PELAKSANAAN PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER DI TAMAN KANAK-KANAK UMMUL QURA’, KECAMATAN CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR Fredi Tri Istiyanto Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia *) Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini membahas tentang proses pelaksanaan pendidikan berbasis karakter yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ yang terletak di Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dipilih menggunakan teknik purposive sampling, dengan tiga kategori yaitu, kepala sekolah, guru atau pengajar, dan orang tua murid Taman Kanak-kanak Ummul Qura’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ memiliki fasilitas yang mewadahi dan mendukung pelaksanaan, serta menggunakan kurikulum sembilan pilar dan sentra seperti yang diterapkan di Indonesia Heritage Foundation, juga terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan berbasis karakter.
Implementation of Character-Based Education in Kindergarten Ummul Qura' Cipayung subdistrict, East Jakarta Abstract This research discusses the implementation process of character-based education in kindergarten Ummul Qura’, which is located in Munjul, Cipayung subdistrict, East Jakarta. This research used qualitative approach with descriptive method. Informants were selected using purposive sampling technique, with three categories, headmaster, teachers, and parents of kindergarten Ummul Qura'. The results showed that kindergarten Ummul Qura' has the facilities to accommodate and support the implementation, as well as using the nine pillars and the central curriculum as implemented in Indonesia Heritage Foundation. It also has supporting factors and obstacles in the implementation of character-based education. Keywords: Implementation of character-based education, facilities, nine pillars, center, supporting and obstacles factors.
1. Pendahuluan Sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat mencapai pembangunan sosial yang sukses seperti yang diinginkan oleh negara. Sumber daya manusia merupakan sebuah pondasi dasar suatu negara yang harus dimiliki setiap negara. Dengan sumber daya manusia yang memadai, negara kita dapat bersaing dengan negara lain.
Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 2002, Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiaptiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi manusia. Seperti yang terdapat pada pasal 9 ayat 1, yaitu setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
Pelaksanaan pendidikan..., Fredi Tri Istiyanto, FISIP UI, 2013
bakatnya. Berdasarkan undang-undang tersebut, pendidikan merupakan salah satu hak yang harus diterima oleh anak dan pemerintah wajib menyediakan pendidikan bagi seluruh warganya demi menjamin kesejahteraan warganya, khususnya pada anak. Namun, ada yang salah dalam pembangunan sumber daya manusia kita saat ini. Berbagai masalah muncul, terkait dengan karakter dan moral bangsa kita yang semakin merosot. Pada saat ini banyak kasus korupsi, kolusi dan nepotisme, yang melibatkan masyarakat. Untuk anak bangsa sendiri, yang menjadi pondasi negara dan penerus bangsa, kian merosot moralnya. Belakangan ini banyak kasus yang melibatkan anak muda, diantaranya tawuran antar sekolah, narkoba, bolos sekolah, dan lain-lain. Oleh karena itu, tujuan negara untuk mengembangkan sumber daya manusianya, demi pembangunan sosial yang digalakkan, perlu ada sebuah solusi yang tepat, salah satunya yaitu melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter diharapkan mampu mengubah moral anak bangsa agar dapat meneruskan pembangunan bangsa seperti yang diharapkan. Bangsa kita tidak akan bisa maju jika moral anak bangsanya terus merosot, dalam hal ini anak bangsa merupakan identitas negara. Dalam jurnal yang ditulis oleh Jacques S. Benninga dkk (2003), yang berjudul “The Relationship of Character Education Implementation and Academic Achievement in Elementary Schools” menyatakan bahwa sekolah yang menerapkan sistem pendidikan karakter, pendidikan yang diberikan siswa dengan serius dan merencanakannya dengan baik maka cenderung memiliki nilai akademik yang tinggi. Senada dengan hal tersebut Suyanto dalam artikel Urgensi Pendidikan Karakter, menjelaskan pendidikan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama,
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan karakter harus diberikan kepada anak sejak dini karena usia dini merupakan masa kritis pembentukan karakter seseorang (Megawangi, 2009, h.18). Menurut Megawangi, banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasa kelak. Pendidikan bagi anak usia dini menjadi suatu kebijakan, sekaligus upaya nyata yang dikenal dengan istilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 diartikan sebagai upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu memberikan rangsangan dan perkembangan baik jasmani maupun rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Di Indonesia, pada tahun 2010 menargetkan anak-anak yang masuk dalam PAUD mencapai jumlah sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah anak yang masuk PAUD Tahun 2010 Estimasi jumlah 30,18 juta anak usia 0-6 tahun Target sasaran 17,4 juta PAUD (formal & (57,8%) nonformal) Target PAUD 5,8 juta Formal (19,3%) Target PAUD 11,6 juta Nonformal (38,5%) Sumber: bps, 2010
Pendidikan anak usia dini sangat diperlukan bagi perkembangan anak, karena di PAUD ada banyak hal yang didapat oleh anak. Usia antara 5-6 tahun merupakan masa emas anak dan disitulah perlu adanya pendidikan karakter. Mengingat pentingnya pendidikan karakter ini terhadap kesuksesan individu, maka dalam penelitian ini dikaji lebih mendalam tentang proses pelaksanaan program
Pelaksanaan pendidikan..., Fredi Tri Istiyanto, FISIP UI, 2013
pendidikan karakter yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’. Pada tahun 2005 Taman Kanak-kanak (TK) Ummul Qura’ bermitra dengan Indonesia Heritage Foundation, yang memiliki sebuah program yang dikenal dengan nama semai benih bangsa (SBB). Pada tahun 2007 terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh board directors dari Exxon Mobil tentang perbandingan kemampuan anak yang mendapatkan sistem pengajaran Semai Benih Bangsa (yaitu pendidikan karakter), Taman Kanak-kanak, dan anak yang tidak melalui tahapan pra sekolah selama bulan April sampai Juli 2007 di Aceh Utara dengan sampel 208 anak (www.ihf.or.id). Hasil penelitian menunjukkan anak-anak yang mengikuti program Semai Benih Bangsa secara konsisten menunjukan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang mengikuti program Taman Kanak-kanak biasa (TK) dan mereka yang tidak memiliki pengalaman pra sekolah sama sekali (non TK). Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa program Semai Benih Bangsa atau pendidikan karakter secara signifikan dapat meningkatkan perkembangan anak. Dengan status sosial ekonomi mereka lebih rendah dari anak-anak TK, namun anak-anak Semai Benih Bangsa dapat menampilkan hasil yang lebih baik daripada anak-anak TK sehingga dapat dikatakan model “Pendidikan Holistik Berbasis Karakter” yang diterapkan oleh Indonesia Heritage Foundation dalam program Semai Benih Bangsa telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai aspek dalam kecerdasan anak dan pengembangan karakter. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penelitian ini dibuat untuk melihat lebih jauh program pendidikan karakter yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ dalam program Semai Benih Bangsa, selama sekitar tujuh tahun dan telah menjadi rujuan atau percontohan dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka
pertanyaan penelitian yang disusun oleh peneliti diantaranya: a. Bagaimana pelaksanaan pendidikan berbasis karakter di Taman Kanakkanak Ummul Qura, Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur terkait dengan fasilitas dan kurikulum (sembilan pilar dan sentra)? b. Faktor-faktor apa yang dapat mendukung dan menghambat pelaksanaan pendidikan karakter di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’? 2. Metode Pendekatan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan secara rinci tentang pelaksanaan pendidikan berbasis karakter dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan berbasis karakter pada Taman Kanak-kanak Ummul Qura’. Oleh karena itu peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci dan hasil penelitian kulitatif menekankan pada makna dari pada generalisasi (Sugiyono. 2010, h.9). Dalam penelitian kualitatif lebih mengarah untuk memahami bagaimana pengalaman hidup orang lain, menginterpretasi makna, dan fenomena sosial, serta menjelajahi konsep dan mengembangkan teori baru (Alston dan Bowles, 1998). Jenis penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian deskriptif, suatu realitas sosial digambarkan secara kompleks, sehingga dihasilkan suatu gambaran yang lebih spesifik dan mendetail (Neuman, 2006, h.35). Peneliti dalam penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif kualitatif. Karakteristik penelitian deskriptif kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti sebagai instrumen, lebih ke sifat
Pelaksanaan pendidikan..., Fredi Tri Istiyanto, FISIP UI, 2013
deskriptif, lebih menekankan pada makna (Sugiyono, 2005, h.143). Penelitian sosial yang menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan dan meringkaskan sebagai kondisi, sebagai situasi atau fenomena realitas sosial yang ada di program yang menjadi objek peneliti. Pada jenis penelitian deskriptif kualitatif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angkaangka. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif, dikarenakan peneliti ingin menggambarkan fenomena sosial yang ada di Taman Kanak-Kanak Ummul Qura’. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah penerapan program, dengan demikian laporan peneliti akan berisikan kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian mengenai penerapan program tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, atau dokumentasi resmi lainnya (Moleong, 2000, h.6). Lokasi penelitian. Penelitian ini mengangkat tentang penerapan program pendidikan karakter. Peneliti memilih Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ sebagai lokasi penelitian yang terletak di jalan Jankes, Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ dipilih oleh karena: 1. merupakan salah satu taman kanakkanak yang berkerja sama dengan Indonesia Heritage Foundation dalam penerapan program pendidikan karakter Semai Benih Bangsa. 2. TK Ummul Qura’ juga merupakan sekolah percontohan dalam penerapan sistem pendidikan karakter. Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ sering dijadikan tempat rujukan bagi guru di seluruh Indonesia yang sedang mengikuti pelatihan di Indonesia Heritage Foundation. Teknik Pemilihan Informan. Teknik pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknik non-
probability sampling atau non-random sampling, yaitu teknik pemilihan informan yang dilakukan karena peneliti tidak dapat membuat rancangan atau kerangka sampelnya dan memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai sampel yang akan diambilnya (Neuman, 2006, h.220). Penelitian ini menggunakan teknik purposive atau judgemental sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan peneliti jika ingin mendalami suatu kasus yang melibatkan jenis responden tertentu, isu-isu sensitif bagi sekelompok masyarakat, dan untuk memperoleh pemahaman secara lebih menyeluruh tentang masalah yang ingin diteliti. Dalam memilih anggota sampel, teknik ini melibatkan penilaian ahli atau tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Peneliti juga menggunakan teknik ini untuk menjangkau sampel yang sulit untuk dijangkau. Peneliti juga sudah mengetahui informan yang akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitiannya (Neuman, 2006, h.222). Dalam memilih informan, peneliti menetapkan beberapa kriteria yang akan dijadikan sebagai sumber data dan informasi dalam penelitian ini, yaitu: 1) Informan yang mengetahui tentang Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ secara keseluruhan, mulai dari awal pendirian Taman Kanak-kanak, penyelenggaraan pendidikan karakter, proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter yaitu Kepala Sekolah TK Ummul Qura’. 2) Informan yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar, menerapkan kurikulum pendidikan karakter dan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter yaitu guru TK Ummul Qura’. 3) Informan yang merasakan dampak dari penerapan pendidikan karakter di Taman Kanak-kanak Ummul
Pelaksanaan pendidikan..., Fredi Tri Istiyanto, FISIP UI, 2013
Qura’. Dalam hal ini adalah orang tua yang cukup sering melihat pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sehingga memiliki cukup pengetahuan tentang pendidikan karakter. 3. Hasil dan Pembahasan 4. Kesimpulan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjamin kesejahteraan setiap warganya. Seperti yang terdapat pada pasal 9 ayat 1 Undang-undang No.20 Tahun 2002, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Pendidikan karakter merupakan terobosan baru untuk mengubah moral anak bangsa. Dalam pendidikan karakter tidak hannya mementingkan aspek kognitif, akan tetapi perkembangan moral anak menjadi utamanya. Dalam pengembangan anak dibutuhkan sebuah sekolah yang dapat mengakomodasi semuanya. Sekolah yang baik itu sekolah yang meiliki sebuah fasilitas yang baik. seperti yang terdapat diperaturan Kementrian Pendidikan. Dalam peraturan tesebut harus memiliki fasilitas yang menunjang proses pembelajaran. Taman Kanak-kanak Ummul Qura’, memiliki fasilitas yang cukup lengkap dalam menunjang proses pendidikan tersebut. fasilitas yang dimiliki diantarannya ruang kelas yang mewadahi, ruang bermain baik dalam maupun luar serta peralatan yang dalam membantu pembelajaran. Semua fasilitas tersebut telah dimiliki oleh Taman Kanak-kanak Ummul Qura’. Di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’, dalam hal ini fasilitas yang ada berasal dari pribadi Yayasan serta dibantu oleh Indonesia Heritage Foundation. Faktor lain yang harus dimiliki adalah sistem pembelajaran yang baik. Taman kanak-knak Ummul Qura’ dalam
mengembangkan pendidikan karakter bekerja sama dengan Indonesia Heritage Foundation. Dalam proses pelaksanaannya Taman Kanak-kanak mengadopsi sistem pembelajaran yang diterapkan oleh Indonesia Heritage Foundation. Pendidikan karakter di Taman Kanakkanak tesebut menggunakan sistem sembilan pilar dan sentra pembelajaran. Sembilan pilar tesebut diantaranya: pilar satu: cinta Allah dan segenap ciptaanNya dan bersikap setia, pilar dua; kemadirian, disiplin dan tanggung jawab, pilar tiga; jujur, amanah dan dapat diandalkan, pilar empat; hormat dan santun, pilar lima; dermawan, kepedulian dan kerjasama, pilar enam percaya diri, kreatif dan pantang menyerah, pilar tujuh; kepemimpinan dan keadilan, pilar delapan; baik dan rendah hati, dan pilar sembilan; toleransi, kedamaian dan kesatua. Sistem sembilan pilar tesebut bertujuan untuk membentuk karakter anak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan harian Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh Indonesia Heritage Foundation. Pilar dirotasi setiap tiga minggu sekali, hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh Indonesia Heritage Foundation. Selain itu Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ menerapkan sistem pembelajaran sentra. Diantarannya sentrasentra tersebut: imajinasi, aktivitas rancang bangun, seni kreasi, eksplorasi, alam, akademik dan agama. Sentra pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan individu tesebut. Dalam proses pembelajaran Taman Kanak-kanak Ummul Qura’ dibuat sedemikian rupa agar anak tidak merasa bosan dan rasa ingin tahunnya meningkat, pemilihan tema dipilih semenarik mungkin. Dalam pelaksanaan setiap harinnya Taman Kanak-kanak harus mengikuti ketentuan yang telah di buat oleh IHF, jadi guru tidak bisa mengajar semaunnya sendiri. Sama seperti sembilan pilar, sentra pembelajaran dirotasi tiga minggu sekali.
Pelaksanaan pendidikan..., Fredi Tri Istiyanto, FISIP UI, 2013
Pendidikan karakter yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’, memberatkan pada perkembangan moral anak. Dalam mengembangkan moral anak, di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’, menggunakan tiga tahapan yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action. Diharapkan dengan ketiga tahapan tersebut, anak-anak dapat mengerti dan menerapkan pengetahuan moral mereka. Pelaksanaan dilapangan nilai moral ini masuk kedalam sembilan pilar. Terdapat faktor penghambat dalam pendidikan berbasis karakter yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’, pendidikan karakter melibatkan banyak element yaitu sekolah, masyarakat dan lingkungan. Karena sistem pendidikan ini masih terbilang baru, masih banyak masyrakat yang memandang sebelah mata dengan pendidikan ini. Tidak hanya itu peran media masa yang gencar menayangkan film yang tidak mengandung dengan nilai-nilai pendidikan, maka anak terpengaruh dan sekolah harus kerja ekstra untuk membuat pola pikir anak sesuai dengan karakter yang ada. Peran pemerintah yang seharusnnya menjadi faktor pendukung, dalam hal ini menjadi faktor penghambat. Peran pemerintah tidak berjalan dengan semestinnya. Bantuan penyuluhan mengenai pendidikan anak usia dini dan bantuan pendanaan belum sampai di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’. Taman Kanak-kanak Ummul Qura’, terdapat faktor pendukung yaitu; kemitraan dengan Indonesia Heritage Foundation dimana setiap tahunnya guru di taman kanak-kank Ummul Qura’ mendapatkan penyegaran materi, hal tesebut agar para guru dapat mengingat kembali materi yang pernah didapat. Selain itu Indonesia Heritage Foundation juga melakukan monitoring setiap bulannya. Monitoring dilakukan agar Taman Kanak-kanak tersebut bisa sesuai dengan visi misi yang ada. jika dalam proses pembelajaran para guru melakukan
kesalahan sekecil apapun akan mendapatkan masukan di akhir sesi pembelajaran. Tidak hanya itu pada awal bergabungnya dengan IHF, Taman Kanakkanak Ummul Qura’ mendapatkan bantuan alat pengajaran dan pelatihan untuk guru. Faktor pendukung lainnya adalah terdapatnya komite sekolah di Taman Kanak-kanak Ummul Qura’. Komite sekolah ini memiliki manfaat yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter bagi anak. Dimana setiap tiga bulan sekali menggelar pertemuan guna membahas perkembangan anak baik di sekolah dan di rumah. Kehadiran komite sekolah menjadi penting dalam pendanaan oprasional sekolah. Daftar Pustaka Buku Alston, M., Bowles, W.. (1998). Research for social worker: An Introduction to Methods. Australia: Allen & Unwin. Borba, L. et.all. (2001). Building moral intelligence: The saven essentials virtues that teach kids to do the right thing. California: Jossey-Bass. Cahyoto.( 2001). Budi pekerti dalam perspektif pendidikan. Malang: Depdiknas- Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum standar kompetensi taman kanak-kanak dan raudhatul athfal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Guba, E. G. (1981). Criteria for assesing the trustworthiness of naturalistic inquiries: Educational resources information center annual review Ppper. New Jersay: Prentice-Hall, Inc. Hurlock, Elizabeth B. (2002) . Perkembangan anak Jilid I. Jakarta : Erlangga Lickona,T. (1992). Educations for charater, how our school can teach
Pelaksanaan pendidikan..., Fredi Tri Istiyanto, FISIP UI, 2013
respect and responsibility. New York: Batam Books. --------. (2012). Mendidik untuk membentuk marakter . Jakarta: Bumi Aksara. Megawangi. (2007). Semua berakar pada karakter. Depok: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. --------. 2009b. Solusi yang tepat untuk membangun bangsa. Depok:Indonesia Heritage Foundation. Moleong, Lexi J. (2000). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Roadakarya. Mulyasa. (2011). Manajemen pendidikan karakter. Jakarta. PT Bumi Aksara. Neuman, Wiliam Lawrence. (2006). Sixth edition social research methods qualitative and quantitative approaches. USA: Pearson Education, Inc. Noor. (2012). Mengembangkan karakter anak secara efektif di sekolah dan di rumah. Sleman-Yogyakarta: PT Pustaka Insani Mandiri. Papalia.D.E. Olds.S.W. & Feldman.R.D. (2004). Human development (9th ed). New York: McGrawHillCompanise,Inc. Poerwandari, E. Kristi. (2007). Pendekatan kualitatif untuk penelitian priraku manusia. Jakarta: LPSP3 Psikologi Universitas Indonesia. Santrock, John W. (2008). Life span development, perkembangan masa hidup Jilid 1. Jakarta:Erlangga. Somekh, Bridget.( 2005). Research methods in the social sciences. London: Sage Publications. Sugiyono.( 2005). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Zuriah Nurul. (2007). Pendidikan moral dan budi pekerti dalam perspektif perubahan. Jakarta. Bumi Aksara. Zaenul Agus. (2012). Reinventing human character, pendidikan karakter berbasis nilai & etika di sekolah.,Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Jurnal Jacques S. Benninga, dkk. The Relationship of Character Education Implementation and Academic Achievement in Elementary Schools. Journal of Research in Character Education, 1. 2003. Information Age Publishing, Inc. P.19-32 Peraturan dan Undang-undang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Surat edaran Nomor: 1839/C.C2/TU/2009 Departeman Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Manajemen Dasar dan Menengah. Sumber Internet Bps. (2010). Jumlah anak yang masuk PAUD. 7 Oktober 2012. http://batangkab.bps.go.id/index.php?optio n=com_content&view=article&id=124:pa ud&catid=20:2011
Indonesia Heritage Foundation. (2009). Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Metode pembelajaran 9 pilar dan sentra pembelajaran. 21 Januari 2013. Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. http://www.ihf.or.id/id/effectivity.asp-
Pelaksanaan pendidikan..., Fredi Tri Istiyanto, FISIP UI, 2013
Dirjen pendidikan anak usia dini, non formal dan informal. (2012). Pedoman pendidikan karakter pada pendidikan anak usia dini. 8 Januari 2013. http://pendikar.dikti.go.id/gdp/wpcontent/uploads/NASKAH-RANKEMENDIKNAS-REV-2.pdf
Pelaksanaan pendidikan..., Fredi Tri Istiyanto, FISIP UI, 2013