Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif serta Dampaknya terhadap Motivasi Belajar Matematik Siswa SMA Wulan Rachmayanti Magister Pendidikan Matematika Pascasarjana UNPAS Bandung @pascasarjanaunpas.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menelaah peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif matematik antara siswa yang memperoleh pembelajaran ARIAS dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Metode Campuran (Mixed Method) tipe penyisipan (Embedded Design). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIIAdi SMA Alfa Centauri. Sampel dalam penelitian ini dipilih sebanyak 2 kelas dari kelas XI MIIA. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran ARIAS dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian meliputi tes berpikir kritis, berpikir kreatif, angket motivasi belajar, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran ARIAS lebih baik daripada kemampuan peserta didik yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional (2) Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran ARIAS lebih baik daripada kemampuan peserta didik yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional (3) Tidak terdapat hubungan antara berpikir kritis matematik dengan berpikir kreatif matematik (4) Terdapat hubungan antara berpikir kritis matematik dengan motivasi belajar (5) Terdapat hubungan antara berpikir kreatif matematik dengan motivasi belajar (6) Penggunaan model pembelajaran ARIAS berdampak positif terhadap motivasi belajar peserta didik. Pendahuluan Dalam menghadapi persaingan global,
memiliki pola pikir dan penilaian yang
setiap bangsa harus memiliki penalaran
baik.
dan pola pikir yang baik yang nantinya
serangkaian peristiwa kompleks yang
akan digunakan dalam berbagai bidang
didalamnya terdapat proses belajar
kehidupan, antara lain dalam bidang
mengajar.Pada saatinidunia pendidikan
pendidikan. Begitupun dengan bangsa
sedangmendapat
Indonesia, harus meningkatkan mutu
berkaitan
pendidikan
menghasilakan sumber daya manusia
agar
pribadi-pribadinya
Pendidikan
sorotan dengan
merupakan
tajamyang tuntutan
yang
berkualitas.
(Husamah
dan
Selayaknya
bidang
pendidikan
Yanur, 2013:186) dalam kerangka
memberi
perhatian
abad 21 keterampilan yang dibutuhkan
berpikir
kreatif
peserta didik untuk membentuk SDM
kesadaran akan pentingnya berpikir
yang
kreatif
berkualitas
yaitu
memiliki
khususnya
etos
Tidak
kerja
yang
keterampilan dalam
tinggi,
memiliki
berkomunikasi,
cakap
menggunakan teknologi dan
dan
bagi
karakter sebagai pemikir, memiliki
memiliki
ilmu
pengetahuan
pelajaran
matematika.
sedikit
kurang
lebih mengenai
peserta
berpikir
menemukan
didik
kreatif
yang dalam
alternatif-alternatif
informasi, dan bertaqwa kepada Tuhan
pemecahan yang bervariasi, karena
Yang Maha Esa.
kurangnya pelatihan tentang berpikir
Menurut 2012:56)
Cropley sangat
kemampuan
(Wijaya,
kreatif terutama dalam pemecahan
bahwa
masalah matematika. Sehingga tak
dan
jarang banyak peserta didik yang
yakin
berpikir
kreatif
inofatif serta kemampuan pemecahan
kurang
masalah
pelajaran matematika.
mendasar
merupakan yang
keterampilan
mutlak
sangat
dibutuhkan di abad ke-21.
yang
penting dalam
sangat
berperan
menumbuhkan
dan
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis peserta didik dan salah satu pelajaran yang diajarkan adalah pelajaran matematika, karena matematika dipandang sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam jajaran
pendidikan,
senada dengan hal tersebut Ruseffendi (2006:94)
mengemukakan
“Matematika itu penting baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai pola berpikir, maupun sebagai pembentu sikap.”
Dalam
mengenai
proses
mata
pembelajaran
matematika tidak sedikit juga peserta
Sekolah merupakan lembaga formal pendidikan
berkenan
didik menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman yang menyelesaikan
mendalam. Saat
soal,
peserta
didik
hanya berorientasi pada jawaban akhir. Akibatnya peserta
kemampuan
didik
belum
bernalar berkembang
dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik dalam
pembelajaran
matematika.
Kemampuan bernalar tak terpisahkan dari kemampuan berpikir kritis. Hal ini sejalan dengan pendapat Krulik dan Rudnick (1995:2) bahwa penalaran mencakup
berpikir
dasar
(basic
thinking),
berpikir
kritis
(critical
konvensional), sehingga peserta didik
thinking), dan berpikir kreatif (creative
cenderung pasif dan keaktifan peserta
thinking).
didik kurang diperlihatkan. Selain itu
Berkenaan dengan berpikir kritis, Pikket dan foster (1996)(rosnawati 2012:4) berpikir kritis adalah jenis berpikir yang lebih tinggi yang bukan hanya
menghafal
materi
tetapi
penggunaan dan manipulasi bahan bahan yang di pelajari dalam situasi baru.
Menurut
(liberna,
Soeprapto(2001)
2010:192)
kemampuan
berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan dan berfungsi efektif dalam semua
aspek
kehidupan
lainya.Kemudian Johnson (2007: 189) menambahkan bahwa berpikir kritis adalah
hobi
berpikir
yang
bisa
dikembangkan oleh setiap orang, maka hobi ini harus diajarkan di Sekolah Dasar, SMP, dan SMA. Menyadari pentingnya
mengembangkan
ketika
peserta
didik
diberi
permasalahan peserta didik cenderung memberikan jawaban yang sama, dan terkadang hanya mengikuti langkahlangkah yang ada di buku paket atau cara yang telah ada, belum tampak adanya penemuan ide baru maupun mengait materi dengan dunia nyata yang dilakukan oleh peserta didik, dikatakan ada namun jarang sekali. Selain itu guru kurang mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk mengaitkan
permasalahan
yang
dihadapi dengan kehidupan sehari-hari dan
memunculkan
ide-ide
kreatif
melalui pembuatan suatu karya. Hal ini menyebabkan rendahnya kreativitas peserta
didik
dalam
belajar
matematika. Berkaitan
dengan
proses
belajar
kemampuan berpikir kritis peserta
selain kemampuan berpikir kreatif dan
didik
kritis,
sejak
SD,
maka
diperlukan
adanya
matematika
yang
mutlak
pembelajaran
motivasi
belajar
sangatlah
diperlukan. Menurut Uno, H (2013:23)
banyak
“Motivasi belajar adalah dorongan
melibatkan peserta didik secara aktif
internal dan eksternal pada peserta
dalam proses pembelajaran itu sendiri.
didik
lebih
Namun pada kenyataannya peserta didik menerima
hanya materi
belajar sebatas
dengan yang
disampaikan oleh guru (pembelajaran
yang
sedang
belajar
untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya
indikator mendukung”.
atau
dengan unsur
Sedangkan
beberapa yang menurut
Sardiman
A.
(2012:75)
belajar adalah
“Motivasi
Hasil Ulangan Siswa pada Materi
faktor psikis yang
bersifat non-intelektual”.
Program Linear Tahun Pelajaran
2012/2013 2013/2014
2014/2015
Dapat disimpulkan bahwa motivasi
rata-rata
65,00
68,00
63,00
belajar adalah dorongan dari dalam
Tertinggi
100,00
100,00
100,00
maupun luar diri seseorang yang
Terendah
23,00
14,00
46,00
sedang belajar
Sumber: Data ulangan guru matematika
untuk
mengadakan
perubahan sikap maupun tingkah laku
SMA Alfacentauri Bandung).
sehingga tujuan pembelajaran dapat
Salah satu usaha yang dapat dilakukan
tercapai dengan baik.
untuk mengatasi persoalan tersebut bagi
Sesuai dengan keterangan yang
seorang guru adalah dengan memilih
diperoleh dari hasil wawancara dengan
strategi
guru matematika kelas XI di SMA
strategi, pendekatan, model, maupun
Alfacentauri kota Bandung pada bulan
metode
pembelajaran
Mei
dalam
mengajarkan
2016,
dimana
penulis
akan
pembelajaran,
baik
berupa
yang
efektif
matematika
melaksanakan penelitian di sekolah
sehingga diharapkan dapat melatih
tersebut, bahwa kemampuan berpikir
kemampuan
berpikir
kritis dan kreatif matematika peserta
kemampuan
kritis
didik masih kurang. Permasalahan-
khususnya
dalam
permasalahan tersebut didukung juga
persoalan matematika.
kreatif peserta
dan didik,
menyelesaikan
dengan data hasil Ulangan salah satu
Sebagai suatu alternatif pembelajaran
materi kelas XI yaitu materi program
yang dapat meningkatkan kemampuan
linear selama tiga tahun terakhir yang
berpikir kreatif dan kritis matematik
mengalami fluktuatif yang sekaligus
juga motivasi peserta didik yaitu
akan menjadi materi dalam proses
dengan
penelitian, seperti tampak pada tabel
pemeblajaran ARIAS. Pembelajaran
berikut:
ARIAS
menggunakan
merupakan
strategi
suatu
model
pembelajaran yang terdiri dari lima komponen
yaitu
Assurance,
Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction yang merupakan usaha Tabel 1.1
pertama dalam kegiatan pembelajaran
untuk menanamkan rasa yakin atau
diri
percaya pada peserta didik. Kegiatan
melakukan sesuatu dengan berhasil,
pembelajaran ada relevasinya dengan
peserta
kehidupan peserta didik, berusaha
melakukan sesuatu kegiatan dengan
menarik dan memelihara minat belajar
sebaik-baiknya. Berdasarkan prinsip
peserta
didik.Model
ini
ARIAS
membantu
pembelajaran siswa
untuk
dan
merasa
didik
kegiatan
mampu
dapat
terdorong
untuk
pembelajaran
dimanfaatkan untuk
dapat
melatih dapat
mengembangkan lima unsur pokok
mencetuskan banyak gagasan, jawaban
yang
dan penyelesaian masalah.
ada
di
pembelajaran. tersebut
dalam
Lima
adalah
unsur
proses pokok
pengembangan
kepercayaan diri siswa, pe-nyesuaian dengan situasi dan kondisi lingkungan siswa, menumbuhkan minat belajar siswa, adanya evaluasi pembelajaran, dan me-nanamkan rasa bangga pada diri siswa (Erwik dkk. 2014)
ARIAS ini dapat dicoba terapkkan meningkatkan
kemampuan
berpikir kritis dan kreatif peserta didik karena adanya beberapa kecocokan antara prinsip-prinsip tersebut dengan kemampuan berpikir kreatif peserta didik
yang
Menurut
perlu
dikembangkan.
(Megalia,
2010),
Pada
prinsip Assurance (percaya diri), guru dituntut
untuk
percaya
dirikepada
peserta
didik.
Untuk
mendorong
mereka
agar
maksimal
guna
berusaha
menanamkan
dengan
dalam
prinsip
ini
guru
perlu
menunjukan hubungan materi dengan kebutuhan peserta didik baik dalam kehidupan sehari-hari ataupun materi yang lainnya. Berdasarkan prinsip ini kegiatan pembelajaran dimanfaatkan untuk melatih kemampuan peserta
Prinsip-prinsip dalam model
untuk
Prinsip kedua adalah relevansi,
sikap
mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya
didik daalam menghasilkan gagasan atau pertanyaan yang bervasriasi. Prinsip
ketiga
adalah
Interest
(minat/perhatian), dalam prinsip ini guru dituntut untuk menarik minat peserta
didik
pembelajaran.
dalam
Membangkitkan
memelihara merupakan keingintahuan diperlukan
kegiatan dan
minat/perhatian usaha peserta dalam
menumbuhkan didik
yang
kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan prinsip ini kegiatan pembelajaran dimanfaatkan untuk
peserta didik lebih Mengenal
masalah.
Prinsip keempat adalah Assessment
tersebut,
maka peneliti bermaksud
(asesmen), asesmen terhadap peserta
untuk
didik dilakukan untuk
tentang pembelajaran matematika yang
mengetahui
melakukan
suatu
penelitian
sampai sejauh mana kemajuan yang
berjudul
telah mereka capai. Asesmen tidak
Pembelajaran
hanya dilakukan oleh guru tetapi juga
Relevance,
oleh peserta didik untuk mengevaluasi
Satisfaction)
untuk
dirinya sendiri (self-assessment) atau
Kemampuan
berpikir
evaluasi diri. Asesmen diri dilakukan
kemampuan
oleh peserta didik terhadap diri mereka
Dampaknya terhadap Motivasi Belajar
sendiri,
MatematikSiswa SMA’’
maupun
terhadap
teman
mereka. Hal ini akan mendorong mereka untuk berusaha lebih giat lagi dari sebelumnya agar mendapat hasil yang maksimal.
“Penerapan ARIAS Interest,
berpikir
(Assurance, Assessment, Meningkatkan kritis
dan
kreatif
serta
Rumusan Masalah 1. Apakah
kualitas
kemampuan
peningkatan
berpikir
matematik
Prinsip kelima adalah Statisfaction
Model
peserta
didik
kritis yang
memperoleh pembelajaran ARIAS
(kepuasan), dalam prinsip ini guru
lebih baik daripada
perlu
peserta didik yang memperoleh
memberi
penguatan
kepada
peserta didik. Berdasarkan prinsip ini
pembelajaran
kegiatan
konvensional ?
pembelajaran
dapat
dimanfaatkan untuk melatih peserta
2. Apakah
kemampuan
matematika
kualitas
secara
peningkatan
didik untuk dapat mengungkapan ide,
kemampuan
gagasan yang dimiliki peserta didik.
matematik
Peserta didik yang telah berhasil
memperoleh pembelajaran ARIAS
mengerjakan atau mencapai sesuatu
lebih baik daripada
merasa bangga/puas atas keberhasilan
peserta didik yang memperoleh
tersebut.
pembelajaran
Oleh
karena
itu,
dengan
menggunakan Pembelajaran ARIAS diharapkan
akan
memperoleh
gambaran kemampuan berfikir kritis dan
kemampuan
berpikir
kreatif
peserta didik. Berdasarkan
uraian
berpikir peserta
didik
kreatif yang
kemampuan
matematika
secara
konvensional ? 3. Apakah terdapat hubungan antara berpikir kritis matematik dengan berpikir kreatif matematik?
4. Apakah terdapat hubungan antara
4.
Menganalisis
apakah
berpikir kritis matematik dengan
hubungan
motivasi belajar?
matematik dengan motivasi belajar.
5. Apakah terdapat hubungan antara
5.
antara
terdapat
Menganalisis
berpikir
apakah
kritis
terdapat
berpikir kreatif matematik dengan
hubungan antara berpikir kreatif
motivasi belajar?
matematik dengan motivasi belajar.
6. Bagaimana dampak motivasibelajar
6.
Mendeskripsikandampak
matematika peserta didik dengan
motivasibelajar matematika peserta
menggunakan pembelajaran ARIAS
didik
?
pembelajaran ARIAS.
dengan
menggunakan
Tujuan penelitian Manfaat Penelitian 1. Menganalisis kualitas peningkatan kemampuan
berpikir
matematik
peserta
didik
kritis
peserta
yang
menggali informasi sendiri, serta
lebih
lebih baik daripada
mengenai bagaimana meningkatkan
kemampuan
pengalaman
semangat
,mendapat
kemampuan
pembelajaran
kemampuan berpikir kreatif juga
matematika
secara
menambah
Menganalisiskualitas
peningkatan
berpikir
matematik
peserta
kreatif
didik
yang
berpikir
berharga
peserta didik yang memperoleh
kemampuan
kritis
motivasi
dan
dalam
pembelajaran matematika dengan pembelajaran ARIAS. 2. bagi guru:
memperoleh pembelajaran ARIAS
memberikan variasi model mengajar
lebih baik daripada
kemampuan
dan model pembelajaran alternatif
peserta didik yang memperoleh
yang dapat diaplikasikan dalam
pembelajaran
pembelajaran
matematika
secara
konvensional. 3.
didik
memperoleh pembelajaran ARIAS
konvensional. 2.
1. bagi peserta didik:
Menganalisis hubungan
khususnya apakah
antara
terdapat
berpikir
kritis
kemampuan
matematika untuk
meningkatkan
berpikir
kemampuan
matematik dengan berpikir kreatif
kreatifmatematik
matematik.
peserta didik. 3. bagi peneliti:
SMA
kritis
dan
berpikir serta
motivasi
memberikan wawasan baru bagi
penelitian deskriptif adalah penelitian
pengembangan
yang bermaksud untuk membuat
ilmu
pendidikan,
khususnya untuk meneliti lebih
pencandraan
lanjut
situasi-situasi atau kejadian-kejadian.
mengenai
model
pembelajaran ARIAS.
mengenai
Penelitian deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
Metode Penelitian Metode digunakan
penelitian
dalam
merupakan (Mixed
(deskripsi)
yang
penelitian
Metode
Method)
ini
Campuran
tipe
penyisipan
(Embedded Design) penelitian yang bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan
berpikir
kritis
dan
kemampuan
berpikir
Kreatifserta
kemampuan-kemampuan
berpikir
kritis dan berpikir kreatif matematik siswa serta motivasi belajar siswa terhadap
model
pembelajaran
ARIAS. Teknik pengumpulan yang dilakukan adalah observasi, angket, dan wawancara dengan sumber data yang sama.
dampaknya terhadap motivasi belajar siswa.Desain digunakan
penelitian adalah
yang
pretest-postest
control group design atau dengan desain kelompok kemudian memilih dua kelas yang setara di tinjau dari kemampuan yang
akademiknya.
pertama
Kelas
meperoleh
pembelajaran model ARIAS(kelas eksperimen)
dan
memperoleh
kelas
kedua
pembelajaran
Pembahasan Penelitian ini menghasilkan beberapa
temuan
kemampuan
berpikir
kritis,
kemampuan berpikir kreatif dan motivasi
belajar
pembelajaran
siswa
dengan
melalui ARIAS.
Berikut ini akan dibahas secara rinci mengenai hasil penelitian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
konvensional (kelas kontrol)
terkait
bahwa
rata-rata
kemampuan
berpikir
memberikan soal-soal berupa soal
berpikir
kreatif
berpikir kritis dan berpikir kreatif.
pembelajaran tidak berbeda secara
Selanjutnya untuk meperoleh data
signifikan
kualitatifnya,
pembelajaran
Penelitian
ini
diawali
dengan
yang akan dilakukan
antara
kritis
dan
sebelum
kelas
ARIAS
dengan dengan
adalah jenis penelitian deskriptif,
pembelajaran konvensional. Hal ini
Menurut Suryabarata (Kartiwa, 2016)
berarti
bahwa
sebelum
pembelajaran dilaksanakan, tidak
matematik
terdapat
pembelajaran dengan ARIAS dan
perbedaan
kemampuan
awal antara dua kelas tersebut. Selanjutnya, setelah pembelajaran dilaksanakan,
dilakukan
postes
untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa
dalam
konvensional ini dapat : Tabel 1 Rangkuman Hasil Tes Berpikir Kritis
setelah pembelajaran di kedua kelas. Hasil postes pada kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif menunjukkan
bahwa
terdapat
peningkatan yang lebih besar pada pembelajaran
dengan
ARIAS 5,54 47,67 0,77 Tinggi
Pretes Postes N-Gain Kriteria
konvensional. Untuk hasil postes berpikir
Tabel 2 Rangkuman Hasil Tes Berpikir Kreatif
kritis
Skor
matematik kelas eksperimen dengan pembelajaran ARIAS yaitu 47,35, sedangkan
untuk
kelas
kontrol
dengan pembelajaran konvensional rata-ratanya
yaitu
Selanjutnya,
pada
Konvensional 3,96 42,52 0,69 Sedang
ARIAS
dibandingkan dengan pembelajaran
kemampuan
Kritis Matematik
Skor
Pretes Postes N-Gain Kriteria
Kreatif Matematik ARIAS 5,00 46,38 0,75 Tinggi
ARIAS 5,00 46,38 0,75 Tinggi
42,52. kemampuan
Berdasarkan
rangkuman
berpikir kreatif matematik siswa
penelitian
juga terdapat peningkatan yang
setelah pembelajaran dilaksanakan
lebih
pembelajaran
diperoleh bahwa hasil pada kelas
dibandingkan
dengan pembelajaran ARIAS lebih
dengan pembelajaran konvensional.
tinggi dibandingkan dengan kelas
Rata-rata
dengan pembelajaran konvensional.
besar
dengan
pada
ARIAS
postes
kelas
dengan
Hal
sedangkan untuk kelompok dengan
pembelajaran dengan ARIAS guru
pembelajaran
merancang
rata-
dikarenakan
bahwa
pembelajaran ARIAS yaitu 46,65.
konvensional
ini
menunjukkan
hasil
suatu
pada
proses
pembelajaran yang dimulai dari
ratanya yaitu 42,43.
masalah nyata. Siswa diajak untuk Ringkasan
skor
kemampuan
berpikir kritis dan berpikir kreatif
berpikir tentang keseharian mereka.
Menurut Trianto (2007) pemberian
Berdasarkan
materi pelajaran dengan konteks
diperoleh bahwa kemampuan tes
keseharian
awal
siswa
di
dalam
hasil
matematika
penelitian
siswa
dalam
pembelajaran akan menghasilkan
materi program linear tidak berbeda
dasar-dasar
secara
pengetahuan
yang
signifikan,
hal
ini
mendalam dimana siswa kaya akan
menunjukkan bahwa kemampuan
pemahaman masalah dan cara untuk
berpikir kreatif dan berpikir kritis
menyelesaikannya.
matematik siswa kelas eksperimen
Selanjutnya, ringkasan mengenai kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif matemtik siswa dalam pembelajaran dengan
ARIAS
dengan
konvensional ini dapat dilihat dari
dan kelas kontrol pada saat sebelum penelitian
hampir
memiliki
kemampuan yang sama. Setelah dilakukan
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran ARIASpada kelas eksperimen dan model pembelajaran pada kelas
Tabel 3 berikut.
konvensional diperoleh hasil bahwa Tabel 3 Ringkasan N-Gain
kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis
Kelas ARIAS Konvensional
Kemampuan Kritis Kreatif Kritis Kreatif
matematik siswa
N-Gain
Kriteria
memiliki perbedaan yang signifikan.
0,77 0,75 0,69 0,68
Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya model pembelajaran yang berbeda memberi pengaruh terhadap kemampuan
Berdasarkan kategori Hake
berpikir
kritis
dan
berpikir kreatif peserta didik.
bahwa
Berdasarkan hasil penelitian pada
peningkatan kemampuan berpikir
kualitas peningkatan kemampuan
kritis dan kreatif matematik siswa
berpikir kreatif dan berpikir kritis
baik pada pembelajaran dengan
matematik siswa didapat kualitas
ARIAS berada pada kategori tinggi.
peningkatan
Sedangkan peningkatan kemampuan
berada di kategori tinggi sedangkan
berpikir kritis dan kreatif matematik
pada kelas kontrol berada pada
siswa
kategori sedang. Oleh karena itu,
(1999)
diperoleh
dengan
pembelajaran
konvensional pada kategori sedang.
kelas
eksperimen
hasil uji hipotesis didapat bahwa peningkatan kemampuan berpikir
kreatif
dan
berpikir
kritis
model pembelajaran ARIAS ini
matematik siswa kelas eksperimen
dapat
lebih baik daripada peningkatan
termotivasi lagi untuk belajar, selain
kemampuan berpikir kreatif dan
itu soal-soal yang diberikan pun
berpikir kritis
matematik siswa
melatih mereka untuk dapat berpikir
kelas
Hal
kritis dan berpikir kreatif, hal ini
kontrol.
ini
bearti
membuat
membuktikan pada teori-teori yang
sejalan
telah dipaparkan pada bab 3, model
dilakukan
pembelajaran
bahwa
ARIAS
ini
dapat
siswa
dengan
menjadi
penelitian
yang
Budiharti
dkk,
oleh terdapat
peningkatan
meningkatkan kemampuan berpikir
motivasi dan hasil belajar siswa
kreatif
yang
dan
berpikir
kritis
menggunakan
model
matematik siswa. Hasil penelitian
pembelajaran ARIAS.
ini sejalan dengan penelitian yang
Berdasarkan hasil uji korelasi antara
dilakukan oleh Ismail (2013) yang
kemampuan berpikir kreatif dan
menyatakan
berpikir
bahwa
pengaruh
model
adanya
pembelajaran
kritis
kemampuan
matematik;
berpikir
dan
ARIAS dipadu peta konsep terhadap
motivasi
kemampuan berpikir kritis, kognitif,
berpikir kreatif dan motivasi belajar
dan afektif siswa serta sejalan
siswa yang mendapatkan model
dengan penelitian yang dilakukan
pembelajaran
oleh
bahwa (1) tidak ada hubungan
Megalia
(2010)
yang
belajar;
kritis
kemampuan
ARIAS
didapat
menyatakan bahwa hasil belajar
antara
menggunakan ARIAS dengan upaya
dan
meningkatkan kemampuan berpikir
kreatifmatematik hal ini dibuktikan
kreatif siswa mendapatkan hasil
oleh tingkat korelasi yang berada
siswa
mendapatkan
pada nilai 0,815 Dikarenakan nilai
pembelajaran ARIAS lebih baik dari
signifikansi > 0,05 maka dapat
pada
disimpulkan bahwa tidak terdapat
yang
siswa
yang
mendapatkan
kemampuan berpikir kritis kemampuan
pembelajaran konvesional. Selain
korelasi
itu
kemampuan
pada
saat
pembelajarannya
mengaplikasikan pun
terlihat
yang
berpikir
signifikan
berpikir
kritis
antara dan
kemampuan berpikir kreatif, hal ini
kemampuan anak makin terasah,
sejalan
khususnya
berpikir
dilakukan oleh Yani Ramdhani
kritis dan berpikir kreatif karena
(2014) yang mendapatkan hasil
kemampuan
dengan
penelitian
yang
bahwa terdapat hubungan antara
70,83%
berada
kemampuan
dengan
motivasi
berpikir
matematis
pada yang
kategori tinggi
dengan kemampuan berpikir kreatif
sedangkan motivasi pada kategori
matematis
sedang adalah 29, 17%. Hal ini
tetapi
hubungan
tidak
antara
terdapat
kemampuan
menunjukkan
bahwa
terdapat
positif
terhadap
berpikir kritis dengan kemampuan
dampak
yang
berpikir kreatif.
motivasi
peserta
Sedangkan hasil uji korelasi untuk
melihat
setelah
mendapatkan pembelajaran ARIAS.
antar
Adanya motivasi yang baik dalam
kemampuan berpikir kritis dengan
belajar akan menunjukkan hasil
motivasi belajar siswa memperoleh
belajar yang optimal. Memberikan
nolai signifikansi 0,06 yang artinya
motivasi
nilai signifikansinya < 0,05, dengan
menggerakkan
kesimpulan
melakukan sesuatu atau melakukan
hubbungan berpikir
hubungan
didik
bahwa antara
kitis
terdapat kemampuan
dengan
motivasi
belajar siswa. hasil
kegiatan
belajar.
Siswa
untuk
mulai
kebutuhan
belajar,
bahwa
merupakan
melihat hubungan antar kemampuan
kebutuhan
pribadi,
berpikir kreatif dengan motivasi
soal latihan yang ada didalam LAS
belajar siswa memperoleh nilai
tanpa disuruh oleh guru. Siswa
signifikansi 0,011 yang artinya nilai
mempunyai hasrat dan keinginan
signifikansinya
dengan
untuk berhasil, mempunyai inisitaif
terdapat
dalam menulis hal-hal yang penting
kemampuan
ketika pembelajaran berlangsung,
berpikir dengan motivasi belajar
merasa khawatir jika ada soal yang
siswa.
belum bisa dikerjakan sehingga
hubungan
Adanya
<
0,05,
bahwa antara
hubungan
untuk
siswa
berarti
belajar
kesimpulan
korelasi
siswa
merasakan akan adanya dorongan dan
uji
kepada
sebuah
mengerjakan
antara
bertanya kepada siswa bagaimana
berpikir kritis dan motivasi juga
langkah-langkah pengerjaannya atau
berpikir kreatif dengan motivasi ini
kepada guru jika sesama siswa juga
terlihat. Presentase jumlah siswa
belum
yang mempunyai motivasi belajar
jawabannya.
bisa
menemukan
yang tinggi setelah dilaksanakan
Adanya penghargaan dalam
pembelajaran dengan ARIAS yaitu
belajar membuat siswa termotivasi
dalam belajar matematika. Siswa
didik
merasa
pembelajaran ARIAS lebih baik
bersemangat
jika
guru
memberikan pujian atas usahanya
daripada
dalam
didik
mengerjakan
soal
yang
yang
memperoleh
kemampuan peserta yang
memperoleh
diberikan. Adanya kegiatan yang
pembelajaran matematika secara
menarik
konvensional.
dalam
belajar
juga
membuat siswa termotivasi dalam belajar.
Siswa
merasa
2. Kualitas peningkatan kemampuan
lebih
berpikir kreatif matematik peserta
memahami materi yang diberikan
didik
jika guru dapat memberi contoh
pembelajaran ARIAS lebih baik
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
daripada
Pada saat guru mengelompokkan
didik
siswa dalam beberapa kelompok
pembelajaran matematika secara
maka terciptalah lingkungan belajar
konvensional.
yang kondusif, siswa dapat saling berdiskusi
tentang
materi
yang
memperoleh
kemampuan peserta yang
memperoleh
3. Tidak terdapat hubungan antara
yang
berpikir kritis matematik dengan
dipelajari. Guru juga memberikan
berpikir kreatif matematik.
bimbingan seperlunya kepada setiap
4. Terdapat
hubungan
antara
kelompok untuk memancing ide-ide
berpikir kritis matematik dengan
siswa dalam mengerjakan soal-soal
motivasi belajar.
yang diberikan.
5. Terdapat
hubungan
antara
berpikir kreatif matematik dengan motivasi belajar.
Kesimpulan
6. Penggunaan model pembelajaran
Berdasarkan penelitian yang dilaksankan
mengenai
ARIAS
penggunaan
kemampuan
berpikir berpikir
kreatif
positif
terhadap motivasi belajar peserta
model ARIAS terhadap peningkatan kemampuan
berdampak
didik.
kritis, dan
dampaknya terhadap motivasi belajar siswa diperoleh beberapa kesimpulan
Saran Berdasarkan hasil penelitian
sebagai berikut : 1. Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik peserta
dan
kesimpulan
mengenai
yang
pembelajaran
diperoleh dengan
model Accelerated Learning Cycle,
saran yang dapat disampaikan antara
berfungsi
sebagai
fasilitator
lain sebagai berikut :
yang terkadang harus melayani
Berdasarkan hasil penelitian dan
siswa secara individual dan
kesimpulan pada penelitian ini, maka
lebih memelihara minat juga
diperoleh beberapa rekomendasi yang
perhatian peserta didik dalam
perlu mendapat perhatian dari semua
kegiatan
pihak yang berkepentingan terhadap
penggunaan waktu yang kurang
penggunaan
maka
ARIAS.
model Penulis
pembelajaran mengajukan
Perlunya yang
pengaturan
lebih
efektif
mengunakan
2.
tujuan waktu ketika model
dapat
jika
dioptimalkan
melalui tugas terstrukturagar
beberapa saran sebagai berikut: 1.
pembelajaran,
pembelajaran
dapat
dicapai setiap pertemuannya. 3.
Dapat
memodifikasi
pembelajaran
agar
lebih
pembelajaran ARIAS.
kondusif agar tercipta suasana
Dalam pembelajaran dengan
belajar yang nyaman
menggunakan pembelajaran
model ARIAS,
guru
Daftar Pustaka Erwik dkk. (2014). Implementasi Model Pembelajaran ARIAS untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Vi pada semester 1 Sekolah Dasar Negeri 3 Patas Kecamatan Gerokgak Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014). [Online] tersedia: http://download.portalgaruda.org/article [5/9/2016] Husamah dan Yanur,S. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching And Learning: Menjadikan kegiatan BelajarMengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC) Krulik, S & Rudnick, J. A. (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching And Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC). Liberna, H. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Formatif 2(3):190-197 ISSN:2088-351X
Rosnawati, R. (2012). Berpikir kritis melalaui Pembelajaran Matematika untuk mendukung pembentukan Karakter Siswa: seminar Nasional Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Tidak diterbitkan Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito. Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persida. Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.