Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
PEMBERDAYAAN MANTAN NARAPIDANA DI KABUPATEN JEPARA MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN ANEKA PRODUK PERIKANAN *
Luky Mudiarti , Muhammad Zainuddin Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara
[email protected] ABSTRACT Former inmates are subjected to discriminatory behavior of people so it was hard to get a job. Therefore, do empowerment by providing training to various fishery products, so powerless to entrepreneurship. Empowerment consists of several stages of provisioning, interactive discussions, processing practices, and business analysis. In the training conducted data collection work assessment (observation), organolaptik products and evaluation of training. Method of data collection was done by interviewing, assessment, and a questionnaire. Training was conducted in LPWP-Undip Jepara. Trainees 39 people from 24 villages to the age and background of different legal cases. Observations on indicators of preparation, execution and analysis of entrepreneurial, indicates that the group meatballs, shredded and dodol sequentially value 86, 71 and 71% very good indicator, while the crispy anchovy has a value of 57% good indicators. Organolaptik on indicators of color, texture, appearance, elasticity, smell, taste and aftertase indicate that the products fish balls and dodol seaweed has a value of 57% of respondents indicator like. Whereas shredded fish and crispy anchovy products has a value of 50 and 57% of respondents indicators really like. Evaluations show that the repon respondents to aspects of instructor competence, material, technical implementation of training is very good. While respondents to the repon aspects readiness training facilities are good. Keywords: prisoners, products, fish, fish, marine ABSTRAK Mantan narapidana sebagian besar mengalami perilaku dikriminasi masyarakat sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu, dilakukan pemberdayaan dengan pemberian pelatihan pengolahan aneka produk perikanan, sehingga berdaya untuk berwirausaha. Pemberdayaan terdiri dari beberapa tahap yaitu pembekalan, diskusi interaktif, praktek pengolahan, dan analisis bisnis. Dalam pelatihan dilakukan pengambilan data penilaian kerja (observasi), organolaptik dan evaluasi pelatihan. Metode pengambilan data dilakukan dengan wawancara, penilaian, dan kuesioner. Pelatihan dilaksanakan di LPWP-Undip Jepara. Peserta pelatihan 39 orang berasal dari 24 kelurahan dengan umur dan latar belakang kasus hukum yang berbeda. Observasi indikator persiapan, pelaksanaan dan analisis wirausaha, menunjukkan bahwa kelompok bakso, abon dan dodol secara berurutan memiliki nilai 86%, 71% dan 71% indikator sangat bagus, sedangkan kelompok teri krispi memiliki nilai 57% indikator bagus. Organolaptik pada indikator warna, tekstur, kenampakan, kekenyalan, bau, rasa dan aftertase menunjukkan bahwa produk bakso ikan dan dodol rumput laut memiliki nilai 57% indikator responden suka. Sedangkan produk abon ikan dan teri krispi memiliki nilai 50% dan 57% indikator responden sangat suka. Evaluasi menunjukkan bahwa repon responden terhadap aspek kompetensi instruktur, materi, teknis pelaksanaan pelatihan adalah sangat baik. Sedangkan repon responden terhadap aspek kesiapan sarana dan prasarana pelatihan adalah baik. Kata kunci: narapidana, produk, perikanan, ikan, laut Pendahuluan
oleh
pengangguran,
keterbelakangan
dan
Tindakan kriminalitas dapat muncul
ketidakberdayaan. Pelaku tindakan kriminal
karena akibat dari kemiskinan, yang ditandai
yaitu narapidana menjalani masa hukuman di
13
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
lembaga pemasyarakatan. Setelah menjalani
kerjasama
waktu
implementasi
hukuman
yang
telah
ditentukan,
narapidana akan dibebaskan dan kembali dapat
berkumpul
dengan
keluarga
perguruan
tinggi
sebagai
pemberdayaan
kepada
masyarakat.
serta Pelaksana dan Mitra Pelatihan
berinteraksi dengan masyarakat. Akan tetapi stigma masyarakat yang muncul mengenai
Kegiatan pelatihan pengolahan aneka
mantan narapidana merupakan tekanan dan
produk perikanan melibatkan tim dosen dan
beban yang amat berat. Tidak hanya itu, tetapi
mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan,
juga perilaku diskriminatif dari masyarakat
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
yang diterima oleh mantan narapidana berupa
Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Bekerjasama
sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan, karena
dengan Sat Bimas Polres Jepara dan sebagai
ketidak
untuk
mitra adalah mantan narapidana Jepara yang
memperkerjakan seorang mantan narapidana.
percayaan
masyarakat
dijadikan sebagai subjek sasaran. Kegiatan
Hal tersebut juga telah dialami oleh para
pengabian
mantan narapidana di Kabupaten Jepara.
pelatihan ini, akan menumbuhkan kretifitas
Berdasarkan
terjadi
para mantan narapidana untuk mencoba
tersebut pada umumnya, maka diperlukan
mengolah aneka produk perikanan, sehingga
pemberdayaan bagi mantan narapidana lapas
akan memunculkan wirausaha baru berbasis
Jepara untuk membantu beradaptasi kembali
pada hasil olahan perikanan.
realitas
sosial
yang
kepada
masyarakat
melalui
ke dalam lingkungan masyarakat. Pemberdayaan
tersebut
Metode Pelaksanaan
dilakukan
untuk menyiapkan mantan narapidana Jepara
Peserta
pelatihan
dilakukan
dalam berwirausaha mandiri dengan usaha
pembentukan kelompok berdasarkan produk
ekonomi produktif. Pemberdayaan memiliki
yang akan dibuat yaitu kelompok pembuatan
tingkat
produk bakso, abon ikan, teri krispi dan dodol
keberhasilan
tinggi
jika
dilakukan
dengan melihat potensi atau sumber daya
rumput
daerah yang ada. Kota Jepara memiliki
didampingi oleh tentor dari tim pelaksanaan
potensi perikanan yang besar sehingga sektor
pelatihan. Pelaksanaan pemberdayaan terdiri
ini diharapkan dapat mendukung peningkatan
dari beberapa tahap yaitu pembekalan materi
ekonomi
(seminar),
kerakyatan.
Oleh
karena
itu,
laut.
Masing-masing
diskusi
interaktif
dan
pengolahan.
dengan tujuan untuk pemberdayaan mantan
memberian materi informasi tentang jenis-jenis
narapidana
pelatihan
dan manfaat produk perikanan, kandungan
pengolahan aneka produk perikanan sehingga
gizi, teknik pengolahan dan pengemasan,
mampu berwirausaha mandiri.
aspek peluang usaha, perhitungan laba rugi.
pemberian
Diskusi
interaksit
dilakukan
praktek
dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui
Seminar
kelompok
dilakukan
dalam
untuk
waktu
Materi dan Metode
pemberian percontohan pembuatan produk
Penerapan IPTEKS dalam penyelesaian
bakso, abon ikan, teri krispi dan dodol rumput
masalah
laut oleh tim pelaksana. Setelah para peserta
Berdasarkan
permasalahan
yang
mengetahui
dan
dirasakan oleh para mantan narapidana yaitu
pembuatan
maka
sulitnya
diberikan
mendapatkan
pekerjaan,
maka
dilakukan pemberdayaan melalui pemberian pelatihan
pengolahan
aneka
memahami selanjutnya
kesempatan
pengolahan secara langsung.
produk
perikanan. Pemberdayaan dilakukan melalu
14
untuk
tahapan peserta praktek
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
Pengambilan Data Dalam dilakukan peserta,
4 kriteria kategori respon yaitu kategori 1 : pelaksanaan
pengambilan data
pelatihan
informasi
penilaian
kerja
sangat setuju; kategori 2 : setuju; kategori 3 :
biodata
tidak setuju; kategori 4 : sangat tidak setuju.
(obervasi), Analisis Data
organolaptik produk dan evaluasi pelatihan. Pengambilan
informasi
biodata
peserta
Data yang diperoleh dilakukan
dilakukan dengan cara pengisian daftar hadir
pengolahan data secara diskriptif yaitu dengan
peserta yang meliputi informasi nama, gender,
tabulasi data dan grafik histogram.
usia, asal desa dan lain-lain. Pengambilan data
penilaian
dengan
cara
kerja (obervasi)
dilakukan
Hasil dan Pembahsan
wawancara
penilaian
Latar belakang peserta pelatihan
dan
langsung oleh tim penilai. Penilaian dilakukan terhadap
parameter
diberikan kepada mantan narapidana lapas
persiapan, penggunaan peralatan, ketepatan
Jepara dengan tempat pelaksanaan di LPWP
langkah kerja, kesesuaian hasil dan penataan
UNDIP yang beralamatkan di Jl A E Suryani
peralatan
Masing-masing
No. 1, Kelurahan Bulu, Rt 1 Rw 4, Kecamatan
terhadap
Kota,
setelah
pakai.
tersebut
diambil
yaitu
Pelatihan pengolahan hasil perikanan
:
indikator
beberapa
ke-4
Kabupaten
Jepara.
Pelatihan
ini
produk yang dibuat yaitu bakso, abon, teri
dilakukan
krispi dan dodol rumput laut. Data obervasi
kepada mantan narapidana agar supaya bisa
diambil oleh 2 penilai
berdaya untuk melakukan wirausaha ketika
yaitu dosen ahli
pengolahan perikanan dari Unisnu Jepara.
untuk memberikan keterampilan
kembali di lingkungan masyarakat.
Parameter penilaian kerja (obervasi) tersebut
Berdasarkan menunjukkan
yaitu kategori 1 : sangat bagus; kategori 2 :
sebanyak 39 orang yang berasal dari 24 desa
bagus; kategori 3 : tidak bagus; kategori 4 :
yang berbeda. Terdapat 5 orang berasal dari
sangat tidak bagus.
Bangsri, 4 peserta berasal dari Tahunan, 3 data
organolaptik
peserta
peserta
dilakukan pengkategorian menjadi 5 kriteria
Pengambilan
bahwa
biodata
yang
hadir
peserta berasal dari Bawu, masing-masing 2
dilakukan dengan metode kuesioner terhadap
peserta
beberapa
warna,
Panggang, Pengkol, Troso, dan Tubanan.
kenampakan, tekstur, kekenyalan, bau/aroma,
Masing-masing satu peserta berasal dari
rasa dan aftertaste. Parameter organolaptik
Jerukwangi, Karang Gondang, Karimunjawa,
tersebut dilakukan pengkategorian kesukaan
Kecapi,
responden.
Mlonggo, Dermolo, Pecangaan, Potroyudan,
parameter
Terdapat
yaitu
5
kriteria
kategori
kesukaan yaitu kategori 1 : sangat tidak suka;
berasal
dari
Kembang,
Bapangan,
Krapyak,
Ngabul,
Lebuawu,
Saripan, Suwawal, Senenan, dan Welahan.
kategori 2 : tidak suka; kategori 3 : netral;
Berdasarkan kasus hukum peserta
kategori 4 : suka; kategori 5 : sangat suka.
pelatihan,
menunjukkan
bahwa
peserta
Pengambilan data untuk mengevaluasi
teridentifikasi terdiri dari 5 kasus hukum yaitu
kegiatan pelatihan dilakukan dengan metode
perjudian, kekerasan dalam rumah tangga,
kuesioner terhadap beberapa pernyataan yang
minuman keras, narkoba dan
digunakan sebagai indikator evaluasi yaitu
Sebesar 4 peserta memiliki latar belakang
mengenai kompetensi instruktur pelatihan,
kasus hukum perjudian. Masing-masing 3
materi pelatihan, teknis pelaksanaan pelatihan
peserta dengan kasus hukum kekerasan
dan kesiapan sarana prasarana pendukung
dalam rumah tangga dan minuman keras.
pelatihan.
Sebanyak 25 peserta memiliki kasus hukum
Evaluasi
tersebut
dilakukan
pengkategorian respon dari peserta. Terdapat
15
pencurian.
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
narkoba. Sebanyak 4 peserta memiliki kasus
penataan alat, pengemasan dan analisis laba,
hukum pencurian.
menunjukkan bahwa kelompok bakso memiliki 6 kategori sangat bagus dan 1 kategori bagus;
Obervasi Pelatihan Pengolahan Produk
kelompok abon dan dodol memiliki 5 kategori
Perikanan
sangat
Berdasarkan data obervasi (Tabel 1)
bagus
dan
2
kategori
bagus,
sedangkan kelompok teri krispi memiliki 3
pada indikator persiapan, penggunaan alat,
kategori sangat bagus dan 4 kategori bagus.
ketepatan langkah kerja, kesesuaian hasil, Tabel 1. Obervasi dan penilaian aktivitas peserta pelatihan No. 1
Indikator
Bakso
Abon
Teri krispi
Dodol
Persiapan
SB
SB
B
SB
2
Penggunaan peralatan yang benar
SB
SB
SB
B
3
Ketepatan langkah kerja
B
B
B
B
4
Kesesuaian hasil akhir
SB
SB
B
SB
5
Menata peralatan setelah mengolah
SB
SB
B
SB
6
Teknik pengemasan
SB
SB
SB
SB
7
Analisis rugi / laba produk
SB B SB SB Keterangan : SB = sangat bagus, B = bagus, TB = tidak bagus, STB = sangat tidak bagus. Analisis Organolaptik Produk Bakso Ikan
terlihat segar; tekstur yang merata dan lembut;
Berdasarkan data organolaptik produk bakso
pada
indikator
warna,
kekenyalan yang sesuai, tidak keras, tidak
tekstur,
lembek, jika ditekan bakso cepat kembali
kekenyalan, dan aftertase memiliki kategori
bentuknya dan terasa kres jika digigit; bau
responden suka, sedangkan kenampakan, bau
yang normal, khas ikan, tidak amis dan tidak
dan rasa memiliki kategori responden sangat
terdapat bau dari bahan kimia; rasa gurih,
suka. Responden berpendapat bahwa bakso
terasa ikan sekali, tidak amis, tidak berminyak
berwarna netral, putih merata tanpa warna
dan rasa bumbu yang pas; dan memiliki
asing yang lain. Bakso memiliki kenampakan
aftertaste masih terasa ikan, tidak terasa
bulat utuh, ukuran sesuai konsumsi dan
bahan kimia dan tidak ada rasa yang aneh.
Gambar 1. Persentase organolaptik produk bakso ikan
16
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
Berdasarkan SNI 01-3819-1995 syarat
aftertase memiliki kategori responden suka,
mutu bakso ikan harus memiliki bau normal
sedangkan tekstur, bau dan rasa memiliki
dan kas ikan; rasa yang gurih; warna normal,
kategori responden sangat suka. Responden
putih;
berpendapat
dan
terasa
kenyal.
Jika
kita
bahwa
abon
ikan
tongkol
membandingkan dengan uraian organolaptik
berwarna normal, coklat merata tanpa warna
bakso
asing yang lain. Abon ikan tongkol memiliki
hasil
parameter
produksi warna,
diatas
berdasarkan tekstur,
kenampakan terurai seperti serbuk, ukuran
kekenyalan, bau/aroma, rasa dan aftertaste,
sesuai konsumsi dan terlihat segar; tekstur
menunjukkan
hasil
yang terurai lembut; bau yang normal, khas
pelatihan memiliki organolaptik sangat sesuai
ikan, tidak amis, terdapat aroma manis dari
dengan kelayakan SNI, dapat di produksi dan
gula merah dan tidak terdapat bau dari bahan
sesuai standar jual.
kimia; rasa gurih, terasa ikan sekali, terasa
bahwa
kenampakan, produk
bakso
sedikit manis, tidak amis, tidak berminyak dan Analisis Organolaptik Produk Abon Ikan
rasa bumbu yang pas; aftertaste masih terasa
Berdasarkan data organolaptik produk
ikan, tidak terasa bahan kimia dan tidak ada
abon pada indikator warna, kenampakan dan
rasa yang aneh.
Gambar 2. Persentase organolaptik produk abon ikan Analisis Organolaptik Produk Teri Krispi
Berdasarkan SNI 01-3707-1995 syarat mutu abon ikan harus memiliki bau normal dan
Berdasarkan data organolaptik produk
kas ikan; rasa yang gurih; warna normal,
teri krispi pada indikator tekstur dan aftertase
coklat;
kita
memiliki kategori responden suka, sedangkan
membandingkan dengan uraian organolaptik
warna, kenampakan, bau dan rasa memiliki
abon
kategori responden sangat suka. Responden
dan
terasa
ikan tongkol
lembut.
Jika
hasil produksi diatas
berdasarkan parameter warna, kenampakan,
berpendapat
tekstur,
aftertaste,
kecoklatan merata tanpa warna asing yang
menunjukkan bahwa produk abon ikan tongkol
lain. Teri krispi memiliki kenampakan utuh
hasil pelatihan memiliki organolaptik sangat
satu-satu tidak menggumpal, ukuran sesuai
sesuai dengan kelayakan SNI, dapat di
konsumsi dan terlihat nikmat; tekstur yang
produksi dan sesuai standar jual.
merata kering dan krispi; bau yang normal,
bau/aroma,
rasa
dan
bahwa
teri
krispi
berwarna
khas ikan, tidak amis dan tidak terdapat bau
17
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
dari bahan kimia; rasa gurih, renyak, terasa
tekstur,
ikan sekali, tidak amis, tidak berminyak dan
menunjukkan bahwa produk teri krispi hasil
rasa bumbu yang pas; aftertaste masih terasa
pelatihan memiliki organolaptik sangat sesuai
ikan, tidak terasa bahan kimia dan tidak ada
dengan kelayakan, dapat di produksi dan
rasa
sesuai standar jual.
yang
aneh.
Berdasarkan
uraian
bau/aroma,
rasa
dan
aftertaste,
organolaptik teri krispi hasil produksi diatas berdasarkan parameter warna, kenampakan,
Gambar 3. Persentase organolaptik produk teri krispi Analisis
Organolaptik
Produk
Dodol
laut memiliki kenampakan padat, terbentuk
Rumput Laut
baik tidak lembek dan terlihat segar; tekstur
Berdasarkan data organolaptik produk
yang rata, licin dan lembut; kekenyalan yang
dodol rumput laut pada indikator kenampakan,
sesuai, tidak keras, tidak lembek, jika ditekan
tekstur, bau dan aftertase memiliki kategori
dodol rumput laut cepat kembali bentuknya
responden
warna,
dan terasa lembut jika digigit; bau yang
kategori
normal, khas agar-agar, tidak amis dan tidak
Responden
terdapat bau dari bahan kimia; rasa manis,
suka,
sedangkan
kekenyalan
dan
responden
sangat
berpendapat
rasa
bahwa
memiliki suka.
dodol
rumput
laut
tidak amis, dan kenyal lembut; aftertaste
berwarna netral, jernih transparan merata
masih terasa manis, tidak terasa bahan kimia
tanpa warna asing yang lain. Dodol rumput
dan tidak ada rasa yang aneh.
18
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
Gambar 4. Persentase organolaptik produk dodol rumput laut Berdasarkan SNI 01-2986-1992 syarat
instruktur pelatihan. Respon dari responden
mutu dodol rumput laut harus memiliki bau
adalah responden memberikan pernyataan
normal dan kas agar - agar; rasa yang normal;
bahwa pelatih selalu memberikan gambaran
warna normal, transparan; dan terasa kenyal.
tentang proses kegiatan pelatihan yang akan
Jika kita membandingkan dengan uraian
dilaksanakan; menjelaskan langkah-langkah
organolaptik dodol rumput laut hasil produksi
yang harus dilakukan dalam membuat suatu
diatas
warna,
produk makanan; memberikan contoh cara
kenampakan, tekstur, kekenyalan, bau/aroma,
membuat produk makanan yang akan dibuat;
rasa dan aftertaste, menunjukkan bahwa
memberi
produk dodol rumput laut hasil pelatihan
mencoba membuat produk makanan yang
memiliki organolaptik sangat sesuai dengan
sedang diajarkan; bersedia membantu peserta
kelayakan SNI, dapat di produksi dan sesuai
yang
standar jual.
produk; memberikan arahan apabila ada
berdasarkan
parameter
kesempatan
peserta
untuk
ikut
merasa kesulitan dalam membuat
kesalahan dalam proses mengolah makanan Evaluasi Pelatihan Evaluasi perikanan wawancara
yang pelatihan
diamati dengan
mengenai kompetensi materi
pelatihan,
pelatihan, dan
pengolahan
menggunakan komposisi
kesiapan
teknik
memberikan
praktek sendiri tanpa dibantu; membiarkan
informasi
peserta
untuk
keterampilannya
pelaksanaan sarana
peserta;
kesempatan kepada peserta untuk melakukan
instruktur pelatihan, teknis
dilakukan
mencoba sendiri;
mengembangkan memberikan
masukan untuk kesalahan produk yang terjadi;
dan
Setelah selesai pelatihan,
prasarana pendukung pelatihan. Pertanyaan
memeriksa
wawancara pada no 1 sampai dengan no 10
peserta;
merupakan pertanyaan mengenai kompetensi
19
pelatih selalu
hasil produk yang dibuat oleh
Jurnal DISPROTEK
Volume 7 No. 2 Juli 2016
Gambar 5. Pernyataan reponden dalam wawancara evaluasi pelatihan Pertanyaan wawancara pada no 11
nyaman; Tempat
sampai dengan no 15 merupakan pertanyaan
menampung
mengenai
Tempat
materi
pelatihan.
Respon
dari
pelatihan
semua pelatihan
untuk
peserta
pelatihan;
memiliki
tingkat
responden adalah responden memberikan
pencahayaan
pernyataan bahwa materi pelatihan sesuai
pelatihan sudah disediakan panitia pelatihan;
dengan yang saya butuhkan; Materi yang
Peralatan pelatihan layak untuk digunakan;
disampaikan
mencakup pengetahuan dasar
Peralatan pelatihan memadai untuk praktek
diversifikasi pangan sampai penerapan ke
semua peserta pelatihan. Berdasarkan data
dalam olahan pangan; Penyampaian materi
evaluasi
pelatihan
responden
terhadap
instruktur
pelatihan,
mudah
Penyampaian
untuk
materi
dipaham;
pelatihan
dapat
yang
cukup
cukup;
menunjukkan
Peralatan
bahwa aspek
repon
kompetensi
materi,
teknis
meningkatkan keaktifan peserta; Langkah-
pelaksanaan pelatihan adalah sangat baik.
langkah
akan
Sedangkan repon responden terhadap aspek
diawal
kesiapan sarana dan prasarana pelatihan
kegiatan
dilaksanakan
pelatihan
selalu
yang
disampaikan
pembelajaran. Pertanyaan wawancara pada
adalah baik.
no 16 sampai dengan no 19 merupakan pertanyaan pelaksanaan
mengenai
kesiapan
dari
Berdasarkan data mantan narapidana
responden adalah responden memberikan
sebagai peserta menunjukkan bahwa 39
pernyataan bahwa peserta selalu mendapat
peserta berasal dari 24 kelurahan dengan
kesempatan untuk praktek langsung; Evaluasi
umur dan latar belakang kasus hukum yang
selalu dilakukan di akhir pembelajaran; Alokasi
berbeda-beda. Berdasarkan data obervasi
waktu
maka
untuk
pelatihan.
Simpulan
teknis
peserta
Respon
melakukan
praktek
disimpulkan
para
sebagian
Pertanyaan wawancara pada no 20 sampai
pembuatan produk dengan kategori baik dan
dengan
sangat baik. Berdasarkan data
25
merupakan
pertanyaan
dapat
peserta
cukup; Pelatihan selalu selesai tepat waktu. no
besar
bahwa
mengerjakan organolaptik
mengenai kesiapan sarana dan prasarana
maka disimpulkan bahwa produk bakso, abon
pendukung pelatihan. Respon dari responden
ikan, teri krispi dan dodol rumput laut memiliki
adalah responden memberikan pernyataan
nilai dengan kategori sukan dan sangat suka
bahwa
serta sesuai standart SNI. Berdasarkan data
Tempat
pelaksanaan
pelatihan
20
Jurnal DISPROTEK
evaluasi
Volume 7 No. 2 Juli 2016
menunjukkan
responden
terhadap
instruktur,
materi,
bahwa aspek
teknis
repon
Suwedo, H.. 2008. Teknologi Pengolahan Hasil
kompetensi
Perikanan. Liberty. Yogyakarta.
pelaksanaan
Dewan Standarisasi Nasional. 1995. SNI
pelatihan adalah sangat baik.
01-3819-1995: Bakso Ikan. Jakarta. Dewan Standarisasi Nasional, 1995, SNI No.
Daftar Pustaka
01-3707-1995, Jakarta
Moeljanto, 2012. Pengawetan Dan Pengolahan Hasil
Perikanan.
Penebar
Dewan Standarisasi Nasional, SNI 01-2986-
Swadaya.
1992, Jakarta.
Jakarta.
21