ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA SURAKARTA DAN SEKITARNYA
Publikasi Karya Ilmiah
Diajukan Oleh: Andhiko Edy Eka Sura Sembiring E100130109
Kepada FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA SURAKARTA DAN SEKITARNYA
Andhiko Edy Eka Sura Sembiring
[email protected] E100130109
ABSTRAK Infrastruktur jaringan jalan memegang peranan penting dalam perkembangan suatu wilayah. Selain berfungsi sebagai transportasi, jalan juga berfungsi sebagai media sosialisasi dan aksesibilitas bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menentukan agihan tingkat kerusakan jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. 2. Menganalisis perbedaan tingkat kerusakan jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya berdasarkan faktor-faktor wilayah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan cara observasi dan pengharkatan beberapa parameter yang digunakan. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Metode analisis yaitu metode pendekatan kuantitatif berupa pengharkatan terhadap parameter. Proses pengolahan data menggunakan aplikasi SIG meliputi buffer, IDW, dan overlay intersect. Hasil akhir yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Peta Tingkat Kerusakan Jalan di Kota Surakarta dan Sekitarnya skala 1:80.000 dengan dua tingkat yaitu tingkat kerusakan jalan rendah dan tingkat kerusakan jalan sedang. Panjang jalan dalam tingkat kerusakan rendah adalah 221,62 km (86,88 %). Dan panjang jalan dalam tingkat kerusakan sedang adalah 33,47 km (13,14 %).
Kata Kunci: Parameter penyebab, tingkat kerusakan jalan.
ANALYSIS OF ROAD DEFECT DEGREE USING THE APPLICATION OF GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM IN SURAKARTA CITY AND NEARBY
Andhiko Edy Eka Sura Sembiring
[email protected] E100130109
ABSTRACT Road infrastructure take an important role in developing region. Besides the function of transportation, road also use for socialization and accessibility for community. This research was aimed to: 1. Determine distribute of road defect degree in Surakarta City and nearby by using Geographic Information System. 2. Analysis of different degree of road defect in Surakarta City and nearby by using Geographic Information System based on region factors. The kind of method used in this research is a survey by observate and scoring the parameters. Sampling method is purposive sampling. Analysis method is quantitative approach method by scoring the parameters. Data processing use Geographic Information System application such buffer, IDW, and overlay intersect. Final result in this research is Road Defect Degree Map in Surakarta City and nearby scale 1:80.000 which have two degree that is low defect road and moderate defect road. The length of low defect road is 221,62 km (86,88 %). And the length of moderate defect road is 33,47 km (13,14%).
Keywords: Cause of parameters, road defect degree.
1.
dengan waktu yang efisien, sedangkan
Pendahuluan
jika kondisi jalan kurang bagus, maka
1.1. Latar Belakang Pelayanan transportasi terutama transportasi
darat,
aset
terhambat karena sarana transportasi
besar.
yang digunakan membutuhkan waktu
Transportasi darat yang salah satunya
lebih untuk berhati-hati melintasi jalan
yaitu jalan mempunyai peran penting
yang kondisinya kurang bagus karena
dalam bidang sosial, ekonomi, dan
kurang terawat. Untuk itu dibutuhkan
budaya. Selain itu jalan merupakan
pemantauan dan pengelolaan mengenai
salah
kondisi
pembangunan
merupakan
proses pengiriman barang akan sedikit
yang
satu
sangat
faktor
perkembangan
pendukung
wilayah
jalan
agar
jalan
yang
secara
mengalami kerusakan dapat dengan
menyeluruh. Tersedianya infrastruktur
mudah teridentifikasi untuk selanjutnya
jaringan
akan dilakukan perbaikan.
jalan
yang
memadai
merupakan salah satu modal besar untuk
meningkatkan
Kota Surakarta merupakan kota
kegiatan
penghubung antara jalur utara-tengah-
masyarakat di suatu daerah, baik untuk
selatan sehingga keberadaan jalan baik
kegiatan yang bersifat sosial maupun
ukuran maupun kualitas menjadi sangat
perekonomian. transportasi, sebagai
jalan
media
Selain
sebagai
penting. Tentu saja ditemui berbagai
juga
berfungsi
kondisi jalan, baik jalan dengan kondisi
sosialisasi
dan
aksesibilitas bagi masyarakat.
yang stabil maupun jalan dengan kondisi yang tidak stabil sehingga
Kondisi jalan sangat berpengaruh
rentan
terhadap
kerusakan
jalan.
terhadap aktivitas yang membutuhkan
Adapun penyebab kerusakan jalan
aksesibilitas
diantaranya karakteristik medan dan
jalan
sebagai
perantaranya. Misalnya pada sektor perdagangan
dari
Jogja
menuju
keadaan dari lalu lintas. Salah satu cara untuk mendukung
Semarang yang membutuhkan akses
pengelolaan
pengiriman barang melalui jalan di
pembuatan peta tingkat kerusakan jalan
Surakarta. Jika kondisi jalan di Kota
Kota Surakarta dengan memanfaatkan
Surakarta
analisis spasial dalam Sistem Informasi
bagus,
maka
proses
pengiriman barang akan berjalan lancar
Geografis.
jalan
tersebut
Pembuatan
peta
yaitu
ini
1
ditujukan untuk memudahkan dalam
kepastian
hukum
penentuan intensitas pengelolaan jalan
jalan
yang harus sering atau jarang dikelola,
pemerintah dan pemerintah daerah.
sesuai
penyelenggaraan
dengan
kewenangan
sehingga antisipasi dan perencanaan
Semua prasarana jalan raya akan
pengelolaan jalan dapat dengan mudah
mengalami kerusakan, gangguan, atau
disusun.
penurunan kondisi dan kualitas apabila telah
digunakan
untuk
melayani
kegiatan lalu lintas manusia maupun
1.2. Tujuan Tujuan dilakukannya penelitian
barang. Untuk itu, semua prasarana
ini adalah: 1. Menentukan agihan
yang terdapat dalam suatu sistem
tingkat
transportasi,
kerusakan
jalan
di
Kota
khususnya
Surakarta dan sekitarnya menggunakan
darat,
SIG. 2. Menganalisis perbedaan tingkat
perbaikan kerusakan.
kerusakan jalan di Kota Surakarta dan
memerlukan
transportasi
perawatan
dan
Pada umumnya kerusakan jalan
sekitarnya berdasarkan faktor-faktor
berupa
retak-retak
(cracking),
wilayah.
gelombang (corrugation), kerusakan berupa alur/cekungan arah memanjang
Dasar Teori
jalan sekitar jejak roda kendaraan
Jalan adalah sarana transportasi
(rutting), genangan aspal di permukaan
darat yang meliputi segala bagian jalan,
jalan (bleeding), dan ada juga berupa
termasuk bangunan pelengkap dan
lubang-lubang (pothole). Kerusakan
perlengkapannya yang diperuntukkan
tersebut dapat pula terjadi pada muka
bagi lalu lintas, yang berada pada
jalan yang menggunakan beton aspal
permukaan
atas
sebagai lapis permukaannya. Penyebab
permukaan tanah, di bawah permukaan
kerusakan jalan diantaranya adalah lalu
tanah
diatas
lintas kendaraan khususnya kendaraan
permukaan air, kecuali jalan kereta api,
berat yang berlalu-lalang (berulang-
jalan lori, dan jalan kabel. Jalan adalah
ulang), sistem drainase jalan yang
prasarana transportasi darat. Ketentuan
kurang baik dan menyebabkan jalan
mengenai
jalan
menjadi tergenang, iklim Indonesia
mewujudkan
yaitu iklim tropis, dimana suhu udara
2.
dan
dimaksudkan
tanah,
atau
yang
air,
serta
pengelompokan untuk
di
2
dan curah hujan umumnya tinggi,
pada daerah yang dilalui oleh jalur
proses pemadatan di atas lapisan tanah
jalan, yang mengalami kerusakan jalan,
dasar yang kurang baik, perencanaan
dan
dan sistem pelaksanaan yang kurang
mempengaruhi kerusakan jalan. Teknik
baik.
pengambilan ini disebut purposive Umumnya kerusakan-kerusakan
yang
memungkinkan
sampling. Metode analisis yaitu metode
yang timbul tidak disebabkan oleh satu
pendekatan
kuantitatif
faktor saja, tetapi merupakan gabungan
pengharkatan terhadap parameter yang
dari penyebab yang saling berkaitan.
digunakan untuk menentukan tingkat
Sebagai contoh adalah retak pinggir.
kerusakan jalan. Parameter-parameter
Pada awalnya dapat diakibatkan oleh
yang berpengaruh dalam penentuan
tidak baiknya sokongan dari samping
tingkat
badan jalan. Dengan terjadinya retak
kemiringan lereng, tekstur tanah, curah
pinggir memungkinkan air meresap
hujan, volume lalu lintas, lokasi traffic
masuk ke lapis bawah jalan dan
light, dan saluran drainase jalan.
kerusakan
jalan
berupa
yaitu
melemahkan ikatan antara aspal dengan tanah
sehingga
menyebabkan
permukaan jalan menjadi pecah dan amblas.
3.1.
Tahap persiapan Tahap persiapan yaitu dengan
melakukan kajian pustaka terkait dalam penelitian ini. Kajian pustaka yang
3.
dilakukan tersebut menghasilkan suatu
Metode Penelitian Metode
penelitian
yang
bentuk
kerangka
berfikir
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
kemudian dapat digunakan sebagai
survei, dengan cara observasi yaitu
acuan untuk melaksanakan penelitian
suatu metode untuk memperoleh data
yang akan dilakukan. Dengan adanya
langsung
cara-cara
persiapan yang matang akan membantu
dan
dalam keberlangsungan penelitian dan
pencatatan terhadap data-data yang
penelitian berjalan sesuai dengan yang
diperlukan sesuai dengan tujuan survei.
diharapkan.
pengamatan,
dengan pengukuran,
Pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan,
yaitu
3
dinyatakan
3.2. Tahap pengumpulan data Data dalam penelitian ilmiah
Kemiringan
dalam
besaran
lereng
persen.
mempengaruhi
merupakan hal yang sangat penting,
kestabilan lahan. Lereng yang terjal
karena data ini yang nantinya akan
cenderung kurang stabil. Pada lereng
membantu penulis dalam menganalisis
yang terjal sering terjadi longsor dan
sebuah
rawan terhadap erosi.
kasus,
dicocokkan
sehingga
apakah
kasus
dapat tersebut
sesuai dengan data-data yang ada atau tidak. Sumber data dalam penelitian ada dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
3.3. Tahap pengolahan data Penentuan jalan
tingkat
diperoleh
pengharkatan.
kerusakan
dari
No. 1. 2. 3.
Kelas Kemiringan Lereng Harkat Datar 0–2% 1 Landai 2–8% 2 Agak 8 – 15 % 3 Miring 4. Miring 15 – 40 % 4 5. Terjal > 40 % 5 Sumber: Van Zuidam (1979) dalam Rachmawati (2009) 2.
Tekstur tanah
studi
Peta tekstur tanah merupakan
pustaka yang telah dilakukan dalam
salah satu parameter yang penting
penentuan
jalan
digunakan untuk menentukan tingkat
yang
kerusakan jalan. Peta tekstur tanah
digunakan, yaitu: kemiringan lereng,
diperoleh dari hasil konversi peta jenis
tekstur tanah, curah hujan, volume lalu
tanah di Kota Surakarta dan sekitarnya.
lintas, lokasi traffic light, dan saluran
Klasifikasi
drainase
konversi peta jenis tanah menjadi peta
terdapat
parameter
Berdasarkan
proses
Tabel 3.1. Harkat Kemiringan Lereng
tingkat enam
jalan. tersebut
kerusakan parameter
Masing-masing memiliki
nilai
tekstur
yang
tanah
digunakan
yaitu
untuk
dengan
harkat tertentu yang sesuai dengan
menggunakan klasifikasi yang tertera
variabel yang terdapat pada masing-
dalam Tabel 1.2.
masing parameter. 1.
Kemiringan lereng Kemiringan lereng merupakan
sudut yang dibentuk oleh bidang lereng dengan
bidang
horizontal
dan
4
Tabel 3.2. Hubungan Jenis Tanah dan Tekstur Tanah No. Jenis Tekstur Tanah Kelas Tanah Tekstur 1. Litosol Berpasir Sangat kasar 2. Regosol Pasir, kadar Kasar liat 40% 3. Alluvial Lempung Sedang sampai liat, berlapis-lapis debu dan pasir 4. Latosol Lempung Halus sampai geluh 5. Mediteran Lempung Halus sampai liat 6. Grumusol Lempung Sangat berat halus 7. Renzina Liat semakin Sangat ke bawah halus berpasir Sumber: Soepraptohardjo (1982) dalam Rachmawati (2009)
3.
Kondisi kembang kerut tanah
4.
yang tinggi cenderung tidak stabil
Curah hujan Curah hujan cukup berpengaruh
pada
konstruksi
perkerasan
jalan.
Kondisi jalan dimana curah hujan dengan intensitas hujan yang tinggi akan
mengakibatkan
jalan
mudah
rusak. Pengharkatan curah hujan yang sesuai untuk kerusakan jalan dapat dilihat pada Tabel 1.4. berikut. Tabel 3.4. Harkat Curah Hujan No Curah Hujan (mm/thn) Harkat 1. 1.500 – 2.000 1 2. 2.001 – 2.500 2 3. 2.501 – 3.000 3 4. 3.001 – 3.500 4 5. 3.501 – 4.000 5 Sumber: Sudarmadi (1987) dalam Wibisono (2010) Volume lalu lintas Tingkat volume jalan sangat
sehingga tidak cocok untuk jalan dan
berpengaruh
akan cepat merusak jalan. Sebaliknya,
pelayanan ataupun pemeliharaan jalan.
tanah dengan kandungan partikel pasir,
Pada suatu keadaan dengan volume
dan debu yang seimbang umumnya
lalu lintas yang rendah, maka kondisi
cocok
jalan akan lebih baik sehingga akan
untuk
jalan,
karena
daya
kembang kerutnya relatif rendah.
terhadap
tingkat
semakin rendah frekuensi kerusakan
Tabel 3.3. Harkat Tekstur Tanah
jalan. Sedangkan jalan dengan volume
No Kelas Tekstur Harkat 1. Sangat Kasar 1 2. Kasar 2 3. Sedang 3 4. Halus 4 5. Sangat Halus 5 Sumber: Primayuda (2006) dalam Rachmawati (2009)
lalu lintas yang tinggi, maka kondisi jalan akan mudah rusak sehingga akan tinggi frekuensi kerusakan jalan.
5
Tabel 3.5. Harkat Volume Lalu Lintas
keberadaannya dalam Ruang manfaat
No
Volume Lalu Lintas Harkat (smp) 1. ≤ 1.000 1 2. 1.001 – 1.500 2 3. 1.501 – 2.000 3 4. 2.001 – 2.500 4 5. ≥ 2.501 5 Sumber: Kuswandani (2001) dalam Wibisono (2010) dengan modifikasi
jalan
5.
Lokasi lampu lalu lintas
yang
Titik lokasi traffic light pada
menganalisis tingkat kerusakan jalan.
penelitian ini didapat dari interpretasi visual
menggunakan
citra
kerusakan jalan adalah titik traffic light lokasi
dimana
sering
mendapatkan tekanan dan gaya gesek
berfungsi
sebagai
mengalirkan air dari permukaan jalan ataupun bagian luar jalan supaya menjaga konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering tidak tergenang air. Oleh karena itu ketersediaan saluran drainase jalan merupakan hal harus
diperhatikan
untuk
Tabel 3.7. Harkat Ketersediaan Saluran Drainase Jalan
Google
Maps. Pengaruh titik traffic light pada
merupakan
(Rumaja)
No
Ketersediaan Saluran Harkat Drainase 1. Tersedia 1 2. Tidak tersedia 5 Sumber: Rachmawati (2009) dengan modifikasi
dari roda kendaraan yang sedang melakukan akselerasi atau deselerasi. Tabel 3.6. Harkat Titik Lokasi Traffic
3.4. Tahap analisis data Tahap
analisis
data
berupa
Light
tumpang susun (overlay) parameter-
No
parameter untuk mendapatkan hasil
Jarak dari traffic light Harkat (meter) 1. ≥ 1.000 1 2. 11 – 1.000 3 3. ≤ 10 5 Sumber: Petunjuk Praktis Pemeliharaan Rutin Jalan UPR-02 Dep. PU Dirjen Bina Marga (1992) dalam Wibisono (2010) 6.
Saluran drainase jalan Saluran
drainase
jalan
atau
dikenal dengan sebutan berem jalan merupakan
bagian
jalan
akhir berupa peta tingkat kerusakan jalan Kota Surakarta dan sekitarnya. Metode analisis yang digunakan yaitu pengharkatan berjenjang atau disebut metode scoring. Harkat Total = Harkat kemiringan lereng + harkat tekstur tanah + harkat curah hujan + harkat volume lalu lintas + harkat lokasi traffic light + harkat ketersediaan saluran drainase jalan
yang 6
Tabel 3.8. Tingkat Kerusakan Jalan Tingkat Kerusakan Jalan Tingkat kerusakan jalan rendah
Kota
Surakarta,
Kecamatan
Harkat
Kriteria
6 – 14
Kondisi medan baik dan mendukung terpeliharanya bangunan jalan. Jalan tidak mengalami kelebihan beban kendaraan dan jarang sekali terjadi kerusakan jalan. Kondisi medan relatif tetapi beban jalan yang diderita oleh jalan masih cukup berat sehingga sedikit terjadi kerusakan jalan. Kondisi medan buruk untuk bangunan jalan sehingga jalan sering rusak karena pengaruh alami serta beban kendaraan yang berlebih.
Banjarsari
Surakarta,
Tingkat kerusakan jalan sedang
15 – 22
Tingkat kerusakan jalan tinggi
23 – 30
Sumber: Hasil analisis perhitungan dan pengkelasan tingkat kerusakan jalan
sebelah
dan
Gondangrejo
di
timur Kota
Kecamatan
di
Kabupaten
Karanganyar. Tabel 4.1. Luas Kelas Kemiringan Lereng Kemiringan Luas Area Lereng Km2 % 1. Datar 0 – 2% 144,88 84,72 2. Landai 2 – 8% 26,12 15,28 TOTAL 171,00 100 Sumber: Hasil Perhitungan No. Kelas
Penelitian ini menghasilkan peta tekstur tanah dengan empat kelas yaitu kasar, sedang, halus, dan sangat halus. Kelas tekstur tanah sedang paling mendominasi dengan luas 67,46 km2 atau 39,45% dan kelas tekstur tanah sangat halus paling sedikit dengan luas
4.
17,4 km2 atau 10,17%. Tabel 3.2
Hasil dan Pembahasan Kelas
kemiringan
lereng
di
daerah penelitian ini terdapat dua kelas yaitu
0-2%
dan
2-8%.
Kelas
kemiringan 0-2% atau disebut datar paling
dominan
dalam
daerah
penelitian, yaitu mencakup wilayah seluas 144,86 km2 atau 84,72%. Dan kelas kemiringan 2-8% atau disebut landai terdapat di bagian utara daerah
menampilkan
luasan
tekstur
tanah
berdasarkan kelas tekstur tanah. Tabel 4.2. Luas Kelas Tekstur Tanah No. 1. 2. 3. 4.
Kelas
Luas Area Km2 % 51,76 30,27 67,46 39,45 34,38 20,11 17,40 10,17
Kasar Sedang Halus Sangat Halus TOTAL 171,00 Sumber: Hasil Perhitungan
100
penelitian yaitu Kecamatan Jebres di
7
Kelas sangat halus sangat tidak
Dari peta curah hujan Kota
baik untuk kondisi kemantapan jalan.
Surakarta dan sekitarnya diketahui
Karena apabila kondisi jalan berada
bahwa terdapat tiga kelas curah hujan
pada daerah dengan tekstur tanah
di wilayah penelitian, yaitu curah hujan
sangat halus akan menyebabkan tanah
2.501-3.000 mm/tahun, 3.001-3.500
akan tidak stabil dan mengakibatkan
mm/tahun, dan 3.501-4.000 mm/tahun.
jalan
dari
Curah hujan sedang yaitu 2.501-3.000
ketidakstabilan tanah. Tekstur tanah
mm/tahun tersebar di bagian timur
yang cocok untuk kondisi jalan adalah
wilayah penelitian yaitu mencakup
tekstur tanah berpasir hingga lempung
Kecamatan
yaitu kelas tekstur tanah kasar dan
Karanganyar, Kecamatan Mojolaban,
sedang karena tanah dengan tekstur ini
Kabupaten
akan relatif stabil sehingga kerusakan
Grogol,
jalan akan kecil kemungkinan terjadi.
sebagian
ambles
sebagai
hasil
Dalam memperoleh data sebaran hujan
wilayah,
Kabupaten
Sukoharjo, Kabupaten wilayah
di
Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
metode
Volume lalu lintas merupakan
interpolasi terhadap nilai titik hujan.
jumlah kendaraan yang melintasi satu
Adapun
yang
titik pengamatan dalam satuan waktu
digunakan yaitu metode IDW. Metode
tertentu. Pencatatan volume lalu lintas
ini menghasilkan curah hujan wilayah
dilakukan pada ruas jalan dan diambil
dengan perhitungan metode isohyet.
di bagian masuk dan keluar ruas jalan
Metode isohyet merupakan metode
tersebut. Pencatatan volume lalu lintas
yang akurat untuk menentukan rerata
dilakukan oleh Dinas Perhubungan
hujan wilayah. Secara teknis, nilai
wilayah setempat. Pencatatan oleh
hujan pada masing-masing titik stasiun
Dinas Perhubungan dilakukan selama
curah
posisi
24 jam dan dikerjakan oleh dua petugas
dilakukan
pencatat di masing-masing ruas jalan.
interpolasi. Dengan demikian akan
Melihat hal ini, pencatatan tidak secara
diperoleh nilai hujan yang sama dari
rutin
seluruh stasiun curah hujan.
pembiayaan
metode
hujan
geografis,
diperlukan
Jaten,
interpolasi
diplot
sesuai
kemudian
dilakukan yang
dikarenakan besar
dan
membutuhkan sumber daya manusia
8
yang banyak. Data volume lalu lintas
Jalan yang berada di dekat lampu
pada penelitian ini menggunakan data
lalu lintas hingga radius 10 meter
pada tahun 2012 dan bersumber dari
adalah jalan yang paling berpengaruh
Dinas Perhubungan Kota Surakarta,
oleh kondisi tersebut. Penentuan titik
Dinas
Kabupaten
lokasi lampu lalu lintas dapat melalui
Perhubungan
interpretasi citra dimana persimpangan
Kabupaten Karanganyar, dan Dinas
jalan baik simpang tiga, simpang empat
Perhubungan Kabupaten Boyolali.
atau lebih di jalan arteri maupun jalan
Perhubungan
Sukoharjo,
Dinas
Kelas volume lalu lintas sedang
kolektor memasang lampu lalu lintas
adalah kelas dengan volume lalu lintas
untuk kelancaran arus transportasi.
yang cukup ramai yaitu 1.501-2.000
Tetapi harus diadakan survei lapangan
smp. Jalan di kelas ini mempunyai
sebab tidak seluruh persimpangan jalan
beban jalan yang cukup tinggi karena
memasang lampu lalu lintas. Parameter
jenis kendaraan yang melintasi jalan ini
lokasi lampu lalu lintas terdiri dari tiga
cukup ramai. Kelas volume lalu lintas
kelas yaitu kelas pertama dengan buffer
ramai adalah kelas dengan volume lalu
kurang dari sama dengan 10 meter.
lintas antara 2.001-2.500 smp. Jalan
Kelas pertama ini adalah kelas dimana
dengan kelas ini adalah jalan yang
jalan sepanjang 10 meter dari lokasi
berfungsi
angkutan
lampu lalu lintas. Jalan yang masuk ke
pengumpul dengan perjalanan jarak
dalam kelas pertama sangat rentan
sedang dan kecepatan rata-rata sedang.
terjadi kerusakan jalan dikarenakan
Kelas volume lalu lintas sangat ramai
tingginya
adalah kelas dengan volume lalu lintas
deselerasi kendaraan. Kelas kedua
lebih dari sama dengan 2.501 smp.
yaitu dengan buffer 11-100 meter. Pada
Jalan
kelas
melayani
dengan
melayani
kelas
angkutan
ini utama
berfungsi dengan
ini
perlintasan
kegiatan
kondisi dari
akselerasi
jalan
dan
sebagai
kendaraan
dan
perjalanan jauh dan kecepatan rata-rata
kendaraan melintas dengan kecepatan
tinggi. Jalan ini dilalui oleh kendaraan
yang stabil dan kendaraan relatif
berat seperti truk besar, bus besar, truk
jarang
tronton atau truk gandeng.
mendadak. Dan kelas ketiga adalah
melakukan
berhenti
secara
kelas dimana buffer jalan lebih besar
9
dari 100 meter. Pada kelas ini jalan
jalan, maka tingkat kerusakan jalannya
sangat
terjadi
semakin rendah. Begitupun sebaliknya,
kecepatan
semakin besar harkat yang dimiliki
kendaraan yang melintas di jalan ini
oleh jalan ataupun ruas jalan, maka
stabil.
tingkat kerusakan jalannya semakin
kecil
kerusakan
Peta
kemungkinan
dikarenakan
ketersediaan
saluran
tinggi. Harkat pada tingkat kerusakan
drainase jalan Kota Surakarta dan
jalan rendah adalah antara 6-14 dengan
sekitarnya menampilkan jalan yang
kriteria
memiliki saluran drainase di wilayah
mendukung terpeliharanya bangunan
Kota
sekitarnya.
jalan. Jalan tidak mengalami kelebihan
Perolehan data ini dapat diperoleh
beban kendaraan dan jarang sekali
melalui interpretasi citra Google Maps.
terjadi kerusakan jalan. Sedangkan
Hanya
tingkat
Surakarta
saja
dan
tidak
mudah
dalam
kondisi
medan
kerusakan
dan
jalan
sedang
yaitu
kondisi
menginterpretasi saluran drainase jalan
mempunyai
dikarenakan ada saluran yang dibangun
medan relatif tetapi beban jalan yang
di bawah jalan tersebut atau di bawah
diderita oleh jalan masih cukup berat
pejalan kaki. Kondisi ini ditemui di
sehingga
jalan
jalan. Harkat pada tingkat kerusakan
arteri
terbatasnya sehingga
dan
kolektor
dimana
ketersediaan
lahan
pembangunan
kriteria
baik
sedikit
terjadi
kerusakan
jalan sedang ini adalah 15-22.
saluran
Hasil overlay parameter tingkat
drainase dilakukan di bawah jalan atau
kerusakan
di bawah pejalan kaki.
dalam Peta Tingkat Kerusakan Jalan
Hasil yang diperoleh terdapat dua tingkat
kerusakan
jalan
di
Kota
jalan
tersebut
disajikan
Kota Surakarta dan Sekitarnya. Dari peta
tersebut
dapat
dilihat
yakni
Surakarta dan sekitarnya yaitu tingkat
terdapat dua tingkat kerusakan pada
kerusakan jalan rendah dan tingkat
daerah
kerusakan jalan sedang. Hasil ini
kerusakan jalan rendah dan tingkat
diperoleh dari penjumlahan harkat yang
kerusakan
diberikan pada setiap parameter yang
kerusakan jalan rendah dengan panjang
telah dikelaskan. Semakin kecil harkat
jalan 221,62 km atau 86,88%. Panjang
penelitian
jalan
yaitu
sedang.
tingkat
Tingkat
yang dimiliki oleh jalan ataupun ruas
10
jalan dengan tingkat kerusakan jalan
jalan.
Penginderaan
sedang adalah 33,47 km atau 13,12%.
berperan
sebagai
Jauh
penyadapan
Umumnya jalan dengan tingkat
objek jaringan jalan melalui hasil
kerusakan rendah berada pada jarak
perekaman citra Google Maps.
lebih dari 100 meter dari lampu lalu
Sistem
lintas. Hal ini akan memudahkan bagi
berperan mengolah data jalan
para pemangku kepentingan dan pihak
serta analisis data menggunakan
terkait dalam mengambil keputusan
overlay.
untuk memperbaiki jalan. Dari kegiatan
2.
Informasi
Geografis
Jalan dengan tingkat kerusakan
survei lapangan didapat kerusakan
rendah memiliki panjang 221,62
jalan
km dengan pembagian wilayah
retak-retak
di
jalan
ini.
Diperlunya perhatian dari pemerintah
administrasi
kabupaten
Kota Surakarta dengan panjang
untuk
segera
sebagai
menindaklanjuti kerusakan jalan ini
jalan
untuk
Sukoharjo dengan panjang jalan
kelancaran
ekonomi
dan
proses
sosial
kegiatan
masyarakat.
116,3
60,75
km,
berikut:
Kabupaten
km,
Kabupaten
Tentunya dengan pemeliharaan yang
Karanganyar
baik oleh pihak terkait jalan akan lebih
jalan
awet dan kegiatan masyarakat akan
Boyolali dengan panjang jalan
semakin meningkat.
10,51 km. Jalan dengan tingkat
34,06,
kerusakan 5.
Kesimpulan dan Saran
panjang
dengan dan
panjang Kabupaten
sedang 33,47
km
memiliki dengan
pembagian sebagai berikut: Kota
5.1. Kesimpulan Berdasarkan proses dan hasil
Surakarta dengan panjang jalan
yang telah diperoleh dari penelitian ini,
23,93 km, Kabupaten Sukoharjo
maka dapat disimpulkan bahwa:
dengan panjang jalan 4,4 km,
1.
Penginderaan Jauh dan Sistem
Kabupaten Karanganyar dengan
Informasi
panjang jalan 5,11 km, dan
Geografis
memudahkan dalam pengolahan
Kabupaten
data dan analisis data pada
panjang jalan 0,03 km.
penentuan
tingkat
Boyolali
dengan
kerusakan
11
3.
Berdasarkan
proses
dan
5.2. Saran
pengolahan data diperoleh hasil
Peneliti
mengharapkan
agar
bahwa jalan didominasi dengan
penelitian selanjutnya para pembaca
tingkat kerusakan rendah yaitu
disarankan:
dengan panjang jalan 221,62 km.
1.
Dalam
penentuan
tingkat
jalan
perlu
Kondisi medan yang mendukung
kerusakan
akan bangunan jalan di Kota
memperhatikan
Surakarta
penentu
dan
sekitarnya
parameter
kerusakan
jalan,
menjadikan jalan dalam keadaan
terutama parameter volume lalu
baik
lintas yang merupakan parameter
dan
layak
untuk
dipergunakan. Kondisi medan ini diantaranya adalah kemiringan
pengaruh yang dominan. 2.
Analisis pemangku kepentingan
lereng datar, saluran drainase
(stakeholder) diperlukan sebagai
tersedia di kiri kanan jalan.
tindak lanjut dari hasil tingkat
Tetapi terdapat pula jalan dengan
kerusakan jalan yang dihasilkan.
tingkat kerusakan sedang yaitu
3.
Melakukan
perhitungan
jalan sedikit rentan mengalami
terhadap
kerusakan khususnya pada ruas
diperoleh baik dari Badan Pusat
tertentu.
disebabkan
Statistik
karena tingginya volume lalu
lainnya.
Hal
ini
data
statistik
ulang
maupun
yang
lembaga
lintas pada sebidang jalan, ruas jalan di dekat lampu lalu lintas, curah hujan tinggi, dan tekstur tanah halus di sebagian wilayah. Pemerintah berperan
kabupaten/kota dalam
kerusakan pemeliharaan kelancaran
penanganan
jalan jalan proses
serta demi kegiatan
perekonomian dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
12
6.
Daftar Pustaka
Rachmawati, Suci. 2009. Pemetaan Tingkat
Pengelolaan
Menggunakan
Jalan
Teknologi
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografis
di
Kabupaten Bantul. Tugas Akhir. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM. Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Wibisono,
Ariek
Pemanfaatan untuk
Wisnu.
2010.
Citra
Quickbird
Penentuan
Prioritas
Pemeliharaan
Jalan
di
Kota
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
13
Gambar 1. Peta Tingkat Kerusakan Jalan Kota Surakarta dan Sekitarnya 14