perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems
SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh : RIZKI NUR BAHRI NIM. I0107164
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems
Disusun Oleh : RIZKI NUR BAHRI NIM. I0107164
SKRIPSI Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Persetujuan : Pembimbing I
Widi Hartono, ST, MT NIP. 19730729 199903 1 001
Pembimbing II
commit to user
ii
Ir. Agus P. Saido , MSc NIP. 19550501 198601 1 001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : RIZKI NUR BAHRI NIM. I0107164 Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Hari : Kamis Tanggal : 09 Agustus 2012 1. Widi Hartono, ST, MT NIP. 19730729 199903 1 001
___________________________
2. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP NIP. 19600515 198601 1 001
___________________________
3. Ir. Suyatno K, MT NIP. 19481130 198010 1 001
___________________________
4. Setiono, ST, MSc NIP. 19720224 199702 1 001
___________________________
Mengesahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS commit to user Ir. Bambang Santosa, M.T. NIP. 19590823 198601 1 001 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karyaku ini kupersembahkan kepada: 1. Alloh SWT, Tuhan semesta alam, semua ini terjadi karena kehendak-Mu, semoga ilmu yang telah Engkau berikan menjadi bermanfaat, Amin. 2. Muhammad SAW, Manusia yang paling mulia dan sempurna di dunia, atas perjuangan yang tak kenal lelah untuk umatnya, rahmat bagi seluruh alam. 3. Keluargaku, terima kasih atas kasih sayang kalian. 4. My Lovely “DeSTHa” yang tetap setia temani dalam menjalani manis-asamasin-pahitnya hidup yang selalu kita hadapi. 5. Teman-teman SMA yang selalu menambah spiritku karena kritikan kalian. 6. Teman-teman kost (Puguh, Muhsin, Himawan, Bahtiar, Mumu, Doni, Fauzan, Zaki) thanks untuk segala bantuan dan support serta teman-teman angkatan 2007. 7. Rekan-rekan tim skripsi (Sheiza dan Deni). 8. Semua sahabat yang pernah kukenal, yang tak bisa disebutkan satu persatu. Semoga jalinan silaturahmi ini selalu terjaga dengan baik. 9. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan tugas akhir hingga selesai.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta semua staf dan karyawan. 2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta semua staf dan karyawan. 3. Ir. Budi Utomo, MT selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan dan arahan kepada penyusun. 4. Widi Hartono, ST, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Ir. Agus P. Saido, MSc, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun dalam penyelesaian laporan ini. 5. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP, Ir. Suyatno K, MT dan Setiono, ST, MSc selaku dosen Penguji Tugas Akhir atas segala saran yang telah diberikan demi kesempurnaan penelitian ini. 6. Semua struktur dan staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Sipil angkatan 2007. 8. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan tugas akhir hingga selesai. Penyusun menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penyusun terima.
Surakarta, commit to user
vii
Agustus 2012
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Rizki Nur Bahri, 2012. Pemetaan untuk Pemeliharaan Jalan Non Lingkungan di Kota Surakarta Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jalan non lingkungan yang berfungsi melayani angkutan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata tinggi, memerlukan cara pemeliharaan yang efektif. Pemeliharaan jalan yang sistematis, modern dan bersifat proaktif perlu dilakukan untuk meminimalkan biaya pemeliharaan. Salah satu solusinya adalah dengan pemetaan berupa geodatabase menggunakan ArcGIS 9.2. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung di lapangan. Penilaian kondisi jalan non lingkungan dilaksanakan dengan merujuk pada Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Hasil dari survei dimasukkan ke dalam attribute table pada ArcGIS dan selanjutnya dilaksanakan penyusunan sistem manajemen basis data dalam bentuk geodatabase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada 2 ruas jalan dari 14 ruas jalan non lingkungan di Kota Surakarta (Jl. Jend. A.Yani dan Jl. Kol. Sugiyono) yang mendapatkan angka prioritas 5 (yang paling rendah) sehingga membutuhkan pemeliharaan rutin. Langkah memodelkan basis data kondisi jalan non lingkungan melalui software ArcGIS 9.2 dirasakan mampu untuk memperbaiki beberapa kekurangan sistem yang lama. Penyusunan basis data jalan non lingkungan ini menghasilkan terintegrasinya data yang bereferensi keruangan (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dapat selalu diperbaharui dengan menghapus data sebelumnya. Kata kunci: pemetaan, jalan non lingkungan, geodatabase, sistem informasi geografis commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Rizki Nur Bahri, 2012. Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems. Final Task of Civil Engineering. Department of Engineering Faculty of Sebelas Maret University. Surakarta An non-environment roads that used to serve a public transportation with a high speed driving characteristic, supposely need an effective maintenancing. We have to do a systematic, modern, and pro-active maintenancing to minimalize the maintenance cost. One of the solution are geodatabase mapping using ArcGIS 9.2. This riset are using a direct observation. It means the non-environment roads observation were evaluated based on The Material Rules of Highway Maintenancing that made by The General Directorate of Bina Marga. The result of observation become an input into the ArcGIS attribute table and subsequently carried out the preparation of data base management system in a geodatabase. The results of this observation indicate there are 2 of 14 non-environment roads (Jl.Jend. A.Yani and Jl. Kol. Sugiyono) that has 5 priority nominals (the lowest nominal) so that, those 2 streets need a routine maintenancing program suppose. Step to model the data base condition of non-environment roads using ArcGIS 9.2 software was able to correct some perceived deficiencies of the old system. Arranging of non-environment roads can produce integrated data between spatial data and attribute data that can be updated by deleting previous data.
Keywords: mapping, non-environment roads, geodatabase, geographic information systems.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv ABSTRAK ...............................................................................................................v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ....................................................................................................x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................................3 1.3. Batasan Masalah .............................................................................................3 1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................3 1.5. Manfaat Penelitian ..........................................................................................4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka.............................................................................................5 2.2. Landasan Teori.. .............................................................................................6 2.2.1. Pemetaan ...............................................................................................6 2.2.2. Pengertian Jalan ....................................................................................7 2.2.3. Klasifikasi Jalan ...................................................................................7 2.2.3.1. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya .................................7 2.2.3.2. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Peranannya ...............................8 2.2.3.3. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kewenangannya .......................8 2.2.4. Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan .....................................................9 2.2.5. Pemeliharaan Jalan................... .........................................................17 commit to user 2.2.6. Sistem Informasi Geografis................... ............................................20
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.6.1. Sub-sistem dalam SIG ............................................................20 2.2.6.2. Operasi ArcToolbox ................................................................24 2.2.6.3. Editing Peta ............................................................................25 2.2.5.4. Aplikasi SIG dalam Bidang Jalan ..........................................26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ..........................................................................................27 3.2. Waktu Penelitian...........................................................................................27 3.3. Metode Penelitian. …………… ...................................................................28 3.4. Tahapan Penelitian........................................................................................29 3.5. Bagan Alir Penelitian ....................................................................................31 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum .............................................................................................32 4.1.1. Batas Administrasi ..............................................................................32 4.1.2. Kondisi Umum Jalan Non Lingkungan ..............................................32 4.2. Penilaian Kondisi Jalan.................................................................................33 4.3. Pembuatan Basis Data SIG ...........................................................................38 4.3.1. Membuat Data Spasial Administrasi dan Jalan ..................................38 4.3.2. Membuat dan Menyusun Struktur Geodatabase ................................47 4.3.3. Membuat Diagram Struktur Geodatabase ..........................................52 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...................................................................................................61 5.2. Saran ............................................................................................................62 PENUTUP ..............................................................................................................xv DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Secara geografis wilayah Kota Surakarta berada antara 110º45’15”- 110º45’35” BT dan 7º36’00”- 7º56’00”LS dengan luas wilayah 44,04 Km² dengan batasbatas sebagai berikut: Batas Utara
: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo Batas Barat
: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
Kota Surakarta memiliki infrastruktur jalan yang cukup besar, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut : Tabel 1.1.
Keadaaan Jalan (1) A. Jenis Permukaan 1. Aspal 2. Kerikil 3. Tanah 4. Tidak diperinci Jumlah B. Kondisi Jalan 1. Baik 2. Sedang 3. Rusak 4. Rusak berat
Panjang Jalan Menurut Status Jalan dan Keadaan di Kota Surakarta tahun 2010 Jalan Negara 2009 2010 (2) (3)
Status Jalan (km) Jalan Propinsi 2009 2010 (4) (5)
Jalan Kab/ Kota 2009 2010 (6) (7)
13,15 13,15
13,15 13,15
15,48 15,48
15,48 15,48
468,73 97,55 0,57 109,01 675,86
469,73 97,55 1,07 108,21 676,56
2,65 6,05 4,45 13,15
2,65 6,05 4,45 13,15
4,49 10,99 15,48
4,49 10,99 15,48
447,78 206,92 18,29 2,87 675,86
402,34 232,54 37,56 4,12 676,56
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Surakarta
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Infrastruktur jalan tersebut merupakan jalan non lingkungan yang berfungsi melayani angkutan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh dan kecepatan ratarata tinggi. Perlu cara yang lebih efektif untuk memelihara aset jalan yang besar tersebut. Pemeliharaan jalan yang dilaksanakan saat ini masih secara reaktif. Artinya, perbaikan hanya dilakukan ketika masalah timbul bukan melakukan perawatan jalan secara teratur. Hal ini menimbulkan gangguan dalam layanan karena biaya perbaikan yang tinggi. Contohnya adalah Jalan Kolonel Sugiono tepatnya mulai dari Kelurahan Kadipiro hingga Nusukan, Kecamatan Banjarsari yang merupakan jalan non lingkungan atau jalan kota. Kondisi jalan tersebut rusak akibat banyaknya kendaraan yang melintas dengan beban diatas delapan ton sehingga mengakibatkan berkurangnya kemantapan dalam hal layanan bagi pengguna jalan. Pemeliharaan jalan yang sistematis, modern dan bersifat proaktif perlu dilakukan untuk meminimalkan biaya perawatan. Pemeliharaan jalan menurut PP 34 Tahun 2006 terdiri dari 3 jenis, yaitu pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan rehabilitasi jalan. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendaraan, tanpa meningkatkan kekuatan struktural dan dilakukan sepanjang tahun. Pemeliharaan berkala merupakan pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu dan sifatnya hanya fungsional dan tidak meningkatkan kemampuan struktural perkerasan. Sedangkan rehabilitasi jalan adalah penanganan terhadap setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain. Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam sistem pemeliharaan jalan adalah dengan menggunakan teknologi informasi spasial. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem teknologi informasi spasial yang umum digunakan saat ini. Penggunaan peta untuk komunikasi data dan informasi yang cepat dan efektif menjadikan SIG sebagai alat yang ampuh untuk keperluan pemeliharaan diatas. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang menyajikan gambar, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara spasial (keruangan) untuk mereferensikan kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi dan memprediksi apa yang akan terjadi. Berangkat dari pernyataan diatas, penulis mencoba melakukan analisa tentang pemetaan untuk pemeliharaan jalan non lingkungan di Kota Surakarta menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).
1.2. RUMUSAN MASALAH Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: 1.
Bagaimana kondisi jalan non lingkungan di Kota Surakarta?
2.
Bagaimana memodelkan peta kondisi jalan non lingkungan di kota Surakarta menggunakan SIG?
1.3. BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Jalan yang menjadi kajian adalah jalan non lingkungan Kota Surakarta .
2.
Penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis dari ArcGIS 9.2.
3.
Data-data yang diperlukan dalam pemetaan jalan non lingkungan diperoleh dari Dinas Bina Marga Surakarta dan data sekunder pelengkap lainnya.
1.4. TUJUAN Tujuan penyusunan skripsi ini adalah: 1.
Mengetahui kondisi jalan non lingkungan di Surakarta.
2.
Mengetahui cara memodelkan peta jalan non lingkungan di kota Surakarta menggunakan SIG.
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.5. MANFAAT Manfaat yang dapat diperoleh dari skripsi ini adalah: 1. Manfaat teoritis Pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen khususnya tentang pemeliharaan jalan dengan menggunakan SIG. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak Dinas Bina Marga/ instansi terkait dalam mengatur pemeliharaan jalan non lingkungan di Kota Surakarta dengan aplikasi SIG.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka Prasarana transportasi jalan memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat dan kepentingan kegiatan pembangunan di suatu wilayah. Kondisi jalan yang baik memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas/kegiatan dan mobilitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam kegiatan pembangunan wilayah, kondisi jalan yang baik dapat meningkatkan aksesibilitas , pemerataan program dan hasil pembangunan. Oleh karena itu, pemetaan yang menginformasikan tentang lokasi titik kemacetan, waktu kemacetan, penyebab kemacetan, kondisi saat macet, kondisi jalan, kecepataan rata-rata ruang kendaraan, dan penanganan kemacetan sangat diperlukan (Handoyo, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Kresnanto (2009) bahwa banyak data atau kejadian yang terkait dengan jaringan jalan selain data karakteristik jaringan jalan itu sendiri. Data karakteristik yang terkait dengan jaringan jalan dapat berupa: jenis perkerasan, lebar jalan, jumlah lajur, perlengkapan jalan, dan lainnya. Jika secara kasar karakteristik jalan setiap kilometernya berbeda maka pihak terkait perlu menangani sejumlah 376.176 jenis kasus pada jalan di Indonesia. Hal ini tentunya memerlukan upaya yang baik dalam pengelolaan basis data untuk mendukung monitoring dan evaluasi setiap kasus yang ada. Pelaksanaan pemeliharaan jalan sangat ditentukan oleh sumber pembiayaan dan data lalu lintas harian rata-rata (LHR). Dengan adanya keterbatasan kemampuan pendanaan oleh Pemerintah Daerah dan besarnya LHR mendorong pelaksanaan pemeliharaan jalan tidak dapat ditangani pada seluruh jaringan jalan perkotaan, sehingga dibutuhkan penentuan prioritas dan jenis pemeliharaan yang harus dilakukan dengan cermat dan akurat sesuai dengan kondisinya. Pengelolaan dan pembiayaan pemeliharaan ditentukan pula oleh organisasi atau kelembagaan yang khusus menangani jenis-jenis pemeliharaan tertentu, dalam hal ini termasuk commit to user
5
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
belum adanya kebijakan Pemerintah Daerah secara khusus dalam penanganan pemeliharaan jalan secara kontinyu dan berkesinambungan (Alie, 2006). Tujuan penggunaan aplikasi SIG adalah dapat menyusun konsep sistem manajemen pemeliharaan jalan lingkungan yang sistematis dan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan SIG dapat disusun data base digital berupa peta dan atribut tabelnya berisi inventarisasi data teknis jalan lingkungan yang selesai terbangun tahun 2005-2008 sebanyak 56 ruas jalan ditambah dengan data jalan lingkungan berdasarkan survey saat sebanyak 76 ruas jalan. Analisis Data dengan SIG untuk menentukan prioritas pemeliharaan pada 76 ruas jalan dapat tersusun tingkatan prioritas dengan 3 rekomendasi yaitu mendesak sebanyak 18 ruas jalan, segera sebanyak 34 ruas jalan, dan ditunda sebanyak 24 ruas (Jamalurrusid, 2009).
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pemetaan Definisi pemetaan pada skripsi ini yaitu: a.
Pemetaan adalah pembentukan database yang mempunyai karakter data garis (vektor), data tersebut akan menjadikan sumber data dalam penyajian informasi yang bersifat keruangan (spatial data). Database garis yang dibentuk menjadi sebuah informasi yang dapat menggambarkan suatu area gambar atau peta yang dapat menambah akurasi dari informasi yang disajikan dalam suatu sistem aplikasi. Untuk menjadikan suatu informasi data spasial menjadi akurat dan baik, haruslah memenuhi kriteria dalam pembentukan database spasial itu sendiri, seperti; sistem koordinat, sistem proyeksi dan skala peta.
b.
Pemetaan (inventarisasi) data adalah suatu proses pengidentifikasi atribut dan struktur dari sebuah data atau informasi, yang menjelaskan data itu sendiri. Proses pemetaan data merupakan langkah lanjutan dari langkah pencatatan data di mesin database. Data-data yang akan diolah disusun secara rapi commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berdasarkan kriterianya sehingga mampu memberikan informasi secara mudah dan tepat. 2.2.2. Pengertian Jalan Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan
pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional (UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan). Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Pasal 1 UU No. 36 Tahun 2004). 2.2.3. Klasifikasi Jalan 2.2.3.1 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya Jalan berdasarkan fungsinya dikelompokkan sebagai berikut: 1.
Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
2.
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan ratarata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3.
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4.
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2.3.2 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Peranannya Klasifikasi Jalan berdasarkan peranannya ini, kewenangan pengelolaannya terbagi ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat memiliki kewenangan dalam pengelolaan sistim jaringan jalan primer berupa jalan nasional dan jalan propinsi, sedangkan pemerintah daerah memiliki kewenangan pengelolaan sistim jaringan jalan sekunder berupa jalan kabupaten/kota. Wewenang pengelolaan jaringan jalan dapat dikelompokkan menurut : 1.
Jalan Nasional adalah Menteri Pekerjaan Umum (dulu Menteri Kimpraswil) atau pejabat yang ditunjuk;
2.
Jalan Propinsi adalah Pemerintah Daerah atau instansi yang ditunjuk;
3.
Jalan Kabupaten adalah Pemerintah Daerah Kabupaten atau instansi yang ditunjuk;
4.
Jalan Kota adalah Pemerintah Daerah Kota atau instansi yang ditunjuk;
5.
Jalan Desa adalah Pemerintah Desa/Kelurahan;
6.
Jalan Khusus adalah pejabat atau orang yang ditunjuk.
2.2.3.3 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kewewenangnya 1.
Wewenang Pemerintah
Wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan
secara
umum
dan
penyelenggaraan
jalan
nasional.
Wewenang
penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan. 2.
Wewenang Pemerintah Provinsi
Wewenang
pemerintah
provinsi
dalam
penyelenggaraan
jalan
meliputi
penyelenggaraan jalan provinsi. Wewenang penyelenggaraan jalan provinsi meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan provinsi. apabila pemerintah provinsi belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya, maka pemerintah provinsi dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah. commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota
Wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa, sebagai berikut: a.
Wewenang pemerintah
kota
dalam
penyelenggaraan
jalan
meliputi
penyelenggaraan jalan kota. b.
Wewenang penyelenggaraan jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan.
c.
Apabila pemerintah kabupaten/kota belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya, maka
pemerintah kabupaten/kota dapat
menyerahkan
wewenang tersebut kepada pemerintah provinsi. 2.2.4. Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan Penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan merupakan aspek yang paling penting dalam hal menentukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan. Untuk melakukan penilaian kondisi perkerasan jalan tersebut, terlebih dahulu perlu ditentukan jenis kerusakan serta tingkat kerusakan yang terjadi. Berikut ini merupakan beberapa tipe jenis kerusakan jalan menurut Tata Cara Survei Kondisi Jalan Kota No. 05/T/BNKT/1991 yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga: 1.
Kekasaran Permukaan (tekstur)
Kekasaran permukaan (tekstur) merupakan kondisi permukaan perkerasan dilihat dari keadaan bahan batuan, aspal dan ikatan antara kedua bahan tersebut. Kekasaran permukaan ada 6 macam, yaitu: a.
Baik (tidak ada kelainan) Permukaan jalan rata tanpa ada perubahan bentuk.
commit userBaik Gambar 2.1 toJalan
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Kegemukan (fatty) Permukaan jalan licin dan mengkilat, tidak ada batu yang tampak pada saat hari sedang terik permukaan jalan menjadi lunak dan lengket.
Gambar 2.2 Kegemukan c.
Pelepasan butir (ravelling) Keadaan ini terjadi di daerah dimana bahan pengikat aspal tidak mengikat batu sehingga banyak batu yang lepas.
Gambar 2.3 Pelepasan Butiran d.
Kekurusan (hungry) Permukaan jalan hancur dan hampir seluruh bahan pengikat aspal hilang. Batu dari berbagai ukuran banyak yang lepas dipermukaan jalan dan tampak seperti jalan kerikil dan sedikit yang masih beraspal.
Gambar 2.4 Kekurusan
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e.
Pengelupasan (desintegration) Pelepasan permukaan jalan secara lempengan.
Gambar 2.5 Pengelupasan f.
Permukaan rapat (close texture) Keadaan permukaan jalan yang licin.
Gambar 2.6 Permukaan Rapat 2.
Tambalan /patching
Tambalan adalah keadaan permukaan perkesan yang sudah diperbaiki setempatsetempat dengan material perkerasan.
Gambar 2.7 Tambalan 3.
Lubang
Lubang adalah kerusakan perkerasan jalan setempat dengan kedalaman minimum sama dengan tebal lapis permukaan.
commit to user Gambar 2.8 Lubang
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Retak-retak
Dilihat dan macamnya retak dibagi atas beberapa jenis: a.
Retak buaya (alligator cracking) Retak buaya adalah retak yang mempunyai celah lebih besar atau sama dengan 3 mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil menyerupai kulit buaya. Penyebaran retak ini dapat setempat atau luas.
Gambar 2.9 Retak Buaya b.
Retak acak Retak acak adalah retak yang terjadi pada tempat-tempat tertentu secara acak.
Gambar 2.10 Retak Acak c.
Retak melintang Retak melintang adalah retak yang terjadi melintang sumbu jalan.
Gambar 2.11 Retak Melintang commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d.
Retak memanjang Retak memanjang adalah retak yang terjadi memanjang atau sejajar dengan sumbu jalan.
Gambar 2.12 Retak Memanjang 5.
Alur
Alur adalah penurunan memanjang yang disebabkan oleh roda kendaraan.
Gambar 2.13 Alur 6.
Keriting (corrugation)/gelombang
Keriting/getombang adalah perubahan-perubahan bahan perkerasan ke arah melintang yang berbentuk gelombang Gelombang
merupakan
kerusakan-kerusakan
struktur
merupakan kerusakan permukaan.
Gambar 2.14 Keriting/Gelombang commit to user
sedangkan
keriting
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7.
Amblas
Amblas adalah penurunan setempat pada suatu bidang perkerasan yang biasanya terjadi dengan bentuk tidak menentu tanpa terlepasnya material perkerasan.
Gambar 2.15 Amblas Proses penentuan angka dan nilai kondisi jalan berdasarkan Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota NO. 018/T/BNKT/1990 yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga. Penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 s/d 2.8 berikut: Tabel 2.1 Kelas Lalu-Lintas untuk Pekerjaan Pemeliharaan Kelas Lalu Lintas 0 1 2 3 4 5 6 7 8
LHR < 20 20 – 50 50 – 200 200 – 500 500 – 2000 2000 – 5000 5000 – 20000 20000 – 50000 > 50000
Tabel 2.2 Range Penilaian Kondisi Jalan Angka 26 - 29 22 - 25 19 - 21 16 - 18 13 - 15 10 - 12 7–9 4–6 0–3
Nilai 9 8 7 6 5 4 3 2 commit to1 user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.3 Range Penilaian Keretakan Jalan Tipe E. Buaya D. Acak C. Melintang B. Memanjang A. Tidak ada
Angka 5 4 3 2 1
Lebar D. > 2 mm C. 1-2 mm B. < 1 mm A. Tidak ada
Angka 3 2 1 0
Tabel 2.4 Range Penilaian Jumlah Kerusakan Jalan Luas
Angka 3 2 1 0
D. > 30% C. 10 – 30% B. < 10% A. 0 Tabel 2.5 Range Penilaian Alur Jalan Kedalaman E. > 20 mm D. 11 – 20 mm C. 6 – 10 mm B. 0 – 5 mm A. Tidak ada
Angka 7 5 3 1 0
Tabel 2.6 Range Penilaian Tambalan dan Lubang Jalan Luas D. > 30% C. 20 – 30% B. 10 – 20% A.< 10%
Angka 3 2 1 0
commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.7 Range Penilaian Kekasaran Permukaan Jalan Kekasaran E. Desintegration D. Pelepasan butir C. Kekurusan (hungry) B. Kegemukan (fatty) A. Close Texture
Angka 4 3 2 1 0
Tabel 2.8 Range Penilaian Amblas Jalan Angka 4 2 1 0
D. > 5 /100 m C. 2 – 5 /100 m B. 0 – 2 /100 m A. Tidak ada
Dengan menjumlahkan nilai-nilai keseluruhan keadaan maka didapatkan nilai kondisi jalan. Urutan prioritas dihitung. dengan memakai rumus sebagai berikut : Urutan Prioritas = 17 - (Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan) Keterangan
:
Kelas LHR
: Kelas lalu-lintas untuk pekerjaan pemeliharaan (lihat Tabel 2.1)
Nilai Kondisi Jalan
: Nilai yang diberikan terhadap kondisi jalan (lihat Tabel 2.2 s/d 2.8)
Urutan Prioritas 0 -3 Jalan-jalan yang terletak pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam program peningkatan. Urutan Prioritas 4 - 6 Jalan-jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam program pemeliharaan berkala. Urutan Prioritas >7 Jalan-jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam program pemeliharaan rutin.
commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2.5. Pemeliharaan Jalan Perencanaan pemeliharaan dan perbaikan perkerasan jalan meliputi pemilihan lokasi yang akan diperbaiki, waktu, serta metodanya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti iklim, topografi, teknologi yang ada dalam desain dan pelaksanaan, dan dana. Suatu pendekatan sistematik yaitu dengan membuat suatu sistem
manajemen
pemeliharaan
perkerasan
jalan,
diperlukan
untuk
mengoptimasikan perencanaan secara menyeluruh (Dirjen Bina Marga, 1990). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, pembangunan jalan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 meliputi: a.
perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan kota;
b.
pengoperasian dan pemeliharaan jalan kota; dan
c.
pengembangan dan pengelolaan manajemen pemeliharaan jalan kota.
Pasal 30 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 juga menyebutkan “penyelenggara jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan” Pengertian pemeliharaan jalan menurut PP No. 34 Tahun 2006 adalah penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan dan rehabilitasi jalan. 1.
Pemeliharaan rutin, merupakan kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan mantap. Jalan dengan kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan umur rencana yang dapat diperhitungkan serta mengikuti standar tertentu. Frekuensi pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan interval penanganan kurang dari 1 (satu) tahun. Kegiatan pemeliharaan rutin ini dibedakan atas yang direncanakan secara rutin (cyclic) dan tidak direncanakan yang tergantung pada kejadian kerusakan (reactive).
2.
Pemeliharaan berkala, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan commit to user dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana (interval
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penanganan beberapa tahun). Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan baik untuk menambah nilai struktural ataupun memperbaiki nilai fungsionalnya yang meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat pencegahan (preventive), pelaburan (resurfacing), pelapisan tambah (overlay) dan rekonstruksi perkerasan (rehabilitation). 3.
Rehabilitasi jalan, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap. Dengan rehabilitasi, maka penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai rencana yang diperkirakan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengatasi kerusakankerusakan pada segmen tertentu yang mengakibatkan penurunan yang tidak wajar pada kemampuan pelayanan jalan pada bagian-bagian tertentu.
Tujuan dari pemeliharaan jalan adalah melakukan kegiatan penyelenggaraan pemeliharaan jalan dengan efektif dan efisien agar kondisi jaringan jalan tersebut dapat selalu berfungsi dengan baik. Pengelolaan pemeliharaan jalan terdiri dari 5 (lima) tahapan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.9 berikut: Tabel 2.9 Tahapan dalam Pengelolaan Pemeliharaan Jalan Tahapan Bank Data (Data Base)
Perencanaan Umum (Planning)
Pemrogramman (Programming)
Tujuan Pengelolaan Tipikal
Lingkup Jaringan
Seluruh jaringan Menyusun suatu bank data untuk menampung data dan informasi Seluruh jaringan Menentukan standar yang meminimalkan biaya Menentukan keb. biaya untuk mendukung standar yang telah didefinisikan Per seksi atau Menentukan program pekerjaan segmen yang commit to user yang dilaksanakan
Rentang Waktu Jangka panjang (strategis) Jangka panjang (strategis)
Staf Pengelolaan yang Terkait Surveyor dan operator
Pengelola senior dan pengambil keputusan
Jangka
Pengelola
menengah
dan
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam suatu periode waktu anggaran
sesuai dengan
(taktis)
kebutuhan
pemegang anggaran
pemeliharaan
Kontrak atau Tahun Staf teknis Desain teknis Persiapan kontrak paket pekerjaan anggaran dan panitia atau dokumen tender kontrak Sub seksi Sesaat Pengawas Pelaksanaan Melaksanakan dan Evaluasi tugas-tugas dimana lapangan (Operation & sebagai bagian pekerjaan harus Evaluation) dari aktifitas dilaksanakan pekerjaan Melakukan kajian hasil dan updating data Sumber : Teknik Pengelolaan Jalan. Bandung: Balai Bahan dan Perkerasan Jalan, Persiapan Pelaksanaan (Preparation)
Puslitbang Prasarana Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 2005.
a.
Penyusunan Bank Data (Data Base)
Pada tahap pertama dikembangkan suatu bank data yang mampu menampung sebanyak mungkin data kondisi geografis dan geometrik jaringan jalan dengan segala permasalahan dan kondisinya melalui kegiatan pengumpulan data dan survey lapangan. b.
Perencanaan Umum (Planning)
Pada tahapan ini dilakukan ”identifikasi” kebutuhan pemeliharaan jalan yang ada pada suatu jaringan secara keseluruhan. Kegiatan ini menyangkut analisis jaringan jalan (network analysis) secara keseluruhan yang ditujukan untuk memperkirakan kebutuhan biaya jangka menengah/jangka panjang, sesuai dengan target yang ditetapkan ataupun dana yang tersedia dan beberapa skenario ekonomi yang dibuat. c.
Pemrograman (Programing)
Pada tahapan ini dilakukan “kelayakan” pekerjaan pemeliharaan untuk dilaksanakan satu tahun kedepan ( tipikal siklus tahunan). Analisis yang dilakukan lebih detail untuk ruas per ruas yang ada guna menetukan biaya dan prioritas penanganan sesuai dengan kondisi ruas dan dana yang tersedia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
d.
20 digilib.uns.ac.id
Persiapan Pelaksanaan (Preparation)
Pada tahapan ini disiapkan “desain” untuk pekerjaan pemeliharaan yang akan dilaksanakan satu tahun kedepan. Kegiatan yang dihasilkan adalah perencanaan teknik secara detail dan persiapan dokumen kontrak/dokumen tender yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan dengan siklus waktu kurang dari satu tahun. Setelah dokumen tender siap, maka dapat segera diserahkan kepada panitia tender untuk dilakukan proses pengadaan kontraktor. e.
Pelaksanaan dan Evaluasi Kegiatan (Operation & Evaluation)
Tahapan ini merupakan implementasi, operasi dan evaluasi terhadap kegiatan pemeliharaan yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan ini meliputi aktifitas operasi pemeliharaan yang sedang berjalan, monitoring dan pengendalian. Pada bagian evaluasi dilakukan kajian baik pada hasil maupun alokasi dana dan target yang ditentukan yang hasilnya akan menjadi masukan untuk perbaikan selanjutnya atau penyusunan program kedepan. 2.2.6. Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang berbasis data spasial geografis yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasiinformasi geografis (Prahasta, 2001). 2.2.6.1 Sub-sistem dalam SIG Menurut Prahasta (2001), sub sistem yang ada dalam sistem informasi geografis adalah: a.
Data Input
Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial serta data atribut dari berbagai sumber serta mengonversi format-format data asli kedalam format yang digunakan oleh SIG. b.
Data Output
Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran basis data, baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopycommit sepertitotabel, usergrafik dan peta.
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Penyimpanan Data (Manajemen Data)
Sub sistem ini mengorganisasikan data spasial dan data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui (update) maupun diedit. d.
Manipulasi dan Analisis Data
Sub sistem ini menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. SIG memiliki perbedaan mendasar dari sistem informasi yang lainnya, yaitu kemampuannya untuk mengintegrasikan setiap data yang berkaitan secara spasial dan data atributnya (tabel). ArcGIS merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak sistem informasi geografis yang dikembangkan oleh Environmental Systems Research Institute (ESRI) yang telah banyak dipakai baik kalangan akademisi, militer, pemerintah, maupun masyarakat dunia dalam membuat aplikasi yang berbasis sistem informasi geografis. Suatu model aplikasi dari perangkat lunak ArcGIS memerlukan kerjasama seluruh sub sistem yang ada. Data-data yang diperlukan dimasukkan oleh User atau pengguna, kemudian hardware/mesin komputer akan melakukan analisis dan manipulasi data menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan menyimpannya apabila diperlukan sehingga menghasilkan output data sesuai dengan kebutuhan user. Sistem informasi geografis menampilkan obyek geografis dalam bentuk peta yang memuat beberapa informasi atau data spasial yang masing-masing ditampilkan dalam bentuk layer per layer. Berikut ini adalah contoh beberapa layer data spasial dalam ArcGIS:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
Gambar 2.16 Contoh beberapa Layer Data Spasial dalam ArcGIS Beberapa sistem pendukung didalam perangkat lunak ArcGIS yang diperlukan dalam melengkapi informasi geografis dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.17 Sistem Pendukung Informasi Geografis dalam ArcGIS Sistem Pendukung Informasi Geografis terdiri dari 3 elemen yaitu: goedatabase, geoprocessing, dan geovisualization yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda yaitu: 1.
Geodatabase
Geodatabase adalah sistem manajemen database yang berisi kumpulan data-data spasial yang merepresentasikan informasi geografis, dari model data SIS yang umum seperti raster, topologi, jaringan dan lainnya. Ada beberapa model data yang merupakan representasi dari keadaan muka bumi. Sub-sistem ini dijalankan dalam ArcCatalog. Model representasi permukaan bumi dalam SIG ada dua commit to user macam, yaitu data vector dan raster.
perpustakaan.uns.ac.id
2.
23 digilib.uns.ac.id
Geoprocessing
Geoprocessing adalah sekumpulan tool pengubah informasi yang dapat menghasilkan informasi geografis baru dari kumpulan data yang sudah ada. Subsistem ini dijalankan dalam software ArcMap yang dilengkapi dengan ArcToolBox. 3.
Geovisualization
Geovisualization adalah kemampuan dari SIG untuk memperlihatkan data-data spasial beserta hubungan antar data spasial tersebut yang merupakan representasi dari permukaan bumi dalam berbagai bentuk digital seperti peta interaktif, tabel dan grafik, peta dinamis dan skema jaringan. Sub-sistem ini dijalankan dalam bentuk software ArcMap. Sistem software untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukan data, pengolahan, analisis, pemodelan (modeling) dan penayangan data geospasial. Sumber-sumber data geospasial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospasial dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data tematik), ditunjukkan pada Gambar 2.18. Data grafis mempunyai 3 (tiga) elemen: titik (node), garis (arc) dan luasan (polygon) dalam bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah.
commit to user Gambar 2.18 Konsep Data Geospasial (Prahasta, 2001)
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2.6.2 Operasi ArcToolbox Pada ArcGis sub-sistem untuk menjalankan manipulasi dan analisis dijalankan dalam ArcToolbox pada ArcMap. Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan antara lain: 1.
Generalization – Dissolve (pada Data Management Tools)
Dissolve peta digunakan untuk menyeleksi poligon-poligon tertentu dan menggabungnya ke dalam satu poligon.
Gambar 2.19 Ilustrasi Analisis Dissolve Sumber: Help toolbox ArcMap GIS
2.
Overlay – Intersect (pada Analysis Tools)
Intersect peta digunakan untuk memotong peta tertentu dengan peta lain yang merupakan irisan wilayah dari peta yang pertama.
Gambar 2.20 Ilustrasi Analisis Intersect Sumber: Help toolbox ArcMap GIS
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Overlay – Erase (pada Analysis Tools)
Erase peta digunakan untuk memotong atau melubangi bagian peta dengan peta lain yang berpotongan.
Gambar 2.21 Ilustrasi Analisis Erase Sumber: Help toolbox ArcMap GIS
2.2.6.3 Editing Peta Editing peta dilakukan untuk mempersiapkan peta dasar yang ada agar bisa digunakan dalam proses penyeleksian, proses perhitungan, updating data dan untuk membuat layer-layer tematik turunan. Gambar 2.22 berikut memperlihatkan Editor Toolbar dari software ArcGis 9.2 beserta keterangan mengenai fungsi masing-masing toolbar tersebut.
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.22 Editor Toolbar dari Software ArcGis 9.2 Sumber: Help toolbox ArcMap GIS
2.2.6.4 Aplikasi SIG dalam Bidang Jalan Peran utama SIG dalam bidang jalan adalah sebagai alat bantu (tools) dalam kegiatan perencanaan dan pengelolaan. Informasi yang dihasilkan oleh SIG merupakan input dalam proses perencanaan dan pengelolaan. Dalam berbagai model perencanaan dan pengambilan keputusan umumnya tidak seluruh kondisi atau keadaan lapangan diperlukan melainkan hanya informasi obyek-obyek tertentu yang dipertimbangkan sebagai faktor dominan dalam menentukan kondisi yang ada. Untuk dapat memperoleh informasi tersebut diperlukan: 1.
Pengumpulan data yang relevan untuk disajikan sebagai informasi
2.
Proses pengolahan dan pengelolaan data, serta
3.
Analisis data dan penyajian informasi.
Aplikasi SIG dalam bidang transportasi antara lain: 1.
Inventarisasi jaringan jalan
2.
Analisis kesesuaian/studi kelayakan
3.
Penentuan rute-rute alternatif
4.
Analisis jalan rawan kecelakaan
5.
Alternatif rute tersingkat
6.
Manajemen pemeliharaan
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu: 1.
Meningkatkan kinerja pengelolaan pemeliharaan jalan
2.
Memperkuat pengendalian biaya dan kontrak
3.
Mempermudah pengelolaan informasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Surakarata terdiri dari 5 kecamatan, yaitu Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Pemilihan lokasi di Kota Surakarta karena Surakarta memiliki jaringan jalan yang besar dan cukup padat sehingga membutuhkan sistem penanganan pemeliharaan jalan yang lebih cepat dan terpadu. Potensi perkembangan kemacetan dan kerusakan jalan di Kota Surakarta juga begitu cepat, ditandai dengan semakin bertambahnya tingkat hunian/permukiman baru yang tentunya diikuti semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat terhadap prasarana infrastruktur yang memadai. Obyek penelitian yang dikaji adalah jalan non lingkungan dengann kategori jalan dibawah wewenang pemerintah kabupaten/kota.
3.2.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari pra penelitian (persiapan dan penyusunan proposal), pengolahan data dan program sampai dengan tahap pelaporan. Penelitian dimulai dari bulan April 2012 sampai dengan bulan Juli 2012 sebagaimana digambarkan dalam schedule Tabel 3.1.
commit to user Gambar 3.1. Lokasi Penelitian dengan SIG 27
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Kegiatan
Bulan April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan proposal Presentasi proposal Survey lapangan Pengolahan data/program Pembuatan lap. penelitian Pendadaran Revisi Pengumpulan Akhir
3.3.
Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan strategi deskriptif kuantitatif, dimana penelitian lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebenarnya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Pemilihan metode data dengan menggunakan SIG dipilih karena kemampuan program SIG yang dapat menjawab kebutuhan sistem informasi yang efisien dan mampu mengolah data dengan struktur yang kompleks dan berbasis geografis (keruangan) seperti jaringan jalan non lingkungan serta SIG mampu menyimpan, menganalisis, menyajikan data baik data spasial maupun data atribut (tabel), mampu menjawab pertanyaan spasial (berapa panjang, berapa lebar, dll) sehingga mampu memberikan informasi data yang lebih informatif dibandingkan dengan sistem informasi berbasis komputer yang lainnya dan akhirnya dapat membantu proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Parameter yang digunakan dalam menentukan prioritas/kriteria pemeliharaan jalan non lingkungan atau seberapa mendesak suatu ruas jalan untuk segera ditangani adalah: termasuk kelas jalan apakah, berapa persen tingkat kerusakan jalan dan seberapa banyak jumlah pemakai jalan (LHR). Parameter tersebut ditinjau pada masing-masing ruas jalan yang disurvei. Ketiga parameter tersebut merupakan faktor paling dominan dalam menentukan prioritas penanganan jalan non lingkungan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.4.
29 digilib.uns.ac.id
Tahapan Penelitian
Tahap kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, survey dan investigasi lapangan, analisis data sampai dengan pembuatan Sistem Informasi Geografis. Tahap I
: Persiapan
Tahap persiapan/pendahuluan meliputi: 1.
Pengumpulan peta dan data ruas jalan kota dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta.
2.
Pengumpulan data ruas jalan kota sesuai klasifikasi fungsinya dari Dinas Bina Marga Kota Surakarta.
Tahap II
: Survey dan upadating data
Survey dan upadating data terdiri dari : 1.
Peninjauan lapangan.
2.
Penelusuran klasifikasi jalan kota saat ini.
3.
Penelusuran kondisi eksisting geometrik jalan kota yang meliputi lebar jalan, panjang dan data lainnya.
Tahap III
: Penyusunan Sistem Informasi Geografis (SIG)
Penyusunan Sistem Informasi Geografis (SIG) terdiri dari : 1.
Mengolah peta digital dari Dinas Pekerjaan Umum yang akan digunakan.
2.
Editing peta dengan membuat batas Kota, Kecamatan dan Kelurahan.
3.
Me-rectify peta jalan dan mendigtising peta jalan.
4.
Membuat data tabel jalan pada Attribute Table pada masing-masing layer SIG.
5.
Membuat analisis biaya sesuai dengan harga satuan sebagai dasar perhitungan anggaran biaya pekerjaan
6.
Membuat layer-layer baru.
7.
Membuat fungsi analisis spasial yaitu klasifikasi dan simbologi tampilan peta ArcMap.
8.
Membuat skenario pelaksanaan pekerjaan. commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9.
Database SIG Jalan Kota Surakarta direncanakan, dirancang dan dibuat menggunakan format shapefile dalam bentuk layer-layer.
10. Pada akhir pekerjaan didapatkan hasil pekerjaan dalam format digital (soft copy) dan cetakan (hard copy) yang meliputi laporan, cetakan peta dasar, peta jalan dan attribute table. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan dengan cara melaksanakan survey langsung di lapangan. Adapun data primer yang didapat dalam penelitian ini adalah : 1.
Data inventarisasi jalan dan kondisi geometrik jalan yang meliputi: panjang jalan, lebar badan jalan, lebar ruang milik jalan, jenis perkerasan, jenis saluran drainase dan bangunan pelengkap jalan lainnya.
2.
Dokumentasi foto eksisting pada masing-masing ruas jalan.
3.
Riwayat tahun pembangunannya/pekerjaannya.
4.
Data besarnya prosentase kerusakan pada masing-masing ruas jalan yang disurvey.
Sedangkan data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari instansi terkait. Adapun data sekunder didapat dalam penelitian ini adalah: 1.
Data peta digital Kota Surakarta : sumber dari DPU Kota Surakarta.
2.
Data peta golongan jalan Kota Surakarta : sumber dari Dinas Bina Marga Kota Surakarta.
3.
Data klasifikasi jalan kota yang dibedakan menurut status dan fungsi jalan : sumber dari DPU Kota Surakarta.
4.
Data proyek jalan non lingkungan : sumber dari Balai Pelaksana Teknis (BPT) Bina Marga wilayah Surakarta.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.5.
Bagan Alir Penelitian
Mulai Identifikasi Masalah Survey Pendahuluan Identifikasi Kebutuhan Data yang diperlukan
Data Spasial
Data Attribute Table Agregat ,ban, Filler Kompilasi Data Revisi SNI 03-1737-1989 Update Data (sinkronisasi) Revisi SNI 03-1737-1989 Kondisi Eksisting Jalan Non Lingkungan di Kota Surakarta berbasis SIG Kesimpulan dan Saran Pemeabilitas Tes dan Selesai ITS Test
Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum 4.1.1
Batas Administrasi
Batas administrasi Kota Surakarta sebagai daerah penelitian adalah sebagai berikut :
Batas Utara
: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Batas Selatan
: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
Batas Timur
: Kabupaten Sukoharjo
Batas Barat
: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan dengan luas keseluruhan sebesar 44,04 km2, jumlah penduduk sesuai sensus tahun 2000 sejumlah 490.214 jiwa. Kecamatan yang memiliki luas wilayah paling besar adalah Kecamatan Banjarsari (14,81 km2) sedangkan Kecamatan Serengan merupakan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil. Wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Pasar Kliwon (915.418 jiwa/km2) dan terendah terdapat pada Kecamatan Laweyan (10.127 jiwa/km2). Secara umum kota Surakarta merupakan dataran rendah dan berada antara pertemuan kali/sungai-sungai Pepe, Jenes dengan Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian ±92 dari permukaan air laut. 4.1.2
Kondisi Umum Jalan Non Lingkungan
Total panjang jalan non lingkungan yang ada di Kota Surakarta berdasarkan data BPT Bina Marga Kota Surakarta sebesar ± 33,19 km yang kewenangan pengelolaannya terbagi menjadi 2, yaitu 14,11 km jalan nasional dan 19,08 km jalan propinsi. Penelitian ini menggunakan 14 ruas jalan non lingkungan sebagai sasaran penelitian yaitu sebagai berikut: commit to user
32
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.1 Jalan Non Lingkungan di Kota Surakarta No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Jalan Jl. Bhayangkara Jl. Brigjen. Sudiarto Jl. Slamet Riyadi Jl. Dr. Rajiman Jl. Ir. Juanda Jl. Ir. Sutami Jl. Jend. A. Yani Jl. K.H. Agus Salim Jl. Kapten Mulyadi Jl. Kapten Tendean Jl. Kol. Sugiyono Jl. L.U. Adi Sucipto Jl. Tentara Pelajar Jl. Veteran
Kecamatan Laweyan-Serengan Serengan-Psr. Kliwon Laweyan-Banjarsari Laweyan Jebres Jebres Banjarsari Laweyan Jebres-Psr. Kliwon Banjarsari Banjarsari Laweyan Jebres-Banjarsari Serengan-Psr. Kliwon
Fungsi Jalan Kolektor Sekunder Kolektor Sekunder Arteri Primer Arteri Sekunder Kolektor Sekunder Arteri Primer Arteri Primer Kolektor Sekunder Kolektor Sekunder Kolektor Sekunder Kolektor Sekunder Arteri Primer Arteri Primer Kolektor Sekunder
Kewenangan Propinsi Propinsi Nasional Propinsi Propinsi Nasional Nasional Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Nasional Nasional Propinsi
Sumber : DPU Kota Surakarta
4.2 Penilaian Kondisi Jalan Pemeriksaan kondisi jalan non lingkungan dilakukan berdasarkan petunjuk Tata Cara Survei Kondisi Jalan Kota No. 05/T/BNKT/1991 dan Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota NO. 018/T/BNKT/1990 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Pemeriksaan/penilaian kondisi jalan dilakukan dengan cara mengamati secara visual sehingga didapatkan data secara tepat. Hasil dari pemeriksaan tersebut dimasukkan ke dalam 2 formulir, yaitu formulir survei kondisi jalan non lingkungan dan formulir foto kondisi jalan yang berisi foto dokumentasi kerusakan. Formulir survei kondisi jalan non lingkungan digunakan sebagai petunjuk dalam memberikan penilaian dari tiap ruas jalan yang jumlah halamannya terdiri atas 14 halaman. Sedangkan formulir foto kondisi jalan digunakan sebagai dokumentasi kerusakan jalan tersebut dan jumlah halamannya sebanyak 28 halaman. Sebagai contoh penilaian, diambil salah satu ruas jalan non lingkungan yang disurvei yaitu Jl. Brigjen Sudiarto. commit to user
34
Gambar 4.1 Formulir Survei Kondisi Jl. Brigjen Sudiarto
Sumber : Tata Cara Survei Kondisi Jalan Kota No. 05/T/BNKT/1991 34
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
Gambar 4.2 Formulir Foto Kondisi Jl. Brigjen Sudiarto
Sumber : Tata Cara Survei Kondisi Jalan Kota No. 05/T/BNKT/1991 commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penilaian pada formulir penilaian kondisi jalan non lingkungan dilakukan berdasarkan 6 tipe penilaian (tabel 2.3 s/d 2.8), yaitu: a.
Penilaian keretakan : - Tipe
: Memanjang
- Lebar : 2 mm (1-2mm) b.
x 100% = 4.516 % (< 10%) 1
Penilaian alur jalan : - Kedalaman : 48 mm (>20mm)
d.
0
Penilaian kekasaran permukaan jalan : - Kekasaran : Pelepasan butir
f.
7
Penilaian tambalan dan lubang jalan : - Luas 0.024% (< 10%)
e.
2
Penilaian jumlah kerusakan jalan : -
c.
2
3
Penilaian amblas jalan : 1
- 0 – 2 / 100m Total angka kerusakan jalan = 16
Setelah didapatkan nilai angka kerusakan jalan, selanjutnya dimasukkan kedalam Tabel 2.2 Hasil nilai kerusakan jalan tersebut adalah 6 kemudian dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut : Urutan Prioritas
= 17 - (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan) = 17 - ( 5 + 6) = 17 – 11 =6
Prioritas pemeliharaan jalan yang termasuk kategori ini adalah pemeliharaan berkala. Penilain diatas dilaksanakan di dalam ArcGIS dengan menggunakn tool select by attributes dan field calculator. Data kelas LHR untuk tiap ruas jalan non lingkungan di Kota Surakarta diperoleh berdasarkan hasil data sekunder dari commit Dinas PU, seperti ditunjukkan pada Tabelto 4.2user berikut ini:
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2 Kelas LHR Jalan Non Lingkungan (berdasarkan Tabel 2.1) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Jalan Jl. Bhayangkara Jl. Brigjen. Sudiarto Jl. Brigjen. Slamet Riyadi Jl. Dr. Rajiman Jl. Ir. Juanda Jl. Ir. Sutami Jl. Jend. A. Yani Jl. K.H. Agus Salim Jl. Kapten Mulyadi Jl. Kapten Tendean Jl. Kol. Sugiyono Jl. L.U. Adi Sucipto Jl. Tentara Pelajar Jl. Veteran
LHR tahun 2010 3606 3873 6411 4190 4033 3972 5321 3023 3890 3956 4135 6104 3520 4120
Kelas 5 5 6 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 5
Sumber : DPU Kota Surakarta Hasil pengamatan survei secara visual didapatkan kondisi kerusakan untuk tiap ruas jalan non lingkungan di Kota Surakarta sebagai berikut: Tabel 4.3 Kondisi Eksisting Jalan Non Lingkungan No.
Nama Jalan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jl. Bhayangkara Jl. Brigjen. Sudiarto Jl. Slamet Riyadi Jl. Dr. Rajiman Jl. Ir. Juanda Jl. Ir. Sutami Jl. Jend. A. Yani Jl. K.H. Agus Salim Jl. Kapten Mulyadi Jl. Kapten Tendean Jl. Kol. Sugiyono Jl. L.U. Adi Sucipto Jl. Tentara Pelajar Jl. Veteran
Prosen Kerusakan
Nilai Prioritas
0.025% 9 4.516 % 6 0.249% 7 3.900 % 6 0.939% 6 0.086% 9 0.842% 5 0.49% 7 1.911% 7 4.254% 6 12.18% 5 0.169% 6 7.812% 6 3.025% 6 commit to user Sumber : Hasil Survei
Prioritas Pemeliharaan
Pemeliharaan rutin Pemeliharaan berkala Pemeliharaan rutin Pemeliharaan berkala Pemeliharaan berkala Pemeliharaan rutin Pemeliharaan berkala Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin Pemeliharaan berkala Pemeliharaan berkala Pemeliharaan berkala Pemeliharaan berkala Pemeliharaan berkala
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Detail data dari hasil survei tiap ruas jalan non lingkungan di Kota Surakarta dapat dilihat pada halaman lampiran.
4.3 Pembuatan Basis Data GIS Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, selanjutnya data diolah dan disusun menjadi struktur basis data jalan di dalam software ArcGIS. Basis data yang dibuat di dalam program ini meliputi 2 (dua) basis data yaitu basis data administrasi dan basis data jalan. Basis data jalan yang dibuat merupakan data yang menjelaskan status jalan dan keterangan pelengkap lainnya. 4.3.1 1.
Membuat Data Spasial Administrasi dan Jalan
Data Spasial Administrasi
Data spasial administrasi Kota Surakarta dibuat dengan menggunakan peta yang dikeluarkan
oleh
Badan
Koordinasi
Survei
dan
Pemetaan
Nasional
(BAKOSURTANAL) dengan skala 1:25.000. Lembar peta yang digunakan adalah lembar peta 1408-343. Lembar peta tersebut merupakan lembar peta digital Coverage version, yang dapat diolah dengan software ArcGIS. Lembar peta tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lembar kerja software ArcGIS. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat data spasial administrasi menggunakan peta yang diperoleh dari BAKOSURTANAL: a. Memasukkan lembar peta BAKOSURTANAL diatas ke dalam layer kerja ArcMAP.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.3 Lembar BAKOSURTANAL Kota Surakarta. b. Menentukan sistem koordinat yang digunakan dengan sistem koordinat UTM WGS 1984 Kota Surakarta berada pada Zona 49S. Setelah itu lembar peta dari BAKOSURTANAL dikonversi menjadi format shapefile dengan menggunakan conversion tool – to shapefile.
4.4 Konversi peta ke dalam Shapefile. c. Memilih dengan menggunakan tool – select administrasi Kota Surakarta. commit to user
sehingga didapat daerah
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.5. Pemilihan daerah Kota Surakarta menggunakan tool - select. d. Mengklasifikasikan peta “Batas Kecamatan” dengan menggunakan tool dissolve sehingga didapat batas kecamatan Kota Surakarta.
Gambar 4.6. Batas Kecamatan Kota Surakarta. e. Mengedit peta tersebut dan kemudian melengkapi attribute table berdasarkan data yang didapat dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta. 2.
Data Spasial Jalan
Data spasial jalan dibuat dengan memasukkan peta dari BAKOSURTANAL tipe transportasi dengan peta administrasi Kota Surakarta yang telah dibuat commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebelumnya. Kemudian diklasifikasikan berdasarkan kewenangan jalan tersebut yaitu Jalan Nasional, Jalan Kewenangan Provinsi dan Jalan Kabupaten. a. Memasukkan lembar peta BAKOSURTANAL bertipe K (lembar transportasi). Kemudian di-export kedalam bentuk shapefile.
Gambar 4.7. Lembar Transportasi BAKOSURTANAL. b. Memotong peta transportasi tersebut dengan peta administrasi Kota Surakarta menggunakan tool - intersect. Hasilnya adalah peta jalan untuk wilayah Kota Surakarta.
Gambar 4.8. Peta Jalan Kota Surakarta. commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Melakukan klasifikasi jalan berdasarkan kewenangannya baik itu jalan nasional, provinsi maupun jalan kabupaten. Klasifikasi dilakukan berdasarkan data yang dimiliki BPT Bina Marga Kota Surakarta. Untuk klasifikasi fungsi jalan dibedakan dengan menggunakan warna sesuai dengan ketentuan dari Bina Marga seperti berikut: Arteri Primer
: warna merah
Arteri Sekunder
: warna biru
Kolektor Primer
: warna kuning
Kolektor Sekunder
: warna coklat
Lokal Sekunder
: warna hijau
Gambar 4.9. Klasifikasi peta Jalan Nasional, Provinsi dan Jalan Kota Surakarta. d. Membuat peta jalan non lingkungan dengan menggunakan tool – dissolve berdasarkan status jalan yang ada pada attribute table. Status Jalan telah disesuaikan dengan data yang didapat dari BPT Bina Marga Kota Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
Gambar 4.10. Pengklasifikasian Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta. 3.
Melengkapi Attribute Table
Data spasial yang telah dibuat kemudian dilengkapi dengan informasi yang berhubungan dengan data spasial tersebut. Informasi tersebut dimasukkan kedalam attribute table. Pembuatan attribute table dilakukan dengan ArcCatalog. Adapun langkah dalam membuat attribute table adalah sebagai berikut: a. Memilih data spasial yang akan dibuat attribute table. Tampilan dipindahkan ke dalam tampilan table. Kemudian dipilih option - add field - diberi nama pada field baru - menentukan tipe data dan panjang datanya.
commit to user Gambar 4.11. Pembuatan Field Baru didalam ArcCatalog.
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Untuk pengisian data dilakukan didalam jendela ArcMap. Pengisian dilakukan dengan toolbar editor dalam kondisi start editing.
Gambar 4.12. Attribute Table Peta Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta. 4.
Perhitungan kerusakan jalan didalam ArcGIS
Perhitungan perkerasan jalan dengan menggunakan ArcGIS dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan menggunakan tool select by attributes. Penyeleksian select by attributes berdasarkan layer kriteria penilaian kerusakan jalan dipilih.
Gambar 4.13. Penyeleksian kriteria kerusakan jalan dengan Select by Attributes. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
Selanjutnya pemberian angka untuk field yang terseleksi menggunakan field calculator pada attribute table. Klik kanan pada field yang akan diberikan penilain, pilih field calculator masukkan angka sesuai dengan kriteria penilain.
Gambar 4.14. Memasukkan angka penilaian menggunakan field calculator. 5.
Membuat Hyperlink Data Foto
Foto dokumentasi merupakan hal penting sebagai penunjang data-data yang telah dimasukkan sebelumnya. Foto dokumentasi jalan dimasukkan dengan cara membuat hyperlink. Berikut ini langkah-langkah dalam membuat hyperlink foto dokumentasi: a. Hyperlink dibuat dengan menuliskan alamat file foto tersebut ke dalam salah satu field di dalam attribut table data spasial yang telah dibuat sebelumnya.
userPhoto di dalam attributes table. Gambar 4.15. Pengisian alamatcommit file padatofield
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
b. Menyeting display dari data spasial agar fungsi hyperlink dapat berjalan yaitu menu properties – display – hyperlink – memilih field alamat file foto memilih document – ok.
Gambar 4.16. Pen-setting-an Hyperlink didalam ArcMap. c. Kemudian field yang berisi alamat file sudah menjadi hyperlink.
Gambar 4.17. Eksekusi Hyperlink didalam ArcMap. Untuk dapat menggunakan fitur hyperlink dipakai toolbar identify_result pada titik jalan yang diinginkan, setelah titik jalan dipilih lalu muncul jendela yang berisi data attribute dari jalan tersebut. Lalu dipilih data attribute yang berisikan alamat foto dokumentasi, bila terdapat simbol petir pada baris attribute maka hyperlink telah berhasil dibuat dan untuk menggunakannya dengan mengklik commit to user simbol petir tersebut.
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3.2
Membuat dan Menyusun Struktur Geodatabase
Geodatabase adalah sistem manajemen basis data dimana data tersebut disimpan dan memiliki georeferenced/geographic information. Didalam penelitian ini sebelum membuat geodatabase, struktur data perlu disusun terlebih dahulu sehingga dalam penyimpanan data terstruktur dan tidak simpang siur. Adapun struktur data dalam penelitian ini adalah seperti gambar dibawah ini:
Gambar 4.18. Struktur Geodatabase Sistem Manajemen Jalan. Pembuatan geodatabase berada di dalam subfolder “02. Road Geodatabase”. Berikut merupakan langkah dalam pembuatan geodatabase Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta. 1.
Membuat Personal Geodatabase
a.
Pembuatan geodatabase dilakukan di dalam jendela ArcCatalog, kemudian dipilih folder “02. Road Geodatabase”. Setelah itu, klik kanan dan pilih new personal geodatabase diberi nama “RMS Surakarta”.
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.19. Pembuatan File Geodatabase. b.
Melalui file geodatabase tersebut kemudian membuat feature dataset-nya. Klik kanan pada “RMS Surakarta” kemudian new feature dataset diberi nama “Jalan Non Lingkungan”. Pilih sistem koordinatnya yaitu WGS 1984 UTM Zone 49S finish.
Gambar 4.20. Penentuan Sistem Koordinat Data Spasial. c.
Meng-import feature class yang akan dimasukkan ke dalam feature dataset. Klik kanan pada “Jalan Non Lingkungan” pilih import feature class pilih data “Jalan Non Lingkungan” OK. Data spasial “Jalan Non Lingkungan” akan terdaftar sebagai feature class dari feature dataset “Jalan Non Lingkungan”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
Gambar 4.21. Import Feature Class ke dalam Feature Dataset. 2.
Meng-import table
Di dalam personal geodatabase “RMS Surakarta” diperlukan sebuah tabel yang nantinya juga merupakan salah satu untur penting di dalam geodatabase yang dibuat. a.
Import table dibuat melalui ArcCatalog. Buka feature dataset yang telah dibuat sebelumnya. Klik kanan dalam folder feature dataset tersebut import Table (single) pilih tabel yang ada di folder D:\RMS SURAKARTA\01. Road Database\017. Database Table yang merupakan tabel pembagian dari tabel attribute table Jalan_Non_Lingkungan.shp OK.
Gambar 4.22. Import Table di dalam ArcCatalog. commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Membuat Relationship Class
Relationship class merupakan suatu cara untuk menghubungkan table yang satu dengan yang lain di dalam geodatabase table. Dalam menghubungkan table relationship class membutuhkan primary key dan foreign key. Kedua hal tersebut harus memiliki kesamaan dalam identitas sehingga tabel yang terhubung memiliki koneksi dengan tabel yang lain. Berikut ini langkah-langkah dalam membuat relationship class yaitu: a.
Mengklik kanan pada tempat relationship class yang ingin dibuat kemudian diberi nama relationship class-nya, dalam hal ini yang ingin dibuat relationship class-nya adalah objek spasial “Jalan_Non_Lingkungan” dengan table
“FK_JNL”,
maka
nama
Jalan_Non_Lingkungan”. Lalu
yang
digunakan
adalah
“FK_
memilih origin table yaitu “Jalan
_Non_Lingkungan” dan foreign table yaitu “FK_JNL” kemudian dipilih next.
Gambar 4.23. Pembuatan relationship class. b.
Memilih tipe hubungan antar tabelnya. Dalam hal ini dipilih hubungan composite relationship antar tabel pilih next backward (destination to origin) next.
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.24. Pemilihan Tipe Hubungan antar Tabel. c.
Menentukan cardinality dari kedua tabel tersebut. Didalam ArcMap ada 3 jenis cardinality yaitu one to one, one to many, dan many to many. Dalam hal ini dipilih one to many karena satu identitas memiliki banyak identitas tujuan. Kemudian pilih next.
Gambar 4.25 . Pemilihan Tipe Cardinality. d.
Memilih primary key di dalam tabel “FK_JNL” dan foreign key di dalam objek spasial Jalan Non Lingkungan. 2 (dua) hal inilah yang akan menjadi penghubung diantara dua tabel tersebut. Kemudian memilih next dan finish. Maka hubungan antar tabel telah selesai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
Gambar 4.26. Penentuan Primary Key dan Foreign Key. 4.
Struktur Basis Data Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta
Basis data jalan non lingkungan Kota Surakarta yang dibuat terdiri dari beberapa objek spasial dan tabel yang tersusun dalam struktur yang teratur. Sehingga antara objek spasial satu dengan yang lain maupun antar tabel saling berhubungan. Gambar 4.26. merupakan sturktur basis data jalan non lingkungan Kota Surakarta. Hubungan antar objek spasial dan antar tabel digambarkan pada Gambar 4.27.
Gambar 4.27. Struktur Database Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta. 4.3.3
Membuat Diagram Struktur Geodatabase.
Geodatabase diagrammer merupakan sebuah tool tambahan dari ArcGIS yang commit to user berfungsi mengkonversi geodatabase yang telah dibuat menjadi dalam bentuk
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diagram. Adapun langkah-langkah penggunaannya sebagai berikut: 1.
Mengunduh file Geodatabase diagrammer di situs arcscripts.esri.com, alamat link-nya yaitu http://arcscripts.esri.com/details.asp?dbid=12616.
2.
Mengekstrak file zip tersebut ke sebuah folder.
3.
Mengcopy seluruh file di dalam folder “PutInVisioStencilsFolder” ke folder “C:\Program
Files\Microsoft
Office\Office12\1033”.
(berlaku
untuk
Microsoft Visio 2007). 4.
Menjalankan ArcCatalog, kemudian memilih Tools-Customize.
5.
Membuat toolbar baru dengan nama “GDB”
Gambar 4.28. Pembuatan Toolbar GDB. 6.
Memasukkan tool geodatabase diagrammer dengan memilih Add from file lalu pilih file “GDBdiagrammer.dll” dalam folder ekstrak pada langkah 2.
7.
Melakukan drag and drop pada tool “geodatabase diagrammer” kedalam toolbar “GDB”.
Gambar 4.29. Drag and Drop. commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8.
Memilih
file
geodatabase
yang
terdapat
pada
folder
“D:\RMS
SURAKARTA\02. Road Geodatabase” kemudian mengklik tool geodatabase diagrammer lalu akan muncul jendela aplikasi geodatabase diagrammer.
Gambar 4.30. Jendela Aplikasi Geodatabase Diagrammer. 9.
Memilih font true type kemudian klik Generate diagram. Secara otomatis geodatabase akan terkoversi menjadi file Microsoft Visio dan tersimpan dalam folder “D:\RMS SURAKARTA\02. Road Geodatabase”.
10. Hasil dari aplikasi geodatabase diagrammer masih memerlukan desain ulang agar sesuai dengan diagram yang diinginkan.
Gambar 4.31. Hasil dari Aplikasi Geodatabase Diagrammer Pra Desain commit to user
55
STRUKTUR GEODATABASE SISTEM MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN KOTA SURAKARTA
Geometry Polygon Contains M values No Contains Z values No
Simple feature class Adm_SKA Field name OBJECTID Shape AREA PERIMETER A1408343_ A1408343_I KODE_UNSUR DESA_KEL KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI Shape_Length Shape_Area
Allow Data type nulls Object ID Geometry Double Double Double Double Long integer String String String String Double Double
Default value
Domain
Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Precision Scale Length
0 0 0 0 0
0 0 0 0 40 40 40 40
0 0
Field name Geometry Polygon Contains M values No Contains Z values No
Simple feature class Batas_SKA Field name OBJECTID Shape KABUPATEN Shape_Length Shape_Area
Allow Data type nulls Object ID Geometry String Double Double
Default value
Domain
Yes Yes Yes Yes
Precision Scale Length
40 0 0
0 0
Table FK_JNL Field name OBJECTID ID_Jln Nama_Jalan Fungsi_Jln Status_Jln
Allow Data type nulls Object ID String String String String
Default value
Domain
Precision Scale Length
Yes Yes Yes Yes
255 255 255 255
Relationship class FK_Jalan_Non_Lingkungan Type Composite Cardinality One to many Notification Backward Origin feature class
Forward label FK_JNL Backward label Jalan_Non_Lingk ungan Destination table
Name Jalan_Non_Lingk NameFK_JNL Primary key ungan Foreign key ID_Jln ID_Jln No relationship rules defined.
Relationship class Lantas_Jalan_Non_Lingkungan Type Composite Cardinality One to many Notification Backward Origin feature class
Table Lantas_JNL Field name OBJECTID ID_Jln Nama_Jalan LHR_Kend LHR_Smp
Allow Data type nulls Object ID String String Double Double
Yes Yes Yes Yes
Default value
Domain
Precision Scale Length 255 255 0 0
0 0
Geometry Polyline Contains M values No Contains Z values No
Simple feature class Jalan_Non_Lingkungan
0 0
Forward label Lantas_JNL Backward label Jalan_Non_Lingk ungan Destination table
Name Jalan_Non_Lingk NameLantas_JNL Primary key ungan Foreign key ID_Jln ID_Jln No relationship rules defined.
OBJECTID Shape Nama_Jalan Panjang Kode_Ruas Fungsi_Jln Kr_trot_m Kr_J_Lbt_m Kr_Pmsh_m Kr_Bahu_m Kr_Jml_Ljr Kr_Lbr_Ljr Kr_Drain Kr_Lbr_Jlr Median Kn_Lbr_Jlr Kn_Jml_Ljr Kn_Bahu_m Kn_Pmsh_m Kn_J_lbt_m Kn_trot_m Kn_drain Kndisi_jln Prkrs_Jln Bang_Lain Kn_Lbr_Ljr Survei Status_Jln Lebar_Jln LHR_Kend LHR_Smp ID_Jln Photo Jnis_Plhr KLL Jns_Rusak Nlai_retak Lbr_Retak Nlai_LR Luas_Jln Luas_Rsk Prsn_Rsk Nlai_PR Dlm_Alur Nlai_DA Luas_TLJ Nlai_TLJ Ksr_Jln Nlai_KJ Amblas_Jln Nlai_AJ Angka_KJ Urut_Prior Shape_Length
Allow Data type nulls Object ID Geometry String Double String String Float Float Float Float Short integer String String Float Float Float Short integer Float Float Float Float String String String String String String String Short integer Long integer Long integer String String String Short integer String Short integer Float Short integer Double Double Double Short integer Double Short integer Double Short integer String Short integer String Short integer Short integer Short integer Double
Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Default value
Domain
Precision Scale Length
25 0
0
0 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0
15 25
10 10
Relationship class Kondisi_Jalan_Non_Lingkungan
0 0 0 0
Type Composite Cardinality One to many Notification Backward
10 25 15 25 10 50 30
Origin feature class
Forward label Kondisi_JNL Backward label Jalan_Non_Lingk ungan Destination table
Name Jalan_Non_Lingk NameKondisi_JNL Primary key ungan Foreign key ID_Jln ID_Jln No relationship rules defined.
0 0 0 50 100 50 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 25
Table Kondisi_JNL Field name OBJECTID ID_Jln Nama_Jalan Panjang Lebar_Jln Prkrs_Jln LHR_Kend KLL Jns_Retak Nlai_retak Lbr_Retak Nlai_LR Luas_Jln Luas_Rsk Prsn_Rsk Nlai_PR Dlm_Alur Nlai_DA Luas_TLJ Nlai_TLJ Ksr_Jln Nlai_KJ Amblas_Jln Nlai_AJ Angka_KJ Urut_Prior Jnis_Plhr
Allow Data type nulls Object ID String String Double Double String Double Double String Double Double Double Double Double Double Double Double Double Double Double String Double String Double Double Double String
Default value
Domain
Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
255 255 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0 0 0
0 0 0
255
255
255 255
255
0 10 0 0 0 0
Precision Scale Length
0
Gambar 4.32. Diagram Struktur Database Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta. 55
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Struktur data dari jalan non lingkungan diatas terdiri dari dua feature dataset yaitu: A. Feature Dataset Administrasi Administrasi terdiri dari 2 feature class yaitu Administrasi Kota Surakarta dan Batas Kota Surakarta. Berikut merupakan attribute table dari Administrasi Kota Surakarta dan Batas Kota Surakarta. Geometry Polygon Contains M values No Contains Z values No
Simple feature class Adm_SKA Field name OBJECTID Shape AREA PERIMETER A1408343_ A1408343_I KODE_UNSUR DESA_KEL KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI Shape_Length Shape_Area
Allow Data type nulls Object ID Geometry Double Double Double Double Long integer String String String String Double Double
Default value
Domain
Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Precision Scale Length
0 0 0 0 0
0 0 0 0 40 40 40 40
0 0
0 0
Gambar 4.33. Tabel Feature Class dari Administrasi Kota Surakarta. Geometry Polygon Contains M values No Contains Z values No
Simple feature class Batas_SKA Field name OBJECTID Shape KABUPATEN Shape_Length Shape_Area
Allow Data type nulls Object ID Geometry String Double Double
Default value
Domain
Yes Yes Yes Yes
Precision Scale Length
40 0 0
0 0
Gambar 4.34. Tabel Feature Class dari Batas Kota Surakarta. Dari gambar diatas terlihat bahwa Administrasi Kota Surakarta dan Batas Kota Surakarta memiliki beberapa attribute didalamnya. Bila dijelaskan lebih lanjut maka attribute table dari ke-2 feature class tersebut mengandung arti berikut: Tabel 4.4. Keterangan Nama Field dari Administrasi dan Batas Kota Surakarta. Nama Field AREA DESA_KEL KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI
Keterangan Luas Area Nama Desa/Kelurahan Nama Kecamatan Nama Kabupaten/Kota Nama Propinsi
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Feature Dataset Jalan Non Lingkungan Feature dataset jalan non lingkungan memiliki satu tabel data induk jalan non lingkungan seperti yang ditunjukkan di dalam Gambar 4.32. namun dari data induk tersebut kemudian dihubungkan ke beberapa database table yang merupakan keterangan lebih lanjut dari attribute yang dimiliki feature dataset jalan non lingkungan. Database table tersebut dihubungkan dengan menggunakan feature relationship class yang dimiliki oleh ArcGIS. Geometry Polyline Contains M values No Contains Z values No
Simple feature class Jalan_Non_Lingkungan Field name OBJECTID Shape Nama_Jalan Panjang Kode_Ruas Fungsi_Jln Kr_trot_m Kr_J_Lbt_m Kr_Pmsh_m Kr_Bahu_m Kr_Jml_Ljr Kr_Lbr_Ljr Kr_Drain Kr_Lbr_Jlr Median Kn_Lbr_Jlr Kn_Jml_Ljr Kn_Bahu_m Kn_Pmsh_m Kn_J_lbt_m Kn_trot_m Kn_drain Kndisi_jln Prkrs_Jln Bang_Lain Kn_Lbr_Ljr Survei Status_Jln Lebar_Jln LHR_Kend LHR_Smp ID_Jln Photo Jnis_Plhr KLL Jns_Rusak Nlai_retak Lbr_Retak Nlai_LR Luas_Jln Luas_Rsk Prsn_Rsk Nlai_PR Dlm_Alur Nlai_DA Luas_TLJ Nlai_TLJ Ksr_Jln Nlai_KJ Amblas_Jln Nlai_AJ Angka_KJ Urut_Prior Shape_Length
Allow Data type nulls Object ID Geometry String Double String String Float Float Float Float Short integer String String Float Float Float Short integer Float Float Float Float String String String String String String String Short integer Long integer Long integer String String String Short integer String Short integer Float Short integer Double Double Double Short integer Double Short integer Double Short integer String Short integer String Short integer Short integer Short integer Double
Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Default value
Domain
Precision Scale Length
25 0
0 15 25
0 0 0 0 0
0 0 0 0 10 10
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 10 25 15 25 10 50 30
0 0 0 50 100 50 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 25
0 10 0 0 0 0
0
Gambar 4.35. Tabel Feature Dataset dari Jalan Non Lingkungan. commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut ini adalah keterangan untuk memperjelas maksud dari attribute yang dimiliki feature dataset jalan non lingkungan: Tabel 4.5 . Keterangan Nama Field dari Attribute Table Jalan Non Lingkungan. Nama Field Nama_Jalan Panjang Fungsi_Jalan Prkrs_Jln Status_Jln LHR_Kend ID_Jln Jenis_Plhr KLL Jns_Rusak Nilai_retak Lbr_retak Nilai_LR Luas_Jln Luas_Rsk Prsn_Rsk Nilai_PR Dlm_Alur Nilai_DA Luas_TLJ Nilai_TLJ Ksr_Jln Nilai_KJ Amblas_Jln Nilai_AJ Angka_KJ Urut_Prior
Keterangan Nama Jalan Panjang Jalan Jenis Fungsi Jalan Jenis Perkerasan Jalan Jenis Kewenangan Jalan LHR Kendaraan Kode ID Jalan Jenis Pemeliharaan Nilai Jalan Berdasarkan LHR Jenis Keretakan Jalan Nilai Keretakan Jalan Lebar Keretakan Nilai dari Lebar Retakan Luas Area Jalan Luas Area Kerusakan Jalan Besar Prosen Kerusakan Jalan Nilai dari Prosen Kerusakan Jalan Kedalaman Alur Jalan Nilai dari Kedalaman Alur Luas dari Tambalan dan Lubang Jalan Nilai dari Prosen Luas Tambalan dan Lubang Jalan Jenis Kekasaran Jalan Nilai dari Kekasaran Jalan Luas dari Amblas Jalan Nilai dari Amblas Jalan Angka dari Kondisi Jalan Urutan Prioritas Jalan yang Rusak
Attribute feature class jalan non lingkungan tersebut kemudian dihubungkan atau direlasikan dengan beberapa database table pendukung dari feature class jalan non lingkungan. Adapun beberapa database table pendukung dari feature class jalan non lingkungan adalah: 1.
Fungsi Kelas Jalan
Database table ini merupakan deskripsi dari jenis fungsi jalan dan kelas jalan non lingkungan yang bersangkutan. commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Table FK_JNL Field name OBJECTID ID_Jln Nama_Jalan Fungsi_Jln Status_Jln
Allow Data type nulls Object ID String String String String
Default value
Domain
Precision Scale Length
Yes Yes Yes Yes
255 255 255 255
Gambar 4.36. Tabel Feature Class dari Jenis Fungsi Jalan dan Kelas Jalan Non Lingkungan. 2.
Lalu Lintas Jalan Non Lingkungan
Database table ini merupakan deskripsi dari besarnya LHR Kendaraan dari jalan non lingkungan yang bersangkutan. Table Lantas_JNL Field name OBJECTID ID_Jln Nama_Jalan LHR_Kend LHR_Smp
Allow Data type nulls Object ID String String Double Double
Default value
Domain
Precision Scale Length
Yes Yes Yes Yes
255 255 0 0
0 0
Gambar 4.37. Tabel Feature Class dari Besar LHR Kendaraan Jalan Non Lingkungan. 3.
Nilai Kondisi Jalan Non Lingkungan
Database table ini merupakan deskripsi dari nilai kondisi yang dihasilkan dari formulir penilaian kondisi jalan non lingkungan. Tiap nilai 0 sampai 10 memiliki arti mengenai kategori dan penanganan pemeliharaan jalan tersebut. Table Kondisi_JNL Field name OBJECTID ID_Jln Nama_Jalan Panjang Lebar_Jln Prkrs_Jln LHR_Kend KLL Jns_Retak Nlai_retak Lbr_Retak Nlai_LR Luas_Jln Luas_Rsk Prsn_Rsk Nlai_PR Dlm_Alur Nlai_DA Luas_TLJ Nlai_TLJ Ksr_Jln Nlai_KJ Amblas_Jln Nlai_AJ Angka_KJ Urut_Prior Jnis_Plhr
Allow Data type nulls Object ID String String Double Double String Double Double String Double Double Double Double Double Double Double Double Double Double Double String Double String Double Double Double String
Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Default value
Domain
Precision Scale Length 255 255 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0 0 0
0 0 0
255
255
255 255
255
commit to user Gambar 4.38. Tabel Feature Class dari Kondisi Jalan Non Lingkungan.
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Antara attribute table objek spasial seperti Jalan Non Lingkungan diatas dihubungkan dengan database table menggunakan relationship class. Berikut merupakan salah satu informasi mengenai relationship class yang ada didalam struktur database Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta. Relationship class Kondisi_Jalan_Non_Lingkungan Type Composite Cardinality One to many Notification Backward Origin feature class
Forward label Kondisi_JNL Backward label Jalan_Non_Lingk ungan Destination table
Name Jalan_Non_Lingk NameKondisi_JNL Primary key ungan Foreign key ID_Jln ID_Jln No relationship rules defined.
Gambar 4.39. Gambar Informasi Relationship Class Kondisi Jalan Non Lingkungan.
Hasil output dari penelitian ini berupa peta kondisi jalan non lingkungan Kota Surakarta yang dilengkapi dengan prioritas perbaikan jalan. Gambar peta dari penelitian ditunjukkan pada Gambar 4.40 di bawah ini.
Gambar 4.40. Peta Prioritas Pemeliharaan Jalan Non Lingkungan Kota Surakarta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1.
Hasil dari penelitian ini adalah nilai kondisi masing-masing ruas jalan non lingkungan di Kota Surakarta. Dari 14 ruas jalan non lingkungan terdapat 2 ruas jalan dengan nilai 5, 7 ruas jalan dengan nilai 6, 3 ruas jalan dengan nilai 7 dan 2 ruas jalan dengan nilai 9. Angka 4-6 masuk kedalam kategori pemeliharaan berkala, sedangkan angka >6 masuk kedalam kategori pemeliharaan rutin. Sehingga prosentase jalan non lingkungan yang dikategorikan pemeliharaan berkala sebesar 64,29%, sedangkan yang dikategorikan pemeliharaan rutin sebesar 35,71%. Jalan dengan kategori pemeliharaan berkala memerlukan kegiatan pemeliharaan secepatnya untuk mengembalikan kondisi jalan ke tingkat pelayanan jalan yang aman dan nyaman. Dengan demikian jalan non lingkungan di Kota Surakarta memerlukan tindakan yang cepat dan tepat oleh pihak terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kota Surakarta. Kegiatan pemeliharaan terhadap kerusakan jalan dapat meminimalisir resiko kerugian baik materil maupun immateril di masa yang akan datang.
2.
Langkah memodelkan basis data kondisi jalan non lingkungan melalui software ArcGIS 9.2 dimulai dengan membuat data spasial Kota Surakarta secara lengkap. Selanjutnya data spasial tersebut ditambahkan data-data terkait ke dalam attribute table-nya sehingga penyusunan geodatabase dapat dilaksanakan dengan lebih mudah. Penyusunan basis data jalan non lingkungan dengan menggunakan software ArcGIS 9.2 dirasakan mampu untuk memperbaiki beberapa kekurangan sistem yang lama karena penyusunan
basis
data
jalan
non
lingkungan
ini
menghasilkan
terintegrasinya data yang bereferensi keruangan (spasial) dengan data teks (atribut) objek. Keunggulancommit lain dari geodatabase adalah data yang dapat to user
61
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selalu diperbaharui dengan menghapus data sebelumnya dan dapat segera divisualisaikan ke dalam peta.
5.2 Saran Dari penelitian ini penulis memberikan beberapa saran untuk penelitian kedepannya yaitu: 1.
Feature class perlu ditambah lagi untuk membuat prioritas pemeliharaan jalan yang semakin baik.
2.
Pengembangan basis data dengan jaringan internet diperlukan agar dapat tercipta sistem secara nasional sehingga basis data dapat real time terkoneksi dari daerah ke pusat.
3.
Dibutuhkan surveyor yang berkompeten dan berpengalaman agar penilaian kondisi jalan lebih valid.
commit to user