Penentuan Frekuensi Modulasi pada Kristal GaP dan SiO2 yang Berfungsi Sebagai Kisi Difraksi Optik Rini Khamimatul Ula1), Ari Santoso2), Melania S.Muntini1), Agus rubiyanto1) 1) Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:
[email protected],
[email protected] Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
ABSTRAK Peralatan akustooptik tersusun dari medium akustik, seperti balok kristal. Didalam akustooptik akan terjadi gejala difraksi disebabkan interaksi antara gelombang optik dan akustik. Kisi difraksi terbentuk jika kristal dimodulasi pada frekuensi akustik yang sesuai dengan panjang gelombang optik. Perambatan gelombang akustik pada kristal mengakibatkan perubahan indeks biasnya. Oleh karena itu diperlukan model yang dapat menentukan frekuensi modulasi kristal tanpa merusak bendanya. Bahan optis yang digunakan adalah kristal isotropis dengan panjang gelombang pada daerah cahaya tampak (ยฑ 0,63 ยตm), meliputi GaP dan SiO2. Kristal ini memiliki nilai indeks bias tunggal untuk semua arah. Dengan asumsi bahwa indeks hkl kristalnya adalah [100], serta memperhatikan pengaruh daya akustik terhadap matriks koefisien tegangan optik dan indeks bias bahannya diperoleh model perubahan indeks bias sebagai fungsi frekuensi akustik. Hasil plot dari model dapat digunakan untuk menentukan rentang frekuensi modulasi, yakni agar kristal GaP dan SiO2 dapat berfungsi sebagai kisi difraksi. Rentang Frekuensi modilasi untuk GaP dan SiO2 masing-masing adalah 109 Hz - 1011 Hz, dan 109 Hz โ 1010 Hz. Kata kunci: isotropis, akustooptik, indeks bias dan kisi difraksi
I.
Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir ini, terjadi perkembangan yang luar biasa dibidang desain dan fabrikasi peralatan medis (medical devices) dan peralatan-peralatan industri yang berbasis optik, yang di dalamnya
terintegrasi komponen-komponen optik dan piranti elektronik
membentuk devais-devais multi fungsi, sebagaimana: pengontrol operasi elektromagnetik, transfer informasi, dan instrumen pengukuran. Modulator dan deflektor akustooptik yang tergabung dalam suatu peralatan Laser Vibrometer merupakan
peralatan
yang dapat
digunakan untuk mengukur obyek yang bergetar [1]. Kinerja modulator dan deflektor ini berdasarkan efek akustooptik, yaitu terjadinya perubahan indeks bias suatu material akibat strain (regangan) mekanik yang dialami ketika gelombang akustik merambat di dalamnya.
1
Jika seberkas cahaya koheren dari suatu sumber laser diberikan pada material maka akan terjadi interaksi akustooptik di dalam material, yaitu peristiwa difraksi, dan defleksi. Adapun pola radiasi optik berkas laser terhambur berbentuk citra bintik (speckle imaging). Image yang diperoleh dengan menggunakan frekuensi gelombang akustik 20 MHz dan 30 MHz hampir sama [2] sehingga perubahan indeks bias pada bahan optis tersebut tidak dapat diamati dari image tersebut, untuk itu diperlukan model yang dapat memperlihatkan perubahan indeks bias bahan optik akibat gelombang akustik. Pada penelitian ini, digunakan bahan optis isotropis, yakni bahan yang memiliki satu nilai indeks bias untuk semua arah. Variabel manipulasinya adalah frekuensi masukan gelombang akustik dan sebagai variabel responnya adalah perubahan indeks bias bahan optis dengan panjang gelombang mendekati 0,63 ยตm. Diasumsikan bahwa indeks hkl kristal adalah [100], tebal dan lebar piezoelektrik sama serta ukuran kristalnya selalu sama. Dengan adanya model tersebut diharapkan dapat digunakan untuk menentukan lebar frekuensi modulasi yang dapat diterima oleh bahan optik dengan tanpa merusak bendanya. II.
Dasar Teori
Model merupakan representasi sistem dalam kehidupan nyata yang menjadi fokus perhatian dan menjadi pokok permasalahan. Pemodelan dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan model dari sistem tersebut dengan menggunakan bahasa formal tertentu. Suatu peralatan akustooptik tersusun atas tiga komponen utama yaitu
transduser
piezoelektrik, medium akustooptik seperti blok kristal atau kaca kecil, dan sumber laser (Gambar 1). Transduser mengkonversi sinyal listrik ke dalam material akustooptik, sehingga terjadi perambatan gelombang bunyi pada material. Interaksi antara gelombang optik dan gelombang akustik (interaksi akustooptik) pada medium ini menghasilkan modulasi berkas optis. Modulasi adalah perubahan suatu gelombang periodik (berkala), sehingga menjadikan suatu sinyal atau gambar (image) mampu membawa suatu informasi. Berkas optis yang teramati adalah dalam bentuk speckle imaging (citra bintik). Interaksi akustooptik merupakan regangan (strain) mekanik yang dihasilkan di dalam material oleh perambatan gelombang akustik, menyebabkan perubahan indeks bias material melalui efek fotoelastis.
2
Gambar 1 Peralatan dasar akustooptik [3] Gelombang optik merupakan gelombang elektromagnetik, dapat merambat di ruang hampa dengan kecepatan c = 3 x10 8 m / s . Gelombang elektromagnet yang melalui medium akan mengisi ruangan inti atom yang dikelilingi oleh awan-awan elektron. Dalam atom terjadi getaran elektron yang menghasilkan radiasi energi yang tentunya mirip gelombang elektromagnet. Jika pada bahan diberikan gangguan, dalam hal ini berupa gelombang akustik atau gelombang cahaya, maka elektron-elektron dalam bahan akan mengalami pergeseran, secara matematis, dituliskan sebagai berikut: ๐ซ๐ซ๐๐ = ๐๐๐๐๐๐ ๐ฌ๐ฌ๐๐ , dengan i,j = 1 untuk x, 2 untuk y, dan 3 untuk z
(1)
Gelombang akustik adalah gelombang mekanik yang ditimbulkan akibat perubahan
tekanan pada material atau medium, sehingga perambatan gelombang akustik membutuhkan medium untuk penjalarannya. Regangan (strain) mekanik di dalam suatu medium padat menyebabkan perubahan indeks bias yang dapat mempengaruhi fase dari suatu perambatan gelombang cahaya, ini yang disebut dengan efek fotoelastis. Indeks bias suatu material optik yang berhubungan dengan regangan mekaniknya melalui efek fotoelastis, biasanya dinyatakan dalam empat-rank tensor pijkl [4], 1
โ๐๐๐๐๐๐ = โ ๏ฟฝ 2 ๏ฟฝ = โ(๐๐)โ1 ๐๐๐๐ = ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐
3
(2)
dimana โ๐๐๐๐๐๐ atau โ(1/๐๐2 )๐๐๐๐ adalah perubahan di dalam tensor impermeabilitas optik, ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ adalah bentuk tensor tegangan optik dan ๐๐๐๐๐๐ adalah tensor regangan, didefinisikan dengan
S kl =
1 ๏ฃฎ โu k (r ) โu l (r ) ๏ฃน + ๏ฃฏ ๏ฃบ โx k ๏ฃป 2 ๏ฃฐ โxl
dimana u k
(3)
adalah karakteristik pergerakan mekanik sepanjang xl dari suatu titik
P( x1 , x 2 , x3 ) dari keseragaman padatan elastis di dalam bahan oleh tegangan (stress). Karena
โ(๐๐)โ1 ๐๐๐๐ simetri dengan tensor ๐๐, maka:
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ = ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ = ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ = ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
(4)
๏ฟฝ๐๐๐๐๐๐ + ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๏ฟฝ๐ฅ๐ฅ๐๐ ๐ฅ๐ฅ๐๐ = 1
(5)
Ellipsoid indeks dari suatu kristal yang dikenai medan strain diberikan oleh persamaan:
Tensor impermeabilitas optik ๐๐๐๐๐๐ dan tensor strain ๐๐๐๐๐๐ merupakan tensor simetri, sehingga indeks i dan j sama halnya dengan indeks k dan l pada Persamaan (2) dapat dipermutasikan.
Permutasi simetri dari tensor tegangan optik, ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ identik dengan tensor kuadratik electro-
optik, sehingga Persamaan (2) menjadi: 1
โ ๏ฟฝ 2 ๏ฟฝ = ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐
, ๐๐, ๐๐ = 1,2, โฆ โฆ .6
(6)
dimana S j adalah komponen strain. Medan strain mengubah orientasi dan dimensi dari ellipsoid indeks. Perubahan bergantung pada penerapan medan strain dan koefisien tegangan optik ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ . Hanya orientasi atau bentuk koefisien tegangan optik ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ dapat diperoleh dari material, dimana pada umumnya dari bentuk kristal.
Bahan isotropis hanya memiliki satu nilai indeks bias, n. Cahaya yang merambat pada bahan isotropis mengalami pembiasan pada satu arah. Pada medium isotropis indeks bias bahan yang tergabung dengan berkas optik tidak dipengaruhi oleh arah rambatnya. Di dalam akustooptik akan terjadi suatu peristiwa penting, yaitu gejala difraksi dari gelombang optik yang disebabkan oleh gelombang akustik pada material atau medium.
4
Persamaan difraksi Bragg untuk medium isotropis:
๐๐ =
๐๐
(7)
2 ๐ฌ๐ฌ ๐๐
dimana: ๐๐ : sudut difraksi, ๐๐ : panjang gelombang cahaya (m) dan ๐ฌ๐ฌ : panjang gelombang akustik (m)
Daya akustik setelah termodulasi adalah:
๐๐๐๐ = โ ๐ฟ๐ฟ ๐ผ๐ผ๐๐
(8)
dimana: h : tebal piezoelektrik, L : panjang interaksi akustik dengan besar intensitas akustiknya adalah:
๐ผ๐ผ๐๐ =
๐๐ 2 ๐๐๐๐๐๐ 2 ๐๐๐ต๐ต
(9)
2๐๐ ๐ฟ๐ฟ2
dimana: ๐๐๐ต๐ต : sudut Bragg, ๐๐ : figure of merit akustooptik III.
Pemodelan Perubahan Indeks Bias Bahan Optik Isotropis
Regangan (strain) mekanik di dalam suatu medium padat menyebabkan perubahan indeks bias, yang disebut efek fotoelastis. Indeks bias suatu material optik yang berhubungan dengan regangan mekaniknya, dinyatakan dalam Persamaan (2) Adanya gangguan berupa gelombang akustik atau gelombang cahaya pada bahan akan mengisi inti-inti atom yang dikelilingi oleh awan-awan elektron sehingga konstanta dielektrik yang mengikat atom-atom tersebutakan berubah dan mengakibatkan perubahan nilai indeks bias sementara. Hubungan perubahan pada tiap-tiap komponen tensor dielektrik, dituliskan sebagai berikut:
โ๐๐๐๐๐๐ = โ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ โ๐๐๐๐๐๐ = โ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐
(10)
Mematuhi persamaan ๐๐๐๐๐๐ + โ๐๐๐๐๐๐ = (๐๐๐๐๐๐ + โ๐๐๐๐๐๐ )2 , sehingga โ๐๐๐๐๐๐ = 2๐๐๐๐๐๐ โ๐๐๐๐๐๐ untuk komponen diagonal. Maka Persamaan untuk perubahan indeks bias bahan akibat gelombang akustik
adalah: 5
1
โ๐๐๐๐๐๐ = โ ๏ฟฝ๐๐๐๐๐๐3 ๐๐๐๐๐๐3 ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ 2
(11)
Karena tensor strain ๐๐๐๐๐๐ simetri dengan tensor impermeabilitas optik, maka persamaan diatas menjadi:
1
โ๐๐๐๐ = โ ๏ฟฝ๐๐๐๐๐๐3 ๐๐๐๐๐๐3 ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ 2
(12)
dengan ๐๐๐๐ adalah tensor strain pada kristal, yakni : 2 ๐๐๐๐
๐๐ = ๏ฟฝ 3 ๐ด๐ด๐ด๐ด ๐ฃ๐ฃ
(13)
Besarnya regangan akibat gelombang akustik dipengaruhi oleh daya akustik seperti pada Persamaan (8) Pada modulator akustooptik, gelombang yang terdifraksi merupakan gelombang yang termodulasi. Besarnya intensitas akustik yang termodulasi dinyatakan dalam persamaan (8). Bahan isotropis hanya memiliki satu indeks bias, n, sehingga persamaan difraksi Braggnya dipenuhi oleh persamaan (7). Bahan isotropis yang digunakan adalah SiO2 dan GaP dengan karakteristik seperti pada Tabel 1, perubahan indeks bias masing-masing bahan dimodelkan dengan menggunakan software Mathematica 7 dengan frekuensi akustik sebagai variabel manipulasinya, frekuensi akustik akan mempengaruhi besarnya daya akustik yang dinyatakan dalam persamaan:
๐๐๐๐ =
๐๐ โฆ โ ๐๐ 2 ๐๐๐๐๐๐ 2 ๏ฟฝ ๏ฟฝ 4๐๐ ๐๐ ๐ฃ๐ฃ
(14)
2๐๐๐๐
dimana: โฆ : frekuensi gelombang akustik, ๐ฃ๐ฃ : cepat rambat gelombang akustik dalam bahan.
Sehingga model matematis perubahan indeks bias bahan isotropis adalah: 1
โ๐๐๐๐ = โ โ๐๐6 ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐
(15)
2
6
dengan ๐๐1 = ๏ฟฝ
๐๐ โฆ โ ๐๐ 2 ๐๐๐๐๐๐ 2 ๏ฟฝ ๏ฟฝ 4๐๐ ๐๐ ๐ฃ๐ฃ
(16)
๐ด๐ด๐ด๐ด ๐ฃ๐ฃ 3 ๐๐๐๐
Tabel 1 Data karakteristik dari Beberapa Material Akusto-optik Isotropis
Bahan
Panjang Gelombang ฮป (ยตm)
Indeks bias n
Massa jenis ฯ (g/cm3)
SiO2 GaP
0.63 0.63
1.46 3.31
2.2 4.13
IV.
Cepat rambat gelombang akustik (103m/s) 5.95 6.32
Figures of Merit M2
Kelas Kristal
1.51x10-15 44.6
Isotropik kubik
Analisis
Dari model yang telah ditentukan, didapatkan matriks dan plot perubahan indeks bias. Pada Matriks Perubahan indeks bias didapatkan nilai perubahan indeks bias โ๐๐1 , โ๐๐2 , dan โ๐๐3 merupakan perubahan indeks bias pada komponen diagonal sedangkan โ๐๐4 , โ๐๐5 dan โ๐๐6
merupakan perubahan indeks bias pada komponen shear. Dari hasil perhitungan matriks di dapatkan nilai โ๐๐1 , โ๐๐2 dan โ๐๐3 memiliki nilai tertentu, sedangkan โ๐๐4 , โ๐๐5 , โ๐๐6 adalah
nol. Hal ini menunjukkan bahwa gelombang akustik yang dirambatkan dalam kristal GaP dan SiO2 dengan indeks hkl [100] mengakibatkan perubahan indeks bias hanya pada tiga komponen diagonal sedangkan pada komponen shear tidak mengalami perubahan. Berikut plot perubahan indeks bias pada bahan isotropis ditampilkan pada Gambar berikut: ๏n
3. ๏ด 10๏ญ8
๏n
3. ๏ด 10๏ญ8
2.5 ๏ด 10๏ญ8
2.5 ๏ด 10๏ญ8
2. ๏ด 10๏ญ8
2. ๏ด 10๏ญ8 1.5 ๏ด 10๏ญ8
1.5 ๏ด 10๏ญ8
1. ๏ด 10๏ญ8
1. ๏ด 10๏ญ8
5. ๏ด 10๏ญ9
5. ๏ด 10๏ญ9 20000
40000
60000
80000
๏
2 ๏ด 107
100000
(a)
4 ๏ด 107
(b)
7
6 ๏ด 107
8 ๏ด 107
๏
1 ๏ด 108
๏n
๏n
3. ๏ด 10๏ญ8
3. ๏ด 10๏ญ8
2.5 ๏ด 10๏ญ8
2.5 ๏ด 10๏ญ8
2. ๏ด 10๏ญ8
2. ๏ด 10๏ญ8
1.5 ๏ด 10๏ญ8
1.5 ๏ด 10๏ญ8
1. ๏ด 10๏ญ8
1. ๏ด 10๏ญ8
5. ๏ด 10๏ญ9
5. ๏ด 10๏ญ9
4 ๏ด 109
6 ๏ด 109
8 ๏ด 109
๏
4 ๏ด 1010
1 ๏ด 1010
(c)
6 ๏ด 1010
8 ๏ด 1010
๏
1 ๏ด 1011
(d)
Gambar 2. Perubahan Indeks Bias GaP akibat Gelombang Akustik (a). 103-105 Hz (b). 106-108Hz (c). 109-1010 Hz (d). 1010 Hz โ 1011 Hz
Pada Gambar 2 (c) dan (d) menunjukkan adanya rapatan dan renggangan akibat merambatnya gelombang akustik, terbentuknya rapatan dan renggangan mengindikasikan adanya kisi difraksi pada kristal. Maka dapat dikatakan bahwa lebar frekuensi modulasi dari GaP adalah 109-1011Hz. Sedangkan pada Gambar 2 (a) dan (b), tidak menunjukkan adanya rapatan dan renggangan, sehingga dapat dikatakan bahwa pada frekuensi 103-108 Hz, GaP tidak dapat berfungsi sebagai kisi difraksi. ๏n
๏n
20000
40000
60000
80000
๏
2 ๏ด 107
100000
๏ญ0.2
๏ญ0.2
๏ญ0.4
๏ญ0.4
๏ญ0.6
๏ญ0.6
๏ญ0.8
๏ญ0.8
๏ญ1.0
๏ญ1.0
(a)
4 ๏ด 107
6 ๏ด 107
8 ๏ด 107
๏
1 ๏ด 108
(b) ๏n
2 ๏ด 109
4 ๏ด 109
6 ๏ด 109
8 ๏ด 109
๏
1 ๏ด 1010
๏ญ0.2 ๏ญ0.4 ๏ญ0.6 ๏ญ0.8 ๏ญ1.0
(c) Gambar 3. Grafik Perubahan Indeks Bias SiO2 akibat Gelombang Akustik (a). 103 - 105Hz (b). 106-108 Hz (c). 109-1010Hz 8
Pada Gambar 3 (c) menunjukkan adanya rapatan dan renggangan akibat merambatnya gelombang akustik, terbentuknya rapatan ini mengindikasikan adanya kisi difraksi pada kristal. Maka dapat dikatakan bahwa lebar frekuensi modulasi dari SiO2 adalah 109-1010Hz. Sedangkan pada gambar Grafik pada Gambar 3 (a) dan (b) tidak menunjukkan adanya rapatan dan renggangan, sehingga dapat dikatakan bahwa pada frekuensi 103-108 Hz SiO2 tidak dapat berfungsi sebagai kisi difraksi. V.
Simpulan
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa perambatan gelombang akustik dalam kristal dengan indeks hkl [100] mengakibatkan perubahan indeks bias pada komponen diagonal. Kristal GaP dan SiO2 dapat berfungsi sebagai kisi difraksi jika masing-masing dimodulasi pada frekuensi 109-1011 Hz dan 109-1010Hz. VI.
Ucapan Terima Kasih
Terimakasih kepada Lembaga DP2M Kemendiknas yang membiayai penelitian ini dalam program penelitian hibah pasca sarjana dengan nomor 121/D3/PL/2011. Daftar Pustaka [1]. Rubiyanto,A, โIntegriet Akustooptices Heterodyne Interferometer in LiNbO3โ, Disertasi, Universitas Paderborn.,(2000). [2]. Putranto,A, โAnalisis Difraksi Akustooptik Pada Kristal Quartz Menggunakan Laser HeNeโ,Tesis. ITS.Surabaya, (2005). [3]. Banerjee,P.P.,Poon,Ting-Chung, โPrinciples of Applied Opticsโ, Richard D. Irwin,Inc., Boston, , (1991). [4]. Yarif,A.,Yeh,P., โOptical Waves in Crystalโ, John Willey & Sons, United States Of America(1984). [5]. Das, P.K., โOptical Signal Processing Fundamentalโ, Springer-Verlag Berlin, Heidelberg Newyork.,(1991). [6]. Hausuhl, S, โPhysical Properties of Crystalโ, Wiley-VCH Verlag Gmbh & Co. KGa A, Weinhem, (2007),. [7]. Kittel, C., โIntroduction to Solid State Physics Seventh Editionโ, John Willey & Sons. United States Of America, (1996). [8]. Nishihara,H, โOptical Integrated Circuitsโ, R.R.Donelley&Sons Company.,(1989). [9]. Wang,C.C., Tarn, C. W., โTheoritical and Experimental Analysis Of The Near Bragg Acousto-Optic Efectโ, J.Opt.Eng., Vol.37,No.1. , (1998).
9
10