DOSEN: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)
UJIAN TENGAH TRIWULAN TAKE HOME SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENERAPAN E-BISNIS DALAM INDUSTRI PERTANIAN Oleh:
DEWI SURYANI OKTAVIA B. (P056100142.35E)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
I. PENDAHULUAN
Sektor pertanian dewasa ini membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan kuat. Sektor ini sangat memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
dan
perlu
memperoleh
perhatian
khusus
Pemerintah
dengan
menjadikannya sebagai salah satu komponen utama dalam program dan strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Sektor pertanian Indonesia di masa lampau pernah memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi angka kemiskinan secara drastis. Terjadinya pergeseran menuju bentuk pertanian dengan nilai tambah yang tinggi, telah mendorong sektor ini kearah modernisasi baik dari sisi budidayanya sampai pada pengelolaan pasca panen dan bahkan pemasarannya. Pengalaman negara tetangga menekankan pentingnya dukungan dalam proses pergeseran tersebut. Saat ini, adapun tantangan bagi pemerintahan yaitu untuk menggalakan peningkatan produktivitas diantara penghasil di daerah rural, dan menyediakan pondasi jangka panjang dalam peningkatan produktivitas secara terus menerus. Berdasarkan laporan dari Bank Dunia, untuk menjawab tantangan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Fokus dalam pendapatan para petani; titik berat di padi tidak lagi dapat menjamin segi pendapatan petani maupun program keamanan pangan; 2. Peningkatan produktifitas adalah kunci dalam peningkatan pendapatan petani, oleh karena itu pembangunan ulang riset dan sistem tambahan menjadi sangat menentukan; 3. Dana diperlukan, dan dapat diperoleh dari usaha sementara untuk memenuhi kebutuhan kredit para petani melalui skema kredit yang dibiayai oleh APBN; 4. Pertanian yang telah memiliki sistem irigasi sangat penting, dan harus dipandang sebagai aktifitas antar sektor. Pemerintah perlu memastikan integritas infrastruktur dengan keterlibatan pengguna irigasi secara lebih intensif, dan meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk mencapai panen yang lebih optimal hingga setiap tetes air;
2
5. Fokus dari peran regulasi dari Departemen Pertanian perlu ditata ulang. Kualitas input yang rendah mempengaruhi produktifitas petani, karantina diperlukan untuk melindungi kepentingan petani dari penyakit dari luar namun pada saat yang bersamaan juga tidak membatasi masuknya bahan baku impor, dan standar produk secara terus menerus ditingkatkan di dalam rantai pembelian oleh sektor swasta, bukan oleh pemerintah. Peranan industri pertanian semakin penting dan semakin mendapat perhatian dalam pembangunan nasional. Industri ini dapat dikatakan sebagai masa depan sektor pertanian. Perubahan yang terjadi dari pertanian pangan ke industri pertanian sangatlah penting demi menghadapi berbagai tuntutan pencapaian pertanian dengan nilai tambah yang tinggi. Beberapa faktor seperti perkembangan gaya hidup, pendapatan per kapita, teknologi pertanian maupun liberalisasi perdagangan global berpengaruh pada peningkatan peran industri pertanian dalam pembangunan. E-Business merupakan kegiatan berbisnis yang menggunakan basis jaringan yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis, baik individual maupun instansi. Dibandingkan dengan model bisnis tradisional yang bersifat sekuensial, kurang integrasi, berbasis kertas, mahal, dan tidak efisien, serta berbasis waktu dengan banyak kegiatan yang bersifat serial, E-Business merupakan sebuah model berkelanjutan dan terintegrasi, yang memungkinkan beberapa pihak untuk bergabung dan berkolaborasi. Hal ini didorong oleh informasi yang mengarah kepada efisiensi yang lebih baik dan penghematan biaya. Saat ini, pemerintah berupaya untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai alat akselerasi pembangunan pertanian di Indonesia. Dalam Rencana Strategik (RENSTRA) Departemen Pertanian, 20052009, seperti yang dikutip oleh Soekartawi (2007), telah dicanangkan kebijakan operasional program TIK, yaitu: a. Pengembangan dan Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statistik Pertanian, b. Peningkatan, Pemanfaatan dan Penyebaran Informasi,
3
c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Bidang Statistik dan Sistem Informasi, dan d. Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Sistem Informasi. Lebih lanjut Soekartawi (2007) mengungkapkan bahwa pemanfaatan TIK dalam bidang pertanian sering dinamakan e-Agriculture atau e-Agribusiness. Pengertian e-Agriculture atau e-Agribusiness sering diambilkan dari definisi e (electronic) dalam konsep Information and Communication Technology (ICT), yaitu kegiatan pertanian dan/atau agribisnis yang memanfaatkan keunggulan ICT seperti komputer, internet, piranti lunak (softwares) dan piranti keras (hardwares), radio, televisi dan perangkat IT lainnya, serta orang yang mengoperasikan ICT tersebut.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian, Teknologi dan Aplikasi E-business (E-bisnis) Bisnis elektronik (e-business/e-bisnis) telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi individu dan bisnis. Kemajuan dalam teknologi berbasis teknologi web telah membuat kegiatan e-bisnis berbiaya efektif dan mudah diimplementasikan bahkan bagi usaha kecil. Manfaat dan aplikasi yang berasal dari e-bisnis sangatlah luas serta dapat diterapkan di area pengiriman, penjualan, iklan, rantai pasok, dan pertukaran data elektronik. Dalam dunia bisnis, implementasi e-bisnis kini menjadi suatu keharusan untuk bersaing di pasar. Berbeda dengan manfaat yang diperoleh dari aplikasi ebisnis, teknologi internet telah meningkat kerentanan individu terhadap penipuan dan pencurian serta menimbulkan kekhawatiran akan privasi dan kebijakan (Magid, Tatikonda dan Cochran, 2009). Kemajuan dalam teknologi diharapkan dapat mengurangi kerentanan individu dan meningkatkan manfaat dan aplikasi ebisnis. E-business atau e-bisnis mengacu pada proses pertukaran barang, jasa, dan pembayaran melalui transaksi elektronik yang biasanya dilakukan melalui pertukaran data elektronik (EDI), virtual private network (VPN) atau Internet (Hayes, 2002). Teknologi e-bisnis setiap hari terus berkembang pesat. Beberapa teknologi baru termasuk “layanan Web”, Interactive Company Portals (ICP), software-software kolaborasi, konferensi video, dan suara-over IP. Teknologi lain yang terus dikembangkan untuk meningkatkan aplikasi e-bisnis yang ada meliputi web
browser,
e-mail,
dan
instant
messaging.
Manajer
TI
harus
mempertimbangkan strategi bisnis dan rencana e-bisnis untuk mengembangkan arsitektur e-bisnis demi menangani kebutuhan transaksi perusahaan. Infrastruktur e-bisnis yang pada akhirnya dilaksanakan harus mengandung aplikasi untuk layanan direktori web (seperti mesin pencari), pembayaran transfer elektronik, ebisnis server, perangkat lunak keamanan, dan perangkat lunak personalisasi (Pearlson and Saunders, 2006).
5
Lebih lanjut Pearlson and Saunders (2006) mengutarakan ada enam model bisnis dasar yang berhubungan dengan e-bisnis di internet. Keenam model bisnis dasar tersebut adalah Business-to-Business (B2B), Business-to-Consumer (B2C), Business-to-Employer (B2E), Business-to-Government (B2G), Consumer-toConsumer (C2C), dan Hybrid yang menggabungkan kedua model B2B dan B2C. Masing-masing model yang berbeda mewakili pembeli dan penjual melalui barang, jasa dan informasi yang dapat melalui internet. Model B2B berfokus pada hubungan antara dua perusahaan dan ditandai oleh produk internal dan jasa atau berbagi pengetahuan. Model B2C berfokus pada hubungan antara bisnis dan konsumen di pasar. Model ini mungkin yang paling dikenal bagi kebanyakan orang. Website yang menjual barang dan jasa kepada konsumen termasuk ke dalam kategori ini secara luas. Model B2E berfokus pada hubungan antara bisnis dan karyawannya. Model ini biasanya merupakan bentuk internal yang digunakan oleh bisnis untuk berkomunikasi dan memungkinkan transaksi terjadi dalam organisasi. Model B2G berfokus pada hubungan antara bisnis dan pemerintah. Model ini telah menghasilkan keuntungan yang cepat karena pemerintah sedang mencari cara untuk merampingkan pembelanjaannya. Akhirnya, model C2C berfokus pada hubungan antara konsumen dan konsumen lainnya. Hal ini dikategorikan oleh kenaikan popularitas biddings online dan lelang. Selain itu terdapat pula lima bidang di mana aplikasi e-bisnis berdampak yang paling penting, diantaranya adalah pengiriman, penjualan, iklan, rantai suplai dan pertukaran data elektronik.
2.2. Cross Functional Enterprise Application Perusahaan menganggap cross functional enterprise system sebagai strategi menggunakan informasi teknologi untuk berbagi sumber – sumber informasi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari proses bisnis dan mengembangkan strategi keterhubungan antara pelanggan, suplier, dan partner bisnis. O’ Brian & Marakas (2008) memberikan contoh aplikasi cross functional enterprise application dapat dilihat pada gambar berikut.
6
Marketing
R & D Engineering
Manufacturing
Gambar 1. Cross Functional Enterprise Application
2.3. Enterprise Application Architecture Adapun bentuk arsitektur dari cross functional enterprise application yang menggambarkan komponen dasar, proses, dan interface dari aplikasi e-business dan keterhubungannya satu sama lain. Mohan Sawhney & Jeff Zabin dalam O’Brien & Marakas (2008) menggambarkan enterprise application architecture.
Gambar 2. Enterprise Application Architecture
Pada gambar terlihat bahwa perusahan tidak menggunakan fungsi bisnis tradisional atau hanya mendukung proses bisnis internal perusahaan saja, tetapi fokus penyempurnaan proses bisnis bersama – sama pelanggan, supplier, partner, dan stakeholder. ERP (Enterprise Resource Planning) fokus pada produksi internl perusahaan. CRM(Customer Relationship Management) fokus pada mendapakan 7
dan mempertahankan pelanggan yang potensial, melalui marketing, penjualan, dan
proses
mendapatkan
layanan. dan
PRM
(Partner
mempertahankan
Relationship
partner
bisnis
Management) yang
mampu
untuk untuk
meningkatkan penjualan dan distribusi dari produk dan jasa perusahaan. SCM(Supply Chain Management) fokus pada pengembangan proses produk dan jasa yang efektif dan efisien yang dibutuhkan oleh bisnis. KM (Knowledge Management) fokus pada penyediaan alat bagi pegawai perusahaan untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
2.4. Fungsi E-Bisnis dalam Perusahaan E-Bisnis melibatkan proses bisnis yang mencakup seluruh rantai nilai yaitu dari pembelian dan manajemen rantai pasok, pemrosesan pesanan, penanganan pelayanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra bisnis. Standar teknis khusus untuk e-Business memfasilitasi pertukaran data antar perusahaan. Solusi perangkat lunak e-Business memungkinkan integrasi proses bisnis intra dan inter perusahaan. e-Business dapat dilakukan dengan menggunakan web, internet, intranet, ekstranet, dan bantuan perangkat seperti e-mail, telepon, sms, fax atau beberapa kombinasi dari hal tersebut. Terdapat beberapa aplikasi e-Business yang dapat diterapkan dalam perusahaan, antara lain: a. ERP (Enterprise Resource Planning) Merupakan tulang punggung e-business, dengan kata lain ini merupakan sistem operasi dari sebuah bisnis, setara dengan sistem operasi windows untuk operasi back-office. b. CRM (Customer Relationship management) Hal ini memungkinkan kustomisasi dan personalisasi produk-produk serta jasa secara real-time sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan daya kebiasaan membeli pelanggan. c. EAI (Enterprise Application Integration) Dapat mengintegrasikan berbagai kelompok aplikasi perusahaan dengan memperbolehkan pertukaran data sesuai dengan aturan yang berasal dri model proses bisnis yang dikembangkan oleh para pengguna.
8
d. SCM (Supply Chain Management) Perekayasaan kembali dan otomatisasi banyak proses rantai pasok tradisional. e. ECS (Enterprise Collaboration Systems) Mendukung dan meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antar tim dan kelompok kerja dalam sebuah organisasi. Pada dasarnya, perdagangan elektronik (EC) adalah proses pembelian, mentransfer, atau bertukar produk, jasa, dan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. EC juga dapat bermanfaat dari berbagai perspektif termasuk proses bisnis, layanan, belajar, kolaboratif, masyarakat.
2.5. E-bisnis dan Pertanian Industri pertanian merupakan industri tertua dan paling penting di dunia. Selama bertahun-tahun, rantai pasok industri tergantung pada secarik kertas. Namun hal ini mulai berubah selama 20 tahun terakhir, teknologi telah memungkinkan peningkatan dramatis dalam cara berbisnis yang dilakukan dalam industri. Terdapat beberapa database pertanian yang telah dikembangkan dalam meningkatkan efisiensi dalam dunia e-bisnis dari industri dalam kurun waktu tersebut. Perubahan global yang terjadi selama bertahun-tahun berdampak pada sektor pertanian. Soekartawi (2003) dalam Soekartawi (2007) menyatakan bahwa akibat adanya perubahan global yang mempengaruhi berbagai aspek sosial, ekonomi dan politik masyarakat menyebabkan terjadinya transfotmasi struktural di sektor pertanian di Indonesia. Beberapa ciri terjadinya perubahan atau transformasi struktural sektor pertanian ini, dapat dilihat dari kenyataan sebagai berikut, yaitu: a. Peran relatif sektor pertanian terhadap PDB kerja semakin menurun. Pada tahun 1989, sektor pertanian menyumbang sekitar 22,3% terhadap PDB, namun angka itu menurun menjadi 13,4% pada tahun 2005. b. Peran relatif sektor pertanian terhadap kemampuan menyerap tenaga kerja juga menurun. Kalau pada tahun 1989 sektor pertanian mampu menyerap angkatan kerja sebesar 54%, maka pada tahun 2005. Angka tersebut menurun menjadi 44,5%.
9
c. Keterkaitan sektor pertanian dan sektor nonpertanian yang semakin tinggi, ternyata tidak begitu dipakai sebagai landasan pembangunan industri yang didasarkan pada bahan baku pertanian (agroindustri). d. Daerah pedesaan yang semakin terbuka, menyebabkan sektor pertanian juga cepat berubah digantikan oleh kegiatan sektor non-pertanian. e. Ciri berusahatani juga mengalami perubahan di mana yang dahulunya di kenal adanya usahatani subsisten/tradisional yang berorientasi pada produksi, berubah menjadi usahatani komersial yang berorientasi pada prinsip-prinsip efisiensi dan nilai tambah. f. Munculnya ICT yang berkembang di hampir semua kehidupan, termasuk di kegiatan di sektor pertanian, menyebabkan siapa yang mampu menyerap informasi dan menguasai teknologi terlebih dahulu yang akan lebih banyak diuntungkan. Selanjutnya
Soekartawi
(2006)
mengungkapkan
bahwa
pengaruh
globalisasi yang dicirikan oleh dampak ICT terhadap sektor pertanian itulah maka kini terjadi perkembangan e-Agriculture. Begitu pula, karena perkembangan sektor pertanian bukan saja terjadi di hulu (saat proses produksi), namun juga di hilir (saat pasca produksi), maka baik e-Agriculture maupun e-Agribusiness juga semakin cepat berkembang. Merambahnya peran ICT ke kegiatan pertanian, memunculkan sebuah istilah yang dikenal dengan nama e-Agriculture dan eAgribusiness. Sehingga menurut Ingale et al., (2007), e-Agriculture dan eAgribusiness pada dasarnya adalah pemanfaatan ICT dalam bidang pertanian atau bisnis di bidang pertanian. Dengan kata lain e-Agribusiness adalah e-business di bidang pertanian. Lebih lanjut definisi e-Agribusniness menurut Soekartawi (2006) adalah kegiatan perdagangan (atau transaksi jual-beli) barang dan jasa pertanian melalui media elektronik. Keunggulan dari penggunaan e-Agribusiness adalah efektif, efisien, murah, praktis, alat promosi yang luas dengan tanpa batas, dan dapat dipakai untuk untuk membangun loyalitas pelanggan. E-agribusiness juga merupakan salah satu diversifikasi sebagai sumber memperoleh keuntungan. Disamping itu juga aplikasinya bisa cepat sehingga dapat mengikuti perkembangan
global
bisnis
pertanian.
Sebaliknya,
kelemahan
dari
e-
10
Agribusniness adalah tidak semua aktor (players) mempunyai atau terakses fasilitas elektronik, tidak semua aktor mengerti e-Agribusiness (karena pendidikannya, tingkat sosial-ekonominya).
11
III.
PEMBAHASAN
3.1. Penerapan E-bisnis dalam Industri Pertanian Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat menjadi alat yang efektif untuk memfasilitasi pengiriman dari masing-masing empat bahan penting bagi pertanian, yaitu air, kredit, teknologi dan pasar. Telah banyak terlihat beberapa praktek inovatif yang berhasil menunjukkan manfaat TIK bagi sektor pertanian. Pengiriman informasi menggunakan teknologi komunikasi ini akan membawa manfaat yang sangat dibutuhkan dalam transparansi semua kegiatan yang menjadi ciri pertanian. E-agribusiness dapat menjadi jalan untuk maju. Kombinasi teknologi informasi dan bioteknologi dapat mengubah lanskap pedesaan. Adopsi teknologi akan dipercepat ketika manfaat yang nyata. Namun suatu hal yang harus diperhatikan bahwa infus teknologi dengan sendirinya tidak akan secara otomatis merevolusi pertanian atau membawa kemakmuran pedesaan. Reformasi kelembagaan harus mendahului adopsi teknologi. Manajemen risiko atau instrumen mitigasi perlu dirancang. Sukses dalam pertanian melalui adopsi teknologi adalah tergantung pada dua faktor utama yaitu meningkatkan investasi publik dan kemauan politik untuk menerapkan program yang berorientasi pada pertumbuhan. Konsolidasi kepemilikan, memperkuat sistem pengiriman input, pengelolaan air ilmiah, praktek agronomi dan peningkatan infrastruktur pedesaan merupakan kunci untuk pertumbuhan yang berkelanjutan yang juga TIK dapat diterapkan. Namun dukungan pemerintah sangatlah diperlukan dalam hal ini. Keberadaan konsumen merupakan hal yang selalu penting bagi produsen, agar dapat memahami mereka serta cara terbaik untuk masuk ke pasar mereka. Dengan adanya kemajuan teknologi signifikan yang terjadi selama dua dekade terakhir ini, kini penjual/pemasar dihadapkan pada lebih banyaknya alternatif dan memahami bagaimana menyusun kebijakan promosi. Berbagai strategi efisiensi kini lebih menjanjikan bagi sektor pertanian, yaitu peningkatan manfaat teknologi, seiring dengan lebih canggihnya traktor dan peralatan, adopsi teknologi peramalan cuaca, global positioning system (GPS),
12
citra satelit dan bioteknologi. Penggunaan internet dan peranannya dalam pemasaran kini menjadi hal yang paling menarik untuk diamati. Terdapat banyak situs web e-commerce yang khusus dirancang untuk industri pertanian dan masih banyak lagi yang sedang dikembangkan setiap harinya. Beberapa situs yang lebih populer meliputi AgWeb.com dari Farm Jurnal,
Agriculture
Online
(agriculture.com)
dari
Successful
Farming,
DirectAg.com oleh American Farm Bureau, XSAg.com, Farms.com, eMerge Interaktif, Rooster.com oleh Cargill, Dupont dan Cenex Harvest State Cooperative, Vantage-Point Network oleh Deere dan Co, Growmark, Inc dan Firmland Industries, farmdoc.uiuc.edu disponsori oleh University of Illinois at Urbana-Champagne, dan mPower3.com oleh ConAgra. Banyak perusahaan besar melakukan investasi besar di ventura internet. Dalam Business Wire (2003) disebutkan bahwa di tahun 2003, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan membantu usaha pertanian dalam mencapai manfaat ekonomi dan pengelolaan e-commerce, RAPID, Inc. secara resmi meluncurkan Sistem Identifikasi Industri Pertanian (AGIIS), database pertanian online dan terpadu yang pernah ada untuk pertama kalinya. Diluncurkan di Konferensi Musim Panas tahunan RAPID, AGIIS menjanjikan secara signifikan dapat meningkatkan efektivitas rantai pasok industri dengan menyediakan pengenal unik bagi pembeli, pemasok, dan konsumen serta informasi produk. AGIIS dapat menyimpan semua informasi ini dalam format elektronik standar yang mudah diakses pelanggan melalui Internet. Lebih dari 60 perusahaan industri terkemuka berpartisipasi dalam AGIIS termasuk Monsanto, Syngenta, Koperasi Amerika Selatan, Agriliance, National Pork Board, Dow AgroSciences DuPont Perlindungan Tanaman dan BASF. Dalam konferensi tersebut, perusahaan anggota RAPID akan diperkenalkan akan keuntungan AGIIS dan diberikan pelatihan mengenai penggunaannya. Lebih lanjut diesebutkan pula bahwa sejak tahun 1995, RAPID telah berhasil mengembangkan satu dan dua database yang terpisah namun berhubungan satu sama lain bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam dunia e-bisnis industri. Ketiga database yang kini telah diintegrasikan dan membentuk AGIIS antara lain:
13
a. Electronic Business ID Directory (EBID), yang berisi informasi demografis distributor,
mengenai pengecer,
lokasi
pengguna
akhir
produsen,
khusus
dan
pupuk
poin yang hilang dalam proses manufaktur, distribusi penjualan manufaktur, serta aplikasi input pertanian dan produk-produk khusus; b. North
American
direktori
Purchaser
pembelian
Directory
unit
(NAPD),
dalam
yang
industri
berisi
pertanian,
termasuk pengusaha dan petani, dan c. Product
Directory,
yang
berisi
direktori
industri
produk, diidentifikasi oleh nomor identifikasi perdagangan global mereka
(GTIN),
serta
data
terkait
seperti
kemasan
dan
unit pengukuran. Sebelumnya dengan membangun fokus pada World Wide Web sebagai pendekatan penting untuk meraih peluang di masa mendatang, di tahun 2000, divisi pertanian Bayer Corporation, sebuah perusahaan berbasis riset dengan bisnis utamanya di bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan dan bahan kimia, meluncurkan
sebuah
platform
e-commerce
dimana
perusahaan
dapat
meningkatkan kegiatan rantai pasok antara Bayer dengan pelanggan bisnis-kebisnis
(B2B).
Peluncuran
BayerValue.com
akan
memungkinkan
Bayer
memanfaatkan internet untuk menyediakan platform manajemen rantai pasok yang komprehensif dan efisien secara online. BayerValue.com akan memberikan solusi yang sangat dibutuhkan bagi permasalan rantai pasok untuk para pelanggannya yang termasuk dokter hewan, distributor kesehatan hewan dan pengecer serta distributor agribisnis. Pemanfaatn web akan memungkinkan Bayer dan
pelanggan
bisnis-ke-bisnis
(B2B)nya
menggunakan
internet
untuk
berkomunikasi dengan cara yang halus demi meningkatkan kecepatan dan efisiensi operasi bisnis seperti penempatan pesanan, pelacakan pesanan, manajemen persediaan dan distribusi. Bayer bertujuan untuk menciptakan sebuah rantai pasok virtual yang akan menjadi diakui sebagai standar industri di pasar dimana melakukan bisnisnya. Ini merupakan inisiatif e-commerce yang inovatif demi meningkatkan akses pasar dan peluang melalui penggunaan World Wide Web, seperti yang dituliskan dalam PRNewswire (2000).
14
3.2. E-bisnis Dalam Menunjang Pertanian di Indonesia Aplikasi e-Agriculture atau e-Agribusiness dapat dilakukan di semua aktivitas pertanian mulai dari kegiatan di hulu (proses produksi) sampai pada di hilir (pemasaran hasil). FAO telah memanfaatkan ICT di kegiatan network, publikasi, database dan pembuatan Web. Sementara itu, Soekartawi (2007) menyebutkan Departemen Pertanian memanfaatkan ICT untuk program a. Pengembangan Statistik Pertanian, b. Pengembangan Sistem Informasi, dan c. Penunjang Pengembangan Sistem Informasi dan Statistik Pertanian. Menurut Soekartawi (2005) dalam Soekartawi (2007), pemanfaatan eAgriculture atau e-Agribusiness di kalangan swasta dan di pendidikan pertanian dirasa juga sebelum seperti yang diharapkan. Sistem ini dipakai para businessmen bukan saja untuk produk-produk pertanian tetapi juga produk lain yang berkaitan dengan pertanian, misalnya bidang jasa pertanian. Adapun beberapa keunggulan e-Agribusiness, antara lain: •
Mengurangi biaya Komunikasi bisnis yang semula dilaksanakan dengan menggunakan telpon jarak jauh, fax dan surat-menyurat dapat digantikan dengan mengirim email, chatting sehingga biaya menjadi lebih murah.
•
Menghemat waktu Komunikasi dengan cara-cara lama seperti penggunaan telpon, fax dan surat-menyurat tentu memerlukan waktu yang lama. Maka dengan memanfaatkan internet, apakah itu melalui teknik mengirim e-mail, teknik chatting, maka waktu dapat dihemat.
•
Mengintegrasikan supply chain secara lebih mudah dan singkat. Dengan memanfaatkan internet, maka betapapun kompleksnya mekanisme perdagangan (misalnya supply chain), dapat disederhanakan dengan mekanisme yang tersedia di internet.
•
Menjadi ajang promosi yang ‘mendunia’dengan biaya yang murah Dengan memanfaatkan internet, maka perusahaan tersebut menampakkan market exposure yang dapat diketahui oleh masyarakat dunia,
•
Merupakan diversifikasi pembentukan keuntungan perusahaan
15
Disamping keuntungan yang dihasilkan dari cara-cara lama yang tidak menggunakan internet, kini ada alternatif baru, yaitu bisnis dengan memanfaatkan internet yang merupakan revenue stream baru. •
Memperpendek waktu product cycle Dengan memanfaatkan internet, maka product cycle menjadi lebih pendek, sehingga proses berbisnis menjadi lebih banyak, dan pada akhirnya keuntungan juga akan lebih besar.
•
Meningkatkan customer loyality Dalam bisnis modern, maka masalah kepuasan pelanggan menjadi acuan. Makin loyal pelanggan, makin baik bagi perkembangan perusahaan. Pemanfaatan internet, dalam banyak kenyataan, mampu meningkatkan loyalitas pelanggan ini. Walaupun e-Agribusiness, kini berkembang secara lambat tetapi
berpotensi berkembang cepat pada masa mendatang, ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: •
Banyaknya usaha bisnis komoditas pertanian yang sudah memiliki website
•
Banyaknya promosi permintaan atau penjualan komoditas pertanian yang diiklankan di internet, dan
•
Banyaknya transaksi jual-beli komoditas pertanian melalui internet. Perkembangan e-agribusiness di Indonesia saat ini dapat terlihat dari
mulai bermunculannya website maupun agribisnis network seperti yang diungkapkan oleh Soekartawi (2007) dalam tabel dibawah ini: Tabel 1. Beberapa Contoh Websites untuk Beberapa Bisnis Produk-Produk Pertanian Komoditas Pertanian
Alamat Websites
1. Bunga/Tanaman hias
http://www.tokobungaonline.net www.adenium88.indonetwork.co.id www.benihkamboja.com www.toekangboenga.com www.Bonsaikamang www.Horties Exotica Nursery
16
www.Bonsai Star Gallery 2. Obat-obatan Tradisional
www.morinda-house.com www. ObatAlami.com www. Pusat Obat Tradisional
3. Sarana Produksi/Umum
www. kiospaktani.com www.virginnatural.com www.kedai-atamimi www.TokoMesin.com
Sedangkan Tabel 2 menunjukkan beberapa contoh agribusiness network yang ada baik di Indonesia maupun mancanegara Tabel 2. Beberapa Nama Agribusiness Network Agribusiness Network
Keterangan
1 AFITA
Asian Federation of Information Technology in Agriculture
2 AGRIS
International information system for agricultural sciences and technology. Dikoordinasi oleh FAO sejak 1974.
3 AGORA
Access to global online research in agriculture (lebih dari 400 jurnal)
4 AIMS
Agricultural Information Management Standards (tukar menukar berbagai informasi pertanian).
5 GeoNETWORK
Geo-NETWORK provides Internet access to interactive maps, satellite imagery and related spatial databases (untuk pertanian juga)
6 GIEWS
GIEWS (The Global Informationand Early Warning System on Food and Agriculture provides regular bulletins on food outlook, food crops and shortages, food supply situation and crop prospects,weather and alerts on a regional or country-by-country
17
basis. 7 FIVIMS
FIVIMS (Food Insecurity and Vulnerability Information and Mapping System).
8 IAALD
IAALD (International Association of Agricultural Information Specialists)
9 SEARCA-KMP
SEARCA (SEAMEO Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture) Knowledge Management Program
10 SAIMS
Special Program on Food Security Asia Information Management System
11 WAICENT
WAICENT (The World Agricultural Information Centre)--- FAO's gateway to agricultural information and information management.
12 ICALTD
Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination
13 PHILAGRINET
PHILAGRINET (The Philippine Agricultural Libraries and Information Services Network). Dibangun pada tahun 2003
14 B2BPRICENOW.COM
Network para petani dan koperasi yang dikoordinir oleh LandBank, Philipinnes. Anggotanya sudah mencapai sekitar 1500.
15 PDIP
Pusat Data dan Informasi Pertanian
18
IV.
KESIMPULAN
Keberadaan konsumen merupakan hal yang selalu penting bagi produsen, agar dapat memahami mereka serta cara terbaik untuk masuk ke pasar mereka. Dengan adanya kemajuan teknologi signifikan yang terjadi selama dua dekade terakhir ini, kini penjual/pemasar dihadapkan pada lebih banyaknya alternatif dan memahami bagaimana menyusun kebijakan promosi. Berbagai strategi efisiensi kini lebih menjanjikan bagi sektor pertanian, yaitu peningkatan manfaat teknologi, seiring dengan lebih canggihnya traktor dan peralatan, adopsi teknologi peramalan cuaca, global positioning system (GPS), citra satelit dan bioteknologi. Penggunaan internet dan peranannya dalam pemasaran kini menjadi hal yang paling menarik untuk diamati. Kini, ada banyak situs web e-commerce yang khusus dirancang untuk industri pertanian dan masih banyak lagi yang sedang dikembangkan setiap harinya. Beberapa situs yang lebih populer meliputi AgWeb.com dari Farm Jurnal,
Agriculture
Online
(agriculture.com)
dari
Successful
Farming,
DirectAg.com oleh American Farm Bureau, XSAg.com, Farms.com, eMerge Interaktif, Rooster.com oleh Cargill, Dupont dan Cenex Harvest State Cooperative, Vantage-Point Network oleh Deere dan Co, Growmark, Inc dan Firmland Industries, farmdoc.uiuc.edu disponsori oleh University of Illinois at Urbana-Champagne, dan mPower3.com oleh ConAgra. Banyak perusahaan besar melakukan investasi besar di ventura internet. E-Agribusiness berpotensi berkembang cepat pada masa mendatang, ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: •
Banyaknya usaha bisnis komoditas pertanian yang sudah memiliki website
•
Banyaknya promosi permintaan atau penjualan komoditas pertanian yang diiklankan di internet, dan
•
Banyaknya transaksi jual-beli komoditas pertanian melalui internet.
19
V. DAFTAR PUSTAKA Bank
Dunia.
Prioritas
Masalah
Pertanian
di
Indonesia.
http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publicatio n/280016-1106130305439/617331-1110769011447/8102961110769073153/agriculture.pdf. diakses pada 9 Juli 2011.
Business Wire. 2003. RAPID, Inc. Launches First Ever Integrated E-Commerce Database for Agriculture Industry. Business And Economics. New York: Business Wire.
Hayes, F. 2002. The story so far. Computerworld, 36(25), p: 24.
Ingale, S.T, V.G. Naik and J.M. Talathi. 2007. Entrepreneur e-Agribusiness. Science Tech. February 2007.
Magid, J. M., Tatikonda, M. T., and Cochran, P. L. 2009. Radio Frequency Identification and Privacy Law: An Integrative Approach. American Business Law Journal, 46(1). p: 1-54.
Pearlson, K. E., and Saunders, C. S. 2006. Managing and using information system; A strategic approach (3rd ed.). Hoboken, NJ; Wiley.
O’Brian & Marakas. 2008. Management Information System. McGraw Hill PRNewswire. 2000. Bayer Agriculture Division to Launch e-Commerce Platform For Business Supply Chain. New York: PRNewswire.
Soekartawi. 2006. Merancang Business Plan Berdasarkan Konsep e-Commerce: Kasus
Komoditas
Pertanian
(Doing
Business-Plan
Based-on
e-
Commerce). Makalah disampaikan pada Seminar yang diselenggarakan oleh Departemen Keprofesian PERMASETA (Perhimpunan Mahasiswa
20
Sosial Ekonomi Pertanian) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, di Malang, tanggal 23 September 2006.
Soekartawi. 2007. E-Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi
Informasi
2007
(SNATI
2007).
http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1760/1540. diakses pada 10 Juli 2011.
21