I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakangan Pendirian Kompetisi internasional sebagai salah satu ciri globalisasi adalah munculnya isu keunggulan kompetetitif dan komperatif yang tidak saja merupakan tantangan bagi dunia industri dan bisnis semata, tetapi merambah ke dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia di semua belahan dunia, seperti berpengaruh pada format politik, diplomatik, pertahanan dan keamanan, kebudayaan, dan pendidikan secara keseluruhan. Untuk memenangkan atau paling tidak mengimbangi kompetisi global, pemikiran dan antisipasi terhadap kecenderungan dan corak kehidupan sekarang dan masa yang akan datang merupakan sebuah konsekuensi logis. Kebijakan nasional yang tidak kalah menarik yaitu diberlakukannya UU No. 25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Terjadinya perubahan pada tatanan pemerintahan tersebut, sudah barang tentu merupakan suatu tantangan dan sekaligus peluang yang harus dihadapi seluruh bangsa Indonesia. Mobilisasi kehidupan dan pembangunan yang selama ini lebih terkonsentrasi di tingkat pusat (sentralistik) diharapkan berubah menjadi pembangunan yang lebih menekankan pada mobilisasi daerah (desentralistik) sehingga terjadi pemerataan pembangunan sampai pada tingkat daerah. Perubahan pada tatanan pemerintahan ini diharapkan mampu mengembangkan potensi daerah demi kesejahteraan masyarakatnya yang pada akhirnya kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Salah satu cara untuk dapat mengantisipasi tuntutan berbagai perubahan yang ada, baik perubahan pada tingkat internasional, nasional, bahkan perubahan pada tingkat lokal, yaitu dengan cara meningkatkan potensi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang salah satu cara pencapaiannya dapat ditempuh melalui jenjang pendidikan. Dalam hubungan ini, maka keberadaan lembaga-lembaga pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat, terutama Lembaga Pendidikan Tinggi, memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis dalam mencetak SDM yang berkualitas, memiliki daya kompetitif, dan profesional pada bidangnya sesuai dengan tuntutan pembangunan. Pedoman Akademik ini merupakan revisi dari pedoman akademik sebelumnya melalui surat keputusan senat perguruan tinggi nomor 192/STKIP-SB/B.5/X/2003. Hal ini dilakukan, mengingat perkembangan secara kelembagaan dan kebijakan pemerintah terhadap lembaga
1
pendidikan melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional , dan kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya yang mendorong adanya dinamika positif, inovatif, kompetitif di lingkungan perguruan tinggi. Perubahan tersebut meliputi sistem operasional perguruan tinggi, pemenuhan standarstandar minimal perguruan tinggi di semua bidang, antara lain kurikulum, sarana dan prasarana, tata kelola, kebijakan finansial, keterlibatan stake holder, adopsi IT, yang mampu menghasilkan produk atau lulusan sesuai dengan tuntutan jaman. Diharapkan pedoman akademik ini merupakan pijakan atas berlangsungnya proses operasional Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung menuju Proses berdirinya Universitas Setia Budhi Rangkasbitung di waktu yang akan datang. B. Visi dan Misi 1.
Visi STKIP Setia Budhi Rangkasbitung Berbudaya dan Berdaya Saing 2015.
2.
Misi 1. Menyelenggarakan sistem pengajaran dan penelitian tenaga pendidik yang berorientasi budaya dan daya saing; 2. Melaksanakan pembelajaran dengan dukungan penelitian dan pengembangan teknologi informasi kependidikan; 3. Memotivasi pemangku kepentingan (Steakholder) menjadi subjek kemajuan sistem pendidikan.
3.
Tujuan
1. Terselenggaranya sistem pengajaran dan penelitian tenaga pendidik yang berorientasi budaya dan daya saing; 2. Terlaksananya pembelajaran dengan dukungan penelitian dan pengembangan teknologi informasi kependidikan; 3. Termotivasinya pemangku kepentingan menjadi subjek kemajuan sistem pendidikan.
2
C. Profil Lulusan 1. Umum: a. Memiliki karakteristik jiwa yang mampu mengamalkan nilai-nilai keilmuan yang berlandaskan pada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Berkemampuan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 45, bertindak sebagai warga negara yang bertanggung jawab atas kelangsungan dan keutuhan bangsa dan negara; c. Menjunjung tinggi kode etik keilmuan, memiliki wawasan, keterampilan, dan kebiasaan ciri khas masyarakat ilmiah; d. Mampu
memecahkan
berbagai
masalah
sesuai
dengan
kemampuan
intelektualitasnya; e. Mampu mentransfer ilmu pengetahuan dalam upaya mentransformasikan kepribadian sesuai dengan fungsi dan hakikat keilmuan yang dimilikinya, serta mampu menghasilkan dan mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi keilmuan. 2. Khusus: a. Menguasai berbagai ilmu pendidikan yang sesuai dengan profesi yang dipilihnya; b. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang bahan ajar, peserta didik, dan prinsip dasar pendidikan; c. Mampu menguasai teori dan keterampilan bidang keguruan bagi calon guru atau bidang profesi kependidikan yang dipilih; d. Memiliki kemampuan memperagakan unjuk kerja dalam bidang pendidikan dan keguruan; e. Memiliki sikap, nilai, kebiasaan, dan kecenderungan kepribadian yang menunjang pelaksanaan tugas-tugas sebagai pendidik (guru) atau tenaga kependidikan lainnya; f.
Memiliki kemampuan melaksanakan tugas lain dalam rangka pelaksanaan profesinya.
Untuk mewujudkan profil lulusan di atas, maka penyelengaraan kegiatan pada STKIP Setia Budhi Rangkasbitung berpedoman pada: 1. Tujuan Pendidikan Nasional; 2. Kaidah moral dan etika ilmu pengetahuan, dan Kepentingan masyarakat, minat, kemampuan, dan prakarsa pribadi dari setiap mahasiswa.
3
II.
KETENTUAN UMUM
Beberapa terminologi yang tertera dalam pedoman akademik ini adalah: 1.
Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu.
2.
Sekolah Tinggi dimaksud dalam pedoman akademik ini adalah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung yang berkedudukan di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten.
3.
Yayasan dimaksud dalam pedoman akdemik ini adalah Yayasan Pendidikan Setia Budhi Rangkasbitung.
4.
Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang berakar pada kebudayan Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
5.
Perguruan Tinggi dimaksud dalam Pedoman Akademik ini adalah penyelenggara atau pengelola pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah.
6.
Pedoman Akademik adalah pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan akademik yang dipakai sebagai acuan untuk mencerdaskan, mengembangkan program dan penyelengaraan kegiatan fungsional sesuai dengan tujuan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung, berisi dasar yang dipakai sebagai rujukan pengembangan peraturan umum, peraturan akademik, dan prosedur operasional yang berlaku.
7.
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung yang selanjutnya disebut sekolah tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang tersusun atas dasar keseluruhan dan kesatuan ilmu serta teknologi yang diselenggarakan oleh yayasan.
8.
Senat adalah Badan Normatif dan perwakilan tertinggi pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung.
9.
Pimpinan adalah Perangkat Pengambil Keputusan tertinggi pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung.
4
10. Ketua adalah pimpinan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung yang bertugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, administrasi Sekolah Tinggi, serta hubungan dengan lingkungannya sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999. 11. Pembantu Ketua adalah pejabat yang membantu ketua dalam melaksanakan tugas sehari-hari di bidang masing-masing sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999. 12. Jurusan adalah unsur pelaksana akademik dalam bidang studi tertentu. 13. Program Studi adalah satuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sesuai dengan tujuan kurikulum. 14. Tenaga Pendidik adalah Dosen STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang betugas merencanakan dan
melaksanakan
proses
pembelajaran,
menilai
hasil
pembelajaran,
melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat. 15. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung. 16. Civitas Akademika STKIP Setia Budhi Rangkasbitung adalah satuan yang terdiri atas Dosen dan Mahasiswa. 17. Kurikulum Pendidikan Tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, tujuan dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 18. Kurikulum Inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku secara nasional untuk setiap program studi yang memuat tujuan pendidikan, isi pengetahuan, dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik dalam penyelesaian suatu program studi. 19. Kurikulum Institusi STKIP Setia Budhi Rangkasbitung adalah bagian dari kurikulum STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang berkenaan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
5
20. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran dalam kurikulum perguruan tinggi yang menunjang pembentukan kepribadian dan sikap sebagai bekal mahasiswa memasuki kehidupan bermasyarakat. 21. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan pembentukan kepribadian yang baik untuk kepentingan profesi maupun untuk pengembangan ilmu dan teknologi. 22. Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan untuk menghasilkan tenaga ahli yang menguasai dasar metodologi ilmu, sehingga mampu menyelesaikan permasalahan dalam salah satu bidang ilmu sesuai dengan tingkat keahlian. 23. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama memberikan landasan pembentukan keahlian dalam berkarya baik untuk kepentingan profesi maupun untuk pengembangan ilmu dan teknologi. 24. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk menunjang keahlian dan keterampilan dalam berprofesi dalam kehidupan masyarakat. 25. Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu program pendidikan dalam suatu jenjang pendidikan, satu semester yang terdiri atas 16-19 minggu kerja. 26. Sistem Kredi Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan, dan yang memungkinkan perguruan beraneka ragam, yang luwes, serta memberikan kesempatan yang lebih luas kepada mahasiswa untuk memilih dan melaksanakan studi yang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.
27. Satuan Kredit Semester adalah satuan yang digunakan untuk meyatakan besarnya beban studi digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi dan khususnya dosen.
6
28. Penelitian merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, metodologi, model atau informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian. 29. Pengabdian pada Masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. 30. Penelitian dan Pengabdian yang bersifat antar bidang, lintas bidang, dan atau multi bidang ilmu adalah kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan bidangbidang ilmu yang berada pada beberapa jurusan. 31. Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat yang bersifat mono disiplin adalah kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan bidang ilmu yang berada di jurusan (atau yang diakui STKIP Setia Budhi Rangkasbitung sebagai jurusan). 32. Pelaksana Penelitian (peneliti) dan Pengabdian pada masyarakat adalah Dosen STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang dapat bekerja mandiri di bawah bimbingan, dan berkelompok di jurusan serta Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 33. Laboratorium/ Studio/ Bengkel merupakan perangkat penunjang pelaksanaan akademik dalam sebagian atau cabang ilmu pengetahuan dan teknologi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung. 34. Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian, dan diselenggarakan oleh teknologi, dan kesenian, dan diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas.
35. Pendidikan Profesional dalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu dan diselenggarakan oleh akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. 36. Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyrakat (P3M) adalah unsur pelaksana di bidang penelitian dan bidang pengabdian pada masyarakat. 37. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah sarana penunjang teknis yang merupakan perangkat kelengkapan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung di bidang pendidikan dan pengajaran serta penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
7
38. Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) adalah sarana pelayanan teknik dan administrasi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta kemahasiswaan dan alumni. 39. Bagian Administrasi Umum (BAU) adalah sarana pelayanan teknik dan administrasi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung dalam pelaksanaan administrasi umum, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan. 40. Bagian Administrasi Keuanga (BAK) adalah sarana pelayanan teknik dan administrasi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung dalam pelaksanaan perencanaan, pengelolaan keuangan. 41. Alumni adalah seseorang yang tamat pendidikan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung. 42. Kebebasan Akademik adalah kebebasan yang dimiliki anggota civitas akademika di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung untuk dapat bertanggung jawab dan mandiri melaksanakan kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 43. Kebebasan Mimbar Akademik adalah bagian dari kebebasan akdemik di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung yang memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapatnya secara bebas sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan.
8
III. PENDIDIKAN A. Program Pendidikan 1.
STKIP Setia Budhi Rangkasbitung menyelenggarakan pendidikan yang berupa pendidikan akademik berupa program sarjana (S1).
2.
Penyelenggaraan program sarjana dilaksanakan atas dasar kurikulum yang disusun STKIP Setia Budhi Rangkasbitung sesuai dengan tujuan program studi.
3.
Program studi yang diselenggarakan : a. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah; b. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris; c. Program Studi Pendidikan Sejarah; d. Program Studi PENDOR (Pendidikan Olahraga); e. Program Studi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
B. Penyelenggaraan Pendidikan 1. Penyelenggaraan pendidikan di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dilaksanakan dengan menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS). 2. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui tatap muka dan ditunjang dengan praktikum, responsi, latihan, diskusi, simulasi, seminar, praktek lapangan, kuliah kerja, PPLK, KKN, penelitian, dan kegiatan ilmiah lainnya. 3. Bahasa pengantar dalam kegiatan akademik (lisan dan tulisan) adalah bahasa Indonesia baku, kecuali: a. Kuliah dan penulisan skripsi untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dapat dilaksanakan dalam bahasa Inggris. b. Kuliah dan ujian bahasa Inggris dapat dilaksanakan dalam bahasa Inggris.
C. Tahun Akademik 1. Tahun Akademik penyelenggaraan pendidikan terdiri atas dua semester, yaitu semester ganjil dan semester genap.
9
2. Semester ganjil dimulai bulan September, berakhir pada bulan Pebruari. 3. Semester genap dimulai bulan Maret, berakhir pada bulan Agustus. D. Kurikulum 1. Kurikulum yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi terdiri atas : a.
Kurikulum Inti, yaitu kelompok bahan kajian dan pelajaran tercakup dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.
b.
Kurikulum Institusi, yaitu sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang ditetapkan oleh STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dengan memperhatikan kebutuhan lingkungan serta ciri khas STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
2. Kurikulum Inti ditetapkan berdasarkan PP. 332 Tahun 2003 dan PP. 045 Tahun 2003 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi. 3. Kurikulum setiap Program studi ditetapkan oleh ketua setelah mendapat pertimbangan dari senat STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 4. Kurikulum dapat ditinjau kembali secara berkala. 5. Perubahan yang tidak mendasar, misalnya ada mata kuliah pilihan baru yang dapat ditawarkan suatu jurusan, dapat dilaksanakan dengan keputusan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Ragkasbitung mendapat pertimbangan dari senat STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 6. Kurikulum terdiri atas mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan. 7. Mata kuliah wajib adalah mata kuliah yang harus diambil mahasiswa dan tidak dapat diganti dengan mata kuliah lain. 8. Mata kuliah pilihan adalah mata kuliah yang ditawarkan kepada mahasiswa untuk dipilih/program sesuai dengan minat mahasiswa. 9. Setiap mata kuliah diberi kode huruf yang berdasarkan semester dan kelompok mata kuliah.
E. Dosen/Staf Pengajar Kegiatan akademik pada STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dibina oleh Dosen Tetap Yayasan (DTY),Dosen Tetap Kopertis dan Dosen Tidak Tetap (DTT) termasuk beberapa dosen tamu sebagai pembina.
10
F. Dosen Pembimbing Akademik 1. Selama Menjalani studi, setiap mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dibimbing oleh dosen Pembimbing Akademik (PA)/ dosen wali. 2. Fungsi Pembimbing Akademik: a.
Membantu mahasiswa menyusun rencana studi sejak semester pertama sampai mahasiswa selesai studi.
b.
Memvalidasi, menandatangani, dan menyerahkan Kartu Hasil Studi (KHS) serta memberi pertimbangan tentang mata kuliah yang dapat diambil pada semester yang akan berlangsung kepada mahasiswa bimbingannya.
c.
Memberi pertimbangan tentang banyaknya Satuan Kredit Semester (SKS) yang dapat diambil pada semester yang akan berlangsung sesuai dengan keberhasilan studi pada semester sebelumnya dan menyatakan Kartu Rencana Studi (KRS).
d.
Mengikuti, mengamati, dan mengarahkan perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya secara berkala.
e.
Mencatat dan mengevaluasi program yang dijalani mahasiswa yang dibimbingnya dalam tatacara yang telah diberlakukan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
3. Wewenang Pembimbing Akademik (PA) adalah : a.
Memberi nasehat kepada mahasiswa yang dibimbingnya.
b.
Membantu mengatasi masalah yang menghambat kelancaran studi mahasiswa yang dibimbingnya.
c.
Membantu mengatasi kesukaran-kesukaran mahasiswa dalam studi.
d.
Meneruskan permasalahan mahasiswa yang bukan wewenangnya kepada yang berwenang untuk menangani masalah tersebut.
4. Kewajiban Pembimbing Akademik ( PA) adalah : a.
Menguasai kurikulum program studi yang diikuti oleh mahasiswa bimbingannya.
b.
Mengenal situasi akademik program studi lain yang terkait.
c.
Mengetahui berbagai program kemahasiswaan.
d.
Menetapkan dan mengumumkan jadwal bimbingannya.
e.
Melayani mahasiswa bimbingannya dengan sebaik-baiknya.
11
f.
Jika akan meninggalkan tugas, Pembimbing Akademik (PA) harus melapor kepada ketua program studi atau pembantu ketua bidang akademik atau kepada ketua.
5. Jangka waktu bimbingan : a.
Setiap mahasiswa sudah mendapat pembimbing akademik sejak awal menjadi mahasiswa sampai selesai studi.
b.
Jika dosen Pembimbing Akademik (PA) meninggalkan tugas selama enam bulan, tugasnya sebagai Pembimbing Akademik (PA) digantikan dosen lain dengan surat keputusan ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
c.
Jika dosen Pembimbing Akademik (PA) tidak berada di kampus untuk sementara waktu, sedangkan saat itu dia sangat diperlukan mahasiswa bimbingannya, maka tugasnya sebagai Pembimbing Akademik (PA) digantikan oleh ketua program studi atau pembantu ketua bidang akademik.
d.
Di dalam menangani masalah-masalah yang di luar kemampuan Pembimbing Akademik (PA) atau yang terlalu jauh dari masalah akademik, pelaksanan bimbingan diserahkan kepada kelompok penasehat mahasiswa (bimbingan dan konseling), baik di program studi maupun sekolah tinggi.
G. Kelompok Penasehat Mahasiswa (Bimbingan dan Konseling) 1. Kelompok Penasehat Mahasiswa (Bimbingan dan Konseling) terdiri atas dosen-dosen yang memenuhi persyaratan berikut: a.
Mempunyai keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling.
b.
Pernah mengikuti penataran bimbingan dan konseling.
2. Masalah mahasiswa yang merupakan ruang lingkup kelompok penasehat mahasiswa: a.
Masalah internal, yaitu masalah yang timbul dari dalam diri mahasiswa itu sendiri baik fisik maupun psikis.
b.
Masalah eksternal, yaitu masalah yang timbul dari luar diri mahasiswa yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa, antara lain masalah ekonomi keluarga, sosial budaya, dan lingkungan kampus.
H. Syarat mengikuti Perkuliahan 1. Mengikuti Tes Masuk 2. Melaksanakan registrasi administrasi
12
a.
Membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) untuk satu semester.
b.
Mendapatkan pengesahan kartu mahasiswa untuk semester yang bersangkutan.
3. Melaksanakan registrasi akademik a.
Pada awal semester dan atau pada akhir semester yang sedang berjalan, diumumkan pada perkuliah.
b.
Setelah jadwal perkuliahan diumumkan, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen Pembimbing Akademik (PA) tentang rencana studi semester: (1) Mahasiswa mengambil Kartu Rencana Studi (KRS) di Bagian Administrasi Akademik (BAA). (2) Mahasiswa menunjukan bukti pembayaran SPP semester yang akan ditempuh kepada dosen. Jumlah kredit yang akan diambil ditentukan oleh indeks prestasi pada semester sebelumnya. (3) Mahasiswa memilih mata kuliah dan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS). (4) Mahasiswa menyerahkan Kartu Rencana Studi (KRS) asli (disahkan oleh dosen Pembimbing akademik (PA)) dan tiga lembar fotocopinya kepada dosen PA, dosen PA menyerahkan KRS dan dua lembar fotocopy ke jurusan, jurusan menyerahkan KRS asli dan satu lembar fotocopinya ke Subag Akademik dan Registrasi.
I.
Beban Studi Mahasiswa 1. Beban studi mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung 144 – 150 SKS. 2. Beban studi pada semester I dan II hanya menyangkut mata kuliah wajib semester I dan II (18 – 21 sks) kecuali mereka yang mencapai IP 3,00 pada semester I, dapat mengambil kredit 21 – 24 SKS pada semester II. 3. Beban studi setelah semester II ditentukan oleh keberhasilan studi semester sebelumnya yang dinyatakan dalam IP. 4. Hubungan antara IP semester yang lalu dan beban studi pada semester berikutnya adalah sebagai berikut :
13
IP Semester yang lalu 3,00 2,50 – 2,99 2,00 – 249 1,50 – 1,99 1,49 – atau Kurang * Dapat lebih rendah/sedikit
Kisaran beban studi semester berikutnya (sks) 21* – 24** 18* – 21** 15 * – 18** 12 * – 15** 12 *
** Batas maksimum J.
Syarat Mengikuti Ujian Semester 1. Mengikuti kegiatan tatap muka minimal 80 %; 2. Mengikuti kegiatan akademik terstruktur 100 %; 3. Mengikuti praktikum 100% untuk mata kuliah yang mempunyai kegiatan praktikum. Mahasiswa dapat mengikuti susulan atau pengganti dengan ketentuan. a.
Disetujui ketua Prodi atau Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dengan mempunyai alasan yang sah.
b.
Praktikum susulan atau pengganti dibiayai mahasiswa secara khusus (di luar ketentuan SPP).
K. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian dilakukan secara berkala dalam bentuk ujian pelaksanaaan tugas, dan pengamatan oleh dosen. 2. Penyelenggaraan penilaian: a.
Ujian semester: Tengah semester, praktikum, dan akhir semester.
b.
Ujian skripsi yang dilaksanakan secara lisan.
3. Nilai akhir suatu mata kuliah yang diperoleh mahasiswa dinyatakan dengan Huruf Mutu (HM) dan Bobot Mutu (BM) sebagai berikut : Interval 3.51 – 4.00 2.76 – 3.50 2.00 – 2.75 1.00 – 1.99 < 1.00
Huruf Mutu (HM) A B C D E
Angka Mutu (BM) 4 3 2 1 0
14
4. Pelaksanaan tugas terstruktur yaitu penilaian terhadap berbagai bentuk pekerjaan yang ditugaskan oleh dosen di luar tatap muka. 5. Pengamatan yaitu penilaian terhadap kemampuan untuk mengemukakan ide, berprilaku, dan bersosial. L. Perbaikan Nilai Mata Kuliah 1. Mata kuliah yang berhuruf mutu E harus diprogram ulang. 2. Mata kuliah yang berhuruf mutu D dapat diprogram ulang. 3. Pengambilan mata kuliah hanya dapat dilakukan sesuai dengan kalender akademik. M. Revisi Nilai 1. Nilai dalam Kartu Hasil Studi (KHS) yang salah hitung atau salah rekam dapat diperbaiki di program studi. 2. Pembetulan nilai diusulkan selambat-lambatnya satu bulan setelah terbitnya Kartu Hasil Studi (KHS) yang salah hitung atau salah rekam. 3. Mahasiswa yang berkepentingan mengajukan permohonan kepada Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 4. Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung memerintahkan Ketua Prodi yang menawarkan mata kuliah tersebut untuk menghubungi dosen Pembimbing Akademik (PA) yang bersangkutan. 5. Jika benar terjadi salah rekam, dosen Pembimbing Akademik (PA) melapor kepada ketua Prodi. 6. Ketua Prodi melapor kepada ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dan memohon supaya Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa bersangkutan diperbaiki. 7. Ketua STKIP Setai Budhi Rangkasbitung /Puket I meminta kepada Kasubag Akademik. 8. Kasubag Akademik dan Registrasi menerbitkan KHS baru bagi mahasiswa tersebut dan ditembuskan kepada Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung /Puket I. 9. Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung /Puket I menyampaikan KHS baru kepada dosen Pembimbing Akademik (PA) melalui Ketua Prodi. 10. Mahasiswa menerima Kartu Hasil Studi (KHS) Baru dari dosen Pembimbing Akademik (PA).
15
N. Penghitungan Indeks Prestasi 1. Hasil belajar per semester dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP). 2. Perhitungan IP per semester adalah sebagai berikut. a.
Bobot (SKS) mata kuliah dikalikan dengan angka mutu.
b.
Semua hasil perkalian tersebut dijumlahkan.
c.
IP adalah jumlah perkalian antara SKS mata kuliah dan angka mutu dibagi dengan seluruh SKS yang diambil.
O. Penentuan Putus Studi 1. Penilaian dilakukan dalam tiga tahap : a.
Tahap I dilaksanakan pada akhir semester IV.
b.
Tahap II dilaksanakan pada akhir semester VIII.
c.
Tahap III dilaksanakan pada akhir semester XIV.
2. Keberhasilan mahasiswa dalam studi dinyatakan dengan Indeks Tahap (IT). 3. Indeks tahap digunakan untuk menentukan dapat tidaknya seorang mahasiswa meneruskan studi. 4. Dasar penghitungan IT sama dengan dasar penghitungan IP per semester yang diterapkan untuk seluruh SKS yang diambil pada setiap tahap. 5. Penilaian Tahap I a.
Indeks Tahap dihitung berdasarkan pengambilan SKS selama 4 semester (semester I – IV).
b.
Beban studi minimun 40 SKS dengan IT minimum 2,0.
c.
Jika untuk 40 SKS IT kurang dari 2,0 mahasiswa itu diputus studinya.
6. Penilaian Tahap II a.
Indeks Tahap dihitung berdasarkan beban studi yang diambil selama 8 semester (Semester I – semester VIII).
b.
Beban studi minimun 80 SKS dengan IT minimum 2,0.
c.
Jika untuk 80 SKS IT yang didapat kurang dari 2,0, maka mahasiswa tersebut diputus studikan.
16
7. Penilaian Tahap III a.
Indeks Tahap dihitung berdasarkan beban studi wajib yang dinyatakan dalam kurikulum (minimum 144 SKS: maksimum 150 SKS) selama Semester I Semester XIV atau disebut Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
b.
Penghitungan IPK sama dengan perhitungan IT yang meliputi seluruh mata kuliah yang diambil.
c.
Mahasiswa dinyatakan putus studi jika terjadi salah satu di antara dua hal berikut: (1) Beban studi wajib yang dinyatakan dalam kurikulum belum semua diambil. (2) Seluruh beban studi wajib telah diambil tetapi IPK kurang dari 2,0.
d.
Wakil Ketua I atas usul Ketua Prodi mengajukan usul putus studi apabila mahasiswa tidak memenuhi Kriteria penilaian Indeks Tahap.
e.
Status putus studi ditetapkan oleh Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung atas usul Puket I.
P. Pengusulan dan Ujian Skripsi 1. Ketentuan Umum a.
Pada akhir pendidikan program sarjana setiap mahasiswa diwajibkan menyusun dan menempuh ujian skripsi.
b.
Skripsi disusun secara ilmiah berdasarkan hasil penelitian.
c.
Mahasiswa harus mampu mempertanggungjawabkan isi skripsi dihadapan tim penguji.
d.
Ujian skripsi dilaksanakan secara komprehensif dalam sidang tim penguji untuk menilai pertanggungjawaban mahasiswa akademiknya.
e.
Kelulusan dalam ujian skripsi ditentukan oleh keputusan tim penguji dalam penilaian terhadap prestasi yang dicapai mahasiswa.
f.
Format skripsi mengikuti ketentuan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
g.
Tim penguji terdiri atas seorang dosen Pembimbing I, Seorang dosen Pembimbing II, dan seorang dosen penguji ahli.
17
h.
Proses pembimbingan meliputi: penentuan masalah dan judul, penulisan usul penelitian, pelaksanaan penelitian, penulisan bahan seminar untuk usul dan hasil penelitian, penulisan skripsi secara lengkap, dan ujian skripsi.
2. Syarat mengajukan judul skripsi: a.
Mengajukan proposal penyusunan skripsi.
b.
Telah menyelesaikan mata kuiah minimal 80% jumlah SKS.
c.
Telah menyelesaikan semua mata kuliah wajib yang mendukung topik skripsi.
d.
Mencapai IPK minimal 2,00.
e.
Mengajukan permohonan kepada Ketua Program Studi dengan mengisi daftar isian yang disediakan.
3. Syarat dosen pembimbing a.
Dosen pembimbing I ditetapkan sebagai berikut: 1. Berijazah Magister (S2) dengan jabatan akademik minimal Lektor pada bidang yang relevan. 2. Berijazah Doktor (S3) dengan jabatan akademik serendah-rendahnya Asisten Ahli pada bidang yang relevan.
b.
Dosen pembimbing II pendamping ditetapkan serendah-rendahnya Asisten Ahli pada bidang relevan.
4. Tata alir penyusunan skripsi a.
Mahasiswa mengisi formulir permohonan pengajuan judul skripsi yang tersedia di program studi.
b.
Mahasiswa mengajukan paling sedikit dua judul/ topik.
c.
Formulir yang telah diisi dikembalikan ke program studi selambat-lambatnya I minggu setelah menerima formulir isian dengan dilampiri transkrip akademik yang telah disahkan Waka I.
d.
Permohonan yng disetujui oleh Ketua Program Studi ditetapkan surat keputusan ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang memuat nama pemohon, Nomor Induk Registrasi Mahasiswa, pokok mahasiswa, judul skripsi.
e.
Setelah permohonan dikabulkan mahasiswa diwajibkan menyusun usul skripsi (proposal) di bawah bimbingan dosen pembimbing.
18
f.
Usul skripsi (Proposal) yang telah disetujui dosen pembimbing diseminarkan di program studi.
g.
Seminar sekurang-kurangnya harus dihadiri oleh 2 orang dosen dan 5 orang mahasiswa dalam setiap program studi.
h.
Mahasiswa dengan usul yang telah diseminarkan dan perbaikannya telah disetujui oleh dosen pembimbing dapat segera melaksanakan penulisan skripsi sesuai dengan usul tersebut.
i.
Hasil penilaian skripsi diseminarkan di program studi dan dihadiri sekurang-kurangnya 5 orang mahasiswa dan 2 orang dosen di program studi.
j.
Skripsi yang telah disetujui dosen pembimbing diajukan kepada ketua program studi dan ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung untuk mendapatkan penilaian kelayakan ujian.
k.
Skripsi yang dinilai layak ujian diperbanyak sebanyak 4 buah dan disampaikan kepada program studi disertai dengan : 1) Transkip akademik yang telah disahkan Puket I. 2) Permohonan untuk ujian dari yang bersangkutan dengan persetujuan dosen pembimbing kepada ketua program studi. 3) Fotocopy pembayaran administrasi keuangan yang telah disahkan Puket II. 4) Surat keterangan bebas perpustakaan. 5) Waktu Penyelesaian skripsi. a.
Skripsi harus sudah selesai dalam waktu selambat-lambatnya I (satu) semester setelah judul skripsi disetujui ketua program studi.
b.
Bila dalam waktu 4 bulan penyelesaian skripsi belum mencapai 50 %, pembimbing wajib memberi peringatan kepada mahasiswa penyusun skripsi.
c.
Bila dalam waktu 6 bulan penyelesaian skripsi belum mencapai 100%, mahasiswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan selama 3 bulan.
d.
Bila dalam waktu perpanjangan 3 bulan penyelesaian skripsi tidak dapat dilaksanakan, mahasiswa diharuskan untuk mengubah judul skripsi dan mengulangi prosedur dari awal.
19
e.
Bila keterlambatan penyelesaian skripsi disebabkan oleh kelalaian dosen pembimbing, sehingga dalam waktu 3 bulan penyelesaian skripsi belum mencapai 50 %, dosen Pembimbing Akademik (PA) wajib: 1.
Melapor kepada ketua program studi dan ketua program studi memperingatkan dosen pembimbing.
2.
Melaporkan kepada Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung,
dosen
pembimbing adalah ketua program studi dan ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung memperingatkan dosen pembimbing (Ketua Program Studi). f.
Dosen yang menyebabkan penyusunan skripsi tidak selesai dalam waktu 9 bulan (6 Bulan ditambah 3 bulan tambahan waktu penyelesaian) dapat diganti tanpa merugikan mahasiswa.
5. Tugas dan wewenang ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dalam proses pembimbingan skripsi. a.
Menegur Ketua Program Studi yang tidak memenuhi tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b.
Menerbitkan surat keputusan tentang pembimbingan skripsi.
c.
Menerbitkan surat keterangan tentang ujian skripsi.
6. Tugas dan wewenang Ketua Program Studi dalam proses penyusunan dan ujian skripsi. a.
Memeriksa permohonan persetujuan judul skripsi.
b.
Memberi pertimbangan perbaikan judul jika dari segi kebahasan dianggap kurang tepat.
c.
Menunjuk pembimbing skripsi dan penguji skripsi.
d.
Menolak judul yang merupakan duplikasi dan tidak relevan dengan bidang ilmu yang diasuh jurusan dan yang permohonannya tidak memenuhi persyaratan akademik dan administrasi persyaratan akademik dan administrasi lainnya.
e.
Menilai skripsi untuk kelayakan ujian dengan ketentuan yang berlaku.
f.
Menugaskan dosen dan mahasiswa untuk menghadiri seminar usul dan hasil penelitian.
g.
Melayani permintaan dosen untuk mengalokasikan rencana penelitian dosen kepada mahasiswa.
20
h.
Memeriksa dan mencegah duplikasi isi skripsi mahasiswa.
i.
Melayani pengaduan dosen Pembimbing Akadmik (PA) terhadap ketidak disiplinan dosen pembimbing skripsi.
j.
Menegur dan menindaklanjuti dosen yang menyalahi tata tertib pembimbing skripsi.
7. Tugas dan wewenang dosen pembimbing: a.
Menyusun dan mengumumkan jadwal bimbingan per minggu. 1) Teknik penulisan, termasuk format penulisan yang berlaku di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 2) Metodologi dan materi keilmuan yang relevan dengan tujuan kajian dalam skripsi. 3) Penyusunan bahan seminar usul dari hasil penelitian. 4) Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5) Tugas dan wewenang pembimbing ini dilaksanakan dalam waktu maksimum 7 hari untuk setiap satu periode pemeriksaan satu skripsi. 6) Memberi informasi tentang literatur. 7) Menegur mahasiswa yang melalaikan tugas penyusunan skripsi. 8) Mengajukan permohonan ujian bagi mahasiswa yang dibimbingnya jika skripsi telah dianggap layak ujian. 9) Jika terjadi ketidaksepakatan antara Pembimbing I dan Pembimbing II kewenangan. 10) Untuk mengambil keputusan berada pada pembimbing I. 11) Jika dosen Pembimbing I mempunyai jabatan akademik dan pengalaman keilmuan yang lebih tinggi daripada Pembimbing II, Pembimbing I wajib membimbing Pembimbing II dalam proses bimbingan. 12) Menguji skripsi. 13) Menyelesaikan administrasi ujian skripsi.
8. Ujian skripsi a.
Waktu ujian harus ditetapkan dengan pasti dan diketahui oleh mahasiswa yang bersangkutan.
b.
Program studi menyiapkan.
21
c.
Ujian bersifat komprehensif dan dilaksanakan dalam sidang ujian yang dihadiri oleh ketiga tim penguji secara bersama-sama.
d.
Mahasiswa yang diuji harus berpakaian rapi, bagi laki-laki berpakaian rapi jas berdasi dan perempuan menyesuaikan dengan memakai jas almamater.
e.
Sidang ujian terbuka bagi civitas akademika STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
9. Tim penguji terdiri atas: a.
Pembimbing I sebagai ketua merangkap anggota penguji.
b.
Pembimbing II sebagai sekretaris merangkap anggota penguji.
c.
Penguji ahli atau bukan pembimbing sebagai anggota.
10. Penilaian dilakukan terhadap a.
Skripsi: originalitas, metodologi, bahasan, kesimpulan dan saran; kegunaan dan kemutakhiran, tinjauan pustaka; serta teknik penulisan (format dan kebahasaan).
b.
Ujian: teknik penyajian, penguasaan substansi dan sikap ilmiah.
c.
Nilai ditulis pada formulir yang disediakan program studi dan ditandatangani semua penguji.
d.
Jika nilai memenuhi persyaratan lulus, sekretaris menghitung Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) berdasarkan transkrip akademik yang ada dalam berkas ujian mahasiswa.
e.
Jika terjadi ketidaksepakatan pendapat antar penguji dalam hasil ujian dan perbaikan skripsi: 1) Kewenangan berada pada dosen utama untuk memutuskan. 2) Anggota penguji dapat memohon kepada ketua program studi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi terutama jika menyangkut masalah kebenaran ilmiah.
Q. Syarat Pemberian Gelar Akademik 1. Semua kewajiban pendidikan akademik yang disyaratkan dalam mengikuti program studi telah terpenuhi; 2. Semua kewajiban administrasi dan keuangan terhadap STKIP Setia Budhi Rangkasbitung telah dipenuhi.
22
3. Ijazah diberi tanggal kelulusan sesuai dengan tanggal penyelesaian semua persyaratan yaitu bersamaan dengan tanggal wisuda pada saat mahasiswa berhak mengikuti wisuda. 4. Gelar akademik dapat digunakan bersama dengan tanggal ijazah. R. Gelar dan Sebutan Lulusan Bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus maka berhak menyandang gelar Sarjana Pendidikan yang disingkat S.Pd. S. Pelaksanaan Wisuda 1. STKIP Setia Budhi Rangkasbitung menyelenggarakan upacara wisuda lulusan program sarjana satu kali dalam satu tahun akademik. 2. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak untuk mengikuti upacara wisuda. 3. Penghargaan diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi dan memenuhi kriteria sebagai lulusan terbaik. 4. Kriteria untuk menentukan peringkat lulusan terbaik adalah IPK dengan bobot 50%, masa studi dengan bobot 25%, dan aktivitas kemahasiswaan dengan bobot 25%. 5. Hasil peringkat dimusyawarahkan dalam rapat pimpinan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dan keputusan disahkan oleh Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. T. Cuti Akademik 1. Cuti akademik adalah penundaan kegiatan akademik dalam batas waktu tertentu yang dilakukan mahasiswa dengan alasan yang sah. 2. Mahasiswa STKIP Setia Budhi Rankasbitung berhak mengambil cuti akdemik. 3. Cuti akademik dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Paling lama dua semester.
b.
Hanya satu kali selama masa studi di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
4. Selama cuti akademik mahasiswa diwajibkan melaksanakan heregristrasi. 5. Tata alir pengambilan cuti akademik sebagai berikut : a.
Mahasiswa menulis surat
permohonan kepada Ketua STKIP
Setia Budhi
Rangkasbitung. b.
Surat permohonan harus disetujui dosen PA, Ketua Program Studi.
c.
Surat permohonan harus dilampiri kartu mahasiswa asli dan fotocopy bukti pembayaran SPP untuk semester sebelumnya (yang sedang berjalan) untuk
23
permohonan cuti akademik jenis pertama dan fotocopy bukti pembayaran SPP untuk semester yang tidak akan ditempuhnya untuk cuti akademik jenis kedua. d.
Tanggal surat permohonan harus sesuai dengan kalender akademik STKIP Setia Budhi Rangkasbitung kecuali untuk yang sakit, mengalami kecelakaan, atau mendapat tugas dari STKIP Setia Budhi Rangkasbitung secara sah.
e.
Puket I meneruskan permohonan mahasiswa berikut lampirannya kepada ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
f.
Jika Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung mengabulkan, maka BAAK akan menerbitkan surat izin akademik.
g.
Setelah masa cuti akademik berakhir, mahasiswa melakukan registrasi ulang seperti biasa dengan menunjukkan izin cuti akademik kepada petugas pendaftaran.
h.
Dasar yang dipakai untuk pengambilan kredit (pengisian KRS) adalah KHS yang terakhir sebelum cuti.
6. Mahasiswa yang meninggalkan kegiatan akademik selama satu semester atau lebih tanpa memiliki izin cuti akademik dianggap mengundurkan diri (diputus studikan) dengan surat keputusan Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung atas usul Puket I, kecuali jika dalam dua minggu setelah pemberitahuan mahasiswa melakukan: a.
Permohonan cuti akademik jenis kedua.
b.
Registrasi susulan.
c.
Permohonan pengunduran diri.
U. Perpanjangan Masa Studi 1. Mahasiswa pada semester XIV yang telah menyelesaikan seluruh tugas perkuliahan dan dalam proses perbaikan skripsi (seluruh skripsi sudah selesai ditulis) dapat memohon perpanjangan masa studi kepada Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 2. Perpanjangan masa studi hanya diberikan satu kali dan hanya untuk satu semester. 3. Mahasiswa yang memenuhi kriteria pada ayat (1) menulis surat permohonan perpanjangan masa studi kepada Ketua SKTIP Setia Budhi Rangkasbitung dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Ditulis pada kertas bermaterai Rp. 6.000,-.
b.
Diketahui Puket I, Dosen PA, Pembimbing Skripsi, dan Ketua Program Studi.
24
c.
Dilampiri fotocopy skripsi yang memenuhi kriteria sebagaimana yang tercantum pada ayat (1) pasal ini.
d.
Selain pengajuan permohonan perpanjangan masa studi dalam surat harus dinyatakan juga bahwa yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan skripsi, maka yang bersangkutan dinyatakan putus studi.
4. Setelah ijin Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung diterbitkan, mahasiswa segera memenuhi ketentuan registasi. V. Alih Program Pendidikan 1. Alih program pendidikan adalah perpindahan mahasiswa dari suatu program studi ke program studi lain di lingkungan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 2. Alih program berlaku bagi mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dan dari Perguruan Tinggi lainnya jika daya tampung program studi yang dimasuki masih memungkinkan. W. Mutasi Studi 1. Pindah studi ke STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. a.
STKIP Setia Budhi Rangkasbitung menerima mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi lain untuk pindah studi ke program studi yang sama di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung selama daya tampung program studi yang akan dimasuki masih memungkinkan.
b.
Masa studi pada perguruan tinggi asal dan di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung diperhitungkan sebagai kebulatan.
c.
Tata cara memohon pindah studi ke STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
d.
Mata kuliah dengan kredit dan silabus yang sama dengan program studi di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang dimasuki dan diakui.
e.
Mata kuliah yang belum ada pada transkrip lama tetapi merupakan keharusan di program studi di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, harus diambil.
f.
Mahasiswa yang diterima dikenakan SPP yang besarnya sama dengan keputusan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang terbaru.
g.
Selain SPP mahasiswa yang diterima dikenakan biaya administrasi sebesar biaya seleksi calon mahasiswa baru.
25
2. Pindah studi ke luar STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. Mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung diperbolehkan pindah studi ke perguruan tinggi lain dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Permohonan pidah diajukan kepada Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
b.
Surat permohonan disertai dengan: 1) Transkrip akademik yang disahkan Puket I/BAAK. 2) Keterangan yang menyatakan bebas dari berbagai kewajiban administrasi antara lain tidak mempunyai tunggakan buku perpustakaan, alat-alat laboratorium, pertanggungjawaban kegiatan kemahasiswaan dan SPP semester sebelumnya. 3) Kartu mahasiswa asli.
c.
Mahasiswa yang sudah diberi surat pindah dari STKIP Setia Budhi Rangkasbitung tidak dapat diterima kembali.
X. Pelanggaran dan Sanksi Akademik 1. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran kode etik STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dan kecurangan akademik dapat diberi salah satu dari sanksi akademik yang tersebut berikut ini: a.
Hukuman bersyarat berupa ancaman hukuman putus studi jika mahasiswa yang bersangkutan melakukan pelanggaran kode etik atau tata tertib dalam suatu kurun waktu tertentu setelah surat keputusan diterbitkan.
b.
Mahasiswa yang berbuat curang menadapat nilai E untuk mata kuliah yang dia curangi.
c.
Semua nilai mata kuliah dalam satu semester yang bersangkutan dengan terjadinya kecurangan berhuruf mutu E.
d.
Semua mata kuliah dalam satu semester yang bersangkutan dengan terjadinya kecurangan diberi huruf mutu E dan mahasiswa tersebut tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan akademik pada satu semester berikutnya.
e.
Mahasiswa yang melanggar kode etik dan atau melakukan kecurangan akademik diputus studikan.
f.
Kombinasi sanksi 1 dengan 2 sampai 4.
26
2. Sanksi akademik diperhitungkan dalam perhitungan masa studi. 3. Kecurangan akademik dapat berupa: pemalsuan dokumen akademik, pemalsuan KRS, pemalsuan nilai transkrip akademik, pelanggaran tata tertib ujian (membawa bahan untuk ditiru, meniru berkas ujian mahasiswa lain, bekerja sama dalam pembuatan jawaban ujian), pemalsuan berkas ujian, dan penyerahan tugas-tugas akademik hasil Plagiat. 4. Plagiat adalah mengakui karya orang lain sebagai miliknya (bukan merupakan hasil pemikiran, penelitian dan ekspresi diri sendiri): a.
Meminjam gagasan, organisasi, pernyataan, label, gambar, peta, dan berbagai hal dari sumber lain tanpa pengakuan yang layak (tanpa menyebutkan sumber aslinya).
b.
Memproduksi hasil kerja orang lain baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan, satu bab buku, makalah kawan, dan hal-hal lain yang serupa.
c.
Menyuruh atau membiarkan orang lain untuk mengubah atau memperbaiki suatu tugas yang seharusnya dikerjakan sendiri.
d.
Mengadakan perubahan sedikit-sedikit tanpa mengubah organisasi, isi, dan fraseologi.
5. Sanksi akademik juga berlaku untuk mahasiswa yang membantu terjadinya kecurangan akademik. 6. Mahasiswa yang terkena sanksi akademik berupa pelanggaran mengikuti kegiatan akademik untuk suatu kurun waktu tertentu diharuskan membayar SPP.
Y. Sanksi Akademik 1. Setiap perbuatan curang harus dilaporkan kepada Puket I disertai dengan berita acara. 2. Puket I mengadakan acara pemeriksaan yang dihadiri oleh: a.
Mahasiswa tertuduh.
b.
Pembimbing Akademik.
c.
Pembimbing Skripsi (kalau kecurangan menyangkut skripsi).
d.
Dosen mata kuliah (kalau kecurangan menyangkut mata kuliah).
e.
Ketua Program Studi tempat mahasiswa itu terdaftar.
f.
Setidak-tidaknya Waka I dan Waka II.
g.
Pengawas ujian (kalau hal ini menyangkut ujian).
27
3. Jika Wakil ketua I merupakan Pembimbing Akademik dan atau Pembimbing Skripsi dan atau dosen mata kuliah yang dicurangi rapat dipimpin oleh salah satu Wakil Ketua. 4. Pimpinan rapat membuat berita acara jalannya pemeriksaan yang akan ditandatanganii oleh mahasiswa dan semua yang hadir. 5. Tertib pemeriksaan: a.
Puket I melaporkan peristiwa kecurangan.
b.
Jika Puket I berhalangan, tugas tersebut digantikan oleh Ketua Program Studi yang relevan.
c.
Setelah laporan dibacakan Waka I meminta mahasiswa tertuduh untuk menanggapi laporan tersebut.
d.
Setelah mahasiswa selesai menanggapi, Puket I memberi kesempatan kepada peserta sidang untuk meminta penjelasan dari mahasiswa, ketua Program Studi atau dosen yang terlibat dalam menemukan kecurangan itu.
e.
Jika tidak ada lagi pertanyaan, Puket I meminta mahasiswa meninggalkan ruang sidang dan menunggu di luar ruang sidang.
f.
Puket I memimpin rapat untuk mengambil keputusan.
g.
Setelah keputusan disimpulkan, mahasiswa dipanggil dalam ruang sidang untuk mendengarkan keputusan dan menandatangani berita acara.
h.
Setelah penandatanganan berita acara Puket II memberitahu hak mahasiswa untuk naik banding kepada ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
i.
Permohonan banding kepada ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung sudah harus disampaikan selambat-lambatnya satu minggu setelah surat keputusan Puket I terbit. Jika permohonan tidak memenuhi ketentuan ini, keputusan Puket I merupakan keputusan final.
j.
Puket III membantu mahasiswa untuk membuat surat permohonan banding kepada ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang akan disertai dengan berita acara pemeriksaan yang dapat pula berisikan hal-hal yang meringankan mahasiswa teruduh.
k.
Puket I harus sudah menyiapkan surat keputusan dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari
setelah
persidangan
untuk
Rangkasbitung.
28
ditandatangani
ketua
STKIP
Setia Budhi
l.
Jika permohonan naik banding diajukan, ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung meminta pertimbangan Senat STKIP Setia Budhi Rangkasbitung sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.
29
IV. PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT A. Tujuan Kegiatan Penelitian 1) Mengembangkan Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, terutama untuk menemukan berbagai teori dan konsep ilmu pendidikan dan bidang-bidang ilmu lainnya. 2) Memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya. 3) Menunjang peningkatan pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 4) Memberikan masukan bagi pengembangan kebijaksanaan dalam bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya. 5) Meningkatkan dan mengembangkan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkaitan dengan pengembangan berbagai konsepsi dan paradigma pembangunan nasional, wilayah dan daerah melalui kerja sama antar perguruan tinggi, dan lembaga atau instansi lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri. B. Ruang Lingkup Penelitian 1.
Masalah-masalah pengembangan dan penerapan keilmuan, teknologi dan seni, baik ilmu murni maupun terapan yang menunjang peningkatan dan pengembangan bidang pendidikan dan bidang-bidang ilmu lain pada umumnya.
2.
Masalah-masalah pengembangan profesi, masalah sosial ekonomi, budaya, dan politik, serta masalah pengembangan kelembagaan.
C. Tujuan Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat 1.
Menunjang program-program pendidikan.
2.
Memanfaatkan ilmu, teknologi, dan seni untuk kepentingan masyarakat di luar STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
3.
Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang memerlukan pemecahan segera dalam pembangunan negara.
30
D. Ruang Lingkup Pengabdian Pada Masyarakat 1.
Penyebaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sebagai produk yang seyogianya diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
2.
Penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang relevan dengan kebutuhan masyarakat serta tuntutan pembangunan.
3.
Pemberian bantuan kepada masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi serta bantuan dalam melaksanakan pembangunan.
4.
Pemberian jasa-jasa layanan kepada masyarakat dalam berbagai bidang yang memerlukan penanganan khusus sesuai dengan bidang keilmuan, profesi, dan kemampuan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
E. Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat 1.
Dosen dan mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung berhak untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarkat.
2.
Dalam melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa mengikuti peraturan pendidikan atau kemahasiswaan bidang penalaran.
3.
Kegiatan penelitian dapat diselenggarakan di laboratorium, program studi, jurusan, dan pusat penelitian.
4.
Penelitian yang bersifat antar bidang, lintas bidang, dan multi bidang dapat diselenggarakan di Pusat penelitian dan pelaksanaannya di koordinasikan, dipantau, dan dinilai oleh P3M.
5.
Pengabdian pada masyarakat dilaksanakan oleh STKIP Setia Budhi Rangkasbitung melalui P3M.
6.
Perseorangan, kelompok, dan jurusan melaksanakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang bersifat mono disiplin (satu atau sebagian cabang ilmu).
7.
Pusat penelitian dan Pengabidan pada masyarakat yang bersifat antar disiplin, lintas bidang, atau multi disiplin.
F. Pengakuan Terhadap Karya Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat 1. Dosen dapat melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat baik dalam bimbingan ilmunya maupun di luar bidang ilmunya.
31
2. Pengakuan sebagai karya ilmiah untuk penelitian hanya berlaku bagi penelitian, penulisan buku ajar, dan publikasi dalam jurnal ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmu masingmasing dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. 3. Kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan dengan bimbingan dianggap karya kelompok bagi terbimbing dan karya pembinaan dosen junior bagi pembimbing. 4. Karya ilmiah yang tidak sesuai dengan bidang ilmu dapat diakui sebagai karya pengabdian kepada masyarakat, jika hal itu diperlukan untuk pengembangan kelembagaan atau atas permintan dan seijin Ketua. 5. Karya penelitian yang bersifat umum (studi kelayakan, analisis mengenai dampak lingkungan, penelitian informasi lingkungan survei untuk pemetaan tanah) diakui sebagai karya pengabdian kepada masyarakat. 6. Karya penelitian tindakan (penerapan teknologi untuk melihat hasilnya dalam ruang lingkup yang riil dan lebih luas) diakui sebagai karya pengabdian kepada masyarakat. 7. Pengabdian kepada masyarakat yang diusulkan melalui jurusan masing-masing baik karya perseorangan ataupun kelompok, hanya diakui jika sesuai dengan bidang ilmu masingmasing. 8. Pengakuan terhadap karya perseorangan dalam kegiatan kelompok didasarkan atas sumbangan tulisan masing-masing yang sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. 9. Karya tulis yang dipublikasikan dalam surat kabar, bidang ilmiah populer, dan majalah umum, baik dalam bidang ilmu maupun di luar bidang ilmu penulis, diakui sebagai karya pengabdian kepada masyarakat.
32
G. Bidang Ilmu Dosen dan Mahasiswa 1. Bidang ilmu bagi dosen yang belum menempuh pascasarjana ditunjukkan oleh jurusan atau bagian tempat mahasiswa tersebut bertugas. 2. Bidang ilmu bagi dosen yang sudah menyelesaikan pascasarjana ditunjukkan oleh ijazah untuk gelar akademik berakhir yang didapatnya atau jika bidang studi dalam ijazah bersifat umum, bidang ilmu ditunjukkan oleh jurusan atau bagian tempat dosen bertugas. 3. Bidang ilmu bagi mahasiswa ditunjukkan oleh program studi yang diikutinya. 4. Bidang ilmu dalam karya penelitian ditunjukkan pada penekanan utama dalam keseluruhan karya tulis (tujuan, kerangka pemikiran, hipotesis, pembahasan/ argumentasi, dan kesimpulan). H. Prioritas Penelitian 1. Penelitian untuk meningkatkan kemampuan meneliti (katagori I). 2. Penelitian untuk pengembangan institusi dalam sistem pendidikan tinggi (katagori II). 3. Penelitian untuk pengembangan bidang pendidikan, ilmu pengetahuan teknologi dan seni (katagori III) terutama dalam Pola Ilmiah Pokok STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 4. Penelitian yang langsung menunjang pembangunan atau pengembangan pendidikan tinggi (katagori IV) terutama yang menyangkut Pola Ilmiah Pokok STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. I.
Penyusunan Program Penelitian 1. Ketua, para ketua jurusan dan ketua P3M menyusun program menengah dan jangka panjang STKIP Setia Budhi Rangkasbitung berdasarkan Pola Ilmiah Pokok STKIP Setia Budhi Rangkasbitung untuk suatu kurun waktu yang kemudian dibahas dalam rapat Senat STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 2. P3M yang bernaung di bawah STKIP Setia Budhi Rangkasbitung menerjemahkan program ke dalam program jangka panjang, menengah dan pendek untuk penelitian yang bersifat antar bidang dan atau multi bidang ilmu untuk kemudian dibahas dalam rapat Senat STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 3. Ketua memimpin rapat penjabaran program STKIP Setia Budhi Rangkasbitung ke dalam program jangka panjang dan menengah untuk cabang ilmu pengetahuan yang diasuh oleh
33
ketua jurusan masing-masing dan dibahas dalam rapat Senat STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 4. Para dosen menyusun program penelitian masing-masing baik berupa penelitian perseorangan maupun kelompok berdasarkan program penelitian jurusan. J.
Penelitian Perseorangan 1. Penelitian perseorangan dapat berupa penelitian katagori I atau penelitian mandiri. 2. Penelitian katagori I diberlakukan bagia asisten ahli yang belum mendapat akademik tambahan. 3. Penelitian katagori I dibimbing oleh seorang dosen senior sebanyak-banyaknya dua orang.
K. Penelitian Kelompok 1. Dosen yang menjadi ketua dalam penelitian kelompok adalah dosen yang mempunyai gagasan utama, merencanakan penelitian, menguasai permasalahan, serta metodologi dan bertindak sebagai penyatu bahasa, pembahas umum atau keseluruhan serta pengambil keputusan. 2. Anggota kelompok sebanyak-banyaknya lima orang dosen junior atau lebih junior dari ketua. 3. Jika penelitian kelompok merupakan penelitian inter disiplin, ketua peneliti dapat lebih junior dari anggota kelompok berasal dari bidang ilmu lain. 4. Penelitian kelompok dapat mengenai penelitian katagori II, III, dan IV.
34
L. Kerja Sama dalam Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat 1. Semua bentuk kerjasama dengan badan atau lembaga di dalam dan luar negeri harus melalui Ketua berikutnya, mahasiswa itu dapat menempuh mata kuliah tersebut dengan melaksanakan kuliah khusus atau studi terbimbing dengan ketentuan: 1) Disetujui Ketua STKIP atau Ketua Program Studi. 2) Jumlah jam studi sesuai dengan beban SKS mata kuliah tersebut. 3) Mata kuliah tersebut didaftarkan ke BAAK. M. Peleburan Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat dalam Kegiatan Penelitian 1. Hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat dapat digunakan langsung dalam perkuliahan sebagai masukan yang segar. 2. Kegitan penelitian dan pengabdian pada kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang bersifat penelitian tindakan yang mempunyai ruang lingkup yang luas (terdiri atas beberapa sub penelitian yang masing-masing dapat dilakukan secara terpisah) dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk bahan skripsi/ tesis mahasiswa dalam program studi yang relevan dengan bidang ilmu dalam penelitian atau penelitian tindakan tersebut. 3. Skripsi atau tesis yang dihasilkan merupakan karya dalam pendidikan dosen. 4. Skripsi atau tesis tersebut dapat digabungkan oleh dosen sebagai laporan dengan pembahasan yang lebih dalam dan generalisasi yang lebih luas untuk menghasilkan karya dalam bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat (yang berupa penelitian tindakan). 5. Data yang dihasilkan oleh seorang mahasiswa dapat dijadikan bahan laporan penelitian dosen, jika tujuan, hipotesis, pembahasan, dan kesimpulan penelitian berbeda dengan yang disusun oleh mahasiswa. 6. Semua peraturan dalam ayat (2) dan (5) uraian ini tidak berlaku bagi penelitian katagori I. 7. Jika skripsi/ tesis dipublikasikan, penulis pertama adalah mahasiswa penulis kedua dosen pembimbing utama, dan ketiga dosen pembimbing pembantu.
35
N. Pengawasan Mutu Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat 1. Usul kegiatan laporan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang bersifat antar bidang, lintas bidang dan multi bidang dievaluasi oleh suatu tim. a. Keanggotan tim disusun oleh ketua P3M dan diajukan kepada Ketua. b. Masa kerja tim 1 (satu) tahun dan dapat diangkat kembali untuk keanggotan tim berikutnya. c. Tim terdiri ketua dan anggota. d. Ketua diangkat oleh ketua P3M dan anggota adalah dosen dengan keahlian bidang tertentu. e. Usulan tim dinilai meliputi. 2) Kelayakan format dan teknik penelitian 3) Kebahasaan 4) Keterkaitan antar langkah 5) Kecermatan waktu 6) Kepatuhan dan peluang realisasi anggaran 7) Laporan dinilai kesesuaian rencana dan pelaksanaan. f.
Selain menilai usul dan laoran kegiatan antar bidang tim juga bertugas untuk menilai kegiatan bidang tim juga bertugas untuk menilai kegiatan penelitian mono disiplin yang diusulkan jurusan atau program studi.
g. Dalam melakukan tugas yang bersifat antar disiplin, tugas dan penghargaan diberikan sesuai volume pekerjaan. 2. Usulan dari laporan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang bersifat mono disiplin, dievaluasi oleh tim evaluasi yang berada di jurusan atau Program Studi. 3. Keberadaan seluruh tim evaluasi disahkan dengan surat keputusan ketua. 4. Usul dan kegiatan laporan kegiatan ditulis dalam format denan mengikuti Pedoman Penulisan Karya Ilmiah STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
O. Tata Cara Pengusulan dan Pelaporan Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat 1. Kegiatan antar bidang;
36
A. Usul disampaikan pada koordinator bidang keilmuan. B. Koordinator menugasi tim penilai yang sesuai bidang ilmu. C. Anggota tidak boleh menilai usul atau laporan sendirinya. D. Evaluasi dapat dilakukan secara sendiri-sendirinya. E. Pleno dihadiri seluruh anggota tim. F. Tim penilai dapat dilengkapi tim dampingan dari bidang ilmu terkait. 2. Kegiatan mono disiplin; a. Usul disampaikan pada koordiantor bidang keilmuan selanjutnya kepada ketu P3M. b. Koordinator menugasi tim penilai yang sesuai bidang ilmu terkait. c. Anggota tidak boleh menilai usul atau laporan sendirinya. d. Evaluasi dapat dilakukan secara sendiri-sendiri ataupun pleno. e. Pleno dihadiri seluruh anggota tim. f.
Tim penilai dapat dilengkapi tim dampingan dari bidang ilmu terkait.
3. Usul dan laporan kegiatan (penelitian dan pengabidan pada masyarkat) yang diakui, dicatat, dan disimpan di jurusan tempat dosen bekerja, dicatat di bagian akademik, sekretariat P3M dan perpustakaan STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG. P. Fasilitas dan Produk Penelitian serta Pengabdian pada Masyarakat 1. Semua barang inventaris yang dibeli dalam rangka penelitian dan pengabdian pada masyarakat, baik yang berasal dari dana yayasan, bantuan pemerintah, swasta atau badan bantuan lainnya menjadi milik STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 2. Pada akhir pelaksanaan kegiatan barang-barang itu harus diserahterimakan kepada ketua SKTIP Setia Budhi Rangkasbitung. 3. Fasilitas penelitian dan pengabdian pada masyarakat antara lain dapat berbentuk gedung, laboratorium, kamar kerja, kantor, kendaran, peralatan, buku-buku, dan bahan habis pakai. 4. Kecuali untuk kegiatan kerja sama, hak cipta semua produk penelitian dan pengabdian pada masyarakat dipegang STKIP Setia Budhi Rangkasbitung tanpa mengabaikan hak-hak pribadi. 5. Produk penelitian dan pengabdian pada masyarkat dapat berbentuk pertanyaan ilmiah/ karya ilmiah, karya seni, dan teknolog.
37
V.
TANGGUNG JAWAB DAN TATAKRAMA DOSEN
A. Tanggung Jawab Tanggung jawab seorang pengajar (dosen) didasarkan atas profesionalisme sesuai tugas-tugas akademik yang dipercayakan kepadanya dan didasari rasa pengabdian, kesadaran, tanggung jawab kejujuran, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan bangsa dan negara. B. Tata Krama Dosen Tatakrama dosen adalah serangkaian kaidah atau norma yang harus dijunjung tinggi oleh dosen dalam pelaksanaan Tiri Dharma Perguruan Tinggi sesuai kedudukan, fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai dosen dalam kerangka pencapaian tujuan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 1. Tatakrama Dosen dalam mengajar A. Dosen STKIP Setia Budhi Rangkasbitung senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama, UUD 45 dan Pancasila; B. Dalam melaksanakan misi Tri Dharma Perguruan Tinggi senantiasa berlandaskan ilmu dan amal. C. Dala mengemban misi Tri Dharma Perguruan Tinggi senantiasa berusaha untuk mengarahkan dan mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang religius dan edukatif. D. Senantiasa memegang teguh disiplin, kesetiaan dan kebanggaan terhadap STKIP Setia Budhi Rangkasbitung serta menjaga citra dan nama baiknya dimanapun berada yang diwujudkan dalam segala tingkah laku, ucapan, penampilan dan perbuatan nyata. E. Dalam menyelenggarakan perkuliahan, Dosen STKIP Setia Budhi Rangkasbitung mengacu kepada kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan atau yang berlaku. F. Untuk kelancaran acara perkuliahan pada setiap semester dosen wajib membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP). G. Dalam menyelenggarkan perkuliahan, dosen menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Dalam hal yang diperlukan dapat menggunakan bahasa asing.
38
H. Dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran, dosen selayaknya memiliki dedikasi yang tinggi, mendukung proses belajar mahasiswa, menyediakan waktu di luar kuliah untuk konsultasi, mengumumkan hasil ujian tepat waktu, mengijinkankan mahasiswa melihat pekerjaan tes dan ujian serta tidak mengharapkan balas jasa langsung dari mahasiswanya. I.
Mempunyai kompetensi dalam bidangnya; bersikap objektif dalam melaksanakan tugasnya, bersifat arif dan jujur.
2. Tatakrama dosen dalam penelitian a. Penelitian merupakan kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dasar, dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, metodologi model, atau informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. b. Penelitian dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok yang diselenggarakan di laboritarium, jurusan yang dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian. c. Penelitian yang bersifat antar disiplin ilmu, lintas disiplin ilmu atau multi disiplin ilmu dapat diselenggarakan di pusat penelitian dan melibatkan laboratorium dan jurusan. d. Pemanfaatan hasil-hasil penelitian yang tidak dipublikasikan oleh STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. e. Apabila timbul perselisihan dengan pihak lain sehubungan dengan pemanfaatan hasilhasil penelitian maka dilakukan penyelesaian secara kekeluargaan dan atau menurut peraturan serta perundang-undangan yang berlaku. f.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian yang mencakup karya ilmiah, karya teknologi dan karya seni, dosen selayaknya bersikap jujur, sesuai dengan keahlian untuk penelitian yang bersifat multi disiplin.
g. Menjunjung tinggi objektivitas, tanggung jawab ilmiah dan sosial.
3. Tatakrama dosen dalam pengabdian kepada masyarakat a.
Setiap pengabdian kepada masyarakat hendaknya berpedoman kepada hakikat, tujuan visi, misi, tugas, wewenang dan tanggung jawab STKIP Setia Budhi Rangkasbitung sebagaimana tertuang dalam Statuta dan secara khusus dalam Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat.
39
b.
Setiap pengabdian kepada masyarakat hendaknya berpedoman kepada hakikat, tujuan, visi, misi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab STKIP Setia Budhi Rangkasbitung bahwa pengabdian kepada masyarakat pada hakikatnya merupakan salah satu bentuk penyebarluasan dan penerapan ilmu yang digali, dikaji, dirumuskan, dikembangkan dan diajarkannya.
c.
Landasan pengabdian kepada masyarakat secara Yuridis adalah Pancasila dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku, secara akademik adalah hasil-hasil pemikiran dan penemuan ilmiah yang benar hasil-hasil pemikiran dan penemuan ilmiah yang benar dan baik, serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan sosial.
d.
Tujuan pengabdian kepada masyarakat secara khusus adalah terlaksananya tugas dan kewajiban sebagai dosen dan meningkatnya sumber daya manusia serta partisipasi masyarakat menuju terwujudnya masyarakat madani yang sejahtera lahir dan batin yang diridhoi Allah SWT.
e.
Dalam pelaksanan kegiatan pengabdian kepada masyarkaat, setiap dosen hendaknya berpegang teguh kepada kaidah-kaidah yurudis konstitusional yang berlaku, kaidahkaidah dan norma akademik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan kaidah-kaidah moral yang baik dan berguna.
f.
Segala pemikiran, sikap dan tindakan dosen yang berkaitan dengan pengabdian kepada masyarakat, baik atas inisiatif pribadinya maupun atas tugas kedinasannya ada dasarnya
merupakan
usaha
pribadinya.
Karena
itu
segala
konsekuensinya adalah untuk dan atas tanggung jawab pribadinya.
40
implikasi
dan
VI.
POLA PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN DOSEN JUNIOR
A. Pengertian 1. Pembinaan dosen junior adalah rangkaian kegiatan pembinaan yang berkesinambungan yang dilakukan oleh dosen senior kepada junior baik dalam hubungan struktural maupun fungsional. 2. Ruang lingkup pembinaan dan pengembangan meliputi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 3. Dosen senior adalah dosen yang telah mendapat pengakuan tentang kemampuannya dalam bidang ilmu tertentu baik jenjang pendidikan maupun pengetahuannya dan pengalamannya dalam dunia pendidikan. 4. Dosen junior adalah dosen yang dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman yang belum memadai memerlukan bimbingan di dalam suatu kelompok dosen atau di dalam bidang ilmu tertentu. 5. Kelompok dosen adalah kumpulan dosen yang memiliki keahlian dan minat yang sama. 6. Kegiatan pembinaan dan pengembangan dosen junior berlaku antar jurusan/ bagian, antar fakultas, dan antar perguruan tinggi. B. Tujuan dan Sasaran Pembinaan 1. Tujuan Tujuan pembinaan dan pengembangan dosen junior adalah terbentuknya dosen yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, pemerintah, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna, bersih, berdedikasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, dan bermutu tinggi. 2. Sasaran Sasaran pembinaan dan pengembangan dosen junior adalah sebagai berikut: A. Meningkatkan kesadaran dan disiplin dalam melaksanakan tugas masing-masing. B. Mengembangkan karir dosen. C. Mendistribusikan tugas dan tanggung jawab secara merata. C. Tugas Ketua Jurusan dan Dosen
41
1. Tugas Ketua Jurusan a. Mengklasifikasikan dosen ke dalam dosen senior dan dosen junior. b. Menetapkan kelompok-kelompok dosen senior, Pembina, dan dosen junior yang dibinanya. c. Memberikan tugas mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat kepada setiap kelompok dosen. d. Mengawasi pelaksanaan pembinaan dengan: 1) Memeriksa Satuan Acara Perkuliahan (SAP) setiap kelompok dosen. 2) Memeriksa usulan penelitian dan pengabdian. 3) Mencocokkan rencana tugas dan Setara Waktu Mengajar Penuh (SWMP) setiap dosen. 4) Melaksanakan dan mengawasi jalannya seminar hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 5) Menerima hasil laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. e. Memberikan teguran kepada dosen senior yang mengabaikan dosen junior binaannya dan kepada dosen junior yang mengabaikan bimbingan dosen seniornya. f.
Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pembinaan secara berkala kepada Ketua.
2. Tugas Dosen a. Pendidikan dan Pengajaran meliputi: 1. Melaksanakan program kerja sesuai rencana. 2. Mempersiapkan bahan-bahan perkuliahan. 3. Membantu perkuliahan, response, tugas, ujian, evaluasi, penilaian. 4. Menjadi pembimbing, sponsor, ko-sponsor dalam penyusunan skripsi. 5. Menjadi penguji dalam sidang. 6. Membimbing dan membantu pelaksanaan praktikum di laboratorium, studi, bengkel kerja, atau di lapangan. 7. Membantu laporan kegiatan. 8. Menyampaikan orasi ilmiah. b. Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah: 1. Melakukan penelitian ilmiah.
42
2. Menghasilkan penelitian dan karya ilmiah. 3. Penulisan Buku Ajar. 4. Menterjemahkan/menyadur buku ilmiah. 5. Membimbing penelitian untuk persiapan penulisan skripsi 6. Memimpin/berpartisifasi aktif dalam seminar, serta pertemuan ilmiah lainnya. 7. Membimbing penelitian yang menjurus ke spesialisasi dan membimbing pembuatan laporan ilmiah. 8. Asisten penelitian dalam persiapan skripsi. c. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat meliputi: 1. Pembinaan institusional dan kader ilmiah. 2. Merancang kebijaksanaan dan rencana induk akademik. 3. Merancang kebijaksanaan dalam keseluruhan rencana induk (akademik dan fisik). 4. Pemegang otoritas dalam bidang spesialisasinya. 5. Merencanakan dan melaksanakan program pembentukan/pembinaan kader. 6. Membantu masyarakat dengan memberi penyuluhan dan pelaksanaan hasil penelitian. 3. Tugas Dosen Senior a. Membimbing dalam bidang pendidikan: 1. Membuat garis besar perkuliahan, mendiskusikan dengan dosen junior binaannya dan membagi tugas. 2. Memberikan pelatihan membuat SAP, dan bahan – bahan kuliah kepada dosen junior. 3. Memeriksa SAP dan bahan kuliah yang dibuat dosen junior dalam pelatihan memberikan kuliah. 4. Menghadiri pelaksanaan kuliah yang diberikan oleh dosen junior dalam pelatihan memberikan kuliah. 5. Memberikan nasehat atas kekurangan pelaksanaan kuliah. 6. Setelah semester berakhir, dosen senior dan dosen junior bersama-sama menyunting bahan kuliah untuk perbaikan, penyempurnaan, pengembangan untuk kuliah berikutnya.
43
7. Memberikan bimbingan tentang cara membuat soal-soal ujian/ ulangan, menilai dan cara-cara melakukan penelitian. b. Membimbing dalam pembimbing skripsi: 1. Mengajak dosen junior berdiskusi mengenai usul dan laporan atau skripsi yang menjadi tanggung jawab dosen senior. 2. Merekomendasikan dosen junior yang sudah dapat diikutsertakan dalam bimbingan skripsi. 3. Membicarakan bersama hasil pemeriksaan masing-masing terhadap skripsi mahasiswa, dan membimbing dosen junior tentang cara-cara membimbing mahasiswa dalam penulisan skripsi, penulisan bahan seminar, dan cara presentasi. c. Membimbing dalam Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. 1. Mengajak dosen junior untuk berpartisipasi serta membimbing mereka dalam melakukan tugas
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
dilaksanakan dosen senior. 2. Memeriksa usul penelitian dan pengabdian yang akan dilaksanakan oleh dosen junior. 3. Melakukan bimbingan selama dosen junior melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan pada waktu menulis laporan, bahan-bahan seminar, dan makalah untuk jurnal ilmiah. 4. Membimbing dosen junior tentang cara-cara presentasi ilmiah dan penyuluhan. d. Membimbing dalam kegiatan lain-lain: 1. Membimbing dosen junior dalam menghitung Setara Waktu Mengajar Penuh (SWMP). 2. Membimbing dosen junior yang sudah mampu berdiri sendiri kepada Ketua Jurusan. 3. Mengamati dan mengembangkan kemampuan dosen junior dalam hal-hal yang bersifat positif di luar Tri Dharma Perguruan Tinggi. 4. Membimbing dosen junior dalam hal pembimbingan akademik untuk mahasiswa, baik sebagai pembimbing akademik maupun bidang penalaran. e. Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pembinaan dan pengembangan dosen junior kepada Ketua Jurusan.
44
D. Teknik Pembinaan 1. Instruktif, yaitu dengan cara memberi perintah, pengarahan, dan bimbingan. 2. Edukatif, yaitu dengan cara diskusi, tanya jawab, dan latihan. 3. Simulatif, yaitu dengan cara tatap muka dan stimulasi. 4. Persuasif, yaitu dengan memberikan keteladan.
45
VII. BEBAN TUGAS DOSEN A. Setara Waktu Mengajar Penuh 1. Beban tugas dosen dinyatakan dalam Setara Waktu Mengajar Penuh (SWMP) 2. SWMP terdiri atas 36 jam per minggu atau 12 sks per semester. 3. Satu sks setara dengan 3 jam kerja per minggu per semester (6 bulan) atau 50 jam kerja per semester. 4. Beban tugas dosen dihitung berdasarkan tugas institusional yang ditugaskan pada dosen yang bersangkutan. B. Tugas Institusional Tugas Institusional dapat berbentuk: 1. Penugasan oleh pimpinan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, P3M, Jurusan, Laboratorium, Studio, Bengkel Kerja. 2. Prakarsa pribadi atau kelompok yang disetujui, dicatat hasilnya, dan ditunjukkan kepada pimpinan untuk di nilai sejawat STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 3. Kerjasama dengan pihak luar STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang disetujui, dicatat, dan hasilnya diajukan melalui STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. C. Pendidikan Beban tugas dosen dalam pendidikan dihitung dengan rincian sebagai berikut: 1. Perkuliahan A. Untuk memberikan kuliah pada program sarjana 1 SKS berarti 50 menit tatap muka ditambah 1 – 2 jam kegiatan terstruktur ditambah 1 – 2 jam kegiatan mandiri untuk jumlah 40 mahasiswa. B. Setiap penambahan 40 mahasiswa program sarjana dibulatkan ke atas SKS bertambah 20 %. C. Kelas parallel yang dilaksanakan oleh dosen yang berbeda dihitung seperti pada poin a dan b.
46
2. Asistensi (kuliah dan praktikum) a. Satu SKS sama dengan 2 x 60 menit tatap muka per minggu untuk 25 mahasiswa atau kurang. b. Untuk setiap penambahan 25 mahasiswa (dibulatkan ke atas) beban SKS di tambah 20 %. 3. Bimbingan kuliah kerja terpogram a. Satu SKS sama dengan 50 jam kerja per semester untuk 25 mahasiswa atau kurang. b. Untuk setiap penambahan 25 mahasiswa (dibulatkan ke atas) sebab SKS ditambah 20 % 4. Bimbingan tugas (skripsi) a. Satu SKS berarti untuk program sarjana pembimbingan 6 (enam) orang mahasiswa. b. Ketentuan pada poin a, mengandung arti bahwa bimbingan satu mahasiswa program sarjana berbobot 1/6 SKS. 5. Seminar terjadwal a. Satu SKS berarti 50 menit tatap muka, 1 – 2 jam kegiatan terstruktur, dan 1 – 2 jam kegiatan mandiri per minggu. Selama satu semester 25 mahasiswa. b. Setiap penambahan 25 mahasiswa (dibulatkan ke atas) beban tugas SKS ditambah 20 %. D. Penelitian Perhitungan beban tugas dosen untuk penelitian adalah sebagai berikut: 1. Keterlibatan dalam satu kelompok dan atau penelitian katagori I berbeban 2 SKS. 2. Pelaksanaan penelitian mandiri berbeban 4 SKS. E. Penulisan 1. Semua kegiatan harus disetujui pimpinan, tercatat, dan dilaksankan maksimum 4 semester. 2. Menulis satu judul naskah buku berbeban 2 SKS. 3. Menterjemahkan/ menyadur satu judul buku berbeban 2 SKS. 4. Menyunting satu judul naskah buku berbeban 2 SKS.
47
5. Pembagian beban tugas untuk penulisan yang dilakukan secara kelompok adalah sebagai berikut: a. Penulis pertama 60 % b. Penulis anggota 40 % c. Jika penulis anggota lebih dari satu, beban tugas 40 % itu dibagi rata antara anggota. F. Tugas Belajar 1. Beban tugas untuk program Magister/ Doktor 12SKS. 2. Beban tugas untuk mengikuti Pekerti 3 SKS dan Applied Approach 6 SKS. G. Pengabdian pada Masyarakat 1. Satu SKS untuk kegiatan pengabdian pada masyarakat berarti 50 jam kerja selama satu semester. 2. Perhitungan bagi kegiatan yang kurang atau lebih dari 50 jam kerja per semester di sesuaikan.
48
VIII. PELANGGARAN DAN PEMBERIAN SANKSI BAGI DOSEN/KARYAWAN 1. Tata cara pemberian sanksi kepada pelanggar dan bentuk sanksi berdasarkan pada keputusan rapat jurusan, bagian, Pimpinan atau Senat STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 2. Jika penjatuhan sanksi didasarkan pada rapat program studi, bagian, tidak memuaskan dosen/ karyawan administrasi yang bersangkutan, tertuduh dapat mengajukan keberatan kepada Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dengan ketentuan: a. Pengajuan keberatan harus dilakukan selambat-lambatnya 7 hari setelah penjatuhan sanksi. b. Jika dalam jangka waktu 7 hari setelah penjatuhan sanksi tertuduh tidak mengajukan keberatan, sanksi tertuduh tidak mengajukan keberatan, tertuduh dianggap menerima sanksi tersebut. 3. Keputusan Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung merupakan keputusan akhir.
49
IX. HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA
A. Hak Mahasiswa Setiap mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung memiliki hak-hak sebagai berikut: 1. Memperoleh pendidikan sesuai dengan minatnya dan persyaratan yang ditentukan. 2. Mengikuti semua kegiatan kemahasiswaan yang telah diprogramkan. 3. Memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas yang tersedia menurut peraturanperaturan yang berlaku. 4. Menyampaikan saran, pendapat, dan keinginan melalui jalur organisasi kemahsiswaan dan jalur akademik yang ditentukan dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. B. Kewajiban Mahasiswa Setiap mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung memiliki kewajiban sebagai berikut: 1. Menjaga integritas civitas akademika dan mempertahankan kehormatan almamater, bangsa dan Negara. 2. Menjaga integritas pribadinya sebagai calon sarjana yang mendambakan nilai-nilai kebenaran ilmiah, kejujuran intelektual serta kepribadian nasional. 3. Ikut serta mengembangkan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dalam segala aspeknya. 4. Membantu dan berpartisifasi dalam penyelenggaraan program akademik dan nonakademik di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung secara baik dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Mematuhi semua ketentuan yang berlaku demi terbinanya suasana proses belajar mengajar yang baik. 6. Berlaku sopan seperti dalam cara berpakaian dan cara bergaul. 7. Mentaati peraturan tata tertib administrasi yang berlaku. 8. Mengikuti, menjaga dan mempertahankan tata tertib kehidupan kampus demi terbinanya suasana hidup yang berimbang, selaras dan serasi baik lahir maupun batin. 9. Ikut serta menciptakan dan menegakkan disiplin kampus dalam rangka pembinaan ketahan.
50
C. Pelanggaran Tata Tertib dan Sanksi 1. Pelanggaran Tata Tertib. a. Pelanggaran tata tertib akademik: (1) Menggangu kelancaran ketertiban pelaksanaan kegiatan akademik; (2) Melakukan kecurangan dalam kegiatan-kegiatan akademik, seperti menyontek, menjiplak makalah, skripsi, dan sebagainya. (3) Menghalang-halangi terselenggaranya program, baik akademik maupun non akademik. b. Pelanggaran tata tertib administrasi: (1) Memalsukan surat keterangan, nilai ujian atau tanda tangan; (2) Mengubah/merusak isi surat pengumuman resmi; (3) Mencampuri urusan-urusan administrasi dalam bidang pendidikan, riset dan pengabdian paa masyarakat serta kegiatan lain yang diselenggarakan oleh STKIP Setia Budhi, tanpa wewenang yang sah dari pimpinan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. c. Pelanggaran tata tertib hukum: (1) Mengintimidasi atau mencaci maki/ menghina seseorang baik secara terangterangan maupun secara sembunyi. (2) Berbuat tidak sopan atau melakukan hal-hal yang mengganggu ketertiban dan keamanan dan keselamatan sivitas akademika STKIP Setia Budhi Rangkasbitung atau masyarakat lainnya. (3) Pelanggaran norma-norma kesusilaan atau perbuatan lain yang tercela. (4) Penanganan masalah pidananya akan diserahkan kepada yang berwajib. D. Kegiatan Mahasiswa 1. Kunjungan dan kegiatan-kegiatan mahasiswa ke luar kampus yang mengatasnamakan atau menunjukkan dirinya sebagai mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung harus sepengetahuan dan seizin tertulis dari Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 2. Penerimaan kunjungan rombongan dari luar kampus harus sepengetahuan dan seizin tertulis ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
51
3. Setiap kegiatan-kegiatan mahasisw STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, baik berupa kegiatan akademik maupun non akademik yang mengikutsertakan mahasiswa dari luar STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, harus seizin tertulis Ketua. 4. Kegiatan-kegiatan mahasiswa dalam bentuk ceramah, diskusi dan sebagainya yang mengundang penceramah dari luar STKIP Setia Budhi Rangkasbitung harus mendapat izin tertulis dari Ketua. E. Sanksi Kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran perbuatan-perbuatan sebagaimana diatur dalam tatatertib di atas, dapat dikenakan sanksi sebagai berikut: 1. Peringatan lisan. 2. Peringatan tertulis. 3. Pencatatan Konduite. 4. Hukuman akademik: a. Pemberian nilai tidak lulus b. Pembatalan kelulusan c. Pengulangan tugas d. Penundaan pembrian ijzah kesarjanaan e. Pembatalan dan pencabutan ijazah kesarjanaan 5. Hukuman administrasi: a. Skorsing sebagai mahasiswa b. Pemecatan sebagai mahasiswa F. Prosedur Pelaksanaan Sanksi 1. Prosedur Dalam menjatuhkan sanksi terhadap mahasiswa yang melanggar tata tertib, ditempuh prosedur sebagai berikut: a. Adanya laporan pelanggaran, baik tertulis maupun lisan kepada pejabat yang berwenang. b. Dilakukan penelitian terhadap kebenaran isi laporan tersebut. c. Dibuat berita acara tentang hasil penelitian. 2. Sanksi-sanksi
52
Sanksi-sanksi terhadap pelanggaran tersebut di atas dapat diputuskan: a. Ketua b. Ketua Program Studi c. Atau pejabat lainnya yang ditugaskan untuk menyelesaikan persoalaan tersebut. 3. Rehabilitasi Rehabilitasi mahasiswa yang kena sanksi dilakukan melalui masa percobaan yang lamanya ditentukan oleh pimpinan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. 4. Sanksi Normatif Sanksi Pelanggaran normative diberikan kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran hokum, baik yang berupa tindak pidana maupun penyalahgunaan Narkoba, minuman keras, dan sejenisnya akan dikenakan sanksi skorsing sampai dengan pemutusan studi. Penanganan masalah pidananya akan diserahkan kepada yang berwajib.
53