PEMBUATAN PROFIL WISATA KOTA PEKALONGAN
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Ahmad Toha 11.12.5642
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015
PEMBUATAN PROFIL WISATA KOTA PEKALONGAN Ahmad Toha1), Amir Fatah Sofyan2), 1) 2)
Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected]),
[email protected])
sehingga program tersebut dapat lebih berarti dan lebih memberikan kepuasan bagi pengguna dan pengguna tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi pada program multimedia tersebut. Interaktif dapat disebut juga sebagai interface design atau human factor design. Penulis berpikir menggunakan multimedia interaktif lebih efektif daripada multimedia linear. Maka dari itu salah satu aspek yang perlu disampaikan melalui multimedia interaktif adalah pengenalan tentang potensi sebuah daerah. Dan salah satu daerah yang penulis pikir perlu disampaikan lewat multimedia interaktif adalah Kota Pekalongan dalam ruang lingkup pariwisatanya. Walaupun Kota Pekalongan banyak mempunyai potensi wisata daerah yang unggul tetapi belum banyak dikenal oleh wisatawan domestic maupun international. Padahal dengan dikenal oleh daerah lainakan saling menguntungkan kedua belah pihak dalam hal kemajuan pariwisata yang akan menunjang ekonomi, budaya, pemerataan pembangunan, dan lain-lain. Hal ini merupakan bagian dari strategi dalam meningkatkan pendapatan daerah secara maksimal dengan memanfaatkan teknologi informasi. (Suyanto, 2007) Pembuatan profil interaktif wisata Kota Pekalongan diharapkan dapat menyajikan secara utuh potensi wisata daerah tersebut dari segala aspek keunggulan yaitu keunggulan wisata ziarah, wisata religi, wisata sejarah, wisata seni budaya, wisata alam, wisata belanja, wisata kuliner, wisata e-goverment dengan terangkat potensi tersebut maka sekaligus menaikan omset ekonomi dengan sector perhotelan yang semakin banyak, transportasi memadai, akan lebih banyak tenaga kerja yang hidup dan berkarya di Kota Pekalongan. Diharapkan dengan penyajian profil daerah berbentuk multimedia interaktif akan meningkatkan daya tarik pengunjung dan dampak jangka panjang bukan tidak mungkin akan meningkatkan tingkat ekomoni daerah (aminmansour, 1993). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membat suatu karya multimedia interaktif berupa pembuatan profil interaktif wisata Kota Pekalongan.
Abstract - Pekalongan city has tourism potential area not known by many domestic and international tourists. Pekolangan city has diverse tourism potential such as nature tours, historical tours, art and culture, religious tourism, pilgrimage tours, culinary tours, shopping and e-government. During this promotional tour has been carried out through the print and online media but rarely updated so that travel information no longer appropriate to current conditions and the presentation just a narrative and images that can not present the full potential so that it is not attractive for tourists. In this thesis, the author tries to analyze the existing problems and try to provide alternative media campaign in the form of Pekalongan travel profile more attractive and intact in presenting current tourism potential which is expected to attract domestic and international tourists. The resulting media campaign is Pekalongan travel profile in the form of interactive and use as a host of famous artists. The prospective travelers can find travel potential through menu menu provided. This tourism profile as a whole is expected to present the tourism potential of all aspects such as nature tours, historical tours, art and culture, religious tourism, pilgrimage tours, culinary tours, shopping and e-government to attract tourists thus increasing local revenues City Pekalongan. Keywords: multimedia, tourism, profile, interactive, pekalongan 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Multimedia dewasa ini memegang peranan penting dalam segala aspek sebagai sarana untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, gambaran atau penjelasan tentang suatu hal. Multimedia dibagi dua, yaitu: Multimedia Linear dan Multimedia interaktif. Multimedia Linear adalah suatu media yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna dan multimedia ini berjalan secara berurutan. Sedangkan multimedia Interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol, sehingga pengguna bisa mengoperasikan sesuai dengan keinginannya. Interaktif mengijinkan pengguna untuk mengakses berbagai macam bentuk media atau jalur didalam suatu program multimedia
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara membuat profil interaktif wisata Kota Pekalongan? 2. Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mencoba membandingan profil wisata untuk Kota Pekalongan dengan profil wisata yang dibuat oleh orang lain, diantaranya:
1
Pembuatan media interaktif untuk profil wisata Kota Solo yang di buat oleh Maharani Ayuning Tyas, Rosiyah Faradisa, M. Hasbi Assidiqi dari Prodi Multimedia Broadcasting, Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (2011). Media interaktif yang mereka buat hanya menampilkan peta minimalis lokasi wisata dan hotel. Implementasi Profil Wisata Dieng Jawa Tengah Berbasis Multimedia yang di buat oleh Haerul Wahadi, Nana Suarna dari Jurnal online ICT Stmik Ikmi Vol. 1 No.2 Edisi Desember 2010. Profile wisata yang mereka buat dalam bentuk CD, selain itu mereka tidak menggunakan MC atau pengarah untuk user yang lebih mudah mengajak para wisatawan untuk mengunjungi wisata tersebut. Dan profil tersebut tidak menggunakan tokoh masyarakat terkenal atau public figure yang bisa membut nilai tambah untuk profil tersebut. Dari ringkasan diatas dapat disimpulkan perbedaan penelitian yang penulis ambil sekarang adalah: a) Menampilkan video sambuatan Walikota b) Penjelasan salah satu wisata yang dijelaskan langsung oleh Kepala Dinas Kominfo dalam bentuk video. c) Adanya keterlibatan Artis dalam pembuatan profil interktif, dengan tujuan untuk bisa mendatangkan lebih banyak para wisatawan. d) Adanya voice over berpengalaman yang memberikan penjelasan tentang wisata-wisata yang ada. e) Profil interaktif ini dikemas dengan lebih menarik dan tidak terlalu resmi agar kalangan anak muda pun tidak jenuh melihatnya
2.4 Teknik Membidik Kamera Ada beberapa teknik dalam membidik kamera, diantaranya ; 1. Extreme Close Up
Gambar 1 Extreme Close Up Merupakan bidikan kamera yang lebih extrime dari Close uap. Tujuannya adalah agar penonton benar-benar tertuju pada wajah. Extreme Close up ini digunakan apabila ekspresi wajah atau objek penting secara dramatis, penonton memusatkan perhatian pada bagian ini, dan mengesampingkan bagian lainnya, kadang lebih extreme lagi yaitu kamera dibidakn pada bagian wajah, misalnya, mata, mulut, hidung, atau telinga saja. 2. Close Up
Gambar 2 Close Up Close up adalah bidikan kamera yang sangat dekat pada orang atau obyek. Tujuannya, penonton tertuju pada wajah. Close up ini digunakan bila ekspresi wajah atau obyek penting secara dramatis dua penonton memusatkan perhatian pada bagian ini serta mengesampingkan bagian lain. 3. Medium Close UP ( MCU)
2.2 Pengertian Profil Profil dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka profil merupakan grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal yang khusus. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008). 2.3 Dasar Multimedia 2.3.1 Pengertian Multimedia Multimedia memiliki berbagai pengertian. Dean (1996) menyatakan bahwa istilah multimedia berasal dari teater, yaitu pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium di panggung yang mencakup monitor video, synthesized band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. (Amir Fatah dan Agus Purwanto, 2009:1)
Gambar 3 Medium Close Up Medium close up merupakan bidikan kamera cukup dekat pada subyek, tetapi mencakup juga objek lain yang jaraknya dekat. 4. Medium Shot ( MS )
2.3.2 Elemen Multimedia Menurut James A. Senn (1998), multimedia terbagi dalam beberapa elemen diantaranya: Text, Image, Audio, Video, Animation. (Amir Fatah dan Agus Purwanto, 2009:2) 2.4 Multimedia Interaktif Multimedia Interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol, sehingga pengguna bisa mengoperasikan sesuai dengan keinginannya. Interaktif dapat disebut juga sebagai interface design atau human factor design. 2
37’ 55” s.d. 109 37’ 55” - 109 42’ 19” Bujur Timur serta East berkoordinat fiktif 510.00 – 518.00 Km membujur dan 517.75 – 526.75 Km 518.00 Km melintang.
Gambar 4 Medium Shot Medium shot adalah bidikan kamera dengan sudut lebar pada subyek, tetapi bukan latar belakang keseluruhan. 5. Long Shot ( LS )
3.1.3 Pariwisata kota Pekalongan Kota Pekalongan selain sebagai kota batik, pekalongan juga memiliki berbagai macam wisata yang tidak kalah menarik untuk di kunjungi, yaitu antara lain: Wisata Ziarah,Wisata Religi, Wisata Kuliner, Wisata Belanja, Wisata Sejarah, Wisata Seni Budaya, Wisata Alam, Wisata E-Government. 3.1.4 Visi Misi Pariwisata Kota Pekalongan Visi Bidang Pariwisata Dan Kebudayaan adalah “Menjadi Penggerak Utama Pariwisata Dalam Rangka Mewujudkan Kota Pekalongan Sebagai Kota Tujuan Wisata “ Misi bidang Pariwisata dan Kebudayaan adalah: “Meningkatkan dan Mengembangkan Pengelolaan, pengembangan keragaman, nilai dan kekayaan budaya Meningkatkan dan mengembangkan Obyek dan sarana Prasarana wisata serta Meningkatkan dan Mengembangkan sistim Pemasaran, Promosi dan Kerjasama Pariwisata.”
Gambar 5 Long Shot Long shot adalah bidikan yang jauh, pandangan penuh dari adegan untuk memberikan efek jarak pada view. 6. Very Long shot ( VLS )
3.2 Perancangan Sistem 3.2.1 Struktur Menu Gambar 6 Very Long Shot Very long shot adalah bidikan gambar yang sangat jauh, sehingga gambar terlihat luas. 3. Analisis 3.1 Tinjauan Umum Kota Pekalongan 3.1.1 Latar belakang Kota Pekalongan adalah salah satu kota di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan laut jawa di utara, Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat dan Kabupaten Batang di timur. Kota Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Utara, Pekalongan Barat, Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur. Kota Pekalongan terletak di jalur pantai Utara Jawa yang menghubungkan JakartaSemarang-Surabaya. Kota Pekalongan berjarak 384 km di timur Jakarta dan 101 km sebelah barat Semarang. Kota Pekalongan mendapat julukan Kota batik. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bahwa sejak puluhan dan ratusan tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumahrumah. Akibatnya batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan.Batik telah menjadi nafas penghidupan masyarakat Pekalongan dan terbukti tetap dapat eksis dan tidak menyerah pada perkembangan jaman, sekaligus menunjukkan keuletan dan keluwesan masyarakatnya untuk mengadopsi pemikiran-pemikiran baru.
Gambar 7 Struktur Menu Menu utama dari profil interaktif wisata Kota Pekalongan terdiri dari: 1. Sambutan Walikota Berisi tentang penjelasan tentang Kota Pekalongan, dijelaskan langsung oleh Walikota Kota Pekalongan. 2. Wisata Kota Pekalongan Berisi tentang wisata-wisata yang ada di Kota Pekalongan, diantaranya: Wisata Ziarah, Wisata Religi, Wisata Seni Budaya, Wisata Sejarah, Wisata Alam, Wisata Belanja, Wisata Kuliner, Wisata Egovernment.
3.1.2 Geografis Kota Pekalongan Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa, dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas permukaan laut dengan posisi geografis antara 6 50’ 42" s.d. 6 55’ 44” Lintang Selatan dan 109
3
3. Closing Berisi tentang ucapaan terima kasih.
goverment, dalam rangka lebih mempromosikan Kota Pekalongan berbagai cara dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan dan juga oleh masyarakat Kota Pekalongan itu sendiri, semoga dengan dibuatnya interaktif Kota Pekalongan ini dapat mendukung tumbuh makin pesat potensi wisata di Kota Pekalongan baik secara nasional maupun secara international.
4. Pembahasan 4.1 Implementasi PRA PRODUKSI 1. Konsep 2. Sinopsis 3. Hunting lokasi 4. Persiapan alat & Sumber daya manusia
PRODUKSI 1. Shooting 2. Merekm Suara 3. Pencahayaan
4.2.3 Hunting Lokasi Hunting lokasi dilakukan oleh penulis bermaksud untuk mengetahui spot-spot yang bisa di gunakan, kapan tempat itu bagus untuk di ambil gambar dan untuk pengagendaan jadwal pengambilan gambar sesuai waktu dan jarak dari satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya yang ada di Kota Pekalongan.
PASCA PRODUKSI 1. Manajemen file 2. Editing video 3. Pembuatan video visual 4. Hasil akhir editing 5. Uji video profil
4.2.4 Alat dan Sumber Daya Manusia Alat yang penulis siapkan diantaranya: Camera, Lighting, Tripod, Memory Sandisk, Clip On, Laptop. Sumber daya manusia atau crew yang penulis siapkan dari dari MBA Production untuk membatu proses produksi. MBA Production adalah sebuah usaha yang bergerak dibidang pelatihan acting dan presenter, event dan wedding organizer, fotografi dan video shooting dimana penulis duduk sebagai wakil pimpinan MBA Production.
Tabel 1 Implementasi 4.2 Pra produksi Sebelum melakukan langkah produksi, penulis melakukan wawancara dan mengumpulkan informasiinformasi tentang wisata yang ada di Kota Pekalongan. Setelah itu penulis, membuat synopsis. Karena pembuatan profil interaktif wisata Kota Pekalongan ini tidak ada percakapan atau dialog jadi tidak di buatkan skenario, yang ada hanya menampilkan video sambutan walikota, video-video wisata dengan diriingi narrator atau dubber (suara dibalik layar). Penulis juga memberikan kejutan dengan menampilkan artis di profil interaktif tersebut sebagai pembawa acara agar memudahkan user atau penonton untuk memilih wisata yang akan di lihat atau di tuju. Adanya ide menggunakan artis tersebut karena penulis yakin dengan adanya artis yang di tampilkan dalam video tersebut akan menaikan potensi wisata-wisata yang ada di Kota Pekalongan
4.3 Produksi 4.3.1 Pengambilan Gambar Pengambilan gambar ada yang dilakukan sesuai tempat yang sudah direncanakan sebelumnya yaitu lokasinya di “Kota Pekalongan dan Jakarta”. Pada saat proses pengambilan gambar dalam satu scene tidak hanya dilakukan pengambilan gambar satu kali, karena untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan agar mempermudah penyeleksian file saat editing maka setiap shoot harus dicatat dalam kegiatan pencatatan adegan. 4.3.2 Merekam Suara Suara yang di rekam adalah informasi tentang wisata yang ada di Kota Pekalongan. Dengan adanya suara dari dubber akan lebih mudah, karena penonton atau user tidak perlu lagi membaca dan intonasinya bervariasi sesuai dengan informasi wisata yang disampaikan. Konsep pembuatan profil ini tidak terlalu resmi, jadi anak muda tidak jenuh ketika melihatnya. Maka dari konsep itu, informasi yang dibawakan dubber juga tidak kaku atau monoton.
4.1.1 Konsep Penulis membuat konsep di profil interaktif wisata Kota Pekalongan dengan yang tidak terlalu resmi. Karena nantinya akan di iringi dengan illustrasi musik yang menarik dan juga adanya artis Qubil Aj yang akan lebih membuat wisatawan tertarik untuk datang ke Kota Pekalongan. Selain itu penjelasan informasi mengenai wisata dibawakan oleh Dubber berpengalaman dengan intonasi yang pas dengan videonya.
4.3.3 Pencahayaan Pencahayaan menggunakan tungsten 300 watt. Adapun pengambilan gambar lainnya menggunakan natural day light.
4.1.2 Sinopsis Kota Pekalongan sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki predikat international dari PBB sebagai “Kota Batik Dunia” serta Kota Kreatif Dunia’ dan di dukung oleh banyaknya potensi wisata baik seperti wisata religi, wisata alam, wisata belanja wisata budaya, wisata kuliner, wisata heritage hingga wisata yang jarang dimiliki oleh daerah lain yaitu wisata E-
4.4 Pasca Produksi 4.4.1 Manajemen File Manajemen file yaitu pemindahan data data dan pengolahan data (Capturing dan Editing). Capturing merupakan proses memindahkan hasil pengambilan gambar yang di simpan di memori kamera ke dalam komputer. Sedangkan editing merupakan proses
4
pengelolahan gambar yang telah diambil untuk disusun, dimanipulasi, penambahan efek dan penambahan audio.
Sebelum melakukan tahap render, pastikan semua video benar-benar siap untuk di render. Klik di Squence, lalu File > Export > Media.
4.4.2 Editing Video Pada tahap ini 80% digunakan untuk memilih, melengkapi dan memasang bidikan kamera terbaik didalam adegan. Sisanya 20% digunakan untuk menambah musik, judul, efek-efek dan soundtrack. Adapun prosesnya sebagai berikut: Import file, pemotongan gambar, Pembuatan efek dan transisi, penambahan musik atau audio dan merender hasil jadi. 4.4.2.1 Import File Mengimpor file yang sudah disiapkan dengan memilih impor lalu masukan video yang diinginkan kedalam adobe premiere dengan cara didrag lalu taruh di library atau bisa dengan cara File > Import > Import video lalu pilih video yang ingin dimasukan ke dalam adobe premiere.
Gambar 9 Tampilan Cara Render 4.4.3 Pembuatan Interaktif Aplikasi pembutan interaktif banyak macam, tetapi penulis menggunakan adobe flash professional.
4.4.2.2 Pemotongan Gambar Pemotongan gambar dilakukan untuk memilih video mana yang akan digunakan dan video mana yang akan dihapus. Memotong video sangatlah mudah. Dibagian Tool Box dari Razor Tool. Untuk memakainya, tempatkan pada bagian video (persegi panjang) pada durasi tertentu dan kemudian klik. Kemudian ganti Toolnya menjadi Selection Tool. Peerhatikan sekarang video sudah terpotong menjadi 2. Geser bagian yang dipotong atau menekan delete pada keyboard. Jika video sudah tersusun sesuai dengan yang diinginkan, maka berilah effect transisi disetiap pergantian scene or cut. Agar tatanan video lebih enak dilihat.
Gambar 10 Tampilan Awal Adobe Flash Pilih action script 2.0, setelah itu atur ukuran stage nya dan setelah itu import video dengan car pilih file > impor t> import library. Jika video sudah dimasukkan pilih Embed FLV in SWF and play in timeline. Lalu Next.
4.4.2.3 Pembuatan Efek & Transisi Pada tahap ini, guna efek dan transisi adalah untuk memperhalus dan mempercantik tampilan video. Pilih timeline Effect. Lalu kita bebas memilih effect apa yang kita inginkan. Setelah memilih, Drag effectnya lalu lepas diantara 2 potongan video. Gambar 11 Tampilan Embedding Lalu untuk symbol type pilih Embedded video lalu ceklis place instance on stage, expand timeline if needed dan include audio. Lalu next dan pilih Finish. Ketika video sudah masuk siap untuk di edit dan dibuat interaktif. Gambar 8 Tampilan Efek Transisi 4.4.2.4 Penambahan Musik Penambahan music/audio di video agar membuat video lebih menarik dan hidup. Disini penulis menambahkan music untuk backsound dan menambahkan audio hasil rekaman dubber. 4.4.2.5 Rendering
Gambar 12 Tampilan Insert KeyFrame
5
sumber daya manusia (crew). Tahap kedua adalah produksi tahapan ini di mulai dari pengambilan gambar Walikota, Kepala Diskominfo, Qubil Aj, Wisata Alam, Wisata Ziarah, Wisata Religi, Wisata Belanja, Wisata Kuliner, Wisata Seni Budya dan Wisata Sejarah. Selain pengambilan gambar, pada tahap ini juga dilakukan recording suara atau voice over untuk suara yang akan menjelasakan setiap wisata yang diambil gambarnya. Dan tahap ketiga pasca produksi pada tahap ini menyatukan semua gambar yang telah di ambil pada tahapan produksi, dilanjutkan merapikan editing, pembuatan video visual, mixing audio dan music, dan pembuatan interaktif.
Gambar 13 Tampilan Action Action tempat penulisan script untuk interaktif.
5.2 Saran Setelah menyelesaikan penyusunan skripsi ini, beberapa saran yang ingin penyusun sampaikan sebagai masukan sebagai berikut: 1. Sebelum pembuatan profil interaktif, sebaiknya melakukan wawancara dengan beberapa pihak yang bersangkutan untuk menghasilkan profil yang sesuai dengan keinginan pihak tersebut. 2. Ada baiknya pembuatan profil di era saat ini menggunakan beberapa sentuhan-sentuhan yang menarik untuk dipertontonkan dan tidak kaku.
Gambar 14 Tampilan Script Jika merasa sudah tidah ada kendalan dalam pembuatan interaktif, bias langsung di publish dengan cara klik file > publish setting.
Daftar Pustaka [1] Suyanto, M. 2007. Strategic Management. Yogyakarta: Andi Offset. [2] Aminmansour. 1993. Interactive multimedia technology. IEEE. [3] Suyanto, M. 2003. MULTIMEDIA Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Offset [4] Sofyan, Amir Fatah dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia: Animasi, Sound Editing, & Video Editing. Yogyakarta: Andi Offset [5] Pemerintah Kota Pekalongan. 2006. Buku Kajian Pengembangan Museum Batik Pekalongan. Pekalongan: Pemerintah Kota Pekalongan [6] Pemerintah Kota Pekalongan. 2001. Buku Potensi Pariwisata Kota Pekalongan. Pekalongan: Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan
Gambar 15 Tampilan Publish Setting ceklis Flash swf dan windows projector (exe) Setelah itu tekan Publish. Jika proses publishingnya sudah selesai buka folder dimana anda menyimpang hasil publishing. Lalu interaktif sudah siap dilihat. 3. Kesimpulan dan Saran 3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dari awal sampai akhir dalam pembuatan profil interaktif wisata Kota Pekalongan ini penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Pembuatan profil interaktif wisata Kota Pekalongan ini melewati tiga tahap, yaitu tahap pra produksi pada tahapan ini mulai dari konsep, lalu membuat synopsis serta menyiapakan draft untuk Walikota Kota Pekalongan, Kepala Diskominfo Kota Pekalongan dan penjelasan tentang wisata yang akan dibawakan oleh voice over, melalukan hunting lokasi yang akan dilakukan pengambilan gambar dan mempersiapkan alat (kamera, tripod, memory card, clip on, laptop) dan
Biodata Penulis Ahmad Toha, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Amir Fatah Sofyan, memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST), Program Studi Teknik Arsitektur FT UGM, lulus tahun 1997. Tahun 2008 memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom). Saat ini Pekerjaan Profesional sebagai Dosen tetap di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
6