Dinamika Vol. 5, No. 1, Juli 2014
ISSN 0854-2172
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL Uthiya Rahma Mardlatika1, Sutarno2, Rahmawan Hatmantrika2
Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia, 50229 2 SMK Negeri 1 Kendal
1
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa selama pembelajaran pada mata pelajaran Produktif Multimedia setelah diterapkannya model pembelajaran ARIAS pada siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Kendal. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes untuk mengukur kemampuan kognitif siswa, teknik observasi untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi belajar siswa selama pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS secara tepat dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik, hal ini terbukti dari hasil tes siswa dengan persentase ketuntasan klasikal siswa di kelas dari pra siklus yang hanya 42% lalu meningkat menjadi 64% pada siklus I dan kembali meningkat pada siklus II mencapai 85%, sedangkan persentase skor rata-rata hasil pengamatan motivasi belajar siswa di kelas pada siklus I mencapai 73% kemudian naik pada siklus II menjadi 87%. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran ARIAS secara tepat dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. © 2014 Dinamika Kata Kunci: Model Pembelajaran ARIAS, Multimedia, Motivasi,
PENDAHULUAN Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi demi terbentuknya bangsa yang bermartabat perlu dijalankannya pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu terlahir dari proses pembelajaran yang berkualitas. Salah satu faktor pendukung berlangsungnya proses pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang interaktif antar guru dan siswa. Menurut E. Mulyasa (2006), pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Suatu Realita dalam kehidupan sehari-hari, di dalam ruang kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung kerap nampak dengan jelas bahwa beberapa atau sebagian besar siswa belum bisa belajar dengan baik sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) diperoleh gambaran kondisi siswa pada saat proses belajar mengajar
Multimedia berlangsung di kelas XI Multimedia menunjukan rendahnya motivasi siswa, hal ini terlihat dari siswa yang mudah jenuh dan tidak aktif mengikuti intruksi dari pengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran Multimedia di SMK Negeri 1 Kendal menerapkan semi-block-system yang berarti rentang waktu proses pembelajaran berlangsung cukup lama (lebih dari 5 jam pertemuan dalam satu kali pertemuan). Selain itu kegiatan pembelajaran saat ini masih menggunakan metode konvensional dan bersifat transaksional yang berarti guru merupakan pusat kegiatan belajar mengajar sedangkan siswa pada umumnya hanya sebagai penerima pasif. Kedua hal tersebut menyebabkan siswa akan mudah jenuh dan kurang semangat dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut berakibat langsung pada kurang maksimalnya hasil belajar siswa ini dibuktikan dari rendahnya hasil pre test siswa sebelum adanya tindakan menunjukan masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 75. Oleh karena itu untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI pada materi menggabungkan fotografi digital ke dalam sajian multimedia diperlukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mempertimbangkan berbagai konsep dan teori belajar maka dipilihlah Model Pembelajaran ARIAS yang merupakan singkatan dari Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction yaitu suatu model pembelajaran yang berhubungan dengan pengembangan sikap mental dan emosi siswa. Dalam pembelajaran ini guru dituntut aktif dalam memberikan motivasi untuk menanamkan rasa yakin atau percaya diri pada siswa. Kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, guru juga berusaha menarik dan menjaga minat siswa, kemudian diadakan evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga pada diri siswa dengan memberikan penguatan (reinforcement). Komponen dari model pembelajaran ARIAS dijabarkan sebagai berikut: 1)Assurance (percaya diri); Menurut Keller (dalam Fahmi, 2012) mengemukakan bahwa assurance yaitu berhubungan dengan sikap percaya yakin akan berhasil. Dengan sikap yakin dan mampu melakukan sesuatu dengan berhasil, seseorang dapat melakukan suatu kegiatan dengan sebaik baiknya. 2) Relevance (kehidupan nyata) yaitu adanya hubungan yang ditunjukan antara materi pembelajaran, kebutuhan, dan kondisi awal siswa. 3)Interest (minat) merupakan suatu kecenderungan yang teta untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. kegiatan yang diminati akan diperhatikan terus menerus disertai rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar siswa, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minatnya, siswa tidak akan belajar dengan sebaik baiknya, karena tidak aadanya daya tarik baginya (Slameto, 2010). 4) Assessment (evaluasi) sebagai alat penilai hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran dan harus dilakukan secara terus menerus. 5)Satisfaction (rasa bangga)rasa bangga dapat distimulus dengan pemberian penghargaan dan pujian (reinforcement) pada siswa supaya lebih bersemangat dalam belajar. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: “apakah model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Kendal pada mata pelajaran Multimedia”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran ARIAS pada mata pelajaran Multimedia.
METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMK Negeri 1 Kendal yang berlokasi di jalan Soekarno-Hatta Barat Km 03 Kabupaten Kendal pada Mei –Juni 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Kendal yang berjumlah 33 siswa terdiri dari 31 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran Multimedia di SMK Negeri 1 Kendal. Penelitian tindakan kelas ini diselesaikan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tindakan kelas ini mengikuti alur kegiatan konsepsi Kemmis dan Mc PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL Uthiya Rahma Mardlatika, Sutarno, Rahmawan Hatmantrika
19
Taggart (dalam Arikunto, 2010) tentang penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Prosedur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Siklus model Kemmis dan MC Taggart Prosedur penelitian yang dilakukan adalah 1)Perencanaan, kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran ARIAS, antara lain: menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP, menyusun soal evaluasi, menyusun lembar observasi motivasi siswa. 2) Pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan model pembelajaran ARIAS pada kelas XI Multimedia dengan materi yang diajarkan yaitu menggabungkan fotografi digital ke dalam sajian multimedia. Pada tahap assurance peneliti memberikan motivasi dengan memberikan gambaran diri positif terhadap siswa agar memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Selanjutnya peneliti dan siswa bersama sama mengkorelasikan materi dengan hal-hal yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari hari siswa tahap relevance kemudian pada tahap interest siswa diminta melaksanakan kegiatan praktik. Setelah itu pada tahap assessment dan satisfaction peneliti melakukan kegiatan presentasi dan evaluasi agar siswa lebih memahami isi materi dan menumbuhkan rasa kepuasan dalam diri siswa 3)Observasi, dilakukan untuk mengamati tingkat motivasi belajar siswa. 4)Refleksi dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan pada setiap siklus untuk mengidentifikasikan kekurangan maupun kelebihan pelaksanaan pembelajaran. Keempat tahapan tersebut wajib dilaksanakan pada tiap siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: metode dokumentasi, metode tes untuk mengukur ketuntasan belajar kognitif siswa dan metode observasi untuk mengukur gambaran tingkat motivasi siswa selama proses pembelajaran di kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pre test, post test sikus I dan siklus II masing-masing berisi 30 soal lalu pada lembar pengamatan motivasi siswa berisi 4 aspek yaitu attention, relevance, confidence, dan satisfaction. Indikator keberhasilan penelitian ditetapkan jika hasil evaluasi telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 75 dengan persentase ketuntasan klasikal siswa mencapai ≥75% dan persentase skor rata rata motivasi siswa di kelas mencapai ≥75%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berupa hasil pengamatan tingkat motivasi belajar siswa dan hasil tes evaluasi dari kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dibantu rekan peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkat motivasi belajar siswa menggunakan lembar observasi yang berisi empat aspek yaitu attention, relevance, confidence, dan satisfaction. Peningkatan skor rata rata tingkat motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 1. Hasil tersebut menunjukan bahwa skor rata rata tingkat motivasi siswa
20
Dinamika Vol. 5. No. 1. (2014)
meningkat tiap siklusnya. Tabel 1. Peningkatan Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa pada siklus I dan siklus II Capaian (persentase) Capaian (persentase) Aspek Yang Dinilai Siklus I Siklus II Attention 71 % 79% Relevance 72% 89% Confident 75% 89% Satisfaction 72% 92% Rata-rata keseluruhan 73 % 87% Dari data diatas menunjukan adanya peningkatan skor di masing masing aspek yang ada, yaitu attention, relevance, confident, dan satisfaction yang dapat digambarkan dengan grafik berikut:
Gambar 2 Grafik Perbandingan Hasil Pengamatan Motivasi Siswa per aspek pada Siklus I dan II Sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran Multimedia menggunakan model pembelajaran ARIAS peneliti memberikan pre dan post test berupa masing-masing 30 soal pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan yaitu menggabungkan fotografi digital ke dalam sajian multimedia.. Hasil tes evaluasi siswa pra siklus, pasca siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Peningkatan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II.
Keterangan Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Persentase ketuntasan belajar secara klasikal
Pra Siklus 86,7 50,0 70,8 14 19 42%
Pasca Siklus I 90 56,7 75,6 21 12 64%
Paca Siklus II 93,3 66,7 81,4 28 5 85%
Dari tabel 2 dapat diketahui terjadi peningkatan hasil evaluasi belajar siswa dari pra siklus, pasca siklus I dan siklus II. Adanya peningkatan pada tiap proses dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa dan persentase ketuntasan klasikal siswa yang terus naik dari pra siklus, pasca siklus I dan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL Uthiya Rahma Mardlatika, Sutarno, Rahmawan Hatmantrika
21
siklus II. hal tersebut dapat dilihat dari grafik berikut ini:
Gambar 3 Grafik Perbandingan Ketuntasan Klasikal Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Pembahasan Sebelum dimulainya tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kondisi awal sebelum pemberian tindakan dilakukan. Observasi ini dilakukan di dalam kelas yang akan diteliti yaitu kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Kendal. Berdasarkan hasil observasi awal, disimpulkan bahwa kondisi siswa selama proses pembelajaran menunjukan rendahnya motivasi siswa, hal ini terlihat dari siswa yang cenderung jenuh, mudah bosan, berbicara dengan temannya dan tidak bersemangat dalam belajar.
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kompetensi dasar menggabungkan fotografi digital ke dalam sajian Multimedia sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti memberikan pre test berupa 30 soal pilihan ganda kepada siswa kelas XI Multimedia.
Berdasarkan data pada tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil pre test siswa kelas XI Multimedia pada mata pelajaran Produktif Multimedia masih rendah yaitu 70,8. Dengan batas KKM 75 siswa yang tuntas hanya berjumlah 14 siswa dan yang tidak tuntas sejumlah 19 siswa serta ketuntasan klasikal yang dicapai siswa adalah 42% dari total siswa berjumlah 33. Hasil tersebut masih jauh dari batas indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu ketuntasan klasikal siswa di kelas mencapai ≥75%. Berdasarkan hasil pengamatan tingkat motivasi belajar siswa pada tabel 1 menunjukan rata-rata kesuluruhan motivasi siswa pada siklus I tergolong dalam kriteria baik, yaitu dengan persentase 73%. Dengan skor tertinggi pada aspek confident yaitu sebesar 75% atau sebanyak 25 siswa dari 33 siswa mulai mampu mengeksplorasi kemampuan diri dengan tugas yang diberikan. Sedangkan skor yang terendah ada pada aspek attention yaitu 71% atau hanya 23 dari 33 siswa mempunyai perhatian yang baik kepada guru sisanya lebih memilih untuk berbicara dengan temannya atau sibuk bermain ponsel. Selanjutnya yaitu rata-rata pada aspek relevance yang mencapai 72% berarti kemampuan siswa dalam merelevansikan ilmu pelajaran terhadap hal disekitarnya sudah baik.. Lalu pada aspek terakhir yaitu satisfaction dengan rata-rata mencapai 72% atau 24 siswa merasa puas akan hasil yang didapatnya selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS. Untuk rekapitulasi skor motivasi siswa per indikator dapat melihat lampiran. Kriteria tingkat motivasi belajar siswa menurut Arikunto dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:
22
Dinamika Vol. 5. No. 1. (2014)
Tabel 3 Kriteria Motivasi Belajar Siswa
No.
Interval
Kriteria
1 2 3 4 5
81% - 100% Tinggi Sekali 61% - 80% Tinggi 41% - 60% Cukup 21% - 40% Rendah 0 % - 20% Rendah Sekali Sementara analisa dari data hasil evaluasi belajar siswa pasca siklus I menggunakan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran materi menggabungkan fotografi digital ke dalam sajian multimedia diketahui bahwa pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan mengalami peningkatan dibanding sebelumnya saat pra siklus, hal itu ditunjukkan dari nilai rata-rata siswa yang dicapai pasca siklus I mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu 70,8 (pre test) menjadi 75,6 (post test). Jumlah siswa yang tuntas mendapatkan nilai diatas 75 yaitu 21 siswa, dan jumlah siswa yang tidak tuntas yaitu 12 siswa. Dengan ketuntasan klasikal yang diperoleh pasca siklus I naik 22% dari sebelumnya yaitu 42% saat pra siklus menjadi sebesar 64% pasca siklus I dari total siswa berjumlah 33 orang. Data tingkat motivasi siswa dan hasil evaluasi belajar siswa pasca siklus I ini menunjukan peningkatan yang cukup signifikan namun pada indikator keberhasilan penelitian masih belum tercapai, yaitu skor rata rata motivasi siswa di kelas mencapai lebih dari atau sama 75% dan persentase ketuntasan klasikal harus mencapai lebih dari atau sama dengan 75%. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada proses pemberian tindakan selama pembelajaran. Hasil refleksi dan evaluasi disimpulkan bahwa kurang berhasilnya proses pembelajaran siklus I disebabkan oleh beberapa kegiatan siswa yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Kekurangan tersebut yaitu: 1. Selama proses belajar mengajar, ada beberapa siswa yang ramai dan sibuk beraktifitas sendiri dan kurang memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi. 2. Pembagian kelompok yang dilakukan pada pertemuan pertama membuat keributan dan menyita waktu pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran kurang efektif. 3. Kegiatan yang dilakukan di luar kelas membuat siswa agak sulit dikontrol atau diawasi. 4. Belum semua siswa mampu untuk saling bekerja sama dengan sesama siswa. 5. Beberapa siswa tidak bersungguh-sungguh mengambil gambar dengan proporsi yang baik sehingga mengerjakannya hanya asal asalan. 6. Pada tahap assessment, pada saat dilakukan evaluasi siswa kepada siswa lain penilaian yang diberikan siswa kepada temannya belum objektif. Dari kekurangan yang terjadi pada siklus I, guru dan peneliti melakukan perbaikan dan merancang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II. Pada siklus II peneliti melakukan perbaikan dari hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Kegiatan pembelajaran masih sama dengan siklus I namun peneliti memberikan perhatian yang lebih dan juga peneliti memberikan banyak cerita dan video yang dapat memotivasi siswa kaitannya dengan materi yang diajarkan dan relevasinya pada keahlian mereka di masa depan. Selama proses tersebut berlangsung semua berjalan lancar dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan kehadiran peneliti dan juga dengan model pembelajaran yang peneliti gunakan sehingga rangsangan yang diberikan peneliti yang juga pengajar disini bisa diterima siswa dengan baik. Menurut Rifa’I dan Anni (2009) saat seorang pengajar mampu memberikan yang tepat kepada siswa saat proses belajar mengajar maka siswa akan tertarik atau timbul kebutuhan dari siswa akan keingintahuan yang lebih. Setelah dianalisis hasil pengamatan tingkat motivasi siswa pada siklus II menunjukan hasil yang baik sekali dengan skor rata-rata mencapai 87% naik dari siklus I yang hanya 73% dengan kriteria baik sementara hasil evaluasi belajar siswa berupa soal post test juga menunjukan peningPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL Uthiya Rahma Mardlatika, Sutarno, Rahmawan Hatmantrika
23
katan yang baik dilihat dari persentase ketuntasan belajar klasikal yang terus meningkat dari pra siklus 42%, kemudian pasca siklus I 64% dan pasca siklus II 85%. Dengan begitu penelitian tindakan kelas ini dapat diakhiri karena kedua nilai tersebut sudah memenuhi indikator kesuksesan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu persentase skor rata-rata untuk motivasi siswa mencapai ≥75% dan persentase ketuntasan klasikal siswa di kelas mencapai ≥75%. Berdasarkan hasil pengamataan dan hasil test post test yang telah dipaparkan dari dua siklus tersebut terlihat adanya peningkatan skor rata-rata untuk motivasi siswa dan hasil tes yang dilakukan pra siklus, pasca siklus I, dan pasca siklus II. Serupa dengan hasil penelitian Sintani Fahmi 2011 yang mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
SIMPULAN Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) pada mata pelajaran produktif Multimedia pada materi menggabungkan fotografi digital ke dalam sajian Multimedia dapat meningkatkan motivasi belajar yang sangat besar dalam proses belajar mengajar siswa di kelas XI Multimedia dilihat dari hasil pengamatan motivasi belajar siswa yang diperoleh di siklus II. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) sangat tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Multimedia pada mata pelajaran produktif Multimedia pada materi menggabungkan fotografi digital ke dalam sajian Multimedia, hal itu dilihat dari hasil post test yang diperoleh siswa pada siklus II.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang SISDIKNAS. Jakarta: Sinar Grafika. Fahmi, Sintani. 2011. Penerapan model pembelajaran ARIAS melalui strategi pembelajaran aktif learning tournament sebagai upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mata elajaran gambar beton. (Skripsi) On Line at http://perpustakaan.uns.ac.id [diakses tanggal 18 Januari 2014] E. Mulyasa, 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Posdakarya Offset. Rifa’i dan Catharina T. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
24
Dinamika Vol. 5. No. 1. (2014)