PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X MA ASY SYAFI’IYAH TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Antoni 1), I Wayan Karmana, 2), Ervina Titi Jayanti, 3) Program Studi Pendidikan Biologi
ABSTRAK : Hasil observasi awal yang dilakukan di MA Asy-syafi’iyah Pringgarata Lombok Tengah, menunjukkan bahwa metode yang digunakan adalah kurang bervariasi masih metode ceramah dan penugasan, sehingga menumbuhkan kejenuhan siswa yang berujung semakin tingginya peserta didik yang malas mengikuti mata pelajaran. Hal ini berdampak kurang baik dan akan mempengaruhi aktivitas belajar mengajar, minat dan hasil belajar siswa itu sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi Kelas X MA Asy-syafi’iyah Pringgarata Lombok Tengah, Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu : data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif berupa data observasi keterlaksanaan RPP, observasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil lembar angket minat siswa dan hasil evaluasi tes belajar siswa yang diberikan pada akhir setiap siklus untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan minat siswa dalam belajar biologi pada siklus I yaitu sebesar 3,27 dengan kategori cukup baik dan pada siklus II yaitu sebesar 3,60 dengan kategori baik, peningkatan juga terlihat pada hasil belajar siswa, pada siklus I dengan persentase 57% dan pada siklus II jumlah skor ketuntasan meningkat sebesar 81%, sehingga terlihat dari hasil evaluasi siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X MA Asy-syafi’iyah Pringgarata Lombok Tengah, tahun pelajaran 2013 / 2014. Kata Kunci : Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM), minat dan hasil belajar siswa.
ABSTRAKS: The Implementation of Society Technology Increase Students’ Interest and Motivation in Learning Biology at X class of MA Asy-Syafi’iyah in Academic Year 2013/2014. (Supervised by I Wayan Karmana and Ervina Titi Jayanti). Based on first observation at ma asy-sya fi’iyah that was gotten thed the method used by the teachers was not varieties so that way students fill board and students’ didn’t interest in teaching learning process at the class. The research aimed at finding aot the implementation of society science technology to increase students’ interest and motivation in learning biology at x class of ma asy-syafi’iyah in academic year 2013/2014. The research used classroom action research with two cycles. Each cycles consist of planning, acting, observing and veflecting. The data in this research was qualitative and quantitative data. Data qualitative was gotten by using observation in lesson plant implementing and teching learning process at
the class. Quantitative data was gotten by using observation seat and anklet to know students’ motivation in learning that was given in the end of the cycles. Based on the data analysis was gotten that there was increasing students’ interest in learning from first cycles to the second cycles 3,27 with good catagories to 3,60 with good catagories, students motivation either was increasing from first cycles to the second cycles with percentage 57% to 80% . therefore, it took conclucion that implementation of society science technology could increase students’ interest and motivation in learning biology at x class of ma asysyafi’iyah in academic year 2013/2014. Key words. Society science technology. Interest and motivation
PENDAHULUAN Ilmu Biologi adalah sebuah ilmu yang mengutamakan semua produk, proses dan sikap dalam pengajaran ilmu biologi. Siswa dituntut untuk benar-benar memahami konsep dari pokok bahasan yang diteima dalam mengajarkan ilmu biologi. Diantaranya dibutuhkan strategi belajar mengajar yang tepat, pendekatan belajar mengajar yang ideal sehingga bahan atau materi yang dipelajari dikuasi sepenuhnya oleh murid yang disebut sebagai belajar tuntas (Suryosubroto, 2002). Dalam upaya meningkatkan penguasaan materi siswa terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip IPA serta meningkatkan literasi sains dan teknologi siswa, mestinya penyajian materi ajar IPA di sekolah selalu dikaitkan dengan isu sosial dan teknologi yang ada di masyarakat. Dalam hal ini, pendekatan yang sesuai dengan perkembangan IPTEK adalah pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), karena pendekatan ini memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan sains dan teknologi di dalam kehidupan masyarakat. Tujuan utama pendekatan STM ini adalah menghasilkan siswa yang cukup mempunyai bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat (Iskandar dalam Rintayanti, 2009). Berdasarkan hasil observasi awal menemukan beberapa masalah tentang gambaran proses pembelajaran di tempat penelitian. Diantaranya adalah metode yang digunakan kurang bervariasi masih dominasi metode ceramah dan penugasan, sehingga menumbuhkan kejenuhan siswa yang berujung semakin tingginya peserta didik yang malas mengikuti mata pelajaran, rendahnya daya kritis siswa yang ditunjukkan dengan kurangnya partisipasi siswa dalam bertanya serta rendahnya kedisiplinan siswa dalam menerima pelajaran dengan singkat kata minat siswa masih rendah dalam mengikuti pelajaran biologi. Selain itu, hasil belajar yang dicapai siswa masih belum memuaskan terutama hasil belajar yang dicapai oleh siswa kelas X MA Asy-syafi’iyah pada saat ulangan tengah semester seperti yang terlihat pada tabel 1 berikut ini. Tablel.1. Daftar Rata-Rata Nilai Ulangan Semester Ganjil Biologi Siswa Kelas X MA AsySyafi’iyah, Pringgarata, Tahun Pelajaran 2013/2014
NO
Kelps
Nilai rata-rata Biologi
KKM
Siswa Tuntas
Siswa Tidak tuntas
Ketuntasa Klasikal
1.
X
73,09
70
16
5
76,19%
Sumber : Data MA Asy-Syafi’iyah Pringgarata
Gambaran permasalahan menunjukkan bahwa pembelajaran biologi perlu diperbaiki guna meningkatkan minat dan daya serap siswa. Usaha tersebut diawali dengan penerapan model pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk aktif saling berbagi ide, mendorong siswa untuk bekerjasama, dan menyenangkan supaya mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi masalah di atas maka perlu diusahakan model pembelajaran yang tepat. Dari model pembelajaran yang ada, model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta mampu mengaktifkan siswa untuk bertanya adalah model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dari uraian di atas maka peneliti menerapkan model pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran biologi siswa kelas X MA Asy-syafi’iyah pringgarata. Adapun yang melatarbelakangi peneliti mengambil sekolah di MA Asy-syafi’iyah pringgarata karena sekolah ini belum pernah diterapkan model pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM). Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Untuk Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi siswa kelas X di MA Asy-syafi’iyah Tahun Pelajaran 2013/2014” Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi siswa kelas X di MA Asy-syafi’iyah, Pringgarata Tahun Pelajaran 2013/2014 ?. Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : mengetahui penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi siswa kelas X di MA Asy-syafi’iyah Tahun Pelajaran 2013/2014. KAJIAN LITERATUR Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi, serta manfaatnya bagi masyarakat. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan STM, dimana pendekatan STM ini adalah suatu strategi pembelajaran yang mengangkat isu-isu atau masalah-masalah yang ditemui siswa di masyarakat ke dalam pembelajaran dan mengkaitkannya dengan konsep-konsep sains yang ada di dalam kurikulum (Poedjiadi, 2010). Langkah-langkah Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dilakukakan pada siswa kelas X adalah tahap pendahuluan, pembentukan atau pengembangan konsep, aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, pemantapan konsep dan tahap penilaian (Poedjiadi, 2010). Minat adalah suatu rasa labih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dalam hal ini minat siswa terhadap mata pelajaran Biologi (Slameto, 2003). Hasil belajar adalah kemampuan siswa untuk memahami dan menerima materi atau konsep pelajaran yang diterimanya (Arikunto, 2002). Menurut Djamarah (2006) bahwa hasil belajar siswa perlu di perhatikan karena dalam proses pembelajaran tidak semua materi pelajaran dapat diserap oleh siswa. Secara umum faktor ini dapat dilihat dalam kegiatan belajar, hasil belajar ini berkaitan dengan kualitas
nilai yang dicapai oleh siswa. Kualitas ini merupakan hasil akhir dari proses pembelajaran dan sangat menentukan pola bagi output yang dihasilkan. Jadi hasil belajar siswa adalah bagaimana kemampuan siswa memahami suatu materi pelajaran yang diterimanya dari kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk mengalihkan sebagian pengetahuan yang dimiliki oleh guru kepada siswa. Sehingga pengetahuan yang dimiliki guru menjadi milik siswa. METODE PENELITIAN Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reseach). Metode penelitian tindakan kelas menekankan pada suatu kajian yang benar-benar dari situasi alamiah kelas sehingga mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar mengajar, disamping itu tindakan pelaksanaan juga dilakukan oleh peneliti sebagai pengajar dan guru mata pelajaran sebagai observer (Trianto, 2011). Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data mengenai keterlahsanaan RPP dan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui lembar observasi. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data mengenai minat siswa melalui angket (Kuesioner) dan data mengenai hasil belajar siswa pada materi pelajaran dengan menggunakan soal tes berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 30. Penelitian ini bertempat di MA Asy-Syafi’iyah Sisik Goak Jalan Narmada - Sintung, Kecamatan Pringgarata Lombok Tengah pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini peneliti merancang penelitiannya berdasarkan rancangan yang telah ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dirancang dalam bentuk siklus yang mengacu pada yang digunakan oleh Lewis, Kemis dan Mc. Tanggart dalam Kardi (2002), yaitu : Planning (Perencanaan), Action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi) yang akan dijabarkan sebagai berikut : Secara singkat rencana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat disajikan dalam bagan berikut :
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Gambar 1 Rancangan Pelaksanaan Penelitian (Arikunto, dalam Rosmyati, 2006).
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penelitian, adapun instrumen yang digunakan dalam peneletian ini adalah angket, lembar observasi dan tes hasil belajar. Angket Angket dalam penelitian ini adalah digunakan untuk mengetahui sejauh mana minat belajar siswa pada kelas MA Asy-Syafi’iyah peringgarata Lombok Tengah, pertanyaan angket disediakan dengan lima option jawaban. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model sains teknologi masyarakat (STM). Data yang diperoleh dalam observasi dicatat dalam suatu lembar observasi. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar berisi soal-soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Soal berupa pilihan ganda (Multiple Choice Item) berjumlah 30 butir soal. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisa statistika. Data Minat Belajar Siswa Data respon minat belajar siswa dianalisis menggunakan rerata jawaban atau tanggapan siswa terhadap pernyataan yang telah disediakan pada angket respon siswa. Skor rata-rata pernyataan positif dan pernyataan negatif di jumlahkan yang kemudian di bagi dua. Skor akhir di peroleh dari setiap kondisi kriteria –kriteria di rata-ratakan selanjutnya ditentukan kategori penilaiannya yaitu : a) Sangat kurang baik ( < 1,49), b) Kurang baik (1,50 – 2,49), c) Cukup baik (2,50 - 3,49), d). Baik (3,50 – 4,49), e) Sangat baik (4,50 – 5,00) (Kardi, 2002). Data Hasil Observasi Data hasil observasi dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan persentase yaitu persentase KBM dengan menerapkan model sains teknologi masyarakat (STM) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
% keterlaksanaan
A x 100 % B
Keterangan : A : Langkah pembelajaran yang terlaksana B : Langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan (Arikunto, 2006). Untuk menentukan keaktifan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat ditentukan dengan Tabel konversi. (Tabel 2). Tabel 2 Konversi Persentase Keterlaksanaan RPP dan Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Skala Perolehan Persentase (%) Kategori 29-35 81-100 Sangat Baik / Sangat aktif 22-28 61-80 Baik / Aktif 15-21 41-60 Cukup Baik / Cukup aktif 8-14 21-40 Tidak Baik / Tidak aktif 0-7 0-20 Sangat Tidak Baik / Sangat tidak aktif (Arikunto, dalam Fitri, 2007)
Data Nilai Siswa Setelah memperoleh data tes hasil belajar maka data tersebut dianalisis dengan mencari ketuntasan belajar kemudian dianalisis secara kuantitatif. Ketuntasan individu, setiap siswa dikatakan tuntas dalam proses belajar mengajar secara individu apabila siswa mampu memperoleh nilai ≥ 70 sebagai standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan oleh sekolah tempat melakukan penelitian. Ketuntasan klasikal dihitung dengan persamaan berikut :
KK
P x 100% N
Keterangan : KK : Ketuntasan klasikal P : Jumlah siswa yang memperoleh nilai > 70 N : Jumlah siswa (Sudjana, 2004) Sesuai dengan petunjuk teknik penilaian kelas, kelas dapat dikatakan tuntas secara klasikal terhadap hasil belajar yang disajikan apabila ketuntasan mencapai 80% (Sudjana dalam Munawarah, 2012). Indikator kinerja Dalam penelitian ini siklus akan dihentikan apabila minat siswa berkatagori baik atau terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya. Hasil belajar siswa dikatakan tuntas hasil belajarnya apabila hasil belajar terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya atau dikatakan tuntas secara klasikal mencapai minimal 80%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil observasi keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran Hasil observasi keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dinyatakan dalam persentase. Hasil keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran ini menggambarkan tentang tingkat ketercapaian RPP pada saat kegiatan pembelajaran, dapat dilihat pada tabel 3 berikut : Tabel 3 Persentase Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Setiap Siklus SIKLUS I SIKLUS II % Keterlaksanaan RPP I RPP II RPP I RPP II 61,5% 69,2% 76,9% 92,3% Rata-rata 65,7% 84,6% Kategori
Aktif
Sangat aktif
Hasil obervasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat bahwa skor keaktifan siswa persiklus mengalami peningkatan yang signifikan, pada siklus I pertemuan 1 keaktifan siswa tergolong aktif begitu pula di siklus I pertemuan 2, selanjutnya dilakukan perbaikan – perbaikan terhadap kekurangan – kekurangan yang muncul pada siklus 1 dan siklus II sehingga mengalami
peningkatan pada siklus II pertemuan 1 skor keaktifan siswa tergolong sangat aktif begitu pula di siklus II pertemuan II seperti terlihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4 Paramater Aktivitas Siswa Persiklus. Siklus Siklus I Siklus II No Parameter
1
Jumlah
2
Persentase
3 4
Rata-Rata Kategori
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 1
Pertemuan 2
16
20
21
24
64%
80%
84%
96%
72% Aktif
90% Sangat Aktif
Minat Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data diperoleh data mengenai minat belajar siswa pada siklus I dan siklus II seperti terlihat pada Tabel 5 Tabel 5 Minat belajar Biologi kelas X MA Asy-syafi’iyah Dengan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Siklus I Siklus I No Kategori Kriteria Kategori Ratarata Positif Negatif 1. Attention (Perhatian) 3,86 3,38 3,12 Cukup Baik 2. Relevansi (Keterkaitan) 3,97 2,76 3,37 Cukup Baik 3. Confidence (Keyakinan) 3,48 3,71 3,60 Baik 4. Satisfaction (Kepuasan) 4,02 2,24 3,13 Cukup Baik Rerata 3,83 3,75 3,27 Cukup Baik Tabel 6 Minat belajar Biologi kelas X MA Asy-syafi’iyah Dengan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Siklus II Siklus II No Kategori Kriteria Kategori Ratarata Positif Negatif 1. Attention (Perhatian) 4,76 3,56 4,16 Baik 2. Relevansi (Keterkaitan) 4,44 2,90 3,67 Baik 3. Convidence (Keyakinan) 3,36 1,76 2,56 Cukup baik 4. Satisfaction (Kepuasan) 4,46 3,57 4,01 Baik Rerata 4,25 2,94 3,60 Baik Hasil evaluasi tes atau hasil belajar siswa Setelah dilakukan proses pembelajaran pada setiap siklusnya, maka setiap siswa diberikan tes. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar atau penguasaan terhadap
materi yang disampaikan serta kemampuan belajar siswa pada setiap siklusnya. Hasil tes belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 7 berikut : Tabel 7 Parameter Hasil Tes Siswa Persiklus Siklus No Parameter I II 1 Jumlah siswa 21 21 2 Nilai tertinggi 80 90 3 Nilai terendah 37 47 4 Siswa yang tuntas (%)ketuntasan 12 17 5 57% 81% Refleksi Dilihat dari Tabel 7 di atas pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 11 orang dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 57% jumlah ini tergolong belum maksimal. Belum maksimalnya ketuntasan belajar pada siklus I disebabkan kurangnya komunikasi antara siswa dan guru itu sendiri. Selanjutnya diadakan perbaikan – perbaikan terhadap kekurangan – kekurangan yang muncul pada siklus I di siklus II, sehingga pada siklus II jumlah siswa yang tuntas bertambah dari 11 orang menjadi 17 orang dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 81% jumlah ini sudah memenuhi standar ketuntasan klasikal sebesar 80%. Penyempurnaan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II ini antara lain lebih memberikan keleluasan kepada siswa untuk bertanya dan guru (peneliti) menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi ekosistem. Pembahasan Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan RPP yang dilakukan dan dapat terlaksana oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada setiap pertemuan persiklusnya. Hasil persentase pada siklus I pertemuan I adalah 61,5% dan siklus I pertemuan II mencapai 69,2%. Hasil persentase keterlaksanaan RPP pada siklus II pertemuan I yaitu 76,9% dan siklus II pertemuan II terjadi peningkatan mencapai 92,3% karena dilakukannya perbaikan – perbaikan dari kekurangan yang ada pada setiap pertemuan per siklus. Pada siklus II dilaksanakan perbaikan-perbaikan dari kekurangan pada siklus I yaitu guru tidak menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran, guru tidak memfasilitasi siswa untuk mendalami permasalahan, guru tidak memberikan pertanyaan kepada siswa, dan guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Kekurangan pada siklus I terjadi karena peneliti belum terbiasa dengan suasana kelas dan peneliti masih kurang bisa memaksimalkan waktu. Hasil perbaikan-perbaikan dari kekurangan siklus I menunjukkan bahwa target yang diharapkan dalam RPP sudah tercapai walaupun masih ada beberapa rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak terlaksana sehingga hasil dari penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini dapat meningkatkan minat belajar siswa, karena dapat memberikan pengalaman baru kepada anak didik, baik secara individu maupun kelompok. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar menunjukkan peningkatan pada tiap siklusnya, pada siklus I pertemuan 1 persentase aktivitas belajar siswa adalah 64%, siklus I pertemuan 2 80% dan tergolong aktif, pada siklus II pertemuan 1 mengalami peningkatan dengan
jumlah persentase belajar siswa 84% dan tergolong sangat aktif, begitu juga pada siklus II pertemuan 2 jumlah persentase aktivitas belajar siswa meningkat yaitu sebesar 96% tergolong sangat aktif. Hal ini terjadi karena dilakukannya perbaikan – perbaikan terhadap kekurangan yang terjadi pada siklus I. Adapun kekurangan siklus I yaitu siswa tidak berusaha menjawab pertanyaan dari guru, siswa tidak mengemukakan pendapat kepada guru, dan siswa tidak berusaha memperbaiki simpulan yang salah sebelumnya atau menambahkan simpulan. Dari kekurangan pada siklus I diperbaiki pada siklus II sehingga siswa tidak ragu lagi dalam merespon, berusaha menyimpulkan dan menanggapi pertanyaan – pertanyaan dari gurunya. Hal ini menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dalam lembar observasi sudah tercapai walaupun masih ada kekurangan – kekurangan yang belum dilaksanakan. Minat Belajar Siswa Sebelum penelitian dilakukan, peneliti harus mengetahui seberapa besar minat masing – masing siswa dalam mengikuti pelajaran biologi. Maka diperoleh data dari 21 orang siswa yang mengikuti tes angket dengan 21 butir soal tes. Siklus I minat siswa dengan rerata 3,27 dengan berkategori cukup baik ini di sebabkan karna siswa belum terlalu mengerti dengan metode yang digunakan oleh guru, kemudian dilanjutkan pada siklus II minat siswa meningkat dengan rerata 3,60 dengan kategori baik, ini disebabkan karna siswa sudah mulai terbiasa menerima metode yang digunakan oleh guru sehingga dalam pembelajaran biologi terasa sangat menyenangkan bagi peserta didik. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa tingkat minat belajar siswa dengan menerapkan model pembelajran sains teknologi masyarakat mengalami peningkatan. Hasil Evaluasi Tes atau Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa merupakan gambaran kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Tes hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa terhadap materi pelajaran yang diukur dengan menilai ketuntasan dalam pembelajaran baik secara perorangan (individu) ataupun secara klasikal. Berdasarkan analisis data evaluasi tes yang diperoleh pada siklus I sebesar 57%, belum tuntasnya siswa secara klasikal pada siklus I disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa dalam belajar sehing ga guru perlu lebih memberikan motivasi kepada siswa yang nilainya dibawah 70, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II persentase ketuntasan sebesar 81%, nilai ini meningkat daripada siklus I. Serangkaian kegiatan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan dari siklus I ke siklus II maka perbaikan – perbaikan pun terus dilakukan dalam rangka pencapaian proses belajar mengajar yang lebih baik, karena dengan perbaikan itu akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Dimana persentase hasil belajar siswa siklsu II sebesar 81% ini berarti pembelajaran sudah dikatakan tuntas secara klasikal dari standar yang ditetapkan dalam kurikulum sebesar 80%. Hal ini menunjukkan bahwa sains teknologi masyarakat dapat menyebabkan semua parameter penelitian meningkat karena peneliti sudah terbiasa dengan suasana kelas maupun model pembelajaran yang digunakan, dan peneliti sudah mampu memaksimalkan waktu, siswa merasa senang dengan langkah-langkah dan siswa merasa terbiasa dengan model pembelajaran STM. KESIMPULAN Penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan minat belajar biologi pada siswa kelas X MA Asy-syafi’iyah Pringgarata, Lombok Tengah. Peningkatan ini
dilihat berdasarkan persentase minat dari siklus I dengan menggunakan rerata sebesar 3,27 dengan kategori cukup baik dan siklus II sebesar 3,60 dengan kategori baik. Penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada materi menganalisis hubungan ekosistem, perubahan materidan energi serta peranan manusiadalam keseimbangan ekosistem pada siswa kelas X MA Asy-syafi’iyah pringgarata, Lombok Tengah. Peningkatan ini dapat dilihat dari perolehan persentase ketuntasan belajar secara klasikal siswa pada siklus I sebesar 57% dan pada siklus II sebesar 81%. DAFTAR FUSTAKA
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Rintayanti. 2009. Penggunaan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Untuk Meningkatkan Konsep Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMPN 3 Gerung Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi FPMIPA IKIP Mataram. Trianto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rosmyati. 2006. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Masalah Terhadap Daya Serap dan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas VII SMPN 3 Mataram Tahun Pelajaran 2005 / 2006 : Skripsi FPMIPA IKIP Mataram. Kardi. 2002. Strategi Motivasi ARC. Departemen Pendidikan Nasional : Universitas Surabaya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana. 2004. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Fitri, Handayani. 2007. Penggunaan Spesimen Tumbuhan untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Pemahaman Siswa Tentang Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Pada Siswa Kelas VIII SMPN 4 Mataram Tahun Pelajaran 2008 / 2009 : Skripsi FPMIPA IKIP Mataram. Munawarah. 2012. Penerapan Pembelajaran Cooperatif Tipe Pertukaran Kelompok untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII MTs. Tarbiyatul Mustafid Batu Rimpang Narmada Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi FPMIPA IKIP Mataram.