PEMELIHARAAN SAPI PERAH UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU Makalah Disampaikan Pada Ruminant Feed Technology Workshop-2015 Di Universitas Brawijaya, Tgl. 09 April 2015
Oleh:
Hendrawan Soetanto BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Agenda Hari Ini Menjelaskan Problematik Persusuan di Indonesia Cekaman Panas dan Akibatnya
Latar Belakang &Tujuan Masalah utama sapi perah di daerah tropis
Menjelaskan Mekanisme NEB Pada Sapi Perah
Masalah Kecukupan Pakan
Menjelaskan Praktek Pemeliharaan Sapi Perah Untuk Menghasilkan Susu
Strategi Pemeliharaan
Menjelaskan Rangkuman Diskusi & Penutup
Problematik
Persusuan Nasional.
Hulu
•Produktivitas
rendah •Bibit sapi unggul kurang •Biaya Pakan Tinggi •Skala pemilikan kecil •Mutu SDM
Tengah
•Teknis •Sistem
Budidaya Recording
.Kelembagaan •Ketersediaan
lahan untuk produksi pakan menurun •Konversi
lahan pertanian ke non-pertanian •Modal
usaha dari perbankan msh rendah •Kerjasama
lintas sektoral blm terpadu
Hilir
•Harga
susu tdk menarik saat
ini •Konsumen susu segar rendah •Populasi sapi perah menurun karena banyak yang dipotong utk memenuhi kebutuhan daging
http://www.gbgindonesi a.com/en/agriculture/art icle/2012/overview_of_in donesia_s_dairy_industr y.php
10-11 Liter/ekor/hari untuk peternakan sapi perah rakyat > 20 Liter/ekor/hari untuk peternakan sapi perah komersial
BERAPA RATAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI INDONESIA...?
MENGAPA PRODUKTIVITAS SAPI PERAH DI INDONESIA RENDAH ? -
-
Mengalami Cekaman Panas Kualitas bahan pakan relatif rendah Umumnya Ransum Yang Diberikan Tidak Seimbang Faktor manajemen pemeliharaan lain yang masih belum memperoleh perhatian, misalnya sanitasi kandang, kontrol penyakit , breeding dan reproduksi.
Source : Rhoads et al.,(2009)
PF = Paired Fed ; HS = Heat Stress 4/9/2015
Cekaman Panas dapat menurunkan produksi susu antara 15-40 %
Sumber: Kementerian PPN/Bapenas, 2013
4/9/2015
Proyeksi Perubahan Curah Hujan Sumber: Kementerian PPN/Bapenas, 2013
Berkurangnya curah hujan di musim kering Juni–Juli– Agustus (JJA) dan peralihan September–Oktober–November (SON) di P. Jawa Penurunan curah hujan yang cukup besar pada musim kering (bulan Juli–Agustus–September; JAS) di Jawa dan Bali (Naylor 2007, Li et al. 2007)
Sumber: Kementerian PPN/Bapenas, 2013
Mekanisme Tubuh Sapi Saat Mengalami Cekaman Panas & Akibatnya
Sumber: Anonymous (2012)
www.scielo.org.za
www.nzffa.org.nz -
CEKAMAN PANAS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI SUSU
Source : Ziggers (2012)
4/9/2015
PERUBAHAN RANSUM YANG DIANJURKAN SAAT TERJADI HEAT STRESS
Zat Gizi
Perubahan serta Kadar Kandungan (Berdasarkan KBK)
Enersi
Tingkatkan untuk kompensasi penurunan KBK. Kandungan enersi diharapkan sebesar 160 Mcal NEl per Kg mungkin merupakan batasan maksimum yang dapat dikonsumsi dengan kandungan serta yang cukup
Serat
ADF minimum : 18 % NDF minimum : 23 % NDF dari hijauan atau kandungan serat efektif : 21 %
Lemak
Jumlah yang ditambahkan jangan lebih dari 4 %. Dianjurkan untuk memberi tambahan sumber lemak hewani 0,5 kg, lemak nabati 0,5 kg dan 0,5 kg dari sumber rumen
Protein
Penuhi kebutuhan protein seluruhnya setelah menyesuaikan kandungan zat gisi lainnya dalam ransum. Kombinasikan antara sumber RDP dan UDP sehingga proporsi RDP mencapai 36 % - 40 % PK
Sodium (Na)
Tingkatkan kandungannya dalam larutan penyanggah (buffer solution) hingga mencapai 0,45 % 0,55 %
Potassium (K)
Tingkatkan hingga 1,2 % atau lebih dalam ransum. Jika memungkinkan gunakan leguminosa (Alfalfa, Kelor dlsb) sebagai sumber mineral K
Garam
Berikan antara 85 – 113 gram garam/ekor
Klorin (Cl)
Minimum 25 % dan maksimum 35 %
Sumber4/9/2015 : Sontakke dan Bisitha (2013)
NEGATIVE ENERGY BALANCE
HEAT STRESS
Metabolisme Enersi Pada Ternak Ruminansia
4/9/2015
a)
Fatty Liver b) Ketosis c) Insulin resistance d) SARA (Sub-Acute Ruminal Acidosis) e) Fertility problems f) Immuno-suppression
DAMPAK UTAMA NEGATIVE ENERGY BALANCE
Kecukupan Gizi Vs. Perkembangan Folikel NEB menyebabkan folikel tumbuh abnormal atau tidak teratur Perkembangan folikel perlu waktu 3 – 4 bulan Jika konsepsi diharapkan terjadi antara 80 – 90 hari post-calving, maka folikel harus sudah mulai berkembang 2 – 4 minggu precalving, berarti terjadi saat dimulainya periode transisi
Faktor-2 yg berpengaruh thd fertilitas sapi perah di daerah tropis (Lotthammer, 1991) Genetis 20 % Lingkungan 80 % 1. Klimat 2. Infeksi 3. Parasit 4. Manajemen : higienis, deteksi berahi, pengaruh menyusu, pakan (nilai nutrisi, kandungan anti-nutrisi), produksi pakan (pengaruh kesuburan tanah dsb) Fertilitas pejantan
Tiga Faktor Berpengaruh Thd Perkembangan Folikel Merangsang pertumbuhan & menentukan jumlah folikel
Menentukan pertumbuhan folikel pada fase pertengahan
Follicle Stimulatin g Hormone (FSH)
Insulin-like Growth Factor (IGF) Luteinizing Hormone (LH) Menentukan ovulasi
DALAM KONDISI NEB •Kadar IGF turun •Lebih sedikit folikel tumbuh
•Mengurangi efektifitas FSH •Circulating FSH tdk terpengaruh •Ttp pertumbuhan folikel kecil dan jumlahnya berkurang
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Insulin-like Growth Factor (IGF) Luteinizing Hormone (LH) •Sekresi LH menurun shg pematangan folikel tdk terjadi & ovulasi tertunda
SOLUSI karena konsentrasi IGF erat kaitannya dengan kadar insulin, maka pemberian pakan yang dapat meningkatkan insulin dapat dianjurkan Propylene glycol adalah bakalan glukogenik yg dapat meningkatkan kadar insulin
MANIPULASI MANAJEMEN PAKAN SAPI PERAH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU
OPTIMALISASI KONSUMSI BAHAN KERING METABOLISME ENERSI PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT
Tujuan menyusun ransum Memenuhi kebutuhan nutrisi sapi perah untuk hidup pokok + produksi susu secara proporsional dan seimbang Mencapai efisiensi biaya pakan dan target produksi yang diinginkan Memberikan keuntungan optimal bagi peternak
Pasok nutrisi pakan
Kebutuhan nutrisi
Defisiensi Seimbang
Kelebihan
BK ENERSI
PROTEIN
SERAT KASAR
AIR LEMAK
VITAMIN
www.marlerblog.com 3d-pictures.feedio.net
MINERAL
•Kebutuhan
Nutrisi Untuk : Hidup Pokok, Produksi Susu, Pertumbuhan &
Reproduksi •Menentukan Kebutuhan Bahan Kering dan Bahan Segar Pakan
KEBUTUHAN NUTRISI SAPI PERAH
Bunting
Melahirkan
Kebutuhan Nutrisi Sesuai Dengan
Laktasi
Kawin
Siklus Hidup Sapi Perah Dara
Hendrawan Soetanto Fapet - UB
Pedet
Gambar diperoleh dari bbg sumber di internet
•Enersi
merupakan nutrien terpenting bagi ternak perah •Penggunaan enersi pakan untuk produksi susu dan mempertahankan kondisi tubuh berubah seiring dengan stadia laktasi •Stadia Laktasi dapat dipilah menjadi awal, pertengahan dan akhir laktasi serta masa kering •Tiap stadia laktasi memiliki masing-2 tujuan sehingga perlu strategi pemberian pakan yang berbeda pula. PERUBAHAN KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA MASA LAKTASI
Hendrawan Soetanto Fapet - UB
Hubungan antara gizi pakan dan produksi susu selama siklus laktasi dan kebuntingan Periode Laktasi
1
2
Body Stores Used for Milk Production
3
4
Body Stores Regained for Next Lactation
Konsumsi Bahan Kering
5
Dry Period Rumen Rehab
Freshening
0
1
2
3
4
5
6 Bulan
7
8
9
10
11
12
Perubahan Penggunaan Pakan Selama Masa Laktasi Periode Kering: Pakan yg dikonsumsi digunakan untuk memperbaiki kondisi tubuh dan perkembangan janin, bukan untuk menghasilkan susu
Awal Laktasi:
Konsumsi pakan dan Kondisi Tubuh digunakan untuk menhasilkan susu. Produksi susu meningkat, skor kondisi tubuh mulai menurun
Pertengahan Laktasi:
Konsumsi pakan digunakan untuk produksi susu, namun produksi susu lebih rendah dari puncak laktasi. Skor kondisi tubuh rendah tapi stabil/tetap
Akhir Laktasi: Konsumsi pakan digunakan untuk perbaikan kondisi tubuh hingga skor meningkat. Selain itu jg digunakan untuk produksi susu meskipun produksi terus menurun
Sumber : Moran, J.B. (2005) dalam Soetanto (2012) Hendrawan Soetanto Fapet - UB
Perubahan Keseimbangan Enersi (MJ/hari) Pada Masa Awal dan Pertengahan Laktasi (Ferguson, 1991 dalam Moran, 2005)
09/04/2015
Hendrawan Soetanto Fapet - UB
•Prinsip
Dasar Penyusunan Ransum •Ransum Untuk Ternak Ruminansia
MENYUSUN RANSUM SAPI PERAH
FAKTOR-2 YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENYUSUN RANSUM • • • •
• • •
Taksiran bobot badan ternak Stadia fisiologis ternak Ketersediaan bahan pakan Kualitas Bahan Baku (Termasuk ada/tidaknya kandungan antinutrisi) Jumlah pakan yang akan diramu Biaya pakan yang dapat ditoleransi Jarak distribusi pakan dan lama simpan sebelum didistribusikan
Hendrawan Soetanto Fapet - UB
OPTIMALISASI KONSUMSI BAHAN KERING Memacu sapi perah agar mengkonsumsi BK lebih banyak merupakan kunci produktivitas susu Perhatikan bahwa konsumsi BK beragam sesuai dengan BB dan produksi susu Konsumsi BK pada awal laktasi dapat berkurang hingga 18 % di bawah nilai pada Tabel Kebutuhan Nutrisi Penyebabnya: kesulitan waktu melahirkan,milk fever, gangguan lambung Konsumsi BK akan mencapai puncak pada masa laktasi 10 – 12 minggu setelah melahirkan
09/04/2015
Hendrawan Soetanto Fapet - UB
KONSUMSI BAHAN KERING ….lanjutan Kadar BK ransum sebaiknya antara 50 – 75 % untuk menjamin konsumsi BK maksimal Kadar BK < atau > 50 – 75 % akan menurunkan konsumsi Jika sapi perah diberi pakan silase sebagai pakan utama maka dapat menurunkan konsumsi BK sebesar 0.02 % per 1 % penurunan BK ransum total
09/04/2015
Hendrawan Soetanto Fapet - UB
Panduan pemberian konsentrat pada sapi perah
09/04/2015
Hendrawan Soetanto Fapet - UB
4/9/2015
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Z. And Divakaran,D., 2014. Knowing the hidden enemy of dairy animals. Anonymous ,2012. Heat stress: an underestimated issue for dairy cows. http://www.lallemandanimalnutrition.com/3068/heat-stress-an-underestimated-issue-fordairy-cows/ diakses tanggal 26 Maret 2013. Sontakke, U and Bisitha ,K.S., 2013. Nutritional Management and Feeding Strategies for Lactating Dairy Cows Under Heat Stress. http://en.engormix.com/MA-dairy-cattle/nutrition/articles/nutritionalmanagement-feeding-strategies-t2556/141-p0.htm. Downloaded on 07 April 2015 FAO. 2012. Balanced feeding for improving livestock productivity – Increase in milk production and nutrient use efficiency and decrease in methane emission, by M.R. Garg. FAO Animal Production and Health Paper No. 173. Rome, Italy. Kementerian PPN/Bappenas, 2013. Perubahan Iklim dan Dampaknya di Indonesia. http://www.p3sdlp.kkp.go.id Moran,J.B., 2005. Tropical dairy Farming. : Feeding management for dairy famers in the humid tropics. Landlinks Press. Soetanto,H. 2012. Kebutuhan Nutrisi Ternak Perah. Materi Diklat Pengelolaan Usaha Pakan Ternak tanggal 12-13 September 2012, di Hotel Reagent Park, Malang Jawa Timur. Soetanto, H.,2012. Formulasi Ransum Ternak Perah. Materi Diklat Pengelolaan Usaha Pakan Ternak tanggal 12-13 September 2012, di Hotel Reagent Park, Malang Jawa Timur.
09/04/2015
Hendrawan Soetanto Fapet - UB
DAFTAR PUSTAKA..lanjutan Rhoads,M.L., Rhoads, R.P. VanBaale,M.J., Collier,R.J., Sanders,S.R., Weber,W,J, Crooker, B.A. and . Baumgard, L.H.,2009. Effects of heat stress and plane of nutrition on lactating Holstein cows: I. Production, metabolism, and aspects of circulating somatotropin. J.Dairy Sci.92:1986–1997. Ziggers, D.,2012. Heat Stress in dairy cows revisted : Can microbials help ?. http://www.lallemandanimalnutrition.com. Downloaded on 09 April 2015
09/04/2015
Hendrawan Soetanto Fapet - UB
ABOUT THE AUTHOR Prof. Ir.Hendrawan Soetanto,M.Rur.Sc.,Ph.D Ruminant Nutritionist - Independent Livestock Consultant
Research – Education & Training – Human Resource Development
Hendrawan Soetanto is a professor in ruminant nutrition with experience in teaching, research and community service over 35 years within Indonesia. He has provided expert assistance to board level for dairy development in Java, and developing feed supplementation strategies for ruminant animals in collaboration with National Atomic Energy Agency in Indonesia and IAEA-Vienna. As a professional trainer Hendrawan has also involved in the development of country training course of artificial insemination on dairy cattle attended by more than 17 delegates from various countries each year under the sponsorship of ministry of agriculture, the Republic of Indonesia and JICA over the last 10 years. He also served the national feed board under the ministry of agriculture, the republic of Indonesia over 10 years.
4/9/2015