54 PENERAPAN KORELASI KANONIK DALAM MENGKAJI HUBUNGAN ANTARA GUGUS VARIABEL (Kasus Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Efektifitas Manajerial) Busnawir Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara gugus variabel dependen dengan gugus variabel independen. Selain itu, untuk menentukan variabel-variabel apa saja yang berperan penting dan bersifat dominan menjelaskan setiap gugus variabel. Permasalahan yang sering muncul dalam korelasi adalah bagaimana menjelaskan hubungan simultan antara dua gugus variabel yang tidak dapat dikaji melalui korelasi sederhana. Penerapan analisis korelasi kanonik sangat diperlukan dalam hal: mengkaji hubungan antara gugus variabel independen dan gugus variabel dependen yang bersifat multivariat; mengkaji variabel dominan dalam setiap gugus variabel untuk menemukan variabel yang berperan penting; dan penentuan variabel indikator yang befungsi baik pada setiap gugus variabel. Penentuan variabel ini sangat penting artinya dalam menyelesaikan permasalahan yang bersifat kompleks. Ial)
Kata kunci: Korelasi Kanonik, Hubungan, Gugus Variabel, Dominan, Simultan. PENDAHULUAN Keberhasilan dalam suatu organisasi pendidikan sangat ditentukan oleh efektifitas manajerial dari seorang pimpinan. Efektifitas manajerial ini mencakup efeketifitas perencanaan, efektifitas proses, efektifitas unit kerja, efektifitas supervisi dan evaluasi. Menurut Robbins (1997: 420-421) bahwa efektifitas manajerial terkait dengan kemampuan atau aktualisasi diri dari seorang pimpinan. Aktualisasi diri yang dimaksud adalah kemampuan memahami manusia dan masyarakat yang ada di sekitarnya, memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki berbagai ragam sifat, juga harus pandai mengadakan pendekatan terhadap orang-orang dan menghargai pendapat orang lain. Dari sini kita menemukan dua komponen variabel yaitu efektifitas manajerial dan aktualisasi diri. Masing-masing komponen terdiri atas beberapa variabel yang tentu saja saling terkait dan tidak dapat kita pisahkan antara satu dengan yang lainnya. Secara statistik, untuk melihat keterkaitan antara variabel efektifitas manajerial dan aktualisasi diri adalah tidak mungkin dapat diselesaikan dengan analisis korelasi sederhana atau analisis regresi sederhana maupun dengan analisis regresi ganda, karena kedua variabel ini masing-masing dibangun lebih dari satu variabel. Di sinilah peranan analisis multivariat, di mana permasalahan yang kita hadapi melibatkan banyak variabel yang diasumsikan saling berkorelasi, baik sebagai variabel dependen maupun sebagai variabel independen. Karena teridiri atas beberapa variabel maka disebut dengan gugus
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 54 - 63
55 variabel dependen (gugus DV) dan gugus variabel independen (gugus IV). menganalisis
Untuk
keterkaitan antara dua gugus variabel dalam analisis multivariat lebih
tepat digunakan analisis korelasi kanonik (Gittin, 1985). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan korelasi kanonik dalam menjelaskan (1) keeratan hubungan antara gugus variabel aktualisasi diri (gugus DV) dengan gugus variabel efektifitas manajerial (gugus IV); (2) variabel yang berperan penting pada gugus variabel independen (gugus IV); (3) variabel yang berperan penting pada gugus vaiabel dependen (gugus DV); Analisis Korelasi Kanonik Persamaan Kanonik dan Korelasinya Korelasi kanonik merupakan perluasan dari regresi ganda apabila variabel tak bebasnya (DV) lebih dari satu. Tepatnya adalah bahwa analisis korelasi kanonik merupakan analisis regresi ganda denga p buah variabel tak bebas (DV) dan m buah variabel bebas (IV). Apabila variabel tak bebas itu Y1, Y2, . . . . , Yp dan variabel bebasnya X1, X2, . . . , Xm maka data hasil pengamatan untuk keadaan ini dinyatakan dalam bentuk matriks. Struktur data pengamatan untuk n respons dapat dinyatakan dalam bentuk matriks berikut:
X 11 X 21 X n1
X 12 X 1m Y11 Y12 Y1 p X 22 X 2 m Y21 Y22 Y2 p X n 2 X nm Yn1 Yn 2 Ynp
((Dillon dan Matthew, 1984: 343)
Pemikiran dasar tentang korelasi kanonik adalah menggunakan kombinasi linear, yang satu dibentuk dari variabel tak bebas itu Y 1, Y2, . . . . , Yp dan yang satunya lagi dibentuk dari variabel bebas X1, X2, . . . , Xm, kemudian menggunakan metode kuadrat terkecil dicari koefisien korelasi antara kedua kombinasi linear tersebut.
Secara
matematis, kombinasi linear kedua gugus variabek itu dinyatakan sebagai berikut: X* = a1X1 + a2X2 + . . . + am Xm Y*= b1Y1 + b2Y2 + . . . + bpYp
(Dillon dan Matthew, 1984 : 341)
Dalam bentuk vektor kominasi linear varibel bebas X dan varibel tak bebas Y dapat dituliskan : U = a'X; V = b'Y.
(Johnson dan Dean 1982: 440)
Penerapan Korelasi Kanonik Dalam Mengkaji Hubungan Antara Gugus Variabel (Kasus Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Efektifitas Manajerial) (Busnawir)
56 Pasangan U = a'X dan V = b'Y dinamakan peubah kanonik. Jika q adalah minimum di antara m dan p, kita tulis q = min (m,p), maka sebanyak q buah pasangan kombinasi linear yang dibentuk oleh variabel bebas dan variabel tak bebas, dan dapat dinyatakan sebagai berikut:
U1 = a'1 X U2 = a'2 X . . . Uq = a'q X
dan
V1 = b'1Y V2 = b'2Y . . . Vq = b'qY
Kombinasi linear Uq dan Vq akan digunakan untuk mencari korelasi kanonik. Caranya adalah dengan jalan menentukan pasangan kombinasi linear yang memiliki sifat bahwa U1 dan V1 terbesar korelasinya, korelasi U2 dan V2 terbesar kedua dan tidak berkorelasi dengan pasangan kanonik pertama, korelasi U3 dan V3 terbesar ketiga dan tidak berkorelasi dengan pasangan kanonik pertama dan kedua, demikian seterusnya untuk semua pasangan yang mungkin yang banyaknya ada q = min (k, p). Korelasi antara U dan V yang dinyatakan sebagai fungsi a' dan b' dirumuskan sebagai berikut:
Corr (U , V ) di mana :
a' b [(a ' a )(b' b)] 12
11
22
Var (U) = a' 11 a; Var (V) = b' 22 b; Cov(U,V) = a' 12 b 12 = matriks kovarians gugus variabel X (IV) dengan gugus variabel Y (DV). (Johnson dan Dean, 1982: 440) Penyelesaian persamaan kanonik akan menghasilkan eigen value 12, 22, . . . , q2 dan eigen vektor a dan b yang bersesuaian dengan eigen value 12, 22, . . . , q2 . Akar positif dari eigen value i2 adalah |1| merupakan koefisien korelasi kanonik antara variabel kenonik Uq dan Vq. Eigen vektor a dan b adalah vektor pembobot kanonik. (Gittins 1985: 16-17). Varians yang Dijelaskan oleh Variat Kanonik Besarnya varians gugus varaibel asal X yang diterangkan oleh variabel kanoniknya (U) dinyatakan dengan formula:
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 54 - 63
57
(r j ) m m
R
2 (i ) x
di mana :
2
UX
j 1
m = banyaknya variabel asal X rUXj = korelasi variabel asal Xj dengan variabel kanoniknya.(U), j = 1, 2, . . .m, Besarnya ragam dari setiap variabel asal Y yang diterangkan oleh variabel kanonik U (yang dibentuk dari variabel bebas X) dinyatakan dengan formula:
R
2 ( i )Y | X
di mana :
2 i
R
2 ( i )Y
.R 2 i
2 ( i )Y
= eigen value ke-i (i = 1, 2, . . . p) = ragam gugus variabel Y yang diterangkan oleh variabel kanoniknya (V).
Total varians redundansi yang menjelaskan total varians gugus peubah Y yang diterangkan oleh peubah kanonik U, dirumuskan : Redy|x =
m
R i 1
( i )Y | X
(Gittins, 1985: 41)
Hipotesis Korelasi Kanonik Hipotesis untuk analisis korelasi kanonik, secara statsitik dinyatakan sebagai berikut: H0 : XY = 0 H1 : XY 0
(Dillon dan Matthew 1984: 353)
AsumsiTerhadap Data Asal Beberapa asumsi yang diperlukan analisis kanonik, yaitu data asal berdistribusi multinormal, gugus peubah asal dapat dibentuk dalam suatu kombinasi linear (linearity), dan momoskedastis (homoscedastic). Selain asumsi-asumsi yang disebutkan tadi, hal-hal lain yang perlu diperiksa sebelum analisis adalah screening data, yang meliputi: data hilang (mising data), data pencilan (outlier), dan multikolinearitas (multicolinearity) (Tabachnick dan Linda, 1989: 195-196). METODE PENELITIAN Untuk penerapan korelasi kanonik, dalam penelitian ini mengkaji kasus hubungan antara dua gugus variabel, yaitu gugus variabel bebas (IV) dan gugus variabel tak bebas (DV). Gugus variabel bebas (IV) adalah aktualisasi diri (X) yang terdiri atas 6 variabel indikator, yaitu: X1 (Ukuran kinerja terpilih, atau UKT)), X2 (Perfomans individu atau
Penerapan Korelasi Kanonik Dalam Mengkaji Hubungan Antara Gugus Variabel (Kasus Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Efektifitas Manajerial) (Busnawir)
58 PERF), X3 (Kemampuan proses atau PROS), X4 (Mengenali diri sendiri atau MDS), X5 (Inisiatif atau INIS), X6 (Kompetensi atau KOMP). Selanjutnya, gugus variabel tak bebas (DV) adalah efektifitas manajerial (Y) yang terdiri atas 5 variabel indikator, yaitu: Y 1 (efektifitas perencanaan EPP), Y2 (Efektifitas pelaksanaan atau EPEP ), Y3 (Efektifitas kominikasi personil atau EKP), Y4 (Efektifitas supervise atau ESUP), Y6 (Efektifitas evaluasi atau EEVA) Data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah tersedia sebanyak 30 variabel, kemudian dipilih 11 variabel sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya untuk dikaji lebih lanjut dengan menggunakan analisisi korelasi kanonik. Data dalam penelitian ini merupakan hasil pengukuran dari 120 individu, sehingga setiap variabel terdiri atas 120 data hasil pengamatan. Desain hubungan variabel indikator dengan kanoniknya digambarkan:
X1 X2 X3 X4 X5 X6
Uk Gambar 1
Desain Hubungan Variabel Indikator Independen dan Kanoniknya
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Vk Gambar 2
Desain Hubungan Variabel Indikator Dependen dan Kanoniknya Desain ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi variabel indikator yang mempunyai peranan penting terhadap variat kanoniknya. Tahapan Analisis Analisis data dalam penerapan korelasi kanonik dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan data (screening data). Pemeriksaan data hilang dan pencilan (outlier).
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 54 - 63
59 2. Menghitung matriks korelasi antar variabel indikator menggunakan korelasi product moment. Analisis korelasi kanonik akan bermanfaat bilamana antar variabel indikator saling berkorelasi. Namun korelasi yang dinginkan tidak terlalu tinggi, tidak sama atau lebih besar dari 0,90 (Tabachnick dan Lnida 1989: 87). 3. Menghitung korelasi kanonik. Kriteria yang digunakan adalah Lambda Willk's pada taraf nyata = 0.05. 4. Melihat korelasi antar variabel asal dengan variabel kanoniknya melalui korelasi antara skor setiap variabel asal dengan skor variat kanonik. 5. Sebelum kesimpulan dibuat berdasarkan hasil analisis, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan asumsi normalitas, linearitas, dan homoskedastis 6. Setelah asumsi dipenuhi, dibuat interpretasi dan kesimpulan 7. (Overall dan Jamess, 1972: 373). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pemeriksaan Asumsi Asumsi yang diperlukan adalah normalitas, linearitas, dan homoskedastis. Hasil pengujian untuk skor variat kanonik aktualisasi diri memberikan approximate P-value lebih besar dari 0.15, yang berarti tidak signifikan pada taraf nyata = 0.05. Hal ini mengindikasikan data berdistribusi normal. Untuk skor variat kanonik efektifitas manajerial diperoleh approximate P-value = 0.055 yang juga lebih besar dari taraf nyata = 0.05, sehingga asumsi data berdistribusi normal dipenuhi. Terpenuhinya asumsi normalitas, maka asumsi linearitas dan asumsi homoskedastis juga dipenuhi. 2. Hasil Analisis Korelasi Kanonik Pada output pertama menjelaskan besarnya koefisien korelasi kanonik antar variabel kanonik aktualisasi diri dengan variabel kanonik efektifitas manajerial. Untuk pasangan variabel kanonik yang pertama mempunyai korelasi kanonik terbesar yaitu 0,58; untuk pasangan variabel kanonik kedua sebesar 0,38; untuk pasangan variabel kanonik ketiga sebesar 0,17; untuk pasangan variabel kanonik keempat sebesar 0,14; dan pasangan variabel kanonik kelima sebesar 0,02. Dari kelima pasangan variabel kanonik yang terbentuk, pasangan variabel kanonik pertama dan kedua, masing-masing memberikan koefisien determinasi sebesar 34,02% dan 14,42%. yang menyatakan besarnya kontribusi
Penerapan Korelasi Kanonik Dalam Mengkaji Hubungan Antara Gugus Variabel (Kasus Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Efektifitas Manajerial) (Busnawir)
60 variabel aktualisasi diri terhadap efektifitas manajerial melalui variabel kanonik pertama dan kedua. Sedangkan variabel kanonik yang lain, kontribusinya relatif sangat kecil. Pada output kedua, menjelaskan besarnya varians variabel asal (variabel indikator) yang mampu diterangkan oleh variabel kanoniknya. Variabel kanonik yang pertama menjelaskan sebesar 70,33% varians variabel asal; variabel kanonik kedua menjelaskan 22,98%; variabel kanonik ketiga menjelaskan 3,99%; variabel kanonik keempat menjelaskan 2,64% ; dan variabel kanonik kelima menjelaskan 0,06%. Dari hasil ini mengindikasikan bahwa variabel kanonik pertama telah mampu menjelaskan sebagian besar varians variabel asal. Pada Output ketiga, memberikan informasi bahwa hanya pasangan variabel kanonik pertama yang signifikan, sekaligus merupakan hasil pengujian hipotesis berdasarkan uji Likelihood Rasio. Dapat dilihat bahwa pasangan variabel kanonik pertama menghasilkan nilai signifikan sangat kecil dibandingkan taraf nyata = 0,05 (Pr > F = 0.0001). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gugus variabel aktualisasi diri dengan variabel efektifitas manajerial. dapat diterima. Signifikansi korelasi antara kedua variabel ini juga ditunjukkan oleh statistik Wilks' Lambda dengan Pr > F = 0,0001. Berdasarkan hasil output keempat dan output kelima, diperoleh persamaan kanonik untuk gugus variabel aktualisasi diri dan gugus variabel efektifitas manajerial, dan dinyatakan seperti berikut: Untuk Aktualisasi Diri : AKTU1 = 0.074UKT - 0.053PERF - 0.160PROS + 0.501MDS + 0.012INIS + 0.807 KOMP atau AKTU1 = 0.074 X1 - 0.053 X2 - 0.160 X3 + 0.501 X4 + 0.012 X5 + 0.807 X6 Untuk Efektifitas Manajerial: EFEK1 = 0.503EPP - 0.030EPEP + 0.037EKP + 1.142ESUP - 0.594EEVA
atau
EFEK1 = 0.503Y1 - 0.030Y2 + 0.037Y3 + 1.142Y4 - 0.594Y5 Hasil output keenam menjelaskan besarnya korelasi antara variabel indikator aktualisasi diri dengan variabel kanonik. Dari 6 variabel indikator, yang mempunyai korelasi terbesar adalah variabel KOMP (Kompetensi) yaitu 0,857, kemudian variabel MDS (Mengenali Diri Sendiri)
dengan korelasi 0.505. Sedangkan variabel indikator
lainnya mempunyai korelasi relatif kecil, berada di bawah 0.3. Dengan demikian variabel indikator yang berperan penting terhadap aktualisasi diri adalah kompetensi dan kemampuan mengenali diri sendiri.
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 54 - 63
61 Hasil output ketujuh menjelaskan besarnya korelasi antara variabel indikator efektifitas manajerial dengan variabel kanonik. Dari 5 variabel indikator, yang mempunyai korelasi terbesar adalah variabel ESUP (Efektifitas Supervisi) yaitu 0,851, dan variabel EPP (Efektifitas Perencanaan Pekerjaan) yaitu 0.718. Kemudian dikuti oleh variabel EPEP (Efektifitas Pelaksanaan Pekerjaan) dengan korelasi 0.552, variabel EEVA (Efektifitas Evaluasi) dengan korelasi 0.545. Sedangkan variabel EKP (Evaluasi Komunikasi Personal) korelasinya sangat kecil, yaitu 0.197. Berdasarkan besarnya korelasi ini, maka variabel indikator yang sangat berperan penting terhadap efektifitas manajerial adalah efektifitas supervisi dan efektifitas perencanaan pekerjaan. Hasil ouput kesembilan menjelaskan bahwa variabel indikator aktualisasi diri yang mempunyai korelasi terbesar yaitu variabel KOMP (Kompetensi) dengan korelasi 0.500, sedangkan yang lainnya relatif sangat kecil. Hasil output kesepuluh menjelaskan bahwa variabel indikator ESUP (Efektifitas Supervisi) memberikan korelasi terbesar yaitu 0.4961, kemudian variabel EPP (Efektifitas Perencanaan Pekerjaan) sebesar 0,4189, varaibel EPEP (Efektifitas Pelaksanaan Pekerjaan) sebesar 0,3218, dan variabel EEVA (Efektifitas Evaluasi) sebesar 0,3177, sedangkan variabel EKP (Efektifitas Komunikasi Personil) korelasinya sangat kecil, yaitu 0,1150. Berdasarkan bersarnya korelasi ini, maka dapat dikatakan bahwa variabel indikator efektifitas manajerial yang memiliki hubungan paling erat dengan aktualisasi diri adalah efektifitas supervisi dan efektifitas perencanaan pekerjaan B. Pembahasan Hasil analisis korelasi yang ditunjukkan melalui korelasi produc moment memperlihatkan bahwa semua variabel indikator aktualisasi diri saling berkorelasi, demikian pula variabel indikator efektifitas manajerial. Korelasi di antara variabel indikator itu dapat dikatakan cukup baik untuk analisis korelasi kanonik yang dilakukan dalam penelitian ini. Hal tersebut juga didukung oleh terpenuhinya asumsi keterkaitan antar variabel tidak mengandung kolinearitas. Selain itu, data yang dianalisisi memenuhi asumsi yang diperlukan yaitu normalitas, linearitas, dan homoskedastis Melalui analisis korelasi kanonik ditemukan bahwa dari kelima pasangan variabel kanonik yang terbentuk, pasangan variabel kanonik pertama dan kedua, masing-masing memberikan koefisien determinasi sebesar 34,02% dan 14,42%. yang menyatakan besarnya kontribusi aktualisasi diri terhadap efektifitas manajerial melalui variabel kanonik pertama dan kedua. Besarnya varians variabel asal (variabel indikator) yang mampu
Penerapan Korelasi Kanonik Dalam Mengkaji Hubungan Antara Gugus Variabel (Kasus Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Efektifitas Manajerial) (Busnawir)
62 diterangkan oleh variabel kanoniknya, adalah varabel kanonik yang pertama menjelaskan sebesar 70,33% dan telah mampu menjelaskan sebagian besar varians variabel asal. Hasil ini memberikan bukti bahwa hanya pasangan kanonik pertama yang singnifikan untuk analisis lebih lanjut dan untuk interpretasi. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel aktualisasi diri dengan variabel efektifitas manajerial. dapat diterima. Dari 6 variabel indikator aktualisasi diri, yang mempunyai korelasi terbesar adalah variabel KOMP (Kompetensi) yaitu 0,857, sehingga variabel indikator inilah yang berperan menjelaskan peran aktualisasi diri dalam kaitannya dengan kemampuan manajerial. Dari 5 variabel indikator dalam kemampuan manajerial, yang mempunyai korelasi terbesar adalah variabel ESUP (Efektifitas Supervisi) yaitu 0,8506, dan variabel EPP (Efektifitas Perencanaan Pekerjaan) yaitu 0.7182. Berdasarkan besarnya korelasi ini, maka variabel indikator yang sangat berperan penting terhadap efektifitas manajerial adalah efektifitas supervisi dan efektifitas perencanaan pekerjaan. Dari hasil analisis ditunjukkan pula bahwa kompetensi sebagai indikator aktualisasi diri yang memiliki peranan penting terhadap efektifitas manjerial. Selanjutnya ditunjukkan pula bahwa variabel indikator efektifitas manajerial yang memiliki hubungan paling erat dengan aktualisasi diri adalah efektifitas supervisi dan efektifitas perencanaan pekerjaan. Dari hasil analisis korelasi kanonik yang diuraikan dalam tulisan ini memberikan gambaran bahwa, dengan korelasi kanonik dapat ditentukan hubungan simultan antara gugus variabel indpenden dan gugus variabel dependen. Dari kedua gugus variabel tersebut dapat ditemukan variabel-variavel yang dominan dan berperan penting dalam menjelaskan hubungan antara kedua gugua variabel yang sedang dikaji. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Melalui pendekatan analisis korelasi kanonik terkait dengan variabel yang dikaji dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: (1) Korelasi kanonik antara gugus variabel aktualisasi diri dengan gugus variabel efektifitas manajerial sangat signifikan. Hubungan kanonik di antara kedua gugus variabel ini dinyatakan cukup kuat. (2) Korelasi kanonik mampu mendetaksi bahwa dari enam variabel indikator yang membentuk gugus variabel aktualiasasi diri (gugus IV) yaitu ukuran kinerja terpilih, perfomans individu, kemampuan proses, mengenali diri sendiri, inisiatif, dan kompetensi, yang sangat berperan penting
MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 54 - 63
63 adalah kompetensi dan kemampuan mengenali diri sendiri. (3) Di antara empat variabel indikator yang dominan pada gugus variabel efektifitas manjerial (gugus DV), yang sangat berperan penting ialah efektifitas supervisi dan efektifitas persiapan pekerjaan. B. Saran-Saran Mengacu pada kesimpulan penelitian ini, maka disarankan bahwa penerapan analisis korelasi kanonik sangat diperlukan dalam hal: (1) Untuk mengkaji hubungan antara gugus variabel independen dan gugus variabel dependen yang bersifat multivariat yang tidak dapat diselesaikan melalui korelasi sederhana. (2) Mengkaji variabel dominan dalam setiap gugus variabel. Pengkajian ini dimaksudkan untuk menemukan variabel yang berperan penting dalam menjelaskan keberadaan gugus variabel untuk dianalisis lebih lanjut. (3) Penentuan variabel indikator yang befungsi baik pada setiap gugus variabel.
Penentuan
variabel
ini
sangat
penting
artinya
dalam
menyelesaikan
permasalahan keterkaitan antara gugus variabel yang bersifat kompleks. DAFTAR RUJUKAN Dillon, William R. dan Matthew Goldstein, 1984. Multivariate Analysis, Methods and Applications. Jhon Wiley & Sons. Inc. New York. Gittins, R. 1985. Canonical analysis, Areview with Applications in Ecology. SpringerVerlag, Berlin Heidelberg New York, Toky. Johnson, Richard A dan Dean W. Wichern. 1982. Aplied Multivariate Statistical Analysis. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Overall, John E. dan James Clett. 1972. Applied Multivariate Analysis. McGraw-Hill Book Company. New York. Robbins, Stephen P. 1997. Managing Today. Prentice-hall, New Jersey. Tabachnick, Barbara G. dan Linda S. Fidell. 1989. Using Multivariate Statistics. Harper Collins Publishers, Inc. New York.
Penerapan Korelasi Kanonik Dalam Mengkaji Hubungan Antara Gugus Variabel (Kasus Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Efektifitas Manajerial) (Busnawir)