LAPORAN P2M
PELATIHAN PERMAINAN DAN PERATURAN SEPAK TAKRAW PANTAI (BEACH TAKRAW) BAGI GURU-GURU PENJASORKES SE-KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM
Oleh: 1. I Ketut Semarayasa, S,Pd.,M.Or. 2. Drs. I Made Danu Budiartha, M.Pd. 3. Ni Luh Putu Spyanawati, S.Pd.,M.Pd.
Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA, Nomor : 023.04.2.552581/2014 tanggal 5 desember 2014
PRAKATA Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan di UPT Kec. Manggis (teori) dan Pantai Ulakan Manggis Karangasem (praktek) dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Laporan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini. Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari sempurna, sehingga perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis dan substansi laporan. Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada 1.
Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan dana untuk pelaksanaan kegiatan.
2.
Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.
3.
Kepala UPT Kec. Manggis, Kabupaten Karangasem atas kemudahan dalam pengurusan ijin tempat pelaksanaan pelatihan dan ijin bagi guru-guru penjasorkes SD untuk mengikuti pelatihan.
4.
Para peserta pelatihan, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana.
5.
Panitia pelaksana pelatihan yang telah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelatihan dari awal sampai akhir pelatihan.
6.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini.
Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha Esa.
Singaraja, 1 September 2014
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Letak tofografi Karangasem pada umumnya dan Kec. Manggis pada khususnya memiliki potensi tidak hanya pada bidang, perkebunan, pertanian dan pariwisata tetapi juga pada bidang olahraga. Salah satu olahraga yang mendapat manfaat dari letak topografi ini adalah permainan olahraga sepak takraw pantai. Sepak takraw pantai adalah salah satu modifikasi cabang olahraga sepak takraw in door yang dimainkan dilapangan berpasir dengan menggunakan net serta bola dengan jumlah pemain 4 vs 4. Akan tetapi, potensi tersebut terhambat dengan kurangnya pemahaman guru-guru penjasorkes dan juga masyarakat di Kabupaten Karangasem bahkan di Provinsi Bali tentang permainan sepak takraw pantai (beach takraw), baik itu menyangkut peraturan permainan dan peraturan pertandingan. Berdasarkan wawancara informal yang dilakukan pada beberapa guru penjasorkes dan juga masyarakat di Karangasem, diperoleh informasi bahwa pelatihan sepak takraw pantai belum pernah dilaksanakan, padahal pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan juga mengembangkan olahraga sepak takraw pantai. Semua itu tentunya sangat rasional karena kurangnya sosialisai tentang permainan olahraga sepak takraw pantai (beach takraw), sehingga perlu dibarengi langkah antisipatif dengan menyiapkan sumber daya manusia khususnya dalam hal peraturan permainan dan peraturan pertandingan permainan sepak takraw pantai (beach takraw).Padahal Kejuaraan-kejuaraan sepak takraw pantai telah sering diselenggarakan di tingkat Nasional, Asean, Asian Bahkan Tingkat Internasional. Dari permasalahan di atas maka Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha bermaksud untuk melakukan pengabdian masyarakat yang berjudul: Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD SeKec. Manggis Kabupaten Karangasem.
1.2 Tujuan Kegiatan 1.2.1 Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem. 1.2.2 Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai peraturan permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem.
1.3
Manfaat Kegiatan
1.3.1 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) bb Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem. 1.3.2 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai peraturan permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan
keterampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Cholik dan Lutan dalam Simanjuntak, 2008:4). Dipertegas dalam Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional bahwa olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani (Menpora, 2005:4). Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas- spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Sedangkan menurut Husdarta (2009:3) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik, mental, serta emosional. Dengan demikian maka pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan yang tidak terpisahkan dari program pendidikan. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah
Mengembangkan
keterampilan
pengelolaan
diri
dalam
upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik
dan pengembangan psikis yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Dengan demikian seorang guru Penjasorkes seharusnya memiliki kemampuan dasar umum yang mencakup: penguasaan dan pengorganisasian materi yang hendak diajarkan dan penguasaan metode serta penilaian. Berikut ini karakteristik/kompetensi yang harus dimiliki guru penjasorkes adalah mampu menganalisis dan menerapkan kebijakan, konsep dasar, mengenai pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan serta pengetahuan lain yang diperlukan, mampu menganalisis dan melakukan pengembangan berbagai keterampilan gerak dan teknik dasar dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes) di sekolah, mampu menganalisis dan melakukan pengembangan model-model pembelajaran yang ada menurut para ahli serta menyusun perencanaan, langkah-langkah proses pelaksanaan, serta evaluasi pembelajaran penjasorkes di sekolah, mampu melakukan internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran penjasorkes.
2.2 Olahraga Olahraga adalah Serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu (Lutan dkk, 2006:57). Sedangkan Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan
atau
anggota
masyarakat
dalam
bentuk
permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Widodo:2010).
Disisi lain Olahraga adalah suatu bentuk Permainan yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat. Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.
2.3 Permainan Sepak Takraw Permainan sepak takraw adalah permainan tradisional yang memadukan dua permainan sepak bola dengan bola voli dipertandingkan di lapangan yang ukurannya menyerupai ukuran lapangan bulu tangkis permainan ganda (Sofyan, 2009: 1). Permainan sepak takraw sudah menjadi permainan yang mulai digemari baik dikalangan masyarakat umum dan pelajar. Sepak takraw adalah suatu permainan yang mempergunakan bola dari rotan atau plastic (synthetic fibre) dilakukan di atas lapangan empat persegi panjang, rata, baik terbuka maupun tertutup dan lapangan dibatasi oleh net (Sulaiman, 2008 : 19). Permainan sepak takraw diselenggarakan di lapangan tertutup asalkan memenuhi syarat. Ukuran lapangan adalah 13,40 m x 6,10 m bebas dari segala rintangan ke atas 8 m di ukur dari permukaan lantai dengan tinggi net 1,55 m (Sudrajat Prawirasaputra, 2000 : 8). Permainan ini dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 3
orang dan setiap regu dilengkapi 1 orang cadangan dan satu tim terdiri dari 3 regu dan satu regu cadangan dan jumlah 1 tim tdak boleh lebih dari 12 orang (PB PSTI, 2007 : 31). Permainan sepak takraw merupakan cabang olahraga beregu yang pelaksanaannya seperti pada bentuk permainan-permainan dengan menggunakan net, bola, serta lapangan dan juga peraturan-peraturan lainnya. Zahari (2008) mengatakan permainan sepak takraw menggunakan bagian-bagian tubuh seperti: kepala, bahu, punggung, dada, paha, kaki, kecuali tangan. Secara sederhana maka permainan sepak takraw dapat dikatakan memiliki persamaan perpaduan antara sepakbola, bola voli, atau bulu tangkis. Menyerupai sepak bola karena dalam permainan sepak takraw dalam memainkan bola dengan menggunakan bagianbagian tubuh seperti halnya dalam permainan sepak bola (yaitu; kaki, kepala atau bagian tubuh lainnya kecuali lengan). Menyerupai bola voli dan bulu tangkis karena sama-sama menggunakan net dan ukuran lapangan mendekati permainan bulutangkis (Engel, 2010: 23).
2.4 Sepak Takraw Pantai (Beach Pantai) Membicarakan sepak takraw pantai memang tidak bisa dilepaskan dari permainan sepak takraw, karena keberadaan sepak takraw pantai bernaung di bawah badan sepak takraw yaitu PSTI (Persatuan Sepak Takraw Indonesia). Sepak takraw pantai merupakan pengembangan sepak takraw. Permainan ini memiliki daya tarik yang sangat tinggi, karena permainan ini dilaksanakan di lapangan berpasir. Dimana setiap regu terdiri dari 4 pemain atau 4 Vs 4. Selain dimainkan hanya satu set, setiap tim berkekuatan empat pemain, dan servis dilakukan dari luar lapangan. Pada sepak takraw indoor, setiap tim berkekuatan tiga pemain: satu pemain berposisi tekong dan dua pemain berposisi apit atau penyerang (PB PSTI, 2007 : 31). Servis pada sepak takraw indoor dilakukan oleh tekong di tengah lapangan pada lingkaran yang tersedia.Pada sepak takraw pantai, semua pemain bisa melakukan servis. Untuk lapangan sama dengan lapangan sepak takraw 3 vs 3. Perbedaan lain sepak takraw pantai dengan sepak takraw indoor adalah pesepak takraw pantai tidak menggunakan sepatu dan hanya menggunakan kaos kaki.
Karakteristik dari permainan sepak takraw pantai adalah bentuk olahraga yang merupakan perpaduan dari beberapa jenis olahraga, seperti: senam, beladiri, sepakbola dan basket (Sulaiman, 2008 : 73). Unsur-unsur gerakan dapat dilihat ketika seorang pemain sepak takraw pantai melakukan smash sambil melompat, servis dengan punggung kaki atau kaki bagian dalam sambil membelakangi net, seorang pengumpan (apit kanan/apit kiri) sedang menahan bola dengan paha, menimang bola dengan kaki bagian dalam atau punggung kaki dan melambungkan umpan kepada teman seregunya. Gambaran gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pemain sepak takraw memerlukan keterampilan fisik teknik yang tinggi. Cabang olahraga sepak takraw memerlukan berbagai komponen fisik terutama: kekuatan, kecepatan, kelenturan, daya ledak, keseimbangan, sehingga setiap pemain dituntut memiliki kondisi yang prima sehingga dapat menjalin sinergi gerak dengan pemain lainnya dalam satu regu sepak takraw
Gambar 2.1 Permainan Sepak Takraw Pantai (Sumber: JJ:2010)
BAB III PELAKSANAAN PELATIHAN SEPAK TAKRAW PANTAI
3.1
Produk Kegiatan
3.1.1 Guru-guru Penjasorkes Sepak Takraw di Kec. Manggis Kabupaten Karangasem bisa mengetahui, memahami dan bisa mempraktekkan peraturan dan juga perwasitan mengenai sepak takraw pantai. 3.1.2 Terbentuknya club-club sepak takraw pantai di Kec. Manggis, Kabupaten Karangasem.
3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan 3.2.1 Mengkoordinasikan dan membagi tugas pada tim. 3.2.2 Mengumpulkan dokumen dan arsip. 3.2.3 Melaksanakan P2M. 3.2.4Merumuskan hasil P2M untuk dijadikan dasar meningkatkan mutu pengabdian masyarakat
3.3 Narasumber Narasumber dalam kegiatan ini adalah I Putu Eka Putra Sasrawan, S.Pd. dan I Ketut Semarayasa, S.Pd.,M.Or.
3.4 Peserta Guru-guru Penjasorkes SD se-Kec. Manggis Kabupaten Karangasem.
3.5 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan Tempat: UPT Kec. Manggis Kabupaten Karangasem (Praktek). Tanggal
: Sabtu 30 Agustus 2014
3.6 Tim Pelaksana Kegiatan Panitia P2M
(Teori) dan Pantai Ulakan Manggis
BAB IV DESKRIPSI HASIL KEGIATAN PELATIHAN
4.1 Deskripsi Hasil Kegiatan Kegiatan P2M dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, yakni pada hari Sabtu 30 agustus s.d 1 september 2014. P2M dibuka oleh Kepala UPT Kec. Manggis Kabupaten Karangasem . Peserta yang terlibat dalam kegiatan P2M sebanyak 36 orang Guru Penjasorkes SD se-Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem. P2M ini menghadirkan narasumber I Putu Eka Putra Sasrawan S.Pd., (Praktek) dan I Ketut Semarayasa, S.Pd.,M.Or menyampaikan materi teori sepak takraw pantai. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. P2M Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes Se-Kec. Manggis Kabupaten Karangasem didahului oleh laporan Ketua Panitia P2M. 2. Sambutan dan sekaligus pembukaan pelatihan sepak takraw pantai oleh kepala UPT Kec. Manggis, Kabupaten Karangasem. 3. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan kudapan 4. Penyajian materi disampaikan oleh narasumber, yaitu I Putu Eka Putra Sasrawan S.Pd. dan I Ketut Semarayasa, S.Pd.,M.Or. 5. Setelah penyajian materi acara dilanjutkan dengan diskusi multiarah mengenai sepak takraw pantai. Peserta P2M terlihat sangant antusias dalam diskusi ini yang terlihat dengan banyaknya pertanyaan dari peserta. 6. Acara kemudian dilanjutkan dengan Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem, dimana semua guru sangat berantusias bermain sepak takraw pantai. 7. Acara ditutup oleh Wakil Kepala UPT Kec. Manggis, Kabupaten Karangasem.
4.2 Dokumentasi Kegiatan Beberapa dokumen penting sebagai bukti terselenggaranya kegiatan P2M Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem yaitu daftar hadir peserta dan materi dari narasumber, contoh hasil kegiatan dan foto-foto kegiatan. Semua dokumen tersebut disajikan pada lampiran.
L. Daftar Hadir Peserta Terlampir
BAB V PENUTUP
Demikian laporan kegiatan P2M dengan judul“Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru-guru Penjasorkes SD Se.Kec Manggis Kabupaten Karangasem”, kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Kec.Manggis Kabupaten Karangasem. Akhir kata, atas segala kekurangan baik mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan juga pembuatan laporan, kami selaku panitia mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Lampiran 1. Penggunaan Anggaran (a) Rincian Biaya (RAB)/Justifikasi Anggaran
NO
Jenis Pengeluaran
Vol
Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya (Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Narasumber 2 orang
3 Hari
Rp. 325.000,-
Rp. 1.950.000,-
Panitia 6
3 Hari
Rp. 100.000,-
Rp. 1.800.000,-
1
2
Honorarium
a.
Bahan Habis Pakai/Suku cadang Konsumsi snack 40 orang
1 Hari
Rp.8.000,-
Rp. 416.000,-
b.
Konsumsi Makan Siang 40
3 Hari
Rp.20.000,-
Rp. 2.400.000,-
orang Rp.6.566.000,-
Sub Total 1 3
ATK
a.
Kertas HVS Sidu 70 gram
b.
Penggandaan
buku
2
sepak 40 Eks
Rp.45.000,-
Rp. 90.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 800.000,-
Rp. 57.000,-
Rp. 115.000,-
takraw pantai c.
Refil Ink Jet Canon Pixma 2 Box IP1000
d.
Stop map
40
Rp. 3000,-
Rp. 120.000,-
e.
Bolpoint
40
Rp. 4000,-
Rp. 160.000,-
f.
Tali atau karet untuk batas 1
Rp. 217.000,-
Rp. 217.000,-
lapangan sepak takraw pantai Sub Total 2
Rp. 1.502.000,-
4
Perjalanan dan Lain-lain
a.
Rapat Pendahuluan
3
Rp.15.000,-
Rp.45.000,-
b.
Rapat Koordinasi
3
Rp. 15.000,-
Rp.45.000,-
c.
Survei lokasi 2 orang
1
Rp. 300.000,-
Rp. 600.000,-
d.
Transport ke tempat pelatihan 3
Rp. 300.000,-
Rp. 900.000,-
3 orang Rp.825.000,-
Sub Total 3 5
LAIN-LAIN
a.
Pembuatan Proposal Awal
1 Paket
Rp. 240.000,-
Rp. 240.000,-
b.
Pembuatan Draf Laporan
1 Paket
Rp. 120.000,-
Rp. 120.000,Rp. 360.050.000
Sub Total 4
Pelaporan dan lain-lain NO
Jenis Pengeluaran
Vol
Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya (Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Pembuatan laporan akhir
1 Paket
Rp. 400.000,-
Rp. 400.000,-
2
Penggandaan laporan
6
Rp. 400.000,-
Rp. 400.000,-
3
Banten
2
Rp. 50.000,-
Rp. 100.000,-
4
Sertifikat
40 buah
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
Sub Total 5
Rp. 1.000.000,-
Gambar 01 Peserta Pelatihan mengikuti pembukaan pelatihan
Gambar 02 Narasumber, Kepala UPT, Ketua Panitia dan Moderator
Gambar 03 Peserta Pelatihan sangat antusias mengikuti pemaparan materi takraw pantai oleh narasumber
Gambar 04 Peserta pelatihan dilokasi pantai ulakan
Gambar 05 Peserta Pelatihan melakukan pemanasan sebelum praktek takraw pantai
Gambar 06 Peserta pelatihan bermain sepak takraw pantai
Gambar 07 Peserta pelatihan bermain sepak takraw pantai
Gambar 08 Evaluasi peserta dalam bermain sepak takraw pantai
Gambar 09. Penutupan pelatihan oleh wakil UPT Kec. Manggis, Karangasem
Gambar 10. Pemberian Sertifikat oleh wakil UPT Kec. Manggis, Karangasem
Gambar 11. Panitia pelatihan sepak takraw pantai