dalam Kehidupan Keluarga. Jurnal Psikologi Vol. 2 No.2, Desember 2004.
22
harapan dapat memperoleh keuntungan berlipat ganda, setelah sekali mendapatkan itu maka penjudi akan menjadi ketagihan dan melakukannya berkali sampai anak istrinya menjadi korban, tak jarang banyak keluarga yang sampai habis-habisan hartanya digunakan untuk berjudi. d. Perselingkuhan. Hadirnya orang ketiga dalam keluarga jelas membuat hubungan yang awalnya baik menjadi buruk. Tak bisa dipungkiri bahwa perselingkuhan memang menyebabkan rumah tangga hancur begitupun dengan poligami, jika istri pertama menerima suaminya melakukan poligami keutuhan keluarga bisa diselamatkan tetapi jika istri pertamanya tidak menyetujui itu akibat yang paling tidak diinginkan adalah terjadinya perceraian karena tidak mau berbagi dengan orang lain. Jumlah faktor penyebab perceraian biasanya yang paling tertinggi adalah faktor ekonomi, karena banyak istri yang merasa di terlantarkan oleh suaminya karena tidak diberi nafkah, karna itu istri langsung mengajukan gugatan cerai. Pada tahun 2014 jumlah faktor penyebab perceraian karena masalah ekonomi yang ada di Pengadilan Agama Indramayu jumlahnya 6.814 dan pada tahun 2015 jumlahnya 7.719 angka tersebut termasuk tinggi. 20 3. Dampak Perceraian Pada dasarnya perceraian itu menimbulkan dampak yang kompleks bagi pasangan yang bercerai maupun bagi anak keturunannya.
Meskipun
perceraian
di
satu
sisi
dapat
menyelesaikan suatu masalah rumah tangga yang tidak mungkin lagi di kompromikan, tetapi perceraian itu juga menimbulkan dampak negatif berkaitan dengan pembangunan ekonomi rumah tangga, hubungan individu dan sosial antar dua keluarga menjadi rusak, dan yang lebih berat adalah berkaitan dengan perkembangan 20
Data Faktor Penyebab Perceraian Pengadilan Agama Indramayu Tahun 2014-2015.
23
psikis anak mereka, yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya. Perceraian yang merupakan akhir dari ketidakstabilan perkawinan yang di bina dan kemudian hidup terpisah, adalah suatu tindakan yang di ambil oleh pasangan tertentu bukanlah semata-mata merupakan sebuah keputusan pada waktu sesaat saja, melainkan sebuah proses panjang yang membutuhkan sumbangan pikiran dari berbagai pihak terutama dari keluarga dan kerabat dekat. Keputusan akan perceraian ini adalah sebuah pemikiran yang panjang yang banyak membutuhkan pertimbangan. Meskipun keputusan cerai adalah mutlak berada di tangan pasangan yang akan bercerai, namun dalam prosesnya mereka tetap mengharapkan untuk dapat membicarakannya dengan pihak keluarga, dalam hal ini keluarga dan kerabat yang mewakili. Perceraian tentu saja membawa dampak yang tidak baik bagi istri, suami dan anak. Dampak tersebut juga dapat di rasakan oleh orang-orang yang ada di sekitar keluarga yang mengalami perceraian. Karena pasca perceraian anak-anak akan kehilangan kasih sayang dari salah satu orang tuanya, atau kalaupun mendapatkan kasih sayang tidak sepenuhnya, karena orang tuanya sudah tidak mempunyai fokus terhadap anak, atau kepada pasangan barunya jika yang bersangkutan menikah lagi. Sehingga anak akan menjadi anak tiri dari orang tuanya. “Generasi yang tumbuh dalam suasana keluarga yang broken home mempunyai karakter yang temperamen bahkan sensitif tingkat ketersinggungannya tinggi, cenderung labil mentalnya, mudah tersinggung, tidak mendapat pengasuhan seimbang dari pihak ayah maupun ibu, karakter bapak dan ibu tidak terekam dalam perilaku dirinya, tidak bisa mengontrol diri rata-rata dari keluarga broken home, anak merasa tidak ada yang menghargai,
24
tidak ada yang memperhatiakn, karena merasa untuk apa berbuat baik”. 21 Dalam kasus perceraian, anak pada umumnya merasakan dampak psikologis, ekonomis dan koparental yang kurang menguntungkan dari orangtuanya. Kepribadian anak menjadi terbelah karena harus memilih salah satu orangtuanya. Memilih berpihak kepada ibunya berarti menolak ayanhnya, begitu juga sebaliknya. Seorang anak yang hidup diantara orang tua yang sudah bercerai biasanya akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri karena mereka mendapatkan dukungan dan kasih sayang yang kurang baik dari kedua orang tuanya sehingga mereka rawan mengikuti hal-hal yang berbau negatif. Penulis menyimpulkan dampak perceraian terhadap anak adalah memiliki karakter yang tempramental dan labil dalam mengambil tindakan karena kurangnya bimbingan dari kedua orang tua. Kurangnya pengawasan dari orang tua yang biasanya menyebabkan mereka melakukan tindakan yang kurang baik dan bersikap kurang sopan. D. Penelitian Relevan 1. Penelitian dilakukan oleh Makhfudin (Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah alasan ekonomi, setelah salah satu anggota keluarga menjadi TKI terjadi perubahan kondisi sosial ekonomi yang sangat signifikan,
21
Muhammad Julianto dkk. Dampak Perceraian dan Pemberdayaan Keluarga Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri. Buana Gender-Vol.I, Nomor I, Januari 2016.
25
perbedaan pendapatan antara suami dan istri pada keluarga TKI berdampak keutuhan rumah tangga keluarga TKI. 22 2. Penelitian dilakukan oleh Dedi Aktur Rokhman (Dampak Remitensi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Luar Negeri Bagi Peningkatan SDM Di Daerah Asal: Studi kasus di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar TKI berasal dari keluarga bermata pencaharian sebagai petani dengan penghasilan yang rendah, para TKI pada usia produktif dengan pendidikan rendah dan keterampialn yang terbatas, aliran dana remitensi TKI luar negeri dapat dilhat dari besarnya remiten tertinggi yaitu antara Rp. 2.000.000-Rp.3.000.000 juta per bulan dengan jumlah 33,33% (15 orang) sedangkan terendah kurang dari Rp. 1.000.000 sejumlah 15,56% (7 orang) dengan periode pengiriman 3-4 bulan sekali, pola penggunaan remiten oleh keluarga TKI di daerah asal dapat dilihat dari sumbangan terhadap pendapatan total rumah tangga TKI yang mencapai 71,86% dan sebagian besar dialokasikan dalam kegiatan yang bersifat konsumtif baik pangan maupun non-pangan. 23 3. Penelitian dilakukan oleh Choirul Anam (Komunikasi Keluarga TKI dalam Mendidik Anak) hasil dari penelitian ini adalah komunikasi yang terjadi diantara orang tua TKI dengan anaknya kurang berjalan dengan baik, dalam melakukan komunikasi dengan anaknya, orang tua TKI menggunakan sebuah perantara media Handphone, orang tua TKI menghubungi anaknya disaat sudah mulai merasa rindu dengan anaknya, dalam mendidik anak orang tua TKI memotivasinya melewati telepon dan memasrahkan
22
Makhfudin, “Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon”. Skripsi pada UPI Bandung, Bandung 2011. 23 Dedi Aktur Rakhman, “Dampak Remitensi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Luar Negeri Bagi Peningkatan SDM di Daerah Asal:Studi kasus di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo KabupatenBojonegoro”. Skripsi di Universitas Negeri Malang, 2009.
26
masalah pendidikan sekolah kepada kakek dan neneknya, perilaku komunikasi anak cenderung bersikap pendiam, komunikasi keluarga TKI dengan anaknya berlangsung secara interpersonal. 24 4. Penelitian dilakuakn oleh Ahmad Fauzi (Eskalasi Perceraian di Lingkungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Masyarakat Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep Studi Kasus si Pengadilan Agama Kangean) hasil dari penelitian ini adalah tingkat ekonomi yang begitu rendah, sementara kebutuhan semakin meningkat, tingginya angka perceraian disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan biologis atau hasrat seksual selama mereka berjauhan, rendahnya tingkat pemahaman dan pengetahuan saumi istri tentang makna pernikahan, pengaruh perkembangan budaya dan teknologi yang semakin hari semakin canggih dan relevansi antara TKI dengan perceraian cukup signifikan. 25 5. Penelitian di lakukan oleh Muchimah (Faktor-faktor Penyebab Perceraian di Kalangan Buruh Migran Studi Kasus di Desa Banjarsari Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap) hasil dari penelitian ini adalah penyebab perceraian dikalangan buruh migran di Desa Banjarsari Nusawungu Cilacap itu ada beberapa sebab, di antaranya yaitu: pelanggaran terhadap taklik talak, perselisihan dan pertengkaran yang tidak henti-henti yang di dasari oleh beberapa faktor diantaranya: faktor ekonomi dan faktor suami tidak bertanggung jawab,
kekerasan dalam rumah tangga dan
perselingkuhan. 26 Penelitian yang dilakukan oleh Makhfudin fokus pada masalah Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Tenaga Kerja Indonesia 24
Chairul Anam, “Komunikasi Keluarga TKI dalam Mendidik Anak”. Skripsi di UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014. 25 Ahmad Fauzi, “Eskalasi Perceraian di Lingkungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Masyarakat Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep (Studi Kasus si Pengadilan Agama Kangean)”. Skripsi Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2014. 26 muchimah, “Faktor-faktor Penyebab Perceraian di Kalangan Buruh Migran (Studi Kasus di Desa Banjarsari Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap)”. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015 .
27
(TKI) di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon, Penelitian Dedi Aktur Rokhman mengenai Dampak Remitensi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Luar Negeri Bagi Peningkatan SDM Di Daerah Asal: Studi kasus di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, selanjutnya Penelitian Choirul Anam yang difokuskan masalah Komunikasi Keluarga TKI dalam Mendidik Anak, Penelitian Ahmad Fauzi fokus kepada Eskalasi Perceraian di Lingkungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Masyarakat Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep Studi Kasus si Pengadilan Agama Kangean, dan Penelitian Muchimah difokuskan pada Faktor-faktor Penyebab Perceraian di Kalangan Buruh Migran Studi Kasus di Desa Banjarsari Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap, maka penelitian ini memfokuskan pada Pengaruh Bekerja di Luar Negeri Terhadap Tingkat Ekonomi dan Perceraian Studi Kasus di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Secara astronomis Desa Cikedung berada di garis 1080 10’ 50,95’’ Bujur Timur dan 60 29’ 15,26’’ Lintang Selatan. Secara administratif Desa Cikedung berbatasan dengan wilayah: a. Sebelah Utara
: Desa Cikedung Lor
b. Sebelah Selatan
: Desa Amis
c. Sebelah Barat
: Desa Jatimulya
d. Sebelah Timur
: Desa Jambak 1
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar:
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian 1
Data Monograf Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu tahun
2015.
28
29
Peneliti mengambil tempat penelitian di Desa Cikedung karena banyak masyarakatnya yang bekerja di luar negeri. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan dari bulan agustus-september. Observasi pengamatan awal telah dilakukan terhadap masyarakat yang bekerja diluar negeri. Berikut ini dijelaskan jadwal penelitian dalam bentuk tabel: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Bulan No.
1
Kegiatan
Sept
Oktober
2015
2016
2016
2016
2016
Seminar √
Penyusunan √
Bab I-III 4
Agust
√
Proposal 3
Maret
Pengajuan Proposal
2
Nov
Penyusunan √
Instrumen Penelitian 5
Pengumpulan √
Data 6
Pengolahan Data
dan
√
Analisis Data 7
Pemeriksaan dan Keabsahan
√
Data 8
Penyerahan Hasil Penelitian
√
30
B. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan yang ingin di capai di dalam penelitian ini. Penelitian yang akan di lakukan di Desa Cikedung ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. “Meleong menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh objek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. 2 “Studi kasus adalah kegiatan yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini di batasi oleh waktu dan tempat serta kasus yang di pelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu”. 3 Dalam penelitian yang akan di lakukan di Desa Cikedung yang akan dipelajari berupa peristiwa seputar keputusan untuk bekerja di luar negeri dengan alasan upah di luar negeri lebih besar dari pada di Desa, hal ini dikarenakan kebanyakan hanya bekerja sebagai petani dan buruh tani, selain itu ingin mengetahui tingkat perceraian yang terjadi di kalangan masyarakat yang bekerja di luar negeri. C. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer dan sekunder untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan agar dapat menunjang suatu penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data dengan teknik dan alat pengumpulan data sebagai berikut: 2
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif,( Bandung:PT. Rosda Karya, 2009), h.6. Arif Sumantri, metodologi Penelitian Kesehatan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.169. 3
31
a
Observasi Menurut Nasution (1998) dalam Sugiyono, menyebutkan “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. 4 Teknik ini digunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data primer yang aktual dan secara langsung sesuai dengan yang dibutuhkan, mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. Observasi lapangan pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dialami oleh keluarga TKI di Desa Cikedung.
b
Wawancara Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang di peroleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. 5 “Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antar pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee)”. 6 Wawancara dilakukan
untuk mendapatkan
informasi
langsung dari informan yang telah ditetapkan dalam proses penelitian kepada keluarga para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang masih bekerja di luar negeri dan yang sudah dirumah dan ingin berangkat lagi. c
Dokumentasi Menurut
Sugiyono
dokumentasi
merupakan
catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D. h.226. Arif Sumantri, metodologi Penelitian Kesehatan. h.170 6 Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metodologi penelitian (Bandung:Alfabeta, 2013), h.129-130. 5
Kualitatif.
32
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. 7 Dilakukan dengan cara mencari data-data yang dapat menunjang penelitian, yaitu mengumpulkan data-data berupa arsip, alat perekam atau dokumen yang terkait dengan TKI. D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas dalam penelitian kualitatif ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara dan tekhnik yang berbeda, terdapat dua macam triangulasi untuk mengecek kreadibilitas data dalam penelitian ini. a) Triangulasi sumber, digunakan untuk menguji kreadibiltas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Setelah didapatkan data selanjutnya data dideskripsikan, dikategorisasikan, dan dicari yang lebih spesifik. Dalam penelitian ini, triangulasi sumber mengambil keluarga yang bekerja di luar negeri menjadi TKI. b) Triangulasi tekhnik, untuk menguji kreadibilatas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda. 8 E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, hingga setelah di lapangan. 9 Untuk menganalisis data-data yang terkumpul yang kemudian telah diolah, maka digunakan beberapa tekhnik analisis data sebagai berikut: a
b
7
Data reduksi, data yang di peroleh di tulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang di susun berdasarkan data yang di peroleh di reduksi, di rangkum, di pilih hal-hal yang pokok di fokuskan pada hal-hal yang penting. Data hasil akan memberikan gambaran yang lebih mudah untuk melakukan pengumpulan data. Data display, dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti tabel, grafik dan sejenisnya.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D. h.240 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D. h.273. 9 Buchori Lapau. Metode Penelitian Kesehatan, Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2013), h. 95-96. 8
33
c
10
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antra kategori, flowchart dan sejenisnya. Penarikan kesimpulan, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang di rumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualittaif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. 10
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi penelitian Kualitatif. h.218-220.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Desa Cikedung Desa Cikedung adalah salah satu desa di Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat yang merupakan pemekaran dengan kecamatan Terisi pada tahun 2003. Secara administratif desa Cikedung terdiri dari 6 RW (Rukun Warga) dan 51 RT (Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 8.118 jiwa, luas wilayahnya 712.785 Ha dengan permukaan tanah dan daratan. 1 Keberangkatan masyarakat bekerja di luar negeri berawal dari keputusan pemerintah membuka kesempatan bekerja di luar negeri pada tahun 1970 melalui program Antar Kerja Antar Negara (AKAN), sejak saat itu mulai banyak perusahaan jasa pengerah atau pelaksana penempatan TKI swasta. Di Desa Cikedung sendiri mulai banyak warga yang berangkat bekerja di luar negeri karena diajak oleh para sponsor dari jasa pemberangkatan TKI. Setelah melihat warga lain yang setelah berangkat memperoleh hasil yang lebih maka warga lainnya tertarik untuk ikut bekerja di luar negeri. Sampai sekarang penempatan kerja di luar negeri mengalami beberapa perubahan dan perbaikan dalam pelaksanaannya. Perjanjian antar negara yang dilakukan juga semakin luas, mengingat pada awalnya kebanyakan para TKI hanya bekerja di Negara Timur Tengah, tetapi sekarang sudah banyak negara yang menjadi tujuan para TKI. Penulis memutuskan melakukan penelitian di Desa Cikedung karna banyak warganya yang bekerja di luar negeri, dari data
1
Data Monograf Desa Cikedung Tahun 2015.
34
35
Kecamatan Cikedung Dalam Angka dapat dilihat jumlah masyarakat yang bekerja di luar negeri: Tabel 4.1 Jumlah warga yang bekerja di luar negeri di Kecamatan Cikedung Tahun 2014-2015 2014 2015 No
Desa
Laki-laki
Wanita
Laki-laki
Wanita
1
Cikedung
7
52
7
78
2
Jambak
7
44
7
48
3
Amis
5
35
5
47
4
Cikedung Lor
21
18
21
4
5
Mundak Jaya
13
15
39
15
6
Jatisura
1
25
1
25
7
Loyang
5
15
5
30
Sumber :Kecamatan Cikedung Dalam Angka Tahun 2014-2015 Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa banyak warga Desa Cikedung yang bekerja di luar negeri. Berdasarkan data ini maka penulis memutuskan melakukan penelitian di Desa Cikedung. a. Kondisi Geografis Secara geografis Desa Cikedung berada di garis 1080 10’ 50,95’’ Bujur Timur dan 60 29’ 15,26’’ Lintang Selatan. Desa Cikedung terletak 0,5 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan. Sekitar 1 Km dari pusat kota administratif, 32 Km dari ibu kota kabupaten Indramayu, 60 Km dari ibu kota propinsi. 2 Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 02 %. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan cukup tinggi maka di daerah-daerah tertentu akan terjadi genangan
2
Data Monograf Desa Cikedung Tahun 2015.
36
air. ketinggian dari permukaan laut rata-rata 12,6 m denagn panjang garis pantai 147 km. Dengan luas wilayah 3,288 km2. 3 Batas-batas
Desa
Cikedung
Kecamatan
Cikedung
Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cikedung Lor Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Amis Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Jatimulya Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jambak Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam peta administratif kecamatan cikedung:
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Cikedung b. Iklim Suhu di Desa Cikedung yang termasuk kering dengan suhu berkisar antara 23,90 -300 Celcius. Sementara rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2013 adalah sebesar 806 mm dengan jumlah hari hujan 76 hari, sedangkan untuk tahun 2014 curah hujan sebesar
3
Statistik daerah Kecamatan Cikedung tahun 2015.
37
676 mm dengan jumlah hari hujan 52 hari, dan pada tahun 2015 adalah sebesar 2.147 mm denagn jumlah hari hujan 190 hari. c. Penggunaan lahan Wilayah Desa Cikedung yang keseluruhan merupakan dataran
dan
berdaerah
landai
sehingga
sebagian
besar
masyarakatnya banyak memanfaatkan lahan untuk usaha pertanian seperti berkebun, tanam padi dan sebagainya, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani untuk memperoleh penghasilan. Untuk melihat usaha apa saja yang digunakan oleh masyarakat Desa Cikedung bisa dilihat dalam tabel di bawah:
Tabel 4.2 Jumlah Usaha Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor di Desa Cikedung Tahun 2015 Subsektor Jumlah Tanaman Pangan 1.247 Hortikultura 120 Perkebunan 57 Peternakan 334 Jumlah 1.758 Sumber :Kecamatan Cikedung Dalam Angka 2015 Berdasarkan data yang ada jumlah lahan pertanian tanaman pangan Desa Cikedung di bagi kedalam beberapa sub sektor. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Cikedung berada di sektor tanaman pangan, selanjutnya peternakan, kemudian berusaha di bidang hortikultura dan yang paling terendah adalah perkebunan. Penghasilan yang diperoleh bersumber dari lahan yang mereka gunakan, karena tidak semua orang memiliki lahan untuk bertanam sehingga banyak juga yang hanya bekerja pada pemilik lahan.
38
d. Penduduk Dari data yang di peroleh di ketahui bahwa jumlah penduduk Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu pada tahun 2016 adalah 8.118 jiwa, yang terbagi dalam 3.114 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut terdiri dari 3.945 berjenis kelamin laki-laki dan 4.173 berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan data monograf antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan lebih banyak jenis kelamin perempuan. Di bawah ini adalah deskripsi penduduk Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu berdasarkan data yang di peroleh dari kantor Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. Deskripsi berdasarkan kelompok umur yang dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Penduduk Desa Cikedung Menurut Kelompok Umur No. Kelompok Umur Jumlah 1 0-4 653 2 5-9 582 3 10-14 621 4 15-19 561 5 20-24 636 6 25-29 554 7 30-34 595 8 35-39 525 9 40-44 572 10 45-49 635 11 50-54 603 12 55-59 516 13 60-64 438 14 64+ 628 Jumlah 8.118 Sumber : Data Penduduk Desa Cikedung Bulan Juli 2016 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa kelompok penduduk terbanyak berada di umur 0-4 tahun. Angka tersebut menunjukan bahwa tingkat kelahiran penduduk Desa Cikedung cukup tinggi.
39
Dalam suatu desa pasti ada penduduk yang datang dan pergi, selanjutnya pengelompokan penduduk berdasarkan mobilitas/mutasi yang terjadi di Desa Cikedung: Tabel 4.4 Menurut Mobilitas/Mutasi No. Jenis Jumlah 1 Lahir 16 2 Meninggal 2 3 Datang 6 4 Pindah 10 Jumlah 34 Sumber: Data Penduduk Desa Cikedung tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.3 di ketahui bahwa penduduk Desa Cikedung pada tahun 2016 jumlah kelahiran lebih banyak di bandingkan dengan jumlah meninggal dan jumlah penduduk yang pindah lebih banyak dari pada jumlah penduduk yang datang. Ini menunjukan bahwa terdapat perpindahan penduduk baik itu yang datang atau yang pindah. Searah
dengan
kebijakan
bahwa
sektor
pendidikan
mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu. Berdasarkan hal ini pula secara umum masyarakat Cikedung dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikan yang ada, agar lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
No.
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Usia Sekolah Pendidikan Jumlah
1
Taman Kanak-kanak
295
2
Sekolah Dasar
884
3
SMP/SLTP
513
4
SMA/SLTA
421
5
Perguruan Tinggi
89
Jumlah
2.202
Sumber :Data Penduduk Desa Cikedung tahun 2016
40
Berdasarkan tabel 4.4 dapat di ketahui bahwa penduduk Desa Cikedung yang bersekolah berjumlah sebagaimana yang terbagi dalam berbagai jenjang pendidikan. Untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu, maka para orang tua menganjurkan anakanaknya agar masuk sekolah ke jenjang berikutnya ke kota kecamatan, kabupaten atau ke kota lainnya sesuai cita-cita dan kemampuan masing-masing. Dengan adanya
data penduduk
berdasarkan usia sekolah menunjukan bahwa tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan cukup tinggi sehingga banyak yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi walaupun harus keluar daerah bahkan kota lainnya. Selain berdasarkan tingkat sekolah dalam kependudukan juga dicantumkan data mengenai sumber penghasilan penduduk berdasarkan jenis pekerjaannya yang sudah di bagi kedalam beberapa bagian, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat di bawah ini : Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan No. Mata Pencaharian
Jumlah
1
PNS
143
2
TNI
8
3
POLRI
9
4
Pensiunan
140
5
Swasta
47
6
Petani
720
7
Buruh Tani
980
8
Pedagang
112
9
Industri Kecil
10
Pelajar/mahasiswa
8 2.202
41
11
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 4
12
Lain-lain
3.690
Jumlah
8.118
59
Sumber :Data Penduduk Desa Cikedung tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mata pencaharian
penduduk
Desa
Cikedung
secara
keseluruhan
beragam, namun mayoritas bekerja sebagai buruh tani, karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki lahan pertanian sehingga mereka kebanyakan hanya bekerja kepada pemilik lahan. Penghasilan yang diperoleh masyarakat Cikedung sebagian besar dari hasil petani dan pekerjaan lainnya seperti yang telah di jelaskan dalam tabel. Masyarakat desa Cikedung juga dibagi berdasarkan Agama yang dianut oleh masyarakatnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Agama No. Agama
Jumlah
1
Islam
2
Kristen
6
3
Hindu
-
4
Budha
6
5
Lain-lain
2
Jumlah
8.104
8.118
Sumber :Data Penduduk Desa Cikedung tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa agama di desa cikedung cukup beragam. Mayoritas penduduk desa cikedung memeluk dan meyakini agama Islam. meskipun kondisi agama yang beragam namun penduduk desa cikedung dapat menghormati pemeluk 4
Data yang telah diolah bersumber dari Kecamatan Cikedung Dalam Angka.
42
agama satu dengan pemeluk agama lainnya sehingga masyarakat desa cikedung hidup rukun dan saling berdampingan. Kegiatan keagamaan yang ada di wilayah Cikedung cukup baik, berarti itu dapat mencirikan masyarakatnya mempunyai pengetahuan agama. Di samping itu, seiring berjalannya waktu dan pengaruh yang datang melalui berbagai cara yang dapat menurunkan akhlak para remaja sehingga ajaran agama ditinggalkan sedikit demi sedikit yang menyebabkan krisis iman didalam diri mereka. Oleh sebab itu di Desa Cikedung sering diadakan acara keagamaan dan acara adat setiap bulan atau setiap kali ada perayaan agar masyarakatnya tetap mengingta dan menjalankan sesuai adat yang ada di setiap Desa yang ada di Kecamatan Cikedung. 2. Karakteristik Informan Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan 10 responden warga desa cikedung yang anggota keluarganya bekerja di luar negeri :
No
Nama
Umur
. 1
Jaja
37
Tabel 4.8 Data Informan Negara Lama Tahun tujuan
Bekerja
Taiwan
9 tahun
8 juta
Jenis Pekerja an PRT
8 juta
PRT
PRT
Penghasilan Per bulan
20072016
2
Margana
55
-Taiwan 6 tahun 5 bulan
3
Nina
35
20072016
-Taiwan -8
2007-
6 juta
-China
tahun
2015
6 juta
-1
2016
tahun 4
Didi Carsidi
50
-Taiwan 4 tahun 5 bulan
20112016
8 juta
PRT
43
5
Mudi
40
-Taiwan 4 tahun
2013-
5 juta
Pabrik
6 juta
PRT
7 juta
PRT
2,5 juta
PRT
5 juta
PRT
3 juta
PRT
2016 6
Rasimen
40
-Taiwan 1,5 tahun
7
Cariman
28
-Taiwan 6 tahun
20152016 20102016
8
9
Fatonah
39
Asni
50
Malaysi
2 tahun
2014-
a
2015
-Taiwan 4 tahun
20112016
10
Kibtiah
58
-Brunai
1 tahun
Darussa
20152016
lam Sumber : Hasil wawancara dengan para informan Wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Informan yang di wawancarai itu ada istrinya yang bekerja ke luar negeri dan bahkan ada yang pernah menjadi TKI itu sendiri yang kebetulan berada di rumah. Menjadi TKI merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk merubah hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itu merupakan harapan besar bagi mereka untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. B. Hasil Penelitian 1. Pengaruh Bekerja Di Luar Negeri Terhadap Tingkat Ekonomi a. Kehidupan Ekonomi Sebelum Bekerja Ke Luar Negeri Ekonomi
merupakan
masalah
yang
penting
dalam
kehidupan. Masalah ekonomi sering berhubungan dengan masalah pendapatan atau penghasilan. Dengan penghasilan yang cukup atau bahkan lebih, kita akan dapat memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Mencari pekerjaan memang tidak mudah bagi orang yang hanya berpendidikan sampai SMP. Namun tidak dapat dipungkiri
44
bahwa untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih sangat sulit, walaupun kita mendapatkan pekerjaan tersebut tentunya dengan pendidikan yang tinggi. Untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya banyak masyarakat memilih bekerja di luar negeri, dari hasil wawancara diketahui bahwa faktor yang memotivasi untuk bekerja di luar negeri sangat beragam, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Margana (55 tahun) yang anaknya bekerja di Taiwan dengan jawabannya: “di dalam negeri apalagi yang pendidikannya SMP, banyak yang sekolah tinggi aja masih susah, apalagi dulu saya dikejar-kejar hutang jadi anak saya memilih bekerja di luar negeri Alhamdulillah hutang saya jadi lunas”. 5 Anak bapak Margana yang hanya lulusan SMP berani memutuskan bekerja ke luar negeri karena untuk membayar hutang dan ingin mencukupi kebutuhan orang tuanya. Senada dengan jawaban Bapak Margana diatas, berikut jawaban yang dikemukakan oleh Bapak Carsidi (50 tahun): “karena disini e,,, susah cari kerjanya, disana kan gampang terus gajinya kan agak besar gitu, sebenarnya dulu setelah lulus SMA punya keinginan untuk melanjutkan sekolah tapi saya gak punya modal”. 6 Salah satu cara yang di tempuh oleh sebagian orang untuk mendapatkan uang yang banyak dan tidak perlu pendidikan tinggi adalah dengan menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri dan itu yang menjadi pilihan anak Bapak Carsidi, karena orang tuanya tidak bisa membiayai untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi sehingga memutuskan bekerja ke luar negeri. Jawaban bapak Carsidi diatas diperkuat lagi oleh Bapak Jaja (37 tahun):
5 6
Wawancara Bapak Margana. Wawancara Bapak Carsidi.
45
“iya masalahnya kan kalo di luar kan gajinya lebih besar cuman resikonya kan ninggalin keluarga di rumah”. 7 Apa yang dikatakan oleh bapak Jaja bahwa memang segala sesuatu pasti ada resiko yang harus diambil seperti halnya yang dilakukan oleh istri bapak Jaja yang harus rela meninggalkan anak dan suami di rumah demi memenuhi kebutuhan ekonomi. Selanjutnya Ibu Nina (35 tahun) mengatakan bahwa adiknya bekerja di luar negeri karena: “untuk modal anak sekolah, untuk mewujudkan cita-cita anaknya dan juga untuk membiayai orang tua yang sedang sakit stroke jadi sekeluarga dia yang menanggung saya di rumah yang mengurusnya”. 8 Keputusan yang diambil oleh adik dari ibu Nina ini untuk membiayai dan mewujudkan cita-cita anaknya juga membiayai orang tuanya yang sedang sakit stroke, sehingga semua beban ekonomi ditanggung oleh adiknya dan Ibu Nina yang mengurus orang tua serta anaknya di rumah. Jawaban Ibu Nina juga tidak jauh berbeda dengan Ibu Fatonah (39 tahun) yang pernah bekerja di Malaysia: “buat cari uang untuk kebutuhan hiduplah, buat beli susu biaya anak sekolah, suami saya kerjanya kadang-kadang petani ya kesana kesini saja lah”. 9 Ibu Fatonah menceritakan bahwa faktor bekerja di luar negeri itu untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga beli susu biaya anak sekolah, sedangkan suaminya hanya bekerja serabutan yang tidak mempunyai gaji tetap. Jawaban Ibu Fatonah di perkuat oleh jawaban Ibu Kibtiah (58 tahun): “sebelumnya anak saya bekerja di salon, tapi kurang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari”. 10 7
Wawancara Bapak Jaja. Wawancara Ibu Nina . 9 Wawancara Ibu Fatonah. 8
46
Dengan bekerja di salon yang penghasilannya tidak seberapa sehingga anak Ibu Kibtiah memutuskan bekerja ke Brunai Darussalam untuk mencukupi kebutuhan keluarganya di rumah. Ibu Rasimen (45 tahun) juga menuturkan bahwa anaknya bekerja ke luar negeri untuk: “kepingin gaji besar kerja di Taiwan ingin ada hasilnya ingin bikin rumah, lumayan buat bantu-bantu suaminya yang juga kerja di Jakarta”. 11 Keputusan
bekerja
di
luar
negeri
dengan
hanya
bermodalkan ijazah SMP anak Ibu Rasimen meninggalkan suaminya, dengan gaji sekitar 6 juta perbulan membawa impian dapat membangun rumah yang ingin ditempatinya dengan keluarga untuk masa depannya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Cariman (28 tahun), alasan istrinya bekerja di luar negeri karena: “karena lihat saya disini kerja kekurangan terus makanya dia ikut kerja”. 12 Karena melihat keadaan ekonomi keluarganya serba kesusahan dan pekerjaan suaminya hanya sebagai buruh tani maka istri bapak Cariman memutuskan pergi bekerja ke Taiwan dengan niat ingin membantu mencukupi kebutuhan keluarganya dan dengan harapan dapat memperbaiki kehidupan ekonominya. Keputusan untuk menjadi TKI di luar negeri walaupun disana hanya menjadi pembantu rumah tangga dan buruh di pabrik tapi penghasilan yang di tawarkan memang cukup besar dibandingkan kita bekerja sebagai pembantu atau buruh pabrik di negara sendiri karena penghasilan yang didapat sangat sedikit. Dilihat dari pendapatan yang diperoleh sebelum bekerja ke luar negeri memang pendapatan yang diperoleh sangat rendah jika 10
Wawancara Ibu Kibtiah. Wawancara Ibu Rasimen . 12 Wawancara Bapak Cariman . 11
47
dibandingkan bekerja di luar negeri, bisa dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Penggolongan Tingkat Ekonomi Sebelum Bekerja ke Luar Negeri Pendapatan Frekuensi Tingkat Ekonomi ≥ 3.500.000
0
Pendapatan sangat tinggi
≥ 2.500.000-3.500.000
0
Pendapatan tinggi
≥ 1.500.000 – 2.500.000
0
Pendapatan sedang
≤ 1.500.000
10
Pendapatan rendah
Sumber : Hasil Wawancara dengan informan Dari jawaban para responden dan data dari tabel 4.8 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata sebelum salah satu anggota keluarga mereka menjadi TKI di luar negeri kehidupan mereka terutama menyangkut ekonomi dirasakan kurang untuk mencukupi kebutuhannya. b. Kehidupan Ekonomi Setelah Bekerja Ke Luar Negeri Dengan penghasilan yang ditawarkan kalau bekerja di luar negeri kita dapat merubah kehidupan terutama soal ekonomi. Kurangnya penghasilan atau pendapatan sering di lukiskan dengan kemiskinan. Kemiskinan sebagai status tingkat hidup yang rendah yaitu tingkat kekurangan materi pada sejumlah golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan umum yang berlaku dalam masyarakat. Pendapatan atau penghasilan seseorang biasanya berupa uang. Dengan penghasilan yang besar kita dapat mencukupi kebutuhan hidup bahkan lebih dari itu. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Margana: “gaji pertama 5 juta yang kedua 6 juta sekarang 8 juta, uangnya saya gunakan untuk pertama beli sawah yang kedua bikin rumah, yang ini mah belum karena masih 5
48
bulan tapi udah kirim 14 juta uang yang 3 bulan itu lebih potongan”. 13 Hasil anaknya bekerja di Taiwan sebanyak 3 kali membuat bapak Margana mampu membeli sawah dan membangun rumah, sekarang anaknya baru 5 bulan disana tapi sudah mengirimkan uang 14 juta untuk kebutuhan hidup sehari-hari orang tuanya. Pernyataan bapak Margana juga dibenarkan oleh bapak Jaja: “gaji fullnya mah mencapai 8 juta, tapi sementara ini mah buat gadai sawah, buat renovasi rumah dan kebutuhan seharihari saja”. 14 Gaji yang diterima Bapak Jaja dari hasil bekerja istrinya di Taiwan digunakan untuk gadai sawah dan renovasi rumah juga kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anaknya, karena pekerjaan bapak Jaja hanya serabutan kadang-kadang sawah dan kadangkadang bangunan. Perubahan ekonomi yang terjadi pada keluarga bapak Jaja juga dialami oleh bapak Cariman, yang menyatakan bahwa: “penghasilan istri saya bekerja di Taiwan 7 jutaan lah ini sudah yang kedua kalinya uangnya saya gunakan untuk gadai sawah, beli sawah dan kebutuhan sehari-hari saja”. 15 Mengijinkan istrinya untuk bekerja ke Taiwan dengan harapan bisa membantu perekonomian keluarga, hasil dari bekerja selama 2 kali ke Taiwan digunakan oleh bapak Cariman untuk beli sawah, gadai sawah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Hasil yang diperoleh bekerja di Taiwan juga dirasakan oleh bapak Carsidi: “kerjanya di Taiwan ini udah yang kedua kali, yang sekarang baru 17 bulan hasil yang pertama saya gunakan
13
Wawancara Bapak Margana. Wawancara Bapak Jaja. 15 Wawancara Bapak Cariman. 14
49
untuk gadai sawah, karena anak saya belum menikah jadi belum ada tanggungan”. 16 Sama seperti halnya bapak Cariman, hasil yang diperoleh anaknya bekerja di luar negeri juga digunakan untuk gadai sawah oleh bapak Carsidi, setelah keberangkatan yang pertama anak Bapak Carsidi memutuskan untuk berangkat bekerja lagi ke luar negeri. Ibu Nina juga mengatakan hasil bekerja adiknya di luar negeri: “sebelumnya bekerja di Taiwan, sekarang di Beijing penghasilannya 6 juta perbulan untuk biaya anaknya kuliah dan biaya berobat bapaknya yang sakit stroke”. 17 Hasil yang diperoleh adiknya bekerja selama 2 kali di Taiwan dan sekarang di Beijing bisa membiayai anaknya sekolah sampai kuliah dan mengobati ayahnya yang sedang sakit stroke. Selanjutnya Ibu Fatonah mengungkapkan keinginannya untuk berangkat bekerja ke luar negeri lagi: “ya mau kesana juga lain negara, gak tau Hongkong, Beijing, Taiwan atau juga mau ke cafe hahaha, kalau bekerja didalam negeri gajinya sesuai ya ingin, tapi lebih suka di luar banyak uangnya kalau bisa mah tapi ya kan kalau diluar kadang-kadang kalau ingin pulang belum habis kontrak saya semua yang biayain ongkos pulangnya”. 18 Keinginan ibu Fatonah untuk bisa bekerja di luar negeri karena gaji yang terima lebih besar dibandingkan bekerja didalam negeri, tetapi resikonya jika ingin pulang belum habis masa kontrak biayanya ditanggung sendiri. Keinginannya ini karena merasa kekurangan lagi setelah pulang ke Indonesia.
16
Wawancara Bapak Carsidi. Wawancara Ibu Nina. 18 Wawancara Ibu Fatonah. 17
50
Dari jawaban para responden dapat diketahui bahwa setelah satu anggota keluarga mereka bekerja di luar negeri menjadi TKI kebutuhan keluarga mereka dapat dikatakan bisa terpenuhi. Hidup sejahtera merupakan harapan setiap orang, hidup sejahtera diidentikan dengan
terpenuhinya semua kebutuhan
primer maupun sekunder, yakni bisa membangun rumah yang bagus memiliki motor dan barang-barang lainnya yang dianggap menunjang kehidupan sejahtera. Salah
satu
kriteria hidup
sejahtera adalah
dengan
memperoleh penghasilan yang tinggi. Jika penghasilan yang diperoleh
dari
bekerja
penggolongan pendapatan
di
luar
negeri
dikaitkan
dengan
Badan Pusat Statistik. Keadaan
ekonomi keluarga setelah bekerja di luar negeri sebagai TKI yaitu sebagai berikut: Tabel 4.10 Penggolongan Tingkat Ekonomi Setelah Bekerja di Luar Negeri Pendapatan Frekuensi Tingkat Ekonomi ≥ 3.500.000
9
Pendapatan sangat tinggi
≥ 2.500.000-3.500.000
1
Pendapatan tinggi
≥ 1.500.000–2.500.000
0
Pendapatan sedang
≤ 1.500.000
Pendapatan rendah
Sumber : Hasil wawancara dengan Informan Karena kebanyakan yang pergi bekerja ke luar negeri itu perempuan
sehinga
sebelum
mereka
berangkat
belum
mendapatkan pengahsilan apa-apa dikarenakan hanya mengurus rumah tangga saja. Jadi ketika mereka bekerja ke luar negeri penghasilan mereka bertambah tinggi. Dan ada yang setelah lulus SMP/SMA langsung bekerja di luar negeri seperti anak bapak Margana dan bapak Carsidi, sebelumnya mereka belum bekejra di rumah setelah lulus sekolah
51
mereka langsung pergi bekerja ke luar negeri. Berbeda dengan yang dialami oleh anak ibu Kibtiah yang sebelumnya bekerja di salon
dengan
penghasilan
Rp.
1.000.000
perbulan
untuk
mencukupi krbutuhan anaknya sehari-hari masih dianggap kurang sehingga memutuskan untuk bekerja di luar negeri. 2. Pengaruh Bekerja Di Luar Negeri Terhadap Perceraian Keputusan bekerja di luar negeri tentunya sudah mengetahui dampak positif dan negatifnya terutama bagi TKI yang sudah berkeluarga, kasus perceraian yang dihubungkan dengan bekerja di luar negeri disebabkan karena banyaknya perempuan yang menjadi TKI di luar negeri, tetapi kasus perceraian yang terjadi disebabkan karena faktor ekonomi seperti halnya yang dialami oleh anak ibu Kibtiah: “anak saya pergi bekerja ke Brunai Darussalam untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, karena suaminya di rumah tidak membantu mencari nafkah untuk kebutuhan anaknya makanya sesudah anak saya berangkat bekerja mereka bercerai lalu anaknya saya yang ngasuh”. 19 Ketidakmampuan suami anak ibu Kibtiah mencukupi kebutuhan rumah tangga yang menyebabkan anaknya menceraikan suaminya ketika dia sudah bekerja di Brunai Darussalam, karena suaminya tidak bisa membantu perekonomian keluarga dan anaknya diasuh oleh ibu Kibtiah. Selain faktor ekonomi banyaknya perceraian juga disebabkan karena poligami tidak sehat atau selingkuh. Kasus yang diungkapkan oleh informan, ketika istri bekerja sebagai TKI di luar negeri, maka suami kemudian menikah lagi, bahkan menggunakan uang yang dikirim oleh istrinya. seperti yang dikatakan oleh ibu Asni (50 tahun) kenapa anaknya bekerja ke luar negeri:
19
Wawancara Ibu Kibtiah.
52
“ditinggal suaminya menikah lagi, makanya dia memutuskan bekerja ke luar negeri dan anaknya ditinggal disini di asuh saya”. 20 Jawaban ibu Asni tersebut menyatakan bahwa anaknya bercerai karena pada saat anaknya sedang bekerja suaminya malah menikahi wanita lain, setelah ditinggal suaminya menikah anak ibu Asni bertekad untuk memperoleh penghasilan dengan bekerja di luar negeri menjadi TKI. Adanya perkawinan di usia muda juga menyebabkan pasangan ini mudah melakukan perceraian, sebagaimana yang dialami oleh anak bapa Mudi (40 tahun) mengungkapkan alasan anaknya bercerai adalah: “faktornya ya itu mah gak benar bapaknya, setelah bercerai anak saya pergi ke luar negeri, dan anaknya (cucu) diasuh oleh kami”. 21 Bapak mudi menjelaskan faktor anaknya bercerai karena suaminya itu tidak benar sehingga setelah bercerai anak bapak Mudi memutuskan bekerja di luar negeri dan anaknya dititipkan kepada orang tuanya (nenek dan kakek). Selain faktor ekonomi dan banyaknya perempuan menjadi TKI, praktik poligami dan rendahnya pendidikan pasangan juga menjadi penyebab banyaknya kasus perceraian. Berdasarkan jawaban responden diatas bahwa kepergian istri bekerja ke luar negeri walaupun menjadi faktor penyebab terjadinya perceraian. Namun rendahnya pendidikan berhubungan dengan tingginya angka perceraian, sebab kualitas pendidikan seseorang sangat berhubungan dengan kemampuan dalam pencapaian atau keberhasilan ekonominya. Terlebih dari data yang ada disebutkan bahwa 92 % penyebab perceraian disebabkan oleh faktor ekonomi.
20 21
Wawancara Ibu Asni. Wawancara Bapak Mudi.
53
Keputusan bekerja di luar negeri menjadi problema tersendiri karena harus rela jauh dari keluarga apalagi jika sudah berumah tangga keputusan bekerja di luar negeri harus dipikirkan matangmatang karena harus meninggalkan anak dan suami di rumah. Akan tetapi kebutuhan ekonomi yang memaksa mereka sehingga harus mengambil keputusan bekerja di luar negeri. Faktor perceraian kebanyakan terjadi karena masalah ekonomi, dalam penelitian ini juga ditemukan karena adanya perselingkuhan dan poligami, rendahnya tingkat pendidikan pasangan, serta adanya unsur usia pasangan yang belum siap, hal ini dikarenakan adanya pernikahan dibawah umur. Walaupun bekerja di luar negeri biasanya di masukkan kedalam faktor ekonomi tapi tidak semua orang yang bekerja ke luar negeri melakukan perceraian. Hal ini memang menjadi permasalahan yang sangat jelas jika salah satu pasangannya bekerja ke luar negeri maka suami atau istri yang di tinggalkan sulit untuk menjaga amanah yang diberikan oleh pasangannya yang bekerja ke luar negeri baik itu amanah menjaga keluarga, anak, bahkan hasil yang diperoleh dari bekerja di luar negeri. Hal ini dikarenakan berpisah dalam jangka waktu yang lama biasanya mereka bekeja di kontrak 2 atau 3 tahun oleh negara tujuan mereka sehingga dalam kurun waktu tersebut mereka dihadapkan berbagai godaan, sering terjadi uang hasil istrinya bekerja di gunakan untuk menikah lagi atau berjudi sehingga ketika istrinya pulang ke tanah air suami tidak bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya lalu istri memilih bercerai. Kasus seperti ini yang biasanya menjadi penyebab perceraian di kalangan TKI semakin banyak pasangan yang pemahaman mengani pernikahan maka semakin banyak pula kasus perceraian yang terjadi. Tingkat perceraian di lihat dari jumlah yang bercerai dan menikah kemudian di bandingkan. Menurut Pak Lebe Desa Cikedung
54
“ perceraian yang terjadi maksimalnya itu 60 dalam 1 tahun, jadi jika di bagi ke dalam tingkatan maka, kurang dari 20 itu tergolong rendah, antara 20-40 tergolong sedang dan lebih dari 40 itu tergolong tinggi”. 22 Untuk melihat tingkat perceraian yang terjadi diperoleh data dari kantor Desa Cikedung mengenai Jumlah TKI yang berangkat dan pengaruhnya terhadap keluarga TKI yang bercerai yang terjadi di Desa Cikedung antara tahun 2014-2015 dapat di lihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Jumlah TKI dan Perceraian Tahun 2014-2015 Jumlah TKI Tahun jumlah cerai 85
2014
5
59
2015
6
Sumber : Data Kecamatan Cikedung Dalam Angka Jika dilihat dari tabel 4.8 pengaruhnya terhadap perceraian tergolong rendah. Jadi keberangkatan keluarga yang pergi bekerja ke luar negeri dengan jumlah perceraian yang terjadi pengaruhnya rendah. Berdasarkan
data yang diperoleh dari kantor Desa
menyebutkan bahwa memang ada pengaruhnya orang yang bekerja ke luar negeri dengan kehidupan berumah tangga, namun pengaruhnya itu tergolong rendah di Desa Cikedung karna sebelum berangkat kerja biasanya mereka sudah berkomitmen untuk menjaga rumah tangganya dan bekerja di luar negeri sebagai usaha untuk mencukupi kehidupan keluarganya. Perceraian yang dilakukan oleh masyarakat yang bekerja ke luar negeri biasanya dilakukan setelah dia pulang ke rumah atau menunjuk pengacara lalu mengajukan perceraian dengan alasan suami tidak memenuhi tanggung jawabnya terhadap ekonomi sehingga biasanya pihak wanita yang mengajukan perceraian. Adapun jika perceraian itu 22
Wawancara Dengan Pak Lebe
55
terjadi sebelum keberangkatannya bekerja di luar negeri faktornya karena perelingkuhan atau poligami tidak sehat dan krisis moral sehingga setelah bercerai wanita memutuskan pergi bekerja ke luar negeri untuk dapat mencukupi kebutuhan anak dan dirinya sendiri. Tingginya angka perceraian di Pengadilan Agama Indramayu di dominasi oleh faktor ekonomi. Pada tahun 2014 tercatat telah terjadi perceraian disebabkan faktor ekonomi dengan jumlah perkara sebanyak 6.814 atau sekitar 92 % sedangkan pada tahun 2015 faktor terbanyak masih sama dengan tahun 2014 yaitu faktor ekonomi dengan jumlah perkara 6.126 atau sekitar 79 % . Terlihat pada faktor ekonomi mengalami penurunan 12 % selama dua periode. Dalam penelitian juga didapatkan hasil dari Data Pengadilan Agama Indramayu menyebutkan bahwa laporan penyebab terjadinya perceraian yaitu: a. moral, yang didalamnya menyangkut poligami tidak sehat, krisis moral, dan
cemburu. Faktor tersebut
yang
mengakibatkan terjadinya perceraian, banyak wanita yang menggugat suaminya karena krisis moral dan poligami yang dilakukan oleh para suami sehingga istri mengajukan perceraian. b. Meninggalkan kewajiban yang akhirnya mengakibatkan kawin paksa, ekonomi dan tidak ada tanggung jawab sehingga hal ini banyak menjadi alasan yang mendominasi kasus perceraian yang ada, alasan ekonomi yang dianggap mudah untuk bisa mengajukan gugatan perceraian. c. Kawin di bawah umur karena usia yang belum matang dan pemikiran yang belum seimbang dalam mengambil keputusan sehingga mengakibatkan pasangan usia muda ini mengambil keputusan untuk menikah. Pernikahan muda ini yang biasanya rentan terhadap perceraian karna masih mengandalkan ego masing-masing.
56
d. Menyakiti jasmani atau bertindak kasar merupakan suatu hal yang bisa mengakibatkan cacat fisik. Baik suka maupun tidak suka perceraian merupakan sebuah fakta yang terjadi antara pasangan suami – istri, akibat perbedaanperbedaan prinsip yang tidak dapat dipersatukan lagi melalui berbagai cara dalam kehidupan keluarga. Walaupun ajaran agama melarang untuk bercerai, akan tetapi kenyataan seringkali tidak dapat dipungkiri bahwa perceraian sering terjadi pada pasangan- pasangan yang telah menikah secara resmi. Tidak peduli apakah sebelumnya mereka menjalin hubungan percintaan cukup lama atau tidak, romantis atau tidak dan mneikah secara megah atau tidak. Perceraian dianggap menjadi jalan terbaik bagi pasangan tertentu yang tidak mampu menghadapi masalah konflik rumah tangga atau konflik perkawinan. C. Pembahasan Dari hasil wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan membantu perekonomian keluarga serta meningkatkan tingkat ekonomi karena di desa penghasilan yang didapat tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari maka salah satu cara yang ditempuh dengan bekerja menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) ke luar negeri. 1. Pengaruh bekerja ke luar negeri terhadap tingkat ekonomi a. Kehidupan ekonomi sebelum bekerja ke luar negeri Perekonomian warga yang setiap harinya hanya bekerja sebagai buruh dirasa kurang untuk mencukupi kebutuhan seharihari yang kadang menuntut mereka untuk memutar otak mencari cara agar bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Adanya peluang bekerja di luar negeri di rasa membuka kesempatan mereka untuk dapat mengubah perekonomian keluarganya. Informasi yang mereka dapatkan dan hasil yang mereka lihat dari para eks tenaga kerja luar negeri semakin menguatkan tekad mereka untuk dapat bekerja di sana.
57
a. Faktor Internal yang menjadi pendorong menjadi TKI adalah kondisi daerah asal TKI yang kurang menguntungkan, baik karena kurangnya lapangan pekerjaan dan juga minimnya upah atau pendapatan yang diperoleh mereka di daerah asal. b. Faktor Eksternal di sebabkan adanya tarikan atau ajakan dari saudara, teman, dan kerabat TKI yang terlebih dahulu bekerja di luar negeri, dan juga karena kondisi bekerja di luar negeri memang lebih menguntungkan bila dbandingkan dengan kondisi bekerja di daerah asal mereka, yaitu gaji yang tinggi dan peluang kerja yang luas. 23 Mereka yang belum berkeluarga bekerja sebagai TKI di luar negeri jauh dari keluarga terdorong untuk membantu ekonomi keluarganya atau sekedar untuk pemenuhan kebutuhan dirinya sendiri. Sedangkan bagi wanita yang sudah berkeluarga bekerja menjadi TKI di luar negeri terdorong untuk membantu ekonomi keluarganya. Walaupun mencari nafkah adalah tugas suami, semakin majunya perkembangan zaman kaum ibu juga berkesempatan untuk bekerja membantu suaminya dalam rangka peningkatan ekonomi keluarganya. Sekitar 59 orang dari warga desa Cikedung yang menjadi TKI dengan negera tujuan paling banyak yaitu negara Taiwan. Mereka yang bekerja sebagai TKI di luar negeri sangat bervariasi yaitu baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga, baik itu laki-laki maupun perempuan. “Negara Taiwan merupakan pilihan utama sebagai temapt bekerja di banding negara tujuan lain. Standar gaji yang diperoleh memang negara Taiwan lebih tinggi di banding negara Hongkong dan Singapore”. 24
23
Khusnatul Zulfa Wafirotun. Dampak Migrasi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga TKI di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Jurnal Ekuilibrium. 24 Singgih Susilo. Tingkat Pendapatan Dan Sebaran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Berdasarkan Negara Tujuan, Studi di Desa Aryejoding Kabupaten Tulungagung. Jurnal Pendidikan Geografi.
58
Pilihan terbanyak untuk bekerja memang negara Taiwan karena gaji yang diperoleh per bulannya bagi pekerja rumah tangga tergolong lebih banyak, mereka yang bekerja di Taiwan gaji pokoknya saja mencapai Rp. 8.000.000 perbulan itu sudah bersih dari uang makan dan tempat tinggal karena pekerja rumah tangga biaya makan dan tempat tinggal sudah di tanggung oleh majikannya. Apalagi jika ada perayaan atau uang bonus yang diterima itu jelas menambah gaji yang mereka terima. Seperti
yang
telah
diperoleh
dari
hasil
penelitian
menunjukan bahwa tingkat perekonomian keluarga yang bekerja ke luar negeri meningkat dikarenakan penghasilan yang mereka peroleh selama bekerja di sana cukup tinggi. Hal ini pula yang membuat masyarakat lainnya tergiur untuk berangkat bekerja di luar negeri untuk memperoleh penghasilan yang tinggi. b. Kehidupan ekonomi setelah bekerja ke luar negeri Cara yang ditempuh oleh warga untuk bekerja sebagai TKI di sana ternyata membawa hasil yang baik. Perubahan terjadi dalam kehidupan keluarga mereka terutama adanya perubahan ekonomi. Perubahan ekonomi keluarga ini dapat dilihat dari peningkatan penghasilan yang didapat anggota keluarga mereka yang bekerja sebagai TKI di luar negeri. Dari
hasil
yang
mereka
dapatkan
tidak
menutup
kemungkinan bahwa kehidupan mereka di kampung halaman meningkat setelah bekerja ke luar negeri. “keberadaan TKI di Desa juga menyebabkan munculnya sifat konsumtif, artinya mereka membelanjakan uang yang ada untuk barang-barang yang sebenarnya belum mereka butuhkan. Rumah tempat tinggal para TKI tersebut pada umumnya sangat megah. Sudah jarang di jumpai rumahrumah gubug/reyot di katong TKI tersebut”. 25
25
Yuniastuti. Kehidupan Sosial Ekonomi TKI dan TKW Serta Dampak Sosial Psikologis Pendidikan Anak. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
59
Penghasilan yang didapat jauh lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang bekerja didalam negeri. Dengan penghasilan tersebut mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari baik itu kebutuhan pangan, sandang bahkan dengan penghasilan yang didapat mereka bisa membangun rumah, beli motor dan lain-lain. Hal ini terjadi karena penghasilan yang didapatkan tergolong dalam pendapatan tinggi bahkan sangat tinggi, dapat di lihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.12 Penggolongan Tingkat Ekonomi Setelah Bekerja di Luar Negeri Pendapatan Frekuensi Tingkat Ekonomi ≥ 3.500.000
9
Pendapatan sangat tinggi
≥ 2.500.000-3.500.000
1
Pendapatan tinggi
≥ 1.500.000-2.500.000
0
Pendapatan sedang
≤ 1.500.000
0
Pendapatan rendah
Sumber : Hasil wawancara dengan Informan Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan bahwa tingkat ekonomi yang dimiliki keluarga yang berangkat bekerja ke luar negeri mengalami peningkatan yang tinggi, bahkan jika menggunakan standar pendapatan dari Badan Pusat Statistik pun pendapatan mereka berada di tingkat pendapatan sangat tinggi. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa pendapatan yang diperoleh setelah bekerja di luar negeri memang termasuk tinggi jika dilihat berdasarkan penggolongan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik. Untuk lebih memastikan perbandingan pendapatan yang diperoleh dari sebelum dan sesudah bekerja di luar negeri dapat dilihat dalam grafik perbandingan pendapatan sebelum dan sesudah bekerja di luar negeri di bawah ini:
60
Frekuensi
Grafik Tingkat Ekonomi Keluarga TKI 12 10 8 6 4 2 0
Pendap atan Sangat Tinggi
Pendap atan Tinggi
Pendap atan Sedang
Pendap atan Rendah
Frekuensi Sebelum
0
0
0
10
Frekuensi Sesudah
9
1
0
0
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Ekonomi Keluarga TKI Perubahan yang dialami keluarga yang bekerja di luar negeri memang menjadi daya tarik untuk warga lainnya untuk dapat bekerja di luar negeri dengan harapan dapat memperoleh hasil yang lebih dengan sehingga dapat memperbaiki dan mengubah kehidupan ekonominya. Dengan hasil yang didapat itulah sehingga banyak warga yang memutuskan bekerja di luar negeri menjadi TKI. Banyak yang tidak meneruskan sekolah sampai ke perguruan tinggi karena kebanyakan dari mereka tidak mempunyai dana untuk bisa meneruskan sekolah ke perguruan tinggi. Ada juga alasan lainnya yaitu dari pada sekolah yang mengharuskan mereka mengeluarkan biaya besar lebih baik bekerja untuk memperoleh penghasilan, atau juga karena melihat teman yang lain bisa pergi ke luar negeri dan memperoleh pengalaman baru serta memperoleh penghasilan sendiri sehingga mereka bisa membeli apapun yang mereka inginkan tanpa harus meminta kepada orang tua. “Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri memiliki sifat konsumerisme yang tinggi, mereka mengikuti gaya hidup metropolitan di negara-negara tersebut. Mereka sangat suka berganti HP dan warna rambutnya, mereka tidak mau kalah
61
dari temannya. Mereka juga suka nongkrong di cafe-cafe sehingga gaya hidupnya cenderung boros”. 26 Hal seperti ini yang banyak terjadi di Desa Cikedung, kepergian bekerja di luar negeri dan sifat konsumtif yang dimilikinya terkadang meyebabkan pemborosan yang akhirnya ketika mereka pulang ke kampung halaman tidak bisa meningkatkan perekonomian keluarga, karena hasil yang mereka peroleh hanya digunakan untuk hal-hal yang membuatnya merasa bahwa hanya dia yang mempunyai segala barang baru atau hal lainnya yang menunjang penampilan atau gaya hidup yang modern seperti yang sedang trend atau digandrungi banyak orang. Sedangkan bagi mereka yang mempunyai niat yang sungguh-sungguh dari awal untuk bisa memperbaiki kehidupan ekonominya tidak terlalu cenderung ke sifat konsumtif, mereka sadar akan tujuan bekerja di luar negeri untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarga sehingga ketika mereka sudah di luar negeri hasil yang diperoleh digunakan untuk hal yang memang diperlukan. Hasil yang diperoleh biasanya digunakan untuk membeli sawah atau gadai sawah, kemudian membeli alat transportasi seperti motor kemudian selanjutnya membangun rumah. Barangbarang seperti inilah yang selalu menjadi taraf kesuksesan bagi orang yang bekerja ke luar negeri. Mempunyai usaha kecil atau sawah yang luas biasanya bertujuan untuk tabungan di masa depan karna mereka menyadari tidak akan seterusnya bekerja di luar negeri menjadi TKI. Disamping itu dari segi pendidikan keluarganya juga banyak yang sukses, kalau dulu sebelum menjadi TKI mereka tidak memikirkan sekolah anak-anak mereka
26
M.Republika.co.id/berita/nasional/umum/14/11/08/nept3c-gaya-hidup-tki-di-empatnegara-ini-lebih-gaul. Di akses pada hari Senin tanggal 15 Agustus 2016 pukul 17.00.
62
tetapi setelah menjadi TKI anak-anak mereka banyak yang sudah menjadi sarjana. Dari penghasilan yang diperoleh setiap bulannya bekerja di luar negeri tersebut penulis menyimpulkan bahwa adanya peningkatan ekonomi setelah bekerja di luar negeri, sehingga mereka bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya, keadaan tersebut berarti adanya pengaruh positif bagi kehidupan ekonomi keluarga yang bekerja ke luar negeri sebagai TKI. 2. Pengaruh bekerja di luar negeri terhadap perceraian Perceraian adalah peristiwa yang sangat tidak diharapkan oleh siapapun, namun keputusan bercerai terpaksa dilakukan karena merasa tidak ada pilihan lain. Perceraian yang terjadi disebabkan karena beberapa faktor, menurut Agus Dariyo faktor penyebab terjadinya perceraian di golongkan menjadi 4 yaitu: a. Kekerasan Verbal Kekerasan verbal (verbal violence) merupakan sebuah penganiayaan yang dilakukan oleh seorang pasangan terhadap pasangan lainnya, dengan menggunakan katakata, ungkapan kalimat yang kasar, tidak menghargai, mengejek, mencaci-maki, menghina, menyakiti perasaan dan merendahkan harkat-martabat. b. Masalah ekonomi-finansial Dalam masyarakat tradisional atau modern, seorang suami tetap memegang peran besar untuk menopang ekonomi keluarga, sehingga mau tidak mau seorang suami harus bekerja agar dapat memiliki penghasilan. c. Masalah perilaku buruk Perjudian (gambling) merupakan aktivitas seseorang untuk memperoleh keberuntungan yang lebih besar dengan mempertaruhkan sejumlah uang tertentu. d. Perselingkuhan Perselingkuhan merupakan sebuah perzinaan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang bukan menjadi pasangan hidup yang sah, padahal ia telah terikat
63
dalam perkawinan hidupnya. 27
secara
resmi
dengan
pasangan
Dari beberapa faktor diatas penulis menyimpulkan bahwa kasus perceraian yang terjadi penyebabnya karena faktor ekonomi, rendahnya pendidikan pasangan, poligami dan perselingkuhan, juga banyaknya pernikahan dibawah umur yang menyebabkan sangat rentan terjadi perceraian. Pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, secara umum berdasarkan data yang diperoleh dari Pengadilan Agama Kabupaten Indramayu, faktor tertinggi yang menjadi penyebab tingginya perceraian adalah ekonomi. Berdasarkan data yang ada 79% penyebab perceraian yang terjadi karena faktor ekonomi. Namun demikian dalam penelitian ini ditemukan adanya faktor yang kadang ikut
mengiringi
perselingkuhan
penyebab dan
perceraian
poligami
tidak
tersebut sehat,
yaitu,
adanya
rendahnya tingkat
pendidikan pasangan, banyaknya unsur usia pasangan yang belum siap, hal ini diindikasikan dengan adanya beberapa pernikahan di bawah umur. Hal ini membuktikan bahwa keputusan bekerja di luar negeri justru ingin mengubah nasib dengan memperoleh penghasilan lebih untuk mencukupi kebutuhan hidup dan meningkatkan tingkat ekonomi keluarganya. Akan tetapi jika terjadi perceraian hal ini pasti akan menimbulkan dampak negatif terhadap anak yang seharusnya mendapat bimbingan dari kedua orang tua malah harus menerima kenyataan bahwa orang tuanya harus berpisah. Seperti yang dikatakan oleh Muhammad Julianto: “Generasi yang tumbuh dalam suasana keluarga yang broken home mempunyai karakter yang temperamen bahkan sensitif tingkat ketersinggungannya tinggi, cenderung labil mentalnya, 27
Agoes Dariyo, Memahami Psikologi Perceraian Dalam Kehidupan Keluarga. Jurnal Psikologi Vol. 2 No.2.
64
mudah tersinggung, tidak mendapat pengasuhan seimbang dari pihak ayah maupun ibu, karakter bapak dan ibu tidak terekam dalam perilaku dirinya, tidak bisa mengontrol diri rata-rata dari keluarga broken home, anak merasa tidak ada yang menghargai, tidak ada yang memperhatiakn, karena merasa untuk apa berbuat baik”. 28 Karena keputusan bercerai yang diambil oleh orang tuanya sehingga anak merasa kurang diperhatikan apalagi jika ibunya kemudian memutuskan untuk bekerja ke luar negeri dan menitipkan anaknya untuk diasuh dan dirawat oleh nenek dan kakeknya. Setelah bercerai, dampak yang paling berat adalah dirasakan oleh istri. Seperti yang telah diuraikan secara singkat, keputusan untuk memilih bekerja diluar negeri dan menitipkan anaknya kepada orang tua dengan harapan bisa tetap mencukupi kebutuhan anak dan mengubah kehidupan ekonominya dirasa sangat berat karena harus meninggalkan anak dan keluarganya. Tetapi kebutuhan ekonomi yang harus dipenuhi menuntut mereka untuk bekerja ke luar negeri. Perceraian yang terjadi di kalangan TKI yang berada di Desa cikedung masih tergolong rendah hal ini berdasarkan hasil dari penelitian yang menunjukan bahwa perceraian keluarga TKI yang terjadi jumlahnya kurang dari 20 yang berarti termasuk rendah, seperti yang dikatakan oleh Pak Lebe “ perceraian yang terjadi maksimalnya itu 60 dalam 1 tahun, jadi jika di bagi ke dalam tingkatan maka, kurang dari 20 itu tergolong rendah, antara 20-40 tergolong sedang dan lebih dari 40 itu tergolong tinggi”. 29 Berdasarkan data yang telah di peroleh penulis menyimpulkan bahwa pengaruh bekerja di luar negeri dengan perceraian yang terjadi di Desa Cikedung tergolong rendah. Dalam penelitian ini juga ditemukan faktor lain penyebab terjadinya perceraian yaitu karena
28
Muhammad Julianto dkk. Dampak Perceraian dan Pemberdayaan Keluarga Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri. Buana Gender-Vol.I, Nomor I. 29 Wawancara Dengan Pak Lebe
65
adanya poligami serta unsur usia pasangan yang belum siap, hal ini dikarenakan adanya pernikahan di bawah umur. Dari hasil penelitian ini adanya pengaruh bekerja di luar negeri dengan tingkat ekonomi dan perceraian. Hal tersebut berkaitan dengan hasil penelitian terdahulu tentang perubahan kondisi sosial ekonomi keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Hasil
penelitian
sebelumnya
bahwa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi yang mempengaruhi masyarakat memilih untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah alasan ekonomi, setelah salah satu anggota keluarga menjadi TKI terjadi perubahan kondisi sosial ekonomi yang sangat signifikan, perbedaan pendapatan antara suami dan istri pada keluarga TKI berdampak keutuhan rumah tangga keluarga TKI. Sedangkan dalam penelitian ini hasil yang diperoleh setelah salah satu anggota keluarga bekerja di luar negeri sebagai TKI perekonomian keluarga meningkat selain itu pengaruhnya terhadap perceraian tergolong rendah.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Bekerja di Luar Negeri Terhadap Tingkat Ekonomi dan Perceraian di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu maka diperoleh kesimpulan: 1. Pengaruh Bekerja Di Luar Negeri Terhadap Perubahan Tingkat Ekonomi Berdasarkan hasil yang diperoleh sebelum bekerja ke luar negeri kehidupan ekonomi keluarga tergolong rendah penghasilan yang diperoleh rata-rata di bawah Rp. 1.500.000 tetapi Setelah bekerja di luar negeri menjadi TKI kehidupan ekonomi mereka mengalami peningkatan yang tinggi rata-rata penghasilan yang diperoleh lebih dari Rp.3.500.000. Dengan penghasilan yang mereka dapatkan mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan lebih dari itu sehingga kehidupan ekonomi mereka mengalami peningkatan. Hal ini pula yang membuat masyarakat lainnya tergiur untuk berangkat bekerja di luar negeri untuk memperoleh penghasilan yang tinggi. Maka pengaruh bekerja di luar negeri terhadap tingkat ekonomi keluarga TKI pengaruhnya sangat tinggi. 2. Pengaruh Bekerja Di Luar Negeri Terhadap Perceraian Kasus perceraian yang terjadi disebabkan karena beberapa faktor yaitu krisis moral, meninggalkan kewajiban, menyakiti jasmani, terjadinya perselisihan dan pernikahan di bawah umur. Berdasarkan jumlah perceraian yang terjadi di kalangan TKI yang berada di Desa cikedung masih tergolong rendah hal ini berdasarkan hasil dari penelitian yang menyebutkan bahwa
66
67
perceraian keluarga TKI yang terjadi jumlahnya kurang dari 20 yang berarti termasuk rendah. Maka pengaruh bekerja di luar negeri terhadap perceraian yang terjadi tingkatnya rendah. B. Implikasi Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dengan membuka kesempatan bekerja di luar negeri menjadi TKI, telah membawa pengaruh yang positif terhadap peningkatan ekonomi. Sejak di mulai kesempatan bekerja di luar negeri memberikan pengaruh
yang positif terhadap tingkat ekonomi masyarakat
Cikedung. Hal ini terlihat dengan meningkatnya pedapatan yang diperoleh setiap bulannya bagi keluarga yang bekerja di luar negeri menjadi TKI. Meningkatnya pendapatan yang diperoleh masyarakat ini berpengaruh sangat besar terhadap pemenuhan kebutuhan. Sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidupnya terutama untuk kebutuhan ekonomi. Dengan meningkatnya pendapatan maka hal ini berpengaruh terhadap tingkat ekonomi keluarga. Sedangkan pengaruh negatif yang harus dihindari bagi keluarga yang sudah berumah tangga dan bekerja di luar negeri adalah terjadinya perceraian. C. Saran 1) Hendaknya keluarga TKI mampu mengelola keuangan untuk modal masa depan agar nantinya tidak berangkat lagi menjadi TKI yang kebanyakan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. 2) Kebebasan yang diberikan kepada wanita jangan disalah artikan, wanita harus tetap menyadari kodratnya sebagai perempuan, sebagai ibu, sebagai istri sebagaimana mestinya. 3) Kepada pihak pemerintah agar lebih berusaha lagi untuk mengatasi masalah lapangan kerja dan peluangnya dan lebih memperhatikan orang kecil yang penghasilannya rendah sehingga bangsa kita bisa hidup lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 105 Tentang Perintah Bekerja. Anam , Chairul. “Komunikasi Keluarga TKI dalam Mendidik Anak”. Skripsi di UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014. Ardy, Dian Ayu Puspita, Pengaruh Gaya Hidup, Fitur, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Blacberry Curve 9300. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 Nomor 1 Januari 2013. Badan Pusat Statistik. Penggolongan Pendapatan 2012. Basrowi, dan Juariyah, Siti. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sri Gading, Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, Volume 7 Nomor 1, April 2010. Dariyo, Agoes. Memahami Psikologi Perceraian Dalam Kehidupan Keluarga. Jurnal Psikologi Vol. 2 No.2, Desember 2004. Data Monografi Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu Tahun 2015. Data Faktor Penyebab Perceraian Pengadilan Agama Indramayu Tahun 20141015. Fachrina dan Putra, Eka, Rinaldi. Upaya Pencegahan Perceraian Berbasis Keluarga Luas dan Institusi Lokal dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Jurnal Antropologi Indonesia Vol. 34 No. 2 2013. Fauzi, Ahmad. “Eskalasi Perceraian di Lingkungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Masyarakat Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep (Studi Kasus si Pengadilan Agama Kangean)”. Skripsi Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2014. Indra, Hasbi. Potret Wanita Shalehah. Cet ke 2.Jakarta:Penamadani,2004. Jamil, Abdul. Isu dan Realitas di Balik Tingginya Angka Cerai-Gugat di Indramayu. Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 14 No.2. 2015. Julianto, Muhammad dkk. Dampak Perceraian dan Pemberdayaan Keluarga Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri. Buana Gender-Vol.I, Nomor I, Januari 2016.
68
69
Kecamatan Cikedung Dalam Angka 2014-2015. Lapau, Buchori. Metode Penelitian Kesehatan, Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2013. Makhfudin. “Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon”. Skripsi pada UPI Bandung, Bandung 2011. Meleong, J Lexy., Metode Penelitian Kualitatif,Bandung:PT. Rosda Karya, 2009. Miladiyanto, Sulthon. Pengaruh Profesi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Terhadap Tingginya Perceraian Di Kabupaten Malang. Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol. 1, No.1, Juni 2016. Muchimah. “Faktor-faktor Penyebab Perceraian di Kalangan Buruh Migran (Studi Kasus di Desa Banjarsari Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap)”. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015. Pedoman penulisan skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Rahardja, Prathama, Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro ekonomi dan Makro Ekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008. Rakhman, Dedi Aktur. “Dampak Remitensi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Luar Negeri Bagi Peningkatan SDM di Daerah Asal:Studi kasus di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo KabupatenBojonegoro”. Skripsi di Universitas Negeri Malang, 2009. Rianto, Nur. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2011. Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta, 2013. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatau Pengantar.Jakarta: Rajawali Press, 2015. Statistik Daerah Kecamatan Cikedung 2015. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Bandung:Penerbit Alfabeta,2009. Sumantri, Arif. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
70
Sulistiawati, Rini. Pengaruh Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Propinsi di Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi. Susilo, Singgih. Tingkat Pendapatan Dan Sebaran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Berdasarkan Negara Tujuan, Studi Di Desa Aryojeding Kabupaten Tulungagung. Jurnal Pendidikan Geografi , Th.20, No. 1, Jan 2015. Syaifuddin, Muhammad, dkk. Hukum Perceraian. Jakarta: Sinar Grafika, 2014. Undang-undang Republik Indonesia nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Wafirotin, Zulfa Khusnatul. Dampak Migrasi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga TKI Di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Jurnal Ekuilibrium, Vol 11, Nomor 2, Maret 2013. Yuniastuti. Kehidupan Sosial Ekonomi TKI Dan TKW Serta Dampak Sosial Psikologis Pendidikan Anak. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 27, Nomor 1, Februari 2014. Yuningrum, Heny. Polemik Tenaga Kerja Indonesia Sebagai Sumber Devisa Negara (Problematika Tenaga Kerja Indonesia Dari Segi Islami). Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Ekonomi Islam Nomor II/Edisi II/ November 2010.
SUMBER DARI INTERNET http://indramayukab.bps.go.id M.Republika.co.id/berita/nasional/umum/14/11/08/nept3c-gaya-hidup-tki-diempat-negara-ini-lebih-gaul. Di akses pada hari Senin tanggal 15 Agustus 2016 pukul 17.00 www.bnp2tki.go.id/read/9704/11-bulan-BNP2TKI-mencatat-penempatan-TKI390.473-orang. 19 Desember 2014. Di akses pada hari Sabtu 27 Agustus 2016 Pukul 20.21
LAMPIRAN-LAMPIRAN
71
Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN OBSERVASI 1. Kondisi Geografis Desa Cikedung 2. Jumlah Penduduk Desa Cikedung 3. Tingkat Pendidikan DesaCikedung 4. Jenis Pekerjaan Desa Cikedung 5. Sarana dan Prasarana 6. Jumlah TKI Desa Cikedung 7. Faktor penyebab bekerja di luar negeri 8. Ekonomi Keluarga Sebelum Menjadi TKI 9. Ekonomi Keluarga Setelah Menjadi TKI 10. Penghasilan Atau Pendapatan TKI 11. Konsumsi Atau Gaya Hidup TKI 12. Perceraian Di Kalangan TKI 13. Faktor perceraian TKI 14. Dampak perceraian terhadap pendidikan keluarga
72
Variabel
Tabel 3.2 Kisi-kisi lembar observasi Aspek yang diamati A. Bekerja di luar negeri 1. Mengetahui pengertian TKI 2. Mengetahui faktor pendorong bekerja ke luar
Pengaruh Bekerja
negeri
di Luar Negeri
3. Mengetahui negara tujuan
Terhadap Tingkat
bekerja ke luar negeri
Ekonomi dan Perceraian
B. Tingkat ekonomi 1. Mengetahui tingkat ekonomi sebelum dan sesudah bekerja di luar negeri 2. Mengetahui pengertian ekonomi 3. Mengetahui penghasilan atau pendapatan TKI 4. Mengetahui gaya hidup TKI C. Tingkat perceraian 1. Mengetahui jumlah perceraian di kalangan TKI 2. Mengetahui Faktor percerian di kalangan TKI
Ya/Tidak
73
Variabel
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara Dimensi
Pernyataan 1. Anggota keluarga yang bekerja ke luar
Bekerja di luar negeri
negeri 2. Hasil bekerja buruh/tani
Pengaruh bekerja di luar
3. Ketertarikan menjadi
negeri terhadap tingkat
TKI karena dorongan
ekonomi dan perceraian
teman 4. Ketertarikan menjadi TKI karena keinginan diri sendiri 5. Penanggung jawab pemberangkatan TKI 6. Dibekali apa saja selama mengikuti pelatihan menjadi TKI 7. Sering atau tidak terjadi kasus 8. Pendidikan terakhir TKI 9. Berminat ingin berhenti menjadi TKI 10. Keinginan untuk terus menjadi TKI 1. Perekonomian keluarga sebelum dan Kondisi Ekonomi
sesudah bekerja ke luar negeri 2. Negara yang paling paling di minati TKI
74
3. Penghasilan TKI 4. Gaya hidup TKI Perceraian
1. Kekerasan verbal 2. Masalah ekonomi 3. Perilaku buruk 4. Perselingkuhan
75
Wawancara 1. Identitas Informan (Keluarga TKI) Nama
:
Jenis kelamin : Umur
:
Pekerjaan
:
2. Siapa anggota yang bekerja ke luar negeri? 3. Sudah berapa lama dia bekerja di luar negeri? 4. Apa pendidikan terakhirnya? 5. Apakah faktor yang membuat dia bekerja di luar negeri? 6. Adakah pengaruhnya bagi perekonomian keluarga? 7. Apakah mencukupi kebutuhan sehari-hari? 8. Berapa penghasilannya 1 bulan? 9. Bagaimana perekonomian keluarga setelah ada salah satu anggota keluarga yang bekerja ke luar negeri?
76
Lampiran 2 REKAP HASIL WAWANCARA Wawancara dengan Ibu Nina Tempat : Desa Cikedung RT/RW 01/03 Kecamatan Cikedung Tanggal : 15 September 2016 Waktu
: 15.30 WIB
Ket : p (pewawancara) dan i (informan ) 1. p : assalamualikum... i : waalaikum salam p: dengan ibu siapa? i : Ibu Nina p : oh ibu Nina, Ibu Nina di keluarganya ada yang bekerja di luar negeri? i : ada p : siapanya Bu? i : adik p : oh adik, kerjanya dimna? i : di Beijing, China p : itu udah berapa lama Bu? i: baru 1 tahun p : ini yang pertama kali atau udah pernah sebelumnya? i: udah p : di China juga? i : ga, di Taiwan p : dulu pendidikan terakhirnya apa BU? i : SD p : oh berarti udah lama ya bu, udah berapa kali kesana? Maksudnya pergi ke luar negeri? i: saya? Eh.. adiknya sudah 3 kali p : itu penghasilan perbulannya kira-kira berapa Bu? i : perbulan tuh 6 juta p : itu di gunakan buat apa Bu penghasilannya? i : buat modal anak sekolah p : oh buat anak sekolah, anaknya di sini sama sapa? i : sama saya p : anaknya sekolah dmna? i : di Cirebon p : kuliah, SMA atau SMP? i : iya kuliah sekarang p : trus adik Ibu bekerja di sana itu keinginan sendiri atau diajak orang? i : keinginan sendiri buat cita-cita anak
77
p : oh buat mewujudkan cita-cita anaknya, suaminya bekerja dimana Bu? i : ga punya suami dia p : oh udah cerai ya Bu? i : iya cerai p : cerai sama suaminya itu sebelum berangkat ke luar negeri? i : iya sebelum p: oh sebelum,,, setelah bercerai baru berangkat bekerja (iya) selama ini penghasilan dari adik ibu ini cukup ga buat kebutuhan sehari-hari sama kebutuhan anaknya? i : ya dicukup-cukupin aja hehe,, haha,, p : mmm faktor adik Ibu berangkat ke luar negeri ini hanya untuk mewujudkan citaanaknya sama kebutuhan sehari-hari (sama nyukupin orang tuanya yang sakit stroke) oh orang tuanya sakit jadi adik ibu yang menanggungnya i: iya semuanya dia (dan ibu yang merawat orang tuanya) iya, sekeluarga tuh dia yang nanggung saya juga p : oh trus komunikasi dengan adik ibu ini lancar ga Bu? i : iya lancar tiap hari juga ngebel (nelfon) (oh tiap hari juga ngabarin) p : terimakasih untuk waktunya Bu, wassalamualaikum i : waalaikum salam
78
Wawancara dengan Bapak Margana Tempat : Desa Cikedung RT/RW 01/03 Kecamatan Cikedung Tanggal : 15 September 2016 Waktu
: 16.30 WIB
2. p : assalamualaikum i : waalaikum salam p : dengan bapa siapa? i : bapak Margana p : bapak Margana di keluarganya siapa yang bekerja ke luar negeri? i : syamsiah p : itu siapa nya bapa? i : anak p : oh anak bapa, udah berapa tahun pa? i : udah 3 tahun yg 2 kali, sekarang baru 5 bulan p : oh berarti ini yang ke 3 kali (iya ) oh yang ke 3 kali udah 5 bulan, itu bekerjanya dimana pak? i : di Taiwan p : di Taiwan, dulu pendidikan terakhirnya apa pak? i : SMP p : oh sampai SMP, sudah menikah atau belum pak? i : belum p : oh belum,, mm berangkat ke luar itu keinginan sendiri atau diajak orang lain? i : keinginan sendiri ( oh keinginan sendiri ) kalau diajak ornag lain ga jadi p : ohh mm,,, penghasilan di sana itu sebulan kira-kira berapa pak? i : pertama lebih potongan tuh 5 juta ke dua nya 6 juta sekarang 8 juta lebih potongan p : oh sekarang 8 juta,, itu penghasilan anak bapa itu digunakan untuk apa uangnya? i : pertama tuku sawah (beli sawah) ke duanya beli eh bikin rumah (oh bikin rumah) iya yang ke duanya p : eee trus buat mencukupi kebutuhan bapa di rumah itu cukup ga pa dari penghasilan anak bapa bekerja di sana? i : lebih dari cukup p : oh lebih dari cukup,,, kenapa anak bapa lebih memilih bekerja di luar negeri tenimbag di dalam negeri? i : di dalam negeri apalagi yang pendidikannya SMP, banyak yang sekolah tinggi aja udah susah p :mmm,, oh berarti karna susahnya pekerjaan (iya) selain itu adalagi gak pak? i : ada waktu itu kan saya keplepek (dikejar-kejar) sama utang, anak saya akhirnya memilih ke luar negeri. Alhamdulillah beres jadinya tuh p :hmm anak bapa belum menikah ya pa jadi penghasilannya itu murni buat orang tua, itu udah 3 kali berangkat (2 kali yang sukses sekarang masih potongan baru 5 bulan)
79
berarti di rumah penhaghasilannya bapa gunakan buat beli sawah sama perbaikan rumah ya pa? i : iya bikin rumah yang pertama beli sawah keduanya bikin rumah,, yang ini mah belom hehehe (karna baru 5 bulan ya pa) iya tapi udah kirim 14 juta yang 3 bulan lebih potongan tuh p : oh yaudah terimakasih atas waktunya pa wassalamualaikum i :waalaikum salam iya sama-sama
80
Wawancara dengan Bapak Cariman Tempat : Desa Cikedung RT/RW 01/03 Kecamatan Cikedung Tanggal : 15 September 2016 Waktu
: 13.00 WIB
3. p : assalamualaikum, selamat sore bapa, dengan bapak siapa? i : waalaikum salam, bapak cariman P : oo bapak cariman, bapak cariman di keluarganya siapa yang bekerja ke luar negeri? I : istri saya namanya Yeni P :oo istrinya, istrinya sudah berapa tahun pa bekerja di sana? I : ya sekitar mau 3 tahunan lah P : mm,,, mau 3 tahunan, itu bekerjanya dimana pak? I : di Taiwan P : di Taiwan, dulu pendidikan terakhirnya apa? I : SMP P : SMP,, penghasilan dari bekerja di sana itu digunakan buat apa pak? I : buat gadai sawah, buat beli sawah P : mmm, buat gadai sawah buat beli sawah,, terus penghasilan dari ibu itu sebulannya berapa pak di sana? I : 7 jutaan lah P : mm,, sekitar 7 juta, penghasilan segitu tuh cukup buat eee kehidupan bapak di kampung? I : yaa cukuplah P : bapaknya di rumah kerjanya apa? I : sawah P : mmm sawah eee ibu itu pergi ke sana di ajak teman atau keinginan sendiri? I : keinginan sendiri P : mmm keinginan sendiri,,,faktornya apa pak bisanya pergi ke sana? I : faktornya karna lihat saya kerja disini kekurangan terus makanya dia ikut kerja P : jadi membantu-bantu, niatnya ibu tuh mau membantu bapak, oh berarti karna faktor enokomi I : iya iya P : trus bapak mengijinkan? I : ya mengijinkan P : mmm,, mengijinkan, ibu pergi ke luar udah berapa kali? I : dua kali sekarang P : oo dua kali sekarang, berarti penghasilannya itu sampai sekarang untuk beli sawah dan kebutuhan sehari-hari I: iya untuk itu saja P: terimakasih atas waktu dan informasinya pak, Wassalamualaikuam I: iya sama-sama, Waalaikum salam
81
Wawancara dengan Ibu Kibtiah Tempat : Desa Cikedung RT/RW 01/03 Kecamatan Cikedung Tanggal : 16 September 2016 Waktu
: 15.30 WIB
4. p : assalamualaikum ibu i : waalaikum salam p : namanya siapa Bu? I : Kibtiah P : ibu Kibtiah di keluarganya siapa yang bekerja ke luar negeri? I : anak saya P : ooh anak saya, itu udah berapa lama Bu? I : 1 tahun P : kerjanya dimana? I : di Brunai Darussalam P : eee bekerja selama setahun ini hasilnya udah buat apa aja Bu I : buat sekolah buat kanggo mangan sehari-hari P: oo buat sekolah buat makan sehari-hari, ee anak ibu ini bekerja di sana itu diajak orang apa keinginan sendiri I : keinginan sendiri P : dulunya disini kerjanya apa Bu? I : di salon P : ooh di salon ee anak ibu udha berkeluarga? I : udah P : udah punya anak? I : udah P : oo terus anaknya di asuh sama siapa? Sama ibunya? I : iya P : trus suaminya? I : udah cerai P : udah cerainya itu sebelum anak ibu pergi ke luar apa sebelum? I : se se se,, dah,, P : oh sesudah pergi ke luar itu udah cerai (iya) itu kalau boleh tau kenapa bu faktor bercerainya? I : tidak mencukupi kebutuhan P : oo untuk komunikasi dengan anak ibu biasanya gimana via telfon atau video call kan sekarang ada video call bu? I : telfon P : oo telfon aja, tapi komunikasnya lancar ya bu? I : lancar P : oo itu penghasilan selama setahun itu untuk memenuhi kebutuhan hidup, ee menurut ibu cukup gak?
82
I : cukup P : ee berarti ada peningkatan ya Bu dari segi ekonomi I : iya P: kalau begitu saya cukupkan ya bu, terima kasih atas waktu dan informasinya I: iya sama-sama P:assalamualaikum I: waalaikaum salam
83
Wawancara dengan Bapak Didi Carsidi Tempat : Desa Cikedung RT/RW 01/03 Kecamatan Cikedung Tanggal : 16 September 2016 Waktu
: 15.30 WIB
5. p : assalamualaikum selamat sore bapak I : sore p : dengan bapak siapa pak? I : pak Didi Carsidi P : mm pak Didi di keluarganya siapa yang bekerja ke luar negeri? I : anakku,, istri, anu eee apa arane anak wadon P : mm anak perempuan, udah berapa lama pak? I : udah 17 bulan P : 17 bulan itu bekerjanya dimana pak? I : di Taiwan P : ooh kerjanya di Taiwan (eemmm TKI) itu pendidikan terakhirnya apa dulunya? I : SMA P : SMA eee terus anak bapa kenapa milih bekerja ke luar negeri I : karna disini eee susah cari kerjanya di sana kan gampang terus gajinya kan agak besar gitu P : terus selama anak bapak ke luar negeri itu kebutuhan di rumah cukup atau tidak pak ? I : lumayan P : lumayan itu eee bekerja di Taiwan itu baru pertama kali apa udah pernah sebelumnya? I : eks sudah eks dua kali ini P : eee penghasilan anak bapak selama bekerja di sana itu buat apa aja di rumah? I : buat gadai sawah P : gadai sawah,, terus anak bapa udah nikah atau belum? I : belum P : oh belum jadi belum ada tanggungan ya pak? I : belum P : ee terus bapak di rumah itu selain untuk eee apa gadai sawah apalagi pak, sementara hanya itu aja? I : he eh sementara hanya itu saja ya P : mm anak bapa itu bekerja di sana diajak orang atau keinginan sendiri atau melihat orang lain I : ya keinginan sendiri P : keinginan sendiri bekerja di sana, oh sebelumnya memang punya keinginan pak? I : punya, dulu sih punya eee punya keinginan sekolah cuman gak ada modal P : jadi lebih memilih bekerja disana, itu udah 2 kali ke sana berarti sudah merasakan enak bekerja disana jadinya lebih memilih di sana dari pada bekerja di sini ya pak
84
I : iya iya iya itu P: terimakasih atas waktu dan informasinya pak , wassalamualaikum I: iya sama-sama, waalaikum salam
85
Wawancara dengan Bapak Jaja Tempat : Desa Cikedung RT/RW 02/03 Kecamatan Cikedung Tanggal : 17 September 2016 Waktu
: 16.30 WIB
6. p : assalamualaikum i : waalaikum salam p : selamat sore pak i : sore p : ini dengan bapak siapa? i : bapak Jaja p : bapak Jaja siapa di anggota keluarganya yang pergi ke luar negeri? i : istri p : istri,, itu udah berapa lama pak? i : kalau berangkatnya sih sudah 3 kali ini cuman yang ini mah baru 4 bulan p : ooh itu dimana Pak? i : di Taiwan p : 3 kali itu semuanya di Taiwan semua? i : he eh itu tuh Taiwan semua p : mm itu kenapa milih bekerja ke luar negeri? i : ingin membantu ekonomi di rumah p : oo eee terus anaknya bapak diasuh sama siapa sekarang? i : sama nenek p : bapaknya kerja apa di sini? i :kerja serabutan, tani kadang-kadang kuli bangunan p : eee terus penghasilannya itu udah buat apa aja pak? Pengahsilan dari bekerja di Taiwan itu i : ya sementara ini mah buat gadai sawah, buat renovasi rumah p : ee kira-kira pengahsilan sebulannya itu berapa pak bekerja di sana? I : di Taiwan (iya) ya kalo gaji fullnya mah mencapai 8 juta P : oo eee itu biasanya tiap bulan dikirimin atau misalkan bapa yang minta baru dikirim ke rumah? I : ya kalo tiap bulan sih engga, kadang-kadang kalo ada perlu di kampungnya di rumahnya gitu di transfer P : itu dengan ibunya bekerja di luar pengahsilan segitu apa mencukupi buat kebutuhan sehari-hari I : ya Alhamdulillah lebih dari cukup P : lebih dari cukup , berarti ee ibu itu lebih memilih bekerja ke luar negeri ya pa dibanding di dalam negeri? I : iya masalahnya kalo di luar kan gaji ini nya kan lebih gede cuman resikonya kan ninggalin anak istri eh suami istri di rumah P : trus komunikasi dengan keluarga di sini gimana?
86
I : ya baik, sangat baik P : oh itu maksudnya melalui via telfon atau gimana I : telfon,,sering telfon P : oh sering telfon,,terus ibu itu pergi ke sana diajak, keinginan sendiri apa gimana? I : ya keinginan sendiri P: kalau begitu terima ksih atas informasinya pak I: iya sama-sama P:assalamaulaikum I:waalaikum salam
87
Wawancara dengan Bapak Mudi Tempat : Desa Cikedung RT/RW 01/04 Kecamatan Cikedung Tanggal : 18 September 2016 Waktu
: 14.30 WIB
7. p : selamat sore dengan bapak siapa? I : bapak Mudi P : umur berapa pak? I : umur 40 P : pekerjaan bapak apa? I : wiraswasta anu bangunan P : ee didalam keluarga siapa yang bekerja ke luar negeri pak? I : anak P : oh anak, udah berapa lama pak? I : 4 tahun P : pendidikan terakhirnya apa pak? I : SMP P : eee itu bekerjanya dimana? I : di ,,,, Taiwan P : ee faktor penyebab anaknya ini bekerja di Taiwan apa pak? I : kekurangan anu ekonomi dengan pengalaman P : oh cari pengalaman juga, ee hasil yang diperolehnya itu cukup ga buat kebutuhan sehari-hari? I : ya cukup gak cukup ya hahaha P : pengaruhnya bagi ekonomi keluarga apa pak? Apakah puny abarang atau bisa bangun rumah atau gimana gitu pak? I : belum bangun rumah mah, dapat gadai sawah beli alat-alat untuk bangun rumah P : mm itu kira-kira penghasilan sebulannya berapa pak anaknya? I : 5 juta P : eee anaknya sudh amenikah atau belum? I : sudah P : e sudah punya anak? I : ya sudah ini anaknya P : itu anaknya yang ngasuh bapak ya berarti orang taunya, terus suaminya? I : suaminya ga udah pisahan P : oh udah bercerai I : iya bercerai P : kenapa itu pak faktornya apa? I : faktornya ya itu mah gak benar bapaknya P : oh bapaknya gak benar ibuny abekerja di luar bapaknya ga jaga anaknya I : udah udah anu udah cerai pergi ke luar P : oh setelah bercerai pergi ke luar, ke Taiwan itu ya pak?
88
I : iya P : eee selama bekerja 4 tahun itu hasil yang di peroleh itu untuk apa aja pak uangnya? I : ya untuk kebutuhan rumah tangga, anaknya P : ooh kebutuhan sehari-hari, anaknya udah sekolah apa belum pak? I : apanya? Anaknya udah kelas 1 P : oh kelas 1 yang menyekolahkan bapak biayanya dari ibunya, kalau begitu terimakasih ya pak atas waktunya wassalamualaikum I : waalaikum salam
89
Wawancara dengan Ibu Fatonah Tempat : Desa Cikedung RT/RW 01/04 Kecamatan Cikedung Tanggal : 18 September 2016 Waktu
: 15.30 WIB
8. p : selamat sore ibu i : sore p : ee dengan ibu siapa? i : Fatonah p :umurnya berapa Bu? i : umurnya 39 p : sekarang kerjanya apa Bu? i : ya kalo di rumah ya tidur hehehe p : mm di keluarga ibu siapa yang pernah bekerja ke luar negeri? i : ya saya sendiri lah p : oh ibu,, itu dimana bu? i : Malaysia p : udah berapa lama bu? i : 2 tahun p : pendidikan terakhir ibu apa? i : SMP p : mm SMP,,terus kenapa ibu memutuskan bekerja ke sana i : ya ya buat cari uang ehehehehe, ya untuk kebutuhan hiduplah p : terus ada gak bu pengaruhnya bagi ekonomi? i : ya ada kali hahaha ada p : itu hasil ibu bekerja di Malaysia itu cukup ga buat kebutuhan sehari-hari di rumah i : ya dibilang cukup ya cukup lah, kalo udah lama mah ya kurang lagi p : kalo udah lama di rumah kurang lagi ya bu? i : ya iyalah p : ooh terus penghasilan ibu disana berapa itu bu? i : hhmm ga banyak sih sekitar 2 juta setengah tak sampai 3 juta p : ibu sudah menikah? i : sudah p : sebelum berangkat itu anak ibu diasuh siapa? i : di asuh sama neneknya p : diasuh sama neneknya,, kalo suami ibu? i : suami saya tak tahu yah hehehehe p :maksudnya suami ibunya tuh bekerja juga apa gimana? i : eeh ya kadang bekerja kadang juga ya petani kesana kesini sajalah hehehe p : terus hasil dari ibu bekerja itu untuk apa aja bu gaji yang diterima? i : ya gak tau buat yang dirumah, buat beli susu buat apa anak sekolah ya tak tau juga lah
90
p : itu biasanya di minta tiap bulan apa ibu kirimin tiap bulan apa nanti nunggu di minta? i : ga nunggu, ya kadang kadang diminta ya kadang ingin saya sendiri buat beli susu atau keperluan anak-anak sekolah p : mm itu ibu sekitar tahun berapa bu kerja disana? i : mmm 2015 apa berapa ya p : oh belum lama ya bu? i : belum lama p : terus ada niatan buat kesana lagi? i : ya mau kesana juga lain negara p : itu mau kemana bu? i : gak tau mau ke Hongkong, Beijing, Taiwan ya gak tau apa juga mau kesini mau ke cafe hahahaha p : apa ga minat bekerja di dalam negeri saja bu? I : ya kalau sesuai dengan gajinya ya ingin lah minat tapi tak tau lah apa hehehe lebih suka di luar banyak uangnya kalau bisa mah, tapi ya kan kalau di laur kan kadangkadang kalau kita ingin pulang belum habis kontrak kita semua yang biayain kalau,, kalau maksudnya mmm kalau sudah kontrak sudah semua kan kerjanya 3 tahun ya tergantung ada 2 tahun ada 3 tahun P : mmm fakttor ekonomi ya yang utama I : ya lah betul lah tul tul heheheh P : ibu pergi ke laur itu ada yang mengajak atau keinginan sendiri? I : keinginan saya sendiri, bukan ada yang ngajak,,, lihat-lihat begini kurang ini kurang hehehe P : jadi karna udah pernah sekali kesana mau lagi, ga betah di rumah ya bu? I : mau lagi,, ga betah, sekarang aja abis keliling-keliling jualan jamu ehehehhehe ga laku-laku jamunya ahahahaha P : ooh gitu ya bu, terimakasih ya bu atas informasinya saya akhiri Assalamualaikum I : iya sama-sama Waalaikum salam
91
Wawancara dengan Ibu Rasimen Tempat : Desa Cikedung RT/RW 01/04 Kecamatan Cikedung Tanggal : 18 September 2016 Waktu
: 15.30 WIB
9. p : assalamualaikum i : waalaikum salam p : mm saya bicara dengan ibu siapa? i :ibu Rasimen p : oo ibu Rasimen ee umurnya berapa bu sekarang? i : 40 tahun p : pekerjaan ibu sekarang apa? i : Tani p : keluarga ibu yang bekerja ke luar negeri siapa? i : anak p : oh anak ibu, sudah berapa lama bu bekerja disana? i : setahun setengah p : itu dimana bu? i : di Taiwan p : pendidikan terakhir anaknya apa? i :SMP p : oh SMP terus faktor yang membuat dia bekerja ke luar negeri itu apa? i : ya karna apa pengen gaji gede ning Taiwan mah pengen ana hasile pengen gawe peranti turu p : mm mau bikin rumah gitu ya i :iya he eh p : setelah anak ibu bekerja ke luar negeri itu ada gak pengaruhnya bagi ekonomi keluarga, apakah ekonomi keluarga itu bertambah? i : ya luamyan ningan di bantu-bantu p : mm ada yang bantu-bantu ya bu, dari gaji anak ibu itu cukup ga buat kebutuhan sehari-hariya? i : ya cukup eh cukup ora cukup p : itu biasanya kirimnya itu tiap bulan apa? i : ora p : kalau ibu minta aja? i :iya p : itu kalau boleh tau penghasilan satu bulannya berapa bu? i : lima setengah apa enem, sekitar semono p : oh sekitar lima setengah sampai enam, ee anak ibu sudah menikah? i :sudah p : ee sudah punya anak? i : belum
92
p : terus suaminya sekarang dimana? i : ya kerja di Jakarta p : mm jadi gak apah cuman nunggu hasil dari istrinya saja ya bu? i : engga p : mm terimakasih saya akhiri assalamulaikum i :waalaikum salam
93
Wawancara dengan Ibu Asni Tempat : Desa Cikedung RT/RW 01/03 Kecamatan Cikedung Tanggal : 15 September 2016 Waktu
: 15.30 WIB
10. p : assalamualaikum i :waalaikum salam p : boleh tau ibu namanya siapa? i : Asni p : umurnya berapa bu? i : ya golongan telung puluh pituan p : pekerjaan ibu apa? i : tani p : anggota keluarga ibu yang pergi bekerja ke luar negeri siapa? i :Lilis p : mm berapa lama itu bu? i : pirang tahun kan,,, papat p : oh 4 tahun, pendidikan terakhirnya dulu apa? i :SMP p : knpa mbak lilis memutuskan bekerja ke luar negeri? i : karna rumah tangga,, ditinggal nang suami p : oh ditinggalin suaminya jadi memutuskan bekerja ke luar negeri, ee dari hasil dia bekerja di luar negeri itu pengaruhnya bagi ekonomi keluarga gimana, apa meningkat atau bertambah barang yang dimiliki? i : duh ya ukur-ukur aja anu bae lah aja kurang belanja p : intinya mencukupi kebutuhan sehari-hari saja ya bu? i : iya p : kalau boleh tau penghasilan perbulannya berapa bekerja di sana? i : 5 juta p : berrati setelah ada anngota keluarga yang bekerja ke luar perekonomian ibu tuh mencukupi ya bu i : cukup sedina-dina ne mah p : kan itu di tinggal suaminya ya bu, anaknya yang mengurusi siapa? i :ya kita p : oh ibu sendiri, terus pendidikan anaknya sudah sekolah atau belom? i : sudah kelas 3 p : berarti pendidikannya juga yang nanggung mbak Lilis dan ibu yang mengasuh, itu kira-kira faktor penyebab bercerai itu apa bu? i :ya mapan kun ditinggal rabi maning ningan dadine tekad mah yayu miang p : mm suaminya itu menikah lagi, terimakasih ibu atas infonya, assalamualikum i : iya waalaikum salam
94
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI WAWANCARA
gambar 1.wawancara dengan Ibu Nina gambar 2. Wawancara dengan Bapak Margana
gambar 3. Wawancara dengan Bapak Jaja gambar 4. Wawancara dengan Ibu Asni
BIODATA PENULIS
Nama lengkap penulis adalah Eli karlina lahir di Indramayu, 22 Januari 1994, putri dari pasangan Bapak Durajak dan Karni. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Alamat email penulis
[email protected]. Penulis menyelesaikan pendidikan SD Negeri Cikedung II Indramayu tahun 2000-2006, MTs Ciwaringin Cirebon tahun 2006-2009, MAN Ciwaringin Cirebon tahun 2009-2012 dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, konsentrasi Geografi tahun 2012-2016. Skripsi yang penulis buat berjudul “Pengaruh Bekerja Di Luar Negeri Terhadap Tingkat Ekonomi Dan Perceraian (Studi Kasus di Desa Cikedung Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu)”. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Bapak Dr. Mohammad Arif, M. Pd dan Bapak Sodikin, M. Pd