PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MIND MAPPING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKONOMI Istikharo dan Supono Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMP Negeri 1 Jabon
ABSTRAK The observation and interview that done on the Economics teacher and so did the students in VIII-C, showed that the students learning outcome remained low. That was because the students hadn’t find their effective learning yet, moreover the teacher tended to apply the speech and discussion method. Thus, they needed the learning strategies to answer their problem. One of the effective techniques that can be applied is the Quantum teaching with mind mapping. This study aimed to find out the class activity in applying the Quantum teaching method with Mind mapping to increase the students’ learning outcomes in Economics lesson. Moreover, this study also aimed to find out the students’ learning outcomes after applying this model. The type of this study is Class Action Research that done in two cycles. The result of the study shows that the implementation of Quantum Teaching learning model with Mind mapping had run effectively. The students and teacher activity were increased in each cycle. Furthermore, the test result shows that after applying the Quantum teaching learning model with Mind mapping, the students learning outcomes is increased in every cycle. Key words: Quantum teaching learning model with mind mapping, economics, learning outcome.
Pendidikan merupakan masalah yang sangat menarik untuk dibahas karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan segera tercapai. Melalui usaha pendidikan diharapkan kualitas generasi muda yang cerdas, aktif, dan mandiri dapat terwujud. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan menuntut guru memiliki sejumlah kemampuan agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru serta kemampuan memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien untuk diterapkan dikelas.
antaranya seperti: 1) kurangnya kesadaran siswa dalam memotivasi diri sendiri untuk belajar, 2) siswa kurang berani mengutarakan pendapatnya, serta 3) siswa cenderung diam dan kurang aktif selama proses belajar mengajar sehingga pasif dikelas. Sedangkan berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan siswa-siswi di kelas VIII-C SMP Negeri 1 Jabon, diperoleh informasi bahwa dalam menyampaikan materi guru cenderung menggunakan metode ceramah dan sesekali melakukan diskusi, sehingga siswa kurang memahami materi yang diberikan oleh guru. Dimana komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran Ekonomi cenderung berlangsung satu arah yang umumnya dari guru ke siswa. Hal ini yang menjadikan guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan siswa merasa jenuh, bosan, takut dan pasif
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi di kelas VIII-C SMP Negeri 1 Jabon, diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dalam materi Ekonomi disebabkan oleh beberapa faktor di 153
dalam pembelajaran yang pada akhirnya akan berujung pada rendahnya hasil belajar siswa. Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana merancang suatu pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di kelas tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada pokok bahasan permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kelangkaan, kebutuhan manusia, dan alat pemuas kebutuhan, yang sebagian siswa harus mendapatkan remidi. Dari 40 siswa yang mendapat nilai di atas atau ≥ 73 dan dinyatakan tuntas sebesar 25 siswa atau 62,5%. Sedangkan yang mendapat nilai di bawah atau ≤ 73 sebesar 15 siswa atau 37,5% belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu, nilai hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Dimana KKM untuk materi Ekonomi di SMP Negeri 1 Jabon adalah 73 dengan ketuntasan klasikal ≥ 85% (Depdikbud 1996 dalam Trianto, 2010:241). Data ini diperoleh dari nilai Ulangan Harian (UH) siswa materi Ekonomi. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah Quantum Teaching. Model pembelajaran Quantum Teaching mampu merangsang kreativitas siswa, karena dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya menerima secara pasif apa yang diberikan oleh guru tetapi siswa diharapkan aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah ekonomi. Pendekatan Quantum Teaching ini guru secara sengaja merancang kelas agar nyaman antara lain dengan menggunakan poster-poster yang bersifat positif dan menggunakan permainan untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa (Depotter, 2010). Tujuan dari penciptaan kelas yang nyaman tersebut adalah supaya proses pertukaran informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya dari siswa ke guru dapat berlangsung secara optimal. Apabila proses pertukaran 154
informasi tersebut sudah berlangsung secara optimal maka dapat dipastikan hasil belajar siswa akan mengalami kenaikan. Selain model pembelajaran dan teknik yang digunakan, komponen lain yang harus diperhatikan dalam Quantum Teaching adalah lingkungan kelas. Lingkungan kelas harus dalam kondisi yang mendukung seperti posterposter yang ditempelkan di dinding, pengaturan bangku, penyusunan bahan persediaan, hingga tingkat kebersihan kelas. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu belajar dan meningkatkan daya ingat siswa (DePorter dkk, 1999:7), sehingga proses pertukaran informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya dari siswa ke guru dapat berlangsung secara optimal yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk :1) mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekonomi, 2)meningkatkan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) pada materi ekonomi. Quantum Teaching Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu “Quantum” yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya dan “Teaching” yang berarti mengajar. Dengan demikian maka Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacammacam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar. Jadi Quantum Teaching dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur-unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas (DePorter dkk, 2010:25).
Menurut DePorter, dkk (2010:32), Quantum Teaching adalah metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas supercamp.
perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran yang diberikan kepada siswa serta nilai-nilai yang terdapat pada kurikulum”.
Berdasarkan hasil definisi pakar di atas, maka dapat disimpulkan Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Berdasarkan hasil pemikiran pakar di atas maka dapat disimpulakan “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Peta Pikiran (Mind Mapping) Menurut DePorter & Hernacki (2008:152) Peta Pikiran (Mind Mapping) juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman. Peta Pikiran (Mind Mapping) menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta Pikiran (Mind Mapping) adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan yang lebih mendalam pada otak. Peta pikiran dapat mempermudah siswa dalam mengingat informasi karena peta pikiran dibuat sesuai dengan cara kerja otak kita. Menurut Sugiarto (2004:75) Peta Pikiran (Mind Mapping) adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan akan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafis sehingga lebih mudah memahaminya. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Peta Pikiran (Mind Mapping) adalah teknik yang berupa skema/ gambar untuk mencurahkan segala yang kita pikirkan atau yang ada di otak kita. Hasil Belajar Siswa Menurut Djamarah (2005:21), “hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang
Penelitian Terdahulu Peneliti Muhamad Naim. Judul penelitian “Penerapan Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Fisika”. Hasil penelitian Metode Quantum Lerning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan Prestasi Belajar Fisika maupun potensi kreatif fisika yang terdapat dalam diri siswa. Persamaannya adalah samasama peneliti tentang Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping). Perbedaaannya adalah penerapan Quantum Learning bukan Quantum Teaching dan alam pembelajaran fisika bukan ekonomi. Peneliti Pudawari. Judul penelitian “Penggunaan Model Quantum Teaching dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Fiksi Mahasiswa”. Hasil Penelitian Melalui model pembelajaran Quantum Teaching, kemampuan menulis fiksi mahasiswa dapat ditingkatkan. Kemampuan menulis fiksi mahasiswa mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 58,35 menjadi nilai rata-rata 70,45 atau terjadi peningkatan sebesar 12,10. Persamaannya adalah sama-sama peneliti tentang model pembelajaran Quantum Teaching. Perbedaannya adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis fiksi mahasiswa sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Jabon 155
yang terletak di Jalan Dukuh Sari No. 1 Jabon Sidoarjo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap yaitu bulan Februari-Maret tahun 2012 di SMP Negeri 1 Jabon. Kelas yang diteliti adalah kelas VIII-C. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C di SMP Negeri 1 Jabon yang berjumlah 39 siswa. Sedangkan objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran yang disampaikan kepada siswa kelas VIII-C di SMP Negeri 1 Jabon. Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua putaran. Rancangan dalam penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian Model Kemmis dan Taggart (Kemmis dan Targat dalam Hopkins, 2008:51) dengan setiap putaran terdiri dari : 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan, 4) refleksi. Tahap I Perencanaan tindakan ini peneliti menentukan dan merencanakan hal-hal yang nantinya akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran berupa perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa dan handout. Tahap II Pelaksanaan tindakan ini peneliti melaksanakan kegiatan atau tindakan pokok dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya perubahan menuju arah perbaikan. Guru menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) untuk meningkatkan hasil belajar serta di awal dan diakhir pelajaran guru memberikan tes tulis (pretes dan postes). Tahap III Pengamatan ini dilakukan analisis data untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Observasi digunakan peneliti untuk melihat semua kegiatan yakni aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam 156
penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) di kelas selama pelaksanaan tindakan. Peneliti dapat mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping), serta untuk mengumpulkan atau merekam data yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dapat diungkapkan kelebihan serta kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tahap IV Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan dan untuk mengadakan upaya tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada putaran berikutnya. Setelah tahap ini, kemudian dilakukan revisi untuk mengetahui hasil refleksi tiap putaran yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar berlangsung lebih baik dari sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Tinjauan Umum SMP Negeri 1 Jabon merupakan salah satu sekolah negeri dengan status terakreditasi A. Berdiri dan dioperasikan sejak tahun 1984, SMP Negeri 1 Jabon berlokasi di jalan Dukuhsari 01 Jabon. Dengan luas tanah sebesar 10.864 m² dan luas seluruh bangunan sebesar 2.187 m² memungkinkan SMP Negeri 1 Jabon mempunyai beberapa daya tarik tersendiri misalnya, mempunyai lapangan upacara/ olahraga yang cukup luas. Jumlah seluruh siswa SMP Negeri 1 Jabon pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 824 siswa. SMP Negeri 1 Jabon memiliki guru tetap (PNS) 43 orang guru, PTT sebanyak 3 orang dan staf tata usaha yang membantu urusan administrasi siswa sebanyak 3 orang. Deskripsi Hasil Penelitian Putaran I Tahap Perencanaan ini, guru menetapkan waktu yang akan digunakan dalam tiap putaran
proses belajar mengajar yaitu dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan 1 (80 menit/ 2 jam pelajaran) dan pertemuan 2 (50 menit/ 2 jam pelajaran), menyiapkan instrumen pembelajaran yaitu: Silabus, RPP, LKS dan Hand Out, menyiapkan instrumen penelitian yaitu: lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa, dan menyiapkan soal pre tes dan pos tes. Tahap Pelaksanaan ini guru melaksanakan proses pembelajaran dan sekaligus melakukan pengamatan terhadap apa yang telah direncanakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Pelaku-Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian Indonesia. Kegiatan awal pembelajaran, guru memberikan soal pretes I dan guru memutar musik klasik yang berjudul “Wolfgang Amadeus Mozart-Sinfonia”. Kegiatan inti guru menerapkan konsep TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Kegiatan akhir proses belajar mengajar guru memberikan evaluasi dengan cara memberikan soal postes I. Dengan Pengamatan Terdapat 2 orang pengamat yang mengamati proses pembelajaran. Pengamat I adalah guru mata pelajaran Ekonomi dan pengamat II adalah teman mahasiswa Unesa jurusan Pendidikan Ekonomi Koperasi 2008. Dari kegiatan observasi atau pengamatan ini diperoleh data tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa serta yang akan diuraikan sebagai berikut: (1) Aktivitas Guru Putaran I terdiri dari kegiatan awal: persentase aktivitas guru 77,5% (kriteria baik), kegiatan inti: persentase aktivitas guru 78,38% (kriteria baik), kegiatan akhir: presentase aktivitas guru 76,7% (kriteria baik), (2) Aktivitas Siswa Putaran I terdiri dari kegiatan awal: persentase aktivitas siswa 75% (kriteria baik), kegiatan inti: persentase aktivitas siswa 77,5% (kriteria baik),kegiatan akhir: persentase aktivitas siswa 73,4% (kriteria baik), (3) Skor Peta Pikiran putaran I rata-rata sebesar 75,13, (4)
Refleksi. Setelah melalui tahap tindakan dan pengamatan yang telah diperoleh dari hasil lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dilakukan pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas VIII-C secara keseluruhan adalah baik, namun masih belum optimal. Oleh karena itu peneliti dan pengamat mengadakan diskusi mengenai kekurangankekurangan yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar yang sudah dilaksanakan pada putaran I, beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki, diantaranya : guru masih mengalami kesulitan dalam mengatur waktu sehingga menyebabkan siswa ramai sendiri, guru kurang memotivasi siswa sehingga masih ada beberapa siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran, alokasi waktu juga masih kurang sehingga ada beberapa kelompok yang belum selesai dalam menyelesaikan LKS yang diberikan guru, saat melatih dan membimbing siswa mengerjakan LKS juga masih kurang karena penjelasan guru kurang menyeluruh kesemua siswa sehingga hanya siswa yang duduk pada barisan depan dan tengah yang memperhatikan penjelasan dari guru, ketuntasan klasikal dari nilai postes pada putaran I sebesar 64,10% dari hasil tersebut belum memenuhi ketuntasan klasikal yaitu sebesar 85%. Putaran II Tahap Perencanaan ini, guru menetapkan waktu yang akan digunakan dalam tiap putaran proses belajar mengajar yaitu dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Pertemuan 1 (80 menit/ 2 jam pelajaran), menyiapkan instrumen pembelajaran yaitu: Silabus, RPP, LKS dan Hand Out, menyiapkan instrumen penelitian yaitu: lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa, dan menyiapkan soal pretes dan postes. Tahap Pelaksanaan ini guru melaksanakan proses pembelajaran dan sekaligus melakukan pengamatan terhadap apa yang telah 157
direncanakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan PelakuPelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian Indonesia. Kegiatan awal pembelajaran, guru memberikan soal pretes II dan guru memutar musik korea yang berjudul “2pm-Put your hands up”. Kegiatan inti guru menerapkan konsep TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Kegiatan akhir proses belajar mengajar guru memberikan evaluasi dengan cara memberikan soal postes II dengan ketuntasan klasikal sebesar 87,18 % Pengamatan. Terdapat 2 orang pengamat yang mengamati proses pembelajaran. Pengamat I adalah guru mata pelajaran Ekonomi dan pengamat II adalah teman mahasiswa Unesa jurusan Pendidikan Ekonomi Koperasi 2008. Dari kegiatan observasi atau pengamatan ini diperoleh data tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa serta yang akan diuraikan sebagai berikut: (1) Aktivitas Guru Putaran II terdiri dari kegiatan awal: presentase aktivitas guru 87,5% (kriteria sangat baik), kegiatan inti: presentase aktivitas guru 92,16% (kriteria sangat baik), kegiatan akhir: presentase aktivitas guru 90% (kriteria sangat baik), (2) Aktivitas Siswa Putaran II terdiri dari kegiatan awal: presentase aktivitas siswa 85% (kriteria sangat baik), kegiatan inti: presentase aktivitas siswa 89% (kriteria sangat baik), kegiatan akhir: presentase aktivitas siswa 86,6% (kriteria sangat baik), (3) Skor Peta Pikiran pada Putaran II rata-rata sebesar 81,79 % Refleksi. Setelah melalui tahap tindakan dan pengamatan yang telah diperoleh dari hasil lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dilakukan pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung pada putaran II di kelas VIII-C secara keseluruhan termasuk dalam kriteria sangat baik, namun masih ada beberapa kekurangan diantaranya: ketika guru memberikan penjelasan guru agak terlalu 158
cepat dalam menyampaikan materi sehingga mendapat masukan dari salah satu siswa, alokasi waktu dalam menyelesaikan LKS juga masih kurang sehingga dalam menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru kurang optimal akan tetapi tugas menyelesaikan LKS dapat terselesaikan. Selain itu juga terdapat beberapa kelebihan diantaranya: Guru sudah mampu mengkondisikan siswa saat memutar musik sehingga siswa tidak ramai sendiri dengan cara mengajak siswa dalam pemilihan lagu yang disukainya sehingga siswa senang dalam pemutaran musik, guru sudah mampu meningkatkan dalam memberikan motivasi pada siswa dengan cara menunjukkan gambargambar bervariasi yang berhubungan dengan materi dan menyuruh siswa untuk menebaknya, guru dalam memberikan penjelasan juga sudah mampu memberikan perhatian pada seluruh siswa dengan suara keras agar seluruh siswa dapat memperhatikan penjelasan dari guru, antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah sangat baik, meskipun ada 1 atau 2 siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran namun mereka sudah bisa menguasai materi dengan baik hal ini bisa dilihat dari hasil belajar mereka yang telah mencapai ketuntasan klasikal melebihi batas minimum yang ditetapkan (85%) yaitu sebesar 87,18%. Pembahasan Berdasarkan Presentase Aktivitas Guru pada Putaran I dan Putaran II, dapat dilihat bahwa aktivitas guru yang mendapatkan presentase paling tinggi adalah pada tahap kegiatan inti. Pada kegiatan inti ini guru menerapkan kerangka rancangan TANDUR yang merupakan asumsi dari kata Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Berdasarkan Presentase Aktivitas Siswa pada Putaran I dan Putaran II., dapat dilihat bahwa aktivitas siswayang mendapatkan presentase paling tinggi adalah pada tahap kegiatan
inti. Pada kegiatan inti ini guru menerapkan kerangka rancangan TANDUR yang merupakan asumsi dari kata Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Berdasarkan Presentase Nilai Rata-rata Peta Pikiran Siswa pada Putaran I dan Putaran II nilai Peta Pikiran (Mind Mapping), data dapat diketahui nilai rata-rata Peta Pikiran (Mind Mapping) siswa menunjukkan peningkatan dari putaran I sebesar 75,13 dan putaran II sebesar 81,79. Berdasarkan Presentase Hasil Nilai Pretes dan Postes Putaran I dan Putaran II hasil nilai pretes dan postes data diketahui bahwa sebelum diterapkan model pembelajaran Quantum
ii) aktivitas siswa juga mengalami peningkatan pada setiap putaran yaitu 75,3% dengan kriteria baik menjadi 86,87% dengan kriteria sangat baik, 2) hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) mengalami peningkatan pada setiap putaran yaitu 64,10% menjadi 87,18%. SARAN Dari hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran sebagai berikut : Hendaknya guru mencoba menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar
Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) hasil belajar siswa yang diperoleh sebesar 62,5%.
siswa dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) pada putaran I mengalami peningkatan sebesar 64,10%. Pada putaran I hasil belajar siswa meningkat namun belum tercapai ketuntasan belajar klasikal karena belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar ≥ 85%. Sedangkan pada putaran II, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dan ketuntasan klasikal telah tercapai dengan presentase sebesar 87,18%.
Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan tujuan penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa materi Ekonomi, secara keseluruhan termasuk kriteria baik dan sangat baik yaitu: i) aktivitas guru mengalami peningkatan pada setiap putaran yaitu 77,52% dengan kriteria baik menjadi 89,88% dengan kriteria sangat baik,
DAFTAR RUJUKAN
DePorter, dkk. 2010. Quantum Teaching, Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa. DePorter, dkk. 1999. Disarikan dari Buku: Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Hopkins, David. 2008. A Teacher’s Guide to Classroom Research. New York: Open University Press. Musrofi Muhammad. 2008. Melejitkan Potensi Otak. Yogyakarta: Insan Madani. Naim, Muhamad. 2009. Penerapan Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Ilmiah (Online), vol 6, no.1, (http:// isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/610982100. pdf), di akses tanggal 15 oktober 2011). Pudawari. 2009. Penggunaan Model Quantum Teaching dalam Meningkatkan Kemampuan 159
Menulis Fiksi Mahasiswa. Jurnal Pendidikan, (Online), vol10, no.1, (http://jurnal.pdii.lipi. go.id/admin/jurnal/101095259.pdf, di akses tanggal 15 oktober 2011). Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir Holistik dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
160