Hari Suroto Pemasyarakatan Hasil-Hasil Penelitian Balai Arkeologi Jayapura
PEMASYARAKATAN HASIL-HASIL PENELITIAN BALAI ARKEOLOGI JAYAPURA Hari Suroto (Balai Arkeologi Jayapura)
Abstract Correctional results of archaeological research has been done by the Institute for Archaeology Jayapura consists of exhibitions, seminars, publications in print media, publications in electronic media, publishing, film documentary, archaeological workshops, and websites. Corrections is expected to benefit the academic, practical, and ideological. Correctional activities do not reach out to more stake holders, it is because of the vast territory of Papua and geographical conditions that are difficult to reach, correctional activities for this new archaeological limited in the district / town the Jayapura and District Keerom. Another constraint is human resources and limited funds.
Key words: correctional results, benefits, media
Latar Belakang Letak Papua sangat strategis berada di bagian paling timur Kepulauan Indonesia dan ujung barat wilayah Pasifik. Papua menjadi jembatan yang menghubungkan Kepulauan Indonesia dengan Pasifik serta Australia, menjadikan Papua sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kawasan sekitarnya. Masih banyak sekali yang tersembunyi dan belum diketahui orang tentang Papua. Papua adalah paradise untuk penelitian, seperti kata Edward O. Wilson, ahli biologi terkenal dari Harvard University, “Papua has lasted into the twenty-first century as largely a blank space on the map, and we will do well to treasure it for that.” Papua memiliki potensi sumberdaya arkeologi, baik itu berupa situs maupun artefak. Namun sumberdaya arkeologi tersebut, baru sedikit yang diteliti dan hasilnya Papua TH. III NO. 2 / November 2011
111
Hari Suroto Pemasyarakatan Hasil-Hasil Penelitian Balai Arkeologi Jayapura
dipublikasikan. Hal ini berbeda halnya dengan Papua New Guinea yang membentuk kesatuan geografis dengan Papua. Penelitian arkeologi di Papua New Guinea oleh arkeolog Australia maupun arkeolog Papua New Guinea sendiri telah banyak dilakukan dan telah banyak dipublikasikan (Suroto, 2010). Lembaga pemerintah yang menangani penelitian arkeologi di wilayah Papua dan Papua Barat adalah Balai Arkeologi Jayapura, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Agar hasil penelitian berguna dan diketahui oleh masyarakat, tentu saja harus dilakukan pemasyarakatan. Terdapat berbagai macam jenis pemasyarakatan hasil penelitian.
Permasalahan Permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini berkaitan dengan jenis-jenis pemasyarakatan hasil penelitian apa saja yang telah dilakukan Balai Arkeologi Jayapura.
Metode Cara yang digunakan dalam pengumpulan data berupa wawancara dan studi pustaka. Studi pustaka guna mendapatkan data dengan melakukan telaah terhadap buku atau terbitan yang dianggap relevan dengan sasaran penelitian. Data yang telah dikumpulkan diperlakukan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai menjawab permasalahan penelitian (Wignyosoebroto, 1990: 269).
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pemasyarakatan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Jayapura.
112
Papua TH. III NO. 2 / November 2011
Hari Suroto Pemasyarakatan Hasil-Hasil Penelitian Balai Arkeologi Jayapura
Pembahasan Pemasyarakatan hasil penelitian arkeologi dilakukan sebagai upaya meningkatkan manfaat hasil penelitian sehingga berdampak pada pertama meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kemanfaatan dan kelestarian benda tinggalan arkeologi, kedua meningkatkan dampak penelitian arkeologi guna mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif secara lokal dan wilayah untuk mendukung pembangunan kebudayaan nasional, ketiga mewujudkan hasil penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat secara idiologis (jatidiri), akademis (pendidikan), dan ekonomis (pariwisata). Pemasyarakatan ini dilakukan dalam bentuk publikasi, seminar, dan jenis lain yang memungkinkan hasil-hasil penelitian itu dapat disosialisasikan kepada publik, baik dalam skala nasional, regional maupun lokal. Upaya untuk mewujudkan visi Balai Arkeologi Jayapura agar menjadi lembaga penelitian arkeologi di Papua, dilakukan melalui pemasyarakatan hasil-hasil penelitian. Kegiatan pemasyarakatan arkeologi disini dimaksudkan untuk memasyarakatkan hasilhasil penelitian dan pengembangan yang sudah ada agar dapat bermanfaat di masyarakat luas dan menyempurnakan hasil yang masih belum berhasil dengan baik. Salah satu fungsi Balai Arkeologi Jayapura adalah memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian arkeologi melalui media elektronik (web site), media cetak (brosur, poster, baliho), dll. Untuk mendukung fungsi Balai Arkeologi maka program prioritas utama adalah pengembangan kualitas dan kuantitas publikasi dan penyebarluasannya.
Penerbitan Untuk mempublikasi hasil penelitian arkeologi, seorang peneliti harus tahu mengapa ia harus menulis hasil penelitiannya, apakah hanya sebuah keinginan, untuk mencari angka kredit (kum) atau hanya keharusan?, ataukah karena adanya kebutuhan untuk mengisi informasi, atau ada audiens yang harus diberitahu?. Langkah selanjutnya adalah, dalam menulis sebuah publikasi hasil penelitian, peneliti harus menentukan untuk siapa publikasi diujukan?. Apakah untuk komunitas akademik seperti dosen, mahasiswa; atau untuk pengguna lain seperti peneliti, pemerhati arkeologi, LSM, pengambil keputusan, atau bahkan masyarakat. Papua TH. III NO. 2 / November 2011
113
Hari Suroto Pemasyarakatan Hasil-Hasil Penelitian Balai Arkeologi Jayapura
Setelah menentukan siapa sasaran dari publikasi, langkah selanjutnya adalah merumuskan apa yang akan disampaikan, misalnya menyampaikan hasil penelitian, memberikan ide baru, mengembangkan teori, atau dapat berupa review atau hasil penelitian, serta menyampaikan argumen mengapa pentingnya tulisan ini dibuat. Publikasi ilmiah merupakan bukti komitmen dan aktivitas keilmuan atau intensitas karya bagi mereka yang berkecimpung di bidang ilmu pengetahuan. Dalam menyusun publikasi hasil penelitian, harus memperhatikan ketentuan yang sudah umum disyaratkan oleh berbagai ajang publikasi karya penelitian, misalnya untuk dipublikasikan pada seminar nasional dan jurnal ilmiah. Publikasi hasil penelitian arkeologi Papua wajib dilakukan sebagai wujud pertanggungjawaban dari suatu penelitian. Pertanggungjawaban itu tidak hanya terbatas pada nilai akademis, tetapi juga menyangkut nilai strategis dan praktis. Dari sudut kepentingan akademis dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai kehidupan masa lampau. Dari segi kepentingan strategis penelitian dimaksudkan untuk menggali nilai-nilai luhur masa lalu untuk kepentingan kehidupan berbangsa saat ini dan yang akan datang. Selanjutnya dari sudut kepentingan praktis diharapkan dapat memberi masukan bagi pemanfaatan situs dan tinggalannya. Terdapat dua terbitan dari Balai Arkeologi Jayapura yaitu Berita Penelitian Arkeologi (BPA) dan Jurnal Arkeologi Papua. Berita Penelitian Arkeologi terbit setahun satu kali, dalam tiap edisi BPA yang diterbitkan terdapat dua tulisan, dua tulisan ini merupakan hasil seleksi yang dilakukan dewan redaksi terhadap laporan hasil penelitian arkeologi. Saat ini BPA telah memasuki edisi no. 9. Jurnal Arkeologi Papua terbit pertama kali Juni 2009, Jurnal Arkeologi Papua terbit setahun dua kali yaitu pada bulan Juni dan November, saat ini telah memasuki Volume 3. Jumlah artikel Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dalam masing-masing edisi rata-rata sepuluh artikel, dan penulis tidak terbatas hanya dari kalangan Balai Arkeologi Jayapura tetapi juga dari universitas maupun peneliti dari Balai Arkeologi se-Indonesia, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Balai Bahasa, badan penelitian dan pengembangan daerah, dan pemerhati arkeologi. Terbitan ini didistribusikan ke akademisi (dosen, mahasiswa, peneliti), pemangku 114
Papua TH. III NO. 2 / November 2011
Hari Suroto Pemasyarakatan Hasil-Hasil Penelitian Balai Arkeologi Jayapura
kepentingan (dinas kebudayaan dan pariwisata), perpustakaan daerah, perpustakaan universitas, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, Balai Bahasa, media massa, dan pemerhati arkeologi. Jurnal Papua sendiri sejak diterbitkan pertama kali mendapat apresiasi yang bagus dari para pembaca dan penulis, hal ini dibuktikan dengan banyaknya tulisan dari kontributor dari luar Balai Arkeologi Jayapura yang ingin tulisannya dimuat dalam jurnal ini. Agar arkeologi Papua lebih dikenal oleh masyarakat, maka format tulisan dalam setiap penerbitan disesuaikan dengan target pembacanya, terbitan untuk pembaca umum maka tulisan dibuat dengan model popular, dan semi ilmiah, sedangkan untuk pembaca dari kalangan akademisi dan peneliti maka tulisan dibuat dengan model ilmiah sesuai standar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sebuah penerbitan tidak hanya dilihat dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Terbitan Balai Arkeologi Jayapura hingga saat ini baru sebatas ilmiah, untuk terbitan semi ilmiah dan popular belum dilakukan. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Tentu saja harus didukung oleh sumber daya manusia dan biaya.
Pameran Salah satu produk pemasyarakatan hasil-hasil penelitian yang praktis, efektif dan komunikatif dalam menyampaikan informasi kearkeologian adalah pameran, karena bersifat langsung kepada komunikan. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat secara luas baik masyarakat umum, akademis, maupun stakeholder. Penyelenggaraan pameran arkeologi diharapkan mampu menggali atau memunculkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam benda-benda warisan budaya nenek moyang dan dipublikasikan kepada masyarakat luas agar dapat mengenal dan mengetahuinya. Nilai-nilai luhur ini diharapkan mampu memperkokoh jati diri bangsa serta bermanfaat untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta pemanfaatan lain dalam rangka kepentingan nasional. Tujuan diadakannya pameran adalah pertama mencerdaskan bangsa, menumbuhkan rasa bangga terhadap tinggalan budaya, memperkokoh jati diri dan karakter bangsa, meminimalisir kerusakan situs dan cagar budaya. Hasil yang diharapkan Papua TH. III NO. 2 / November 2011
115
Hari Suroto Pemasyarakatan Hasil-Hasil Penelitian Balai Arkeologi Jayapura
dari pameran memberikan secara idiologis (jati diri) akan menumbuhkan nasionalisme terutama rasa bangga terhadap daerahnya, secara ekonomis (pariwisata) sebagai pengembangan objek wisata budaya dan pendidikan, memberikan masukan tentang potensi tinggalan budaya yang dimiliki kepada stakeholder sebagai panduan pengambilan kebijakan dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian, serta dari sisi akademis dapat menjadi akselerasi pengembangan paradigma, teori, metodologi arkeologi Indonesia, bermanfaat bagi disiplin ilmu pengetahuan lainnya, memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang tinggalan budaya, memberi informasi hasil-hasil penelitian, dan informasi tentang nilai-nilai tinggalan budaya. Pameran dilakukan pada event Semarak Arkeologi I, yang berlangsung pada di Kota Jayapura. Selain itu pameran juga dilakukan pada event semarak arkeologi setiap tahun yang diselenggarakan oleh Balai Arkeologi se-Indonesia dan Puslitbang Arkenas. Balai Arkeologi Jayapura tiap tahun dalam event Pameran Pembangunan Festival Danau Sentani bekerja sama dengan stand Balitbangda Jayapura menampilkan hasil terbitan Balai Arkeologi Jayapura.
Film Dokumenter Bentuk publikasi untuk memasyarakatkan arkeologi dan kegiatannya adalah dalam bentuk pembuatan film dokumenter. Balai Arkeologi Jayapura telah membuat dua film dokumenter dengan judul Pembuatan Tomako Batu, dan film Gerabah Lapita. Balai Arkeologi Jayapura bekerjasama dengan TVRI Jayapura menayangkan kedua film ini dalam tingkat lokal dan nasional.
Workshop Arkeologi Kegiatan worksop arkeologi diselenggarakan untuk mensosialisasikan program arkeologi yang telah dilaksanakan oleh Balai Arkeologi Jayapura, mengidentifikasi masalah dan mencari solusi penanganan pengelolaan benda cagar budaya dalam rangka tindak lanjut bersama dan membangun kerjasama antar stakeholder dalam pengelolaan cagar budaya berbasis penelitian dan publikasi. Peserta workshop ini berasal dari berbagai instansi yang ada di lingkungan kabupaten dan Kota Jayapura serta Kabupaten 116
Papua TH. III NO. 2 / November 2011
Hari Suroto Pemasyarakatan Hasil-Hasil Penelitian Balai Arkeologi Jayapura
Keerom, diantaranya Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Jayapura, Balai Bahasa Jayapura, Museum Negeri Papua, Taman Budaya Papua, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jayapura, Bappeda Kabupaten Jayapura, Bappeda Provinsi Papua, Balitbangda Kabupaten Jayapura, Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Cenderawasih, tokoh adat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Keerom, media massa diantaranya Papua TV, TVRI, ANTARA, dan harian Cenderawasih Pos.
Seminar Seminar Arkeologi bertema “Arkeologi Kewilayahan Papua Mengkaji Hasil Penelitian 2010 Untuk Strategi Penelitian Berkelanjutan”. Kegiatan ini berlangsung pada 19 Oktober 2010 bertempat di Aula Balai Arkeologi Jayapura, diikuti stakeholder di lingkungan Kabupaten dan Kota Jayapura. Selain berfungsi untuk mensosialisasikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, seminar ini juga untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi bersama instansi terkait dalam upaya mengkaji hasil penelitian untuk strategi penelitian berkelanjutan, serta membangun kemitraan lintas stakeholder guna menunjang penelitian berkelanjutan.
Publikasi di Media Massa Peluang-peluang perlu dimanfaatkan untuk memasyarakatkan hasil penelitian arkeologi Papua, dalam bentuk penulisan artikel di media cetak. Untuk yang satu ini harus diakui peneliti Balai Arkeologi Jayapura belum banyak yang memanfaatkannya, karena dalam hal ini selain penguasaan materi juga diperlukan keterampilan dan kiatkiat tertentu untuk dapat menghasilkan artikel yang menarik dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat. Agar peluang seperti ini tidak terbuang percuma ada baiknya di kalangan peneliti dibekali kemampuan bidang jurnalistik melalui workshop, pendidikan dan latihan, serta program magang di media masa. Publikasi hasil penelitian arkeologi Papua dapat juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan media masa. Peran media masa untuk memasyarakatkan arkeologi sangat besar, yang pada akhirnya akan memberi dampak positif terhadap arkeologi. Papua TH. III NO. 2 / November 2011
117
Hari Suroto Pemasyarakatan Hasil-Hasil Penelitian Balai Arkeologi Jayapura
Kerjasama ini bisa dalam bentuk konferensi pers berkaitan dengan hasil kegiatan penelitian. Mengundang insan pers dalam suatu acara sarasehan yang membahas isu-isu kearkeologian yang berkembang di media maupun di tengah masyarakat. Balai Arkeologi Jayapura bekerjasama dengan TVRI Jayapura mempublikasikan film dokumenter Pembuatan Kapak Batu serta film Gerabah Lapita. Kerja sama juga dilakukan dengan Papua TV dalam mempublikasikan hasil penelitian dalam bentuk berita daerah. Peluang-peluang perlu dimanfaatkan untuk memasyarakatkan hasil penelitian arkeologi Papua, dalam bentuk penulisan artikel di media cetak. Untuk yang satu ini harus diakui peneliti Balai Arkeologi Jayapura belum banyak yang memanfaatkannya, karena dalam hal ini selain penguasaan materi juga diperlukan keterampilan dan kiatkiat tertentu untuk dapat menghasilkan artikel yang menarik dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat. Agar peluang seperti ini tidak terbuang percuma ada baiknya di kalangan peneliti dibekali kemampuan bidang jurnalistik melalui workshop, pendidikan dan latihan, serta program magang di media massa.
Publikasi Elektronik Bentuk publikasi tidak hanya terbatas dalam bentuk buku atau jurnal, melainkan juga bentuk publikasi elektronik. Publikasi hasil penelitian arkeologi Balai Arkeologi Jayapura melalui www.arkeologi-papua.com, serta melalui facebook Balai Arkeologi Jayapura. Publikasi melalui www.arkeologi-papua.com masih terkendala pada kemampuan teknik penulisan jurnalistik yang dimiliki pengelola website.
Kesimpulan Pemasyarakatan hasil penelitian arkeologi di Papua yang telah dilaksanakan Balai Arkeologi Jayapura diantaranya publikasi media cetak, publikasi di media massa, pameran, audio visual, workshop arkeologi, dan seminar. Pemasyarakatan ini diharapkan bermanfaat akademis, praktis, dan idiologis. Namun semua kegiatan pemasyarakatan arkeologi selama ini baru terbatas di lingkungan kabupaten/Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom. Untuk itu ke depan kegiatan pemasyarakatan arkeologi dilakukan di luar daerah, sehingga diharapkan akan menjangkau lebih banyak stake holder. 118
Papua TH. III NO. 2 / November 2011
Hari Suroto Pemasyarakatan Hasil-Hasil Penelitian Balai Arkeologi Jayapura
Penerbitan yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Jayapura selama ini baru sebatas ilmiah murni sesuai target pembacanya, tulisan dengan format model popular belum dilakukan, hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan karena kendala teknik penulisan yang dimiliki peneliti Balai Arkeologi Jayapura. Diperlukan pelatihan dan magang di media cetak terutama majalah popular bagi peneliti. Publikasi hasil penelitian arkeologi Papua dapat juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan media masa. Peran media massa untuk memasyarakatkan arkeologi sangat besar, yang pada akhirnya akan memberi dampak positif terhadap arkeologi. Kerjasama ini bisa dalam bentuk konferensi pers berkaitan dengan hasil kegiatan penelitian. Mengundang insan pers dalam suatu acara sarasehan yang membahas isu-isu kearkeologian yang berkembang di media maupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Dewan Redaksi. 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional. Suarbhawa, I Gusti Made. 2008. Penerbitan Hasil-Hasil Penelitian Arkeologi Harapan dan Kenyataan: Suatu Tantangan. Forum Arkeologi No. 1 Mei 2008. Balai Arkeologi Denpasar. Hlm. 76 - 84. Suroto, Hari. 2010. Prasejarah Papua. Denpasar: Udayana University Press. Tjokro, Sutanto L. 2009. Presentasi yang Mencekam. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Wignyosoebroto, Soetandiyo. 1990. “Pengelolaan dan Analisis Data” dalam Koentjaraningrat (ed). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Hlm. 269-292.
Papua TH. III NO. 2 / November 2011
119