PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT,SATISFACTION) DENGAN MEDIA KARTU PANTUN PADA KELAS VII F SMP N 24 SEMARANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Oleh Nama
: Arifatul Latifah
NIM
: 2101411035
Prodi
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan
: Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
SARI
Latifah, Arifatul. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Mengggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang”. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dra. Nas Haryati S, M.Pd. Pembimbing II : Mulyono, S.Pd.,M.Hum. Kata kunci : keterampilan menulis pantun, model pembelajaran arias (assurance, relevance, interest, assessment, satisfaction), media kartu pantun Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP sampai saat ini masih belum mencapai hasil optimal terutama pada keterampilan menulis. Demikian pula, di SMP Negeri 24 Semarang ditemui beberapa permasalahan dalam pembelajaran menulis, khususnya dalam penelitian ini yaitu kompetensi menulis pantun. Keterampilan menulis pantun tidak dapat dilakukan siswa secara tiba-tiba akan tetapi harus melalui proses pembelajaran dan melalui proses berlatih. Keterampilan menulis pantun tentu akan meningkat seiring dengan pembinaan yang tepat dan terencana. Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata keterampilan menulis kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang masih relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah antara lain (1) siswa kurang memahami materi pantun; (2) kurangnya siswa dalam praktik menulis pantun sehingga siswa kurang percaya diri dalam menulis; 3) siswa belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun merupakan salah satu solusi yang dapat mengatasi permasalahan siswa dalam keterampilan menulis pantun. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang; (2) bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang; (3) bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Tujuan penelitian ini sebagai berikut (1) mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP
ii
Negeri 24 Semarang; (2) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang; (3) mendeskripsikan perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Subjek penelitian ini adalah kemampuan menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang yang berjumlah 31 siswa. Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang meliputi dua siklus. Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Alat pengambilan data berupa pedoman observasi, jurnal, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi foto. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Proses pembelajaran menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri Semarang menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)yaitu, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis pantun siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun telah mencapai hasil yang baik. Hasil tes menulis cerpen pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 78,25. Setelah dilakukan tindakan siklus II diperoleh nilai rata-rata 85,83 mengalami peningkatan sebesar 7,58. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menulis pantun siswa telah mencapai hasil yang baik dan mencapai etuntasan belajar. Hasil analisis data nontes juga menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan menggunakan pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang mencakup keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru, keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran, tanggungjawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru serta keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. Berdasarkan hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, peneliti memberi saran (1) pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
iii
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat dijadikan alternatif pembelajaran sebagaimana yang ditunjukan dari hasil penelitian ini yang terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menulis pantun dan perubahan perilaku siswa ke arah positif, (2) penelitian menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian menulis pantun.
iv
v
vi
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto 1.
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR. Muslim).
2. Sebuah cita-cita janganlah untuk kebanggaan diri sendiri akan tetapi jadikanlah sebagai usaha untuk kejayaan bangsa dan negara (Munawar). 3. Di dalam hidup ini, kita tidak bisa berharap segala yang kita dambakan bisa diraih dalam sekejap. Lakukan saja perjuangan dan terus berdoa, maka Tuhan akan menunjukkan jalan selangkah demi selangkah. (Merry Riana)
Persembahan Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Bapak Munawar dan ibu Kusriyati 2. Alfi Muna Syarifah 3. Mahbul Destia Hermawan
viii
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya karena skripsi yang berjudul “Peningkatan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang” dapat selesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Dra. Nas Haryati S, M.Pd., Pembimbing I, dan Mulyono, S.Pd.,M.Hum., Pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan, dan arahan serta dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab membimbing dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang, atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh ilmu di Universitas Negeri Semarang; 2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang yang telah memberikan izin untuk penelitian ini;
ix
3. Sumartini, S.S.,MA., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan arahan dan izin penelitian kepada penulis; 4. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berguna dalam proses perkuliahan selama ini; 5. Drs. Puryadi, M.Pd., Kepala SMP Negeri 24 Semarang yang telah memberikan izin penelitian dan bantuan selama penulis melakukan penelitian skripsi; 6. Suparsih, A.Md., guru Bahasa Indonesia kelas VII F SMP 24 Negeri Semarang, yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan arahan selama penulis melakukan penelitian serta membantu penulis melakukan penelitian; 7. siswa-siswi kelas VII F SMP 24 Negeri Semarang, yang telah membantu penulis dan menjadi responden penelitian yang dilakukan penulis; 8. Bapak, ibu dan adik tercinta yang telah senantiasa mendo’akan dan memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini; 9. sahabat yang selalu memberikan dukungan untuk penulis dan selalu menemani penulis dalam proses bimbingan; 10. teman-teman kos Wisma Citra 3; 11. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
x
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Semarang,
Oktober 2015
Peneliti,
Arifatul Latifah
xi
DAFTAR ISI
SARI ..................................................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... v PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... vi PERNYATAAN................................................................................................... vii MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii PRAKATA ........................................................................................................... ix DAFTAR ISI........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx DAFTAR DIAGRAM .........................................................................................xxiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxiv BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2
Identifikasi Masalah .................................................................................... 7
1.3
Pembatasan Masalah ................................................................................... 9
1.4
Rumusan Masalah ....................................................................................... 9
1.5
Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
1.6
Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1
Kajian Pustaka ...................................................................................... 13
2.2
Landasan Teoretis ................................................................................. 23
2.2.1
Hakikat Pantun ..................................................................................... 23
2.2.1.1
Pengertian Pantun ................................................................................. 24
2.2.1.1
Ciri-ciri Pantun ..................................................................................... 25
2.2.1.2
Jenis-jenis Pantun ................................................................................. 28
2.2.2
Hakikat Menulis Pantun ....................................................................... 30
2.2.2.1
Pengertian Menulis ............................................................................... 30
2.2.2.2
Menulis Pantun ..................................................................................... 32
2.2.3
Hakikat Model Pembelajaran ARIAS .................................................. 34
2.2.3.1
Pengertian Model Pembelajaran ........................................................... 34
2.2.3.2
Komponen Model Pembelajaran .......................................................... 35
2.2.3.3
Model Pembelajaran ARIAS ................................................................ 36
2.2.3.4
Komponen-komponen Model Pembelajaran ARIAS ........................... 38
2.2.3.5
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran ARIAS .................... 45
2.2.4
Hakikat Media Pembelajaran Kartu Pantun ......................................... 46
2.2.4.1
Pengertian Media Pembelajaran ........................................................... 47
2.2.4.2
Media Kartu Pantun .............................................................................. 48
2.2.5
Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Media Kartu Pantun dalam Pembelajaran Menulis Pantun ................................................... 52
2.3
Kerangka Berpikir ................................................................................ 55
2.4
Hipotesis Tindakan ............................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Desain Penelitian .................................................................................. 60
3.1.1
Tahap Penelitian ................................................................................... 61
3.1.1.1
Perencanaan .......................................................................................... 62
3.1.1.2
Tindakan ............................................................................................... 63
3.1.1.3
Observasi .............................................................................................. 67
xiii
3.1.1.4
Refleksi ................................................................................................. 68
3.1.2
Tahap Penelitian Siklus II..................................................................... 66
3.1.2.1
Perencanaan .......................................................................................... 69
3.1.2.2
Tindakan ............................................................................................... 69
3.1.2.3
Observasi .............................................................................................. 73
3.1.2.4
Refleksi ................................................................................................. 74
3.2
Subjek Penelitian .................................................................................. 74
3.3
Variabel Penelitian ............................................................................... 74
3.3.1
Variabel Keterampilan Menulis Pantun ............................................... 75
3.3.2
Varibel Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun .... 75
3.4
Indikator Kinerja................................................................................... 76
3.4.1
Indikator Data Kuantitatif.................................................................... 76
3.4.2
Indikator Data Kualitatif....................................................................... 77
3.5
Instrumen Penelitian ............................................................................. 79
3.5.1
Instrumen Tes ....................................................................................... 79
3.5.2
Instrumen Nontes.................................................................................. 82
3.5.2.1
Pedoman Observasi .............................................................................. 84
3.5.2.2
Pedoman Jurnal .................................................................................... 85
3.5.2.3
Pedoman Wawancara ........................................................................... 86
3.5.2.4
Dokumentasi Foto ................................................................................ 86
3.6
Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 87
3.6.1
Teknik Tes ............................................................................................ 88
3.6.2
Teknik Nontes ...................................................................................... 89
3.6.2.1
Observasi .............................................................................................. 89
3.6.2.2
Wawancara ........................................................................................... 90
3.6.2.3
Jurnal .................................................................................................... 91
3.6.2.4
Dokumentasi Foto ................................................................................ 91
3.7
Teknik Analisis Data ............................................................................ 92
3.7.1
Teknik Analisis Data Kuantitatif .......................................................... 92
3.7.2
Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................................ 93
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian..................................................................................... 95
4.1.1
Hasil Penelitian Siklus I ....................................................................... 95
4.1.1.1
Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I ............... 96
4.1.1.2
Hasil Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I .................................................................................................. 110
4.1.1.3
Hasil Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I .................................................... 118
4.1.1.4
Refleksi Siklus I ................................................................................... 130
4.1.2
Hasil Penelitian Siklus II ...................................................................... 134
4.1.2.1
Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus II............... 135
4.1.2.2
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus II ................................................................................................ 150
4.1.2.3
Hasil Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus II .................................................. 159
4.1.2.4
Refleksi Siklus II .................................................................................. 171
4.2
Pembahasan .......................................................................................... 174
4.2.1
Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II ................................................................................................ 175
4.2.1.1
Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II ................................................................ 177
xv
4.2.1.2
Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II ................................................................................................ 181
4.2.1.3
Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis PantunSiklus I dan Siklus II ....................................................................................... 184
4.2.1.4
Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................................... 186
4.2.2
Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II ................................................................................................ 189
4.2.3
Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II ........................................... 192
4.2.3.1
Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 194
4.2.3.2
Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................................... 197
4.2.3.3
Tanggungjawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan oleh Guru Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 201
4.2.3.4
Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 203
BAB V PENUTUP 5.1
Simpulan ............................................................................................... 210
5.2
Saran ..................................................................................................... 212
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 213 LAMPIRAN .......................................................................................................... 216
xvi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Sintaks Model Pembelajaran ARIAS................................................. 41
Tabel 2.2 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun dalam Pembelajaran Menulis Pantun ..................................... 52 Tabel 3.1
Tingkat Keberhasilan Peserta Didik .................................................. 77
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Tiap Aspek ............................................................ 79
Tabel 3.3
Kategori Penilaian Keterampilan Menulis Pantun............................. 80
Tabel 3.4
Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun ...................... 82
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Nontes ................................................................ 83
Tabel 4.1
Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I ......................... 99
Tabel 4.2
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I .............................. 111
Tabel 4.3
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata Siklus I................................................................................................ 113
Tabel 4.4
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus I................................................................................................ 114
Tabel 4.5
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi Siklus I................................................................................................ 114
Tabel 4.6
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan Siklus I................................................................................................ 115
Tabel 4.7
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku Kata Tiap Baris Siklus I ..................................................................... 116
Tabel 4.8
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris Tiap Bait Siklus I................................................................................ 117
Tabel 4.9
Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I .... 119
Tabel 4.10 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II ........................ 137 Tabel 4.11 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II............................. 150 Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Pantun Tiap Aspek Siklus II ................................................................................... 152 Tabel 4.13 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata Siklus II .............................................................................................. 153
xvii
Tabel 4.14 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus II ......................................................................................................... 154 Tabel 4.15 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi Siklus II .............................................................................................. 155 Tabel 4.16 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan Siklus II .............................................................................................. 156 Tabel 4.17 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku Kata Tiap Baris Siklus II .................................................................... 157 Tabel 4.18 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris Tiap Bait Siklus II .............................................................................. 158 Tabel 4.19 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II .............................................................................................. 159 Tabel 4.20 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II .............................................................................................. 176 Tabel 4.21 Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II .................. 189 Tabel 4.22 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II .......................................................................... 193
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kartu Pantun Kelompok................................................................ 50
Gambar 2.2
Kartu Pantun Individu ................................................................... 51
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas.................................................. 62
Gambar 4.1
Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I............................................................................... 103
Gambar 4.2
Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I............................................................................... 105
Gambar 4.3
Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun Siklus I........................................................................................... 107
Gambar 4.4
Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir Pembelajaran Siklus I .................................................................... 109
Gambar 4.5
Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Guru Siklus I........................................................................................... 122
Gambar 4.6
Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat Pembelajaran Siklus I ............................................................ 125
Gambar 4.7
Tanggung jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh Guru Siklus I.................................................................................. 127
Gambar 4.8
Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus I............................................................................... 129
Gambar 4.9
Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II ............................................................................. 142
xix
Gambar 4.10 Kekondusifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II ........................................................................................ 145 Gambar 4.11 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun Siklus II ......................................................................................... 147 Gambar 4.12 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir Pembelajaran Siklus II................................................................... 149 Gambar 4.13 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Dari Guru Siklus II ................................................................................ 163 Gambar 4.14 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab saat Pembelajaran Siklus II ........................................................... 166 Gambar 4.15 Tanggung jawab Siswa Terhadap Tugas yang Diberikan oleh Guru Siklus II ................................................................................ 168 Gambar 4.16 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus II ............................................................................. 170 Gambar 4.17 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 180 Gambar 4.18 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 183 Gambar 4.19 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 185 Gambar 4.20 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir Pembelajaran Siklus I dan Siklus II............................................... 187 Gambar 4.21 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 196
xx
Gambar 4.22 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................... 200 Gambar 4.23 Tanggung jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh Guru Siklus I dan Siklus II ............................................................ 202 Gambar 4.24 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 204
xxi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I ......................... 112
Diagram 4.2
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II ........................ 151
Diagram 4.3
Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II......................................................................................... 191
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................. 216
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................... 236
Lampiran 3
Lembar Observasi Siklus I dan Siklus II ....................................... 256
Lampiran 4
Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II ................................. 258
Lampiran 5
Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II ................................ 260
Lampiran 6
Pedoman Wawancara Siklus I dan Siklus II.................................. 261
Lampiran 7
Pedoman Dokumentasi Foto Siklus I dan Siklus II ....................... 264
Lampiran 8
Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II.................................... 265
Lampiran 9
Kartu Pantun Siklus I..................................................................... 267
Lampiran 10 Kartu Pantun Siklus II ................................................................... 269 Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Siklus I dan Siklus II ..................................... 271 Lampiran 12 Nilai Menulis Pantun Siklus I........................................................ 272 Lampiran 13 Nilai Menulis Pantun Siklus II ...................................................... 274 Lampiran 14 Hasil Observasi Siklus I ................................................................ 276 Lampiran 15 Hasil Observasi Siklus II ............................................................... 278 Lampiran 16 Hasil Jurnal Guru Siklus I ............................................................. 280 Lampiran 17 Hasil Jurnal Guru Siklus II ............................................................ 284 Lampiran 18 Contoh Jurnal Siswa Siklus I ........................................................ 288 Lampiran 19 Contoh Jurnal Siswa Siklus II ....................................................... 294
xxiii
Lampiran 20 Hasil Wawancara Siklus I ............................................................. 300 Lampiran 21 Hasil Wawancara Siklus II ............................................................ 306 Lampiran 22 Contoh Kerja Siswa Siklus I.......................................................... 312 Lampiran 23 Contoh Kerja Siswa Siklus II ........................................................ 317 Lampiran 24 Surat Keputusan Dekan FBS UNNES ........................................... 322 Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 323 Lampiran 26 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ......................... 324 Lampiran 27 Surat Keterangan Lulus UKDBI ................................................... 325 Lampiran 28 Lembar Bimbingan ....................................................................... 326 Lampiran 29 Lembar Laporan Selesai Bimbingan Skripsi ................................. 330
xxiv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia memiliki dua aspek pembelajaran, yaitu aspek berbahasa dan aspek bersastra. Tiap aspek tersebut mencakup empat macam keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Wagiran 2005:12). Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sastra memiliki fungsi utama sebagai penghalus budi, peningkatan kepekaan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuh apresiasi budaya dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tulisan. Kedua aspek ini tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran sastra sama pentingnya dengan pembelajaran bahasa, sehingga dalam penyajiannya diharapkan dapat berjalan seimbang. Pada hakikatnya tujuan pembelajaran sastra tidak hanya ditekankan pada peningkatan pengetahuan melalui teori, tetapi mengaktifkan siswa melalui kegiatan praktik dalam pembelajaran. Pembelajaran sastra tidak bertujuan untuk membuat siswa menjadi sastrawan atau seorang ahli sastra yang tahu bermacammacam tentang teori dan sejarah sastra, tetapi agar menjadi orang yang menggemari karya sastra. Pembelajaran sastra mempunyai peranan penting dalam
2
membentuk watak dan kepribadian siswa sehingga diharapkan dapat melibatkan siswa untuk berperan aktif. Pembelajaran sastra dibagi menjadi dua kegiatan yaitu berapresiasi sastra dan berekspresi sastra. Berapresiasi sastra adalah kegiatan yang membuat orang dapat mengenal, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks karya orang lain dengan caranya sendiri, sedangkan berekspresi sastra dalam arti bahwa mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala untuk dikomunikasikan kepada orang lain melalui tulisan kreatif sebagai sesuatu yang bermakna (Jabrohim 2003:71). Jabrohim (2003:71) mengemukakan bahwa kegiatan ekspresi sastra dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan ekspresi lisan dan ekspresi tulis. Kegiatan ekspresi lisan adalah kegiatan melisankan suatu karya sastra misalnya membacakan, membawakan, menuturkan, dan mementaskan karya sastra sedangkan kegiatan ekspresi tulis adalah kegiatan yang nantinya akan menghasilkan berbagai karya sastra seperti prosa, puisi, dan drama dengan pembelajaran sastra maka siswa mendapatkan peluang untuk berkarya sesuai dengan kreatifitasnya. Dalam standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk jenjang SMP atau MTs pada kelas VII aspek menulis, siswa harus mampu menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut siswa tidak hanya belajar tentang teori menulis pantun akan tetapi siswa dibimbing untuk menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Untuk
3
dapat mencapai hasil yang baik, guru harus bertanggung jawab untuk membimbing siswa melalui kegiatan pembelajaran yang tepat. Menulis pantun adalah kegiatan yang dilakukan untuk menuangkan gagasan atau perasaan yang terdiri atas sampiran dan isi dengan menggunakan pedoman syarat-syarat pantun yang telah ditentukan. Menulis pantun sebagai sarana komunikasi pengiriman dan penerimaan pesan yang dimanfaatkan untuk menyelipkan nasihat bahkan untuk melakukan kritik sosial tanpa mencederai perasaan siapa pun. Menulis pantun juga sebagai alat pemelihara bahasa yang berperan untuk penjaga fungsi kata dan kemampuan sebagai alur berpikir serta mengasah kepedulian siswa terhadap masalah sosial. Kemahiran menulis pantun sangatlah ditentukan dalam memilih pilihan kata-kata yang berkesinambungan antara sampiran dan isi pantun. Selain itu untuk menulis sebait pantun juga harus sesuai dengan jenis pantun yang akan dibuat, apabila dalam menulis pantun tidak sesuai antara jenis pantun dengan isinya maka pantun tersebut tidak benar. Kemahiran siswa dalam menulis pantun perlu dilatih serta dapat ditingkatkan melalui praktik menulis dan membaca. Fenomena yang terjadi dalam pembelajaran menulis pantun pada kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang berdasarkan hasil observasi atau pengamatan awal dalam
pembelajaran
menulis
pantun
adalah
sebagian siswa mengikuti
pembelajaran secara aktif, sementara sebagian siswa lain hanya bermalasmalasan, bermain-main, bercanda dan pasif. Hal itu terjadi karena siswa merasa bosan dengan model pembelajaran menulis pantun yang tidak bervariasi.
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang, diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, siswa kurang berminat pada pembelajaran menulis karena mereka menganggap menulis itu pembelajaran yang sulit terutama pada pembelajaran menulis pantun. Siswa merasa bosan karena pembelajaran menulis pantun yang hanya berpusat pada guru dengan model pembelajaran yang tidak bervariasi. Siswa belum memahami sampiran dan isi, jumlah suku kata dan sajak a-b-a-b serta belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Guru pengampu pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menuturkan bahwa saat ini pembelajaran keterampilan menulis pantun pada kelas VII F masih belum maksimal. Kondisi tersebut disebabkan siswa menganggap menulis pantun itu sulit sehingga mereka takut salah dalam menulis. Siswa merasa kesulitan dalam menentukan ide atau gagasan untuk menulis pantun. Pengetahuan siswa tentang materi pantun pun masih kurang, siswa belum memahami jumlah suku kata dalam setiap barisnya, belum memahami sajak a-b-a-b, siswa belum mampu membedakan sampiran dan isi pantun sehingga siswa belum dapat menulis pantun berdasarkan syarat-syarat pantun. Selain itu dalam pembelajaran menulis pantun sikap siswa pasif, saat pembelajaran hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa adanya tindakan lain dan apabila ditanya oleh guru siswa menjawab dengan ragu. Hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil menulis pantun siswa masih rendah. Hal ini diketahui 75% siswa belum mencapai KKM, hanya 25% siswa yang sudah mencapai KKM dan mampu menulis pantun sesuai dengan
5
syarat-syarat pantun. Dari hasil menulis pantun menunjukkan bahwa siswa kurang memahami materi tentang syarat-syarat menulis pantun. Siswa menulis pantun dengan jumlah suku kata setiap baris kurang dari 8 dan bahkan ada yang lebih dari 12 suku kata setiap baris. Dalam menulis pantun, siswa belum dapat menulis pantun dengan sajak a-b-a-b. Selain itu siswa belum dapat menuangkan ide/gagasan dalam menulis pantun serta cenderung menulis kembali pantun yang sudah ada di dalam buku, siswa tidak menulis pantun dengan ide atau gagasannya sendiri. Hasil observasi, wawancara dan tes awal menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis pantun. Kesulitan tersebut di antaranya karena siswa belum memahami materi pantun sehingga belum dapat menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun, siswa belum dapat menuangkan ide/gagasan dalam menulis pantun dan siswa merasa bosan dengan model pembelajaran yang tidak bervariasi. Dengan demikian, perlu diterapkan suatu strategi dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran efektif yang menunjang kegiatan pembelajaran menulis pantun. Dalam menulis pantun jumlah suku kata dalam setiap baris belum sesuai dengan syarat pantun, siswa belum dapat menulis pantun dengan sajak a-b-a-b yang artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, belum dapat membedakan antara sampiran dan isi serta belum dapat menentukan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Untuk memperbaiki dan meningkatkan
6
keterampilan menulis pantun siswa kelas VII F SMP N 24 Semarang peneliti menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun untuk mempermudah pembelajaran menulis pantun. Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) merupakan model pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin atau percaya diri pada siswa. Kegiatan pembelajaran ini ada relevansinya dengan kehidupan siswa yang akan mempermudah siswa. Menarik dan memelihara minat atau perhatian siswa agar siswa tetap fokus dalam pembelajaran menulis pantun dan dengan adanya evaluasi serta penguatan dalam model pembelajaran ini maka dapat menyakinkan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun. Dengan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) siswa akan lebih percaya diri, dapat memahami syarat-syarat menulis pantun dan memudahkan dalam menulis pantun. Media kartu pantun merupakan media yang digunakan sebagai alat untuk menunjang proses pembelajaran menulis pantun sehingga siswa dapat dengan mudah untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Media kartu pantun lebih efektif dan efisien untuk menulis pantun di bandingkan dengan media pembelajaran yang lain karena media kartu pantun lebih fokus untuk mempermudah siswa dalam menulis pantun, di dalam media kartu pantun terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang yang harus dilengkapi oleh siswa kemudian siswa menulis pantun secara kreatif berdasarkan dengan tema pantun yang terdapat pada kartu pantun tersebut. Penggunaan media kartu pantun
7
sangat menarik dan membantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam proses pembelajaran menulis pantun, membangkitkan ide atau gagasan siswa yang kreatif, dan sebagai pancingan siswa untuk mempermudah dalam menulis pantun. Dengan demikian, minat dan kemampuan peserta didik terhadap menulis pantun akan dapat berkembang. Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat mengatasi permasalahan siswa dalam menulis pantun dan dapat mempermudah siswa dalam menulis pantun. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Mengggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, pembelajaran keterampilan menulis pantun merupakan salah satu pembelajaran yang penting bagi peserta didik namun keterampilan menulis pantun pada siswa SMP Negeri 24 Semarang khususnya pada peserta didik kelas VII F masih kurang maksimal dan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya yaitu faktor siswa, guru, dan teknik serta media yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
8
Faktor siswa dalam pembelajaran menulis pantun antara lain siswa merasa enggan belajar menulis khususnya menulis pantun, sebagian siswa menganggap bahwa pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang sulit sehingga mereka bersikap tidak peduli, siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran menulis pantun, siswa kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasan untuk menulis pantun, siswa merasa kurang berminat pada pembelajaran karena jenuh dengan penjelasan teori dari guru, siswa merasa takut untuk memulai menulis karena mereka menganggap menulis itu sulit, siswa kurang menguasai materi tentang pantun, siswa kurang berlatih dalam menulis termasuk menulis pantun, siswa terlalu banyak dibebani tugas-tugas mata pelajaran lainnya sehingga kemampuan menulis siswa dikesampingkan, banyaknya anggapan bahwa mempelajari bahasa Indonesia itu mudah tanpa harus belajar pun bisa dan anggapan bahwa ilmu eksak lebih penting dari pada ilmu noneksak, siswa lebih memilih menulis pantun yang sudah ada dibuku dari pada menulis pantun dengan idenya sendiri. Pada pembelajaran menulis pantun, guru kurang variatif dalam memilih metode dan media pembelajaran sehingga siswa merasa bosan, tidak termotivasi dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis pantun. Pada proses pembelajaran guru umumnya menjelaskan materi pantun, dan di akhir proses pembelajaran guru memberikan tugas menulis pantun. Proses belajar yang demikian kurang mendapatkan hasil maksimal karena guru tidak memberikan bimbingan menulis pantun dengan cara menunjukkan proses menulis pantun kepada siswa secara langsung, sehingga ketika siswa diberi tugas menulis pantun siswa mengalami kesulitan.
9
Pada faktor teknik dan media pembelajaran menulis pantun guru hanya memberikan penjelasan tentang materi pantun dan siswa hanya mendengarkan lalu siswa ditugasi untuk menulis pantun. Pembelajaran tersebut tanpa adanya media pembelajaran yang mendukung untuk menarik perhatian siswa yang sebenarnya sangat penting untuk mengingkatkan kreativitas siswa dalam menulis pantun dan memudahkan siswa dalam mengungkapan perasaan serta ide atau gagasan dalam menulis pantun.
1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dibahas dibatasi agar pembahasan tidak terlalu luas. Permasalahan yang akan diteliti yaitu pembelajaran keterampilan menulis pantun yang masih belum maksimal yang disebabkan oleh beberapa faktor 1) siswa kurang memahami materi pantun; 2) kurangnya siswa dalam praktik menulis pantun sehingga siswa kurang percaya diri dalam menulis; 3) siswa belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun.
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.4.1 Bagaimanakah
proses
pembelajaran
keterampilan
menulis
pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
10
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang? 1.4.2 Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang? 1.4.3
Bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun?
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 1.5.1 Mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang. 1.5.2 Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang.
11
1.5.3 Mendeskripsikan perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penelitian mengenai peningkatan keterampilan menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun ada dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1.6.1
Manfaat Teoretis Penelitian
ini
diharapkan
bermanfaat
bagi
pengembangan
kajian
pembelajaran menulis, bagi pengembangan teori pembelajaran sastra pada umumnya, serta dapat mengembangkan teori pembelajaran menulis pantun sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar melalui model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) serta pemanfaatan media kartu pantun. 1.6.2
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru dan
sekolah. Bagi siswa, penelitian ini memudahkan siswa dalam menemukan dan mengembangkan gagasan maupun kreativitasnya dalam kegiatan menulis pantun
12
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan model pembelajaran menulis pantun dan dapat mengembangkan keterampilan guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu diharapkan dapat memberikan masukan dan perbaikan dalam penggunaan model pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar lebih menarik, bervariasi, dan tidak membosankan. Bagi
sekolah,
penelitian
menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun ini dapat memberikan manfaat peningkatan mutu proses pembelajaran dan meningkatkan interaksi belajar mengajar siswa sekolah. Sehingga kualitas dan prestasi keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis pantun dapat meningkat.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka Penelitian tindakan kelas mengenai keterampilan menulis sudah pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut sebagian besar bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Namun, penelitian di bidang menulis masih cukup luas dan masih banyak yang harus diteliti untuk menyempurnakan penelitian terdahulu. Beberapa penelitian dahulu yang relevan dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Andrzejczak (2005), Martofiah (2008), Hidayah (2009), Jacobson (2009), Kinasih (2009), Laily (2010), Nuraeni (2010). Andrzejczak (2005) dalam jurnal internasional Internasional Journal of Education and the Arts menulis artikel yang berjudul “From Image to Text : Using Images in the Writing Proces” meneliti tentang manfaat mengintegrasikan gambar untuk proses menulis. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan gambar untuk meningkatkan proses penulisan. Keuntungan menggunakan gambar bagi siswa dalam proses pra-menulis memberikan titik masuk motivasi, cara untuk mengembangkan dan menguraikan gagasan. Studi ini menunjukkan bahwa manfaat gambar rupa dapat meningkatkan pemikiran dan menulis. Relevansi penelitian Andrzejczak, dkk dengan penelitian ini terletak pada media pembelajaran yaitu gambar pada kartu pantun, sedangkan perbedaannya terletak masalah yang dikaji.
Penelitian ini terdapat kekurangan, yaitu kurangnya
14
modifikasi pada gambar agar menjadi lebih menarik, pada penelitian ini peneliti menggunakan media kartu pantun yang di dalamnya terdapat suatu gambar berdasarkan tema pantun tersebut. Murtofiah
(2008)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“Peningkatan
Kemampuan Menulis Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa Kelas IV A SD Islam Al Madina Sampangan Semarang” menyimpulkan bahwa kemampuan menulis pantun anak siswa dapat meningkat setelah menggunakan teknik latihan terbimbing. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus 1 terjadi peningkatan sebesar 36,49% dengan nilai rata-rata sebesar 67,96 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 30,16% dengan nilai rata-rata 88,46. Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang dan menikmati pembelajaran menulis pantun anak dengan teknik latihan terbimbing. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Martofiah (2008) pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun, sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Martofiah (2008) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam
penelitiannya,
Martofiah
menggunakan
teknik
terbimbing
untuk
meningkatkan keterampilan menulis pantun, sedangkan penelitian yang peneliti
15
lakukan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Penelitian Murtofiah (2008) berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa Kelas IV A SD Islam Al Madina Sampangan Semarang” terdapat kekurangan yaitu dengan teknik latihan terbimbing maka akan sulit untuk membentuk kelompok yang homogen, seringkali siswa tidak cocok dengan anggota kelompoknya karena masing-msing siswa membutuhkan latihan terbimbing dari guru dan dalam penelitian ini juga tidak menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan proses pembelajaran. Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti ini akan melakukan penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa baik secara individu maupun dalam kelompok belajar dan menggunakan media kartu pantun yang memudahkan siswa untuk menggali ide gagasannya. Hidayah
(2009)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“Peningkatan
Keterampilan Menulis Pantun dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa kelas VII A SMP PGRI 3 Boja Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010” menyimpulkan bahwa kemampuan menulis pantun siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan model numbered heads together dan teknik pancingan kata kunci. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata
16
sebesar 61,43 dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 71,63. Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai menikmati menulis pantun dengan model pembelajaran numbered heads together (nht) dan teknik pancingan kata kunci. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Hidayah (2008) adalah pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun, sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Hidayah (2009) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitiannya, Hidayah menggunakan model pembelajaran numbered heads together dan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun, sedangkan peneliti dalam penelitiannya menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Penelitian Hidayah (2009) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa kelas VII A SMP PGRI 3 Boja Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010” terdapat kekurangan, menulis pantun menggunakan model Numbered Heads Together kurang cocok karena
17
jumlah siswa yang banyak, membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Dengan mengggunakan teknik pancingan kata kunci maka siswa yang merasa sudah bisa akan cenderung dibatasi dalam pemilihan kata sehingga tidak dapat mengembangkan ide gagasannya. Alangkah baiknya jika menggunakan media pembelajaran untuk menunjang proses belajar mengajar. Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti ini akan melakukan penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dan menggunakan media kartu pantun mempermudah siswa dalam mengembangkan ide atau gagasannya dalam menulis pantun. Penelitian menulis juga dilakukan oleh Kinasih (2009) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun dengan Teknik Pemancingan Kata Kunci Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang” menyimpulkan bahwa kemampuan menulis pantun siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan teknik pancingan kata kunci. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan sebesar 24,74% dengan nilai rata-rata 74,23 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 19,22% dengan nilai rata-rata 88,74 termasuk dalam kategori baik. Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
18
siswa semakin aktif dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan teknik pancingan kata kunci. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Kinasih (2009) pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun, sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kinasih terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitiannya, Kinasih menggunakan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun, sedangkan penulis dalam meneliti menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Penelitian oleh Kinasih (2009) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun dengan Teknik Pemancingan Kata Kunci Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Ngempon
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang” terdapat
kekurangan yaitu menulis pantun dengan teknik pemancingan kata kunci maka siswa yang merasa sudah tahu atau sudah bisa akan cenderung dibatasi dalam pemilihan katanya sehingga tidak dapat mengembangkan ide gagasannya. Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti akan melakukan penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dan menggunakan media kartu pantun sehingga siswa dapat mengembangkan ide atau gagasannya dengan mudah dalam menulis pantun.
19
Jacobson (2009) dalam jurnal internasional College of Education and Human Sciences menulis artikel yang berjudul “Improving the Writing Performance of High School Students with Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder and Writing Difficulties” meneliti tentang hubungan aktivitas siswa yang hiperaktif dengan kemampuan atau kesulitan menulis. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan strategi esai persuasif dengan menggunakan strategi model pengembangan pengaturan diri dalam keterampilan menulis siswa kelas XII SMA yang mengalami kelainan hiperaktif. Hasil penelitian ini mengindikasikan kenaikan sejumlah struktur esai, panjang karangan, dan kualitas holistik pada karangan siswa. Relevansi penelitian Jacobson dengan penelitian ini terletak pada keterampilan menulis, sedangkan perbedaannya pada model dan subjek penelitian. Laily (2010) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs. Darul
Ma’arif
Pringapus
Kabupaten
Semarang”
menyimpulkan
bahwa
kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan metode pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Statisfaction) melalui Strategi 3M. Hal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata pada siklus I sebesar 62,06 yang termasuk dalam kategori cukup. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 16,95% menjadi 76,09 termasuk dalam kategori baik. Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
20
siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) melalui strategi 3M. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Laily (2010) adalah terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). Walaupun menggunakan tindakan yang sama akan tetapi penelitian Laily (2010) dan penelitian ini memiliki tahap atau langkahlangkah yang berbeda. Pada penelitian Laily menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) melalui strategi 3M, yaitu dengan komponen model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yang digabungkan dengan strategi 3M, dimulai dari tahap meniru, tahap mengolah dan tahap mengembangkan jadi yang berperan besar dalam penelitian ini adalah strategi 3M, sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan langkah-langkah assurance, relevance, interest, assessment dan satisfaction tanpa menggunakan gabungan strategi yang lain hanya menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). Perbedaan penelitian Laily (2010) dengan penelitian penulis terletak pada masalah yang dikaji, pada penelitian Laily adalah meningkatkan keterampilan cerpen sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menulis pantun.
21
Laily (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs. Darul Ma’arif Pringapus Kabupaten Semarang” terdapat kekurangan dengan menggunakan Strategi 3M, yaitu ketika siswa menulis pantun cenderung melihat contoh yang sudah ada sehingga siswa tidak menggunakan ide kreatifnya menyebabkan
kemampuan
siswa
kurang
berkembang.
Sehingga
untuk
meningkatkan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance,
Interest,
Assessment,
Satisfaction)
yang
akan
meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dengan media kartu pantun untuk mempermudah siswa dalam mengembangkan ide atau gagasannya. Penelitian menulis juga dilakukan oleh Nuraeni (2010) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM dengan Media Kartu Warna Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya Praja Ungaran” menyimpulkan bahwa keterampilan menulis wacana dapat meningkat setelah menggunakan pendekatan PAIKEM dengan media kartu warna edukasi menunjukkan adanya suatu peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan sebesar 16,76% dengan nilai rata-rata 57,69 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 32,15% dengan nilai rata-rata 76,24 dan termasuk dalam kategori baik. Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
22
siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang dan menikmati pembelajaran dan menikmati pembelajaran menulis wacana menggunakan pendekatan paikem dengan media kartu warna edukasi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni (2010) adalah media pembelajaran yang digunakan dalam keterampilan menulis pantun yaitu media kartu, akan tetapi pada penelitian Nuraeni (2010) menggunakan media kartu yang berwarna untuk menulis pantun oleh siswa sedangkan dalam penelitian ini menggunakan media kartu yang di dalamnya terdapat pantun yang belum lengkap atau rumpang dan terdapat gambar dan tema untuk mempermudah siswa dalam menulis pantun. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti Nuraeni (2010) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam
penelitiannya,
Nuraeni
(2010)
mengkaji
peningkatan
keterampilan menulis wacana menggunakan pendekatan PAIKEM, sedangkan penulis dalam mengkaji peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). Penelitian oleh Nuraeni (2010) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM dengan Media Kartu Warna Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya Praja Ungaran” terdapat kekurangan yaitu pada media kartu warna yang digunakan kurang menarik karena hanya kartu berwarna saja tidak terdapat gambar ataupun modifikasi yang lainnya. Untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian
23
peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan media kartu pantun yang didalamnya terdapat gambar dan sebuah pantun yang masih rumpang sehingga siswa dapat mengembangkan ide gagasannya dengan mudah. Berdasarkan uraian di atas, dapatlah diketahui bahwa penelitian mengenai keterampilan menulis siswa sudah banyak dilakukan dengan berbagai teknik, metode,
dan
media.
Penelitian
tersebut
bertujuan
untuk
meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis. Meskipun keterampilan menulis telah banyak dilakukan, peneliti tetap menganggap bahwa penelitian ini penting dan harus dilakukan oleh penulis bertujuan untuk melengkapi penelitian yang sebelumnya. Penelitian ini memberikan alternatif lain bagi pembelajaran menulis khususnya menulis pantun. Alternatif lain dalam penelitian ini berupa penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran. Penulis dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat melengkapi hasil-hasil penelitian sebelumnya serta dapat dijadikan pijakan bagi peneliti selanjutnya. 2.2 Landasan Teoretis Landasan teoretis dalam penelitian ini mencakup : hakikat pantun, hakikat menulis pantun, hakikat model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dan hakikat media pembelajaran kartu pantun. 2.2.1
Hakikat Pantun Hakikat pantun dalam penelitian ini mencakup pengertian pantun, ciri-ciri
pantun dan jenis-jenis pantun.
24
2.2.1.1 Pengertian Pantun Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan (Sadikin 2010:15). Menurut Suseno (2008:44-45) pantun merupakan puisi yang terdiri atas 4 baris. Tiap baris diusahakan terdiri dari 4 perkataan pula. Sampiran pada pantun terdiri atas 2 baris, yaitu baris kesatu dan kedua sedangkan isinya 2 baris pula, yaitu baris ketiga dan baris keempat. Pangesti (2014:7) mengemukakan pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti “Petuntun”. Menurut Rizal (2010:12) pantun merupakan puisi asli anak negeri Indonesia dan bangsa-bangsa serumpun Melayu (Nusantara), milik budaya bangsa. Pantun (puisi lama) adalah benar-benar berasal dari kesusastraan anak negeri sendiri. Hampir di seluruh daerah di Indonesia dan di Tanah Rumpun Melayu terdapat hasil kesusastraan berbentuk puisi yang mempunyai struktur dan persyaratan seperti pantun. Pantun adalah suatu bentuk puisi yang paling mudah dimengerti dan mudah ditangkap maksud dan artinya. Membaca dan mencerna pantun tidak sesulit membaca dan mencerna puisi-puisi lain (puisi bebas). Pendapat yang lebih kompleks menurut Gani (2010:74) bahwa pantun adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris atau lebih yang bersajak bersilih atau bersilang yaitu a-b-a-b dan tiap baris terdiri atas empat sampai enam kata, jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas, dua baris
25
pertama merupakan sampiran dan dua baris terakhir merupakan isi pantun. Menurut Kamus Dewan (dalam Media 2011: 10) pantun adalah sejenis puisi yang terdiri dari empat baris yang mempunyai pembayang dan maksud. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bawa pantun adalah karya sastra yang termasuk salah satu jenis puisi lama yang asli dari Indonesia yang terdiri atas empat baris atau lebih yang bersajak bersilih atau bersilang yaitu a-b-a-b, baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga dan keempat isi, jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas. 2.2.1.2 Ciri-ciri Pantun Pantun terdiri atas empat larik, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud lain selain mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut (Sadikin 2010: 15). Rizal (2010:14) ciri-ciri pantun adalah bentuk puisi yang mempunyai ciri a) setiap baris terdiri atas 8-10 suku kata; b) terdiri atas 4 baris; c) setiap bait paling banyak terdiri atas 4 kata; d) baris pertama dan kedua dinamakan sampiran; e) baris ketiga dan keempat dinamakan isi; f) mementingkan rima akhir dan rumus rima itu disebut dengan ab-ab, maksudnya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, baris kedua sama dengan baris keempat. Menurut
26
Suprapto (2009:6) pantun mempunyai ciri a) tiap satu bait terdiri atas empat baris; b) bait berima akhir silang a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat; c) tiap baris terdiri atas 3-5 kata atau 8-12 suku kata; c) baris pertama dan kedua merupakan sampiran; d) baris ketiga dan keempat merupakan isi pantun. Menurut Nursisto (2000:11) syarat-syarat pantun sebagai berikut a) tiap bait terdiri atas empat baris; b) tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata; c) sajaknya berumus abab; d) kedua baris pertama merupakan sampiran sedangkan isinya terdapat pada kedua baris terakhir. Senada dengan pendapat Nursisto, Natia (2008:72) mengemukakan ada 4 syarat atau ciri-ciri pantun yaitu a) setiap bait terdiri atas empat baris; b) setiap baris terdiri atas empat patah kata atau delapan sampai dua belas suku kata; c) baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat sebagai isi; d) bersajak a-b-a-b. Senada dengan pendapat di atas menurut Pangesti (2014:7-8) lazimnya pantun terdiri atas empat larik, setiap baris terdiri 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a).
Semua bentuk pantun
terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya hubungan dengan bagian yang kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Lazimnya pantun
27
terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b. Terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi (Agni 2009:6). Natia (2008:76) mengemukakan mengenai hubungan antara sampiran dan isi pantun ada dua pendapat. Ada yang mengatakan bahwa antara kedua bagian pantun itu ada hubungannya. Golongan ini diwakili oleh : Prof. Pijnappel, Prof. Husein Djajadiningrat, Amir Hamzah. Golongan lain mengatakan tak ada hubungan. Sampiran pantun hanya merupakan sangkutan irama dan bunyi bagi isi pantun. Golongan kedua ini diwakili oleh : Prof. Ch. A. van Ophuysen, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana (dalam Sadikin 2010:16) fungsi sampiran terutama untuk menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada umumnya sampiran tak membayangkan isi. Hooykaass (dalam Fenny: 2009) mengatakan bahwa pantun yang baik, terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan bunyi. Pendapat Hooykaass sejalan dengan pendapat Tenas Effendy (dalam Fenny: 2009) yang mengatakan pantun yang baik dengan sebutan pantun sempurna atau penuh, dan pantun yang kurang baik dengan sebutan pantun tak penuh karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam. Sampiran dan isi terdapat hubungan yang saling berkaitan, oleh karena itu tidak boleh membuat sampiran asal jadi hanya untuk menyamakan bunyi baris pertama dan baris ketiga dan baris kedua dengan baris keempat.
28
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ciriciri pantun adalah terdiri atas empat baris, terdiri atas 4-6 kata, bersajak dengan pola a-b-a-b artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, tiap baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata, baris pertama dan kedua merupakan sampiran untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun, dan baris ketiga dan keempat sebagai isi. 2.2.1.3 Jenis-jenis Pantun Jenis-jenis pantun menurut Natia (2008:72-76) berdasarkan isinya, pantun dibagi atas a) pantun kanak-kanak (pantun bersuka cita dan pantun berduka cita); b) pantun muda (pantun nasib, pantun perkenalan, pantun percintaan, pantun perpisahan, pantun beriba hati); c) pantun orang tua (pantun nasihat, pantun agama, pantun adat); d) pantun teka-teki; e) pantun jenaka. Menurut bentuknya pantun dapat dibedakan atas a) pantun biasa; b) pantun berkait, terdiri dari beberapa bait pantun yang bersambung-sambung; c) pantun kilat (karmina), pantun ini terdiri dari dua baris yaitu baris pertama merupakan sampirannya dan baris kedua merupakan isinya; d) talibun, puisi lama seperti pantun, tetapi jumlah barisnya lebih dari empat dan selalu genap. Menurut Pratama (2008: ix-x) pantun dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan isinya dan bentuknya. Berdasarkan isinya, pantun dibagi atas a) pantun kanak-kanak; b) pantun remaja; c) pantun orang tua; d) pantun teka-teki; e) pantun jenaka. Menurut bentuknya pantun dapat dibedakan atas a) pantun
29
biasa; b) pantun berkait; c) pantun kilat. Senada dengan pendapat Natia dan Pratama menurut Pangesti (2014:8-9) jenis-jenis pantun dapat dikelompokkan berdasarkan isinya. Jenis-jenis pantun tersebut antara lain sebagai berikut a) pantun anak-anak, terdiri atas pantun bersuka cita dan pantun berduka cita; b) pantun orang muda, yang terdiri atas pantun berkenalan, pantun berkasihkasihan, pantun perceraian, pantun beriba hati, pantun nasib/ dagang; c) pantun orang tua, terdiri atas pantun nasihat, pantun adat, pantun agama; d) pantun jenaka; e) pantun teka-teki. Jenis-jenis pantun menurut Sadikin (2010: 17-22) dibedakan menjadi a) pantun adat; b) pantun agama; c) pantun budi; d) pantun jenaka; e) pantun kepahlawanan; f) pantun kias; g) pantun nasihat; h) pantun percintaan; i) pantun peribahasa; j) pantun perpisahan; k) pantun teka-teki. Senada dengan Sadikin, menurut Mihardja (2012:13-18) jenis-jenis pantun terdiri atasa) pantun adat; b) pantun agama; c) pantun budi; d) pantun jenaka; e) pantun kepahlawanan; f) pantun kias; g) pantun nasihat; h) pantun percintaan; i) pantun peribahasa; j) pantun perpisahan; k) pantun teka-teki. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis pantun berdasarkan isinya terdiri atas pantun anak, pantun orang tua, pantun orang muda, pantun jenaka dan pantun teka-teki sedangkan pantun berdasarkan bentuknya terdiri atas pantun biasa, pantun berkait, pantun kilat dan talibun.
30
2.2.2
Hakikat Menulis Pantun
Hakikat menulis dalam penelitian ini mencakup pengertian menulis dan menulis pantun. 2.2.2.1 Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya dengan tujuan memberitahu, meyakinkan, atau menghibur (Dalman 2014:3). Menurut Marwoto (dalam Dalman 2014:4) bahwa menulis merupakan mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Menurut Wardoyo (2013:1-2) menulis merupakan sebuah kegiatan menemukan ide, mengorganisasikan juga mengkomunikasikan ide tersebut sehingga bisa dinikmati oleh orang lain. Komunikasi ide itu bukan secara lisan, tetapi dengan rangkaian kata-kata sehingga membentuk sebuah tulisan. Menurut Wiyanto (2004:1-2), kata menulis mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang diubah itu, bunyi bahasa yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Wagiran (2005:2) mengemukakan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui
31
proses belajar dan berlatih. Menurut Dalman (2014:5) menulis merupakan proses penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak terpusat pada satu pemecahan masalah saja. Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca dan seorang penulis harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya (Rosidi 2009: 2-3). Kartono (2009:17) mengemukakan bahwa menulis yang lebih luas yaitu sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekadar mengguratkan kalimatkalimat, tetapi lebih dari itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak. Ide yang sudah tertuang dalam tulisan, kelak memiliki kekuatan untuk menembus ruang dan waktu sehingga keberadaan ide atau gagasan tersebut akan abadi. Lain kata, proses menulis adalah satu upaya untuk mewariskan dan meneruskan ide atau gagasan kepada generasi selanjutnya agar ide tersebut terpelihara dan tetap “hidup”. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian menulis dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan berkomunikasi secara
32
tidak langsung yang mengandung segala imajinasi, gagasan, pikiran, pandangan hidup, pengalaman untuk mencapai maksud tertentu dengan menggunakan bahasa tulis sehingga dapat dipahami sepenuhnya oleh pembaca. 2.2.2.2 Menulis Pantun Menulis pantun adalah serangkaian kegiatan untuk menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki dalam bentuk tulisan ditandai oleh adanya sampiran dan bagian isi. Menulis pantun merupakan kegiatan yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung melalui proses latihan untuk menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, atau informasi secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya yang terdiri atas sampiran dan isi dengan menggunakan pedoman syarat-syarat pantun yang telah ditentukan. Menulis pantun sebagai sarana komunikasi yaitu suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila seseorang ingin berkenlana, menyampaikan nasihat, dan berhubungan satu sama lain dengan bahasa yang lebih singkat tanpa kalimat yang terlalu panjang. Menulis pantun menjadi sarana yang efektif dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, dapat digunakan sebagai alat komunikasi, untuk menyelipkan nasihat atau bahkan untuk melakukan kritik sosial, tanpa mencederai perasaan siapa pun. Menulis pantun tidak terikat oleh batas usia, status sosial, agama dan suku bangsa maka menulis pantun dapat dinikmati semua orang dalam situasi apapun dan untuk berbagai keperluan. Menulis pantun sebagai alat pemelihara bahasa, sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan sebagai alur berpikir serta dapat menolong kita berpikir
33
secara kritis dan memperdalam daya tanggap kita, mengasah kepedulian siswa terhadap masalah sosial dalam kehidupan. Kemahiran menulis pantun sangatlah ditentukan dalam memilih pilihan kata-kata yang berkesinambungan antara sampiran dan isi pantun. Sampiran dan isi terdapat hubungan yang saling berkaitan, oleh karena itu tidak boleh membuat sampiran asal jadi hanya untuk menyamakan bunyi baris pertama dan baris ketiga dan baris kedua dengan baris keempat. Selain itu untuk menulis sebait pantun juga harus sesuai dengan jenis pantun yang akan dibuat, apabila dalam menulis pantun tidak sesuai antara jenis pantun dengan isinya maka pantun tersebut tidak benar. Kemahiran siswa dalam menulis pantun perlu dilatih serta dapat ditingkatkan melalui praktik menulis dan membaca. Untuk menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan pantun yang indah harus mengetahui langkah-langkah yang baik dan benar dalam menulis pantun. Menulis pantun bagi orang yang belum terbiasa akan mengalami berbagai kesulitan. Hal ini karena untuk dapat menulis pantun membutuhkan banyak ketentuan yang harus diperhatikan sehingga perlu adanya cara atau teknik agar pembelajaran menulis pantun dapat dilakukan dengan mudah. Menurut Wiyanto (2005:12-14), cara menulis pantun supaya mudah yaitu dengan langkah atau cara membuat isi terlebih dahulu baru membuat sampiran. Isi pantun dirakit menjadi dua kalimat yang akan diletakkan dalam baris ketiga dan keempat, setelah isi dirumuskan barulah mencari sampiran yang cocok. Dengan cara seperti itu dapat membuat pantun dengan mudah dan cepat. Sedangkan menurut Wahyuni (2014:145-150), langkah-langkah menulis pantun adalah
34
sebagai berikut a) menentukan tema; b) memilih jenis pantun; c) menulis kalimat isi; d) menulis kalimat sampiran; e) menggabungkan kalimat sampiran dan kalimat isi.
2.2.3 Hakikat Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Hakikat model pembelajaran dalam penelitian ini mencakup pengertian model pembelajaran, model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) komponen-komponen model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). 2.2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Menurut Rusman (2014:133) bahwa model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Senada dengan pendapat di atas menurut Sutikno (2014:58) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Soekamto, dkk (dalam Trianto 2007:5), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
35
Joyce (dalam Rusman 2014: 133) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Senada dengan pendapat di atas menurut Dahlan (dalam Sutikno 2014:57) bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya. Senada dengan pendapat Joyce dan Dahlan, menurut Suprijono (2012:4546) model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas, atau pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar untuk mencapai tujuan tertentu serta memungkinkan siswa untuk berinteraksi sehingga akan berkembang. 2.2.3.2 Komponen Model Pembelajaran Menurut Joyce dan Weil
(dalam Winataputra 2005:8-10), setiap model
pembelajaran memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
36
1) Sintakmatik Sintakmatik adalah tahap-tahap kegiatan dari model itu. 2) Sistem sosial Sistem sosial adalah situasi atau suasana, dan norma yang berlaku dalam model tersebut. 3) Prinsip reaksi Prinsip reaksi adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan siswa, termasuk bagaimana seharusnya pengajar memberikan respon terhadap mereka. Prinsip ini memberi petunjuk bagaimana seharusnya para pengajar menggunakan aturan permainan yang berlaku pada setiap model. 4) Sistem pendukung Sistem pendukung adalah segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model tersebut. 5) Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan, sedangkan dampak pengiring ialah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh siswa tanpa pengarahan langsung dari guru. 2.2.3.3 Model
Pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance,
Interest,
Assessment, Satisfaction) Rahman (2014:54) mengemukakan bahwa model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) merupakan sebuah
37
model pembelajaran yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu assurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest (minat/perhatian), assessment (penilaian/evaluasi) dan satisfaction (penguatan). Model pembelajaran ini merupakan
alternatif
bagi
guru
untuk
melaksanakan
sebuah
kegiatan
pembelajaran yang baik karena dirancang atas dasar teori-teori belajar. Menurut Keller’s (dalam Rahman 2014:95) model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah perkembangan atau modifikasi dari model pembelajaran yang sebelumnya ada yaitu ARCS (Attention, Relevance, Confidance, Satisfaction). Senada dengan pendapat di atas menurut Keller dan Kopp (dalam Ahmadi 2011:69) model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) merupakan modifikasi dari model ARCS (Attention, Relevance, Confidance, Satisfaction). Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) ini mempunyai kelebihan antara lain siswa sama-sama aktif dalam kegiatan belajar mengajar, siswa tertantang untuk lebih memperbaiki diri (nilai), siswa termotivasi untuk berkompetisi yang sehat antar siswa, membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan membangkitkan rasa percaya diri pada siswa bahwa mereka mampu. Bohlin
(dalam Rahman 2014:185) mengemukakan bahwa model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur. Berbeda dengan pendapat di atas menurut Ahmadi (dalam Rahman 2014:185) model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) memungkinkan untuk menggunakan berbagai macam
38
strategi, metode dan atau media pembelajaran. Misalnya menggunakan metode TGT (Teams Games Tournament), Talking Stick, Tanya Jawab, Numbered Heads Together dan lain-lainnya. Berdasarkan
pendapat para ahli di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) merupakan modifikasi dari model ARCS yang terdiri atas lima komponen utama, yaitu asurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest (minat/perhatian), assessment penilaian/evaluasi) dan satisfaction (penguatan) yang dikembangkan atas dasar teori-teori belajar. 2.2.3.4 Komponen-komponen Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) terdiri atas lima komponen. Komponen tersebut merupakan suatu kesatuan yang diperlukan dalam sebuah pembelajaran yang baik menurut Morris (dalam Rahman 2014: 55-58) secara lebih lanjut, komponen-komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Assurance (percaya diri) Dalam masalah ini, percaya diri yang dimaksud adalah percaya diri pada siswa. Hal ini berkaitan dengan sikap percaya diri atau yakin akan berhasil atau berhubungan dengan harapan untuk berhasil (Keller dalam Rahman 2014:56). Menurut Petri (dalam Rahman 2014:56) sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil mendorong individu bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan.
39
Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus ( Prayitno dalam Rahman 2014:56). Menurut Woodruff (dalam Rahman 2014:56) bahwa sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa minat/perhatian. Dengan demikian betapa pentingnya bagi guru untuk menanamkan sikap percaya diri ini pada siswa guna mendorong dan memotivasi diri mereka untuk berhasil dan berprestasi secara optimal sehingga mampu bersaing dengan teman-temannya dalam pembelajaran. 2) Relevance (relevansi) Relevance atau relevansi ini berarti dalam pelaksanaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction), harus berkaitan dengan pengalaman siswa atau sesuai dengan kehidupan nyata siswa. Siswa akan merasa terdorong dan antusias untuk mempelajari sesuatu yang ada relevansinya dengan kehidupan mereka dan memiliki tujuan yang jelas, misalnya siswa saling membantu antara teman dalam mengerjakan tugas, siswa rajin belajar, dan siswa bermain tanpa membedakan teman. Sesuatu yang memiliki arah, tujuan dan sasaran yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang mereka akan miliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang mereka akan miliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali (Gagne dan Driscoll dalam Rahman 2014:56).
40
3) Interest (minat/perhatian) Komponen ketiga model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah interest, yaitu aspek yang berhubungan dengan minat atau perhatian siswa. Menurut Woodruff (dalam Rahman 2014:56), sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat dan perhatian. Keller (dalam Rahman 2014:56) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran minat dan perhatian tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan segala cara untuk menarik perhatian dan minat siswa. Herndon (dalam Rahman 2014:57) menunjukkan bahwa adanya minat atau perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan dapat mendorong siswa melanjutkan tugasnya. Siswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat atau perhatian mereka. Minat atau perhatian merupakan aspek penting dari sebuah pembelajaran yang berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa. 4) Assessment (penilaian/evaluasi) Assessment merupakan suatu bentuk evaluasi selama proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid (Lefrancois dalam Rahman 2014:57). Menurut Hopkins dan Antes (dalam Rahman 2014:57) bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi.
41
Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah dicapai. Dalam evaluasi, siswa juga bisa mengevaluasi diri mereka sendiri (self evaluation) atau dengan bantuan temannya untuk mengevaluasi diri. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya (Soekamto dalam Rahman 2014:58). Agar evaluasi, yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan, maka evaluasi harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip yang tepat. Arikunto (dalam Rahman 2014:58) mengemukakan bahwa ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara tujuan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. 5) Satisfaction (penguatan) Komponen kelima model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga atau puas atas hasil yang dicapai. Di dalam model pembelajaran ini, aspek kepuasan siswa sangat diperhatikan guna memotivasi siswa untuk terus berprestasi dan berhasil sehingga akan berakibat pula dalam hasil belajar mereka. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga atau puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya (Gagne dan Driscoll dalam Rahman 2014:58).
42
Menurut Hilgard (dalam Rahman 2014:58), reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dari dalam diri individu sendiri yang disebut kebangaan intrinsik di mana individu merasa puas dan bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat sesuatu. Menurut Joyce dan Weil
(dalam Winataputra 2005:8-10), unsur-unsur
model sebagai berikut : 1) Sintakmatik Model Pembelajaran ARIAS Menurut Ahmadi (2011:71-77) secara umum sintaks model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Komponen ARIAS
TAHAPAN
POSISI
1. Menanamkan percaya diri dan motivasi siswa dengan memperlihatkan video atau gambar seseorang yang telah Assurance (percaya diri)
berhasil. 2. Mengingatkan dipelajari
konsep
yang
yang
merupakan
telah materi
prasyarat atau apersepsi. 1. Menyampaikan yang
akan
tujuan dicapai
pembelajaran agar
memahami arah pembelajaran.
siswa
Pendahuluan
43
Relevance
2. Guru menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
(relevansi)
1. Guru menarik dan memelihara minat atau
perhatian
siswa
dengan
menggunakan media. Interest
2. Guru menjelaskan tentang konsep atau Kegiatan inti
materi pembelajaran.
(minat/perhatian)
3. Guru memberikan tugas kepada siswa dan memberikan bimbingan belajar. 1. Guru mengecek kegiatan pembelajaran. 2. Siswa mempresentasikan hasil tugasnya dengan memberikan penjelasan dari Assessment
hasil kerjanya (self assessment) dan tanggapan dari siswa lain terhadap hasil
(penilaian)
kerjanya (assessment terhadap teman) 3. Guru
memberikan
umpan
balik
terhadap jawaban siswa 1. Guru
menuntun
siswa
merangkum
ataupun menarik kesimpulan terhadap
Satisfaction
materi yang sudah diberikan. (penguatan)
2. Guru
memberikan
penguatan
Penutup
atau
penghargaan kepada siswa.
2) Sistem Sosial Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest,
Assessment,
Satisfaction)
ini
bercirikan
lingkungan belajar yang sistematis, bermakna dan sederhana sehingga siswa merasa nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa aktif berinteraksi dengan
44
kelompok dan seluruh peserta belajar dalam kelas, interaksi ini berlangsung secara berkesinambungan sehingga guru tidak mendominasi pembelajaran, ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan penalarannya dan siswa lebih dihargai mengemukakan ide-ide yang ada didalam pikirannya. 3) Prinsip Reaksi Guru dalam kelas yang menerapkan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) lebih berperan menjadi mediator yang hanya memberi stimulus terhadap siswa. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi. Guru memotivasi dan membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun. Guru menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru menarik dan memelihara minat/perhatian. Setelah membimbing pembelajaran guru memberikan penguatan dan siswa diberi kesempatan untuk mengevaluasi diri sendiri dan mengevaluasi temannya. 4) Sistem Pendukung Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah pengajar yang memiliki kepribadian yang hangat, memotivasi siswa, terampil dalam mengelola hubungan interpersonal dan memimpin diskusi kelompok. Sarana lain yang juga penting berupa materi pembelajaran materi pantun. Bahan yang dibutuhkan antara lain buku paket siswa, medianya berupa kartu pantun, LCD dan laptop.
45
5) Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) mempunyai pengaruh penting terhadap siswa. Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) mempunyai dampak instruksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yaitu perolehan dan penguasaan materi baru. Dampak pengiringnya adalah siswa mempunyai rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat yang dimiliki, tumbuhnya minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran manulis pantun serta motivasi siswa untuk belajar semakin besar, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 2.2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) menurut Ahmadi (2011:68-71) mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu: Kelebihan Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) : 1) Siswa sama-sama aktif dalam kegiatan belajar mengajar 2) Menanamkan siswa gambaran positif terhadap diri sendiri 3) Menanamkan rasa percaya diri pada siswa 4) Mengadakan kegiatan yang relevan dengan kehidupan siswa 5) Menarik dan memelihara minat/perhatian siswa
46
6) Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dalam belajar 7) menumbuhkan rasa bangga pada siswa Kekurangan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) : 1) Jika siswa tidak tergugah untuk aktif maka proses penyampaian materi kurang dipahami 2) Sulit dilakukan evaluasi secara kualitatif karena metode ini lebih menekankan kepada psikologis siswa yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar 3) Untuk memberikan hasil yang optimal diperlukan kemampuan komunikasi pengajar yang baik dan memiliki kemampuan persuasif yang tinggi sehingga bisa menumbuhkan semangat siswa.
2.2.4
Hakikat Media Pembelajaran Kartu Pantun
Hakikat media pembelajaran dalam penelitian ini mencakup pengertian media pembelajaran dan media kartu pantun.
2.2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pembelajaran di sekolah pada khususnya (Arsyad 2011: 2-3). Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2011: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
47
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Menurut EACT (Association of Education and Communication Technology) (dalam Arsyad 2011: 3) memberi batasan tentang media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Pernyataan tersebut relevan dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2009:7) yang mengatakan bahwa melalui pengggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Artinya melalui penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk mempermudah memahami dan menguasai kompetensi dasar yang diharapkan.
Media merupakan
alat
penunjang bagi proses pembelajaran, karena dalam menggunakan media, suatu pesan yang akan disampaikan dapat lebih diperjelas. Menurut Criticos (dalam Daryanto 2013:4-5) bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Senada dengan pendapat tersebut menurut Sufanti (2010:62) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menjadi perantara pesan dalam proses belajar mengajar dari sumber informasi kepada penerima informasi sehingga terjadi proses belajar yang kondusif. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar (Rahman 2014:174). Menurut
48
Briggs (dalam Rahman 2014:174) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan yang dapat merangsang atau mempengaruhi minat siswa untuk belajar atau menuangkan gagasan atau ide yang dimiliki.
2.2.5.2 Media Kartu Pantun Dalam KBBI (2005:510) dipaparkan bahwa kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk keperluan, hampir sama dengan karcis). Menurut Wojowasito (1972:126) kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi empat. Media kartu pantun adalah media yang terbuat dari kertas. Media ini dapat dibuat dari kertas bekas, misalnya dari kardus, dari bekas stop map ataupun kertas yang lainnya. Media kartu pantun sangat mudah dibuat, siapa saja dapat membuatnya. Media ini sangat murah karena terbuat dari kertas, semua kertas bisa digunakan. Media kartu pantun dapat dibuat dengan berbagai bentuk. Bisa sederhana misalnya dengan menggunakan kertas bekas. Bisa juga menggunakan kertas model yang bagus misalnya menggunakan kertas foto, diatur dengan komputer ataupun dicetak secara khusus. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media kartu pantun yang terbuat dari
49
kertas buffalo dengan berbagai warna sehingga kartu pantun yang satu dengan lainnya berbeda warna dengan ukuran 10 cm X 15 cm. Media kartu pantun sebagai suatu kartu yang terbuat dari kertas buffalo dan di dalamnya terdapat sebuah gambar atau foto yang berkaitan dengan tema
pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang yang ada di dalam
kartu pantun tersebut, yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun secara kreatif. Media kartu pantun ini bertujuan untuk melatih kemampuan menulis pantun siswa agar mempermudah untuk mencari ide atau gagasan dalam menulis pantun sesuai dengan tema pantun yang terdapat pada media kartu pantun tersebut. Media kartu pantun yang digunakan untuk tugas kelompok dan tugas individu berbeda, untuk tugas kelompok di dalam media kartu pantun terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, terdapat gambar dan tema pantun sedangkan media kartu pantun untuk tugas individu hanya terdapat gambar dan tema pantun saja tidak terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpangnya. Adanya pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang pada tugas kelompok karena pantun itu untuk mengetahui bahwa siswa sudah memahami syarat-syarat pantun atau belum dan untuk memancing siswa untuk mempermudah menulis pantun sesuai dengan tema pantun. Siswa juga dituntut untuk berpikir kreatif dalam menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Selain itu, siswa juga harus lebih teliti untuk menulis pantun supaya tidak keluar dari tema yang terdapat pada kartu pantun tersebut.
50
Media kartu pantun ada dua macam yaitu media kartu pantun yang digunakan untuk proses pembelajaran kelompok dan proses pembelajaran individu
dalam
pembelajaran
keterampilan
ARIAS
menulis
(Assurance,
pantun
Relevance,
menggunakan Interest,
model
Assessment,
Satisfaction). Contoh media pantun yang digunakan untuk menulis pantun adalah sebagai berikut.
Ahshshhshsh
Kartu Pantun hsbabbsjajakujkk
Kasuari terbang di atas ...... Matanya indah bagai permata Negeri cantik rupa menawan Indonesia raya tanah ........
Cinta Tanah Air
Gambar 2.1 Kartu Pantun Kelompok
51
Kartu Pantun Ahshshhshsh
hsbabbsjajakujkk b
Pendidikan
Gambar 2.2 Kartu Pantun Individu Penggunaan media kartu pantun dalam pembelajaran menulis pantun a) guru terlebih dahulu mengenalkan media kartu pantun kepada siswa; b) guru menunjukkan kartu pantun yang akan digunakan oleh siswa; c) guru membagikan kartu pantun pada setiap kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya maupun pada setiap individu; d) guru memberikan instruksi dan arahan kepada siswa untuk mengisi pantun rumpang dikartu pantun sesuai dengan gambar yang ada didalam kartu pantun tersebut; e) siswa menulis pantun sesuai dengan tema atau gambar yang terdapat pada kartu pantun dengan ide-ide yang kreatif berdasarkan diskusi kelompok maupun individu.
52
2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Media Kartu Pantun dalam Pembelajaran Menulis Pantun Menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun merupakan salah satu standar kompetensi yang harus ditempuh oleh siswa dalam pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Siswa sebagai objek penelitian dituntut untuk mampu menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Untuk memperoleh keterampilan menulis pantun diperlukan suatu cara atau strategi yang tepat secara bertahap sehingga dapat menulis pantun dengan mudah, baik dan benar. Untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran menulis pantun maka menggunakan model pelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Agar
pembelajaran
tujuan ARIAS
dan
hasil
pembelajaran
(Assurance,
Relevance,
menggunakan Interest,
model
Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diketahui langkah-langkah penerapannya yang dapat dilihat dalam kegiatan berikut ini. Tabel 2.2 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun dalam Pembelajaran Menulis Pantun
Tahap
Assurance (percaya diri)
Guru
Siswa
1. Guru menanamkan rasa percaya 1. Siswa melihat dan diri siswa dengan video yang mendengarkan video berjudul “Jangan Pernah “Jangan Pernah Menyerah”. Manyerah” agar termotivasi untuk
53
berusaha dengan maksimal. 2. Siswa berdiskusi 2. Guru memberikan kesempatan untuk menentukan isi kepada siswa untuk video “Jangan Pernah mendiskusikan isi video “Jangan Menyerah” Pernah Menyerah”. 3. Guru menuntun siswa untuk 3. Siswa menyimpulkan menarik simpulan isi video isi video ”Jangan “Jangan Pernah Menyerah” Pernah Menyerah”
Relevance (relevansi)
4. Guru menyampaikan tujuan 4. Siswa memahami pembelajaran menulis pantun tujuan mempelajari yang hendak dicapai. menulis pantun yang disampaikan oleh guru. 5. Guru menjelaskan manfaat 5. Siswa menyimak dan mempelajari menulis pantun memahami manfaat bagi kehidupan siswa untuk dari belajar menulis masa sekarang maupun masa pantun bagi mendatang. kehidupan masa sekarang maupun masa mendatang. 6. Guru mengingatkan tentang 6. Siswa mengulang materi menulis pantun yang materi menulis sudah pernah dipelajari. pantun yang sudah pernah dipelajari. 7. Guru memberikan contoh- 7. Siswa memperhatikan contoh pantun sesuai dengan dan memahami kehidupan siswa masa sekarang contoh-contoh pantun maupun masa mendatang untuk yang telah diberikan memperjelas pembelajaran yang oleh guru. akan dipelajari.
8. Guru menjelaskan cara menulis 8. Siswa memperhatikan Interest pantun dengan menggunakan dan memahami cara (minat/perhatian) media kartu pantun untuk menulis pantun menarik minat/perhatian siswa dengan media kartu dan mempermudah siswa dalam pantun. menulis pantun.
54
9. Guru memberikan tugas kepada 9. Siswa berkelompok siswa secara berkelompok untuk sesuai dengan menulis pantun menggunakan pembagian yang telah media kartu pantun. ditentukan, masingmasing kelompok beranggotakan 4 siswa. 10. Guru memberikan kesempatan 10. Siswa mengerjakan kepada siswa untuk menulis tugas secara pantun secara berkelompok. berkelompok, mengisi pantun rumpang dan menulis pantun secara kreatif berdasarkan gambar yang terdapat pada kartu pantun tersebut. 11. Guru memberikan bimbingan 11. Siswa tanya jawab belajar kepada setiap kelompok dengan guru apabila yang mengalami kesulitan mengalamai kesulitan dalam mengerjakan tugas. dalam mengerjakan tugas.
Assessment (evaluasi)
12. Guru memberikan kesempatan 12. Siswa menanggapi kepada masing-masing atau memberi kelompok untuk menanggapi penilaian terhadap hasil diskusi kelompok lain. hasil diskusi kelompok lain. 13. Guru mengadakan penilaian 13. Perwakilan kelompok terhadap hasil diskusi siswa. membaca dan menuliskan hasil diskusinya.
Satisfaction (penguatan)
14. Guru menuntun siswa untuk 14. Siswa menarik menarik simpulan dari simpulan pembelajaran menulis pantun. pembelajaran menulis pantun dan merangkum materi tersebut. 15. Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa atau kelompok yang telah berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan.
55
2.3
Kerangka Berpikir Menulis pantun merupakan kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung
melalui proses latihan untuk menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, atau informasi secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya yang terdiri atas sampiran dan isi dengan menggunakan pedoman syarat-syarat pantun yang telah ditentukan. Menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada siswa SMP kelas VII. Rendahnya kemampuan dan minat menulis pantun karena siswa kurang memahami materi syarat-syarat pantun dan belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar kemampuan menulis pantun siswa dapat meningkat adalah dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) untuk menanamkan rasa yakin atau percaya diri pada siswa dalam menulis pantun. Dengan rasa yakin atau percaya diri maka akan mempermudah siswa menemukan ide atau gagasan untuk menulis pantun sesuai dengan syaratsyarat pantun. Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,Satisfaction) diharapkan dapat memacu siswa untuk menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun dengan baik dan menarik. Selain menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) untuk mengatasi rendahnya menulis pantun juga menggunakan media kartu pantun. Media kartu pantun merupakan media
56
yang digunakan sebagai alat untuk menunjang proses pembelajaran menulis pantun sehingga siswa dapat dengan mudah untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Media kartu pantun berisi pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang yang harus dilengkapi oleh siswa kemudian siswa menulis pantun secara kreatif berdasarkan tema pantun yang terdapat pada kartu pantun tersebut. Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran menulis pantun dengan metode ceramah atau hanya teori saja sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, diharapkan terjadi perubahan sikap ke arah yang positif pada proses pembelajaran menulis pantun. Berdasarkan gambaran pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis pantun. Siswa yang semula mengalami kesulitan dalam menulis pantun akan menjadi mudah serta terampil dalam menulis pantun, sehingga semua indikator dapat tercapai. Kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menulis pantun dapat diatasi melalui model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance,
Interest,
Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun dan hasil yang dicapai lebih maksimal.
57
Dibawah ini adalah kerangka berpikir keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun : Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Kondisi awal pembelajaran keterampilan menulis pantun kelas VII F SMP N 24 Semarang
Keterampilan guru :
Aktivitas siswa :
a) Pembelajaran masih berpusat pada guru b) Belum dapat merancang pembelajaran yang menarik perhatian siswa masih berkurang
a) Siswa kurang memahami materi pantun b) Siswa kurang aktif dan tidak percaya diri dalam menulis pantun c) Siswa belum dapat menuangkan ide
Hasil belajar siswa rendah
Pembelajaran menulis pantun menggunakan model ARIAS dengan media kartu
Implementasi model ARIAS dengan media kartu pantun : a) Assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan sikap percaya diri, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. b) Relevance, yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang. c) Interest, yaitu yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa dengan menggunakan kartu pantun. d) Assessment, yaitu yang berhubungan dengan penilain terhadap siswa. Penilaian merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid. e) Satisfaction, yaitu penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa.
58
a) Pembelajaran berpusat pada siswa b) Siswa temotivasi dalam belajar c) Siswa menulis pantun dengan mudah
2.4
Hasil belajar meningkat
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat meningkatkan keterampilan menulis pantun dan akan mengubah perilaku siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun.
59
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Penelitian menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro 2009:10). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam wujud proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat aspek pokok tersebut pengkajiannya dilakukan secara bertahap, dan sistematis yang diterapkan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hubungan antara siklus gambar berikut.
I dan siklus II dapat diterangkan dalam
60
P
R
RP
Siklus I
T
R
O
Siklus II
O Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan : P : Perencanaan
R : Refleksi
T : Tindakan
RP : Revisi Perencanaan
O : Observasi
3.1.1Tahap Penelitian Siklus Siklus I yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi adalah awal kegiatan penelitian untuk mengetahui kondisi awal siswa mengenai kemampuan siswa dalam menulis pantun.
T
61
3.1.1.1 Perencanaan Tahap awal dalam siklus I adalah perencanaan. Perencanaan ini dilakukan sebagai upaya untuk memecahkan segala permasalahan yang ditemukan pada refleksi awal, yaitu peneliti melakukan pengamatan analisis data prasiklus. Prasiklus merupakan kondisi penguasaan siswa terhadap kemampuan menulis pantun sebelum dilaksanakan tindakan. Nilai prasiklus diperoleh peneliti melalui pretes sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan disertai tindakan. Pengambilan nilai prasiklus bertujuan untuk mengetahui penguasaan awal siswa terhadap kemampuan menulis pantun. Data prasiklus penelitian ini terdiri atas dua yaitu data tes dan nontes. Data tes bersumber dari nilai hasil pembelajaran siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dalam menulis pantun, sedangkan data nontes bersumber dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan siswa maupun guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil menulis pantun siswa masih rendah. Hal ini diketahui 75% siswa belum mencapai KKM, hanya 25% siswa yang sudah mencapai KKM dan mampu menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis pantun. Kesulitan tersebut diantaranya karena siswa belum memahami materi pantun sehingga belum dapat menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun, siswa belum dapat menuangkan ide/gagasan dalam menulis pantun dan siswa merasa bosan dengan
62
model
pembelajaran
yang
tidak
bervariasi.
Dengan
demikian
peneliti
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis pantun. Dengan adanya perencanaan, tindakan pembelajaran yang dilakukan lebih terarah dan sistematis. Tahap-tahap dalam kegiatan perencanaan diuraikan berikut ini : (1) menyusun rencana pembelajaran siklus I; (2) mempersiapkan media kartu pantun; (3) menyusun lembar pengamatan untuk melihat kondisi saat pembelajaran berlangsung; (4) mempersiapkan jurnal siswa untuk di isi siswa pada akhir pembelajaran; (5) mempersiapkan alat pengambil gambar untuk mendokumentasikan proses kegiatan belajar mengajar; (6) berkolaborasi dengan guru mata pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran; (7) menyusun dan menyiapkan insrumen tes dan nontes. 3.1.1.2 Tindakan Tahap kedua dari penelitian ini adalah tindakan. Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada tahap ini dilakukan tiga proses pembelajaran, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap ini akan dilakukan dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan
63
dilaksanakan selama 80 menit. Pertemuan pertama, pembelajaran akan dilakukan dengan sistem berkelompok, pertemuan kedua dengan sistem individu. Pertemuan pertama tahap pendahuluan, (1) guru menanamkan rasa percaya diri siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Jangan Pernah Menyerah”; (2) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Jangan Pernah Menyerah”; (3) menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video “Jangan Pernah Menyerah”; (4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (5) guru menjelaskan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Pada tahap inti, pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi adalah tahap pembekalan materi untuk siswa, yaitu (1) guru mengingatkan kembali materi menulis pantun yang sudah pernah dipelajari; (2) guru memberikan contoh-contoh pantun; (3) siswa mengidentifikasi syarat-syarat pantun; (4) siswa mengidentifikasi jenis-jenis pantun; (5) siswa bersama guru mendiskusikan syarat pantun dan jenis pantun. Elaborasi merupakan inti dari pembelajaran, yaitu (5) guru menjelaskan cara menulis pantun dengan media kartu pantun kepada siswa; (6) siswa berkelompok sesuai dengan pembagian yang telah ditentukan masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa; (7) guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing kelompok; (8) siswa secara berkelompok mengisi pantun rumpang kemudian didiskusikan bersama guru dan siswa lainnya; (9)
64
siswa secara berkelompok menulis pantun secara kreatif berdasarkan tema atau gambar yang ada dalam kartu pantun tersebut sesuai syarat pantun. Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, yaitu (10) perwakilan kelompok menuliskan pantun di papan tulis dan membacakan pantun yang telah didiskusikan; (11) kelompok lain memberikan tanggapan; (12) guru memberikan tanggapan dan penilaian terhadap masing-masing kelompok. Tahap terakhir yaitu penutup, (1) siswa menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun; (2) guru membantu siswa merefleksi pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan; (4) guru menyampaikan tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan kedua tahap pendahuluan, (1) guru menanamkan rasa percaya diri siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Kisah Empat Lilin”; (2) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Kisah Empat Lilin”; (3) menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video “Kisah Empat Lilin”; (4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (5) guru menjelaskan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Pada tahap inti,tahap ini pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi adalah tahap pembekalan materi
65
untuk siswa, yaitu (1) siswa bersama guru mengulas terlebih dahulu kesulitan yang dialami pada latihan sebelumnya; (2) siswa dan guru membahas hasil menulis pantun; (3) siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang belum dipahami. Elaborasi merupakan inti dari pembelajaran, yaitu (5) guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing siswa; (6) siswa secara individu menulis pantun secara kreatif berdasarkan gambar yang ada dalam kartu pantun sesuai syarat-syarat pantun; (8) guru memberikan bimbingan belajar kepada setiap siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun. Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, yaitu (9) guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan pantun di papan tulis dan membacakan pantun; (10) siswa yang lain memberikan tanggapan; (11) guru memberikan tanggapan dan penilaian terhadap masing-masing siswa. Tahap terakhir yaitu penutup, (1) siswa menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun; (2) guru membantu siswa merefleksi pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan; (4) guru menjelaskan tindak lanjut kepada siswa tentang pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (5) guru membagikan lembar jurnal kepada siswa untuk diisi
66
mengenai tanggapan, kesan, dan saran terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. 3.1.1.3 Observasi Tahap yang ketiga yaitu pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti. Observasi atau pengamatan adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa selama penelitian berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan siswa selama pembelajaran. Aspek pengamatan dalam lembar observasi dan setiap perubahan perilaku sikap siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti berkaitan dengan sikap dan perilaku siswa dari mulai awal kegiatan, proses sampai-akhir pembelajaran. Dalam pengamatan atau observasi meliputi (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (6)
67
keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (7) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (8) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. 3.1.1.4 Refleksi Tahap terakhir dari pelaksanaan siklus I adalah refleksi. Kegiatan refleksi ini dilakukan dengan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Tahap refleksi ini dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai. Setelah tindakan dilaksanakan, peneliti perlu melakukan refleksi terhadap hasil tes, hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Refleksi dari siklus I merupakan kegiatan mengkaji proses dan hasil pembelajaran dari tindakan yang telah dilakukan sebagai dasar perbaikan pada siklus II. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes dan nontes untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan teknik pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan untuk mengetahui perilaku-perilaku siswa selama proses pembelajaran. Jika hasil tes siswa pada siklus I kurang memuaskan atau belum mencapai target yang diinginkan, maka perlu diberikan tindakan pada siklus II. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II, dan kelebihan yang ada akan tetap dipertahankan pada siklus II.
3.1.2
Tahap Penelitian Siklus II Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Dalam siklus
II tahap perencanaan akan direvisi untuk mencapai hasil yang ingin dicapai, terdiri atas empat tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
68
3.1.2.1 Perencanaan Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I. Dalam tahap ini dipersiapkan rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah kegiatan-kegiatan yang tidak terlaksana dan telah direncanakan pada siklus I. Kemudian dilanjutkan pada tahapan tindakan yang berorientasi untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada siklus I. Adapun rencana tindakan yang dilakukan adalah (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran menulis pantun dengan materi yang masih sama, namun fokus
pembelajarannya
lebih
ditekankan
pada
perbaikan
masalah
atau
meminimalkan kekurangan-kekurangan pada siklus I, (2) menyiapkan lembar observasi, lembar jurnal, lembar wawancara, dan dokumentasi foto untuk memperoleh data nontes siklus II, (3) menyiapkan instrumen tes dan istrumen nontes siklus II, (4) menyiapkan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, (5) peneliti berkoordinasi kembali mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II. 3.1.2.2 Tindakan Tindakan adalah pelaksanaan
yang merupakan implementasi atau
penerapan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan yang dilakukan
adalah
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada tahap ini dilakukan tiga proses pembelajaran,
69
yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap ini akan dilakukan dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 80 menit. Pertemuan pertama, pembelajaran akan dilakukan dengan sistem berkelompok, pertemuan kedua dengan sistem individu. Pertemuan pertama tahap pendahuluan, (1) guru menanamkan rasa percaya diri siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Belajar Dari Sebuah Pensil”; (2) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Belajar Dari Sebuah Pensil”; (3) menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video “Belajar Dari Sebuah Pensil”; (4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (5) guru menjelaskan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Pada tahap inti,tahap ini pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi adalah tahap pembekalan materi untuk siswa, yaitu (1) guru mengingatkan kembali materi menulis pantun yang sudah pernah dipelajari; (2) guru memberikan contoh-contoh pantun; (3) siswa mengidentifikasi syarat-syarat pantun; (4) siswa mengidentifikasi jenis-jenis pantun; (5) siswa bersama guru mendiskusikan syarat pantun dan jenis pantun. Elaborasi merupakan inti dari pembelajaran, yaitu (5) guru menjelaskan cara menulis pantun dengan media kartu pantun kepada siswa; (6) siswa berkelompok sesuai dengan pembagian yang telah ditentukan masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa; (7) guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing kelompok; (8) siswa secara berkelompok mengisi
70
pantun rumpang kemudian didiskusikan bersama guru dan siswa lainnya; (9) siswa secara berkelompok menulis pantun secara kreatif berdasarkan gambar yang ada dalam kartu pantun tersebut sesuai syarat pantun. Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, yaitu (10) perwakilan kelompok menuliskan pantun di papan tulis dan membacakan pantun yang telah didiskusikan; (11) kelompok lain memberikan tanggapan; (12) guru memberikan tanggapan dan penilaian terhadap masing-masing kelompok. Tahap terakhir yaitu penutup, (1) siswa menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun; (2) guru membantu siswa merefleksi pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan; (4) guru menyampaikan tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan kedua tahap pendahuluan, (1) guru menanamkan rasa percaya diri siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Cita-Cita Setinggi Tanah”; (2) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Cita-Cita Setinggi Tanah”; (3) menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video “Cita-Cita Setinggi Tanah”; (4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (5) guru menjelaskan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
71
Pada tahap inti,tahap ini pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi adalah tahap pembekalan materi untuk siswa, yaitu
(1) siswa bersama guru mengulas terlebih dahulu kesulitan
yang dialami pada latihan sebelumnya; (2) siswa dan guru membahas hasil menulis pantun; (3) siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang belum dipahami. Elaborasi merupakan inti dari pembelajaran, yaitu (5) guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing siswa; (6) siswa secara individu menulis pantun secara kreatif berdasarkan gambar yang ada dalam kartu pantun sesuai syarat-syarat pantun; (8) guru memberikan bimbingan belajar kepada setiap siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun. Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, yaitu (9) guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan pantun di papan tulis dan membacakan pantun; (10) siswa yang lain memberikan tanggapan; (11) guru memberikan tanggapan dan penilaian terhadap masing-masing siswa. Tahap terakhir yaitu penutup, (1) siswa menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun; (2) guru membantu siswa merefleksi pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan; (4) guru menjelaskan tindak lanjut kepada siswa tentang pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
72
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (5) guru membagikan lembar jurnal kepada siswa untuk diisi mengenai tanggapan, kesan, dan saran terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. 3.1.2.3 Observasi Pada siklus II masih dilakukan pengamatan atau observasi untuk melihat peningkatan keterampilan menulis pantun dan perubahan tingkah laku siswa selama tindakan siklus II. Tahap pengamatan pada siklus II sama dengan siklus I. Dalam pengamatan atau observasi meliputi (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (6) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (7) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (8) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
73
3.1.2.4 Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis pantun dan perubahan perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan nontes. Hasil nontes yang didapatkan dari tindakan pada siklus II berupa observasi, wawancara, dokumentasi foto, dan jurnal juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa selama dan setelah pembelajaran berlangsung. 3.2
Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan menulis pantun
siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang. Siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang berjumlah 31 anak, terdiri atas 14 siswa dan 17 siswi. Peneliti memilih kelas VII F karena kompetensi menulis pantun pada kelas ini masih rendah dibandingkan dengan kelas yang lain. Siswa kurang memahami materi, siswa kurang aktif, tidak percaya diri dalam menulis pantun dan siswa belum dapat menuangkan ide gagasan dalam menulis pantun. Oleh karena itu, melalui pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menjadi lebih baik. 3.3
Varibel Penelitian Variabel penelitian ini adalah keterampilan
menulis pantun dan
penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
74
3.3.1
Variabel Keterampilan Menulis Pantun Keterampilan
menulis
pantun
adalah
serangkaian
kegiatan
untuk
menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki dalam bentuk tulisan ditandai oleh adanya sampiran dan bagian isi dengan syarat-syarat pantun yang telah ditentukan. Menulis pantun kegiatan yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung melalui proses latihan untuk menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, atau informasi secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya yang terdiri atas sampiran dan isi dengan menggunakan pedoman syarat-syarat pantun yang telah ditentukan. Untuk menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan pantun yang indah harus mengetahui langkah-langkah yang baik dan benar dalam menulis pantun. Hal ini karena untuk dapat menulis pantun membutuhkan banyak ketentuan yang harus diperhatikan sehingga perlu adanya cara atau teknik agar pembelajaran menulis pantun dapat dilakukan dengan mudah. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menulis pantun yaitu pilihan kata, isi pantun, jumlah baris tiap bait, persajakan, jumlah suku kata tiap baris dan adanya sampiran dan isi pantun. Pembelajaran menulis pantun berhasil apabila siswa mendapatkan nilai dengan target kriteria ketuntasan minimal peserta didik (KKM) sebesar 75. 3.3.2 Varibel Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) merupakan modifikasi dari model ARCS yang terdiri dari lima
75
komponen utama, yaitu asurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest (minat/perhatian), assessment (penilaian/evaluasi) dan satisfaction (penguatan). Model pembelajaran ini merupakan alternatif bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang baik karena dirancang atas dasar teori-teori belajar. Media kartu pantun suatu kartu yang terbuat dari kertas buffalo dengan ukuran 10 cm X 15 cm, di dalamnya terdapat sebuah gambar/foto yang berkaitan dengan tema pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menulis pantun secara kreatif serta menulis pantun sesuai dengan tema pantun yang terdapat di dalam kartu pantun. Media kartu pantun ini bertujuan untuk memudahkan siswa untuk berlatih menulis pantun berdasarkan ide atau gagasan dan tema pantun yang terdapat di media kartu pantun tersebut. Siswa juga dituntut untuk berpikir kreatif dalam menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Selain itu, siswa juga harus lebih teliti dalam menuliskan pantun supaya tidak keluar dari tema yang ada di dalam kartu pantun tersebut. 3.4
Indikator Kerja Indikator kerja ini terdiri atas indikator data kuantitatif dan indikator data
kualitatif. 3.4.1
Indikator Data Kuantitatif Penilaian yang dilakukan dalam menulis pantun yaitu berdasar tes tertulis.
Indikator data kuantitatif penelitian yang akan dilakukan adalah ketercapaian
76
target kriteria ketuntasan seluruh peserta didik minimal (KKM) sebesar 75. Siswa harus memperhatikan enam aspek yang dinilai dalam tes menulis pantun yaitu (1) pilihan kata; (2) isi pantun; (3) adanya sampiran dan isi; (4) jumlah suku kata tiap baris; (5) persajakan; (6) jumlah baris tiap bait. Tabel berikut ini merupakan kategori tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menulis pantun. Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Peserta Didik No
Kategori
Skala skor
1.
Baik
75-100
2.
Cukup
65-74
3.
Kurang
0-64
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik jika siswa mendapatkan nilai antara 75-100, kategori cukup jika mendapatkan nilai antara 65-74, kategori kurang jika siswa memperoleh nilai antara 0-64. Siswa dikatakan belum tuntas jika memperoleh nilai di bawah 75 dengan kategori cukup dan kategori kurang. 3.4.2
Indikator Data Kualitatif Data kualitatif ini diperoleh dari data nontes, yaitu data observasi, jurnal,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil dari analisis ini digunakan untuk mengetahui
77
kekurangan dan kelebihan pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Melalui analisis menggunakan data kualitatif dapat mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Proses pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. meliputi, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) terbangunnya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Dalam menilai perilaku siswa dapat diamati selama siswa mengikuti pembelajaran menulis pantun berlangsung. Hal yang diamati selama siswa mengikuti pembelajaran menulis pantun meliputi (1) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggung jawab
78
siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. 3.5
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah tes
dan nontes. Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis pantun sesuai dengan syarat pantun. Sedangkan instrumen nontes digunakan untuk mengetahui proses dan perubahan tingkah laku siswa selama dan setelah pembelajaran berlangsung, berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi foto. 3.5.1
Instrumen Tes Instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa
dalam menulis. Tes digunakan untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan kemampuan siswa. Instrumen tes ini berupa proyek yang diberikan kepada siswa untuk menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Instrumen ini berupa perintah kepada siswa untuk menulis pantun dengan memerperhatikan kriteriakriteria penilaian sebagai berikut a) pilihan kata; b) isi pantun; c) adanya sampiran dan isi; d) jumlah suku kata tiap baris; e) persajakan; f) jumlah baris tiap bait. Aspek dan skor penilaian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Tiap Aspek No 1
Aspek penilaian
Skor
Aspek kebahasaan 1. Pilihan kata atau diksi
3
79
2
Aspek kesastraan 2. Isi pantun
1
3. Adanya sampiran dan isi
1
4. Persajakan
1
5. Jumlah suku kata tiap baris
1
6. Jumlah baris tiap bait
1
Skor maksimal
8
Pedoman penilaian tersebut menjadi dasar penilaian bagi tes kemampuan menulis pantun yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II. Tes keterampilan menulis pantun dianggap berhasil jika skor adalah sama dengan 75-100 yaitu kategori baik. Rentang skor dan kategori keberhasilan penelitian pada tabel berikut ini : Tabel 3.3 Kategori Penilaian Keterampilan Menulis Pantun No
Aspek penilaian
Skor
Kategori
3
Baik
Keterangan
Aspek Kebahasaan 1.
Pilihan kata atau diksi Indikator : Menggunakan konkret
dan
kata
Jika
diksi
memenuhi
semua indikator
kata
kiasan Penggunaan kata yang
2
Cukup
indikator
variatif Memiliki nilai estetis
Jika diksi memenuhi dua
1
Kurang
Jika diksi memenuhi satu indikator
Aspek Kesastraan 2.
Isi pantun Indikator :
80
Isi
pantun
dengan
sesuai
tema
1
Baik
tema kartu pantun
kartu 0
pantun
Isi pantun sesuai dengan
Kurang
Isi pantun tidak sesuai dengan
tema
kartu
pantun 3.
Adanya sampiran dan isi Indikator : Mampu sampiran
membuat
sampiran
Mampu
membuat
sampiran dan isi pantun,
antara
antara sampiran dan isi
dan
pantun
Baik
isi
dan
pantun,
1
pantun tidak berkaitan
isi tidak
0
Kurang
berkaitan.
Tidak mampu membuat sampiran dan isi pantun, antara sampiran dan isi pantun berkaitan
4.
Persajakan Indikator : Pantun bersajak ab ab
1
Baik
Pantun bersajak ab ab
0
Kurang
Pantun tidak bersajak ab ab
5.
Jumlah suku kata tiap baris Indikator : Jumlah suku kata tiap
1
Baik
Jumlah suku kata tiap baris 8-12 suku kata
baris 8-12 suku kata 0
Kurang
Suku kata tiap baris tidak berjumlah 8-12 suku kata
6.
Jumlah baris tiap bait Indikator : Pantun yang dibuat siswa empat seuntai
1
Baik
Pantun yang dibuat siswa empat seuntai
81
0
Kurang
Pantun yang dibuat siswa tidak empat seuntai
Nilai akhir dapat dihitung dengan rumus berikut :
NA = Skor siswa x 100% Skor maksimal
Berdasarkan kriteria tabel diatas, dapat diketahui nilai yang diperoleh oleh siswa. Nilai siswa diperoleh dengan cara menjumlah semua skor yang didapatkan siswa pada masing-masing aspek penilaian. Berikut ini kategori penilaian tes keterampilan menulis pantun. Tabel 3.4 Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun NO.
Kategori
Skala skor
1.
Baik
75-100
2.
Cukup
65-74
3.
Kurang
0-64
3.5.2
Instrumen Nontes Bentuk instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto.
82
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Nontes Aspek yang Diamati NO
Instrumen Nontes
Proses
Perilaku
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Pedoman Observasi
v
v
v
v
v
v
v
V
2.
Pedoman Jurnal Siswa
v
v
-
-
v
v
-
-
3.
Pedoman Jurnal Guru
v
v
v
v
v
v
v
V
4.
Pedoman Wawancara
v
-
-
-
v
v
-
-
5.
Dokumentasi
v
v
v
v
v
v
v
v
Keterangan : A. Proses Pembelajaran 1. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. 2. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. 3. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun. 4. Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
83
B. Perubahan Perilaku 1. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru. 2. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran. 3. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru. 4. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
3.5.2.1 Pedoman Observasi Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui perilaku siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan pada siklus I dan siklus II adalah sama. Aspek-aspek yang diamati dalam proses pembelajaran meliputi, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Aspek yang diamati dalam perubahan perilaku meliputi (1) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggung jawab siswa
84
terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. 3.5.2.2 Pedoman Jurnal Pedoman jurnal digunakan untuk mengetahui sikap dan perubahanperubahan perilaku siswa terhadap pembelajaran menulis pantun. Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal guru dan jurnal siswa yang diperoleh pada akhir pembelajaran. Aspek-aspek yang terdapat didalam jurnal guru meliputi (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (6) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (7) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (8) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. Aspek-aspek yang terdapat dalam jurnal siswa meliputi, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model
85
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (4) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran. 3.5.2.3 Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengungkap data mengenai minat dan hambatan siswa dalam
pembelajaran menulis pantun
serta mengetahui
permasalahan yang dialami oleh siswa dalam menulis pantun dan mengetahui keinginan siswa dalam pembelajaran menulis pantun. Kegiatan wawancara dilaksanakan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun peneliti. Wawancara yang dilakukan dalam mengambil data yaitu mengenai halhal yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan menulis pantun siswa menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Aspek-aspek pertanyaan dalam pedoman wawancara meliputi, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan
media kartu pantun; (2) keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan dari guru; (3) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran.
86
3.5.2.4 Dokumentasi Foto Kegiatan siswa saat proses pembelajaran didokumentasikan dalam bentuk foto. Dari foto-foto yang diambil dapat mempermudah peneliti untuk mendeskripsikan hasil penelitiannya. Dokumentasi foto dapat dijadikan bukti dalam melakukan observasi. Dokumetasi foto ini membantu peneliti untuk mengingat data kualitatif yang mungkin terlewatkan dan tidak teramati saat penelitian. Kegiatan yang didokumentasikan yaitu (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) kerefektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran
sehingga
siswa dapat
menyadari kekurangan
saat
proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (6) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (7) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (8) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. 3.6
Teknik Pengumpulan Data
87
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Untuk memperoleh data melalui teknik nontes ini dilakukan dengan observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi. 3.6.1
Teknik Tes Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes. Tes diberikan guna
mengetahui data kemampuan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II. Hasil masing-masing siklus dianalisis, dari analisis tersebut dapat diketahui kelemahan-kelamahan siswa dalam menulis pantun, kemudian dilakukan perbaikan di siklus II dan dari hasil analisis siklus II dapat diketahui ada tidaknya peningkatan keterampilan menulis pantun. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan teknik tes adalah (1) menyiapkan soal tes; (2) siswa mengamati kartu pantun untuk memperoleh atau menemukan ide/gagasan yang akan dituangkan dalam melengkapi pantun rumpang dan menulis pantun ; (3) setelah melengkapi pantun selanjutnya siswa menulis pantun dengan ide kreatif dengan tema berdasarkan
88
pantun yang ada dalam kartu; (4) guru menilai dan mengolah data dari hasil penelitian. 3.6.2
Teknik Nontes Teknik nontes ini digunakan untuk mengetahui keadaan kelas selama
proses pembelajaran berlangsung. Teknik nontes yang digunakan adalah observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. 3.6.2.1 Observasi Pengamatan atau observasi pada saat pembelajaran terhadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh seorang teman. Pengamatan ini dilakukan mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran sesuai dengan lembar pengamatan. Adapun tahap observasi yaitu: a) menyiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir sasaran pengamatan tentang keaktifan dan keseriusan siswa untuk memecahkan masalah, keseriusan siswa dalam mengamati kartu pantun, keaktifan dan keseriusan siswa dalam mempresentasikan hasil pekerjaanya, b) melaksanakan observasi selama proses pembelajaran, yaitu mulai dari awal pembelajaran sampai pembelajaran selesai, c) mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Untuk memudahkan peneliti dalam mengamati keadaan siswa dilakukan dengan memberi tanda cek list (v) pada lembar panduan yang berisi
89
segala macam tindakan yang menggambarkan perilaku siswa selama proses pembelajaran. 3.6.2.2 Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa siswa yang memiliki nilai tinggi, sedang, dan nilai tes rendah. Hasil ini didasarkan pada hasil observasi, jurnal siswa, dan hasil tes akhir pada tiap siklus. Adapun cara peneliti dalam melaksanakan wawancara yaitu : (1) menyiapkan lembar pertanyaan yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan siswa; (2) menentukan siswa yang hasil menulis pantunnya baik, sedang, dan rendah untuk kemudian diwawancarai; (3) merekam dan mencatat hasil wawancara dengan menulis tanggapan tiap butir pertanyaan. Siswa yang diwawancarai ditentukan setelah peneliti mengetahui nilai tes kemampuan menulis pantun. Wawancara dilakukan terhadap 3 siswa yaitu siswa yang mendapatkan nilai tinggi, siswa yang mendapatkan nilai sedang, dan siswa yang mendapatkan nilai rendah. Ketiga siswa tersebut dapat mewakili satu kelasnya. Wawancara ini dilakukan tiap akhir siklus dan diluar jampelajaran dengan menggunakan alat perekam. Siswa yang diwawancarai menjawab jujur pertanyaan yang diajukan peneliti tanpa adanya rasa terikat. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh lebih lengkap dan terperinci. Dari hasil wawancara ini diharapkan dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran dan kesulitankesulitan dalam
menulis
pantun,
dideskripsikan dalam bentuk kalimat.
selanjutnya
hasil
wawancara
tersebut
90
3.6.2.3 Jurnal Pengambilan jurnal dilakukan pada akhir tiap siklus dan diisi oleh semua siswa. Jurnal yang dinilai peneliti adalah jurnal keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Jurnal tersebut berisi tentang kritik, pesan, dan kesan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun. Guru membagikan lembar jurnal siswa yang harus diisi oleh siswa sesuai dengan pendapatnya dan tidak diperbolehkan mencontoh pendapat siswa yang lain. Jurnal guru diisi oleh guru ketika pembelajaran sudah berakhir. Jurnal ini digunakan oleh guru untuk mendeskripsikan atau mencatat kejadian-kejadian pada saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembalajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung. Setelah semua jurnal terisi, selanjutnya jurnal tersebut dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk kalimat. 3.6.2.4 Dokumentasi Foto Pengambilan dokumentasi foto dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengambilan foto, peneliti meminta bantuan rekan untuk mengambil foto sesuai dengan pedoman pengambilan data melalui dokumentasi. Tingkah laku siswa yang perlu diambil gambarnya yaitu (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
91
dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) kerefektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran
sehingga
siswa dapat
menyadari kekurangan
saat
proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (6) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (7) (7) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (8) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
3.7
Teknik Analisis Data Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui sacara terperinci cara
memperoleh data dan perkembangan hasil penelitian. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. 3.7.1
Teknik Analisis Data Kuantitatif Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil tes menulis pantun pada siklus I dan siklus II. Data-data hasil tes tersebut dianalisis menggunakan statistika deskriptif, yaitu penghitungan angka-angka dengan menggunakan rumus statistika dan dideskripsikan. Analisis dan tes secara kuantitatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) merekap skor yang diperoleh, 2) menghitung skor komulatif dari semua aspek, 3) menghitung skor rata-rata kelas, 4) menghitung presentase.
92
Cara menghitung besarnya presentase menggunakan rumus berikut:
P = K x 100% N
Keterangan : P : Nilai presentase kemampuan siswa K : Nilai komulatif ( jumlah nilai) dalam satu kelas N : Nilai maksimal soal tes Hasil perhitungan tiap siklus dibandingkan digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. 3.7.2
Teknik Analisis Data Kualitatif Teknik kualitatif dipakai untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh
dari hasil nontes yaitu hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Hasil analisis observasi digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa pada saat pembelajaran. Data jurnal digunakan untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun kemudian data wawancara dianalisis dengan cara memutar kembali
93
rekaman hasil wawancara yang telah dilakukan untuk mengetahui data yang diinginkan. Hasil wawancara dipakai untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dengan adanya analisis tersebut, dapat diketahui peningkatan keterampilan menulis pantun data dokumentasi foto digunakan untuk melengkapi data penelitian dan dijadikan bukti visual. Hasil analisis data secara kualitatif ini akan digunakan untuk melihat perubahan perilaku siswa pada siklus I dan siklus II serta untuk melihat efektivitas penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun metode yang telah dilakukan tersebut, bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun dan mengetahui perubahan perilaku
siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang.
94
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diuraikan berupa hasil tes dan nontes. hasil penelitian ini diperoleh dari hasil siklus I dan siklus II. Hasil penelitian yang berupa tes pada siklus I dan siklus II adalah hasil tes menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil penelitian nontes siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk deskripsi data kualitatif, sedangkan data hasil tes keterampilan menulis pantun berupa angka disajikan dalam
data
kuantitatif yaitu dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis dalam bentuk kalimat. Data nontes siklus I dan siklus II berupa hasil observasi, wawancara, jurnal siswa, jurnal guru dan dokumentasi foto. 4.1.1
Hasil Penelitian Siklus I Siklus I adalah tindakan awal pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang terdiri atas hasil tes dan hasil nontes. Hasil tes yaitu hasil nilai tes
keterampilan siswa dalam menulis pantun. Hasil nontes meliputi hasil observasi, jurnal siswa dan jurnal guru, hasil wawancara, dan dokumentasi foto. 4.1.1.1 Proses
Pembelajaran
Menulis
Pantun
Menggunakan
Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I Proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I terdiri atas beberapa tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan awal pada pendahuluan didahului dengan salam pembuka dan berdoa bersama. Siswa mempersiapkan alat tulis sementara guru mempresensi siswa. Suasana kelas sedikit gaduh, guru mengondisikan siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, siswa menyimak penjelasan guru. Guru menanamkan rasa percaya diri dan memotivasi siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Kisah Empat Lilin” agar termotivasi
untuk berusaha dengan maksimal dengan kondisi kelas yang
sedikit tenang, siswa yang duduk di deretan belakang masih bermain sendiri belum memperhatikan guru dan masih bercanda. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Kisah Empat Lilin” dan menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video “Kisah Empat Lilin”. Siswa menyimpulkan isi video ”Kisah Empat Lilin” dengan ragu-ragu dan tidak berani untuk mengeluarkan pendapatnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang
95
96
maupun masa mendatang. Siswa menyimak penjelasan guru dengan baik, akan tetapi ada beberapa siswa yang masih bercanda dengan temannya. Pada kegiatan inti diawali dengan mengulas terlebih dahulu kesulitan yang dialami siswa pada latihan sebelumnya dan membahas hasil menulis pantun siswa, siswa bertanya jawab dengan cukup baik mengenai hal-hal yang belum dipahami, beberapa siswa berani menjawab dan bertanya kepada guru mengenai kesulitan dalam menulis pantun. Guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing siswa, ketika guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja ada siswa yang bercanda dengan temannya dan suasana kelas sedikit gaduh. Siswa secara individu menulis pantun secara kreatif sesuai syarat-syarat pantun berdasarkan tema/gambar yang ada pada kartu pantun dengan antusias. Setelah siswa selesai menulis pantun, guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan pantun di papan tulis dan membacakannya. Keaktifan siswa untuk memaparkan hasil menulis pantunnya baik, banyak siswa yang tadi pasif menjadi aktif. Siswa yang lain memberikan tanggapan terhadap pekerjaan temannya. Guru memberikan tanggapan dan penilaian kepada hasil pekerjaan siswa. Siswa bersama guru menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun dengan antusias. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dengan baik dan tenang. Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. Siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan oleh guru dengan sedikit gaduh.
97
Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto dapat diketahui bahwa perilaku siswa termasuk dalam kategori baik, walaupun ada beberapa siswa yang masih belum antusias saat mendengarkan penjelasan dari guru dan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran masih kurang aktif siswa masih belum berani untuk bertaya dan menjawab pertanyaaan dari guru. Aspek keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru masih belum baik karena pada saat pembelajaran berlangsung, masih ada siswa
yang terlihat pasif, bergurau dengan temannya dan ada yang
tidak memperhatikan pembelajaran ketika guru menjelaskan materi. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran masih belum baik hal ini terjadi karena siswa dalam merespon, bertanya dan menjawab masih ragu-ragu karena mereka takut salah dalam berbicara. Proses pembelajaran tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspekaspek yang diamati dalam proses pembelajaran meliputi, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran
sehingga
siswa dapat
menyadari kekurangan
saat
proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
98
Tabel 4.1 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I Frekuensi No
Aspek Pengamatan
1.
Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran
Siswa
%
24
77
24
77
24
77
24
77
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance,
Relevance,
Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. 2.
Kekondusifan
siswa
menggunakan (Assurance,
dalam
model Relevance,
menulis
pembelajaran Interest,
pantun ARIAS
Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun. 3.
Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun.
4.
Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran.
Keterangan : Baik
: 75% - 100%
Cukup
: 65% - 74%
Kurang : 0% - 64% Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I. Pada proses pembelajaran siklus I sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% siswa antusias dalam mengikuti
proses
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan
model
99
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang termasuk dalam kategori baik, ada beberapa siswa yang masih belum antusias mengikuti pembelajaran. Aspek yang kedua yang diamati berkaitan dengan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% yang termasuk dalam kategori baik akan tetapi masih ada beberapa siswa yang bergurau dan suasana kelas sedikit gaduh. Siswa yang aktif dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% yang termasuk dalam kategori baik. Sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% dalam kategori baik mampu membangun suasana reflektif ketika kegiatan refleksi berlangsung. 4.1.1.1.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan
Model
Pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun bahwa 24 siswa atau sebesar 77% dalam kategori baik. Pada proses pembelajaran menulis
pantun
sebagian besar siswa antusias
mengikuti
pembelajaran, ada beberapa siswa yang kurang antusias dan kurang siap dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun. Keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran akan mempermudah berlangsungnya pembelajaran. Suasana kelas
100 100 100
terlihat tenang ketika guru melakukan proses pembelajaran. Namun, ada beberapa siswa yang terlihat tidak memperhatikan penjelasan guru, sibuk bermain sendiri dan bercanda. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan bahwa keantusiasan siswa pada proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun sudah baik. Hal ini terlihat dari sikap positif siswa saat pembelajaran berlangsung dan menunjukkan keantusiasan saat menulis pantun. Namun ada siswa yang masih menunjukkan sikap negatif, mereka tidak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun dan masih belum memperhatikan pembelajaran. Sebagian besar siswa merasa senang dan tertarik menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun karena mempermudah mereka menulis pantun. Keantusiasan siswa pada proses pembelajaran menulis pantun juga terlihat pada jurnal siswa. Hasil jurnal siswa menunjukkan bahwa siswa senang dan tertarik menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun serta menunjukkan sikap yang positif. Mereka menuturkan kemudahan dalam menggali ide atau gagasan untuk menulis pantun karena adanya media kartu pantun yang di dalamnya terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, gambar serta adanya tema pada kartu pantun.
101 101 101
Hasil wawancara juga digunakan untuk mengetahui keantusiasan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Wawancara ditujukan pada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Kegiatan wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mengemukakan bahwa senang mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun karena media kartu pantun mempermudah dalam menggali ide dalam menulis pantun sehingga tidak mengalami kesulitan. Siswa yang memperoleh nilai sedang mengemukakan senang dan tertarik dengan pembelajaran pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, karena media kartu pantun mempermudah dalam menulis pantun akan tetapi dia masih merasa kesulitan untuk menulis sampiran. Siswa yang mendapatkan nilai rendah mengemukakan senang dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, walaupun dia masih kesulitan untuk menulis pantun dengan adanya media kartu pantun dapat membantu atau mempermudah menulis pantun. Selain data observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara keantusiasan siswa pada proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
102 102 102
Satisfaction) dengan media kartu pantun juga dapat diketahui dari dokumentasi foto pada siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I Gambar 4.1 menunjukkan keantusiasan siswa dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Terlihat keantusiasan siswa saat guru sedang menjelaskan materi dan keantusiasan siswa dalam berdiskusi kelompok, namun ada beberapa siswa yang terlihat kurang antusias dan bermain sendiri. Dapat diketahui bahwa keantusiasan siswa pada saat proses pembelajaran pantun pada siklus I sudah termasuk dalam kategori baik, walaupun masih ada beberapa yang terlihat kurang antusias. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran harus dipertahankan bahkan perlu ditingkatkan lagi agar menjadi semakin baik pada siklus II.
103 103 103
4.1.1.1.2 Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I Berdasarkan hasil observasi kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung dengan baik. Sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% menunjukkaan kekondusifan siswa dalam menulis pantun. Pada saat diskusi kelompok, komunikasi siswa dalam anggota kelompok dan antarsiswa terjalin dengan baik serta untuk suasana kelas relatif cukup kondusif dan saat proses pembelajaran menulis pantun suasana kelas cukup kondusif. Ada beberapa siswa saat menulis pantun yang terlihat tidak serius, bermain dan bercanda dengan temannya. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun dalam kategori baik, hal ini tunjukkan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
kondusif,
kelas
cukup
tenang
sehingga
memperlancar
proses
pembelajaran. Meskipun demikian, ada beberapa siswa yang belum kondusif dalam mengikuti pembelajaran serta ada siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas. Hasil jurnal siswa menunjukkan respon yang baik dari siswa dalam proses menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
104 104 104
Keantusiasan dalam menulis pantun sudah baik walaupun masih ada beberapa siswa yang belum terlihat antusias. Siswa merasa senang dan tertarik terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Mereka senang karena dengan pembelajaran ini mereka termotivasi dan lebih percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun dengan baik. Selain itu, menurut mereka penjelasan yang dilakukan peneliti saat membahas materi dan hasil pekerjaan lebih mudah untuk dipahami. Selain data observasi, jurnal guru dan jurnal siswa, dan dokumentasi foto juga menunjukkan kekondusifan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.2 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I Gambar 4.2 menunjukkan kekondusifan siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
105 105 105
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa kondusif saat guru memberikan penjelasan dan ketika menulis pantun ada siswa yang masih melamun dan bergurau. Kekondusifan siswa dalam proses pembelajaran sudah berjalan baik. Kekondusifan siswa dalam proses pembelajaran harus dipertahankan bahkan perlu ditingkatkan lagi agar menjadi meningkat dan semakin baik pada siklus II. 4.1.1.1.3
Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun Siklus I
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model
pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung dengan baik. Sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% menunjukkaan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun. Siswa dengan percaya diri dan berani maju untuk membacakan serta menuliskan hasil menulis pantun. Akan tetapi ada beberapa siswa yang masih malu dan ragu untuk memaparkan hasil menulis pantunnya dan masih dengan dorongan atau perintah dari guru untuk memaparkan hasil menulis pantun. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung dengan baik. Siswa sudah berani untuk memaparkan hasil menulis pantunnya, namun suasana kelas menjadi gaduh ketika siswa menunjuk satu sama lain untuk memaparkan
106 106 106
hasil menulis pantunnya. Siswa percaya diri untuk menulis dan membacakan hasil menulis pantunnya walaupun harus dengan dorongan guru. Selain hasil observasi dan jurnal guru, keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dapat diketahui dengan dokumentasi foto. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun Siklus I Gambar 4.3 menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun sudah baik, mereka dengan percaya diri dan berani membacakan dan menulis hasil diskusinya di depan kelas, walaupun ada beberapa siswa yang masih malu. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun termasuk dalam kategori baik yang perlu dipertahankan dan harus tingkatkan lagi pada pembelajaran siklus II.
107 107 107
4.1.1.1.4
Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi
pada akhir
pembelajaran menulis
pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik. Hasil observasi menunjukkan bahwa 24 siswa atau sebesar 77% siswa menujukkan sikap yang baik saat kegiatan refleksi sehingga terbangunnya suasana yang reflektif ketika kagiatan refleksi berlangsung. Siswa dengan seksama memperhatikan penjelasan guru dan melaksanakan seluruh proses pembelajaran dengan baik sehingga siswa menyadari kekurangan saat pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran. Siswa dan guru bersama-sama melakukan tahapan evaluasi untuk mengukur sejauh mana siswa memahami pembelajaran karena pada kegiatan ini guru akan mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa ketika siswa menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menujukkan bahwa kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik. Saat proses kegiatan refleksi, suasana kelas berlangsung sangat reflektif dengan suasana kelas yang cukup kondusif, akan
108 108 108
tetapi ada beberapa anak yang membuat suasana kelas menjadi gaduh akan tetapi guru dapat mengontrol kelas sehingga proses refleksi tetap berjalan kondusif. Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menjadikan proses pembelajaran berikutnya lebih baik dengan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain hasil observasi dan jurnal guru, dokumentasi foto juga menunjukkan kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir Pembelajaran Siklus I Gambar 4.4 menunjukkan kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sudah baik sehingga siswa dapat
109 109 109
menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Namun, pada siklus II kondisi tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siklus I dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Siswa sudah antusias dalam proses pembelajaran, siswa kondusif dalam menulis pantun, siswa aktif dalam memaparkan hasil menulis pantun di depan kelas, dan terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa menyadari kekurangan dan mengetahui perbaikan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya.
4.1.1.2 Hasil
Keterampilan
Menulis
Pantun
Menggunakan
Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I Hasil tes pada siklus I merupakan data awal diterapkannya pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil menulis pantun didasarkan pada enam aspek penilaian yang harus diperhatian dalam menulis pantun, yaitu (1) pilihan kata; (2) isi pantun; (3) adanya sampiran dan isi; (4) jumlah suku kata tiap baris; (5) persajakan; (6) jumlah baris tiap bait. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus I adalah 31 siswa. Hasil tes menulis
110 110 110
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dijelaskan pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I No
Rentang
Kategori
Frekuensi
%
Nilai
Jumlah
Nilai Rata-Rata
Nilai
1.
75-100
Baik
25
80,64
2091
2426=
2.
65-74
Cukup
0
0
0
31
3.
0-64
Kurang
6
19,35
335
78,25
31
100
2426
( Kategori Baik)
Jumlah
Berdasarkan data pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun mencapai jumlah nilai 2426 dengan nilai rata-rata 78,25 yang termasuk dalam kategori baik. Pada tes siklus I ini tidak ada siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup. Pada kategori baik dicapai oleh 25 siswa atau sebesar 80,64% dengan rentang nilai 75-100 dan dalam kategori kurang dicapai oleh 6 siswa atau sebesar 19,35% dengan nilai 0-64. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hasil tes keterampilan menulis pantun kelas VII F pada siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini.
111 111 111
19.35%
Baik Cukup Kurang
80.64%
Diagram 4.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I Diagram 4.1 menunjukkan bahwa terdapat sebesar 80,64% siswa sudah mendapatkan nilai dalam kategori baik dengan nilai 75-100. Tidak ada siswa yang mendapatkan nilai dalam kategori cukup dalam menulis pantun atau 0% siswa. Selain itu ada 19,35% siswa yang mendapatkan nilai dalam kategori kurang dengan nilai 0-64. Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 80,64% siswa tuntas dan 19,35% siswa belum tuntas pada siklus I. Maka diperlukan siklus II guna memperbaiki hasil tes menulis pantun pada siklus I.
4.1.1.2.1
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata Siklus I
Pada aspek pilihan kata penilaian ada pada tiga indikator yaitu, menggunakan kata konkret dan kata kiasan, penggunaan kata yang variatif, dan
112 112 112
memiliki nilai estetis. Hasil tes menulis pantun pada aspek pilihan kata dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata Siklus I No
Skor
Frekuensi
%
Ʃ
Rata-Rata
Skor
Skor 57/31 x 100 =
1.
3
0
0
0
2.
2
26
83,87
52
3.
1
5
16,12
5
Jumlah
31
100
57
3
Nilai Klasikal
57/ 31 x 100 = 3
61,29
61,29 Kategori Kurang
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil dari aspek pilihan kata keterampilan menulis pantun siswa belum berhasil mencapai ketuntasan belajar dengan nilai 57 dan rata-rata 61,29. Dari 31 siswa tidak ada yang memperoleh skor tertinggi dalam aspek pilihan kata. Pada aspek pilihan kata ini skor 2 dicapai oleh 26 siswa atau sebesar 83,87%. Skor terendah pada aspek ini yaitu 1 dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 16,12%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek pilihan katatermasuk dalam kategori kurang dan perlu adanya peningkatan kembali pada aspek ini. 4.1.1.2.2
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus I
Penilaian pada aspek isi pantun ditentukan pada isi pantun yang sesuaidengan tema yang terdapat pada kartu pantun. Hasil tes menulis pantun pada aspek isi pantun dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
113 113 113
Tabel 4.4 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus I No
Skor
Frekuensi
%
Ʃ
Rata-Rata
Skor
Skor
1.
1
30
96,77
30
30 X 100 =
2.
0
1
3,22
0
31
Jumlah
31
100
30
Nilai Klasikal
30 / 31 X 100 = 1
96,77
96,77 Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil dari aspek isi pantun keterampilan menulis pantun mencapai rata-rata 96,77. Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek isi pantun dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 96,77% dan hanya 1 siswa atau sebesar 3,22% yang mendapatkan skor 1 dalam aspek isi pantun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek isi pantun dalam kategori baik.
4.1.1.2.3
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi Siklus I
Penilaian pada aspek sampiran dan isi pada keterampilan menulis pantun ditentukan ada tidaknya sampiran dan isi pantun pada pantun yang siswa tulis. Hasil tes menulis pantun pada aspek sampiran dan isi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi Siklus I No
1.
Skor
1
Frekuensi
30
%
96,77
Ʃ
Rata-Rata
Skor
Skor
30
30 X 100 =
Nilai Klasikal
30 / 31 X 100 =
114 114 114
2.
0
1
3,22
0
Jumlah
31
100
30
31
1 96,77
96,77 Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil dari aspek sampiran dan isi pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 96,77. Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek ini dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 96,77% dan hanya 1 siswa atau sebesar 3,22%
yang mendapatkan skor 1 dalam aspek
adanya sampiran dan isi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek adanya sampiran dan isi pantun dalam kategori baik. 4.1.1.2.4
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan Siklus I
Penilaian pada aspek persajakan pada keterampilan menulis pantun yaitu ditentukan adanya sajak a-b-a-b pada pantun yang ditulis siswa. Hasil tes menulis pantun pada aspek persajakan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan Siklus I No
Skor
Frekuensi
%
Ʃ
Rata-Rata
Skor
Skor
1.
1
26
83,87
26
26 X 100 =
2.
0
5
16,12
0
31
Jumlah
31
100
26
Nilai Klasikal
26 /31 X 100 = 1
83,87
83,87 Kategori Baik
115 115 115
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil dari aspek persajakan pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 83,87. Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek persajakan dicapai oleh 26 siswa atau sebesar 83,87% dan 5 siswa atau sebesar 16,12% yang mendapatkan skor 1 dalam aspek persajakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek persajakan dalam kategori baik.
4.1.1.2.5
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku Kata Tiap Baris Siklus I
Penilaian pada aspek jumlah suku kata tiap baris pada keterampilan menulis pantun ditentukan dengan jumlah suku kata tiap baris yang 8-12 suku kata. Hasil tes menulis pantun pada aspek jumlah suku kata tiap baris dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Jumlah Suku Kata Tiap Baris Siklus I No
Skor
Frekuensi
%
Ʃ
Rata-Rata
Skor
Skor
1.
1
22
70,96
22
22 X 100 =
2.
0
9
29,03
0
31
Jumlah
31
100
22
Nilai Klasikal
22/ 31 X 100 = 1
70,96
70,96 Kategori Cukup
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil dari aspek jumlah suku kata tiap baris pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 70,96. Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek ini dicapai oleh 22 siswa atau sebesar
116 116 116
70,96% dan 9 siswa atau sebesar 29,03% yang mendapatkan skor 1 dalam aspekjumlah suku kata tiap baris. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek jumlah suku kata tiap baris dalam kategori cukup, kemampuan siswa dalam aspek jumlah suku kata tiap baris perlu ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik. 4.1.1.2.6
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris Tiap Bait Siklus I
Penilaian pada aspek jumlah baris tiap bait pada keterampilan menulis pantun ditentukan pada jumlah pantun 4 seuntai atau baris. Hasil tes menulis pantun pada aspek jumlah baris tiap bait dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris Tiap Bait Siklus I No
Skor
Frekuensi
%
Ʃ
Rata-Rata
Skor
Skor 30 X 100 =
1.
1
30
96,77
30
2.
0
1
3,22
0
Jumlah
31
100
30
31
Nilai Klasikal
30 / 31 X100 = 1
96,77
96,77 Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil dari aspek adanya jumlah baris tiap bait pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 96,77. Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek ini dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 96,77% dan hanya 1 siswa atau sebesar 3,22% yang mendapatkan skor 1 dalam aspek jumlah baris tiap bait. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
117 117 117
keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek jumlah baris tiap bait dalam kategori baik. Dari hasil tes menulis pantun pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dalam kategori baik karena sudah mencapai ketuntasan belajar atau target yang ditentukan peneliti, akan tetapi ada beberapa aspek menulis pantun yang masih kurang yaitu aspek pilihan kata dan aspek jumlah suku kata tiap baris. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dalam menulis pantun. Oleh karena itu, kemampuan siswa dalam menulis pantun perlu ditingkatkan kembali agar menjadi lebih baik.
4.1.1.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Menulis
Pantun
Menggunakan
Model
Pembelajaran
ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I Hasil perubahan perilaku siswa pada siklus I ada beberapa aspek. Aspek yang diamati dalam perubahan perilaku meliputi (1) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. Untuk lebih jelas data observasi siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini.
118 118 118
Tabel 4.9 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I Frekuensi No
Aspek Pengamatan
Siswa
%
1.
Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari
23
74
dan
22
70
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan
25
80
24
77
guru. 2.
Keaktifan
siswa
dalam
merespon,
bertanya,
menjawab saat pembelajaran. 3.
oleh guru. 4.
Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
Keterangan : Baik
: 75% - 100%
Cukup
: 65% - 74%
Kurang : 0% - 64% Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui perubahan perilaku dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun sebanyak 23 siswa atau sebesar 74% siswa antusias saat mendengarkan penjelasan dari guru termasuk dalam kategori cukup, ketika guru sedang menjelaskan siswa masih ada yang melamun, bergurau dan ada siswa yang bermain sendiri. Siswa yang aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran sebanyak 22 siswa atau sebesar 70% termasuk dalam kategori
119 119 119
cukup, siswa dalam aspek bertanya dan menjawab masih belum percaya diri mereka masih merasa takut salah menjawab ketika guru memberikan pertanyaan. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru termasuk dalam kategori baik dapat diketahui bahwa sebanyak 25 siswa atau sebesar 80% siswa bertanggung jawab. Aspek yang terakhir yaitu keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% yang termasuk dalam kategori baik. 4.1.1.3.1
Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru menunjukkan 23 siswa atau sebesar 74% antusias mendengarkan penjelasan guru. Pada saat guru menjelaskan tentang materi menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun sebagian siswa memperhatikan dengan seksama. Masih ada beberapa siswa yang kurang antusias dalam memperhatikan guru penjelasan guru, mereka masih ada yang bercanda dan bermain dengan temannya. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru termasuk dalam kategori cukup. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama sehingga siswa memahami penjelasan guru dan melaksanakan perintah dari guru dengan baik. Namun, ketika guru menjelaskan masih ditemukan beberapa siswa yang kurang antusias, kurang memperhatikan penjelasan guru,
120 120 120
masih ada siswa yang bercanda, terlihat pasif serta masih bersikap acuh tak acuh sibuk dengan kegiatannya sendiri. Siswa juga belum berani bertanya kepada guru ketika mereka belum memahami penjelasan dari guru. Hasil jurnal siswa menunjukkan tanggapan positif dari siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru tentang menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa menyukai dan tertarik mengikuti pembelajaran menulis pantun karena model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment,
Satisfaction)
dengan
media
kartu
pantun
dapat
mempermudah mereka untuk memahami materi dan menulis pantun. Mereka senang karena dengan pembelajaran menulis pantun ini mereka termotivasi dan lebih percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun dengan baik. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru dapat diketahui juga melalui
hasil
wawancara.
Pendapat
mengenai
keantusiasan
siswa
saat
mendengarkan penjelasan guru dikemukakan oleh beberapa siswa yaitu siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Siswa dengan nilai tertinggi mengemukakan bahwa dia senang dan antusias mengikuti pembelajaran, penjelasan guru mudah dipahami, dan tidak mengalami kesulitan menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa yang mendapatkan nilai sedang mengemukakan bahwa dia antusias mengikuti pembelajaran, sangat senang dan tertarik dengan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
121 121 121
pantun, namun dia mengakui bahwa mengalami kesulitan dalam membuat sampiran. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai rendah mengemukakan bahwa senang dan tertarik mengikui pembelajaran, penjelasan guru mudah untuk dipahami tetapi masih mengalami kesulitan untuk menulis sampiran dan menentukan jumlah suku kata tiap barisnya. Dari hasil dokumentasi foto siklus I, keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru selama proses pembelajaran berlangsung sudah cukup baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.5 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Guru Siklus I Gambar 4.5 menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru. Dalam mendengarkan penjelasan dari guru beberapa siswa tidak memperhatikan, ada siswa yang bergurau dengan temannya, bercerita dan ada yang bermain sendiri serta acuh tak acuh. Pada siklus I keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru termasuk dalam kategori cukup dan perlu
122 122 122
ditingkatkan lagi pada siklus II agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 4.1.1.3.2
Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab saat Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus I ada 20 siswa atau sebesar 70% aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab. Siswa sudah aktif dalam merespon penjelasan dari atau perintah guru, beberapa siswa berani bertanya kepada guru tentang kesulitan yang dialami, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan baik. Namun, masih banyak siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran, merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan malu dan ragu karena takut salah serta belum berani bertanya ketika mengalami kesulitan. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori cukup. Beberapa siswa sudah aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Siswa sudah aktif dalam merespon penjelasan atau perintah dari guru akan tetapi masih ada siswa yang masih kurang merespon guru, siswa masih malu untuk bertanya
123 123 123
kepada guru tentang kesulitan menulis pantun dan masih ragu untuk menjawab pertanyaan dari guru. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun juga diketahui melalui jurnal siswa. Siswa merasa senang dapat bertanya tentang kesulitan dalam menulis pantun, baik dengan guru maupun dengan teman. Siswa juga tertarik dengan pembelajaran ini karena adanya kartu pantun dengan kertas buffalo yang warna-warni dan terdapat gambar serta tema pada kartu pantun yang menurut mereka mempermudah untuk menggali ide atau gagasan dalam menulis pantun. Hasil wawancara menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat proses pembelajaran berlangsung. Pendapat mengenai keaktifan dalam merespon, bertanya dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dikemukakan oleh beberapa siswa. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggu, nilai sedang, dan nilai terendah. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mengemukakan bahwa dia senang karena dapat bertanya kepada guru tentang kesulitan yang dialami, sehingga dapat mempermudah dalam menulis pantun. Siswa yang mendapatkan nilai sedang mengatakan bahwa masih ragu-ragu untuk bertanya kepada guru atau temannya karena takut diejek dan siswa yang mendapatkan nilai rendah mengemukakan bahwa malu untuk bertanya dan menjawab karena takut salah.
124 124 124
Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara, dokumentasi foto juga dapat menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.6 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat Pembelajaran Siklus I Gambar 4.6 menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran. Pada proses pembelajaran terlihat hanya satu siswa yang merespon dan berani menjawab pertanyaan dari guru, siswa yang tidak berani menjawab bahkan suasana kelas menjadi gaduh ketika siswa saling menunjuk. Saat kegiatan diskusi kelompok, siswa masih merasa malu dan ragu ketika akan bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi kepada guru. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran dalam kategori cukup dan perlu ditingkatkan lagi pada siklus II agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
125 125 125
4.1.1.3.3
Tanggung Jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh Guru Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru termasuk dalam kategori baik. Ada 25 siswa atau sebesar 80% siswa yang sanggup bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru yaitu tugas menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun. Beberapa siswa sudah melaksanakan perintah dari guru untuk menulis pantun dengan baik. Mereka mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya dengan tepat waktu. Namun, masih ada beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Mereka sibuk dengan kegiatan yang lain dan bercanda dengan teman serta bersikap tidak peduli dengan tugas yang diberikan guru. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siklus I yang diberikan oleh guru termasuk dalam kategori baik. Siswa mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru dalam menulis pantun secara kelompok maupun secara mandiri dan melaksanakan perintah guru dengan baik. Selain itu, siswa juga bertanggung jawab dalam mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Meskipun ada beberapa anak yang terlihat kurang tanggung jawab terhadap tugas yang guru berikan dan bersikap acuh tak acuh serta menunda untuk mengumpulkan tugas.
126 126 126
Selain dari hasil observasi dan jurnal guru, tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru juga terlihat pada dokumentasi foto siklus I. Dari hasil dokumentasi foto pada siklus I, terlihat siswa bertanggung jawab terhadap tugas menulis pantun yang diberikan oleh guru, namun masih terlihat beberapa siswa yang kurang tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru untuk menulis pantun. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumnetasi foto berikut.
Gambar 4.7 Tanggung Jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh Guru Siklus I Gambar 4.7 menunjukkan
tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan oleh guru. Pada proses pembelajaran terlihat siswa bertanggung jawab menulis pantun dengan baik dan melaksanakan perintah dari guru. Namun, ada beberapa siswa yang terlihat kurang bertanggung jawab dan bersikap kurang peduli terhadap tugas yang diberikan guru. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru sudah baik, perlu dipertahankan lagi dan bahkan perlu ditingkatkan lagi pada siklus II agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
127 127 127
4.1.1.3.4
Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dalam kategori baik, 24 siswa atau sebesar 77% siswa berani dan percaya diri dalam nemulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Keberanian dan kepercayaan diri siswa terlihat dari sikap siswa yang langsung merespon perintah guru untuk menulis pantun dan berani untuk bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam menulis pantun. Namun, ada beberapa siswa yang belum berani dan percaya diri untuk menulis pantun mereka terlihat masih mengalami kesulitan untuk menulis pantun dan tidak berani bertanya mengenai kesulitan yang dialami. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I yang termasuk dalam kategori baik. Siswa sudah berani dan percaya diri dalam menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun dengan sungguh-sungguh. Beberapa siswa berani untuk bertanya kepada guru mengenai kesulitan dalam menulis pantun. Namun, masih ada beberapa siswa yang masih ragu dan kebingungan untuk menulis pantun menggunakan
128 128 128
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Selain dari hasil observasi dan jurnal guru, keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun terlihat pada dokumentasi foto siklus I. Dari hasil dokumentasi foto pada siklus I, terlihat siswa sedang menulis pantun dengan percaya diri dan berani. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumnetasi foto berikut.
Gambar 4.8 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus I Gambar 4.8 menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. Siswa terlihat fokus dan sungguh-sungguh dalam menulis pantun. Siswa dengan percaya diri dan berani menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun, namun masih ada beberapa siswa yang masih belum berani dan percaya diri dalam menulis pantun. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun sudah baik, namun perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi pada siklus II agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
129 129 129
4.1.1.4 Refleksi Siklus I Proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I terdiri atas beberapa tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan awal pada pendahuluan didahului dengan salam pembuka dan berdoa bersama. Siswa mempersiapkan alat tulis sementara guru mempresensi siswa. Suasana kelas sedikit gaduh, guru mengondisikan siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, siswa menyimak penjelasan guru. Guru menanamkan rasa percaya diri dan memotivasi siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Kisah Empat Lilin” agar termotivasi
untuk berusaha dengan maksimal dengan kondisi kelas yang
sedikit tenang, siswa yang duduk di deretan belakang masih bermain sendiri belum memperhatikan guru dan masih bercanda. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Kisah Empat Lilin” dan menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video “Kisah Empat Lilin”. Siswa menyimpulkan isi video ”Kisah Empat Lilin” dengan ragu-ragu dan tidak berani untuk mengeluarkan pendapatnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Siswa menyimak penjelasan guru dengan baik, akan tetapi ada beberapa siswa yang masih bercanda dengan temannya. Pada kegiatan inti diawali dengan mengulas terlebih dahulu kesulitan yang dialami siswa pada latihan sebelumnya dan membahas hasil menulis pantun
130 130 130
siswa, siswa bertanya jawab dengan cukup baik mengenai hal-hal yang belum dipahami, beberapa siswa berani menjawab dan bertanya kepada guru mengenai kesulitan dalam menulis pantun. Guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing siswa, ketika guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja ada siswa yang bercanda dengan temannya dan suasana kelas sedikit gaduh. Siswa secara individu menulis pantun secara kreatif sesuai syarat-syarat pantun berdasarkan tema/gambar yang ada pada kartu pantun dengan antusias. Setelah siswa selesai menulis pantun, guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan pantun di papan tulis dan membacakannya. Keaktifan siswa untuk memaparkan hasil menulis pantunnya baik, banyak siswa yang tadi pasif menjadi aktif. Siswa yang lain memberikan tanggapan terhadap pekerjaan temannya. Guru memberikan tanggapan dan penilaian kepada hasil pekerjaan siswa. Siswa bersama guru menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun dengan antusias. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dengan baik dan tenang. Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. Siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan oleh guru dengan sedikit gaduh. Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung dengan baik, walaupun masih ada beberapa aspek yang belum sesuai dengan harapan. Dengan pembelajaran menulis pantun menggunakan
131 131 131
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan kartu pantun siswa memperoleh kemudahan untuk memahami materi dan untuk menulis pantun. Siswa juga lebih termotivasi untuk belajar karena adanya video motivasi yang guru berikan. Selain itu, siswa juga suka dan tertarik dengan pembelajaran ini karena adanya kartu pantun dengan kertas buffalo yang warna-warni dan terdapat gambar serta tema pada kartu pantun yang menurut mereka mempermudah untuk menulis pantun. Berdasarkan data tes yang diperoleh pada siklus I, skor rata-rata siswa secara klasikal mencapai 78,25 termasuk dalam kategori baik dan hasil tersebut sudah mencapai batas ketuntasan. Perolehan skor rata-rata tiap aspek hasil menulis pantun, yaitu aspek pilihan kata mencapai skor rata-rata 61,29, aspek isi pantun mencapai skor rata-rata 96,77, aspek adanya sampiran dan isi mencapai skor 96,77, aspek jumlah suku kata tiap baris mencapai skor 70,96, aspek persajakan mencapai skor 83,87, dan aspek jumlah baris tiap bait mencapai skor rata-rata 96,77. Meskipun rata-rata menulis pantun pada siklus I dalam kategori baik, namun ada beberapa aspek menulis pantun yang belum mencapai ketuntasan dan beberapa siswa juga ada yang belum mencapai ketuntasan dalam menulis pantun. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menulis pantun berdasarkan hasil tes pada siklus I yaitu pada aspek pilihan kata dan aspek jumlah suku kata tiap barisnya. Kesulitan pada aspek pilihan kata saat menulis pantun ini terjadi karena siswa kurang berlatih menulis pantun dan kurangannya kosa kata siswa sehingga mengalami kesulitan dalam menulis pantun. Kesulitan kedua yaitu
132 132 132
pada aspek jumlah suku kata tiap baris ini terjadi karena siswa mengalami kesulitan atau bingung untuk menghitung jumlah suku kata tiap baris. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai batas ketuntasan dalam menulis pantun. Hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto pada siklus I dapat diketahui bahwa perilaku siswa termasuk dalam kategori cukup baik, walaupun ada beberapa siswa yang masih belum antusias saat mendengarkan penjelasan dari guru dan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran masih belum baik serta kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Pada aspek keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru masih belum baik karena pada saat pembelajaran berlangsung, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, masih ada siswa
yang pasif,
bergurau dengan temannya dan ada yang bersikap tidak peduli. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran masih masih kurang hal ini terjadi karena siswa dalam merespon penjelasan atau perintah guru belum baik, siswa belum berani bertanya ketika mengalami kesulitan untuk menlus pantun dan masih ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan dari guru karena masih takut salah. Berdasarkan hasil refleksi dari hasil tes maupun hasil nontes pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I yang dilakukan belum mencapai hasil maksimal. Pada siklus I masih ada siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar dan masih ada perilaku siswa
133 133 133
yang masih negatif. Guna mencapai pembelajaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru, maka kesulitan-kesulitan tersebut akan diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya. Hal-hal yang dilakukan guru berkenaan dengan upaya perbaikan untuk kemudian diterapkan pada pembelajaran siklus II perlu segera dilakukan dengan harapan agar prestasi siswa lebih meningkat dalam menulis pantun. Guru mengadakan perbaikan-perbaikan pada siklus
II
yaitu (1)
memberikan lebih banyak contoh pantun, (2) menjelaskan jumlah suku kata tiap baris dalam menulis pantun, (3) guru melakukan bimbingan secara lebih intensif kepada siswa, (4) Guru dalam menjelaskan harus lebih jelas agar siswa memahaminya, (5) guru lebih memotivasi siswa untuk berani berpendapat, (6) guru memberikan lebih banyak pertanyaan kepada siswa. Dengan perbaikanperbaikan tersebut, pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II diharapkan hasil yang lebih memuaskan, meningkat dari siklus I ke siklus II serta perilaku siswa menjadi lebih positif.
4.1.2
Hasil Penelitian Siklus II Tindakan siklus II ini merupakan upaya untuk memperbaiki dan
memecahkan masalah menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun pada siklus I. Kemampuan siswa untuk menulis pantun pada siklus I sudah baik akan tetapi ada beberapa aspek yang belum mencapai ketuntasan dan masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Selain itu masih ada
134 134 134
perilaku siswa yang masih negatif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, tindakan siklus II dilakukan untuk meningkatkan menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun serta meningkatkan perilaku belajar yang positif. Kriteria pada siklus II yaitu siswa dapat menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dengan nilai ketuntasan yaitu 75 dalam kategori baik. Pada siklus II penelitian menulis pantun dilaksanakan dengan rencana yang lebih cermat dan sistematis daripada siklus I. Salah satunya yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Melalui usaha tersebut, diharapkan hasil penelitian meningkat dan mencapai hasil yang optimal. Selain meningkatnya hasil tes menulis pantun siswa, diikuti juga peningkatan perubahan perilaku siswa yang menjadi lebih postif. Hasil selengkapnya pada siklus II diuraikan secara rinci sebagai berikut. 4.1.2.1 Proses
Pembelajaran
Menulis
Pantun
Menggunakan
Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus II Proses pembealajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Pembelajaran menulis pantun pada siklus II sama seperti siklus I pada kegiatan awal didahului dengan salam pembuka dan berdoa bersama. Siswa mempersiapkan alat tulis sementara guru mempresensi siswa. Suasana kelas pada awal pembelajaran sangat tenang. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran pantun
135 135 135
dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Guru menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Cita-Cita Setinggi Tanah”. Siswa melihat dan mendengarkan video “Cita-Cita Setinggi Tanah” agar termotivasi untuk berusaha dengan maksimal dengan tenang dan antusias. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Cita-Cita Setinggi Tanah” dan menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video “CitaCita Setinggi Tanah”. Siswa menyimpulkan isi video ”Cita-Cita Setinggi Tanah” dengan
percaya
diri
dan
berani
mengemukakan
pendapatnya.
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Siswa menyimak penjelasan guru dengan baik dan kondusif. Siswa bersama guru mengulas terlebih dahulu kesulitan yang dialami siswa pada latihan sebelumnya dan mendiskusikan kesulitan serta membahas hasil menulis pantun siswa, pada kegiatan ini siswa sangat antusias dan aktif dalam mengikutinya. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang belum dipahami, siswa sudah berani untuk bertanya dengan aktif kepada guru dan temannya apa yang belum dipahami. Guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing siswa. Siswa secara individu menulis pantun secara kreatif sesuai syarat-syarat pantun dengan berani dan percaya diri yang baik. Setelah siswa selesai menulis pantun, guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan pantun di papan tulis dan membacakannya. Siswa sangat aktif dan percaya diri untuk menulis dan membacakan pantunnya. Siswa
yang lain
136 136 136
memberikan tanggapan terhadap pekerjaannya. Guru memberikan tanggapan dan penilaian kepada hasil pekerjaan siswa. Siswa bersama guru menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun dengan baik dan penuh percaya diri. Guru melakukan refleksi terhadappembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada kegiatan refleksi berlangsung terbangun kereflektifan yang baik. Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. Siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan oleh guru dengan kondusif dan jujur. Proses pembelajaran tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspekaspek yang diamati dalam proses pembelajaran meliputi, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran
sehingga
siswa dapat
menyadari kekurangan
saat
proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
137 137 137
Tabel 4.10 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II Frekuensi No
Aspek Pengamatan
1.
Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance,
Relevance,
Siswa
%
26
83
27
87
27
87
26
83
Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
2.
Kekondusifan
siswa
menggunakan (Assurance,
dalam
model Relevance,
menulis
pembelajaran Interest,
pantun ARIAS
Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun.
3.
Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun.
4.
Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran.
Keterangan : Baik
: 75% - 100%
Cukup
: 65% - 74%
Kurang : 0% - 64% Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil observasi selama pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembalajaran
ARIAS (Assurance,
138 138 138
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II. Dapat diketahui bahwa pada proses pembelajaran siklus II ada 26 siswa atau 83% siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang termasuk dalam kategori baik. Aspek yang kedua yang diamati berkaitan dengan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, sebanyak 27 siswa atau 87% yang termasuk dalam kategori baik. Siswa yang aktif dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun sebanyak 25 atau 80% yang termasuk dalam kategori baik. Terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya sebanyak 26 siswa atau 83% yang termasuk dalam kategori baik. 4.1.2.1.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan
Model
Pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus II Berdasarkan hasil observasi keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 24 siswa atau sebesar 77% pada siklus II menjadi 26 siswa atau sebesar 83% siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun dengan baik. Pada siklus II
139 139 139
ini siswa sudah antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, siswa sangat antusias ketika menonton video motivasi agar mereka lebih percaya diri, siswa juga antusias dan semangat ketika membahas kesultan-kesulitan dalam menulis pantun pada siklus I. Selain itu, siswa juga antusias ketika merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan dari guru. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan bahwa keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik karena adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Minat siswa terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) sangat besar terlihat ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siswa memperhatikan dengan seksama, siswa antusias mengikuti pembelajaran, dan siswa percaya diri dalam menulis pantun. Siswa merasa senang mendapatkan suasana pembelajaran baru yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan. Hasil jurnal siswa menunjukkan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa merasa senang dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun . Siswa merasa mudah untuk memahami materi dan menulis pantun dengan percaya diri
140 140 140
karena menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang memudahkan siswa untuk menggali ide atau gagasan untuk menulis. Hal ini menunjukkan bahwa siswa berminat dan senang dalam menulis pantun menggunkan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil wawancara juga digunakan untuk mengetahui keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang termasuk dalam kategori baik. Wawancara pada siklus II ini masih sama dilakukan terhadap tiga siswa yaitu yang memperoleh nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai terendah. Ketiga siswa tersebut merupakan perwakilan teman satu kelasnya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap tiga siswa, mengenai ketertarikan pada pembelajaran menulis pantun yang diterapkan oleh peneliti dapat diketahui bahwa semua siswa mengatakan bahwa mereka menyukai dan tertarik terhadap pembelajaran menulis pantun, karena mereka sudah dapat menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Menurut mereka pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun itu mempermudah mereka untuk memahami syarat-syarat menulis pantun dan memudahkan untuk menulis pantun. Mereka mudah dalam menggali ide atau gagasan untuk menulis pantun karena menggunakan media kartu pantun yang di
141 141 141
dalamnya terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, gambar serta tema. Selain data hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara, keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun juga dapat diketahui dari dokumentasi foto pada siklus II. Dokumentasi foto tersebut sebagai berikut.
Gambar 4.9 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II Gambar 4.9 menunjukkan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Terlihat keantusiasan siswa saat melihat video motivasi pada proses pembelajaran dan keantusiasan dalam mendengarkan penjelasan guru tentang materi pantun. Siswa terlihat sangat tenang dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh sehingga keantusiasan siswa dalam proses menulis pantun berlangsung intensif. Dapat diketahui bahwa kaantusiasan siswa dalam pembelajaran menulis pantun sudah
142 142 142
baik dari siklus I dan meningkat pada siklus II. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 4.1.2.1.2 Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus II Berdasarkan hasil observasi kekondusifan siswa dalam proses pembelajaran menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 24 siswa atau sebesar 77% pada siklus II menjadi 27 siswa atau sebesar 87% siswa kondusif dalam menulis pantun termasuk dalam kategori baik. Komunikasi diantara anggota kelompok juga terjalin dengan sangat baik dengan suasana kelas yang kondusif, beberapa siswa yang kurang kondusif mendapatkan perhatian khusus dari guru sehingga pembelajaran berlangsung dengan kondusif. Saat siswa memaparkan hasil menulis pantun suasana kelas terlihat kondusif, siswa lain yang tidak maju ke depan kelas memperhatikan dengan seksama ketika temannya sedang membacakan hasil pekerjaannya, sehingga suasana kelas sangat kondusif. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang berlangsung dengan baik. Tingkah laku siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung kondusif sudah tidak gaduh
143 143 143
lagi. Sebagian besar siswa sudah melaksanakan apa yang diarahkan oleh guru dengan baik, selama proses diskusi kondisi siswa jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran siklus I. Hampir semua siswa kondusif ketika menulis pantun sesuai dengan syarat pantun. Hasil jurnal siswa menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Mereka lebih tertarik dan serius untuk menulis pantun karena sudah tidak ada kesulitan dalam menulis pantun. Selain itu, siswa juga tertarik dengan pembelajaran ini karena disebabkan adanya kartu pantun dengan terbuat dari kertas buffalo yang berwarna-warni dan terdapat gambar serta tema pantun yang mempermudah untuk mereka menulis pantun. Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun sudah dapat teratasi. Mereka sudah tidak merasa malu untuk bertanya kepada guru maupun bertanya pada temannya. Selain hasil observasi, jurnal guru dan jurnal siswa, dokumentasi foto juga menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II. Dokumentasi foto tersebut sebagai berikut.
144 144 144
Gambar 4.10 Kekondusifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II Gambar 4.10 yang menunjukkan kekondusifan siswa dalam pembelajaran menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa sudah kondusif saat proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas kondusif ketika siswa menulis pantun serta ketika melihat video motivasi agar mereka lebih percaya diri.
Kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung dengan baik, yang berdampak pada meningkatnya
kemampuan
menulis
pantun
siswa.
Adanya
peningkatan
kekondusifan siswa dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 4.1.2.1.3
Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun Siklus II
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan
145 145 145
peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 24 siswa atau sebesar 77% pada siklus II menjadi 27 siswa atau sebesar 87%
siswa aktif dalam
memaparkan hasil menulis pantun dengan baik. Siswa mulai berani memaparkan hasil menulis pantun tanpa dorongan dari guru atau pun teman, siswa sudah bersedia maju tanpa ditujuk atau dorongan dari guru. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menujukkan
keaktifan
siswa dalam
memaparkan
hasil
menulis
pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik. Siswa aktif memaparkan hasil menulis pantun dengan percaya diri dan berani tanpa ditunjuk oleh guru. Siswa lain yang tidak maju memperhatikan dengan seksama ketika temannya sedang membacakan dan menuliskan hasil pekerjaannya, sehingga suasana kelas kondusif, walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan tetapi kondisi ini sudah jauh baik dibandingkan pada siklus I. Selain hasil observasi dan jurnal guru, dokumentasi foto menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II. Dokumentasi foto tersebut sebagai berikut.
146 146 146
Gambar 4.11 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun Siklus II Gambar 4.11 menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa mampu memaparkan hasil diskusinya di depan kelas dengan percaya diri dan berani. Siswa lain yang tidak maju, memperhatikan dengan seksama ketika temannya sedang membacakan dan menuliskan hasil pekerjaannya. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun termasuk dalam kategori baik, ada peningkatan dari siklus I ke siklus II yang dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.1.2.1.4
Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan hasil observasi kereflektifan suasana kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 24
147 147 147
siswa atau sebesar 77% pada siklus II menjadi 26 siswa atau 83 sebesar % menunjukkan sikap yang baik saat kegiatan refleksi sehingga terbangun suasana yang reflektif dan siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Siswa dan guru bersama-sama melakukan tahapan evaluasi untuk mengukur sejauh mana siswa memahami pembelajaran karena pada kegiatan ini guru akan mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa ketika siswa menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan kereflektifan suasana kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik. Saat kegiatan refleksi berlangsung suasana kelas kondusif, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama tentang seluruh proses pembelajaran menulis pantun yang sudah dilakukan sehingga terbangun suasana yang reflektif dan siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Pada saat kegiatan refleksi siklus II, suasana berlangsung kondusif karena siswa sudah terbiasa dengan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang diterapkan oleh guru.
148 148 148
Selain hasil observasi dan jurnal guru, dokumentasi foto juga menunjukkan kereflektifan suasana kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II. Dokumentasi foto tersebut sebagai berikut.
Gambar 4.12 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir Pembelajaran Siklus II Gambar 4.12 yang menunjukkan kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi
pada
akhir
pembelajaran
dalam
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun sudah baik sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran dalam pembelajaran menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
149 149 149
4.1.2.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus II Tindakan siklus II ini dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan menulis pantun siklus I. Kriteria penilaian keterampilan menulis pantun pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yang meliputi enam aspek antara lain (1) pilihan kata; (2) isi pantun; (3) adanya sampiran dan isi; (4) jumlah suku kata tiap baris; (5) persajakan; (6) jumlah baris tiap bait. Pada siklus II siswa masih menulis pada menggunakan pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, akan tetapi media kartu pantun yang digunakan pada siklus II memiliki tema yang berbeda dengan siklus I. Jumlah siswa yang mengikuti tes menulis pantun siklus II adalah 31 siswa. Hasil tes menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II dijelaskan pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II No
Rentang
Kategori
Frekuensi
%
Nilai
Jumlah
Nilai Rata-Rata
Nilai
1.
75-100
Baik
31
100
2661
2661 : 31 =
2.
65-74
Cukup
0
0
0
85,83
3.
0-64
Kurang
0
0
0
( Kategori Baik)
31
100
2661
Jumlah
150 150 150
Berdasarkan data pada tabel 4.11 menunjukkan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut terbukti dari hasil menulis pantun siswa pada siklus II mencapai nilai rata-rata 85,83 yang termasuk dalam kategori baik, sebanyak 31 siswa atau 100% siswa mendapatkan nilai dengan rentang 75-100 dalam kategori baik. Tidak ada satu pun siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup atau kategori kurang. Hasil tes menulis pantun siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai target peneliti yaitu dengan nilai rata-rata 75. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hasil tes keterampilan menulis pantun kelas VII F pada siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Baik Cukup Kurang
Diagram 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II
151 151 151
Diagram 4.2 menunjukkan bahwa terdapat sebesar 31 siswa atau 100% siswa sudah mendapatkan nilai dalam kategori baik dengan nilai 75-100. Tidak terdapat satu pun siswa yang mendapatkan nilai cukup dan kurang. Pada tes menulis pantun siklus II seluruh siswa mendapatkan nilai baik dan sudah mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu nilai 75. Maka penelitian ini selesai pada siklus II. Hasil masing-masing setiap aspek dipaparkan sebagai berikut ini. Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Pantun Tiap Aspek Siklus II No
Aspek
Rata-rata
Kategori
1.
Pilihan kata
75,26
Baik
2.
Isi pantun
96,77
Baik
3.
Sampiran dan isi
100
Baik
4.
Persajakan
83,87
Baik
5.
Jumlah suku kata tiap baris
87,09
Baik
6.
Jumlah baris tiap bait
100
Baik
Berdasarkan data pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa aspek pilihan kata dalam menulis pantun pada siklus II mencapai rata-rata 75,26 termasuk dalam kategori baik, aspek isi pantun mencapai rata-rata 96,77 termasuk dalam kategori baik, aspek sampiran dan isi pantun mencapai rata-rata 100 termasuk dalam kategori baik, aspek persajakan dalam menulis pantun mencapai rata-rata 83,87 termasuk dalam kategori baik, aspek jumlah suku kata tiap baris dalam pantun mencapai rata-rata 87,09 termasuk dalam kategori baik dan aspek yang terakhir
152 152 152
yaitu jumlah baris tiap bait dalam menulis pantun mencapai rata-rata 100 termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dan meningkat dari siklus I ke siklus II. Adapun untuk rincian dari hasil masingmasing aspek menulis pantun siklus II dapat dilihat pada uraian sebagai berikut. 4.1.2.2.1
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata Siklus II
Pada aspek pilihan kata penilaian dipusatkan pada tiga indikator yaitu, menggunakan kata konkret dan kata kiasan, penggunaan kata yang variatif, dan memiliki nilai estetis. Hasil tes menulis pantun pada aspek pilihan kata dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.13 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata Siklus II No
Skor
Frekuensi
%
Ʃ
Rata-Rata
Skor
Skor 70/31 x 100 =
1.
3
8
25,80
24
2.
2
23
74,19
46
3.
1
0
0
0
Jumlah
31
100
70
3
Nilai Klasikal
70/34 x 100 = 3
75,26
75,26 Kategori Baik
Berdasarkan data pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil dari aspek pilihan kata keterampilan menulis pantun mendapat rata-rata nilai 75,26. Pada aspek pilihan kata skor 3 dicapai oleh 8 siswa atau 25,80%. Skor 2 dicapai oleh 23 siswa atau 74,19% siswa dan tidak ada siswa yang mendapatkan skor terendah yaitu skor 1 dalam aspek pilihan kata. Dengan demikian, dapat disimpulkan
153 153 153
bahwa keterampilan menulis pantun siswa pada siklus II aspek pilihan kata dalam kategori baik dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil menulis pantun pada siklus I. 4.1.2.2.2
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus II
Penilaian pada aspek isi pantun ditentukan pada isi pantun yang sesuaidengan tema yang terdapat pada kartu pantun. Hasil tes menulis pantun pada aspek isi pantun dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus II No
Skor
Frekuensi
%
Ʃ
Rata-Rata
Skor
Skor
1.
1
30
96,77
30
30 X 100 =
2.
0
1
3,22
0
31
Jumlah
31
100
30
Nilai Klasikal
30 / 31 X 100 = 31
96,77
96,77 Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa hasil dari aspek isi pantun keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 96,77. Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek isi pantun dicapai oleh 30 siswa atau 96,77% dan hanya 1 siswa atau 3,22%
yang mendapatkan skor 1 dalam aspek isi pantun.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek isi pantun dalam kategori baik.
154 154 154
4.1.2.2.3
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi Siklus II
Penilaian pada aspek sampiran dan isi pada keterampilan menulis pantun ditentukan pada ada tidaknya sampiran dan isi pantun pada pantun yang siswa tulis. Hasil tes menulis pantun pada aspek sampiran dan isi dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi Siklus I No
Skor
Frekuensi
%
Ʃ
Rata-Rata
Skor
Skor
1.
1
31
100
31
31 X 100 =
2.
0
0
0
0
31
Jumlah
31
100
31
Nilai Klasikal
31/31 X 100 = 1
100
100 Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa hasil dari aspek sampiran dan isi pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 100. Pada aspek sampiran dan isi pantun, 31 siswa atau 100% siswa mendapatkan skor 1 dan tidak ada yang mendapatkan skor 0 dalam aspek ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek adanya sampiran dan isi pantun dalam kategori baik dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil menulis pantun pada siklus I. 4.1.2.2.4
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan Siklus II
Penilaian pada aspek persajakan pada keterampilan menulis pantun yaitu ditentukan adanya sajak a-b-a-b pada pantun yang ditulis siswa. Hasil perolehan
155 155 155
nilai pada aspek persajakan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Hasil tes menulis pantun pada aspek persajakan dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut. Tabel 4.16 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan Siklus II No
Skor
Frekuensi
%
1.
1
26
83,87
Ʃ Skor 26
2.
0
5
16,12
0
Jumlah
31
100
26
Rata-Rata Skor 26 X 100 = 31 83,87
Nilai Klasikal 26 /31 X 100 = 1 83,87 Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa hasil dari aspek persajakan pada keterampilan menulis pantun secara klasikal mencapai nilai rata-rata 83,87. Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek persajakan dicapai oleh 26 siswa atau 83,87% dan 5 siswa atau 16,12% yang mendapatkan skor 1 dalam aspek persajakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa pada siklus II aspek persajakan dalam kategori baik. 4.1.2.2.5
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku Kata Tiap Baris Siklus II
Penilaian pada aspek jumlah suku kata tiap baris pada keterampilan menulis pantun ditentukan dengan jumlah suku kata tiap baris yang 8-12 suku kata. Hasil tes menulis pantun pada aspek jumlah suku kata tiap baris dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut.
156 156 156
Tabel 4.17 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Jumlah Suku Kata Tiap Baris Siklus II No
Skor
Frekuensi
%
1.
1
27
87,09
Ʃ Skor 27
2.
0
4
12,90
0
Jumlah
31
100
27
Rata-Rata Skor 27 X 100 = 31 87,09
Nilai Klasikal 27/ 31 X 100 = 1 87,09 Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa hasil dari aspek jumlah suku kata tiap baris pada keterampilan menulis pantun secara klasikal mencapai nilai rata-rata 87,09. Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek ini sebanyak 27 siswa atau 87,09% dan 4 siswa atau 12,90%
yang mendapatkan skor 1 dalam
aspekjumlah suku kata tiap baris. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa pada siklus II aspek jumlah suku kata tiap baris dalam kategori baik dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil menulis pantun pada siklus I.
4.1.2.2.6
Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris Tiap Bait Siklus II
Penilaian pada aspek jumlah baris tiap bait pada keterampilan menulis pantun ditentukan jumlah pantun empat seuntai. Hasil tes menulis pantun pada aspek jumlah baris tiap bait dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut.
157 157 157
Tabel 4.18 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris Tiap Bait Siklus II No
Skor
Frekuensi
%
Nilai
Nilai Rata-Rata
Nilai Klasikal
1.
1
31
100
31
2.
0
0
0
0
31 X 100 = 31 100
31 / 1 X 100 = 31 100
Jumlah
31
100
31
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa hasil dari aspek jumlah baris tiap bait pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 100. Pada aspek jumlah baris tiap bait, 31 siswa atau 100% siswa mendapatkan skor 1 dan tidak ada yang mendapatkan skor 0 dalam aspek ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa aspek sampiran dan isi pantun dalam kategori baik serta mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil menulis pantun pada siklus I. Dari data tes keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis pantun pada siklus II dalam kategori baik karena sudah mencapai ketuntasan belajar atau target yang ditentukan peneliti dengan rata-rata 85,83. Aspek-aspek dalam menulis pantun seperti pilihan kata, isi pantun, adanya sampiran dan isi, jumlah suku kata tiap baris, persajakan dan jumlah baris tiap bait sudah dalam kategori baik dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Selain itu, semua siswa sudah baik dalam menulis pantun karena sudah mencapai
158 158 158
ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siklus II mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I.
4.1.2.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis
Pantun
Menggunakan
Model
Pembelajaran
ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus II Hasil perubahan perilaku siswa pada siklus II sama seperti siklus I ada beberapa aspek penilaian. Aspek yang diamati dalam perubahan perilaku meliputi (1) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.Untuk lebih jelas data observasi siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini. Tabel 4.19 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II Frekuensi No
Aspek Pengamatan
Siswa
%
1.
Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari
27
87
dan
26
83
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan
28
90
guru. 2.
Keaktifan
siswa
dalam
merespon,
bertanya,
menjawab saat pembelajaran. 3.
oleh guru.
159 159 159
4.
Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis
26
83
pantun.
Keterangan : Baik
: 75% - 100%
Cukup
: 65% - 74%
Kurang : 0% - 64% Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui perubahan perilaku dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun sebanyak 27 siswa atau sebesar 87% siswa antusias saat mendengarkan penjelasan dari guru termasuk dalam kategori cukup, ketika guru sedang menjelaskan siswa masih ada yang melamun, bergurau dan ada siswa yang bermain sendiri. Siswa yang aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran sebanyak 26 siswa atau sebesar 83% termasuk dalam kategori cukup, siswa dalam aspek bertanya dan menjawab masih belum percaya diri mereka masih merasa takut salah menjawab ketika guru memberikan pertanyaan. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru termasuk dalam kategori baik dapat diketahui bahwa sebanyak 28 siswa atau sebesar 90% siswa bertanggung jawab. Aspek yang terakhir yaitu keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun sebanyak 26 siswa atau sebesar 83% yang termasuk dalam kategori baik.
160 160 160
4.1.2.3.1
Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa
saat
mendengarkan penjelasan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 23 siswa atau sebesar 74% pada siklus II menjadi 27 siswa atau sebesar 87% siswa antusias saat mendengarkan penjelasan guru termasuk dalam kategori baik. Pada saat guru menjelaskan tentang materi menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama dan suasana kelas menjadi kondusif. Berbeda dengan siklus I ketika guru menjelaskan siswa yang melamun, bercanda dan bermain dengan temannya sudah berkurang, hampir seluruh siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru termasuk dalam kategori baik. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru mengalami peningkatan dibanding siklus I. Hampir seluruh siswa antusias dan memperhatikan penjelasan guru. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama serta suasana kelas yang kondusif sehingga siswa dapat memahami penjelasan guru tentang materi menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun serta siswa sudah berani bertanya kepada guru ketika
161 161 161
mengalami kesulitan atau belum memahami penjelasan guru. Guru tidak perlu menegur siswa karena perilaku siswa sudah positif. Hasil jurnal siswa menunjukkan tanggapan positif dari siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru tentang menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran menulis pantun karena menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang sebelumnya belum ada. Menurut mereka penjelasan yang dilakukan guru saat membahas materi dan hasil pekerjaan mudah untuk dipahami serta dengan pembelajaran menulis pantun ini siswa lebih termotivasi dan percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru dapat diketahui juga melalui hasil wawancara. Pendapat mengenai keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru dikemukakan oleh beberapa siswa yaitu siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Siswa dengan nilai tertinggi mengemukakan bahwa dia antusias mengikuti pembelajaran, senang mengikuti pembelajaran dan tidak mengalami kesulitan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun karena penjelasan guru mudah dipahami. Siswa yang mendapatkan nilai sedang mengemukakan bahwa dia sangat senang dan tertarik mengikuti pembelajaran, serta mengakui sudah tidak mengalami kesulitan dalam menulis pantun karena sudah paham penjelasan
162 162 162
guru. Siswa yang mendapatkan nilai rendah mengemukakan bahwa senang mengikui pembelajaran, dan sudah tidak mengalami kesulitan menulis pantun karena penjelasan guru mudah dipahami. Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa dan wawancara, hasil dokumentasi foto juga menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru selama proses pembelajaran berlangsung sudah baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.13 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Dari Guru Siklus II Gambar 4.13 menujukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru. Pada saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan dengan fokus dan seksama. Suasana kelas menjadi kondusif hanya ada suara guru yang menjelaskan materi, tidak ada anak yang
bergurau, melamun bahkan berjalan
dikelas. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru sudah baik, sudah ada peningkatan dari siklus I ke siklus II. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
163 163 163
4.1.2.3.2
Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 22 siswa atau sebesar 70% pada siklus II menjadi 26 siswa atau sebesar 83% termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II siswa sudah aktif merespon penjelasan atau perintah dari guru dengan baik, berani bertanya ketika mengalami kesulitan dan menjawab pertanyaan guru dengan percaya diri. Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi maupun kesulitan yang mereka alami, siswa sudah berani bertanya tanpa dorongan dari guru. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik. Keaktifan dalam merespon, bertanya dan menjawab pertanyaan guru pada siklus II sudah terlihat dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran menulis pantun berlangsung. Siswa sudah merespon pertanyaan guru atau perintah dari guru dengan baik, siswa sudah percaya diri dan berani untuk bertanya tentang kesulitan dalam menulis pantun serta dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan percaya diri.
164 164 164
Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun juga diketahui melalui hasil jurnal siswa. Siswa merasa senang dapat bertanya mengemukakan kesulitannya dalam menulis pantun, baik dengan guru maupun dengan teman, selain itu siswa juga senang karena bisa merespon dan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru dengan benar karena siswa sudah memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru. Siswa menuturkan bahwa pembelajaran ini lebih efektif untuk diterapkan karena dengan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) mereka merasa lebih termotivasi dan percaya diri untuk menulis pantun serta dengan adanya media kartu pantun mempermudah siswa untuk menulis pantun. Hasil wawancara menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat proses pembelajaran berlangsung. Pendapat mengenai keaktifan dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dikemukakan oleh beberapa siswa. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang,
dan
nilai
terendah.
Siswa
yang
mendapatkan
nilai
tertinggi
mengemukakan bahwa pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun mempermudah untuk memahami syarat-syarat menulis pantun dan memudahkan untuk menulis pantun serta tidak mengalami
165 165 165
kesulitan karena materi menulis pantun sudah dijelaskan oleh guru. Siswa yang mendapatkan nilai sedang mengemukakan bahwa dia sudah tidak mengalami kesulitan dalam menulis pantun karena sudah bertanya kepada guru tentang kesulitan yang dialaminya. Siswa yang mendapatkan nilai kurang mengemukakan bahwa sudah tidak takut lagi untuk merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru sehingga tidak mengalami kesulitan untuk menulis pantun. Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi foto juga menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.14 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab saat Pembelajaran Siklus II Gambar 4.14 menujukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa
166 166 166
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru dengan baik. Mereka merespon dan menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya diri dan tanpa ragu-ragu, selain itu juga mereka sudah tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru ketika mereka mengalami kesulitan untuk menulis pantun. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran sudah baik, ada peningkatan dari siklus I ke siklus II. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran guru perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 4.1.2.3.3
Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas yang Diberikan oleh Guru Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I 25 siswa atau sebesar 80% pada siklus II menjadi 28 siswa atau sebesar 90% termasuk dalam kategori baik. Siswa sanggup bertanggung jawab terhadap tugas menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun yang diberikan oleh guru dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Hampir seluruh siswa sudah bertanggung jawab terhadap tugas menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dengan baik dan melaksanakan perintah guru dengan baik.
167 167 167
Hasil jurnal guru menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang termasuk dalam kategori baik. Siswa mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun secara kelompok maupun individu dan melaksanakan perintah guru dengan baik. Selain itu, siswa bertanggung jawab dalam mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Sikap tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Selain hasil observasi dan jurnal, dokumentasi foto juga menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.15 Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas yang Diberikan oleh Guru Siklus II Gambar 4.15 menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Pada proses pembelajaran terlihat siswa bertanggungjawab
168 168 168
untuk menulis pantun sesuai dengan syarat pantun dengan baik dan melaksanakan perintah guru serta mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu termasuk dalam kategori baik, adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 4.1.2.3.4
Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I ada 24 siswa atau sebesar 77% pada siklus II menjadi 26 siswa atau sebesar 83% termasuk dalam kategori baik. Siswa dengan berani dan percaya diri menulis pantun dengan tema yang terdapat di kartu pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Siswa berani untuk bertanya kepada guru maupun teman mengenai kesulitan yang dialami, serta siswa sudah berani dan percaya diri untuk membaca dan menuliskan hasil menulis pantunnya di depan kelas yang kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa lain. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
169 169 169
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang termasuk dalam kategori baik. Siswa sudah berani dan percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun dengan sungguh-sungguh tanpa keraguan. Siswa menulis pantun sesuai dengan tema yang terdapat pada kartu pantun secara kelompok maupun individu. Siswa sudah tidak mengalami kesulitan untuk menulis pantun karena sudah berani dan percaya diri untuk bertanya sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik. Dokumentasi foto menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II dalam kategori baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.16 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus II Gambar 4.16 menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. Siswa dalam sudah berani dan percaya diri untuk menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun berdasarkan tema pada kartu pantun. Siswa juga sudah berani dan percaya diri menulis pantun di papan tulis yang kemudian
170 170 170
ditanggapi oleh guru dan siswa lainnya. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun sudah baik dari siklus I dan meningkat pada siklus II. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.1.2.4 Refleksi Siklus II Proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II berjalan dengan baik. Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran, kegiatan awal didahului dengan salam pembuka dan berdoa bersama. Siswa mempersiapkan alat tulis sementara guru mempresensi siswa. Suasana kelas pada awal pembelajaran sangat tenang. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Guru menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan memutarkan video untuk memotivasi siswa. Siswa melihat dan mendengarkan video tersebut agar termotivasi untuk berusaha dengan maksimal dengan tenang dan antusias. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video dan menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video tersebut. Selanjutnya, Siswa menyimpulkan isi video dengan percaya diri dan berani mengemukakan pendapatnya.
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
dan
manfaat
171 171 171
pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Siswa menyimak penjelasan guru dengan baik dan kondusif. Siswa bersama guru mengulas terlebih dahulu kesulitan yang dialami siswa pada latihan sebelumnya dan mendiskusikan kesulitan serta membahas hasil menulis pantun siswa, pada kegiatan ini siswa sangat antusias dan aktif dalam mengikutinya. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang belum dipahami, siswa sudah berani untuk bertanya dengan aktif kepada guru dan temannya tentang apa yang belum dipahami. Guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing siswa. Siswa secara individu menulis pantun secara kreatif sesuai syarat-syarat pantun dengan berani dan percaya diri yang baik. Setelah siswa selesai menulis pantun, guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan pantun di papan tulis dan membacakannya. Siswa sangat aktif dan percaya diri untuk menulis dan membacakan pantunnya. Siswa
yang lain
memberikan tanggapan terhadap pekerjaannya. Guru memberikan tanggapan dan penilaian kepada hasil pekerjaan siswa. Siswa bersama guru menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun dengan
baik
dan
penuh
percaya
diri.
Guru
melakukan
refleksi
terhadappembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada kegiatan refleksi berlangsung terbangun kereflektifan yang baik. Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. Siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan oleh guru dengan kondusif dan jujur.
172 172 172
Dari data tes keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis pantun pada siklus II dalam kategori baik karena sudah mencapai ketuntasan belajar atau target yang ditentukan peneliti dengan rata-rata 85,83. Terjadi peningkatan menulis pantun siswa, pada siklus I menulis pantun siswa mencapai rata-rata 78,25 pada siklus II rata-rata menulis pantun siswa menjadi 85,83. Pada siklus II aspek-aspek dalam menulis pantun seperti pilihan kata, isi pantun, adanya sampiran dan isi, jumlah suku kata tiap baris, persajakan dan jumlah baris tiap bait sudah dalam kategori baik dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus I serta sudah mencapai target ketuntasan. Selain itu, seluruh siswa sudah baik dalam menulis pantun karena mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil nontes yang terdiri atas observasi, jurnal guru dan jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi foto menunjukkan proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berjalan dengan baik serta mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, siswa masih menunjukkan sikap negatif seperti tidak memerhatikan guru menjelskan, bercanda, melamun, jalan-jalan dikelas serta suasana kelas yang sedikit gaduh. Perubahan perilaku belajar siswa menunjukkan sikap yang lebih positif. Mereka menunjukkan adanya keseriusan untuk belajar, siswa antusias dalam proses pembelajaran menulis pantun, suasana kelas yang kondusif saat pembelajaran menulis pantun, siswa aktif memaparkan hasil diskusi menulis
173 173 173
pantun dengan berani dan percaya diri, suasana reflektif terbangun dengan baik pada saat kegiatan refleksi, siswa terlihat antusias terhadap penjelasan guru, siswa aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya diri, siswa bertanggung jawab dengan baik terhadap tugas yang diberikan oleh guru, serta berani dan percaya diri dalam menulis pantun. Berdasarkan hasil tes dan nontes siswa dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II berlangsung baik. Menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) serta media kartu pantun, mempermudah siswa untuk menggali ide atau gagasan untuk menulis sampiran dan isi yang sesuai dengan tema yang terdapat pada kartu pantun. Pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa lebih mudah dalam menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Dari hasil tes dan nontes menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II tersebut berhasil mencapai ketuntasan dan sesuai dengan target yang diharapkan, sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada hasil siklus I dan hasil siklus II yang menunjukkan adanya proses peningkatan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
174 174 174
Satisfaction) dengan media kartu pantun, peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, dan perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang. Berikut perubahan berdasarkan hasil penelitian menulis pantun siklus I dan siklus II.
4.2.1 Proses
Pembelajaran
Menulis
Pantun
Menggunakan
Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II Proses pembelajaran menulis pantun berdasarkan hasil nontes pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek-aspek yang diamati dalam proses pembelajaran meliputi, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga
siswa dapat
menyadari kekurangan
saat
proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
175 175 175
Tabel 4.20 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II Siklus I No
Aspek Pengamatan
1.
Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran
menulis
(Assurance,
Peningkatan
F
%
F
%
F
%
24
77
26
83
2
6
24
77
27
87
3
10
24
77
27
87
3
10
24
77
26
83
2
6
pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS
Siklus II
Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. 2.
Kekondusifan menulis model
siswa
pantun
dalam
menggunakan
pembelajaran
ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. 3.
Keaktifan
siswa
dalam
memaparkan hasil menulis pantun. 4.
Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran.
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yang termasuk dalam kategori baik. Aspek keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I sebanyak 24 siswa atau
176 176 176
sebesar 77% meningkat 6% menjadi 26 siswa atau sebesar 83% pada siklus II. Aspek kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% meningkat 10% menjadi 27 siswa atau sebesar 87% pada siklus II. Aspek ketiga yaitu aspek keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun pada siklus I sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% meningkat 10% menjadi 27 siswa atau sebesar 87% pada siklus II. Aspek terakhir yaitu aspek kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaranpada siklus I sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% meningkat 10% menjadi 26 siswa atau sebesar 83% pada siklus II. Peningkatan proses pembelajaran menulis pantun dijelaskan sebagai berikut. 4.2.1.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siswa menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada 24 siswa atau sebesar 77% siswa yang antusias dalam proses pembelajaran dan pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau sebesar 83% siswa yang antusias dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
177 177 177
Pada siklus I siswa terlihat kurang antusias dan tidak siap mengikuti pembelajaran menulis pantun. Ada beberapa siswa yang terlihat tidak memperhatikan penjelasan guru, sibuk bermain sendiri dan bercanda. Pada siklus II siswa sudah antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, siswa sangat antusias ketika menonton video motivasi agar mereka lebih percaya diri, siswa juga antusias dan semangat ketika membahas kesulitan-kesulitan dalam menulis pantun pada siklus I serta antusias ketika merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan dari guru. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menujukkan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik karena adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I beberapa siswa sudah menujukkan sikap positif siswa saat pembelajaran berlangsung dan menunjukkan keantusiaan saat menulis pantun. Namun ada siswa yang masih menunjukkan sikap negatif, mereka tidak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran
menulis
pantun
dan masih
belum
memperhatikan
pembelajaran. Sedangkan pada siklus II siswa sudah menujukkan sikap positif, minat siswa terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) sangat besar terlihat ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siswa
178 178 178
memperhatikan dengan seksama, siswa antusias mengikuti pembelajaran, dan siswa percaya diri dalam menulis pantun. Hasil jurnal siswa pada siklus I dan siklus II menunjukkan tanggapan yang positif. Siswa senang dan tertarik menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun mereka menuturkan kemudahan dalam menggali ide atau gagasan untuk menulis pantun karena adanya media kartu pantun yang di dalamnya terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, gambar serta adanya tema pada kartu pantun. Hal ini menunjukkan bahwa siswa berminat dan senang dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I dan siklus II juga menunjukkan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I beberapa siswa mengemukakan bahwa senang dan tertarik dengan pembelajaran pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, media kartu pantun dapat mempermudah dalam menulis pantun akan tetapi ada siswa yang mengalami kesulitan untuk menulis sampiran. Sedangkan pada siklus II, beberapa siswa mengemukakan senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis pantun menggunakann model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
179 179 179
Assessment,
Satisfaction)
dengan
media
kartu
pantun.
Kartu
pantun
mempermudah dalam menggali ide atau gagasan untuk menulis pantun karena terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, gambar dan tema serta siswa mengemukakan sudah tidak mengalami kesulitan untuk menulis pantun karena sudah paham dengan penjelasan guru. Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun juga dapat diketahui dari dokumentasi foto pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut. Siklus I
Siklus II
Gambar 4.17 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II Gambar 4.17 menunjukkan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I ada beberapa siswa yang terlihat kurang
180 180 180
antusias dan bermain sendiri sedangkan pada siklus II siswa terlihat keantusiasan siswa saat melihat video motivasi pada proses pembelajaran, siswa terlihat sangat tenang dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh sehingga keantusiasan siswa dalam proses menulis pantun berlangsung intensif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.
4.2.1.2 Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil observasi tentang kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada 24 siswa atau sebesar 77% siswa yang kondusif dalam proses pembelajaran menulis pantun dan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa atau sebesar 87% siswa yang kondusif dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I saat diskusi kelompok dan proses pembelajaran menulis pantun suasana kelas relatif cukup kondusif. Ada beberapa siswa saat menulis pantun terlihat tidak serius, bermain dan bercanda dengan temannya. Pada siklus II suasana kelas dalam proses pembelajaran menulis pantun
181 181 181
berlangsung dengan kondusif dan saat siswa memaparkan hasil menulis pantun suasana kelas terlihat kondusif. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I beberapa siswa sudah menujukkan sikap positif saat pembelajaran berlangsung suasana kelas kondusif, kelas cukup tenang sehingga memperlancar proses pembelajaran. Meskipun demikian, ada beberapa siswa yang belum kondusif dalam mengikuti pembelajaran serta ada siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas dan bercanda. Pada siklus II siswa sudah melaksanakan apa yang diarahkan oleh guru dengan baik suasana yang kondisif, hampir semua siswa kondusif ketika menulis pantun sesuai dengan syarat pantun. Selain jurnal guru, jurnal siswa pada siklus I dan siklus II
juga
menunjukkan tanggapan yang positif dari siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa senang dan tertarik karena dengan pembelajaran ini mereka termotivasi dan lebih percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun dengan baik. Selain itu, siswa juga tertarik dengan pembelajaran ini karena disebabkan adanya kartu pantun dengan terbuat dari kertas buffalo yang berwarna-warni dan terdapat gambar serta tema pantun yang mempermudah untuk mereka menulis pantun.
182 182 182
Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam menulis pantun sesuai syaratsyarat pantun sudah dapat teratasi. Mereka sudah tidak merasa malu untuk bertanya kepada guru maupun bertanya pada temannya Selain hasil observasi, jurnal guru dan jurnal siswa, dokumentasi foto juga menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut. Siklus I
Siklus II
Gambar 4.18 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II Gambar 4.18 yang menunjukkan kekondusifan siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I suasana kondusif ketika menulis pantun tetapi ada siswa yang masih melamun dan bergurau. Pada siklus II suasana kelas kondusif ketika siswa menulis pantun dengan lebih percaya diri. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
183 183 183
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung dengan baik, yang berdampak pada meningkatnya kemampuan menulis pantun siswa. Adanya peningkatan kekondusifan siswa dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 4.2.1.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada 24 siswa atau sebesar 77% siswa aktif memaparkan hasil menulis pantun dan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa atau sebesar 87% siswa aktif memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I siswa masih ragu dan malu untuk memaparkan hasil menulis pantun serta masih dengan dorongan atau perintah dari guru untuk memaparkan hasil menulis pantun sedangkan pada siklus II siswa mulai berani memaparkan hasil menulis pantun tanpa dorongan dari guru atau pun teman, siswa sudah bersedia maju tanpa ditujuk. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
184 184 184
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I siswa sudah percaya diri untuk memaparkan hasil menulis pantunnya, namun suasana kelas menjadi gaduh ketika siswa menunjuk satu sama lain untuk memaparkan hasil menulis pantunnya sedangkan pada siklus II siswa aktif memaparkan hasil menulis pantun di dengan percaya diri dan berani tanpa ditunjuk oleh guru. Selain hasil observasi dan jurnal guru, keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun pada siklus I dan siklus II dapat diketahui dengan dokumentasi foto. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut. Siklus I
Siklus II
Gambar 4.19 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II Gambar 4.19 yang menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I siswa memaparkan hasil diskusi menulis pantun dengan percaya diri dan berani membacakan dan menulis hasil diskusinya di depan kelas, walaupun ada
185 185 185
beberapa siswa yang masih malu dan dengan dorongan guru sedangkan pada siklus II siswa
mampu memaparkan hasil diskusinya di depan kelas dengan
percaya diri dan berani tanpa adanya dorongan dari guru. Siswa lain yang tidak maju, memperhatikan dengan seksama ketika temannya sedang membacakan dan menuliskan hasil pekerjaannya. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun termasuk dalam kategori baik, ada peningkatan dari siklus I ke siklus II yang dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.2.1.4 Kereflektifan
Suasana
saat
Kegiatan
Refleksi
Pada
Akhir
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil observasi tentang kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi
pada akhir
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada 24 siswa atau sebesar 77% siswa menunjukkan sikap yang baik saat kegiatan refleksi sehingga terbangunnya suasana reflektif ketika kegiatan refleksi berlangsung dan pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau sebesar 83% siswa menunjukkan sikap yang baik saat kegiatan refleksi sehingga terbangunnya suasana reflektif ketika kegiatan refleksi menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung.
186 186 186
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I saat kegiatan refleksi berlangsung suasana kelas cukup kondusif, bahkan ada beberapa anak yang membuat suasana kelas menjadi gaduh akan tetapi guru dapat mengontrol kelas sehingga proses refleksi tetap berjalan kondusif. Pada siklus II saat kegiatan refleksi berlangsung suasana kelas kondusif, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama tentang seluruh proses pembelajaran menulis pantun yang sudah dilakukan sehingga terbangun suasana yang reflektif dan siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Selain hasil observasi dan jurnal guru, dokumentasi foto juga menunjukkan kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
187 187 187
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.20 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Gambar 4.20 yang memperlihatkan kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi
pada
akhir
pembelajaran
dalam
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun sudah baik sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran dalam pembelajaran menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto dapat disimpulkan proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dalam
188 188 188
proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siswa sudah antusias, siswa kondusif dalam menulis pantun, siswa aktif dalam memaparkan hasil menulis pantun di depan kelas, dan terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akir pembelajaran sehingga siswa menyadari kekurangan dan mengetahui perbaikan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. 4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II Hasil peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siklus I dan siklus II pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dapat dilihat dalam tabel 4.21 sebagai berikut. Tabel 4.21 Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II No
Aspek
Skor
1. 2. 3. 4. 5.
Pilihan kata Isi pantun Sampiran dan isi Persajakan Jumlah suku kata tiap baris Jumlah baris tiap bait
3 1 1 1 1
6.
Siklus I F (%) 57 61,29 30 96,77 30 96,77 26 83,87 22 70,96
1 30 Jumlah
96,77
Siklus II F (%) 70 75,26 30 96,77 31 100 26 83,87 27 87,09 31
100
Peningkatan (%) 13,97 0 3,23 0 16,13 3,23 36,56
189 189 189
Berdasarkan tabel 4.21 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 36,56% pada siklus II. Pada siklus II keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siswa sudah mencapai ketuntasan belajar. Pada aspek pilihan kata terjadi peningkatan sebesar 13,97% dari 61,29% menjadi 75,26%. Pada aspek isi pantun tidak terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada aspek ini tetap sebesar 96,77%. Pada aspek ketiga yaitu aspek sampiran dan isi mengalami peningkatan sebesar 3,23%, dari 96,77% menjadi 100%. Pada aspek yang keempat yaitu aspek persajakan juga tidak mengalami peningkatan, pada siklus I dan siklus II sama yaitu sebesar 83,87%. Aspek selanjutnya adalah aspek jumlah suku kata tiap baris, pada aspek ini mengalami peningkatan sebesar 16,13% dari 70,96% menjadi 87,09%. Aspek yang terakhir yaitu jumlah baris tiap bait, pada aspek ini terjadi peningkatan 3,23% dari 96,77 menajdi 100%. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus II tes menulis pantun siswa dalam kategori baik dan semua aspek menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.
190 190 190
Untuk mengetahui lebih jelas tiap-tiap aspek keterampilan menulis pantun beserta peningkatan dari siklus I ke siklus II disajikan pada diagram dibawah ini. 120 100 80 Siklus 1 60
Siklus 2 Peningkatan
40 20 0 1
2
3
4
5
6
Diagram 4.3 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II Diagram 4.3 menunjukkan bahwa adanya peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) pada siklus II. Pada aspek kelima menulis pantun yaitu aspek jumlah suku kata tiap baris terjadi peningkatan 16,13% dari 70,96 menjadi 87,09% merupakan peningkatan tertinggi dari semua aspek. Peningkatan terendah ada pada aspek isi pantun dan aspek persajakan. Pada aspek isi pantun tidak mengalami peningkatan atau pengingkatan sebesar 0%, dari 96,77% menjadi 96,77% dan pada aspek persajakan juga tidak mengalami peningkatan atau pengingkatan sebesar 0%, dari 83,77 menjadi 83,77%. Walaupun kedua aspek itu tidak mengalami peningkatan pada siklus II, kedua aspek itu termasuk dalam kategori baik karena sudah mencapai target yaitu
191 191 191
75-100%.
Dapat disimpulkan pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yang termasuk dalam kategori baik dan mencapai ketuntasan belajar. 4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil nontes pada siklus I dan siklus II menunjukkan perubahan perubahan perilaku siswa dari negatif ke arah yang positif. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya meneliti kemampuan menulis pantun siswa, akan tetapi meneliti perubahan perilaku siswa pada siklus I dan siklus II. Aspek yang diamati dalam perubahan perilaku meliputi (1) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggungjawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun. Hasil perubahan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun pada siklus I dan siklus II dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 4.22 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II Siklus I No 1.
Aspek Pengamatan Keantusiasan
siswa
saat
mendengarkan penjelasan dari
Siklus II
Peningkatan
F
%
F
%
F
%
23
74
27
87
3
13
192 192 192
guru. 2.
Keaktifan
siswa
merespon,
bertanya,
dalam
22
70
26
83
4
13
25
80
28
90
3
10
24
77
25
80
1
3
dan
menjawab saat pembelajaran. 3.
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
4.
Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa perubahan perilaku siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yang termasuk dalam kategori baik. Aspek keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru pada siklus I sebanyak 23 siswa atau sebesar 74% meningkat 13% menjadi 27 siswa atau sebesar 87% pada siklus II. Aspek keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran.menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I sebanyak 22 siswa atau sebesar 70% meningkat 13% menjadi 26 siswa atau sebesar 83% pada siklus II. Aspek ketiga yaitu aspek tanggungjawab siswa terhadap tugas menulis pantun yang diberikan oleh guru pada siklus I sebanyak 25 siswa atau sebesar 80% meningkat 10% menjadi 28 siswa atau sebesar 90% pada siklus II. Aspek terakhir yaitu keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
193 193 193
Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% meningkat 3% menjadi 25 siswa atau sebesar 80% pada siklus II. Peningkatan proses pembelajaran menulis pantun dijelaskan sebagai berikut. 4.2.3.1 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada 23 siswa atau sebesar 74% siswa antusias mendengarkan penjelasan guru dan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa atau sebesar 87% siswa antusias mendengarkan penjelasan guru dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I ketika guru memberikan penjelasan ada
beberapa siswa
yang kurang antusias mereka kurang memperhatikan penjelasan guru, masih ada yang bercanda dan bermain dengan temannya sedangkan pada siklus II pada saat guru menjelaskan tentang materi menulis siswa memperhatikan dengan seksama dan suasana kelas menjadi kondusif. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
194 194 194
kartu pantun dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ketika guru menjelaskan masih ditemukan beberapa siswa yang kurang antusias, kurang memperhatikan penjelasan guru, masih ada siswa yang bercanda, terlihat pasif serta masih bersikap acuh tak acuh sibuk dengan kegiatannya sendiri. Pada siklus II hampir seluruh siswa antusias dan memperhatikan penjelasan guru dengan seksama serta suasana kelas yang kondusif serta sudah berani bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan atau belum memahami penjelasan guru. Hasil jurnal siswa siklus I dan siklus II menunjukkan tanggapan positif dari siswa. Siswa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran karena model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat mempermudah mereka untuk memahami materi dan menulis pantun. Menurut mereka penjelasan yang dilakukan guru saat membahas materi dan hasil pekerjaan siswa mudah untuk dipahami serta dengan adanya pembelajaran menulis pantun ini siswa lebih termotivasi dan percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru juga dapat diketahui melalui hasil wawancara. Pendapat mengenai keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru dikemukakan oleh beberapa siswa yaitu siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Pada siklus I siswa menuturkan senang dan tertarik mengikuti pembelajaran, akan tetapi masih mengalami kesulitan untuk menulis pantun. Pada siklus II siswa dengan nilai tertinggi mengemukakan bahwa dia antusias mengikuti pembelajaran, senang
195 195 195
mengikuti pembelajaran dan tidak mengalami kesulitan menulis pantun karena penjelasan guru mudah dipahami. Siswa yang mendapatkan nilai sedang mengemukakan bahwa dia sangat senang dan tertarik mengikuti pembelajaran, serta mengakui sudah tidak mengalami kesulitan dalam menulis pantun karena sudah paham penjelasan guru. Siswa
yang mendapatkan nilai rendah
mengemukakan bahwa senang mengikui pembelajaran, dan sudah tidak mengalami kesulitan menulis pantun karena penjelasan guru mudah dipahami. Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara, dokumentasi foto juga menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut. Siklus I
Siklus-II
Gambar 4.21 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasa dari Guru Siklus I dan Siklus II Gambar 4.21 menujukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
196 196 196
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I terlihat beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, ada siswa yang bergurau dengan temannya, bercerita dan ada yang bermain sendiri serta acuh tak acuh. Pada siklus II siswa memperhatikan penjelasan guru dengan fokus dan seksama sehingga suasana kelas menjadi kondusif. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru dalam pembelajaran menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 4.2.3.2 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada 22 siswa atau sebesar 70% siswa keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran dan pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau sebesar 83% siswa keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I masih banyak siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran, merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan malu dan ragu karena takut salah serta belum berani bertanya ketika mengalami kesulitan sedangkan pada
197 197 197
siklus II siswa sudah aktif merespon penjelasan atau perinah dari guru dengan baik, berani bertanya ketika mengalami kesulitan dan menjawab pertanyaan guru dengan percaya diri. Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi maupun kesulitan yang mereka alami, siswa sudah berani bertanya tanpa dorongan dari guru. Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada siswa yang kurang merespon guru, siswa masih merasa malu untuk bertanya kepada guru tentang kesulitan menulis pantun dan masih ragu untuk menjawab pertanyaan dari guru. Pada siklus II Siswa sudah merespon pertanyaan guru atau perintah dari guru dengan baik, siswa sudah percaya diri dan berani untuk bertanya tentang kesulitan dalam menulis pantunserta dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan percaya diri. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya dan menjawab saat pembelajaran dapat diketahui melalui jurnal siswa. Hasil jurnal siklus I dan siklus II mendapat tanggapan positif dari siswa, siswa merasa senang dapat bertanya tentang kesulitan dalam menulis pantun, baik dengan guru maupun dengan teman. Siswa tertarik dengan pembelajaran ini karena adanya kartu pantun dengan kertas buffalo yang warna-warni dan terdapat gambar serta tema pada kartu pantun yang
198 198 198
menurut mereka mempermudah untuk menggali ide atau gagasan dalam menulis pantun dan bahwa menuturkan bahwa pembelajaran ini lebih efektif untuk diterapkan karena dengan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) mereka merasa lebih termotivasi dan percaya diri untuk menulis pantun serta dengan adanya media kartu pantun mempermudah siswa untuk menulis pantun. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru juga dapat diketahui melalui hasil wawancara. Pendapat mengenai keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru dikemukakan oleh beberapa siswa yaitu siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Pada siklus I ada siswa yang masih ragu-ragu untuk bertanya kepada guru atau teman dan menjawab pertanyaan dari guru karena takut salah dan tidak percaya diri. Pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mengemukakan bahwa dia senang mengikuti pembelajaran dan tidak mengalami kesulitan untuk menulis pantun. Siswa yang mendapatkan nilai sedang mengemukakan bahwa dia sudah tidak mengalami kesulitan dalam menulis pantun karena sudah bertanya kepada guru tentang kesulitan yang dialaminya. Siswa yang mendapatkan nilai kurang mengemukakan bahwa sudah tidak takut lagi untuk merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru sehingga tidak mengalami kesulitan untuk menulis pantun. Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara, dokumentasi foto juga dapat menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model
199 199 199
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan sikus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut. Siklus I
Siklus II
Gambar 4.22 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab saat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Gambar 4.22 menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I terlihat hanya satu siswa yang merespon dan berani menjawab pertanyaan dari guru, siswa yang tidak berani menjawab bahkan suasana kelas menjadi gaduh ketika siswa saling menunjuk. Pada siklus II siswa merespon dan menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya diri dan tanpa ragu-ragu, selain itu a mereka sudah tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru ketika mereka mengalami kesulitan untuk menulis pantun. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun
200 200 200
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 4.2.3.3 Tanggung Jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan oleh Guru Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil observasi tentang tanggung jawab siswa terhadap tugas menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang diberikan oleh guru menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada 25 siswa atau sebesar 80% siswa menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru dan pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau sebesar 90% siswa menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru. Pada siklus I ada beberapa siswa yang kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru, mereka sibuk dengan kegiatan yang lain, bercanda dengan teman dan bersikap tidak peduli dengan tugas yang diberikan guru. Pada siklus II hampir seluruh siswa sudah bertanggung jawab terhadap tugas menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dengan baik dan melaksanakan perintah guru dengan baik. Jurnal guru menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang diberikan oleh guru dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I masih ada beberapa anak yang terlihat kurang
201 201 201
tanggung jawab terhadap tugas yang guru berikan dan bersikap acuh tak acuh serta menunda untuk mengumpulkan tugas. Pada siklus II siswa sudah mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun secara kelompok maupun individu dengan baik, melaksanakan perintah guru dan siswa bertanggung jawab dalam mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Selain hasil observasi dan jurnal, dokumentasi foto juga menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut. Siklus I
Siklus II
Gambar 4.23 Tanggung Jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh Guru Siklus I dan Siklus II Gambar 4.23 menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
202 202 202
dengan media kartu pantun. Pada siklus I siswa bertanggung jawab menulis pantun dengan baik dan melaksanakan perintah dari guru. Namun, ada beberapa siswa yang terlihat kurang bertanggung jawab dan bersikap kurang peduli terhadap tugas yang diberikan guru. Pada siklus II siswa bertanggung jawab untuk menulis pantun sesuai dengan syarat pantun dengan baik dan melaksanakan perintah guru serta mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru saat pembelajaran menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.2.3.4 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil observasi tentang keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang diberikan oleh guru menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada 24 siswa atau sebesar 77% siswa berani dan percaya diri dalam menulis pantun dan pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar 80% siswa berani dan percaya diri dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I ada beberapa siswa yang belum berani dan percaya diri untuk menulis pantun sedangkan pada siklus II hampir seluruh siswa sudah berani dan percaya diri untuk menulis pantun.
203 203 203
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang diberikan oleh guru dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada beberapa siswa yang belum berani dan percaya diri untuk menulis pantun, mereka terlihat masih mengalami kesulitan untuk menulis pantun dan tidak berani bertanya mengenai kesulitan yang dialami. Pada siklus II siswa berani menulis pantun dengan baik, siswa sudah berani untuk bertanya kepada guru maupun teman mengenai kesulitan yang dialami, serta berani dan percaya diri untuk membaca dan menuliskan hasil menulis pantunnya di depan kelas yang kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa lain. Dokumentasi foto juga menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut. Siklus I
Siklus-II
Gambar 4.24 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II
204 204 204
Gambar 4.24 menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS
(Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan siklus II. Pada Pada siklus I siswa dengan percaya diri dan berani menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun, namun masih ada beberapa siswa yang masih belum berani dan percaya diri dalam menulis pantun. Pada siklus II siswa sudah berani dan percaya diri menulis pantun dan berani untuk menulis pantun di papan tulis yang kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa lainnya. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
Penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang dilakukan menunjukkan hasil yang baik. Keterampilan menulis pantun siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siklus I dan siklus II. Hasil tes keterampilan menulis pantun pada siklus I yaitu 78,25 yang termasuk dalam kategori baik. Pada tes siklus I ini tidak ada siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup. Pada kategori baik dicapai oleh 25 siswa atau 80,64% dengan rentang nilai 75-100 dan dalam kategori kurang dicapai oleh
205 205 205
6 siswa atau 19,35% dengan nilai 0-64. Hasil siklus I sudah mencapai batas ketuntasan minimal yang telah ditentukan tetapi ada beberapa aspek yang belum mencapai ketuntasan minimal dan ada beberapa siswa yang belum mencapai batas ketuntasan dalam menulis pantun sehingga peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II secara klasikal mencapai nilai rata-rata 85,83 yang termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II ini 31 siswa atau 100% siswa mendapatkan nilai dengan rentang 75-100 dalam kategori baik. Tidak ada satu pun siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup atau kategori kurang. Proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu terbukti dengan meningkatnya
keantusiasan
siswa
dalam
pembelajaran,
meningkatnya
kekondusifan siswa, meningkatnya keaktifan siswa dan kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi. Perilaku siswa dalam melaksanakan pembelajaran menulis pantun pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang masih menunjukkan perilaku yang negatif yaitu kurang memperhatikan penjelasan guru, selain itu dalam merespon, menjawab dan bertanya masih malu dan ragu-ragu belum percaya diri. Akan tetapi, pada siklus II perilaku siswa mengalami perubahan menjadi baik. Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dan dalam merespon, menjawab, bertanya sudah berani dan percaya diri. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berkedudukan sebagai pelengkap dari penelitian-penelitian sebelumnya. Laily
(2010)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“Peningkatan
Keterampilan Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas
206 206 206
IX-A MTs. Darul Ma’arif Pringapus Kabupaten Semarang”. Penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Statisfaction) melalui Strategi 3M. Hal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata pada siklus I sebesar 62,06 yang termasuk dalam kategori cukup. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 16,95% menjadi 76,09 termasuk dalam kategori baik. Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif yaitu siswa lebih antusias dalam pembelajaran. Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka lebih efektif penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena pada siklus II mencapai 85,83. Selain itu, pada perubahan perilaku siswa tidak hanya antusias saja, dalam penelitian peneliti perubahan perilaku siswa yang menjadi positif yaitu keantusiasan siswa, kekondusifan siswa, keaktifan siswa dan berani serta percaya diri dalam menulis pantun. Penelitian juga dilakukan oleh Nuraeni (2010) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM dengan Media Kartu Warna Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya Praja Ungaran”. Hasil yang diperoleh keterampilan menulis wacana menggunakan pendekatan PAIKEM dengan media kartu warna edukasi menunjukkan adanya
207 207 207
suatu peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan sebesar 16,76% dengan nilai rata-rata 57,69 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 32,15% dengan nilai rata-rata 76,24 dan termasuk dalam kategori baik. Perubahan tersebut terjadi pada siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif yaitu siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka efektif penelitian peneliti karena pada siklus II mencapai 85,83. Selain itu, pada perubahan perilaku siswa tidak hanya aktif saja, dalam penelitian peneliti perubahan perilaku siswa yang menjadi positif yaitu keantusiasan siswa, kekondusifan siswa dan berani serta percaya diri dalam menulis pantun. Berdasarkan uraian perbandingan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun dapat ditingkatkan dengan berbagai pendekatan, teknik, strategi, maupun media pembelajaran tertentu. Penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun belum pernah dilakukan. Hasil yang dicapai sangat baik, pada siklus II mencapai 85,83. Proses pembelajaran yang meningkat dari siklus I ke siklus II dan perilaku siswa juga mengalami perubahan dari arah negatif menjadi positif. Hal tersebut menunjukkan keberhasilan penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun pada siswa kelas VII F
208 208 208
SMP Negeri 24 Semarang. Oleh karena itu penelitian tersebut dilakukan sebagai pelengkap dari penelitian sebelumnya.
209 209 209
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Simpulan berdasarkan hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang sebagai berikut. 1) Terjadinya
peningkatan
dalam
proses
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil proses pembelajaran siklus I ke siklus II yaitu siswa antusias dan kondusif dalam proses pembelajaran menulis pantun, siswa aktif memaparkan hasil diskusi menulis pantun dan terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. 2) Hasil tes keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang dilakukan pada siswa kelas VII F SMP Negeri Semarang mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan menulis pantun tersebut diketahui dari hasil siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata hasil tes
210 210 210
siklus I sebesar 78,25 termasuk dalam kategori baik dan sudah mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Akan tetapi, masih ada aspek-aspek menulis pantun yang belum mencapai target yang diharapkan dan ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar. Pada siklus II nilai rata-rata hasil tes menulis pantun sebesar 85,83 termasuk dalam kategori baik. Aspek-aspek menulis pantun mengalami peningkatan mencapai ketuntasan belajar dan semua siswa juga mencapai ketuntasan belajar. 3) Perubahan perilaku siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang mengalami peningkatan ke arah positif dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun mengggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nontes yang meliputi hasil observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Pada siklus I ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan, tidak merespon penjelasan guru dengan baik, belum berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Tanggung jawab siswa terhadap tugas serta keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun baik. Pada siklus II mengalami peningkatan ke arah yang positif yaitu siswa antusias saat mendengarkan penjelasan dari guru, siswa aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab, tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru sudah baik serta keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun sudah dalam kategori baik.
211 211 211
5.2 Saran Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan pada simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan
media kartu pantun
dapat dijadikan alternatif
pembelajaran sebagaimana yang ditunjukan dari hasil penelitian ini yang terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menulis pantun dan perubahan perilaku siswa ke arah positif. 2) Penelitian menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian menulis pantun.
212 212 212
DAFTAR PUSTAKA
Agni, Binar. 2009. Sastra Indonesia Lengkap. Jakarta : Hi-Fest Publishing. Ahmadi, Iif Khoiru dkk . 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Andrzejczak, Nancy dkk. 2005. “International Journal of Education and the Arts, From Image to Text Using Images in the Writing Process”. No. 12 Vol. 6, page 1-17. (Online) http://www.ijea.org/v6n12/ (23Maret 2015). Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta : PT Raja Grafinfo Persada. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke 3. Jakarta: Balai Pustaka. Gani, Erizal. 2010. Pantun Minangkabau dalam Perspektif Budaya dan Pendidikan. Padang : UNP Press. Hidayah, Siti Nur. 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Teknik Pancingan Kata Kunci Pada Siswa Kelas VII A SMP PGRI 3 Boja Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang : UNNES. Jabrohim, Chaerul Anwar dkk. 2003. Cara Menulis kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jacobson, Laura Thompson. 2010. “Improving the Wrtiting Performance of High School Student with Attention Deficit/Hyperactivity Disorder and Writing Difficulties”.(Online)http://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi? article=1044&contex=cehsdiss (25 Maret 2015). Kartono. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis. Yogyakarta : Kanisius. Kinasih, Rizki Utami. 2009. Peningkatan Menulis Pantun dengan Pancingan Kata Kunci Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Skripsi. UNNES.
213 213 213
Laily, Khorida. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Metode Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Statisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs. Skripsi. UNNES. Martofiah. 2008. Peningkatan Menulis Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa Kelas IV A SD Islam Al-Madina Sampangan Semarang. Skripsi. UNNES. Media, Shira. 2011. Buku Pintar Pantun Puisi & Majas. Yogyakarta: Shira Media. Mihardja, Ratih. 2012. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta Timur : Lakar Aksara. Natia, IK. 2008. Ikhtisar Teori dan Periodisasi Sastra Indonesia. Surabaya: Bintang. Nuraeni, Heti. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM dengan Media Kartu Warna Edukasi Pada Siswa Kelas XI AP 1 SMK Widya Praja Ungaran. Skripsi. UNNES. Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adi Cita Pangesti, Mutia Dwi. 2014. Buku Pintar Pantun dan Peribahasa. Jakarta : Pustaka Nusantara Indonesia. Pratama, Aditya Bagus. 2008. Koleksi Pantun dan Puisi. Surabaya : Pustaka Media. Rahman, Muhammat. Amri, Sofan. 2014. Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Terintegratif. Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya. Rizal, Yose. 2010. Apresiasi Puisi dan Sastra Indonesia. Jakarta: Grafika Mulia. Rosidi, Imron. 2009. Menulis... Siapa Takut?. Yogyakarta: PT Kanisius. Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sadikin, Mustofa. 2010. Kumpulan Sastra Indonesia Edisi Terlengkap. Jakarta: Gudang Ilmu. Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang : Widya Karya.
214 214 214
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran dan Sastra Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suseno, Tusiran. 2008. Mari Berpantun. Depok : Yayasan Panggung Melayu. Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-Model Pembelajaran. Mataram : Holistica. Trianto. 2007. Model-model Pempelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Wagiran dan Mukh. Doyin. 2005. Curah Gagasan Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Rumah Indonesia BIS FBS Unnes. Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa dan Pantun Lama. Jogjakarta: Saufa. Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta : Graha Ilmu Winataputra, Udin S. 2005. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : PAU PPAI Universitas Terbuka. Wojowasito, S. 1972. Ilmu Kalimat Strukturil. Malang : Jurusan Bahasa dan Indonesia, FKSS, IKIP Malang.
215 215 215
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: VII F / I
Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 8. Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng.
B. Kompetensi Dasar 8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun.
C. Indikator 1.
Mengidentifikasi syarat-syarat pantun
2.
Mengidentifikasi jenis-jenis pantun
3.
Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Setelah
bertanya
jawab
dan
mengidentifikasi syarat-syarat pantun.
berdiskusi
siswa
dapat
216 216 216
2.
Setelah
memperoleh
contoh-contoh
pantun
siswa
dapat
mengidentifikasi jenis-jenis pantun. 3.
Setelah mengidentifikasi syarat-syarat pantun dan jenis pantun siswa dapat menulis pantun yang sesuai syarat-syarat pantun.
E. Materi Pembelajaran 1. Syarat-syarat pantun 2. Jenis-jenis pantun 3. Langkah-langkah menulis pantun
F. Metode Pembelajaran 1. Model
: Model Pembelajaran ARIAS
2. Teknik
: Ceramah, tanya jawab, diskusi, inkuiri
G. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama Komponen
Kegiatan Pembelajaran
Metode
Model
Alokasi waktu 10 menit
Kegiatan Awal 1. Guru mengondisikan siswa agar Tanya Jawab siap
dalam
mengikuti
pembelajaran. 2. Guru
memberikan
apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran
217 217 217
pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Assurance (percaya diri)
3. Guru menanamkan rasa percaya diri dan memotivasi siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Jangan Pernah Menyerah”. 4. Guru
menuntun
menarik
siswa
simpulan
untuk
isi
video
Diskusi
“Jangan Pernah Menyerah”. 5. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
menulis Tanya jawab
pembelajaran
Relevance
pantun
( relevansi)
untuk masa sekarang maupun
bagi
kehidupan
siswa
masa mendatang. 6. Guru
menjelaskan
langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilalui. 60 menit
Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Guru membagikan contoh-contoh pantun
yang
sesuai
dengan
kehidupan siswa. 2. Siswa
berdiskusi
untuk
Diskusi
218 218 218
mengidentifikasi pantun
syarat-syarat
berdasarkan
contoh
pantun. 3. Siswa
berdiskusi
untuk
mengelompokkan contoh pantun sesuai jenis-jenis pantun. 4. Siswa
guru Tanya jawab
bersama
mendiskusikan
syarat-syarat
pantun dan jenis-jenis pantun. 5. Siswa bertanya jawab dengan guru
mengenai
hal-hal
yang
belum dipahami. Elaborasi Interest (minat/ perhatian)
6. Guru menjelaskan cara menulis pantun
dengan
media
kartu
pantun kepada siswa. 7. Siswa
berkelompok
sesuai
dengan pembagian yang telah ditentukan,
masing-masing
beranggotakan 4 siswa. 8. Guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masingmasing kelompok.
Ceramah
219 219 219
9. Siswa
secara
berkelompok
Inkuiri
mengisi pantun rumpang yang terdapat pada kartu pantun. 10. Siswa dengan guru melakukan
Diskusi
tanya jawab dan mendiskusikan jawaban pantun rumpang. 11. Siswa
secara
menulis pantun sesuai
berkelompok secara
syarat-syarat
kreatif pantun
berdasarkan tema/gambar pada kartu pantun, dengan langkah sebagai berikut : a. Siswa
secara
berkelompok
menentukan jenis pantun yang akan ditulis. b. Siswa
secara
berkelompok
membuat isi pantun berdasarkan tema pada kartu pantun. c. Siswa membuat sampiran yang cocok dengan isi pantun. d. Selanjutnya berkelompok
siswa
secara
menggabungkan
sampiran dan isi pantun.
Inkuiri
220 220 220
Konfirmasi 12. Perwakilan kelompok menuliskan pantun Assessment (evaluasi)
di
papan
tulis
dan
Diskusi
membacakannya. 13. Kelompok yang lain memberikan tanggapan. 14. Guru memberikan tanggapan dan penilaian kepada masing-masing kelompok. 10 menit
Kegiatan Akhir 1. Siswa bersama guru menarik Tanya jawab simpulan dan merangkum materi menulis pantun. 2. Siswa bersama guru melakukan refleksi
terhadap
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran
ARIAS
dengan media kartu pantun. Satisfaction
3. Guru memberikan penguatan atau
(penguatan)
penghargaan kepada kelompok yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. 4. Guru
menyampaikan
tindak
221 221 221
lanjut
untuk
pertemuan
selanjutnya dengan memberikan pekerjaan rumah untuk menulis pantun.
Pertemuan Kedua Komponen
Alokasi Kegiatan Pembelajaran
Metode
Model
Waktu 10 menit
Kegiatan Awal 1. Guru mengondisikan siswa agar Tanya Jawab siap
dalam
mengikuti
pembelajaran. 2. Guru
memberikan
apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Assurance (percaya diri)
3. Guru menanamkan rasa percaya
Diskusi
diri dan memotivasi siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Kisah Empat Lilin”. 4. Guru
menuntun
menarik
Tanya jawab
siswa
untuk
isi
video
simpulan
“Kisah Empat Lilin”.
222 222 222
Relevance ( relevansi)
5. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pantun
pembelajaran bagi
menulis
kehidupan siswa
untuk masa sekarang maupun masa mendatang. 6. Guru
menjelaskan
langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilalui. 60 menit
Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Siswa bersama guru mengulas
Diskusi
terlebih dahulu kesulitan yang dialami
siswa
pada
latihan
sebelumnya. 2. Siswa dan guru membahas hasil menulis pantun siswa. 3. Siswa bertanya jawab dengan Tanya jawab guru
mengenai
hal-hal
yang
belum dipahami. Elaborasi 4. Guru membagikan kartu pantun Interest
dan lembar kerja kepada masing-
(minat/
masing siswa.
223 223 223
perhatian)
5. Siswa secara individu menulis pantun
secara
kreatif
Inkuiri
sesuai
syarat-syarat pantun berdasarkan tema/gambar yang ada pada kartu pantun, dengan langkah sebagai berikut : a. Siswa menentukan jenis pantun yang akan ditulis. b. Siswa
membuat
isi
pantun
berdasarkan tema yang ada pada kartu pantun. c. Siswa membuat sampiran yang cocok dengan isi pantun. d. Selanjutnya
siswa
secara
menggabungkan sampiran dan isi pantun. Konfirmasi 6. Guru meminta perwakilan siswa Assessment
untuk menuliskan pantun di papan
(evaluasi)
tulis dan membacakannya. 7. Siswa
yang lain
memberikan
tanggapan terhadap pekerjaannya. 8. Guru memberikan tanggapan dan
Diskusi
224 224 224
penilaian kepada hasil pekerjaan siswa.
10 menit
Kegiatan Akhir 1. Siswa bersama guru
menarik Tanya jawab
simpulan dan merangkum materi menulis pantun. 2. Siswa bersama guru melakukan refleksi
terhadap
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan
model
pembelajaran
ARIAS
dengan media kartu pantun. Satisfaction
3. Guru memberikan penguatan atau
(penguatan)
penghargaan kepada siswa yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. 4. Siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan oleh guru.
H. Sumber Belajar 1. Sumber
: Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas
VII SMP dan MTs karangan Sugeng- Subagyo, penerbit Bumi Aksara, halaman 134-137.
225 225 225
2. Media
: Kartu pantun
I. Penilaian 1. Teknik
: Tes dan Nontes
2. Bentuk Instrumen a. Tes
: Uraian
b. Nontes
: Lembar observasi, jurnal, dan wawancara
3. Soal / Instrumen a. Tulislah pantun secara kreatif berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun dengan memperhatikan syarat pantun! Kategori penilaian keterampilan menulis pantun No
Aspek penilaian
Skor
Kategori Keterangan
Aspek Kebahasaan 1.
Pilihan kata atau diksi Indikator : Menggunakan konkret
dan
kata
3
Baik
Jika
diksi
memenuhi
semua indikator
kata
kiasan Penggunaan kata yang
2
Cukup
variatif Memiliki nilai estetis
Jika diksi memenuhi dua indikator
1
Kurang
Jika diksi memenuhi satu
226 226 226
indikator Aspek Kesastraan 2.
Isi pantun Indikator : Isi
pantun
dengan
sesuai
tema
1
Baik
tema kartu pantun
kartu
pantun
Isi pantun sesuai dengan
0
Kurang
Isi pantun tidak sesuai dengan
tema
kartu
pantun 3.
Adanya sampiran dan isi Indikator : Mampu sampiran
membuat dan
pantun, sampiran pantun
dan
1
Baik
Mampu
membuat
isi
sampiran dan isi pantun,
antara
antara sampiran dan isi pantun tidak berkaitan
isi tidak
0
Kurang
berkaitan.
Tidak mampu membuat sampiran dan isi pantun, antara sampiran dan isi pantun berkaitan
4.
Persajakan Indikator : Pantun bersajak ab ab
1
Baik
Pantun bersajak ab ab
0
Kurang
Pantun tidak bersajak ab
227 227 227
ab 5.
Jumlah suku kata tiap baris Indikator : Jumlah suku kata tiap
1
Baik
baris 8-12 suku kata
Jumlah suku kata tiap baris 8-12 suku kata
0
Kurang
Suku kata tiap baris tidak berjumlah 8-12 suku kata
6.
Jumlah baris tiap bait Indikator : Pantun yang dibuat
1
Baik
siswa empat seuntai
Pantun yang dibuat siswa empat seuntai
0
Kurang
Pantun yang dibuat siswa tidak empat seuntai
Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun NO. Kategori
Skala skor
1.
Baik
75-100
2.
Cukup
65-74
3.
Kurang
0-64
228 228 228
Nilai Akhir
=
Skor siswa X 100% = Skor maksimal
Semarang,
September 2015
229 229 229
Materi Pembelajaran A. Syarat-syarat pantun Untuk menulis sebuah pantun, maka harus memenuhi syaratsyaratnya. Adapun syarat-syarat pantun : a. terdiri atas empat baris b. terdiri atas 3-5 kata c. tiap-tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata d.
bersajak a-b-a-b, maksudnya bunyi akhir baris pertama harus sama dengan bunyi pada baris ketiga dan bunyi baris kedua harus sama dengan bunyi baris keempat. Contoh : Kalau ada sumur di ladang
(bunyi huruf ng) {a}
Boleh aku menumpang mandi
(bunyi huruf i)
Kalau ada umur panjang
(bunyi huruf ng) {a}
Boleh kita berjumpa lagi
(bunyi huruf i)
{b}
{b}
e. dua baris yang pertama disebut sampiran dan dua baris terakhir disebut isi pantun. Contoh : Sawah di desa mulai menghijau (sampiran) Di tengah ada pematang
(sampiran)
Apa arti bertindak maju
(isi)
Kalau tanpa pemikiran matang
(isi)
230 230 230
B. Jenis-jenis Pantun a. pantun sukacita Gurih nian ikan gurami Tambah nikmat dengan kacang Alangkah senang hati kami Panen raya telah datang Dengar lagu berirama Tertawalah si adik manja Mari main bersama-sama Jangan duduk sendiri saja
b. pantun dukacita Besar buahnya pisang batu Jatuh melayang selaranya Saya ini anak piatu Sanak saudara tidak punya Burung dara burung derkuku Terbanglah jauh di sana Betapa hatiku sangat rindu kepada ayahanda di sana c. pantun perkenalan Dari Deli hendak ke Berandan Singgah sebentar di Deli tua
231 231 231
Kalau boleh kita kenalan Baju merah siapa namanya Kain kebaya untuk Indah Kebaya hanya buat dirinya Main ke rumah itu mudah Asal saya tahu alamatnya
d. pantun jenaka Tergenang air di Jajaran Bergosok dengan daun lada Jika tuan mati duluan Nantikan hamba di pintu surga Naik delman ke Jepara Jangan lupa bawa pengukur Siapa yang tidak tertawa Lihat sibotak ingin cukur
e. pantun nasihat Jalan-jalan ke Semarang Bawa bandeng tanpa duri Belajar mulai sekarang Untuk hidup kemudian hari Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ke tepian
232 232 232
Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian
f. pantun adat Elok-elok meyeberang Jangan sampai titian patah Elok-elok di negeri orang Jangan sampai berbuat salah Kayu hutan bukan andalas Baik dibuat untuk lemari Mau berhujan tahan panas Begitu orang mencari rejeki
g. pantun agama Anak ayam turun sepuluh Mati seekor tinggal sembilan Bangun pagi sembahyang subuh Minta ampun kepada Tuhan Sungguh indah pintu dipahat Burung merpati di pohon Kalau hidup hendak selamat Taat selalu perintah Tuhan
233 233 233
h. pantun budi pekerti Siapa yang tak simpatik Melihat bunga dahlia Kulit putih berwajah cantik Sudah cantik berhati mulia
i. pantun kiasan Luas nian samudra raya Pagi-pagi nelayan melaut Tak berguna memberi si kaya Bagai menebar garam di laut j. pantun perpisahan Kalau ada sumur di ladang Bolehkah kita menumpang mandi Kalau ada umurku panjang Bolehkah kita bertemu lagi
C. Langkah-langkah Menulis Pantun Untuk menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan pantun yang indah harus mengetahui langkah-langkah yang baik dan benar dalam menulis pantun. Langkah-langkah dalam menulis pantun :
234 234 234
a. Menentukan tema Tema yang dipilih untuk menulis pantun dapat berasal dari perasaaan, pengalaman pribadi, fenomena atau berita yang didengar dan sebagainya. b. Memilih jenis pantun Pilihlah jenis pantun yang akan dibuat. Terkait hal ini, ada banyak sekali jenis pantun yang bisa dipilih, diantaranya pantun teka-teki, pantun nasihat, pantun adat dan sebagainya. Dalam memilih jenis pantun sesuaikan dengan tema pantun. c. Membuat kalimat isi Buatlah kalimat isi pantun sesuai dengan tema pantun yang telah ditentukan. Kalimat isi pantun tersebut dapat berbentuk seperti nasihat, hiburan, teka-teki atau yang lain sesuai dengan jenis pantun yang akan di buat. d. Membuat kalimat sampiran Dalam membuat sampiran ada dua pedoman. Pertama, bunyi terakhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat. Kedua, jumlah suku kata pada setiap baris 8-12 suku kata antara baris pertama dan kedua saling berhubungan.
235 235 235
e. Menggabungkan kalimat sampiran dan kalimat isi Langkah terakhi yaitu menggabungkan kalimat sampiran dengan kalimat isi. Dalam penggabungan ini harus memenuhi syarat pantun, yaitu bersajak a-b-a-b, terdiri dari 8 -12 suku kata.
236 236 236
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: VII F / I
Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 8. Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng.
B. Kompetensi Dasar 8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun.
C. Indikator 1. Mengidentifikasi syarat-syarat pantun 2. Mengidentifikasi jenis-jenis pantun 3. Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah bertanya jawab dan berdiskusi siswa dapat mengidentifikasi syarat-syarat pantun.
237 237 237
2. Setelah
memperoleh
contoh-contoh
pantun
siswa
dapat
mengidentifikasi jenis-jenis pantun. 3. Setelah mengidentifikasi syarat-syarat pantun dan jenis pantun siswa dapat menulis pantun yang sesuai syarat-syarat pantun.
E. Materi Pembelajaran 1. Syarat-syarat pantun 2. Jenis-jenis pantun 3. Langkah-langkah menulis pantun
F. Metode Pembelajaran 1. Model
: Model Pembelajaran ARIAS
2. Teknik
: Ceramah, tanya jawab, diskusi, inkuiri
G. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama Komponen
Kegiatan Pembelajaran
Metode
Model
Alokasi waktu 10 menit
Kegiatan Awal 1. Guru mengondisikan siswa agar Tanya Jawab siap
dalam
mengikuti
pembelajaran. 2. Guru
memberikan
apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran
238 238 238
pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Assurance (percaya diri)
3. Guru menanamkan rasa percaya diri dan memotivasi siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Belajar dari sebuah pensil”. 4. Guru
menuntun
menarik
siswa
simpulan
untuk
isi
video
Diskusi
“Belajar dari sebuah pensil”. 5. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
menulis Tanya jawab
pembelajaran
Relevance
pantun
( relevansi)
untuk masa sekarang maupun
bagi
kehidupan
siswa
masa mendatang. 6. Guru
menjelaskan
langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilalui. 60 menit
Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Guru membagikan contoh-contoh pantun
yang
sesuai
dengan
kehidupan siswa. 2. Siswa mencermati contoh-contoh
Diskusi
239 239 239
pantun untuk menambah kosa kata dalam menulis pantun. 3. Siswa
berdiskusi
mengidentifikasi pantun
untuk
syarat-syarat
berdasarkan
contoh
pantun. 4. Siswa mencari jumlah suku kata tiap baris berdasarkan contohcontoh pantun. 5. Siswa
berdiskusi
untuk
mengelompokkan contoh pantun sesuai jenis-jenis pantun. 6. Siswa
bersama
mendiskusikan
guru syarat-syarat
pantun, jumlah suku kata tiap baris dalam contoh pantun dan jenis-jenis pantun. 7. Siswa bertanya jawab dengan Tanya jawab guru
mengenai
hal-hal
yang
belum dipahami. Elaborasi Interest (minat/
8. Guru menjelaskan cara menulis pantun
dengan
media
kartu
Ceramah
240 240 240
perhatian)
pantun kepada siswa. 9. Siswa
berkelompok
sesuai
dengan pembagian yang telah ditentukan,
masing-masing
beranggotakan 4 siswa. 10. Guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja kepada masingmasing kelompok. 11. Siswa
secara
berkelompok
Inkuiri
mengisi pantun rumpang yang terdapat pada kartu pantun. 12. Siswa dengan guru melakukan tanya jawab dan mendiskusikan
Diskusi
jawaban pantun rumpang. 13. Siswa
secara
menulis pantun sesuai
berkelompok secara
syarat-syarat
kreatif pantun
berdasarkan tema/gambar pada kartu pantun, dengan langkah sebagai berikut : a. Siswa
secara
menentukan
berkelompok jenis
yang akan ditulis.
pantun
Inkuiri
241 241 241
b. Siswa secara berkelompok membuat
isi
pantun
berdasarkan tema pada kartu pantun. c. Siswa
membuat
sampiran
yang cocok dengan isi pantun. d. Selanjutnya
siswa
secara
berkelompok menggabungkan sampiran dan isi pantun. Konfirmasi 14. Perwakilan kelompok menuliskan Assessment (evaluasi)
pantun
di
papan
tulis
Diskusi
dan
membacakannya. 15. Kelompok yang lain memberikan tanggapan. 16. Guru memberikan tanggapan dan penilaian kepada masing-masing kelompok. Kegiatan Akhir 1. Siswa bersama guru menarik Tanya jawab simpulan dan merangkum materi menulis pantun. 2. Siswa bersama guru melakukan
10 menit
242 242 242
refleksi terhadap pembelajaran menulis model
pantun
menggunakan
pembelajaran
ARIAS
dengan media kartu pantun. 3. Guru memberikan penguatan atau Satisfaction
penghargaan kepada kelompok
(penguatan)
yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. 4. Guru lanjut
menyampaikan untuk
tindak pertemuan
selanjutnya dengan memberikan pekerjaan rumah untuk menulis pantun.
Pertemuan Kedua Komponen
Kegiatan Pembelajaran
Metode
Model
Alokasi Waktu 10 menit
Kegiatan Awal 1. Guru mengondisikan siswa agar Tanya Jawab siap
dalam
mengikuti
pembelajaran. 2. Guru
memberikan
apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran
243 243 243
pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Assurance (percaya diri)
3. Guru menanamkan rasa percaya
Diskusi
diri dan memotivasi siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Cita-Cita Setinggi Tanah”. 4. Guru
menuntun
siswa
untuk
menarik simpulan isi video “Cita- Tanya jawab cita setinggi tanah”. 5. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran
Relevance
pantun
( relevansi)
untuk masa
bagi
menulis
kehidupan siswa sekarang
maupun
masa mendatang. 6. Guru
menjelaskan
langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilalui. 60 menit
Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Siswa bersama guru mengulas terlebih dahulu kesulitan yang dialami
siswa
sebelumnya.
pada
latihan
Diskusi
244 244 244
2. Siswa dan guru mendiskusikan kesulitan dalam menulis pantun. 3. Siswa dan guru membahas hasil menulis pantun siswa. 4. Siswa bertanya jawab dengan Tanya jawab guru
mengenai
hal-hal
yang
belum dipahami. Elaborasi 5. Guru membagikan kartu pantun Interest
dan lembar kerja kepada masing-
(minat/
masing siswa.
perhatian)
6. Siswa secara individu menulis pantun
secara
kreatif
sesuai
syarat-syarat pantun berdasarkan tema/gambar yang ada pada kartu pantun, dengan langkah sebagai berikut : a. Siswa menentukan jenis pantun yang akan ditulis. b. Siswa
membuat
isi
pantun
berdasarkan tema yang ada pada kartu pantun. c. Siswa membuat sampiran yang
Inkuiri
245 245 245
cocok dengan isi pantun. d. Selanjutnya
siswa
secara
menggabungkan sampiran dan isi pantun. Konfirmasi 7. Guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan pantun di papan Assessment (evaluasi)
Diskusi
tulis dan membacakannya. 8. Siswa
yang lain memberikan
tanggapan terhadap pekerjaannya. 9. Guru memberikan tanggapan dan penilaian kepada hasil pekerjaan siswa.
10 menit
Kegiatan Akhir 1. Siswa
bersama
guru
menarik Tanya jawab
simpulan dan merangkum materi menulis pantun. 2. Siswa refleksi
bersama
guru
terhadap
melakukan pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun.
246 246 246
3. Guru memberikan penguatan atau Satisfaction
penghargaan kepada kelompok yang
(penguatan)
berhasil
mendapatkan
nilai
yang
memuaskan. 4. Siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan oleh guru.
H. Sumber Belajar 1. Sumber
: Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas
VII SMP dan MTs karangan Sugeng- Subagyo, penerbit Bumi Aksara, halaman 134-137. 2. Media
: Kartu pantun
I. Penilaian 1. Teknik
: Tes dan Nontes
2. Bentuk Instrumen a. Tes
: Uraian
b. Nontes
: Lembar observasi, jurnal, dan wawancara
3. Soal / Instrumen a. Tulislah pantun secara kreatif berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun dengan memperhatikan syarat pantun!
247 247 247
Kategori penilaian keterampilan menulis pantun No
Aspek penilaian
Skor
Kategori Keterangan
Aspek Kebahasaan 1.
Pilihan kata atau diksi Indikator : Menggunakan konkret
kata
dan
3
Baik
Jika
diksi
memenuhi
semua indikator
kata
kiasan Penggunaan kata yang
2
Cukup
variatif
Jika diksi memenuhi dua indikator
Memiliki nilai estetis
1
Kurang
Jika diksi memenuhi satu indikator
Aspek Kesastraan 2.
Isi pantun Indikator : Isi
pantun
dengan
sesuai
tema
pantun
1
Baik
Isi pantun sesuai dengan tema kartu pantun
kartu 0
Kurang
Isi pantun tidak sesuai dengan pantun
3.
Adanya sampiran dan isi Indikator :
tema
kartu
248 248 248
Mampu
membuat
sampiran
dan
pantun, sampiran
Baik
Mampu
membuat
isi
sampiran dan isi pantun,
antara
antara sampiran dan isi
dan
pantun
1
pantun tidak berkaitan
isi tidak
0
Kurang
Tidak mampu membuat sampiran dan isi pantun,
berkaitan.
antara sampiran dan isi pantun berkaitan 4.
Persajakan Indikator : Pantun bersajak ab ab
1
Baik
Pantun bersajak ab ab
0
Kurang
Pantun tidak bersajak ab ab
5.
Jumlah suku kata tiap baris Indikator : Jumlah suku kata tiap
1
Baik
baris 8-12 suku kata
Jumlah suku kata tiap baris 8-12 suku kata
0
Kurang
Suku kata tiap baris tidak berjumlah 8-12 suku kata
6.
Jumlah baris tiap bait Indikator : Pantun yang dibuat siswa empat seuntai
1
Baik
Pantun yang dibuat siswa empat seuntai
249 249 249
0
Kurang
Pantun yang dibuat siswa tidak empat seuntai
Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun No. Kategori
Skala skor
1.
Baik
75-100
2.
Cukup
65-74
3.
Kurang
0-64
Nilai Akhir
=
Skor siswa X 100% = Skor maksimal
Semarang,
September 2015
250 250 250
Materi Pembelajaran A. Syarat-syarat pantun Untuk menulis sebuah pantun, maka harus memenuhi syarat-syaratnya. Adapun syarat-syarat pantun : a. terdiri atas empat baris b. terdiri atas 3-5 kata c. tiap-tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata d.
bersajak a-b-a-b, maksudnya bunyi akhir baris pertama harus sama dengan bunyi pada baris ketiga dan bunyi baris kedua harus sama dengan bunyi baris keempat. Contoh : Kalau ada sumur di ladang
(bunyi huruf ng) {a}
Boleh aku menumpang mandi
(bunyi huruf i)
Kalau ada umur panjang
(bunyi huruf ng) {a}
Boleh kita berjumpa lagi
(bunyi huruf i)
{b}
{b}
e. dua baris yang pertama disebut sampiran dan dua baris terakhir disebut isi pantun. Contoh : Sawah di desa mulai menghijau (sampiran) Di tengah ada pematang
(sampiran)
Apa arti bertindak maju
(isi)
Kalau tanpa pemikiran matang
(isi)
251 251 251
B. Jenis-jenis Pantun a. pantun sukacita Gurih nian ikan gurami Tambah nikmat dengan kacang Alangkah senang hati kami Panen raya telah datang Dengar lagu berirama Tertawalah si adik manja Mari main bersama-sama Jangan duduk sendiri saja
b. pantun dukacita Besar buahnya pisang batu Jatuh melayang selaranya Saya ini anak piatu Sanak saudara tidak punya Burung dara burung derkuku Terbanglah jauh di sana Betapa hatiku sangat rindu kepada ayahanda di sana c. pantun perkenalan Dari Deli hendak ke Berandan Singgah sebentar di Deli tua
252 252 252
Kalau boleh kita kenalan Baju merah siapa namanya Kain kebaya untuk Indah Kebaya hanya buat dirinya Main ke rumah itu mudah Asal saya tahu alamatnya
d. pantun jenaka Tergenang air di Jajaran Bergosok dengan daun lada Jika tuan mati duluan Nantikan hamba di pintu surga Naik delman ke Jepara Jangan lupa bawa pengukur Siapa yang tidak tertawa Lihat sibotak ingin cukur
e. pantun nasihat Jalan-jalan ke Semarang Bawa bandeng tanpa duri Belajar mulai sekarang Untuk hidup kemudian hari Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ke tepian
253 253 253
Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian
f. pantun adat Elok-elok meyeberang Jangan sampai titian patah Elok-elok di negeri orang Jangan sampai berbuat salah Kayu hutan bukan andalas Baik dibuat untuk lemari Mau berhujan tahan panas Begitu orang mencari rejeki
g. pantun agama Anak ayam turun sepuluh Mati seekor tinggal sembilan Bangun pagi sembahyang subuh Minta ampun kepada Tuhan Sungguh indah pintu dipahat Burung merpati di pohon Kalau hidup hendak selamat Taat selalu perintah Tuhan h. pantun budi pekerti Siapa yang tak simpatik
254 254 254
Melihat bunga dahlia Kulit putih berwajah cantik Sudah cantik berhati mulia
i. pantun kiasan Luas nian samudra raya Pagi-pagi nelayan melaut Tak berguna memberi si kaya Bagai menebar garam di laut
j. pantun perpisahan Kalau ada sumur di ladang Bolehkah kita menumpang mandi Kalau ada umurku panjang Bolehkah kita bertemu lagi
C. Langkah-langkah Menulis Pantun Untuk menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan pantun yang indah harus mengetahui langkah-langkah yang baik dan benar dalam menulis pantun. Langkah-langkah dalam menulis pantun : a. Menentukan tema Tema yang dipilih untuk menulis pantun dapat berasal dari perasaaan, pengalaman pribadi, fenomena atau berita yang didengar dan sebagainya.
255 255 255
b. Memilih jenis pantun Pilihlah jenis pantun yang akan dibuat. Terkait hal ini, ada banyak sekali jenis pantun yang bisa dipilih, diantaranya pantun teka-teki, pantun nasihat, pantun adat dan sebagainya. Dalam memilih jenis pantun sesuaikan dengan tema pantun. c. Membuat kalimat isi Buatlah kalimat isi pantun sesuai dengan tema pantun yang telah ditentukan. Kalimat isi pantun tersebut dapat berbentuk seperti nasihat, hiburan, teka-teki atau yang lain sesuai dengan jenis pantun yang akan di buat. d. Membuat kalimat sampiran Dalam membuat sampiran ada dua pedoman. Pertama, bunyi terakhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat. Kedua, jumlah suku kata pada setiap baris 8-12 suku kata antara baris pertama dan kedua saling berhubungan. e. Menggabungkan kalimat sampiran dan kalimat isi Langkah terakhit yaitu menggabungkan kalimat sampiran dengan kalimat isi. Dalam penggabungan ini harus memenuhi syarat pantun, yaitu bersajak a-b-a-b, terdiri dari 8 -12 suku kata.
256 256 256
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I DAN SIKLUS II
No
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal
:
Kelas/Semester
: VII F / 1
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Pengamat
: Arifatul Latifah
Responden
Keterangan
Aspek 1
2
3
4
5
6
7
8
1. 2.
A. Proses Pembelajaran 1.
Keantusiasan siswa dalam proses
3.
pembelajaran
4.
menggunakan model pembelajaran
5.
ARIAS dengan media kartu pantun.
6.
2.
menulis
pantun
Kekondusifan siswa dalam menulis
7.
pantun
8.
pembelajaran ARIAS dengan media
9.
kartu pantun.
10.
3.
menggunakan
Keaktifan
siswa
model
dalam
11.
memaparkan hasil diskusi menulis
12.
pantun.
13. 14. 15. 16. 17. 18.
4.
Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran, sehingga siswa dapat menyadari kekurangan
saat
proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang
akan
dilakukan
dalam
257 257 257
19.
pertemuan selanjutnya.
20. B. Perubahan Perilaku
21. 22.
5.
6.
bertanya,
26.
pembelajaran. 7.
30. 31.
dan
menjawab
saat
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
28. 29.
saat
Keaktifan siswa dalam merespon,
25.
27.
siswa
mendengarkan penjelasan dari guru.
23. 24.
Keantusiasan
8.
Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
258 258 258
Lampiran 4
PEDOMAN JURNAL GURU SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP N 24 Semarang
Kelas / Semester
: VII F / I
Guru Pengampu
:
Hari, Tanggal
:
1. Bagaimana keantusiasan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Jawab : ........................................................................................................................ 2.
Bagaimana kekondusifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Jawab : ........................................................................................................................
3. Bagaimana keaktifan
siswa dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Jawab : .......................................................................................................................
259 259 259
4. Apakah kereflektifan terbangun saat kegaiatan refleksi? Jawab : ........................................................................................................................ 5. Bagaimana keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru? Jawab : ........................................................................................................................ 6. Bagaimana keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Jawab : ........................................................................................................................ 7. Bagaimana tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru? Jawab : ........................................................................................................................ 8. Bagaimana keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Jawab: ........................................................................................................................
260 260
Lampiran 5
PEDOMAN JURNAL SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Kelas / Semester
: VII F/1
Nama Responden
:
Hari, Tanggal
:
Uraikan pendapat kalian mengenai pertanyaan di bawah ini. 1. Bagaimana perasaan kalian ketika mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : ........................................................................................................................ 2.
Tuliskan kemudahan dan kesulitan yang kalian rasakan saat mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun! Berikan alasannya! Jawab : ........................................................................................................................
261 261
3. Bagaimana tanggapan kalian mengenai media kartu pantun yang digunakan dalam pembelajaran menulis pantun? Berikan alasannya! Jawab : ........................................................................................................................ 4. Bagaimana
kesan
kalian
terhadap
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : ........................................................................................................................ 5. Tuliskan kritik dan saran kalian mengenai pembelajaran menulis pantun menggunakan pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun! Jawab : ........................................................................................................................
262 262
Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Nama
:
Kelas / Semester
: VII F/ I
Hari, Tanggal
:
1. Apakah
kamu
menyukai
pembelajaran
menulis
pantun?
Berikan
alasannya! Jawab : ...................................................................................................................... 2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis pantun? Berikan alasannya! Jawab : ........................................................................................................................ 3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : ........................................................................................................................
263 263
4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : ........................................................................................................................ 5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : ........................................................................................................................
264 264
Lampiran 7
DOKUMENTASI FOTO SIKLUS I DAN SIKLUS II Kegiatan yang perlu didokumentasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. 3. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun. 4. Kerefektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. 5. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru. 6. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran. 7. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru. 8. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
265 265
Lampiran 8
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Anggota
: 1. 2. 3. 4.
Kelas / Semester
: VII F / 1
Hari, Tanggal
:
Jawablah pertanyaan berikut ini. 1. Perhatikan pantun rumpang pada kartu pantun! Isilah dengan jawaban yang sesuai! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ....................................................................................................................... 2. Tulislah pantun secara kreatif berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun dengan memperhatikan syarat pantun! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
266 266
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Siswa
:
No. Presensi
:
Kelas / Semester
: VII F/ I
Hari, Tanggal
:
Jawablah pertanyaan berikut ini.
1. Tulislah pantun secara kreatif berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun dengan memperhatikan syarat pantun! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
267 267
Lampiran 9 KARTU PANTUN SIKLUS I
268 268
269 269
Lampiran 10
KARTU PANTUN SIKLUS II
270 270 270
271 271 271
Lampiran 11 DAFTAR NAMA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Kelas / Semester
: VII F / I
Tahun Ajaran
: 2015/2016
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Nama Siswa Aditya Kurniawan Ajeng Dilla Maharani Aldo Adrian M. F An Nurma Isti Ananda Ananda Putra Pratama Andinda Setyaning S Arcella Berliana K P Bunan Dafa Dzaki A Candra Irawan Charlotte Adelia Putri Dicky Mardiyanto Elisa Putri Anjani Fasya Huwaida Amro Fitria Ningsih Galuh Bagus Ariyono Huwaida Kansa Putri Icha Monica Putri P Jagat Arya Widi Antanto Jeriyan Novan Maldani M. Alif Subhan M. Khoirul Anam M. Ricky Dwi Setyawan Novi Fitrianita Nur Faisal Nurul Huda Ratri Anggreani P Rivaldi Ozorio Sausania Ishika Estri Sefiana Febiyanti Siti Maghfiroh Wahyu Istikhori Zahra Aunurahma D
Keterangan
KELUAR
272 272 272
Lampiran 12
NILAI MENULIS PANTUN SISWA SIKLUS I
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: VII F / I
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama Aditya Kurniawan Ajeng Dilla Maharani Aldo Adrian M. F An Nurma Isti Ananda Ananda Putra Pratama Andinda Setyaning S Arcella Berliana K P Bunan Dafa Dzaki A Candra Irawan Charlotte Adelia Putri Dicky Mardiyanto Elisa Putri Anjani Fasya Huwaida Amro Fitria Ningsih Galuh Bagus Ariyono Huwaida Kansa Putri Icha Monica Putri P Jagat Arya Widi Antanto Jeriyan Novan Maldani M. Alif Subhan M. Khoirul Anam M. Ricky Dwi Setyawan Novi Fitrianita Nur Faisal Nurul Huda Ratri Anggreani P Rivaldi Ozorio Sausania Ishika Estri
Aspek Penilaian 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 1 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
4 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Nilai 5 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Angka 50 87 37 87 87 87 75 62 75 62 87 87 87 75 75 87 87 87 62
Huruf K B K B B B B K B K B B B B B B B B K
1 1 1 1 1 1 1 1
75 75 87 62 87 87 87 87
B B B K B B B B
KELUAR 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1
273 273 273
29. 30. 31. 32.
Sefiana Febiyanti Siti Maghfiroh Wahyu Istikhori Zahra Aunurahma D Jumlah Rata-rata % Tuntas Belum Tuntas
2 2 2 2 57 0,61 61 61
1 1 1 1 30 0,96 96 96
1 1 1 1 30 0,96 96 96
1 1 1 1 26 0,83 83 83
1 1 0 1 22 0,70 70 70 25 6
1 1 1 1 30 0,96 96 96
87 87 75 87 2426 78
B B B B B
274 274 274
Lampiran 13
NILAI MENULIS PANTUN SISWA SIKLUS II
Nama sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: VII F / I
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama Aditya Kurniawan Ajeng Dilla Maharani Aldo Adrian M. F An Nurma Isti Ananda Ananda Putra Pratama Andinda Setyaning S Arcella Berliana K P Bunan Dafa Dzaki A Candra Irawan Charlotte Adelia Putri Dicky Mardiyanto Elisa Putri Anjani Fasya Huwaida Amro Fitria Ningsih Galuh Bagus Ariyono Huwaida Kansa Putri Icha Monica Putri P Jagat Arya Widi Antanto Jeriyan Novan Maldani M. Alif Subhan M. Khoirul Anam M. Ricky Dwi Setyawan Novi Fitrianita Nur Faisal Nurul Huda Ratri Anggreani P Rivaldi Ozorio Sausania Ishika Estri
Aspek Penilaian 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 3 2 2 2 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Nilai 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Angka 87 87 87 87 75 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87
Huruf B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
1 1 1 1 1 1 1 1
87 87 87 75 87 87 87 87
B B B B B B B B
KELUAR 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1
275 275 275
29. 30. 31. 32.
Sefiana Febiyanti Siti Maghfiroh Wahyu Istikhori Zahra Aunurahma D Jumlah Rata-rata % Tuntas Belum Tuntas
2 2 3 2 70 0,75 75 75
1 1 1 1 30 0,96 96 96
1 1 1 1 31 1 100 100
1 1 0 1 26 0,83 83 83
1 1 0 1 27 0,87 87 87 31 -
1 1 1 1 31 1 100 100
87 87 75 87 2661 85
B B B B B
276 276 276
Lampiran 14
HASIL OBSERVASI SIKLUS I Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII F / 1
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Pengamat
: Arifatul Latifah
No
Keterangan
Aspek
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
1
-
v
-
v
v
v
-
-
2
v
v
-
v
v
-
v
v
3
v
v
v
v
v
-
-
v
4
v
v
-
-
v
v
v
-
5
v
v
v
v
v
-
v
v
6
v
v
v
v
-
v
v
v
7
-
v
v
-
v
v
-
v
8
v
v
v
v
v
-
v
-
9
v
-
v
v
-
v
v
v
10
v
-
v
v
v
v
-
v
11
-
v
v
v
v
v
v
-
12
v
v
-
v
-
v
v
v
13
v
v
-
v
v
-
v
v
14
v
v
v
v
v
-
v
v
15
v
v
v
v
v
-
v
v
16
v
v
v
-
-
v
v
v
17
-
v
v
-
v
v
v
v
18
v
v
v
v
-
v
v
-
A. Proses Pembelajaran 1. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun. 2. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun. 3. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun. 4. Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran, sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan
277 277 277
19
v
-
v
20
v
v
v
-
v
KELUAR
21
-
v
v
v
v
v
-
v
22
v
-
v
v
v
v
v
v
23
v
v
-
v
-
v
v
v
24
-
v
v
v
v
v
v
-
25
v
-
v
-
v
v
v
v
26
v
v
v
v
-
v
-
v
27
v
-
v
v
-
v
v
v
28
v
v
v
-
v
-
v
v
29
v
v
-
v
v
v
v
v
30
v
-
v
v
-
v
v
v
31
-
v
v
v
v
v
v
-
32
v
v
v
-
v
-
v
v
Jumlah
24
24
24
24
23
22
25
24
Rata-rata
0,77
0,77
0,77
0,77
0,74
0,70
0,80
0,77
%
77
77
77
77
74
70
80
77
mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
B. Perubahan Perilaku 5. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru. 6. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran. 7. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru. 8. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
278 278 278
Lampiran 15
HASIL OBSERVASI SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII F / 1
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Pengamat
: Arifatul Latifah
No
Keterangan
Aspek
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
1
v
v
-
v
v
v
v
v
2
v
-
v
v
v
v
v
v
3
v
v
v
-
v
v
-
v
4
-
v
v
v
v
v
v
-
5
v
v
v
v
v
-
v
v
6
-
v
v
v
v
v
v
v
7
v
v
-
v
v
v
v
-
8
v
v
v
v
-
v
v
v
9
v
v
v
-
v
v
v
v
10
v
-
v
v
v
v
v
v
11
-
v
v
v
v
v
v
v
12
v
v
v
v
v
-
v
v
13
v
v
v
v
v
v
v
-
14
v
v
v
v
v
v
-
v
15
v
v
v
-
v
v
v
v
16
v
v
v
v
v
v
v
-
17
v
v
v
v
-
v
v
v
18
v
v
v
v
v
-
v
v
19
v
-
v
v
v
v
v
v
A. Proses Pembelajaran 1. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun. 2. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun. 3. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun. 4. Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran, sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. B. Perubahan Perilaku 5. Keantusiasan siswa saat
279 279 279
20
KELUAR
21
v
v
v
v
-
v
v
v
22
v
v
-
v
v
v
v
v
23
v
v
v
v
v
v
-
v
24
v
v
v
-
v
v
v
v
25
v
v
v
v
v
-
v
v
26
v
v
v
v
v
v
v
-
27
v
v
v
v
-
v
v
v
28
-
v
v
v
v
v
v
v
29
v
v
-
v
v
-
v
v
30
v
-
v
v
v
v
v
v
31
v
v
v
-
v
v
v
v
32
-
v
v
v
v
v
v
v
Jumlah
26
27
27
26
27
26
28
26
Rata-rata
0,83
0,87
0,87
0,83
0,87
0,83
0,90
0,83
%
83
87
87
83
87
83
90
83
mendengarkan penjelasan dari guru. 6. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran. 7. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru. 8. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
280 280 280
Lampiran 16
HASIL JURNAL GURU SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP N 24 Semarang
Kelas / Semester
: VII F / I
Hari, Tanggal
: Jumat, 4 Sepetember 2015
1. Bagaimana keantusiasan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab : Keantusiasan siswa pada proses pembelajaran sudah baik. Hal ini terlihat dari sikap positif siswa saat pembelajaran berlangsung dan menunjukkan keantusiasan saat menulis pantun. Namun ada siswa yang masih menunjukkan sikap negatif, mereka tidak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun dan masih belum memperhatikan pembelajaran. 2. Bagaimana kekondusifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab : Kekondusifan siswa dalam menulis pantun baik, hal ini ditunjukkan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan kondusif,
281 281 281
kelas cukup tenang sehingga memperlancar proses pembelajaran. Meskipun demikian, ada beberapa siswa yang belum kondusif dalam mengikuti pembelajaran serta ada siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas. 3. Bagaimana keaktifan
siswa dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab : Siswa aktif dalam memaparkan hasil menulis pantun dan berani untuk memaparkan hasil menulis pantun walaupun harus dengan dorongan guru, namun suasana kelas menjadi gaduh ketika siswa menunjuk satu sama lain untuk memaparkan hasil menulis pantun. 4. Apakah kereflektifan terbangun saat kegaiatan refleksi? Jawab : Ya, saat proses kegiatan refleksi suasana kelas berlangsung sangat reflektif dengan suasana kelas cukup kondusif. Akan tetapi ada beberapa anak yang membuat suasana kelas menjadi gaduh. 5. Bagaimana keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru? Jawab : Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru termasuk dalam kategori cukup. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama sehingga siswa memahami penjelasan guru dan melaksanakan perintah dari guru dengan baik. Namun, ada beberapa siswa
282 282 282
yang kurang antusias, kurang memperhatikan penjelasan guru, masih ada siswa yang bercanda. 6. Bagaimana keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab : Keaktifan siswa termasuk dalam kategori cukup. Beberapa siswa sudah aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Akan tetapi masih ada siswa yang masih kurang merespon guru, siswa masih malu untuk bertanya kepada guru tentang kesulitan menulis pantun dan masih ragu untuk menjawab pertanyaan dari guru. 7. Bagaimana tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru? Jawab : Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru sudah baik, mereka mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya dengan tepat waktu. Meskipun ada beberapa anak yang terlihat kurang tanggungjawab terhadap tugas yang guru berikan dan bersikap acuh tak acuh serta menunda untuk mengumpulkan tugas.
283 283 283
8. Bagaimana keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab : Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun baik. Siswa sudah berani dan percaya diri dalam menulis pantun sesuai syaratsyarat pantun berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun dengan sungguh-sungguh. Namun, masih ada beberapa siswa yang masih ragu dan kebingungan untuk menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
284 284 284
Lampiran 17
HASIL JURNAL GURU SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP N 24 Semarang
Kelas / Semester
: VII / I
Hari, Tanggal
: Rabu, 30 September 2015
1. Bagaimana keantusiasan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab : Keantusiasan
siswa
terhadap
pembelajaran
menulis
pantun
mengggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun sudah sangat baik. Minat siswa terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS sangat besar terlihat ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siswa memperhatikan dengan seksama, siswa antusias mengikuti pembelajaran, dan siswa percaya diri dalam menulis pantun. 2. Bagaimana kekondusifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab :
285 285 285
Kekondusifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun sudah sangat baik. Tingkah laku siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung dengan kondusif dan sudah tidak gaduh lagi. Sebagian besar siswa sudah melaksanakan apa yang diarahkan oleh guru dengan baik. 3. Bagaimana keaktifan
siswa dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab : Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun sudah baik. Siswa aktif memaparkan hasil menulis pantun dengan percaya diri dan berani tanpa ditunjuk oleh guru. Siswa lain yang tidak maju memperhatikan dengan seksama sehingga suasana kelas kondusif. 4. Apakah kereflektifan terbangun saat kegiatan refleksi? Jawab : Ya, kereflektifan yang terbangun saat refleksi sudah baik. Saat kegiatan
refleksi
berlangsung
suasana
kelas
kondusif,
siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan seksama tentang seluruh proses pembelajaran menulis pantun yang sudah dilakukan sehingga terbangun suasana yang reflektif dan siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
286 286 286
5. Bagaimana keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru? Jawab : Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru sudah baik. Siswa antusias dan memperhatikan penjelasan guru dengan seksama serta suasana kelas yang kondusif sehingga siswa dapat memahami penjelasan guru tentang materi menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun dan sudah berani bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan atau belum memahami penjelasan guru. 6. Bagaimana keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab : Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun sangat baik. Siswa sudah merespon pertanyaan guru atau perintah dari guru dengan baik, siswa sudah percaya diri dan berani untuk bertanya tentang kesulitan dalam menulis pantun serta dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan percaya diri. 7. Bagaimana tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru? Jawab :
287 287 287
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru sudah sangat baik. Siswa mampu bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun secara kelompok maupun individu serta melaksanakan perintah guru dengan baik. 8. Bagaimana keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Jawab : Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun sudah baik. Siswa sudah berani dan percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun
dengan sungguh-sungguh tanpa keraguan.
Siswa menulis pantun sesuai dengan tema yang terdapat pada kartu pantun secara kelompok maupun individu. Siswa sudah tidak mengalami kesulitan untuk menulis pantun karena sudah berani dan percaya diri untuk bertanya sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik.
288 288 288
Lampiran 18
CONTOH JURNAL SISWA SIKLUS I
289 289 289
290 290 290
291 291 291
292 292 292
293 293 293
294 294 294
Lampiran 19
CONTOH JURNAL SISWA SIKLUS II
295 295 295
296 296 296
297 297 297
298 298 298
299 299 299
300 300 300
Lampiran 20
HASIL WAWANCARA SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Nama
: Sausania Ishika Estri
Kelas / Semester
: VII F / I
Hari, Tanggal
: Jumat, 4 September 2015
1. Apakah
kamu
menyukai
pembelajaran
menulis
pantun?
Berikan
alasannya! Jawab : Ya suka, karena menulis pantun itu salah satu hobi saya. 2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis pantun? Berikan alasannya! Jawab : Saya paham materi menulis pantun karena materi menulis patun itu sedikit jadi materinya mudah dipahami, mudah diingat dan mudah diterapkan juga. 3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab :
301 301 301
Pembelajaran menulis pantunnya itu menyenangkan karena dengan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun yang warna-warni ada temanya memudahkan menulis pantun dan itu menarik. 4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Tidak ada kesulitan, karena di kartu pantun sudah ada contoh dan tema pantunnya jadi saya tidak merasakan kesulitan untuk mencari tema dalam menulis pantun. 5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Tidak
ada
saran,
karena
pembelajaran
menulis
pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun membuat saya senang dan mudah menulis pantun.
302 302 302
HASIL WAWANCARA SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Nama
: Arcella Berliana K P
Kelas / Semester
: VII F / I
Hari, Tanggal
: Jumat, 4 September 2015
1. Apakah
kamu
menyukai
pembelajaran
menulis
pantun?
Berikan
alasannya! Jawab : Ya saya suka menulis pantun, karena menulis pantun itu menurut saya akan menambah wawasan. 2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis pantun? Berikan alasannya! Jawab : Saya paham materi menulis pantun karena mudah di pahami. Tetapi ada syarat pantun yang saya kurang paham. 3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab :
303 303 303
Pembelajarannya menarik dan membuat saya semangat menulis pantun, kartu pantunnya bagus warna-warni dan sudah ada temanya jadi mempermudah menulis pantun. 4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Kesulitan yang saya alami itu ketika menulis sampiran, karena menentukan sampiran itu lebih susah daripada menentukan isinya. 5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Tidak ada saran, tapi untuk seterusnya lebih baik apabila menulis pantun menggunakan kartu pantun untuk mempermudah siswa menulis pantun.
304 304 304
HASIL WAWANCARA SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Nama
: Aditya Kurniawan
Kelas / Semester
: VII F / I
Hari, Tanggal
: Jumat, 4 September 2015
1. Apakah
kamu
menyukai
pembelajaran
menulis
pantun?
Berikan
alasannya! Jawab : Saya suka karena menulis pantun itu tidak terlalu sulit. 2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis pantun? Berikan alasannya! Jawab : Saya kurang paham dengan materi menulis pantun karena saya kurang suka menulis pantun jadi saya kurang membaca materi pantun juga, tetapi setelah tadi dijelaskan materi pantun saya jadi cukup paham tentang pantun. 3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab :
305 305 305
Pembelajaran ini mempermudah saya menulis pantun, karena dengan kartu pantun yang terdapat tema dan contoh pantunnya. Menulis pantun menjadi menyenangkan. 4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Kesulitan mencari kata-kata untuk membuat sampiran dan memilih kata yang sesuai agar suku katanya 8-12 suku kata. 5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Lebih baik di dalam kartu pantun pertemuan kedua ini juga ada contoh pantunnya tidak hanya tema saja karena untuk mempermudah saya menulis pantun.
306 306 306
Lampiran 21
HASIL WAWANCARA SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Nama
: Siti Maghfiroh
Kelas / Semester
: VII F / I
Hari, Tanggal
: Rabu, 30 September 2015
1. Apakah
kamu
menyukai
pembelajaran
menulis
pantun?
Berikan
alasannya! Jawab : Ya saya suka karena menurut saya pantun itu bagus dan mudah dipelajari. 2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis pantun? Berikan alasannya! Jawab : Saya paham materi pantun karena materi pantun yang tadi dijelaskan mudah untuk dipahami. 3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya!
307 307 307
Jawab : Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun sangat mempermudah saya untuk menulis pantun, tanpa bingung dengan tema pantunnya karena sudah ada tema yang tertera di kartu pantunnya. 4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Tidak ada kesulitan untuk menulis pantun karena sudah paham dengan syarat pantun dan ada kartu panun yang dapat mempermudah menulis pantun. 5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Pembelajarannya lebih ditingkatkan lagi, dan dapat diterapkan di materi yang lain tidak hanya pada pembelajaran menulis pantun.
308 308 308
HASIL WAWANCARA SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Nama
: Nur Faisal
Kelas / Semester
: VII F / I
Hari, Tanggal
: Rabu, 30 September 2015
1. Apakah
kamu
menyukai
pembelajaran
menulis
pantun?
Berikan
alasannya! Jawab : Ya saya suka karena saya sudah bisa menulis pantun. 2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis pantun? Berikan alasannya! Jawab : Pemahaman saya terhadap materi menulis pantun cukup baik karena materi menulis pantun itu materinya mudah dipahami. 3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun ini menyenangkan dan membuat saya
309 309 309
percaya diri. Saya merasa lebih mudah dalam mencari sampiran dan isi pantun. 4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Tidak ada kesulitan untuk menulis pantun. Dengan adanya media kartu pantun saya tidak bingung untuk menentukan tema pantun dan jenisnya. 5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Saran lebih baik perbanyak lagi media kartu pantunnya agar siswa lebih banyak lagi belajar menulis pantun.
310 310 310
HASIL WAWANCARA SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
: SMP Negeri 24 Semarang
Nama
: Jeriyan Novan Maldani
Kelas / Semester
: VII / I
Hari, Tanggal
: Rabu, 30 September 2015
1. Apakah
kamu
menyukai
pembelajaran
menulis
pantun?
Berikan
alasannya! Jawab : Ya, saya suka pembelajaran menuls pantun karena sekarang sudah bisa menulis pantun. 2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis pantun? Berikan alasannya! Jawab : Pemahaman saya terhadap materi pembelajaran menulis pantun cukup baik, karena materinya mudah dipahami. 3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab :
311 311 311
Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun sangat seru dan menyenangkan, dengan pembelajaran ini saya tidak merasa bosan karena itu saya bisa membuat pantun dengan mudah. 4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Saya tidak merasakan kesulitan untuk menulis puntun karena adanya kartu pantun yang bagus bisa membantu saya menulis pantun sesuai tema pantunnya. 5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun? Berikan alasannya! Jawab : Saran saya selalu gunakan kartu pantun untuk mempermudah siswa menulis pantun.
312 312 312
Lampiran 22
CONTOH MENULIS PANTUN SISWA SIKLUS I
313 313 313
314 314 314
315 315 315
316 316 316
317 317 317
Lampiran 23
CONTOH MENULIS PANTUN SIKLUS II
318 318 318
319 319 319
320 320 320
321 321 321
322 322 322
Lampiran 24 SURAT KEPUTUSAN
323 323 323
Lampiran 25 SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
324 324 324
Lampiran 26 SURAT KETERANGAN PENELITIAN
325 325 325
Lampiran 27 SURAT KETERANGAN LULUS UKDBI
326 326 326
Lampiran 28 LEMBAR BIMBINGAN
327 327 327
328 328 328
329 329 329
330 330 330
Lampiran 29 LEMBAR LAPORAN SELESAI BIMBINGAN