PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
Siti Fitriana
[email protected]
Abstrak: Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia salah satu faktor yang paling penting dan sangat mempengaruhi adalah keprofesionalan guru. Guru merupakan pekerjaan profesi, karenanya LPTK telah menerapkan kurikulum yang berdasarkan kompetensi. Kompetensi konselor mencakup empat hal penting yaitu kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi paedagogik. Pembinaan guru BK sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pembinaan guru BK selama ini adalah dari kepala sekolah dan pengawas. Pembinaan profesi guru BK merupakan persoalan kompleks yang akhir-akhir ini tidak pernah henti-hentinya didiskusikan, terutama dalam kaitannya dengan sertifikasi guru. Penilaian Kinerja Guru BK merupakan suatu upaya meningkatkan mutu dan profesionalitas serta martabat Guru BK. Upaya peningkatan profesi guru BK dapat dapat di dukung dengan berbagai faktor, yaitu: ketersediaan dan mutu guru, pendidikan profesi guru BK/ konselor, mekanisme pembinaan dan jabatan, serta peranan organisasi profesi. Jadi penilaian Kinerja Guru BK merupakan suatu upaya meningkatkan mutu dan profesionalitas serta martabat Guru BK. Selain itu hasilnya akan sangat bermanfaat untuk melakukan pembinaan berkelanjutan terhadap profesi Guru BK, dan sangat berkaitan erat dengan keberlanjutan Tunjangan Profesi/ Sertifikasi yang telah diterima, maupun penghitungan/ penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru BK. Kata-kata
Kunci:
Pembinaan
dan
Pengembangan,
Penilaian
Kinerja,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di
Indonesia salah satu faktor yang paling penting dan sangat mempengaruhi adalah keprofesionalan guru. Peran Guru BK dalam proses pemberian pelayanan di sekolah sering dianggap hanya berorientasi pada kegiatan pemberian hukuman kepada siswa yang bermasalah saja bahkan ukuran keberhasilan guru BK dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah terlihat pada hanya kegiatan yang berorientasi untik menertibkan peserta didik agar mematuhi peraturan sekolah dan menghukum siswa yang bermasalah agar tidak mengulangi perbuatan yang telah dilakukan sehingga sudah merasa puas hanya dengan ukuran ketika di sekolah sudah tidak ada siswa yang bermasalah. Besarnya tingkat penurunan kenakalan siswa di sekolah bahkan telah dijadikan indikator meningkatnya mutu pelayanan bimbingan dan konseling. Hal inilah yang dapat membuat kegiatan BK di dimasa depan tidak akan berkembang karena ukuran keberhasilan pelayanan tidak hanya bisa dilihat dari mengentaskan masalah saja tetapi juga pengembangan diri siswa secara optimal .juga merupakan orientasi bidang isi pelayanan bimbingan dan konseling Kualitas guru BK saat ini tampaknya memadai bahkan banyak melampaui syarat minimal bahkan sudah mendapatkan ijazah Magister (S2). Tetapi hal ini belum menjadi jaminan bahwa kinerja Guru BK akan lebih baik. Motivasi para guru BK mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi sangat menentukan. Tidak banyak yang bisa diharapkan kalau motivasi hanya mencari gelar. Sehubungan dengan peningkatan kualitas guru BK, banyak guru BK yang saat ini aktif mengikuti kegiatan dalam seminar, lokakarya, pelatihan, tetapi ada yang termotivasi karena sertifikatnya atau perintah atasan. Ternyata haal ini tidak bisa dijadikan ukuran dalam meningkatkan profesionalitas guru BK bahkan kegagalan yang dialami guru BK dalam mendidik siswa-siswi di sekolah sering dilimpahkan kepada orang lain, seperti siswa, orang tua, atasan, masyarakat. Tuntutan keprofesionalan suatu pekerjaan pada dasarnya melukiskan sejumlah persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan memangku pekerjaan tersebut. Tanpa dimilikinya sejumlah persyaratan tersebut, maka seseorang tidak dapat dikatakan profesional. Dengan demikian ia tidak memiliki
kompetensi untuk pekerjaan tersebut. Guru merupakan pekerjaan profesi, karenanya LPTK telah menerapkan kurikulum yang berdasarkan kompetensi. Kompetensi konselor mencakup empat hal penting yaitu kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi paedagogik. Dalam hubungannya dengan tenaga profesional kependidikan, kompetensi menunjuk pada performance atau perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan mencakup karakteristik-karakteristik yang berorientasi pada kualitas. Pembinaan guru BK sangatlah penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pembinaan guru BK selama ini adalah dari kepala sekolah dan pengawas. Karena kesibukan kepala sekolah terkait masalah administrasi dan keuangan, manajemen sering kinerja guru BK tidak terpantau. Pengawas pun jarang memantau tugas dan tanggungjawab guru BK dengan berbagai alasan. Pengawas tampaknya belum menyadari bahwa pembinaannya sangat berarti dalam meningkatkan kinerja guru BK. Misalnya membina guru BK hanya lewat kehadiran di waktu rapat untuk berceramah tidak akan banyak meningkatkan kinerja guru BK dalam meningkatkan mutu pelayanan BK di sekolah. Oleh karena itu penilaian kinerja guru BK dan pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan salah satu cara yang tepat untuk melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru BK saat ini.
B. PEMBAHASAN 1. Pembinaan Profesi Guru BK Tuntutan keprofesionalan suatu pekerjaan pada dasarnya melukiskan sejumlah persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan memangku pekerjaan tersebut. Tanpa dimilikinya sejumlah persyaratan tersebut, maka seseorang tidak dapat dikatakan profesional. Dengan demikian ia tidak memiliki kompetensi untuk pekerjaan tersebut. Guru merupakan pekerjaan profesi, karenanya LPTK telah menerapkan kurikulum yang berdasarkan kompetensi. Kompetensi konselor mencakup empat hal penting yaitu kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan
kompetensi paedagogik. Dalam hubungannya dengan tenaga profesional kependidikan, kompetensi menunjuk pada performance atau perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan mencakup karakteristik-karakteristik prasyarat yang berorientasi pada kualitas. Dengan demikian, kinerja guru BK yang profesional sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan ke empat komptensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi yang mendukung. Kompetensi akademik dan profesional konselor secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Pembinaan profesi guru BK merupakan persoalan kompleks yang akhir-akhir ini tidak pernah henti-hentinya didiskusikan, terutama dalam kaitannya dengan sertifikasi guru. pembinaan profesi guru adalah tindakan dan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik guna memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai dalam melaksanakan
tugas-tugas
kependidikan
diperoleh
setelah
menempuh
pendidikan keguruan tertentu. Upaya peningkatan profesi guru BK dapat dapat di dukung dengan berbagai faktor, yaitu: a. Ketersediaan dan Mutu Guru Secara jujur kita akui pada masa lalu (dan masa kini) profesi guru BK kurang memberikan rasa bangga diri dan keberadaannya di sekolah masih dipandang sebelah mata saja. Bahkan ada guru yang malu disebut sebagai guru. Rasa inferior terhadap potensi lain masih melekat di hati banyak guru. Kurangnya rasa bangga itu akan mempengaruhi motivasi kerja dan citra masyarakat terhadap profesi guru. Banyak guru yang secara sadar atau tidak sadar mempromosikan keminderannya kepada masyarakat. Seorang guru harus memiliki keyakinan dengan sepenuh hati dalam menjalankan tugasnya. Mutu seorang guru juga harus diperhatikan agar nantinya menghasilkan generasi yang membanggakan.
b. Pendidikan Profesi Guru BK Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Khusus Guru Bimbingan dan Konseling diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Khusus bagi program PPG BK/K oleh karena spesifikasi konteks tugas dan ekspektansi kinerjanya, maka tujuan PPG BK/K adalah untuk menghasilkan guru bimbingan dan konseling atau konselor yang mampu menyelengarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan melalui layanan BK komprehensif. c. Mekanisme Pembinaan dalam Jabatan Terdapat beberapa upaya dalam penyelenggaran berbagai aspek dan tahap penanganan pembinaan dalam jabatan profesional guru BK. Ketiga upaya itu adalah sebagai berikut: (a) mekanisme dan prosedur penghargaan aspek layanan ahli bimbingan dan konseling perlu dikembangkan, (b) Sistem sistem kepengawasan di jenjang SLTA yang berlaku sekarang jelas memerlukan penyesuaian-penyesuaian yang mendasar, (c) Keterbukaan informasi dan kesempatan untuk meraih kualifikasi formal yang lebih tinggi, misalnya jenjang S1sampai dengan S3 yang relevan dengan keilmuan bimbingan dan konseling. d. Peranan Organisasi Profesi Pengawasan mutu layanan suatu bidang profesional dilakukan oleh kelompok ahli yang dipandu oleh nilai-nilai profesi yang sejati, yaitu pengabdian keahlian bagi kemaslahatan orang banyak. Organisasi profesi sangat berperan untuk meningkatkan profesionalitas guru khususnya guru BK. Dalam hal ini guru BK di sekolah bisa masuk dan menjadi bagian dari
organisasi profesi guru yaitu PGRI dan organisasi profesi konselor yaitu ABKIN.
2. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Penilaian Kinerja Guru BK merupakan suatu upaya meningkatkan mutu dan profesionalitas serta martabat Guru BK. Selain itu hasilnya akan sangat bermanfaat untuk melakukan pembinaan berkelanjutan terhadap profesi Guru BK, dan sangat berkaitan erat dengan keberlanjutan Tunjangan Profesi/ Sertifikasi yang telah diterima, maupun penghitungan/ penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru BK. Berdasarkan PP No. 19/2005, untuk menjadi guru yang profesional, seseorang harus memenuhi baik kualifikasi maupun kompetensi sebagai sebuah profesi. Persyaratan kualifikasi seorang guru BK adalah sarjana bimbingan dan konseling, sedangkan persyaratan kompetensinya ditetapkan melalui standar kompetensi. Konselor yang profesional sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan ke empat komptensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi yang mendukung. Sistem keprofesian guru BK ini menuntut kepada setiap guru untuk mewujudkan kapasitas, prilaku, dan karyakarya profesional untuk memacu lebih cepat lagi peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam menyelenggarakan pelayanan BK di sekolah. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 tahun 2009 mengisyaratkan bahwa untuk kenaikan pangkat dan golongan guru perlu dilakukan Penilaian Kinerja Guru. Penilaian Kinerja Guru (PKG) adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik,
dan
pelaksanaan
tugas
tambahan
yang
relevan
bagi
sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas tambahan tersebut. Sistem PKG adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan tugasnya melalui pengukuran
penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam unjuk kerjanya. Secara umum, PKG memiliki 2 fungsi utama yaitu: (1) Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang
diperlukan
pelaksanaan
pada
tugas
proses
pembelajaran,
tambahan
yang
pembimbingan,
relevan
dengan
atau fungsi
sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja guru sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifikasi dan dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru, yang dapat dipergunakan
sebagai
basis
untuk merencanakan PKB; (2) Untuk
menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya. Hasil
PKG
diharapkan
dapat
bermanfaat
untuk
menentukan
berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu dan kinerja guru
sebagai
ujung
tombak
pelaksanaan
proses
pendidikan
dalam
menciptakan insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi. PKG merupakan
acuan
bagi
sekolah/madrasah
untuk menetapkan
pengembangan karir dan promosi guru. Bagi guru, PKG merupakan pedoman
untuk
mengetahui
unsurāunsur
kinerja
yang
dinilai
dan
merupakan sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya. PKG dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Khusus
untuk
kegiatan
pembelajaran
atau
pembimbingan, kompetensi yang dijadikan dasar untuk penilaian kinerja guru adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 Tahun 2007. Keempat kompetensi ini telah dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus dapat ditunjukkan dan diamati dalam berbagai
kegiatan, tindakan
dan
sikap
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran atau pembimbingan. Sementara itu, untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah, penilaian kinerjanya dilakukan berdasarkan kompetensi tertentu sesuai dengan tugas tambahan yang dibebankan tersebut (misalnya; sebagai kepala sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah/madrasah, pengelola perpustakaan, dan sebagainya sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Dalam PKG Guru wajib mencatat dan menginventarisasikan seluruh kegiatan yang dilakukan. PKG terhadap Guru dilakukan minimal satu kali dalam setahun. PKG untuk kenaikan pangkat Guru yang akan dipertimbangkan untuk naik pangkat dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun, yaitu 3 bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil. PKG menggunakan instrumen yang didasarkan kepada: 14 kompetensi bagi guru kelas dan/atau mata pelajaran; 17 kompetensi bagi guru BK/konselor, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah (Kepsek, Wakasek, dsb.) Perbedaan antara instrumen yang didasarkan atas kompetensi antara guru kelas dan/atau mata pelajaran dengan kompetensi bagi guru BK/konselor adalah sebagai berikut: Guru Kelas/ Mata Pelajaran Pedagogik (7 kompetensi) Kepribadian (3 kompetensi) Sosial (2 kompetensi) Profesional (2 kompetensi)
Guru BK/ Konselor Pedagogik (3 kompetensi) Kepribadian (4 kompetensi) Sosial (3 kompetensi) Profesional (7 kompetensi)
Sedangkan untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dilaksanakan dalam upaya mewujudkan guru yang profesional, bermatabat dan sejahtera; sehingga guru dapat berpartisifasi aktif untuk membentuk insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. PKB mencakup tiga kegiatan: 1. Pengembangan Diri, meliputi: (a) mengikuti diklat fungsional; dan (b) melaksanakan kegiatan kolektif guru. 2. Publikasi Ilmiah, meliputi: (a) membuat publikasi ilmiah hasil penelitian; dan (b) membuat publikasi buku 3. Karya Inovatif, meliputi: (a) menemukan teknologi tepat guna, (b) menemukan/menciptakan karya seni; (c) membuat/memodifikasi alat pelajaran; (d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya. Tujuan umum PKB yaitu untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan tujuan khusus PKB adalah: a. Memfasiltasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. b. Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan kompetensi yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya. c. Memotivasi guru-guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional. d. Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan kebanggaan kepada penyandang profesi guru. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil Penilaian Kinerja Guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Bagi guru-guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada di bawah standar kompetensi atau dengan kata lain berkinerja rendah diwajibkan mengikuti program PKB yang diorientasikan untuk mencapai standar di atas;
sementara itu bagi guru-guru yang telah mencapai standar kompetensi, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada peningkatan keprofesian agar dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam rangka memberikan layanan pembelajaran atau bimbingan dan konseling yang berkualitas kepada peserta didik.
C. PENUTUP Kinerja guru BK yang profesional sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan ke empat komptensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi
yang mendukung.
Kompetensi akademik
dan
profesional konselor secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Upaya peningkatan profesi guru BK dapat dapat di dukung dengan berbagai faktor, yaitu: ketersediaan dan mutu guru, pendidikan profesi guru BK/ konselor, mekanisme pembinaan dan jabatan, serta peranan organisasi profesi. Jadi penilaian Kinerja Guru BK merupakan suatu upaya meningkatkan mutu dan profesionalitas serta martabat Guru BK. Selain itu hasilnya akan sangat bermanfaat untuk melakukan pembinaan berkelanjutan terhadap profesi Guru BK, dan sangat berkaitan erat dengan keberlanjutan Tunjangan Profesi/ Sertifikasi yang telah diterima, maupun penghitungan/ penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru BK. Sedangkan untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dilaksanakan dalam upaya mewujudkan guru yang profesional, bermatabat dan sejahtera; sehingga guru dapat berpartisifasi aktif untuk membentuk insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian.
DAFTAR PUSTAKA Alma, buchari. 2009. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. Budiamin. 2011. Penilaian Kinerja Bimbingan dan Konseling. http.//www.kinerja konselor.com. Diakses tanggal 15 Februari 2012. Depdiknas. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dalam Jalur Pendidikan Formal dan Non Formal. Hamalik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara http://www.m-edukasi.web.id/2012/02/program-pengembangan-keprofesian.html. Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia Ifdil. 2011. Bimbingan dan Konseling dalam Peraturan dan Perundangan di Indonesia. http.//www. referensi konseling.com. Diakses tanggal 15 Februari 2012. Nurdin, syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Ciputat: QUANTUM TEACHING. Pengurus Besar ABKIN. 2007. Naskah Akademik Penataan Profesionalisasi Konselor dalam Sistem Pendidikan Nasional. Permendiknas Nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Setia Tunggal, Hadi. 2006. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Th 2003 Beserta Aturan Pelaksanaannya. Jakarta: Harvarindo. Sudrajat, Akhmad. 2011. Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Posted.
SEMINAR NASIONAL
ARTIKEL ILMIAH PROSIDING
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
Oleh:
Siti Fitriana, S.Pd., M.Pd.
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI SEMARANG TAHUN 2012